BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Sistem Informasi Definisi Data Data merupakan bentuk jamak dari datum yang berasal dari bahasa Latin. Data menggambarkan dunia nyata yang mewakili entitas seperti manusia, event, konsep, dan keadaan. Untuk mendefinisikan sesuatu, dibutuhkan data yang mendukung definisi tersebut. Data dikumpulkan dan disimpan dari fakta atau pernyataan yang dapat berbentuk angka, kata atau kalimat, gambar, audio, atau video. Data masih berupa pernyataan yang belum mempunyai makna dalam artian belum mempunyai arti yang mempengaruhi pengguna dalam sistem dan kemudian akan diukur dan diolah untuk menjadi informasi yang berguna dan dimengerti oleh pengguna dari data tersebut. Apabila berbicara tentang sistem informasi maka data juga menjadi peran yang penting untuk mendefinisikan sistem informasi. Dalam sistem informasi, data akan di-capture, disimpan, dan kemudian akan diolah untuk menjadi informasi yang berguna bagi sistem. Contohnya adalah pada sistem recruitment, salah satu data penting untuk disimpan dan diolah adalah data kandidat. Data kandidat akan disimpan untuk diproses ke tahap interview, training, dan selanjutnya. Menurut O Brien & Marakas (2010, p. 34), data merupakan fakta fakta yang belum diolah, atau hasil dari observasi, yang berhubungan dengan fenomena fisik atau transaksi transaksi bisnis. teknologi informasi seperti multimedia sebagai alat penyampaian materi.

2 Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 21), data merupakan kumpulan fakta mentah tentang orang, tempat, kejadian, dan sesuatu penting pada organisasi. Tiap fakta masih belum memiliki arti. Menurut Rainer &Cegielski (2011, p. 10), data adalah deskripsi dasar dari suatu entitas, event, aktifitas, dan transaksi yang disimpan dan dikelompokkan namun belum memiliki suatu arti yang spesifik. Data dapat berupa angka, huruf, citra, suara ataupun gambar. Menurut Bellinger, Castro, & Mills (2004), data adalah sesuatu yang kasar, yang hanya ada, dan tidak memiliki pengaruh lain selain keberadaannya. Data memiliki banyak bentuk. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan, data adalah kumpulan fakta fakta yang masih abstrak dan belum memiliki arti yang berguna bagi pengguna dari berbagai sumber dan kemudian fakta tersebut akan disimpan dan diolah untuk menjadi sesuatu yang berguna bagi sistem informasi Definisi Informasi Informasi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi sebuah sistem informasi. Informasi bersifat individu berdasarkan sejauh mana nilai dari data bermakna bagi penggunanya. Akurasi dari informasi yang dimiliki menentukan pencapaian tujuan dari sistem. Data yang belum memiliki arti atau masih abstrak akan diolah dan kemudian akan menghasilkan data yang terpilih menjadi suatu informasi. Informasi tersebut akan digunakan oleh pengguna dalam sistem untuk menjadi suatu knowledge yang membantu menghasilkan suatu keputusan yang tepat. Menurut Rainer & Cegielski (2011, p. 10), informasi adalah data yang telah diolah sehingga data tersebut memiliki arti dan nilai terhadap penggunanya.

3 Menurut O Brien & Marakas (2010, p. 34), informasi adalah data yang telah diubah menjadi sesuatu yang bermakna dan berguna bagi end-user tertentu. Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 21), informasi adalah data yang telah diproses atau diolah menjadi sesuatu bentuk yang lebih bermakna. Informasi dibentuk dari kombinasi beberapa data yang memiliki makna bagi pengguna. Menurut Bellinger, Castro, & Mills (2004), informasi adalah data yang sudah diproses sehingga memiliki kegunaan, dapat menjawab pertanyaan siapa, apa, dimana, dan kapan. Informasi adalah data yang diberikan arti dengan cara menghubungkan dengan data lain. Simpulan dari definisi informasi adalah hasil pengolahan data yang belum memiliki arti bagi pengguna sistem menjadi suatu bentuk yang memiliki arti/makna yang berguna. Pengelola informasi dapat menyediakan informasi dalam bentuk lisan maupun tulisan. Dan sumber informasi dapat berasal dari internal maupun eksternal Definisi Knowledge Data dan informasi pada suatu organisasi/perusahaan yang telah disimpan akan digunakan untuk diolah dan menghasilkan knowledge yang berguna bagi pihak manajemen dalam pengambilan keputusan. Keputusan tersebut akan dilanjutkan menjadi suatu aksi dengan tujuan akan menguntungkan organisasi/perusahaan tersebut. Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 21), knowledge adalah data dan informasi yang lebih disaring berdasarkan fakta, kebenaran, kepercayaan, keputusan, pengalaman, dan keahlian dari pengguna.

4 Menurut Vercellis (2009, p. 7), knowledge adalah hasil pengeloalan informasi pada saat digunakan untuk membuat suatu keputusan dan dikembangkan menjadi suatu aksi yang berdasarkan dengan keputusan tersebut. Menurut Rainer & Cegielski (2011, p. 10), knowledge adalah sesuatu yang terdiri dari data dan/atau informasi yang telah diolah dan diproses untuk menyampaikan suatu pemahaman, pengalaman, akumulasi pelajaran, dan keahlian yang berlaku untuk masalah bisnis pada saat itu. Menurut Bellinger, Castro, & Mills (2004), knowledge adalah pengaplikasian dari data dan informasi, digunakan untuk menjawab pertanyaan bagaiamana. Berdasarkan beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan, knowledge adalah hasil dari data dan/atau informasi yang telah diolah dan digunakan oleh pihak manajemen untuk membuat suatu keputusan yang menguntungkan bagi organisasi/perusahaan Definisi Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan bahasa Yunani (sustema) yang mempunyai arti kumpulan komponen yang saling berhubungan dan memiliki tujuan yang sama. Untuk menentukan lingkup dari suatu sistem perlu ditentukan batasannya terlebih dahulu. Sebagai contoh suatu organisasi hanya mempunyai kemampuan untuk membeli bahan baku, memproduksi barang, dan menjual barang. Maka batasan sistem dari organisasi tersebut hanya terbatas pada subsistem pembelian, produksi dan penjualan saja. Kemudian ditentukan komponen komponen terkait dengan masing masing subsistem. Setelah mendapatkan komponen komponennya maka perlu untuk menghasilkan penghubung untuk ketiga subsistem tersebut sehingga menjadi satu kesatuan sistem pada organisasi tersebut.

5 Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 6), sistem adalah kumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam mencapai hasil yang diinginkan. Menurut O Brien & Marakas (2010, p. 26), sistem adalah suatu kelompok atau kumpulan dari komponen komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama dengan menerima suatu input dan menghasilkan suatu hasil (output) dalam proses transformasi yang terorganisir. Sistem dibagi menjadi 3 fungsi utama yaitu: 1. Input melibatkan penangkapan dan pengumpulan data yang masuk ke dalam sistem untuk diproses. 2. Processing melibatkan transformasi yang mengkonversi input menjadi output. 3. Output melibatkan pengiriman informasi yang telah dihasilkan dari transformasi ke tujuan utama. Berdasarkan kutipan di atas simpulan dari sistem adalah satu kesatuan dari beberapa benda/komponen yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang sama. Contohnya adalah dalam sistem informasi terdapat software, hardware, dan brainware sebagai komponennya yang saling berhubungan untuk mencapai tujuan yang sama Definisi Sistem Informasi Sistem informasi pada suatu perusahaan berbicara tentang efisiensi dan efektifitas suatu sistem, bagaimana suatu informasi disimpan, dimana tempat penyimpanan data, bagaimana dan darimana suatu informasi didapat, dan bagaimana informasi ditampilkan, serta bagaimana informasi tersebut digunakan lebih lanjut. Hal hal tersebut perlu dipikirkan dalam membentuk sebuah sistem informasi.

6 Menurut O Brien & Marakas (2010, p. 4), sistem informasi adalah suatu kombinasi yang diorganisasikan yang terdiri dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi. Menurut Whitten & Bentley (2007, p. 6), sistem informasi adalah kegiatan pada sebuah organisasi menangkap dan mengolah data untuk menghasilkan informasi berguna yang mendukung organisasi beserta karyawan, pelanggan, pemasok, dan mitra. Menurut Dalci & Tanis (2005, p. 46), sistem informasi adalah suatu tujuan terorganisasi untuk mengumpulkan, memasukkan, dan memproses data dan penyimpanan, me-manage, mengontrol, dan melaporkan informasi agar informasi dapat mencapai tujuannya. Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan sistem informasi adalah komponen/elemen yang terdiri dari hardware, software, brainware, jaringan, sumber data, dan lingkungan di luar sistem yang saling berhubungan untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, dan menyajikan informasi dalam suatu organisasi dengan memikirkan tingkat efisiensi dan efektifitas.

7 1.1.6 Area Pengetahuan Sistem Informasi Gambar 0.1 Area Pengetahuan Sistem Informasi Sumber : O Brien & Marakas (2010, p. 7) Dalam sistem informasi terdapat beberapa area pengetahuan yang perlu diketahui oleh para pelaku bisnis yang profesional. Seperti pada gambar 2.1, area area tersebut dibagi menjadi 5 bagian, yaitu: 1. Foundation Concepts. Area ini membicarakan tingkah laku dasar, teknikal, bisnis, dan konsep manajerial tentang komponen dan peran dari sistem informasi 2. Information Technologies. Area ini membicarakan konsep utama, dan permasalahan tentang teknik informasi yang mencakup hardware, software, jaringan, manajemen data, dan berbagai macam teknologi berbasis internet. 3. Business Applications. Area ini membicarakan kegunaan utama dari sistem informasi untuk kegiatan operasional, manajerial, dan keuntungan kompetitif dari sebuah bisnis. 4. Development Processes. Area ini membicarakan bagaimana business professionals dan information specialists merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasi sistem informasi agar sesuai dengan bisnis tertentu. 5. Management Challenges. Area ini membicarakan tantangan pada saat mengatur teknologi informasi secara efisien dan etikal untuk pengguna akhir dari bisnis.

8 1.1.7 Peranan Business Application Gambar 0.2 Peranan Business Application Sumber : O Brien & Marakas (2010, p. 8) Terdapat beberapa peran dari sistem informasi yang menjelaskan alasan penggunaan aplikasi bisnis dalam teknologi informasi. Berdasarkan gambar 2.2, ditemukan 3 peran penting sistem informasi dari aplikasi bisnis, yaitu mendukung strategi untuk keuntungan dalam bersaing, mendukung pembuat keputusan bisnis, dan mendukung proses dan operasional bisnis. Tingkat dari peranan business application juga menentukan tingkat pengguna. Tingkat pengguna eksekutif akan menggunakan aplikasi bisnis untuk mendukung pembuatan strategi yang meningkatkan keuntungan dalam bersaing dengan perusahaan lainnya. Tingkat pengguna manajemen menggunakan aplikasi bisnis untuk mendukung pengambilan keputusan yang meningkatkan keuntungan dalam bisnisnya serta mengurangi resiko dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pada tingkat terendah adalah tingkat operator yang menjalan kegiatan operasional sesuai dengan proses bisnisnya, aplikasi bisnis membantu pengguna tingkat operator dalam penyimpanan data, sekuritas, dan pembuatan laporan Database

9 Dalam sistem informasi data merupakan elemen yang paling penting, karena data adalah elemen paling awal yang perlu ditangkap oleh sistem untuk lanjut ke proses selanjutnya. Akurasi dan kualitas data menentukan hasil akhir output dari sistem. Untuk menjaga akurasi dan kualitas data maka dibutuhkan pengolahan data yang baik. Setelah data ditangkap, data kemudian perlu disimpan sehingga data tersebut dapat dipakai untuk proses lebih lanjut. Untuk mengurangi resiko resiko kehilangan data karena rusak, hilang, dan sebagainya, sistem informasi menganjurkan pengguna untuk melakukan penyimpanan data secara terkomputerisasi. Terdapat dua pendekatan untuk menyimpan data secara terkomputerisasi, yaitu file-based approach dan database approach. Keduanya masih digunakan baik file-based approach maupun database approach. Pendekatan file-based menggunakan file-based system sebagai tempat penyimpanannya contohnya excel, xml, txt. Menurut Connolly & Begg (2005, p. 7), file-based system adalah kumpulan dari program aplikasi yang menyediakan pelayanan bagi pengguna akhir seperti pembuatan laporan. Setiap program mendefinisikan dan mengolah datanya sendiri. Namun terdapat beberapa limitasi yang dimiliki file-based approach. Menurut Connolly & Begg (2005, p. 12), terdapat 5 limitasi dari penggunaan file-based system, yaitu: 1. Separation and isolation of data Data disimpan secara terpisah ke berbagai file, hal ini akan menyulitkan pengguna dalam mengakses data data yang saling berhubungan tetapi tersimpan pada file yang terpisah. Pembuatan laporan juga akan menjadi sulit karena data yang terpisah ke berbagai file sehingga besar kemungkinan menghasilkan informasi yang tidak akurat.

10 2. Duplication of data Banyaknya data yang terduplikasi diberbagai file. Sulitnya untuk mengkategorisasikan data sehingga banyak muncul duplikasi data yang tidak diperlukan. Dan juga hal ini dapat menyebabkan kesulitan dalam mengubah/memodifikasi data karena harus mengubah data yang sama disemua file. 3. Data dependence Tempat penyimpanan data dan program aplikasi saling berketergantungan. Hal ini menyebabkan sulitnya untuk melakukan perubahan struktur pada tempat penyimpanan data karena juga harus memodifikasi sumber kode pada program aplikasi. 4. Incompatibility of files Struktur dari file diatur oleh program aplikasi pada saat itu dan belum tentu dapat digunakan oleh bahasa pemrograman lainnya. 5. Fixed queries/proliferation of application programs Perintah untuk mengambil informasi bergantung penuh pada kode program aplikasi. Karena 5 limitasi di atas maka pelaku sistem informasi beralih ke database yang mengcover kelima limitasi tersebut. Database dalam sistem informasi berperan sebagai tempat penyimpanan data yang terkomputerisasi. Menurut Connolly & Begg (2005, p. 15), database adalah kumpulan data yang berhubungan secara logikal dan sebuah gambaran dari data yang di desain untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Menurut O Brien & Marakas (2010, p. 173), database adalah kumpulan elemen data yang terintegrasi yang secara logical saling berhubungan.

11 Database mengkoordinasikan file file data yang saling berhubungan sehingga mempermudah pengolahan data. Dalam sistem informasi, penerapan database disebut juga database sistem, yaitu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan data yang saling berhubungan satu sama lain di dalam organisasi. Untuk mengelola database perlu digunakan aplikasi khusus yang disebut dengan database management system (DBMS). Contoh DBMS yang sudah cukup terkenal adalah MySQL, SQL Server 2008, dan Oracle 10g. Menurut Connolly & Begg (2005, p. 16), DBMS adalah sebuah perangkat lunak, yang memungkinkan pengguna untuk menggambarkan, membuat, mengelola, dan mengontrol akses terdapat sebuah database. DBMS merupakan jembatan bagi aplikasi untuk mengakses database, baik untuk mengambil data maupun untuk menambah atau memodifikasi data. Gambar 2.3 merupakan ilustrasi dari pendekatan database. 1.3 Data Warehouse Gambar 0.3 Pendekatan Database Sumber : Connolly & Begg (2005, p. 17) Definisi Data Warehouse (DWH) Data Warehouse diperlukan bagi para pengambil keputusan manajemen dari suatu organisasi. Data Warehouse mempermudah pembuatan aplikasi aplikasi DSS dan EIS

12 alasannya adalah fungsi utama pembuatan Data Warehouse berfokus untuk menciptakan suatu database yang dapat digunakan untuk mendukung proses analisa bagi para pengambil keputusan. Menurut Turban, Sharda, Aronson, & King (2008, p. 39), Data Warehouse adalah sekumpulan data yang dihasilkan untuk mendukung pengambilan keputusan, juga merupakan tempat penyimpanan data sekarang dan historical yang berpotensi untuk digunakan manajer pada organisasi. Menurut Connolly & Begg (2005, p. 1151), Data Warehouse adalah suatu kumpulan data yang bersifat terorientasi pada subyek, terintegrasi, dengan waktu yang bervariasi, dan tidak mudah berubah untuk mendukung proses pengambilan keputusan. Data warehouse bertujuan agar perusahaan dapat menggunakan arsip datanya untuk mendapatkan keunggulan bisnis. Menurut Inmon (2005, p. 29), Data Warehouse adalah kumpulan data yang berorientasi subyek, terintegrasi, tidak mengalami perubahan, dan berdasarkan variasi waktu yang mendukung keputusan manajemen. Menurut Loshin (2003, p. 245), Data Warehouse adalah sekumpulan data dari beberapa sumber dikumpulkan lalu ditambahkan ke dalam penyimpanan data dimana aplikasi analisis dapat menggunakannya sebagai data masukan. Menurut Oracle (Data Warehousing Concepts, 2005), data warehouse adalah database relasional yang didesain untuk query dan analisis dan bukan untuk proses transaksi Menurut Microsoft (What is business intelligence?, 2008), data warehouse adalah tempat penyimpanan untuk menyimpan dan menganalisa banyak informasi. Data utama dalam data warehouse biasanya adalah data numerik yang dapat diringkas atau diagregat.

13 Menurut Suri & Sharma (2011, p. 26), data warehouse adalah tempat penyimpanan yang terdiri dari informasi yang dikumpulkan dari banyak sumber dan diintegrasikan dalam repository. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan Data Warehouse adalah kumpulan data (kumpulan tersebut artinya data yang sudah dikategorikan seperti data area, cabang, dan jabatan) yang bersifat terorientasi pada subyek, terintegrasi, tidak mudah berubah, dan berdasarkan variasai waktu untuk mendukung bagian manajemen dalam proses pengambilan keputusan Karakteristik Data Warehouse Sesuai dengan definisinya, Data Warehouse memiliki 4 karakteristik, yaitu: 1. Subject Oriented

14 Gambar 0.4 Karakteristik Data Warehouse berorientasi subyek Sumber : Inmon (2005, p. 30) Seperti pada gambar 2.4, Data Warehouse didesain untuk menganalisa data bukan pada proses atau fungsi aplikasi tertentu melainkan berdasarkan subyek tertentu dalam suatu organisasi. Data Warehouse diorganisasikan disekitar subyek utama dari suatu organisasi dan bukan area aplikasi utama. Hal ini disebabkan kebutuhan dari Data Warehouse untuk menyimpan data data yang bersifat sebagai penunjang suatu keputusan, dari pada aplikasi yang berorientasi terhadap data. Menurut Microsoft (Microsoft Application Virtualization Dashboard, 2010), data warehouse dirancang untuk membantu dalam menganalisa data. Sebagai contoh, untuk mengetahui lebih dalam mengenai data penjualan perusahaan anda, anda dapat membangun sebuah data warehouse yang terkonsentrasi pada penjualan. Dengan menggunakan data warehouse ini, anda dapat menjawab pertanyaan seperti "siapakah pelanggan terbaik untuk produk ini tahun lalu?". Kemampuan untuk mendefinisikan data

15 warehouse berdasarkan subyek, penjualan dalam hal ini, membuat data warehouse berorientasi pada subjek. 2. Integrated Gambar 0.5 Karakteristik Data Warehouse terintegrasi Sumber : Inmon (2005, p. 31) Data Warehouse memiliki lebih dari 1 sumber data terpisah dan memungkinkan terdapat perbedaan format pada sumber data yang berbeda. Data Warehouse menyimpan data data yang berasal dari sumber data terpisah ke dalam suatu format yang konsisten dan saling terintegrasi satu dengan lainnya. Sesuai dengan gambar 2.5, konsistensi dapat berlaku pada penamaan variabel, ukuran, dan struktur penulisan dalam atribut fisik dari data. Menurut Microsoft (Microsoft Application Virtualization Dashboard, 2010), Integrasi berhubungan erat dengan orientasi subjek. data warehouse harus menempatkan data dari

16 sumber yang berbeda ke dalam format yang konsisten. data warehouse harus menyelesaikan masalah-masalah seperti konflik dalam penamaan dan inkonsistensi antara unit-unit ukuran. Ketika data warehouse mencapai hal ini, maka dapat dikatakan sudah terintegrasi. 3. Time-variant Gambar 0.6 Karakteristik Data Warehousetime-variant Sumber : Inmon (2005, p. 32) Seperti pada gambar 2.6, untuk melihat interval waktu yang digunakan dalam mengukur akurasi suatu Data Warehouse, dapat menggunakan 3 cara, yaitu: Menyajikan Data Warehouse pada rentang waktu tertentu, contohnya 5 sampai 10 tahun ke depan. Menampilkan sebagian data tertentu sesuai keinginan dari keseluruhan data yang ada dan bersifat read-only. Menggunakan satuan waktu yang disajikan pada Data Warehouse. Menurut Microsoft (Microsoft Application Virtualization Dashboard, 2010), variasi Waktu (TimeVariant) sebuah data warehouse fokus kepada perubahan dari waktu ke waktu yang disebut dengan istilah time variant. Untuk menemukan tren dalam bisnis, analis perlu data dalam jumlah yang besar. Hal ini sangat berbeda dengan sistem online

17 transaction processing (OLTP) di mana persyaratan kinerja menuntut data historis untuk dipindahkan ke arsip. 4. Non-Volatile Gambar 0.7 Karakteristik Data Warehousenon-volatile Sumber : Inmon (2005, p. 32) Data di dalam Data Warehouse tidak dapat langsung diubah secara real-time melainkan di-refresh dari database operasional secara reguler. Berbeda dengan database operasional yang memiliki proses insert, change, delete, dan access, Data Warehouse hanya memiliki dia proses saja yaitu, load pada saat mengambil data dan access pada saat menampilkan informasi. Menurut Microsoft (Microsoft Application Virtualization Dashboard, 2010), nonvolatile dapat diartikan, ketika memasuki data warehouse, data seharusnya tidak berubah. hal ini logis karena tujuan dari data warehouse adalah untuk memungkinkan anda untuk menganalisa apa yang telah terjadi. 1.4 Business Intelligence Definisi Business Intelligence Banyak perusahaan perusahaan dengan berbagai proses bisnis mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan dikarenakan banyaknya informasi, dan masalah utama adalah

18 sulitnya untuk fokus pada informasi yang dibutuhkan untuk menjadi knowledge. Dalam hal ini Business Intelligence berperan untuk mengidentifikasikan berbagai penyebab dan alasan yang muncul agar dapat membantu perusahaan dalam berbagai perhitungan agregasi dan analisis, sehingga knowledge yang dibutuhkan dapat di-capture dari jumlah informasi yang banyak. Menurut Turban, Sharda, Aronson, & King (2008, p. 9), Business Intelligence mencakup arsitektur, alat, database, aplikasi, dan metodologi. Tujuan utama Business Intelligence adalah untuk mengizinkan akses yang interaktif (terkadang secara real-time) ke data, mengizinkan manipulasi ke data tersebut, dan untuk menyediakan kepada manajer dan analis bisnis kemampuan untuk melakukan analisis yang tepat. Proses Business Intelligence berdasarkan pada transformasi data menjadi informasi, kemudian menjadi keputusan dan pada akhirnya menjadi aksi. Menurut Larson (2009, p. 11), Business Intelligence adalah penyampaian informasi yang akurat dan berguna untuk pengambil keputusan dalam suatu periode waktu agar keputusan dapat dibuat dengan efektif. Menurut Williams & Williams (2007, p. 2), Business Intelligence adalah bukan merupakan sebuah produk, sebuah teknologi, maupun sebuah metodologi, tetapi Business Intelligence mengkombinasikan ketiga hal tersebut untuk mengatur kunci informasi yang dibutuhkan bagian manajemen untuk meningkatkan keuntungan dan kinerja. Pengertian yang lebih luas lagi adalah Business Intelligence dapat dipikirkan sebagai informasi bisnis dan analisis bisnis didalam konteks proses bisnis yang mengarah pada keputusan dan tindakan. Menurut Loshin (2003, p. 6), Business Intelligence dapat didefinisikan sebagai proses, teknologi, dan alat untuk mengubah data menjadi informasi, informasi menjadi pengetahuan, dan

19 pengetahuan menjadi rencana yang mendorong aksi bisnis yang menguntungkan. Business Intelligence mencakup data warehousing, business analytic tools, dan knowledge management. Menurut Microsoft (What is business intelligence?, 2008), Business Intelligence mempermudah penemuan dan analisa informasi, membuat pengambil keputusan dan semua tingkatan organisasi untuk lebih mudah mengaksis, mengerti, menganalisa, menkolaborasikan dan bertindak berdasarkan informasi, kapanpun, dan dimanapun. Business Intelligence melibatkan banyak ukuran, dan memperbaiki performa dari individu, proses, tim, dan unit bisnis. Dari beberapa kutipan di atas dapat disimpulkan, Business Intelligence merupakan gabungan proses, metode, teknologi, dan alat yang menghasilkan knowledge yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dan kemudian akan dijadikan sebagai suatu tindakan bisnis yang menguntungkan Keuntungan Business Intelligence Menurut Loshin (2003, p. 2), keuntungan dalam menggunakan Business Intelligence adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keuntungan Business Intelligence dapat membantu klien bisnis untuk mengevaluasi nilai customer lifetime dan harapan keuntungan jangka pendek dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk membedakan antara pelanggan yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan. 2. Mengurangi biaya

20 Business Intelligence dapat digunakan untuk membantu mengevaluasi biaya organisasi dengan meningkatkan logistic management, mengurangi biaya operasional, atau mengurangi investasi yang dibutuhkan untuk penjualan. 3. Meningkatkan Customer Relationship Management (CRM) Pada dasarnya hal ini adalah sebuah aplikasi Business Intelligence yang menerapkan analisis kumpulan informasi pelanggan untuk memberikan layanan terhadap pelanggan yang lebih baik, untuk menemukan peluang cross-sell dan up-sell, dan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan secara keseluruhan. 4. Mengurangi resiko Penerapan metode Business Intelligence untuk credit data dapat meningkatkan credit risk analysis, sedangkan menganalisis kegiatan dan kehandalan pemasok dan konsumen dapat memberikan wawasan tentang bagaimana mempersingkat supply chain.

21 1.4.3 Konsep Business Intelligence Gambar 0.8 Framework of Business Intelligence Sumber : Khan & Quadri (2012, p. 66) Berdasarkan gambar 2.8, konsep Business Intelligence dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: 1. Data Capture / Aquisition Komponen untuk akusisi merupakan back end dari sistem data warehousing dan terdiri dari sistem yang memiliki hubungan dengan sistem operasional untuk memuat data ke dalam data warehouse. Pertama kali data akan masuk dan diproses pada bisnis proses harian yang berdasarkan pada lingkungan Online Transaction Processing (OLTP) dan disimpan pada database operasional contohnya Oracle, DB2, Informix, SQL Server, SAP

22 R/3, dan sebagainya. Sebelum data pada operasional database dan sumber eksternal lain dimuat ke dalam data warehouse, butuh proses yang dinamakan proses extraction & cleanse, transform, load (ETL). 2. Data Storage Setelah data selesai melewati proses ETL, maka data tersebut akan dimuat ke dalam data warehouse atau langsung ke dalam data mart (untuk proses analisis selanjutnya). 3. Data Access and Analysis Komponen yang digunakan untuk mengakses data pada Business Intelligence dianggap sebagai front end. Komponen tersebut terdiri dari alat untuk mengakses dan teknik untuk pengguna bisnis yang menyediakan akses langsung secara interaktif ke data ketika menyembunyikan teknikal yang kompleks dalam pengambilan data. Tampilan menampilkan informasi yang mudah digunakan bahkan untuk pengguna non-technical Online Analytical Processing (OLAP) Definisi OLAP OLAP digunakan untuk mengelola informasi yang dapat dilihat dari berbagai sudut pandang. Berbeda dengan OLTP yang bersifat normalisasi, struktur tabel pada OLAP bersifat denormalisasi dan terdapat tabel dimensi dan tabel fakta. OLAP menggunakan konsep data multi dimensi untuk mendukung bagian manajemen menganalisa data sampai mendetail. Menurut Loshin (2003, p. 54), OLAP adalah proses melihat perbandingan metrik melalui analisis data multidimensional dan merupakan infrastruktur yang mendukung proses tersebut. Menurut Connolly & Begg (2005, p. 1205), OLAP adalah sintesis, analisis, dan konsolidasi dinamis dari data multidimensi dalam volume besar. OLAP adalah istilah yang

23 menggambarkan suatu teknologi yang menggunakan pandangan multi dimensional dari data agregat yang menyediakan akses yang cepat bagi informasi strategis dengan tujuan tujuan dari analisis lanjut. Menurut Khan & Quadri (2012, p. 68), OLAP adalah sarana bagi pengguna untuk mengeksplorasi dan menganalisis sejumlah besar data, yang melibatkan perhitungan kompleks, hubungan mereka, dan memvisualisasikan hasil terakhir dalam perspektif yang berbeda. Menurut Microsoft (Data warehousing and PerformancePoint Server, 2008), OLAP adalah tool terspesialisasi yang membuat data warehouse dapat dengan mudah diakses. OLAP cube adalah struktur logikal yang mendefinisikan metadata. Cube adalah kombinasi dari measuregroups yang ada. Measuregroup adalah sebuah struktur logikal yang mendeskripsikan metadata jadi agar client tool dapat mengakses data. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa OLAP adalah teknologi yang mendukung proses analisis dari data multidimensi dalam jumlah yang besar Fitur pada OLAP Salah satu fitur yang ada pada software yang menggunakan OLAP adalah fasilitas drilldown, yaitu kemampuan untuk melihat detail dari suatu informasi. Menurut Connolly & Begg (2005, p. 1210), OLAP memiliki fitur fitur yang mendukung operasi analitis sebagai berikut: 1. Consolidation Mencakup agregasi data seperti meringkas suatu data secara simpel dan ekspresi kompleks yang mencakup data yang berhubungan. Contohnya data cabang dapat diringkas menjadi data kota, dan data kota dapat diringkas menjadi data negara.

24 2. Drill-down Merupakan kebalikan dari operasi consolidation dimana data dibuat menjadi lebih detail. 3. Slicing and dicing (pivoting) Kemampuan untuk melihat suatu data dalam beberapa sudut pandang. Data disajikan dalam bentuk pivot table/grid Perbandingan OLTP dan OLAP Tabel 0.1 Tabel Perbandingan OLTP dan OLAP Perbandingan OLTP OLAP Pengguna Pegawai, profesional IT Knowledge worker Fungsi Transaksi operasional sehari hari Analisa dan pengambilan keputusan Desain database Application-oriented (orientasi Subject-oriented (star, snowflake E-R) schema) Data Up-to-date, data sekarang, detail Penggunaan Berulang ulang Ad-hoc Tipe akses Read, insert, update, delete Read Jumlah Ratusan Ribuan pengguna Ukuran database 100 MB GB 100 GB TB Historical, data terangkum sesuai kebutuhan, terintegrasi Tabel 2.1 menjelaskan tentang perbedaan OLTP dan OLAP. Berikut adalah penjelasan singkat: 1. Pengguna. Pengguna OLAP adalah seorang yang bertindak dalam subyek tertentu, atau bagian manajemen dan eksekutif dalam suatu organisasi. 2. Fungsi. OLTP digunakan sehari hari untuk proses bisnis, sedangkan OLAP digunakan untuk pengambilan keputusan. 3. Desain database. Desain dari OLTP bersifat Entity Relational dan database-nya bersifat normalisasi, sedangkan OLAP bersifat denormalisasi.

25 4. Data. Dalam OLTP adalah data terbaru dan di-update setiap saat sedangkan OLAP juga data terbaru tetapi juga menyimpan data historical proses analisa masa depan. 5. Penggunaan. OLTP digunakan setiap saat, sedangkan OLAP digunakan seperlunya saja (analisa dan pengambilan keputusan tidak dilakukan setiap saat). 6. Tipe Akses. Pada OLTP pengguna dapat melakukan insert, update, delete, read, sedangkan OLAP pengguna hanya memiliki akses read. 7. Jumlah pengguna. OLTP memiliki pengguna yang lebih banyak dibanding OLAP. 8. Ukuran database. Ukuran database OLAP lebih besar dibanding OLTP Dimensional Modeling Dimensional Modeling merupakan teknik rancangan logical yang digunakan pada lingkungan data warehouse untuk mendokumentasikan struktur tabelnya. Hasil dari dimensional modeling adalah star schema atau snowflake schema Menurut Connolly & Begg (2005, p. 1183), teknik desain logikal yang bertujuan untuk menyediakan data dalam bentuk standar dan intuitif yang ditujukan untuk akses dengan performa yang tinggi. Menurut Loshin (2003, p. 245), teknik dimensional modeling menyimpan unit standar dari representasi entitas single maupun entitas multi key dalam sebuah table fakta. Menurut Microsoft (Using Dimensional Modeling, 2012), Dimensional modeling adalah membuat model individual untuk mengatasi masalah proses bisnis dengan hati hati. Dimensional Modelling mengorganisasikan informasi menjadi struktur yang sering berkorespondesi ke bagaimana analisis mau melakukan query data dari data warehouse.

26 1.4.6 Tabel Dimensi Tabel dimensi adalah tabel yang dihasilkan setelah melakukan dimensional modeling. Tabel ini terdapat pada lingkungan Data Warehouse. Tabel dimensi dibentuk berdasarkan sudut pandang yang diinginkan pengguna dalam melihat suatu fakta. Contohnya, General Manager ingin melihat fakta penjualan dari sudut pandang pelanggan, waktu, dan barang, maka diperlukan dimensi pelanggan, waktu, dan barang. Sumber data dari tabel ini biasanya didapat dari tabel master pada OLTP atau bisa juga berasal dari sumber eksternal. Menurut Kimball & Ross (2002, p. 16), tabel dimensi merupakan titik masuk menuju tabel fakta. Atribut dimensi yang kuat memberikan kemampuan slicing and dicing yang kuat. Dimensi mengimplementasikan user interface untuk data warehouse. Menurut Vercellis (2009, p. 55), tabel dimensi mengarah kepada entitas utama yang terdapat dalam data warehouse, dan biasanya entitas tersebut didapat secara langsung dari tabel master yang tersimpan dalam sistem OLTP, seperti pelanggan, produk, penjualan, lokasi, dan waktu. Menurut Microsoft (Dimension Tables, 2012), tabel dimensi adalah table yang berisikan atribut yang mendeskripsikan record fakta dalam tabel fakta. beberapa dari attribut tersebut menyediakan informasi deskripsi, dan yang lainnya menspesifikasikan bagaimana table fakta dapat diringkas untuk menyedikan informasi yang berguna untuk pengguna. Tabel dimensi memiliki hirarki attribut yang membantu peringkasan. Dimensional modeling menghasilkan table dimensi dimana tiap tabel berisi attribut dari fakta yang terpisah dari dimensi lain Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tabel dimensi adalah tabel yang terdapat pada sistem OLAP dimana tabel ini mengarah kepada subyek yang berkaitan fakta yang dibutuhkan. Biasanya tabel ini bersumber dari tabel master pada OLTP.

27 1.4.7 Tabel Fakta Tabel fakta terdapat pada lingkungan Data Warehouse. Tabel ini dibentuk berdasarkan fakta fakta yang ingin dilihat oleh pengguna. Fakta yang dihasilkan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sehingga perlu dihubungkan ke tabel dimensi terkait. Selain itu pada tabel ini juga terdapat ukuran dengan perhitungan agregasi yang menjadi informasi untuk analisa dan pengambilan keputusan. Contohnya, General Manager ingin melihat total penjualan dan jumlah penjualan dari sudut pandang waktu, dan pelanggan. Maka akan dihasilkan tabel fakta penjualan yang berisi dimensi id dari dimensi waktu dan pelanggan, dan ukuran total dan jumlah penjualn dengan perhitungan agregasi. Sumber data dari tabel ini berasal dari tabel transaksi (header dan detail) pada OLTP. Tabel fakta hanya dapat memiliki relationship dengan tabel dimensi dan tidak bisa berhubungan dengan fakta lainnya. Menurut Microsoft (Fact Tables, 2012), table fakta adalah tabel yang mengangkap data yang mengukur performa operasi bisnis dari sebuah organisasi.tabel fakta biasanya berisi dari banyak baris yang berisikan data historis selama bertahun tahun. Menurut Kimball & Ross (2002, p. 16), tabel fakta adalah primary table dalam dimension model dimana numerical performance measurement dari bisnis tersimpan. Menurut Vercellis (2009, p. 55), tabel fakta pada umumnya mengarah ke tabel transaksi yang terdiri dari 2 tipe data: 1. Hubungan ke tabel dimensi, yang mengacu pada informasi yang terdapat pada setiap tabel fakta. 2. Nilai numerik dari atribut yang mengkarakterisasi transaksi tersebut dan merepresentasikan target aktual dari analisis OLAP.

28 Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa tabel fakta adalah tabel yang terdapat pada sistem OLAP dimana memiliki id dari dimensi agar dapat dilihat dalam berbagai sudut pandang dan memiliki ukuran yang menyatakan sebuah nilai Star Schema Star schema (Skema Bintang) digunakan untuk mendokumentasikan struktur perancangan logical dalam lingkungan data warehouse. Star schema dibentuk per fakta dengan dimensi dimensi yang berhubungan tetapi nanti juga akan muncul gabungan star schema dimana tabel fakta dapat berelasi dengan fakta lain melalui dimensi. Pada gambar 2.9 terdapat 1 tabel fakta (SalesFact) yang memiliki ukuran SalesDollars dan dapat dilihat berdasarkan dimensi ProductDimension dan TimeDimension. Gambar 0.9 Contoh Skema Bintang Menurut Larson (2009, p. 34), star schema adalah skema relational database yang digunakan untuk menyimpan ukuran dan dimensi pada sebuah data mart. Ukuran disimpan pada tabel fakta, dan dimensi disimpan pada tabel dimensi. Menurut Connolly & Begg (2005, p. 1183), star schema adalah struktur logikal yang memiliki sebuah tabel fakta berisi data aktual yang ditempatkan di tengah, dikelilingi oleh tabel dimensi berisi data acuan (dapat didenormalisasi). Star schema mengeksploitasi karakteristik

29 dari data aktual dimana fakta dibuat dari peristiwa yang muncul di masa lalu dengan mengabaikan bagaimana mereka dianalisis, dan tidak dapat diubah. Menurut IBM (Red Brick Help, 2004), star schema terdiri dari table fakta dan tabel dimensi. Tabel fakta berisikan data aktual mengenai bisnis dan data kuantitatif. Tabel dimensi biasanya lebih kecil dan berisikan data deskriptif. Berdasarkan kutipan di atas simpulan yang dihasilkan adalah star schema merupakan rancangan struktur logical pada sistem OLAP yang mana bersifat denormalisasi untuk meningkatkan performa query Data Mart Data mart merupakan bagian dari data warehouse yang lebih kecil. Data mart dipisahkan dari data warehouse menjadi database sendiri untuk keperluan seperti pembuatan laporan, analisa, atau aplikasi business intelligence pada suatu unit, bagian, atau operasi pada suatu perusahan. Rancangan logical dari data mart sama seperti data warehouse yaitu menggunakan star schema. Sumber data dari data mart dapat berasal dari database operasional maupun dari data warehouse melalui proses ETL. Contohnya untuk keperluan analisis pada departemen tertentu maka dirancanglah sebuah data mart yang bersumber dari data warehouse yang mana hanya mengambil data data yang berkepentingan pada departemen tersebut. Kemudian untuk menampilkan informasi dari data mart maka dibuatlah aplikasi yang bersumber pada data mart tersebut.

30 Menurut Turban, Sharda, Aronson, & King (2008, p. 40), data mart adalah bagian dari Data Warehouse, yang biasanya hanya ditujukan bagi 1 subyek area saja (marketing, operational). Menurut Khan & Quadri (2012, p. 67), data mart adalah data warehouse berukuran kecil, biasanya dibuat untuk memfasilitasi individu departemen atau divisi dalam mendukung aktifitas pengambilan keputusan. Menurut Larson (2009, p. 29), data mart adalah lambang fisik dari data historis di dalam sebuah penyimpanan elektronik yang tidak berhubungan di dalam operasi harian perusahaan. Melainkan data ini digunakan untuk membuat business intelligence. Data dalam data mart biasanya digunakan di area perusahaan yang spesifik. Menurut Vercellis (2009, p. 49), data mart adalah sebuah sistem yang menarik semua data yang diperlukan oleh sebuah departemen dalam perusahaan. Menurut Oracle (Data Mart Concepts, 2007),data mart adalah bentuk sederhana dari data warehouse yang lebih berfokus dari 1 subjek atau area fungsional saja, seperti Sales, Financial, Marketing, dan lain lain. Data mart biasanya dibangun dan dikontrol oleh satu departemen dalam organisasi. Data mart biasanya menarik data dari sedikit sumber saja. Sumbernya dapat dari database operational internal, central data warehouse, atau data external. Berdasarkan kutipan di atas dapat disimpulkan data mart adalah bagian dari data warehouse yang lebih kecil, digunakan untuk keperluan satu unit, bagian, atau departemen saja Metadata

31 Metadata adalah data yang menjelaskan tentang suatu data dan juga menyediakan informasi tentang struktur data dan hubungan antara struktur data di dalam atau antara tempat penyimpanan data. Gambar 2.10 adalah contoh metadata pada file sistem yang sering digunakan. Gambar 0.10 Contoh Metadata pada File Sistem Contoh lain pada struktur data adalah pada suatu tabel memiliki metadata nama database yang bersangkutan, field yang ada berserta tipe data dan ukuran, sumber data, dan keterangan keterangan singkat terkait tentang tabel tersebut. Dalam Data Warehouse, metadata merupakan komponen penting yang berisikan data yang menyimpan proses perpindahan data meliputi struktur database, isi, detail data, dan ringkasan singkat. Menurut Turban, Sharda, Aronson, & King (2008, p. 41), metadata adalah data tentang data. Metadata menjelaskan struktur dan sedikit penjelasan tentang data, dengan demikian berkontribusi untuk segala kegunaan baik yang efektif maupun tidak. Menurut Khan & Quadri (2012, p. 67), metadata adalah informasi sistem data warehouse dan isinya yang digunakan oleh pengguna untuk memahami dan mencari data pada data warehouse.

32 Menurut Kimball & Ross (2002, p. 14), metadata adalah semua informasi dalam lingkungan data warehouse yang bukan merupakan data aktual itu sendiri. Metadata ini hampir sama seperti ensiklopedia bagi data warehouse. Menurut Inmon (2005, p. 102), metadata adalah komponen penting dalam lingkungan data warehouse. Metadata, atau data tentang data telah menjadi bagian proses informasi selama terdapat program dan data. Metadata mengizinkan pengguna akhir atau DSS analyst untuk melakukan navigasi terhadap berbagai kemungkinan yang ada. Metadata dapat digunakan oleh pengguna sebagai acuan awal analisis. Dengan bantuan metadata, para pengguna dapat dengan cepat mendapatkan data yang dibutuhkan atau menentukan data yang tidak ada. Menurut Oracle (Managing Metadata with Oracle Data Integrator, 2007), metadata adalah informasi yang mendeskripsikan data, metadata adalah pondasi dari semua management informasi. Menurut IBM (What is Metadata, 2012), metadata adalah data mengenai data. Misalnya panjang dari sebuah data, format dari sebuah data, nama field, dan tipe data. Berdasarkan kutipan di atas metadata merupakan data yang menjelaskan data. Metadata menyimpan informasi informasi penting yang berguna bagi pengguna data warehouse Extraction, Transformation, Loading (ETL) Proses memindahkan data dari database sumber ke database tujuan (data warehouse atau data mart), disebut proses extraction, transformation, loading (ETL). Sudah banyak teknologi yang menyediakan tool untuk melakukan ETL contohnya SQL Server Business Intelligence, Oracle Business Intelligence (OBI), Oracle Warehouse Builder (OWB).

33 Menurut Larson (2009, p. 32), ETL memproses pengambilan data untuk di-copy dari 1 atau lebih sistem OLTP, melakukan pembersihan terhadap data yang dibutuhkan untuk mengubah data tersebut menjadi suatu bentuk konsisten yang terformat, dan memuat data yang telah dibersihkan ke dalam data mart. Berikut adalah penjelasan tentang masing masing tahapan pada proses ETL: 1. Extraction Extraction adalah tahap pertama yang dilakukan dari proses ETL. Pada tahap ini data disiapkan dari sumber data untuk diolah ke tahap selanjutnya. Pada tahap ini data sudah akan diseleksi sesuai dengan kebutuhan pada tabel database tujuan. Menurut Vercellis (2009, p. 53), pada tahap pertama data diambil dari sumber internal dan eksternal yang tersedia. Perbedaan logis dapat dibuat antara ekstrasi awal, dimana data yang terhubung pada semua periode masa lalu dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan data kosong, dan ekstraksi secara berlanjut yang mengubah tempat penyimpanan data dengan data baru yang akan tersedia sepanjang waktu. 2. Transformation Tahap kedua dari proses ETL adalah transformation. Pada tahap ini akan dilakukan transformasi data data menjadi suatu bentuk yang konsisten dan terintegrasi sehingga kualitas dari data dapat ditingkatkan. Contohnya pada cabang_a nilai dari jenis kelamin adalah male dan female sedangkan cabang_b adalah m dan f, maka pada tahap ini akan dilakukan transformasi dengan menetapkan 1 format yang konsisten agar tidak terjadi perbedaan setelah masuk ke tabel pada database tujuan.

34 Menurut Vercellis (2009, p. 53), tujuan dari tahap transformasi adalah untuk meningkatkan kualitas dari data yang diambil dari sumber yang berbeda, melalui pembetulan ketidak-konsistenan, ketidak-akuratan, dan nilai nilai yang hilang. 3. Loading Tahap ini adalah tahap terakhir dari proses ETL. Seluruh data yang telah ditransformasikan sudah menjadi konsisten dan terintegrasi dan disimpan ke tabel pada database tujuan. Menurut Vercellis (2009, p. 54), tahap loading merupakan tahap setelah data diambil dan ditransformasikan, untuk disimpan ke dalam tabel penyimpanan data, yang bertujuan untuk dianalisis juga sebagai aplikasi untuk mendukung keputusan. 1.5 Dashboard Definisi Dashboard Dashboard merupakan salah satu tool BI yang digunakan untuk menampilkan informasi penting bagi para pengambil keputusan dalam bentuk tampilan yang menggunakan komponen gauge dan chart seperti pada gambar Dashboard juga menyediakan fitur seperti drill-down untuk mendetailkan suatu informasi.

35 Gambar 0.11 Contoh Layar Dashboard Sumber : Rasmussen, Chen, & Bansal (2009, p. 81) Dashboard telah tersedia pada berbagai kendaraan dimana memberikan informasi penting tentang kecepatan, tekanan, suhu, dan sebagainya. Konsep tersebut dapat dipakai dalam dunia bisnis. Seorang manager yang diberikan sebuah dashboard dengan layar yang telah didesain untuk menampilkan informasi penting yang mereka butuhkan untuk memonitor nilai yang menjadi tanggung jawab mereka, dan mereka dengan cepat menemukan masalah dan kemudian mengambil aksi untuk membantu meningkatkan kinerja perusahaan mereka. Menurut Eckerson (2011, p. 12), dashboard adalah tool yang memungkinkan spesialis dan supervisor operasional untuk memantau dan bertindak atas peristiwa yang terjadi. Dashboard menampilkan data rinci dalam waktu yang tepat pada saat pengguna perlu untuk melihatnya. Dashboard menampilkan kinerja secara visual, dengan menggunakan tabel atau graf ik. Menurut Wright (2008), dashboard adalah tampilan visual dari banyak informasi yang dibutuhkan untuk mencapai satu atau lebih tujuan, yang dikumpulkan dan disusun dalam satu layar sehingga informasi dapat dipantau dengan sekali lihat. Business intelligence adalah applikasi dan teknologi yang digunakan untuk mengumpulkan, menyediakan akses dan

36 menganalisa data mengenai performa perusahaan dan memonitor operasi perusahaan. Sistem Business Intelligence membantu perusahaan dengan menyediakan knowledge yang berarti terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi bisnis mereka Teknologi Dashboard Menurut Rasmussen, Chen, & Bansal (2009, p. 5), kesuksesan perancangan dashboard didukung dari dua teknologi dasar yaitu data warehouse dan OLAP. Data warehouse mengumpulkan, mengorganisir, dan menyimpan informasi dari berbagai sumber data internal maupun eksternal, sedangkan OLAP menciptakan business logic kepada data dengan mengkalkulasi dan mengelompokkan data tersebut. Kedua teknologi tersebut mengijinkan dashboard untuk: 1. Menampilkan data yang awalnya terdapat pada berbagai sumber 2. Menampilkan metrik yang merupakan hasil kalkulasi yang sederhana dan kompleks 3. Dengan cepat menyediakan informasi baru pada sebuah layar, dengan minimal waktu pemrosesan 4. Menawarkan fitur drill down dari data yang ter-summary menjadi data transaksi yang lebih detail Tipe Dashboard Menurut Rasmussen, Chen, & Bansal (2009, p. 17), dashboard dapat dikategorikan menjadi 3 tipe, yaitu:

37 1. Strategic dashboard, yang mendukung keselarasan organisasi dengan tujuan yang strategis 2. Tactical dashboard, yang mendukung pengukuran kemajuan 3. Operational dashboard, yang mendukung pemantauan aktifitas bisnis yang spesifik Gambar 2.12 menjelaskan hubungan antara 3 tipe dashboard di atas dengan orang orang dalam organisasi Gambar 0.12 Tipe Dashboard Sumber : Rasmussen, Chen, & Bansal (2009, p. 18) Keuntungan Dashboard Menurut Rasmussen, Chen, & Bansal (2009, p. 11), keuntungan dashboard adalah: 1 Meningkatkan pengambilan keputusan dan performa: Kemampuan dengan mudah mengidentifikasi dan memeriksa kecenderungan yang negatif Kemampuan untuk menciptakan pengambilan keputusan yang lebih baik berdasarkan kumpulan BI Kemampuan untuk mengukur efisiensi dan inefisiensi organisasi

38 Kemampuan untuk melakukan peningkatan analisis melalui gambaran visual dari ukuran performa Kemampuan untuk menyelaraskan strategi dan tujuan organisasi 2 Efisiensi pendapatan karyawan: Meningkatkan produktifitas Menyimpan waktu dengan mengeliminasi kebutuhan untuk laporan yang banyak Mengurangi kebutuhan untuk menciptakan dan menjaga laporan statis dalam jumlah besar 3 Motivasi karyawan: User menghasilkan laporan detail yang menampilkan kecenderungan baru Waktu lebih banyak digunakan untuk menganalisis data daripada digunakan untuk mencari, meng-compile, dan memformat data. Desain dashboard lebih menarik daripada laporan dalam bentuk tabel Dashboard menyediakan sarana untuk berbagi strategi, taktik, dan data operasional yang memberdayakan karyawan untuk mengerti tujuan dan untuk menciptakan keputusan yang benar Menurut Kaplan (2010, p. 4), perusahaan mendesain sebuah dashboard dengan keuntungan untuk menyediakan motivasi secara terus menerus untuk pengingkatan berkelanjutan proses operasional. Menurut Jeremy (2009), keuntungan dashboard adalah : 1. Dapat diatur untuk beberapa management level, ada beberapa laporan yang berisi terlalu banyak atau terlalu sedikit informasi untuk tiap peran untuk menyelesaikan tugas mereka. Dashboard dapat menyesuaikan data yang dihasilkan. Misalnya eksekutif dapat melihat

39 trend dari produktifitas, sedangkan department manager dapat melihat lebih spesifik lagi, lalu karyawan dapat melihat performa mereka sendiri. 2. Dapat memberikan fungsi drill. Hal ini penting apabila eksekutif melihat suatu kejanggalan pada summary, maka eksekutif dapat men drill-down informasi untuk mencari tahu apa yang menyebabkan hal itu. 3. Dapat melihat trend, Trending memungkinkan pengguna untuk membuat keputusan dan bereaksi terhadap ancaman sebelum menjadi masalah, misalnya Manajer call center melihat jumlah wait period semakin naik tiap minggu atau bulan, makan manajer dapat bertindak sebelum terjadi masalah. 4. Penyajian data secara real time, dashboard dapat menampilkan keadaan perusahaan secara real time tanpa harus menunggu per tiap tahun atau tiap bulan. 1.6 Recruitment Definisi Recruitment Salah satu proses utama pada sistem Human Resource Management (HRM) adalah recruitment. Recruitment adalah proses pengadaan karyawan dimana memiliki tahapan tahapan sesuai dengan perusahaan. Tahapan umum adalah cv screening, interviewing, dan offering. Recruitment merupakan proses jangka panjang dimana diperlukan evaluasi yang terus menerus. Menurut Bratton & Gold (2007, p. 239), recruitment adalah proses menghasilkan kumpulan orang orang yang memiliki kemampuan untuk melamar kerja pada organisasi tertentu.

40 Menurut Tyson (2006, p. 125), recruitment adalah aksi utama yang alami, dan sangat diperlukan dalam HRM. Sebagai hasil dari tindakan ini, seorang individu atau korporasi menjadi seorang pekerja, dan dari langkah ini semua persyaratan kerja lainnya berjalan. Menurut Richardson (2007, p. 25), recruitment adalah sekumpulan aktivitas dan prses yang digunakan untuk secara legal mendapatkan tenaga kerja yang cukup yang memenuhi syarat pada waktu dan tempat yang tepat. Dengan kata lain, proses recruitment menyediakan tenaga kerja untuk mengisi kekosongan dalam lowongan kerja di dalam organisasi Tahap Recruitment Segala jenis proses memiliki tahapan sampai dengan proses tersebut selesai dijalankan. Sama halnya dengan proses recruitment yang memiliki beberapa tahapan. Menurut Stredwick (2005, p. 117), terdapat 4 tahap utama dalam proses recruitment, yaitu: 1. Penyusunan kebijakan recruitment, sebagai fondasi yang mendasari seluruh proses recruitment. Kebijakan recruitment mencakup hal berikut: Pentingnya mempertimbangkan aplikasi internal dan mengembangkan karyawan yang ada untuk memungkinkan mereka untuk dipertimbangkan untuk promosi. Penanganan dan pengolahan aplikasi dengan kecepatan, ketekunan, dan sopan. Memastikan bahwa para pelamar yang berhasil akan dipilih tanpa memperhatikan jenis kelamin, ras, usia, kecacatan, status perkawinan, agama, atau faktor lainnya yang tidak terkait dengan kemampuan mereka untuk melaksanakan pekerjaan.

41 Memastikan bahwa tidak ada klaim palsu atau yang dibesar besarkan muncul pada iklan iklan lowongan kerja. 2. Menentukan apakah ada lowongan, atau apakah kesenjangan yang jelas dapat diisi dengan cara lain. Lowongan dapat muncul baik melalui karyawan yang telah keluar dari perusahaan atau melalui penciptaan pos baru melalui ekspansi. 3. Mendefinisikan detail dari lowongan, mencakup deskripsi jabatan dan spesifikasi untuk pelamar. Apabila telah diakui bahwa adanya lowongan, maka spesifikasi detail dari jabatan tersebut harus disetujui. Hal ini dilakukan dalam 3 tahap yang dapat dilihat secara terpisah, yaitu: Investigasi sifat pekerjaan dan fitur utamanya. Hal ini dilakukan melalui analisis jabatan. Menyetujui detail dari jabatan dan karakteristik terbaik untuk orang yang menduduki jabatan tersebut Menentukan syarat dan kondisi pos yang kosong, termasuk jam kerja, gaji dan tunjangan. Hal ini dikenal sebagai paket pekerjaan. 4. Menarik para pelamar melalui iklan dan metode lainnya seperti kerja sama dengan media cetak dan elektronik, universitas, dan sebagainya. Menurut Naurkub (2007) tahap proses recruitment adalah: 1. Mengidentifikasi lowongan perkerjaan, proses recruitment dimulai dengan bagian HRD saat menerima rekusisi untuk recruitment dari department lain dalam perusahaan, biasanya berupa:

42 Jumlah lowongan Jobdesk Kualifikasi 2. Mempersiapkan deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pelamar 3. Mem-publish lowongan pekerjaan 4. Me-manage respon yang masuk 5. Men-short-list dan mengidentifikasi kandidat dengan karakteristik yang dibutuhkan 6. Menjadwalkan interview dengan kandidat yang dipilih 7. Melakukan interview dan mengambil keputusan 1.7 Unified Process (UP) Definisi Unified Process Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 28), software development process (SDP), dikenal juga software engineering process (SEP), mendefinisikan siapa, apa, kapan, dan bagaimana mengembangkan software. SEP adalah sebuah proses yang mengubah user requirement menjadi software seperti pada gambar 2.13.

43 Unified Software Development Process (USDP) atau Unified Process (UP) adalah sebuah framework SDP yang iteratif dan incremental. Gambar 0.13 Software Engineering Process (SEP) Sumber : Arlow & Neustadt (2005, p. 29) UP Life Cycle Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2004, p. 45), karena kebutuhan iterasi (kegiatan analisis, desain, dan implementasi) di dalam pengembangan sistem maka SDLC baru telah dikembangkan untuk memudahkan dalam perencanaan dan mengolah kebutuhan iterasi tersebut. UP Life Cycle memiliki fase fase yang dilalui oleh pergerakan proyek dari waktu ke waktu, tetapi tiap fase mengandung satu atau lebih iterasi yang melibatkan analisis, desain, dan implementasi untuk bagian dari sistem. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2004, p. 46), terdapat 4 fase pada UP Life Cycle, yaitu: 1. Inception Tujuan dari fase ini adalah membangun perkiraan visi dari sistem, membentuk business case, mendefinisikan lingkup, dan menghasilkan perkiraan kasar biaya dan jadwal. Fase ini umumnya dapat diselesaikan dalam satu iterasi.

44 2. Elaboration Tujuan dari fase ini adalah memperhalus visi, mengidentifikasi dan menjelaskan tentang seluruh kebutuhan, menyetujui lingkup, mendesain dan mengimplementasi arsitektur dan fungsi utama, memecahkan resiko dan menghasilkan perkiraan biaya dan jadwal yang realistis. 3. Construction Dalam tahap ini memuat detail dari sistem kontrol seperti validasi data, desain user interface, menyelesaikan fungsi sistem untuk pemeliharaan rutin, dan menyelesaikan fungsi help dan user preference. Tim juga telah memulai rencana untuk melakukan penyebaran sistem. 4. Transition Pada tahap ini satu atau lebih iterasi akhir melibatkan user acceptance dan beta tes, dan sistem siap untuk dioperasikan. Setelah sistem telah beroperasi maka sistem perlu dijaga dan dipelihara. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2004, p. 56), terdapat 6 UP development dicipline utama, yaitu: 1. Business Modeling Tujuan utama dari business modeling adalah untuk mengerti dan mengkomunikasikan sifat dasar dari business environment dimana sistem akan tersebar. Kegiatan dalam business modeling adalah mengerti business environment, menciptakan visi dari sistem, menciptakan business model. 2. Requirements

45 Tujuan utama dari requirement adalah untuk mengerti dan mendokumentasikan kebutuhan bisnis dan memproses kebutuhan untuk sistem baru. Kegiatannya termasuk mengumpulkan informasi yang detail, mendefinisikan functional requirement, mendefinisikan nonfunctional requirement, memprioritaskan requirement, mengembangkan dialog UI, mengevaluasi requirement dengan user. 3. Design Tujuan utama dari design adalah untuk mendesain solusi sistem berdasarkan requirement yang telah didefinisikan sebelumnya. Kegiatan utama meliputi mendesain support services architecture dan deployment environment, mendesain arsitektur software, mendesain use case realization, mendesain database, mendesain sistem dan UI, mendesain keamanan dan kontrol sistem. 4. Implementation Implementation melibatkan pembangunan dan perolehan komponen sistem yang dibutuhkan. Kegiatan meliputi membangun komponen software, memperoleh komponen software, mengintegrasikan komponen software. 5. Testing Testing telah diakui sangat penting dalam pengembangan sistem. Kegiatan testing meliputi mendefinisikan dan melakukan pengujian per-unit, mendefinisikan dan melakukan pengujian integrasi, mendefinisikan dan melakukan pengujian kegunaan, mendefinisikan dan melakukan UAT. 6. Deployment Deployment mengacu pada kegiatan yang membuat sistem beroperasi. Hardware dan software yang dibutuhkan harus tersedia. Komponen akhir harus terinstal. User dilatih

46 untuk menggunakan sistem. Kemudian mengkonversikan data dari sistem lama ke sistem baru. Kegiatan meliputi memperoleh hardware dan sistem software, persiapan dan instalasi komponen, melatih user, mengkonversi dan menginisialisasi data. Juga terdapat 3 support diciplines yang membantu perencanaan dan mengontrol proyek, yaitu: 1. Project management Dicipline ini juga penting dan membutuhkan paling banyak usaha. Kegiatannya meliputi penyelesaian lingkup sistem dan proyek, mengembangkan jadwal proyek dan iterasi, mengidentifikasi resiko proyek dan mengkonfirmasi segala kemungkinan dalam proyek, dan memonitor dan mengontrol rencana, jadwal, komunikasi internal dan eksternal, dan resiko dan masalah pada proyek. 2. Configuration and change management Selama pengembangan proyek, terdapat banyak perubahan dalam kebutuhan, desain, kode, dan executable. Sangat penting untuk memiliki rencana dan prosedur untuk melacak perubahan dan mengidentifikasikan versi sebelumnya dari seluruh komponen. 2 kegiatan pada dicipline ini meliputi mengembangkan prosedur kontrol perubahan dan mengolah komponen model dan software. 3. Environment Dicipline ini meliputi pengembangan lingkungan yang digunakan oleh tim proyek (fasilitas, ruang kerja, dan sebagainya). Kegiatan ini meliputi pemilihan dan konfigurasi alat pengembangan, merancang pengembangan proses UP, menyediakan technical support service.

47 1.8 Konsep use casemodeling Use case modeling Sebagai seorang sistem analis, perlu untuk mendokumentasikan beberapa kebutuhan dari sistem, apa saja fungsi/kemampuan dari sistem, dan siapa saja pengguna yang akan menggunakan fungsi/kemampuan dari sistem. Untuk mendokumentasikan fungsionalitas dari sistem dapat digunakan use case modeling. Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 69), use case modeling adalah sebuah bentuk dari requirements engineering. Use case modeling adalah cara yang berbeda dan saling melengkapi untuk memunculkan dan mendokumentasikan kebutuhan sistem. Use case modeling biasanya beralih untuk: Menemukan system boundary. Menemukan para actor. Menemukan use cases: o Menspesifikasikan use case tersebut; o Menciptakan scenarios. Yang dihasilkan dari aktifitas di atas adalah use case model. Terdapat 4 komponen pada model tersebut: Actors: peran yang dimainkan oleh manusia atau sesuatu yang menggunakan sistem; Use cases: sesuatu yang dapat dilakukan oleh actors terhadap sistem; Relationships: hubungan yang berarti antara actors dan use cases;

48 System boundary: suatu kotak yang digambarkan di antara seluruh use caseuntuk menunjukan tepi dan batas dari sistem yang dimodelkan. Gambar 0.14 Use Case Diagram Sumber : Arlow & Neustadt (2005, p. 75) modeling. Gambar 2.14 merupakan use case diagram yang dihasilkan setelah melakukan use case Use case Menurut Rosenberg & Stephens (2007, p. 8), use case mendeskripsikan bagaimana caranya pengguna akan berinteraksi dengan sistem dan bagaimana sistem akan merespon. Menurut Ibrahim, Ibrahim, Zainuri, Mansor, & Herawan (2011, p. 122), use case adalah spesifikasi dari aksi yang dapat dilakukan oleh sistem. Menurut TechTarget (2005), use case adalah metodologi yang digunakan oleh sistem analis untuk mengidentifikasi, mengklarifikasikan, dan mengorganisasikan kebutuhan sistem. Use case digunakan untuk membuat sekumpulan interaksi yang mungkin terjadi secara berurutan dalam antara sistem dan user dalam lingkungan tertentu dan berhubungan kepada tujuan tertentu. Use case terdiri dari kumpulan elemen (sebagai contoh, class dan interface) yang dapat digunakan bersamaan yang mana akan memberikan efek yang lebih besar daripada jumlah

49 elemen terpisah yang dikombinasikan. Use case harus mengandung semua aktivitas sistem yang signifikan kepada user. Sebuah use case dapat dikatakan sebagai kumpulan dari skenario yang mungkin berhubungan dengan tujuan tertentu, use case dan tujuan biasanya selaras. Menurut Bennett, McRobb, & Farmer (2006, p. 145), use case adalah deskripsi fungsionalitas dari sistem dari pandangan pengguna. Use case diagram digunakan untuk memperlihatkan fungsi apa yang disediakan oleh sistem dan memperlihatkan siapa pengguna yang akan berkomunikasi untuk menggunakan fungsi dari sistem. Menurut Booch, Maksimchuk, Engle, Young, Conallen, & Houston (2007, p. 135), use case adalah perilaku terkait transaksi terurut yang dijalankan oleh actor dengan cara berkomunikasi dengan sistem untuk menyediakan beberapa nilai terukur untuk actor. Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 74), use case adalah sebuah spesifikasi urutan kegiatan, termasuk urutan yang bervariasi dan urutan kesalahan, yang sistem, subsystem atau class dapat jalankan dengan berinteraksi dengan para actor. Gambar 0.15 Use Case Sumber : Arlow & Neustadt (2005, p. 74) Gambar 2.15 menunjukkan bagaimana use case digambarkan dalam use case modeling. Use case adalah sesuatu yang actor inginkan untuk dikerjakan oleh sistem. Use case adalah suatu kegiatan yang dikerjakan oleh sistem dengan actor tertentu: Use case selalu dijalankan oleh actor. Use case selalu ditulis sesuai dengan pandangan actor.

50 Dalam menentukan use case akan lebih baik jika diawali dengan menentukan list para actor terlebih dahulu, kemudian menentukan bagaimana seorang actor akan berinteraksi dengan sistem. Tiap use case perlu diberi nama yang singkat dan jelas dalam bentuk kata kerja. Dalam menentukan use case, masih memungkinkan untuk mendapatkan actor baru System Boundary Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 71), system boundary menentukan apa yang menjadi bagian dari sistem dan apa yang menjadi external di luar sistem. System boundary didefinisikan oleh siapa atau apa yang menggunakan sistem, dan apa keuntungan spesifik yang ditawarkan oleh sistem untuk para actor System boundary digambarkan seperti kotak, dengan nama dari sistem sebagai label, dengan actor di luar batas sedangkan use case di dalam batas Actor Actor menunjukkan siapa saja yang berinteraksi dengan sistem. Dalam use case modeling dapat dihasilkan lebih dari 1 actor. Menurut Ibrahim, Ibrahim, Zainuri, Mansor, & Herawan (2011, p. 122), actor adalah orang, atau sesuatu yang berinteraksi dengan sistem. Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 71), sebuah actor menspesifikasikan peran yang diadopsi entitas external pada saat berinteraksi dengan sistem. Dapat juga menggambarkan peran user, atau peran yang dimainkan oleh sistem lain, yang menyentuh batas dari sistem.

51 Gambar 0.16 Actor Sumber : Arlow & Neustadt (2005, p. 72) Gambar 2.16 menunjukkan bagaimana actor dapat digambarkan dalam use case modeling. Contohnya adalah customer yang berperan sebagai actor dalam sistem Stereotype include dan extend Use case modeling menyediakan beberapa stereotype seperti include dan extend. Tujuan penggunaan stereotype include adalah memisahkan beberapa behavior yang dimiliki oleh beberapa use case menjadi use case baru, sedangkan extend memberikan behavior baru kepada beberapa use case. Penggunaan stereotype yang terlalu banyak juga tidak bagus karena dapat berakibat penggambarran menjadi membingungkan. Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 103), include ditujukan apabila terdapat behavior yang sama dari beberapa use case, kemudian memisahkan behavior tersebut menjadi use case yang baru. Use case tersebut hanya merupakan pecahan behavior saja. Gambar 2.17 menggambarkan contoh penggunaan stereotype include. Gambar 0.17 Use case dengan stereotype include Sumber : Arlow & Neustadt(2005, p. 103) Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 105), stereotype extend memberikan behavior baru ke use case lain (base use case). Base use case dapat menyelesaikan tugasnya tanpa extension use case. Gambar 2.18 menggambarkan contoh penggunaan stereotype extend.

52 Gambar 0.18 Use case dengan stereotype extend Sumber : Arlow & Neustadt (2005, p. 105) Use case specification Diperlukan suatu gambaran tentang penjelasan tiap use case yang telah dibuat. Use case specification berperan dalam menjelaskan tiap use case yang ada. Format dari use case specification belum memiliki standarisasi. Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 78), setelah membuat use case diagram mulailah menjelaskan tiap use case dengan membuat use case specification. Tidak ada standarisasi UML, dalam penulisan use case specification. Gambar 2.19 merupakan contoh use case specification. Gambar 0.19 Contoh use case specification Sumber : Arlow & Neustadt (2005, p. 78) 1.9 Sequence Diagram

53 Bagaimana actor berinteraksi dengan sistem perlu didokumentasikan secara terurut. Dalam hal ini sequence diagram berperan sebagai penggambaran UML yang mendokumentasikan interaksi yang dilakukan oleh actor terhadap sistem secara sequential. Menurut Arlow & Neustadt (2005, p. 249), sequence diagram menekankan urutan pesan yang dikirim antar objek berdasarkan waktu. Sequence diagram merupakan salah satu interactive diagram yang paling mudah dimengerti. Menurut Bennett, McRobb, & Farmer (2006, p. 254), sequence diagram memperlihatkan interaksi antar objek berdasarkan urutan waktu. Menurut Rosenberg & Stephens (2007, p. 3), sequence diagram digambarkan untuk melihat detail dari bagaimana use case akan diimplementasikan. Gambar 0.20 Contoh Sequence Diagram Sumber : Bennett, McRobb, & Farmer (2006, p. 254)

54 Berdasarkan kutipan sebelumnya, dapat disimpulkan sequence diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara actor dengan objek atau antar objek secara berurutan. Gambar 2.20 memperlihatkan contoh penggambaran sequence diagram Class Diagram Dalam penggambaran UML, class diagram berperan untuk menggambarkan class yang terdapat dalam sistem, serta mengidentifikasikan hubungan antar class tersebut. Tiap class dapat memiliki lebih dari 1 attribute dan 1 operation. Gambar 2.21 merupakan contoh dari class diagram. Gambar 0.21 Contoh Class Diagram Sumber : Bennett, McRobb, & Farmer(2006, p. 194) Menurut Booch, Maksimchuk, Engle, Young, Conallen, & Houston (2007, p. 192), class diagram digunakan untuk menunjukkan keberadaan dari class dan hubungan mereka dalam pandangan logikal pada sistem. Class diagram tunggal mewakili pandangan dari struktur class dari suatu sistem Analisis SWOT Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) merupakan salah satu model perencanaan strategis. S dan W mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen. Selain itu S dan W juga

55 mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan fungsi bisnis seperti merancang pemasaran dan produk, produksi, penawaran, SDM, dan keuangan. Sedangkan O dan T merupakan analisis eksternal berupa peluang dan ancaman yang meliputi aspek sosial, teknologi, ekonomi, politik, hukum, lingkungan, demografi, dan pesaing. Menurut Chan (2011), analisis SWOT adalah metode dasar dalam perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats yang terlibat dalam sebuah project atau bisnis sehingga dapat membuat strategi yang dapat dilaksanakan. Menurut Srikantaiah, Koenig, & Hawamdeh (2012), analisis SWOT merupakan metode perencanaan strategis yang diperlukan untuk mengevaluasi strengths, weaknesses, opportunities, dan threats yang ada dalam suatu proyek. Menurut Stewart (2008, p. 2), analisis SWOT merupakan sarana yang penting untuk membangun secara cepat posisi strategis secara keseluruhan dari bisnis dan sekelilingnya. Secara umum SWOT terdiri dari beberapa step, yaitu: 1. Menganalisis lingkungan eksternal untuk mencari tahu opportunities dan threats dari bisnis. 2. Menganalisis lingkungan internal untuk mencari tahu strengths dan weaknesses yang dimiliki oleh bisnis 3. Mengalokasikan opportunities dan threats eksternal dengan strengths dan weaknesses internal. Setelah ketiga step di atas barulah dapat menggambarkan SWOT dengan matrix. Gambar 2.22 merupakan contoh penggambaran matrix SWOT.

56 Gambar 0.22 Matrix SWOT Sumber : Stewart (2008, p. 2) Berdasarkan gambar 2.22, bisnis dapat membuat rencana atau strategi yang sesuai. Praktis terbaiknya biasanya adalah menggunakan Strengths untuk menutupi Weaknesses, dan memaksimalkan Opportunitites serta menghilangkan Threats. Hasilnya bisnis dapat memiliki beberapa strategi alternatif, yaitu: 1. Strategi SO Adalah Leverage Strategy, yang bermaksud untuk memanfaatkan semua opportunities dengan berdasarkan Strength dan sumber daya. 2. Strategi ST Adalah saat bisnis cukup terancam oleh threat luar, sehingga harus mengambil keuntungan dari internal Strength untuk mengatasi threats. 3. Strategi WO Adalah saat bisnis sebenarnya memiliki opportunities yang baik namun dibatasi oleh internal weakness., bisnis harus memanfaatkan sumber daya external untuk mengatasi internal weakness. 4. Strategi WT Digunakan saat bisnis mengarah pada situasi yang problematis. Tujuan dari strategi ini adalah mengurangi pengaruh negatif yang dihasilkan dari external threat dan internal weakness.

57 1.12 Analisis Value Chain Value Chain menjelaskan aktifitas dari performa perusahaan dan menghubungkannya kepada posisi kompetitif perusahaan. Menurut Cosmato (2011, p. 1), analisis Value Chain adalah sarana yang membantu untuk memberi nilai pada pelanggan dalam suatu proyek dalam contoh sederhana, sebuah nilai dimasukkan ke dalam material mentah sebelum sebuah produk dijual. Hal ini mudah untuk dihitung dalam industri manufaktur. Namun, perhitungan menjadi rumit ketika nilai harus ditentukan dalam industri jasa, karena mereka memerlukan masukan yang tidak berwujud seperti pengetahuan, waktu dan sarana yang akan dinilai. Analisis Value Chain mendeskripsikan aktifitas dalam dan sekitar organisasi dan menghubungkannya kepada analisis dari kekuatan kompetitif dalam organisasi. Oleh karena itu, analisis value chain mengevaluasi yang mana nilai tiap aktifitas tertentu dimasukkan dalam produk atau jasa perusahaan. Gambar 0.23 Value Chain

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu kumpulan dari komponen yang berinteraksi untuk menyelesaikan tugas bisnis. pendapat ini didukung dengan pendapat Satzinger, Jackson,

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP)

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) Overview Data Warehouse dan OLAP merupakan elemen penting yang mendukung decision support. Terutama bagi perusahaan perusahaan besar dengan database

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Data Data adalah sebuah rekaman dari fakta-fakta, konsep-konsep, atau instruksiinstruksi pada media penyimpanan untuk komunikasi perolehan, dan pemrosesan dengan cara otomatis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasi Pada kondisi sekarang ini, hampir seluruh pekerjaan yang ada telah disusun secara sistem. Sistem adalah suatu hal yang menghubungkan suatu hal dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut (Inmon, 2005, p. 493) data merupakan kumpulan faktafakta, konsep-konsep dan instruksi-instruksi yang disimpan dalam media penyimpanan yang

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com Apa itu database? tempat penyimpanan data yang saling berhubungan secara logika Untuk apa database itu?? untuk mendapatkan suatu informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Data Menurut McLeod (2007, p9), data terdiri dari fakta fakta dan angka angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan menurut O'Brien (2005,

Lebih terperinci

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Knowledge Discovery in Databases (KDD) Knowledge Discovery in Databases (KDD) Definisi Knowledge Discovery

Lebih terperinci

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [ Chapter 2] Jenis dan Karakteristik Data Warehouse Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Jenis Data Warehouse 1. Functional Data Warehouse (Data Warehouse Fungsional)

Lebih terperinci

Basis Data Oracle - Business Intelligence System. Ramos Somya, M.Cs.

Basis Data Oracle - Business Intelligence System. Ramos Somya, M.Cs. Basis Data Oracle - Business Intelligence System Ramos Somya, M.Cs. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H., data warehousing adalah koleksi data yang mempunyai sifat berorientasi subjek, terintegrasi, time-variant,

Lebih terperinci

OLAP - PERTEMUAN 8 OLAP

OLAP - PERTEMUAN 8 OLAP OLAP - PERTEMUAN 8 OLAP OLTP & OLAP (1) OLTP adalah singkatan dari On Line Transaction Processing. OLTP sering kita jumpai di sekitar kita seperti toko atau swalayan contohnya database pada sistem informasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Teori umum adalah suatu pernyataan yang dianggap benar secara universal. Teori umum merupakan dasar untuk mengembangkan teori selanjutnya yang lebih khusus (spesifik).

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DATA WAREHOUSING

BAB II KONSEP DATA WAREHOUSING BAB II KONSEP DATA WAREHOUSING Komptensi yang diharapkan: Peserta pembelajaran memahami konsep-konsep, berbagai istilah, karakteristik, manfaat, tujuan, tugas-tugas data warehouseing. A. Pengertian Beberapa

Lebih terperinci

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006.

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006. 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan teknologi komputer semakin memudahkan proses penyimpanan dan pengolahan data berukuran besar. Namun demikian, seringkali data yang sudah tersimpan belum dimanfaatkan

Lebih terperinci

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. koleksi data yang mempunyai sifat berorientasi subjek,terintegrasi,time-variant, dan bersifat tetap dari koleksi data dalam mendukung proses pengambilan keputusan management

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORIse. Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah

BAB II. LANDASAN TEORIse. Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah BAB II LANDASAN TEORIse 2.1 Data Warehouse Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah tempat penyimpanan data dimana kapasitas penyimpanannya berskala besar; datanya diakumulasikan

Lebih terperinci

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap Tugas Data Warehouse OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap Renhard Soemargono 1562001 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 OLAP (On-Line Analytical

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan teori umum atau dasar yang digunakan, yaitu sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Berikut ini akan dijelaskan teori umum atau dasar yang digunakan, yaitu sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Berikut ini akan dijelaskan teori umum atau dasar yang digunakan, yaitu sebagai berikut: 2.1.1 Pengertian Data Menurut Hoffer & Venkataraman (2011: 5) menjelaskan bahwa

Lebih terperinci

DATAWAREHOUSE. Sukarsa:Pasca Elektro Unud. I Made Sukarsa

DATAWAREHOUSE. Sukarsa:Pasca Elektro Unud. I Made Sukarsa DATAWAREHOUSE I Made Sukarsa Evolusi Sistem Informasi Decision Support System database Database (I,U,D,R) ETL DW (Read) Masalah : integrasi /konsistensi OLTP Normalisasi/Den ormalisasi OLAP Denormalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi selalu dituntut untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan di segala bidang kehidupan yang semakin lama semakin meningkat dan

Lebih terperinci

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6 1 Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6 Data Warehouse 2 Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional

Lebih terperinci

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization Business Intelligence Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization DEFINISI DATA WAREHOUSE Data warehouse adalah database yang saling bereaksi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE

MEMBANGUN DATA WAREHOUSE MEMBANGUN DATA WAREHOUSE A. Menentukan Bentuk Data Warehouse Data warehouse memiliki berbagai macam bentuk yang sering digunakan. Jadi sebelum membangun suatu data warehouse kita harus memutuskan bentuk

Lebih terperinci

TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP

TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP OLEH: VIVIAN WIJAYA (15 62 003) JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 OLAP, OPERASI OLAP

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti

BAB II LANDASAN TEORI. Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Data adalah sesuatu yang mewakilkan objek dan peristiwa yang memiliki arti dan sangat penting bagi pemakai (Hoffer, Prescott dan McFadden,2007, p6). 2.2 Basis Data Basis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada

BAB 2 LANDASAN TEORI. Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Database Database adalah suatu koleksi / kumpulan dari data yang persistent, yaitu ada yang berbeda satu dengan yang lainnya dan biasanya merupakan data yang bersifat sementara

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan tentang beberapa konsep tentang supra desa, business intelligence, data warehouse, staging area, ETL, OLAP, ROLAP, Pentaho Data Integration, dan PHP.

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I 22032013 S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM METODE PEMBELAJARAN Kuliah Diskusi Presentasi Latihan Tugas Quiz UTS UAS BUKU ACUAN Apress Building A Data Warehouse With

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DATA WAREHOUSE

KARAKTERISTIK DATA WAREHOUSE KARAKTERISTIK DATA WAREHOUSE Karakteristik data warehouse menurut Inmon, yaitu : 1. Subject Oriented (Berorientasi subject) Data warehouse berorientasi subject artinya data warehouse didesain untuk menganalisa

Lebih terperinci

MENGENAL DATA WAREHOUSE

MENGENAL DATA WAREHOUSE MENGENAL DATA WAREHOUSE Kusumawardani wardhanik24@gmail.com :: http://ilmuti.org/author/kusumawardani/ Abstrak Tentu setiap orang kenal dengan yang namanya data, karena segala aktifitas sudah pasti merangkum

Lebih terperinci

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [ Chapter 6] Pemodelan Data Warehouse Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Pemodelan Data Ada dua pendekatan yang diterima sebagai best practice untuk memodelkan

Lebih terperinci

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [ Chapter 3] Arsitektur dan Struktur Data Warehouse Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Arsitektur Data Warehouse Menurut Poe, arsitektur adalah sekumpulan atau

Lebih terperinci

PROSES EXTRACT, TRANSFORM DAN LOAD PADA DATA WAREHOUSE

PROSES EXTRACT, TRANSFORM DAN LOAD PADA DATA WAREHOUSE PROSES EXTRACT, TRANSFORM DAN LOAD PADA DATA WAREHOUSE Oktavian Abraham Lantang ABSTRAK Saat ini seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, ketergantungan proses bisnis suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1 Pendahuluan Dalam kegiatan manusia sehari-hari, terutama dalam kegiatan transaksi, seperti transaksi perbankan, rekam medis, transaksi jual beli dan transaksi lainnya harus dicatat

Lebih terperinci

Anggota Kelompok 3 :

Anggota Kelompok 3 : Anggota Kelompok 3 : Customer relationship management (CRM) Adalah manajemen hubungan antara perusahaan dengan pelanggan sehingga baik perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai maksimum dari hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Pembuatan data warehouse telah banyak dilakukan oleh perusahaanperusahaan industri yang berorientasi profit. Data warehouse diharapkan mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan teknologi informasi sudah merupakan satu hal yang sangat dominan dan terjadi dengan sangat pesat. Informasi merupakan suatu kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 2 2 LANDASAN TEORI. Menurut Inmon (2002, p388), data adalah rekaman dari fakta-fakta, konsepkonsep,

BAB 2 2 LANDASAN TEORI. Menurut Inmon (2002, p388), data adalah rekaman dari fakta-fakta, konsepkonsep, BAB 2 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut Inmon (2002, p388), data adalah rekaman dari fakta-fakta, konsepkonsep, atau instruksi-instruksi pada media penyimpanan untuk komunikasi, pengambilan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dasar-dasar teori tersebut akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Dasar-dasar teori tersebut akan digunakan sebagai landasan berpikir dalam BAB II LANDASAN TEORI Dalam merancang dan membangun suatu sistem informasi, dasar-dasar teori yang akan digunakan sangatlah penting untuk diketahui terlebih dahulu. Dasar-dasar teori tersebut akan digunakan

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSE KONSEP Konsep dasar data warehouse adalah perbedaan antara data dan informasi. Data terdiri dari fakta-fakta yang dapat diamati dan

DATA WAREHOUSE KONSEP Konsep dasar data warehouse adalah perbedaan antara data dan informasi. Data terdiri dari fakta-fakta yang dapat diamati dan DATA WAREHOUSE KONSEP Konsep dasar data warehouse adalah perbedaan antara data dan informasi. Data terdiri dari fakta-fakta yang dapat diamati dan direkam yang sering ditemukan dalam sistem operasional

Lebih terperinci

DATAMULTIDIMENSI. DATAWAREHOUSE vs DATAMART FIRDAUS SOLIHIN UNIVERSITAS TRUNOJOYO

DATAMULTIDIMENSI. DATAWAREHOUSE vs DATAMART FIRDAUS SOLIHIN UNIVERSITAS TRUNOJOYO DATAMULTIDIMENSI FIRDAUS SOLIHIN UNIVERSITAS TRUNOJOYO DATAWAREHOUSE vs DATAMART DATAWAREHOUSE Perusahaan, melingkupi semua proses Gabungan datamart Data didapat dari proses Staging Merepresentasikan data

Lebih terperinci

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan.

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan. OLAP OLAP (Online Analytical Processing), merupakan metode pendekatan untuk menyajikan jawaban dari permintaan proses analisis yang bersifat dimensional secara cepat. Pengertian OLAP itu sendiri dapat

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi...Volume..., Bulan 20..ISSN : PEMBANGUNAN INDEPENDENT DATA MART PADA OPTIK YUDA

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi...Volume..., Bulan 20..ISSN : PEMBANGUNAN INDEPENDENT DATA MART PADA OPTIK YUDA Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 PEMBANGUNAN INDEPENDENT DATA MART PADA OPTIK YUDA Dinar Priskawati 1, Dian Dharmayanti 2 Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Jl. Dipatiukur

Lebih terperinci

SIE/nts/TIUAJMks 9/26/2013

SIE/nts/TIUAJMks 9/26/2013 N. Tri Suswanto Saptadi 1 Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional dan sumber yang lain (sumber eksternal) yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. each unit of data is relevant to some moment in time, atau kurang lebih dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI. each unit of data is relevant to some moment in time, atau kurang lebih dapat 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Warehouse Menurut Inmon (2002, p389), A data warehouse is a collection of integrated, subject oriented database designed to support the DSS function, where each

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2. 1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2. 1 Penelitian Terdahulu Bab 2 Tinjauan Pustaka 2. 1 Penelitian Terdahulu Perancangan dan Pembangunan Data Warehouse pada PLN Salatiga menggunakan skema snowflake. Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu aset berharga dibidang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Data adalah sebuah representasi dari obyek - obyek dan kejadian - kejadian yang berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5). Data

Lebih terperinci

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining. arifin, sistem informasi - udinus 1

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining. arifin, sistem informasi - udinus 1 Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining arifin, sistem informasi - udinus 1 Data Warehouse Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai

Lebih terperinci

Perancangan Basis Data

Perancangan Basis Data Modul ke: Perancangan Basis Data Fakultas FASILKOM DATA WAREHOUSE Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, S.Kom, M.Kom DATA WAREHOUSE Definisi Data Warehouse Salah satu efek

Lebih terperinci

Tugas Akhir (KI091391) Muhamad Adi Prasetyo

Tugas Akhir (KI091391) Muhamad Adi Prasetyo Tugas Akhir (KI091391) Muhamad Adi Prasetyo 5105100159 Prolog Sebuah Program Aplikasi Web yang dibuat untuk melaporkan kuantitas Proses Produksi Menggunakan Metode OLAP pada PT. Aneka Tuna Indonesia (ATI).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teknologi Informasi Menurut Alter (2000, p42) teknologi informasi adalah perangkat keras dan piranti lunak yang digunakan dalam sistem informasi. Perangkat keras Mengarah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi dan informasi saat ini telah menghasilkan kumpulan data diberbagai bidang ilmu pengetahuan, bisnis ataupun pemerintahan. Pada proses penyediaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data dan Informasi Menurut Inmon (2005, p493), data adalah kumpulan dari fakta, konsep atau perintah pada sebuah media penyimpanan yang digunakan untuk komunikasi,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE PERANCANGAN DATA WAREHOUSE CALON MAHASISWA BARU POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Nanang Prihatin 1 1 Dosen Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRAK Bagi sebuah perguruan tinggi, penerimaan calon mahasiswa merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut Inmon (2006: 493), data adalah suatu pencatatan dari fakta-fakta, konsep, ataupun instruksi yang berada di dalam suatu media penyimpanan untuk berkomunikasi, pencarian

Lebih terperinci

Data Warehouse dan Decision Support System. Arif Basofi

Data Warehouse dan Decision Support System. Arif Basofi Data Warehouse dan Decision Support System Arif Basofi Referensi Data Warehouse, STMIK Global Informatika MDP. M. Syukri Mustafa,S.Si., MMSI, Sistem Basis Data II (Data Warehouse), 2008. Hanim MA, Data

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor 2 2016 PEMBANGUNAN ONLINE ANALYTICAL PROCESSING YANG TERINTEGRASI DENGAN SISTEM INFORMASI HARGA BAHAN POKOK KOTA YOGYAKARTA C. Hutomo Suryolaksono 1, Paulina

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI

PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI PERKEMBANGAN BASIS DATA SAAT INI Sejak tahun 1960-an penggunaan basis data sudah digunakan untuk bidang komersial, dimana pemrosesan file-nya masih berbasis manajemen file tradisional. Perkembangan komputer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Dalam menganalisa dan merancang sebuah sistem informasi diperlukan teori-teori umum yang akan menjadi dasar pengetahuan dalam melakukan analisa dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bentuk yang dimengerti dan dapat digunakan.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bentuk yang dimengerti dan dapat digunakan. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian data Menurut Laudon (2006, p13), data adalah kumpulan fakta yang masih mentah yang menjelaskan aktivitas aktivitas yang terjadi dalam organisasi atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Database 2.1.1 Definisi Database Menurut W.H Inmon(2002, p3), database diartikan sebagai suatu koleksi dari penyimpanan data yang terhubung yang sering digunakan dan mengurangi

Lebih terperinci

Sistem Basis Data Lanjut DATA WAREHOUSE. Data Warehouse 1/20

Sistem Basis Data Lanjut DATA WAREHOUSE. Data Warehouse 1/20 DATA WAREHOUSE Data Warehouse 1/20 Outline Konsep dan Arsitektur Data Warehouse Alur Data Warehouse Teknologi dan Peralatan Data Warehouse Perancangan Data Warehouse Penggunaan Oracle pada Data Warehouse

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Proses analisis dan perancangan sistem merupakan suatu prosedur yang dilakukan untuk pemeriksaan masalah dan penyusunan alternatif pemecahan masalah yang timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini penulis akan membahas tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, metodogi penelitian, tujuan dan manfaat serta sistematika penulisan dalam tugas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi basis data saat ini berkembang sangat pesat. Data disimpan dalam basis data, diolah kemudian disajikan sebagai informasi yang bernilai bagi pengguna. Penyimpanan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL Heni Jusuf 1, Ariana Azimah 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika, Universitas Nasional Jl. Sawo Manila,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Data Warehouse 2.1.1 Pengertian Data dan Informasi Pengertian data dan informasi menurut Turban, Rainer, dan Potter (2003,p15), data adalah fakta-fakta yang belum

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. kebutuhan informasi suatu perusahaan. komputer secara sistematis. menggunakan database SQL Server 2000.

BAB 2 LANDASAN TEORI. kebutuhan informasi suatu perusahaan. komputer secara sistematis. menggunakan database SQL Server 2000. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Database dan Data Warehouse 2.1.1 Pengertian Database Menurut Connolly dan Begg (2002, p14) database adalah kumpulan data yang berhubungan satu sama lain yang digunakan

Lebih terperinci

Data Warehousing dan Decision Support

Data Warehousing dan Decision Support Bab 9 Data Warehousing dan Decision Support POKOK BAHASAN: Hubungan antara Data Warehouse dan Decision Support Model Data Multidimensi Online Analytical Processing (OLAP) Arsitektur Data Warehouse Implementasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut Inmon (2002, p388), data adalah suatu pencatatan dari sekelompok fakta, konsep, atau instruksi dalam suatu media penyimpanan untuk komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat ditunjukkan dengan munculnya beragam perangkat teknologi yang mempermudah manusia dalam memonitor perkembangan usahanya

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB 4 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI 4.1 Arsitektur Data Warehouse Pelaksanaan perancangan data warehouse dimulai dari perumusan permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan kemudian dilanjutkan dengan pencarian

Lebih terperinci

DATABASE. Basis Data : Suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga

DATABASE. Basis Data : Suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga DATABASE Basis Data : Suatu pengorganisasian sekumpulan data yang saling terkait sehingga memudahkan aktivitas untuk memperoleh informasi. Contoh : basis data akademis mengandung tabel tabel yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data Menurut Inmon (2002, p388), data adalah sebuah catatan dari fakta-fakta, konsep-konsep, atau instruksi-instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Data Warehouse Mohammed (2014) mengatakan bahwa data warehouse merupakan database relasional yang dirancang untuk melakukan query dan analisis. Data warehouse biasanya berisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Adapun teori ataupun istilah istilah umum dalam data warehouse dan business Intelligence 2.1.1. Data dan Informasi Menurut McLeod (2007, 11), data terdiri dari fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi telah berkembang dengan pesat, dengan memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan lebih cepat,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENGOLAHAN PERSEDIAAN BUKU PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA MAKASSAR

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENGOLAHAN PERSEDIAAN BUKU PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA MAKASSAR PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PENGOLAHAN PERSEDIAAN BUKU PT. GRAMEDIA ASRI MEDIA MAKASSAR Erick A. Lisangan 1, N. Tri Suswanto Saptadi 2 1 erick_lisangan@yahoo.com 2 ntsaptadi@yahoo.com Abstrak Proses dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Data Warehouse 2.1.1 Definisi Database Menurut Thomas Connolly dan Carolyn Begg (2002, p14), Database is a shared collection of logically related data, and a description

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Data Warehouse 2.1.1 Pengertian Data dan Database Menurut James A. O Brien (1997, p166), Database is an integrated collection of logically related record of file,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM Pembahasan BAB IV mengenai proses perancangan data warehouse meliputi proses integrasi, pemodelan database dan dashboard interface. 4.1 Perencanaan Tahap perencanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Warehouse Menurut Connolly (2010, p1197), data warehouse adalah sekumpulan data yang bersifat subject-oriented, terintegrasi, timevariant, dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Menurut O Brien (2004, p13) Data adalah fakta mentah atau observasi observasi, secara tipe tipe fenomena fenomena secara fisik atau transaksi bisnis. Jadi, data merupakan

Lebih terperinci

SUMBER DAYA-SUMBER DAYA SISTEM INFORMASI (BAGIAN 1) PSI Materi III Sesi 6

SUMBER DAYA-SUMBER DAYA SISTEM INFORMASI (BAGIAN 1) PSI Materi III Sesi 6 SUMBER DAYA-SUMBER DAYA SISTEM INFORMASI (BAGIAN 1) PSI Materi III Sesi 6 Sumber Daya-sumber Daya Sistem Informasi Sumber Daya Manusia Sumber Daya Data Sumber Daya Hardware Sumber Daya Software Sumber

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Database 2.1.1 Pengertian Database Menurut Connolly dan Begg (2002, p15) database merupakan suatu kumpulan data logikal yang berhubungan satu sama lain dan deskripsi dari suatu

Lebih terperinci

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN YAYASAN LENTERA INSAN

Jurnal String Vol. 1 No. 1 Tahun 2016 ISSN: PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN YAYASAN LENTERA INSAN PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN YAYASAN LENTERA INSAN Aulia Paramita Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: aulia.pps@gmail.com Abstrak Data merupakan suatu

Lebih terperinci

TUGAS DATA WAREHOUSE

TUGAS DATA WAREHOUSE TUGAS DATA WAREHOUSE PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DATA WAREHOUSE DAN APLIKASI ONLINE ANALYTICAL PROCESSING UNTUK BANK X Oleh : Nama : Fitri Wahyu Apriliani Nim : 011.01.106 Kelas : Teknik Informatika VI A

Lebih terperinci

Adapun karakteristik umum yang dimiliki datawarehouse adalah :

Adapun karakteristik umum yang dimiliki datawarehouse adalah : 1 Data Warehouse Data Warehouse adalah database yang didesain khusus untuk mengerjakan proses query, membuat laporan dan analisa. Data yang di simpan adalah data business history dari sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan presentasi yang dapat dimengerti oleh manusia. makna yang dapat disimpulkan. untuk menyampaikan arti tertentu.

BAB 2 LANDASAN TEORI. dan presentasi yang dapat dimengerti oleh manusia. makna yang dapat disimpulkan. untuk menyampaikan arti tertentu. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Inmon (2005: 493), data adalah rekaman dari fakta, konsep, ataupun instruksi pada sebuah media penyimpanan untuk komunikasi, pengambilan,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Data Warehouse

Rancang Bangun Data Warehouse Rancang Bangun Data Warehouse i ii Rancang Bangun Data Warehouse Rancang Bangun Data Warehouse iii iv Rancang Bangun Data Warehouse RANCANG BANGUN DATA WAREHOUSE Oleh : Muhammad Yazdi Pusadan, S.Kom.,

Lebih terperinci

Data Warehouse Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional dan

Data Warehouse Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional dan 1 Data Warehouse Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional dan sumber yang lain (sumber eksternal) yang menjadi perhatian

Lebih terperinci

Business Intelligence dengan SQL Server 2008 R2

Business Intelligence dengan SQL Server 2008 R2 INDONESIA Agus Suparno, S.Si., M.Eng. IT - Profesional Business Intelligence dengan SQL Server 2008 R2 Business Intelligence The power full self service Apa itu Business Intelligence? Business Intelligence

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum Pengertian Data

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Umum Pengertian Data BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut Connolly & Begg (2010, p70) data merupakan komponen yang paling penting dalam sebuah Database Management System (DBMS) dari sudut pandang

Lebih terperinci

Perancangan Data Warehouse

Perancangan Data Warehouse Perancangan Data Warehouse Data yang disimpan dalam data warehouse adalah data historis berorientasi subjek yang dapat mendukung proses pengambilan keputusan bagi manajemen. Artinya data tersebut harus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Sistem Informasi Data adalah bentuk jamak dari datum, walaupun data biasanya mewakili baik bentuk tunggal maupun jamak (O Brien, 2005, p38). Lebih rincinya, data

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Definisi Database Menurut Connolly dan Begg (2010, p65), Database adalah kumpulan data yang berhubungan satu dengan yang lainnya dan digunakan secara bersama-sama,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Agar dapat melakukan analisis dan perancangan data warehouse, maka pada sub bab ini akan menjelaskan beberapa konsep dasar data warehouse yang dijadikan acuan dan landasan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Berbagai aspek ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan cara berpikir manusia dan perkembangan zaman. Salah

Lebih terperinci