BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi Sekolah SDN Banyubiru 05 berada di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang. SD ini terletak cukup dekat dengan rumah-rumah penduduk dan juga sawah. Letak SD seperti ini membuat kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik karena suasana di sekitar SD cukup tenang. SDN Banyubiru 05 memiliki 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan, 6 ruang kelas, 1 ruang UKS, 1 ruang kepala sekolah, 4 ruang WC siswa, 1 ruang WC guru, 1 ruang kesenian, 1 ruang gudang, dan lapangan upacara yang cukup luas. Jumlah peserta didik dari kelas 1 hingga kelas 6 sebanyak 162 siswa. Ruang kelas juga sudah cukup baik, dengan penerangan dan ventilasi yang cukup. Di setiap ruang kelas juga tersedia tempat hasil karya siswa dengan berbagai macam karya-karya siswa sehingga kelas terkesan menarik, tidak membosankan bagi siswa dan dapat memacu kreatifitas siswa dalam berkarya. Fasilitas yang ada di SDN Banyubiru 05 cukup lengkap. Terdapat 2 buah komputer yang digunakan untuk memfasilitasi guru dalam mengetik data-data administrasi yang diperlukan dan 1 komputer untuk mengelola data-data perpustakaan. Selain itu, sekolah ini juga memiliki telepon sekolah yang digunakan untuk keperluan sekolah. Alat peraga yang dimiliki sekolah ini juga cukup lengkap dengan adanya KIT alat peraga. Buku-buku yang ada di sekolah ini, khususnya di perpustakaan juga cukup lengkap dan banyak buku-buku yang baru. Jumlah tenaga pengajar dan karyawan di SDN Banyubiru 05 sebanyak 12 guru dengan rincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru 21

2 22 olahraga, 1 guru wiyata bakti yang mengampu mata pelajaran SBK dan Bahasa Inggris, 1 penjaga sekolah, dan 1 pengelola perpustakaan Kondisi Awal Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 31 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Sebagian besar siswa kurang berani dan tidak aktif selama pembelajaran berlangsung. Selain itu, berdasarkan data yang diperoleh dari guru kelas V SDN Banyubiru 05, diketahui bahwa hasil belajar Matematika pada pokok bahasan pecahan yang diraih siswa rendah. Ini dapat dilihat di dalam tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus Matematika Dengan melihat tabel 4.1, dapat diketahui bahwa masih banyak siswa yang tidak tuntas dalam belajarnya yaitu di bawah KKM 60. Dari tabel di atas dapat dilihat nilai terendah siswa adalah 30 yaitu sebanyak 5 siswa dengan persentase 16,1 % dan nilai tertinggi 100 sebanyak 2 siswa dengan persentase 6,5% sedangkan rata-rata kelas yang diperoleh adalah 56,5. Dari data tabel 4.1 di atas, maka dapat dibuat tabel ketuntasan Matematika pra siklus pada tabel 4.2 sebagai berikut. No. Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan ,1 Tidak tuntas ,7 Tidak tuntas ,0 Tidak tuntas ,6 Tuntas ,9 Tuntas ,2 Tuntas ,5 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 56,5 Nilai maks. 100 Nilai min. 30

3 23 Tabel 4.2 Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) 60 (Tuntas) 14 45,2 <60 (Tidak Tuntas) 17 54,8 Jumlah Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas mencapai 14 siswa atau sebanyak 45,2% dari jumlah siswa. sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 17 siswa atau sebanyak 54,8%. Untuk melihat perbandingan ketuntasan hasil belajar ini secara lebih jelas, maka data pada tabel 4.2 dapat dilihat dalam diagram 4.1 di bawah ini. Skala Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus Tuntas Tidak Tuntas Diagram 4.1 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Pra Siklus VALIDITAS TES Sebelum pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II, soal yang akan diberikan kepada siswa kelas V SDN Banyubiru 05 diujikan kepada siswa kelas V SDN Rapah 03. Hal ini dikarenakan soal yang akan diberikan haruslah diuji terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitasnya.

4 24 Setelah hasil uji coba soal dianalisis, maka didapatkan hasil validitas soal yang diujicobakan. Hasil validitas soal tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut ini: Siklus I 1, 2, 3, 4,5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Siklus II 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas Soal Item Soal Valid Tidak Valid 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 26, 28, 29, 30. 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18,19, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 29,30. 16, 23, 27. 2, 12, 20, 24, 28. Dengan melihat tabel 4.3, dapat diketahui bahwa pada siklus I dari 30 soal yang diujicobakan terdapat 27 soal yang valid dan 3 soal yang tidak valid. Sedangkan pada siklus II dari 30 soal terdapat 25 soal yang valid dan 5 soal yang tidak valid RELIABILITAS TES Selain dilakukan uji validitas juga dilakukan uji reliabilitas soal tes. Reliabilitas untuk soal siklus I dan II bisa ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas Soal Reliabilitas Cronbach s Alpha N of items Siklus I Siklus II Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa reliabilitas kedua soal tersebut adalah baik karena diatas 0,8.

5 TINGKAT KESULITAN SOAL Setelah dilakukan uji validitas dan reliabilitas, maka langkah selanjutnya adalah memilih dan menyusun soal yang akan digunakan untuk tes formatif yang akan dilaksanakan di kelas V SDN Banyubiru 05. Dalam menyusun soal tes formatif ini, peneliti hanya memberikan 10 soal saja karena materi yang dipelajari cukup sulit dan membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya. Soal yang digunakan untuk siklus I yaitu soal nomor 4, 8, 11, 14, 15, 20, 22, 24, 28, dan 29. Sedangkan untuk siklus II soal yang digunakan yaitu soal nomor 4, 7, 11, 13, 17, 19, 21, 26, 27, dan 30. Soal-soal yang telah dipilih tadi kemudian disusun dan diurutkan menjadi soal bernomor 1 sampai 10. Dalam menentukan soal yang akan digunakan tadi, peneliti memilih 2 soal mudah, 6 soal sedang, dan 2 soal sulit untuk tiap siklus. Soal mudah terdapat pada nomor 1 dan 2, soal sedang terdapat pada nomor 3, 4, 5, 6, 7, dan 8, sedangkan soal sulit terdapat pada nomor 9 dan 10. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Tingkat Kesulitan Soal Analisis Soal Soal Mudah Soal Sedang Soal Sukar Siklus I Siklus II 1, 2 3, 4, 5, 6, 7, 8 9, 10 1, 2 3, 4, 5, 6, 7, 8 9, SIKLUS I Tahap Perencanaan Praktik pembelajaran pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 23, 27, dan 29 Februari a. Pertemuan I Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi dan wawancara, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas V mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, diantaranya Rencana

6 26 Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar tes individual siswa, lembar observasi siswa, dan lembar observasi guru. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan Kompetensi Dasar menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kemudian peneliti menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi: seluruh kegiatan awal, presentasi guru dalam mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dengan menggunakan alat peraga untuk menanamkan dan membuktikan konsep dasar penjumlahan dan pengurangan pecahan, kegiatan kerja kelompok siswa, tes individual siswa, penghitungan skor kemajuan siswa, pemberian penghargaan, hingga pemantapan dan penutup. b. Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan I dengan materi yang akan dipelajari yaitu tentang menjumlahkan dan mengurangkan pecahan desimal. Sebelum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar tes individual, lembar observasi siswa, dan lembar observasi guru. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menentukan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi: seluruh kegiatan awal, presentasi guru dalam mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal dengan menggunakan konsep dasar penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, kegiatan kerja kelompok siswa, tes individual siswa, penghitungan skor kemajuan siswa, pemberian penghargaan, hingga pemantapan dan penutup. c. Pertemuan III Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai tindak lanjut dari pertemuan I dan II yang peneliti gunakan untuk mengadakan tes evaluasi bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan

7 27 pertemuan II. Sebelum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan III, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja kelompok, lembar soal tes formatif, lembar observasi siswa, lembar observasi guru. Peneliti merancang pertemuan III seperti pertemuan I dan II namun tes individual siswa untuk pertemuan III dinamakan tes formatif. Hal ini dikarenakan materi untuk tes di pertemuan III adalah seluruh materi dari siklus I. Sementara itu materi belajar siswa untuk pertemuan III adalah menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. Tentu saja materi ini masih mengandung materi pada pertemuan I dan II karena materi ini hanya pengembangan dari materi I dan II sehingga secara tidak langsung siswa juga diajak untuk mengingat materi yang telah diajarkan sebelumnya. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menentukan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi: seluruh kegiatan awal, presentasi guru dalam mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan dengan menggunakan konsep dasar pada pertemuan sebelumnya, kegiatan kerja kelompok siswa, tes formatif siswa, penghitungan skor kemajuan siswa, pemberian penghargaan, hingga pemantapan dan penutup Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan I Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan informasi tentang apa yang akan mereka pelajari dan apa yang mereka lakukan. Setelah itu, guru memberikan motivasi agar siswa mau memperhatikan penjelasan dan mau bekerjasama di dalam kelompok, serta dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa cerita singkat yang berisi permasalahan penjumlahan pecahan. Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian guru menyampaikan kegiatan inti. Dengan menggunakan alat peraga berupa skala pecahan dan mika, guru mengajak siswa menyelesaikan permasalahan yang sudah

8 28 disampaikan dalam apersepsi. Kemudian guru mengajak siswa menyelesaikan contoh lain dengan menggunakan alat peraga yang sama. Setelah mendapatkan hasil, siswa diajak untuk menyimpulkan cara menyelesaikan soal penjumlahan pecahan biasa. Sedangkan untuk pengurangan pecahan biasa juga melalui cara yang sama. Setelah mendapatkan kesimpulan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, siswa diajak untuk membandingkan cara untuk menjumlahkan dan mengurangkan pecahan biasa. Setelah mendapatkan konsep dasar tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa, guru membentuk kelompok siswa. Di dalam kelompok, siswa berdiskusi tentang cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa sambil bersama-sama mengerjakan lembar kerja kelompok yang diberikan. Setelah itu, siswa membacakan hasil diskusi dan kerja kelompok mereka, lalu guru membahas hasil kerja kelompok. Setelah melakukan kerja kelompok, siswa kembali ke tempat duduk masing-masing, kemudian melaksanakan kuis individual. Setelah penilaian kuis individual, guru menghitung skor kemajuan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan penghargaan kepada tim. Di dalam kegiatan akhir guru mengajak siswa mengingat-ingat kembali tentang apa yang telah dipelajari sambil meluruskan tentang pemahaman siswa yang salah. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa mempelajari lagi materi yang sudah dipelajari, lalu guru menutup pelajaran. b. Pertemuan II Pelaksanaan tindakan pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan I, maka pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan informasi tentang apa yang akan dipelajari dan dilakukan pada pembelajaran ini serta dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti meliputi guru menyampaikan konsep tentang menjumlahkan dan mengurangkan pecahan desimal dengan cara mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa. Setelah

9 29 menjadi pecahan biasa, kemudian dikerjakan dengan cara seperti pada pertemuan 1 dan hasilnya diubah ke bentuk desimal. Setelah memberikan beberapa contoh, barulah disimpulkan tentang cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan pecahan desimal. Setelah mendapatkan konsep penjumlahan dan pengurangan desimal, siswa bekerja di dalam kelompok seperti pada pertemuan 1. Langkah selanjutnya siswa mengerjakan kuis individual, lalu nilai kuis individual tersebut diambil sebagai skor kemajuan siswa. Kemudian guru memberikan piagam penghargaan kepada tim yang mencapai kriteria yang ada. Di dalam kegiatan akhir guru mengajak siswa mengingat-ingat kembali tentang apa yang telah dipelajari sambil meluruskan tentang pemahaman siswa yang salah. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa mempelajari lagi materi yang sudah dipelajari dan mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan tes formatif, lalu guru menutup pelajaran. c. Pertemuan III Pembelajaran pada pertemuan III sebagai tindak lanjut dari pertemuan I dan II dan digunakan untuk mengadakan tes formatif bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengajak siswa untuk berdoa, salam, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan informasi tentang apa yang akan dipelajari dan dilakukan pada pembelajaran ini serta dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan inti guru memberikan materi operasi hitung campuran penjumlahan dan pengurangan dalam berbagai bentuk pecahan. Materi yang diberikan pada pertemuan ini cukup singkat karena masih merupakan pengembangan sederhana dari 2 pertemuan sebelumnya. Langkah selanjutnya juga masih sama seperti 2 pertemuan sebelumnya yaitu siswa bekerja secara berkelompok, siswa mengerjakan kuis individual, penghitungan skor kemajuan siswa, dan pemberian piagam penghargaan. Namun, pada pertemuan ini materi yang dijadikan soal kuis individual adalah materi

10 30 keseluruhan pada Siklus I sehingga kuis individual ini bisa disebut juga sebagai tes formatif. Di dalam kegiatan akhir guru mengajak siswa mengingat-ingat kembali tentang apa yang telah dipelajari sambil meluruskan tentang pemahaman siswa yang salah. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa mempelajari lagi materi yang sudah dipelajari, lalu guru menutup pelajaran Hasil Tindakan a. Penilaian Praktik Pembelajaran Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan pembelajaran, digunakanlah lembar observasi praktik pembelajaran. Peneliti meminta bantuan bapak Fx. Andoko, S.Pd sebagai observer. Adapun hal-hal yang diobservasi adalah praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran dilaksanakan. Hal-hal yang diamati dalam observasi praktik pembelajaran yang dilakukan guru adalah seluruh kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir yang meliputi langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan untuk penilaian berupa skor 1 hingga 4 dimana skor 1 adalah jika guru tidak melakukan tindakan dalam pernyataan di lembar observasi, skor 2 jika guru kurang baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 3 jika guru cukup baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, dan skor 4 jika guru sangat baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut. Setelah melakukan observasi praktik pembelajaran pada siklus I maka didapatkan hasil pada siklus I pertemuan I terdapat skor 2 sejumlah 4. Ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa hal yang kurang baik dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kemudian untuk pertemuan II dan III jumlah skor 2 dalam penilaian praktik pembelajaran sudah berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan sudah membaik dan mengalami kemajuan. Namun, meski telah mengalami kemajuan, masih ada beberapa aspek yang kurang baik.

11 31 Aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah membimbing siswa dalam meneliti hasil tes individu siswa dan proses penghitungan skor kemajuan siswa yang dianggap kurang efisien dalam menggunakan waktu. Kedua aspek yang mendapat penilaian kurang baik di atas, merupakan kelemahan yang terjadi pada siklus I. selanjutnya, hal ini akan dijadikan bahan kajian untuk refleksi dan revisi yang akan dilakukan pada siklus II. Sementara itu, untuk observasi siswa, hal-hal yang diamati adalah aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran berlangsung. Skor penilaian yang digunakan adalah skor 1 hingga 4 dimana skor 1 berarti tidak ada atau hanya ada sebagian kecil siswa saja yang melakukan pernyataan dalam lembar observasi, kemudian skor 2 jika setengah dari seluruh siswa melakukan pernyataan tersebut, skor 3 jika sebagian besar siswa melakukan pernyataan tersebut, dan skor 4 jika seluruh siswa melakukan pernyataan tersebut. Setelah melakukan observasi aktivitas siswa pada siklus I maka didapatkan hasil pada siklus I pertemuan I terdapat skor 2 sejumlah 3. Ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa aspek aktivitas siswa yang kurang baik. Kemudian untuk pertemuan II dan III jumlah skor 2 dalam penilaian praktik pembelajaran sudah berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa sudah membaik dan mengalami kemajuan. Namun, meski telah mengalami kemajuan, masih ada aspek yang kurang baik. Aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik adalah dalam hal memperhatikan presentasi kelompok lain. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan (terlampir), maka dapat dikatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam siklus I adalah cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya skor 3 pada lembar observasi praktik pembelajaran dan aktivitas siswa. Namun, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam Siklus I ini masih terdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan ini akan dibahas bersama guru kelas untuk mencari solusi terhadap kekurangankekurangan yang ada.

12 32 b. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN Banyubiru 05 didapat dengan mengadakan tes formatif diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar Matematika, namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN Banyubiru 05 pada Siklus I dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut. Tabel 4.6 Nilai Matematika Siklus I No. Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan ,2 Tidak tuntas ,1 Tidak tuntas ,1 Tidak tuntas ,6 Tuntas ,9 Tuntas ,1 Tuntas ,2 Tuntas ,7 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 63,6 Nilai maks. 100 Nilai min. 30 Dari tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa adalah 30 yang didapatkan oleh 1 siswa sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang didapatkan oleh 3 siswa. Sementara itu, nilai rata-rata pada siklus I adalah 63,6. Dari data tabel 4.6 di atas, dapat dibuat tabel ketuntasan hasil belajar Matematika siklus I pada tabel 4.7 sebagai berikut. Tabel 4.7 Tabel Ketuntasan Belajar Matematika Siklus I Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) 60 ( Tuntas) 20 64,5 <60 (Tidak Tuntas) 11 35,5 Jumlah

13 33 Berdasarkan tabel 4.7 di atas, diketahui jumlah siswa yang tuntas sebanyak 20 siswa atau sebesar 64,5% dari jumlah siswa. sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa atau sebesar 35,5%. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami ketuntasan di atas KKM lebih banyak daripada jumlah siswa yang tidak tuntas, namun indikator kinerja hasil belajar Matematika yang peneliti tentukan belum tercapai sehingga perlu diadakan perbaikan pembelajaran siklus selanjutnya yaitu siklus II dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Selanjutnya, tabel 4.7 di atas dapat dinyatakan dalam diagram 4.2 sebagai berikut: 25 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I Skala Tuntas 11 Tidak Tuntas Refleksi Diagram 4.2 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus I Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan tes formatifyang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada siklus I maka penjelasan sebagai berikut:

14 34 a. Penilaian Praktik Pembelajaran Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi, dapat dilihat bahwa masihterdapat beberapa kekurangan. Kekurangan-kekurangan ini disebabkan guru dan siswa belum terbiasa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru masih kesulitan dalam menghitung skor kemajuan sehingga menghabiskan banyak waktu. Sedangkan siswa masih kurang memperhatikan pembelajaran yang dilakukan serta kurang terbiasa dalam bekerja secara kelompok. Secara keseluruhan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang diterapkan oleh guru kelas V sudah cukup baik.selanjutnya, sebagai perbaikan siklus I akan dilanjutkan pada siklus II. b. Hasil Belajar Matematika Dari tabel 4.6 dan 4.7, dapat dikatakan bahwa pada siklus I hasil belajar Matematika siswa kelas V mengalami peningkatan dari hasil belajar pra siklus, ditandai dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 63,6 sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 64,5% yang didapat oleh 20 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM atau dikatakan tidak tuntas mengalami penurunan yaitu menjadi 35,5% yang didapat oleh 11 siswa. Secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus I mengalami beberapa hambatan, yaitu sebagai berikut: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD belum biasa dilaksanakan oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran sehingga ada beberapa siswa yang masih canggung dalam kerja kelompok dan tidak memanfaatkan kesempatan untuk bertanya kepada teman sehingga belum mengalami kenaikan. 2) Penerapan alokasi waktu yang tidak sesuai. Hal ini dikarenakan dalam proses berkelompok, siswa cenderung kurang disiplin. Selain itu, guru juga belum terbiasa menghitung skor kemajuan siswa sehingga memerlukan lebih banyak waktu untuk melakukan aktivitas tersebut.

15 35 3) Cara siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok kurang efisien karena banyak jawaban yang sama sehingga hanya menjadi pengulangan dan menghabiskan waktu. Dari hambatan-hambatan tersebut, maka peneliti mengadakan analisis dan konsultasi dengan guru Matematika kelas V tentang kondisi siswa serta pembelajaran yang telah berlangsung hingga didapatkan penyelesaian hambatan-hambatan sebagai berikut: 1) Dalam proses pembelajaran memerlukan pengarahan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa. Guru harus lebih sering memberikan motivasi siswa agar bisa bekerja dalam kelompok dan memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bertanya kepada temannya. 2) Tempat duduk siswa diatur sejak awal agar berdekatan sehingga dalam proses berkelompok menjadi lebih efisien. Selain itu guru harus mempelajari lebih dalam tentang pemberian skor dan berlatih agar lebih menghemat waktu. 3) Dalam membacakan hasil kerja kelompok, guru menunjuk salah satu kelompok secara acak lalu bertanya apakah ada jawaban yang berbeda dari kelompok lain sebelum membahas hasil kerja kelompok tersebut SIKLUS II Tahap Perencanaan Praktik pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 5, 7, dan 8 Maret a. Pertemuan I Materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran pada Kompetensi Dasar mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Pelaksanaan pembelajaran siklus II merupakan tindak lanjut dan hasil refleksi pembelajaran pada siklus I. Sebelum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan I, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa,

16 36 lembar tes individual siswa, lembar observasi siswa, dan lembar observasi guru. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan I dengan Kompetensi Dasar mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kemudian peneliti menetapkan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi: seluruh kegiatan awal, presentasi guru dalam mengajarkan materi perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan menggunakan alat peraga untuk menanamkan dan membuktikan konsep dasar perkalian dan pembagian pecahan, kegiatan kerja kelompok siswa, tes individual siswa, penghitungan skor kemajuan siswa, pemberian penghargaan, hingga pemantapan dan penutup. b. Pertemuan II Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan I maka pada perencanaan pertemuan II masih sama dengan dengan pertemuan I tapi yang membedakan adalah materi yang akan dipelajari yaitu tentang perkalian dan pembagian pecahan desimal. Sebelum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan II, peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa, lembar kuis individual, lembar observasi siswa, dan lembar observasi guru. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menentukan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi: seluruh kegiatan awal, presentasi guru dalam mengajarkan materi perkalian dan pembagian pecahan desimal dengan menggunakan konsep dasar perkalian dan pembagian pecahan biasa, kegiatan kerja kelompok siswa, kuis individual siswa, penghitungan skor kemajuan siswa, pemberian penghargaan, hingga pemantapan dan penutup. c. Pertemuan III Perencanaan pembelajaran pada siklus I pertemuan III sebagai tindak lanjut dari pertemuan I dan II yang digunakan untuk mengadakan tes formatif

17 37 bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan I dan pertemuan II. Sebelum pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan III, maka peneliti menyiapkan segala sesuatu yang menunjang proses pembelajaran, di antaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar kerja kelompok, lembar soal tes formatif, lembar observasi siswa, lembar observasi guru. Peneliti merancang pertemuan III seperti pertemuan I dan II namun kuis individual siswa untuk pertemuan III dinamakan tes formatif. Hal ini dikarenakan materi untuk tes di pertemuan III adalah seluruh materi dari siklus I. Sementara itu materi belajar siswa untuk pertemuan III adalah mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan. Tentu saja materi ini masih mengandung materi pada pertemuan I dan II karena materi ini hanya pengembangan dari materi I dan II sehingga secara tidak langsung siswa juga diajak untuk mengingat materi yang telah diajarkan sebelumnya. Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menentukan lamanya waktu proses pembelajaran dan teknik pembelajaran yang meliputi: seluruh kegiatan awal, presentasi guru dalam mengajarkan materi perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan dengan menggunakan konsep dasar pada pertemuan sebelumnya, kegiatan kerja kelompok siswa, tes formatif siswa, penghitungan skor kemajuan siswa, pemberian penghargaan, hingga pemantapan dan penutup Pelaksanaan Tindakan a. Pertemuan I Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam kemudian memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan informasi tentang apa yang akan mereka pelajari dan apa yang mereka lakukan. Setelah itu, guru memberikan motivasi agar siswa mau memperhatikan penjelasan dan mau bekerjasama di dalam kelompok, serta dilanjutkan dengan pemberian apersepsi berupa cerita singkat yang berisi permasalahan perkalian pecahan. Setelah kegiatan awal disampaikan, kemudian guru menyampaikan kegiatan inti. Dengan menggunakan alat peraga, guru mengajak siswa

18 38 menyelesaikan permasalahan yang sudah disampaikan dalam apersepsi. Kemudian guru mengajak siswa menyelesaikan contoh lain dengan menggunakan alat peraga yang sama. Setelah mendapatkan hasil, siswa diajak untuk menyimpulkan cara menyelesaikan soal perkalian pecahan biasa. Sedangkan untuk pembagian pecahan biasa menggunakan alat peraga yang berbeda. Setelah mendapatkan kesimpulan tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa, siswa diajak untuk membandingkan cara untuk mengalikan dan membagi pecahan biasa. Setelah mendapatkan konsep dasar tentang perkalian dan pembagian pecahan biasa, guru membentuk kelompok siswa. Di dalam kelompok, siswa berdiskusi tentang cara mengerjakan perkalian dan pembagian pecahan biasa sambil bersama-sama mengerjakan lembar kerja kelompok yang diberikan. Setelah itu, siswa membacakan hasil diskusi dan kerja kelompok mereka, lalu guru membahas hasil kerja kelompok. Setelah melakukan kerja kelompok, siswa kembali ke tempat duduk masing-masing, kemudian melaksanakan kuis individual. Setelah penilaian kuis individual, guru menghitung skor kemajuan siswa dan dilanjutkan dengan memberikan penghargaan kepada tim. Di dalam kegiatan akhir guru mengajak siswa mengingat-ingat kembali tentang apa yang telah dipelajari sambil meluruskan tentang pemahaman siswa yang salah. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa mempelajari lagi materi yang sudah dipelajari, lalu guru menutup pelajaran. b. Pertemuan II Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan II sebagai tindak lanjut pada pertemuan I. Pada awal pembelajaran guru mengajak siswa untuk berdoa, salam, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan informasi tentang apa yang akan dipelajari dan dilakukan pada pembelajaran ini serta dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya. Langkah-langkah pembelajaran dalam kegiatan inti meliputi guru menyampaikan konsep tentang mengalikan dan membagi pecahan desimal dengan cara mengubah pecahan desimal ke pecahan biasa. Setelah menjadi

19 39 pecahan biasa, kemudian dikerjakan dengan cara seperti pada pertemuan I dan hasilnya diubah ke bentuk desimal. Setelah memberikan beberapa contoh, barulah disimpulkan tentang cara mengerjakan perkalian dan pembagian pecahan desimal. Setelah mendapatkan konsep perkalian dan pembagian desimal, siswa bekerja di dalam kelompok seperti pada pertemuan I. Langkah selanjutnya siswa mengerjakan kuis individual, lalu nilai kuis individual tersebut diambil sebagai skor kemajuan siswa. Kemudian guru memberikan piagam penghargaan kepada kelompok yang mencapai kriteria yang ada. Di dalam kegiatan akhir guru mengajak siswa mengingat-ingat kembali tentang apa yang telah dipelajari sambil meluruskan tentang pemahaman siswa yang salah. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa mempelajari lagi materi yang sudah dipelajari dan mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan tes formatif, lalu guru menutup pelajaran. c. Pertemuan III Pembelajaran pada pertemuan III sebagai tindak lanjut dari pertemuan I dan II dan peneliti gunakan untuk mengadakan tes formatif bagi siswa tentang materi yang telah dipelajari. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengajak siswa untuk berdoa, salam, memeriksa kesiapan siswa, menyampaikan informasi tentang apa yang akan dipelajari dan dilakukan pada pembelajaran iniserta dilanjutkan dengan pemberian apersepsi dengan mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan inti guru memberikan materi operasi hitung campuran perkalian dan pembagian dalam berbagai bentuk pecahan. Materi yang diberikan pada pertemuan ini cukup singkat karena masih merupakan pengembangan sederhana dari 2 pertemuan sebelumnya. Langkah selanjutnya juga masih sama seperti 2 pertemuan sebelumnya yaitu siswa bekerja secara berkelompok, siswa mengerjakan kuis individual, penghitungan skor kemajuan siswa, dan pemberian piagam penghargaan. Namun, pada pertemuan ini materi yang dijadikan soal kuis individual adalah materi

20 40 keseluruhan pada siklus I sehingga kuis individual ini bisa disebut juga sebagai tes formatif. Di dalam kegiatan akhir guru mengajak siswa mengingat-ingat kembali tentang apa yang telah dipelajari sambil meluruskan tentang pemahaman siswa yang salah. Pembelajaran diakhiri dengan meminta siswa mempelajari lagi materi yang sudah dipelajari, lalu guru menutup pelajaran Hasil Tindakan a. Penilaian Praktik Pembelajaran Untuk mengukur keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam kegiatan pembelajaran siklus II, digunakanlah lembar observasi praktik pembelajaran. Peneliti masih meminta bantuan bapak Fx. Andoko, S.Pd sebagai observer. Adapun hal-hal yang diobservasi juga masih terhadap praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru serta aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran dilaksanakan. Hal-hal yang diamati dalam observasi praktik pembelajaran yang dilakukan guru adalah seluruh kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir yang meliputi langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Sedangkan untuk penilaian berupa skor 1 hingga 4 dimana skor 1 adalah jika guru tidak melakukan tindakan dalam pernyataan di lembar observasi, skor 2 jika guru kurang baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, skor 3 jika guru cukup baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut, dan skor 4 jika guru sangat baik dalam melaksanakan pernyataan tersebut. Setelah melakukan observasi praktik pembelajaran pada siklus II maka didapatkan hasil pada siklus II pertemuan I tidak terdapat skor 2. Sedangkan untuk skor 4 terdapat dalam 8 aspek namun secara keseluruhan masih didominasi oleh skor 3. Ini menunjukkan bahwa dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD sudah mengalami kemajuan dan dapat dikatakan cukup baik karena terdapat 8 aspek yang mendapat skor 4 dan sebagian besar aspek yang dinilai mendapatkan skor 3. Kemudian untuk pertemuan II dan III jumlah skor 4 dalam penilaian praktik pembelajaran

21 41 semakin bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan semakin membaik dan mengalami kemajuan. Sementara itu, untuk observasi siswa, hal-hal yang diamati adalah aktivitas siswa secara klasikal selama pembelajaran berlangsung. Skor penilaian yang digunakan adalah skor 1 hingga 4 dimana skor 1 berarti tidak ada atau hanya ada sebagian kecil siswa saja yang melakukan pernyataan dalam lembar observasi, kemudian skor 2 jika setengah dari seluruh siswa melakukan pernyataan tersebut, skor 3 jika sebagian besar siswa melakukan pernyataan tersebut, dan skor 4 jika seluruh siswa melakukan pernyataan tersebut. Setelah melakukan observasi aktivitas siswa pada siklus II maka didapatkan hasil pada siklus II pertemuan I tidak terdapat skor 2. Meski terdapat skor 4 pada 2 aspek, namun skor yang mendominasi adalah skor 3. Ini menunjukkan bahwa aspek-aspek yang mendapatkan kriteria kurang baik pada siklus I telah mengalami kemajuan pada siklus II dan berdasarkan skor yang diperoleh dapat dikatakan aktivitas siswa sudah cukup baik. Selanjutnya, untuk pertemuan II dan III jumlah skor 4 dalam penilaian praktik pembelajaran semakin bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa semakin membaik dan mengalami kemajuan. Berdasarkan hasil pengamatan tersebut (terlampir), dapat kita ketahui bahwa secara umum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam siklus II adalah baik. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya skor 4 pada lembar observasi praktik pembelajaran dan aktivitas siswa, sehingga dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas V sudah baik. b. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN Banyubiru 05 diperoleh dengan mengadakan tes formatif diakhir siklus yaitu pada pertemuan ketiga. Dari hasil tes tersebut diketahui terjadi peningkatan hasil belajar Matematika,

22 42 namun masih terdapat siswa yang tidak tuntas atau mendapatkan nilai di bawah KKM. Hasil tersebut dapat dilihat dalam tabel 4.8 sebagai berikut. Tabel 4.8 Nilai Matematika Siklus II No. Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan ,2 Tidak tuntas ,2 Tidak tuntas ,1 Tuntas ,8 Tuntas ,6 Tuntas ,1 Tuntas ,9 Tuntas Jumlah Nilai Rata-rata 76,1 Nilai maks. 100 Nilai min. 40 Dari tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa nilai terendah siswa menjadi 40 yang didapatkan oleh 1 siswa sedangkan nilai tertinggi adalah 100 yang didapatkan oleh 4 siswa. Sementara itu, nilai rata-rata pada siklus II adalah 76,1. Dari data tabel 4.8 di atas, dapat dibuat tabel ketuntasan hasil belajar Matematika siklus II pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Tabel Ketuntasan Belajar Matematika Siklus II Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Persentase (%) 60 ( Tuntas) 29 93,5 <60 (Tidak Tuntas) 2 6,5 Jumlah Berdasarkan tabel 4.9 di atas, diketahui jumlah siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa atau sebesar 93,5% dari jumlah siswa. sedangkan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa atau sebesar 6,5%. Selanjutnya, tabel 4.9 di atas dapat dinyatakan dalam diagram 4.3 sebagai berikut.

23 Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II 29 Skala Tuntas 2 Tidak Tuntas Refleksi Diagram 4.3 Diagram Batang Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siklus II Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan I, II dan III maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi dan tes formatif yang dilaksanakan pada siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan dalam proses pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh berdasarkan observasi pada siklus II maka penjelasan sebagai berikut: a. Penilaian Praktik Pembelajaran Hasil analisis data yang diperoleh dari lembar hasil observasi dari keseluruhan kegiatan pembelajaran menunjukkan bahwa guru mengalami kemajuan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal ini terlihat dari rata-rata yang meningkat dan semakin mendekati angka 4. Seluruh item telah dterapkan dengan baik oleh kolaborator ditandai dengan tidak terdapatnya skor 2 pada penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran Matematika, sehingga dari keseluruhan kegiatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas V sudah baik.

24 44 b. Hasil Belajar Matematika Sesuai pada tabel 4.8dan 4.9, maka dapat diketahui bahwa hasil belajar Matematika siswa kelas V mengalami peningkatan dari hasil belajar siklus I, ditandai dengan nilai rata-rata yang meningkat menjadi 76,1 sedangkan persentase ketuntasan juga meningkat menjadi 93,5% yang didapat oleh 29 siswa. Siswa yang mendapat nilai di bawah KKM atau dikatakan tidak tuntas mengalami penurunan yaitu menjadi 6,5% yang didapat oleh 2 siswa, untuk nilai tertinggi menjadi 100 sedangkan untuk nilai terendah menjadi 40. Dari hasil tersebut baik nilai rata-rata maupun persentase ketuntasan telah mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan. Dengan kata lain tujuan penelitian ini telah tercapai. Sedangkan hambatan-hambatan yang dialami pada siklus I telah berhasil diselesaikan. Hal ini dapat dibuktikan dengan pemakaian alokasi waktu yang optimal dan efisien serta semakin banyaknya siswa yang mampu bekerjasama di dalam kelompok dengan baik. 4.2 Hasil Analisis Data Pada bagian hasil analisis data, peneliti membandingkan data yang diperoleh pada pra siklus, siklus I, dan Siklus II yang didapat melalui tes formatif. Hasil belajar Matematika siswa kelas V disajikan pada tabel 4.10 berikut ini. Nilai Tabel 4.10 Perbandingan Frekuensi Nilai Tiap Siklus Pra Siklus Siklus I Siklus II F P F P F P Keterangan ,1 1 3,2 0 0 Tidak tuntas ,7 5 16,1 1 3,2 Tidak tuntas ,0 5 16,1 1 3,2 Tidak tuntas ,6 7 22,6 5 16,1 Tuntas ,9 5 16,1 Tuntas ,9 5 16, ,6 Tuntas ,2 1 3,2 4 12,9 Tuntas ,5 3 9,7 4 12,9 Tuntas

25 45 Keterangan: F = Frekuensi P = Persentase (%) Dari tabel 4.10 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mendapat nilai dari 70 hingga 100 mengalami peningkatan. Selain itu, nilai rata-rata dari tiap siklus juga mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari sebelum dilaksanakan tindakan, nilai rata-rata kelas adalah 56,5. Lalu, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I nilai rata-rata menjadi 63,6 dan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 76,1. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD sangat membantu untuk meningkatkan nilai siswa. Sementara itu, untuk melihat tingkat ketuntasan yang lebih jelas lagi kita dapat melihat pada tabel 4.11 berikut ini. Tabel 4.11 Ketuntasan Hasil Belajar Tiap Siklus Pra Siklus Siklus I Siklus II Kriteria F P F P F P Tuntas 14 45, , ,5 Tidak Tuntas 17 54, ,5 2 6,5 Keterangan F = Frekuensi P = Persentase (%) Dari tabel 4.11 dapat dilihat adanya peningkatan jumlah siswa yang tuntas di atas KKM dalam mata pelajaran Matematika.Hal ini terbukti dari sebelum diadakan tindakan, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 14 siswa, dan yang tidak tuntas 17 siswa. Sedangkan hasil tes pada siklus I menunjukkan jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan menjadi 20 siswa dan yang tidak tuntas 11 siswa. Selanjutnya untuk siklus II jumlah siswa yang tuntas juga mengalami peningkatan menjadi 29 siswa yang tidak tuntas hanya 2 siswa saja.

26 46 Sementara itu, persentase ketuntasan juga mengalami peningkatan. Pada sebelum tindakan, persentase ketuntasan adalah sebesar 45,2%. Kemudian pada siklus I menjadi 64,5% dan meningkat lagi pada siklus II yaitu sebesar 93,5% Hal ini menunjukkan nilai rata-rata dan persentase ketuntasan telah mencapai indikator kinerja yang peneliti tentukan. Ini membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN Banyubiru 05. Peningkatan hasil belajar Matematika tiap siklus dapat disajikan pada diagram 4.4 berikut: Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar 29 Skala tuntas tidak tuntas 5 0 pra siklus siklus 1 siklus 2 2 Diagram4.4 Diagram Batang Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 4.3 Pembahasan Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pembelajaran Matematika mampu meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V Semester II SDN Banyubiru 05 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Peningkatan tersebut dapat dilihat baik dari lembar observasi siswa maupun hasil belajar siswa baik pada siklus I maupun siklus II setelah model

27 47 pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan pada pembelajaran Matematika yang dilakukan. Indikator kinerja hasil belajar yang peneliti tentukan telah tercapai pada pembelajaran siklus II, yaitu nilai rata-rata hasil tes Matematika mencapai 76,1 sementara indikator kinerja yang ditentukan sebesar 70. Selanjutnya, untuk persentase ketuntasan juga telah tercapai yaitu sebesar 93,5% dengan jumlah siswa yang tuntas di atas KKM sebanyak 29 siswa, sementara indikator kinerja untuk tingkat ketuntasan adalah sebesar 85% atau sebanyak 27 siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dari 31 siswa kelas V SDN Banyubiru 05. Adapun hambatan utama yang dihadapi dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah pada awalnya siswa belum terbiasa bekerjasama dalam kelompok dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Matematika. Namun, hal tersebut dapat diselesaikan dengan pengarahan dan bimbingan yang maksimal dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan siswa oleh guru, sehingga akhirnya siswa bisa bekerjasama dan saling membantu dalam belajar. Selain itu, hambatan lainnya adalah pemakaian alokasi waktu yang kurang sesuai. Namun hal itu juga telah dapat diselesaikan dalam siklus II.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Secara geografis SD Negeri 2 Plosoharjo terletak di Desa Plosoharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Berada di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di kelas V yang berjumlah 29 siswa di SDN Lemahireng 2 Kecamatan Bawen tahun ajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan penelitian ini akan menguraikan antara lain: (1) kondisi awal, (2) siklus I, (3) siklus II, dan (4) pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Sekolah Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gabahan Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Semester II Tahun Ajaran 2011/2012 dengan Subjek Penelitian Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitan Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 01 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan Subjek Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Penelitian ini berawal dari rendahnya hasil belajar matematika siswa SDN Wonomerto 03 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang, berdasarkan observasi awal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum diberikan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe STAD, langkah awal yang dilakukan adalah menguji instrument yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan tes uji kompetensi matematika pada pokok bahasan pecahan ternyata hasilnya kurang memuaskan. Begitu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Bangsri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora Semester Genap Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas tentang hasil penelitian meliputi deskripsi kondisi awal, deskripsi hasil siklus I, deskripsi hasil perbaikan pada siklus II, pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bagian pelaksanaan tindakan, akan diuraikan empat subbab yaitu kondisi awal, siklus 1, siklus 2 dan pembahasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 01 Salatiga, dengan subyek penelitian yaitu siswa kelas 4. Total subyek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Mangunsari 06 Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SDN Mangunsari 06 Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Alamat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 09 dengan subyek penelitian siswa kelas V sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Ujung-Ujung 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang pada semester II tahun pelajaran 2012/2013

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas VIIIB SMP Pelita Bangsa yang terletak di Jalan Pangeran Emir M. Noer no. 33 Palapa, Tanjung Karang, Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Tempat penelitian ini berlokasi di SD Negeri 2 Ngenden Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Letak Sekolah Dasar Negeri 2 Ngenden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1. Kondisi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas I SDN 1 Tanggung, Kecamatan Tanggungharjo, Kabupaten Grobogan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Pelaksanaan Tindakan Penelitian dilakukan di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga. Subjek penelitian siswa kelas 1 SD dengan jumlah 29 siswa yang terdiri dari 15 siswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas 5 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di SD Negeri Candirejo 02 yang terletak di Jl.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran dan Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Suruh 02 berlokasi di Desa Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Subyek dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 86 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus pembelajaran yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di kelas.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Proses perbaikan pembelajaran yang peneliti lakukan dapat diuraikan secara singkat tentang hasil-hasil yang diperoleh setiap siklus dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pra Siklus Sebelum dilaksanakan penelitian, guru lebih banyak melakukan mengajar dengan menggunakan model konvesional yaitu ceramah. Model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Jumlah siswa kelas 4 pada SDN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran SDN Samban 02 Penelitian ini dilakukan di SDN Samban 02 Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Dilihat dari letak geografisnya SDN Samban 02 terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tlogodalem. SD Negeri Tlogodalem terletak di Dusun Ngadisari, Desa Tlogodalem, Kecamatan Kertek, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Pelaksanaan Pra Siklus Pada pra siklus, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi awal dengan tujuan untuk mengetahui hasil

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian tindakan adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat mempelajari pengalaman mereka dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 2 Kembaran Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Ronggolawe Dsn Kembaran, berdiri sejak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini akan membahas hasil penelitian yang telah peneliti lakukan. Pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III SDN Sidorejo Lor 06 Salatiga yang beralamatkan di jalan Imam Bonjol Gang Menur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Salatiga 03. Alamat Jalan Margosari No. 03 Salatiga, Kecamatan Sidorejo, Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan Pada bab ini akan menguraikan tiga sub judul yaitu deskripsi prasiklus, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Rejowinangun Utara 03 Kota Magelang. Subjek dalam penelitian ini adalah kelas 5 tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan dibahas mengenai hasil pelaksanaan penelitian, perbandingan hasil penelitian antar siklus, dan pembahasan hasil penelitian yang akan disajikan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil penelitian ini menggambarkan tentang pengamatan dan tindakan pembelajaran pra siklus, tindakan pada siklus I yang dilaksanakan pada hari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di Jl. Margorejo No.580 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dari hasil observasi dan hasil tes, baik tes lesan maupun tes tertulis dapat disimpulkan dan dianalisa bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung terletak di Desa Tegowanuh Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Baleharjo Kecamatan Eromoko Kabupaten Wonogiri. SDN 1 Baleharjo terletak di lingkungan pedesaan yang jauh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gendongan dengan subjek penelitian siswa kelas 4 yang terdiri dari 32 siswa 17 siswa laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 03 Pelem Kecamatan Gabus Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Candiroto semester II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jepon yang terletak di Kelurahan Jepon, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Sebelum peneliti melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terlebih dahulu peneliti melakukan observasi di kelas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan observasi hasil belajar kelas 4 SD Negeri 2 Wonocoyo sebelum dilaksanakan penelitian pada awal semester II Tahun pelajaran 2014/2015,

Lebih terperinci

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32) 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tlogo 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi awal Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Karangwuni pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Lembaga pendidikan yang akan dijadikan tempat pelaksanaan penelitian yaitu SD Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. 4.2

Lebih terperinci

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Pembelajaran yang diterapkan pada penelitian guna meningkatkan kreatifitas dan prestasi belajar dalam pemecahan masalah matematika adalah pembelajaran

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1. Pelaksanaan Tindakan 1.1.1. Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan hasil pengamatan yang sudah dilakukan saat pembelajaran IPA, siswa terlihat kurang semangat dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan dianalisis. Uji validitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian akan dilakukan di SD Kristen 03 Salatiga. Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester II tahun 2013/2014. Subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian Tempat Penelitian ini berlokasi di SD Negeri 01 Sraten Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Penelitian dilakukan di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Deskripsi Siklus I Deskripsi siklus 1 menjelaskan tentang tahap rencana tindakan, pelaksanaan tindakan dan observasi, dan refleksi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang hasil penelitian dari pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Berikut ini akan diuraikan tentang perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Berdasarkan pengamatan hasil belajar kelas I SD Negeri 4 Boloh pada awal semester 2 Tahun pelajaran 2011 / 2012, banyak siswa yang kurang aktif,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) untuk mata pelajaran Matematika yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Ampel Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali Semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Tindakan 4.1.1 Gambaran Sekolah Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Mangunsari 01 Salatiga, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. SD Negeri Mangunsari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Penelitian dilakukan dikelas 4 SD Negeri Gumawang 03 Kecamatan Pecalungan Kabupaten Batang pada pada semester II tahun pelajaran 2012/2013 yang berjumlah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus (Kondisi Awal) Pembelajaran pada prasiklus ini, penulis menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu dengan metode ceramah. Guru mengawali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting dan Penelitian 3.1.1. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Kelas II SD N Panerusan Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk mata pelajaran matematika yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Sidorejo Lor 06. Alamat Jalan Imam Bonjol 24 Salatiga, Kecamatan Sidorejo

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas V SDN Kebowan 02 Kecamatan Suruh dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 10 siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Pra Siklus Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SDN Randuacir 01 Salatiga semester 2 tahun 2013/2014 nampak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 01 Blotongan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga dengan subyek penelitian siswa kelas 4 sebanyak 25 siswa.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus Kondisi awal sebelum diadakannya tindakan di SD N Ringin Harjo 01 kelas 4 Pada mata pelajaran IPS menunjukkan bahwa ppembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sidorejo Lor 05 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Provinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu siklus satu dan siklus dua, masing-masing siklus tiga kali

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) terbukti dapat meningkatkan aktivitas belajar siwa dan hasil belajar siswa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di SDN 01 Sumogawe Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Dasar Negeri Mangunsari 02 Salatiga dengan jumlah siswa 17 siswa. Sebelum dilakukan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan

Lampiran 1 Jadwal Pertemuan 55 Lampiran 1 Jadwal Pertemuan No Hari/Tanggal Kegiatan Tempat 1 Sabtu, 27 Februari 2016 Siklus I,pertemuan I SDN Kutowinangun 01 2 Senin, 29 Februari 2016 Siklus I,pertemuan II SDN Kutowinangun 01 3 Sabtu,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Ngajaran 03 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Subyek yang menjadi penelitian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I 34 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SD N Madugowongjati 02 Mata pelajaran : Matematika Kelas Semester : V / 2 Alokasi waktu : 6 x 35 menit (3 pertemuan) Standar Kompetensi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Diskripsi Kondisi Awal Sebelum dilakukan penelitian di SDN Depok 01 khususnya di kelas 6 pada mata pelajaran Matematika, guru lebih sering menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Pra Siklus (Kondisi Awal) Dalam pelaksanaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) IPS di SD Negeri Beji 2 Ungaran Timur Kabupaten semarang sebelum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 24 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Sarirejo 03 Pati terletak di jalan Panglima Sudirman. Tenaga pengajar SD Negeri Sarirejo 03 terdiri dari:

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Ngajaran 03, yaitu sekolah dasar di desa Ngajaran Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Jombor Kec Tuntang Kab Semarang. Jumlah siswa kelas 5 di SD Negeri Jombor Kecamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian 14 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setiting dan Karakteristik Subjek Penelitian Penulis melaksanakan penelitian pada mata pelajaran matematika dengan materi sifat-sifat bangun ruang sederhana kelas IV semester

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas VB SDN 01 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo. Waktu penelitian dilakukan pada semester II Tahun pelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Uji Validitas Instrumen, dan Tingkat Kesukaran 1. Instrumen soal Uji coba instrumen soal dilakukan pada 45 responden di SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian yang diperoleh adalah berupa data observasi berupa pengamatan pengelolaan pembelajaran dengan menggunakan Model Problem Based Learning dan pengamatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian BAB III METODE PENELITIAN No 1 2 3 4 5 6 7 3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SD Negeri Mangunsari 07 yang terletak di

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Ampel 03 SD Negeri Ampel 03 terletak di Dukuh Ngaduman Desa Kaligentong Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Sekolah ini didirikan pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal Sebelum penelitian dilakukan perlu diketahui kondisi pembelajaran Matematika di kelas 3 dalam materi operasi hitung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan 4.1.1 Kondisi Awal Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kumpulrejo 02 Salatiga Kecamatan Argomulyo. Kepala Sekolah dari SD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas pelaksanaan siklus 1 dan pelaksanaan siklus 2. Pelaksanaan siklus 1 dan siklus 2 meliputi perencanaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas IV SD Negeri Batiombo 02 masih rendah. Hal tersebut

Lebih terperinci