Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin"

Transkripsi

1 Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin Abstraksi Kosakata merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai dalam mempelajari bahasa Jerman, yaitu untuk menunjang penguasaan keterampilan berbahasa. Tujuan pembelajaran bahasa Jerman secara umum adalah agar setiap orang dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Kosakata yang dibahas dalam penelitian ini adalah nomina. Pembelajaran kosakata pada umumnya dilakukan dengan menghafal nomina beserta artikelnya, tetapi tidak semua siswa dapat dengan mudah menguasainya. Kendala ini diduga dapat diatasi dengan penerapan media pembelajaran, salah satunya adalah Memory Games. Memory Games merupakan salah satu jenis permainan kartu yang dapat digunakan untuk mengembangkan kosakata. Kartu Memory Games yang digunakan adalah kartu yang memuat nama-nama benda dan Artikel, atau nama-nama benda dan gambar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) penguasaan kosakata bahasa Jerman pembelajar sebelum penerapan media Memory Games, (2) penguasaan kosakata bahasa Jerman pembelajar setelah penerapan media Memory Games, dan (3) efektivitas penggunaan media Memory Games dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman. Dalam penelitian ini digunakan metode Quasi-Experiment dengan desain One Group Pretest-Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMKN 3 Bandung dan sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI Akuntansi 4 yang berjumlah 30 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest adalah 65,33 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 50, sedangkan nilai rata-rata posttest adalah sebesar 86,67 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 75 (Skala 0-100). Penghitungan uji-t menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (40,71 > 1,697). Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Memory Games efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa media Memory Games dapat digunakan sebagai salah satu media alternatif dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa. Kata kunci: media Logico Piccolo, pembelajaran kosakata *Penulis merupakan mahasiswi Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS UPI Bandung

2 Pendahuluan Kosakata merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai dalam mempelajari bahasa asing, dalam hal ini bahasa Jerman, untuk menunjang penguasaan keempat keterampilan berbahasa. Tujuan pembelajaran bahasa asing secara umum, yaitu agar setiap orang dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Para pembelajar bahasa Jerman pada tingkat pemula sering mengalami kesulitan dalam mempelajari kosakata, dikarenakan kosakata bahasa Jerman memiliki ruang lingkup yang sangat luas. Kosakata yang dimaksud meliputi adjektiva, verba, nomina, konjungsi, preposisi, pronomina dan lain sebagainya. Terdapat banyak perbedaan antara bahasa Indonesia dan bahasa Jerman, diantaranya dalam segi struktur kalimat, pelafalan dan kosakata. Salah satu dari perbedaan tersebut adalah setiap nomina dalam bahasa Jerman memiliki artikel. Artikel dalam bahasa Jerman terdiri dari der (maskulin), die (feminin) dan das (netral). Artikel untuk masing-masing nomina tidak dapat ditentukan dengan mudah, walaupun ada sebagian nomina yang dapat ditentukan artikelnya dengan melihat ciri-ciri tertentu. Pada umumnya pembelajar hanya menghafal nomina beserta artikel yang telah mereka pelajari, tetapi tidak semua pembelajar dapat dengan mudah menguasai nomina beserta artikelnya itu. Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor di antaranya, memori pembelajar mengenai nomina dan artikel yang tidak bertahan lama, sedikitnya jam pelajaran bahasa Jerman selain kelas bahasa pada tingkat SMA/SMK, serta kurangnya motivasi dalam mempelajari bahasa Jerman. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil belajar pada siswa. Dalam kegiatan proses pembelajaran, pengajar dituntut untuk memiliki kreativitas dalam menyampaikan materi agar tercipta kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, salah satunya yaitu dengan menghadirkan media pembelajaran yang tepat dan menarik. Penggunaan media pembelajaran merupakan alternatif yang tepat dalam proses pembelajaran. Bagi pengajar, penggunaan media pembelajaran dapat mempermudah penyampaian materi kepada pembelajar. Bagi pembelajar, media

3 dapat mengurangi ketegangan dalam proses pembelajaran sehingga dapat mempermudah dalam memahami materi yang diajarkan. Permainan merupakan bagian penting dari pembelajaran. Meskipun permainan hanyalah merupakan kegiatan yang bersifat rekreasional yang dimaksudkan untuk memberikan hiburan, namun dalam pembelajaran bahasa kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan penekanan tentang materi yang dipelajari. Melalui permainan, pengajar dapat melatih dan memberikan materi pembelajaran kosakata dengan suasana yang menyenangkan dan memberikan pengalaman yang menyenangkan pula bagi siswa. Terdapat banyak permainan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran kosakata, salah satunya yaitu media permainan kartu. Memory Games merupakan salah satu jenis permainan kartu yang dapat digunakan untuk mengembangkan kosakata. Dalam situs Memory Games dikatakan sebagai langkah awal untuk mengingat kata-kata, sehingga Memory Games dapat dikatakan sebagai salah satu permainan kartu untuk mengasah ingatan. Kartu yang digunakan dalam permainan Memory Games adalah kartu yang memuat kata-kata benda dan artikel, atau kata-kata benda dan gambar dengan tema yang sedang dipelajari serta dibuat sedemikian rupa agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Cara permainan adalah dengan mencocokkan dua buah kartu, baik itu kata benda dengan artikel, kata benda dengan gambar ataupun kata dengan kalimat. Siswa yang mengumpulkan pasangan kartu terbanyak menjadi pemenangnya. Dalam permainan ini sangat dibutuhkan konsentrasi, ketepatan dan pemahaman dalam mencocokkan dua buah kartu. Penerapan media pembelajaran berupa permainan kartu terbukti dapat memberikan pengaruh yang positif bagi siswa dan dapat meningkatkan motivasi siswa. Hal ini dapat dilihat pada penelitian-penelitian sebelumnya. Agustika pada tahun 2012 dalam penelitiannya mengenai efektivitas teknik permainan kuartet dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman menyebutkan bahwa teknik permainan kuartet efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran nomina bahasa Jerman. Selain itu, Binantara pada tahun 2011 dalam penelitiannya mengenai

4 penggunaan media kartu Domino untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang artikel menyimpulkan bahwa permainan kartu Domino dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang artikel. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai penggunaan media Memory Games dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penguasaan kosakata bahasa Jerman pembelajar sebelum dan sesudah penggunaan media Memory Games, serta untuk mengetahui efektivitas penggunaan media Memory Games dalam meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman pembelajar. Setelah pengolahan data diketahui bahwa media Memory Games dapat digunakan sebagai salah satu media altenatif dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Tinjauan Pustaka Pengertian Kosakata Kosakata merupakan salah satu aspek bahasa yang sangat penting dalam mempelajari suatu bahasa. Kemampuan kosakata yang dimiliki seseorang mempengaruhi keterampilan berbahasanya. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Tarigan (2011: 2), bahwa kualitas keterampilan berbahasa seseorang tergantung pada kualitas kosakata yang dimilikinya. Menurut Subana dan Sunarti (2009: 252) Kosakata adalah perbendaharaan kata atau kekayaan kata yang dipakai. Heyd (1990:91) mengungkapkan bahwa der Wortschatz umfasst die Gesamtheit der Wörter einer Sprache. Kutipan ini kurang lebih berarti kosakata merupakan kumpulan kata-kata yang dimiliki oleh suatu bahasa, sedangkan kata menurut Engel (2004: 11) adalah... kleinste relativ selbständige sprachliche einleiten, und sie haben eine eigene Bedeutung, kutipan ini berarti satuan bahasa terkecil yang bisa berdiri sendiri dan memiliki makna. Dari beberapa pengertian kosakata di atas yakni kosakata merupakan kumpulan kata yang diketahui dan digunakan oleh seseorang dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.

5 Nomina (kata benda) Nomina atau kata benda adalah salah satu unsur penting dalam kosakata yang harus dikuasai pembelajar bahasa Jerman. Namun pada kenyataannya, banyak pembelajar yang masih mengalami kesulitan dalam menguasai nomina. Nomina dalam bahasa Jerman memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan bahasa lain, khususnya bahasa Indonesia. Huruf awal setiap nomina ditulis dengan huruf kapital dan setiap nomina memiliki artikel. Dalam situs disebutkan Nomen und Namen beginnen im Deutschen immer mit einem großen Buchstaben, z.b. Haus; Maus; Mann; Frau; Kind; Universität; Bürgermeister; Umweltschutzorganisation usw. Kutipan di atas kurang lebih berarti Nomina atau kata benda dan nama dalam bahasa Jerman harus diawali huruf besar atau kapital untuk penulisannya. Contohnya: Haus (rumah); Maus (tikus); Mann (pria); Frau (wanita); Kind (anak); Universität (universitas); Bürgermeister (walikota); Umweltschutzorganisation (organisasi lingkungan) dan lain sebagainya. Artikel atau kata sandang memiliki fungsi untuk menunjukkan gender yang berpengaruh dalam pembentukan kata ataupun dalam pembentukan kalimat. Hal ini yang diduga menjadi kesulitan bagi pembelajar bahasa Jerman. Artikel terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu Maskulin, Feminim dan Neutrum. Hal ini sejalan dengan pendapat Engel (Ginanjar, 2013: 10) yang menyatakan bahwa Jedes Nomen hat entweder maskulines oder feminines oder neutreles Genus. Dengan kata lain, Setiap nomina memiliki gender maskulin atau feminin atau netral. Dikutip dari situs : Nomen haben im Deutschen ein grammatisches Geschlecht, auch Genus genannt. Man unterscheidet drei verschiedene Geschlechter. Das Geschlecht wird mit einem Artikel angegeben: a. Maskulinum, maskulin oder männlich sind: (Artikel = der) der Abend, der Computer, der Dienstag, der Fuß, der Gast, usw. b. Femininum, feminin oder weiblich sind: (Artikel = die) die Arbeit, die Bluse, die Cafeteria, die Dose, die Fantasie, usw. c. Neutrum, neutral oder sächlich sind: (Artikel = das) das Auto, das Bier, das Café, das Fest, das Geschenk, usw. Nomen können im Singular oder Plural stehen. Der Artikel für alle Nomen im Plural ist "die".

6 Pada kutipan di atas dijelaskan bahwa Nomina dalam bahasa Jerman memiliki gender gramatik atau genus yang berbeda yaitu Maskulin (berartikel der) dengan contoh: der Abend, der Computer, der Dienstag, der Fuß, der Gast dan lain sebagainya. Feminim (berartikel die) dengan contoh: die Arbeit, die Bluse, die Cafeteria, die Dose, die Fantasie dan lain sebagainya. Neutral (berartikel das) dengan contoh: das Auto, das Bier, das Café, das Fest, das Geschenk dan lain sebagainya. Nomina dapat berbentuk tunggal maupun jamak. Adapun artikel untuk semua nomina jamak adalah die. Terdapat cara atau aturan-aturan dalam menentukan artikel dalam bahasa Jerman. Di bawah ini dijelaskan ciri-ciri nomina berdasarkan jenisnya yang dikutip dari Hering (2002: 8). Tabel 2.1 Artikel berdasarkan gender (Genus) Maskulin Feminin der Mann, der Student, der Professor, usw. die Frau, die Studentin, die Professerin, usw. Tabel 2.2 Artikel berdasarkan akhiran (Endungen) Jenis Akhiran Contoh Maskulin Feminin -er der Fehler -ling der Schmetterling -t die Fahrt -e die Reise -ung die Zeitung die Freiheit, -heit/-keit die Frühlichkeit -schaft die Mannschaft Netral -ei -chen -lein die Bäckerei das Häuschen das Bächlein

7 Tabel 2.3 Artikel berdasarkan makna (Bedeutung) Jenis Makna Contoh der Morgen, der Montag, Maskulin Tageszeiten, Wochentage, Monate, Jahreszeiten Himmelsrichtungen Wetter der Januar, der Frühling, usw. (aber: die Nacht) der Norden, der Süden, der Osten Der Wind, der Regen, usw. (aber: die Wolke) De Wein, der Schnaps, usw. Alkoholische Getränke (aber: das Bier) Der BMW, der Mercedes, Automarken der VW Feminin Motorradmarken Die Yamaha, die Harley- Davidson Netral Farbnamen Das Blau, das Weiβ Dari tabel di atas dapat dilihat adanya ciri-ciri setiap artikel pada nomina bahasa Jerman. Ciri-ciri dapat dilihat berdasarkan tiga macam cara, yaitu: gender, akhiran maupun makna nomina. Namun tidak semua nomina dapat ditentukan artikelnya hanya berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. Permainan Kartu Memory Games Memory Games yaitu permainan yang terdiri atas kartu-kartu berupa pasangan kata benda dan artikel, kata benda dan gambar ataupun kata dengan teks. Dalam hal ini, teks yang dimaksud yaitu berupa konsep, istilah maupun definisi. Tentang media Memory Games Dauviller dan Hillerich (2004: 52) memaparkan :

8 Das Memo-Spiel hat ein Grundmuster, das es zu einem der hervorragendsten Spiele im Sprachunterricht macht. Durch die ständigen Wiederholungn prägen sich den Lernenden Bedeutung Aussprache und Rechtschreibung der grammatische Srukturen ein. Maksud dari kutipan di atas bahwa permainan memori memiliki pola dasar yang menjadikannya sebagai salah satu permainan terbaik dalam pembelajaran bahasa. Dengan pengulangan menekankan bentuk kosakata, pengucapan dan ejaan bahkan struktur tata bahasa. Dauviller dan Hillerich (2004: 49) menyebutkan pula bahwa Das Memo- Spiel erfordert eine hohe Konzertrationsfähigkeit. Dengan kata lain, permainan memori membutuhkan konsentrasi tinggi. Konsentrasi diperlukan siswa dalam mempelajari bahasa, khususnya kosakata. Konsentrasi dapat mempermudah pembelajar dalam mengingat. Sejalan dengan hal tersebut, Dauviller dan Hillerich (2004: 144) mengemukakan juga bahwa Die Grundform und einige Variationen dieses Grundmuster, können Sie sich in Erinnerung rufen. Dikatakannya bahwa bentuk dasar dan beberapa variasi pada permainan ini membantu dalam mengingat. Variasi Pola Memory Games Menurut Dauviller dan Hillerich (2004: 50), Das Grundmuster des Memo-Spiel ist die Zusammengehörigkeit von zwei Kärtchen. Dikatakannya bahwa pola dasar dari permainan Memory Games adalah persamaan dua kartu. Memory Games memiliki beberapa variasi pola permainan, yaitu : (1) Kombination 1 : zwei gleiche Bilder oder Wörter; (2) Kombination 2 : zwei verschiedene Wörter; (3) Kombination 3 : Bild und Wort; dan (4) Kombination 4 : Wort/Text und Text. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa permainan ini terdiri dari empat kombinasi, yaitu dua gambar sama atau dua kata sama, dua kata berbeda, satu kartu untuk gambar dan satu kartu untuk kata, serta satu kartu untuk kata dan satu lagi kartu untuk teks. Namun pada penelitian ini hanya menggunakan satu

9 kombinasi saja, yaitu menggunakan kombinasi gambar dan kata dalam satu kartu. Kartu yang digunakan terdiri dari gambar dan juga kata, serta dibuat sedemikian rupa agar siswa tertarik mengikuti pembelajaran khususnya nomina beserta artikelnya dengan tema makanan dan minuman (Essen und Getränke). Langkah-Langkah Permainan Memory Games Berikut ini langkah-langkah permainan Memory Games yang diterapkan dalam penelitian ini, yaitu : (1) Siswa membuat kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. (2) Setiap kelompok mendapatkan satu set kartu Memory Games yang telah disimpan di atas meja masing-masing kelompok. (3) Dalam kelompok, setiap pemain bergantian membuka kartu dan mencari pasangannya yang sesuai serta mencatatnya. Ketika pemain membuka kartu, pemain harus sambil mengucapkan isi dari kartu tersebut dengan nyaring, Jika pemain membuka pasangan kartu yang tidak tepat, maka kartu tersebut disimpan kembali di atas meja. (4) Pemenang dari permainan ini adalah kelompok yang membuka paling banyak pasangan kartu yang tepat. Kelebihan dan Kekurangan Memory Games Suatu media pembelajaran tentu tidak ada yang sempurna begitu juga dengan media Memory Games ini di antaranya diperlukan keuletan dalam pembuatannya, khususnya dalam mendesain kartu. Kartu dibuat semenarik mungkin agar proses pembelajaran bukan hanya berjalan secara menyenangkan namun materi dapat dengan mudah dicerna dan diingat. Dan dalam pelaksanaannya terkadang beberapa anggota dari kelompok tidak melakukan permainan sesuai aturan, misalnya yang seharusnya bergantian membuka kartu namun ada saja dua bahkan tiga orang sekaligus membuka kartu dan itu akan mengurangi fungsi dari permainan ini. Selain itu, media Memory games berupa kartu lebih mudah rusak jika terkena air.

10 Di antara kekurangan-kekurangan di atas, media Memory Games memiliki kelebihan di antaranya mudah dibawa kemana saja, mudah dalam penyajiannya, mudah disimpan karena ukurannya yang relatif kecil, cocok digunakan baik untuk kelompok besar ataupun kecil. Selain itu media ini dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa ataupun yang lainnya, dikarenakan media Memoy Games mempunyai empat macam kombinasi permainan sehingga dalam pembuatannya pun dapat disesuaikan dengan kebutuhan, baik itu materi ataupun bentuk kombinasi kartunya. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan desain penelitian one-group pretest posttest design dan satu kelas penelitian tanpa adanya kelas pembanding. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 3 Bandung. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI Akuntansi 4 SMK Negeri 3 Bandung tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 30 siswa. Adapun pengambilan data dilakukan pada bulan November Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kosakata berupa tes tertulis yang diberikan sebanyak dua kali yaitu pada saat pretest dan posttest. Sebelum instrumen diberikan kepada siswa, terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Dari 30 butir soal dperoleh 15 soal yang valid, sehingga tes terdiri dari 4 butir soal essay dan 11 butir soal pilihan ganda. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat reliabiltas soal tes penguasaan kosakata. Selama penelitian, penulis melakukan perlakuan sebanyak tiga kali. Kemudian data dalam penelitian ini dianalisis melalui beberapa tahapan, yaitu hasil pretest dan posttest diperiksa dan dianalisis kemudian ditabulasikan, tujuannya untuk mengetahui rata-rata nilai siswa, standar deviasi, dan varians kelas yang dijadikan sampel, dilanjutkan dengan menentukan uji normalitas dan uji homogenitas sampel dan terakhir menguji signifikan perbedaan rata-rata dengan menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan rata-rata nilai dari hasil pretest dan posttest.

11 Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis yang berbunyi Permainan kartu Memory Games efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman dapat diterima. Penggunaan permainan Memory Games sebagai media pembelajaran memberikan kostribusi positif dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman di kelas XI Akuntansi 4 SMK Negeri 3 Bandung. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa setelah diberikan 3 kali perlakuan (treatment), penguasaan kosakata siswa pada umumnya menunjukkan peningkatan. Peningkatan yang jauh lebih baik terlihat setelah pelaksanaan posttest. Peningkatan hasil belajar kosakata ini juga dapat dilihat ketika diadakannya tes setiap setelah perlakuan. Dengan melihat nama dan gambar dalam bentuk kartu, siswa dapat mengisi tes yang diberikan dengan baik. Hal ini terlihat dari nilai yang didapat para siswa selama diadakannya treatment yang menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pembuktian hipotesis tersebut cukup logis, dan sejalan dengan teori Dauviller dan Hillerich (2004: 52) bahwa: permainan memori memiliki pola dasar yang menjadikannya sebagai salah satu permainan terbaik dalam pembelajaran bahasa. Dengan pengulangan menekankan bentuk kosakata, pengucapan dan ejaan bahkan struktur tata bahasa. Hal ini yang mendasari efektifnya penggunaan media Memory Games dalam pembelajaran kosakata. Lebih lanjut dipaparkan alasan-alasan, mengapa penggunaan media Memory Games efektif dalam pembelajaran kosakata yaitu : (1) Siswa terlibat secara aktif karena dalam melakukan permainannya, selain siswa berulang-ulang membuka kartu untuk mendapatkan pasangan yang cocok, siswa pun diharuskan mengucapkan kosakata yang terdapat dalam kartu. (2) Siswa berlatih mengucapkan kosakata. Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa dalam permainan, siswa diharuskan mangucapkan isi kartu, sehingga ketika kegiatan berulang-ulang membuka kartu, siswa pun berulang-ulang mengucapkan isi kartu dan itu melatih siswa dalam pengucapan kosakata. (3) Siswa terbantu dalam mengingat kosakata. Selain kegiatan berulang-ulang membuka kartu untuk

12 mendapatkan pasangan kartu yang cocok, kartu yang terdiri dari gambar dan maknanya itu sangat membantu siswa dalam memahami dan mengingat kosakata, sehingga materi pun dapat dipahami dan diingat lebih baik oleh siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan penggunaan media Memory Games efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Simpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan uji statistik terhadap data yang dihasilkan dari instrumen tes pada bab sebelumnya, naka simpulan dan hasil penelitian ini yaitu pada pretest diperoleh nilai tertinggi 75 dan nilai terendah sebesar 50 dengan nilai rata-rata sebesar 65,33. Dengan demikian, menurut kategori penilaian Arikunto (2009: 245) dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa sebelum perlakuan masih kurang. Pada possttest diperoleh nilai tertinggi 100 dan nilai terendah sebesar 75. dengan rata-rata nilai 86,67. Menurut Arikunto (2009: 245), angka tersebut menunjukkan bahwa penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa termasuk dalam kategori baik. Berdasarkan hasil penghitungan uji-t diperoleh t hitung > t tabel (40,71 > 1,697). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pretest dan posttest siswa. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa media Memory Games efektif digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman Saran Sehubungan dengan hasil analisis data dan kesimpulan penelitian di atas, untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jerman siswa, dapat disampaikan beberapa saran bahwa dalam mengajarkan bahasa Jerman khususnya pembelajaran kosakata, pengajar disarankan menggunakan media pembelajaran yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik, sehingga memotivasi pembelajar. Berdasarkan penelitian ini diketahui bahwa media Memory Games efektif untuk digunakan dalam pembelajaran kosakata bahasa Jerman. Dengan demikian, pengajar dapat menjadikan media ini sebagai salah satu alternatif dalam

13 mengajarkan kosakata bahasa Jerman serta sebagai sarana untuk berlatih kosakata bagi siswa. Hal ini dikarenakan penggunaan media Memory Games dapat membantu siswa dalam memahami dan mengingat kosakata, karena siswa dapat melihat gambar sekaligus artinya yang sudah terdapat dalam media pembelajaran tersebut. Untuk peneliti lain yang ingin meneliti dalam bidang yang sama, sebaiknya memastikan bahwa siswa mengerti benar langkah-langkah dan aturan dalam menggunakan media. Hal ini bertujuan agar waktu yang tersedia dapat digunakan secara maksimal, sehingga akan diperoleh hasil yang maksimal pula. Daftar Pustaka Agustika, Ultari Efektifitas Teknik Permainan Kuartet dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Arikunto, Suharsimi Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Binantara, Dwi Agung Penggunaan Media Kartu Domino untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Artikel. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Dauviller, C. Dan Hillerich, D.L Spiele im Deutschunterricht. München : Goethe Institut. Engel, Ulrich Deutsche Grammatik. Heidelberg: Julius Gross Veerlag Heidelberg. Ginanjar, Suherlan Gigin Efektivitas Penggunaan Media Permainan Komputer Wortsuche dalam Meningkatkan Penguasaan Kosakata. Skripsi pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan. Hering, Axel. et al EM Übungsgrammatik Deutsch als Fremdsprache. Ismaning: Max Hueber Verlag. Heyd, Getraude Deutsch Lernen. [Online]. Tersedia: [21 September 2013]

14 Subana dan Sunarti Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka. Tarigan, H.G Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta: Depdikbud.. [30 Oktober 2013]. [15 Juni 2013]

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek yang harus dikuasai dan dipelajari adalah kosakata. Kosakata merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN.

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini menguasai bahasa asing merupakan tuntutan zaman. Penguasaan bahasa asing merupakan nilai lebih yang menunjang seseorang memiliki performa setingkat

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di berbagai sekolah di Indonesia. Adanya ketertarikan terhadap negara dan kebudayaan Jerman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam pembelajaran bahasa Jerman salah satu aspek yang harus dipelajari dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan struktur yang baku yang biasa disebut tata bahasa. Penguasaan tata bahasa merupakan salah

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa asing dalam dunia kependidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru di kalangan seluruh peserta didik, karena mulai dari jenjang pendidikan formal yang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari dalam pendidikan di Indonesia. Dalam mempelajari bahasa Jerman, sama halnya dalam pengajaran

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin Abstrak Possessivpronomen dalam bahasa Jerman memiliki empat kasus,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan bahasa, manusia dapat mengungkapkan, menanggapi, serta mengeluarkan isi pikirannya.

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Pada umumnya, masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O₁ X O₂

BAB III METODOLOGI PENELITIAN O₁ X O₂ BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental (eksperimen semu). Metode ini dipilih untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen semu (quasi experiment), tanpa adanya kelas kontrol. Pemilihan metode ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif eksperimen semu (quasi experiment) dengan bentuk Nonequivalent Control Group Design. Penelitian

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR Zulfikar 1 dan Laelah Azizah. Fakultas Bahasa dan Sastra,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yaitu di lembaga-lembaga atau institusi-institusi pendidikan seperti SMA, SMK,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan Wortschatzliste yang digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Jerman dalam meningkatkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini bahasa Jerman merupakan bahasa asing selain bahasa Inggris yang banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif dilakukan dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 26 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model pembelajaran cooperative leaning tipe two stray two stray dalam meningkatkan keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penetilian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment), karena penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing

BAB I PENDAHULUAN. antar bangsa, sebagai anggota masyarakat bahasa. Selain bahasa ibu, bahasa asing 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat untuk menyampaikan suatu perasaan, peran, maupun pendapat yang dalam prakteknya dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan. Kemampuan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan pretest dan posttest. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penggunaan metode yang tepat akan sangat mempengaruhi hasil dari penelitian yang dilakukan. Dalam penelitiaan ini penulis menggunakan metode kuasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, khususnya di beberapa SMA dan di Universitas tertentu. Dalam belajar bahasa Jerman terdapat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan seseorang yang menggunakan media berupa teks dengan tujuan memeroleh keterangan atau informasi tertentu. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran : BAHAN AJAR / RPP Bidang Studi : Bahasa Jerman Pokok Tema : Erste Kontake Sub Tema :Erste Kontakte mit Deutschen ( ich, du, sie/er/es (sing), Sie, sie (pl)) Kelas / Semester: X / gasal Standar Kecakapan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA LOGICO PICCOLO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Khoriyah*, Lersianna H. Saragih, Irma Permatawati

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA LOGICO PICCOLO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Khoriyah*, Lersianna H. Saragih, Irma Permatawati EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA LOGICO PICCOLO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Khoriyah*, Lersianna H. Saragih, Irma Permatawati Abstraksi Dalam pembelajaran bahasa Jerman terdapat empat keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jerman pada jenjang SMA, berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti salah satu faktor yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Metode eksperimen semu adalah metode penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajar bahasa Jepang di Indonesia menunjukkan peningkatan pada tahun 2012 terutama jumlah pelajar di tingkat sekolah menengah. Menurut survey yang dilakukan Japan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*) PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING Lersianna Saragih*) Abstrak Jeder Fremdsprachelernende bewusst oder unbewusst verwendet in seinem Lernprozess eine Strategie. Ermust mit der von

Lebih terperinci

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2 IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1 Oleh : HAFDARANI 2 PENDAHULUAN Sebagai guru bahasa Jerman kita sering mendengar atau membaca bahwa pengajaran

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN DEKLINASI ADJEKTIVA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN DEKLINASI ADJEKTIVA EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN HYPNOTEACHING DALAM PEMBELAJARAN DEKLINASI ADJEKTIVA Syifa Nursyamsiah, Lucky Herliawan Y A, Azis Mahfuddin Abstrak Dalam rangka pembelajaran bahasa Jerman, pemahaman Grammatik

Lebih terperinci

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS SCHREIBEN I JR 214 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA N 3 Kediri Program : Pilihan/ Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 19 minggu x 2 JP Standar Dasar Materi Pembelajaran Indikator

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya, serta memberikan berbagai informasi kepada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tujuan Operasional Penelitian Tujuan operasional penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa XI IPA2 SMA Kartika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Peneliti menggunakan metode eksperimen semu atau kuasi eksperimen dalam penelitian ini. Alasan penggunaan metode eksperimen semu ini karena sulitnya mengontrol

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN

2014 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN DOMINO DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGONJUGASIKAN VERBA BAHASA JERMAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari bahasa asing dan mampu menguasainya merupakan nilai lebih dalam bersosialisasi di dunia kerja maupun pergaulan. Bahasa Jerman merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mnemonik dalam penguasaan nomina bahasa Jerman.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mnemonik dalam penguasaan nomina bahasa Jerman. 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS- TS) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak buku ajar bahasa Jerman yang beredar di masyarakat dengan berbagai macam pilihan yang ditawarkan, mulai dari buku yang hanya berisi tulisan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Menurut Dedi Sutedi (2011:45) bahwa metode penelitian adalah prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa yang utama adalah sebagai alat berkomunikasi. Namun bahasa di dunia sangatlah banyak.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut;

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut; 89 BAB V KESMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data mengenai latihan kosakata dalam buku studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit 12, dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara atau kegiatan terstruktur untuk mendapatkan data penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Pra- Eksperimental yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang sangat penting bagi manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara dapat dipahami lawan

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

STATIONENLERNEN : SUATU BENTUK BELAJAR BERDASARKAN PRINSIP BELAJAR MANDIRI ( AUTONOMES LERNEN ) DALAM PENGAJARAN BAHASA JERMAN 1

STATIONENLERNEN : SUATU BENTUK BELAJAR BERDASARKAN PRINSIP BELAJAR MANDIRI ( AUTONOMES LERNEN ) DALAM PENGAJARAN BAHASA JERMAN 1 STATIONENLERNEN : SUATU BENTUK BELAJAR BERDASARKAN PRINSIP BELAJAR MANDIRI ( AUTONOMES LERNEN ) DALAM PENGAJARAN BAHASA JERMAN 1 Hafdarani *) Abstrak Setiap orang mempunyai kemampuan dan kecepatan belajar

Lebih terperinci

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang.

Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Kesalahan Penggunaan Konjungsi als dan wenn Pada Karangan Mahasiswa Semester Empat Angkatan 2009 Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang. Ninuk Rahayu, Rosyidah, dan Edy Hidayat Universitas Negeri

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda.

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda. Efektivitas Teknik Permainan Magic Box Untuk Meningkatkan Penguasaan Kata Benda Bahasa Jerman Inesz Dewi Annisa, Hafdarani, Pepen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak dan bertanya kepada laki-laki yang dianggap sebagai Raja Ludwig di istana Schloss Neuschwanstein. Tetapi secara kebetulan menemukan sesuatu yang menarik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam mempelajari suatu bahasa, penguasaan kosakata mempunyai peranan yang sangat penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan

Lebih terperinci

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216

STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 SILABUS STRUKTUR UND WORTSCHATZ II JR 216 Irma Permatawati, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru dan siswa dalam belajar, bagaimana memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kosakata merupakan hal dasar dan penunjang untuk dapat terampil berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Kosakata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Bahasa dapat menjadi

Lebih terperinci

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS HÖREN I JR 212. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS HÖREN I JR 212 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membantu memahami pokok bahasan dan untuk menghindari salah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk membantu memahami pokok bahasan dan untuk menghindari salah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional Untuk membantu memahami pokok bahasan dan untuk menghindari salah pengertian yang mungkin terjadi pada judul penelitian ini, maka penulis menyertakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

SKENARIO PEMBELAJARAN

SKENARIO PEMBELAJARAN SKENARIO PEMBELAJARAN Stationenlernen untuk MATA KULIAH KETERAMPILAN BERBAHASA sebagai Persiapan Ujian ZidS (Zertifikat für indonesische Deutschstudenten)/ Sertifikat untuk Mahasiswa Bahasa Jerman Indonesia

Lebih terperinci

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA

2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi untuk berinteraksi antar sesama manusia. Dengan bahasa seseorang dapat memperoleh informasi secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, dengan cara mengumpulkan data-data berbagai bentuk latihan-latihan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari suatu bahasa ada empat keterampilan berbahasa yang terdiri atas keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Setiap keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan teknik permainan Pantomim untuk membantu siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan teknik permainan Pantomim untuk membantu siswa 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan satu kelas penelitian tanpa kelas pembanding. Penelitian

Lebih terperinci

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak Tak dapat disangkal lagi bahwa penampilan gambar dalam suatu buku ajar atau buku bacaan memberikan nilai lebih tersendiri bagi buku tersebut,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. MetodePenelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas penggunaan permainan Connect Four dalam meningkatkan kemampuan mengonjugasikan verba bahasa Jerman.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan eksperimen semu (quasi experiment design). Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) yaitu, sebuah metode penelitian dengan satu kelas

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN Lisa Anggraini Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf.

BAB I PENDAHULUAN. kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat merupakan salah satu komponen bahasa yang memiliki satuansatuan kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf. Kalimat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53). 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Secara umum Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam kegiatan penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode korelasional dengan teknik korelasi dan teknik regresi. Teknik korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas menurut Surahkmad (1994:73) disebut juga variabel eksperimental/variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode penelitian adalah prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan atau menjawab masalah penelitian,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu sarana komunikasi dengan manusia. Untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang tidak terlepas dari penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan masalah. Cara untuk memecahkan masalah yang telah dipilih dan disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen atau eksperimen semu. Quasi eksperimen adalah sebuah metode penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar belakang masalah Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena bahasa merupakan alat komunikasi yang diperlukan untuk berinteraksi dengan sesama manusia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan model one-group-pretest-posttest design, artinya penulis

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA. Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana

ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA. Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana Abstraksi Kosakata sangat berperan penting dalam setiap bahasa, karena kosakata merupakan unsur terkecil yang

Lebih terperinci

RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1

RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1 RUBRIK PENILAIAN KARANGAN MAHASISWA PS SASTRA JERMAN FIB UI DAN PESERTA KURSUS KELAS BAHASA JERMAN LBI UI 1 Julia Wulandari Petra D. Ajeng K.R Program Studi Sastra Jerman FIB UI Lembaga Bahasa Internasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang yang mempelajari suatu bahasa secara tidak langsung dia juga

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang yang mempelajari suatu bahasa secara tidak langsung dia juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seseorang yang mempelajari suatu bahasa secara tidak langsung dia juga mempelajari aturan tata bahasa itu agar dapat memahami makna serta informasi yang ada

Lebih terperinci