BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang
|
|
- Bambang Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Cedera Kepala Akibat Trauma Cedera kepala umumnya diklasifikasikan atas satu dari tiga sistem utama, yaitu: keparahan klinis, tipe patoanatomi dan mekanisme fisik. Saat ini, kriteria utama untuk inklusi pada uji klinis cedera kepala akibat trauma adalah Glasgow Coma Scale (GCS), skala klinis yang menilai tingkat kesadaran setelah cedera kepala (Kauvar, 2005). Disebut cedera kepala ringan bila skor GCS 13 sampai 15, cedera kepala sedang bila skor GCS 9 sampai 12 dan berat bila skor GCS 3 sampai 8 (Hymel, 1997) Klasifikasi patoanatomi menyebutkan lokasi atau gambaran anatomi dari kelainan yang menjadi target terapi. Dari bagian luar kepala sampai kedalam, tipe cedera meliputi laserasi scalp dan kontusio, fraktur tulang tengkorak, perdarahan epidural, sub dural dan subarahnoid (Kauvar, 2005). Klasifikasi umum bergantung pada letak perdarahan terhadap dura dan otak. Perdarahan dapat berupa ekstradural, subdural dan intra serebral. Namun sering kali suatu perdarahan terjadi pada lebih dari satu sisi intracranial (Saatman, 2005). 2.2 Tatalaksana perdarahan otak akibat trauma Aspek kunci dalam tatalaksana pasien dengan trauma kepala meliputi pemeriksaan klinis yang akurat terhadap cedera neurologis dan cedera lainnya, menentukan proses patologis yang terlibat dan konsep bahwa perubahan tanda neurologis menunjukkan suatu progresifitas atau perubahan dalam proses patologis. Tatalaksana segera pada lokasi cedera meliputi jalan nafas yang adekuat, ventilasi, resusitasi sirkulasi yang esensial, pengobatan pertama untuk cedera lainnya dan rujukan ke rumah sakit. hal ini penting untuk mencegah hipoksia dan hipotensi yang akan menyebabkan cedera otak lebih lanjut. Setelah pemeriksaan klinis dan radiologis, penatalaksanaan selanjutnya bergantung pada kelainan patologis intrakranial dan luas cedera neurologis (Saatman, 2005)
2 Hematoma epidural Indikasi pembedahan pada hematoma epidural adalah: hematoma epidural lebih dari 30cm 3 tanpa memperdulikan skor GCS pasien. Hematoma epidural kurang dari 30cm 3 dan dengan ketebalan kurang dari 15 mm dan midline shift (MLS) kurang dari 5 mm pada pasien dengan skor GCS lebih dari 8 tanpa defisit fokal dapat ditatalaksana tanpa operasi dengan computed tomographic (CT)scanning serial dan observasi neurologis di senter bedah saraf. Sangat dianjurkan agar evakuasi pembedahan dilakukan sesegera mungkin pada pasien dengan hematoma epidural akut dengan koma ( skor GCS < 9 ) dengan anisokor (Bullock, 2010). Hematoma subdural Hematoma subdural akut dengan ketebalan lebih dari 10 mm atau midline shift lebih dari 5 mm pada CT scan harus dievakuasi dengan pembedahan, tanpa meperhatikan skor GCS pasien. Pemantauan tekanan intracranial harus dilakukan pada semua pasien dengan hematoma subdural akut yang koma (skor GCS < 9). Pada pasien koma (skor GCS < 9) dengan ketebalan hematoma subdural kurang dari 10 mm dan midline shift kurang dari 5 mm harus dilakukan evakuasi pembedahan jika skor GCS menurun 2 atau lebih dan/atau dijumpai pupil asimetri atau fixed dan dilatasi dan/atau tekanan intracranial (TIK) melebihi 20 mmhg. Pada pasien hematoma subdural akut dengan indikasi pembedahan, evakuasi pembedahan seharusnya dilakukan sesegera mungkin. Jika evakuasi pembedahan pada pasien koma diindikasikan, hal ini seharusnya dilakukan dengan kraniotomi, dengan atau tanpa bone flap removal dan duraplasti (Bullock, 2010)
3 Hematoma intraserebral Hematoma intraserebral yang luas harus dievakuasi, kecuali jika status neurologipasien membaik. Hematoma intraserebral yang kecil, terutama jika multipel, tidak dievakuasi, namun klinisi harus waspada terhadap kemungkinan meluasnya dan memerlukan evakuasi. 2.3 Koagulopati pada cedera kepala Otak mengandung faktor jaringan (tissue factor) dengan jumlah yang besar. Tissue factor ini dilepaskan ke sirkulasi apabila terjadi kerusakan (disrupsi) sawar darah otak (Blood-brain barrier). Pelepasan tissue factor ini ke sirkulasi akan mengaktifkan jalur koagulasi ekstrinsik. (Hulka, 1996; Bredbacka, 1994) D-dimer merupakan fibrin degradation product (FDP), yang merupakan fragmen protein yang terdapat di dalam darah setelah terjadi pembekuan darah yang nantinya akan dihancurkan (didegradasi) melalui proses fibrinolisis. Protein ini dinamakan demikian karena mengandung ikatan yang terhubung dengan fragmen D pada protein fibrinogen. Beberapa penelitian menghasilkan suatu hipotesis dimana semakin besar proses koagulasi intravaskular terjadi berbanding lurus dengan jumlah jaringan otak yang mengalami kerusakan (disrupsi) akibat cedera otak. (Hulka, 1996; Bredbacka, 1994; Scherer, 1998; Stein 1992) Penilaian prognosis yang umumnya digunakan pada penelitian terhadap penderita cedera kepala berat, didasari dengan gambaran CT-scan, pemeriksaan marker-marker/ faktorfaktor koagulopati, dan berdasarkan pemeriksaan klinis neurologis. Beberapa penelitian juga melaporkan bahwa pemeriksaan kadar D-dimer sensitif dan cukup baik untuk menilai indikator prognosis cedera kepala. (Raabe 1998; Woertgen 1999) Takahashi et al melaporkan hasil penelitiannya bahwa peningkatan kadar D-dimer sebesar dua kali atau tiga kali dibandingkan kadar normal, maka 92% penderita cedera kepala
4 akan mengalami kematian berapapun tingkat kesadaran penderita tersebut pada waktu masuk rumah sakit. Kadar D-dimer < 1000 µg/l memiliki outcome yang baik (favorable) pada penderita kepala. D-dimer > 1000 µg/l menunjukan outcome yang buruk (grave outcome), baik pada penderita trauma maupun yang non trauma (Takahashi H, 1997) Hubungan yang signifikan antara GCS dengan outcome klinis penderita yang mengalami DIC telah dilaporkan dalam suatu penelitian. (Beeker, 1999). Bredbacka et al juga melakukan penelitian mengenai kadar fibrin, D-dimer dan AT pada trauma tulang tengkorak. Ia melaporkan bahwa kadar fibrin dan D-dimer yang meningkat serta penurunan kadar AT pada penderita tersebut pada waktu masuk memiliki prognosis yang buruk. (Bredbacka, 1994). Bayir et al dalam penelitiannya melaporkan bahwa kadar PT, PTT, FDP dan D-dimer bermanfaat dalam menentukan prognosis pada penderita cedera kepala dalam onset 3 jam pertama. (Bayir, 2006) D-dimer telah diketahui meningkat kadarnya pada kerusakan otak. Kadar D-dimer setelah cedera kepala 3.98 ± 2.76 mg/l (p<0.001), setelah operasi tumor otak 3.38 ± 2.59 mg/l (p<0.005), setelah stroke iskemik 1.81 ± 1.44 mg/l (p<0.01) dan pada stroke hemoragik 1.20 ± 0.83 mg/l (p<0.05). Nilai kontrol D-dimer 0.56 ± 0.10 mg/l. (Antovic, 1998). Kuo et al melaporkan bahwa kadar D-dimer pada traumatic ICH lebih tinggi daripada kontrol (2984 vs 256 µg/l; p = 0.001). Dalam penelitian juga disimpulkan bahwa GCS, midline shift pada CT scan, refleks pupil, dan GOS yang dinilai pada 3 bulan setelah onset berkorelasi signifikan terhadap kadar D-dimer yang tinggi pada penderita trauma (individual P < 0.001), dan temuan ini tidak terjadi pada kelompok non-trauma. (Kuo, 2007) Kelemahan pada penelitian ini adalah laporan dari pengamatan yang dilakukan oleh Nanzaki dan Kemmotsu yang melaporkan bahwa perubahan koagulofibrinolitik akibat cedera kepala tidak berbeda dengan kelompok penderita trauma yang tidak disertai trauma kepala. Pengamatan ini dilakukan dengan jumlah sampel yang sedikit, yakni terhadap 5 penderita
5 cedera kepala dan 11 penderita trauma yang tidak mengalami cedera kepala. (Nanzaki, 1999). Kelemahan berikutnya dari penelitian ini adalah bahwa pelepasan katekolamin akan memperburuk proses tejadinya disseminated intravascular coagulopathy (DIC) sehingga memperburuk cedera otak yang disebabkan trauma kepala (Kearney, 1992) Skor GOS yang akan dinilai untuk menentukan prognosis pada kelompok penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) meninggal; (2) persistent vegetative state; (3) severe disability (conscious but disabled); (4) moderate disability (disabled but independent); dan (5) good recovery. Skor 4-5 disebut sebagai outcome yang baik (favorable), sedangkan skor 1-3 disebut sebagai outcome yang buruk (unvaforable). 2.4 Kerangka Teori Cedera kepala sedang yang tidak dilakukan tindakan operasi - tissue factor - respon inflamasi - letak dan luas perdarahan - usia - penyakit penyerta - penatalaksanaan aktivasi kaskade koagulasi - kadar D-dimer Tingkat keparahan
6 2.5 Kerangka Konsep Penderita cedera kepala sedang (GCS 9-13) Memenuhi kriteria inklusi: - Usia tahun - onset < 48 jam - tidak memiliki riwayat penggunaan antikoagulan - tidak memiliki indikasi operasi bedah syaraf Dilakukan pengambilan sampel D-Dimer serum Dilakukan penilaian GOS setelah penderita dipulangkan atau meninggal Data analisis untuk mengetahui kebenaran hipotesis: apakah diperoleh hubungan antara kadar D- Dimer dengan prognosis penderita cedera kepala sedang yang tidak dilakukan operasi
BAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Cedera kepala merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trauma merupakan penyebab kematian utama pada kelompok umur dibawah 45 tahun di negara maju dan di negara berkembang. Kepala juga merupakan bagian yang paling sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Diperkirakan insidensinya lebih dari 500 per 100.000 populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk pengambilan keputusan klinis, alokasi sumber daya dan
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Traumatic Brain Injury (TBI) merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas di kalangan anak muda di seluruh dunia, prediksi hasil saat masuk RS sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul gangguan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cedera kepala adalah trauma yang mengenai calvaria dan atau basis crania serta organ didalamnya dimana kerusakan disebabkan gaya mekanik dari luar sehingga timbul
Lebih terperinciLampiran 1. Medan, 2013 Yang membuat pernyataan persetujuan. penjelasan. dr... Universitas Sumatera Utara
Persetujuan Setelah Penjelasan (PSP) Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :.. Umur : tahun L / P Alamat :.... Hubungan dengan pasien : Bapak/Ibu/anak/hubungan kerabat lainnya Dengan ini menyatakan
Lebih terperinciPendahuluan. Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan
HEAD INJURY Pendahuluan Cedera kepala penyebab utama morbiditas dan mortalitas Adanya berbagai program pencegahan peralatan keselamatan sabuk pengaman, airbag, penggunaan helm batas kadar alkohol dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke secara nyata menjadi penyebab kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Di Amerika Serikat menjadi penyebab kematian peringkat ketiga dan penyebab utama kecacatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. traumatik merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada anak-anak dan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala traumatik merupakan masalah utama kesehatan dan sosial ekonomi di seluruh dunia (Ghajar, 2000; Cole, 2004). Secara global cedera kepala traumatik merupakan
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. mempunyai mortalitas relative tinggi apakah penderita dioperasi atau tidak. Oleh karena itu
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pendahuluan Perdarahan subdural akut (PSD akut ) merupakan salah satu penyakit bedah syaraf yang mempunyai mortalitas relative tinggi apakah penderita dioperasi atau tidak.
Lebih terperinciMODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH
MODUL KEPANITERAAN KLINIK BEDAH Topik : Bedah saraf Judul : Cedera Kepala ( 3b) Tujuan pembelajaran Kognitf II. 1. Menjelaskan anatomi kepala 2. Menjelaskan patogenesa cedera kepala 3. Menjelaskan diagnosis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena penderitanya sebagian besar orang muda, sehat dan produktif (Ropper &
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu kasus penyebab kecacatan dan kematian yang cukup tinggi dalam bidang neurologi dan menjadi masalah kesehatan oleh karena penderitanya
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat
46 BAB 3 METODE PENELITIAN 3. 1 Desain penelitian Penelitian ini merupakan study prognostik dengan desain kohort. Pengambilan data primer dari pasien cedera kepala tertutup derajat sedang berat yang dirawat
Lebih terperinciUSULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR
USULAN PENELITIAN HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DAN OUTCOME PASIEN EPIDURAL HEMATOMA PASCA TREPANASI EVAKUASI HEMATOMA DI RSUP SANGLAH DENPASAR HING THEDDY NIM : 1114028204 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang meninggal akibat trauma. Di antara trauma - trauma yang terjadi, trauma maksilofasial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Segala aspek yang berkaitan dengan trauma mempunyai kepentingan yang tinggi di dunia karena merupakan penyebab utama kematian. Menurut Krug (2000),setiap hari sekitar
Lebih terperinciJon Hadi 1, Syaiful Saanin 2, Erkadius 3 Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Andalas / RS M.Djamil Padang
PENGARUH KOAGULOPATI TERHADAP GLASGOW OUTCOME SCALE PENDERITA CEDERA KEPALA BERAT YANG TIDAK MEMPUNYAI INDIKASI OPERASI Jon Hadi 1, Syaiful Saanin 2, Erkadius 3 Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya usia harapan hidup menyebabkan ditemukannya berbagai penyakit pada usia lanjut yang semakin meningkat seperti penyakit degeneratif dan sistemik. Penyakit
Lebih terperinciTRAUMA KEPALA. Doni Aprialdi C Lusi Sandra H C Cynthia Dyliza C
TRAUMA KEPALA Doni Aprialdi C11050165 Lusi Sandra H C11050171 Cynthia Dyliza C11050173 PENDAHULUAN Insidensi trauma kepala di USA sekitar 180-220 kasus/100.000 populasi (600.000/tahunnya) 10 % dari kasus-kasus
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan penyakit dengan defisit neurologis permanen akibat perfusi yang tidak adekuat pada area tertentu di otak atau batang otak. Stroke dibagi
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN DENGAN KASUS CKR (Cedera Kepala Ringan) DI RUANG ICU 3 RSUD Dr. ISKAK TULUNGAGUNG A. DEFINISI CKR (Cedera Kepala Ringan) merupakan cedera yang dapat mengakibatkan kerusakan
Lebih terperinciAsuhan Keprawatan Cedera Kepala Agus K Anam,M.Kep
Asuhan Keprawatan Cedera Kepala Agus K Anam,M.Kep TERJADI TIAP 15 DETIK MATI TIAP 12 MENIT CEDERA KEPALA 50 % KEMATIAN PADA TRAUMA 60 % KEMATIAN AKIBAT KLL TATALAKSANA P R I M A R Y S U R V E Y A AIRWAY
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Struktur anatomi pada kepala terdiri dari: tengkorak, kulit kepala, otot kepala, otak, dan vaskularisasi otak (Peter, 2006). Tengkorak berfungsi sebagai pelindung otak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. intelektual serta gangguan fungsi fisiologis lainnya. Hal ini disebabkan oleh karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi terutama dalam bidang transportasi mengakibatkan meningkatnya jumlah dan jenis kendaraan bermotor dan hal ini berdampak pada meningkatnya kasus
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN )
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Tn.S Dengan CKR ( CIDERA KEPALA RINGAN ) Disusun oleh: Endri Normawati (2520142434 / 08) AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO YOGYAKARTA 2016 LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cedera atau trauma adalah permasalahan yang berkembang dengan tiga penyebab utama kematian secara global. Tiga hal tersebut adalah kecelakaan lalu lintas, pembunuhan
Lebih terperinciALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA ALGORITMA PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA RINGAN Definisi : penderita sadar dan berorientasi (GCS 14-15) Riwayat : Nama, umur, jenis kelamin, ras, pekerjaan Mekanisme cedera
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cedera otak traumatik 2.1.1. Defenisi cedera otak traumatik Istilah cedera kepala (Head Injury), trauma kapitis adalah cedera yang mengenai bukan hanya jaringan otak tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan salah satu penyebab utama kematian pada kasus-kasus kecelakaan lalu lintas. Di Inggris misalnya, setiap tahun sekitar 100.000 kunjungan pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fungsi psikososial, dengan disertai penurunan atau hilangnya kesadaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Traumatik brain injury (cedera otak traumatik/cot) yang umumnya didefinisikan dengan adanya kelainan non degeneratif dan non congenital yang terjadi pada otak, sebagai
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA STATUS GLASSGOW COMA SCALE DENGAN ANGKA LEUKOSIT PADA PASIEN TRAUMA KEPALA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD Dr MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Oleh: ADE SOFIYAN J500050044 Kepada : FAKULTAS
Lebih terperinciAuthor : Olva Irwana, S. Ked. Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau Files of DrsMed FK UR
Author : Olva Irwana, S. Ked Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 Files of DrsMed FK UR http://www.yayanakhyar.co.nr 0 CEDERA KEPALA 1. Definisi Cedera kepala adalah trauma mekanik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011).
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan ancaman terbesar menimbulkan kecacatan dalam kehidupan manusia (Misbach, 2011). Stroke merupakan penyebab
Lebih terperinciTUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA
TUGAS PENGAYAAN KEPANITRAAN KLINIK MADYA LABORATORIUM NEUROLOGI AMNESIA PASCA TRAUMA Nindy OLEH : Maria Natalia Putri 115070107111078 Pembimbing : dr. Sri Budhi Rianawati, Sp.S PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan salah satu sumber penyebab gangguan otak pada usia masa puncak produktif dan menempati urutan kedua penyebab kematian sesudah penyakit jantung pada
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA TN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERSYARAFAN : CEDERA KEPALA POST KRANIOTOMI HARI KE-2 DI RUANG SOFA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : WIJAYANTI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi bedah atau membawa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke merupakan suatu sindrom yang ditandai gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak yang berkembang dengan sangat cepat berlangsung lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala masih menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada populasi dunia berumur dibawah 45 tahun (Werner & Engelhard, 2007). Penyebab terbanyak cedera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke memiliki serangan akut yang dapat dengan cepat menyebabkan kematian. Penderita stroke mengalami defisit neurologis fokal mendadak dan terjadi melebihi dari 24
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tujuan untuk memperbaiki kerusakkan pada jaringan otak. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Trauma kapitis. Trauma kapitis merupakan trauma pada kepala yang dapat menyebabkan kerusakan kompleks di kulit kepala, tulang tempurung kepala, selaput otak dengan
Lebih terperinciBAB 3 METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf. RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Desember 2006 Juli 2007
50 BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Syaraf 3.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di Bangsal Rawat Inap UPF Penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang tidak hanya di hadapi negara maju, tapi juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab kematian
Lebih terperinciABSTRAK. Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar
ABSTRAK Validitas Faktor-Faktor Resiko Kematian dalam 14 Hari pada Pasien Cidera Kepala Berat di RSUP Sanglah Denpasar Latar Belakang : Pasien dengan trauma kepala memerlukan penegakan diagnosis sedini
Lebih terperinciFaktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Outcome. Pasien Pasca Operasi Hematoma Epidural ( EDH )
Penelitian Akhir Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Outcome Pasien Pasca Operasi Hematoma Epidural ( EDH ) Oleh : Charlie Dicky Arnold Pembimbing dr. H. Syaiful Saanin, SpBS Dr. dr. H. Hafni Bachtiar,
Lebih terperinciHUBUNGAN GLASGOW COMA SCALE DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE BERDASARKAN LAMA WAKTU TUNGGU OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN EPIDURAL
Majalah Kedokteran Andalas, Vol. 39, No.2, Agustus 2016, hal. 50-57 http://jurnalmka.fk.unand.ac.id Artikel Penelitian HUBUNGAN GLASGOW COMA SCALE DENGAN GLASGOW OUTCOME SCALE BERDASARKAN LAMA WAKTU TUNGGU
Lebih terperincie) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/
e) Faal hati f) Faal ginjal g) Biopsi endometrium/ mikrokuretae 15. Kehamilan FIT jika: 6 minggu setelah melahirkan Pemeriksaan : a) USG b) Pregnancy test (HCG test) 16. Operasi ginekologi FIT setelah
Lebih terperinciPENGARUH KOAGULOPATI TERHADAP GLASGOW OUTCOME SCALE PENDERITA CEDERA KEPALA BERAT DENGAN GAMBARAN CT SCAN DIFFUSE INJURY
PENGARUH KOAGULOPATI TERHADAP GLASGOW OUTCOME SCALE PENDERITA CEDERA KEPALA BERAT DENGAN GAMBARAN CT SCAN DIFFUSE INJURY THE INFLUENCE OF COAGULOPATHY ON GLASGOW OUTCOME SCALE IN SEVERE HEAD INJURY PATIENT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepsis dan syok sepsis merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di intensive care unit (ICU), mengakibatkan kematian lebih dari 30% pada 28 hari pertama
Lebih terperinciNEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi
NEUROIMAGING Fadel Muhammad Garishah Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Neuroimaging merupakan salah satu peranan radiodiagnostik di bidang ilmu penyakit saraf.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein terlarut, yang dapat. ditemukan di dalam plasma, dengan berat molekul 340 kda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fibrinogen merupakan suatu glikoprotein terlarut, yang dapat ditemukan di dalam plasma, dengan berat molekul 340 kda. Sebagai faktor pembekuan, fibrinogen merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke didefinisikan sebagai defisit neurologis yang terjadi tiba-tiba disebabkan oleh adanya gangguan perfusi ke otak. Manifestasi klinis dari stroke merupakan konsekuensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Trauma kepala (cedera kepala) adalah suatu trauma mekanik yang secara langsung atau tidak langsung mengenai kepala yang dapat mengakibatkan gangguan fungsi neurologis,
Lebih terperinciTipe trauma kepala Trauma kepala terbuka
TRAUMA KEPALA TRAUMA KEPALA Trauma pada kepala dapat menyebabkan fraktur pada tengkorak dan trauma jaringan lunak / otak atau kulit seperti kontusio / memar otak, edema otak, perdarahan atau laserasi,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindroma yang bercirikan defisit neurologis onset akut yang terjadi minimal 24 jam melibatkan sistem saraf pusat dan disebabkan oleh gangguan aliran darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cedera kepala murni akan tetapi juga disertai cedera di regio lain. Trauma yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Cedera kepala merupakan kasus trauma yang sering ditemui oleh para ahli bedah dan ahli bedah saraf. Umumnya ahli bedah tidak hanya dihadapkan pada cedera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), stroke. merupakan tanda-tanda klinis akibat gangguan fungsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke merupakan tanda-tanda klinis akibat gangguan fungsi serebral baik fokal maupun global yang berkembang cepat dengan
Lebih terperinciAdvanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview
Advanced Neurology Life Support Course (ANLS) Overview 1 Motto : Save our brain and nerve!! Time is brain!! 2 Latar belakang Sebagian besar kasus neurologi merupakan kasus emergensi. Morbiditas dan mortalitas
Lebih terperinciGambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual 3.1.1 Skema Kerangka Konseptual Pola Penggunaan Angiotensin Reseptor Bloker pada Pasien Stroke Iskemik Etiologi - Sumbatan pembuluh darah otak - Perdarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Penelitian yang berskala cukup besar di Indonesia dilakukan oleh survei ASNA (ASEAN Neurological Association) di 28 rumah sakit (RS) di seluruh Indonesia, pada penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. otak, biasanya akibat pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai sebuah sindrom yang memiliki karakteristik tanda dan gejala neurologis klinis fokal dan/atau global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur 45-54 tahun, yakni mencapai 15,9% dan meningkat menjadi 26,8% pada kelompok umur 55-64 tahun. Prevalensi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KOAGULOPATI SEBAGAI INDIKATOR PROGNOSIS PADA CEDERA KEPALA DENGAN GAMBARAN CT SCAN DIFFUSE INJURY
PERKEMBANGAN KOAGULOPATI SEBAGAI INDIKATOR PROGNOSIS PADA CEDERA KEPALA DENGAN GAMBARAN CT SCAN DIFFUSE INJURY ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan guna memenuhi tugas dan melengkapi syarat dalam menempuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling serius dijumpai dimana stroke merupakan penyebab kematian ketiga yang paling sering dijumpai setelah penyakit
Lebih terperinciHead Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail
Head Injury (Cedera Kepala) Galuh Kencana A Zaesi Purwanti Waldian F Ismail Pengertian Menurut Irwana (2009), cedera kepala adalah trauma mekanik pada kepala yang terjadi baik secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai kulit kepala, tulang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cedera Kepala Cedera kepala adalah suatu trauma yang mengenai kulit kepala, tulang tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tidak langsung,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setiap tahunnya dan orang membutuhkan rawat inap untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala mengenai hampir 1,5 juta orang di Amerika Serikat setiap tahunnya dan 240.000 orang membutuhkan rawat inap untuk pengobatan trauma mereka (Frey et al.,
Lebih terperinciPERANAN MARKER KOAGULASI SEBAGAI PREDIKTOR OUTCOME PADA PENDERITA TRAUMA KAPITIS T E S I S
PERANAN MARKER KOAGULASI SEBAGAI PREDIKTOR OUTCOME PADA PENDERITA TRAUMA KAPITIS T E S I S Oleh : Alfansuri Kadri Nomor Register CHS : 16311 DEPARTEMEN NEUROLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN USU / RSUP H. ADAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kraniotomy adalah operasi untuk membuka tengkorak (tempurung kepala) dengan maksud untuk mengetahui dan memperbaiki kerusakan otak (Brown CV, Weng J, 2005). Pembedahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada penderitanya. Selain sebagai penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah salah satu penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah serius di dunia kesehatan. Stroke merupakan penyakit pembunuh nomor dua di dunia,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Stroke WHO mendefinisikan stroke sebagai gangguan saraf yang menetap baik fokal maupun global(menyeluruh) yang disebabkan gangguan aliran darah otak, yang mengakibatkan
Lebih terperinciHasil Akhir Penderita dengan Diffuse Brain Injury yang Dirawat di Neurosurgical Critical Care Unit RS Hasan Sadikin, Bandung
Hasil Akhir Penderita dengan Diffuse Brain Injury yang Dirawat di Neurosurgical Critical Care Unit RS Hasan Sadikin, Bandung Suzy Indharty Bagian/SMF Bedah Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke masih menjadi perhatian dunia karena angka kematiannya yang tinggi dan kecacatan fisik yang ditimbulkannya. Berdasarkan data WHO, Stroke menjadi pembunuh nomor
Lebih terperinciPENGARUH KOAGULOPATI TERHADAP GLASGOW OUTCOME SCALE PENDERITA CEDERA KEPALA BERAT YANG TIDAK MEMPUNYAI INDIKASI OPERASI
Penelitian Akhir PENGARUH KOAGULOPATI TERHADAP GLASGOW OUTCOME SCALE PENDERITA CEDERA KEPALA BERAT YANG TIDAK MEMPUNYAI INDIKASI OPERASI Oleh : JON HADI Pembimbing : dr.h. Syaiful Saanin, SpBS. dr. Erkadius,
Lebih terperinciMANAJEMEN KEJANG PASCA TRAUMA
Dipresentasikan pada: Pengembangan Profesi Bedah Berkelanjutan (P2B2) XIII-2016 Persatuan Dokter Spesialis Bedah Umum Indonesia (PABI) Lampung MANAJEMEN KEJANG PASCA TRAUMA DR.Dr.M.Z. Arifin,Sp.BS Department
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah suatu disfungsi neurologis akut (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya secara cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala - gejala dan tanda
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN MAGISTER PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH
HASIL PENELITIAN MAGISTER PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH KAITAN GLASGOW COMA SCORE AWAL DAN JARAK WAKTU SETELAH CEDERA KEPALA SAMPAI DILAKUKAN OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN SUBDURAL AKUT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia. pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor 2 di dunia pada populasi dewasa dan penyebab utama kecacatan (Ikram et al., 2012). World Health Organization (WHO) memperkirakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. systole dan tekanan darah diastole. Niai normal dari MAP adalah berkisar
BAB II TINJAUAN TEORI A. Mean Arterial Pressure (MAP) 1. Konsep dasar MAP Mean arterial pressure adalah tekanan arteri rata-rata selama satu siklus denyutan jantung yang didapatkan dari pengukuran tekanan
Lebih terperinciCoagulation Disorders Post Traumatic Brain Injury Related Outcome
Gangguan Koagulasi dan Hubungannya dengan Luaran Pascacedera Otak Traumatik Kenanga Marwan S*), Nazaruddin Umar**), Siti Chasnak Saleh***), A. Himendra Wargahadibrata****) *)Departemen Anestesiologi &
Lebih terperinciDECOMPRESSIVE HEMICRANIECTOMY FOR SPONTANEOUS INTRACEREBRAL HEMORRHAGE
DECOMPRESSIVE HEMICRANIECTOMY FOR SPONTANEOUS INTRACEREBRAL HEMORRHAGE Satoru Takeuchi, M.D., Kojiro Wada, M.D.,Kimihiro Nagatani, M.D., Naoki Otani, M.D., and Kentaro Mori, M.D. Department of Neurosurgery,
Lebih terperinciAlit Suwandewi¹, Dyah Yarlitasari², Solikin³. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin Program Studi Magister Keperawatan
Pengaruh Pemberian Oksigen Melalui Masker Sederhana dan Posisi Kepala 30º Terhadap Perubahan Tingkat Kesadaran Pada Pasien Cedera Kepala Sedang Di RSUD Ulin Banjarmasin 2015 Alit Suwandewi¹, Dyah Yarlitasari²,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan hidup semakin meningkat dan sebagai konsekuensinya maka masalah kesehatan berupa penyakit
Lebih terperinciNyeri. dr. Samuel Sembiring 1
Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke telah menjadi penyebab utama kedua terhadap kejadian disabilitas setelah demensia. Setiap tahun, lima belas juta orang di dunia terkena serangan stroke. Data
Lebih terperinciBAB I adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler (WHO, 1988). bergantung sepenuhnya kepada orang lain (WHO, 2002).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu penyakit serebrovaskuler yang paling sering terjadi sekarang ini adalah stroke. Stroke dapat didefinisikan sebagai tanda-tanda klinis yang berkembang
Lebih terperinciUrutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
MEKANISME HEMOSTASIS Urutan mekanisme hemostasis dan koagulasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Segera setelah pembuluh darah terpotong atau pecah, rangsangan dari pembuluh darah yang rusak itu menyebabkan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. W POST OP CRANIATOMY HARI KE- 2 DENGAN CEDERA KEPALA BERAT DI ICU RSUI KUSTATI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mendapatkan Gelar Ahli Madya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total kematian di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke secara
Lebih terperinciLUARAN PASIEN DENGAN PERDARAHAN INTRASEREBRAL DAN INTRAVENTRIKULAR YANG DILAKUKAN VP-SHUNT EMERGENSI
LUARAN PASIEN DENGAN PERDARAHAN INTRASEREBRAL DAN INTRAVENTRIKULAR YANG DILAKUKAN VP-SHUNT EMERGENSI OUTCOME OF PATIENTS WITH INTRACEREBRAL AND INTRAVENTRICULAR HAEMORRHAGE AFTER AN EMERGENCY VP-SHUNT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa. maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera kepala merupakan kasus yang cukup banyak dijumpai di masyarakat, baik anak-anak, remaja, dewasa maupun lanjut usia. Cedera kepala dapat dikaitkan dengan begitu
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN MAGISTER PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH
HASIL PENELITIAN MAGISTER PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH KAITAN GLASGOW COMA SCORE AWAL DAN JARAK WAKTU SETELAH CEDERA KEPALA SAMPAI DILAKUKAN OPERASI PADA PASIEN PERDARAHAN SUBDURAL AKUT
Lebih terperinci(Submited : 8 Juni 2017, Accepted : 30 Juli 2017) Alit Suwandewi
PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN MELALUI MASKER SEDERHANA DAN POSISI KEPALA 0º TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT KESADARAN PADA PASIEN CEDERA KEPALA SEDANG DI RSUD (The Effect of Giving Oxygenation with Simple Oxygen
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20
70 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 41 penderita stroke iskemik. Subyek penelitian terdiri atas pria sebanyak 21 (51,2%) dan wanita sebanyak 20 (48,8%). Rerata (SD) umur penderita stroke
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan/atau gejala hilangnya fungsi sistem saraf pusat fokal (atau global) yang berkembang cepat (dalam detik atau menit).
Lebih terperinciLEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program
LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Azwita Effrina Hasibuan, saat ini sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis Saraf di FK USU
Lebih terperinciGLASGOW OUTCOME SCALE PADA PASIEN PERDARAHAN SUBDURAL AKUT YANG DILAKUKAN OPERASI DALAM WAKTU 4 JAM DAN SETELAH 4 JAM DARI CEDERA KEPALA
HASIL PENELITIAN TUGAS AKHIR PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ILMU BEDAH GLASGOW OUTCOME SCALE PADA PASIEN PERDARAHAN SUBDURAL AKUT YANG DILAKUKAN OPERASI DALAM WAKTU 4 JAM DAN SETELAH 4 JAM DARI CEDERA
Lebih terperinci