Peran Neuroimaging dalam Diagnosis Cedera Kepala

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Peran Neuroimaging dalam Diagnosis Cedera Kepala"

Transkripsi

1 Peran Neuroimaging dalam Diagnosis Cedera Kepala Sylvani Alumna Fakultas Kedokteran Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta, Indonesia Abstrak Cedera kepala adalah perubahan status mental yang terjadi saat kecelakaan. Cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan beratnya trauma dan morfologinya. Pemeriksaan neuroimaging yang berperan dalam diagnosis cedera kepala meliputi foto rontgen, Computed Tomography (CT), dan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Foto rontgen memiliki peran yang sangat terbatas. CT scan tanpa kontras merupakan pilihan pertama di unit gawat darurat. Pemeriksan MRI lebih sensitif mendeteksi kelainan intrakranial pasien cedera kepala dibandingkan CT scan, khususnya pada cedera kepala ringan. Kata kunci: Cedera kepala, neuroimaging AbstrACT Traumatic brain injury defined as the alteration of mental status during an accident. Traumatic brain injury can be classified based on its morphology and the severity of the trauma. Several neuroimaging studies that play a major role in the diagnosis of a traumatic brain injury include Skull X-Ray, Computed Tomography (CT), and Magnetic Resonance Imaging (MRI) of the brain. X-Ray examination has a limited function in diagnosis. A CT scan without contrast is the main examination in the emergency department. MRI studies appear to be more sensitive than CT scan in detecting an intracranial abnormality especially on patient with mild traumatic brain injury. Sylvani. The Role of Neuroimaging in the Diagnosis of Traumatic Brain Injury Keywords: Neuroimaging, traumatic brain injury PENDAHULUAN Cedera kepala menjadi masalah pada kesehatan masyarakat dan sosial ekonomi di seluruh dunia. 1 Cedera kepala adalah penyebab utama terjadinya kematian dan disabilitas jangka panjang khususnya pada dewasa muda. 1 Banyak pasien cedera kepala berat meninggal sebelum sampai ke rumah sakit; hampir 90% kematian akibat trauma terkait dengan cedera kepala. 2 Sekitar 75% pasien cedera kepala diklasifikasikan sebagai cedera kepala ringan, 15% cedera kepala sedang, dan 10% cedera kepala berat. 2 Computed Tomography (CT) merupakan pemeriksaan pilihan utama untuk diagnosis cedera kepala akut dengan tujuan untuk menentukan apakah terdapat lesi yang mengancam jiwa. 3 Magnetic Resonance Imaging (MRI) lebih sensitif dalam mendeteksi kelainan intrakranial dibandingkan CT scan khususnya untuk cedera kepala ringan. 3 Pemeriksaan radiologi konvensional tidak memiliki peran yang signifikan dalam mendiagnosis kelainan intrakranial. 3 Tabel 1. Klasifikasi cedera kepala 2 Beratnya Trauma Cedera kepala ringan Cedera kepala sedang Cedera kepala berat DEFINISI dan EPIDEMIOLOGI American Congress of Rehabilitation Medicine (ACRM) mendefinisikan cedera kepala sebagai perubahan status mental yang terjadi pada saat kecelakaan (disorientasi atau konfusi). 1 ACRM membatasi penyebab cedera kepala berupa benturan pada kepala, kepala yang terbentur pada suatu objek atau pergerakan akselerasi-deselerasi otak, seperti whiplash, tanpa trauma langsung pada kepala. 1 GCS GCS 9-12 GCS 3-8 Morfologi Fraktur tulang tengkorak Tempurung Linier/Stelata Depresi/nondepresi Terbuka/tertutup Basis Dengan/tanpa kebocoran LCS Dengan/tanpa kelumpuhan N.VII Lesi Intrakranial Fokal Epidural Subdural Intraserebral Difus Concussion Kontusio multipel Hypoxic/ischemic injury Axonal injury Insiden (per penduduk) European Union USA China* Brazil South Africa Pakistan Sweden* Germany Italy* Denmark* Norway* Finland Global Wilayah Eropa Gambar 1. Insidens cedera kepala di berbagai negara 1 Alamat Korespondensi 97

2 Insidens cedera kepala di seluruh dunia meningkat terutama disebabkan oleh peningkatan penggunaan kendaraan bermotor di negara berpendapatan rendah hingga menengah. 1 Insidens cedera kepala berbeda di berbagai negara di dunia (Gambar 1). 1 Berdasarkan data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setiap tahun terdapat 1,7 juta orang di Amerika yang mengalami cedera kepala, dari 1,4 juta orang yang ditangani di unit gawat darurat, orang memerlukan rawat inap, dan orang mengalami cedera fatal. 1 Sebuah studi meta-analisis di 23 negara di Eropa memberikan hasil insidens cedera kepala yang ditangani di rumah sakit sebesar 235 dari penduduk. 1 KLASIFIKASI Cedera kepala diklasifikasikan berdasarkan beratnya trauma dan morfologi (Tabel 1). 2 DIAGNOSIS Pemeriksaan pada pasien cedera kepala meliputi pemeriksaan neurokognitif, EEG, pemeriksaan biomarker dalam darah, CT scan dan MRI (terutama susceptibility-weighted imaging dan diffusion-tensor imaging). Berikut merupakan pemeriksaan neuroimaging yang dapat digunakan untuk mendiagnosis cedera kepala: Foto Rontgen Foto rontgen kepala tidak memiliki peran yang signifikan dalam mendiagnosis kelainan intrakranial. 3 Namun, pemeriksaan ini masih dapat digunakan untuk mendiagnosis fraktur tulang tengkorak. 4 Fraktur memberikan gambaran garis hitam bertepi tajam dan biasanya berbentuk lurus (Gambar 2). 4 Fraktur yang muncul pada area meningea media dapat berkaitan dengan hematoma epidural. 4 Pada fraktur depresi, garis fraktur yang lusen dapat memberi gambaran stelata atau semisirkular (Gambar 3). 4 Pada kondisi demikian, CT scan diindikasikan karena mungkin terjadi cedera jaringan otak. 4 Computed Tomography (CT Scan) CT scan tanpa kontras tetap menjadi pilihan pertama pemeriksaan pada cedera kepala. Pemeriksaan ini bahkan lebih unggul dibandingkan MRI jika dilakukan dalam beberapa hari setelah trauma. 3,10 Pemeriksaan CT scan pada unit gawat darurat difokuskan untuk menentukan efek massa dan perdarahan. 3 Efek massa dapat ditentukan oleh adanya pergeseran atau kompresi struktur intrakranial dari posisi normalnya dengan menganalisis lokasi dan bentuk ventrikel, sisterna basalis dan sulkus. Darah biasanya memberikan gambaran hiperdens dan biasanya terdapat di sisterna basalis, fisura sylvii dan interhemisfer, ventrikel, ruang subdural atau epidural, atau di parenkim otak (intraserebral). 3 Pemeriksaan CT scan diindikasikan untuk semua pasien cedera kepala sedang dan berat. 2 Pada cedera kepala ringan, CT scan dilakukan pada pasien dengan nilai GCS kurang dari 15 dalam 2 jam setelah kejadian, pasien dengan kecurigaan fraktur kranium terbuka atau depresi, adanya tanda-tanda fraktur basis cranii, muntah lebih dari 2 kali, atau usia di atas 65 tahun. 2 CT scan dapat dipertimbangkan pula pada pasien yang mengalami pingsan lebih dari 5 menit, amnesia sebelum kejadian lebih dari 30 menit, dan mekanisme cedera yang berbahaya (seperti pejalan kaki tertabrak oleh kendaraan bermotor, penumpang terlempar dari kendaraan bermotor, jatuh dari lebih dari 5 anak tangga). 2 Berikut merupakan gambaran CT scan yang dapat ditemukan pada pasien cedera kepala: Fraktur kranium linier Merupakan fraktur yang paling sering dan dapat mengakibatkan hematoma epidural. 3 Fraktur di kranium ini paling sering pada area temporal dan parietal (Gambar 4). 3 Fraktur kranium depresi Fraktur depresi sering berakibat pada kerusakan otak dan sering terjadi pada regio frotoparietal 3 biasanya berupa fraktur kominutif (Gambar 5-A). 3 Fraktur basis cranii Fraktur ini merupakan fraktur paling berat berupa fraktur linier pada dasar tulang tengkorak. 3 Pada pemeriksaan CT scan dapat dicurigai terdapat fraktur basis cranii terutama bila terdapat udara dalam otak (traumatic pneumocephalus), cairan di mastoid air cells, atau air fluid level di sinus sfenoid (Gambar 5-B). 3 Hematoma epidural Terjadi akibat rupturnya arteri atau vena meningea media ke dalam ruang antara duramater dan lapisan dalam tulang tengkorak. 3 Hampir 95% hematoma Gambar 2. Fraktur kranium linier. Fraktur kranium (tanda panah) biasanya berupa garis hitam bertepi tajam dan tidak ada tepi yang berwarna putih. Pada posisi anteroposterior (AP) (A), tidak dapat ditentukan apakah fraktur berasal dari tulang tengkorak bagian depan atau belakang. Pada posisi Towne (B), yaitu posisi leher menunduk dan posisi occipital lebih tinggi, fraktur ini dapat terlihat terletak di tulang occipital. 4 Gambar 3. Fraktur kranium depresi. Pada posisi lateral (A) menunjukkan bagian sentral dari fraktur, yaitu gambaran stelata (tanda panah besar), dan sekitarnya terdapat garis fraktur konsentrik (tanda panah kecil). Perhatikan gambaran sutura dan gambaran vaskular normal pada foto tersebut. Pada posisi anteroposterior (AP) (B) menunjukkan dalamnya fraktur depresi, walau gambaran ini terlihat lebih jelas pada pemeriksaan CT scan. 4 Gambar 4. CT scan kepala dengan fraktur kranium linier (B) dan hematoma epidural (A). Pada brain window (A), terdapat gambaran lesi berbentuk lentikular dan hiperdens di regio frontal kiri yang khas untuk hematoma epidural (panah hitam). Bone window (B) menunjukkan fraktur di tulang regio frontal kiri (panah putih). 3 98

3 Gambar 5. Fraktur kranium depresi (A) pada tulang parietal kanan (tanda panah putih). Fraktur basis cranii (B) terdapat fraktur kominutif di tulang temporal kanan (tanda panah putih), cairan di mastoid air cells (lingkaran putih), dan udara di dalam otak (pneumocephalus) (tanda panah terputus). 3 Gambar 6. Hematoma subdural akut (A), subakut (B), dan kronis (C). A, Terdapat gambaran lesi hiperdens berbentuk bulan sabit (tanda panah putih) dengan herniasi otak yang ditunjukkan oleh dilatasi temporal horn kontralateral (tanda panah terputus). B, Hematoma menjadi isodens yang ditunjukkan oleh tidak tampaknya sulkus (tanda panah putih) dibandingkan sisi sebelahnya (tanda panah hitam). C, Gambaran hematoma menjadi hipodens (tanda panah putih) dan masih terdapat pergeseran fisura interhemisfer (tanda panah terputus) dan kompresi ventrikel lateral. 3 epidural terkait dengan fraktur kranium, terutama di tulang temporal. 3 Gambaran hematoma epidural berupa massa hiperdens, ekstraaksial, bikonveks, berbentuk seperti lensa, terletak paling sering di regio temporoparietal, tidak melewati garis sutura, namun dapat melewati tentorium (Gambar 4-A). 3 Hematoma subdural Hematoma ini lebih sering dibandingkan hematoma epidural dan biasanya tidak terkait dengan fraktur kranium. 3 Hematoma subdural biasanya disebabkan oleh kerusakan bridging veins yang menyebabkan perdarahan di ruang antara duramater dan araknoid. Hematoma subdural akut memberikan gambaran lesi hiperdens berbentuk bulan sabit (konkaf) yang dapat melewati sutura dan masuk ke dalam fisura interhemisfer namun tidak melewati garis tengah. 3 Jika hematoma ini menjadi subakut atau darah bercampur cairan LCS, gambarannya bisa menjadi lesi isodens (terlihat berupa pergeseran sulkus). 3 Sedangkan hematoma subdural kronis (setelah 3 minggu) memberi gambaran hipodens (Gambar 6). 3 Perdarahan intraserebral Trauma pada point of impact (disebut coup injuries) dan trauma pada sisi berlawanan dari point of impact (disebut contrecoup injuries) sering terjadi setelah trauma. 3 Coup injuries sering disebabkan oleh robekan pada pembuluh darah kecil intraserebral. 3 Contrecoup injuries terjadi akibat peristiwa aselerasi-deselerasi saat otak didorong ke arah berlawanan dan membentur bagian dalam tulang tengkorak. 3 Mekanisme ini dapat menyebabkan kontusio serebral. 3 Kontusio hemoragik merupakan perdarahan terkait edema yang biasa ditemukan di lobus frontal inferior dan lobus temporal anterior pada atau dekat permukaan otak (Gambar 7). 3 Pada pemeriksaan CT scan, perdarahan intraserebral dapat berubah seiring waktu dan dapat tidak terlihat pada CT scan awal. 3 Berikut gambaran perdarahan intraserebral pada CT scan: Kontusio hemoragik tampak sebagai lesi hiperdens multipel, kecil dengan batas tegas di parenkim otak (Gambar 7-A). 3 Dapat dikelilingi oleh lingkaran hipodens dari edema. (Gambar 7-B). 3 Dapat terdapat perdarahan intraventrikel (Gambar 8). 3 Efek massa merupakan hal yang sering terjadi dan menimbulkan penekanan pada ventrikel, pergeseran ventrikel ke-3 dan septum pellucidum, sehingga menyebabkan kerusakan pembuluh darah dan otak yang berat. Pergeseran ini Gambar 7. Kontusio serebral. A, Kontusio serebral memberikan gambaran lesi hiperdens multipel di dalam parenkim otak (tanda panah putih). B, Kontusio (tanda panah hitam) biasanya dikelilingi oleh lingkaran hipodens yang berasal dari edema (tanda panah hitam putus-putus), dan terdapat efek massa yang ditunjukkan oleh hilangnya sisterna basalis ipsilateral (tanda panah putih putus-putus), pergeseran garis tengah (tanda panah putih) yang menggambarkan herniasi subfalcine, dan dilatasi dari temporal horn kontralateral (lingkaran putih). Terdapat hematoma luas pada scalp (tanda panah kuning). 3 Gambar 8. Perdarahan intraventrikel (tanda panah putih) Wilayah

4 disebut sebagai herniasi (Gambar 9). 3 Diffuse axonal injury (DAI) Gambaran DAI pada CT scan berupa perdarahan kecil (5-15 mm) di substansia alba, perbatasan substansia alba dan nigra di lobus frontal dan temporal, kadang di corpus callosum dan batang otak, sistem ventrikel dan sekitar mesensefalon. Namun demikian, DAI sering tidak terdeteksi pada pemeriksaan CT scan, sehingga pemeriksaan MRI tetap memegang peran besar dalam mendeteksi DAI. 7 Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI merupakan pilihan utama untuk mendeteksi kelainan intrakranial karena lebih sensitif dibandingkan CT scan. 3 Dalam trauma kepala, MRI berperan besar untuk mendeteksi adanya diffuse axonal injury (DAI). 3 DAI merupakan kerusakan akson menyeluruh yang menyebabkan kehilangan kesadaran mendadak dan koma selama lebih dari 6 jam. 5 Penyebab DAI biasanya terkait dengan akselerasi dan deselerasi cepat dari otak. Kerusakan akson ini dapat terjadi segera pada saat trauma (primer) atau beberapa menit sampai jam setelah kejadian (sekunder). 6 Bagian-bagian otak yang lebih rentan terhadap DAI adalah substansia alba di parasagital lobus frontal, lobus parietal (termasuk deep white matter), corpus callosum anterior dan posterior, ganglia basalis (termasuk kapsula interna), serebelum (termasuk middle cerebellar peduncle), dan pons (termasuk dorsolateral rostral brainstem). 6 Gambaran DAI pada MRI adalah sebagai berikut: Perdarahan petekie kecil tampak hiperintens pada gambaran T1-weighted images. 3 Gambaran yang paling sering ditemukan adalah area hiperintens multipel pada T2-weighted images di cervicomedullary junction pada lobus temporal dan parietal atau di corpus callosum (Gambar 10). 3 Gambar 9. Herniasi otak. A, Herniasi subfalcine muncul ketika otak supratentorial bersama dengan ventrikel lateral dan septum pellucidum, mengalami herniasi di bawah falks (tanda panah putih) dan bergeser melewati garis tengah ke arah berlawanan (tanda panah putus-putus). B, Herniasi transtentorial biasa terjadi saat hemisfer serebri bergeser ke bawah melalui insisura di bawah tentorium, menekan temporal horn ipsilateral dan menyebabkan dilatasi temporal horn kontralateral (tanda panah putih). Kedua gambar menunjukkan infark serebral luas dengan edema sitotoksik. 3 Gambar 10. Diffuse axonal injury pada MRI. Gambar ini didapatkan dengan menggunakan pulse sequence yang sama dengan T2, namun dengan menurunkan sinyal hiperintens dari cairan serebrospinal, sehingga meningkatkan penyengatan dari area edema. A dan B. Potongan axial mendemonstrasikan lesi multipel hiperintens di gray-white matter junction (tanda panah putih) dan di dalam bagian splenium dari corpus callosum (tanda panah hitam). 3 Sekuen lain pada MRI yang dapat membantu diagnosis cedera kepala adalah fluid attenuated inversion recovery (FLAIR). FLAIR merupakan pulse sequence yang meniadakan sinyal dari cairan serebrospinal sehingga gambaran hiperintens berkaitan dengan edema. 10 T2 weighted-mri khususnya FLAIRMRI Gambar 11. Gambaran MRI pada cedera kepala akut dan kronis

5 lebih sensitif untuk mendeteksi lesi traumatik dibandingkan CT scan. 8 Gradient-recalled echo (GRE) T2-weighted imaging dan susceptibility weighted imaging (SWI) sering digunakan untuk mengidentifikasi perdarahan yang tampak hipointens pada modalitas ini. Penggunaan tiga sekuen sering digunakan untuk men-diagnosis cedera kepala karena kemampuannya untuk menemukan kelainan tersembunyi; kombinasi T1, T2, FLAIR, dan SWI telah diketahui dapat membuat segmentasi dan model tiga dimensi pada edema dan perdarahan pada substansia alba dan nigra. Contoh gambaran MRI akut dan kronis pada cedera kepala ditunjukkan pada Gambar Gambaran SWI dapat dilihat pada Gambar Diffusion MRI juga memegang peranan besar dalam diagnosis cedera kepala karena kemampuannya untuk mendeteksi efek trauma pada struktur substansia alba. 10 Diffusion MRI lebih sensitif mendeteksi peningkatan kandungan air dibandingkan MRI konvensional. 7 Meskipun demikian, diffusion MRI tidak dapat menggantikan MRI konvensional dalam mendeteksi perdarahan minimal. 7 Diffusion Weighted Imaging (DWI) dapat mendeteksi trauma akson saat pulse sequence lain gagal. 7 DWI telah terbukti dapat mengindentifikasi shearing injury yang tidak terlihat pada T2/FLAIR, sehingga sangat berguna dalam evaluasi cedera kepala tertutup. 8 Gangguan pada jalur akson substansia alba dapat dideteksi secara dini melalui pemeriksaan Diffusion Tensor Imaging (DTI). 7 DTI memeriksa integritas jalur substansia alba dengan mengukur derajat dan arah difusi air. 8 DTI telah menjadi biomarker potensial untuk mendeteksi kelainan pada pasien cedera kepala ringan yang dengan pemeriksaan neuroimaging lain dinyatakan normal. Skala yang paling sering dipakai dalam DTI adalah fractional anisotropy (FA) yang mengukur orientasi dan integritas substansia alba. 9 Penurunan FA mengindikasikan degradasi dan diskontinuitas akson dengan bertambahnya kandungan air di antara jalur akson atau dalam ruang perivaskular khusunya pada corpus callosum. 9 Gambaran DTI dapat dilihat pada gambar Gambar 12. Potongan sagital (kiri) dan aksial (kanan) dari SWI pada otak normal. Area titik hitam menunjukkan pembuluh darah otak yang menyengat karena menggunakan SWI. 11 Gambar 13. Diffusion Tensor Images (DTI). Kiri: Map fractional anisotropy (FA). Area berwarna putih adalah area dengan anisotropy tinggi. Kanan: map orientasi warna. Difusi di arah kanan-kiri ditampilkan dengan warna merah, difusi di arah superior-inferior ditampilkan dengan warna biru, dan difusi di arah anterior-posterior ditampilkan dengan warna hijau. 11 Diffusion spectrum imaging (DSI) merupakan teknik terbaru yang membuat pemetaan arsitektur jaras saraf yang komplek menggunakan teknologi spektrum tiga dimensi. 10 Teknik ini sangat efektif bila dikombinasikan dengan CT/MRI untuk mengetahui efek cedera kepala terhadap struktur spesifik substansia alba dan mengindetifikasi abnormalitas yang tidak terdeteksi oleh modalitas lain. 10 Pada pasien cedera kepala anak, kombinasi T2, FLAIR, dan SWI memberikan hasil yang lebih akurat terhadap tingkat keparahan kerusakan substansia alba dan deteksi dampak lesi dibandingkan CT scan. 10 RINGKASAN Neuroimaging memegang peranan yang sangat besar dalam diagnosis cedera kepala. Jenis pemeriksaan berupa foto rontgen kranium, CT scan, dan MRI. Peranan foto rontgen dalam diagnosis cedera kepala sangat terbatas, yaitu hanya dapat digunakan untuk melihat adanya fraktur pada tulang tengkorak. CT scan merupakan pilihan pertama di unit gawat darurat. CT scan tanpa kontras sangat berguna untuk melihat perdarahan dan efek massa intrakranial. Kelainan yang dapat dilihat pada CT scan berupa fraktur kranium, hematoma epidural, subdural, dan perdarahan intraserebral. MRI lebih sensitif dibandingkan CT scan untuk menilai kelainan intrakranial khususnya mendeteksi diffuse axonal injury (DAI). Sekuen MRI yang sangat bermanfaat dalam mendiagnosis cedera kepala meliputi FLAIR, GER, SWI, dan diffusion MRI. 101

6 DAFTAr Pustaka: 1. Bob R, Andrew IR, David KM. Changing patterns in the epidemiology of traumatic brain injury. E-Jnl Nature Reviews Neurology [Internet] [cited 2016 June 14]; 9: Available from: 2. American College of Surgeons Commite On Trauma. ATLS. 9 th ed. Chicago; 2012(6).p William H. Learning radiology recognizing the basic. 3 rd ed. 2016;27: Fred AM. Essentials of radiology. 2 nd ed. Philadelphia: Saunders; Pawan M. Diffuse axonal injury: Pathological and clinical aspects. E-Jnl Forensic Research & Criminology International Journal [Internet] [cited 2016 June 23]; 1(4): Available from: 6. Tibor H, Safa AS. The significance of diffuse axonal injury: How to diagnose it and what does it tell us? E-Jnl Advances in Clinical Neuroscience & Rehabilitation [Internet] [cited 2016 June 23];8(2):16-8. Available from: 7. Sanjith S. Traumatic axonal injury in mild to moderate head injury an illustrated review. E-Jnl The Indian Journal of Neurotrauma [Internet] [cited 2016 June 23]; 8(2):71-5. Available from: 8. Cecilia VM, Robin AH, Maryse L, Liying Z, Katherine HT. Mild traumatic brain injury: Neuroimaging of sports-related concussion. E-Jnl Neuropsychiatry Clin Neurosci [Internet] [cited 2016 June 14];17(3): Available from: 9. Yuta A, Ryota I, Masataka G, Naoki Y, Hiroshi S. Diffusion tensor imaging studies of mild traumatic brain injury: A meta-analysis. E-Jnl J Neurol Neurosurg Psychiatry [Internet] [cited 2016 June 14]; 83(9): Available from: Andrei I, Bo Wa, Stephen RA, Marcel W, Danielle FP, Guido G, et al. Neuroimaging of structural pathology and connectomics in traumatic brain injury: Toward personalized outcome prediction. E-Jnl NeuroImage: Clinical [Internet] [cited 2016 June 14]; 1:1-17. Available from: article/pii/s ?np=y. 11. Shenton ME, Hamoda HM, Schneiderman JS, Bouix S, Pasternak O, Rathi Y, et al. A review of magnetic resonance imaging and diffusion tensor imaging findings in mild traumatic brain injury. E-Jnl Brain Imaging Behav [Internet] [cited 2016 February 7];6(2): Available from: watch?v=que597xbmk0. 102

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi

NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Neuroimaging merupakan salah satu peranan radiodiagnostik di bidang ilmu penyakit saraf.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan

Pendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan peralatan keselamatan sabuk pengaman, airbag, penggunaan helm batas kadar alkohol dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di kalangan anak muda di seluruh dunia, prediksi hasil saat masuk RS sangat

Lebih terperinci

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S

MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE. DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S MELAPORKAN HASIL CT SCAN KEPALA PADA PASIEN STROKE DR. PAGAN PAMBUDI, Sp.S PERAN CT SCAN Gold standard dalam diagnosis stroke Dapat dijumpai gambaran Stroke iskemik Infark emboli Stroke hemorragik Intraserebral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cedera kepala adalah trauma yang mengenai calvaria dan atau basis crania serta organ didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul

Lebih terperinci

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka

Tipe trauma kepala Trauma kepala terbuka TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,

Lebih terperinci

Author : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR

Author : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR Author : Olva Irwana, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr 0 CEDERA KEPALA 1. Definisi Cedera kepala adalah trauma mekanik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Trauma Kapitis Trauma kapitis adalah trauma mekanik terhadap kepala baik secara langsung ataupun tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologi yaitu gangguan

Lebih terperinci

DIFFUSE AXONAL INJURY AFTER TRAUMATIC BRAIN INJURY

DIFFUSE AXONAL INJURY AFTER TRAUMATIC BRAIN INJURY MAKALAH LENGKAP DIFFUSE AXONAL INJURY AFTER TRAUMATIC BRAIN INJURY Oleh : dr. I Komang Arimbawa, Sp.S DISAMPAIKAN DALAM ACARA ILMIAH SIMPOSIUM NEUROTRAUMA PERTEMUAN ILMIAH NASIONAL PERDOSSI SOLO NOPEMBER

Lebih terperinci

2. Ruda paksa luar yang mengenai bagian luar kepala (tengkorak) yang menjalar ke dalam otak.

2. Ruda paksa luar yang mengenai bagian luar kepala (tengkorak) yang menjalar ke dalam otak. Trauma kepala didefinisikan sebagai trauma non degenerative-non konginetal yang terjadi akibat ruda paksa mekanis eksteral yang mencederai kepala yang kemungkinan berakibat gangguan kognitif, fisik, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma merupakan penyebab kematian utama pada kelompok umur dibawah 45 tahun di negara maju dan di negara berkembang. Kepala juga merupakan bagian yang paling sering

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai mortalitas relative tinggi apakah penderita dioperasi atau tidak. Oleh karena itu

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai mortalitas relative tinggi apakah penderita dioperasi atau tidak. Oleh karena itu BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Perdarahan subdural akut (PSD akut ) merupakan salah satu penyakit bedah syaraf yang mempunyai mortalitas relative tinggi apakah penderita dioperasi atau tidak.

Lebih terperinci

DAI juga dapat dikelompokan berdasarkan gambaran histologisnya. 3

DAI juga dapat dikelompokan berdasarkan gambaran histologisnya. 3 Diffuse Axonal Injury Defenisi dan Etiologi Diffuse axonal injury adalah kerusakan otak yang difus karena akselerasi atau deselerasi. DAI terjadi karena akson mengalami tarikan atau robekan pada daerah

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Cedera Kepala Akibat Trauma Cedera kepala umumnya diklasifikasikan atas satu dari tiga sistem utama, yaitu: keparahan klinis, tipe patoanatomi dan mekanisme fisik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Cedera kepala merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab paling

Lebih terperinci

TANDA-TANDA RADIOLOGIK

TANDA-TANDA RADIOLOGIK Peranan Radiologik Pada Kelainan Otak dr. Susworo Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSCM, Jakarta PENDAHULUAN Pemeriksaan radiologi pada kelainan otak dapat dibagi atas : 1. Konvensional

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Struktur anatomi pada kepala terdiri dari: tengkorak, kulit kepala, otot kepala, otak, dan vaskularisasi otak (Peter, 2006). Tengkorak berfungsi sebagai pelindung otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma kepala (cedera kepala) adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi neurologis,

Lebih terperinci

TRAUMA KEPALA. DR. dr. David Gunawan, Sp.S (K)

TRAUMA KEPALA. DR. dr. David Gunawan, Sp.S (K) TRAUMA KEPALA DR. dr. David Gunawan, Sp.S (K) NERVOUS SYSTEM CENTRAL NERVOUS SYSTEM Brain /Cerebrum Telencephalon Cerebral Cortex Subcortical white matter Commissure Basal ganglia Diencephalon Cerebellum

Lebih terperinci

CT AND MRI WHICH IS THE BEST? dr. EDDY SUDIJANTO, Sp.Rad(K)

CT AND MRI WHICH IS THE BEST? dr. EDDY SUDIJANTO, Sp.Rad(K) CT AND MRI WHICH IS THE BEST? dr. EDDY SUDIJANTO, Sp.Rad(K) JADI KAPAN KITA MENGGUNAKAN CT ATAU MRI??? CT: Computed Tomography X ray DASAR CT AND MRI MRI: Magnetic Resonance Imaging medan magnet + radio

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk memperbaiki kerusakkan pada jaringan otak. 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk memperbaiki kerusakkan pada jaringan otak. 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Trauma kapitis. Trauma kapitis merupakan trauma pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak dengan

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian... 39

BAB III. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian... 39 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN...ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii MOTTO... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL...x DAFTAR LAMPIRAN... xi KATA PENGANTAR... xii PERNYATAAN...xiii

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG

LAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyakit dengan defisit neurologis permanen akibat perfusi yang tidak adekuat pada area tertentu di otak atau batang otak. Stroke dibagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi terutama dalam bidang transportasi mengakibatkan meningkatnya jumlah dan jenis kendaraan bermotor dan hal ini berdampak pada meningkatnya kasus

Lebih terperinci

TRAUMA KEPALA. Doni Aprialdi C Lusi Sandra H C Cynthia Dyliza C

TRAUMA KEPALA. Doni Aprialdi C Lusi Sandra H C Cynthia Dyliza C TRAUMA KEPALA Doni Aprialdi C11050165 Lusi Sandra H C11050171 Cynthia Dyliza C11050173 PENDAHULUAN Insidensi trauma kepala di USA sekitar 180-220 kasus/100.000 populasi (600.000/tahunnya) 10 % dari kasus-kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang cukup banyak dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan dengan begitu

Lebih terperinci

PRIMARY SURVEY. A : Airway, menjaga airway dengan control servikal (servical spine control) B : Breathing, menjga pernafasan dengan ventilasi

PRIMARY SURVEY. A : Airway, menjaga airway dengan control servikal (servical spine control) B : Breathing, menjga pernafasan dengan ventilasi PRIMARY SURVEY Pengertian Penilaian keadaan penderita dan prioritas terapi berdasarkan jenis perlukaan, tanda-tanda vital, dan mekanisme trauma. Pada penderita yang terluka parah, terapi9 yang di berikan

Lebih terperinci

HEAD INJURY Pendahuluan Insiden

HEAD INJURY Pendahuluan Insiden HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala masih menjadi penyebab utama dari morbiditas dan mortalitas di Amerika Serikat, meskipun sudah terjadi kemajuan dalam bidang ilmu kegawatdaruratan, perawatan intensif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper & BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian yang cukup tinggi dalam bidang neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena penderitanya

Lebih terperinci

Epidural Hematoma Epidural Hematoma Pendahuluan

Epidural Hematoma Epidural Hematoma Pendahuluan Epidural Hematoma Alokasi Waktu : 1 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Mampu menegakkan diagnosis dan penatalaksanaan awal pasien dengan epidural hematoma Tujuan Instruksional Khusus (TIK) :

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR

USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR HING THEDDY NIM : 1114028204 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

Cedera kepala merupakan salah satu

Cedera kepala merupakan salah satu Prediktor Klinis Perdarahan Intrakranial Traumatik pada Anak Msy Rita Dewi MS*, Irawan Mangunatmadja**, Yeti Ramli*** * Departemen IKA Divisi Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN : CEDERA KEPALA POST KRANIOTOMI HARI KE-2 DI RUANG SOFA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : WIJAYANTI

Lebih terperinci

GAMBARAN CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE

GAMBARAN CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE GAMBARAN CT SCAN KEPALA PADA PENDERITA CEDERA KEPALA RINGAN DI BLU RSUP Prof. Dr. R. D. KANDOU MANADO PERIODE 2012 2013 1 Miranda Esther Irene Manarisip 2 Maximillian Ch. Oley 2 Hilman Limpeleh 1 Kandidat

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN )

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN ) LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN ) Disusun oleh: Endri Normawati (2520142434 / 08) AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2016 LEMBAR PENGESAHAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cedera Kepala 2.1.1. Definisi Cedera kepala dapat disebut juga dengan head injury ataupun traumatic brain injury. Kedua istilah ini sebenarnya memiliki pengertian yang sedikit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan

BAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala traumatik merupakan masalah utama kesehatan dan sosial ekonomi di seluruh dunia (Ghajar, 2000; Cole, 2004). Secara global cedera kepala traumatik merupakan

Lebih terperinci

Primary Cerebellar Haemorrhage : Complications, Treatment and Outcome

Primary Cerebellar Haemorrhage : Complications, Treatment and Outcome Jurnal Bedah Saraf Primary Cerebellar Haemorrhage : Complications, Treatment and Outcome (Clinical Neurology and Neurosurgery Journal, Elsevier 2013) Oleh: Fadhilah Pembimbing: dr. Hanis Setyono, SpBS

Lebih terperinci

Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular

Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular Patofisiologi penurunan kesadaran: Kesadaran ditentukan oleh kondisi pusat kesadaran yang berada di kedua hemisfer serebri dan Ascending Reticular Activating System (ARAS). Jika terjadi kelainan pada kedua

Lebih terperinci

TUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA

TUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA TUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA Nindy OLEH : Maria Natalia Putri 115070107111078 Pembimbing : dr. Sri Budhi Rianawati, Sp.S PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Asuhan Keprawatan Cedera Kepala Agus K Anam,M.Kep

Asuhan Keprawatan Cedera Kepala Agus K Anam,M.Kep Asuhan Keprawatan Cedera Kepala Agus K Anam,M.Kep TERJADI TIAP 15 DETIK MATI TIAP 12 MENIT CEDERA KEPALA 50 % KEMATIAN PADA TRAUMA 60 % KEMATIAN AKIBAT KLL TATALAKSANA P R I M A R Y S U R V E Y A AIRWAY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup akibat meningkatnya pelayanan kesehatan dapat diperkirakan bahwa pada masa depan akan terjadi perubahan pola penyakit. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

Head Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail

Head Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail Head Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail Pengertian Menurut Irwana (2009), cedera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus. yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus. yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma kepala atau cedera kepala merupakan kasus yang sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Cedera kepala bisa terjadi pada semua orang tanpa kecuali, misalnya

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh: ADE SOFIYAN J500050044 Kepada : FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Fraktur Maksilofasial Cedera atau fraktur pada daerah wajah memiliki signifikansi yang tinggi karena berbagai alasan. Daerah wajah memberikan perlindungan terhadap kepala dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba

BAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba disebabkan oleh adanya gangguan perfusi ke otak. Manifestasi klinis dari stroke merupakan konsekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi

Lebih terperinci

REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER

REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER REFERAT SINDROM MILLARD GUBLER NAMA PEMBIMBING : Dr. Edi Prasetyo, Sp.S DISUSUN OLEH Adib Wahyudi (1102010005) Andhika Dwianto (1102010019) Arif Gusaseano (1102010033) Dianta Afina (1102010075) Gwendry

Lebih terperinci

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan.

Insidens Dislokasi sendi panggul umumnya ditemukan pada umur di bawah usia 5 tahun. Lebih banyak pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Dislokasi Sendi Panggul Dislokasi sendi panggul banyak ditemukan di Indonesia akibat trauma dan sering dialami oleh anak-anak. Di Negara Eropa, Amerika dan Jepang, jenis dislokasi sendi panggul yang sering

Lebih terperinci

Sinonim: Head injuri=cedera kepala=trauma kapitis=trauma kranioserebral=traumatic brain injury Cedera kepala merupakan cedera mekanik terhadap kepala

Sinonim: Head injuri=cedera kepala=trauma kapitis=trauma kranioserebral=traumatic brain injury Cedera kepala merupakan cedera mekanik terhadap kepala Sinonim: Head injuri=cedera kepala=trauma kapitis=trauma kranioserebral=traumatic brain injury Cedera kepala merupakan cedera mekanik terhadap kepala baik secara langsung maupun tidak langsung yang menyebabkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA SEDANG

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA SEDANG LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CEDERA KEPALA SEDANG A. Pengertian Cedera Kepala Cidera kepala adalah kerusakan neurologis yang terjadi akibat adanya trauma pada jaringan otak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Foramen Mentale Foramen mentale adalah suatu saluran terbuka pada korpus mandibula. Melalui foramen mentale dapat keluar pembuluh darah dan saraf, yaitu arteri, vena

Lebih terperinci

Hubungan antara fraktur maksilofasial dengan terjadinya lesi intrakranial

Hubungan antara fraktur maksilofasial dengan terjadinya lesi intrakranial Hubungan antara fraktur maksilofasial dengan terjadinya lesi intrakranial Anton Tanuhendrata Mendy Hatibie Maximillian Ch. Oley Eko Prasetyo Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas. Di Inggris misalnya, setiap tahun sekitar 100.000 kunjungan pasien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap tahunnya dan orang membutuhkan rawat inap untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap tahunnya dan orang membutuhkan rawat inap untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala mengenai hampir 1,5 juta orang di Amerika Serikat setiap tahunnya dan 240.000 orang membutuhkan rawat inap untuk pengobatan trauma mereka (Frey et al.,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. bedah pada anak yang paling sering ditemukan. Kurang lebih BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekitar 5%-10% dari seluruh kunjungan di Instalasi Rawat Darurat bagian pediatri merupakan kasus nyeri akut abdomen, sepertiga kasus yang dicurigai apendisitis didiagnosis

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEJANG PASCA TRAUMA

MANAJEMEN KEJANG PASCA TRAUMA Dipresentasikan pada: Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan (P2B2) XIII-2016 Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI) Lampung MANAJEMEN KEJANG PASCA TRAUMA DR.Dr.M.Z. Arifin,Sp.BS Department

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Diperkirakan insidensinya lebih dari 500 per 100.000 populasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN GLASGOW COMA SCALE DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE BERDASARKAN LAMA WAKTU TUNGGU OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN EPIDURAL

HUBUNGAN GLASGOW COMA SCALE DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE BERDASARKAN LAMA WAKTU TUNGGU OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN EPIDURAL Majalah Kedokteran Andalas, Vol. 39, No.2, Agustus 2016, hal. 50-57 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id Artikel Penelitian HUBUNGAN GLASGOW COMA SCALE DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE BERDASARKAN LAMA WAKTU TUNGGU

Lebih terperinci

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA Fraktur tibia umumnya dikaitkan dengan fraktur tulang fibula, karena gaya ditransmisikan sepanjang membran interoseus fibula. Kulit dan jaringan subkutan sangat tipis pada bagian

Lebih terperinci

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH

MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH Topik : Bedah saraf Judul : Cedera Kepala ( 3b) Tujuan pembelajaran Kognitf II. 1. Menjelaskan anatomi kepala 2. Menjelaskan patogenesa cedera kepala 3. Menjelaskan diagnosis

Lebih terperinci

CIDERA KEPALA Pengertian 2. Etiologi Patofisiologi

CIDERA KEPALA Pengertian 2. Etiologi Patofisiologi 1. Pengertian Trauma kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung pada kepala. Suatu gangguan

Lebih terperinci

Cedera kepala merupakan salah satu

Cedera kepala merupakan salah satu Artikel Asli Karakteristik Klinis Trauma Kepala pada Anak di RS Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Msy Rita Dewi MS,* Irawan Mangunatmadja,** Yeti Ramli*** * Bagian Neurologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas

Lebih terperinci

Gambaran cedera kepala yang menyebabkan kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP Prof Dr. R. D. Kandou periode Juni Juli 2016

Gambaran cedera kepala yang menyebabkan kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP Prof Dr. R. D. Kandou periode Juni Juli 2016 Gambaran cedera kepala yang menyebabkan kematian di Bagian Forensik dan Medikolegal RSUP Prof Dr. R. D. Kandou periode Juni 2015 - Juli 2016 1 Astrid C. Awaloei 2 Nola T. S. Mallo 2 Djemi Tomuka 1 Kandidat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengkonsumsi jumlah besar dari volume darah yang beredar. Seperenam dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Otak Rata-rata otak manusia dewasa terdiri dari 2% berat badan tubuh, dengan kisaran 1,2-1,4 kg. Otak merupakan organ yang sangat vital, dan sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Meningioma merupakan neoplasma intracranial extraaxial yang paling banyak ditemukan. Pada populasi dewasa sekitar 30% dari tumor sistem saraf pusat, sedangkan

Lebih terperinci

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM

TRAUMA MUKA DAN DEPT. THT FK USU / RSHAM TRAUMA MUKA DAN HIDUNG DEPT. THT FK USU / RSHAM PENDAHULUAN Hidung sering fraktur Fraktur tulang rawan septum sering tidak diketahui / diagnosis hematom septum Pemeriksaan dapat dilakukan dengan palpasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu,

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke dan penyakit jantung adalah penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia. Prevalensi stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, stroke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. STROKE PERDARAHAN INTRASEREBRAL II.1.1 Definisi Stroke adalah tanda-tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global), dengan gejala-gejala

Lebih terperinci

II. Tinjauan Pustaka

II. Tinjauan Pustaka Analisa Citra Medis Pada Pasien Stroke dengan Metoda Peregangan Kontras Berbasis ImageJ Budiani Destyningtias, Andi Kurniawan Nugroho, Sri Heranurweni Jurusan Teknik Elektro Universitas Semarang destyningtias@usm.ac.id;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui. di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui. di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah satu penyebab kematian utama dikisaran usia produktif. (Japardi,

Lebih terperinci

Gambaran Penderita Trauma Kepala di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode Januari Desember 2014

Gambaran Penderita Trauma Kepala di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode Januari Desember 2014 Ibnu Nafis, Juni 217, hlm 15-23 Vol. 6, No. 1 ISSN 2252-687 Gambaran Penderita Trauma Kepala di Rumah Sakit Umum Haji Medan Periode Januari Desember 21 Khoirunnisa Siregar,*Tri Makmur *Dosen Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif (Japardi, 2004). Secara global insiden cedera kepala meningkat dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif (Japardi, 2004). Secara global insiden cedera kepala meningkat dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang sering ditemui di Instalasi Rawat Darurat. Cedera kepala adalah salah satu penyebab kematian utama dikisaran usia produktif (Japardi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi. 50 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. RUANG LINGKUP PENELITIAN Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf dan radiologi. 3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Tempat : bangsal saraf dan bedah saraf RSUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan masalah kesehatan, sosial, ekonomi yang penting di seluruh dunia dan merupakan penyebab utama kematian dan disabilitas permanen pada usia dewasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

Hubungan antara skala skor FOUR dan CT Marshall dengan penilaian GCS pada penderita cedera otak akibat trauma

Hubungan antara skala skor FOUR dan CT Marshall dengan penilaian GCS pada penderita cedera otak akibat trauma Hubungan antara skala skor FOUR dan CT Marshall dengan penilaian GCS pada penderita cedera otak akibat trauma Jemmy Matoha Eko Prasetyo Maximillian Ch. Oley Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kecelakaan lalu lintas 2.1.1. Definisi Kecelakaan adalah serangkaian peristiwa dari kejadian-kejadian yang tidak terduga sebelumnya, dan selalu mengakibatkan kerusakan pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala baik secara langsung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala baik secara langsung BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Cedera Kepala Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala baik secara langsung atau tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan

Lebih terperinci

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA

DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA DIAGNOSIS STROKE HEMORAGIK DENGAN ALGORITMA STROKE GAJAH MADA Dibuat oleh: Indah Widyasmara,Modifikasi terakhir pada Mon 23 of Aug, 2010 [00:17 UTC] ABSTRAK stroke adalah gangguan fungsional otak yang

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan

BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID. Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan BAB 3 GAMBARAN RADIOGRAFI KALSIFIKASI ARTERI KAROTID Tindakan membaca foto roentgen haruslah didasari dengan kemampuan seorang dokter gigi untuk mengenali anatomi normal rongga mulut, sehingga jika ditemukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan telah meningkatkan usia harapan hidup. Usia harapan hidup di Indonesia tahun 2000 mencapai 67 tahun dan jumlah populasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. detik seseorang akan terkena stroke. 6 Sementara di Inggris lebih dari. pasien stroke sekitar milyar dolar US per tahun. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Stroke menurut World Health Organization (WHO) 1995 adalah suatu gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan merupakan suatu hal yang paling penting. Dengan hidup sehat kita dapat melakukan segala hal, sehat tidak hanya sehat jasmani saja namun juga sehat

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab terbanyak cedera

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat 46 BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan study prognostik dengan desain kohort. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat yang dirawat

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013).

BAB I PENDAHULUAN` gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung. stroke hemoragik (American Heart Association, 2013). BAB I PENDAHULUAN` A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan salah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, A. 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecelakaan lalu lintas (Mansjoer, A. 2011). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Cedera kepala merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan utama pada kelompok usia produktif dan sebagian besar terjadi akibat kecelakaan lalu lintas (Mansjoer,

Lebih terperinci

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis

Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Instabilitas Spinal dan Spondilolisthesis Akhmad Imron*) Departemen Bedah Saraf FK.Unpad/RSHS Definisi Instabilitas Spinal : adalah hilangnya kemampuan jaringan lunak pada spinal (contoh : ligamen, otot

Lebih terperinci

BAB 2 PERSIAPAN REKONSTRUKSI MANDIBULA. mandibula berguna dalam proses pembicaraan, mastikasi, penelanan dan juga

BAB 2 PERSIAPAN REKONSTRUKSI MANDIBULA. mandibula berguna dalam proses pembicaraan, mastikasi, penelanan dan juga BAB 2 PERSIAPAN REKONSTRUKSI MANDIBULA Rekonstruksi mandibula masih merupakan tantangan yang kompleks. Tulang mandibula berguna dalam proses pembicaraan, mastikasi, penelanan dan juga dukungan jalan pernafasan.

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun

BAB II. Tinjauan Pustaka. 1. Tinjauan Pustaka. Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan. fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun BAB II Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan Pustaka 1.1. Definisi Stroke Definisi stroke menurut WHO adalah suatu gangguan fungsional otak dengan tanda dan gejala fokal maupun global, yang terjadi secara mendadak,

Lebih terperinci

TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS

TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 NOMOR 01 DESEMBER 2016] TRANSCRANIAL DOPPLER PADA SEREBRAL ARTERIOVENOUS MALFORMATION LAPORAN KASUS Esdras Ardi Pramudita Bagian Neurologi, RS Panti Rapih, Yogyakarta Korespondensi:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kausanya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan kausanya digolongkan nyeri kepala primer dan nyeri kepala 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Nyeri kepala adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan di seluruh daerah kepala batas bawah dari dagu sampai ke belakang kepala. Berdasarkan kausanya digolongkan

Lebih terperinci

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)

BAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) terhadap 46 orang responden pasca stroke iskemik dengan diabetes mellitus terhadap retinopati diabetika dan gangguan

Lebih terperinci