BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan hasil penelitian, dan hasil tindakan yang dipaparkan sebagai berikut: 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Cungkup. Jumlah siswa pada kelas tersebut sebanyak 22 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilaksanakan pada siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus mencakup seluruh materi pokok dengan satu kompetensi dasar. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas V ditemukan permasalahannya adalah pada siswanya itu sendiri. Siswa masih sibuk bermain sendiri di kelas, sering mengabaikan tugas, dan juga mengabaikan penjelasan guru di depan kelas sehingga menyebabkan tingkat pemahaman siswa tentang materi yang disampaikan masih kurang, sehingga hasil belajar yang siswa dapatkan juga rendah. Hal tersebut juga berlaku pada mata pelajaran matematika sehingga berdampak pada hasil nilai matematika siswa. Rendahnya hasil nilai matematika pada siswa kelas V ini menjadi salah satu masalah yang serius, untuk itu peneliti berusaha untuk mengatasinya. Sebelum diadakan penelitian pada awal terlebih dahulu peneliti memberikan pretes tanpa melalui variasi penataan kelas. Pelaksanakan tes ini diadakan pada tanggal 15 Maret guna mengetahui kondisi awal siswa sebelum diberi tindakan selanjutnya pada kelas V SD Kanisius Cungkup sebelum dilaksanakan penelitian pada semester 2 Tahun ajaran 2015/2016. Data ketuntasan belajar kondisi awal dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus No Ketuntasan Belajar Pra siklus Frekuensi siswa Persentase(%) 1. Tuntas 2 20,4 % 2. Belum Tuntas 20 79,6 % Jumlah % 25

2 26 Hasil belajar siswa pada tahap pra siklus juga dapat dilihat dalam bentuk diagram untuk melihat perbedaan persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa pada tahap pra siklus terlihat pada Diagram 4.1. HASIL TES PRA SIKLUS 80.0% 79,6% 60.0% 40.0% 20.0% 20,4% Tuntas Belum Tuntas 0.0% Tuntas Belum Tuntas Diagram 4.1 Ketuntasan Hasil Tes Pra Siklus Berdasarkan pada hasil tes pra siklus, yang ditunjukkan pada Tabel 4.1 dan Diagram 4.1 menunjukkan bahwa banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini membuktikan bahwa perlunya tindakan lanjutan untuk memperbaiki hasil belajar yang harus dicapai siswa. Pada tahap ini peneliti menggunakan metode kooperatif tipe STAD untuk memperbaiki tingkat ketuntasan siswa. Peneliti memilih menggunakan metode ini berdasarkan pada permasalahan yang ditemukan di lapangan yang merupakan faktor rendahnya ketuntasan siswa, karena metode ini merupakan metode dengan cara kerja pengelompokkan siswa dari segi heterogen sehingga nantinya dalam kerja kelompok siswa dapat saling membantu satu sama lain agar mereka bisa sama-sama dapat mencapai skor ketuntasan belajar. 4.2 Deskripsi Hasil Siklus I Hasil penelitian yang diadakan pada pra siklus menjadi acuan untuk diambil tindakan yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup. Dari tes pra siklus menunjukkan masih banyak siswa yang hasil nilai matematika di bawah KKM. Peneliti mengambil tindakan awal sebelum pelaksanaan siklus I antara lain dengan memilih metode pembelajaran yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup.

3 Perencanaan Tindakan Siklus I terdiri dari 2 x pertemuan, pada 1 pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Jadi dalam siklus I akan dilaksanakan 2 x pertemuan yang berlangsung selama 140 menit (empat jam pelajaran) yang akan dilakukan pada tanggal dan hari yang berbeda pada setiap pertemuan. Dalam penelitian ini, yang menjadi pengajar adalah peneliti dan yang menjadi observer adalah teman sejawat peneliti. Pada siklus I sebelum melaksanakan tindakan penelitian peneliti mempersiapkan hal-hal yang harus dilakukan sebagai acuan dalam melakukan tindakan penelitian. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I adalah: 1) Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa. Dalam pelaksanaan siklus I kita seharusnya mengetahui terlebih dahulu apa dan bagaimana kebutuhan siswa. Oleh karena itu, sebelum melakukan tindakan penelitian peneliti mengidentifikasi apa saja yang dibutuhkan siswa dalam pembelajaran sehingga mereka dapat berperan aktif dan juga dapat dengan mudah memahami pelajaran yang akan diajarkan oleh peneliti. Contoh: ruang kelas yang nyaman, buku dan sumber belajar yang tepat dll. 2) Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi peneliti dan siswa dalam pembelajaran. Pada pra siklus sebelumnya sudah ditemukan beberapa masalah yang dihadapi oleh peneliti maupun siswa. Contoh : siswa masih memiliki rasa takut untuk menyampaikan apa yang menjadi permasalahan mereka dalam pembelajaran sehingga peneliti sulit untuk mengetahui dimana kelemahan siswa walaupun peneliti sebenarnya mengetahui bahwa siswa mengalami masalah. 3) Merumuskan tujuan pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian merumuskan tujuan pembelajaran adalah hal penting karena akan digunakan sebagai bahan ajar yang akan mengacu pada tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran. Sehingga peneliti dan siswa mengetahui apa yang akan menjadi acuan atau patokan dari pembelajaran yang sedang berlangsung. 4) Menyiapkan materi pelajaran. Setelah merumuskan tujuan pembelajaran maka yang harus dilakukan adalah menyiapkan materi yang akan dipelajari. Menyiapkan materi sangat penting karena materi yang akan diajarkan harus dikuasai terlebih dahulu oleh peneliti/pengajar sebagai salah satu sumber informasi.

4 28 5) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pada saat pelaksanaan penelitian alat dan bahan ajar adalah pendukung informasi yang diberikan oleh peneliti. Siswa akan lebih mudah untuk menerima pembelajaran jika di imbangi dengan alat dan bahan yang sesuai dengan materi yang diajarkan. 6) Merancang lingkungan fisik kelas yaitu dengan pengelompokkan siswa secara heterogen. Ini dilakukan agar siswa dapat mengembangkan dan membagi apa yang mereka ketahui kepada teman kelompoknya ini akan membantu teman-teman yang masih kurang mengerti. Dalam kerja kelompok yang heterogen sangat membantu semua siswa karena mereka dapat mengimbangi kemampuan teman-teman satu kelompoknya sehingga ada daya saing antar kelompok dan juga individu untuk mencapai prestasi yang baik. 7) Menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berfungsi sebagai panduan dalam mengajar sehingga peneliti dapat melaksanakan proses pembelajaran secara runtun agar pada saat proses pembelajaran berlangsung semua sesuai dengan apa yang direncanakan. 8) Membuat lembar observasi. Kegunaan dari lembar observasi adalah sebagai evaluasi dari proses pembelajaran sehingga peneliti dapat melihat kelebihan dan kekurangan dalam proses pembelajaran yang telah berlangsung sehingga dapat diperbaiki pada pertemuan selanjutnya. 9) Membuat lembar kerja dan tes berupa soal evaluasi. Tujuan dari membuat lembar kerja dan tes adalah untuk melihat hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan apakah proses pembelajaran yang telah berlangsung dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang diharapkan oleh peneliti Pelaksanaan Tindakan Proses pembelajaran dilaksanakan untuk mencapai indikator mengenai menentukan luas bangun datar. Indikator yang digunakan adalah indikator yang sesuai dengan silabus pada kelas V untuk semester 2 yaitu pada tahun ajaran 2015/2016. Proses belajar dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang terbungkus didalam RPP. Peneliti/pengajar akan berperan sebagai penyampai informasi kepada siswa, sedangkan siswa akan berperan sebagai pelaksana dalam proses pembelajaran. Siswa akan diarahkan untuk menemukan sendiri rumus-rumus yang akan digunakan dalam menentukan luas bangun datar

5 29 melalui media kertas HVS kemudian siswa akan berlatih menggunakan rumus-rumus yang mereka temukan dalam kerja tim (berkelompok). Pelaksanaan tindakan terdiri dari siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana yang terdiri dari tiga tahapan penting yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Adapun tindakan pembelajaran yang terjadi pada siklus I sebagai berikut : 1. Siklus I pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 22 Maret 2016 pukul WIB. Setelah peneliti dan semua siswa berada didalam kelas. Guru mengucapkan salam, menertibkan kelas dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti mempersiapkan alat pembelajaran dan melaksanakan presensi dari 22 siswa yang terdaftar semuanya hadir pada pertemuan 1 siklus I. Dalam pertemuan kali ini, kita akan mempelajari tentang bagaimana menentukan luas bangun datar persegi dan persegi panjang, sebelumnya kita akan mengenal bentuk persegi dan persegi panjang serta bagaimana menemukan rumus menentukan luas persegi dan persegi panjang. Peneliti memperkenalkan bentuk-bentuk bangun datar persegi dan persegi panjang dengan media yang berupa kertas HVS, dengan benda kongkrit ini siswa akan lebih mudah untuk mengingatnya. Pada saat peneliti menunjukkan contoh dari bangun datar siswa dengan antusias untuk membedakan antara bangun datar persegi dengan bangun datar persegi panjang. Peneliti menggunakan alat peraga, dengan alat peraga berupa kertas HVS siswa nanti dapat menemukan sendiri bagaimana mencari luas persegi dan persegi panjang. Peneliti membuat perumpamaan dengan melipat kertas HVS yang berbentuk persegi maupun persegi panjang menjadi beberapa bagian, kemudian siswa menentukan rumus dengan melihat kotak-kotak kecil yang terdiri dari lipatan-lipatan yang telah dibuat. Jika pada persegi terdapat 4 kotak kecil yang sama ukurannya pada bagian atas dengan 4 kotak kecil pada bagian samping atau ukuran dari semua kotak-kotak kecil yang terbentuk memiliki ukuran yang sama dan berbentuk persegi maka siswa dapat menghitung jumlah kotak-kotak kecil tersebut dengan tepat tanpa harus menghitung satu persatu dari kotak-kotak itu tetapi siswa dapat mengetahui jumlahnya hanya dengan menghitung 4 kotak pada bagian atas dan 4 kotak pada bagian samping ini bisa diberi pengertian sisi x sisi. Jadi sisi x sisi yaitu 4 x 4 =16, maka dari peragaan di atas dapat disimpulkan bahwa rumus dari menentukan luas bangun datar adalah sisi x sisi. Peneliti menjelaskan tentang konsep menentukan luas

6 30 bangun datar. Peserta didik memperhatikan penjelasan peneliti mengenai cara menentukan luas bangun datar dengan menggunakan rumus. Peserta didik memperhatikan contoh cara menentukan luas bangun datar di depan kelas. Kegiatan selanjutnya mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, setelah dibagi ke dalam kelompok yang masing-masing terdiri atas 4 sampai 5 orang siswa dan pembagian ini berdasarkan kemampuan akademik siswa. Peneliti membagikan LKK (Lembar Kerja Kelompok) pada setiap kelompok. Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok yang diberikan oleh peneliti secara berkelompok yang terdiri dari siswa berdasarkan perbedaan tingkat kemampuan dan jenis kelamin. Ini dilakukan agar siswa dapat saling membantu dalam kerja tim, sehingga siswa yang masih ketinggalan dapat dibantu oleh teman-teman satu timnya agar sama-sama dapat memahami pembelajaran yang diberikan guru. Gambar 4.1 Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Kelompok Pada saat siswa mengerjakan tugas kelompok peneliti membimbing kelompok bekerja dan belajar. Siswa diminta untuk memahami tugas-tugas yang harus mereka kerjakan. setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok, wakil kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja mereka sedangkan kelompok lain menanggapinya. Peneliti memandu jalannya diskusi dan mengarahkan siswa untuk merumuskan jawaban yang benar. Dalam proses pelaksanaan kerja kelompok peneliti menghitung skor kemajuan individual siswa yang dikontrisbusikan dalam tim. Peneliti memberikan penghargaan kepada tim yang mencapai

7 31 kriteria tim baik, tim sangat baik, dan tim super. Setelah itu peneliti membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru dipelajari. Sebelum pembelajaran ditutup siswa diberi kuis singkat untuk melihat tingkat pemahaman mereka, kemudian peneliti memberikan tugas rumah berupa latihan soal-soal. Pada kegiatan akhir peneliti bersama siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan dan menyampaikan materi yang akan datang dan memberikan PR. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan salam dan doa penutup. 2. Siklus I pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 23 Maret 2016 pukul Pertemuaan kedua ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada kegiatan awal, setelah peneliti dan semua siswa berada didalam kelas. Peneliti mengucapkan salam, menertibkan kelas dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti mempersiapkan alat pembelajaran dan melaksanakan presensi dari 22 siswa yang terdaftar semuanya hadir pada pertemuan 1 siklus I. Peneliti kemudian menjelaskan apa yang akan menjadi tujuan pembelajaran dan menjelaskan kegiatankegiatan yang akan dilaksanakan. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua yaitu bagaimana menentukan luas bangun datar segitiga dan jajargenjang. Materi ini adalah materi lanjutan dari materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Siswa mendengarkan penjelasan peneliti di depan kelas, melalui penjelasan guru siswa dapat mengenal bentuk segitiga dan jajargenjang. Dalam pertemuan kali ini, peneliti mejelaskan bagaimana mengoperasikan rumus yang telah diketahui siswa dengan memberikan beberapa contoh di depan kelas. Peneliti juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba mengerjakan soal latihan di papan tulis. setelah penjelasan selesai peneliti mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang sama seperti pada kelompok pada pertemuan pertama. Masing-masing perwakilan kelompok (1 orang) diminta untuk mengambil lembar kerja kelompok di depan kelas. Kemudian siswa dalam kelompok mengerjakan tugas. Siswa diminta untuk memahami tugas-tugas yang harus mereka kerjakan. Peneliti memberikan aba-aba kepada siswa untuk mulai berdiskusi. Peneliti membimbing siswa berdiskusi pada masing-masing kelompok. Setelah semua kelompok selesai mengerjakan tugas kelompok wakil kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja mereka sedangkan kelompok lain menanggapinya. Peneliti memandu jalannya diskusi dan mengarahkan siswa untuk merumuskan jawaban yang

8 32 benar dan menghitung skor kemajuan individual siswa yang dikontrisbusikan dalam tim. Siswa diberikan penghargaan atas hasil kerja kelompok mereka. Peneliti dan siswa merangkum materi yang baru dipelajari. Setelah pelaksanaan proses pembelajaran pada pertemuan 2 siklus I, siswa diberikan soal evaluasi selama 15 menit untuk melihat tingkat keberhasilan dalam proses belajar mengajar melalui soal tes. Nilai hasil tes ini akan digunakan sebagai data untuk melihat sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai oleh siswa dan sebagai acuan untuk melanjutkan proses pembelajaran pada siklus II. Bagi siswa yang sudah selesai mengerjakan soal tes dapat mengumpulkan lembar jawaban kepada peneliti kemudian kembali ke tempat duduk. Kemudian kegiatan diakhiri dengan Salam dan doa penutup Hasil Pengamatan Pengamatan terhadap tindakan siklus I dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat peneliti yang mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas V SD Kanisius Cungkup. Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas V sebanyak 22 siswa, yang sudah tuntas sebanyak 78,6% atau 14 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 21,4% atau 8 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai anak dapat disajikan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus 1 No Siklus 1 Ketuntasan Belajar Frekuensi siswa Persentase(%) 1. Tuntas 14 78,6% 2. Belum Tuntas 8 21,4% Jumlah % Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi tes kemampuan awal atau tes pra siklus dan hasil tes siklus I dapat diperoleh perbandingan perolehan nilai antara kondisi awal dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I. Perbandingan nilai yang diperoleh antara kondisi awal dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat, karena dari data yang diperoleh dapat dilihat terjadinya peningkatan nilai antara kondisi awal dari sebelum tindakan dengan nilai setelah dilaksanakannya tindakan pada siklus I.

9 Nilai terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata Prasiklus Siklus I Diagram 4.2. Perbandingan Nilai Matematika antara Pra Siklus dan Siklus I. Terlihat pada Diagram 4.2 nilai tertinggi naik dari 75 menjadi 100 nilai terendah naik dari 0 menjadi 25 dan nilai rata-rata naik dari 33,4 menjadi 63, % 79,6% 78,6% 60.0% 40.0% 20.0% 20,4% 21,4% Tuntas Belum Tuntas 0.0% Pra Siklus Siklus I Diagram 4.3 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra Siklus dan Siklus I Hubungan antara tes pra siklus dan siklus I ditunjukkan perbandingannya pada Diagram 4.3. Bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari 20,4% siswa tuntas pada kondisi awal menjadi 78,6% siswa tuntas pada siklus I, sehingga ada kenaikan sebesar 58,2%. Hasil refleksi setelah proses perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan masalah-masalah sebagai berikut: a) Siswa kurang mengerti maksud dilakukan pengelompokan secara heterogen.

10 34 b) Peneliti dengan siswa belum berinteraksi sepenuhnya dalam pembelajaran. c) Pemantauan peneliti terhadap siswa pada saat pelajaran masih kurang. d) Penguasaan konsep perkalian yang dimiliki siswa masih kurang, siswa mengalami kesulitan dalam melakukan perkalian dan terjadi kekeliruan dalam penghitungan. Ketidak berhasilan proses perbaikan pembelajaran siklus I ini disebabkan oleh: a) Peneliti dengan siswa belum dapat berinteraksi secara optimal dalam pembelajaran. b) Peran peneliti sebagai fasilitator belum optimal. 4.3 Deskripsi Hasil Perbaikan Siklus II Hasil penelitian yang diadakan Siklus I ternyata kurang optimal karena masih ada siswa yang hasil tesnya pada siklus I belum mencapai ketuntasan belajar. Terbukti dari persentase yang diperoleh hanya sebesar 78,6% atau sebanyak 14 siswa yang mencapai ketuntasan belajar sedangkan masih ada 8 siswa yang nilai hasil tesnya dibawah KKM ketuntasan belajar atau sekitar 21,4%. Keseluruhan rata-rata nilai hasil tes siswa pada siklus I sebesar 63,6. Dari hasil refleksi siklus I peneliti mengambil tindakan awal sebelum pelaksanaan siklus II yaitu dengan melakukan penataan kelas yang lebih variasi dalam kelompok dan penekanan penuh pada materi sehingga dapat meningkatkan interaksi guru dengan siswa agar pencapaian ketuntasan siswa dapat terpenuhi Perencanaan Tindakan Siklus II terdiri dari 2 x pertemuan, 1 pertemuan berlangsung selama 70 menit (dua jam pelajaran). Jadi dalam siklus II akan dilaksanakan 2 x pertemuan yang berlangsung selama 140 menit (empat jam pelajaran) yang akan dilakukan pada tanggal dan hari yang berbeda pada setiap pertemuan. Pada siklus II sebelum melaksanakan tindakan penelitian peneliti mempersiapkan hal-hal yang harus dilakukan sebagai acuan dalam melakukan tindakan penelitian. Persiapan yang dilakukan oleh peneliti pada siklus II adalah: a. Mengidentifikasi kebutuhan belajar siswa. Pada tahap ini peneliti akan membuat variasi dalam menganalisis kemampuan siswa sehingga peneliti dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Peneliti membuat soal sebanyak 22 soal untuk masing-masing siswa mendapatkan satu soal. Soal ini akan dikerjakan didepan kelas secara langsung oleh siswa, soal akan dibagikan secara acak. Tujuannya adalah agar peneliti dapat melihat tingkat pemahaman siswa mengenai

11 35 konsep menentukan luas bangun datar dan bagaimana mereka mengoperasikan rumus yang mereka ketahui sesuai dengan langkah-langkahnya. b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang dihadapi peneliti dan siswa dalam pembelajaran. Pada siklus II ini, ditemukan masalah-masalah yang dihadapi peneliti dan siswa pada saat tindakan siklus I. adapun masalah-masalahnya adalah Peran peneliti sebagai fasilitator belum optimal dan penguasaan konsep perkalian yang dimiliki siswa masih kurang, siswa mengalami kesulitan dalam melakukan perkalian dan terjadi kekeliruan dalam penghitungan. c. Merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap ini masih dilakukan hal yang sama dengan tahap pada siklus I, agar tujuan pembelajaran lebih jelas sehingga peneliti dan siswa memiliki acuan dalam proses pembelajaran. d. Menyiapkan materi pelajaran. Peneliti perlu menyiapkan materi pembelajaran dalam setiap kali pertemuan. Agar materi yang diajarkan lebih jelas. e. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan adalah kewajiban seorang peneliti/pengajar untuk menunjang proses pembelajaran agar lebih menarik bagi siswa. f. Merancang lingkungan fisik kelas dengan mengelompokkan siswa. Karena ini adalah proses pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran STAD maka rancangan yang digunakan masih sama yaitu dengan pengelompokkan siswa secara heterogen. g. Menyiapkan rencana pelakasanaan pembelajaran. Rencana pelaksanaan pembelajaran wajib dibuat sebagai panduan bagi seorang peneliti dalam proses pembelajaran. Maka pada tahap ini peneliti menyiapkan RPP untuk mengajar. h. Membuat lembar observasi. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang terjadi selama proses pembelajaran maka lembar observasi masih dibutuhkan maka dari itu peneliti menyiapkan lembar observasi. i. Membuat lembar kerja dan tes untuk melihat hasil yang telah dilakukan. Tujuan dari membuat lembar kerja dan tes adalah untuk melihat hasil dari pembelajaran yang telah dilakukan apakah proses pembelajaran yang telah berlangsung dikatakan berhasil meningkatkan hasil belajar siswa seperti yang diharapkan oleh peneliti.

12 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan dilaksanakan setelah peneliti melakukan evaluasi dan refleksi pada siklus I. Tindakan yang dilaksanakan masih sesuai dengan rencana yang terdiri dari tiga tahapan penting yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada pelaksanaan tindakan siklus II akan dirancang khusus yang berfokus kepada siswa, peneliti akan menekankan materi lebih kepada siswa dengan lebih banyak memberikan soal kepada siswa sebagai soal latihan untuk pemantapan pemahaman pada siklus I. Adapun pelaksanaan tindakan pada siklus II sebagai berikut: 1. Siklus II Pertemuan 1 Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April Setelah peneliti dan semua siswa berada didalam kelas. Peneliti mengucapkan salam, menertibkan kelas dan mengajak siswa untuk berdoa sebelum memulai proses pembelajaran. Selanjutnya peneliti mempersiapkan alat pembelajaran dan melaksanakan presensi dari 22 siswa yang terdaftar semuanya hadir pada pertemuan 1 siklus II. Peneliti kemudian menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan. Peneliti mengingatkan kembali tentang materi menentukan luas bangun datar yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali rumus-rumus menentukan luas bangun datar. Dalam pertemuan kali ini, kita akan mempelajari kembali tentang bagaimana menentukan luas bangun datar. Peneliti menjelaskan kembali materi mengenai menentukan luas bangun datar persegi, persegi panjang, segitiga dan jajargenjang. Siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan contoh-contoh soal dan bertanya kepada peneliti mengenai materi. Kemudian peneliti mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Kelompok yang digunakan adalah kelompok pada siklus I. peneliti membagikan LKK pada setiap kelompok dan membimbing kelompok bekerja dan belajar. Wakil kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja mereka sedangkan kelompok lain menanggapinya.

13 37 Gambar 4.2 Wakil Kelompok Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompoknya Peneliti memandu jalannya diskusi dan mengarahkan siswa untuk merumuskan jawaban yang benar dan memberikan penghargaan kepada tim yang mencapai kriteria tim baik, tim sangat baik, dan tim super. Kemudian membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru dipelajari. Sebelum pembelajaran ditutup siswa diberi kuis singkat untuk melihat tingkat pemahaman mereka. Peneliti memberikan tugas rumah berupa latihan soal-soal. Kemudian mengakhiri kegiatan dengan Salam dan doa penutup. 2. Siklus II pertemuan 2 Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 7 April Setelah peneliti dan semua siswa berada didalam kelas. Peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini agar siswa bisa lebih memahami bagaimana cara menentukan luas bangun datar dengan mengerjakan soal-soal secara individu di papan tulis. Dalam pertemuan kali ini, siswa akan mengerjakan soal secara individu yang akan dilakukan dengan maju ke depan kelas 1/1 dengan soal yang diberikan secara acak. Ini dilakukan untuk melihat tingkat pemahaman materi dari 3 pertemuan yang sudah dilakukan sebelumnya.

14 38 Gambar 4.3 Siswa Mengerjakan Soal Individu Di Papan Tulis Siswa yang belum mendapat giliran maupun yang sudah mendapat giliran mengoreksi apakah pekerjaan temannya sudah benar atau belum. Kemudian peneliti dan siswa mendiskusikan bersama. Setelah semua siswa dapat mengerjakan soal individu di depan kelas dengan benar. Peneliti mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Masing-masing perwakilan kelompok (1 orang) diminta untuk mengambil soal latihan di depan kelas. Siswa kemudian dalam kelompok mengerjakan tugas dengan bimbingan peneliti. Wakil kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja mereka sedangkan kelompok lain menanggapinya. Peneliti memandu jalannya diskusi dan mengarahkan siswa untuk merumuskan jawaban yang benar. Siswa diberikan penghargaan atas hasil kerja kelompok mereka. Peneliti membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru dipelajari. Pada akhir pembelajaran peneliti dan siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran. Sebelum pembelajaran ditutup siswa diberi soal evaluasi untuk melihat tingkat pemahaman mereka tentang menentukan luas bangun datar dalam pertemuan I. Kemudian peneliti mengakhiri pertemuan dengan salam dan doa penutup.

15 Hasil Pengamatan Gambar 4.4 Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Pengamatan terhadap tindakan siklus II dilakukan selama proses kegiatan berlangsung. Observer, yaitu teman sejawat peneliti yang mengikuti keseluruhan proses tindakan yang dilaksanakan di kelas V SD Kanisius Cungkup. Berdasarkan analisa tentang ketuntasan belajar tersebut dapat diketahui dari jumlah siswa kelas V sebanyak 22 siswa, yang sudah tuntas sebanyak 100% atau 22 siswa dan yang belum tuntas sebanyak 0% atau 0 siswa. Adapun bila dianalisa berdasarkan perolehan nilai anak dapat disajikan pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Siklus II No Ketuntasan Belajar Siklus II Frekuensi siswa Persentase(%) 1. Tuntas % 2. Belum Tuntas 0 0 % Jumlah %

16 Evaluasi dan Refleksi Berdasarkan hasil evaluasi tes siklus I dan hasil tes siklus II dapat dilihat adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar siswa dari tindakan siklus I dan sesudah tindakan siklus II , ,6 Siklus I Siklus II 0 Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai ratarata Diagram 4.4. Perbandingan Nilai Matematika Siklus I dan Siklus II Perbandingan perolehan nilai siswa antara siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Diagram 4.4. Nilai tertinggi 100 pada siklus I tetap sama 100 pada siklus II, nilai terendah naik dari 25 menjadi 88, dan nilai rata-rata naik dari 63,6 menjadi 97, % 80.0% 78,6% 100% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% 21,4% Siklus I 0% Siklus II Tuntas Belum Tuntas Diagram 4.5. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siklus I dan Siklus II

17 41 Hubungannya dengan ketuntasan belajar dapat ditunjukkan perbandingannya pada Diagram 4.5. Terlihat dari Diagram 4.5 bahwa siswa yang tuntas belajar mengalami kenaikan dari 78,6% siswa tuntas pada siklus I menjadi 100% siswa tuntas pada siklus II, sehingga ada kenaikan sebesar 21,4%. 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan tindakan yang sudah dilakukan dapat dinyatakan bahwa melalui pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SD Kanisius Cungkup. Hal tersebut dapat dianalisis dan dibahas sebagai berikut : Pembahasan Pra Siklus a) Hasil Belajar Pada awalnya nilai rata-rata pelajaran matematika yang diperoleh siswa kelas V tergolong sangat rendah. Hal ini disebabkan karena siswa belum mampu memfokuskan diri pada penjelasan guru. Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 22 siswa hanya terdapat 2 siswa atau 20,4% yang mencapai ketuntasan klasikal yaitu sebesar 85%, sedangkan 20 siswa atau 79,6% belum mencapai ketuntasan klasikal. Skor standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sekolah yaitu sebesar 65. Nilai tertinggi pra siklus adalah 75, nilai terendah 0, dengan rata-rata kelas sebesar 33,4. b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada pra siklus menunjukkan bahwa siswa merasa bosan dengan lingkungan tempat belajar siswa, pengaruh lingkungan dari rumah juga sangat penting, siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda, latar belakang yang berbeda dan juga jenis kelamin yang berbeda juga dapat berpengaruh terhadap aktivitas siswa dalam menerima pelajaran dan nilai yang didapatkan menjadi rendah. Siswa yang memiliki sifat kecenderungan malas dan juga menyepelekan tugas sangat mempengaruhi proses pembelajaran, siswa terkadang malu atau segan menyampaikan kesulitan mereka dalam belajar kepada orang tua, guru maupun teman sekelasnya.

18 Pembahasan Siklus I Hasil tindakan pembelajaran pada siklus I, berupa hasil tes dan non tes. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terhadap pelaksanaan siklus I diperoleh keterangan sebagai berikut: a) Hasil Belajar Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 22 siswa terdapat 14 siswa atau 63,6% yang sudah mencapai ketuntasan belajar sedangkan 8 siswa atau 36,4% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari Hasil nilai siklus I dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah 25, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 63,6. Terhadap 8 siswa yang nilai tesnya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal diberikan program remedial, dengan cara memberikan soal yang sama dengan soal tes formatif untuk dikerjakan di rumah. Disarankan dalam mengerjakan soal di rumah untuk minta bimbingan orang tua, teman, ataupun orang yang dianggap mampu memberikan bimbingan. Nilai dari tugas yang dikerjakan di rumah tersebut digunakan untuk memperbaiki nilai tes formatif setara dengan standar nilai kriteria ketuntasan minimal. b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus I sudah menunjukkan adanya perubahan, meskipun belum semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan kegiatan yang bersifat kelompok ada anggapan bahwa prestasi maupun nilai yang didapat secara kelompok pasti sama. Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar, karena ada persaingan untuk menjadi kelompok yang terbaik. Ada interaksi/komunikasi antar siswa dalam kelompok. Masing-masing siswa ada peningkatan, siswa berani bertanya dan minta penjelasan kepada guru maupun temannya sendiri, sehingga terlatih ketrampilan bertanya jawab. Terjalin kerjasama antar siswa, ada persaingan positif antar kelompok mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan menunjukkan jati diri. Hasil refleksi dari siklus I dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran mengalami perubahan dalam mencapai ketuntasan belajar yang awalnya ketuntasan belajar siswa hanya mencapai 20,4% menjadi 78,6% sehingga terjadi peningkatan sebesar 58,2%. Pada siklus I ini belum semua siswa mencapai ketuntasan karena masih ada sebagian siswa yang masih belum dapat menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD secara maksimal. Dalam proses belajar pada siklus I siswa mulai aktif,

19 43 berani bertanya dan meminta penjelasan, mulai mampu bekerja sama dan menyelesaikan tanggung jawab dan dapat dikelompokkan dalam kelompok heterogen meskipun pada awalnya siswa menolak dikelompokkan sesuai dengan kelompok yang ditentukan oleh peneliti Pembahasan Siklus II Hasil tindakan pembelajaran pada siklus II berupa hasil tes dan non tes, Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti terhadap pelaksanaan siklus II diperoleh keterangan sebagai berikut: a) Hasil Belajar Berdasarkan ketuntasan belajar siswa dari sejumlah 22 siswa terdapat 22 siswa atau 100 % yang sudah mencapai ketuntasan belajar dan 0 siswa atau 0% belum mencapai ketuntasan. Adapun dari Hasil nilai siklus II dapat dijelaskan bahwa perolehan nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah 88, dengan nilai rata-rata kelas sebesar 97,2. Sehingga tidak perlu diadakannya remedial karena pada siklus II semua siswa telah mencapai nilai ketuntasan minimal. b) Proses Pembelajaran Proses pembelajaran pada siklus II sudah menunjukkan adanya perubahan, semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan ketertarikan siswa melalui variasi penataan kelas secara berkelompok yang terdiri kelompok heterogen dan variasi dalam penyampaian materi pembelajaran dari peneliti. Dari hasil pengamatan telah terjadi peningkatan semangat dan keaktifan siswa dalam belajar. Ada interaksi atau komunikasi antar siswa. Mereka saling berkompetisi untuk memperoleh penghargaan dan menunjukkan kemampuannya. Hasil antara siklus I dengan siklus II ada perubahan secara signifikan, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil tes akhir siklus II ternyata lebih baik dibandingkan dengan tingkat ketuntasan belajar siswa pada siklus I. Dalam proses pembelajaran siswa sudah aktif dan kreatif serta cekatan dalam proses pembelajaran, dan berkompetisi secara sehat, kreatifitas, kerjasama, tanggung jawab sudah tampak. Perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II terlihat ada peningkatan yang cukup signifikan, baik dilihat dari ketuntasan belajar maupun hasil perolehan nilai rata-rata kelas. Dari sejumlah 22 siswa semuanya sudah mencapai tingkat ketuntasan belajar sehingga tidak ada lagi siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar. Pada siklus II siswa yang mendapat nilai 100 sebanyak 17 siswa, hal ini karena siswa-siswa tersebut disamping mempunyai kemampuan yang baik, juga didukung rasa senang belajar, sehingga mereka dapat nilai yang optimal. Secara umum dari hasil

20 44 pengamatan dan tes kondisi awal hingga siklus II, dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas V semester 2 SD Kanisius Cungkup tahun ajaran 2015/2016. Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat peneliti. Adapun hasil pengamatan terhadap aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat ditunjukkan pada Tabel 4.4. No. Tabel 4.4 Aktivitas Guru Mengajar Melalui Metode Pembelajaran Kooperetif Tipe STAD Aspek yang diamati Siklus I/1 Siklus I/2 Siklus II/1 Siklus II/2 Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk I Pra Pembelajaran 1. Guru menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran 2. Guru mengatur siswa menempati tempat duduknya masing-masing II Kegiatan Pendahuluan 3. Guru mengucapkan salam 4. Guru mengajak siswa untuk berdoa 5. Guru memeriksa kehadiran siswa 6. Guru memeriksa kesiapan belajar siswa 7. Guru memberikan motivasi belajar 8. Guru menyampaikan apersepsi. 9. Guru menyampaikan kegiatan dan tujuan pembelajaran III Kegiatan Inti Pembelajaran A. Langkah-langkah STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 10. Guru memberikan gambaran umum tentang materi/topik yang akan dipelajari 11. Guru memberikan motivasi kepada siswa 12. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajarn STAD Fase 2 : Menyajikan informasi 13. Guru menjelaskan materi menentukan luas bangun datar di depan kelas 14. Guru memberikan contoh bagaimana menentukan luas bangun datar Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 15. Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang masing-masing terdiri 4-5 orang siswa dan

21 45 pembagian ini berdasarkan kemampuan akademik siswa Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar 16. Guru memberikan aba-aba kepada siswa untuk mulai berdiskusi 17. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok Fase 5 : Evaluasi 18. Guru membuat jadwal presentasi kelompok dan membimbing siswa dalam melakukan presentasi. 19. Guru memfasilitasi kelompok lain yang ingin menanggapi atau memberi masukan terhadap presentasi kelompok. Fase 6 : Memberikan penghargaan 20. Guru memberikan penghargaan kepada setiap kelompok yang telah mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas IV Kegiatan Penutup 21. Guru bersama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran 22. Guru memberikan tindak lanjut berupa soal latihan atau pemberian tugas individu kepada siswa. 23. Guru menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya. Pengamatan selama proses tindakan yaitu pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh teman sejawat peneliti. Adapun hasil pengamatan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Aktivitas Siswa Mengajar Melalui Metode Pembelajaran Kooperati Tipe STAD No. Aspek yang diamati Siklus I/1 Siklus I/2 Siklus II/1 Siklus II/2 Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk Ya Tdk I Pra Pembelajaran 1. Siswa menyiapkan perlengkapan pembelajaran 2. Siswa menempati tempat duduknya masing-masing II Kegiatan Pendahuluan 3. Siswa menjawab salam 4. Siswa berdoa bersama guru 5. Siswa diperikasa kehadirannya oleh guru 6. Siswa diperiksa kesiapan belajarnya oleh guru 7. Siswa diberi motivasi belajar oleh guru 8. Siswa menjawab apersepsi dari guru

22 46 9. Siswa disampaikan tentang kegiatan dan tujuan Pembelajaran III Kegiatan Inti Pembelajaran A Langkah-langkah STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) Fase 1 : Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa 10. Siswa mendapat gambaran umum tentang materi/topik yang akan dipelajari 11. Siswa mendapatkan motivasi dari guru 12. Siswa dijelaskan langkah-langkah pembelajaran STAD Fase 2 : Menyajikan informasi 13. Siswa memperhatikan penjelasan guru di depan kelas mengenai menentukan luas bangun datar 14. Siswa memperhatikan contoh cara menentukan luas bangun datar yang diberikan oleh guru Fase 3 : Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 15. Siswa dibagi ke dalam kelompok yang masingmasing terdiri 4-5 orang siswa dan pembagian ini berdasarkan kemampuan akademik siswa Fase 4 : Membimbing kelompok bekerja dan belajar 16. Siswa mengerjakan tugas kelompok dan saling berbagi informasi 17. Siswa mendapatkan bimbingan dari guru dalam mengerjakan tugas kelompok Fase 5 : Evaluasi 18. Siswa sebagai perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya sedangkan siswa dari kelompok lain menanggapinya 19. Kelompok lain difasilitasi oleh guru jika ingin menanggapi atau memberi masukan terhadap presentasi kelompok Fase 6 : Memberikan penghargaan 20. Siswa diberikan penghargaan atas hasil kerja kelompok mereka. IV Kegiatan Penutup 21. Siswa bersama guru membuat rangkuman atau kesimpulan pelajaran 22. Siswa diberikan tindak lanjut berupa soal latihan individu 23. Siswa disampaikan rencana pembelajaran berikutnya Adapun hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat dikatakan baik karena dalam proses pembelajaran berlangsung siswa sudah pada keadaan siap untuk mengikuti pembelajaran, di dalam pembelajaran siswa aktif memperhatikan penjelasan guru di depan kelas sehingga menimbulkan antusias dalam melaksanakan tugas. Pada saat penugasan dalam kelompok siswa juga menunjukkan kreatifitas dalam menata posisi kelompok, siswa juga interaktif bekerja sama dengan temannya satu kelompok dalam menyelesaikan tugas kelompok

23 47 sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas kelompok dengan baik dan mempunyai keberanian untuk mempresentasikan kerja kelompok mereka di depan kelas. 4.5 Hasil Tindakan Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat diketahui telah terjadi peningkatan hasil belajar matematika melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang ditunjukkan menggunakan Diagram dibawah ini % 80.0% 60.0% 40.0% 20.0% 0.0% 100% 78,6% 20,4% Tuntas 79,6% 21,4% 0% Tidak Tuntas Pra Siklus Siklus I Siklus II Diagram 4.6 Perbandingan Ketuntasan Belajar Pra siklus, Siklus I dan Siklus II Dari data ketuntasan belajar siswa dari kondisi awal sampai dengan siklus II yang ditunjukkan pada Diagram 4.6 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika pada materi menentukan luas bangun datar dari pra siklus, siklus I dan siklus II. Siswa yang tuntas pada pra siklus 20,4% yang belum tuntas 79,6%. Pada siklus I siswa yang tuntas mengalami kenaikan sebesar 58,2% dari 20,4% yang tuntas pada pra siklus naik menjadi 78,6% dan yang tidak tuntas mengalami penurunan dari 79,6% menjadi 21,4%. Pada siklus II ketuntasan belajar mengalami kenaikan sebesar 21,4% dari siklus I yaitu 78,6% menjadi 100% dan tidak ada siswa yang belum tuntas sehingga tidak perlu diberi bimbingan khusus oleh peneliti. Perbandingan ketuntasan belajar yang diperoleh setiap siswa kelas V SD Kanisius Cungkup juga dapat dilihat pada Gambar 4.5.

24 Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3 Siswa 4 Siswa 5 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 8 Siswa 9 Siswa 10 Siswa 11 Siswa 12 Siswa 13 Siswa 14 Siswa 15 Siswa 16 Siswa 17 Siswa 18 Siswa 19 Siswa 20 Siswa 21 Siswa 22 Gambar 4.Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar Setiap Siswa Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II Grafik di atas menunjukkan nilai yang diperoleh siswa kelas V dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan pada setiap siswa. ini menandakan adanya keberhasilan proses belajar dengan menggunakan metode kooperatif tipe STAD. Berdasarkan pengamatan terhadap hasil belajar dan pengamatan terhadap proses pembelajaran dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas V semester II SD Kanisius Cungkup tahun ajaran 2015/2016.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Diskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Kayuapu, semester I, yang berjumlah 27 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Sidorejo Lor 01 Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Sukorejo Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang. Jumlah siswa di kelas 5 sebanyak 19 terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang meliputi temuan-temuan dari seluruh kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Mangunsari 05 Salatiga dengan jumlah siswa 40, laki-laki sebanyak 24

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 49 4.1. Deskripsi Kondisi Awal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di kelas 4 Sekolah Dasar Negeri 02 Katong semester II Tahun Pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilaksanakan dalam praktek pembelajaran di kelas V SD Negeri Jembrak Kabupaten Semarang, dengan jumlah siswa 16 orang pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di kelas XI IPS 3 di SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta. Sebagaimana diuraikan pada bab III, tindakan penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Peneliatian dilakukan di SD Negeri Ujung-ujung 02 merupakan SD yang terletak di Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. SD Negeri Ujung-ujung 02 berada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten Boyolali Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan di SDN 1 Krobokan Kecamatan Juwangi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Blaru 02 terletak di desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Dukuh 01 Kota Salatiga. Dalam hal ini siswa kelas IV yang berjumlah 35 siswa. Berdasarkan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam bab IV ini akan disajikan hasil penelitian dan pembehasan dari siklus I, siklus II, dan siklus III. Tiap siklus mendeskripsikan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Kondisi Awal 1.1.1. Kondisi Aktifitas Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA di SDN Kalangsono 02 Kecamatan Banyuputih Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Pelaksanaan Tindakan 1.1.1 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Wonoyoso, yaitu sebuah Sekolah Dasar di desa Wonoyoso Kecamatan Pringapus Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Proses pembelajaran matematika pada pra siklus guru menggunakan metode pembelajaran konvensional, dimana guru

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode Student Teams Achievmet Division (STAD). Guru mengawali pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Prasiklus Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan selama 2 minggu di kelas 5 Sekolah Dasar Negeri Bugel 02 semester II Tahun Pelajaran 2013/2014

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil observasi awal dilakukan di kelas VII F SMP N 2 Susukan semester 2 tahun ajaran 2013 / 2014 pada kompetensi dasar mendiskripsikan Potensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas II SD Kutowinangun 08. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Kondisi awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning Tipe STAD diketahui ketuntasan hasil belajar IPA semester I kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA Oleh: Leli Dwi Nugraheni, Mujiyem Sapti, Riawan Yudi Purwoko. Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pratindakan Kelas yang di gunakan untuk penelitian adalah kelas IV yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan, dengan guru kelas yang bernama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 19 III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gadingrejo, Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3 SMP Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan yang memaparkan uraian masing-masing siklus, mulai dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Awal Proses pembelajaran sebelum pelaksanaan PTK, guru mengajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional atau hanya ceramah. Guru cenderung mentransfer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Kondisi Pra Siklus Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Jimbaran yang terletak di jalan Mawar 6 Desa Jimbaran Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Gedangan 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Lokasi SD Gedangan ini berdekatan

Lebih terperinci

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus.

7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. Persentase siswa yang mencapai kategori terampil pada setiap aspek. psikomotor meningkat setiap siklus. 59 b. Hasil Belajar 1) Ranah kognitif Indikator keberhasilan tindakan ditinjau dari hasil tes, jika rata-rata siswa 7,0 dengan ketuntasan klasikal 85%. 2) Ranah Afektif Nilai aspek afektif dikatakan berhasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4. 1.1. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan dikelas 4 SD Negeri Gumawang 03 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Bagian ini, akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gendongan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 32 siswa 17 siswa laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dipaparkan hasil penelitian dan pembahasan tematik tentang materi pengalaman melalui model Pembelajaran SQ3R pada siswa kelas III SD 2 Ngemplak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SDN Rejowinangun Utara 03 Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang pada semester II tahun pelajaran 2012/

Lebih terperinci

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8

= = 7.6 dibulatkan menjadi = 8 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Pra Siklus Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN TINDAKAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Peserta didik SD Negeri Sidomulyo 01 Kecamatan Gunungwungkal Kabupaten Pati pada umumnya berasal dari keluarga yang ekonominya menengah ke

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Hasil belajar siswa di kelas 4 SD Negeri Kauman Lor 01 tergolong rendah. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 23

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian, hasil penelitian terdapat kondisi awal, siklus I dan siklus II, selanjutnya ada hasil analisis data dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1Deskriptif Kondisi Awal Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Plobangan Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo, dalam hal ini siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kecandran 01 dengan subyek penelitian siswa kelas 4 yang berjumlah 32 siswa yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Frekuensi Persentase 1 Tuntas 7 33% 2 Tidak tuntas 14 67% Jumlah % Minimum 30 Maksimum 82 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Diskripsi Kondisi Awal Hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD Negeri 3 Jumo Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan semester 1

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Observasi awal yang dilakukan di kelas IIIA SD Negeri Tlahap, peneliti berhasil menemukan beberapa permasalahan yang terjadi di dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas 6 semester I SD Negeri Pungangan 02 Kecamatan Limpung Kabupaten Batang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian mewakili kelompok individu (siswa), kepada siapa tindakan dalam penelitian akan diterapkan. Subjek dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus) Kondisi awal adalah kondisi belajar siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang terletak di lingkungan rumah warga dan jauh dari pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran langsung dengan permainan balok pecahan pada mata pelajaran matematika materi pecahan ini

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan saat pembelajaran IPA, siswa terlihat kurang semangat dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Deskripsi Siklus 1 4.1.1.1. Perencanaan Tindakan 1 Pada tahapan ini, kegiatan penyusunan rencana pembelajaran dilakukan setelah diperoleh

Lebih terperinci

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1 Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Bab IV ini menjelaskan tentang hasil penelitian dan pembahasan, berturut-turut akan dibahas mengenai deskripsi kondisi awal (Pra Siklus), hasil penelitian siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Lentera Ambarawa, yaitu sekolah dasar yang terletak di kota Ambarawa, Kecamatan

Lebih terperinci

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan : 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Wringingintung 01 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Hasil tindakan pada siklus I dan siklus II akan dideskripsikan sehingga dapat diketahui dengan jelas perbandingan antara prasiklus, siklus

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. juga teman sejawat yang bertindak sebagai observer. Penelitian ini hanya BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.1 Deskripsi Hasil Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti didampingi oleh ibu Dra. Nurhayati Alie sebagai guru matematika kelas X di SMA N 3 Gorontalo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Hasil belajar Matematika kelas III SD Negeri Kasepuhan 01 Batang Kecamatan Batang Kabupaten Batang semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Blotongan 2 Salatiga dengan jumlah 39 peserta didik pada mata pelajaran

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa

Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Pra Siklus No Aspek yang Diamati Kategori Kemunculan Jumlah Siswa 26 dapat dilihat dari hasil observasi yang penulis laksanakan terhadap aktivitas belajar siswa seperti yang disajikan dalam tabel 4.1 di halaman berikut. Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Tahap Identifikasi Masalah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat. Sebelum melakukan

Lebih terperinci

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Per Siklus Dari instrumen-instrumen yang telah disiapkan untuk menjaring data awal (pra tindakan penelitian) melalui dokumentasi siswa dan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini diawali dengan perencanaan pembelajaran yang meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci