ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG
|
|
- Sukarno Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PENGGUNAAN TENAGA KERJA RUMAH TANGGA PADA PEMELIHARAAN DOMBA DI KECAMATAN BUAHDUA KABUPATEN SUMEDANG ANALYSIS OF USE FAMILY LABOR CULTIVATION OF SHEEP LIVESTOCK IN THE SUBDISTRICT BUAHDUA DISTRICT SUMEDANG Riyadhi Abdan Rabbani Fakultas Peternakan Universitas Padjadajran abdanrabbani@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang dari bulan April sampai dengan Mei Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran curahan tenaga kerja peternak dalam pemeliharaan domba, proporsi curahan tenaga kerja peternak untuk pemeliharaan domba di kandang dan penyediaan pakan hijauan domba, di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah metode survey, pengambilan responden dipilih secara proportional simple random sampling, ditentukan sebanyak 30 responden peternak domba di Kecamatan Buahdua. Untuk mengetahui perbandingan efisiensi tenaga kerja pria dan wanita dalam menyediakan pakan hijauan domba, maka diakukan uji t. Berdasarkan hasil penelitian : pada rata-rata jumlah pemilikan 7,4 ekor domba, menunjukan bahwa : curahan tenaga kerja keluarga dalam pemeliharaan sebesar 5,32 jam/hari dengan masing-masing curahan, yaitu tenaga kerja pria 3,27 jam/hari, wanita 1,96 jam/hari, dan anak 0,09 jam/hari. Proporsi curahan tenaga kerja keluarga untuk pemeliharaan di kandang sebesar 0,3 jam/hari (9,96%), dengan masing-masing curahan yaitu tenaga kerja pria 0,16 jam/hari, wanita 0,34 jam/hari dan anak 0,03 jam/hari, sedangkan untuk penyediaan pakan hijauan domba 4,79 jam/hari (90,04%), dengan masing-masing curahan yaitu tenaga kerja pria 3,11 jam/hari, wanita 1,62 jam/hari, dan anak 0,06 jam/hari. Penggunaan tenaga kerja pria dalam menyediakan pakan hijauan domba lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita. Kata Kunci : Curahan Tenaga Kerja, Efisiensi, Proporsi, Rumah Tangga, Domba. ABSTRACT These research has been performed in the Subdistrick Buahdua District Sumedang since April till Mei The purpose of this research is to know far the family labor recipitation of breeder in the cultivation of the sheep cultivation is, how far the proportion of family labor recipitation of breeder for the care of livestock in the stall and for the preparation of the greenes of livestock breed and also to know the comparison the family labor eficiency of man and of women in preparing the greenes of breeding of sheep livestock in the Subdistrict Buahdua District Sumedang. The used method in this research is a survey one, in which responden collecting are proportionally random sampling selected, they are determined as much 30 sheep breeders in the Subdistrict Buahdua District Sumedang. For knowing the comparison of family labor eficiency of man and women in preparing the greenes of livestock breeding, the T test is carried out. The conclusion of this research is as the following : The family labor precipitation of breeder in cultivation of the sheep livestock in this Subdistrict Buahdua District Sumedang is 5,32 hour/day. The proportion of family labor precipitation of breeder for cultivation of stall and for preparation of greenes of the breeding sheep is 0,53 hour/day for the livestock cultivation of sheep in stall (9,96%) and 4,79 hour/dar for preparation of greenes of livestock breed (90,04%). The use of family labor of man in preparing the greenes of the breeding of sheep livestock in the Subdistrict Buahdua District Sumedang is more eficien to be carried out by the woman labors. Keywords : Family, Labors, Efficiency, Proportion, Sheep
2 PENDAHULUAN Usaha pengembangan peternakan sedang gencar dilaksanakan, hal ini bertujuan untuk mencukupi kebutuhan protein hewani bagi masyarakat. Peningkatan populasi manusia menyebabkan peningkatan peningkatan kebutuhan protein, dan kebutuhan protein hewani erat kaitannya dengan produksi ternak potong. Salah satu ternak potong yang potensial dikembangkan adalah domba Pemeliharaan domba ini merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi pengangguran semu di kalangan petani akibat sifat musiman dari sektor pertanian. Cara ini diharapkan dapat membuka lapangan kerja. sehingga tenaga kerja produktif tersebut dapat dimanfaatkan untuk menyediakan pakan sehubungan dengan semakin langkanya lahan yang khusus ditanami pakan hijauan. Besar curahan, proporsi, dan efisiensi tenaga kerja merupakan faktor penting dalam usaha ini karena ketiga hal tersebut diatas adalah kunci dalam usaha peternakan berskala rumah tangga. METODE Metode penelitian yang akan digunakan adalah survey. Metode ini dipilih atas dasar keterbatasan waktu, sebaran petani yang terpencar, dan keterbatasan biaya. Objek penelitian adalah peternak yang memelihara domba di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang. Sampel akan diambil dari 3 desa yaitu : Desa Cilumping, Kalapanunggal, dan Cibitung. Responden dalam penelitian ini ditetapkan secara purposive sebanyak 30 orang. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencurahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba Pemeliharaan domba memiliki dua kegiatan utama. Kegiatan yang dilakukan terdiri dari pemeliharaan ternak di kandang dan penyediaan hijauan pakan ternak. A.1. Pemeliharaan Ternak di kandang A.1.1. Pemberian Pakan dan Minum Peternak yang menjadi responden (66,67%) memberikan pakan pada ternaknya sebanyak 2 kali setiap hari yang diikuti sebesar 26,67% yang memberi pakan 3 kali sehari, sedangkan yang memberikan pakan 1 kali dan 4 kali masing-masing hanya satu responden 3,33%. Dilihat frekuensi pemberian pakan secara umum dari responden telah cukup baik karena frekuensi pemberian pakan tergantung pada kebiasaan peternak yaitu ada yang 2 kali dan ada juga yang 3 kali setiap hari (Direktorat Jenderal Peternakan, 2007). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.
3 Tabel 1. Frekuensi Pemberian Pakan pada Pemeliharaan Domba. No. Responden Frekuensi (orang) (kali/hari) Keterangan pagi pagi dan siang pagi, siang, dan sore pagi, siang, sore, dan malam Peternak di Kecamatan Buahdua memberikan hijauan lebih dari cukup, karena jumlah kebutuhan pakan untuk domba dalah 10% dari berat badan. Tabel 2 membuktikan bahwa tenaga kerja peternak dalam memelihara ternaknya banyak dicurahkan untuk menyabit rumput. Tabel 2. Kisaran Jumlah Pemberian Pakan Hijauan pada Pemeliharaan Domba. Kisaran Pemberian Jumlah Responden (kg/ekor/hari) (orang) 3, > Jumlah Responden 30 A.1.2. Pembersihan Kandang Kandang domba biasanya dibersihkan sesetiap hari waktu pagi sebelum petani peternak pergi ke sawah atau ke kebun atau mengerjakan pekerjaan lainnya. Pekerjaan ini biasanya dilakukan oleh kepala keluarga, istri, dan kadang-kadang anak. Sesetiap kali melakukan pekerjaan ini memakan waktu sekitar 15 menit. A.1.3. Pengangkutan Feses Domba Pengangkutan feses dilakukan 1-3 bulan sekali. Jangka waktu pengangkutan kotoran hingga cukup untuk pupuk atau dijual berbeda-beda tergantung dari jumlah ternak yang dipelihara dan waktu luang yang tersedia untuk melakukan pekerjaan tersebut. Didalam lubang penampungan kotoran biasanya terdapat pula campuran daundaunan. Sisa hijauan limbah pertanian ini sengaja dipindahkan untuk campuran pupuk. Daun-daunan dan feses secara berkala diaduk, bagian yang sudah menjadi pupuk atau biasa disebut sudah dingin diangkut ke sawah atau kebun pada waktu yang tersedia pekerjaan ini rata-rata memakan waktu selama 2 jam. A.1.4. Perbaikan Kandang Perbaikan kandang biasanya dilakukan sesetiap 3 12 bulan sekali dan biasanya dilakukan oleh kepala keluarga, dibantu oleh tetangga atau anak laki-laki Memakan waktu selama kurang lebih 6 jam.
4 A.1.5. Memandikan Ternak Waktu yang digunakan untuk memandikan ternak adalah menit, waktu banyak terbuang pada saat menggiring ternak ke sungai atau kolam apabila jarak dari kandang ke tempat pemandian cukup jauh. Tujuan memandikan domba adalah untuk membersihkannya dari kuman atau parasit yang menempel pada kulit dan bulunya. Kegiatan ini dilakukan 2-12 kali pertahun (Sumoprastowo, 1990) A.1.6. Pencukuran Bulu Pencukuran bulu pada umumnya dilakukan pertama kali pada domba berumur 7 bulan, selanjutnya pencukuran bulu dilakukan setiap 1 tahun sekali. Kegiatan ini dilakukan oleh laki-laki (kepala keluarga) selama kurang lebih 60 menit per kegiatan A.1.6. Pelaksanaan Reproduksi Pelaksanaan perkawinan ini biasanya dilakukan oleh kepala keluarga. Waktu pelaksanaan perkawinan ini tidak sama, ada yang pagi hari, siang atau sore. Perbedaan waktu ini disebabkan karena waktu berahi yang tidak tentu. Umur domba pertama dikawinkan adalah 7 bulan. Keadaan ini cukup baik karena sesuai dengan pendapat Toelihere (1999) yang menyatakan bahwa ternak domba mulai dewasa kelamin pada umur 6-12 bulan. A.2. Pencurahan Tenaga Kerja dalam Penyediaan Hijauan Pakan Ternak Kegiatan menyabit rumput atau kegiatan penyediaan pakan hijauan ternak adalah kegiatan yang paling banyak menyita waktu yang dicurahkan untuk pemeliharaan ternak. Tabel 3 memperlihatkan keterlibatan suami dalam menyediakan pakan hijauan domba yaitu 100% berarti suami selaku kepala keluarga sangat dominan dalam penyediaan pakan hijauan domba. Tabel 3. Jumlah Tenaga Kerja Keluarga yang Terlibat dalam Penyediaan Pakan Hijauan Domba. No Status didalam Keluarga Jumlah (orang) Proporsi Keterlibatan (%) n = 30 1 Suami Istri Anak 4 13
5 Penyediaan hijauan terutama rumput diambil dari berbagai tempat, yaitu pematang sawah, kebun, perkebunan bahkan sampai ke gunung. Tabel 4 menjelaskan Jarak dan waktu tempuh ke masing-masing lokasi. Tabel 4. Jarak dan Waktu Tempuh Pengambilan Pakan Hijauan Domba pada Berbagai Lokasi. No Lokasi Jarak (km) Waktu Pencurahan (Jam) 1 Area Pertanian 0,05-0,5 1,0-1,5 2 Area Kaki Gunung 0,30-2,0 1,5-2,5 3 Area Perkebunan 1,50-2,5 2,5-3,5 B. Proporsi Pencurahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba di Kandang dan Penyediaan Pakan Hijauan. Tabel 5 dibawah menggambarkan bahwa curahan tenaga kerja dari ke tiga kelompok tenaga kerja yaitu pria, wanita, dan anak, proporsinya lebih besar untuk penyediaan pakan hijauan dibanding untuk pemeliharaan di kandang. Tabel 5. Curahan Tenaga Kerja dalam Pemeliharaan Domba di Kandang dan Penyediaan Pakan Hijauan. No Status Tenaga Kerja Pemeliharaan Rutin di Kandang Curahan Penyediaan Hijauan Pakan Jam/hari (%) Jam/hari (%) 1 Pria 0,16 30,19 3,11 64,93 2 Wanita 0,34 64,15 1,62 33,82 3 Anak 0,03 5,66 0,06 1,25 Jumlah 0, , Rata-rata / ekor 0,08 0,96 Tenaga kerja pria mencurahkan tenaga kerjanya untuk penyediaan pakan hijauan sebesar 3,11 jam setiap hari 64,93 % dan hanya 0,16 jam setiap hari % untuk pemeliharaan di kandang. Curahan tenaga kerja wanita dan anak dalam penyediaan pakan hijauan adalah sebesar 1,62 jam setiap hari untuk tenaga kerja wanita dan 0,06 jam setiap hari untuk
6 tenaga kerja anak, sedangkan untuk pemeliharaan di kandang, curahan tenaga kerja wanita sebesar 0,34 jam setiap hari dan tenaga kerja anak sebesar 0,03 jam setiap hari. Keadaan ini terjadi karena menyangkut jarak tempuh ke tempat pengambilan hijauan lebih jauh dibanding dengan jarak ke kandang. Tabel diatas juga memberi gambaran bahwa persentase pencurahan tenaga kerja untuk penyediaan hijauan 90,04% lebih besar dibanding untuk pemeliharaan Domba di kandang 9,96%. Proporsi curahan tenaga kerja tersebut terjadi karena ternak sepanjang tahun berada di kandang. Tenaga kerja pria menempati curahan tertinggi dalam pemeliharaan domba yaitu sebesar 3,27 jam setiap hari (61,47%), ini disebabkan karena pria selain berperan sebagai yang bertanggung jawab mencari nafkah juga memiliki kemampuan fisik yang relatif lebih baik dibanding wanita. Tenaga kerja wanita dalam kegiatan sehari-harinya memiliki pekerjaan dan tanggung jawabnya sebagai ibu rumah tangga, sehingga dalam beternak domba hanya mencurahkan waktu sekitar 1,96 jam (36,84%). Tenaga kerja anak mencurahkan waktu sekitar 0,09 jam setiap hari (1,69%). Tampak pula bahwa walaupun usaha ternak domba masih sebagai usaha sampingan atau tambahan disamping usaha pokok lainnya, tetapi tetap lebih banyak dikerjakan oleh suami sebagai kepala keluarga. (Tabel 6) Tabel 6. Curahan Tenaga Kerja Peternak dalam Pemeliharaan Domba. No Status Tenaga Kerja Curahan (jam/hari) Persentase (%) 1 Pria 3,27 61,47 2 Wanita 1,96 36,84 3 Anak 0,09 1,69 Jumlah 5, C. Efisiensi Tenaga Kerja Pria dan Wanita dalam Penyediaan Pakan Hijauan. Rata-rata kemampuan tenaga kerja pria menyediakan hijauan sebanyak 34,85 kg/hari yang nyata lebih besar daripada jumlah yang dihasilkan tenaga kerja wanita yaitu sebanyak 12,57 kg/hari dengan curahan tenaga kerja pria yaitu 3,11 jam/hari dan tenaga kerja wanita yaitu 1,62 jam/hari dan tingkat efisiensi tenaga kerja pria dalam penyediaan hijauan sebesar 11,20 kg/jam dan efisiensi tenaga kerja wanita sebesar 7,76 kg/jam.
7 Tabel 7. Efisiensi Tenaga Kerja Pria dan Wanita dalam Penyediaan Hijauan. Rata rata Produksi Hijauan (kg/hari) Curahan dalam Penyediaan Hijauan (jam/hari) Efisiensi dalam Penyediaan Hijauan (kg/jam) Pria 34,85 3,11 11,2 Wanita 12,57 1,62 7,76 Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan aplikasi SPSS, dapat dikatakan bahwa penggunaan tenaga kerja pria dalam penyediaan pakan hijauan domba di Kecamatan Buahdua Kabupaten Sumedang lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita (P 0,05). KESIMPULAN Tenaga kerja pria menempati curahan tertinggi dalam pemeliharaan domba yaitu sebesar 3,27 jam perhari (61,47%) Tenaga kerja wanita yaitu 1,96 jam perhari (36,84%) dan tenaga kerja anak yaitu 0,09 jam perhari (1,69%). Curahan dan proporsi tenaga kerja diihat pada tabel dibawah ini No Kelompok Tenaga Kerja Pemeliharaan di Kandang Curahan Penyediaan Hijauan Pakan Jam/hari (%) Jam/hari (%) 1 Pria 0,16 30,19 3,11 64,93 2 Wanita 0,34 64,15 1,62 33,82 3 Anak 0,03 5,66 0,06 1,25 Jumlah 0, , Rata-rata / ekor 0,08 0,96 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan juga didapatkan tingkat efisiensi tenaga kerja pria dalam penyediaan hijauan sebesar 11,20 kg tiap jam dan efisiensi tenaga kerja wanita sebesar 7,76 kg tiap jam. Jadi tenaga kerja pria lebih efisien dibanding tenaga kerja wanita.
8 DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jenderal Peternakan. Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan, Jakarta Sumoprastowo,R.M Beternak Kambing yang Berhasil. Bhatara Karya Aksara, Jakarta. 26. Toelihere, M. R Fisiologi Produksi Ternak. Aksara Jakarta. 171.
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR
ANALISIS POTENSI KERBAU KALANG DI KECAMATAN MUARA WIS, KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA, KALIMANTAN TIMUR LUDY K. KRISTIANTO, MASTUR dan RINA SINTAWATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian ABSTRAK Kerbau bagi
Lebih terperinciYunilas Staf Pengajar Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
PERBANDINGAN ALOKASI WAKTU TENAGA KERJA WANITA DAN PRIA DALAM USAHA PENGGEMUKKAN SAPI DI KECAMATAN HAMPARAN PERAK KABUPATEN DELI SERDANG (Comparative of Woman and Man Worker Time Allocation in Fattening
Lebih terperinciI. Pendahuluan. Yunilas 1
Yunilas: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita... Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Curahan Waktu Tenaga Kerja Wanita dalam Pemeliharaan Ternak Sapi di Kecamatan Hamparan Perak
Lebih terperinciHubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni
HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan
Lebih terperinciLampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......
LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak
Lebih terperinciPenggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci
Penggunaan Tenaga Kerja Keluarga Petani Peternak Itik pada Pola Usahatani Tanaman Padi Sawah di Kecamatan Air Hangat Kabupaten Kerinci Fatati 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan
1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Domba merupakan salah satu ternak ruminansia kecil yang memiliki potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan sudah sangat umum dibudidayakan
Lebih terperinciAnalisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang. (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang)
Jurnal Ilmu Peternakan, Juni 8, hal. 51 57 ISSN 197 2821 Vol. 3 No.2 Analisis Pendapatan Peternak Kambing di Kota Malang (Income Analyzing Of Goat Farmer at Malang) Stepanus Pakage Staf Pengajar Jurusan
Lebih terperinciKeberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan
Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan
64 III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan langsung terhadap gejala
Lebih terperinciPERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT. Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK PENDAHULUAN
PERAN WANITA DALAM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAWADA KECAMATAN SAWERIGADI KABUPATEN MUNA BARAT Oleh : Nur Rahmah dan Erni Wati ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran dan alokasi waktu
Lebih terperinciUSAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH
USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh : Ratna Etik Fitriyani E 100090015
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Jatitujuh berada di wilayah Utara Kabupaten Majalengka dan berbatasan langsung dengan dengan Kabupaten Indramayu. Batas-batas wialayah
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. pedesaan salah satunya usaha ternak sapi potong. Sebagian besar sapi potong
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat pedesaan pada umumnya bermatapencaharian sebagai petani, selain usaha pertaniannya, usaha peternakan pun banyak dikelola oleh masyarakat pedesaan salah satunya
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Materi
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011. Lokasi penelitian di Kelompok Peternak Kambing Simpay Tampomas, berlokasi di lereng Gunung Tampomas,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. dimiliki oleh petani masih dalam jumlah yang sangat terbatas.
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan pembangunan dalam usaha dibidang pertanian, khusunya peternakan dapat memberikan pembangunan yang berarti bagi pengembangan ekonomi maupun masyarakat. Pembangunan
Lebih terperinciTingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari
Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Widya Lestari 1, Syafril Hadi 2 dan Nahri Idris 2 Intisari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciPENDAHULUAN mencapai ekor, tahun 2015 bertambah menjadi ekor
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi domba di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Tahun 2014 mencapai 16.091.838 ekor, tahun 2015 bertambah menjadi 17.024.685 ekor (Direktorat Jenderal
Lebih terperinciJURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN Volume 14, Nomor 1, Juni 2016
JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 Volume 14, Nomor 1, Juni 2016 FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP PRODUKTIVITAS SUSU SAPI PERAH DI DESA GEGER KECAMATAN SENDANG KABUPATEN TULUNGAGUNG
Lebih terperinciPENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN
M. Handayani, dkk Pendapatan Tenaga Kerja... PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN FAMILY LABOUR INCOME ON CATTLE FARMING IN TOROH SUBDISTRICT
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Populasi Kambing Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015
130 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 Vina Shofia Nur Mala 1, Bambang Suyadi 1, Retna
Lebih terperinciHubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi
HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh
Lebih terperinciV. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar
V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.
Lebih terperinciKAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU
KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, Harwi Kusnadi, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
PENDAHULUAN Latar Belakang Ternak dan hasil produksinya merupakan sumber bahan pangan protein yang sangat penting untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Perkembangan populasi ternak
Lebih terperinciI.M. Mulyawati, * D. Mardiningsih,** S. Satmoko **
PENGARUH UMUR, PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN JUMLAH TERNAK PETERNAK KAMBING TERHADAP PERILAKU SAPTA USAHA BETERNAK KAMBING DI DESA WONOSARI KECAMATAN PATEBON (The Effect Of Age, Education, Experience And
Lebih terperinciDitulis oleh Mukarom Salasa Jumat, 03 September :04 - Update Terakhir Sabtu, 18 September :09
Usaha agribisnis mempunyai kontribusi besar bagi pembangunan di Indonesia. Sektor pertanian terbukti telah mampu eksis menghadapi krisis ekonomi yang menimpa bangsa Indonesia. Untuk itu pemerintah telah
Lebih terperinciJURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2017, VOL.17, NO. 1
Pembagian Peran dan Pengambilan Keputusan dalam Rumah Tangga Peternak Kambing Perah di Desa Cilengkrang Kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang (The Division of Roles and Decision Making in the domestic
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung
Lebih terperinciNomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN
LAMPIRAN Lampiran 1. Form Kuesioner Wawancara Peternak Nomor : Nama pewancara : Tanggal : KUESIONER PETERNAK SAPI BALI DI DESA PA RAPPUNGANTA KABUPATEN TAKALAR, SULAWESEI SELATAN I. Identitas Responden
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden A. Umur Kisaran umur responden yakni perempuan pada Kasus LMDH Jati Agung III ini adalah 25-64 tahun dengan rata-rata umur 35,5 tahun. Distribusi
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA
RINGKASAN EKSEKUTIF DASLINA, 2006. Kajian Kelayakan dan Skala Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Potong Dalam Rangka Pemberdayaan Peternak (Studi Kasus Di Kawasan Budidaya Pengembangan Sapi Potong Kabupaten
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan penelitian berlangsung pada Februari 2015. B. Alat dan
Lebih terperinciMINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi)
Volume 11, Nomor 2, Hal. 01-07 ISSN 0852-8349 Juli - Desember 2009 MINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS
ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS (ANALYSIS OF BUSINESS EFFICIENCY AND INCOME CONTRIBUTION OF RABBITS FARMS IN BANYUMAS DISTRICT) Denny Wibowo, Krismiwati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang strategis karena selain hasil daging dan bantuan tenaganya, ternyata ada
1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kerbau merupakan ternak yang dipelihara di pedesaan untuk pengolahan lahan pertanian dan dimanfaatkan sebagai sumber penghasil daging, susu, kulit dan pupuk. Di Sumatera
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN
Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI
Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit
HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Domba dan kambing yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Berkah Sepuh Farm meliputi domba ekor tipis dan kambing kacang. Domba yang digunakan sebanyak 51 ekor
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan
78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus
Lebih terperinciFaktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi) Sambas Mulyana 1 Intisari Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Sapi Bali
TINJAUAN PUSTAKA Sapi Bali Sapi bali merupakan salah satu ternak asli dari Indonesia. Sapi bali adalah bangsa sapi yang dominan dikembangkan di bagian Timur Indonesia dan beberapa provinsi di Indonesia
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keberhasilan usaha ternak sapi bergantung pada tiga unsur yaitu bibit, pakan, dan
PENDAHULUAN Latar Belakang Peternakan di Indonesia sejak zaman kemerdekaan sampai saat ini sudah semakin berkembang dan telah mencapai kemajuan yang cukup pesat. Sebenarnya, perkembangan kearah komersial
Lebih terperinciTatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU
Tatap muka ke : 10 POKOK BAHASAN VII VII. SISTEM PRODUKSI TERNAK KERBAU Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui sistem produksi ternak kerbau sungai Mengetahui sistem produksi ternak kerbau lumpur Tujuan
Lebih terperinciALOKASI WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS
ALOKASI WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN MEGANG SAKTI KABUPATEN MUSI RAWAS (Working Time Allocation and Income of Cattle Farmers at Megang Sakti Subdistrict Musi Rawas Regency)
Lebih terperinciTabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman
IV. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan HPT Jenis, produksi dan mutu hasil suatu tumbuhan yang dapat hidup di suatu daerah dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: Iklim Tanah Spesies Pengelolaan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,
1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Manajemen Pemeliharaan dan Pakan Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi, yang berbatasan dengan desa teras bendung di sebelah utara dan desa jeruk
Lebih terperinciIntisari. Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo. Zulfanita
Intisari Kajian Analisis Usaha Ternak Kambing di Desa Lubangsampang Kec. Butuh Kabupaten Purworejo Zulfanita Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purworejo. Penelitian bertujuan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 124,00 ha.
39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Wilayah Penelitian Desa Buminagara merupakan sebuah desa di Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau
I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai oleh masyarakat. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau konsumen lebih banyak memilih
Lebih terperinciANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga
VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian 4.1.1 Kabupaten Subang Kabupaten Subang adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Jawa Barat terletak di antara 107 o 31 107 0 54 Bujur Timur dan
Lebih terperinciV. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN. umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan umum wilayah
V. DESKRIPSI WILAYAH DAN RUMAHTANGGA PETANI USAHA TERNAK SAPI-TANAMAN Pada bagian ini akan dibahas keadaan umum wilayah penelitian dan keadaan umum rumahtangga petani peternak sapi sebagai responden. Keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan. (Pannisetum purpureum cv. Mott) dapat mencapai 60 ton/ha/tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumput gajah odot (Pannisetum purpureum cv. Mott.) merupakan pakan hijauan unggul yang digunakan sebagai pakan ternak. Produksi rumput gajah (Pannisetum purpureum
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DI KALIMANTAN SELATAN AKHMAD HAMDAN dan ENI SITI ROHAENI BPTP Kalimantan Selatan ABSTRAK Kerbau merupakan salah satu ternak ruminansia yang memiliki potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Gunungkidul (2013), wilayah Gunungkidul memiliki topografi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Gunungkidul yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki lahan pertanian yang kering. Menurut penjelasan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul
Lebih terperinciSTRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK
STRUKTUR CURAHAN WAKTU KERJA DAN PENDAPATAN PETERNAK RACHMAT HENDAYANA dan M. H. TOGATOROP Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Jl. Salak 22 Bogor ABSTRACT The Structure of Job Allocation
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk,
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kecamatan Pameungpeuk merupakan salah satu daerah yang berada di bagian selatan atau pesisir selatan Kabupaten Garut. Kecamatan Pameungpeuk, secara
Lebih terperinciHASIL DA PEMBAHASA. Konsumsi Bahan Kering Ransum
HASIL DA PEMBAHASA Konsumsi Bahan Kering Ransum 200 mg/kg bobot badan tidak mempengaruhi konsumsi bahan kering. Hasil yang tidak berbeda antar perlakuan (Tabel 2) mengindikasikan bahwa penambahan ekstrak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengandangkan secara terus-menerus
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Assolihin Aqiqah bertempat di Jl. Gedebage Selatan, Kampung Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini lokasinya mudah ditemukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatannya yang optimal untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pekerja berhak atas derajat kesehatannya yang optimal untuk menjalankan aktifitasnya, maka dari itu agar keadaan kesehatan pekerja tetap baik, perlu penyesuaian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Kriteria aspek higiene dan sanitasi terdiri dari 7 pernyataan. Total nilai aspek ini berjumlah 7. Penilaian mengenai aspek higiene dan sanitasi yaitu: Aspek dinilai buruk jika nilai < 3 Aspek dinilai cukup
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Ekor Tipis Domba Ekor Tipis (DET) merupakan domba asli Indonesia dan dikenal sebagai domba lokal atau domba kampung karena ukuran tubuhnya yang kecil, warnanya bermacam-macam,
Lebih terperinciJURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI
TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI M. Christiyanto dan Surahmanto Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Email korespondensi: marrychristiyanto@gmail.com
Lebih terperinciANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL
1 ANALISIS PROFITABILITAS USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN POLA KEMITRAAN DI KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL Profitability Analysis of Livestock Broiler Business with Partnership Pattern in the
Lebih terperinciPEMBAHASAN. I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian. Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o
PEMBAHASAN I. Keadaan Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Fisik Alami Secara Geografis Kabupaten Soppeng terletak antara 4 o 06 o LS dan 4 o 32 o LS serta 119 o 42 o 18 o BT 120 o 06 o 18 o BT yang terdiri
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP
TINGKAT ADOPSI INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO DALAM PAKAN TERNAK SAPI POTONG ( Studi Kasus Pada Kelompok Tani Karya Abadi Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman ) SKRIPSI Oleh
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Ilmu Terapan Universitas Jambi p-issn: Volume 1 Nomor 2 Tahun 2017 e-issn:
ANALISIS TINGKAT KEMANDIRIAN PETERNAK PADA POLA INTEGRASI TERNAK SAPI DENGAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI PROVINSI JAMBI Nahri Idris, Afriani H dan Fatati Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi, Indonesia
Lebih terperinciTernak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong
Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.
26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan
19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada
Lebih terperinciKONTRIBUSI DAN STATUS WANITA DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG (The contribution and Status of Women In Beef Cattle Poduction)
KONTRIBUSI DAN STATUS WANITA DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI POTONG (The contribution and Status of Women In Beef Cattle Poduction) Urip Santoso dan Kususiyah Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing Perah
TINJAUAN PUSTAKA Kambing Kambing merupakan hewan yang sangat penting dalam pertanian subsisten karena kemampuanya yang unik untuk mengadaptasikan dan mempertahankan dirinya dalam lingkungan-lingkungan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia
TINJAUAN PUSTAKA Peternakan Sapi Potong di Indonesia Sapi lokal memiliki potensi sebagai penghasil daging dalam negeri. Sapi lokal memiliki kelebihan, yaitu daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, mampu
Lebih terperinciVI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN
93 VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 6.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera
Lebih terperinciPEMBUATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAPI Hasil sampingan pemeliharaan ternak sapi atau sering juga disebut sebagai kotoran sapi tersusun dari feses,
POTENSI DAN PEMANFAATAN PUPUK ORGANIK ASAL KOTORAN SAM Entang Suganda Balai Penelitian Ternak, P.O. Box 221, Bogor, 16002 PENDAHULUAN Ketersediaan unsur hara dalam tanah sangat penting artinya bagi usaha
Lebih terperinciD. Mardiningsih Laboratorium Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro ABSTRAK
TINGKAT PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PEREMPUAN PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN (Productivity on Women Labour at Dairy Cattle Farmers in Pakem Sub District, District
Lebih terperinciPrevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung
Prevalensi Trematoda pada Sapi Bali yang Dipelihara Peternak di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung THE PREVALENCE OF TREMATODES IN BALI CATTLE BREEDERS REARED IN THE SOBANGAN VILLAGE, MENGWI
Lebih terperinciPOTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU MARZUKI HUSEIN Dinas Peternakan Provinsi RIAU Jl. Pattimura No 2 Pekanbaru ABSTRAK Sebagai usaha sampingan
Lebih terperinciBERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan
LAPORAN PENYULUHAN DALAM RANGKA MERESPON SERANGAN WABAH PENYAKIT NGOROK (Septicae epizootica/se) PADA TERNAK KERBAU DI KABUPATEN SAMOSIR BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN
Lebih terperinciIbM PAKAN FERMENTASI SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN TERNAK KAMBING DI WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG Alfedro Putut P 1, Eny Dyah Yuniwati 2, I Kirno Prasetyo 33
IbM PAKAN FERMENTASI SEBAGAI SUPLEMEN PAKAN TERNAK KAMBING DI WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG Alfedro Putut P 1, Eny Dyah Yuniwati 2, I Kirno Prasetyo 33 Abstrak: Diwilayah kabupaten kecamatan Wonosalam Kabupaten
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga
9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga tahap, yaitu : tahap pendahuluan dan tahap perlakuan dilaksanakan di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang,
Lebih terperinciPROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:
ISSNNo.2355-9292 JurnalSangkareangMataram 29 PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT Oleh: I Made Anggayuda Pramadya 1), I Gusti Lanang Parta Tanaya 2) dan Adinul Yakin 2) 1) Dosen Fakultas
Lebih terperinciPOTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY
POTENSI PENGEMBANGAN USAHATERNAK KELINCI DI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT SKRIPSI VALENT FEBRILIANY PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
Lebih terperinciKONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN TEMPE TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA
KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA PEMBUATAN TEMPE TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA (Studi Kasus: Kelurahan Tanjung Sari, Kecamatan Medan Selayang) JURNAL ACHMAD ALBAR MURAD DAULAY 110304050
Lebih terperinciMETODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.
METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan IPT Ruminansia Kecil serta Laboratorium IPT Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Keadaan Umum Kecamatan Pati
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Kabupaten Pati Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa Tengah, terletak diantara 110 50` - 111 15` Bujur Timur dan 6 25` - 7 00` Lintang
Lebih terperinciBAB IV Hasil Dan Pembahasan
4.1. Hasil Penelitian BAB IV Hasil Dan Pembahasan 4.1.1. Peternakan Sapi Pedaging di Dusun Getasan Kecamatan Getasan merupakan salah satu kecamatan dari sembilan belas kecamatan yang ada di Kabupaten Semarang.
Lebih terperinci