Kata kunci : Green QFD II, Kerajinan Keramik, UKM, Ramah Lingkungan. Key words : Green QFD II, Ceramics Product, UKM, Environmental-Friendly

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : Green QFD II, Kerajinan Keramik, UKM, Ramah Lingkungan. Key words : Green QFD II, Ceramics Product, UKM, Environmental-Friendly"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT II (GQFD II) UNTUK PENGEMBANGAN PRODUK RAMAH LINGKUNGAN DI UPT ANEKA INDUSTRI & KERAJINAN SURABAYA (SUB UPT KERAMIK-MALANG) Yulniar Pribadi, Udisubakti Ciptomulyono Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya ; Abstrak Sektor yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan dalam keseimbangan lingkungan adalah sektor industri. Sektor industri di Indonesia didominasi oleh sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Keberadaan sektor ini memiliki peranan penting pada lingkungan secara global. Akan tetapi, realita yang terjadi UKM belum mampu bersaing dengan sektor industri berskala besar dikarenakan belum mampu mempergunakan isu-isu lingkungan menjadi kekuatan untuk dapat memenangkan pangsa pasar yang saat ini mulai mengarah pada konsep green. Oleh karna itu, diperlukan suatu upaya peningkatan keunggulan UKM dengan tetap melibatkan isu lingkungan yaitu pengembangan produk ramah lingkungan. Pada penelitian ini digunakan metodologi GQFD II. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi dengan mempertimbangkan aspek kualitas, lingkungan dan biaya ke dalam matriksnya yang dijelaskan dalam House of Quality, Green House, Cost House, dan Concept Comparison House. Dari hasil analisis dapat diketahui dampak produksi produk kerajinan keramik, alternatif terbaik pemanfaatan limbah sebagai bahan baku tambahan produk kerajinan keramik, atribut produk kerajinan keramik yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan konsumen (customer needs and wants), ramah lingkungan serta ekonomis, sehingga nantinyaa produk UKM dapat bersaing di dalam ataupun luar negeri. Kata kunci : Green QFD II, Kerajinan Keramik, UKM, Ramah Lingkungan ABSTRACT Industrial sectors have contribute significantly to the environment impact. Industrial sectors in are characterized by UKM s dominance. Globally, this sector has most influence to the environment. In the fact, UKM disable to compete in global market. This condition was caused disability of using environmental issues being a strength to be market winner which started to be a green industry. Therefore, it needs UKM to be strengthen with environmental awareness such as green product development. In this research Green Quality Function Deployment methodology is proposed to use for evaluation quality, environment and cost factors consideration are represented by House of Quality, Green House, and Concept Comparison House. According to the analysis, production impact of ceramics product, the best alternative of waste reusing, attribute of ceramics product which considered in customer needs and wants, environmental-friendly, saving cost have known. So that, UKM s product able to compete in local or global market. Key words : Green QFD II, Ceramics Product, UKM, Environmental-Friendly 1. Pendahuluan Lingkungan merupakan salah satu faktor penting yang harus dijadikan bahan pertimbangan dalam berbagai hal di tengah kondisi bumi sekarang. Hal ini juga dipengaruhi oleh adanya peningkatan konsumsi sumber daya alam dan terjadinya penurunan daya dukung bumi terhadap limbah serta pencemaran. Apalagi di tengah perkembangan pesat pada sektor industri yang bukan hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi melainkan berdampak pula pada keseimbangan lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, berbagai upaya perlindungan lingkungan diterapkan dan telah menjadi isu yang cukup banyak diperbincangkan di masyarakat bahkan di kalangan industri maupun peneliti. Meskipun demikian, kepedulian terhadap lingkungan diharapkan tidak saja terbatas pada permasalahan pencemaran dari proses produksi (Afida, 2008). Akan tetapi pada dampak lingkungan sepanjang siklus hidup dari produk, jasa serta perekonomian. Oleh karena itu diperlukan suatu identifikasi lingkungan untuk mengetahui kontibutor terbesar terhadap 1

2 lingkungan serta berbagai upaya perlindungan lingkungan dengan penerapan konsep green. Upaya untuk mengurangi dampak lingkungan oleh industri akan berpengaruh pada biaya (cost). Meskipun demikian, terdapat keuntungan dari upaya yang diambil yaitu optimalisasi konsumsi energi dan material (DeMendoca, 2001). Alasan inilah yang mengakibatkan semakin pesatnya perkembangan green industry. Permasalahan lingkungan menjadi topik utama sejak tahun 1990-an hampir di seluruh dunia. Untuk mendukung permasalahan lingkungan, terdapat beberapa kebijakan lingkungan yang semakin ketat. Salah satunya yaitu dengan menentukan standar internasional melalui sertifikasi ISO Selain itu, saat ini telah berkembang suatu perubahan bahwa produk yang dihasilkan merupakan green product di beberapa negara atau sering disebut ecolabelling (North, 1992). Setiap industri memberikan potensi dampak pada lingkungan. Apabila dampak tiaptiap industri yang ada di akumulasikan, dapat memberikan dampak yang cukup signifikan pada lingkungan. Hal tersebut dapat terjadi pula pada sektor industri di Indonesia yang berjumlah sekitar 39 juta (BPS, 2007). Sektor ini didominasi oleh 90% usaha kecil dan menengah (UKM). Keberadaan UKM memiliki peranan penting pada lingkungan secara global, baik segi perekonomian nasional, penyediaan lapangan pekerjaan maupun penguatan sektor industri nasional. Akan tetapi, realita yang terjadi UKM belum mampu bersaing dengan sektor industri berskala besar. Hal ini dikarenakan UKM belum mampu mempergunakan isu-isu lingkungan menjadi senjata untuk dapat memenangkan pangsa pasar yang sekarang mulai cenderung mengarah pada green. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya partisipasi dan kepedulian UKM terhadap pengelolaan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya peningkatan keunggulan UKM untuk dapat bersaing di pasar dengan melibatkan isu-isu lingkungan. Salah satu upayanya adalah pengembangan produk ramah lingkungan. Upaya penyelamatan lingkungan perlu didorong oleh adanya peningkatan kesadaran masyarakat serta penetuan strategi perancangan dan pengembangan produk dengan memerhatikan dampak negatif lingkungan. Masyarakat atau konsumen merupakan faktor yang tidak dapat dipisahkan dari pembuatan suatu produk. Hal ini dikarenakan konsumen sebagai tujuan/target dari pembuatan suatu produk. Salah satu produk UKM yang cukup potensial yaitu kerajinan keramik. Hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan rata-rata industri keramik sekitar 6% dan perolehan devisa negara mencapai US$ 220 juta pada tahun 2008 atau meningkat dari tahun 2007 yang hanya sebesar US$ 212 juta serta penyerapan tanga kerja lebih dari orang (Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009). Peningkatan nilai ekonomi produk kerajinan keramik ditengarai dapat menimbulkan dampak pada lingkungan. Karenanya, Peneliti melakukan life cycle assessment untuk melihat dampak lingkungan proses pembuatan produk kerajinan keramik. Dari hasil pengolahan life cycle assessment tampak bahwa proses pembakaran berkontribusi paling besar pada dampak lingkungan di sepanjang siklus hidup produk kerajinan keramik sebesar hamper 82% dari total keseluruhan dan single score impact yang diberikan paling besar adalah fossil fuels, respiratory inorganics, climate change. Melihat karakteristik lingkungan proses pembuatan produk kerajinan keramik, diperlukan upaya untuk merancang produk kerajinan keramik yang lebih ramah lingkungan, namun tetap memuaskan keinginan konsumen. Untuk itu, green quality function deployment II berpotensi untuk diimplementasikan. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari produksi kerajinan keramik. 2. Mendapatkan besarnya dampak lingkungan yang ditimbulkan dari produksi kerajinan keramik 3. Mendapatkan karakteristik produk kerajinan keramik yang dapat memenuhi kebutuhan, keinginan konsumen, ramah lingkungan dan ekonomis. 4. Mendapatkan alternatif terbaik sesuai dengan kebutuhan, keinginan konsumen, ramah lingkungan dan ekonomis dengan pendekatan Green QFD II (Green Quality Function Deployment II). Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 2

3 Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Pembobotan tingkat kepentingan lingkungan dilakukan oleh ahli lingkungan. Asumsi dalam penelitian ini adalah : 1. Aktivitas bisnis utama dan proses kegiatan intern perusahaan tidak mengalami perubahan selama dilakukan penelitian. 2. Teknologi yang digunakan tidak mengalami perubahan. 3. Pola data waktu pada masa lalu akan berulang lagi pada waktu yang akan datang 2. Metodologi Penelitian 2.1 Tahap Identifikasi Masalah Identifikasi Masalah Tahap ini mempelajari kondisi perusahaan yang menjadi obyek amatan sehingga dapat ditentukan rumusan masalah yang akan diselesaikan dalam penelitian ini. Pada tahap ini diberikan gambaran mengenai latar belakang, perumusan masalah, penetapan tujuan, asumsi, dan batasan yang digunakan dalam penelitian ini. Untuk mendukung hal itu diperlukan studi pustaka dan studi lapangan Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi, mengetahui cara untuk mereduksi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari produksi kerajinan keramik. Selain itu untuk mengetahui karakteristik produk kerajinan keramik yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, ramah lingkungan dan ekonomis, serta memilih alternatif terbaik sesuai dengan kebutuhan, keinginan konsumen, ramah lingkungan dan ekonomis dengan pendekatan Green QFD II (Green Quality Function Deployment II) Penentuan Tujuan Penetapan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif terbaik sesuai dengan kebutuhan, keinginan konsumen, ramah lingkungan dan ekonomis dengan pendekatan green QFD II (Green Quality Function Deployment II) seperti yang telah dijelaskan pada Bab I Studi Pustaka dan Studi Lapangan Untuk mendapatkan gambaran yang harus dilakukan dalam penelitian ini, maka diperlukan studi pustaka dan studi lapangan terlebih dahulu. Studi Lapangan PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS & INTERPRETASI Identifikasi Awal Perumusan Masalah & Penetapan Tujuan Identifikasi Potential Waste Reduction Integrasi LCA ke QFD Identifikasi Data yang diperlukan Data Primer Survey Pendahuluan Studi Literatur Data Sekunder Desain Kuisioner Kuisioner Layak? House of Quality Green House Cost House Analisis Faktor Kualitas Concept Comparison House Analisis Faktor LIngkungan Pengambilan kesimpulan dan saran Analisis Faktor Biaya Gambar 2.1 Flowchart metodologi penelitian a. Menentukan Atribut Kualitas Produk Atribut adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek amatan penelitian. Penentuan atribut kualitas produk kerajinan keramik dalam penelitian mengacu pada beberapa kerangka teoritis yaitu: Performance meliputi daya tahan produk kerajinan keramik,yaitu produk kerajinan keramik tidak mudah retak/pecah Feature meliputi warna keramik dan motif kerajinan keramik Conformance meliputi ketepatan ukuran/dimensi dan sisi Environmental meliputi dampak lingkungan. Atribut ini merupakan tambahan yang diberikan peneliti sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kualitas produk. 2.2 Tahap Pengumpulan dan Pengolahan Data Tahap Pengumpulan Data Tahap ini melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan a. Pengumpulan dan Pengolahan Data Kualitatif Pengumpulan data kualitatif merupakan cara untuk mengetahui respon spesifikasi teknis dari produk kerajinan keramik dan pengumpulan suara pelanggan. Metode yang dilakukan adalah wawancara kepada konsumen dan pengrajin. b. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pengembangan Produk Pengumpulan data kuantitatif pada tahapan ini dilakukan dengan cara melakukan survei dengan menggunakan kuisioner yang disebarkan pada konsumen. Data yang dikumpulkan berupa 3

4 data primer yang didapatkan dari jawaban responden terhadap kuisioner yang disebarkan dengan metode simple random sampling. c. Identifikasi Potential Waste Informasi yang diperoleh walk through survey, digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan adanya limbah yang berlebih dari proses produksi sehingga memiliki potensi untuk direduksi. d. Green Quality Function Deployment II Desain Kuisioner Setelah mengumpulkan informasi tentang produk dan mengidentifikasi variable-variabel yang berpengaruh, tahap selanjutnya merupakan mendesain kuisioner. Survei Pendahuluan Dalam tahap ini, dilakukan survey pendahuluan dengan menyebarkan kuisioner yang telah didesain. Uji Validitas Kuisioner Berdasarkan hasil survey pendahuluan, dilakukan uji kelayakan atas kuisioner yang telah disebar. Apabila kuisioner tersebut memenuhi uji kelayakan, maka desain kuisioner tidak berubah dan dapat dilakukan survey selanjutnya. Sebaliknya, apabila kuisioner tidak memenuhi uji kelayakan, maka desain kuisioner harus diganti Tahap Pengolahan Data Pada tahap ini akan dilakukan pengolahan terhadap data yang telah dikumpulkan. Atributatribut yang telah diperoleh di olah kedalam rumah kualitas (house of quality), green house, cost house, sehingga nantinya dapat diolah pada concept comparison house untuk memilih konsep terbaik yang mempertimbangkan faktor kualitas, lingkungan dan biaya Tahap Analisis dan Interpretasi Data Pada tahap ini akan dilakukan analisis terhadap pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis dilakukan dengan melakukan pemahaman secara analitik terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan. Analisis dan interpretasi data dapat digunakan sebagai dasar untuk mengambil kesimpulan dari pengembangan produk ramah lingkungan Tahap Kesimpulan dan Saran Pada tahap ini akan ditarik berbagai kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diangkat dalam penelitian. Selain itu juga diberikan saran sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya. 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.1 Pengumpulan Data Keramik Pada awalnya keramik berasal dari bahasa Yunani keramikos yaitu suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, guci, porselen dan kerajinan keramik lainnya. Akan tetapi, saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Terdapat definisi keramik terbaru yang mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat Pembuatan Kuisioner Kuisioner digunakan untuk menidentifikasi tingkat kepentingan dan kebutuhan konsumen terhadap produk kerajinan keramik. Hal ini dilakukan agar didapatkan hasil yang lebih objektif. Dalam pembuatan kuisioner ini ada tiga hal yang ingin diketahui dari responden, yaitu atribut-atribut yang diniginkan konsumen, tingkat kepentingan dan kepuasan konsumen terhadap produk kerajinan keramik. 3.2 Pengolahan Data Identifikasi Potential Waste Pengumpulan data awal dengan melakukan proses identifikasi proses produksi produk kerajinan keramik mulai dari cradle to grave. Selain itu polutan yang dikeluarkan selama proses siklus hidupnya seperti limbah cair (TSS, BOD, dll), limbah gas/bau (metan, H 2 S, NH 3, dll), dan sebagainya. Input Energi & Mesin System Boundary Casting Ekstraksi Bahan Baku Kaolin Pasir Kuarsa Felspard Transportasi Storage Bahan Baku Penghalusan Bahan Baku Persiapan komposisi bahan keramik Moulding Pengeringan Dekorasi Pembakaran & Glasier Penggunaan Keramik Landfill Pressing Environmental Impacts Gambar 3.1 Diagram Alir Kerajinan Keramik 4

5 Siklus hidup produk kerajinan keramik dari ekstraksi bahan baku hingga disposal menghasilkan banyak limbah di setiap proses. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi limbah yang dihasilkan di setiap proses produksi kerajinan keramik. Energi tenaga listrik, minyak, gas alam, LPG diprioritaskan untuk ditangani. Nilai tersebut kemudian diletakkan dalam kolom prioritas dampak. Dalam tahap ini melibatkan expert judgement dengan ahli lingkungan, sehingga diketahui perbandingan berpasangan antar karakteristik dampak potensial. Tabel 3.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Air Bahan Pendukung Kemasan, plaster Bahan Baku Kaolin, Kuarsa,Feldspar Proses Produksi Kerajinan Keramik Produk Kerajinan Keramik Bising Emisi ke udara Debu, Nox, Sox, HF, HCl, Co, Co2 (logam berat) Waste Penggunaan filter, penggunaan cetakan palster, limbah kemasan, debu yang terakumulasi, partikel-partikel Panas Berlebih Gambar 3.2 Aliran Input-Output Kerajinan Keramik Life Cycle Impact Produk Pada penelitian ini, pengelompokkan dampak lingkungan didasarkan pada metode EDIP (Environmental Design Industrial of Product) (Wenzel, 1997). Kriteria tersebut adalah: Dampak Global : Global Warming Dampak Regional : Pembentukan fotokimia ozon Acidification Nitritient enrichment Persistent toxicity Human Toxicity (water) Human Toxicity (air) Chronic Ecotoxicity (Water) Chronic Ecotoxicity (air) Dampak Lokal : Acute Ecotoxicity (water) Tabel 3.1 Karakteristik Dampak Produksi Kerajinan Keramik Perhitungan Bobot Prioritas Dampak Potensial Dari hasil karakterisasi dampak, kemudian dibuat sebagai dasar untuk memberikan penilaian mengenai dampak yang Keterangan: A : Global Warming B : Acidification C : Pengkayaan Fotokimia Ozon D : Pengkayaan Nutrisi E : Human Toxicity (Water) F : Human Toxicity (Soil) G : Chronic Ecotoxicity (Water) H : Chronic Ecotoxicity (Soil) I : Human Toxicity (Air) Tabel 3.3 Bobot Karakteristik Dampak Kerajinan Keramik Perhitungan Aspek Lingkungan Penting Pada matriks green house diperlukan jumlah dampak signifikan di setiap tahao siklus produk. Perhitungan jumlah dampak signifikan yang diakibatkan oleh produk dengan cara sebagai berikut: Menentukan tahap siklus hidup produk Menentukan dampak lingkungan potensial Menentukan penyebab Memberi bobot 5

6 Tabel 3.4 Penetapan Aspek Lingkungan Signifikan Kerajinan Keramik Tabel 3.5 Bobot Prioritas Kriteria Perhitungan Life Cycle Costing Biaya-biaya yang terjadi selama siklus produk kerajinan keramik mulai dari hulu ke hilir. Tabel 3.3 Biaya Produk 1 Unit Kerajinan Keramik Penentuan Bobot Prioritas Kriteria Pemilihan Produk Bagi perusahaan, terdapat beberapa kriteria yang digunakan untuk memilih produk. Kriteria-kriteria tersebut merupakan kriteria pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, dampak yang ditimbulkan produk terhadap perusahaan dan biaya produk. Oleh karena itu perlu diketahui penilaian perusahaan terhadap kriteria-kriteria tersebut. Data hasil survei ditampilkan pada tabel berikut: Tabel 3.4 Matriks Perbandingan Berpasangan Dari data tersebut kemudian dicari bobot prioritas tiap kriteria. Hasil perhitungan untuk mencari bobot prioritas kriteria sebagai berikut: Kuisioner Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan instrumen penelitian kuisioner melalui dua tahap yaitu kuisioner awal dan kuisioner akhir. Kuisioner awal dilakukan unutk menggali informasi terhadap konsumen. Dalam kuisioner awal ini digunakan kuisioner dengan jawaban terbuka, artinya responden diberikan kebebasan untuk menjawab semua faktor-faktor yang dianggap pentting sebagai pertimbangan dalam membeli produk kerajinan keramik. Contoh kuisioner dapat dilihat pada Lampiran A. Responden dalam penelitian pendahuluan sebanyak 30 responden. Berdasarkan hasil kuisioner awal dikelompokkan faktor-faktor yang paling banyak disebut sebagai pertimbangan dalam pembelian produk kerajinan keramik yaitu faktor performance, faktor feature, dan faktor conformance. Faktor performance terdiri atas daya tahan (tidak mudah retak/pecah), faktor feature terdiri atas warna kerajinan keramik dan motif kerajinan keramik dan faktor conformance terdiri atas ketepatan dimensi/ukuran, kelurusan sisi. Selain itu dampak lingkungan juga termasuk dalam atibut kuisioner. Sedangkan kuisioner akhir merupakan penjabaran dari kuisioner awal yang telah menetapkan atribut-atribut yang dianggap penting dalam pemilihan produk kerajinan keramik. Pada kuisioner akhir meliputi penilaian responden/konsumen atas tingkat kepentingan atribut dan tingkat kepuasan responden atas atribut. Penilaian menggunakan skala ordinal yaitu skala penilaian bertingakat untuk menilai tingkat kepuasan konsumen terhadap produk kerajinan keramik. Contoh kuisioner akhir bisa dilihat pada lampiran.. Pada penilaian tingkat kepentingan atribut menggunakan skala AHP 1 sampai dengan 9. Kategori masin-masing skala AHP sebagao berikut: Angka1 : Apabila atribut sama penting dengan atribut lainnya Angka3 : Apabila atribut cukup penting dengan atribut lainnya 6

7 Angka 5 : Apabila lebih penting Angka 7 : Apablia sangat penting Angka 9 : Apabila mutlak peenting Sedangkan pada penilaian tingkat kepuasan, skala yang dipergunakan merupakan skala 1 sampai 5. Kategori masing-masing skala unutk penilaian tingkat kepuasan sebagai berikut: Angka 1: Sangat tidak puas Angka 2: Tidak puas Angka 3: Cukup Angka 4: Puas Angka 5: Sangat Puas Jumlah responden yang diambil sebanyak 70 orang pada kuisioner lanjutan. Meskipun demikian, setelah dilakukan pemeriksaan ulang terhadap jawaban responden, maka jumlah kuisioner yang lengkap sebanyak 67 responden Uji Kecukupan Data Uji pertama yang harus dilakukan merupakan uji kecukupan data. Bentuk uji kecukupan data yang dilakukan dengan menggunakan rumus (Walpole, 1995): Untuk populasi terbatas : n 2 Z x σ xn (Zα x σ ) (e x N) (1) Untuk populasi tak terbatas: 2 2 Z x n = 2 e (2) Apabila ditentukan selang kepercayaan (CI) sebesar 95% nilai Z = Sedangkan error sebesar 5%, 2 = maka diperoleh jumlah sampel minimum yang seharusnya diambil sebanyak 32 responden. Jumlah kuisioner yang disebarkan sebanyak 70 responden. Akan tetapi, setalah di verifikasi kuisioner yang terisi lengkap hanya berjumlah 63 responden. Meskipun demikian, jumlah responden tersebut memenuhi peryaratan uji kecukupan data Uji Validitas Data Validitas menunjukkan kemampuan suatu instrumen (kuisioner) dalam mengungkapkan objek (variabel) yang diukurnya. Kuisioner yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian harus dapat mengukur apa yang ingin diukur (Simamora, 2002). Uji validitas dilakukan terhadap masing-masing pertanyaan yang membentuk variable penelitian. Untuk mengukur validitas digunakan korelasi product moment pearson. Pengujian validitas dilakukan terhadap data hasil penyebaran kuisioner awal dengan tujuan untuk memperoleh atribut-atribut mana saja yang valid dan dapat digunakan utnuk melakukan penyebaran kuisioner lanjutan yaitu penyebaran kuisioner akhir/resmi. Pengujian validitas dilakukan dengan taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5%. Pada dasarnya pengujian ini adalah menghitung korelasi antar skor penilaian seluruh responden setiap atribut dengan skor total jumlah seluruh atribut. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan Ms.Excel, data dikatakan valid apabila koefisien korelasi product momentnya lebih besar dari nilai kritis yang diperoleh dari tabel. Untuk data yang diperoleh dari kuisioner dengan n=63 dan α=5%, maka nilai r tabel sebesar Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Hasil perhitungan dapat diketahui bahwa semua atribut memiliki nilai validitas yang lebih besar dari r kritis tabel, sehingga dinyatakan valid Uji Reliabilitas Setelah dilakukan uji validitas data, maka langkah selanjutnya merupakan uji reliabilitas dengan menggunakan reliability analysis dari software SPSS. Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah alat ukur yang digunakan dapat dipercaya dan diandalkan (Singarimbun dan Effendi, 1995). Keandalan tersebut dari instrumen pengumpulan data, dimana beberapa kali pertanyaan atau atribut yang ditanyakan kepada responden yang berlainan hasilnya tidak akan menyimpang terlalu jauh dari rata-rata. Reliabilitas menunjukkan konsistensi keandalan dari kuisioner yang digunakan. Suatu kuisioner dikatakan reliable (andal) jika jawaban responden terhadap pertanyan-pertanyaan yang ada dalam kuisioner merupakan konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengukur reliabilitas digunakan nilai cronbach alpha, jika koefisien cronbach alpha lebih besar dari 0.6 maka instrument dianggap reliable. Untuk menguji reliabilitas tersebut digunakan software SPSS dan berikut merupakan hasil uji reliabilitas instrumen: 7

8 Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Tabel 3.9 Kualitas Voice of Customer Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa nilai cronbach alpha untuk kerajinan keramik sebesar Setiap nilai cronbach alpha tersebut lebih besar dari 0.6, sehingga dapat disimpulkan nilai yang ditunjukkan menyatakan bahwa skala pengukuran yang digunakan cukup reliable dan dapat digunakan untuk semua jenis kerajinan keramik yang digunakan sebagai objek penelitian Data Voice of Customer dan Pengolahan House of Quality Data-data suara konsumen, respon teknis dari tim pengembang dan data lain yang mendukung pembuatan QFD akan ditampilkan pada sub bab ini Voice of Customer Tahap awal proses pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data atribut produk berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen (voice of customer). Untuk membangkitkan voice of customer dilakukan melalui survei terhadap konsumen. Hasil survei terhadap konsumen untuk membangkitkan atibut kualitas produk menurut persepsi konsumen ditampilkan dalam tabel: Tabel 3.8 Parameter Voice of Customer Data pendapat konsumen mengenai tingkat kepentingan atribut produk dan kepuasan konsumen terhadap kerajinan keramik diperoleh melalui survey sampel ke konsumen. Metode survei yang digunakan dengan simple random sampling Planning Matrix Untuk melakukan pengolahan data, diperlukan data pendukung, sehingga pada matriks ini dapat dilakukan analisis data. Data tersebut berisi voice of customer secara kuantitatif yaitu berisi kuantifikasi tingkat kepentingan atribut produk yang diinginkan oleh konsumen dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk berdasar tiap atribut. Selain itu diperlukan juga nilai goal dan sales point yang diharapkan perusahaan (UPT Kerajinan Keramik). Nilai goal merupakan level dari customer performance yang ingin dicapai untuk memenuhi kebutuhan setiap konsumen. Sedangkan sales point merupakan informasi mengenai kemampuan menjual produk atau jasa (pelayanan) berdasarkan seberapa baik customer needs dipenuhi. Nilai untuk sales point: 1 = tidak ada titik penjualan 1.2 = titik penjualan menengah 1.5 = titik penjualan kuat Tabel 3.10 Simbol dalam Relationship Matrix Setelah menentukan parameter voice of customer, selanjutnya menjabarkannya ke dalam kualitas voice of customer yang terlihat pada: Perhitungan Importance to Customer Importance to customer diperoleh dari hasil kuisioner tingkat kepentingan yang berisi nilai dari atribut yang dipentingkan customer 8

9 terhadap produk kerajinan keramik. Nilainya diperoleh dari rata-rata tingkat kepentingan setiap atribut. Perhitungan Customer Satisfaction Performance Customer satisfaction performance diperoleh dari hasil kuisioner tingkat kepuasan yang berisi nilai kepuasan customer dari atribut produk kerajinan keramik. Nilainya diperoleh dari rata-rata tingkat kepuasan setiap atribut. Goal Goal diperoleh dari penetapan performansi konsumen yang diharapkan oleh perusahaan. Penjelasan tentang planning matrix tampak pada Gambar Technical Response Pernyataan konsumen dijabarkan lagi ke dalam voice of customer dengan model yang berbeda. Pada penyusunan voice of customer ini melibatkan tim pengembang untuk mendefinisikan fungsi, reliability, target value yang dicapai dan substitute quality characteristic (SQC) atau technical response. Tabel 3.11 Technical Response Kerajinan Keramik Cost House Dalam tahap ini biaya yang ada di setiap life cycle kerajinan keramik dimasukkan ke dalam matriks-matriks cost house/ Tujuan dari tahap ini yaitu mengurangi biaya suatu item. Gambar 3.3 Planning Matrix Produk Kerajinan Keramik House of Quality Hasil perhitungan sebelumnya kemudian diringkas ke dalam sebuah matriks house of quality yang berisi relationship matrix, technical correlation, dan technical matrix. Dari perhitungan akan diperoleh target untuk respon teknis sebagai masukan dalam mendesain produk kerajinan keramik nantinya. Pada Gambar 3.4 terdapat hubungan antara matriks atribut yang diinginkan dan dibutuhkan customer dengan respon teknis. Terdapat 3 jenis hubungan tiap elemen pada rumah kualitas produk kerajinan keramik, yaitu kuat, sedang, kemungkinan ada hubungan Green House Terdapat 9 kriteria dampak lingkungan didasarkan pada metode EDIP (Environmental Design Industrial of Product) (Wenzel, 1997) yang memasukkan unsur-unsur dampak lingkungan ke dalam green house. Data dalam green house diperoleh dari expert judgement dan brainstorming dengan ahli. Gambar 3.4 House of Quality Produk Kerajinan Keramik Gambar 3.5 Green House Produk Kerajinan Keramik Gambar 3.6 Cost House Produk Kerajinan Keramik 9

10 4. Analisis dan Interpretasi Data Pada tahap ini, akan dilakukan analisis hasil pada bab sebelumnya. Analisis data diawali dari hasil pengolahan QFD. LCA dan LCC. Selain itu dilakukan analisis terhadap produk dengan menggunkan matriks concept comparison house yang merupakan cara untuk mengevaluasi konsep produk yang mengintegrasikan kriteria kualitas yang didasarakan pada suara konsumen, dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh produk, dan biaya yang terjadi selama siklus hidup produk. 4.1 Kualitas Produk Berdasarkan Kebutuhan Konsumen Untuk mendapatkan data kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap kualitas produk, dilakukan dengan cara survei ke konsumen. Cara pengambilan data dengan metode wawancara dan penyebaran kuisioner. Tabel 3.12 Atribut Kualitas Kerajinan Keramik Hasil uji validitas dan reliabilitas kuisioner menunjukkan bahwa semua atribut kualitas valid dan tiap dimensinya bisa diandalkan. Hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai validitas dan reliabilitas untuk tingkat kepuasan dan kepentingan lebih dari nilai r tabel. Selain itu dari pertanyaan tersebut,jika ditanyakan kepada orang yang sama pada waktu yang berbeda ataupun dalam waktu yang sama ditanyakan kepada orang yang berbeda, akan memiliki pemahaman yang sama. Dari Tabel 3.11 dapat diketahui urutan prioritas kebutuhan konsumen berdasarkan tingkat kepentingan. Semakin tinggi nilai masing-masing atribut, menunjukkan bahwa atribut tersebut semakin dipentingkan oleh konsumen. Atribut kualitas yang paling dipentingkan oleh konsumen berdasarkan urutan yaitu daya tahan (tidak mudah retak/pecah), sisi, warna menarik, motif, dampak lingkungan, dan dimensi. 4.2 Importance to Customer Importance to customer merupakan nilai kepentingan atribut produk kerajinan keramik menurut konsumen. Nilai tingkat kepentingan ini menyatakan seberapa penting atribut produk kerajinan keramik mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian. Importance to customer menunjukkan urutan atribut mulai dari yang paling penting dipertimbangkan konsumen dalam pemilihan produk kerajinan keramik. Tabel 3.13 Atribut Berdasarkan Tingkat Kepentingan Raw weight merupakan nilai sintesa dari tingkat kepentingan konsumen, improvement ratio dan sales point. Improvement ratio merupakan perbandingan nilai goal dengan tingkat kepuasan konsumen. Goal menunjukkan nilai kondisi lapangan saat ini. Sedangkan sales point menunjukkan kontribusi tiap atribut terhadap tingkat penjualan. Nilai raw weight yang paling besar menunjukkan pentingnya atribut tersebut untuk diperhatikan oleh perusahaan. Sehingga aspek warna, retak (daya tahan) dan motif menjadi poin utama dalam desain kerajinan keramik. 4.2 Customer Satisfaction Customer satisfaction merupakan persepsi kualitas produk keramik menurut knsumen seperti yang dirasakan. Hal ini berhubungan dengan penilaian konsumen terhadap masingmasing atribut produk kerajinan keramik berdasarkan tingkat kepuasan konsumen. Tabel 3.14 Atribut Berdasarkan Tingkat Kepuasan Ditinjau dari tingkat kepuasan konsumen terhadap produk kerajinan keramik, atribut produk daya tahan/tidak retak/pecah berada pada urutan pertama. 4.3 Technical Response Berdasarkan analisis house of quality seperti yang sudah dijelaskan diatas, terdapat beberapa atribut kualitas kerajinan keramik yang baik yang diinginkan oleh konsumen. Untuk memenuhi keinginan konsumen terdapat beberapa tindakan yang harus dilakukan utnuk memenuhi kebutuhan tersebut. Penentuan prioritas respon teknis yang harus diperhatikan dapat dilihat dari nilai kontribusi prioritas yang 10

11 diperoleh. Pada Tabel 5.4 dapat dilihat kontribusi prioritas tiap-tiap respon teknis yang dapat digunakan untuk pemilihan tindakan. Tabel 3.15 Kontribusi Prioritas Respon Teknis Berdasarkan Tabel 3.13 respon teknis yang harus diperhatikan sesuai dengan prioritas yaitu: 1. Jenis Bahan 2. Desain Produk 3. Kualitas Bahan 4. Komposisi Bahan 5. Pengolahan Bahan 6. Finishing 7. Setting mesin/cetakan/tungku pembakaran 8. Penggunaan sumber daya 4.4 Matriks Hubungan Upaya untuk meningkatkan kualitas dari suatu produk salah satunya dengan mengetahui hubungan antara respon teknis yang dimiliki perusahaan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Hubungan ini sangat penting diperhatikan utnuk mengetahui seberapa kuat hubungannya. Hubungan antara respon teknis dan customer needs seperti pada Gambar 4.19 yang memiliki nilai kuat, antara lain: Atribut daya tahan/retak dengan komposisi bahan Prosentase komposisi bahan memepengaruhi kualitas (daya tahan) kerajinan keramik. Apabila komposisinya sesuai standar dapat menghasilkan komposisi yang mudah dihaluskan. Sedangkan apabila komposisinya tidak homogen dapat mengakibatkan kerajinan keramik mudah rapuh. Misalnya apabila kelebihan atau kekurangan bahan clay akan mempengaruhi kekentalan (viskositas). Atribut daya tahan dan dimensi dengan setting mesin press sesuai dengan bentuk dan ukuran Stroke mesin press apabila di setting kurang sesuai akan menghasilkan struktur body dengan bahan yang berlapis-lapis, sehingga dapat mengakibatkan daya tahan kerajinan keramik berkurang. Selain itu, apabila tekanannya kurang sesuai dapat mempengaruhi kepadatan badan keramik, sehingga mengakibatkan perubahan variasi dimensi. Atribut warna menarik dengan setting parameter temperatur pembakaran Parameter tempertur pembakaran harus disetting dengan benar. Karena, apabila temperature terlalu tinggi dapat mengakibatkan permukaan menjadi semakin mengkilat/glose, sehingga warna kerajinan keramik cenderung semakin lebih kusam (tidak tampak). Sebaliknya apabila temperatur terlalu rendah dapat mengakibatkan permukaan menjadi lebih kusam, sehingga warna cenderung lebih mencolok/tajam. Atribut sisi dengan menyesuaikan kondisi cetakan Apabila kondisi cetakan tidak baik, maka hasik cetakan menjadi tidak rata, ukuran tidak tepat dan sisinya menjadi tidak halus Atribut motif dengan menyesuaikan proses motif dengan desain Atribut warna keramik dengan penyesuaian parameter engobe, gelasir dan pasta Atribut warna akan mempengaruhi engobe yang bersifat seperti meni pada cat kayu, sehingga apabila engobe tidak sempurna dapat mengakibatkan permukaan menjadi tidak rata dan halus. Sedangkan warna dasarnya menjadi tidak menonjol. Gelasir dapat mempengaruhi gelap atau terangnya permukaan dan kekuatan permukaan terhadap goresan. Selain itu, pasta dapat mempengaruhi sesuai atau tidaknya warna gambar sesuai yang diinginkan. 4.5 Dampak Lingkungan Kerajinan Keramik Pada siklus hidup produk kerajinan keramik dapat mengakibatkan dampak terhadap lingkungan. Secara umum, dampak siklus hidup produk kerajinan keramik terhadap gangguan kesehatan manusia berasal dari debu sebesar 52.55% (melalui proses produksi feldspar, kuarsa, dan bahan baku lainnya). Pada kategori kualitas ekosistem dapat menimbulkan ketidak seimbangan sebesar 32.83% berasal dari emisi NO x dan sebesar 44.71% berasal dari distribusi produk jadi. Sedangkan pada kategori sumber daya dapat menimbulkan kerusakan sebesar 52.79% berasal dari penggunaan gas alam dan sebesar 32.43% (European Commission, 2007) Kandungan Bahan Baku Bahan baku keramik merupakan mineral yang banyak mengandung unsur-unsur non- radioaktif maupun radioaktif yang berasal dari dalam bumi. Pembuatan keramik secara 11

12 langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pekerja (terutama tangan) mulai dari proses pengolahan tanah liat, pembentukan pola keramik, pembakaran, penggelasiran hingga pemberian warna. Setiap jenis bahan baku yang digunakan dalam produksi kerajinan keramik mengandung unsur-unsur yang bersifat non-radioaktif dan radioaktif, antara lain aluminium (Al), arsenik (As), cobalt (Co), copper (Cu), lead (Pb), merkuri (Hg), zirconium (Zr), platinum (Pt), silicon (Si), silver (Ag), sulphur (S), emas (Au), oksigen (O), nitrogen (N), potassium (K), thorium (Th), dan uranium (U). Beberapa unsur tersebur digolongkan sebagai logam berat (seperti Pb, Hg), berbentuk gas (seperti S, O, dan N), bersifat radioaktif (deret uranium, deret thorium dan potassium-40). Unsur-unsur yang bersifat radioaktif berasal dari dalam bumi sejak terbentuknya bumi dan berpotensi memancarkan radiasi pengion. Terdapat variasi kadar radioaktif alam dalam berbagai jenis tanah dan batuan. Tabel 3.16 Kadar Radionuklida Bahan baku keramik mempunyai kadar radionuklida Th dan Ra cukup tinggi, 40 terutama K sehingga sangat berpotensi menimbulkan radiasi bagi pekerja. Terdapat beberapa kemungkinan terjadinya dampak akibat pengolahan bahan baku keramik, antara lain radiasi eksternal (di luar tubuh) dan internal (di dalam tubuh). Radiasi eksternal dapat terjadi pada pekerja kerajinan keramik yang mengolah bahan baku secara langsung dengan menggunakan tangan. Selain itu, radiasi internal juga dapat terjadi pada pekerja kerajinan keramik melalui pencernaan makanan (mulut) dan saluran pernapasan (hidung). Dampak eksternal dan internal yang ditimbulkan juga dapat terjadi pada masyarakat melalui produk jadi kerajinan keramik, misalnya gelas, piring, hiasan rumah dan sebagainya. Radionuklida alam yang terkandung dalam produk kerajinan keramik dapat memberikan kontribusi radiasi di dalam ruangan, terutama ruangan yang kurang ventilasinya. Bahan keramik yang mengandung Th dan Ra dalam peluruhannya akan 222 menghasilkan gas radon Rn dan thoron 220 Th. Gas ini bersifat inerst, toksik, dan mudah lepas ke lingkungan secara emanasi dari permukaan keramik. Gas radon dan thoron yang lepass dari keramik ke lingkungan dapat memberikan potensi radiasi internal melalui saluran pernapasan Proses Produksi Proses produksi kerajinan keramik dapat mengakibatkan dampak lingkungan, antara lain emisi udara, air, tanah, bising serta bau. Menurut European Comission dalam dokumen Ceramic Manufacturing Industry, jenis polusi udara, jumlah polusi udara, limbah cair dan padat bergantung pada parameter yang berbeda yaitu penggunaan bahan baku, energi dan teknik produksinya. Analisis dampak yang ditimbulkan dari proses produksi kerajinan keramik, yaitu: Adanya emisi udara Emisi udara dapat disebabkan oleh emisi gas karbon oksida, nitrogen oksida, sulfur oksida, florin in-organik, logam berat yang dapat mengalami peningkatan akibat proses produksi kerajinan keramik. Adanya emisi air Emisi air dapat disebabkan oleh limbah cair pada sepanjang siklus hidup kerajinan keramik yang mengandung bahan mineral dan inorganik. Waste Waste dapat disebabkan oleh hilangnya proses yang berasal dari produksi kerajinan keramik, antara lain residu (sisa) dalam bentuk padat, limbah kemasan, dan sebagainya. Konsumsi energi Dalam produksi kerajinan keramik diperlukan konsumsi energi yang cukup besar, antara lain penggunaan bahan bakar LPG (propane dan butana) pada proses pembakaran antara temperatur C. Hal ini dapat mengakibatkan emisi senyawa gas (SO x, NO x, HF, HCl, logam berat) dan berpotensi menimbulkan polusi udara. Hal terpenting dalam penerapan life cycle assessment pada produk kerajinan keramik adalah pengurangan emisi udara, air; efisiensi energi; pengurangan penggunaan bahan baku, air; perbaikan dan daur ulang hilangnya proses atau waste; adanya proses pengolahan limbah cair yang efektif. 12

13 4.5.3 Green House Produk kerajinan keramik di sepanjang siklus hidupnya memberikan dampak lingkungan terutama pada tahap pengolahan raw material, pengangkutan dan finishing. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis green house untuk dapat mengetahui parameter dampak lingkungan. Pada Gambar 3.5 menunjukkan emisi udara menempati prioritas pertama yang memberikan kontribusi dampak lingkungan sebesar 28.7%, sehingga respon teknis emisi udara penting untuk di pertimbangkan dalam penentuan perbaikan. Tabel 3.17 Penanganan Limbah Industri Cost House Semakin meningkatnya industri keramik di Indonesia menyebabkan permintaan akan bahan bakunya juga meningkat. Bahan baku keramik meliputi feldspar, kaolin, kuarsa yang berasal dari sumber daya alam dengan keterbatasan cadangan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif lain untuk menambah bahan baku lainnya ke dalam komposisi kerajinan keramik dengan harga yang relatif murah tanpa mengurangi mutu kerajinan keramik tersebut. Tabel 3.18 Ketersediaan Bahan Baku Keramik (Sumber: Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009) Pada penelitian yang dilakukan oleh Heni Dwi Kurniasari (2008) menghasilkan alternatif penambahan bahan baku kerajinan keramik yaitu limbah alumina dan sand blasting dalam komposisi kerajinan keramik, sehingga menghasilkan produk kerajinan keramik ramah lingkungan (eco-friendly) dan berkelanjutan (sustainable/renewable). Selain karena harga yang relatif murah, pemanfaatan limbah sebagai bahan baku dapat meminimalisir jumlah limbah yang terbuang. Harga limbah alumina dan sand blasting dibawah harga kaolin, yaitu sebesar Rp. 150/kg sedangkan harga kaolin sebesar Rp.7500/kg. Pada Tabel 4.10 menunjukkan biaya produk 1 unit kerajinan keramik sebesar Rp Dengan adanya penambahan bahan baku lainnya ke dalam komposisi produksi kerajinan keramik dapat menghemat biaya sebesar Rp /buah. Semakin banyaknya penggunaan limbah dalam komposisi kerajinan keramik maka biaya produksi kerajinan keramik semakin rendah. Biaya yang lebih rendah menunjukkan tingkat efektivitas dari produksi kerajinan keramik. Selain itu, ditinjau dari aspek lingkungan penambahan limbah ke dalam komposisi kerajinan keramik sangat baik karena memberikan nilai tambah pada limbah dan dapat meminimalisir dampak lingkungan dari pembuangan limbah B3. Akan tetapi, pemanfaatan limbah ini harus disertai dengan pengolahan yang baik dan benar, sehingga tidak membahayakan lingkungan. Biaya terbesar dalam produksi kerajinan keramik terdapat pada biaya manufaktur. Sedangkan pada produsen hampir tidak terdapat biaya yang dikeluarkan, sehingga pengurangan biaya dari perubahan komposisi bahan baku dapat menghasilkan dampak yang signifikan Concept Comparison House Berdasarkan analisis dampak lingkungan, biaya, dan lain-lain dilakukan pengembangan produk kerajinan keramik melalui concept comparison house. Metode pemilihan produk terbaik diperoleh dari matriks tersebut. Matiks ini di adopsi dari house of quality yang di dalamnya berisi kriteria kualitas berdasarkan atas kepuasan dan kebutuhan konsumen, dampak yang ditimbulkan dan biaya yang terjadi selama siklus hidupnya. Dari hasil evaluasi sebelumnya, dimasukkan ke dalam matriks concept comparison house ini, perlu dilakukan brainstorming untuk memutuskan produk yg dipilih. Hasil konsep produk diketahui bahwa terdapat beberapa respon teknis yang harus diperhatikan sesuai kolom kualitas yang diperoleh dari house of quality. Skala yang digunakan untuk member skor berkisar antara 1 sampai 10. Nilai 1 berarti 13

14 kualitas produk buruk dan 10 berarti kualitas produk yang baik. Demikian juga untuk aspek lingkungan dan biaya. Dari pengolahan concept comparison house tersebut diketahui hasil kepuasan terhadap konsep desain baru sangat signifikan disetiap parameter baik kualitas, biaya dan lingkungan Total Quality Environmetal Management Usaha kerajinan keramik merupakan salah satu usaha yang potensial khususnya di wilayah Jawa Timur. Kerajinan keramik tidak saja untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri melainkan menjadi komoditas ekspor ke berbagai negara. Industri kerajinan keramik mengalami pertumbuhan cukup baik baik ditinjau dari utilisasi kapasitas maupun perolehan devisa. Tabel 3.19 Ketersediaan Bahan Baku Keramik (Sumber: Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, 2009) Akan tetapi, saat ini industri kerajinan keramik dihadapkan pada berbagai tantangan yang diakibatkan dari berbagai hal. antara lain: 1. Keberlangsungan pasokan bahan baku.. 2. Peraturan 3. Kesenjangan kualitas SDM 4. Rendahnya produktivitas 5. Kesenjangan pengetahuan tentang hubungan dengan pasar internasional 6. Rendahnya inovasi dan pengambangan produk Melihat berbagai permasalahan yang masih dihadapi oleh industri kerajinan keramik dan penurunan daya saing yang dimiliki oleh industri kerajinan keramik nasional di pasar ekspor perlu adanya perbaikan sistem manajemen usaha kecil dan menengah yang melibatkan semua pihak terkait, namun tidak melupakan komitemen awal dalam menjaga lingkungan. 5. Penutup 5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian penelitian ini adalah: 1. Produk kerajinan keramik menghasilkan berbagai dampak baik di sepanjang siklus hidupnya (mulai raw material hingga disposal) serta memberikan dampak lingkungan secara luas (perekonomian), antara lain emisi udara, tanah, rusaknya ekosistem, dan sebagainya. 2. Atribut yang dipentingkan konsumen terhadap produk kerajinan keramik berdasarkan prioritas utamanya adalah atribut warna menarik, daya tahan (retak), motif, dimensi, dampak lingkungan dan sisi. 3. Atribut produk kerajinan keramik berdasarkan tingkat kepuasan konsumen kerajinan keramik adalah daya tahan (retak), motif, dampak lingkungan, dimensi, warna menarik, dan sisi. 4. Respon teknis yang harus diperhatikan UKM berdasarkan prioritas adalah jenis bahan, desain produk, kualitas bahan, komposisi bahan, pengolahan bahan, finishing, setting mesin/cetakan/tungku pembakaran, dan penggunaan sumber daya. 5. Produk kerajinan keramik dengan menggunakan bahan baku tambahan dapat memenuhi aspek kualitas, lingkungan dan biaya. 6. Produk kerajinan dengan menggunakan bahan baku tambahan dapat memberikan nilai tambah pada limbah dan dapat meminimalisir dampak lingkungan dari pembuangan limbah B3. Selain itu, alternatif tersebut merupakan terbaik diantara kedua alternatif yang ada. 5.2 Saran Saran dari penelitian penelitian ini adalah: 1. Penelitian selanjutnya hendaknya dapat membandingkan beberapa alternatif kerajinan keramik tidak terbatas pada penambahan bahan baku lain dalam komposisi kerajinan keramik. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya diperbanyak penelitian terhadap industri kerajinan keramik untuk mengembangkan industri tersebut terutama UKM sehingga dapat bersaing di pasar lokal maupun global. 6. Daftar Pustaka Afida, Novita Peningkatan Produktivitas Melalui Usaha Waste Reduction Dengan Pendekatan Green Productivity di PT. Ecco Tannery Indonesia. Laporan Penelitian Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 14

15 Akao, Yoji Quality Function Deployment : Integrating Customer Requirements in to Product Design. Productivity Press. Portland, Oregon Astuti, Septin Evaluasi Konsep Produk Lampu dalam Proses Desain dan Pengembangan Produk Lmapu dengan Pendekatan Green Quality Function Deployment II. Tesis Jurusan Teknik Industri. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Billatos, Samir B. & Basalay, Nadia A Green Technology and Design For The Environment. Taylor & Francis, Ltd Broca, Mita A Comparative Analysis of The Environmental Impacts of Ceramic Plates and Biodegradable Plates (Made of Corn Starch) Using The Life Cycle Assessment Tool. TERI University Curran, Mary Ann Environmental Life Cycle Assessment. Mc Gaw Hill De Mendonca, M. & Baxter, T.E Design for The Environment (DFE) An Approach to Achieve The ISO International Standardization. Environmental Management and Health., Vol. 12 No. 1, pp Handfield, Robert B., Walton, Steve V., Seegers, Lisa K., dan Melynk, Steven A Green Value Chain Practices in The Furniture Industry. Journal of Operation Management., Vol. 15.pp an Largestedt, Jessica., dan Luttropp, Conrad Functional Priorities in Eco- Design-Quality Function Deployment, Value Analysis and Functional Profile. 13 th International Conference On Engineering Design, ICED, Glasgow Saaty, T. L., Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta Ulrich, Karl. T., dan Eppinger, Steven. D Perancangan dan Pengambangan Produk. Salemba Teknika. Jakarta Zhang, Y., Wang, H.-P,. Zhang, C Green QFD-II: Life Cycle Approach for Environmentally Conscious Manufacturing by Integrating LCA and LCC into QFD Matrices. International Journal Production Research., Vol. 37, pp

PENGEMBANGAN PRODUK KURSI MAKAN PADA UKM PENGRAJIN ROTAN DOMAS DENGAN METODE GREEN QFD II

PENGEMBANGAN PRODUK KURSI MAKAN PADA UKM PENGRAJIN ROTAN DOMAS DENGAN METODE GREEN QFD II PENGEMBANGAN PRODUK KURSI MAKAN PADA UKM PENGRAJIN ROTAN DOMAS DENGAN METODE GREEN QFD II UKM adalah kegiatan ekonomi yang mendominasi struktur perekonomian Indonesia. Situasi persaingan yang semakin ketat,

Lebih terperinci

Prosiding Teknik Industri ISSN:

Prosiding Teknik Industri ISSN: Prosiding Teknik Industri ISSN: 260-602 Usulan Perbaikan Produk Kain di PT. Cemara Abadi Textile dengan Pendekatan Green QFD (Quality Function Deployment) Fabric Product Improvement at PT. Cemara Abadi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY

IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KERAMIK DI PT. PLATINUM CERAMICS INDUSTRY Efi Krunia Sari, Udisubakti Ciptomulyono Manajemen Industri, Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia 69 3. METODE PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan, maka perlu disusun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut : Keterangan flowchart : 1. Survey Pendahuluan Studi litaratur dilakukan

Lebih terperinci

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT II

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT II JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 6, NO. 2, DESEMBER 2004: 156-168 EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN GREEN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT II Septin Puji Astuti, Udisubakti Ciptomulyono, Mokh. Suef Program

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL Saufik Luthfianto, Siswiyanti Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal Email : saufik34@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor industri merupakan sektor yang berperan dalam meningkatkan pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Namun demikian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita N. 1) dan Moses L. Singgih 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita Nurcahyawening NRP 9113201301 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Moses L. Singgih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, namun kakao yang dihasilkan sebanyak 70% diekspor dalam bentuk biji kakao (raw product). Hal ini

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp yang Ramah Lingkungan

Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp yang Ramah Lingkungan JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, No. 1(Sept. 2012) ISSN: 2301-9271 A-515 Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) dan Pendekatan Analytical Network Process (ANP) untuk Pengembangan Produk Hetric Lamp yang Ramah

Lebih terperinci

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ANALISIS KUALITAS LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY (SERVQUAL), MODEL KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus: Restoran X Lokasi Surabaya) Soca Waskitha 1) dan Suparno 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pencemaran udara dewasa ini semakin menampakkan kondisi yang sangat memprihatinkan. Saat ini Indonesia memiliki indeks pencemaran udara 98,06 partikel per meter kubik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil dikarenakan ketersediaan bahan bakar global yang semakin menipis dan

BAB I PENDAHULUAN. kecil dikarenakan ketersediaan bahan bakar global yang semakin menipis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Energi dan lingkungan merupakan bagian penting yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Pada era globalisasi seperti saat ini, tuntutan terhadap adanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bagian ketiga dari laporan ini menguraikan langkahlangkah penelitian secara lebih jelas dan dapat dilihat pada gambar 3.1. 3.1. Identifikasi Awal Pada tahap ini ada beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran penelitian secara keseluruhan sehingga diketahui proses, metode dan hasil yang diperoleh dalam penelitian. Terlihat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB 2 LANDASAN TEORI... iii ABSTRAK Saat ini lembaga pendidikan bukan hanya sekedar tempat untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Hampir seluruh lembaga pendidikan berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas telah menjadi hal yang sangat penting bagi perusahaanperusahaan dikarenakan sebagai suatu sarana untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa.

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (Studi Kasus di PT.BINTANG JAYA KLATEN)

EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (Studi Kasus di PT.BINTANG JAYA KLATEN) EVALUASI KONSEP PRODUK DENGAN PENDEKATAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (Studi Kasus di PT.BINTANG JAYA KLATEN) Gunawan Madyono Putro 1), Eko Budi Santoso 2) 1,2) Jurusan Teknik Industri FTI, UPN Veteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) TOPIK 4: QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian yang akan dilakukan adalah sistem pelayanan informasi yang dimiliki oleh bus Trans Jogja sebagai elemen pendukung dari moda transportasi

Lebih terperinci

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai 45 tahun yang digunakan untuk aktivitas harian selain bekerja dan kuliah. Aktivitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Adapun tempat yang dijadikan objek

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat

Lebih terperinci

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN KONSUMEN CPO A. Customer Needs and Benefits (Harapan Pelanggan) Survei pendahuluan dilakukan dengan wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dunia industri merupakan salah satu indikator yang memberikan penggambaran untuk menilai perkembangan ekonomi suatu Negara. Kemajuan industri di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Grace Elizabeth Grace Elizabeth (grace_miong@yahoo.com) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Ratna Kencana Ekasari LOGO.

Ratna Kencana Ekasari LOGO. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan pada Plasa Telkom Sidoarjo dengan Menggunakan Integrasi Metode Service Quality dan Quality Function Deployment (QFD) Ratna Kencana Ekasari 9110 201 504 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Penilaian Kualitas Pengolahan Air Minum Isi Ulang dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD)

Penilaian Kualitas Pengolahan Air Minum Isi Ulang dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Penilaian Kualitas Pengolahan Air Minum Isi Ulang dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) KARYA ILMIAH TERTULIS (SKRIPSI) Diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat

Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat Potensi Pencemaran Lingkungan dari Pengolahan Sampah di Rumah Kompos Kota Surabaya Bagian Barat dan Pusat Oleh: Thia Zakiyah Oktiviarni (3308100026) Dosen Pembimbing IDAA Warmadewanthi, ST., MT., PhD Latar

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line TESIS Nugraha T. Hutapea 9108.201.311 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Udi Subakti Ciptomulyono, MEngSc MMT

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD

PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD PENINGKATAN KUALITAS TRAINING UNTUK PELANGGAN PT INKA DENGAN PENDEKATAN METODE AHP DAN QFD Didik Hendriatna*), Suparno Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email:

Lebih terperinci

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi Petunjuk Sitasi: Suhartini, & Prayogo, S. B. (2017). Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN)

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN) ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN) Ir. Syamsul Bahri, M.Si 1, Ir. Amri, MT 2 dan Elza Ayu Alviany 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS Jono Jurusan Teknik Industri, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Jl. Ndalem Mangkubumen Kp. III/237 Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. sebanyak 30 buah. Kemudian dilakukan uji valliditas dan reliabilitas.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. sebanyak 30 buah. Kemudian dilakukan uji valliditas dan reliabilitas. 46 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1.Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, data diperoleh dari pengguna jam weker. pengumpulan data dilakukan dengnan langkah awal penyebaran kuisioner terbuka

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Oleh: Hot Pangihutan Sianturi NRP: 9108.201.416

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian disusun untuk menggambarkan konsep analisis kepuasan pelanggan melalui penilaian harapan dan kenyataan kualitas pelayanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ)

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Mariza Kertaningtyas 1, Sutriyono 2, Fourry Handoko 3 1) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE FUZZY SERVQUAL DAN QFD (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI STIKOM SURABAYA) Seminar Tesis Sri Hariani Eko Wulandari

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Proses Penelitian.

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahapan Proses Penelitian. Bab III Metodologi Penelitian Penelitian merupakan serangkaian proses yang berurutan dan saling terkait secara sistematis. Agar langkah-langkah penelitian lebih terarah dan sistematis maka disusun metodologi

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm M. Junaidi Hidayat *1), Lukmandono 2), Ni Luh Putu Hariastuti 3) 1) Jurusan Desain Produk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan.

BAB 3 METODE PENELITIAN. yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis. Berikut. Jenis dan Metode. pelanggan. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan, digunakan desain penelitian yang disesuaikan dengan tujuan penelitian sehingga dapat melakukan analisis.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan Penelitian Jenis Penelitian Unit Analisis Time Horizon T-1 Deskriptif - Kualitatif Individu Pelanggan Bengkel T-2 Deskriptif

Lebih terperinci

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT

APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT APLIKASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM USAHA MEMENUHI KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP PRODUK AQUA GELAS 240 ML PADA PT. TIRTA INVESTAMA PANDAAN Emmalia Adriantantri 1) Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA Helmi Wahyudi A 1, Udisubakti Ciptomulyono 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa Indonesia saat ini, terjadi banyak sekali perkembangan di segala aspek di dalam negeri salah satunya adalah perkembangan di dunia bisnis terutama bisnis

Lebih terperinci

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung EALUASI KUALITAS PRODUK PADA INDUSTRI KERAJINAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi kasus pada industri kerajinan batik di Yogyakarta) Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan masalah

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS SUMILLAN KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG M. Rizal 1, Wahju Herijanto 2, Anak Agung Gde Kartika 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Bidang

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD Seno Adi Andini Pasca Sarjana Teknik Industri Insitut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo 60111 Surabaya Pesawat udara

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA Rony Prabowo, SE. ST. MT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Kepuasan pengguna yang menjadi tujuan dari perusahaan dituangkan dalam strategi dan rencana kerja yang diimplementasikan dalam kegiatan pemasaran dan pelayanan

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pesatnya perkembangan dunia informatika yang ditandai dengan adanya internet saat ini telah membuat banyak orang membuka usaha warnet. Untuk mendapatkan rancangan suatu warnet yang ideal, maka

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN MASSA BODY DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN MASSA BODY DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN MASSA BODY DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Study kasus : di Unit Pelaksana Teknis Aneka Industri dan Kerajinan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Sampel Penelitian Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan suatu prosedur tertentu dan diharapkan dapat mewakili suatu populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri saat ini semakin pesat seiring berkembangnya arus globalisasi yang terus berjalan. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan harus mampu untuk

Lebih terperinci

Kata kunci : Quality Function Deployment, Manajemen Mutu, Jasa, Kualitas, Pelayanan, Analytical Hierarchy Process.

Kata kunci : Quality Function Deployment, Manajemen Mutu, Jasa, Kualitas, Pelayanan, Analytical Hierarchy Process. IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DALAM PENINGKATAN PELAYANAN JASA PENERBANGAN BERDASARKAN PREFERENSI PENUMPANG PESAWAT DI PT. MANDALA AIRLINES. Wahyu Supriadi*, Udisubakti Ciptomulyono**. *Mahasiswa

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL

PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL PERUMUSAN STRATEGI KORPORAT PERUSAHAAN CHEMICAL Mochammad Taufiqurrochman 1) dan Buana Ma ruf 2) Manajemen Industri Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar hasil analisis terhadap raw weight pada HoQ maka diputuskan bahwa atribut yang akan dikembangkan adalah kemanisan produk, aroma produk, keamanan bahan, informasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting Pengujian Produk Perancangan Produk Identifikasi Kondisi Eksisting Identifikasi Kondisi Eksisting Membungkus kedelai yang telah diberi ragi Menimbang ukuran berat Labelling Memanaskan ujung-ujung plastik

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL METHOD, KANO MODEL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus : Balai Pengamanan Fasilitas

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Kantin SLU Madani adalah kantin milik Badan Layanan (BLU) UIN Suska Riau. Kantin ini didirikan pada tahun 20. Kantin SLU Madani ini adalah salah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TUNGKU PELEBUR LIMBAH KACA UNTUK SENTRA UKM MANIK-MANIK KACA

RANCANG BANGUN TUNGKU PELEBUR LIMBAH KACA UNTUK SENTRA UKM MANIK-MANIK KACA RANCANG BANGUN TUNGKU PELEBUR LIMBAH KACA UNTUK SENTRA UKM MANIK-MANIK KACA 1) Priscilla Tamara, 2) Peniel Immanuel Gultom 1,2) Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAK Proses

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Menurut Sangaji dan Sopiah

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Menurut Sangaji dan Sopiah BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Disain Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik. Menurut Sangaji dan Sopiah (2010) penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-masalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan asosiatif. Menurut (Sugiyono2007, p11), penelitian deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009.

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan model..., Deni Juharsyah, FT UI, 2009. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Pada era persaingan global seperti saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar dapat bertahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini membahas tentang kepuasan konsumen terhadap atribut jasa outbound pada PT Mandiri Kreasi Bersaudara (UPGRADE.inc). Jasa outbound belakangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Kuesioner tahap I (Uji Coba) Kuesioner tahap I ini dibagikan kepada 30 responden. Hasil kuesioner yang didapat terhadap penilaian terhadap

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING PADA BOTOL MINUMAN KEMASAN PLASTIK

PENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING PADA BOTOL MINUMAN KEMASAN PLASTIK PENERAPAN KONSEP GREEN MANUFACTURING PADA BOTOL MINUMAN KEMASAN PLASTIK Wisma Soedarmadji 1*, Surachman 2, Eko Siswanto 3 1,2,3 Universitas Brawijaya, Fakultas Teknik Mesin, Malang 65145, Indonesia ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kelurahan Karanggeneng, Boyolali. Wilayah tersebut merupakan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah kelurahan Karanggeneng, Boyolali. Wilayah tersebut merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri sekarang ini mengalami peningkatan yang sangat pesat. Disamping industri berdampak positif pada perekonomian, tapi kebanyakan menimbulkan

Lebih terperinci

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

GITA ASTETI GINTING DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD); (Studi Kasus Japanese Mathematics Center Sakamoto Method Cabang Multatuli Medan) SKRIPSI GITA ASTETI GINTING 100823002

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep menjadi informasi nyata. Persaingan yang ketat di era globalisasi ini menuntut perusahaan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey menurut Sugiyono, (2010) adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Unit Operasi Hydrocracking Complex (HCC) di PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Jalan Yos Sudarso No 1 Balikpapan, Kalimantan

Lebih terperinci