ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA. Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA. Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana"

Transkripsi

1 ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENGUASAI NOMINA Imas Aulianingtyas*, Hafdarani, Pepen Permana Abstraksi Kosakata sangat berperan penting dalam setiap bahasa, karena kosakata merupakan unsur terkecil yang dapat membentuk suatu bahasa.salah satu bagian dari kosakata yaitu nomina. Setiap nomina bahasa Jerman mempunyai kata sandang (Artikel) tertentu yaitu,,der (maskulin),,,die (feminin) und,,das (neutral).berdasarkan pengamatan penulis ketika melakukan PPL di SMAN 15 Bandung, kebanyakan siswa mengalami kesulitan menguasai nomina bahasa Jerman yang disebabkan oleh faktor internal. Misalnya ketika siswa diberikan soal latihan tentang nomina, banyak siswa yang malas untuk mengerjakan soal tersebut.berdasarkan masalah tersebut, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan (1) untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai nomina. (2) untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menguasai nomina. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik. Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis data yang diperoleh dari hasil analisis. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung yang berjumlah 15 siswa, sedangkan sampelnya adalah 11 siswa dari populasi. Hasil nilai rata-rata keseluruhan tes menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menguasai nomina termasuk kategori kurang sebesar 52,36. Dari hasil wawancara diketahui penyebab kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menguasai nomina yaitu menentukan kata sandang (Artikel)yang benar dan penggunaan ejaan seperti menggunakan huruf kapital. Penyebab kesulitan tersebut adalah karena siswa kurang berlatih walaupun mereka memperoleh pelajaran bahasa Jerman selama empat jam pelajaran dalam seminggu. Disamping itu siswa tidak sering bertanya kepada guru jika mereka belum memahami materi pelajaran, siswa juga kurang memanfaatkan fasilitas WiFi yang ada di sekolah secara optimal, kemudian siswa jarang mengunjungi perpustakaan untuk mencari bahan pelajaran dari sumber lain. Oleh sebab itu guru disarankan untuk menerapkan teknik-teknik pembelajaran nomina yang lebih variatif sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar bahasa Jerman. 1

2 2 Synopse Der Wortschatz hat eine wichtige Rolle für jede Sprache, weil Wortschatz der kleinste Hauptbestandteil ist, eine Sprache zu bilden. Ein Teil von dem Wortschatz ist Nomen. Jedes Nomen im Deutschen hat einen bestimmen Artikel, nämlich,,der (maskulin),,,die (feminin) und,,das (neutral). Basierend auf einer Observation in der SMAN 15 Bandung haben die Schüler noch Schwierigkeiten, Nomen zu beherrschen. Die Schwierigkeiten sind meistens wegen der internalen Faktoren. Zum Beispiel hatten die Schüler keine Lust die Ubüngen zu machen. Nach der Formulierung des Problems hat die Untersuchung folgende Ziele (1) um die Fähigkeit der Schüler bei der Beherrschung des Nomens zu wissen, (2) um die Faktoren der Schwierigkeiten der Schüler bei der herauszufinden. Bei dieser Untersuchung wurde die deskriptiv-analytische Methode verwendet. Die Population dieser Untersuchung sind alle Schüler in der XII Sprache-Klasse der SMAN 15 Bandung nämlich 15 Personen und die Probanden sind 11 Personen. Die durchschnittliche Note zeigt, dass die Schülerfähigkeit bei der Beherrschung des Nomens zur Kategorie ausreichend mit 52,36 gehört. Nach dem Interview kann man wissen, welche Schwierigkeiten die Schüler bei der Beherrschung des Nomens haben, die sind nämlich den richtigen Artikel zu bestimmen und die Rechtschreibung zu verwenden, wie die erste Buchstabe des Nomens groβ schreiben. Bei diesem Fall, kann man sehen, dass die Schüler noch nicht genügende Übungen machen, obwohl sie vier Unterrichtsstunden pro Woche Deutsch lernen. Auβerdem fragen die Schüler selten die Lehrerin, wenn sie die Unterrichtsstoffe noch nicht verstehen. Sie nutzen sich den Internetanschluss auch nicht optimal aus, besuchen selten die Bibliothek, um andere Unterrichtsquellen zu suchen. Deshalb schlägt die Verfasserin vor, dass die Lehrenden unterschiedliche Techniken beim Nomenunterricht anwenden, sodass die Schüler motiviert sind, Deutsch zu lernen. Kata Kunci: analisis kemampuan, menguasai nomina Stichwort: Fähigkeitsanalyse, die Beherrschung des Nomens Pendahuluan Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu bahasa dapat digunakan sebagai alat bertukar informasi. Bahasa asing dewasa ini sudah menjadi hal yang sangat penting. Pada era globalisasi, daya tarik dan minat masyarakat sudah semakin besar dalam mempelajari bahasa asing. Dengan menguasai salah satu bahasa asing, masyarakat dapat lebih terampil dalam menggunakan suatu bahasa serta dapat dengan baik menguasai tata bahasa dan kosakata.

3 3 Pembelajaran bahasa asing kini secara formal sudah banyak dipelajari di sekolah, khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Salah satu bahasa asing yang telah dipelajari di sekolah adalah bahasa Jerman. Dalam pembelajaran bahasa Jerman siswa dilatih untuk menguasai empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan berbicara (Sprechfertigkeit), keterampilan membaca (Lesefertigkeit) dan keterampilan menulis (Schreibfertigkeit). Berdasarkan KTSP 2010, tujuan pembelajaran bahasa Jerman di Indonesia bagi para peserta didik yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan dasar dalam menyimak, menulis, membaca dan berbicara. Untuk menguasai keterampilan berbahasa tersebut dibutuhkan kosakata dan tata bahasa. Kosakata sangat berperan penting dalam setiap bahasa karena kosakata merupakan unsur terkecil yang dapat membentuk suatu bahasa. Salah satu bagian dari kosakata yaitu kata benda. Kata benda atau nomina dalam bahasa Jerman disebut das Nomen. Setiap nomina mempunyai artikel tertentu yaitu der (Maskulin), die (Feminin) dan das (Neutral). Contohnya:das Buch, die Liebe, der Baum, das Obst, die Frau, der Mann.. Kata benda (das Nomen) menurutejaan bahasa Jerman selalu ditulis dengan hurufbesar. Kata benda digunakan untuk menggambarkan orang, binatang, tumbuhan, barang, material dan sesuatu yang abstrak. Dari hasil pengamatan ketika praktek mengajar di SMA Negeri 15 Bandung ditemukanbanyak siswa yang masih belum sepenuhnya menguasai nomina walaupun siswa memperoleh pelajaran bahasa Jerman selama empat jam dalam seminggu, jumlah siswa yang tidak terlalu banyak dalam satu kelas (15 orang) dan guru yang memiliki kemampuan bahasa Jerman cukup baik (tingkat B1) dan berpengalaman mengajar (lebih dari 15 tahun), selain itu sekolah telah menyediakan fasilitas penunjang pembelajaran seperti WiFi, bagi pemula seperti pelajar SMA menguasai nomina tidaklah mudah. Hal tersebut dapat dilihat pada proses belajar mengajar nomina di kelas, masih banyak siswa mengalami kesulitan dalam mengingat nomina beserta dengan artikelnya. Contohnya ketika siswa mengerjakan latihan soal pada buku Kontakte Deutsch 1 yang berhubungan dengan nomina, banyak siswa yang masih mengalami kesulitan.hal serupa terjadi ketika siswa mengerjakan latihan soal-soal dan ulangan harian. Kesulitan dalam menguasai dan menggunakan nomina bahasa Jerman diduga dipengaruhi oleh banyak faktoryaitu faktor internal dan faktor eksternal.faktor internal adalah faktor yang ada di dalam siswa sendiri di antaranya malas, kurangnya siswa dalam memahami dan berlatih, kurangnya motivasi atau dorongan untuk belajar.sedangkan faktor eksternal adalah faktor

4 4 yang ada di luar siswa sendiri diantaranyakarena pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan pengamatan di SMA Negeri 15 Bandung, kebanyakan siswa mengalami kesulitan menguasai nomina yang disebabkan oleh faktor internal.misalnya ketika siswa diberikan soal latihan tentang nomina, banyak siswa yang malas untuk mengerjakan soal tersebut.disamping itu siswa menganggap bahasa Jerman bukan merupakan mata pelajaran yang penting.kesulitan yang disebabkan oleh faktor eksternal misalnya kurangnya siswa memanfaatkan kesempatan untuk menggunakan bahasa Jerman baik lisan maupun tulisan.selain itu kondisi ideal sekolah seharusnya juga dapat membantu siswa agar lebih baik dalam menerima pelajaran di kelas. Kesimpulan yang dapat diambil dari uraian di atas adalah pada dasarnya faktor-faktor tersebut menjadi latar belakang kesulitan siswa dalam menggunakan nomina.dengan pengetahuan tentang latar belakang siswa, guru dapat memberikan kemudahan dalam membantu mengatasi kesulitan belajar dan meningkatkan kemampuan siswa. Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul Analisis Kemampuan Siswa Dalam Menguasai Nomina. Tinjauan Pustaka Nomina merupakan jenis kata yang harus dikuasai oleh pembelajar bahasa karena nomina penting untuk semua keterampilan berbahasa.hal ini sama dengan pendapat yang dijelaskan oleh Nomen: (veraltend) deklinierbares Wort, das weder Pronomen noch Artikel ist (zusammenfassende Bezeichnung für Substantiv und Adjektiv.) yang dapat diartikan bahwa (makna lama) kata yang dapat dideklinasikan, yang tidak berupa pronomen atau kata sandang (artikel). (istilah umum untuk kata benda dan kata sifat). Sementara dalam wiktionary disebutkan Nomen : Oberbegriff aller deklinierbaren Wortarten (auch: Oberbegriff für Substantiv und Adjektiv). Yang berartiistilah umum yang mencakup seluruh jenis kata yang dapat dideklinasikan. (istilah umum untuk kata benda dan kata sifat). Nomina menurut Buβmann dalam Lexikon der Sprachwissenschaft Herausgegeben (2002:469) dijelaskan: Im weiteren Sinn: Zusammenfassenende Bezeichnung für nominale Wortarten, worunter in einigen Grammatiken alle deklinierbaren Wortarten ( Substantiv, Adjektiv, Pronomen und Normerale) fallen, in anderen bezieht sich N. in diesem weiteren Sinne nur auf Substansive und Adjective. (dalam arti luas : semua jenis kata yang dapat dideklinasikan yang

5 5 mencakup (substantiva, adjektiva, pronomina dan numeralia) atau yang hanya berhubungan dengan substantiva dan adjektiva. Menurut Neubold dalam Grammatik kurz & Bündig (2008:1) menjelaskan bahwa Nomen(das Substansive) kann man immer gut erkennen, da sie grundstzlich groβ geschrieben werden yang diartikan bahwa orang dapat dengan baik mengenali kata benda, karena kata benda tersebut pada dasarnya ditulis dengan huruf besar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nomina atau kata benda adalah istilah umum yang mencakup jenis kata nominal, yang di antaranya membentuk semua jenis kata yang dapat dideklinasikan (Substantiva, Adjektiva, Pronomina dan Numeralia), yang dalam arti luas hanya berhubungan dengan kata benda dan kata sifat. Jenis kata benda (Substantiva) menurut Neubold (2008:2) adalah sebagai berikut (1) Das Genus (das grammatische Geschlecht), Jenis Kelamin Gramatik yaitumaskulinum:der Löffel,Feminium:die Gabel,Neutrum:das Messer.Dalam bahasa Jerman dikenal tiga jenis kelamin pada kata benda: maskulin, feminin dan netral. Cara mengetahui kata benda itu maskulin, feminin atau netral dapat dilihat dari kata sandang (Artikel) nya. Apabila memakai kata sandang der adalah maskulin, die berarti feminin dan apabila memakai das berarti netral. Selanjutnya Neubold (2008:3) berpendapat bahwa Die deutsche Sprache kennt drei grammatische Geschlechter. Die Artikel der, die, das machen das Geschlecht deutlich dapat diartikanbahasa Jerman mengenal 3 jenis gender gramatikal. Artikel,der,,die,,das, membuat gender tersebut menjadi jelas. Berikut ini adalah tabel pengelompokan jenis gender. Neubold (2008:4) menjelaskan bahwa Ohne Artikel ist es oft schwer, das Genus der Substantive zu erkennen. Nur bei Personen ist es leicht, denn sie haben meist ein naturliches Geschlecht menurut kutipan tersebut dapat dikatakan bahwa tanpakata sandang(artikel)seringkali sulituntuk mengidentifikasijenis kelamin nomina. Tetapi gender yang mengacu pada orang mudah, karena kebanyakan dari merekamemilikigender yang alamiah.(2) Der Numerus: (die grammatische Zahl. Dalam buku Grammatik kurz & bundig (Neubold; 2008:10) disebutkan bahwa Substantive haben in der Regel einen Singular und einen Plural. Singular ist die grammatische Einzahl (das Buch). Plural ist die grammatische Mehrzahl (die Bucher). Kalimat di atas menjelaskan bahwabiasanya Substantiva memiliki bentuk satuan (singular) dan bentuk jamak (plural). Bentuk satuan (singular) adalah bilangan tunggal secara tata bahasa contoh:,das Buch,sebuah buku. Plural adalah bilangan jamak secara tata bahasa, contoh:,die Bucher,buku-buku.

6 6 Buβmann (2002:555) mengemukakan bahwa Singular bedeutet Einzahl. Im Singular kommen die Substantive in den drei Genera ( Femininum, Maskulinum, Neutrum) vor. Manche Worter gibt es nur im Singular, weil man sie nicht zählen kann Menurut definisi tersebutsingular berarti bilangan tunggal. Dalam singular terdapat substantiva dalam 3 gender (feminin, maskulin, netral). Beberapa kata hanya terdapat dalam bentuk singular, karena orang tidak dapat menghitungnya. Contohnya: Abstrakta (abstrakta): das Geduld (kesabaran) der Fleiβ (ketekunan), Stoffnamen aus der Natur (nama bahan dari alam) :das Gold (emas), Im Zusammenhang mit dem Wetter (kata kata yang berhubungan dengan cuaca) :der Schnee (salju), der Regen (hujan), Tierische und pflanzliche Produkte (produk dari hewan dan tumbuhan) :das Heu (jerami), die Milch (susu). Neubold (2008:9) menjelaskan bahwa Plural bedeutet Mehrzahl. Das Geschlecht spielt hierbei keine Rolle. Der Artikel heiβt für alle Substantive die. Es gibt 5 typen der Pluralbildung. Kalimat di atas menjelaskan bahwa plural berarti bilangan jamak. Dalam hal ini gender tidak berpengaruh. Kata sandang bentuk jamak untuk semua substantiva adalah,die. Ada 5 tipe pembentukan plural yaitu tipe 1 berakhiran e. Contohnya : der Schirm, die Schirme (payung),die Luft menjadi die Lufte (udara). Tipe kedua berakhiran n, -en. Contohnya: die Frau menjadi die Frauen (wanita; perempuan; isteri; sapaan untuk perempuan dewasa). Tipe ketiga berakhiran endunglos atau tanpa akhiran. Contohnya: der Mantel menjadi die Mäntel (mantel), der Vater menjadi die Väter (ayah), das Leben menjadi die Leben (kehidupan). Tipe keempat berakhiran er. Contohnya: der Mann menjadi die Männer (pria). Tipe kelima berakhiran s. Contohnya: das Taxi menjadi die Taxis (taksi). Keberhasilan siswa belajar nomina tergantung pada banyak faktor. Seperti faktor guru, fasilitas belajar (buku, media pembelajaran), kondisi kelas (jumlah siswa dalam satu kelas). Hasil belajar siswa di kelas kecil biasanya lebih baik dibandingkan dengan kelas besar, karena setiap siswa mendapat perhatian lebih intensif dari guru dalam memahami bahan pelajaran. Tetapi tidak demikian halnya dengan siswa SMA tempat penulis praktek pe lapangan, walaupun sudah ada buku pelajaran yang cukup baik, media internet dan guru yang berpengalaman, hasil belajar bahasa Jerman siswa terutama penguasaan nomina masih kurang memuaskan. Hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, baik dari sisi siswa maupun guru. Berdasarkan kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian tentang kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman.

7 7 Metode Penelitian Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang memiliki kontribusi dan kepentingan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis.metode deskriptif analitis ini bertujuan untuk mendeskripsikan data dengan melihat aspek rata-rata (mean), modus data dalam penelitian (Musfiqon 2012:170). Metode deskriptif analitis ini penulis dapat memaparkan kemampuan siswa dalam menguasai nomina serta mengetahui apa yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam menguasai nomina.penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 15 Bandung pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014 terhadap siswa kelas XII Bahasa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa/i SMA Negeri 15 Bandung yang belajar bahasa Jerman yaitu siswa kelas bahasa yang berjumlah 15 orang dan sampel penelitian ini adalah 11 siswa. Empat siswa menjadi responden untuk uji coba instrumen penelitian. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian yaitu tes penguasaan nomina yang terdiri dari 25 butir soal. Bentuk tes berupa isian singkat dan pilihan ganda. Instrumen penelitian ini diambil dari buku Jung 1 karangan Dr. Mery Hutabarat dan Tim MGMP Jawa Barat. Tes yang diuji cobakan tersebut terdiri dari 40 butir soal.berdasarkan uji validitas maka diperoleh 25 butir soal yang valid, yang kemudian digunakan sebagai instrumen penelitian. Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan hambatan siswa dalam menguasai nomina Data yang diperoleh dianalisis dengan cara menghitung skor nilai tes setiap siswa dan skor nilai rata-rata seluruh siswa. Wawancara direkam dengan perekam suara dan ketika wawancara berlangsung peneliti juga membuat catatan.hasil wawancara dibuat transkripsinya dan dianalisis. Diskusi Hasil Penelitian Tes nomina dalam penelitian ini terdiri dari empat bentuk soal, yaitu menjodohkan bagian kata dengan tepat; menuliskan nomina beserta Artikel-nya; menjawab pertanyaan dengan jawaban nein dan melengkapinya; dan pilihan ganda. Berikut ini dijelaskan hasil tes secara keseluruhan dan hasil tes berdasarkan bentuk soal (1) hasil tes penguasaan nomina: seorang siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 80,00 dan seorang siswa memperoleh nilai terendah dengan nilai 36,00. Tiga siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu dengan nilai 44,00. Nilai rata-rata kemampuan penguasaan nomina adalah 52,36. Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan tes penguasaan nomina siswa

8 8 termasuk dalam kategori kurang. (2) Hasil tes menjodohkan bagian kata dengan tepat: seorang siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 100,00 dan seorang siswa memperoleh nilai terendah yaitu 60,00. Empat siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu 80,00. Nilai rata-rata kemampuan menjodohkan bagian kata dengan tepat adalah 79,09. Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung dalam menjodohkan kata dengan tepat adalah baik. (3) Hasil tes kemampuan menuliskan kata benda beserta Artikelnya:tiga orang siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 50,00 dan dua siswa memperoleh nilai terendah yaitu 20,00. Empat siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu 40,00. Nilai rata-rata kemampuan menuliskan kata benda beserta Artikel-nya termasuk dalam kategori gagal.dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung dalam menuliskan kata benda beserta Artikel-nya adalah gagal. (4) Hasil tes kemampuan menjawab pertanyaan dengan jawaban nein dan melengkapinya: dua orang siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 50,00 dan seorang siswa memperoleh nilai terendah yaitu 30,00. Delapan siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu 40,00. Nilai rata-rata kemampuan menjawab pertanyaan dengan jawaban nein dan melengkapinya adalah 40,9.Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung dalam menguasai menjawab pertanyaan dengan jawaban nein dan melengkapinya adalah kurang. (5) Hasil tes pilihan ganda: Sembilan siswa memperoleh nilai tertinggi dengan nilai 50,00 dan dua siswa memperoleh nilai terendah yaitu 40,00. Sembilan siswa memperoleh nilai terbanyak yaitu 50,00. Nilai rata-rata kemampuan pilihan ganda yaitu 48,2. Dari hasil tes ini dapat diketahui bahwa kemampuan siswa kelas XII SMA Negeri 15 Bandung dalam pilihan ganda adalah kurang. Data wawancara dengan guru dideskripsikan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam penguasaan nomina bahasa Jerman.Responden wawancara adalah guru bahasa Jerman di sekolah tempat penelitian.berdasarkan wawancara yang telah dilakukan guru berpendapat bahwa minat belajar bahasa Jerman siswa cukup tinggi. Hasil belajar siswa secara keseluruhan juga cukup memuaskan akan tetapi hasil belajar khusus penguasaan nomina termasuk dalam katagori kurang. Hal ini disebabkan oleh berbagai hal yaitu karena siswa sering melakukan kesalahan dalam menentukan kata sandang (Artikel)dari nomina, siswa tidak menggunakan huruf kapital pada huruf pertama nomina, siswa malas berlatih dan kurang banyak bertanya kepada guru, siswa tidak memanfaatkan fasilitas WiFi yang ada di sekolah dengan baik, kemudian siswa jarang mengunjungi perpustakaan untuk mencari bahan pelajaran dari sumber lain. Penyebab-penyebab kurangnya penguasaan nomina siswa seperti yang disebutkan di atas dapat dikategorikan sebagai faktor internal karena bersumber dari siswa sendiri.

9 9 Untuk mengatasi hal tersebut guru menggunakan teknik dan variasi pembelajaran dalam latihan nomina. Agar siswa tidak malas belajar, guru menyediakan waktu luang di luar jam pelajaran un tuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang bahan pelajaran yang belum dimengerti oleh siswa. Karena pihak sekolah telah menyediakan fasilitas WiFi, maka siswa dihimbau untuk memanfaatkan fasilitas tersebut secara optimal.disamping itu, orang tua siswa juga dihimbau untuk memberikan motivasi pada anaknya agar mereka bersemangat untuk belajar baik di sekolah maupun di rumah. Pada tes isian yang memuat keseluruhan nomina siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 52,36 yang termasuk ke dalam kategori kurang, sedangkan pada tes menjodohkan bagian kata dengan tepat siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 79,09 yang termasuk ke dalam kategori baik, siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 37,2 pada tes menentukan kata benda beserta Artikel-nya termasuk dalam kategori gagal, sedangkan pada tes menjawab pertanyaan dengan jawaban nein dan pilihan ganda siswa memiliki nilai rata-rata sebesar 48,2 temasuk dalam kategori kurang. Jika dilihat dari masing-masing tes nomina, tes menjodohkan bagian kata dengan tepatdapat diselesaikan siswa dengan baik. Pada tes menjawab pertanyaan dengan jawaban nein dan pilihan ganda siswa masih kurang mampu untuk menjawab pertanyaan dengan benar, bahkan siswa gagal dalam tes menuliskan kata benda beserta Artikel-nya. Karena hasil tes siswa ada yang kurang dan gagal, maka guru sebaiknya menerapkan latihan dengan menggunakan teknik-teknik pembelajaran nomina yang lebih variatif kepada siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman. Dari hasil wawancaradiperoleh data bahwa pada umumnya siswa kurang mampu dalam menguasai nomina. Ketidakmampuan ini disebabkan oleh kesulitan siswa menentukan kata sandang (Artikel) dari nomina, siswa tidak menggunakan huruf kapital pada huruf pertama nomina. Penyebab ketidakmampuan mereka adalah karena faktor internal dan eksternal. Oleh sebab itu, dihimbau untuk siswa lebih inisiatif berlatih dengan bimbingan guru dan memanfaatkan fasilitas WiFi dan perpustakaan secara optimal yang telah disediakan oleh pihak sekolah. Sesuai dengan saran guru, diharapkan orang tua untuk memotivasi anaknya agar belajar lebih giat. Simpulan dan Saran Berdasarkan deskripsi data dan hasil penelitian pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemampuan siswa kelas XII Bahasa semester ganjil SMA Negeri 15 Bandung dalam menguasai nomina termasuk dalam kategori kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata nilai tes penguasaan nomina secara keseluruhan adalah

10 10 sebesar 52,36, sedangkan pada tes menjodohkan bagian kata dengan tepat siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 79,09 yang termasuk ke dalam kategori baik, siswa memiliki rata-rata nilai sebesar 37,2 pada tes menentukan kata benda beserta Artikel-nya termasuk dalam kategori gagal, sedangkan pada tes menjawab pertanyaan dengan jawaban nein dan pilihan ganda siswa memiliki nilai ratarata sebesar 48,2 temasuk dalam kategori kurang. 2. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam menguasai nomina ada beberapa macam yaitu siswa sulit dalam menentukan kata sandang (Artikel) dan menggunakan huruf kapital pada huruf pertama nomina. Penyebab kesulitan tersebut adalah karena siswa kurang berlatih walaupun mereka memperoleh pelajaran bahasa Jerman selama empat jam pelajaran dalam seminggu, siswa tidak sering bertanya kepada guru, siswa tidak memanfaatkan fasilitas WiFi yang ada di sekolah secara optimal, kemudian siswa jarang mengunjungi perpustakaan untuk mencari bahan pelajaran dari sumber lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka penulis menyampaikan saran-saran berikut (1) Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai nomina, siswa hendaknya lebih banyak berlatih dalam mengerjakan soal sehingga tidak terjadi lagi kesalahan dalam menentukan kata sandang (Artikel) dari nomina dan penggunaan huruf kapital pada huruf pertama nomina. Kemudian siswa harus mempunyai inisiatif untuk mencari latihan-latihan soal tentang nomina baik dari buku maupun dari internet.(2) Dalam buku Kontakte Deutsch 1 tidak ditemukan latihan yang beragam mengenai nomina. Oleh sebab itu guru disarankan untuk menerapkan teknik-teknik pembelajaran nomina yang lebih variatif sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar bahasa Jerman. DAFTAR PUSTAKA Neubold, Joachim PONS. Grammatik kurz & bündig Deutsch. Stuttgart: Ernst Klett Sprachen GmBH. Buβmann, Hadumod Lexikon der Sprachwissenschaft Herausgegeben. Wahrig, Renate Burfeind (2006). Wahrig Deutches Wörterbuch. Gütersloh:Bertelsmann Lexikon Verlag GmbH.

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A. 1 EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana Abstrak Dalam mempelajari bahasa Jerman ada empat keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam mempelajari bahasa, pembelajar sebaiknya mengenal kaidah dan struktur yang baku yang biasa disebut tata bahasa. Penguasaan tata bahasa merupakan salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah merupakan salah satu bahasa asing yang diajarkan di Sekolah Menengah Atas (SMA). Dalam pembelajaran bahasa Jerman salah satu aspek yang harus dipelajari dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE KOSAKATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA Lailatul Rohmah Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN KREISLAUF UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang banyak dipelajari di berbagai sekolah di Indonesia. Adanya ketertarikan terhadap negara dan kebudayaan Jerman

Lebih terperinci

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :

BAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran : BAHAN AJAR / RPP Bidang Studi : Bahasa Jerman Pokok Tema : Erste Kontake Sub Tema :Erste Kontakte mit Deutschen ( ich, du, sie/er/es (sing), Sie, sie (pl)) Kelas / Semester: X / gasal Standar Kecakapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL. Novita Putri Pratiwi PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM QUIZ (TQ) PADA KETERAMPILAN MEMBACA SISWA KELAS X SMA N 1 KAMAL Novita Putri Pratiwi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda.

Kata Kunci: Teknik Permainan, Magic Box, Penguasaan Kata Benda. Efektivitas Teknik Permainan Magic Box Untuk Meningkatkan Penguasaan Kata Benda Bahasa Jerman Inesz Dewi Annisa, Hafdarani, Pepen Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati Efektivitas Penggunaan Metode Talking Stick dalam Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jerman (Studi Penggunaan Metode Talking Stick di SMAN 3 Cimahi) Irma Indriani, Azis Mahfuddin, Irma Permatawati

Lebih terperinci

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa asing dalam dunia kependidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru di kalangan seluruh peserta didik, karena mulai dari jenjang pendidikan formal yang

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN

ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN ANALISIS KESALAHAN MENENTUKAN GRAMMATIKAL KASUS DI DALAM KALIMAT BAHASA JERMAN Herlina Jasa Putri Harahap Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/21 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari 1. Fakultas / Program Studi : Bahasa dan Seni/ Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Hörverstehen III Kode : GER 204 3. SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS Sem : 1 Waktu : 2 X 50 Menit 4. Standar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, dengan cara mengumpulkan data-data berbagai bentuk latihan-latihan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS- TS) DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 SEYEGAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, khususnya di beberapa SMA dan di Universitas tertentu. Dalam belajar bahasa Jerman terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa asing yang dipelajari di Indonesia, yang pembelajarannya dimulai pada tingkat SMA. Seperti halnya pada setiap pembelajaran

Lebih terperinci

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE

2015 ANALISIS FRASA PREPOSISI DENGAN MODIFIKATOR AUS SEBAGAI ERGÄNZUNGEN DAN ANGABEN DALAM ROMAN BESCHÜTZER DER DIEBE BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi. Pada umumnya, masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yaitu bahasa daerah dan bahasa Indonesia sebagai bahasa

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran

Lebih terperinci

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*) PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING Lersianna Saragih*) Abstrak Jeder Fremdsprachelernende bewusst oder unbewusst verwendet in seinem Lernprozess eine Strategie. Ermust mit der von

Lebih terperinci

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak

GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak GAMBAR DALAM PENGAJARAN BAHASA ASING Oleh Nining Warningsih Abstrak Tak dapat disangkal lagi bahwa penampilan gambar dalam suatu buku ajar atau buku bacaan memberikan nilai lebih tersendiri bagi buku tersebut,

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan. Tanpa bahasa orang akan sulit untuk mengekspresikan apa yang diinginkannya. Bahasa dapat menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN.

BAB I PENDAHULUAN EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini menguasai bahasa asing merupakan tuntutan zaman. Penguasaan bahasa asing merupakan nilai lebih yang menunjang seseorang memiliki performa setingkat

Lebih terperinci

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I

Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Artikel oleh Dzikrullah Hakam Allif Mubarak ini telah diperiksa dan disetujui. Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing I Dra. Rosyidah, M.Pd. NIP. 19600821 198503 2 001 Malang, 9 Agustus 2012 Pembimbing II Edy

Lebih terperinci

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA

2015 PENGGUAAN MEDIA BOARDGAME GERMAN TRIP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN MATERI ADJEKTIVDEKLINATION PADA SISWA SMA 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari dalam pendidikan di Indonesia. Dalam mempelajari bahasa Jerman, sama halnya dalam pengajaran

Lebih terperinci

oleh Cindhy Dwi Meidany

oleh Cindhy Dwi Meidany KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BERBAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN ANIMASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir.

DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN. Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. DIE BEZIEHUNG ZWISCHEN DEM LOGISCHEN DENKVERMÖGEN UND DEM HÖRVERSTEHEN IM DEUTSCHEN Fitri Apriani Susliawati, Pepen Permana, Amir. Abstrakt Das logische Denkvermögen ist eine Denkaktivität, die auf dem

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah satu sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang memiliki pola yang beraturan. Aturan tersebut dapat disusun menjadi kaidah. Sebagai

Lebih terperinci

Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin

Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin Penggunaan Media Memory Games dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Tri maryana*, Irma Permatawati, Ending Khoerudin Abstraksi Kosakata merupakan salah satu aspek yang harus dikuasai dalam mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan

Lebih terperinci

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd.

SILABUS SCHREIBEN I JR 214. Pepen Permana, S.Pd. SILABUS SCHREIBEN I JR 214 Pepen Permana, S.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 SILABUS 1. Identitas Mata Kuliah Nama Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kosakata merupakan hal dasar dan penunjang untuk dapat terampil berbahasa Jerman, yaitu terampil dalam menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Kosakata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antarmanusia. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan pikiran dan perasaannya, serta memberikan berbagai informasi kepada

Lebih terperinci

FEHLER ANALYSE IM PRIVATBRIEF DER SCHÜLERN KLASSE XI SMA NEGERI 1 TAMAN. Perpetua Helena Ngura. Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd AUSZUG

FEHLER ANALYSE IM PRIVATBRIEF DER SCHÜLERN KLASSE XI SMA NEGERI 1 TAMAN. Perpetua Helena Ngura. Drs. Ari Pujosusanto, M.Pd AUSZUG Header halaman gasal: Penggalan Judul Artikel Jurnal FEHLER ANALYSE IM PRIVATBRIEF DER SCHÜLERN KLASSE XI Perpetua Helena Ngura S-1 Pendidikan Bahasa Jerman, Bahasa Dan Seni, Universitas Negeri Surabaya

Lebih terperinci

SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN

SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kediri Program : Pilihan Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : X Semester : 2 ( dua ) Tahun Pelajaran : 2008-2009 : 15 minggu x 2 JP Standar Dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak dan bertanya kepada laki-laki yang dianggap sebagai Raja Ludwig di istana Schloss Neuschwanstein. Tetapi secara kebetulan menemukan sesuatu yang menarik.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman

Kata Kunci: Permainan, Scrabble, Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Efektivitas Permainan Scrabble Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa jerman Lukman Hakim, Ending Khoerudin, Putrasulung Baginda Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar suatu bahasa tidak terlepas dari latihan keterampilan berbahasa. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman terdapat empat

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Pelajaran 19 Penipuan Terungkap Walaupun bundaran gandum dibuat oleh para petani, tetap mempercayai eksistensi UFO. Informasi yang beredar di penduduk desa tentang penipuan bundaran gandum menyeret dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa asing terutama bahasa Jerman, salah satu aspek yang harus dikuasai dan dipelajari adalah kosakata. Kosakata merupakan salah satu unsur

Lebih terperinci

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 E JURNAL UNESA ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) BAHASA JERMAN KELAS X MIA 6 SMA NEGERI 1 MAOSPATI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Irena Melinda Febriani Mahasiswa Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat EFEKTIVITAS PENGGUNAAN WARNA UNTUK MENGUASAI ARTIKEL KATA BENDA BAHASA JERMAN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jerman Oleh: NITA LISTYANI NIM

Lebih terperinci

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN TIC TAC TOE DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI SMA ANGKASA BANDUNG Winne Juliyanti, Ending Khoerudin, Pepen Permana Kosakata merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland

Lebih terperinci

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO

Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO Laterne. Volume VI Nomor 02 Tahun 2017 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY UNTUK KETERAMPILAN MENYIMAK SISWA KELAS XI IPS SMAN 2 SIDOARJO Dinny Ananda Berliana Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi

Lebih terperinci

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana

Irfan Anshori, Lucky HYA, Pepen Permana Efektivitas Teknik Permainan Pantomim dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni. Universitas Pendidikan Indonesia 2013 Irfan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) (SAP) HÖREN I JR212 PEPEN PERMANA, S.PD. JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2011 1 : Kosakata : Alphabet dan Café d / Struktur: Aussagesatz,

Lebih terperinci

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL Oleh : Adriani Rasinta Mananohas 070913004 UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS SASTRA MANADO 2013 1

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR

PENERAPAN MODEL WORD SQUARE DALAM MENULIS KALIMAT SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X SMA ISTIQLAL SUMBER CENTENG KOTAANYAR Dwi Hadi Rachmawati S1 PENDIDIKAN BAHASA JERMAN, FBS, UNESA dhadi11@yahoo.com Abstrak Menulis adalah kegiatan atau keterampilan yang produktif dan kompleks. Siswa perlu ide-ide untuk menulis sesuatu. Untuk

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 26 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PQ4R PADA PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XII SMAN 1 SEDAYU BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHAREDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHAREDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHAREDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA Fiqih Sri Ayundari, Azis Mahfuddin, Hafdarani SYNOPSE Einer der Faktoren für den Lernprozesserfolg

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang berperan penting dalam kehidupan. Pada umumnya masyarakat Indonesia menguasai dua bahasa yakni bahasa daerah sebagai bahasa pertama

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN BAHASA INGGRIS SISWA SMA DENGAN PENGUASAAN POSSESSIVARTIKEL BAHASA JERMAN

HUBUNGAN PENGUASAAN BAHASA INGGRIS SISWA SMA DENGAN PENGUASAAN POSSESSIVARTIKEL BAHASA JERMAN HUBUNGAN PENGUASAAN BAHASA INGGRIS SISWA SMA DENGAN PENGUASAAN POSSESSIVARTIKEL BAHASA JERMAN Ayu Riani Sondari Abstraksi Dalam pembelajaran bahasa Jerman di SMA, banyak siswa mengalami kendala dalam mempelajari

Lebih terperinci

Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman

Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Efektivitas Permainan im Dreierpack Untuk Meningkatkan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman Silfi Eka Juliani, Azis Mahfuddin Penulis Penanggung Jawab, Nining Warningsih Penulis Penanggung Jawab Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia terdapat banyak lembaga pendidikan formal maupun nonformal yang mengajarkan bahasa Jerman. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN Lisa Anggraini Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd. Pembimbing

Lebih terperinci

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2

IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2 IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1 Oleh : HAFDARANI 2 PENDAHULUAN Sebagai guru bahasa Jerman kita sering mendengar atau membaca bahwa pengajaran

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa aspek penting yang harus dikuasai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca,

Lebih terperinci

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum Pelajaran 17 Lingkaran di Ladang Gandum dan Philipp merencanakan menyelidiki bundaran misterius di tengah-tengah ladang gandum. Apakah ini cerita tentang tempat landasan pesawat UFO ataukah seseorang akan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jerman meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu Hörfertigkeit (menyimak), Sprechfertigkeit (berbicara), Lesefertigkeit (membaca) dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN TATA BAHASA JERMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 PALOPO Desi Sugiarti 1 dan Muddin 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri

Lebih terperinci

SILABUS. JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII. DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II

SILABUS. JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII. DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II DESKRIPSI MATA KULIAH Deutsch für spezielle Verwendung II JR 424 Deutsch für spezielle Verwendung II: S1, 2 sks, Semester VII Mata kuliah Deutsch für spezielle Verwendung II merupakan salah satu Mata Kuliah

Lebih terperinci

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen Eko Jayanto Pembimbing I: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Deddy Kurniawan S.Pd., M.A. E-mail:

Lebih terperinci

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian

SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian SILABUS Nama Sekolah : SMA Neger 3 Kediri Program : Pilihan / Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 17 minggu x 2JP Standar Dasar Materi Pembelajaran

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE MENYANYI BAHASA JERMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN DI KELAS X-3 SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGGUNAAN METODE MENYANYI BAHASA JERMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN DI KELAS X-3 SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG PENGGUNAAN METODE MENYANYI BAHASA JERMAN DALAM PEMBELAJARAN BAHASA JERMAN DI KELAS X-3 SMA LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI MALANG E-mail: gie_sister4u@yahoo.com Ufin Juni Muji Listyowati Universitas Negeri

Lebih terperinci

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan

Kata kunci: karangan, Präposition nach dan zu, penggunaan PENGGUNAAN PRӒPOSITION NACH DAN ZU PADA KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN ANGKATAN 2009 UNIVERSITAS NEGERI MALANG Vidya Adinarti, Rosyidah, Desti Nur Aini. vady_art7@yahoo.com ABSTRAK: Penelitian

Lebih terperinci

No. RPP/JER/24 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari

No. RPP/JER/24 Revisi : 00 Tgl : 1 Maret 2011 Hal dari : Sem : 2 (dua) : 100 lisan setingkat A1. lisan sesuai dengan tingkat dasar (A1. 1) Jerman (1) fragen und sagen, was man möchte... (2) fragen und beantworten nach dem Preis... (3) kommentieren, wie der

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan adanya cara untuk memecahkan masalah. Cara untuk memecahkan masalah yang telah dipilih dan disusun secara sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran terus dilakukan, termasuk dalam hal ini mata kuliah lapangan seperti mata kuliah Praktik Pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa asing. Penguasaan bahasa asing sangat diperlukan guna. suatu situs lembaga kursus Goethe-zentrumsby.org/home.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa asing. Penguasaan bahasa asing sangat diperlukan guna. suatu situs lembaga kursus Goethe-zentrumsby.org/home. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini penggunaan bahasa asing sudah sangat meluas. Dalam berkomunikasi di era globalisasi ini, masyarakat dituntut untuk dapat menguasai lebih dari satu

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN

KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN KEMAMPUAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2009/2010 OFFERING AA DALAM ANALISIS KALIMAT BAHASA JERMAN BERDASARKAN IC GRAMMATIK Hanum Surya Dewi Pembimibng (I): Edy Hidayat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf.

BAB I PENDAHULUAN. kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kalimat merupakan salah satu komponen bahasa yang memiliki satuansatuan kecil di dalamnya, seperti frase, kata, dan yang terkecil adalah huruf. Kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini bahasa Jerman merupakan bahasa asing selain bahasa Inggris yang banyak diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS LATIHAN PADA SITUS YANG DAPAT MENUNJANG KOMPETENSI DASAR. Kornalia Florida Aleng. Drs. Abdul Karim, M.pd

ANALISIS LATIHAN PADA SITUS  YANG DAPAT MENUNJANG KOMPETENSI DASAR. Kornalia Florida Aleng. Drs. Abdul Karim, M.pd ANALISIS LATIHAN PADA SITUS www.cornelsen.de YANG DAPAT MENUNJANG KOMPETENSI DASAR Kornalia Florida Aleng Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting untuk dipelajari, karena dengan bahasa seseorang dapat menyerap berbagai informasi dan pengetahuan dari

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN 1. Fakultas / Program Studi : FBS / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Schreibfertigkeit II Kode : GER 215 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : Sem : 2 / genap Waktu

Lebih terperinci

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum.

Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra. Rosyidah M. Pd. Pembimbing II: M. Kharis, S.Pd., M. Hum. KESALAHAN PENGGUNAAN KATA INGKAR NICHT DAN KEIN DALAM KARANGAN MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG ANGKATAN 2010/2011 PADA MATAKULIAH AUFSATZ I Wuri Kumalawati Pembimbing I: Dra.

Lebih terperinci

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PENGUASAAN GRAMATIK TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI I TEMANGGUNG SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin. EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin Abstrak Possessivpronomen dalam bahasa Jerman memiliki empat kasus,

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman ABSTRAK .

Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman ABSTRAK . Efektivitas Teknik Permainan Alphabet Race dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Jerman Damayanti, Drs. Setiawan, M. Pd., Dra. Nining Warningsih, M.Pd. Departemen Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BUKU DAS DEUTSCHMOBIL UNTUK KETERAMPILAN MENULIS. Drs. Benny Herawanto S, M.Psi

BUKU DAS DEUTSCHMOBIL UNTUK KETERAMPILAN MENULIS. Drs. Benny Herawanto S, M.Psi Laterne-VOL IV No 3-Oktober 2015 BUKU DAS DEUTSCHMOBIL UNTUK KETERAMPILAN MENULIS Hofifah Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Surabaya Hofifahzalfamecca@gmail.com

Lebih terperinci

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS

SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS SUPLEMEN BAGI PEMBELAJARAN MENULIS CONTOH-CONTOH KESALAHAN YANG UMUM DILAKUKAN OLEH MAHASISWA DALAM MENULIS KARANGAN BAHASA JERMAN, YANG BERASAL DARI ASPEK BUDAYA 1. Ich und meine Freunde gehen in die

Lebih terperinci

PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO

PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO PENERAPAN MEDIA PERMAINAN KARTU TABOO DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS X BAHASA SMA NEGRI 1 DRIYOREJO Angela Detri Parut Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE GAMBAR SERI UNTUK KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XII SMA

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE GAMBAR SERI UNTUK KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XII SMA PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE GAMBAR SERI UNTUK KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XII SMA Mufika Rosati Pendidikan Bahasa Jerman, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang harus dilatih. Keempat keterampilan itu meliputi. keterampilan menyimak Hören, keterampilan membaca Lesen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa ada beberapa keterampilan yang harus dipelajari. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa Jerman, ada empat keterampilan yang harus

Lebih terperinci

Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Bojonegoro Kelas X Semester 2

Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Bojonegoro Kelas X Semester 2 Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa jerman Deutsch ist Einfach di SMAN 4 Analisis Latihan pada Buku Planet sebagai Pelengkap Buku Ajar Bahasa Jerman Deutsch ist Einfach

Lebih terperinci