Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi"

Transkripsi

1 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi Dra. Sofnidar, M.Si., Drs. Husni Sabil, M.Pd., Sri Winarni, S.Pd., M.Pd. PMIPA FKIP Universitas Jambi Abstrak. Kemampuan geometri mahasiswa PGSD FKIP Universitas Jambi tentang konsep-konsep geometri yang dipelajari di sekolah dasar rata-rata masih antara 40-50% saja dapat dikuasai dengan baik. Masih terjadi beberapa miskonsepsi, seperti menyebut bangun datar dengan bangunan datar, memberi nama bangun datar tidak secara berurutan, menotasikan titik dengan huruf kecil, dll. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa PGSD FKIP Universitas Jambi masih memerlukan proses penanaman konsep untuk setiap materi geometri yang dipelajari agar mampu dikuasai dengan baik, salah satunya melalui pendekatan pendidikan realistik. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan geometri mahasiswa dengan penerapan pendekatan PMRI di PGSD Universitas Jambi. Karena melalui pendekatan PMRI mahasiswa dilatih untuk terbiasa berfikir, berani mengemukakan pendapat dan bekerjasama dengan penggunaan benda-benda kongkret yang biasa ditemui dan dimanipulasinya dalam kehidupan sehari hari pada tahap penanaman konsep, berdiskusi pada tahap pemahaman konsep dan bekerja secara individu pada tahap pembinaan keterampilan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap mahasiswa PGSD FKIP Universitas Jambi kelas A semester II yang mengikuti kuliah matematika dasar II, yang terdiri dari 46 orang, dengan 8 orang laki-laki dan 38 orang perempuan pada semester genap 2011/2012. Penelitian ini dilaksanakan dengan 3 siklus yang masing-masing siklusnya diuraikan dengan 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan evaluasi, serta refleksi dan revisi untuk siklus berikutnya. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan mengikuti langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan PMRI yang diamati menggunakan lembar observasi untuk kegiatan dosen dan aktifitas mahasiswa, serta menggunakan lembar tes untuk melihat kemampuan geometri mahasiswa. Pelaksanaan tindakan lebih melatih mahasiswa dalam menjelaskan setiap konsep yang dipelajari melalui benda kongkret atau gambarnya langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan PMRI dapat meningkatkan ratarata kemampuan geometri mahasiswa PGSD FKIP Universitas Jambi dari 36,70 pada siklus 1 menjadi 55,5 pada siklus 2 dan 70 pada siklus 3, dengan nilai kemampuan mahasiswa minimal cukup meningkat dari 17% pada siklus 1 menjadi 28% pada siklus 2 dan 74% pada siklus 3. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan kepada dosendosen PGSD Universitas Jambi khususnya pada pembelajaran matematika dasar II materi geometri agar dapat menerapkan pendekatan PMRI, karena dapat meningkatkan kemampuan geometri mahasiswa serta dapat membuat mahasiswa lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran, dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa yang tinggi dalam menyelesaikan masalah, serta dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas mahasiswa untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan caranya sendiri dengan lebih tekun. Kata Kunci: Kemampuan, Geometri, dan PMRI PENDAHULUAN Konsep dasar geometri yang dipelajari pada mata kuliah matematika dasar II di program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) jurusan Ilmu Pendidikan Semirata 2013 FMIPA Unila 489

2 Sofnidar dkk: Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi (IP) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi meliputi konsep titik, garis, dan bidang serta hubungan satu sama lainnya, konsep segitiga (unsur-unsurnya dengan beberapa perhitungannya), konsep lingkaran (unsurunsurnya dengan beberapa perhitungannya). Konsep-konsep tersebut sangat penting dan dasar untuk dapat memahami konsep-konsep geometri yang lainnya. Terkait dengan konsep geometri yang dipelajari di Sekolah Dasar (SD) juga sangat erat, dimana konsep bangun datar dan bangun ruang yang dipelajari juga meliputi pengenalan bangun, unsurunsurnya serta sifat-sifat yang berlaku untuk setiap bangun yang dipelajari. Pembahasan atau pembelajaran materi geometri untuk pembelajaran matematika SD tersebut dibahas pada mata kuliah matematika dasar II. Di dalam praktek, sering penulis temukan kesalahan-kesalahan konsep dasar geometri yang disajikan mahasiswa, seperti menyebut bangun datar atau bangun ruang dengan bangunan datar dan bangunan ruang, pemberian nama bangun datar atau bangun ruang yang tidak urut (salah), klasifikasi masing-masing bangun tersebut sering salah, seperti kubus dan balok dikatakannya bangun datar, trapesium dikatakan bangun ruang, tidak jelasnya perbedaan sifat-sifat masingmasing bangun tersebut dan lain-lainnya. Selama ini penulis menganggap bahwa kesalahan-kesalahan tersebut muncul karena mahasiswa grogi tampil dan dalam proses belajar menjadi seorang guru. Karena permasalahan tersebut selalu muncul untuk setiap angkatan yang mengikuti perkuliahan mata kuliah matematika dasar II maka penulis baru mempertanyakan tentang kemampuan geometri mahasiswa tentang konsepkonsep geometri yang dipelajari di sekolah dasar tersebut dengan memberikan tes. Ternyata hasilnya sangat di luar dugaan penulis, di mana rata-rata mahasiswa hanya memahami antara % saja konsep-konsep geometri materi matematika SD tersebut. Masih terjadi beberapa miskonsepsi, seperti menyebut bangun datar dengan bangunan datar, memberi nama bangun datar tidak secara berurutan, menotasikan titik dengan huruf kecil, dll. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa PGSD Universitas Jambi masih memerlukan proses penanaman konsep untuk setiap materi geometri yang dipelajari agar mampu menguasainya. Menurut Karim dkk (1996) untuk penanaman konsep dapat dilakukan dengan menggunakan benda-benda kongkrit sebelum memahami definisi. Penggunaan benda-benda kongkrit dalam proses pembelajaran dapat membantu siswa memahami konsep konsep yang dipelajari dengan cepat dan mudah. Penggunaan definisi dalam proses pembelajaran memberikan aturan dan batasan dari suatu konsep yang dipelajari. Proses pembelajaran tanpa menggunakan alat peraga dan siswanya pasif masih didasarkan pada paradigma mengajar. Pada tahun 2001 beberapa LPTK (Unesa, UNY, USD dan UPI) telah melakukan uji coba pembelajaran yang didasarkan pada paradigma belajar setelah mempelajari ciri-ciri khas RME (Realistic Mathematics Education) yang digunakan di negeri Belanda. Di Indonesia pembelajaran tersebut dikenal dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI). Pembelajaran PMRI ini merubah paradigma mengajar ke paradigma belajar. Berdasarkan hasil uji coba diperoleh bahwa beberapa siswa berhasil melepaskan diri dari cara berfikir lama yang telah mereka miliki sebagai hasil pembelajaran lama, yaitu mengikuti contoh yang diberikan guru dan mementingkan hasil dari pada proses. Mereka sudah mulai berani memberikan cara penyelesaian masalah yang berbeda (Marpaung, 2001). Kemudian menurut Ratini dan Sutarsih (2001) kesan-kesan 490 Semirata 2013 FMIPA Unila

3 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 guru dalam menerapkan PMRI tersebut antara lain adalah sebagai berikut: 1. siswa tidak mudah lupa pengetahuan yang diperoleh karena mereka sendiri yang membangunnya, 2. suasana dalam proses pembelajaran menyenangkan karena menggunakan realitas kehidupan, sehingga siswa tidak cepat bosan belajar matematika, 3. siswa merasa dihargai dan semakin terbuka karena setiap jawaban siswa ada nilainya, Dengan pendekatan PMRI siswa dilatih untuk terbiasa berfikir, berani mengemukakan pendapat dan bekerjasama. Siswa tidak boleh dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi, sehingga pendidikan matematika harus mengarahkan siswa kepada penggunaan berbagai situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali matematika dengan cara mereka sendiri. Dengan demikian, menurut Zulkardi (2002) PMRI merupakan teori pembelajaran yang bertitik tolak dari halhal yang nyata atau pernah dialami siswa. Teori ini juga menekankan pada keterampilan proses, berdiskusi dan berkolaborasi, berargumentasi dengan teman sekelas sehingga mereka dapat menemukan sendiri dan pada akhirnya siswa menggunakan matematika itu untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun kelompok. Pada pendekatan ini peran guru tak lebih dari seorang fasilitator, moderator atau evaluator sementara siswa berfikir, mengkomunikasikan argumentasinya, menjustifikasi jawaban mereka serta melatih nuansa demokrasi dengan menghargai strategi atau pendapat teman lain. Pada dasarnya matematika adalah abstrak. Pengertian realistic dalam RME atau PMRI adalah dapat dibayangkan. Jadi nyata dipikiran si siswa (Marpaung, 2002). Pokok persoalan dapat diperoleh dari dunia nyata, tetapi tidak harus. Dalam RME persoalan yang bersifat kontekstual amat perlu. Dalam pendekatan pendidikan matematika tradisional yang bersifat mekanistik, persoalan kontekstual, kalaupun digunakan, berfungsi sebagai contoh atau penerapan untuk meyakinkan bahwa siswa sudah memahami materi pokok. Dalam RME persoalan kontekstual dan keadaan dunia nyata digunakan baik sebagai bahan penerapan konsep maupun untuk memunculkan dan mengembangkan matematika. Dalam RME soal harus disajikan sedemikian rupa sehingga memungkinkan pemecahannya dengan berbagai cara, tidak tunggal, meski jawabannya tunggal. Jadi siswa atau kelompok siswa didorong mengambil inisiatif dan kreatif mengembangkan kemampuan sendiri. Diharapkan juga memupuk kepercayaan pada diri sendiri. Berdasarkan kenyataan di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tindakan kelas tentang bagaimana penerapan pendekatan PMRI untuk meningkatkan kemampuan konsep geometri mahasiswa PGSD Universitas Jambi. Karena materi geometri dipelajari secara berkelanjutan di sekolah dasar dan banyak ditemukan permasalahannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga harus dikuasai mahasiswa dengan baik agar dapat mempelajari materi-materi selanjutnya dengan baik juga sampai jenjang yang lebih tinggi serta dapat melaksanakan pembelajarannya di sekolah dasar nantinya dengan benar dan tepat. Rencana pemecahan terhadap permasalahan yang telah diuraikan di atas, untuk meningkatkan kemampuan konsep geometri mahasiswa pada pembelajaran mata kuliah matematika dasar II dengan menerapkan pendekatan PMRI akan dilakukan dengan cara-cara atau langkahlangkah sebagai berikut: a. Dosen akan menerapkan pendekatan PMRI dalam pembelajaran materi geometri melalui penggunaan bendabenda kongkret yang biasa ditemui dan Semirata 2013 FMIPA Unila 491

4 Sofnidar dkk: Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi dimanipulasi mahasiswa dalam kehidupan sehari hari pada tahap penanaman konsep, berdiskusi pada tahap pemahaman konsep dan bekerja secara individu pada tahap pembinaan keterampilan. b. Mahasiswa dapat memanipulasi langsung benda-benda yang digunakan seperti yang telah diuraikan di atas dalam proses pembelajaran serta berinisiatif dan kreatif mengembangkan kemampuannya baik secara individu dan kelompok dalam menyelesaikan masalah geometri yang diberikan. Dosen berperan sebagai fasilitator, moderator dan evaluator. c. Untuk meningkatkan motivasi dan aktivitas mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran, maka akan digunakan juga berbagai metode permainan dan demonstrasi. Dalam permainan tersebut mahasiswa akan menyelesaikan berbagai permasalahan geometri dalam waktu yang ditentukan serta mendemonstrasikannya. Hal ini dapat dilakukan secara individu atau kelompok. Penilaian dilakukan oleh dosen untuk menentukan nilai dari masing-masingnya secara komulatif. d. Pada akhir setiap siklus mahasiswa mengerjakan soal tes untuk melihat keberhasilan mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan kriteria ketuntasan masing-masing mahasiswa secara individu dalam belajar, yaitu minimal mencapai 65%. Pembelajaran matematika realistik mempunyai kelebihan dan kelemahan, menurut Suwarsono (2001:5) kelebihan dari Pendidikan Matematika Realistik (PMR) adalah sebagai berikut: 1) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa tentang keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari (kehidupan dunia nyata) dan tentang kegunaan matematika pada umumnya. 2) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa matematika adalah suatu bidang kajian yang dapat dikonstruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa. 3) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa cara penyelesaian suatu masalah tidaklah tunggal, bahkan tidak harus sama antara sesama siswa bahkan dengan gurunya. 4) PMR memberikan pengertian yang jelas dan operasional kepada siswa bahwa dalam mempelajari matematika orang harus mempelajari sendiri proses itu. Tanpa kemauan untuk mempelajari sendiri proses tersebut, pembelajaran yang bermakna tidak akan terjadi. 5) PMR memadukan kelebihan-kelebihan dari berbagai pendekatan pembelajaran lain yang dianggap unggul, antara lain pendekatan pemecahan masalah, pendekatan konstruktivis, dan pendekatan yang berbasis lingkungan dan lain-lain. Sedangkan kelebihan-kelebihan yang lain dari PMR adalah: 1) Menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif, siswa selalu berupaya mencari strategi dalam menyelesaikan masalah serta berani mengungkapkan ide atau pendapat sendiri. 2) Dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa yang tinggi dalam menyelesaikan masalah, karena masalah berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa. 3) Dapat memberikan pemahaman yang lebih tringgi kepada siswa tentang konsep-konsep matematika, karena konsep-konsep tersebut dikonstruksi sendiri oleh siswa. 4) Memberikan pemahaman pada siswa bahwa dalam matematika terdapat keterkaitan antara berbagai bagian materi pelajaran sehingga siswa termotivasi untuk selalu mengingat materi yang pernah dipelajari. 492 Semirata 2013 FMIPA Unila

5 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Selanjutnya, menurut Suwarsono (2001:8) kelemahan-kelemahan PMR adalah sebagai berikut: 1) Upaya mengimplementasikan PMR membutuhkan perubahan pandangan yang sangat mendasar mengenai berbagai hal yang tidak mudah dipraktekkan. Siswa dalam pembelajaran PMR tidak lagi dipandang sebagai pihak yang mempelajari segala sesuatu yang sudah jadi tetapi dipandang sebagai pihak yang aktif mengkonstruksi konsepkonsep matematika. Guru tidak lagi sebagai pengajar tetapi lebih sebagai pendamping siswa. Disamping itu, peranan soal kontekstual tidak sekedar dipandang sebagai wadah untuk menerangkan aplikasi dari matematika, tetapi justru digunakan sebagai titik tolak untuk mengkonstruksi konsepkonsep matematika itu sendiri. 2) Pencarian soal-soal kontekstual yang memenuhi syarat-syarat yang dituntut dalam PMR tidak selalu mudah untuk setiap topik matematika yang perlu dipelajari siswa, terlebih karena soalsoal tersebut harus bisa diselesaikan dengan bermacam-macam cara. 3) Upaya mendorong siswa agar bisa menemukan berbagai cara untuk menyelesaikan soal juga merupakan hal yang tidak mudah dilakukan oleh guru. 4) Proses pemgembangan kemampuan berfikir siswa melalui soal-soal kontekstual, proses matematisasi horizontal dan proses matematisasi vertical juga bukan merupakan sesuatu yang sederhana, karena proses dan mekanisme berfikir siswa harus diikuti dengan cermat agar dapat membantu siswa dalam melakukan penemuan kembali terhadap konsep-konsep matematika tertentu. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, dimana penelitian ini dilaksanakan oleh ketua peneliti beserta anggota terhadap mahasiswa program studi PGSD yang mengikuti proses pembelajaran mata kuliah matematika dasar II kelas A yang terdiri dari 46 orang, dengan 8 orang laki-laki dan 38 orang perempuan pada semester genap 2011/2012 di PGSD FKIP Universitas Jambi dengan menerapkan pendekatan PMRI. Penelitian tindakan ini akan dilaksanakan dengan prosedur penelitian sebagai berikut: Perencanaan Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah: a. Analisis silabus dan materi mata kuliah matematika dasar II. b. Menyiapkan bahan tentang materi pembelajaran geometri. c. Membuat dan mempersiapkan alat peraga (benda-benda kongkrit yang sering ditemui mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari) yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. d. Membuat scenario pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI untuk setiap siklus. e. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk setiap kali pertemuan. f. Membuat soal-soal kontekstual tentang geometri yang akan digunakan dalam proses pembelajaran. g. Membuat lembar observasi untuk melihat efektifitas penerapan pendekatan PMRI dalam proses pembelajaran. h. Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah kemampuan geometri mahasiswa pada pembelajaran geometri sudah dapat ditingkatkan serta apakah mahasiswa telah mampu menguasai konsep-konsep geometri dengan baik dan benar. Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini dilaksanakan proses pembelajaran mata kuliah matematika dasar II dengan penerapan pendekatan Semirata 2013 FMIPA Unila 493

6 Sofnidar dkk: Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi PMRI sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah direncanakan, dengan memperhatikan kegiatan dosen dan kegiatan mahasiswa dalam melaksanakan proses pembelajaran untuk setiap siklus. Pelaksanaan tindakan sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah direncanakan, dengan langkah-langkah pembelajaran secara umum sebagai berikut: Kegiatan Awal: 1. Memberikan orientasi tentang materi yang akan dipelajari melalui pemberian ilustrasi atau bercerita atau memberikan gambar-gambar. 2. Memberikan apersepsi dengan membahas permasalahan-permasalahan sehari-hari yang berkaitan dengan materi geometri yang akan dipelajari menggunakan alat peraga. 3. Memberikan motivasi dengan menyampaikan pentingnya materi pembelajaran dikuasai dengan baik serta aplikasi materi dalam kehidupan sehari-hari serta mamfaatnya untuk pembelajaran di sekolah dasar. 4. Memberikan acuan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran serta menyapaikan materi yang akan dipelajari secara singkat dan garis besarnya saja. Kegiatan Inti: a. Proses eksplorasi: 1. Memberikan masalah (tugas) kontekstual beserta alat peraganya dan meminta mahasiswa untuk memahami masalah tersebut. Peran dosen hanya sebagai fasilitator dan mahasiswa diminta untuk memikirkan cara penyelesaian dari suatu masalah. 2. Menjelaskan situasi dan kondisi dengan memberikan petunjuk atau saran seperlunya(terbatas) terhadap bagian-bagian tertentu yang belum dipahami mahasiswa, penjelasan hanya sampai mahasiswa mengerti maksud tugas. b. Proses elaborasi: 1. Mahasiswa secara berpasangan atau berkelompok menyelesaikan masalah kontekstual dengan cara mereka sendiri, yang diutamakan adalah cara pemecahan dan jawaban masalah yang berbeda. Dosen memotivasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan, petunjuk atau saran untuk menyelesaikan masalah dengan cara mereka sendiri. 2. Memberikan waktu dan kesempatan kepada mahasiswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari soal secara berkelompok untuk selanjutnya dibandingkan dan didiskusikan pada diskusi kelas yang dipimpin langsung oleh dosen. c. Proses konfirmasi: 1. Dari hasil diskusi, dosen mengarahkan mahasiswa untuk menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur dengan metode tanya jawab. Kegiatan Akhir: a. Melakukan umpan balik terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan. b. Membimbing mahasiswa membuat rangkuman/kesimpulan dari semua konsep yang dibahas. c. Memberikan tindak lanjut terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pekerjaan rumah tentang materi yang dipelajari dan menyampaikan materi yang akan dipelajari berikutnya serta meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengikuti proses pembelajaran tersebut. 3. Observasi dan Evaluasi Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan penelitian dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Observasi dilakukan terhadap dosen dalam melaksanakan tindakan melalui 494 Semirata 2013 FMIPA Unila

7 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 pendekatan PMRI meliputi aktivitas dalam melaksanakan kegiatan awal, inti dan akhir, serta terhadap mahasiswa tentang hal-hal yang terkait dengan motivasi dan aktivitas mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran akibat pelaksanaan tindakan, seperti kesiapan mahasiswa untuk mengikuti proses pembelajaran, perhatian mahasiswa terhadap penjelasan dosen, keseriusan dan keaktifan mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, keaktifan mahasiswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan, keseriusan mahasiswa dalam mengerjakan tugas individu yang diperintahkan dosen. Proses observasi akan dilaksanakan oleh ketua pelaksana penelitian dan anggota peneliti yang lain dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat secara bersama. Observasi terhadap aktivitas dosen dalam melaksanakan pembelajaran akan diberikan penskoran dengan kriteria sebagai berikut: a. Skor 1 jika pelaksanaan indikator yang diobservasi muncul 0% - 25% (kurang sesuai/baik) b. Skor 2 jika pelaksanaan indikator yang diobservasi muncul 26% - 50% (cukup sesuai/baik) c. Skor 3 jika pelaksanaan indikator yang diobservasi muncul 51% - 75% (sesuai/baik) d. Skor 4 jika pelaksanaan indikator yang diobservasi muncul 76% - 100% (sangat sesuai/ baik). e. Observasi terhadap mahasiswa dilakukan dengan menghitung frekuensi mahasiswa yang memunculkan indikator yang diobservasi. Sedangkan evaluasi dilaksanakan setiap akhir siklus untuk melihat tingkat kemampuan geometri mahasiswa dengan memberikan tes berupa uraian konsepkonsep dasar geometri sesuai dengan materi yang dipelajari yang telah dirancang oleh tim penelitian dengan memperhatikan kualitas dari tes yang diberikan, yaitu dengan memperhatikan validitas isi dari tes tersebut. 4. Refleksi Refleksi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Data hasil observasi dianalisis dengan mencari persentase untuk setiap indicator yang diobservasi, sedangkan data hasil evaluasi dianalisis dengan menjumlahkan skor yang diperoleh untuk masing-masing mahasiswa serta mencari rata-rata dan ketuntasan secara klasikal. Selanjutnya data hasil evaluasi tersebut dikelompokkan serta dibandingkan dengan criteria keberhasilan untuk melihat apakah proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan PMRI yang dilaksanakan telah dapat meningkatkan kemampuan geometri mahasiswa pada pembelajaran mata kuliah matematika dasar II, serta sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya jika criteria keberhasilan belum tercapai. Tetapi jika criteria keberhasilan telah tercapai sebelum semua materi terselesaikan maka siklus selanjutnya digunakan untuk pemantapan sampai semua materi selesai dipelajari dengan tindakan yang sama. Data yang diperoleh dari hasil observasi setiap kali pertemuan dalam masing-masing siklus dianalisis dengan: a. Mencari persentase aktivitas untuk setiap indicator untuk setiap siklus b. Menentukan criteria hasil observasi yang diperoleh untuk setiap indikatornya. c. Kriteria yang ditetapkan terhadap indicator yang diobservasi disesuaikan dengan standar penilaian yang digunakan di Universitas Jambi yaitu: 1. K = Kurang, yaitu mahasiswa yang menunjukkan keseriusan/ kemampuan/ hasil aktifitasnya kurang dari 60%. Semirata 2013 FMIPA Unila 495

8 Sofnidar dkk: Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi 2. C = Cukup, yaitu mahasiswa yang menunjukkan keseriusan/ kemampuan/ hasil aktifitasnya lebih atau sama dengan 60% dan kecil dari 70%. 3. B = Baik, yaitu mahasiswa yang menunjukkan keseriusan/ kemampuan/ hasil aktifitasnya lebih atau sama dengan 70% dan kecil dari 80%. 4. SB = Sangat Baik, yaitu mahasiswa yang menunjukkan keseriusan/ kemampuan/ hasil aktifitasnya lebih atau sama dengan 80%. d. Mereratakan persentase aktivitas semua indicator dalam setiap siklus serta menentukan kriterianya seperti di atas. Sedangkan, data hasil tes yang diperoleh mahasiswa untuk setiap siklus dianalisis dengan langkah-langkah: 1. Melakukan penskoran terhadap hasil jawaban mahasiswa langkah perlangkah sesuai dengan skor yang telah ditetapkan untuk masing-masing soal dengan total skor Menjumlahkan skor yang diperoleh masing-masing mahasiswa. 3. Menentukan nilai angka dan nilai huruf yang diperoleh masing-masing mahasiswa sesuai standar penilaian yang digunakan atau yang ditetapkan di Universitas Jambi, yaitu seperti pada tabel 1. berikut. Tabel 1. Standar Penilaian di Universitas Jambi Nilai Nilai Angka Huruf Keterangan A Sangat Baik 75 79,99 B + Baik 70 74,99 B Baik 65 69,99 C + Cukup 60 64,99 C Cukup 55 59,99 D + Kurang 50 54,99 D Kurang 0 49,99 E Kurang Keterangan: Nilai C A sudah lulus, D & D + lulus tapi harus diulang, dan E tidak lulus. Menentukan nilai rata-rata kelas yang diperoleh mahasiswa untuk setiap siklus. Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila penguasaan konsep geometri mahasiswa pada pembelajaran mata kuliah matematika dasar II rata-rata telah mencapai nilai minimal 70 (B) atau secara klasikal mahasiswa yang telah berhasil lulus (memperoleh nilai minimal C) sudah mencapai 85% atau lebih, hal ini berarti bahwa mahasiswa telah menguasai konsep-konsep geometri dari materi mata kuliah matematika dasar II rata-rata sudah baik. Apabila criteria tersebut belum tercapai maka pelaksanaan tindakan direvisi sesuai hasil refleksi sampai tercapainya indikator keberhasilan yang ditetapkan. Jika kriteria keberhasilan telah tercapai sebelum semua materi mata kuliah matematika dasar II selesai, maka penelitian tetap dilakukan dengan pemantapan tindakan yang telah diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Siklus 1 Pada siklus 1, konsep geometri yang dipelajari dalam pembelajaran matematika dasar II adalah konsep titik, garis, bidang; hubungan titik dengan titik, titik dengan garis, titik dengan bidang; hubungan garis dengan garis, garis dengan bidang; serta hubungan bidang dengan bidang; bagianbagian garis; sudut, jenis-jenis sudut dan hubungan antar sudut; kurva dan jenisjenis kurva; transversal dengan sifat-sifat sudut yang dibentuknya; serta geometri trasformasi. Alat peraga yang digunakan pada proses pembelajarannya adalah spidol untuk membuat nokhtah kecil, lidi tusuk sate untuk menyatakan garis dengan tanda-tanda panahnya, serta kertas karton untuk menyatakan bidang. Semua materi tersebut dipelajari tiga kali pertemuan yang diakhir pertemuan ketiga dilakukan kuis. Dalam proses pembelajaran mahasiswa dikelompokkan atas 3-3 orang yang duduk berdekatan. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan PMRI pada siklus 1 ini menunjukkan bahwa saat 496 Semirata 2013 FMIPA Unila

9 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 dosen membagikan lidi tusuk sate dan kertas karton, semua mahasiswa menunjukkan keheranan, awalnya mahasiswa tidak tahu mau diapakan, tetapi setelah dosen memberikan petunjuk dan membagikan tugas yang harus dilakukan mahasiswa, barulah mahasiswa menunjukkan antusiasnya untuk mengerjakan tugas melalui proses pengamatan langsung dan memanipulasi alat peraga yang diberikan. Mahasiswa pada umumnya sudah sibuk dan aktif mengerjakan tugas, hanya saja mahasiswa masih banyak yang tidak membawa mistar, sehingga dalam menggambarkan garis, bidang, dan sudut main coret saja, karena mahasiswa sudah terbiasa seperti itu saja sebelumnya, walaupun dosen sudah selalu mengingatkan mahasiswa untuk selalu melatih diri untuk melakukan yang seharusnya dan yang sebenarnya. Keaktifan yang ditunjukkan mahasiswa masih didominasi oleh mahasiswa yang berkemampuan sedang ke atas, yang biasanya aktif dalam pembelajaran. Walaupun demikian akatifitas yang ditunjukkan mahasiswa secara keseluruhan sudah ada peningkatan akibat adanya alat peraga yang dimanipulasinya. Ketika dosen memimpin diskusi kelompok dalam menyampaikan hasil kerja kelompoknya, mahasiswa sudah melakukanya dengan serius, tetapi banyak mahasiswa yang terlena saja, tidak mencatatnya dengan lengkap. Sehingga ketika dosen meminta mahasiswa untuk menjawab pertanyaan dosen tentang pengertian dan definisi-definisi dari konsep materi yang dipelajari, mahasiswa banyak yang masih ragu-ragu, dan bertanya kiri-kanan kepada temantemannya untuk meyakinkan diri menjawabnya. Begitu juga ketika dosen membimbing mahasiswa dalam membuat kesimpulan sesuai tujuan pembelajaran yang ingin di capai. Hasil observasi terhadap aktivitas dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI terlihat bahwa dosen sudah menerapkan pendekatan PMRI dengan sangat baik, walaupun masih ada aktivitas yang belum mendapatkan skor maksimal, yaitu aktivitas dosen dalam memberikan orientasi, motivasi, masalah kontekstual dengan alat peraganya, dan memberikan umpan balik. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI terlihat bahwa hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran masih berkategori kurang aktif. Perhatian mahasiswa terhadap penjelasan dosen sudah cukup, aktifitas mahasiswa dalam mengerjakan tugas sudah baik, dan keseriusan mahasiswa dalam mengerjakan tugas masih cukup karena hanya 30 orang yang menyelesaikan tugasnya. Tetapi indikator yang lain masih berkategori kurang. Hal tersebut karena 20 orang mahasiswa masih belum mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran, dengan tidak membawa mistar, 18 orang masih duduk-duduk santai saja dan tidak mencatat, 21 orang belum memahami apa yang diperintahkan, 28 orang hanya mengikut saja apa yang dilakukan teman sekelompoknya, 31 orang mengikuti apa yang dilakukan temannya, 34 orang aktif bertanya dalam mengerjakan tugas dengan 10 orang mau memberikan penjelasan pada temannya, 12 orang aktif menanggapi penjelasan dan pertanyaan dosen, tetapi ketika tanya jawab dalam umpan balik dan meminta mahasiswa untuk menyimpulkan sesuai dengan tujuan pembelajaran 29 orang masih belum bisa memberikan penjelasan dengan tepat dan benar. Hasil belajar yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti tes di akhir siklus 1 seperti terlihat bahwa hanya 6 orang (13%) mahasiswa yang telah mencapai hasil belajar yang sangat baik, 2 orang Semirata 2013 FMIPA Unila 497

10 Sofnidar dkk: Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi (4%) mahasiswa yang cukup dan 83% mahasiswa hasil belajarnya masih kurang. Kesalahan yang dilakukan mahasiswa dari jawaban yang diberikannya antara lain: mahasiswa belum dapat menjelaskan setiap konsep yang ditanyakan dengan lengkap, jelas, dan tepat. Uraian yang dinyatakan sekedar saja, gambar yang diminta digambar dengan mencoret-coret saja tanpa mistar, busur, dan jangka. Hal tersebut tidak dapat dibenarkan. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah diuraikan di atas diperoleh bahwa: 1. Belum semua mahasiswa mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran dan membawa alat bantu yang diperlukan untuk pembelajaran. 2. Mahasiswa masih sulit memahami tugas yang diberikan. 3. Mahasiswa masih belum percaya diri dalam mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga masih sangat tergantung dan mengikuti temannya yang lebih pintar dan aktif bertanya pada dosen. 4. Mahasiswa masih belum dapat menjelaskan setiap konsep yang dipelajari dengan jelas, tepat, dan lengkap. Berdasarkan hasil refleksi yang telah di uraikan di atas, maka tindakan harus dilanjutkan pada siklus 2 dengan melakukan perbaikan teknis pelaksanaan tindakan antara lain sebagai berikut: 1. Pada kegiatan penutup, saat memberikan tindak lanjut, mahasiswa diingatkan untuk membawa dan melengkapi alat-alat tulis seperti mistar, busur, siku-siku, dan jangka untuk pertemuan berikutnya. 2. Dosen memberikan penjelasan yang lebih rinci dan terstruktur kepada siswa terhadap tugas yang harus dikerjakan mahasiswa dengan memadu mahasiswa secara langsung tahap pertahap. 3. Memberikan ukuran yang bebas dan lebih mengingatkan mahasiswa agar membuat tugas yang diberikan dengan cara dan ukuran sendiri dan menegaskan tidak boleh sama persis dengan teman yang duduk di kiri kanannya. 4. Pada konfirmasi dan menyimpulkan dosen lebih membimbing mahasiswa untuk menjelaskan kembali setiap konsep yang dipelajari dengan jelas, tepat, dan lengkap sesuai tujuan pembelajaran. Hasil Penelitian Siklus 2 Pada siklus 2 ini konsep geometri yang dipelajari dalam pembelajaran matematika dasar II adalah konsep segitiga yang meliputi jenis-jenis segitiga dengan sifatsifatnya, menggambar segitiga, garis-garis pada segitiga dengan sifat-sifatnya, serta beberapa perhitungan pada segitiga menggunakan dalil steward, dalil menelaos, dan dalil de ceva. Alat peraga yang digunakan pada proses pembelajarannya adalah kertas HVS, mistar, siku-siku, busur, dan jangka). Semua materi tersebut dipelajari tiga kali pertemuan yang diakhir pertemuan ketiga dilakukan kuis. Dalam proses pembelajaran mahasiswa dikelompokkan atas 3-3 orang yang duduk berdekatan. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan PMRI pada siklus 2 ini menunjukkan bahwa saat dosen meminta mahasiswa untuk mengeluarkan kerta HVS, mistar, busur, siku-siku, dan jangka, masih ada juga mahasiswa yang tidak membawanya. Sehingga dalam proses pembelajaran mahasiswa tersebut meminjam-minjam kepada teman sekelompoknya. Dalam mengerjakan tugas dosen memberikan penjelasan dan membimbing mahasiswa secara langsung dengan mencontohkan terlebih dahulu di depan kelas, hanya saja misalnya dalam membuat gambar segitiga, mahasiswa harus menggunakan ukurannya sendiri 498 Semirata 2013 FMIPA Unila

11 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 tidak sama dengan ukuran yang dibuat dosen di papan tulis. Proses tersebut membuat mahasiswa lebih aktif dan serius dalam mengerjakan tugasnya dan bagi yang kurang mengerti sudah langsung menanyakannya kepada dosen. Kegiatan proses pembelajaran lebih aktif dari siklus 1. Keaktifan yang ditunjukkan mahasiswa tidak lagi didominasi oleh mahasiswa yang berkemampuan sedang ke atas, yang biasanya aktif dalam pembelajaran. Hasil observasi terhadap aktivitas dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI pada siklus 2 ini terlihat bahwa dosen sudah menerapkan pendekatan PMRI dengan sangat baik, walaupun masih ada aktivitas yang belum mendapatkan skor maksimal, yaitu aktivitas dosen dalam memberikan motivasi, masalah kontekstual dengan alat peraganya, dan memberikan umpan balik. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI terlihat bahwa hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran sudah berkategori baik (aktif). Hanya saja mahasiswa masih belum dapat menjelaskan setiap konsep yang dipelajari dengan percaya diri, jelas, tepat, dan lengkap sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti tes di akhir siklus 2 terlihat bahwa hanya 7 orang (15%) mahasiswa yang telah mencapai hasil belajar yang sangat baik, 1 orang (2%) mahasiswa yang baik, dan 5 (11%) mahasiswa yang cukup dan 72% mahasiswa hasil belajarnya masih kurang, walaupun nilai rata-rata yang diperoleh sudah naik menjadi 55,5. Kesalahan yang dilakukan mahasiswa karena gambar yang dihasilkan belum tepat. Mahasiswa membuat gambarnya belum halus sehingga garis garis yang dihasilkan masih banyak yang bergeser, perhitungannya tidak benar, serta gambar yang dihasilkan tidak diberi keterangan. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah diuraikan di atas diperoleh bahwa: 1) Masih ada mahasiswa yang tidak membawa alat bantu yang diperlukan untuk pembelajaran. 2) Mahasiswa masih belum percaya diri dalam mengerjakan tugas yang diberikan, sehingga masih tergantung dan mengikuti temannya yang lebih pintar. 3) Mahasiswa masih belum dapat menjelaskan setiap konsep yang dipelajari dengan jelas, tepat, dan lengkap. Berdasarkan hasil refleksi yang telah di uraikan di atas, maka tindakan harus dilanjutkan pada siklus 3 dengan melakukan perbaikan teknis pelaksanaan tindakan antara lain sebagai berikut: a. Pada kegiatan penutup, saat memberikan tindak lanjut, mahasiswa diingatkan untuk membawa dan melengkapi alat-alat tulis seperti mistar, busur, siku-siku, dan jangka untuk pertemuan berikutnya dan ditegaskan tidak boleh minjam-minjam dalam pembelajaran. b. Memberikan penjelasan yang lebih tegas agar mahasiswa agar membuat tugas yang diberikan dengan cara dan ukuran sendiri dan menegaskan tidak boleh sama persis dengan teman yang duduk di kiri kanannya. c. Pada konfirmasi dan menyimpulkan dosen lebih menegaskan kepada mahasiswa untuk menjelaskan kembali setiap konsep yang dipelajari dengan jelas, tepat, dan lengkap sesuai tujuan pembelajaran. Hasil Penelitian Siklus 3 Pada siklus 3 ini konsep geometri yang dipelajari dalam pembelajaran matematika dasar II adalah (1) konsep bagian-bagian lingkaran (titik pusat, jari-jari, diameter, Semirata 2013 FMIPA Unila 499

12 Sofnidar dkk: Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi tali busur, apotema, busur lingkaran (busur besar dan busur kecil), tembereng, juring atau sektor, sudut pusat dan sudut keliling, (2) konsep hubungan antar sudut pusat, panjang tali busur, dan luas juring. Alat peraga yang digunakan pada proses pembelajarannya adalah kertas HVS, mistar, siku-siku, busur, dan jangka, serta spidol bewarna. Semua materi tersebut dipelajari tiga kali pertemuan yang diakhir pertemuan ketiga dilakukan kuis. Dalam proses pembelajaran mahasiswa dikelompokkan atas 3-3 orang yang duduk berdekatan. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan penerapan pendekatan PMRI pada siklus 3 ini menunjukkan bahwa saat dosen mengeluarkan gambar lingkaran beserta bagian-bagiannya yang sudah diberi warna-warni yang menarik untuk menunjukkan bagian-bagian lingkaran yang berbeda, mahasiswa pada umumnya memperhatikan dengan sungguh-sungguh. Ketika dosen melakukan apersepsi, masih banyak mahasiswa yang ragu-ragu dalam menjawab, tetapi sangat mengikuti proses pembelajaran dengan baik, begitu juga ketika dosen memberikan motivasi dan pemberian acuan terhadap ruang lingkup materi yang akan dipelajari. Mahasiswa diberi tugas untuk mengamati gambar lingkaran dengan bagian-bagiannya yang diberi warnawarni untuk membedakan satu sama lainnya, seperti gambar lingkaran yang ditempel di papan tulis. Mahasiswa mendefinisikan setiap bagian-bagian lingkaran dengan menunjukkan langsung berdasarkan gambar. Dalam mengerjakan tugas dosen memberikan penjelasan dan membimbing mahasiswa secara langsung dengan mencontohkan terlebih dahulu di depan kelas, hanya saja misalnya dalam membuat gambar lingkaran, mahasiswa harus menggunakan ukurannya sendiri tidak sama dengan ukuran yang dibuat dosen di papan tulis. Proses tersebut membuat mahasiswa lebih aktif dan serius dalam mengerjakan tugasnya dan bagi yang kurang mengerti sudah langsung menanyakannya kepada dosen. Kegiatan proses pembelajaran lebih aktif dari siklus 1. Keaktifan yang ditunjukkan mahasiswa tidak lagi didominasi oleh mahasiswa yang berkemampuan sedang ke atas, yang biasanya aktif dalam pembelajaran. Hasil observasi terhadap aktivitas dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI pada siklus 3 ini terlihat bahwa dosen sudah menerapkan pendekatan PMRI dengan sangat baik, walaupun masih ada aktivitas yang belum mendapatkan skor maksimal, yaitu aktivitas dosen dalam memberikan motivasi dan masalah kontekstual dengan alat peraganya. Sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan PMRI terlihat bahwa hasil observasi terhadap aktivitas mahasiswa dalam proses pembelajaran sudah berkategori sangat baik (sangat aktif). Hanya saja mahasiswa masih belum dapat memberikan alasan yang lebih tepat terhadap jawaban-jawaban yang diberikan dari pertanyaan-pertanyaan dosen yang berkenaan dengan definisi dari setiap konsep-konsep yang dipelajari, walaupun mahasiswa sudah dapat menunjukkan dengan benar konsep tersebut melalui gambarnya. Mahasiswa dalam menjelaskannya masih ragu-ragu, melihatlihat ke teman disekitarnya untuk meyakinkan jawabannya. Hasil belajar yang diperoleh mahasiswa setelah mengikuti tes di akhir siklus 3 terlihat bahwa 13 orang (28%) mahasiswa yang telah mencapai hasil belajar yang sangat baik, 10 orang (22%) mahasiswa yang baik, dan 11 orang (24%) mahasiswa yang cukup dan 12 orang (26%) mahasiswa hasil belajarnya masih kurang, walaupun demikian nilai rata-rata yang diperoleh sudah mencapai 70. Bentuk- 500 Semirata 2013 FMIPA Unila

13 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 bentuk kesalahan yang dilakukan mahasiswa adalah ketidaksempurnaan mahasiswa dalam mendefinisikan setiap bagian-bagian lingkaran walaupun mahasiswa sudah menunjukkan bagian lingkaran yang dimaksud dengan benar, serta masih adanya yang salah dalam perhitungan dalam menggunakan konsep perbandingan. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi yang telah diuraikan di atas diperoleh bahwa kriteria yang ingin dicapai pada penelitian ini sudah tercapai, walaupun masih ada mahasiswa yang belum dapat menjelaskan setiap konsep yang dipelajari dengan tepat, jelas dan sempurna, tetapi melalui gambar, mahasiswa sudah dapat menunjukkan dengan benar. Karena materi matematika dasar II ini tidak hanya materi geometri saja, tetapi masih ada materi barisan dan deret serta pengelolaan data, maka pembelajaran materi-materi tersebut tetap dilaksanakan dengan pendekatan PMRI untuk pemantapan dari apa yang telah diperoleh dalam menerapkan pendekatan PMRI. Pembahasan Hasil observasi terhadap kegiatan yang dilaksanakan dosen dan aktivitas siswa dalam belajar dengan pendekatan PMRI pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 dapat dilihat pada tabel 2 dan table 3 berikut. Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Dosen pada Siklus 1, 2 dan 3 No Indikator yang Diobservasi Skala Penilaian Skala Penilaian Skala Penilaian I Kegiatan Awal: 1 Dosen memberikan orientasi 2 Dosen melakukan apersepsi 3 Dosen memberi motivasi 4 Dosen memberikan acuan II Kegiatan Inti: 1 Dosen memberikan masalah/tugas kontekstual beserta alat peraganya dan meminta mahasiswa untuk memahami masalah/tugas tersebut. 2 Dosen memberikan petunjuk atau saran seperlunya(terbatas) terhadap bagian-bagian tertentu yang belum dipahami mahasiswa 3 Dosen memotivasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan, petunjuk atau saran untuk menyelesaikan masalah/tugas dengan cara mereka sendiri 4 Dosen memberikan waktu dan kesempatan kepada mahasiswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari soal secara berkelompok untuk selanjutnya dibandingkan dan didiskusikan pada diskusi kelas yang dipimpin langsung oleh dosen 5 Dari hasil diskusi, dosen mengarahkan mahasiswa untuk menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur dengan metode tanya jawab III Kegiatan Akhir: 1 Dosen melakukan umpan balik 2 Dosen membimbing mahasiswa menyimpulkan materi pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai 3 Dosen memberi tindak lanjut dengan memberi PR tentang materi yang dipelajari dan mempersiapkan untuk pembelajaran materi selanjutnya Jumlah Skor Persentase Aktivitas 87,50 93,75 95,83 Kategori Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Semirata 2013 FMIPA Unila 501

14 Sofnidar dkk: Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa pada Siklus 1, 2, dan 3 No Indikator yang Diobservasi Persentase Siklus 2 Siklus 3 Kategori 1 Mahasiswa menyiapkan diri untuk mengikuti 56,52 83,33 93,75 K, SB, SB proses pembelajaran 2 Mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen 60,87 87,50 91,67 C, SB, SB 3 Mahasiswa memahami masalah/tugas yang 54,35 87,50 87,50 K, SB, SB diberikan dosen 4 Mahasiswa serius dan aktif diskusi dalam 39,13 87,50 89,58 K, SB, SB mengerjakan tugas 5 Mahasiswa menyelesaikan masalah/tugas dengan 32,61 75,00 81,25 K, B, SB cara mereka sendiri 6 Mahasiswa aktif bekerja atau bertanya pada teman/dosennya dalam mengerjakan tugas 73,91 87,50 91,67 B, SB, SB 7 Mahasiswa aktif menanggapi pertanyaan 21,74 79,17 83,33 K, B, SB teman/dosennya 8 Dalam menjawab pertanyaan dosen/temannya 26,09 52,08 66,67 K, K, C mahasiswa dapat menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya 9 Mahasiswa serius dan aktif dalam mengerjakan tugas individu yang diperintahkan dosen 65,22 87,50 89,53 C, SB, SB 10 Mahasiswa dapat menyimpulkan materi 36,97 58,33 75,00 K, K, B pembelajaran sesuai tujuan yang ingin dicapai Rata-rata Persentase 46,74 78,54 84,995 K, B, SB Kategori Kurang Baik Sangat Baik Keterangan: K : Kurang, C : Cukup, B : Baik, SB : Sangat Baik Berdasarkan tabel 2. terlihat bahwa dosen telah menerapkan pendekatan PMRI pada pembelajaran matematika dasar II dalam upaya meningkatkan kemampuan geometri mahasiswa baik pada siklus 1, siklus 2, maupun siklus 3. Walaupun rata-rata aktivitas mahasiswa yang belajar pada siklus 1 masih kurang, meningkat menjadi baik pada siklus 2 dan sudah sangat baik pada siklus 3. Aktivitas mahasiswa yang masih berkategori cukup adalah dalam menjawab pertanyaan dosen/temannya mahasiswa belum dapat menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya dengan jelas, dan lengkap. Mahasiswa masih menjawabnya pertanyaan dengan singkat-singkat saja, belum bisa membuat definisi dengan lengkap dan jelas berdasarkan gambar atau benda kongkritnya. Melalui pendekatan PMRI mahasiswa menunjukkan aktivitas yang sangat baik dalam menyiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran, memperhatikan penjelasan dosen, memahami masalah/tugas yang diberikan dosen, serius dan aktif diskusi dalam mengerjakan tugas, menyelesaikan masalah/tugas dengan cara mereka sendiri, aktif menanggapi pertanyaan teman/dosennya. Hal ini sesuai dengan pendapat Suwarsono (2001, 5) yang mengatakan bahwa pendekatan PMRI akan dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kreatif, siswa selalu berupaya mencari strategi dalam menyelesaikan masalah serta berani mengungkapkan ide atau pendapat sendiri, dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa yang tinggi dalam menyelesaikan masalah, dapat memberikan pemahaman yang lebih tinggi kepada siswa tentang konsep-konsep matematika, serta siswa termotivasi untuk selalu mengingat materi yang pernah dipelajarinya. Peningkatan kemampuan konsep geometri mahasiswa dalam pembelajaran matematika dasar II dengan pendekatan PMRI pada siklus 1, siklus 2, dan siklus 3 seperti pada tabel berikut. 502 Semirata 2013 FMIPA Unila

15 Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Tabel 4. Rekapitulasi Kemampuan Geometri Mahasiswa pada Siklus 1, 2, dan 3 No Kemampuan Mahasiswa Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 1 Rata-rata 36,70 55, Kategori Kurang Kurang Baik 3 Ketercapaian 17% 28% 74% Berdasarkan tabel 4 di atas terlihat bahwa peningkatan rata-rata kemampuan geometri mahasiswa dari siklus 1 ke siklus 2 adalah 18,8 sedangkan dari siklus 2 ke siklus 3 adalah 14,5 walaupun ketercapaian yang diperoleh hanya 74%. Hal tersebut terjadi karena menurut Marpaung (2003) melalui pendekatan PMRI siswa dilatih untuk aktif berfikir dan berbuat, pembelajaran dimulai dari masalah-masalah yang kontektual atau realistic buat siswa, siswa diberi kesempatan mengembangkan strategi belajarnya dengan berinteraksi dan bernegosiasi dengan teman atau gurunya dan guru membantunya, secara perlahanlahan siswa dibimbing pada pembentukan konsep penyelesaian masalah. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa penerapan pendekatan PMRI pada pembelajaran di PGSD Universitas Jambi dapat meningkatkan rata-rata kemampuan geometri mahasiswa dari 36,70 pada siklus 1 menjadi 55,5 pada siklus 2 dan 70 pada siklus 3, dengan nilai kemampuan mahasiswa minimal cukup meningkat dari 17% pada siklus 1 menjadi 28% pada siklus 2 dan 74% pada siklus 3. Hal tersebut dilakukan dengan melaksanakan kegiatan awal dengan maksimal, yaitu memberi orientasi, apersepsi, motivasi dan acuan dengan jelas, serta pada kegiatan inti guru menjelaskan situasi dan kondisi dengan memberikan petunjuk atau saran lebih jelas, terstruktur dan bertahap sampai mahasiswa mengerti maksud tugas, siswa berkelompok menyelesaikan tugas kontekstual dengan cara mereka sendiri, tetapi langsung mengerjakan secara individu dengan dibimbing dosen secara langsung tahap pertahap dalam proses pengerjaan tugas yang diberikan. Dosen mengutamakan cara pemecahan dan jawaban tugas yang berbeda dengan memotivasi mahasiswa dengan memberikan pertanyaan, petunjuk atau saran untuk menyelesaikan masalah/tugas dengan cara mereka sendiri, serta memberikan waktu dan kesempatan kepada mahasiswa untuk membandingkan dan mendiskusikan hasil dari tugas secara berkelompok untuk selanjutnya dibandingkan dan didiskusikan pada diskusi kelas yang dipimpin langsung oleh dosen. Berdasarkan hasil diskusi, dosen mengarahkan mahasiswa untuk menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur dengan metode tanya jawab di mana dosen lebih menegaskan kepada mahasiswa untuk menjelaskan kembali setiap konsep yang dipelajari dengan jelas, tepat, dan lengkap sesuai tujuan pembelajaran. Pada kegiatan akhir dosen melakukan umpan balik terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan, membimbing mahasiswa membuat rangkuman/kesimpulan dari semua konsep yang dibahas secara jelas, tepat, dan lengkap sesuai tujuan pembelajaran, dan memberikan tindak lanjut terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan memberikan pekerjaan rumah untuk membuat semua konsep-konsep geometri yang dipelajari didalam portofolionya dan menyampaikan materi yang akan dipelajari berikutnya serta mahasiswa diingatkan untuk membawa dan melengkapi alat-alat tulis seperti mistar, busur, siku-siku, dan jangka untuk pertemuan berikutnya dan ditegaskan Semirata 2013 FMIPA Unila 503

16 Sofnidar dkk: Penerapan Pendekatan PMRI untuk Meningkatkan Kemampuan Konsep Geometri Mahasiswa PGSD Universitas Jambi tidak boleh minjam-minjam dalam pembelajaran. SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat penulis sarankan kepada dosen-dosen PGSD Universitas Jambi khususnya pada pembelajaran matematika dasar II materi geometri agar dapat menerapkan pendekatan PMRI, karena dapat meningkatkan kemampuan geometri mahasiswa serta dapat membuat mahasiswa lebih mempersiapkan diri untuk mengikuti proses pembelajaran, dapat menumbuhkan rasa keingintahuan siswa yang tinggi dalam menyelesaikan masalah, serta dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas mahasiswa untuk dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dengan caranya sendiri dengan lebih tekun. DAFTAR PUSTAKA Hardi, S. dan Fauzan, A., 2003, Mengapa PMRI?,, edisi perdana. Hardi, S., 2004, Kerangka Didaktik PMRI, Buletin PMRI, edisi keempat. Marpaung, Y., 2002, Pendidikan Matematika Realistik Indonesia Perubahan Paradigma dalam Pembelajaran mata kuliah pendidikan matematika I di Sekolah, Matematika atau Pembelajarannya, edisi Khusus Tahun VIII: ReformasiPendidikan Matematika di Indonesia, Kompas, 16 September Ratini, dkk, 2001, Pengalaman dalam melaksanakan Uji Coba Pembelajaran mata kuliah pendidikan matematika I Secara Realistik di MIN Yogkarta II, Seminar Nasional Pendidikan Matematika Realistik di USD Yogyakarta. Sembiring, R.K., 2001, Mengapa Memilih RME/PMRI, Seminar Nasional Pendidikan Matematika Realistik di USD Yogyakarta. Suherman, E. dan Winataputra, U. S.. (1993). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikdasmen. Sutarsih, I., 2001, Pengalaman dalam Uji Coba Pembelajaran mata kuliah pendidikan matematika I Secara Realistik, Makalah Seminar Nasional Pendidikan Matematika Realistik di USD Yogyakarta. Zulkardi, 2002, Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI): Perkembangan dan Permasalahannya, Matematika atau Pembelajarannya, Edisi Khusus Tahun VIII: Semirata 2013 FMIPA Unila

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN Penelitian tindakan kelas melalui penerapan Pembelajaran Matematika Realistik dengan tipe Think Pair Share di kelas VIIIB SMPN 2 Kota Bengkulu dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 19 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG

PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG PENERAPAN REALISTIC MATHEMATIC EDUCATION (RME) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-H SMP NEGERI 7 MALANG Sarismah (sarismahsyaputri@gmail.com) Pembimbing (I) Santi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis

Kata Kunci: Pendidikan Matematika Realistik, Hasil Belajar Matematis Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Sungguminasa melalui pembelajaran matematika melalui

Lebih terperinci

DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY

DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY 87 L A M P I R A N 88 Lampiran 1 DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY DENGAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ( PTK Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE RESITASI DENGAN MODEL PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN ANALISIS KOMPLEKS

PENERAPAN METODE RESITASI DENGAN MODEL PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN ANALISIS KOMPLEKS Volume 11, Nomor 1, Hal. 57-65 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 PENERAPAN METODE RESITASI DENGAN MODEL PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MAHASISWA DALAM PEMBELAJARAN ANALISIS KOMPLEKS Sofnidar

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB

PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB 92 Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA DIALOG AWAL IMPLEMENTASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN METODE RESITASI UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER KEMANDIRIAN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII

Lebih terperinci

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh: MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Geometri adalah salah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan, Pelaksanaan, dan Refleksi 4.1.1 Siklus 1 4.1.1.1 Perencanaan Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), gambar segi empat (persegi,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Pelaksanaan Tindakan Siklus I A. Tahap Perencanaan Setelah diperoleh informasi pada waktu observasi, maka peneliti melakukan diskusi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 54 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pengembangan Perangkat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas V B SD Negeri 45 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari

Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang. Novita Sari Menemukan Rumus Luas Lingkaran dengan Konteks Bundaran Air Mancur Palembang Novita Sari A. PENDAHULUAN Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) Oleh : Iis Holisin Dosen FKIP UMSurabaya ABSTRAK Objek yang ada dalam matermatika bersifat abstrak. Karena sifatnya yang abstrak, tidak jarang guru maupun siswa

Lebih terperinci

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh :

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : MENEMUKAN NILAI π DAN RUMUS KELILING LINGKARAN MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK. Sri Suwarni PENINGKATAN HASIL BELAJAR PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK Sri Suwarni Guru SDN Mlirip1 Kec. Jetis Kabupaten Mojokerto ssuwarni.13@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Realistic Mathematics Education (RME) yang di Indonesia dikenal dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,

Lebih terperinci

KHETRINA CITRA PUSPITA SARI 1 DWI AVITA NURHIDAYAH, M. Pd 2 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo

KHETRINA CITRA PUSPITA SARI 1 DWI AVITA NURHIDAYAH, M. Pd 2 1. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2. Dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERAPAN PENDEKATAN PMRI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII-B SMP NEGERI 1 KECAMATAN BUNGKAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KHETRINA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG

PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG PENGEMBANGAN MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUM LIMAS YANG SESUAI DENGAN KARAKTERISTIK PMRI DI KELAS VIII SMP NEGERI 4 PALEMBANG Hariyati 1, Indaryanti 2, Zulkardi 3 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengembangkan

Lebih terperinci

Jesi Alexander Alim & Jalinus. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia

Jesi Alexander Alim & Jalinus. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Riau, Pekanbaru, Indonesia 19 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Melalui Pendekatan Realistik Matematika (RME) Pada Mata Kuliah Statistik Pendidikan Mahasiswa PGSD Semester V Tahun Akademis 2012/2013 Jesi Alexander

Lebih terperinci

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 BALONG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 BALONG TAHUN AJARAN 2013/2014 PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 BALONG TAHUN AJARAN 2013/2014 Kiki Pramudita Amalia Program Studi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Siklus I Siklus I dilaksanakan 3 kali pertemuan untuk proses pembelajaranyaitu tanggal 16, 17 dan 18 Oktober 2012 dan satu kali pertemuan untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode penemuan terbimbing

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode penemuan terbimbing BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode penemuan terbimbing berbantu alat peraga di kelas VB SD Negeri 20 Kota Bengkulu dilaksanakan dalam 3 siklus.

Lebih terperinci

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza

Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa Ismaimuza Peningkatan Hasil Belajar Siswa Tentang Konsep Keliling dan Luas Persegi Panjang Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik di Kelas III SDN Luksagu Iswandi Abdullah, I Nyoman Murdiana, dan Dasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli

Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Tumbuhan Hijau di Kelas V SDN 3 Tolitoli Jeane Santi Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan data nilai yang diperoleh pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 03 pada mata pelajaran matematika materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah hal yang penting bagi setiap manusia, karena dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw II untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B SMPN 2 Sirenja pada Materi Teorema Pythagoras Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari

BAB IV HASIL PENELITIAN. Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Data 1. Paparan Data Pra Tindakan Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengurus surat izin penelitian dari Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Palembang. Selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan melalui praktik pembelajaran di kelas 6 SD Negeri 2 Getas Kecamatan Kradenan Kabupaten Blora, dengan jumlah siswa

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah

BAB V PEMBAHASAN. 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah 113 BAB V PEMBAHASAN 1. Perencanaan Metode STAD dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Geometri Siswa Kelas V A Madrasah Ibtidaiyah Sunan Kalijigo Karangbesuki Malang Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan daya pikir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Pratindakan Kegiatan pratindakan dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran, aktivitas belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 2 Pakuran Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

B b a I P n e d n a d h a u h l u u l a u n 1 1 L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Pe P r e m r a m s a a s l a a l h a a h n

B b a I P n e d n a d h a u h l u u l a u n 1 1 L t a a t r a Be B l e a l k a a k n a g n Pe P r e m r a m s a a s l a a l h a a h n Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Undang - Undang Dasar tahun 1945 pasal 31 ayat 1 berbunyi: tiap tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, dalam TAP MPR RI No.IV/MPR/1999 tentang

Lebih terperinci

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Pra Siklus Sebelum pelaksanaan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan model konvensional. Model konvensional disini berupa

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Suska Journal of Mathematics Education Vol.2, No. 1, 2016, Hal. 41 51 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIIIb

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk satu

Lebih terperinci

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh: Nikmatul Husna Sri Rejeki (nikmatulhusna13@gmail.com) (srirejeki345@rocketmail.com) A. PENDAHULUAN Bangun datar merupakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) 148 LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN) Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Pokok Bahasan : Bangun Datar Segi Empat Sub Pokok Bahasan : Persegi Panjang Kelas/Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Refleksi Awal Proses Pembelajaran Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN 88 Kota Bengkulu. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliatian dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 02 merupakan SD yang terletak di Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. SD Negeri Ujung-ujung 02 berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua masing masing siklus tiga kali pertemuan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL OLEH FATHUR NIM GJA12D113072 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pada sub bab ini akan dijelaskan mengenai tempat, waktu dan subjek penelitian tindakan kelas (PTK). Adapun mengenai hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri Jogosuran 68 Kecamatan Pasarkliwon Surakarta khususnya di kelas 5 pada mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas ini mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan prosedur pada rencana tindakan yaitu: a. Perencanaan Sebelum

Lebih terperinci

CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN

CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN 60 CATATAN OBSERVASI PENDAHULUAN UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI UNSUR BANGUN DATAR SEDERHANA MELALUI METODE TEAM WORK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PESANTREN KEC. BLADO KAB. BATANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

Ai Nani Nurhayati 2 Maulana 3. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang

Ai Nani Nurhayati 2 Maulana 3. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Sumedang PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PENANAMAN KONSEP PERKALIAN DAN PEMBAGIAN BILANGAN BULAT 1 (Studi deskriptif di kelas IV SD Negeri Cipanas Kec. Tanjungkerta Kab. Sumedang) Ai Nani Nurhayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN. spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

Baharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

Baharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 19 PALU MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN LKS PADA PEMBELAJARAN MELUKIS SUDUT-SUDUT ISTIMEWA Baharuddin Dosen Prodi Pendidikan Matematika Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang lebih familiar disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Muslikah (2010: 32) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bagian tumbuhan. Dalam pembelajaran IPA siswa belajar dengan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII b SMP NEGERI 1 TIRAWUTA PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT MELALUI METODE PENEMUAN TERBIMBING Rinus 1), Mustamin Anggo 2) 1) Alumni Program Studi Pendddikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL Heddi Dongoran Guru di SD Negeri 349 Tanjung Kapa Mandailing Natal Surel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai belajar matematika siswa. Nilai belajar siswa didapatkan dari salah satu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan melihat kondisi awal keaktifan belajar dan hasil belajar matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri Jebeng

Lebih terperinci

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog. Novita Sari

Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog. Novita Sari Belajar Pengukuran Sudut Sambil Bermain Jam Analog Novita Sari e-mail : novita_sari14@ymail.com A. PENDAHULUAN Belajar matematika merupakan hal yang menyulitkan bagi sebagian siswa. Pernyataan ini tidak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD N Mangunsari 06 Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. SD N Mangunsari 06 berada di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN ` BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga, karena letaknya yang cukup strategis sehingga memudahkannya untuk melakukan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENYELESAIKAN SOAL KONTEKSTUAL MELALUI COOPERATIVE LEARNING DI KELAS VIII 1 SMP NEGERI 2 PEDAMARAN OKI Fitrianty Munaka 1, Zulkardi 2, Purwoko 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN:

Edumatica Volume 04 Nomor 01, April 2014 ISSN: MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE PADA MATERI PENAMPANG DAN JARING-JARING MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS JAMBI Husni Sabil

Lebih terperinci

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna

MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna MENEMUKAN NILAI π DAN RUMUS KELILING LINGKARAN MELALUI TUTUP KALENG BERBENTUK LINGKARAN Oleh : Nikmatul Husna (nikmatulhusna13@gmail.com) A. PENDAHULUAN Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang

Lebih terperinci

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana

Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Penerapan Metode Penugasan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Perubahan Wujud Benda dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SDN 21 Ampana Masyita, Amram Rede, dan Mohammad Jamhari Mahasiswa Program

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN 05 BIRUGO

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN 05 BIRUGO PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGURANGAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK DI SDN 05 BIRUGO Ghenny Aosi 1) 1) SDN 05 Birugo, Jln. Birugo Puhun, Birugo, Aur Birugo Tigo Baleh,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 304 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan faktor pembelajaran,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gendongan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 32 siswa 17 siswa laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

Nawal Ika Susanti Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Banyuwangi Miftachul Fauzi. Abstrak

Nawal Ika Susanti Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Banyuwangi Miftachul Fauzi.   Abstrak PENERAPAN MODEL PEMELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN HASIL ELAJAR MATEMATIKA MATERI LINGKARAN KELAS VIII D MTs. AL-AMIRIYYAH LOKAGUNG TAHUN AJARAN 2013/2014 Nawal Ika Susanti Institut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar siswa pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Menghitung Luas Bangun Datar Melalui Metode Penemuan Terbimbing di Kelas IV SD Negeri 3 Marowo Nurhasnah, Rizal, dan Anggraini Mahasiswa Program Guru Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

Implementasi Pembelajaran Realistic Mathematic Education di Kelas III SDN Wonomlati Krembung

Implementasi Pembelajaran Realistic Mathematic Education di Kelas III SDN Wonomlati Krembung Implementasi Pembelajaran Realistic Mathematic Education di Kelas III SDN Wonomlati Krembung Nila Adillah (148620600155/Semester 6/A3) S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo adilani26@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN MEKANISTIK

KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN MEKANISTIK EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1, Pebruari 2014, hlm 70-79 KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DAN MEKANISTIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil

BAB I PENDAHULUAN. dalam menyelesaikan suatu masalah. Hal tersebut berpengaruh terhadap hasil BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keaktifan dalam pembelajaran matematika itu penting. Karena merupakan salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap keberhasilan siswa. Belajar adalah berbuat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan soal tes akhir siklus. Seluruh instrumen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian merupakan jenis penelitian tindak kelas, dengan yang digunakan penulis adalah Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis),

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan model pengembangan ADDIE yaitu tahap analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),

Lebih terperinci