HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum Lokasi Penelitian"

Transkripsi

1 53 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kedua desa tersebut merupakan desa sentra tanaman wortel dan kentang yang terletak di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Desa Cipendawa memiliki jarak yang reatif dekat dengan Kantor Kecamatan Pacet, yakni 0,5 km, sementara Desa Sukatani memiliki jarak yang lebih jauh dengan Kantor Kecamatan Pacet, sekitar 6 km. Daerah Sukatani merupakan daerah yang lokasinya tepat berada di bawah kaki Gunung Gede Pangrango, sementara Desa Cipedawa masih berjarak 2 km dari kaki Gunung Gede Pangrango. Waktu yang dibutuhkan dari Desa Cipendawa untuk menuju Kecamatan dengan kendaraan bermotor hanya sekiar 3-5 menit, sementara itu waktu yang dibutuhkan dari Desa Cipendawa untuk menuju Ibu Kota kecamatan adalah menit. Biaya yang harus dikeluarkan dari jalan raya utama menuju Desa Sukatani sebesar Rp dengan menggunakan ojek, sementara itu biaya yang harus dikeluarkan dari dari jalan raya utama ke Desa Cipendawa sebesar Rp Jarak dari Desa Cipendawa ke Ibu Kota Kabupaten Cianjur berjarak 22 Km, sementara itu dari Desa Sukatani ke Ibu Kota Kabupaten Cianjur berjarak 30 Km. Desa Sukatani memiliki jarak yang lebih jauh dan lokasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan Desa Cipendawa. Desa Cipendawa terletak pada ketinggian 1110m dari permukaan laut (dpl), sementara Desa Sukatani terletak di ketinggian 1350m dpl. Tabel 3. Batas wilayah Desa Cipendawa dan Desa Sukatani Batas Desa Cipendawa Desa Sukatani Utara Desa Sukatani Desa Sindangjaya Timur Desa Cibodas Desa Cipanas Selatan Desa Ciherang Desa Cipendawa Barat Kab Sukabumi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Sumber : Profil Desa Sukatani dan Cipendawa Tahun Desa Cipendawa berbatasan langsung dengan Desa Sukatani, Cibodas, Desa Ciherang, Kabupaten Sukabumi, sedangkan Desa Sukatani berbatasan langsung

2 54 dengan Desa Cipendawa, Desa Cipanas, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, dan Desa Sindangjaya (lihat Tabel 3) Luas Desa Sukatani adalah 244 ha terbagi atas 4 Dukuh (Kampung), yaitu: Dukuh Pasir Kampung, Dukuh Barukupa, Dukuh Kayu Manis, dan Dukuh Gunung Putri yang terdiri dari 8 RW dan 38 RT. Sedangkan luas Desa Cipendawa adalah 1026 ha, yang terdiri dari 4 Dukuh, yaitu dukuh Pasir Cina, Dukuh Pacet, Dukuh Pasekon Bawah, Dukuh Pasekon Atas, yang terdiri dari 14 RW dan 60 RT. Tabel 4. Luas wilayah menurut penggunaan lahan (dalam Ha) Penggunaan Wilayah Desa Cipendawa (Ha) Desa Sukatani (Ha) Pemukiman Kebun Kuburan 3 3 Pekarangan 5 1,2 Taman 1 - Perkantoran 1,5 0,7 Sarana dan Prasarana 111 1,1 Umum TOTAL Sumber : Profil Desa Sukatani dan Cipendawa Tahun Desa Sukatani merupakan wilayah pegunungan dengan keadaan tanah berwarna hitam, keadaan alam seperti ini menyebabkan daerah tersebut sesuai untuk pengembangan budidaya sayuran. Sementara itu Desa Cipendawa merupakan desa dengan permukaan tanah jenis datar tidak securam Desa Sukatani. Kondisi Demografi secara lengkap dari desa Cipendawa dan Sukatani ditampilkan pada Tabel 5. Data yang tersaji dalam Tabel 5 menggambarkan kondisi demografi di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani. Jumlah penduduk Desa Cipendawa lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Desa Sukatani yang jumlah penduduknya sebanyak Jiwa. Kepadatan penduduk untuk setiap Km 2 untuk Cipendawa sebesar 1723, sedangkan di Sukatani kepadatan penduduk per Km 2 adalah sebesar 4150 orang. Masyarakat Desa Cipendawa lebih banyak yang berjenis

3 55 kelamin perempuan (50,36%) sementara itu di Desa Sukatani lebih banyak masyarakat yang berjenis kelamin laki laki (51,7%) Tabel 5. Kondisi demografi Desa Cipendawa dan Desa Sukatani Jenis Kondisi 1. Jumlah Penduduk (Jiwa) Berdasarkan Jenis Kelamin a. Laki Laki b. Perempuan TOTAL Desa Cipendawa Desa Sukatani 49,64% 50,36% (100%) 51,7% 48,3% (100%) 2. Kepadatan Penduduk Per Km Jiwa 4150 Jiwa 3.Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan a. Belum Masuk TK (Usia 3 6 Tahun) b. TK/Play Group (Usia 3 6 Tahun) c Thn Tidak Pernah Sekolah d Thn Sedang Sekolah e Thn Tidak Pernah Sekolah e Thn Pernah SD tapi tidak tamat f. Tamat SD / Sederajat g Thn Tidak Tamat SLTP h Thn Tidak Tamat SLTA i. Tamat SLTP/Sederajat j. Tamat SLTA/Sederajat l. Tamat Perguruan Tinggi (D1, D2, D3, S1) TOTAL 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan a. Petani Penggarap b. Buruh Tani / Non Pemilik Lahan c. Buruh pabrik/swasta d. PNS e. Pedagang f. Montir g. Sopir (Ojek & Angkot) h. TNI/POLRI Total 5. Jumlah Penduduk (Jiwa) Menurut Agama: a. Islam b. Katolik c. Protestan d. Budha e. Hindu Total 2,75% 2,59% 0% 15,80% 0,46% 1,71% 24,33% 12,07% 13,02% 12,88% 13,06% 1,33% (100%) 17,9% 44,2% 22,9% 2,6% 8,8% 0% 3,5% 0,6% 8288 (100%) 88% 6,7% 3,3% 2% 0% (100%) 3,42% 1,27% 3,23% 16,86% 4,24% 8,62% 37,06% 7,23% 5,28% 8,36% 2,67% 1,76% (100%) 20,3% 41,1% 15,2% 0,9% 16,6% 0,2% 5,7% 0,1% 3411 (100%) 99,86% 0,5% 0,5% 0,4% 0% (100%) 6. Jumlah Penduduk Usia (15 30 tahun) Sumber : Profil Desa Sukatani dan Cipendawa Tahun 2009.

4 56 Data yang tersaji dalam Tabel 5 menggambarkan kondisi demografi di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani. Jumlah penduduk Desa Cipendawa lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah penduduk di Desa Sukatani yang jumlah penduduknya sebanyak Jiwa. Kepadatan penduduk untuk setiap Km 2 untuk Cipendawa sebesar 1723, sedangkan di Sukatani kepadatan penduduk per Km 2 adalah sebesar 4150 orang. Masyarakat Desa Cipendawa lebih banyak yang berjenis kelamin perempuan (50,36%) sementara itu di Desa Sukatani lebih banyak masyarakat yang berjenis kelamin laki laki (51,7%) Tingkat pendidikan penduduk Desa Sukatani sebagian besar adalah tamat SD (37,06%) begitu pula dengan tingkat pendidikan di Desa Cipendawa di mana tertinggi masyarakatnya hanya merupakan lulusan SD (24,33 %). Penduduk Desa Sukatani dan Desa Cipendawa memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sementara itu fenomena mengenai pekerjaan di Desa Sukatani menunjukkan bahwa 41,1 persen masyarakat Desa Sukatani bekerja sebagai buruh tani atau petani yang tidak memiliki lahan pertanian sendiri, sementara itu urutan kedua pekerjaan terbesar adalah petani pemilik lahan (21,7%). Begitu pula sebaran pekerjaan di Desa Cipendawa 44,2 persen merupakan buruh tani atau petani yang tidak memiliki lahan pertanian sendiri, urutan kedua adalah buruh pabrik atau swasta sebesar 22,9 persen. Kondisi Pertanian Dalam konteks kepemilikan lahan, terdapat 2870 keluarga di Desa Cipendawa yang tidak memiliki lahan pertanian (67,21%), sedangkan 1175 keluarga memiliki lahan pertanian kurang dari 1 ha (27,52%), dan terdapat 225 keluarga yang memiliki luasan lahan pertanian yang berkisar antara 1 5 ha (5,27%). Kondisi di Desa Sukatani fenomenanya relatif tidak berbeda dengan Desa Cipendawa, di Desa Sukatani terdapat 1473 keluarga yang tidak memiliki lahan pertanian (70,41%), sementara itu keluarga yang memiliki lahan pertanian kurang dari 1 ha sebanyak 412 keluarga (19,69%) dan 194 keluarga memiliki lahan antara 1 ha 5 ha (9,27%). Penguasaan lahan pertanian baik di Desa Cipedawa maupun Desa Sukatani masih sangat minim lebih banyak petani yang tidak memiliki lahan pertanian.

5 57 Tabel 6. Pemilikan lahan pertanian Kepemilikan Lahan Desa Cipendawa Desa Sukatani (Jumlah Keluarga) (Jumlah Keluarga) Tidak Memiliki Lahan 2870 (67,21%) 1473 (70,41%) Memiliki < 1 ha 1175 (27,52%) 412 (19,69%) Memiliki 1 5 ha 225 (5,27%) 194 (9,27%) Memiliki 5 10 ha - 13 (0,62%) TOTAL 4270 (100%) 2092 (100%) Sumber : Profil Desa Sukatani dan Cipendawa Tahun Komoditas pertanian yang diusahakan oleh para petani di kedua desa tersebut adalah tanaman hortikultura yang berupa sayuran daerah dataran tinggi seperti wortel, bawang daun, kentang, brokoli, tomat dan pakcoy. Meskipun terdapat berbagai jenis tanaman sayuran, tetapi sebagian besar petani di Desa Cipendawa menanam wortel, ada petani petani juga yang menanam brokoli tetapi ada juga yang tumpang sari wortel dengan bawang daun, sementara itu petani di Desa Sukatani mayoritas menanam wortel karena memang Desa Sukatani dikenal sebagai sentra sayuran wortel. Teknik pananaman yang biasa dilakukan adalah teknik monokultur (satu jenis tanaman), tetapi terdapat petani yang juga menggunakan teknik tumpang sari, yaitu menanam beberapa jenis tanaman dalam satu petak pada waktu yang bersamaan. Kelembagaan Pertanian Kedua Desa lokasi penelitian ini memiliki Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Di Desa Cipendawa terdapat Gabungan Kelompok Tani Multi Tani Jaya, Gapoktan ini diresmikan pada tahun Ketua Gapoktan merupakan petani yang aktif yang sering melakukan percobaan baik percobaan yang berhubungan dengan benih, bibit, maupun percobaan yang berhubungan dengan hama dan penyakit tanaman. Percobaan ini biasanya dilakukan sebagai dalam rangka menurunkan biaya produksi, terutama percobaan yang berkaitan dengan pengadaan benih, karena benih yang tersedia harganya cukup tinggi dan tidak selalu tersedia jika dibutuhkan oleh para petani, sedangkan di Desa Sukatani terdapat Gapoktan Surya Kencana yang diresmikan pada tahun 2009, beliau juga merupakan yang

6 58 gemar melakukan percobaan percobaan yang kemudian yang hasil percobaannya disampaikan kepada kelompok tani. Petani dari Desa Cipendawa dan Desa Sukatani memperoleh Sarana Produksi dengan cukup mudah, mereka dapat memperoleh benih atau bibit dengan cara membeli dari kios yang berada di Pasar Cipanas. Tetapi tidak semua petani membeli bibit atau benih dari pasar, terdapat pula beberapa petani yang juga melakukan pembibitan sendiri dari tanaman mereka yang sebelumnya. Seperti telah diurai di atas baik di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani memiliki Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) yang sering melakukan percobaan dari segi bibit maupun hama dan penyakit. Program Pertanian di Kecamatan Pacet Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu telah merintis pemasyarakatan dan pelembagaan PHT di pedesaan melalui pelatihan bagi petani selama satu musim tanam dengan pendekatan pola Sekolah Lapang (SL). Berdasarkan hal tersebut BPBTPH Kecamatan Pacet mengadakan penumbuhan kelembagaan regu pengndali hama terpadu (RPHT) yang bertempat di Sekretariat Gapoktan Multi Tani Jaya Giri (Mujagi). Menurut pemandu lapang (Dedih R) tujuan dari RPHT adalah untuk menumbuhkan kelembagaan regu pengendali hama Terpadu ditingkat desa, nanti diharapkan gapoktan Mujagi menjadi salah satu perwakilan regu RPHT untuk Kabupaten Cianjur. Penggerak Membangun Desa (PMD) Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur mendukung pelaksanaan program Revitalisasi Pertanian dan pangembangan pasar sayuran dataran tinggi untuk 4 desa di Kecamatan Pacet. Kiprah PMD Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur dalam 6 bulan terakhir ini telah banyak menyentuh harapan serta kepentingan para petani dan kelompok tani di 4 desa Kecamatan Pacet melalui berbagai kegiatan pengembangan pasar kelompok tani dan penguatan administrasi berorganisasi. Penggerak Membangun Desa (PMD) itu sendiri merupakan pemuda pemuda yang memiliki latar belakang pendidikan formal dari SMK Pertanian yang kemudian dilatih (trainning) sehingga mampu membawa tugas dari Dirjen Hortikultura untuk memberikan pembinaan dan memajukan pemasaran Agribisnis kelompok-kelompok tani yang berkelembagaan di wilayah kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur Jawa Barat.

7 59 Kehidupan Masyarakat Desa Cipendawa Kehidupan masyarakat di Desa Cipendawa dimulai keika Adzan Subuh mulai berkumandang, berbondong bondong masyarakat baik tua maupun muda mendatangi mesjid terdekat untuk melaksanakan Solat Subuh secara berjamaah. Setelah selesai melaksanakan solat subuh ada sebagian orang yang meneruskan untuk mengaji dan ada sebagian pula yang pulang untuk bersiap siap berangkat ke kebun. Ketika waktu menunjukan pukul 5.30, para petani mulai bergerak untuk menuju kebun mereka yang berjarak 2-3 km di kaki Gunung Gede Pangrango. Terdapat petani yang berangkat ke kebun dengan menggunakan motor trail tetapi ada juga petani yang berjalan kaki untuk mencapai kebunnya. Wanita tani melakukan aktivitas yang tidak berbeda dengan para petani laki-laki. Para wanita tani yang bekerja sebagai buruh tani biasanya berangkat berbarengan dengan teman teman sesama wanita tani. Terdapat orang tua yang mengantarkan anak mereka untuk berangkat ke sekolah. Ketika waktu menunjukan pukul pagi, baru terlihat Desa Cipendawa mulai sepi. Para petani dan buruh tani mulai kembali turun dari kebun mereka setelah pukul siang. Para petani tiba di rumah mereka berkisar antara pukul semua itu tergantung dari jarak kebun mereka. Aktivitas di Desa Cipendawa kembali ramai ketika jam menunjukan pukul Terdapat beberapa pemuda dan bapak-bapak yang nongkrong di pinggiran jalan yang rusak untuk sekedar merokok maupun mengobrol dengan teman teman mereka tetapi terdapat pula beberapa pemuda dan bapak - bapak yang harus kembali ke kebun untuk kembali mengelolah lahan pertanian sayur mereka dan juga ada yang mengarit rumput untuk memberikan makan domba domba mereka maupun domba domba miliki kelompok tani. Anak anak kecil biasanya ketika pulang dari sekolah langsung datang ke tempat semacam pesantren di mana anak anak kecil tersebut ikut aktif dalam kegiatan pengajian yang berlangsung dari Ba da Ashar sampai menjelang magrib. Bapak bapak tani biasanya hanya duduk di depan rumah mereka sambil menggunakan sarung dan jaket mengingat udara yang dingin. Tapi terdapat pula bapak bapak yang beristirahat di dalam rumah untuk menonton televisi. Ketika waktu mulai menunjukan pukul warga yang tadinya nongkrong di pinggir jalan desa mulai membubarkan diri dan bersiap untuk mengikuti solat magrib berjamaah. Setiap malam kamis, remaja irmas berkumpul untuk mengadakan

8 60 semacam pertemuan rutin yang tahlilan (istilah untuk membaca yasin bersamasama). Ketika mulai memasuki malam hari, sebagian masyarakat di Desa Cipendawa lebih lebih senang berdiam diri di dalam rumah, mengingat suhu di luar cukup dingin sehingga aktivitas di malam hari pun terbatas hanya pada menonton televisi. Mayoritas wanita berdiam di rumah melalukan pekerjaan selayaknya ibu rumah tangga tetapi masih terdapat pula wanita yang melakukan aktivitas pertanian yang tidak berbeda dengan para laki lakinya. Para wanita yang bertani atau wanita tani yang bekerja sebagai buruh tani biasanya berangkat berbarengan dengan teman teman sesama wanita tani. Perilaku yang membuat berbeda anatara petani laku laki dan wanita tani adalah, wanita tani lebih sering bergerak di bidang pascapanen seperti membuat keripik wortel, keripik pisang. Kehidupan Masyarakat Desa Sukatani. Kehidupan masyarakat di Desa Sukatani, sedikit berbeda dengan kehidupan masyarakat di Desa Cipendawa. Hal itu dikarenakan pemukiman masyarakat di Sukatani langsung berbatasan dengan kebun sayuran masyarakat, sehingga jarak antar rumah warga sedikit berjauhan, Banyaknya lokasi perkebunan di belakang pekarangan rumah warga tersebut karena Desa Sukatani memiliki ketinggian yang lebih tinggi dibandingkan dengan Desa Cipendawa. Jadi ruang masyarakat untuk berkumpul sedikit lebih sedikit mereka hanya berkumpul di pada sore hari ada semacam tempat pangkalan ojek, banyak pemuda dan pemudi yang berkumpul untuk sekedar mengobrol dan bersenda gurau. Kehidupan di Desa Sukatani dimulai ketika waktu sudah menunjukan pukul Masyarakat sebagian ada yang naik menuju Gunung Gede Pangrango, karena kebun mereka terletak di kaki gunung gede pangrango, tetapi ada juga masyarakat yang berkebun langsung di halaman rumahnya karena jarak kebun ke rumah mereka sangat dekat sekitar m sehingga Desa Sukatani terbilang jarang sepinya dibandingkan dengan Desa Cipendawa karena para petani bekerja di kebun dekat dengan rumahnya., ketika waktu mulai menunjukan pukul berbondong bondong masyarakat kembali ke rumah untuk istrirahat dan makan siang. Ketika sudah menunjukan puku masyarakat mulai berkumpul, tetapi bukan di pinggir jalan. Ada semacam pangkalan ojek yang dijadikan tempat nongkrong oleh

9 61 pemuda pemuda setempat. Yang menjadi perbedaan di Desa Sukatani tidak banyak petani yang kembali lagi ke kebun untuk mengarit rumput, karena di Desa Sukatani tidak memiliki peternakan domba sebesar Cipendawa. Jadi pada sore hari masyarakat yang mayoritas petani beristirahat di rumah mereka masing masing. Ketika waktu menunjukan pukul masyarakat di Desa Sukatani jarang yang berada di luar karena suhu yang lebih dingin dibandingkan dengan di Desa Cipendawa. Dari segi keagamaannya Kehidupan penduduk atau masyarakat Desa Sukatani tidak sereligius masyarakat Cipendawa, hal tersebut dikarenakan tidak tidak adanya pesantren di sekitar Desa Sukatani, sementara itu di Desa Cipendawa terdapat semacam pesantren.

10 63 Karakteristik Internal Pemuda Karakteristik individu adalah sifat atau ciri-ciri yang melekat pada diri seseorang, yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan lingkungannya. Azwar (1995) mengatakan bahwa faktor genetik fisiologik memainkan peranan penting dalam pembentukan sikap, faktor lain yang sangat menentukan pembentukan sikap adalah pengalaman personal. Pengalaman personal yang langsung dialami memberikan pengaruh yang lebih kuat daripada pengalaman yang tidak langsung. Pada penelitian ini faktor internal akan dilihat dalam bentuk karakteristik pemuda, yang meliputi: umur pemuda, tingkat pendidikan pemuda, dan status kepemilikan tanah orang tua, luas lahan orang tua, tingkat kekosmopolitan pemuda. Umur Sebagian besar pemuda yang menjadi responden pada penelitian ini terkategorikan sebagai dewasa awal yaitu tahun sebanyak 33,8 persen. Umur ratarata pemuda pada penelitian adalah 19 tahun. Pemuda yang terkategorikan remaja awal memiliki kisaran umur tahun terdapat sebanyak 15,4 persen, sementara itu jumlah remaja pertengahan (15-17) dan remaja akhir (18-21) tidak terpaut jauh. Mayoritas pemuda yang terkategorikan sebagai dewasa awal menunjukkan bahwa secara pemuda pemuda sudah memiliki orientasi untuk bekerja. Pendidikan Tabel 7. Sebaran umur pemuda Umur Kategori (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Remaja awal 10 15, Remaja pertengahan 18 27, Remaja akhir 15 23, Dewasa awal 22 33,8 Total (n) Persentase (%) Secara umum tingkat pendidikan akan mempengaruhi pengetahuan, kemampuan, dan keahlian pemuda. Tingkat pendidikan pada penelitian ini dilihat berdasarkan pendidikan formal terakhir yang didapatkan oleh pemuda sampai saat penelitian ini dilakukan. Tingkat pendidikan pemuda menyebar dari yang paling rendah lulus SD sampai lulus tertinggi yaitu perguruan tinggi. Sebesar 47,7 persen pemuda merupakan lulusan SD, sementara itu lulusan SLTP sebesar 26,2 persen, lulusan SLTA

11 64 sebanyak 23,1 persen dan yang paling rendah adalah lulusan perguruan tinggi sebesar 3,1 persen. Dari sebaran data tersebut dapat disimpulkan bahwa banyak pemuda merupakan lulusan SD, sehingga tingkat pendidikan pemuda di Kecamatan Pacet dapat dikategorikan rendah. Penyebaran tingkat pendidikan pemuda dapat dilihat pada Tabel.8 Tabel 8. Sebaran tingkat pendidikan responden Tingkat Pendidikan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Lulus SD 31 47,7 Lulus SLTP 17 26,2 Lulus SLTA 15 23,1 Lulus Perguruan Tinggi 2 3,1 Total (n) Jenis Kelamin Sebagian besar pemuda yang menjadi responden pada penelitian ini adalah laki laki dengan persentase 84,62 persen sementara perempuan hanya sekitar 15,38 persen. Pertimbangan pemilihan laki laki lebih mudah ditemui dibandingkan perempuan, hal lain yang mempengaruhi kenapa lebih banyak laki laki yang menjadi responden karena pemudi pemudi ketika sudah memasuki usia tahun mereka memiliki kecenderungan untuk berkeluarga atau menikah sehingga tidak bisa dijadikan responden. Perempuan pada penelitian ini dijadikan sebagai pembanding untuk melihat sejauhmana minat mereka untuk bekerja di bidang pertanian. Tabel 9. Sebaran jenis kelamin responden Jenis Kelamin Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Perempuan 10 15,38 Laki laki 55 84,62 Total (n) Status Kepemilikan Lahan Orang Tua Kepemilikan lahan orang tua pemuda di Kecamatan Pacet yang dalam penelitian ini direpresentasikan di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani sebagai status kepemilikan lahan pertanian sayuran yang diusahakan oleh orang tua pemuda. Pada dasarnya status kepemilikan lahan dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu lahan milik pribadi dan lahan garapan. Dapat dilihat pada Tabel 10 terdapat 61,54 persen orang tua pemuda merupakan pemilik dari lahan garapannya sendiri, dan juga terdapat 38,46 persen

12 65 pemuda yang orang tuanya merupakan penggarap. Untuk penggarap itu sendiri terdapat beberapa metode terkait dengan sistem garapannya. Di lokasi penelitian terdapat 4 sistem penggarapan yaitu dengan sistem bagi hasil, sewa lahan, gadai dan yang terakhir adalah lahan garapan yang dipinjamkan oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Jika dilihat secara mendetail menurut jenis lahan garapannya terdapat 16,92 persen orang tua pemuda yang menggarap lahan orang lain dengan sistem bagi hasil, 13,85 persen orang tua pemuda yang menyewa lahan garapannya. Selain itu terdapat pula orang tua pemuda yang lahan pertaniannya merupakan lahan yang dipinjamkan oleh pengelola Taman Nasional Gunung Gede Pangrango sebanyak 6,15 persen, terdapat pula orang tua pemuda 1,54 persen yang mengelola lahan yang merupakan lahan gadaian dari petani lain. Tabel 10. Sebaran status kepemilikan lahan orang tua Status Kepemilikan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Penggarap 25 38,46 Milik Sendiri 40 61,54 Total (n) Luas Lahan Pertanian Orang Tua Luas lahan pertanian yang dikelola oleh orang tua pemuda sangat beragam atau memiliki varian sangat besar. Setelah dikategorikan ternyata 81,54 persen luas lahan pertanian yang dikelola oleh orang tua pemuda di Desa Cipendawa dan Sukatani luas lahan pertanian yang dikelola kurang dari 0,25 ha, sementara itu petani yang memiliki lahan lebih dari 0,7 ha hanya 4,62 persen dari total responden, dari hal ini dapat disimpulkan bahwa luas lahan yang dikelola oleh orang tua petani relatif sempit. Tabel 11. Luas lahan pertanian sayuran yang digarap orang tua Luas Lahan (Ha) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) <0, ,54 0,25 0,7 9 13,84 > 0,7 3 4,62 Total (n) ,00 Dari luasan lahan yang di bawah 0,25 ha dapat dipastikan bahwa orang tua pemuda merupakan petani miskin, karena menurut Sajogyo (1987) petani yang memiliki lahan kurang dari 0,5 ha terkategorikan petani miskin, sementara itu petani yang kepemilikan lahannya antara 0,5 ha kurang dari 1 ha terkategorikan sebagai petani dan

13 66 sedang, dan petani yang memiliki luasan lahan lebih dari 1 ha akan terkategorikan sebagai petani kaya. Tingkat Kekosmopolitan Pemuda Tingkat kekosmopolitan pemuda itu merupakan frekuensi pemuda mendatangi pusat informasi dalam hal ini adalah Cianjur maupun Cipanas. Mayoritas responden (61,54%) memiliki tingkat kekosmopolitan yang rendah dengan frekuensi mendatangi kota kurang dari 2 kali dalam 1 bulan terakhir. Sementara itu terdapat 26,15 persen pemuda yang tingkat kosmopolitannya terkategorikan sedang dengan frekuensi ke kota sebanyak 2 3 kali dalam 1 bulan terakhir untuk berbagai kegiatan yang salah satunya berhubungan dengan pertanian seperti mencari bibit, membantu orang tua menjual hasil panen yang tidak terangkut oleh tengkulak ke pasar terdekat yaitu pasar Cipanas, dan mencari pupuk. Terdapat pula 12,31 persen pemuda yang tingkat kekosmopolitannya terkategorikan tinggi dengan frekuensi berkunjung ke kota sebanyak 4 5 kali dalam bulan terakhir. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemuda yang menjadi responden tingkat kekosmopolitannya rendah, kebanyakan para pemuda jarang sekali keluar dari desanya karena pemuda merasa tidak ada yang dapat dilakukan dan tidak ada yang menarik, terdapat pula pemuda yang berpendapat jika ke kota hanya menghabiskan uang. Pendapat lain yang menjelaskan redahnya tingkat kosmopolitan pemuda adalah masih terdapat pemuda yang masih bersekolah dan lokasi sekolah mereka terletak di desa. Tetapi tidak berarti semua pemuda tidak pergi ke kota, terdapat pemuda yang ke kota tetapi mereka ke kota bukan untuk kebutuhan pertanian hanya untuk kebutuhan aktualisasi diri, seperti nongkrong, atau main dengan teman temannya. Tabel. 12. Sebaran tingkat kekosmopolitan pemuda Tingkat Kekosmopolitan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) 0-1 kali (Rendah) 40 61, kali (Sedang) 17 26, kali (Tinggi) 8 12,31 Total (n)

14 67 Peran Agen Sosialisasi Peran agen sosialisasi pada penelitian ini dapat dilihat sebagai faktor luar (eksternal) yang dapat memberikan pengaruh pada sikap pemuda. Faktor eksternal pemuda adalah ciri-ciri yang melekat di luar diri seseorang, yang berhubungan dengan semua aspek kehidupan lingkungannya. Pada penelitian ini faktor eksternal yang berhubungan dengan kehidupan pemuda adalah pihak luar yang memegang peranan penting dalam proses sosialisasi terkait dengan pekerjaan di bidang pertanian. Pada penelitian ini karakteristik eksternal pemuda adalah frekuensi orang tua membicarakan pertanian, intensitas orang tua membicarakan pertanian, pelibatan anak dalam kegiatan pertanian oleh orang tua, Keterdedahan terhadap media informasi pertanian, dan interaksi dengan teman sepermainan (peer group). Sosialisasi Oleh Orang Tua Pemuda dalam proses pertumbuhannya tidak terlepas hubungannya dengan orang tua, hubungan ini biasanya dibangun dalam bentuk komunikasi mengingat orang tua merupakan salah satu significant others yang mempengaruhi pemuda. Pada penelitian ini Sosialisasi oleh orang tua mengenai bidang pertanian diukur melalui dua dimensi yaitu frekuensi orang tua membicarakan pertanian dan tingkat pelibatan pemuda oleh orang tua dalam bidang pertanian. Frekuensi Orang Tua Membicarakan Pertanian Frekuensi orang tua membicarakan pertanian dalam penelitian ini dilihat dari frekuensi orang tua membicarakan pertanian kepada anaknya dalam satu bulan terakhir. Tabel 13. Frekuensi orang tua membicarakan pertanian Frekuensi Orang Tua Berbicara pertanian (Kali/ sebulan terakhir) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Rendah ( < 3) 45 69,23 Sedang (4 6) 18 27,69 Tinggi (7 9) 2 3,08 Total (n) Sebagian besar orang tua pemuda (69,23%) membicarakan pertanian kurang dari tiga kali dalam satu bulan terakhir, sementara itu terdapat pula 27,69 persen orang tua pemuda yang membicarakan pertanian sebanyak 4 6 kali dalam satu bulan terakhir, untuk orang tua yang frekuensi membicarakan pertaniannya tinggi hanya 3,08 persen.

15 68 Jika dilihat rata ratanya hanya 3 kali dalam satu bulan terakhir orang tua bercerita mengenai pertanian kepada anaknya. Dari hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa frekuensi orang tua bercerita mengenai pertanian tergolong rendah, karena orang tua berpendapat tidak mau terlalu menjejali pemuda atau anak anak mereka dengan informasi informasi pertanian, karena pada dasarnya tugas seorang anak adalah belajar. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya frekuensi orang tua bercerita mengenai pertanian pada anaknya karena orang tua petani jarang bertemu dengan anaknya yang sekolah, karena ketika malam tiba orang tua terlanjur lelah setelah pulang dari kebun sehingga jarang bisa membicarakan pertanian kepada anaknya, selain itu rendahnya orang tua membicarakan pertanian karena mereka tidak mengetahui apa yang harus dibicarakan dengan anak anaknya, mereka baru berbicara ketika menghadapi masalah di kebun. Di antara semua topik pertanian yang dibicarakan oleh orang tua, orang tua paling sering membicarakan kepada pemuda mengenai modal dan juga pemasaran produk hasil panen. (lihat Tabel 13) Tingkat Pelibatan Pemuda Oleh Orang Tua dalam Kegiatan Pertanian Tingkat pelibatan pemuda oleh orang tua dalam kegiatan pertanian dalam penelitian ini peubah dilihat sebagai keseringan orang tua dalam mengajak anaknya (pemuda) ke kebun untuk membantu orang tua mengerjakan kegiatan pertanian. Seperti yang disajikan pada Tabel 14 terdapat 52,31 persen atau 34 responden yang tingkat pelibatannya dalam kegiatan pertanian terkategorikan sedang. Selain itu terdapat pula 24 orang atau sekitar 36,92 persen pemuda yang rendah tingkat pelibatannya oleh orang tua dalam kegiatan pertanian. Pemuda yang tingkat pelibatan oleh orang tuanya tinggi hanya sebesar 10,77 persen atau hanya sebanyak tujuh orang dari total responden. Tabel 14. Tingkat pelibatan pemuda oleh orang tua dalam kegiatan pertanian Tingkat Pelibatan Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Rendah (1-2,0) 24 36,92 Sedang (2,01 3, 01) 34 52,31 Tinggi (3,02 4) 7 10,77 Total (n) Rataan skor dari tingkat pelibatan pemuda oleh orang tua ini adalah 2,23 skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat pelibatan pemuda oleh orang tua terkategorikan sedang. Tingkat pelibatan orang tua yang sedang karena banyak pemuda yang menjadi

16 69 responden juga yang masih sekolah sehingga petani hanya bisa melibatkan pemuda pada kegiatan tertentu seperti panen atau penanaman benih. Frekuensi Pemuda Menonton Acara Pertanian Frekuensi pemuda menonton acara pertanian merupakan tingkat keseringan (seberapa sering) pemuda menyaksikan acara pertanian di televisi dalam satu bulan terakhir ini. Frekuensi pemuda menonton acara televisi pertanian tersaji pada Tabel 15. Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa sebagian besar pemuda (67,69%) frekuensi menonton acara pertanian terkategorikan rendah dengan frekuensi kurang dari tiga kali dalam satu bulan terakhir, untuk pemuda yang terkategorikan sedang frekuensi menonton acara pertaniannya terdapat sebanyak 26,15 persen, sementara itu terdapat 6,15 persen pemuda yang terkategorikan tinggi frekuensi menonton acara pertanian dengan frekuensi di atas tujuh kali menonton acara pertanian dalam satu bulan terakhir. Tabel 15. Frekuensi pemuda menonton acara pertanian Frekuensi Menonton Acara Jumlah Responden Persentase Pertanian di TV (Kali) (Orang) (%) Rendah (0 2) 44 67,69 Sedang (3 4) 17 26,15 Tinggi (5 7) 4 6,15 Total (n) Rendahnya frekuensi menonton acara pertanian disebabkan pada jam jam acara pertanian disiarkan para pemuda tengah berada di sekolah atau bahkan sedang berada di kebun membantu orang tua. Selain itu rendahnya frekuensi menyaksikan acara pertanian dikarenakan tidak banyaknya stasiun televisi yang menyiarkan acara pertanian di televisi. Stasiun televisi yang paling rutin menyiarkan acara pertanian adalah TVRI, sementara itu stasiun televisi lain belum secara rutin menyiarkan acara pertanian yang berkaitan dengan pertanian hortikultura. Acara pertanian yang sering ditonton oleh pemuda adalah Pelangi Desa, Salam Dari Desa, dan Daerah Membangun. Intensitas Menonton Acara Pertanian Intensitas menonton acara pertanian merupakah lamanya waktu yang diluangkan oleh pemuda dalam satu kali menyaksikan acara pertanian di televisi. Sebaran intensitas menonton acara pertanian dapat dilihat pada Tabel 16 sebanyak 52,31 persen pemuda dalam penelitian ini intensitas menonton acara pertaniannya tergolong rendah dengan waktu kurang dari 20 menit untuk satu kali menonton cara pertanian. Sementara itu

17 70 33,85 persen pemuda dalam penelitian ini terkategorikan sedang intensitasnya dalam menonton acara pertanian dengan waktu antara menit dalam satu kali menonton acara pertanian, untuk pemuda yang intensitas menonton acara televisinya terkategorikan tinggi terdapat 13,85 persen. Rendahnya waktu yang diluangkan oleh pemuda dalam menonton acara pertanian dikarenakan minat untuk menyaksikan acara pertanian di televisi itu sendiri rendah dan di mata para pemuda acara pertanian kurang menarik. Tabel 16. Intensitas menonton acara pertanian Waktu (Menit) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Rendah (< 20) 34 52,31 Sedang (21 41) 22 33,84 Tinggi (42 60) 9 13,85 Total (n) Para pemuda memiliki kecenderungan untuk menyaksikan hiburan dibandingkan dengan menonton acara pertanian. Rendahnya waktu yang diluangkan pemuda untuk menyaksikan televisi juga dikarenakan ketika menonton acara pertanian seringnya acara pertanian yang disiarkan di televisi kurang sesuai dengan kebutuhan pertanian para pemuda, karena diakui lebih banyak menyiarkan acara pertanian tanaman pangan dibandingkan dengan pertanian tanaman hortikultura sehingga para pemuda tidak begitu tertarik untuk menonton acara pertanian di televisi lebih lama lagi. Untuk para pemuda yang tinggi intensitas menonton acara pertanian menjelaskan bahwa mereka memang ingin belajar mengenai pertanian secara keseluruhan tidak hanya pertanian hortikultura karena dianggap dapat menambah wawasan mereka mengenai pertanian secara umum. Frekuensi Mendengarkan Acara Pertanian di Radio Frekuensi mendengarkan acara pertanian di radio merupakan tingkat atau keseringan pemuda mendengarkan acara pertanian dalam satu bulan terakhir. Frekuensi pemuda mendengarkan acara pertanian di radio tersaji pada Tabel 17. Tabel 17. Frekuensi mendengarkan acara pertanian di radio Frekuensi Mendengarkan Radio Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Rendah (<2 kali) 60 92,31 Sedang (2 kali ) 2 3,08 Tinggi (3 kali) 3 4,62 Total (n)

18 71 Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa sebagian besar pemuda (92,31%) frekuensi mendengarkan acara pertanian terkategorikan rendah dengan frekuensi kurang dari satu kali dalam satu bulan terakhir, untuk pemuda yang terkategorikan sedang frekuensi mendengarkan acara pertaniannya terdapat sebanyak 3,08 persen, sementara itu terdapat 4,62 persen pemuda yang terkategorikan tinggi frekuensi mendengarkan acara pertanian di radio dengan frekuensi di atas tiga kali dalam satu bulan terakhir. Rendahnya frekuensi mendengarkan acara pertanian dikarenakan tidak banyak pemuda yang memiliki dan memanfaatkan radio. Selain hal itu sedikit saja stasiun radio yang menyiarkan acara pertanian di televisi. Kebanyakan dari stasiun radio hanya menyiarkan acara acara musik seperti dangdut, musik musik top Indonesia lainnya. Stasiun radio yang paling rutin menyiarkan acara pertanian adalah Edelwisse, tapi itu pun tidak sebanding perbandingannya. Terdapat beberapa stasiun radio yang dapat diakses di daerah Cipendawa maupun Sukatani yaitu stasiun radio Edelwisse, Antasalam, Triswara. Intensitas Mendengarkan Acara Pertanian Intensitas mendengarkan acara pertanian di radio merupakan lamanya waktu yang diluangkan oleh pemuda dalam satu kali mendengarkan acara pertanian di radio. Sebaran intensitas mendengarkan acara pertanian di radio dapat dilihat pada Tabel 18 berikut; Waktu (Menit) Tabel 18. Intensitas mendengarkan acara pertanian Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Rendah (0-20) 62 95,38 Sedang (21 41) 1 1,54 Tinggi (42 60) 2 3,08 Total ,00 Terdapat sebanyak 95,38 persen pemuda dalam penelitian ini intensitas mendengarkan acara pertaniannya tergolong rendah dengan waktu kurang dari 20 menit untuk satu kali mendengarkan acara pertanian. Sementara itu 1,54 persen pemuda dalam penelitian ini terkategorikan sedang intensitasnya dalam mendengarkan acara pertanian dengan waktu antara menit dalam satu kali mendengarkan acara pertanian, untuk pemuda yang intensitas mendengarkan acara televisinya terkategorikan tinggi terdapat 3,08 persen. Rendahnya waktu yang diluangkan oleh pemuda dalam mendengarkan

19 72 acara pertanian dikarenakan tidak banyak pemuda yang memiliki radio di rumah. Rendahnya intensitas mendengarkan acara pertanian juga disebabkan sedikit saja stasiun radio yang menyiarkan acara pertanian di televisi. Kebanyakan dari stasiun radio hanya menyiarkan acara acara musik seperti dangdut, musik musik top Indonesia lainnya. Stasiun radio yang paling rutin menyiarkan acara pertanian adalah Edelwisse, itupun karena stasiun radio tersebut adalah radio komunitas yang berada di wilayah pertanian Ciputri dan tidak dapat diakses secara luas oleh masyarakat yang berada di Desa Sukatani. Tingkat Kedekatan Dengan Teman di Bidang Pertanian Dalam penelitian ini tingkat kedekatan dengan teman di bidang pertanian didefinisikan sebagai tingkat hubungan pemuda dengan teman terbaiknya dalam kegiatan sehari - hari. Sebaran data tingkat kedekatan dengan teman di bidang pertanian dapat dilihat dari Tabel 19. Tabel 19. Tingkat kedekatan dengan teman di bidang pertanian Tingkat Kedekatan Dengan Teman di Bidang Pertanian Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Rendah (0 2) 24 36,92 Sedang (3 4) 21 32,31 Tinggi (5-6) 20 30,77 Total (n) Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa relatif tidak terdapat perbedaan antara jumlah pemuda yang tingkat kedekatan dengan teman di bidang pertaniannya rendah, sedang dan tinggi. Sebanyak 36,92 persen responden tingkat kedekatan dengan teman di bidang pertanian terkategorikan rendah, untuk pemuda yang terkategorikan sedang tingkat kedekatan dengan teman di bidang pertanian terdapat sebesar 32,31 persen, sementara itu tingkat kedekatan pemuda dengan teman di bidang pertanian yang terkategorikan tinggi terdapat sebesar 30,77 persen. Tingkat kedekatan dengan teman di bidang pertanian ini dilihat melalui sejauhmana pemuda berinteraksi dengan teman terbaiknya yang memiliki pekerjaan di bidang pertanian. Pemuda dalam penelitian ini memiliki beragam teman yang tidak saja berasal dari bidang pertanian tetapi juga bekerja di bidang lain seperti pedagang, buruh, atau pun pelajar, sehingga hubungan para pemuda akan beragam, pemuda yang masih bersekolah akan memiliki kecenderungan teman baiknya akan berasal dari teman di sekolahnya yang merupakan pelajar, sementara itu

20 73 pemuda yang sudah bekerja baik di bidang pertanian dan bidang non pertanian lebih memiliki teman dekat yang beragam, ada yang berasal dari bidang pertanian ada pula yang berasal dari bidang non pertanian seperti buruh bangunan, buruh pabrik, pedagang dan supir ojek. Persepsi Pemuda terhadap Kondisi di Pedesaan Persepsi pemuda terhadap kondisi di pedesaan merupakan proses pemaknaan secara inderawi pemuda terhadap kondisi yang ada di pedesaan yang mempengaruhi pemuda dalam mengambil keputusan terkait dengan pekerjaan di bidang pertanian. Persepsi terhadap kondisi di pedesaan dilihat dari kesempatan kerja di desa, kondisi sumberdaya alam di desa, dan persepsi pemuda itu sendiri dalam melihat prospek pertanian di masa yang akan datang. Persepsi terhadap Kesempatan Kerja di Desa Persepsi pemuda didefinisikan sebagai cara pandang atau pemaknaan pemuda dalam melihat kesempatan kerja yang ada di pedesaan atas dasar pengalaman pengalaman pemuda. Sebaran persepsi pemuda terhadap kesempatan kerja dapat dilihat pada Tabel 20. Persepsi Pemuda Tabel 20. Persepsi terhadap kesempatan kerja di desa Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Tidak ada kesempatan kerja (1-1,75) 1 1,54 Kurang ada kesempatan kerja (1,76-2,51) 9 13,85 Terdapat kesempatan kerja (2, ) 44 67,69 Banyak kesempatan kerja (3,28 4) 11 16,92 Total (n) Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa 67,69 persen pemuda mengganggap bahwasannya terdapat banyak kesempatan kerja di desa, 16,92 persen pemuda beranggapan bahwa banyak kesempatan kerja yang tersedia di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani., sementara itu 13,85 persen pemuda beranggapan bahwa di desa kurang tersedia banyak kesempatan kerja. Jika dilihat dari rataan skor persepsi pemuda terhadap kesempatan kerja di pedesaan sebesar 2,84 maka dapat disimpulkan bahwa pemuda umumnya mempersepsikan bahwa terdapat banyak kesempatan kerja di pedesaan. Baik di Desa Cipendawa maupun di Desa Sukatani memang terdapat

21 74 beberapa jenis pekerjaan yaitu petani, buruh pabrik, buruh bangunan, pedagang atau wiraswastawan. Jenis jenis pekerjaan ini merupakan pekerjaan yang tidak memerlukan tingkat pendidikan tinggi. Hanya buruh pabrik saja yang dituntut memerlukan pendidikan minimal SLTP dan SLTA. Para pemuda yang umumnya hanya merupakan lulusan SD masih dapat memperoleh pekerjaan di desa. Persepsi terhadap Kondisi Sumberdaya Alam di Desa Persepsi pemuda didefinisikan sebagai cara pandang atau pemaknaan pemuda dalam melihat kondisi sumberdaya alam yang ada di pedesaan atas dasar pengalaman pengalaman pemuda. Sebaran persepsi pemuda terhadap kondisi sumberdaya alam yang ada di pedesaan terdapat pada Tabel 21. Dari Tabel 21 dapat dilihat bahwa 80 persen pemuda mengganggap kondisi sumberdaya alam di desa pemuda sangat baik, sementara itu 20 persen pemuda beranggapan bahwa kondisi sumberdaya alam di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani baik. Jika dilihat dari rataan skor persepsi pemuda terhadap kesempatan kerja di pedesaan sebesar 2,97, yang berarti umumnya pemuda mempersepsikan kondisi sumberdaya alam di desa tergolong baik Persepsi Pemuda Tabel 21. Persepsi terhadap kondisi sumberdaya alam di desa Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Sangat Buruk (1-1,75) 0 0 Buruk (1,76-2,51) 0 0 Baik (2, ) Sangat Baik (3,28 4) Total (n) 65, Sangat baiknya persepsi pemuda dapat diterima, mengingat Kabupaten Cianjur yang dalam hal ini diwakili oleh Desa Cipedawa dan Desa Sukatani merupakan sentra tanaman sayur di Provinsi Jawa Barat. Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur yang diwakili oleh penyuluh lapang mengatakan bahwa Desa Cipendawa selain merupakan penghasil wortel juga diproyeksikan sebagai wilayah pengasil bibit kentang menggantikan wilayah Lembang, sementara itu Desa Sukatani merupakan salah satu sentra penghasil wortel terbesar di Jawa Barat, melalui argumen argumen ini dapat ditarik kesimpulan bahwa baik Desa Cipendawa maupun Desa Sukatani memang memiliki kondisi sumberdaya alam yang baik karena memang merupakan salah satu sentra produksi tanaman sayuran di Jawa Barat.

22 75 Persepsi terhadap Pertanian di Masa yang Akan Datang Persepsi pemuda terhadap prospek pertanian di masa yang akan datang akan didefinisikan sebagai cara pandang atau pemaknaan pemuda dalam melihat prospek pertanian di masa yang akan datang atas dasar pengalaman pengalaman pemuda Sebaran persepsi pemuda terhadap prospek pertanian di masa yang akan datang terdapat pada Tabel 22. Tabel 22. Persepsi terhadap pertanian di masa yang akan datang Persepsi Pemuda Jumlah Responden (Orang) Persentase (%) Tidak Prospektif (1-1,75) 0 0 Kurang Prospektif (1,76-2,51) 3 4,62 Prospektif (2, ) 40 61,54 Sangat Prospektif (3,28 4) 22 33,85 Total (n) Melihat dari sebaran data yang tersaji dari Tabel 22, terdapat 61,54 persen pemuda beranggapan bahwa pertanian di masa yang akan datang akan prospektif, sementara itu 33,85 persen pemuda beranggapan bahwa pertanian di masa yang akan datang sangat prospektif. Tidak semua pemuda mempersepsikan prospek pertanian di masa yang akan datang secara positif, terdapat pula pemuda yang mempersepsikan pertanian di masa yang akan datang akan kurang prospektif bagi pemuda. Melihat dari rataan skor persepsi pemuda yang sebesar 3,1 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa umumnya pemuda melihat pekerjaan pertanian sebagai pekerjaan yang prospektif di masa yang akan datang. Temuan ini memang sangat jelas, karena menurut pengakuan penyuluh lapangan dan petani, permintaan tanaman sayuran masih tinggi, petani sayur masih kewalahan dalam memenuhi kebutuhan akan permintaan sayuran. Penyuluh pertanian setempat juga menyatakan bahwa selama masih terdapat kehidupan, maka makanan akan tetap dibutuhkan oleh masyarakat. Dalam hal ini sayuran tetap dibutuhkan oleh masyarakat, pertimbangan ini yang melatarbelakangi kenapa pemuda percaya bahwa pertanian di masa datang cukup menjanjikan. Sikap Pemuda terhadap Pekerjaan di Bidang Pertanian Sikap pemuda terhadap pekerjaan di bidang pertanian adalah kondisi psikologis pemuda yang didasari konsep evaluasi terhadap pekerjaan di bidang pertanian dari segi pemenuhan kebutuhan yang terdiri dari komponen kognitif, afektif, konatif yang

23 76 berkaitan dengan pekerjaan di bidang pertanian. Sikap terhadap pekerjaan ini dikaitkan dengan konsep pekerjaan yang dicetuskan oleh Sajogyo (1987) yaitu pekerjaan sebagai interaksi sosial, sebagai status sosial, sebagai kegiatan yang menghasilkan uang (ekonomi) dan menghasilkan barang dan jasa. terhadap pekerjaan di bidang pertanian tersaji pada Tabel 23. Sikap Pemuda Tabel 23. Sikap Pemuda terhadap pekerjaan di bidang pertanian Jumlah Responden (Orang) Sebaran data untuk sikap pemuda Persentase (%) Kurang Setuju (1,76 2,51) 18 27,69 Setuju (2,52 3,25) 43 66,15 Sangat Setuju (3,26 4) 4 6,15 TOTAL Tabel 23 menunjukkan bahwa terdapat 27,69 persen pemuda yang kurang setuju untuk bekerja di bidang pertanian, yang berarti para pemuda tersebut kurang tertarik untuk bekerja di bidang pertanian. Terdapat pula 66,15 persen pemuda yang setuju untuk bekerja di bidang pertanian, sementara itu 6,15 persen pemuda sangat setuju sikapnya untuk bekerja di bidang pertanian. Dari Tabel 23 dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pemuda masih tertarik untuk pekerjaan di bidang pertanian. Ketertarikan pemuda terhadap pekerjaan di bidang pertanian karena pemuda merasa pertanian merupakan bidang yang masih menjanjikan untuk dijadikan sebagai pekerjaan. Para pemuda berpendapat bahwa daerah Pacet merupakan wilayah yang sangat menjanjikan untuk mengembangkan usaha pertanian sayuran karena wilayah mereka merupakan sentra produksi tanaman sayuran, permintaan sayuran masih tinggi sehingga secara ekonomi pemasaran produk pertanian sayuran tidak menjadi masalah yang besar karena banyak orang yang datang dan mencari sayuran dari Desa Cipendawa dan Desa Sukatani. Para pemuda tertarik bekerja di bidang pertanian karena sebagian besar masyarakat yang berdomisili di daerah tersebut merupakan petani petani sayur. Jika dibedakan menurut desanya, rataan skor sikap pemuda terhadap pekerjaan pertanian untuk Desa Sukatani sedikit lebih besar (2,77) dibandingkan dengan rataan skor sikap pemuda di Desa Cipendawa (2,71), tetapi tidak berbeda nyata karena kedua sikap pemuda tersebut masih terkategorikan dalam kelas yang sama yaitu cukup setuju untuk bekerja di bidang pertanian. Jika dilihat secara lebih detail lagi, fenomena lebih baiknya sikap pemuda yang berasal dari Desa Sukatani disebabkan Desa Sukatani

24 77 merupakan wilayah agropolitan di mana secara infrastruktur dan pemasaran wilayah Sukatani lebih baik dibandingkan dengan Cipendawa. Produk produk pertanian sayuran dari Desa Sukatani banyak yang masuk ke Supermarket besar. Berbeda dengan Cipendawa yang infrastrukturnya tidak sebagus wilayah Sukatani dan pemasarannya hanya masuk ke pasar pasar tradisional yang berada di wilayah Cianjur, Bogor, Jakarta, dan Bekasi. Sikap Pemuda terhadap Pekerjaan di Bidang Pertanian (Per Indikator) Pekerjaan tidak semata mata hanya berdasarkan pertimbangan ekonomi, tetapi juga berdasarkan pada pertimbangan lain yang bersifat non-ekonomi. Pada bagian ini disajikan sikap pemuda terhadap pekerjaan di bidang pertanian yang dibagi bagi berdasarkan indikator indikator pekerjaan menurut pendefinisian Sajogyo (1987), di mana pekerjaan di pedesaan dilihat berdasarkan berdasarkan pertimbangan interaksi, pertimbangan status, pertimbangan ekonomi, dan pertimbangan teknis (kemudahan menghasilkan barang atau jasa). Pada Tabel 24 terlihat bahwa sikap pemuda terhadap pekerjaan di bidang pertanian dengan indikator pertimbangan interaksi memiliki rataan skor sebesar 2,70 yang berarti para pemuda setuju bahwa jika dilihat dari pertimbangan interaksi, pekerjaan di bidang pertanian lebih baik dibandingkan dengan pekerjaan non-pertanian (buruh bangunan, buruh pabrik, supir ojek, dan pedagang). Para pemuda meyakini bahwa bekerja sebagai petani membuat mereka lebih mudah dalam berinteraksi dengan masyarakat di desa mereka dibandingkan dengan orang yang bekerja sebagai pedagang, buruh bangunan, maupun sebagai buruh pabrik. Hal ini di sebabkan mayoritas mayarakat di Cipendawa dan Sukatani bekerja sebagai petani, sehingga intensitas bertemu dan berkomunikasi dengan masyarakat lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat yang bekerja sebagai buruh bangunan, buruh pabrik, pedagang, maupun supir ojek. Mereka berpikir menjadi petani itu fleksibel dari segi waktu sehingga dapat bertemu dan berkomunikasi dengan masyarakat kapan saja, dan karena mayoritas masyarakat adalah petani sayuran sehingga jam kerja para petani akan sama dengan petani sayuran yang lain, ketika berangka ke kebun dan ketika pulang dari kebun. Berbeda dengan mereka yang bekerja di bidang non-pertanian, bahkan mereka yang bekerja sebagai buruh bangunan terkadang baru pulang seminggu sekali bahkan ada

25 78 yang sebulan sekali baru pulang, kebanyakan mereka yang menjadi buruh bekerja di kota besar seperti Jakarta, Tangerang, Bogor. Pertimbangan status dalam penelitian ini memiliki rataan skor 2,77, pemuda cenderung tertarik bekerja di bidang pertanian karena pemuda beranggapan menjadi petani bukan merupakan pekerjaan yang memalukan, mereka percaya pekerjaan sebagai petani merupakan suatu tanggung jawab besar demi keberlangsungan kebutuhan akan makanan dalam hal ini adalah tanaman sayuran. Selain itu pemuda juga berpendapat bahwa mereka tidak takut untuk berkotor kotor karena mereka yakin matahari dan kotor merupakan bagian yang membuat bekerja di pertanian itu unik. Untuk pertimbangan ekonomi, rataan skor menunjukan angka 2,57 artinya para pemuda setuju untuk bekerja di bidang pertanian karena secara ekonomi mereka percaya seorang petani masih dapat memenuhi kebutuhan dasar. Hal tersebut cukup beralasan karena jika dilihat dari pendapatan per bulan petani buruh bisa memperoleh 1 Juta Rupiah, sementara petani pemiliki lahannya kurang dari 0,2 ha bisa memperoleh 1,5 2 Juta Rupiah, tukang ojek memperoleh 750 Ribu Rupiah dalam satu bulan, sementara itu buruh pabrik bisa memperoleh 1 Juta Rupiah dalam dalam satu bulan. Untuk buruh bangunan per hari mereka dapat memperoleh Ribu Rupiah tetapi pekerjaan itu tidak setiap waktu ada hanya waktu waktu tertentu, biasanya buruh bangunan juga merupakan petani petani yang tidak memiliki lahan dan memiliki waktu yang kosong. Tabel 24. Sikap pemuda terhadap pekerjaan di bidang pertanian (per indikator) Indikator Sikap Pemuda Rataan Skor* Pertimbangan Interaksi 2,70 Pertimbangan Status 2,77 Pertimbangan Ekonomi 2,57 Pertimbangan Teknis 2,81 Rataan Skor Total 2,71 *Ket: 1 1,75=: Tidak Setuju;1,76 2,51= Kurang Setuju; 2,52 3,25= Setuju; 3,26 4= Sangat Setuju Rataan skor untuk pertimbangan teknis 2,81 menunjukan bahwa pemuda cukup setuju untuk bekerja di bidang pertanian karena secara teknis pertanian sayuran itu diyakini mudah dalam pelaksanaannya, para pemuda sedikit banyak tahu mengenai cara menanam, mengeolah lahan, memberikan pupuk, memberikan pestisida dan memanen tanaman sayur. Pengetahuan mengenai teknis usahatani sayuran diperoleh oleh pemuda

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN

KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN 101 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER HUBUNGAN ORANGTUA, TELEVISI, DAN TEMAN DENGAN SIKAP PEMUDA TERHADAP PEKERJAAN DI BIDANG PERTANIAN (Kasus Pemuda Di Desa Cipendawa dan Sukatani, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 39 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di wilayah pertanian hortikulutra di Desa Cipendawa dan Desa Sukatani, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur dengan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB V GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1 Karakteristik Wilayah Kecamatan Pacet merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan ini berada di bagian utara kota Cianjur. Wilayah

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 41 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Gandus terletak di Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Kecamatan Gandus merupakan salah satu kawasan agropolitan di mana

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG A. Gambaran Umum Wilayah 1. Letak Geografis Desa Bitung jaya merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Cikupa kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Kawasan Agropolitan Cianjur Agropolitan (agro = pertanian; politan = kota) adalah suatu konsep kota pertanian yang diharapkan mampu memacu berkembangnya sistem dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH V. GAMBARAN UMUM POTENSI WILAYAH 5.1. Kondisi Umum Kecamatan Leuwisadeng Kecamatan Leuwi Sadeng merupakan kecamatan yang terletak di Leuwi Sadeng, Kabupaten Bogor. Kecamatan Leuwi Sadeng terdiri dari 8

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Geografi Desa Sipak merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 558 194 ha. Desa Sipak secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI

DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI 29 DESKRIPSI KARAKTERISTIK PETANI, KETERDEDAHAN TERHADAP MEDIA KOMUNIKASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI PETANI Deskripsi Karakteristik Individu Petani Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa umur petani anggota

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi 5.2. Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani dan Status Penguasaan Lahan di Kelurahan Situmekar V. GAMBARAN UMUM 5.1. Wilayah dan Topografi Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49 29 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Citapen 4.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Desa Citapen merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Ciawi.Secara geografis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Profil Kelurahan Mulyaharja 4.1.1. Keadaan Umum Kelurahan Mulyaharja Kelurahan Mulyaharja terletak di Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa

Lebih terperinci

PERILAKU PEMUDA DALAM MEMANFAATKAN MEDIA MASSA UNTUK PENCARIAN INFORMASI PERTANIAN

PERILAKU PEMUDA DALAM MEMANFAATKAN MEDIA MASSA UNTUK PENCARIAN INFORMASI PERTANIAN PERILAKU PEMUDA DALAM MEMANFAATKAN MEDIA MASSA UNTUK PENCARIAN INFORMASI PERTANIAN (Kasus Pemuda di Desa Sukatani dan Cipendawa, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur) Yogaprasta Adinugraha, Dini Valdiani

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN 35 PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN Lokasi Kelurahan Cipageran merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Adapun orbitasi, jarak dan waktu tempuh dengan pusat-pusat

Lebih terperinci

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo Di bawah ini penulis akan sampaikan gambaran umum tentang keadaan Desa Bendoharjo Kecamatan Gabus Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum dan Geografis Penelitian dilakukan di Desa Lebak Muncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung. Desa Lebak Muncang ini memiliki potensi yang baik dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 32 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Sumedang Kabupaten Sumedang memiliki luas wilayah sebesar 155.871,98 ha yang terdiri dari 26 kecamatan dengan 272 desa dan 7 kelurahan.

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Wilayah Desa Jogonayan 1. Kondisi Geografis dan Administrasi Jogonayan merupakan salah satu desa dari 16 desa yang ada di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN

BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN BAB V GAMBARAN UMUM RESPONDEN 5.1. Usia Usia responden dikategorikan menjadi tiga kategori yang ditentukan berdasarkan teori perkembangan Hurlock (1980) yaitu dewasa awal (18-40), dewasa madya (41-60)

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI. Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat 28 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI A. Sejarah Singkat Kelurahan Way Dadi Sesuai dengan kondisi letak geografis kelurahan Way Dadi yang berada tepat berbatasan dengan wilayah Bandar Lampung maka pada

Lebih terperinci

PETA SOSIAL DESA CURUG

PETA SOSIAL DESA CURUG PETA SOSIAL DESA CURUG Lokasi Desa Curug merupakan salah satu dari 10 desa yang berada dibawah wilayah administratif Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Letak fisik desa sangat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Keadaan Geografis Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu dari tujuh anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Rukun Tani yang sebagian besar

Lebih terperinci

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun

Gambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 9 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Umum Kecamatan Megamendung Kondisi Geografis Kecamatan Megamendung Kecamatan Megamendung adalah salah satu organisasi perangkat daerah Kabupaten Bogor yang terletak

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Desa penelitian ini merupakan salah satu desa di Kabupaten Banyumas. Luas wilayah desa ini sebesar 155,125 ha didominasi oleh hamparan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN

VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN VI. PERKEMBANGAN PUAP DAN MEKANISME KREDIT GAPOKTAN 6.1. Perkembangan Program PUAP Program PUAP berlangsung pada tahun 2008 Kabupaten Cianjur mendapatkan dana PUAP untuk 41 Gapoktan, sedangkan yang mendapatkan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki 65 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wialayah Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan yang berlokasi pada dua Desa yaitu Desa Bumi Restu dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI Desa Kembang Kuning terbagi atas tiga dusun atau kampung, yakni Dusun I atau Kampung Narogong, Dusun II atau Kampung Kembang Kuning, dan Dusun III atau Kampung Tegal Baru. Desa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Desa Lebuh Dalem Desa Lebuh Dalem merupakan Desa yang terdapat di Kecamatan Menggala Timur yang merupakan kecamatan pemekaran dari sebagian

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 27 BAB IV GAMBARAN UMUM DESA 4.1 Desa Cikarawang 4.1.1 Kondisi Demografis Desa Cikarawang merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dan terdiri dari 7 RW. Sebelah

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah dan Geografis KelurahanMaharatu Desa Swamedyaialah desa yang berkecukupan dalam hal sumber daya alam dan sumber daya manusia. Dalam hal dana modal sehingga

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko memiliki potensi lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sumatra Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memberikan kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia di sektor pertanian. Pertanian tersebut menyebar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil

BAB I PENDAHULUAN. Banguncipto dan Dusun Ploso serta mengacu buku profil desa dan profil BAB I PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survei dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Ploso, Desa Baguncipto, baik melalui

Lebih terperinci

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO

BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO BAB III PERKEMBANGAN KEAGAMAAN ANAK BURUH PABRIK DI WONOLOPO A. Tipologi Demografis Masyarakat Kelurahan Wonolopo Kecamatan Mijen Kota Semarang 1. Keadaan Demografis Penduduk Kelurahan Wonolopo berjumlah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Desa Banjarsari terletak di Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 109 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan dan hasil analisis data yang telah penulis lakukan dalam penelitian tentang Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 24 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN EMPANG 4.1 Letak dan Keadaan Fisik Kelurahan Empang merupakan kelurahan yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Secara administratif, batas-batas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Reguler Periode LXI divisi I kelompok B unit 3

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Reguler Periode LXI divisi I kelompok B unit 3 BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata Reguler Periode LXI divisi I kelompok B unit 3 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2016-2017, berlokasi di Desa Sugihan, Kecamatan Tengaran,

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.. Wilayah dan Topografi Secara geografis Kota Pagar Alam berada pada 4 0 Lintang Selatan (LS) dan 03.5 0 Bujur Timur (BT). Kota Pagar Alam terletak di Provinsi Sumatera

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN KERAGAAN EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI Keadaan Umum Wilayah Penelitian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan provinsi yang mempunyai ratio jumlah rumahtangga petani

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI

GAMBARAN UMUM LOKASI 23 GAMBARAN UMUM LOKASI Bab ini menjelaskan keadaan lokasi penelitian yang terdiri dari kondisi geografis, demografi, pendidikan dan mata pencaharian, agama, lingkungan dan kesehatan, potensi wisata, pembangunan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Geografi Wilayah Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibedug, yang terdiri dari Kampung Nyalindung, Babakan dan Cibedug, merupakan bagian dari wilayah Desa Cikole.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana mempunyai 13 V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Kondisi Umum Desa Kemukten 5.1.1 Letak Geografis Desa Kemukten secara administratif terletak di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan Kersana

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 50 BAB V KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Faktor Internal Faktor internal dalam penelitian ini merupakan karakteristik individu yang dimiliki responden yang berbeda satu sama lain. Responden dalam penelitian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kecamatan Cisarua 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis, Kecamatan Cisarua terletak di Selatan wilayah Bogor pada 06 42 LS dan 106 56 BB. Kecamatan

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) 58 BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP) Bab ini mendeskripsikan karakteristik demografi individu petani

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Wilayah Penelitian dilakukan di Kabupaten Jember, Propinsi Jawa Timur yaitu di Desa Pakusari Kecamatan Pakusari. Desa Pakusari memiliki lima Dusun yaitu Dusun

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN VI KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN Karakteristik umum dari responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, pendapatan di luar usahatani

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis

BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis 27 BAB IV PROFIL DESA 4.1. Aspek Geografis Desa Pasawahan merupakan salah satu dari tiga belas desa yang ada di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Bagian Utara berbatasan dengan Desa Kutajaya, bagian

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK 47 BAB III PRAKTEK SEWA-MENYEWA TANAH SAWAH DIJADIKAN TAMBAK DI DESA MOJOPUROGEDE KECAMATAN BUNGAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Obyek Penelitihan 1. Keadaan wilayah Desa Mojopurogede Kecamatan Bungah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Wonosari merupakan salah satu dari 7 kecamatan yang ada di Kabupaten Boalemo, Di lihat dari letak geografisnya, Kecamatan Wonosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik

BAB I PENDAHULUAN. lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Berdasarkan hasil survey dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi dari Dusun Klegung, Desa Ngoro-oro, baik melalui wawancara, curah

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Dataran Tinggi Dieng kurang lebih berada di ketinggian 2093 meter dari permukaan laut dan dikelilingi oleh perbukitan. Wilayah Dieng masuk ke

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Surade 4.1.1 Kondisi Geografis, Topografi, dan Demografi Kelurahan Surade Secara Geografis Kelurahan Surade mempunyai luas 622,05 Ha,

Lebih terperinci

P R O F I L DESA DANUREJO

P R O F I L DESA DANUREJO P R O F I L DESA DANUREJO PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG KECAMATAN MERTOYUDAN DESA DANUREJO ALAMAT :DANUREJO MERTOYUDAN MAGELANG TELP (0293) 325590 Website : danurejomty.wordpress.com Email : desadanurejo@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan

BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA. 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan BAB III PENANAMAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR DI LINGKUNGAN KELUARGA A. Data Umum 1. Letak Georgafis Desa Tahunan Baru, Tegalombo, Pacitan Secara umum, letak desa Tahunan Baru adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskrifsi Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Popayato Barat merupakan salah satu dari tiga belas Kecamatan yang ada di Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo. Kecamatan Popayato

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Letak dan Luas Wilayah Kelurahan Pagaruyung merupakan salah satu dari sekian banyak kelurahan yang ada dikecamatan Tapung yang terbentuk dari program Transmigrasi oleh

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 35 BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis Desa Tegal merupakan salah satu desa dari 8 desa lainnya yang terletak di Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Secara wilayah, Desa Tegal memiliki luas sekitar

Lebih terperinci

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial.

BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG. melakukan berbagai bidang termasuk bidang sosial. 18 BAB II KONDISI DESA BELIK KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG A. Keadaan Geografis 1. Letak, Batas, dan Luas Wilayah Letak geografis yaitu letak suatu wilayah atau tempat dipermukaan bumi yang berkenaan

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci