EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU PINTAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Anggi Ariestantya, Dra. Hafdarani, M.Pd., Drs. Amir, MPd.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU PINTAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Anggi Ariestantya, Dra. Hafdarani, M.Pd., Drs. Amir, MPd."

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PERMAINAN KARTU PINTAR DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Anggi Ariestantya, Dra. Hafdarani, M.Pd., Drs. Amir, MPd. Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Pendidikan Indonesia. ABSTRAK Kosakata merupakan salah satu bagian penting yang harus dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman. Namun siswa masih mengalami kesulitan dalam menguasai kosakata bahasa Jerman. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu siswa untuk menguasai kosakata dengan lebih baik. Salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media permainan kartu pintar yang dapat digolongkan sebagai Alat Permainan Inovatif Kreatif (APIK). Terdapat tiga jenis permainan kartu pintar yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jenis Short Card, Index Card Match, dan Picture Card. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Penguasaan kosakata bahasa Jerman pada siswa sebelum menggunakan permainan kartu pintar, (2) Penguasaan kosakata bahasa Jerman pada siswa setelah menggunakan permainan kartu pintar, dan (3) Efektivitas permainan kartu pintar dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode Quasi-Experiment One Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Lintas Minat Bahasa Jerman di SMA Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 37 siswa. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) Nilai rata-rata pretest siswa adalah 35 yang termasuk kategori gagal, dengan nilai tertinggi 60 dan nilai terendah 10 (2) Nilai rata-rata posttest adalah 66,78 yang termasuk kategori baik, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 23, dan (3) Penggunaan permainan kartu pintar efektif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman, yang dibuktikan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Perbedaan tersebut dibuktikan dengan hasil uji-t dengan t hitung > t tabel (10,15>2,0281). Berdasarkan penelitian ini, guru disarankan agar menggunakan permainan kartu pintar sebagai salah satu media alternatif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Kata kunci: Kartu Pintar, Penguasaan Kosakata

2 DIE EFFEKTIVITÄT DES SPIELS KLUGE KARTEN ALS LERNMEDIUM ZUR STEIGERUNG DER WORTSCHATZBEHERRSCHUNG Anggi Ariestantya, Dra. Hafdarani, M.Pd., Drs. Amir, MPd. Eine Abschlussarbeit an der Deutschabteilung der Fakultät für Sprachen und Literatur, Pädagogischen Universität Indonesien. ABSTRAKT Wortschatz ist einer der wichtigen Teile, den die Schüler im Deutschunterricht beherrschen sollen. Aber die Schüler haben noch Schwierigkeiten bei der Wortschatzbeherrschung. Um dieses Problem zu lӧsen, braucht man Unterrichtsmedien, die den Lernzielen entsprechen. Die Unterrichtsmedien kӧnnen den Schülern helfen. Wortschatz besser zu beherrschen. Kluge Karten sind Unterrichtsmedien, die man dazu einsetzen kann. Diese Klugen Karten gehӧren zum innovativen kreativen Spielinstrumenten. Kluge Karten haben 3 Sorten, und zwar Short Card, Index Card Match, und Picture Card. Alle 3 Sorten sind in dieser Untersuchung benutzt. Die Ziele der Untersuchung sind, um folgendes herauszufinden: (1) die Beherrschung von deutschen Wortschatz vor dem Einsetzen des Spiels Kluge Karten, (2) die Beherrschung von deutschen Wortschatz nach dem Einsetzen des Spiels Kluge Karten, und (3) die Effektivität des Spiels Kluge Karten zur Steigerung der Beherrschung von deutschem Wortschatz. In dieser Untersuchung wurde die Quasi-Experimentsmethode mit dem One Group Pretest-Posttest Design verwendet. Die Population und die Probanden der Untersuchung waren alle Schüler der elften Klasse an der SMAN 12 Bandung, die Deutsch als Nebenfach aus Interessen im Studienjahr 2015/2016 gewählt haben, nämlich 37 Schüler. Die Ergebnisse der Datenanalyse sind folgendes: (1) im Vortest ist die durchschnittliche Note 35, die zur Kategorie scheiternd gehӧrt, mit der hӧchsten Note 60 und der niedrigsten 10, (2) im Nachtest ist die durchschnittliche Note 66,78, die zur Kategorie gut gehӧrt, mit der hӧchsten Noten 90 und der niedrigsten 30, und (3) Das Spiel Kluge Karte ist effektiv zur Steigerung der Wortschatzbeherrschung im Deutschunterricht, das von dem signifikanten Unterschiede zwischen der Lernleistung des Vortests und der Lernleistung des Nachtests nach dem Einsetzen des Spiels Kluge Karten gezeigt wird. Der Unterschied von dem t-test wurde bewiesen, wobei der Wert von dem t Test (10,15) grӧβer als der Wert von dem t Tabel (2,0281) ist. Aus den Ergebnissen würde die Verfasserin vorschlagen, dass die Lehrenden des Spiels Kluge Karten als eine der Alternativen zur Steigerung der Beherrschung von deutschen Wortschatz einsetzen sollten. Schlüsswort : Kluge Karten, Wortschtazbeherrschung

3 PENDAHULUAN Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah (MA) di Indonesia. Dalam Kurikulum 2013 bahasa Jerman merupakan mata pelajaran lintas minat bahasa asing yang ada di SMA, SMK, dan MA yang memakai kurikulum Dalam kurikulum tersebut pengajaran bahasa Jerman pada dasarnya guru mengarahkan dan mengajarkan siswa untuk menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat berinteraksi dengan guru dan teman di sekolah. Hal tersebut tertera pada silabus mata pelajaran bahasa Jerman untuk SMA, SMK, dan MA. m_2013. Melalui interaksi tersebut siswa dapat menyatakan pendapat atau keinginannya dengan menggunakan bahasa Jerman yang baik dan tepat. Oleh karena itu, siswa diharapkan dapat terampil berbahasa. Pada pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan berbahasa yang harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Keempat keterampilan bahasa tersebut yaitu, keterampilan menyimak (Hӧrfertigkeit) berbicara (Sprechfertigkeit) membaca (Lesefertigkeit), dan menulis (Schreibfertigkeit). Keterampilan tersebut merupakan pokok dasar dalam menguasai suatu bahasa. Penguasaan kosakata merupakan salah satu faktor yang mendukung dalam keterampilan berbahasa. Masalah yang sering terjadi saat ini, banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan menguasai kosakata bahasa Jerman. Kesulitan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat menghambat siswa dalam menguasai kosakata diantaranya kemampuan belajar dan tipe siswa yang beragam, kurangnya minat siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman, media dan sarana pendukung yang dinilai kurang memadai maupun situasi belajar yang kurang kondusif. Kurangnya penguasaan kosakata menjadi kendala yang sangat besar dan dapat menghambat siswa dalam menguasai keempat keterampilan bahasa. Karena dengan bekal penguasaan kosakata yang sangat minim siswa dapat mengalami kesulitan baik dalam menyimak maupun berbicara. Begitu juga halnya pada saat siswa membaca dan menulis. Dalam penguasaan kosakata bahasa Jerman jenis-jenis kosakatapun sangat banyak di antaranya meliputi nomina, verba, dan ajektiva. Bahasa Jerman memiliki keistimewaan, diantaranya penggunaan kasus dalam kalimat dan setiap nomina memiliki kata sandang tertentu yang disebut der Artikel. Der Artikel bisa tunggal (singular) dan bisa jamak (plural). Artikel singular terdiri dari der untuk maskulin, die untuk feminin dan das untuk netral;

4 sedangkan Artikel plural hanya ada satu macam yaitu die. Keunikan nomina tersebut terkadang menjadi kendala bagi siswa dalam menghapal dan menguasai bahasa Jerman. Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa menuntut guru untuk mendesain metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Guru harus memikirkan bagaimana cara agar siswa dapat menguasai kosakata bahasa Jerman dengan mudah, sehingga tujuan pengajaran yang diharapkan dapat tercapai. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menarik perhatian siswa terhadap bahasa Jerman adalah dengan disediakannya permainan yang terintegrasi. Permainan dalam pembelajaran ditujukan untuk lebih memotivasi dan menarik minat siswa terhadap proses pembelajaran. Secara tidak langsung dapat membuat siswa menjadi lebih aktif. Keaktifan siswa menggambarkan bahwa proses pembelajaran berlangsung dengan baik, karena terjadi interaksi baik antara guru dan siswa, maupun antara siswa dan siswa. Peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai permainan dalam proses pembelajaran, oleh karena itu peneliti memilih untuk menggunakan Alat Permainan Inovatif Kreatif (APIK) kartu pintar. Media kartu pintar adalah alat berupa kartu yang berisi gambar dan kosakata yang sesuai dengan tema yang sedang dipelajari. Kartu pintar memiliki tiga jenis yaitu Short Card, Index Card Match, dan Picture Card. Kartu-kartu tersebut memiliki pasangan. Kartu pintar dapat dijadikan sebagai alat permainan dalam proses pembelajaran. Media kartu pintar memiliki banyak peranan dalam proses pembelajaran di antaranya, meningkatkan kreativitas siswa dalam memunculkan ide-ide, mengemukakan pendapat secara sederhana, keterampilan berbahasa, nilai/sikap, emosi/perasaan, daya cipta dan daya pikir. Media kartu pintar dapat dipraktikkan di mana saja, baik di sekolah atau di rumah. Melalui media ini siswa diharapkan dapat mempelajari kosakata dengan mudah dan cepat khususnya kosakata mengenai nomina, verba dan ajektiva sesuai dengan tema yang akan dipelajari oleh siswa. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis akan melakukan penelitian mengenai permainan kartu pintar dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman dan hasil penelitian ini akan disusun dalam bentuk skripsi dengan berjudul Efektivitas Permainan Kartu Pintar dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman. LANDASAN TEORETIS A. Kosakata 1. Pengertian Kosakata Kosakata mempunyai peranan penting dalam berbahasa. Pikiran dan ide seseorang

5 akan mudah dipahami oleh pihak lain jika pikiran dan ide tersebut diungkapkan dengan menggunakan kosakata yang dipilih secara tepat dan benar. Kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki oleh seseorang pembicara/penulis, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Pendapat tersebut dikemukakan oleh Soedjito (1992, hlm. 1). Bohn (2000, hlm. 5) mengemukakan kosakata sebagai berikut: Der Wortschatzerwerb ist notwendigerweise immer mit der Entwicklung der sprachlichen Fertigkeiten Lesen, Hӧrverstehen, Sprechen und Schreiben verbunden und ohne grammatische, phonetische und orthographische Kenntnisse nicht funktionstüchtig. Kosakata akan selalu berhubungan dengan pengembangan empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menyimak, berbicara dan menulis dan tanpa pengetahuan tata bahasa, fonetik atau lafal bunyi dan ejaan yang berlaku tidak akan berfungsi dengan baik. Maksud dari kutipan tersebut kosakata merupakan kesatuan dari suatu bahasa yang mendasari pemahaman seseorang dalam mempelajari suatu bahasa. Kemampuan kosakata seseorang berpengaruh dalam empat keterampilan bahasa. Jika tata bahasa yang digunakan seseorang baik, maka bahasa yang digunakan akan berfungsi dengan baik. Sedangkan Kunkel-Razum (2007, hlm. 1948) menjelaskan bahwa kosakata adalah Gesamtheit der Wӧrter einer Sprache... makna dari kutipan tersebut adalah Keseluruhan kata-kata dalam suatu bahasa. Berdasarkan uraian tentang kosakata di atas, dapat disimpulkan bahwa kosakata merupakan kata-kata yang mempunyai arti atau makna dalam suatu bahasa. Penguasaan kosakata seseorang dapat mempengaruhi empat keterampilan berbahasa. Jika penguasaan kosakata seseorang baik, maka bahasa yang digunakannya akan berfungsi dengan baik. 2. Jenis Kosakata Menurut Rudolf dan Ursula (2004, hlm ) jenis kosakata dalam bahasa Jerman dibagi sebagai berikut: a. Verben Sie kӧnnen ihre Form vor allem nach Person und Zahl verändern und verschiedene Zeitform bilden. Bentuk verba dapat mengalami perubahan berdasarkan persona dan jumlah serta bentuk kala waktu (tempus) yang berbeda. b. Substantive Sie haben in der Regel ein festes Geschlecht, verändern ihre Form aber nach Zahl und Fall. Setiap nomina biasanya mempunyai gender yang sudah pasti, yang di dalam

6 ketentuannya mengalami perubahan tetapi berdasarkan jumlah dan kasus. c. Artikel und Pronomen Sie verändern ihre Form meist nach Geschlecht, Zahl, und Fall, teilweise auch nach der Person. Manche treten zusammen mit einem Subtantive auf (Begleiter: das Wetter, eine Tief), andere stehen anstelle eines Subtantives (Stellvertreter: er, wer). Einige der Wӧrter kommen in beiden Verwendungen vor. Artikel dan pronomina kebanyakan mengalami perubahan bentuk berdasarkan gender, jumlah, kasus, sebagian juga berdasarkan persona. Beberapa di antaranya digunakan bersamaan dengan nomina (penyerta: das Wetter, eine Tief), sedangkan kata-kata yang lainnya menempati posisi suatu nomina (wakil: er, wer). Beberapa kata ditemukan dalam kedua bentuk tersebut. d. Adjektive Sie verändern ihre Form nach Geschlecht, Zahl, und Fall. Auβerdem kӧnnen sie in der Regel Steigerungsformen bilden. Ajektiva mengalami perubahan berdasarkan gender, jumlah, dan kasus. Selain itu ajektiva memiliki bentuk tingkatan. e. Adverbien Ihre Form ist nicht veränderbar; sie geben die näheren Umstände des Geschehens an. Adverbia tidak mengalami perubahan bentuk, kelas kata ini melengkapi satu kejadian secara jelas. f. Präposition Sie kommen nicht allein vor, sondern verbinden sich mit einem Substantiv (oder Pronomen) zu einer Wortgruppe; dabei bestimmt sie den Fall des Substantivs. Preposisi tidak berdiri sendiri, melainkan berhubungan dengan nomina (atau pronomina) menjadi suatu kelompok kata, dalam hal ini preposisi menentukan kasus dari suatu nomina. g. Konjunktionen Sie kommen nicht selbständig vor, sondern verbinden Wӧrter, Wortgruppen oder Sätze miteinander Konjungsi tidak berdiri sendiri, melainkan menghubungkan kata-kata, kelompok kata atau kalimat-kalimat. h. Partikeln Anders als Adverbien kӧnnen sie nicht erfragt werden; sie haben unterschiedliche Funktionen im Satz und werden danach in verschiedene Gruppen untergliedert. Partikel berbeda dengan adverbia, partikel tidak dapat diketahui dengan pasti; partikel ini memiliki fungsi-fungsi yang berbeda dalam kalimat dan dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Jenis kosakata yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nomen, Verben, dan Adjektiv. 3. Jenis-jenis Penguasaan Kosakata Penguasaan kosakata dapat dibedakan menjadi penguasaan reseptif, penguasaan produktif, dan penguasaan penulisan. Penguasaan reseptif adalah kemampuan yang berkaitan dengan masalah pemahaman kosakata. Penguasaan produktif adalah

7 kemampuan yang berkaitan dengan masalah penggunaan kosakata. Sedangkan yang dimaksud dengan penguasaan penulisan merupakan kemampuan yang berkaitan dengan masalah penulisan kosakata secara benar menurut aturan tata bahasa tertentu. Hal tersebut dikemukakan oleh Hasanudin (dalam Suherlan, 2013, hlm ). Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ketiga jenis penguasaan kosakata tersebut erat kaitannya dengan empat keterampilan berbahasa. Penguasaan reseptif berkenaan dengan keterampilan menyimak dan membaca, karena menyimak dan membaca membutuhkan pemahaman kosakata. Sedangkan penguasaan produktif berkaitan dengan masalah penggunaan kosakata dalam keterampilan berbicara. Yang terakhir penguasaan penulisan berkaitan dengan keterampilan menulis, karena keterampilan menulis berkaitan dengan masalah penulisan kosakata secara benar menurut aturan tata bahasa. Bohn (2000, hlm. 34) menjelaskan bahwa ada tiga tingkatan dalam penguasaan kosakata produktif bahasa Jerman, yakni: a. Grundstufe (Anfängerstufe) Sie erfordert ein Lernpensum von ca lexikalischen Einheiten und ist weitgehend identisch mit den Prüfungsanforderungen zu Das Zertifikat Deutsch als Fremdsprache. b. Mittelstufe (Aufbaustufe) An deren Ende sollen ca bis lexikalische Einheiten beherrscht werden. c. Oberstufe (Fortgeschrittenenstufe) Es sind bis ca lexikalische Einheiten als Untergrenze vorgesehen. Sekitar kosakata harus dikuasai pembelajar pada tingkat Grundstufe. Tingkat ini setara dengan ZDF (Zertifikat Deutsch als Fremdsprache), sedangkan pada tingkat Mittelstufe pembelajar harus menguasai sekitar sampai kosakata dan pada tingkat Oberstufe, pembelajar harus menguasai sekitar kosakata. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan bahasa Jerman salah satunya dapat dilihat dari jumlah kosakata yang dikuasai. Seseorang tidak dapat mencapai tingkatan yang lebih tinggi apabila penguasaan kosakatanya belum memenuhi jumlah yang disyaratkan. Dalam penelitian ini tingkatan penguasaan yang diteliti adalah tingkat A1 pada siswa SMA kelas XI atau setara dengan tingkat penguasaan Grundstufe. Adapun jenis penguasaan yang diteliti adalah jenis penguasaan reseptif siswa dalam memahami kosakata bahasa Jerman. B. Media Permainan Kartu Pintar 1. Media Pembelajaran Pada bagian ini akan diuraikan beberapa kajian teori yang berkaitan dengan media pembelajaran, permainan dalam pembelajaran, dan media permainan kartu pintar dalam pembelajaran. a. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga

8 dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Sadiman (2009, hlm. 7). Heyd (1990, hlm. 185) mengemukakan bahwa: Medien oder Unterrichtsmittel sind alle gegenständlichen Mittel, die dem Lehrer dazu dienen, etwas darzustellen, zu veranschaulichen, bestimmt Lehr- und Lernprozesse zu unterstützen oder überhaupt erst zu ermӧglichen. Kutipan di atas berarti bahwa media pembelajaran adalah semua alat yang dapat membantu guru dalam menggambarkan atau menjelaskan, mendukung atau memudahkan proses belajar mengajar. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sebuah alat bantu untuk membantu menyampaikan isi materi dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. b. Media Kartu Kartu merupakan media visual yang mengandung pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. Gambar-gambarnya dibuat dengan memanfaatkan gambar atau foto yang sudah ada ditempelkan pada lembaran-lembaran kartu. Kartu juga merupakan alat bantu yang menggunakan indera penglihatan paling dominan. Kartu sering kali dimanfaatkan untuk memberi penguatan pada siswa (drilling) mengenai suatu konsep bahasa tertentu ataupun untuk memberi kesempatan siswa mempraktikkan aspek bahasa yang sudah dikenal oleh guru. Hal tersebut dikemukakan oleh Rasyidi (2009, hlm. 20). Rasyidi juga menambahkan bahwa kartu memiliki keunggulan, guru dapat menggunakan set kartu yang sama untuk berbagai macam kegiatan bermain yang menyenangkan dan sekaligus membawa konsep bahasa tertentu. Kartu pembelajaran adalah suatu media yang digunakan untuk proses belajar mengajar berupa pesan tertulis atau gambar. Jadi kartu merupakan media berbasis visual (Arsyad, 1996, hlm. 106). Disini media kartu yang dimaksud adalah kartu kecil yang berisi gambar, konsep, soal, atau tanda simbol yang mengingatkan siswa kepada sesuatu yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari. Kartu pembelajaran biasanya berukuran 8 x 12 cm atau dapat disesuaikan dengan besar kecilnya kelas yang dihadapi (Arsyad, 1996, hlm. 120). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media kartu merupakan media visual yang di dalamnya terdapat pesan atau informasi yang ingin disampaikan kepada siswa. Media kartu juga dapat digunakan sebagai alat permainan dalam pembelajaran. 2. Permainan dalam Pembelajaran a. Hakikat Permainan Permainan dalam bahasa Jerman disebut Spiel menurut definisi yang terdapat

9 dalam Wahrig Deutsches Wӧrterbuch (2011, hlm. 3488) terbagi menjadi dua pengertian. Yang pertama adalah zweckfreie Tätigkeit, Beschäftigung aus Freude ihr selbst, Zeitvertrieb, Kurzweil. Pengertian yang kedua adalah Unterhaltende Beschäftigung nach bestimmten Regeln. Definisi yang pertama menjelaskan bahwa Permainan atau Spiel adalah kegiatan yang tak bertujuan, kesibukan yang berasal dari kesenangan, pemanfaatan waktu dan hiburan, sehingga permainan adalah bukan ajang untuk ke luar dari tujuan utamanya yaitu bersenang-senang untuk memanfaatkan waktu yang ada sebagai hiburan. Sedangkan definisi yang kedua menjealskan bahwa permainan adalah kesibukan yang menghibur berdasarkan aturan-aturan tertentu. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan adalah kegiatan yang menyenangkan dan di dalamnya terdapat aturan-aturan tertentu yang harus ditaati oleh para pemain dalam permainan tersebut. b. Permainan Kartu dalam Pembelajaran Apa yang disebut permainan (games) adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama yaitu: a) Ada pemain b) Adanya lingkungan dimana para pemain berinteraksi c) Adanya aturan-aturan main, dan d) Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sebagai media pembelajaran, permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif siswa untuk belajar. Permainan mempunyai kemampuan untuk melibatkan siswa dalam proses belajar secara aktif. Permainan adalah suatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang menghibur, seperti halnya permainan kartu. Media permainan mempunyai beberapa kelebihan sebagai berikut: a) Permainan adalah suatu yang menyenangkan untuk dilakukan. b) Permainan memungkinkan adanya partisipasi aktif dari siswa untuk belajar. c) Permainan dapat memberikan umpan balik langsung. d) Permainan memungkinkan penerapan konsep-konsep ataupun peran-peran ke dalam situasi dan peranan sebenarnya di masyarakat. e) Permainan bersifat luwes. f) Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak. Adapun kelemahan dari media permainan antara lain: a) Sifatnya luwes sehingga membuat siswa terlalu asyik bermain sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. b) Efektivitas pembelajaran tergantung materi yang dipilih secara khusus.

10 c) Terkadang dibutuhkan biaya yang cukup besar. d) Membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal tersebut dikemukakan oleh Sadiman, dkk (2003, hlm ). Khairiah (2011, hlm. 27) mengemukakan bahwa saat ini permainan kartu semakin beragam, dan beberapa permainan kartu beralih fungsi, tidak hanya sekedar untuk permainan tetapi juga merupakan media pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh seorang pengajar di Institute of Comunication Studies, University of Leeds yaitu David Guantlett, mengatakan bahwa: Ia telah membuat sebuah permainan kartu teori yang berisi tentang pemikiran dan teori-teori kebudayaan. Dikatakan David, bahwa permainan kartu teori (kartu pendidikan) yang ia buat, dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar. Dengan permainan kartu teori, pemain dapat mempelajari dan memahami ide-ide atau konsep-konsep yang terdengar sulit. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kartu tidak hanya bisa digunakan sebagai media pembelajaran tetapi juga bisa digunakan sebagai permainan dalam pembelajaran dan permainan adalah salah satu media pembelajaran. 3. Media Permainan Kartu Pintar a. Pengertian Media Permainan Kartu Pintar Media permainan kartu pintar adalah proses belajar mengajar dengan menggunakan alat kartu pintar. Kartu pintar adalah sekumpulan kartu yang masingmasing kartu memiliki pasangan. Dengan media permainan kartu pintar siswa bisa membuat beraneka macam ide yang dituangkan dalam pasangan kartu tersebut sesuai dengan tema yang dipelajari oleh siswa. Media permainan kartu pintar merupakan APIK (Alat Permainan Inovatif Kreatif). Kartu pintar yaitu karya guru atau siswa terbuat dari kertas kartun, kertas bekas, kertas HVS. Yang diberi gambar yang menarik yang dipadukan dengan permainan memasangkan huruf, kata, atau angka. Pengertian tersebut dikemukakan oleh Nurul Hindayati (2014) dalam _PEMBELAJARAN_KARTU_PINTAR_BER GAMBAR. b. Jenis Kartu Pintar Kartu pintar juga sebenarnya ada berbagai macam jenis dan kegunaan. Menurut Suharti (dalam Astuti, 2013, hlm ) jenis kartu pintar di antaranya adalah: 1) Jenis Short Card. Yaitu media yang berupa kartu-kartu yang terbuat dari kertas manila berukuran 8x8 cm. Diatasnya terdapat berbagai macam huruf, angka, atau kata. Media ini digunakan untuk mempermudah dan menarik perhatian siswa dalam belajar bahasa asing. Serta untuk mempertajam

11 daya ingat peserta didik dalam pengucapan dengan intonasi pelafalan yang benar. 2) Jenis Index Card Match. Yaitu sejumlah kartu yang berukuran 10 x 4 cm yang digunakan secara berpasangan. 3) Jenis Picture Card. Kartu ini terbuat dari kertas manila berukuran 10 x 10 cm yang diatasnya digambar berbagai macam tempat atau benda, tergantung materi yang sedang dipelajari. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa permainan kartu pintar adalah permainan yang mengaktifkan siswa untuk melatih kreativitasnya dalam memunculkan ide-ide, mengemukakan pendapat secara sederhana, keterampilan berbahasa, nilai/sikap, emosi/perasaan, daya cipta dan daya pikir dengan menggunakan alat yaitu berupa kartu. c. Manfaat Permainan Kartu Pintar dalam Pembelajaran Manfaat permainan dalam pembelajaran sebagai berikut: a) Durch das Speielen sind die Schüler motiviert und sind leichter bereit Mitzuarbeiten. b) Das Spiel entwickelt schӧpferische Überlegungen, kombinatorische Fähigkeiten und Fähigkeiten das Suchens nach neuen Strategien. c) Beim Spielen kommt es zur spontanen Aktivität ohne Stress. d) Durch spielerische Aktivität gewinnen die Schüler neue Erkenntnisse. Teori di atas berarti bahwa manfaat permainan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut: a) Melalui permainan siswa termotivasi dan lebih mudah bersedia untuk bekerja sama. b) Permainan mengembangkan pemikiran kreatif, kombinasi keterampilan dan kemampuan mencari strategi baru. c) Permainan mendatangkan kegiatan spontan tanpa stress. d) Melalui kegiatan bermain siswa mendapat pengetahuan baru. Manfaat permainan tersebut dikemukakan oleh dikemukakan oleh Dvořáková (2007, hlm. 18) dalam race.pdf. Suharti (dalam Astuti, 2013, hlm.17) mengungkapkan bahwa manfaat permainan kartu pintar adalah permainan yang dapat mengaktifkan siswa untuk melatih kreativitasnya dalam memunculkan ide-ide, mengemukakan pendapat secara sederhana, keterampilan berbahasa, nilai/sikap, emosi/perasaan, daya cipta dan daya pikir dengan menggunakan alat yaitu berupa kartu. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (Quasi Experiment). Penelitian ini menggunakan satu kelas penelitian tanpa ada kelas pembanding atau model one-group-pretest-posttest design.

12 Pengukuran terhadap penguasaan kosakata dilakukan melalui tes sebelum dan sesudah perlakuan diberikan dan pengaruh perlakuan diukur dari perbedaan antara pengukuran awal (Pretest) dan pengukuran akhir (Posttest). Perlakuan yang diberikan yaitu berupa penggunaan media permainan kartu pintar dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa. Subjek penelitian yakni siswa kelas XI lintas minat di SMA Negeri 12 Bandung. Penelitian dengan menggunakan model one-grouppretest-posttest design. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas XI Lintas Minat di SMAN 12 Bandung, sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Lintas Minat yang berjumlah 37 siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penghitungan yang telah dilakukan dengan menggunakan uji statistik dapat disimpulkan bahwa permainan kartu pintar efektif dalam meningkatkan penguasaan kosakata. Hal ini terbukti oleh adanya peningkatan rata-rata hasil belajar siswa dari nilai rata-rata 35 pada saat pretest menjadi ketika posttest. Hal tersebut diperkuat dengan analisis pengujian hipotesis dengan teknik uji signifikansi dengan perolehan nilai thitung > ttabel (10,15>2,0281). Hasil perhitungan statistik menunjukkan karena H0 ditolak, maka H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan kosakata siswa pada posttest lebih baik daripada pretest sebelum menggunakan permainan kartu pintar. Penggunaan permainan kartu pintar untuk meningkatkan penguasaan kosakata siswa khususnya nomina, ajektiva, dan verba cukup menumbuhkan minat siswa. Seluruh siswa sangat antusias untuk terlibat dalam permainan kartu pintar. Melalui permainan kartu pintar, siswa mendapatkan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan menghilangkan rasa bosan siswa saat belajar di dalam kelas. Sehingga siswa dapat lebih mudah untuk memahami materi pembelajaran dan mempermudah untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan oleh guru. Berdasarkan pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa permainan kartu pintar dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif dalam pembelajaran untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Setelah melakukan penelitian mengenai efektivitas permainan kartu pintar dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman, maka dapat disimpulkan beberapa hal, sebagai berikut: 1. Pada tes awal diperoleh nilai rata-rata sebesar 35. Nilai rata-rata tersebut termasuk ke dalam kategori gagal. Untuk nilai tertinggi diperoleh nilai sebesar 60 (dalam skala 1-100), sedangkan untuk nilai terendah sebesar 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata siswa mengenai nomina, verba, dan ajektiva sebelum penerapan permainan kartu

13 pintar termasuk ke dalam kategori gagal. 2. Pada tes akhir diperoleh nilai rata-rata sebesar 66,78. Nilai rata-rata tersebut termasuk ke dalam kategori baik. Untuk nilai tertinggi diperoleh nilai sebesar 90 (dalam skala 1-100), sedangkan nilai terendah sebesar 23. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa penguasaan kosakata siswa mengenai nomina, verba, dan ajektiva setelah penerapan permainan kartu pintar termasuk ke dalam kategori baik. 3. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan uji-t diperoleh thitung> ttabel (10,15 > 2,0281). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa permainan kartu pintar efektif digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Saran Berdasarkan hasil olah data dan kesimpulan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disarankan hal-hal berikut ini: 1. Dalam mengajarkan bahasa Jerman khususnya mengenai pembelajaran kosakata bahasa Jerman, sebaiknya digunakan media pembelajaran yang tepat, menyenangkan, efektif dan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa agar materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Berdasarkan penelitian ini, diketahui bahwa media permainan kartu pintar efektif untuk digunakan dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Oleh karena itu, dapat disarankan bagi guru bahasa Jerman dapat menggunakan permainan kartu pintar sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa. 2. Peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dalam bidang yang serupa, sebaiknya mempertimbangkan jumlah gambar dan kejelasan gambar dalam tema tertentu yang akan digunakan dalam perlakuan (treatment). Jika tema yang akan peneliti bahas adalah tema Familie Keluarga pada perlakuan (treatment), pilihlah contoh gambar atau album keluarga (Familienalbum) yang sesuai dan semenarik mungkin. Misalnya menggunakan album keluarga (Familienalbum) yang mudah dikenali dan dipahami maknanya dari gambar tersebut oleh siswa agar perlakuan (treatment) berlangsung lebih efektif, sehingga hasil yang diperoleh dapat tercapai secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

14 Arsyad, Azhar. (1996). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Astuti, Sri Dewi (2013). Pengembangan Media Kartu Pintar dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab. Yogyakarta. Skripsi. Barsch, A. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Stuttgart: Verlag Ferdinand Schӧningh GmbH. Bohn, Rainer. (2000). Probleme der Wortschatzarbeit. München. Langenscheidt. Clamer, Friedrich (2002). Deutsch als Fremdsprache. Berlin: Verlag Liebaug Dartmann. Djamarah, B.S dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Duden (2007). Duden Deutsches Universal Wӧrterbuch. Mannheim: Dudenverlag. Dvořáková, Dana Spiele im Deutschunterricht. Brünn: Masaryk- Universität. [Online]. Tersedia: om._prace.pdf Ginanjar, Suherlan Gigin, (2013). Efektivitas Penggunaan Media Permainan Komputer Wortsuche dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata, Bandung. Skripsi. Heyd, Getraude. (1990). Deutsch Lehren. Frankfurt am Main: Diesterweg. Hidayati, N. (2014). Diakses dari: ODEL_PEMBELAJARAN_KARTU_PI NTAR_BERGAMBAR. Hoberg, Rudolf dan Hoberg, Ursula. (2004). Der kleine Duden: Deutsche Grammatik. Mannheim: Dudenverlag. Khairiah, Anisatul. (2011). Efektivitas Penggunaan Media Permainan Kartu dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Pada Materi Ekonomi, Jakarta, Skripsi. Munah, Laili. (2015). Kurikulum Diakses dari: rikulum_2013. Nababan, Sri Utari Subyakto. (1993). Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Nasrudin, (2011). Efektivitas Penggunaan Media Flash Card dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Siswa Madrasah Aliyah, Bandung. Skripsi. Rasyidi, A Wahab. (2009). Media Pembelajaran Bahasa Arab. Malang: UIN-Malang Press. Sadiman, Arief dkk. (2003) Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya, Jakarta: PT Raja Grafindo. Sadiman, S. Arief, et al. (2009). Media Pendidikan: Pengertian,

15 Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soedjito. (1992). Kosakata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Surkamp, C (Hrsg) Fremdsprachendidaktik. Weinmar: J.B.Metzler. Wahrig-Burfeind, Renate. (2011). Wahrig Deutsches Wӧrterbuch. München: Wissenmedia.

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Efektivitas Permainan Scrabble Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa jerman Lukman Hakim, Ending Khoerudin, Putrasulung Baginda Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman Oleh: NITA LISTYANI NIM

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda.

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda. Efektivitas Teknik Permainan Magic Box Untuk Meningkatkan Penguasaan Kata Benda Bahasa Jerman Inesz Dewi Annisa, Hafdarani, Pepen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa

Lebih terperinci

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati Efektivitas Penggunaan Metode Talking Stick dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman (Studi Penggunaan Metode Talking Stick di SMAN 3 Cimahi) Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS- TS) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL Novita Putri Pratiwi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H. Saragih Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya siswa yang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan

Lebih terperinci

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana Efektivitas Teknik Permainan Pantomim dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Universitas Pendidikan Indonesia 2013 Irfan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman

Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Silfi Eka Juliani, Azis Mahfuddin Penulis Penanggung Jawab, Nining Warningsih Penulis Penanggung Jawab Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin Abstrak Possessivpronomen dalam bahasa Jerman memiliki empat kasus,

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa asing dalam dunia kependidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru di kalangan seluruh peserta didik, karena mulai dari jenjang pendidikan formal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan struktur yang baku yang biasa disebut tata bahasa. Penguasaan tata bahasa merupakan salah

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di berbagai sekolah di Indonesia. Adanya ketertarikan terhadap negara dan kebudayaan Jerman

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

Teknik Permainan Ular-Tangga (Schlangen und Leitern)Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Teknik Permainan Ular-Tangga (Schlangen und Leitern)Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Teknik Permainan Ular-Tangga (Schlangen und Leitern)Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Susi Susilawati, Pepen Permana, Ending Khoerudin SYNOPSE Die Wortschatzbeherrschung ist ein wichtiger Aspekt,

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA. Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA. Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana Abstraksi Kosakata sangat berperan penting dalam setiap bahasa, karena kosakata merupakan unsur terkecil yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman sebagai salah satu bahasa asing yang diajarkan pada beberapa Sekolah Mengengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbeda dengan

Lebih terperinci

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari dalam pendidikan di Indonesia. Dalam mempelajari bahasa Jerman, sama halnya dalam pengajaran

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman ABSTRAK .

Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman ABSTRAK . Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Damayanti, Drs. Setiawan, M. Pd., Dra. Nining Warningsih, M.Pd. Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, karena dengan bahasa seseorang dapat menyerap berbagai informasi dan pengetahuan dari

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 SILABUS STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 Irma Permatawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak Tak dapat disangkal lagi bahwa penampilan gambar dalam suatu buku ajar atau buku bacaan memberikan nilai lebih tersendiri bagi buku tersebut,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jerman meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu Hörfertigkeit (menyimak), Sprechfertigkeit (berbicara), Lesefertigkeit (membaca) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR Dwi Hadi Rachmawati S1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN, FBS, UNESA dhadi11@yahoo.com Abstrak Menulis adalah kegiatan atau keterampilan yang produktif dan kompleks. Siswa perlu ide-ide untuk menulis sesuatu. Untuk

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Pada umumnya, masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan, menanggapi, serta mengeluarkan isi pikirannya.

Lebih terperinci

Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin

Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin Abstraksi Kosakata merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN 8 BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN 2.1 Hakikat Media Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MIND MAP PADA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 IMOGIRI BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kosakata merupakan hal dasar dan penunjang untuk dapat terampil berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Kosakata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat tidak terlepas dari bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Demikian pula halnya dengan kegiatan pendidikan yang meliputi

Lebih terperinci

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi untuk berinteraksi antar sesama manusia. Dengan bahasa seseorang dapat memperoleh informasi secara lisan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi terpenting sekaligus merupakan salah satu keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa asing, khususnya bahasa Jerman, terdapat empat aspek keterampilan yang terbagi dalam dua kelompok, yakni keterampilan yang bersifat

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 26 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN.

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini menguasai bahasa asing merupakan tuntutan zaman. Penguasaan bahasa asing merupakan nilai lebih yang menunjang seseorang memiliki performa setingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa aspek penting yang harus dikuasai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO Desi Sugiarti 1 dan Muddin 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri

Lebih terperinci

Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman

Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Media Segitiga Domino untuk Melatih Keterampilan Menulis Karangan Sederhana Bahasa Jerman Fildzah Ajrina Ishtigfari Nandya Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempelajari suatu bahasa, penguasaan kosakata mempunyai peranan yang sangat penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER

PENGARUH ADVANCE ORGANIZER PENGARUH ADVANCE ORGANIZER DAN PENGETAHUAN LANDESKUNDE TERHADAP HASIL MEMBACA PEMAHAMAN TEKS OTENTIK BAHASA JERMAN (Tesis) Mery Dahlia Hutabarat, FPBS UPI Bandung Pembimbing: Prof. Dr. T. Hardjono & Prof.

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN METODE COOPERTIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN

KEEFEKTIFAN METODE COOPERTIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN KEEFEKTIFAN METODE COOPERTIVE LEARNING TIPE TALKING STICK DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yaitu di lembaga-lembaga atau institusi-institusi pendidikan seperti SMA, SMK,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi mempelajari bahasa pertamanya dari ibunya atau lingkungan keluarganya, kemudian dari lingkungan

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO

PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X BAHASA SMA NEGRI 1 DRIYOREJO Angela Detri Parut Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu perasaan, peran, maupun pendapat yang dalam prakteknya dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Kemampuan dalam

Lebih terperinci

Kata kunci: Media Pembelajaran, Twitter, Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana

Kata kunci: Media Pembelajaran, Twitter, Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Penggunaan Twitter sebagai Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana dalam Pembelajaran Bahasa Jerman Dika Putri Utama, Amir, Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir.

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. Abstrakt Das logische Denkvermögen ist eine Denkaktivität, die auf dem

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat disampaikan melalui dua cara, yaitu secara lisan dan tulisan. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk menyampaikan ide, pendapat, perasaan, berita atau hal-hal lain yang ingin disampaikan kepada orang lain, kita biasa menggunakan bahasa. Bahasa dapat disampaikan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Eko Jayanto Pembimbing I: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Deddy Kurniawan S.Pd., M.A. E-mail:

Lebih terperinci

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang.

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Ninuk Rahayu, Rosyidah, dan Edy Hidayat Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU DOMINO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

Kata Kunci: Penggunaan Media, Video Simulasi, Penguasaan Materi Präposition

Kata Kunci: Penggunaan Media, Video Simulasi, Penguasaan Materi Präposition EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA VIDEO SIMULASI DALAM PENGUASAAN MATERI PRÄPOSITION CHANDRA RIZKI ERIANA, AZIS, ENDING Departemen Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan. Dalam penelitiaan ini penulis menggunakan metode kuasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar suatu bahasa tidak terlepas dari latihan keterampilan berbahasa. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman terdapat empat

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak dan bertanya kepada laki-laki yang dianggap sebagai Raja Ludwig di istana Schloss Neuschwanstein. Tetapi secara kebetulan menemukan sesuatu yang menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE

SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE SUSUNAN DEWAN REDAKSI JURNAL LATERNE JURNAL PENDIDIKAN BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Jurnal Laterne (ISSN: 2302-2833) diterbitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis

BAB I PENDAHULUAN. memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses penerjemahan bukan hanya menyangkut keterampilan seseorang memahami teks Bahasa Sumber (BSu), melainkan juga kemampuan untuk menulis kembali pemahaman

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa asing dan mampu menguasainya merupakan nilai lebih dalam bersosialisasi di dunia kerja maupun pergaulan. Bahasa Jerman merupakan salah satu

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Dewi Uswatun Chasanah NIM

SKRIPSI. oleh Dewi Uswatun Chasanah NIM EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK GRAMMATIKVISUALISIERUNG DALAM PENGAJARAN GRAMATIKA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa

Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam. Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Round Table Dalam Sekar Chandra Ratnasari, Amir, Azis Mahfuddin. Abstaksi Keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR. Oleh : LINDA ARUAN

PENERAPAN IPTEKS PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR. Oleh : LINDA ARUAN PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN MELALUI MEDIA GAMBAR Oleh : LINDA ARUAN ABSTRAK Kedudukan media gambar dalam proses belajar mengajar tidak berdiri sendiri. Media gambar dimanfatkan oleh dosen

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN Lisa Anggraini Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, khususnya di beberapa SMA dan di Universitas tertentu. Dalam belajar bahasa Jerman terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tujuan dari pembelajaran bahasa asing untuk peserta didik adalah agar peserta didik mampu berkomunikasi dengan bahasa yang dipelajarinya dan mampu bersaing di

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*) PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING Lersianna Saragih*) Abstrak Jeder Fremdsprachelernende bewusst oder unbewusst verwendet in seinem Lernprozess eine Strategie. Ermust mit der von

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah satu sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun menjadi kaidah. Sebagai

Lebih terperinci

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan PENGGUNAAN PRӒPOSITION NACH DAN ZU PADA KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS NEGERI MALANG Vidya Adinarti, Rosyidah, Desti Nur Aini. vady_art7@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN

RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Strukturen 1 Kode Matakuliah : JER 46006 Kredit Semester : 4 (empat) Program Studi : Pendidikan Bahasa Jerman Status : Wajib Tempuh Semester /tahun Ajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa manusia berkomunikasi, menyampaikan informasi berupa ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam pembelajaran bahasa Jerman salah satu aspek yang harus dipelajari dan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA AUDIO DIDUKUNG MEDIA BAGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA SISWA KELAS V SDN CAMPUREJO 2 KOTA KEDIRI

PENGARUH MEDIA AUDIO DIDUKUNG MEDIA BAGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA SISWA KELAS V SDN CAMPUREJO 2 KOTA KEDIRI PENGARUH MEDIA AUDIO DIDUKUNG MEDIA BAGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA SISWA KELAS V SDN CAMPUREJO 2 KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Iklan merupakan media yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini, di mana iklan menjadi salah satu media alat komunikasi. Hampir setiap hari

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut;

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut; 89 BAB V KESMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai latihan kosakata dalam buku studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit 12, dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, dengan cara mengumpulkan data-data berbagai bentuk latihan-latihan yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 SEGERI KABUPATEN PANGKEP Miftahul Jannah 1 dan Hasmawati 2 Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci