BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Sistem Informasi Data adalah bentuk jamak dari datum, walaupun data biasanya mewakili baik bentuk tunggal maupun jamak (O Brien, 2005, p38). Lebih rincinya, data adalah pengukuran obyektif dari atribut (karakteristik) dari entitas (seperti manusia, tempat, barang, dan kejadian). Data tergantung pada proses nilai tambah dengan bentuk yang agregat, telah dimanipulasi, atau diatur, isinya dianalisis dan dievaluasi, ditempatkan dalam konteks yang tepat sehingga menjadi sebuah informasi yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. Sebagai contoh adalah sebuah perusahaan memiliki data penjualan produk perhari, data ini menjadi informasi yang penting bagi seorang manajer untuk menentukan keputusan sesudah diolah menjadi sebuah laporan penjualan bulanan atau tahunan. Sistem informasi merupakan kombinasi teratur apa pun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan mengubah dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi (O Brien, 2005, p5). Orang bergantung pada sistem informasi untuk berkomunikasi antara satu sama lain dengan menggunakan berbagai jenis alat fisik (hardware), perintah dan prosedur pemrosesan informasi (software), saluran komunikasi (jaringan), dan data yang disimpan (sumber daya data) sejak permulaan peradaban. 7

2 8 2.2 Tingkatan Manajemen dan Kebutuhan Informasi Penting bagi para perancang sistem informasi untuk mempertimbangkan tingkatan manajer karena sistem dapat dipengaruhi oleh sumber informasi dan bagaimana informasi tersebut dipresentasikan. Manajer pada tingkat perencanaan strategis lebih mengutamakan informasi dari lingkungan daripada manajer di tingkat lebih rendah dan manajer pada tingkat kontrol operasional berurusan dengan informasi internal sebagai suatu yang paling penting dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Manajer tingkat perencanaan strategis lebih memilih informasi dalam bentuk rangkuman, sedangkan manajer tingkat kontrol operasional lebih menyukai informasi detail (McLeod, 2007, p17). Manajer tingkat menengah seperti manajer wilayah, direktur, dan kepala divisi. Manajer pada tingkat ini melakukan pekerjaan-pekerjaan bersifat taktis dan dinamakan tingkat manajemen kontrol (management control level), karena mereka bertanggung jawab dalam meletakkan perencanaan menjadi pekerjaan nyata dan memastikan akan tercapainya tujuan. Manajer tingkat rendah adalah kepala departemen, supervisi, dan pimpinan proyek, merupakan orang yang bertanggungjawab menjalankan perencanaan yang dibuat oleh manajer pada tingkat diatasnya. Tingkat paling rendah ini dinamakan tingkat kontrol operasi (operation control level) karena pada tingkat ini operasional perusahaan ditangani. Hollander (2000, p5) pada gambar 2.1 menjelaskan mengenai pengelompokkan kegiatan manajemen secara umum : 1. Planning Planning diperlukan oleh pemimpin untuk mendefinisikan tujuan bisnis, memprioritaskan proses bisnis, dan menyediakan blueprint untuk mencapai

3 9 tujuan. Selain itu juga digunakan untk mengenali peluang yang ada bagi organisasi serta mengantisipasi resiko dari setiap peluang tersebut. 2. Executing Rencana dijalankan oleh manajer dengan membagi proses bisnis ke dalam kegiatan-kegiatan, mengkoordinasi orang untuk melakukan setiap kegiatan dan memotivasi mereka agar hasilnya maksimal. 3. Controlling Meninjau ulang hasil setiap kegiatan atau proses bisnis, apakah sesuai dengan yang diharapkan. Jika tidak sesuai dengan yang tidak diharapkan maka cara melakukan kegiatan tersebut diubah agar sejalan dengan apa yang diinginkan. 4. Evaluating Secara periodik, manajer melakukan evaluasi hasil operasi untuk melihat apakah proses bisnis menuju pada tujuan organisasi. Hasil evaluasi dapta dijadikan input dalam merubah perencanaan, tujuan ataupun harapan. Gambar 2.1 Kegiatan Manajemen

4 Manajemen Strategis Manajemen strategis bisa diartikan sebagai seni dan ilmu dalam memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuannya (David, 2001, p5). Manajemen strategis berfokus pada manajemen integrasi, pemasaran, keuangan / akuntansi, produksi / operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer untuk mencapai kesuksesan organisasi. Dari kutipan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen strategis adalah salah satu manajemen yang mengelola semua aspek yang berhubungan dengan perusahaan. Business Performance Management merupakan salah satu aplikasi yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan manajemen strategis, karena aplikasi ini dapat memberikan semua informasi dari berbagai aspek yang berhubungan dengan tujuan perusahaan. 2.4 Key Performance Indicator Key Performance Indicator (KPI) dapat digunakan pada aplikasi yang digunakan untuk mengukur kinerja. Contohnya adalah pada pengukuran kinerja penjualan perusahaan, terdapat KPI dari penjualan yang digunakan untuk mengukurnya yaitu presentase peningkatan penjualan yang dilakukan perusahaan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Eckerson (2006, p198), yang menyatakan bahwa KPI mengukur seberapa baik kinerja aktivitas operasional, taktikal, atau strategis sebuah organisasi atau individu yang kritis untuk keberhasilan perusahaan pada saat ini maupun di masa depan. Ada dua jenis utama dari KPI, yaitu leading indicator dan lagging indicator. Leading

5 11 indicator mengukur aktivitas yang memiliki dampak signifikan pada kinerja masa depan, sedangkan lagging indicator, mengukur aktivitas di masa lalu. Sebuah KPI juga adalah sebuah ukuran objektif dari sebuah aspek bisnis yang sangat penting bagi kesuksesan bisnis tersebut. KPI adalah komponen dari scorecard untuk sebuah bisnis dan bisa diasosiasikan dengan sejumlah aktivitas bisnis (Loshin, 2006, p28). 2.5 Fact-Finding Techniques Salah satu cara untuk menemukan fakta dalam penelitian adalah tekhnik Fact- Finding. Menurut Connolly dan Begg (2002, p302), pencarian fakta (fact-finding) dapat didefinisikan sebagai suatu proses formal dengan menggunakan teknik-teknik seperti wawancara dan kuesioner dengan tujuan mengumpulkan fakta/ kebenaran mengenai sistem, kebutuhan dan berbagai pilihan. Para pengembang database pada umumnya menggunakan beberapa teknik pencarian fakta dalam sebuah proyek database. Menurut Connolly dan Begg, ada beberapa teknik pengumpulan fakta yang sering digunakan : 1. Examining documentation (memeriksa dokumentasi) 2. Interviewing (wawancara) 3. Observing the enterprise in operation (mengamati operasi perusahaan) Examining Documentation Pemeriksaan sebuah dokumentasi perusahaan berguna untuk memperoleh pemahaman mengenai kebutuhan dari database. Dokumentasi dapat membantu menyediakan informasi pada suatu bagian perusahaan yang terkait dengan masalah.

6 12 Dengan melakukan pemeriksaan dokumentasi, form, laporan, dan file yang berhubungan dengan sistem yang ada, kita dapat dengan cepat memperoleh pemahaman dari sistem tersebut Interviewing Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan informasi dari orang-orang (individu) secara tatap muka (face to face). Wawancara memiliki beberapa tujuan, seperti mencari fakta, membenarkan fakta, mengklarifikasi fakta, menghasilkan antusias, melibatkan end-user, mengidentifikasi kebutuhan, dan mengumpulkan ide dan pendapat. Wawancara memerlukan keahlian komunikasi yang baik untuk berhubungan dengan orang yang memiliki nilai, prioritas, pendapat, motivasi, dan kepribadian yang berbeda. Seperti pendapat Connolly dan Begg (2002, p306), teknik wawancara merupakan teknik yang paling banyak digunakan, dan pada umumnya sangat berguna dalam mengumpulkan fakta. Ada dua jenis wawancara yaitu : Wawancara yang tidak terstruktur Pewawancara mengharapkan orang yang akan diwawancara untuk menyediakan kerangka kerja (framework) fdan arahan untuk wawancara. Jenis wawancara ini tidak akan memberikan hasil yang tidak baik dalam analisis dan perancangan database. Wawancara yang terstruktur Pewawancara mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan tertentu yang akan ditanyakan kepada orang yang akan diwawancara. Ada dua jenis pertanyaan yang diajukan di dalam wawancara yaitu : open-ended question yaitu pertanyaan

7 13 dengan jawaban berupa deskripsi yang luas, dan closed-ended question yaitu pertanyaan dengan jawaban hanya berupa 'ya' atau 'tidak'. Tabel 2.1 secara lebih lanjut menjelaskan mengenai keuntungan dan kerugian dari teknik wawancara. Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian Teknik Wawancara Keuntungan 1. Memungkinkan interviewee (orang yang diwawancara) menanggapi secara bebas terhadap pertanyaan yang diberikan. 2. Memungkinkan interviewee merasakan menjadi bagian dari proyek. 3. Memungkinkan pewawancara untuk menindaklanjuti komentar yang penting yang diberikan oleh interviewee. 4. Memungkinkan pewawancara untuk memberikan pertanyaan yang lebih jelas selama wawancara berlangsung. 5. Memungkinkan pewawancara untuk mengobservasi tingkah laku dari interviewee. Kerugian 1. Sangat menghabiskan banyak waktu dan tidak praktis. 2. Keberhasilannya sangat tergantung terhadap kemampuan komunikasi dari pewawancara. 3. Keberhasilannya sangat tergantung terhadap kemauan dari interviewee untuk berpartisipasi dalam wawancara Observing The Enterprise in Operation Observasi adalah satu dari beberapa teknik pengumpulan data yang paling efektif untuk memahami sistem. Dengan menggunakan teknik ini, sangat mungkin untuk berpartisipasi, atau melihat secara langsung aktivitas seseorang terhadap suatu sistem. Teknik ini sangat berguna ketika timbul pertanyaan mengenai validitas data yang dikumpulkan melalui cara yang lain.

8 14 Untuk mencapai hasil observasi yang sukses dibutuhkan persiapan. Untuk memastikan kesuksesan dari observasi tersebut, penting bagi kita untuk mengetahui informasi mengenai individual dan aktivitas yang akan diobservasi sebanyak-banyaknya. Sebagai contoh, Akankah individu tersebut akan merasa terganggu apabila seseorang melihat dan merekam aktivitas mereka? Keuntungan dan kerugian dari metode observasi dijelaskan pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Keuntungan dan Kerugian Teknik Observasi Keuntungan 1. Memungkinkan validitas dari fakta dan data untuk diperiksa. 2. Pengamat dapat dengan tepat melihat apa yang sedang dilakukan 3. Pengamat dapat mendapatkan data yang dijelaskan pada lingkungan fisik dari tugas. 4. Secara relatif, biayanya murah. 5. Pengamat dapat melakukan pengukuran-pengukuran pekerjaan. Kerugian 1. Seseorang mungkin saja secara sadar atau tidak sadar melakukan aktivitasnya secara berbeda ketika sedang diobservasi. 2. Kemungkinan tugas observasi yang terlewatkan yang melibatkan tingkatan kesulitan yang berbeda yang biasanya terjadi pada periode tersebut. 3. Beberapa tugas mungkin saja tidak bisa dilakukan sebagaimana seharusnya ketika sedang diobservasi. 4. Tidak praktis 2.6 Activity Diagram Activity diagram adalah teknik-teknik yang tersedia untuk mendokumentasikan proses bisnis. Activity diagram dapat digunakan untuk memahami dan mendokumentasikan semua sistem informasi (Rama, 2003, p68). Activity diagram dapat dibagi menjadi dua jenis (Rama, 2003, p69) : Overview diagram

9 15 Diagram ini menggambarkan sebuah pandangan umum dari proses bisnis dengan cara mendokumentasikan event-event penting, urutan dari event tersebut, dan arus informasi diantara event-event tersebut. Detailed diagram Diagram ini menyediakan sebuah gambaran yang lebih detil dari aktivitasaktivitas yang berhubungan dengan satu atau dua event pada overview diagram. Tabel 2.3 di bawah ini menjelaskan simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan activity diagram (Rama, 2003, p99). Tabel 2.3 Simbol-Simbol Pada Activity Diagram Solid circle. Menyatakan awal dari sebuah proses di dalam sebuah activity diagram. Rounded rectangle. Menyatakan event, aktivitas atau trigger. Continuous line. Menyatakan urutan dari satu event / aktivitas ke aktivitas / event yang lain. Dotted line. M enyatakan arus dari informasi diantara eventevent. Document. Menyatakan sumber dokumen atau laporan. Diamond. Menyatakan percabangan dari sebuah aktivitas.

10 16 Table. Menyatakan sebuah file komputer yang dibaca ataupun disimpan pada saat kegiatan bisnis terjadi. Note. Merujuk kepada diagram atau dokumen lain. Bull s-eye. Menyatakan akhir dari proses. 2.7 Business intelligence (BI) Business Intelligence dapat ditampilkan dalam bentuk aplikasi yang mengintegrasikan semua informasi untuk mendukung keputusan bagi pihak manajemen. BI dapat menjadi suatu cara penyampaian informasi untuk para pembuat keputusan dalam mencapai tujuan perusahaannya. Hal ini dapat dihubungkan dengan definisi Business Intelligence menurut Larson (2006, p11), yaitu menyampaikan informasi yang akurat dan berguna kepada para pembuat keputusan dalam suatu batasan waktu untuk mendukung pembuatan keputusan yang efektif. BI tidak hanya sekedar fakta dan gambar pada sebuah laporan atau layar komputer. Baris-baris angka yang menunjukkan rincian penjualan atau produksi mungkin sangat akurat, tetapi itu bukanlah BI sampai baris-baris angka tersebut dibuat dalam sebuah format yang dapat dengan mudah dimengerti oleh para pembuat keputusan yang membutuhkannya. Ringkasan singkat mengenai kepuasan pelanggan atau efisiensi produksi mungkin mudah untuk dimengerti, tetapi itu bukanlah BI sampai ringkasan tersebut dapat digunakan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi pengambilan keputusan sehari-sehari (Larson, 2006, p12).

11 17 Tujuan dari BI adalah untuk memungkinkan akses yang interaktif (terkadang real-time) terhadap data, memanipulasi data, dan memberikan kemampuan kepada para manajer serta analis bisnis untuk melakukan analisis yang tepat. Dengan menganalisis data, situasi, dan performa yang bersifat historical serta aktual, pembuatan keputusan akan lebih bernilai sehingga memungkinkan mereka, para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik. Proses dari BI berdasarkan transformasi dari data menjadi informasi, kemudian menjadi keputusan, dan pada akhirnya menjadi tindakan (Turban, 2007, 24). Dalam pembahasannya disini, Business intelligence dapat ditampilkan dalam bentuk aplikasi yang mengintegrasikan semua informasi untuk mendukung keputusan bagi pihak manajemen Online Transaction Processing (OLTP) Banyak perusahaan yang membutuhkan untuk menyimpan semua hal yang telah dilakukan perusahaan tersebut untuk menjalankan bisnis mereka. Informasi yang disimpan diantaranya pemenuhan pesanan, produksi, layanan, pembayaran oleh pelanggan, dan pembayaran kepada vendor adalah beberapa interaksi bisnis yang dilakukan. Karena banyaknya kebutuhan untuk menyimpan data secara bersamaan, sebuah perusahaan membutuhkan sebuah sistem Online Transaction Processing. Menurut Vieira (2000, p892) OLTP sistem dirancang untuk memungkinkan terjadinya concurrency yang tinggi, membuatnya mungkin bagi banyak pengguna untuk mengakses sumber data yang sama, serta melakukan proses yang mereka butuhkan. Setiap interaksi yang dilakukan perusahaan dalam bisnisnya adalah transaksi bisnis, sehingga dapat disebut transactional data.

12 18 Transactional data merupakan informasi yang disimpan, digunakan untuk mengawasi interaksi atau transaksi bisnis yang dilakukan oleh perusahaan. Seperti pembayaran harus dilakukan atas barang dan jasa yang diterima atau permintaan pesanan dan layanan harus dipenuhi. Secara umum, perusahaan membutuhkannya untuk terus mengawasi apa yang telah terjadi dan apa yang harus dilakukan. Ketika transaksitransaksi ini disimpan dan dikelola oleh komputer, inilah disebut sebagai online transaction processing (OLTP) (Larson, 2006, p27). Seluruh penjumlahan dari traksaksi-transaksi tersebut yang disimpan di dalam sistem OLTP adalah sebuah histori dari sebuah perusahaan. Data transaksi ini mengandung angka-angka yang mentah, yang digunakan untuk menghitung ukuranukuran, yang digunakan untuk membuat business intelligence Online Analytical Processing (OLAP) Sebuah Online Analytical Processing digunakan untuk mengelola informasi yang dapat dilihat dari berbagai aspek. OLAP memungkinkan pengguna untuk mendapatkan pengertian dan pengetahuan yang lebih dalam tentang berbagai aspek dari data perusahaan secara cepat, konsisten, dan akses yang interaktif ke seluruh view dari data yang mungkin. Sesuai dengan pernyataan Connolly dan Begg (2002, p1101), OLAP adalah istilah yang mendeskripsikan sebuah teknologi yang menggunakan multidimensional view dari aggregate data untuk menyediakan akses yang cepat bagi informasi strategis dengan tujuan-tujuan dari advanced analysis.

13 Dimensional Modeling Dimensional modeling adalah sebuah teknik pengganti model data entity relationship (ER), yang memperbolehkan informasi direpresentasikan dalam sebuah cara yang lebih cocok bagi akses yang memiliki performa tinggi. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Loshin (2003, p245), bahwa teknik dimensional modeling menyimpan unit standar dari representasi menjadi sebuah single ataupun multi-keyed entry di dalam sebuah tabel fakta. Setiap dimensional model (DM) terdiri dari satu tabel dengan sebuah composite primary key, yang disebut dengan fact table, serta sekumpulan tabel yang lebih kecil yang berhubungan dengan satu dari komponen-komponen dari composite key di dalam sebuah fact table. 2.9 Tabel Dimensi Setiap tabel dimensi seringkali terstruktur sesuai dengan hubungan hirarkinya. Sebagai contoh, dimensi waktu biasanya terdiri atas : {hari, minggu, tahun} dan {hari, minggu, kwartal, tahun}. Dimensi sejenis, lokasi, juga terstruktur secara hirarkis yaitu {jalan, kode pos, kota, provinsi, negara, area}. Sedangkan dimensi produk memiliki struktur hirarki seperti {item, kategori, tipe}. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Vercellis (2009, p55) bahwa tabel dimensi merujuk kepada entitas utama yang terdapat dalam gudang data, dan biasanya entitas tersebut diperoleh secara langsung dari tabel master yang tersimpan di dalam sistem OLTP, seperti pelangan, produk, penjualan, lokasi, dan waktu.

14 Tabel Fakta Tabel fakta umumnya merujuk kepada tabel transaksi dan terdiri dari 2 tipe data : Hubungan ke tabel dimensi, yang mengacu pada informasi yang terdapat pada setiap tabel fakta. Nilai numerik dari atribut-atribut yang mengkarakterisasi transaksi yang terkait dan merepresentasikan target aktual dari analisis OLAP (Vercellis, 2009, p55). Sebuah tabel fakta terdiri dari baris-baris record yang merujuk pada objek-objek yang dapat diamati di dalam sebuah konteks bisnis, dan setiap record mengandung sebuah key yang komponennya adalah key yang berada di dalam tabel dimensi bersama dengan beberapa bagian dari informasi spesifik yang berhubungan dengan tabel fakta. Sebagai contoh, tabel fakta mungkin terdiri atas transaksi penjualan dan membuat hubungan terhadap beberapa tabel dimensi, seperti pelanggan, produk, suplier, waktu. Ukuran yang sesuai adalah atribut seperti jumlah produk yang terjual, harga produk, dan diskon Star Schema Star schema adalah sebuah rancangan database yang sederhana dimana data dimensional (mendespkripsikan bagaimana data secara umum diagregasikan) dipisahkan dari fakta atau data kejadian (mendeskripsikan transaksi bisnis individual) (Hoffer, 2005, p467). Star schema terdiri dari 2 tipe tabel, yaitu fact table dan dimension table. Fact table terdiri dari data yang berdasarkan fakta atau data yang bersifat kuantitatif tentang sebuah bisnis, seperti penjualan dalam unit, pemesanan, dan lain-lain. Sedangkan dimension table menyimpan data yang bersifat deskriptif tentang subyek dari sebuah

15 21 bisnis. Dimension table biasanya berisi sumber dari atribut-atribut yang digunakan untuk mengkualifikasikan, mengkategorisasikan, atau merangkum fakta-fakta di dalam query, laporan, atau grafik. Setiap dimension table mempunyai hubungan many-to-many terhadap fact table. Setiap dimension table umumnya mempunyai sebuah primary key yang sederhana, dan beberapa non-key atribut. Primary key di dalam sebuah dimension table merupakan foreign key di dalam fact table. Primary key di sebuah fact table adalah sebuah composite key yang terdiri dari rangkaian dari semua foreign key, ditambah komponen lain yang memungkinkan yang tidak berhubungan terhadap dimensi. Pada gambar 2.2 menunjukkan Contoh star schema yang menggunakan tabel fakta sales. Tabel sales menggunakan atribut-atribut yang berhubungan dengan tabel-tabel dimensi yang terhubung, seperti customer, point of sale, product, supplier, dan time. Tabel sales juga mempunyai sebuah pengukuran yang akan ditampilkan sebagai hal yang diukur dalam tabel fakta tersebut, seperti quantity, price, dan discount Gambar 2.2 Rancangan Star Schema

16 Keuntungan Dimensional Modeling Menurut Loshin (2003, p245), dengan menggunakan model dimensional untuk mengatur data di dalam sebuah penyimpanan data, akan memberikan sejumlah keuntungan, di antaranya : 1. Kerangka kerjanya sederhana dan dapat diramalkan, dimana menyederhanakan proses dari ekstraksi data, baik melalui query tool, user interface, atau reporting tool yang umum. 2. Ketika pengguna data merubah aktivitas yang berhubungan dengan berbagai analisis atau laporan yang mereka inginkan, tidak perlu dilakukan re-balance pada data tersebut untuk meningkatkan performa. 3. Perubahan pada model dapat ditangani dengan mudah tanpa mengganggu operasi dari tempat penyimpanan data. Sebagai contoh, dengan menambah nilai baru pada sebuah dimensi adalah semudah ketika menambahkan baris baru pada sebuah dimensi tersebut Extraction, Transformation, Loading Landasan dasar dari sebuah gudang data adalah bahwa sekumpulan data dari beberapa sumber dikumpulkan lalu ditambahkan ke dalam penyimpanan data dimana aplikasi analitis dapat menggunakannya sebagai data masukan (Loshin, 2003, p245). 1. Extraction Pada tahap pertama, data diambil dari sumber internal dan eksternal yang tersedia. Perbedaan logis dapat dibuat diantara ekstraksi awal, dimana data yang terhubung pada semua periode masa lalu dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan data kosong, dan ekstraksi secara berlanjut yang mengubah tempat

17 23 penyimpanan data dengan data baru yang akan tersedia sepanjang waktu (Vercellis, 2009, p53). 2. Transformation Tujuan dari tahap transformasi adalah untuk meningkatkan kualitas dari data yang diambil dari sumber yang berbeda, melalui pembetulan ketidakkonsistenan, ketidakakuratan, dan nilai-nilai yang hilang. (Vercellis, 2009, p53). 3. Loading Tahap loading adalah tahap setelah data diambil dan ditransformasi, untuk disimpan ke dalam tabel penyimpanan data, yang bertujuan untuk dianalisis juga sebagai aplikasi untuk mendukung keputusan. (Vercellis, 2009, p54) Data Mart Data mart dilambangkan sebagai tubuh dari data historis di dalam sebuah penyimpanan elektronik yang tidak berhubungan di dalam operasi harian dari perusahaan. Melainkan, data ini digunakan untuk membuat business intelligence. Data di dalam data mart biasanya digunakan di area yang spesifik dari perusahaan (Larson, 2006, p30). Data mart adalah bagian dari sebuah data warehouse, biasanya mengandung sebuah area subyek, misalnya operasi pemasaran. Sebuah data mart bisa bersifat dependent (bergantung) maupun independent (tidak bergantung). Sebuah dependent data mart merupakan sebuah sub bagian yang dibuat secara langsung dari data warehouse. Dependent data mart lebih menguntungkan karena menggunakan model data yang konsisten dan menyediakan data yang berkualitas. Data mart ini mendukung konsep sebuah model data enterprise-wide, tetapi data warehouse-nya harus dibangun terlebih

18 24 dahulu. Data mart ini memastikan bahwa pengguna mengakses dan menggunakan data yang sama seperti data yang diakses oleh semua pengguna data warehouse lainnya. Sedangkan independent data mart merupakan sebuah warehouse kecil yang dirancang untuk unit bisnis strategis (strategic business unit) atau departemen, tetapi sumbernya bukanlah dari enterprise data warehouse (Turban, 2007, p210) Meta Data Sebuah media penyimpanan yang menyimpan informasi mengenai data biasanya berisi mengenai infromasi penting dari data tersebut. Media penyimpanan tersebut adalah meta data. Biasanya item meta data menyimpan : Struktur data bagi programmer Struktur data bagi DSS analyst Sumber data bagi data warehouse Transformasi data yang dikirim menuju data warehouse Data model Hubungan antara data model dan data warehouse Histori dari extracts Hal ini sesuai dengan pendapat Inmon(2002, p113), Meta data adalah sebuah komponen penting di dalam lingkungan gudang data. Meta data, atau data tentang data telah menjadi bagian dari pemrosesan informasi. Meta data memungkinkan pengguna akhir atau DSS analyst untuk melakukan navigasi melalui berbagai kemungkinan. Ketika seorang pengguna menggunakan data warehouse yang tidak terdapat meta data, pengguna tersebut tidak akan tahu darimana akan memulai sebuah analisis. Dengan

19 25 bantuan dari meta data, para pengguna akhir dapat dengan cepat mendapatkan data yang dibutuhkan atau menentukan data yang tidak ada Terminologi dalam Balanced Scorecard Dalam mengukur kinerja perusahaan, diperlukan penurunan tujuan yang berawal dari visi perusahaan. Proses penurunan visi ditujukan agar semua tujuan perusahaan yang harus dicapai sesuai dengan visi perusahaan dari awal. Sebuah visi harus dicapai melalui beberapa misi perusahaan. Untuk memenuhi misi, harus ditentukan sasaran dan tujuannya. Tujuan dikelompokkan menjadi empat perspektif utama dari perusahaan. Perspektif dari tujuan ini berhubungan satu sama lain. Sebuah tujuan harus mempunyai ukuran untuk mengetahui dengan cara apa sebuah tujuan dapat tercapai. Sebuah target diperlukan untuk memberikan batasan terhadap sejauh mana tujuan itu akan dicapai Visi Visi merupakan suatu pernyataan menyeluruh tentang gambaran ideal yang ingin dicapai oleh organisasi di masa yang akan datang (Gaspersz, 2005, p4). Sebuah visi harus memiliki karakteristik sebagai berikut : Diciptakan melalui konsensus. Citraan-citraan ideal di masa yang akan datang, yang mempengaruhi mental orang-orang agar berhasrat mencapainya. Menggambarkan sesuatu yang mungkin, tidak perlu harus dapat diperkirakan. Memberikan arah dan fokus. Mempengaruhi orang-orang untuk menuju ke visi itu.

20 26 Tidak memiliki batas waktu Misi Misi merupakan suatu pernyataan bisnis dari perusahaan. Sebuah misi hendaknya memiliki kriteria : Menyatakan alasan-alasan bisnis tentang keberadaan perusahaan itu. Tidak menyatakan suatu hasil. Tidak ada batas waktu atau pengukuran. Memberikan basis untuk pembuatan keputusan tentang alokasi sumber-sumber daya dan penetapan tujuan yang tepat. Mendefinisikan bisnis sekarang dan yang akan datang dalam bentuk produk, skor, pelanggan, alasan-alasan, dan pasar Tujuan Menunjukkan bagaimana tindakan dan hasil-hasil yang diinginkan itu tercapai. Menunjukkan rencana untuk mencapai hasil-hasil yang diinginkan. Tujuan merupakan hal-hal apa yang secara spesifik harus dikerjakan untuk melaksanakan strategi. Misalnya, hal-hal apa dalam strategi perusahaan yang paling penting bagi keberhasilan masa mendatang. Hal-hal yang harus perhatikan oleh organisasi untuk menyusun tujuannya antara lain : Berfokus pada isu-isu organisasi yang kritis dan merupakan terobosan-terobosan dari perusahaan. Menggambarkan aktivitas-aktivitas yang diselesaikan untuk mencapai sasaran. Mengidentifikasi waktu spesifik, kapan hasil-hasil itu akan tercapai.

21 27 Dapat diukur, dalam bentuk apakah hasil-hasil itu dapat tercapai atau tidak. Dapat diubah, apabila perlu, untuk kemajuan menuju sasaran yang telah ditetapkan Perspektif Terdiri dari empat pandangan berbeda yang mengendalikan organisasi. Perspektif memberikan suatu kerangka kerja untuk pengukuran. Empat perspektif dalam balanced scorecard adalah : 1. Finansial (final outcomes) Keuangan adalah penting karena diperlukan keuangan yang baik untuk mengelola suatu organisasi, apalagi organisasi yang memang bertujuan untuk mengakumulasi laba. Dalam organisasi yang mencari laba, faktor keuangan menjadi indikator yang amat sangat penting (Luis, 2007, p24). 2. Pelanggan Dalam menyusun strategi ini, kita harus menggunakan kacamata pelanggan yang menikmati produk atau jasa pelayanan. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana pelanggan menilai produk atau jasa, dan organisasi kita. Hal-hal yang dinilai antara lain adalah atribut produk atau jasa, hubungan dengan pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan, citra dan reputasi organisasi (Luis, 2007, p27). 3. Proses Bisnis Internal Yang dimaksud dengan proses bisnis internal adalah serangkaian aktivitas yang ada dalam bisnis kita secara internal yang kerap disebut dengan rantai nilai (value chain). Dalam perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, pada umumnya rantai nilai terdiri dari pengembangan produk baru, produksi,

22 28 penjualan dan marketing, distribusi (product delivery), layanan purna jual (after sales service), serta keamanan dan kesehatan lingkungan (environment safety and health) (Luis, 2007, p31). 4. Pembelajaran & Pertumbuhan Organisasi-organisasi di negara maju umumnya telah sadar akan pentingnya peranan karyawan bagi kinerja organisasi. Mereka sadar bahwa manusia adalah aset utama bagi organisasi, karena manusialah yang mengoperasikan organisasi tersebut (Luis, 2007, p36) Pengukuran Merupakan suatu cara memantau dan menelusuri kemajuan tujuan-tujuan strategis. Pengukuran dapat berupa indikator yang memimpin kinera, memimpin menuju hasil akhir (leading / lead indicator) atau hasil akhir (lagging/ lag indicators). Misalnya, perspektif pelanggan yang bertujuan meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan 100% pada akhir tahun 2002 (tujuan strategis) dapat diukur dengan menggunakan indikator keakuratan dalam pelayanan, tanggap dalam pelayanan, harga dan kualitas produk dibandingkan pesaing-pesaing (lead indicators), rating kepuasan pelanggan, dan indikator banyaknya pelanggan yang merasa puas (lag indicators). Lag indicators sering disebut sebagai ukuran-ukuran outcome (outcome measures), sedangkan lead indicators disebut sebagai ukuran-ukuran pengendali kinerja (performance driver measures). Lag indicators dan lead indicators merupakan indikator kinerja kunci (key performance indicators) bagi suatu perusahaan.

23 Target Merupakan suatu tingkat kinerja yang diharapkan atau peningkatan yang diperlukan di masa mendatang. Misalnya, perspektif finansial memiliki target kinerja tingkat pengembalian investasi (ROI) minimum 35% per tahun, perspektif pelanggan memiliki target kinerja kepuasan pelanggan 100%, perspektif proses bisnis internal memiliki target kinerja tingkat kegagalan produk maksimum 100 DPMO (defects per million opportunities), dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki target kinerja pelatihan karyawan minimum 45 jam per karyawan per tahun Business Performance Management Business performance management (BPM) adalah sebuah pendekatan secara topdown yang membantu pihak eksekutif memahami proses-proses yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan strategis dan kemudian mengukur efektivitas dari proses-proses tersebut untuk mencapai hasil yang diinginkan (Eckerson, 2006, p28). Dari kutipan tersebut, dapat disimpulkan bahwa. BPM mengumpulkan proses-proses yang membantu perusahaan mengoptimalkan performa bisnisnya untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan Keuntungan Business Performance Management Business Performance Management (BPM) menjembatani jurang pemisah antara strategi dan pelaksanaan. Ada tiga keuntungan utama dari BPM : 1. Meningkatkan komunikasi BPM menyediakan pihak eksekutif sebuah mekanisme efektif untuk mengkomunikasikan strategi dan ekspektasi kepada para manajer dan staff di

24 30 semua tingkatan organisasi melalui model perencanaan dan metrik performa yang terhubung untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan. 2. Meningkatkan koordinasi BPM juga membantu perkembangan komunikasi dua arah antara ide dan informasi, baik dari tingkatan vertikal di dalam sebuah organisasi maupun secara horisontal di antara unit bisnis, departemen, dan kelompok kerja. 3. Meningkatkan pengawasan BPM memungkinkan para staff untuk mengatur rencana-rencana secara terusmenerus serta memperbaiki atau meningkatkan operasi secara tepat waktu dengan menyediakan informasi yang up-to-date mengenai kondisi pasar serta status dari proses operasional Kerangka Kerja Business Performance Management Business Performance Management (BPM) merupakan pendekatan yang mengubah strategi bisnis menjadi tindakan / aksi. BPM memiliki empat langkah proses, dimana proses-proses tersebut terbagi atas strategi dan pelaksanaan (Eckerson, 2006, p36). Dapat disimpulkan bahwa BPM memiliki keunggulan dalam bidang pemenuhan kebutuhan strategi perusahaan dengan melakukan pengukuran terhadap proses-proses perusahaan. Gambar 2.3 secara ringkas menggambarkan proses tersebut dimana kedua langkah pertama yaitu strategize dan plan menggambarkan strategi, sedangkan kedua langkah terakhir yaitu monitor / analyze dan act / adjust menggambarkan pelaksanaan dari strategi tersebut. Adapun keempat langkah tersebut : 1. Strategize

25 31 Para eksekutif menentukan penggerak utama dari nilai bisnis dan bagaimana cara untuk mengukurnya. Contoh dari penggerak utama tersebut yaitu kepuasan pelanggan yang tinggi atau kualitas produk yang sangat baik. Sedangkan contoh dari ukuran-ukuran untuk penggerak ini, atau biasa disebut key performance indicator (KPI) yaitu indeks kepuasan pelanggan atau jumlah kerusakan per 1000 produk. 2. Plan Grup-grup di dalam organisasi mengembangkan rencana untuk menindaklanjuti strategi bisnis dan mengalokasikan sumber-sumber daya. Perencanaan ini memungkinkan terciptanya inisiatif, proyek, dan proses-proses yang baru, atau perbaikan terhadap inisiatif, proyek, dan proses-proses yang telah ada. 3. Monitor / Analyze Elemen yang paling penting di dalam BPM adalah sebuah tool yang memungkinkan pengguna untuk memonitor dan menganalisis performa pada waktu yang tepat dan secara tepat melakukan tindakan yang dapat meningkatkan performa perusahaan, yaitu performance dashboard. BPM yang juga merupakan performance dashboard berfungsi untuk membuat laporan dan analisis informasi, infrastruktur untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari bernmacam-macam sumber, sistem penyimpanan data, seperti data warehouse dan data mart, dan alat untuk melakukan monitor dan manajemen. Kesimpulannya adalah performance dashboard sebagai tool dari BPM dan komponen-komponennya memungkinkan pengguna bisnis untuk mengakses dan menganalisis informasi dan mengetahui perkembangan dan mengoptimalkan performa mereka ke arah pencapaian tujuan strategis.

26 32 4. Act / Adjust Proses ini adalah yang terpenting di dalam BPM. Proses ini merupakan komponen pelaksanaan strategi. Performance dashboard merupakan tool yang memiliki peranan penting di dalam proses act / adjust karena tool ini mengirimkan pesan kepada pengguna terhadap masalah yang potensial, serta menyediakan pengguna informasi detil dan petunjuk untuk membantu mereka membuat keputusan yang cepat dan berkualitas. Gambar 2.3 Kerangka Kerja Business Performance Management

27 Digital dashboard Digital dashboard adalah tampilan visual dari informasi yang paling penting, yang diperlukan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan, yang digabungkan serta disusun dalam sebuah layar sehingga informasi tersebut dapat diakses dengan mudah (Few, 2006, p34). Berdasarkan hal itu, sebuah digital dashboard dapat menjadi sebuah ringkasan pengukur dari sebuah performa bisnis terpenting yang telah terlaksana. Semua komponen pada layar digital dashboard memberikan suatu informasi spesifik dari sebuah pengukuran. Seperti halnya sebuah dashboard pada mobil yang menyediakan informasi kritis untuk mengoperasikan kendaraan tersebut dengan mudah, digital dashboard memiliki tujuan yang serupa, baik digunakan untuk mendukung keputusan strategis atau kegiatan operasional harian. Digital dashboard ditampilkan dalam sebuah tampilan layar, dan mempunyai tujuan untuk memantau secara efisien informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Berikut ini adalah beberapa atribut yang dapat mendukung sebuah digital dashboard agar dapat berfungsi secara efektif : 1. Digital dashboard memiliki mekanisme tampilan yang kecil, ringkas, jelas, dan intuitif. Mekanisme tampilan digital dashboard menampilkan pesan secara jelas tanpa memerlukan banyak ruang, sehingga seluruh kumpulan informasi dapat dirangkum ke dalam sebuah layar. Komponen yang digunakan pada digital dashboard untuk menampilkan informasi harus yang paling sesuai dengan kebutuhan jenis informasi itu sendiri. Komponen tersebut dapat berupa fuel gauge, traffic signal, termometer, dan lain-lain.

28 34 2. Digital dashboard merupakan hasil penyesuaian. Informasi pada sebuah digital dashboard harus dirancang secara spesifik berdasarkan kebutuhan dari seseorang, grup, atau fungsi. Gambar 2.4 Tampilan Digital Dashboard Gambar 2.4 menunjukkan sebuah contoh tampilan sebuah digital dashboard yang menampilkan sebuah pengukuran terhadap target dan detil dari setiap informasi yang berhubungan dengan pencapaian target tersebut. Komponen-komponen di dalamnya dapat berupa dashboard gauge, diagram batang, grafik tren dan semua komponen diagram yang sehubungan dengan informasi yang ditampilkan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Informasi Sistem Informasi adalah suatu kumpulan dari komponen yang berinteraksi untuk menyelesaikan tugas bisnis. pendapat ini didukung dengan pendapat Satzinger, Jackson,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasi Pada kondisi sekarang ini, hampir seluruh pekerjaan yang ada telah disusun secara sistem. Sistem adalah suatu hal yang menghubungkan suatu hal dengan

Lebih terperinci

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization

Business Intelligence. Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization Business Intelligence Data Warehousing, Data Acquisition, Data Mining, Business Analytics, and Visualization DEFINISI DATA WAREHOUSE Data warehouse adalah database yang saling bereaksi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

http://www.brigidaarie.com Apa itu database? tempat penyimpanan data yang saling berhubungan secara logika Untuk apa database itu?? untuk mendapatkan suatu informasi yang diperlukan oleh suatu organisasi

Lebih terperinci

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe

6/26/2011. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. Menurut Vidette Poe Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H. koleksi data yang mempunyai sifat berorientasi subjek,terintegrasi,time-variant, dan bersifat tetap dari koleksi data dalam mendukung proses pengambilan keputusan management

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1. Pengertian Data Menurut McLeod (2007, p9), data terdiri dari fakta fakta dan angka angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai. Sedangkan menurut O'Brien (2005,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dijelaskan tentang beberapa konsep tentang supra desa, business intelligence, data warehouse, staging area, ETL, OLAP, ROLAP, Pentaho Data Integration, dan PHP.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Pengertian Data Menurut (Inmon, 2005, p. 493) data merupakan kumpulan faktafakta, konsep-konsep dan instruksi-instruksi yang disimpan dalam media penyimpanan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Data Data adalah sebuah rekaman dari fakta-fakta, konsep-konsep, atau instruksiinstruksi pada media penyimpanan untuk komunikasi perolehan, dan pemrosesan dengan cara otomatis

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP)

DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) DATA WAREHOUSING AND ONLINE ANALYTICAL PROCESSING (OLAP) Overview Data Warehouse dan OLAP merupakan elemen penting yang mendukung decision support. Terutama bagi perusahaan perusahaan besar dengan database

Lebih terperinci

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM

DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM DATA WAREHOUSE PERTEMUAN I 22032013 S1 TEKNIK INFORMATIKA TITUS KRISTANTO, S.KOM METODE PEMBELAJARAN Kuliah Diskusi Presentasi Latihan Tugas Quiz UTS UAS BUKU ACUAN Apress Building A Data Warehouse With

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi informasi telah berkembang dengan pesat, dengan memanfaatkan teknologi informasi, perusahaan dapat menjalankan proses bisnis dengan lebih cepat,

Lebih terperinci

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006.

jumlah keluarga, dan jumlah rumah. Data diambil dari hasil sensus potensi desa yang dilakukan BPS tahun 1996, 1999, 2003, dan 2006. 1 Latar Belakang PENDAHULUAN Kemajuan teknologi komputer semakin memudahkan proses penyimpanan dan pengolahan data berukuran besar. Namun demikian, seringkali data yang sudah tersimpan belum dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Antrian (Queue) Antrian sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari contohnya dalam sistem pembelian karcis kereta api atau bioskop, dimana orang yang datang pertama akan diberi

Lebih terperinci

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD)

Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika. Knowledge Discovery in Databases (KDD) Universitas Putra Indonesia YPTK Padang Fakulas Ilmu Komputer Program Studi Teknik Informatika Knowledge Discovery in Databases (KDD) Knowledge Discovery in Databases (KDD) Definisi Knowledge Discovery

Lebih terperinci

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto

ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI. Titien S. Sukamto ANALISA STRATEGIS SI/TI: MENILAI DAN MEMAHAMI KONDISI SAAT INI Titien S. Sukamto Pengantar Dalam proses mencapai keselarasan dan dampaknya, diperlukan adanya pemahaman akan lingkungan bisnis dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

BUSINESS INTELLIGENCE. Management Database & Informasi

BUSINESS INTELLIGENCE. Management Database & Informasi BUSINESS INTELLIGENCE Management Database & Informasi Pengorganisasian data di lingkungan file tradisional vs Pendekatan database Dasar-dasar Business Intellegence Basis Data Vs Pemrosesan File Tradisional

Lebih terperinci

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [ Chapter 6] Pemodelan Data Warehouse Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Pemodelan Data Ada dua pendekatan yang diterima sebagai best practice untuk memodelkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Data dan Informasi Data merupakan fakta atau bagian dari fakta yang digambarkan dengan simbol-simbol, gambar-gambar, nilai-nilai, uraian karakter yang mempunyai arti pada suatu

Lebih terperinci

Data Warehouse dan Decision Support System. Arif Basofi

Data Warehouse dan Decision Support System. Arif Basofi Data Warehouse dan Decision Support System Arif Basofi Referensi Data Warehouse, STMIK Global Informatika MDP. M. Syukri Mustafa,S.Si., MMSI, Sistem Basis Data II (Data Warehouse), 2008. Hanim MA, Data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi selalu dituntut untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan di segala bidang kehidupan yang semakin lama semakin meningkat dan

Lebih terperinci

Anggota Kelompok 3 :

Anggota Kelompok 3 : Anggota Kelompok 3 : Customer relationship management (CRM) Adalah manajemen hubungan antara perusahaan dengan pelanggan sehingga baik perusahaan maupun pelanggannya akan menerima nilai maksimum dari hubungan

Lebih terperinci

BASIS DATA MODEL BASIS DATA

BASIS DATA MODEL BASIS DATA BASIS DATA MODEL BASIS DATA APA ITU MODEL BASIS DATA? Model database menunjukkan struktur logis dari suatu basis data, termasuk hubungan dan batasan yang menentukan bagaimana data dapat disimpan dan diakses.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Metodologi Penelitian merupakan langkah selanjutnya untuk memecahkan masalah yang ada, dimana penelitian ini dilaksanakan dengan melakukan beberapa

Lebih terperinci

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6 1 Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining CHAPTER 6 Data Warehouse 2 Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai sistem operasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. - Informasi mengenai tamu dan perusahaan(pelanggan) dapat diakses oleh sejumlah pengguna yang berpotensi atas penyalahgunaan data.

BAB 1 PENDAHULUAN. - Informasi mengenai tamu dan perusahaan(pelanggan) dapat diakses oleh sejumlah pengguna yang berpotensi atas penyalahgunaan data. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi memiliki data yang menjadi aset agar sebuah bisnis dapat berjalan dengan baik. Aset ini hampir selalu disimpan oleh suatu organisasi. Mengingat lingkungan

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH

STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH STUDI KELAYAKAN BISNIS PERTEMUAN KETUJUH Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id POKOK BAHASAN : PERANAN STRATEGIS SDM DAN HUMAN RESOURCES SCORECARD PERENCANAAN STRATEGI SDM SDM adalah faktor

Lebih terperinci

Perancangan Basis Data

Perancangan Basis Data Modul ke: Perancangan Basis Data Fakultas FASILKOM DATA WAREHOUSE Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Anita Ratnasari, S.Kom, M.Kom DATA WAREHOUSE Definisi Data Warehouse Salah satu efek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak. Dengan banyaknya data tersebut, sehingga sulit menghasilkan laporan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak. Dengan banyaknya data tersebut, sehingga sulit menghasilkan laporan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada suatu perusahaan mengakibatkan data menjadi semakin banyak. Dengan banyaknya data tersebut, sehingga sulit menghasilkan laporan yang rinci dan tepat

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)

BAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model) BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1 Pendahuluan Dalam kegiatan manusia sehari-hari, terutama dalam kegiatan transaksi, seperti transaksi perbankan, rekam medis, transaksi jual beli dan transaksi lainnya harus dicatat

Lebih terperinci

Business Process Management, Business Process Reengineering, Continous Process Improvement dan Total Quality Management Business Process Management

Business Process Management, Business Process Reengineering, Continous Process Improvement dan Total Quality Management Business Process Management Business Process Management, Business Process Reengineering, Continous Process Improvement dan Total Quality Management Proses bisnis merupakan hal yang sangat dinamis, karena banyak dipengaruhi oleh lingkungan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian,

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT

BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 124 BAB 4 HASIL KINERJA SISTEM ERP PADA MODUL MATERIAL MANAGEMENT 4.1 Evaluasi Perspektif dalam IT Balanced Scorecard Sesudah menetapkan ukuran dan sasaran strategis dari masing-masing perspektif IT balanced

Lebih terperinci

TRANSACTION PROCESSING

TRANSACTION PROCESSING TRANSACTION PROCESSING Enterprise System : ENTERPRISE SYSTEM Pusat sistem suatu perusahaan yang menjamin informasi dapat disebarkan keseluruh fungsi bisnis dan semua level manajemen untuk mendukung berjalannya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom

Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Oleh : Edi Sugiarto, S.Kom, M.Kom Informasi menjadi dasar pelaksanaan proses rantai pasok dan dasar bagi manajer dalam membuat keputusan. Menurut cophra dan meindl(2007) informasi harus memiliki karakteristik:

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2]

[Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [Data Warehouse] [6/C2 & 6/D2] [ Chapter 2] Jenis dan Karakteristik Data Warehouse Dedy Alamsyah, S.Kom, M.Kom [NIDN : 0410047807] Jenis Data Warehouse 1. Functional Data Warehouse (Data Warehouse Fungsional)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6].

BAB II LANDASAN TEORI. yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. dan lebih berarti bagi yang menerimanya RAY[6]. 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar Sistem Informasi Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan RAY[6]. Informasi adalah data

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORIse. Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah

BAB II. LANDASAN TEORIse. Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah BAB II LANDASAN TEORIse 2.1 Data Warehouse Menurut McLeod dan Schell (2004, p405), data warehouse adalah sebuah tempat penyimpanan data dimana kapasitas penyimpanannya berskala besar; datanya diakumulasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Setiap perusahaan menjalankan proses operasional setiap hari dan data yang ada di perusahaan akan diolah dan diproses sesuai dengan keperluan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP

TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP TUGAS DATA WAREHOUSE & DATA MINING OLAP, OPERASI OLAP & MOLAP OLEH: VIVIAN WIJAYA (15 62 003) JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 OLAP, OPERASI OLAP

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum 2.1.1 Data dan Informasi Menurut Inmon (2005, p493), data adalah kumpulan dari fakta, konsep atau perintah pada sebuah media penyimpanan yang digunakan untuk komunikasi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah mendorong terciptanya persaingan yang sengit diantara para pelaku bisnis di setiap bidang. Kemampuan perusahaan dalam merespon perubahan secara cepat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5).

BAB 2 LANDASAN TEORI. berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5). BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Data Data adalah sebuah representasi dari obyek - obyek dan kejadian - kejadian yang berarti dan penting di lingkungan pemakai. (Hoffer, Prescott, dan McFadden, 2002, p5). Data

Lebih terperinci

Bab 4 Hasil dan Pembahasan

Bab 4 Hasil dan Pembahasan Bab 4 Hasil dan Pembahasan Setelah membuat metode penelitian pada bab sebelumnya, maka pada bab ini akan ditampilkan hasil dari analisis yang dilakukan pada RSUD kota Salatiga. 4.1 Analisis Maturity Level

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL PERANCANGAN DATA WAREHOUSE PADA PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NASIONAL Heni Jusuf 1, Ariana Azimah 2 Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Komunikasi dan Informatika, Universitas Nasional Jl. Sawo Manila,

Lebih terperinci

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih

Project Integration Management. Binsar Parulian Nababan Sutrisno Diphda Antaresada Adrian Kosasih Project Integration Management Binsar Parulian Nababan 201381156 Sutrisno 201381129 Diphda Antaresada 201581294 Adrian Kosasih 201581301 Kunci Sukses Proyek Keseluruhan: Manajemen Integrasi Proyek yang

Lebih terperinci

Modul ke: CHAPTER 12 ENHANCING DECISION MAKING. Fakultas. Dr. Istianingsih. Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi.

Modul ke: CHAPTER 12 ENHANCING DECISION MAKING. Fakultas. Dr. Istianingsih. Ekonomi Dan Bisnis. Program Studi Magister Akuntansi. Modul ke: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis CHAPTER 12 ENHANCING DECISION MAKING Dr. Istianingsih Program Studi Magister Akuntansi www.mercubuana.ac.id Jenis Keputusan Ada tiga klasifikasi umumnya keputusan:

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat ditunjukkan dengan munculnya beragam perangkat teknologi yang mempermudah manusia dalam memonitor perkembangan usahanya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. mengidentifikasi proses-proses bisnis utama dan entitas-entitas utama yang ada di SFI,

BAB III METODOLOGI. mengidentifikasi proses-proses bisnis utama dan entitas-entitas utama yang ada di SFI, BAB III METODOLOGI 3.1 Analisa masalah Langkah pertama yang dilakukan dalam proyek business intelligence pada PT Suzuki Finance Indonesia (SFI) adalah dengan melakukan analisa masalah. Yaitu dengan mengidentifikasi

Lebih terperinci

Data Warehouse. Komponen Data warehouse

Data Warehouse. Komponen Data warehouse Data Warehouse Komponen Data warehouse Komponen Data warehouse Komponen Data warehouse 1. Sumber Data (Data Source) 2. Pementasan Data (Data Staging) 3. Penyimpanan Data (Data Storage) 4. Penyampaian Informasi

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya.

BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA. kematangan penerapan sistem informasi pada PT. Bangunan Jaya. BAB 4 EVALUASI PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PADA PT. BANGUNAN JAYA 4.1 Prosedur Evaluasi Evaluasi terhadap sistem informasi penjualan pada PT. Bangunan Jaya adalah merupakan suatu proses evaluasi

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA

PROSES PERANCANGAN BASIS DATA PROSES PERANCANGAN BASIS DATA Seperti telah disebutkan sebelumnya, sebuah sistem basis data merupakan komponen dasar sistem informasi organisasi yang besar. Oleh karena itu siklus hidup aplikasi basis

Lebih terperinci

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen

Basis Data. Bab 1. Sistem File dan Basis Data. Sistem Basis Data : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Bab 1 Sistem File dan Sistem : Perancangan, Implementasi dan Manajemen Pengenalan Konsep Utama Data dan informasi Data - Fakta belum terolah Informasi - Data telah diproses Manajemen data Basis data Metadata

Lebih terperinci

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya

Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya PROSES PERANCANGAN DATABASE Obyektif : Mahasiswa dapat mengerti dan memahami konsep perancangan basis data Mahasiswa dapat merancang basis data sesuai dengan fase-fasenya PROSES PERANCANGAN DATABASE Tujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk mencapai kesuksesan dalam suatu bisnis, terdapat banyak sekali hal-hal yang harus diperhatikan. Salah satunya terletak pada pemanfaatan aset perusahaan. Aset

Lebih terperinci

Perancangan Database

Perancangan Database Perancangan Database Database System Development Live cycle ( SDLC) Database System Development Live cycle (SDLC) merupakan komponen yang penting dalam sistem database karena aplikasi dari database life

Lebih terperinci

Sistem Informasi Manajemen SIM Dalam Pelaksanaan

Sistem Informasi Manajemen SIM Dalam Pelaksanaan Modul ke: 09 Eko Fakultas EKONOMI & BISNIS Sistem Informasi Manajemen SIM Dalam Pelaksanaan Putra Boediman Program Studi MANAJEMEN Pendahuluan Operasi-operasi manajemen terdiri dari beberapa tahap, yaitu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

PROSES PERANCANGAN DATABASE

PROSES PERANCANGAN DATABASE PROSES PERANCANGAN DATABASE PENDAHULUAN Sistem informasi berbasiskan komputer terdiri dari komponen-komponen berikut ini : Database Database software Aplikasi software Hardware komputer termasuk media

Lebih terperinci

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA

PENGANTAR APLIKASI KOMPUTER FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIDYATAMA EDP pada umumnya berkonsentrasi dengan pengolahan transakasi dan record keeping untuk satu area fungsi tertentu. EDP merupakan sistem informasi yang paling sederhana. Contoh : Payroll System, Accounts

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Menurut O Brien dalam Baridwan dan Hanum (2007:155) terdapat tiga dimensi pengukuran kualitas informasi, ketiga dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau

BAB III LANDASAN TEORI. informasi (Information System) atau disebut juga processing system atau BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar Sistem Informasi Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

Lebih terperinci

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan

Bab III Analisa dan Kerangka Usulan Bab III Analisa dan Kerangka Usulan III.1 Perencanaan Strategis dalam Pengembangan CIF III.1.1 Kendala Pengembangan CIF Pembangunan dan pengembangan CIF tentunya melibatkan banyak sekali aspek dan kepentingan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE DENGAN PENDEKATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE (STUDI KASUS: PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.)

PERANCANGAN DATA WAREHOUSE DENGAN PENDEKATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE (STUDI KASUS: PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.) PERANCANGAN DATA WAREHOUSE DENGAN PENDEKATAN ENTERPRISE ARCHITECTURE (STUDI KASUS: PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk.) Kusuma Ayu Laksitowening Institut Teknologi Telkom kal@ittelkom.ac.id ABSTRACT As the

Lebih terperinci

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining. arifin, sistem informasi - udinus 1

Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining. arifin, sistem informasi - udinus 1 Data Warehouse, Data Mart, OLAP, dan Data Mining arifin, sistem informasi - udinus 1 Data Warehouse Data warehouse adalah basis data yang menyimpan data sekarang dan data masa lalu yang berasal dari berbagai

Lebih terperinci

Dasar Dasar Intelijen Bisnis: Database dan Manajemen Informasi

Dasar Dasar Intelijen Bisnis: Database dan Manajemen Informasi Materi Pembelajarann Materi 6 Dasar Dasar Intelijen Bisnis: Database dan Manajemen Informasi 6.2 Pendekatan Database Untuk Pengelolaan Data 6.3 Memanfaatkan Database Untuk Meningkatkan Kinerja Bisnis dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang bisnis. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang bisnis. Salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin pesat memberikan pengaruh penting dalam berbagai bidang, terutama dalam bidang bisnis. Salah satu bentuk penerapan teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah :

BAB III METODOLOGI. proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu. diperhatikan. Komponen-komponen tersebut adalah : 19 BAB III METODOLOGI 3.1. Komponen Sebuah Perencanaan Penyusunan sebuah perencanaan terdiri atas beberapa komponen. Pada proses penyusunan perencanaan strategi, terdapat beberapa komponen yang perlu diperhatikan.

Lebih terperinci

Basis Data Oracle - Business Intelligence System. Ramos Somya, M.Cs.

Basis Data Oracle - Business Intelligence System. Ramos Somya, M.Cs. Basis Data Oracle - Business Intelligence System Ramos Somya, M.Cs. Menurut W.H. Inmon dan Richard D.H., data warehousing adalah koleksi data yang mempunyai sifat berorientasi subjek, terintegrasi, time-variant,

Lebih terperinci

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap

Tugas. Data Warehouse. OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap Tugas Data Warehouse OLAP, Operasi OLAP, dan Jenis Rolap Renhard Soemargono 1562001 PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR 2017 OLAP (On-Line Analytical

Lebih terperinci

3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK

3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK 1 RPL 3. ANALISA KEPERLUAN PERANGKAT LUNAK Topik meliputi : 1. Fungsi Analisa Keperluan 2. Prinsip Analisa 3. Domain Informasi 4. Partisi 5. Data Flow Diagram (DFD) Setelah mempelajari ini, diharapkan

Lebih terperinci

MENGENAL DATA WAREHOUSE

MENGENAL DATA WAREHOUSE MENGENAL DATA WAREHOUSE Kusumawardani wardhanik24@gmail.com :: http://ilmuti.org/author/kusumawardani/ Abstrak Tentu setiap orang kenal dengan yang namanya data, karena segala aktifitas sudah pasti merangkum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut :

BAB II LANDASAN TEORI. Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan. implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : BAB II LANDASAN TEORI Teori teori yang digunakan sebagai landasan dalam desain dan implementasi dari sistem ini adalah sebagai berikut : 2.1. Sistem Informasi Manajemen Sistem Informasi Manajemen adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Sistem Informasi 1.1.1 Definisi Data Data merupakan bentuk jamak dari datum yang berasal dari bahasa Latin. Data menggambarkan dunia nyata yang mewakili entitas seperti

Lebih terperinci

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard

Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Manfaat Penggunaan Balanced Scorecard Balanced scorecard digunakan dalam hampir keseluruhan proses penyusunan rencana. Tahapan penyusunan rencana pada dasarnya meliputi enam kegiatan berikut: perumusan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Nada Bandung yang beralamat di Jl. Naripan No.111 Bandung 40112 Toko ini masih menggunakan sosial media

Lebih terperinci

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan.

FAST berarti sistem ditargetkan untuk memberikan response terhadap user dengan secepat mungkin, sesuai dengan analisis yang dilakukan. OLAP OLAP (Online Analytical Processing), merupakan metode pendekatan untuk menyajikan jawaban dari permintaan proses analisis yang bersifat dimensional secara cepat. Pengertian OLAP itu sendiri dapat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut O Brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima

Lebih terperinci

DESAIN DATAWAREHOUSE AKADEMIK UNTUK MENDUKUNG SISTEM ADMINISTRASI DATA AKADEMIK DI UNIVERSITAS TADULAKO. Mohammad Yazdi 1

DESAIN DATAWAREHOUSE AKADEMIK UNTUK MENDUKUNG SISTEM ADMINISTRASI DATA AKADEMIK DI UNIVERSITAS TADULAKO. Mohammad Yazdi 1 DESAIN DATAWAREHOUSE AKADEMIK UNTUK MENDUKUNG SISTEM ADMINISTRASI DATA AKADEMIK DI UNIVERSITAS TADULAKO Mohammad Yazdi 1 1 Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako Jl. Soekarno-Hatta Palu, Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum (Vardiansyah, 2008, p3). Dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Data merupakan bentuk jamak dari datum (Vardiansyah, 2008, p3). Dalam BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Data dan Informasi Data merupakan bentuk jamak dari datum (Vardiansyah, 2008, p3). Dalam penggunaan sehari-hari data merupakan sesuatu pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Manajemen inventory merupakan suatu faktor yang penting dalam upaya untuk mencukupi ketersediaan stok suatu barang pada distribusi dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain

BAB III LANDASAN TEORI. dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Surat Surat adalah alat komunikasi antara dua pihak yang berupa tulisan dalam kertas atau lainnya. Tujuan utama seseorang menulis surat tidak lain adalah untuk mengkomunikasikan

Lebih terperinci

Datawarehouse dan OLAP (Overview) Diambil dari presentasi Jiawei Han

Datawarehouse dan OLAP (Overview) Diambil dari presentasi Jiawei Han Datawarehouse dan OLAP (Overview) yudi@upi.edu Diambil dari presentasi Jiawei Han Apa Data warehouse? Database pendukung keputusan yang terpisah dengan database operasional Platform untuk konsolidasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Landasan Teori merupakan dasar tentang pendapat dalam melakukan penelitian atau penemuan yang didukung oleh data data dan argumentasi penulis. Fungsi dari landasan teori adalah untuk

Lebih terperinci