STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR"

Transkripsi

1 STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2007/2008 Skripsi Oleh Marjuki NIM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 i

2 STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2007/2008 Oleh Marjuki NIM K Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus Jurusan Ilmu Pendidikan FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 ii

3 PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing Pembimbing I Pembimbing II Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si Drs. Margana, M.Sn NIP NIP iii

4 PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi : Nama Terang Tanda Tangan Ketua :... Sekretaris :... Anggota I :... Anggota II :... Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP iv

5 ABSTRAK Marjuki. STUDI TENTANG PROSES PEMBUATAN KARYA UKIR SISWA KELAS XI PROGRAM TEKNOLOGI DAN DESAIN KAYU DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KRIYA SAHID SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2007/2008. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Desember Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Motif ukir yang diterapkan siswa, (2) Proses pembuatan karya ukir di SMK Kriya Sahid Sukoharjo, (3) Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa, (4) Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan snowball sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan flow model of analysis. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Motif ukir yang diterapkan oleh siswa kelas XI program kriya kayu SMK Kriya Sahid tahun ajaran 2007/2008 adalah motif gaya Surakarta, (2) Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI program kriya kayu SMK Kriya Sahid tahun ajaran 2007/2008 meliputi pembuatan desain, pembuatan mal yaitu proses pemindahan desain ke kertas doorslack yang akan ditempel pada papan kayu, Ngrawangi merupakan proses pembuangan bagian sela-sela batas gambar motif hingga berlubang, getaki merupakan memahat papan kayu sesuai pola gambar atau mengikuti garis gambar, mbukai merupakan proses pembentukan motif ukir secara global, Matut atau mangun adalah membentuk dan menghaluskan ukiran agar lebih halus dari bentuk yang masih global dan kasar menjadi halus, nyaweni adalah membuat bentuk variasi ukiran berbentuk daun, mbenangi adalah membentuk garis pada permukaan bentuk ukiran daun yang tumbuh dari pangkal dan berakhir pada ujung ikal atau daun, penyempurnaan yaitu meneliti setiap bagian ukiran dan finishing yaitu pewarnaan hasil ukir, (3) Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa antara lain tujuan pendidikan, alat pembelajaran dan lingkungan sekolah, (4) Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir ini terdapat pada pendidik dan peserta didik. v

6 MOTTO sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Surat Al Insyiroh : 6) Cinta karena Allah tidak akan pernah legam, tidak akan pernah hilang...karena Allah akan selalu menjagamu...cintanya abadi... Bersikaplah Qona ah dengan apa yang dimiliki, selalu sabar, dan tetaplah Istiqomah vi

7 PERSEMBAHAN Karya ini dipersembahkan : Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan terbaik dalam setiap langkahku. Kakakku selalu memberi nasehat. Adikku yang manis. Teman-teman angkatan 03 Almamater. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah- Nya skripsi ini dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan yang timbul dapat teratasi. Pada kesempatan ini Penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu : 1. Bapak Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M.Si yang telah memberikan izin untuk penelitian. 3. Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Bapak Drs. Amir Fuady, M.Hum, yang telah memberikan izin untuk penelitian. 4. Ketua Jurusan Pendidikan Seni dan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Bapak Drs. Suparno, M.Pd. 5. Ketua Program Studi Pendidikan Seni Rupa Jurusan Pendidikan Seni dan Bahasa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Bapak Drs. Tjahjo Prabowo, M.Sn. 6. Bapak Dr. Slamet Subiyantoro, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 7. Bapak Drs. Margana, M.Sn, selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi. 8. Bapak Drs. Sadoso Priyo, M.Pd, selaku Kepala SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang telah memberikan pelayanan yang baik saat penelitian berlangsung. 9. Bapak Na im Mabruri, S.Pd, selaku Wakil Kepala SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang telah memberikan pelayanan yang baik saat penelitian berlangsung. viii

9 10. Bapak Resdi Harjanto, S.Pd, selaku guru mata pelajaran ukir yang telah memberikan informasi dan pelayanan yang baik saat peneliltian berlangsung Semua guru dan staf karyawan di SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang telah memberikan pelayanan yang baik saat penelitian berlangsung. 12. Bapak, Ibu, dan seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan dorongan baik yang berupa material maupun spiritual. 13. Teman-teman angkatan 2003 yang selalu bersama-sama saat kuliah. 14. Semua teman-teman yang penulis kenal baik di kampus maupun di luar kampus dan berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Semoga amal kebaikan pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa dalam penulisan ini masih ada kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Surakarta, Desember 2009 Penulis ix

10 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PERSETUJUAN... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN ABSTRAK... v HALAMAN MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat penelitian... 5 BAB II LANDASAN TEORI... 6 A. Tinjauan Pustaka Pendidikan Seni Ukir... 7 B. Kerangka Berfikir BAB III METODODLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian Waktu Penelitian B. Bentuk dan Strategi Penelitian C. Sumber Data x

11 D. Teknik Cuplikan E. Teknik Pengumpulan Data F. Validitas Data G. Analisis Data H. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian B. Motif Ukir Yang Diterapkan Oleh Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo C. Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo D. Faktor Pendukung Yang Mempengaruhi Dalam Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa E. Faktor Penghambat Yang Mempengaruhi Dalam Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa BAB V PENUTUP A. Simpulan B. Implikasi C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xi

12 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Hasil Lomba Kompetensi Siswa... 2 Tabel 2. Prestasi Yang Pernah Dicapai Table 3. Jumlah Siswa di Program Teknologi dan Desain Kayu Table 4. Peralatan yang Terdapat di Ruang Teori SMK Kriya Sahid Sukoharjo Table 5. Peralatan yang Terdapat di Bengkel Kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo xii

13 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Pahat Penguku Gambar 2. Pahat Pengilap Gambar 3. Pahat Pengot Gambar 4. Pahat Kol Gambar 5. Pahat Coret (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 6. Martil Ukir Gambar 7. Batu Asah Gambar 8. Sikat Ukir Gambar 9. Gergaji Gambar 10. Ketam Gambar 11. Martil Gambar 12. Bor Gambar 13. Meteran Gambar 14. Siku Gambar 15. Jangka Gambar 16. Motif Garis Gelombang dan Lingkaran Gambar 17. Motif Ikal Gambar 18. Motif Swastika Gambar 19. Motif Meander Gambar 20. Motif Guirlande Gambar 21. Motif Tumpal Gambar 22. Motif Daun Gambar 23. Motif Bunga Gambar 24. Motif Buah Gambar 25. Motif Binatang Gambar 26. Motif Gaya Yogyakarta Gambar 27. Motif Gaya Mataram Gambar 28. Motif Gaya Pajajaran Gambar 29. Motif Gaya Surakarta Gambar 30. Motif Gaya Majapahit xiii

14 Gambar 31. Motif Gaya Jepara Gambar 32. Motif Gaya Cirebon Gambar 33. Motif Gaya Pekalongan Gambar 34. Motif Gaya Madura Gambar 35. Motif Gaya Bali Gambar 36. Motif Gaya Kalimantan Gambar 37. Motif Gaya Asmat Gambar 38. Ukiran Datar Gambar 39. Ukiran Rendah Gambar 40. Ukiran Timbul Gambar 41. Ukiran Tembus/ Krawang Gambar 42. Ukiran Bolak-balik Gambar 43. Ukiran Susun Gambar 44. Kerangka Berpikir Gambar 45. Komponen-komponen Analisis data Model Alir Gambar 46. Bagan Prosedur Penelitian Gambar 47. Gambar SMK Kriya Sahid Tampak Dari Depan (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 48. Susunan Kepengurusan Program Teknologi dan Desain Kayu (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo) Gambar 49. Denah Bengkel Kriya Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo) Gambar 50. Motif Ukir Gaya Surakarta A Gambar 51. Motif Ukir Gaya Surakarta B Gambar 52. Siswa Sedang Menggambar Motif (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 53. Hasil Desain Siswa (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 54. Cara Penempelan Gambar Papan Kayu Papan Kayu Gambar 55. Siswa Sedang Menempelan Gambar Pada Papan Kayu (Foto : Marjuki, 2008) xiv

15 Gambar 56. Hasil Papan Kayu Yang Telah Ditempel Gambar (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 57. Siswa Sedang Mengebor Papan (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 58. Hasil Papan Yang Telah Dibor (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 59. Siswa Sedang Menyecroll Papan Kayu (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 60. Hasil Papan Yang Discroll (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 61. Proses Getaki Gambar 62. Siswa Sedang Mengukir Dalam Tahap Mbukai (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 63. Hasil Papan Yang Dibukai (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 64. Hasil Papan Yang Telah Dimangun (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 65. Siswa Sedang Nyaweni (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 66. Hasil Papan Yang Sudah Dicaweni (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 67. Siswa Sedang Mbenangi (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 68. Hasil Papan Yang Sudah Dibenangi (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 69. Hasil Papan Yang Telah Sempurna (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 70. Siswa Sedang Mengamplas Hasil Ukiran (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 71. Siswa Sedang Membersihkan Kotoran Pada Hasil Ukiran Dengan Menggunakan Kuas (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 72. Hasil Papan Ukiran Yang Siap Diwarna (Foto : Marjuki, 2008).. 65 Gambar 73. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukiran Dengan Memberikan Wood Filler SH (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 74. Siswa Sedang Mengamplas Papan Ukir Yang Telah Diberi Melamine Wood Filler SH (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 75. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Wood Filler SH (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 76. Siswa Sedang Mewarna Papan Ukir (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 77. Hasil Papan Yang Telah Diwarna Dengan Wood Stain WS 162 B (Foto : Marjuki, 2008) xv

16 Gambar 78. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukir Dengan Cara Menyemprot Memakai Kompresor (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 79. Hasil Papan Ukir Yang Telah Dilapisi Melamine Sanding Sealer MS 123/124 (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 80. Siswa Sedang Mengamplas (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 81. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukir Dengan Cara Menyemprot Papan Ukir (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 82. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Sanding Sealer MS 123/124 (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 83. Siswa Sedang Menyemprot Papan Ukiran (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 84. Hasil Ukiran Sri Hariyanto (Siswa SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI) (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 85. Ruang Kelas SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI) (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 86. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 87. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 88. Ruang Pamer Tetap SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 89. Beberapa Buku Yang Dimiliki SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) xvi

17 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Peta Lokasi Penelitian Denah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo Guru Sedang Menerangkan Pelajaran Teori Ukir Guru Sedang Memberi Contoh Cara Memindah Desain Yang Benar Siswa Sedang Membuat Desain Ukir Keadaan Di Dalam Ruang Bengkel Kriya Kayu Bahan-Bahan Ukir Kayu Beberapa Tatah Ukir dan Palu Siswa Sedang Mengasah Tatah Ukir Siswa Sedang Mengukir Kayu Peneliti Sedang Wawancara Dengan Bapak Naim Mabruri, S.Pd Selaku Wakil Kepala Sekolah Peneliti Sedang Wawancara Dengan Bapak Resdi Harjanto, S.Pd Selaku Guru Ukir Peneliti Sedang Wawancara Dengan Sri Hariyanto Selaku Siswa Kelas XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo Peneliti Sedang Wawancara Dengan 2 Siswa Kelas XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo Yang Nampak Santai Hasil Ukir Siswa Kelas XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo Hasil Ukir Siswa Kelas XI SMK Kriya Sahid Sukoharjo Contoh Hasil Keahlian Ukir Yang Dipadukan Dengan Barang Fungsional Yang Berupa Alas Kitab Al Qur an Contoh Hasil Keahlian Ukir Yang Dipadukan Dengan Barang Fungsional Yang Berupa Bingkai Cermin Hasil Wawancara Surat Keterangan Wawancara Daftar Nama Siswa SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu xvii

18 22. Daftar Nama Guru Pengampu Program Teknologi dan Desain Kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Modul Ukir Jadwal Mata Pelajaran Perijinan Skripsi xviii

19 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia, mulai dari lahir sampai tua manusia mengalami proses pendidikan yang didapatkan dari orang tua, masyarakat, maupun lingkungannya. Pendidikan bagaikan cahaya penerang yang berusaha menuntun manusia dalam menentukan arah, tujuan, dan makna kehidupan ini. Manusia sangat membutuhkan pendidikan melalui proses penyadaran yang berusaha menggali dan mengembangkan potensi dirinya lewat metode pengajaran atau dengan cara lain yang telah diakui oleh masyarakat. Dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3 bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang (Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi, 2005 : 83). Meskipun demikian pihak swasta atau masyarakat juga boleh ikut serta dalam membantu menyelenggarakan suatu pendidikan. Hal ini dijelaskan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional no. 20 tahun 2003 bab III pasal 4 ayat 6 bahwa Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah no. 39 tahun 1992 pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa Peran serta masyarakat ini dapat berbentuk pendirian dan penyelenggaraan sistem pendidikan pada jalur pendidikan sekolah atau jalur pendidikan luar sekolah luar sekolah, pada semua jenis pendidikan kecuali pendidikan kedinasan, dan pada semua jenjang pendidikan di jalur pendidikan sekolah. ( Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap warga negara atau sekelompok warga boleh mendirikan dan menyelenggarakan sistem pendidikan 1

20 2 baik pada jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah. Dengan diberikan hak kepada setiap warga negara untuk mendirikan dan menyelenggarakan sistem pendidikan ini, maka banyak yayasan atau warga negara yang mendirikan sekolah-sekolah swasta. Salah satu yayasan yang mendirikan sekolah adalah Yayasan Sahid Jaya. Yayasan Sahid Jaya ini mendirikan beberapa sekolah swasta. Salah satunya adalah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid yang terletak di Sukoharjo. Sekolah swasta ini termasuk dalam bidang keahlian seni rupa dan kerajinan yang memiliki tiga program keahlian. Tiga program keahlian itu antara lain Teknologi dan Desain Kayu, Teknologi dan Desain Tekstil, dan Multimedia. Meskipun sekolah swasta ini baru berdiri pada tanggal 8 Juli 2003, namun sekolah ini telah mengukir banyak prestasi, terutama di bidang kriya kayu. Hal ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 1. Hasil Lomba Kompetensi Siswa No Lomba Kompetensi Siswa Keterangan 1. Bidang kriya kayu Bidang kriya kayu Bidang kriya kayu Juara I tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2006 Juara I tingkat nasional tahun 2006 Juara I tingkat Propinsi Jawa Tengah tahun 2007 Dengan melihat tabel di atas dapat diketahui bahwa siswa SMK Kriya Sukoharjo telah memiliki prestasi yang cukup membanggakan. Meskipun demikian perlu dikembangkan potensi yang telah mereka miliki. Menyangkut hal tersebut telah dilakukan penelitian oleh mahasiswa Program Seni Rupa, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, yaitu Budi Raharjo (1994:46) yang berjudul pendidikan seni ukir sebagai media untuk mengembangkan kreatifitas siswa Sekolah Menengah Seni Rupa jurusan seni kriya dalam karya menyebutkan bahwa : 1. Proses belajar mengajar yang dapat mengembangkan kreatifitas adalah dalam hal ini mata pelajaran seni ukir cenderung ditekankan pada kreatifitas yang bersifat praktek ini sama saja dengan proses penciptaan. Proses penciptaan ini selain merupakan wujud dari

21 3 kreatifitas, dalam pembuatan karya ukir kayupun diperlukan juga adanya unsur kreatifitas. 2. Metode-metode yang selama ini dapat mengembangkan potensi kreatif siswa Sekolah Menengah Seni Rupa adalah : metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, metode tugas (bisa juga menggunakan metode latihan). Dan tidak kalah pentingnya yaitu metode karya wisata, sebab dengan karya wisata ke suatu obyek yang ada kaitannya dengan seni ukir, siswa dapat mengadakan studi banding dengan karya, dan sekaligus dapat memacu dirinya untuk menggali potensi kreatifitasnya guna menciptakan karya-karya seni ukir yang lebih bermutu. Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa proses belajar mengajar yang bersifat praktek dapat mengembangkan kreatifitas dan metode karya wisata tidak kalah pentingnya dengan metode proses belajar mengajar yang lain, sebab dapat mengadakan studi banding untuk memacu dirinya untuk menggali potensi kreatifitasnya guna menciptakan karya-karya seni ukir yang lebih bermutu. Proses belajar mengajar yang baik dan benar akan mengembangkan kreatifitas siswa. Demikian pula dengan siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo perlu ditingkatkan potensi kreatifitasnya, karena dengan adanya unsur kreatifitas yang mereka miliki akan meningkatkan kualitas hidup manusia. Dari beberapa progam keahlian yang dimiliki Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo terdapat Program Teknologi dan Desain Kayu. Di dalam Program Teknologi dan Desain Kayu ini terdapat mata pelajaran ukir. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar ukir semua siswa diberi materi dari proses memilih bahan hingga proses finishing. Untuk menciptakan dan menghasilkan ukiran yang baik para siswa harus dibekali dengan pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya, terutama dalam proses pembuatan karya. Dengan mengetahui proses pembuatan karya siswa diharapkan mampu meningkatkan dan mengembangkan potensi yang dalam dirinya. ada di Agar karya ukir siswa dapat mengalami peningkatan dalam kualitasnya, maka perlu adanya masukan dari pihak luar baik dari individu maupun instansi yang memahami dan menguasai ukir. Sebagai usaha untuk menindaklanjuti

22 4 penelitian yang sebelumnya, maka peneliti ingin memperoleh gambaran tentang motif yang diterapkan dan proses pembuatan karya ukir serta faktor pendukung dan penghambat yang mempengaruhi proses pembuatan ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu di Sekolah Menengah Kejuruan Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008. B. Rumusan Masalah Dengan melihat latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Motif apa sajakah yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008? 2. Bagaimanakah proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008? 3. Faktor pendukung apa sajakah yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008? 4. Faktor penghambat apa sajakah yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran mengenai beberapa hal tentang karya ukir siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo, terutama yang berkaitan yang berkaitan dengan persoalan-persoalan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa. 2. Untuk mengetahui proses pembuatan karya ukir siswa. 3. Untuk mengetahui faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa.

23 5 4. Untuk mengetahui faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah pengetahuan, khususnya untuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan proses pembuatan karya ukir. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan terutama dalam memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang lebih baik. b. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau masukan bagi yang ingin belajar kriya ukir. c. Bagi instansi pemerintah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan untuk membuat kebijakan tentang pendidikan terutama masalah kriya ukir.

24 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka a. Pengertian 1. Pendidikan Pendidikan adalah pengaruh, bantuan atau tuntunan yang diberikan oleh orang yang bertanggungjawab kepada anak didik (Soedomo Hadi, 2003:18). Sedangkan Hasbullah (2005:5) mengatakan bahwa Pendidikan adalah suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan sebagainya. bahwa Dalam undang-undang no 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyebutkan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang diberikan oleh orang yang bertanggungjawab kepada anak didik agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. b. Tujuan Redjo Mudyoharjo (2002:323) mengatakan bahwa Tujuan pendidikan adalah untuk membentuk secara terus-menerus kesempurnaan lahir dan batin anak agar anak dapat mengikuti perkembangan masyarakat yang selalu mengalami perubahan atau kemajuan. 6

25 7 Sedangkan dalam undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk membentuk kesempurnaan lahir dan batin anak agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab serta anak dapat mengikuti perkembangan masyarakat yang selalu mengalami perubahan atau kemajuan. 2. Seni Ukir a. Pengertian Ukir adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung saling jalin-menjalin, berulang dan sambungmenyambung sehingga mewujudkan suatu hiasan (Soepratno, 1983:9). Sedangkan Suyanto (1995:65) mengatakan bahwa Ukir adalah elemen hias yang membentuk cembung dan cekung dan merupakan suatu cara untuk menambah indah suatu barang. Dari kedua pendapat tersebut diperjelas lagi oleh Syafi i dan Tjetjep Rohendi Rohidi (1987:6) bahwa Seni ukir adalah hasil suatu gambaran yang dibuat oleh manusia pada suatu permukaan yang dilaksanakan sedemikian rupa dengan alat-alat tertentu, sehingga permukaan yang asal mulanya rata menjadi tidak rata (kruwikan dan buledan). Dari pendapat di atas tersebut dapat disimpulkan bahwa ukir adalah cukilan berupa ornamen atau ragam hias hasil rangkaian yang indah, berelung-relung saling jalin-menjalin, berulang dan sambung-menyambung yang membentuk cembung dan cekung dengan alat-alat tertentu yang dibuat oleh manusia untuk menambah indah suatu barang.

26 8 b. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan ukiran memegang peran yang sangat penting karena dengan bahan yang baik akan diperoleh hasil yang baik pula. Hal ini sependapat dengan Suyanto, dkk (1996 : 33) bahwa Bahan merupakan faktor utama dalam proses pembuatan barang, terutama barang-barang fungsional/mebel. Persiapan bahan perlu diusahakan setepat-tepatnya, karena ketepatan pemilihan bahan kemudian didukung dengan desain dan pengerjaan yang baik akan mempengaruhi pada pencapaian hasil yang baik pula. Untuk mendapatkan jenis kayu supaya ukiran yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pengukir, dibutuhkan suatu ketelitian dalam memilih. Selain itu Penggunaan kayu yang tidak tepat dengan jenis dan sifatnya akan menyebabkan hasil ukiran tidak memuaskan (Saiman Rais dkk, 1998:1). Suyanto (1995:36) berpendapat bahwa Dalam pembuatan barangbarang kerajinan ukir kayu pada umumnya menggunakan kualitas kayu yang cukup baik, dalam arti tingkat kualitas, keuletan, kekerasan, maupun warna kulit kayu. Diperjelas lagi oleh (Soepratno, 1983:89) bahwa Kayu yang diukir maupun yang dibuat relief dan patung biasanya dipilih dari kayu yang berserat lurus, halus, liat dan tidak mudah retak atau pecah, bahkan kadang-kadang disukai yang berwarna gelap. adalah: Adapun jenis-jenis kayu yang biasa dipakai untuk pembuatan seni ukir a) Kayu Sonokeling Kayu ini berwarna merah tua atau ungu dengan garis-garis gelap hitam, berserat lurus dengan permukaan yang mengkilat dan licin. Daya kembang susutnya besar, sehingga termasuk kayu yang mudah retak. b) Kayu Jati Kayu jati memiliki serat lurus dan daya kembang susutnya kecil. Kayu ini termasuk yang mudah dikerjakan. Sifat kayu ini kuat menahan beban dan tidak lekas lapuk.

27 9 c) Kayu Mahoni Kayu mahoni memiliki warna coklat merah dengan daya kembang susut sedang dan mudah dikerjakan. Kayu ini termasuk kayu yang tidak awet dan mudah patah. d) Kayu Jelatung Warna kayu jelatung ini adalah putih kekuning-kuningan atau putih. Kayu ini mempunyai serta lurus serta halus dan mempunyai kekerasan yang sedang serta kembang susutnya rendah. e) Kayu Cendana Kayu cendana ini memiliki warna kuning belerang sampai coklat tua dengan susunan serta lurus dan halus. Kayu ini memiliki daya kembang susut yang sedang dan mudah dikerjakan untuk pembuatan barang kerajinan. f) Kayu Nangka Kayu nangka ini memiliki warna kuning dan memiliki daya kembang susut yang sedang. 2. Alat Peralatan yang memadai akan mempermudah dalam pelaksanaan pembuatan karya ukir. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto, dkk (1996:37) bahwa Untuk memproduksi suatu barang mebel harus didukung dengan peralatan yang cukup memadai, sebab dengan peralatan tersebut akan membantu kelancaran di dalam proses pengerjaannya. Peralatan yang digunakan untuk mengukir dapat digolongkan menjadi dua, yaitu peralatan pokok dan peralatan bantu. a. Peralatan Pokok Peralatan pokok ukir kayu merupakan alat utama untuk mengerjakan pekerjaan ukir kayu yang meliputi : 1) Pahat ukir kayu Satu set pahat kayu berjumlah 30 atau 32 biji. Satu set tersebut terdiri dari empat macam pahat ukir, yaitu :

28 10 a) Pahat Penguku Satu set pahat penguku berjumlah 20 biji. Tebal tipisnya pahat ini kurang lebih 3 mm dan mempunyai panjang 23 atau 24 cm. Lebar pahat penguku berturut dari yang paling kecil sampai yang paling besar berukuran 1,5 mm; 2 mm; 3 mm; 4 mm; dan seterusnya hingga 4 cm. sedangkan selisih lebar dari masingmasing pahat penguku kurang lebih 1 mm, kecuali pahat yang paling kecil dan yang kedua hanya berselisih 0,5 mm. Pahat penguku ini berguna untuk mengukir garis-garis atau bentuk-bentuk lengkung yang sesuai dengan bentuk aslinya. Gambar 1. Pahat Penguku (Sumber : Soepratno, 1986:94) b) Pahat Pengilap Satu set pahat ini berjumlah 10 biji. Tebal pahat ini kurang lebih 3 mm dan panjang 23 atau 24 cm. lebar pahat pengilap yang paling kecil 1,5 mm, berturut-turut sampai yang paling besar berukuran 4 cm. pahat ini berfungsi untuk memahat bagian-bagian atau garis-garis yang rata dan datar. Gambar 2. Pahat Pengilap (Sumber : Soepratno, 1986:94)

29 11 c) Pahat Pengot pahat ini berjumlah satu atau dua saja. Pahat pengot berfungsi untuk memahat atau membersihkan sudut-sudut dasar dari suatu ukiran, apabila pahat pengilap sudah tidak bisa lagi menjangkau bagian-bagian yang sudutnya lancip atau runcing. Lebar pahat pengot ini kurang lebih 1 cm. Gambar 3. Pahat Pengot (Sumber : Soepratno, 1986:94) d) Pahat Kol Lebar bagian ujung dari pahat kol ini kurang lebih 2 cm atau 3 cm. bentuk dari bagian ujung pahat ini melengkung, sedangkan mata pahatnya cekung seperti pahat penguku. Pahat kol ini berfungsi untuk membuat ukiran yang berbentuk cekung yang dalam. Gambar 4. Pahat Kol (Sumber : Soepratno, 1986:94)

30 12 e) Pahat Coret Pahat coret ini memiliki bentuk V. Fungsi pahat coret untuk membuat pahatan/ukiran isian/hiasan. Gambar 5. Pahat Coret (Foto : Marjuki, 2008) 2) Martil Ukir Alat ini terbuat dari kayu yang keras dan kuat. Martil ukir ini berfungsi sebagai alat untuk memukul pahat ukir. Gambar 6. Martil Ukir (Sumber : Soepratno, 1986:94) 3) Batu Asah Batu asah ini diperlukan untuk menajamkan kembali setiap pahat yang menurun ketajamannya akibat sering digunakan.

31 13 Gambar 7. Batu Asah (Sumber : Soepratno, 1986:94) 4) Sikat Ukir Sikat ukir diperlukan untuk membersihkan ukiran yang selesai dipahat atau sedang dikerjakan dari kotoran tatal kecil-kecil Gambar 8. Sikat Ukir (Sumber : Soepratno, 1986:94) b. Peralatan Bantu Peralatan bantu berfungsi sebagai pendukung penggunaan peralatan pokok. Peralatan ini sangat diperlukan untuk membentuk kayu sesuai desain yang diajukan. Adapun peralatan bantu terdiri atas: 1) Gergaji Gergaji memiliki dua fungsi, yaitu untuk memotong dan membelah. Gergaji untuk memotong memiliki mata gergaji yang sumbunya membentuk sudut 90 0 terhadap ujung mata gergaji. Sedangkan gergaji pembelah mempunyai mata gergaji yang sumbunya membentuk sudut 45 0 terhadap ujung mata gergaji.

32 14 Gambar 9. Gergaji (Sumber : Soepratno, 1986:103) 2) Ketam Ketam ini berfungsi sebagai penghalus permukaan kayu. Gambar 10. Ketam (Sumber : Soepratno, 1986:103) 3) Pukul Besi atau Martil Martil berguna untuk menancapkan paku. Gambar 11. Martil (Sumber : Soepratno, 1986:94)

33 15 4) Bor Bor berfungsi untuk melubangi kayu bahan ukiran sesuai dengan desain yang akan dibuat. Gambar 12. Bor (Sumber : Soepratno, 1986:104) 5) Meteran Meteran ini dipakai untuk mengukur sesuatu yang akan diukir. Meteran ada dua macam yaitu meteran potong atau pita dan meteran gulung. Gambar 13. Meteran (Sumber : Soepratno, 1986:102) 6) Pengukur Sudut atau Siku Alat ini digunakan untuk mengukur besarnya sudut.

34 16 Gambar 14. Siku (Sumber : Soepratno, 1986:104) 7) Jangka Jangka berguna untuk membuat lingkaran pada kayu. Gambar 15. Jangka (Sumber : Soepratno, 1986:102) c. Motif Ukiran Motif adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai macam garis atau elemen-elemen, yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi dan benda, dengan gaya dan ciri khas tersendiri (Hery Suherman, 2005:13). Bentuk-bentuk stilasi dan benda ini seperti bentuk stilasi dari motif bunga, motif buah, motif binatang. Hal ini diperkuat lagi oleh Saiman Rais dan Suhirman (1998:49) bahwa motif hias juga meliputi hasil daya kreasi manusia yang berbentuk garis atau bermotif hias garis, tumbuhtumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan benda-benda mati. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif ukiran merupakan desain hasil daya kreasi manusia yang berbentuk garis atau bermotif hias garis,

35 17 tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan benda-benda mati yang berbentuk stilasi dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Adapun jenis-jenis motif tersebut adalah: 1. Motif Geometris Motif geometris ini berbentuk garis lurus, garis patah, garis sejajar, garis lengkung dan lingkaran. Contoh motif geometris: a) Garis gelombang dan lingkaran Gambar 16. Motif Garis Gelombang dan Lingkaran (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50) b) Ikal Gambar 17. Motif Ikal (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50)

36 18 c) Swastika Gambar 18. Motif Swastika (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50) d) Meander Gambar 19. Motif Meander (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:50) e) Guirlande Gambar 20. Motif Guirlande (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:51)

37 19 f) Tumpal Gambar 21. Motif Tumpal (Dokumentasi : Marjuki, 2009) 2. Motif Naturalis Motif naturalis ini berupa tumbuh-tumbuhan dan hewan. Contoh motif naturalis: a) Daun b) Bunga Gambar 22. Motif Daun (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:51) Gambar 23. Motif Bunga (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52)

38 20 c) Buah Gambar 24. Motif Buah (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52) d) Binatang Gambar 25. Motif Binatang (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:52) d. Gaya Ukiran Gaya merupakan sesuatu yang menjadi ciri khas dari sebuah karya. Sedangkan motif gaya merupakan desain hasil daya kreasi manusia yang berbentuk garis atau bermotif hias garis, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan benda-benda mati yang dipengaruhi oleh bentuk-bentuk stilasi yang memiliki ciri khas sendiri. Di setiap daerah memiliki motif gaya yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri sesuai dengan daerahnya. Adapun contoh gaya ukiran: 1. Motif gaya Yogyakarta Motif gaya Yogyakarta mengambil gubahan sulur-sulur yang berbentuk pilin tegar. Ciri-ciri motif gaya Yogyakarta adalah :

39 21 Bentuk pokok diambil dari gubahan sulur yang berbentuk pilin yang tegar dan bertangkai bulat. Daun berbentuk mengikal berlawanan, bulat yang mempunyai tepi membalik ke atas sebagian sehingga tampak timbul. Pecahan terdapat pada tangkai dan daun. Angkup seringkali terdapat pada tangkai sulur yang searah dengan tegarnya tangkai (Enget dkk, 2008:319). Adapun contoh motif gaya Yogyakarta dapat dilihat di bawah ini. Gambar 26. Motif Gaya Yogyakarta (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53) 2. Motif gaya Mataram Menurut Enget dkk (2008:313) menyebutkan bahwa : Ciri-ciri motif gaya Mataram adalah : Bentuk pokok krawingan atau cekung, bagian muka dan atas memakai ulir atau polos dan ada pula daun yang menelungkup. Daun motif Mataram ini sifatnya menyerupai daun alam (bentuk digubah). Benangannya mempunyai bentuk timbul dan cawen melingkar menuju ulir muka. Trubusan dari motif ini mempunyai bentuk sehelai daun kagok, bengkok tumbuh di bagian muka benangan dan berhenti di bawah ulir. Pecahan motif gaya Mataram ini bentuknya menyobek sehelai daun memakai irama berbelok-belok. Adapun contoh motif gaya Mataram dapat dilihat di bawah ini.

40 22 Gambar 27. Motif Gaya Mataram (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53) 3. Motif gaya Pajajaran serba bulat. Motif gaya Pejajaran berbentuk ukel dari daun pakis dan bentuknya Ciri-ciri motif gaya Pajajaran adalah : Bentuk pokoknya : Cembung. Semua daun atau bunga besar maupun kecil, dibuat cembung (bulat). Angkup : Mempunyai beberapa angkup antara lain angkup besar, angkup tanggung, angkup kecil. Cula : melengkung menghadap ke depan. Benangan: berbentuk timbul. Pecahan : pecahan garis menjalar pada daun pokok dan pecahan cawen terletak pada dauyn patran serta pecahan pada ukiran daun yang lain (Enget dkk, 2008:310). Adapun contoh motif gaya Pajajaran dapat dilihat di bawah ini. Gambar 28. Motif Gaya Pajajaran (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:53)

41 23 4. Motif gaya Surakarta Motif gaya Surakarta mengambil gubahan ukel pakis yang sedang menjalar dengan bebas, berbentuk cembung dan cekung, yang dilengkapi dengan buah dan bunga. Ciri-ciri motif gaya Surakarta adalah : Bentuk pokok : berbentuk cembung dan cekung serta runcing dan bulat. Angkup : digubah dari daun pakis. Benangan dan pecahan : membentuk garis yang pada ujung melingkar (Enget dkk, 2008:318). Adapun contoh motif gaya Surakarta dapat dilihat di bawah ini. Gambar 29. Motif Gaya Surakarta (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54) 5. Motif gaya Majapahit Motif gaya Majapahit berbentuk bulatan dan krawingan (cekung) dan terdiri dari ujung ukel dan daun-daun waru maupun pakis. Ciri-ciri motif gaya Majapahit adalah : Bagian pokok: bentuk ukiran mnerupakan campuran cekung dan cembung, Angkup: mempunyai dua angkup, yang berbentuk cembung dan cekung memakai ulir menelungkup pada sehelai daun pokok. Jambul: mempunyai jambul susun dan jambul satu. Trubusan: berbentuk bulat atau cekung (krawing). Benangan: memiliki benangan rangkap. Yang dipakai pada daun yang besar dan benangan satu pada daun yang tanggung.

42 24 Pecahan : membentuk garis yang pada ujung melingkar (Enget dkk, 2008:311). Adapun contoh motif gaya Majapahit dapat dilihat di bawah ini. Gambar 30. Motif Gaya Majapahit (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54) 6. Motif gaya Jepara miring. Pada umumnya bentuk ukiran daunya berbentuk segitiga dan Ciri-ciri motif gaya Jepara adalah : Pokok: Dari motif ini garis besarnya berbentuk prisma segi tiga yang melingkar-lingkar dan dari penghabisan lingkaran berpecah-pecah menjadi beberapa helai daun, menuju ke lingkaran gagang atau pokok dan bercawenan seirama dengan ragam tersebut. Buah: berbentuk bulatan kecil-kecil bersusun seperti buah wuni. Pecahan: berbentuk sinar dari sehelai daun. Lemahan: krawang atau tembus (Enget dkk, 2008:314). Adapun contoh motif gaya Jepara dapat dilihat di bawah ini.

43 25 Gambar 31. Motif Gaya Jepara (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:54) 7. Motif gaya Cirebon Motif Gaya Cirebon ini memiliki 3 bagian yaitu ragam hias awan, bukit batu karang dan motif tumbuh-tumbuhan. Ciri-ciri motif gaya Cirebon adalah : Bentuk pokok: berbentuk cembung bercampur cekung (bulat dan krawing), merupakan komposisi besar kecil yang berbuah dan berbunga. Angkup: Menelungkup pada bagian daun pokok melingkari ragam pokok (Enget dkk, 2008:316). Adapun contoh motif gaya Cirebon dapat dilihat di bawah ini. Gambar 32. Motif Gaya Cirebon (Sumber : Enget dkk, 2008:316)

44 26 8. Motif gaya Pekalongan Menurut Enget dkk (2008:317) menyebutkan bahwa: Ciri-ciri motif gaya Pekalongan adalah : Bentuk pokok : berbentuk cembung dan dan cekung. Angkup : tumbuh melingkari ragam pokok dengan angkup yang bersusun. Benangan : berbentuk timbul menghubungkan ulir yang satu dengan yang lain. Pecahan : hanya terdapat pada lingkaran besar dan daundaun. Adapun contoh motif gaya Pekalongan dapat dilihat di bawah ini. Gambar 33. Motif Gaya Pekalongan (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55) 9. Motif gaya Madura Menurut Enget dkk (2008:315) mengatakan bahwa : Ciri-ciri motif gaya Madura adalah : Bentuk pokok: mengubah patran yang diselingi dengan isian bunga, buah, daunnya melengkung membentuk tanda tanya dan bentuk daunnya cekung (krawing). Pecahan: Tiga baris panjang pendek dari benangan menuju ujung daun motif. Benangan: Timbul dari pangkal daun menuju ke ulir daun tersebut. Adapun contoh motif gaya Madura dapat dilihat di bawah ini.

45 27 Gambar 34. Motif Gaya Madura (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55) 10. Motif gaya Bali Menurut Enget dkk (2008:312) mengatakan bahwa : Ciri-ciri motif gaya Bali adalah : Bagian Pokok: Campuran cekung dan cembung. Angkup: Sehelai daun yang menutup daun pokok dari pangkal hingga sampai pada ujungnya dan pada ujung daun berulir. Benangan: Berbentuk cekung melingkar di bagian muka ulir dan tidak berimpitan dengan garis-garis yang lain dan ujungnya berulir. Sunggar: Sehelai daun yang tumbuh membalik di muka berbentuk krawingan, yang pokoknya tumbuh dari ulir bagian benang. Adapun contoh motif gaya Bali dapat dilihat di bawah ini. Gambar 35. Motif Gaya Bali (Sumber : Saiman Rais dan Suhirman, 1998:55)

46 Motif gaya Kalimantan Moh. Charis Jaelani (2004:45) menyebutkan bahwa : Ciri-cirinya : Daun pokok merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan berduri. Biasanya dipergunakan sebagai hiasan perisai panjang. Adapun contoh motif gaya Kalimantan dapat dilihat di bawah ini. Gambar 36. Motif Gaya Kalimantan (Sumber : Moh. Charis Jaelani, 2004:45) 12. Motif gaya Asmat Moh. Charis Jaelani (2004:46) mengatakan bahwa : Ciri-cirinya: Daun pokoknya merupakan stilasi dari manusia. Motif asmat sering digunakan sebagai aneka ragam hiasan dinding, misalnya perahu layar, jam dinding, topeng, dan lain sebagainya. Umumnya teknik dalam mengukir (memahat) yang digunakan adalah teknik krausangan dan rendahan, juga terkesan kasar. Adapun contoh motif gaya Asmat dapat dilihat di bawah ini. Gambar 37. Motif Gaya Asmat (Sumber : Moh. Charis Jaelani, 2004:46)

47 29 e. Jenis Ukiran Dalam proses perwujudan ukir kayu ada berbagai macam cara atau teknik serta alat yang digunakan, sehingga memungkinkan adanya berbagai macam jenis ukiran yang masing-masing memiliki sifat dan karakter yang berlainan, antara lain: 1. Ukiran Datar Menurut Suyanto (1995:11) menyebutkan bahwa Ukiran datar adalah bentuk ukiran yang hanya dirancap atau digetah(jawa) dan di pahat miring(cawen), sehingga membentuk suatu garis. Ukiran ini dibuat hanya pada garis-garis gambar saja, sehingga bentuk ukiran tersebut masih nampak datar. Dijelaskan lagi oleh Suyanto (1995:12) bahwa Ukiran datar ini tidak memerlukan pembentukan pada bagian motif atau polanya. Gambar 38. Ukiran Datar (Dokumentasi : Marjuki, 2009) 2. Ukiran Rendah Ukiran rendah diperoleh akibat pengurangan kayu yang menjorok ke dalam bidang, dengan cara memahat suatu bidang datar masuk ke dalam di bawah permukaan bidang, hingga membuat cekung dan cembung atau datar. Dijelaskan oleh Suyanto (1995:12) bahwa Ukiran rendah merupakan bentuk-bentuk ukiran berada di bawah permukaan bidang datar.

48 30 Gambar 39. Ukiran Rendah (Sumber : Suyanto, 1995:13) 3. Ukiran Timbul Suyanto (1995:13) mengatakan bahwa ukiran timbul dalam perwujudannya justru menonjol keluar dari permukaan bidang datar atau menonjol dari bidang dasaran, menghilangkan bagian tepi ukiran, sehingga ukiran kelihatan seperti menempel di atas permukaan suatu bidang datar. Gambar 40. Ukiran Timbul (Sumber : Suyanto, 1995:14) 4. Ukiran Tembus/ Krawang Ukiran tembus adalah jenis ukiran yang pada bagian dasar dihilangkan (dilubangi) sehingga tembus sesuai pada garis-garis batas ornamen. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyanto (1995:14) bahwa jenis

49 31 ukiran tembus semua bagian dasaran dihilangkan (dilubangi) atau tembus sesuai pada garis-garis batas ornament. Gambar 41. Ukiran Tembus/ Krawang (Sumber : Suyanto, 1995:15) 5. Ukiran Bolak-balik Pada ukiran bolak-balik ini memiliki dua permukaan atau dua sudut pandang yang berbeda yaitu dapat dilihat dari muka dan belakang. Suyanto (1995:15) mengatakan bahwa pada prinsipnya bahwa jenis ukiran ini mempunyai dua permukaan atau dua arah pandang, yaitu dapat dipandang dari muka dan belakang yang dari masing-masing permukaan dapat diukir dengan bentuk ornamen atau gambar yang sama bahkan dapat juga berbeda. Tampak Depan Tampak Depan Tampak Belakang Gambar 42. Ukiran Bolak-balik (Sumber : Suyanto, 1995:16)

50 32 6. Ukiran Susun Suyanto (1995:15) mengatakan bahwa Ukiran susun adalah suatu bentuk ukiran yang terdiri dari beberapa lapisan atau susun. Lapisan atau susunan tersebut terdiri dari dua sampai lima yang saling menyusup atau melilit pada bagian elemen ornamen yang satu ke ornamen yang lain dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Gambar 43. Ukiran Susun (Sumber : Suyanto, 1995:17) B. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang didasarkan pada masalah penelitian yang digambarkan secara sistematik. Adapun kerangka berpikir yang sesuai dengan masalah penelitian dapat digambarkan seperti bagan di bawah ini :

51 33 Pendidikan SMK Pembelajaran Kriya Ukir Tahun Ajaran 2007/2008 Faktor Penghambat - Motif Ukir - Proses Pembuatan Karya Ukir Hasil Karya Faktor Pendukung : Sarana dan Prasarana Gambar 44. Kerangka Berpikir Dari bagan di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan di SMK Kriya Sahid salah satunya meliputi pembelajaran kriya ukir kayu, khususnya pada program teknologi dan desain kayu. Dalam pembelajaran ini salah satunya mempelajari tentang motif-motif ukir kayu. Beranekaragamnya motif ukir di Indonesia akan memberikan gambaran atau desain sebagai acuan untuk membuat karya yang baik. Pembelajaran kriya ukir kayu ini secara langsung mempengaruhi proses pembuatan hasil karya siswa, terutama pada karya ukir siswa. Karena di dalam mata pelajaran kriya ukir tersebut, siswa diberi pengetahuan tentang seluk beluk ukir. Adanya faktor penghambat juga mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir ini. Selain itu faktor pendukung yang meliputi sarana dan prasarana juga mempengaruhi dalam pembuatan karya siswa ini. Karena dengan memiliki sarana dan prasarana yang lengkap akan memperlancar proses pembuatan karya siswa.

52 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo yang terletak di jalan Veteran no 82 B Carikan, Jetis, Sukoharjo. Penulis mengambil tempat tersebut, karena pertama di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo merupakan satu-satunya sekolah yang memiliki Program Teknologi dan Desain yang mencakup pelajaran kriya ukir yang terletak di kota Sukoharjo. Kedua, Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo telah memiliki banyak prestasi yang dicapai, terutama pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS) di bidang seni ukir. 2. Waktu Penelitian Adapun pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari akhir bulan Maret sampai bulan Juni B. Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan obyek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Hadari Nawawi, 1993:73). Sedangkan strategi yang digunakan adalah kasus tunggal terpancang yakni berada di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo. C. Sumber Data Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dari berbagai sumber data yang terdiri : 1. Informan Informan yaitu orang yang diwawancarai yang dianggap mengetahui tentang persoalan yang sedang diteliti, yakni terdiri dari : 34

53 35 a. Wakil Kepala Sekolah SMK Kriya Sahid Sukoharjo yaitu Bapak Naim Mabruri, S.Pd. b. Guru pengampu mata pelajaran ukir yaitu Bapak Resdi Harjanto, S.Pd. c. Sri Hariyanto dan Soleh Setiawan sebagai siswa yang terampil di bidang mata pelajaran ukir serta Pipit Anggoro Seno sebagai siswa yang membayar ketika mendapatkan tugas dari guru. Mereka merupakan siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu. d. Informan lain yang dapat membantu mengumpulkan data, yaitu : - Petugas Perpustakaan - Staf Tata Usaha 2. Tempat dan peristiwa yang terjadi dalam pelaksanaan mata pelajaran ukir kayu di SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang meliputi ruang teori, ruang praktek atau bengkel, ruang pamer, dan perpustakaan. 3. Arsip atau dokumen, seperti daftar siswa, foto-foto kegiatan dan hasil ukir kayu siswa. D. Teknik Cuplikan Teknik cuplikan merupakan suatu bentuk khusus atau proses bagi pemusatan/pemilihan dalam penelitian yang mengarah pada seleksi (HB.Sutopo, 2002 : 55). Adapun sumber data yang dijadikan sebagai cuplikan dalam penelitian ini baik yang meliputi informan, tempat dan peristiwa maupun dokumen dipilih berdasarkan pada tujuan (purposive sampling) yang dilakukan dengan mengambil sumber data yang benar-benar sesuai dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sehingga sumber data tersebut benar-benar mampu mengungkapkan dan menjawab permasalahan yang sedang diteliti. Selain itu peneliti juga menggunakan teknik cuplikan snowball sampling. Hal ini dilakukan karena kurang pahamnya nara sumber yang sudah dipetakan sebelumnya oleh peneliti. HB. Sutopo (2006: 47) mengungkapkan bahwa Orang yang ditunjuk sebagai sampel di dalam penelitian kualitatif bisa saja diganti sesuai kebutuhan yang didasarkan pada kenyataan di lapangan penelitiannya. Dengan

54 36 menggunakan dua teknik cuplikan ini saling melengkapi untuk mengungkap atau mencari data yang dibutuhkan oleh peneliti. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan data-data dalam penelitian di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini menggunakan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara Wawancara adalah situasi peran antar individu bersemuka (face to face) ketika pewawancara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian, kepada seseorang yang diwawancarai (Fred N. Kerlinger, 1985 : 770). Sehingga dapat mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain (S. Nasution, 1988 : 73). Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, agar peneliti mengetahui apa yang tidak diketahuinya dalam penelitian ini. Dengan demikian wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang mengarah pada kedalaman informasi, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penelitian lebih jauh. Wawancara mendalam ini dapat dilakukan pada waktu dan kondisi konteks yang dianggap paling tepat guna mendapatkan data yang rinci, jujur dan mendalam (H.B.Sutopo, 2002 : 59). Adapun pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat diuraikan sebagai berikut : a. Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo yaitu Bapak Naim Mabruri, S.Pd. b. Wawancara dengan guru mata pelajaran kriya ukir kayu yaitu Bapak Resdi Harjanto, S.Pd.

55 37 c. Wawancara dengan siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo yaitu Sri Hariyanto, Soleh Setiawan dan Pipit Anggoro Seno. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk menyaring data sebagai berikut : a. Motif-motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008. b. Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008. c. Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008. d. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/ Observasi Observasi merupakan metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematik mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu maupun kelompok secara langsung (Ngalim Purwanto, 1988 :193). Jenis observasi yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data yang diperlukan yakni dengan cara observasi langsung. Observasi langsung dapat dilakukan dengan mengambil peran ataupun tidak berperan (H.B.Sutopo, 2002 : 65). Penulis pada penelitian ini memilih untuk berperan aktif dalam melakukan observasi di lapangan. H.B.Sutopo (2002 : 67) berpendapat bahwa Observasi berperan aktif ini merupakan cara khusus dan peneliti tidak bersikap pasif sebagai pengamat, tetapi memainkan berbagai peran yang memungkinkan dalam suatu situasi yang berkaitan dengan penelitiannya, dengan mempertimbangkan akses yang bisa diperolehnya yang bisa dimanfaatkan bagi pengumpulan data.

56 38 Dalam observasi ini penulis bisa melihat dan membantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga penulis akan lebih mudah dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan. Adapun pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat diuraikan sebagai berikut : a. Ruang kelas XI yang digunakan untuk pelaksanaan pelajaran teori kriya ukir. b. Ruang bengkel yang digunakan untuk pelaksanaan pelajaran praktek kriya ukir. c. Gudang yang digunakan untuk menyimpan karya siswa. d. Ruang work shop yang digunakan untuk menempatkan karya siswa yang terseleksi. Hal yang diobservasi dalam penelitian ini adalah : a. Motif-motif yang diterapkan dalam pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008. b. Proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008. c. Faktor pendukung yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008. d. Faktor penghambat yang mempengaruhi dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/ Dokumentasi Dokumentasi merupakan pemberian bukti-bukti dan keteranganketerangan (seperti gambar, guntingan koran dan bahan referensi (Poerwodarminto, 1984 :256). Berdasarkan batasan di atas dapat ditarik simpulan bahwa teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan suatu penyelidikan yang ditujukan pada penguraian dan suatu keterangan melalui dokumen. Dokumen

57 39 tersebut berupa daftar siswa, foto kegiatan pembelajaran ukir, hasil karya ukir siswa yang pernah mendapatkan juara maupun hasil karya ukir siswa yang dijadikan dokumentasi. F. Validitas Data Usaha yang dilakukan untuk memperoleh kevaliditasan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan recheck. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data informasi terhadap berbagai sumber data berbeda mengenai masalah yang sama. Sedangkan recheck dilakukan dengan cara meneliti ulang data informasi dari informan agar diperoleh perbaikan atau kebenaran data terhadap informasi yang salah dan tidak lengkap dari hasil informasi sebelumnya (S. Nasution, 1988 : 115). G. Analisis Data Analisis data merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan (S. Nasution, 1988 : 126). Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah model analisis mengalir yang biasa disebut dengan Flow Model of Analysis. Dalam penelitian ini peneliti akan membagi kegiatan analisis data dalam tiga komponen analisis yang berlaku saling terjalin dengan baik. Pengumpulan data dilakukan secara paralel atau bersambung sampai pengumpulan data tersebut selesai. Adapun tiga komponen analisis data di atas adalah reduksi data, display (penyajian) data dan pengambilan atau penarikan simpulan atau verifikasi. Penguraian ketiga komponen penting tersebut adalah sebagai berikut : 1. Reduksi Data Reduksi data adalah bagian dari proses yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa, sehingga kesimpulan penelitian dapat dilakukan (H.B. Sutopo, 1996 : 83). Reduksi data dalam penelitian ini dilakukan dan berlangsung sejak menetapkan pokok masalah, menyusun rumusan dan juga teknik pengumpulan data yang digunakan.

58 40 2. Penyajian Data Penyajian data adalah suatu rakitan organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan (H.B. Sutopo, 1996 : 83). Sajian data berupa kalimat panjang atau cerita gambar, kegiatan atau skema hasil ukir di lokasi penelitian. Dengan penyajian data, pemahaman hal-hal yang terjadi bahkan lebih dan memungkinkan untuk mengerjakan suatu analisis ataupun tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut. 3. Penarikan Simpulan Langkah penarikan simpulan dilakukan semenjak awal peneliti melakukan pengumpulan data. Semenjak semula peneliti berusaha mencari makna data yang dikumpulkan dengan melakukan pencatatan peraturan-peraturan, pola-pola tema persamaan. Kesimpulan itu mula-mula kabur, sangat sensitif atau mudah berubahubah masih diragukan. Tetapi bertambahnya data setiap saat, maka kesimpulan itu makin mantap. Kesimpulan diverifikasi setiap saat, selama penelitian berlangsung. Untuk memperjelas alur teknik penelitian model mengalir yang digunakan dalam penelitian ini, dapat digambarkan dengan bagan Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman (1992 : 18) sebagai berikut : Masa Pengumpulan Data REDUKSI DATA Antisipasi Selama Pasca PENYAJIAN DATA ANALISIS Selama Pasca PENARIKAN SIMPULAN Selama Pasca Gambar 45. Komponen-komponen Analisis data Model Alir (Sumber : Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, 1992 : 18)

59 41 H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan suatu rangkaian langkah-langkah yang dilaksanakan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Tahap Persiapan Dalam kegiatan ini meliputi : a. Memilih lokasi dan waktu penelitian b. Menyusun proposal penelitian c. Mengurus perijinan d. Mempersiapkan peralatan penelitian. 2. Tahap Observasi Lapangan dan Analisis Tahap observasi lapangan merupakan segala aktifitas di lapangan untuk mengetahui keadaan obyek yang sesungguhnya untuk mendapatkan data selengkap mungkin. Sedangkan tahap analisis merupakan lanjutan dari tahap observasi lapangan, yakni semua data yang masuk dianalisis guna mendapatkan penyusunan laporan. 3. Tahap Penyusunan Laporan Tahap penyusunan laporan ini meliputi : a. Menyusun laporan penelitian b. Melakukan konsultasi dan melakukan perbaikan c. Menyusun laporan akhir.

60 42 Uraian tersebut dapat dilihat pada bagan di bawah ini : Persiapan Pelaksanaan Penulisan Proposal Mengurus Perijinan Survey Lapangan Pelaksanaan Pengumpulan Data Analisis Data Penarikan Simpulan Penulisan Laporan Gambar 46. Bagan Prosedur Penelitian

61 43 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo yang berlokasi di Jl. Veteran No. 82 Jetis, Sukoharjo merupakan salah satu lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan formal yang ada di kota Sukoharjo. Lokasi penelitian ini mudah untuk dicapai karena berada di tengah kota Sukoharjo. Banyak bis maupun angkuta yang melewati lokasi penelitian tersebut. Dari terminal Tirtonadi Solo naik minibus antara lain Wahyu Putra, Damar Sasongko dan SKH Makmur berhenti di bundaran Proliman kota, kemudian naik angkuta jalur 1 ke arah Sritex, turun di perempatan lampu merah Jetis. Berjalan kaki sekitar 10 meter ke arah barat. Bila dari arah Wonogiri naik bis besar ke arah Solo, yaitu Muncul, Ismo, Purwowidodo, Aneka Jaya dan Raya berhenti di perempatan lampu merah Jetis lalu jalan kaki sekitar 10 meter ke arah barat. Dari arah Serenan (Klaten) dapat naik angkudes ke arah kota Sukoharjo turun di depan SMK Kriya Sahid. Di bawah ini merupakan gambar SMK Kriya Sahid Sukoharjo yang tampak dari depan. Gambar 47. Gambar SMK Kriya Sahid Tampak Dari Depan (Foto : Marjuki, 2008) 43

62 44 1. Sejarah Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo didirikan pada tanggal 8 Juli 2003 oleh pengusaha multi nasional yaitu bapak Prof. Dr. H. Sukamdani Sahid Gitosarjono yang berasal dari Sukoharjo. Sekolahan ini merupakan sekolah swasta dengan nomor SK 421.5/511 dan nomor induk sekolah yang berada di Sukoharjo. Dalam pendirian Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini tidak sekaligus membuka tiga program, tetapi secara bertahap. Program pertama yang dibuka adalah Program Teknologi dan Desain Kayu pada tahun Dalam pembukaan sekolah dan program baru yang terdapat di tengah kota Sukoharjo ini mendapat respon yang positif dari masyarakat. Di awal pembukaan program baru ini Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo mampu memperoleh 43 siswa. Tahun 2005 SMK Kriya Sahid ini membuka program baru, yaitu Program Teknologi dan Desain Tekstil. Dengan dibuka program baru ini semakin banyak siswa yang mendaftar di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini. Setelah dua tahun, sekolah inipun membuka program lagi. Program tersebut adalah multimedia yang dibuka pada tahun Program Multimedia inipun banyak diminati banyak siswa. Tahun 2008 Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo telah memiliki tiga program, yaitu Program Teknologi dan Desain Kayu, Program Teknologi dan Desain Tekstil, dan Program Multimedia. Dengan tujuan menjadikan SMK Kriya Sahid Sukoharjo sebagai SMK unggulan yang kompetitif, inovatif dan produktif serta mencetak sumber daya manusia yang unggul, berbudaya dan religius untuk ikut mengisi serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa sesuai dengan bidangnya, maka sekolah ini telah mencetak banyak prestasi, baik prestasi dalam bidang kriya kayu maupun dibidang tekstil. Prestasi tersebut dapat dilihat dalam tabel di bawah ini :

63 45 Tabel 2. Prestasi Yang Pernah Dicapai No Kegiatan Tahun Tingkat Prestasi 1 Lomba ukir sabun 2004 Karesidenan Surakarta Juara III 2 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu 2006 Propinsi Juara I 3 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu 4 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu 5 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya tekstil 6 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu 7 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya kayu 8 Lomba kompetensi siswa (LKS) di bidang lomba kriya tekstil 2006 Nasional Juara I 2007 Propinsi Juara I 2007 Propinsi Juara Harapan I 2007 Nasional Juara II 2008 Propinsi Juara II 2008 Propinsi Juara III Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo telah memiliki banyak prestasi yang dicapai yang meliputi tingkat daerah dan tingkat nasional. Prestasi tersebut dicapai dalam waktu empat tahun yaitu dari tahun 2004 sampai Keadaan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo Guru dan siswa merupakan bagian utama dari proses belajar mengajar, sedangkan keadaan fisik sekolah merupakan sarana pendukung yang penting untuk melaksanakan proses belajar mengajar. Guru diharapkan mampu menjadi pendorong dan pembimbing bagi siswa dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah, sedangkan kepala sekolah mempunyai peran yang sangat penting untuk memberikan arahan kepada guru agar pelaksanaan pendidikan tidak menyimpang dari tujuan yang hendak dicapai. Dengan jumlah guru yang memadai dan kemampuan kompetensi yang cukup

64 46 hendaknya mampu memperhatikan segala perilaku dan sikap siswa baik pada waktu pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas maupun pada waktu istirahat. Berdasarkan data yang dimiliki sekolah pendidikan guru rata-rata strata 1 baik yang mengajar di bidang teori maupun di bidang praktek. Jumlah guru yang ada di sekolah ini terdapat 20 orang dengan perincian 14 orang guru laki-laki dan 6 orang guru perempuan. Administrasi merupakan hal yang memiliki peran yang penting dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Untuk itu diperlukan tenaga yang terampil dan memiliki kompetensi di bidangnya. Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini memiliki 4 orang tenaga administrasi yang keseluruhannya adalah laki-laki, sedangkan jumlah siswa yang terdaftar secara keseluruhan terdapat 164 siswa yang menempati tiga program. Sarana dan prasarana yang terdapat di SMK Kriya Sahid Sukoharjo sudah mencukupi kebutuhan untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Adapun fasilitas yang ada antara lain : 11 ruang teori, 1 laboratorium bahasa, 1 laboratorium komputer, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang unit kesehatan sekolah (UKS), 3 bengkel yaitu bengkel kayu dan bengkel tekstil, 1 ruang bimbingan konseling (BK), 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha (TU), 1 ruang organisasi siswa intra sekolah (OSIS), 1 gudang, 1 ruang pamer, 1 kamar kecil untuk guru dan 4 kamar kecil untuk siswa. Selain itu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini telah memiliki peralatan pembelajaran yang memadai. Tiap ruang kelas memiliki 25 meja tulis, 49 kursi, 1 meja dan 1 kursi untuk guru, 1 papam tulis, 1 jam dinding dan gambar presiden dan wakil presiden. Ruang kelas untuk pelajaran teori ini telah dilengkapi dengan LCD proyektor dan laptop. Denah SMK Kriya Sahid Sukoharjo dapat dilihat pada lampiran. Dengan sarana dan prasarana yang ada tersebut diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan di SMK Kriya Sahid Sukoharjo sehingga lulusan yang dihasilkan mampu menjadi tenaga kerja yang terampil untuk mengisi kebutuhan dunia usaha maupun dunia industri.

65 47 3. Program Teknologi dan Desain Kayu Program Teknologi dan Desain Kayu ini merupakan program yang pertama kali dibuka ketika pendirian SMK Kriya Sahid Sukoharjo, yaitu pada tahun Di awal pembukaan sekolah baru ini Program Teknologi dan Desain Kayu memiliki 43 siswa yang terdiri atas 31 laki-laki dan 12 perempuan. Di tahun 2004 program ini memiliki 34 siswa, tahun 2005 program ini memiliki 14 siswa, tahun 2006 program ini memiliki 13 siswa dan tahun 2007 program ini memiliki 13 siswa. Lihat tabel. Tabel 3. Jumlah Siswa di Program Teknologi dan Desain Kayu No Tahun Laki-Laki Perempuan Jumlah Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo Program Teknologi dan Desain Kayu ini memiliki 13 kompetensi yang harus dikuasai oleh setiap siswa, yaitu : a. Menguasai nirmana b. Menerapkan quality control produk kria kayu c. Melaksanakan kerja bangku d. Melaksanakan kerja semi masinal (fortabel) e. Melaksanakan kerja ukir f. Melaksanakan kerja raut g. Melaksanakan kerja bubut h. Melaksanakan kerja scrolling i. Melaksanakan kerja mesin tetap/masinal (statsioner) j. Melaksanakan kerja finishing kayu k. Melaksanakan kerja pengeringan kayu l. Menguasai gambar teknik m. Menguasai gambar estetika

66 48 Di tahun ajaran 2007/2008 ketua Program Teknologi dan Desain Kayu ini di pimpin oleh bapak Resdi Harjanto, S.Pd. Sedangkan unit produksi dan ketua bengkel dijabat oleh bapak Wawan Darmawan, S.Pd. Bapak Sukasno, S. Pd menjadi sekretaris Program Teknologi dan Desain Kayu dan bapak Purwanto, SE sebagai bendaharanya. Dalam menjalankan tugasnya sebagai ketua unit produksi, bapak Wawan Darmawan, S.Pd dibantu oleh bapak Sri Nurcahyo, S. Pd, bapak Sukasno, S.Pd dan bapak Purwanto, S.E. Susunan kepengurusan Program Teknologi dan Desain Kayu dapat dilihat dalam bagan di bawah ini. Gambar 48. Susunan Kepengurusan Program Teknologi dan Desain Kayu (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo) 4. Keadaan Bengkel Kriya Kayu Bengkel kriya kayu merupakan tempat praktek bagi siswa untuk melaksanakan pelajaran praktek kriya kayu. Bengkel kriya kayu ini terletak di bagian selatan. Berdasarkan observasi bahwa bengkel kriya kayu ini cukup luas yaitu dengan ukuran 8m x 20m. Bengkel kriya kayu ini memiliki 5 ruang, yaitu ruang bengkel manual, ruang kerja bubut, ruang kerja masinal, gudang bahan

67 49 kayu dan tempat alat. Bengkel kriya kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo dapat dilihat dalam denah di bawah ini : Gambar 49. Denah Bengkel Kriya Kayu Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo (Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo) B. Motif Ukir yang Diterapkan oleh Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo Motif ukir merupakan desain hasil daya kreasi manusia yang berbentuk garis atau bermotif hias garis, tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, khayalan dan benda-benda mati yang berbentuk stilasi dengan gaya dan ciri khas tersendiri. Berdasarkan observasi langsung, motif yang diterapkan adalah motif gaya Surakarta. Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan guru pengampu yaitu bapak Resdi Harjanto (2008) bahwa Untuk kelas XI ini saya menerapkan motif gaya Surakarta untuk melestarikan kebudayaan daerah karena siswa hidup di daerah Surakarta, selain itu motif ini relatif lebih sederhana agar siswa tidak kesulitan dalam pengerjaannya. Namun bila membuat produk antik maka siswa harus menggunakan motif tempo dulu yang didominasi oleh motif kerajaan seperti Mataram dan Pajajaran. Namun untuk tahun ini yang diterapkan adalah motif gaya Surakarta.

68 50 Dengan satu jenis motif gaya Surakarta ini dikembangkan menjadi dua motif. Namun tiap motif tersebut memiliki ukuran desain dan corak yang berbeda. Meskipun kedua motif tersebut nampak berbeda, namun masih memiliki ciri-ciri yang sesuai. Resdi Harjanto (2009) mengatakan bahwa Pada motif gaya Surakarta dapat menggunakan stilasi tumbuhan lung-lungan. Sedangkan Enget dkk (2008 : 318) mengatakan bahwa Pokok dasar motif Surakarta mirip motif campuran antara ragam hias Jepara dan Pekalongan yang berbentuk cembung dan cekung serta runcing dan bulat. Angkupnya digubah dari daun pakis yang berbentuk sesuai dengan angkup ragam hias Bali. Benangan dan pecahan membentuk garis yang pada ujung melingkar. Menurut pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motif gaya Surakarta dapat menggunakan stilasi tumbuhan lung-lungan yang berbentuk cembung dan cekung serta runcing dan bulat dengan angkup daun pakis yang digubah berbentuk sesuai dengan angkup ragam hias Bali. Benangan dan pecahan membentuk garis yang pada ujung melingkar. Di bawah ini merupakan motif yang dibuat oleh siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo : 1. Motif Gaya Surakarta A Motif gaya Surakarta A ini memiliki ukuran 20cm x 40cm. Motif ini merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan yang menjalar yaitu tumbuhan lunglungan. Desain motif ini simetris antara kanan dan kiri. Di tengah sebelah bawah ada pot/tempat bunga sedangkan di atas ada bunga yang mekar. Daun dan tangkainya menjalar ke kanan dan ke kiri yang teratur. Secara keseluruhan motif ini nampak indah dan harmonis. Motif gaya Surakarta ini memiliki makna simbolis yang terkandung di dalamnya. Menurut Sri Padwinarsih (2002 : 51) Sesuai dengan ciri orang Solo makna dari motif ini ialah corak motif surakarta menggambarkan watak dan kepribadian penciptanya yang dipengaruhi alam sekitarnya. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa corak motif gaya Surakarta menggambarkan watak dan kepribadian penciptanya yang

69 51 dipengaruhi alam sekitarnya. Di bawah ini merupakan gambar motif ukir gaya Surakarta A. Gambar 50. Motif Ukir Gaya Surakarta A (Sumber : Soleh Setiawan, 2008) 2. Motif Gaya Surakarta B Motif gaya surakarta B ini memiliki ukuran sebenarnya adalah 20cm x 100cm. Motif gaya surakarta B ini memiliki bentuk yang hampir sama dengan motif gaya surakarta A, namun yang membedakan antara kedua motif ini adalah motif B memiliki bentuk yang lebih panjang. Meskipun lebih panjang motif B ini tidak meninggalkan ciri khas motif gaya Surakarta. Hasil seni biasanya merupakan pengaruh dari alam sekitar. Sedangkan penduduk Surakarta seolah-olah terpengaruh oleh aliran sungai bengawan solo. Hal ini ditegaskan oleh Enget dkk (2008 : 318) mengatakan bahwa Hasil seni merupakan gaya pembawaan dan watak penciptaan karena pengaruh alam sekitar. Pada umumnya penduduk Surakarta gemar akan gerak irama yang bebas namun tetap memenuhi syarat komposisi. Seolah-olah ada keseragaman hidup masyarakat Surakarta dengan aliran bengawan solo. Motif ini merupakan stilasi dari tumbuh-tumbuhan menjalar. Desain motif gaya surakarta B ini kelihatan harmonis. Desain yang simetris antara kanan dan kiri menambah keindahan motif gaya Surakarta ini. Di tengah sebelah bawah ada pot/tempat bunga dan sebelah atas ada bunga yang mekar.

70 52 Tangkai dan daunnya menjalar ke kanan dan ke kiri. Secara keseluruhan motif ini nampak harmonis dan berirama. Muh. Charis Jaelani (2004 : 57) mengatakan bahwa Corak motif Surakarta seolah-olah menggambarkan watak dan kepribadian sipenciptanya, di samping pengaruh yang ada di sekitarnya. Hal ini terlihat pada keindahan dan keharmonisan tata cara Surakarta yang terkenal halus, lembut dan gemulai, sehingga ukiran daun pada motif inipun kelihatan indah dan harmonis. Berdasarkan pendapat di atas dapat di simpulkan bahwa motif gaya surakarta merupakan hasil seni yang dipengaruhi oleh watak dan kepribadian si penciptanya dengan alam sekitar yang terkenal halus, lembut dan gemulai. Gambar 51. Motif Ukir Gaya Surakarta B (Sumber : Ariyanto, 2008) C. Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo Sebagai mata pelajaran produktif, siswa dituntut untuk mampu menguasai kompetensi ukir ini. Untuk mendukung penguasaan kompetensi tersebut maka 70% dari jam pelajaran digunakan untuk praktek dan 30% untuk teori. Hal ini ditegaskan oleh Mabruri, Naim (2008) bahwa Kami Membaginya dengan 70% praktek dan 30% teori dengan pembelajaran mengikuti kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang telah kami buat di Sekolah. Proses pembuatan karya ukir merupakan hal yang sangat penting untuk menguasai kompetensi ini, selain teori atau pengetahuan tentang ukir. Adapun proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Pembuatan Desain Berdasarkan observasi bahwa dalam pembuatan desain ini siswa hanya mencontoh motif yang diberikan oleh guru. Guru memberikan dua

71 53 contoh motif ukir. Sedangkan siswa dibebaskan dalam memilih motif tersebut. Hal ini ditegaskan lagi oleh guru pengampu mata pelajaran ukir yaitu bapak Harjanto, Resdi (2008) bahwa Untuk mengantisipasi lambat dan terlalu cepatnya siswa dalam membuat motif maka saya menyediakan motif untuk dicopi seluruh anak yang penting siswa sudah melatih dan membuat motif. Dengan hanya meniru desain dari guru ini diharapkan mampu selesai secara bersamaan. Setelah siswa menggambar pada kertas karton maka langkah selanjutnya adalah pemindahan desain ke kertas doorslack. Di bawah ini merupakan gambar siswa sedang menggambar motif dan hasil desain siswa. Gambar 52. Siswa Sedang Menggambar Motif (Foto : Marjuki, 2008)

72 54 Gambar 53. Hasil Desain Siswa (Foto : Marjuki, 2008) 2. Penempelan gambar Penempelan gambar merupakan proses penempelan desain pada kertas doorslack yang ditempel pada papan kayu. Cara menempel kertas doorslack ke papan kayu adalah : a. Membersihkan papan kayu dari kotoran, debu dan minyak b. Melumuri atau memberi lem pada papan kayu secara merata. c. Menempelkan kertas doorslack pada papan dari satu sisi ke sisi yang lain. d. Didiamkan hingga mengering. Dalam penempelan gambar ini diperlukan ketelitian dan kesabaran agar tidak terjadi lipatan-lipatan yang akan merusak gambar motif sesungguhnya. Gambar 54. Cara Penempelan Gambar Papan Kayu (Sumber : Suyanto, 1995:52)

73 55 3. Ngrawangi Ngrawangi merupakan proses pembuangan bagian sela-sela batas gambar motif hingga berlubang. Proses ini dapat diuraikan sebagai berikut : a. Membuat lubang atau melubangi papan kayu pada bagian sela motif yang akan dibuang. Dalam proses melubangi papan kayu ini menggunakan alat bor mesin. Melubangi papan ini bertujuan agar mata scroll dapat masuk ke dalam lubang papan. Di bawah ini merupakan gambar siswa sedang mengebor papan yang akan discroll. b. Menggergaji atau membuang bagian dasaran ukir dengan mesin scroll. Cara menyecroll papan kayu adalah : 1) Memasukan mata scroll pada lubang papan kayu. 2) Memasangkan mata scroll pada tempatnya. 3) Menghidupkan mesin scroll. 4) Menggergaji bagian yang diinginkan. Gambar 59. Siswa Sedang Menyecroll Papan Kayu (Foto : Marjuki, 2008)

74 56 Dengan membuang bagian dasaran motif ukir ini maka akan didapat bentuk secara global dari motif tersebut dan motif ukiran tampak menonjol. Proses penyecrollan papan kayu pada bagian motif dasaran ini mempercepat proses pembuatan ukir siswa. Bila menggunakan pahat ukir akan membutuhkan tenaga dan waktu yang lama. Di bawah ini merupakan contoh hasil papan kayu yang telah discroll. Gambar 60. Hasil Papan Yang Discroll (Foto : Marjuki, 2008) 4. Getaki Getaki disebut juga dengan merancap. Merancap adalah memahat papan kayu sesuai pola gambar atau mengikuti garis gambar sehingga akan terjadi pemindahan gambar pada permukaan kayu. Caranya adalah memahat sesuai dengan garis pola gambar. Untuk garis lengkung menggunakan jenis pahat penguku, sedangkan untuk garis yang lurus memakai pahat penyilat. Setelah memilih pahat yang tepat, arahkan mata pahat sesuai dengan garis ukiran dan pukulah dengan palu ukir

75 57 sehingga ada bekas pahat pada permukaan kayu. Di bawah ini merupakan gambar siswa sedang getaki. 5. Mbukai Gambar 61. Proses Getaki (Sumber : Enget dkk, 2008) Mbukai merupakan proses pembentukan motif ukir secara global, misalnya untuk membentuk ukiran cembung atau cekung yang telah ditentukan sesuai desain. Cara mbukai adalah pembentukan bentuk cembung menggunakan pahat penguku dalam posisi horisontal, pahat dipukul dan digerakan sedikit demi sedikit sampai posisis pahat vertikal. Untuk Bagian yang tidak dapat dijangkau dengan pahat penguku menggunakan pahat penyilat. Sedangkan untuk pembentukan bentuk cekung menggunakan pahat penguku dengan posisi miring dan membalik. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang melakukan proses mbukai.

76 58 Gambar 62. Siswa Sedang Mengukir Dalam Tahap Mbukai (Foto : Marjuki, 2008) Hasil ukiran pada tahap mbukai ini akan berupa ukiran secara global yang belum nampak keindahannya. Pada tahap mbukai ini akan diperoleh hasil seperti di bawah ini. Gambar 63. Hasil Papan Yang Dibukai (Foto : Marjuki, 2008) 6. Matut/mangun Matut atau mangun adalah membentuk dan menghaluskan ukiran agar lebih halus dari bentuk yang masih global dan kasar menjadi halus. Dalam proses mangun ini menggunakan pahat yang tajam agar bekas pahatan menjadi halus dan rapi dari pahatan sebelumnya. Di bawah ini merupakan hasil ukiran yang telah dimangun.

77 59 7. Cawen atau Nyaweni Gambar 64. Hasil Papan Yang Telah Dimangun (Foto : Marjuki, 2008) Cawen adalah membuat bentuk atau variasi ukiran agar ukiran tampak lebih hidup atau lebih indah yaitu dengan memberikan bentuk robekan pada bagian tepi batas ukiran yang berbentuk daun. Cara membuat cawen ini dengan menggunakan pahat penguku sesuai dengan ukuran yang dikehendaki, yaitu dengan memahatkan secara tegak kemudian dipahat miring dengan mengambil jarak sedikit demi sedikit hingga diperoleh hasil yang dikehendaki. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang melakukan proses nyaweni.

78 60 Gambar 65. Siswa Sedang Nyaweni (Foto : Marjuki, 2008) Pada proses nyaweni ini akan diperoleh hasil ukiran yang nampak indah. Di bawah ini merupakan hasil ukiran yang telah dicaweni. Gambar 66. Hasil Papan Yang Sudah Dicaweni (Foto : Marjuki, 2008) 8. Mbenangi Mbenangi adalah membentuk garis pada permukaan bentuk ukiran daun yang tumbuh dari pangkal dan berakhir pada ujung ikal atau daun. Pahat yang digunakan adalah pahat segitiga/ pahat coret. Pahat ini memiliki ujung seperti segitiga. Cara membuat benangan ini adalah memahat garis dengan posisi pahat agak miring. Pahat dipukul sedikit demi sedikit mengikuti arah

79 61 atau garis yang sudah ditentukan. Di bawah ini gambar siswa yang sedang mbenangi. Gambar 67. Siswa Sedang Mbenangi (Foto : Marjuki, 2008) Keunggulan dengan pahat ini dapat mempercepat pembuatan benangan yang diinginkan. Dalam pembuatan benangan ini akan diperoleh ukiran yang nampak lebih indah. Di bawah ini merupakan hasil ukiran yang telah dibenangi. Gambar 68. Hasil Papan Yang Sudah Dibenangi (Foto : Marjuki, 2008) 9. Penyempurnaan

80 62 Dalam proses penyempurnaan ini harus diteliti setiap bagian ukiran untuk menjaga kemungkinan ada bagian yang belum terselesaikan atau ada bagian yang kurang baik hasilnya. Untuk bagian lengkung menggunakan pahat penguku dan untuk bagian yang lurus menggunakan pahat penyilat. Di bawah ini merupakan hasil ukiran yang sudah sempurna. 10. Finishing Gambar 69. Hasil Papan Yang Telah Sempurna (Foto : Marjuki, 2008) Proses finishing merupakan sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mabruri, Naim (2008) bahwa Kriya ukir itu yang tak boleh ditinggalkan adalah finishing, sebaik apapun karyanya tapi finishingnya tidak baik maka akan kelihatan tidak baik. Tapi bila finishingnya bagus, pilihan warnanya tepat maka hasilnya akan bagus. Dalam proses finishing ini hasil ukiran yang telah sempurna diamplas dengan kertas amplas nomor 240 untuk merapikan dan menghaluskan setiap bagian ukiran. Di bawah ini merupakan gambar siswa sedang mengamplas hasil ukiran. Dalam mengamplas hasil ukiran ini diperlukan ketelitian dan kehatihatian serta harus searah serat kayu agar diperoleh hasil yang baik. Setelah halus permukaan ukir-ukiran di lap dengan kain atau dikuas untuk menghilangkan kotoran dan sisa-sisa debu yang masih menempel. Di bawah

81 63 ini merupakan gambar siswa yang sedang membersihkan kotoran dengan kuas. Setelah papan ukiran dibersihkan dari kotoran dan debu maka papan ukiran siap diwarna. Di bawah ini merupakan papan ukiran yang siap diwarna. Gambar 72. Hasil Papan Ukiran Yang Siap Diwarna (Foto : Marjuki, 2008) Dalam proses Pewarnaan ini menggunakan melamin dengan warna coklat tua agar didapat hasil ukiran yang memiliki warna antik atau tua. Proses tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Penutupan pori-pori. Di SMK Kriya Sahid Sukoharjo penutupan pori-pori pada kayu dilakukan dengan dilapisi melamine wood filler. Pemberian melamine wood filler pada papan ini menggunakan kuas. Di bawah ini merupakan proses pelapisan papan ukiran dengan melamin wood filler.

82 64 Gambar 73. Siswa Sedang Melapisi Papan Ukiran Dengan Memberikan Wood Filler (Foto : Marjuki, 2008) Setelah papan dikuas maka papan dikeringkan kemudian diamplas hingga permukaan atau serat kayu nampak lagi. Di bawah ini gambar siswa sedang mengamplas papan yang telah dilapisi melamine wood filler. Gambar 74. Siswa Sedang Mengamplas Papan Ukir Yang Telah Diberi Melamine Wood Filler (Foto : Marjuki, 2008) Setelah papan ukiran diamplas maka akan diperoleh papan ukiran seperti nampak pada gambar di bawah ini.

83 65 Gambar 75. Hasil Papan Yang Telah Dilapisi Melamine Wood Filler (Foto : Marjuki, 2008) b. Pewarnaan Pemberian warna pada papan ukiran di SMK Kriya Sahid Sukoharjo ini menggunakan melamine wood stain. Dalam melapisi papan ukiran ini dengan cara dikuas. Untuk mendapatkan warna yang lebih tua maka pewarnaan dapat dilakukan lebih dari 1 kali. Di bawah ini merupakan gambar proses pewarnaan yang dilakukan oleh siswa. Setelah papan ukir dikuas maka dikeringkan hingga diperoleh hasil warna seperti pada gambar di bawah ini. c. Pengkilapan Pengkilapan pada papan ukir di SMK Kriya Sahid Sukoharjo dilakukan dengan melapisi papan ukiran dengan melamine sanding sealer dengan cara disemprot memakai compresor. Dalam proses pelapisan melamine sanding sealer ini dilakukan 2 kali. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang menyemprot papan ukiran. Setelah disemprot maka papan dikeringkan. Di bawah ini merupakan papan yang telah dilapisi melamine sanding sealer. Setelah itu diamplas tipis-tipis dengan menggunakan amplas ukuran 400. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang mengamplas papan dengan amplas ukuran 400. sealer. Setelah itu papan ukiran disemprot lagi dengan melamine sanding

84 66 Setelah papan ukir disemprot dengan melamine sanding sealer maka langkah selanjutnya dikeringkan. Di bawah ini merupakan gambar papan yang telah dilapisi melamine sanding sealer. Penguncian Warna Pengunci warna yang dipakai di SMK Kriya Sahid ini menggunakan melamine lack dengan cara disemprot memakai compresor. Melamine lack ini juga berfungsi agar warna yang ditimbulkan tidak terlalu berkilau. Di bawah ini merupakan gambar siswa yang sedang menyemprot papan ukir. Setelah melapisi papan ukir dengan melamine lack maka langkah selanjutnya adalah papan ukir dikeringkan. Proses pengeringan ini merupakan proses terakhir dalam proses finishing. Di bawah ini merupakan hasil papan ukir yang sudah jadi. Dengan proses dan langkah-langkah mengukir yang tepat dan benar diharapkan akan dihasilkan karya ukir yang baik dan mampu bersaing dengan dunia usaha maupun dunia industri. D. Faktor Pendukung yang Mempengaruhi dalam Proses Pembuatan Karya Ukir Siswa Dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo tahun ajaran 2007/2008 ini terlaksana dengan baik karena adanya faktor pendukung. Sedangkan faktor pendukung berkaitan dengan komponen pendidikan. Komponen pendidikan adalah semua hal yang berkaitan dengan jalannya proses pendidikan. Jika salah satu komponen tidak ada, proses pendidikan tidak akan bisa dilaksanakan (Wiji Suwarno, 2005:33).

85 67 Adapun faktor pendukung dalam proses pembuatan karya ukir siswa kelas XI Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Tujuan Pendidikan Menurut Wiji Suwarno (2006 : 33) bahwa Tujuan pendidikan menurut jenisnya terbagi dalam beberapa jenis, yaitu tujuan nasional, institusional, kurikuler, dan instruksional. Tujuan nasional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai suatu bangsa (Wiji Suwarno, 2006 : 34). Sesuai dengan undang-undang no. 20 tahun 2003 pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU no. 20 tahun 2003 pasal 3). Tujuan institusional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai suatu lembaga pendidikan (Wiji Suwarno, 2006 : 34). Tujuan pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo ini adalah untuk a. Menjadikan SMK Kriya Sahid Sukoharjo sebagai SMK unggulan yang kompetitif, inovatif dan produktif dalam ikut mempersiapkan kader-kader pelestari budaya bangsa yang sekaligus sebagai kader-kader pembangunan daerah Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya khususnya serta bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada umumnya b. Mencetak sumber daya manusia yang unggul, berbudaya dan religius untuk mengisi serta berperan aktif dalam pembangunan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan bidangnya (SMK Kriya Sahid Sukoharjo, 2005). Tujuan kurikuler adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu mata pelajaran tertentu (Wiji Suwarno, 2006 : 34). Adapun Tujuan mata pelajaran ini agar peserta didik dapat : a. Menganalisa gambar kerja ukir kayu b. Membuat pola dasar ukir kayu berdasar gambar kerja c. Memilih jenis kayu yang tepat untuk diukir d. Menyiapkan pekerjaan ukir kayu

86 68 e. Membuat ukiran permukaan dengan ragam geometris secara manual pada bidang kayu f. Membuat ukiran ragam hias dengan alat semi masinal (listrik) g. Membuat ukiran relief dan bidang cekung secara manual dan semi masinal h. Membuat komponen barang ukir i. Merakit komponen barang ukir j. Menyetel barang ukir k. Menghaluskan pekerjaan ukir (SMK Kriya Sahid Sukoharjo, 2005). Tujuan instruksional adalah tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh suatu pokok atau sub-pokok bahasan tertentu (Wiji Suwarno, 2006 : 34). Tujuan dalam kompetensi ini agar peserta didik : a. Dapat mengetahui pengertian motif ukir. b. Dapat menerapkan motif ukir gaya Surakarta dalam mengukir kayu dengan teknik cembung dan cekung. c. Dapat menyiapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan. d. Dapat membuat ukiran sesuai dengan alat dan bahan. e. Dapat mengerjakan tugas (ukir kayu motif gaya Surakarta) yang dimulai dari perencanaan, proses, sampai terciptanya produk (ukir kayu) dengan penguasaan aspek perencanaan, proses, teknik dan ekonomi (Resdi Harjanto,2008:2). Dengan melihat tujuan yang telah ditentukan tersebut dapat diambil simpulan bahwa tujuan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Kriya Sahid Sukoharjo kelas XI program teknologi dan desain kayu khususnya di mata pelajaran ukir ini mendukung terbentuknya siswa yang mampu menguasai pengetahuan dan pembuatan karya ukir. 2. Alat Pembelajaran Alat pembelajaran merupakan peralatan yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran. Alat pembelajaran ini antara lain : a. Ruang Teori Ruang teori ini digunakan untuk menyampaikan teori pelajaran. Di SMK Kriya Sahid ini memiliki 11 ruang teori. Dari 11 ruang teori tersebut satu diantaranya digunakan untuk siswa kelas XI Program Teknologi dan Desain Kayu sebagai tempat belajar khususnya pelajaran teori. Di dalam ruang teori tersebut dilengkapi berbagai peralatan yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Meja tulis siswa ada 25 buah yang dilengkapi dengan

87 69 49 kursi. Meja guru terdapat 1 buah dengan 1 buah kursi di dekatnya. Ruang teori tersebut juga dilengkapi dengan papan tulis, tiang bendera, gambar garuda, gambar presiden dan wakil presiden dan jam dinding. LCD proyektor dan laptop juga terdapat di ruangan ini. Lihat tabel. Tabel 4. Peralatan yang Terdapat di Ruang Teori SMK Kriya Sahid Sukoharjo No Jenis Barang Jumlah Meja siswa Meja guru Kursi siswa Kursi guru Papan tulis Tiang bendera Gambar garuda Gambar presiden dan wapres Jam dinding LCD Proyektor Laptop Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo Dengan peralatan yang lengkap dan memadai yang terdapat di dalam ruang teori ini sangat mendukung terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Di bawah ini merupakan gambar ruang teori kelas XI.

88 70 Gambar 85. Ruang Kelas SMK Kriya Sahid Sukoharjo Kelas XI) (Foto : Marjuki, 2008) b. Ruang Praktek Ruang praktek ini digunakan untuk kegiatan pelajaran praktek. Ruang praktek ini biasa disebut dengan bengkel. Di SMK Kriya Sahid ini memiliki satu bengkel kriya kayu yang memiliki luas 160 meter 2. Ruang bengkel ini sudah cukup luas sebagai tempat praktek siswa. Ruang bengkel ini dilengkapi dengan berbagai peralatan yang digunakan untuk praktek siswa. Peralatan tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 5. Peralatan yang Terdapat di Bengkel Kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo No Jenis Barang Jumlah No Jenis Barang Jumlah

89 Almari Table Saw Kompresor Pahat Ukir Tradisional Palu Ukir Palu Besi Kecil Pahat Pelubang Pahat Kayu Sedang Palu Bulat J Palu Bulat H Batu Asah Gunung Pisau Raut Papan Tulis Kursi Siswa Tiang Bendera Hard Bosch Roll Meter Gunting Gergaji Potong Gergaji Belah Gergaji Scroll Sedang Mesin Gergaji Siku Kikir Gergaji Kikir Kayu Lurus Kikir Kayu Cembung Kikir Kayu Bulat Mortising Chisel Machine Benc Drilling Machine Sumber : Arsip SMK Kriya Sahid Sukoharjo Grinder Band Saw Srekel (Circular Saw) Ketam Tangan 7 Ketam Tangan 9 Ketam Tangan 14 Serutkombinasi 9 Tang Kakak Tua Tang Kombinasi Obeng - Obeng + Mesin Bubut Kayu Pisau Bubut Kayu Planner Makita N 1900 Router Makita N 3701 Spray Gun Meiji F 100 Kaca Mata Kerja Mesin Profil Masker Mesin Amplas Mesin Ketam Listrik Mesin Bor Tangan Pisau Bubut Kayu Mesin Bubut Kayu Penggaris Siku Scroll Saw Penggaris Baja 100 Cm Penggaris Baja Dari daftar peralatan yang terdapat di bengkel kriya kayu ini terdapat banyak peralatan ukir. Peralatan ukir ini sudah cukup lengkap untuk siswa sekolah. Di bawah ini beberapa gambar peralatan yang berada di bengkel kriya kayu SMK Kriya Sahid Sukoharjo.

90 72 Gambar 86. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) Gambar 87. Beberapa Peralatan Yang Dimiliki Oleh SMK Kriya Sahid Sukoharjo c. Ruang Pamer (Foto : Marjuki, 2008) Ruang pamer digunakan untuk memamerkan hasil karya siswa. Sesuai hasil pengamatan bahwa di ruang pamer ini tidak hanya karya yang terbaik saja yang dipamerkan, namun karya yang kurang baikpun juga dipamerkan. Resdi Harjanto (2008) mengatakan bahwa Kalau sudah membuat produk yang sudah jadi semua produk dimasukkan ke ruang pamer agar siswa, guru, atau orang lain tahu oo... produk bagus itu seperti ini, oo... proses yang benar itu seperti ini hasilnya kaya gitu. Kita tidak membedakan yang baik dan yang jelek.

91 73 Dengan dipamerkan seluruh hasil karya siswa seperti ini siswa akan terpacu dalam membuat karya ukir karena semua karya akan dilihat oleh orang lain. Di bawah ini gambar ruang pamer tetap yang dimiliki SMK Kriya Sahid Sukoharjo. Gambar 88. Ruang Pamer Tetap SMK Kriya Sahid Sukoharjo (Foto : Marjuki, 2008) d. Buku Buku merupakan sesuatu yang sangat penting dalam mendukung proses belajar mengajar. Sesuai pengamatan bahwa buku bacaan yang dimiliki oleh perpustakaan SMK Kriya Sahid Sukoharjo terdapat 84 buah buku. Buku tersebut meliputi buku teori tentang pengetahuan kayu, peralatan pertukangan, peralatan ukir, motif-motif ukir, proses pembuatan ukir, proses pembuatan karya fungsional seperti meja dan lemari. Selain itu terdapat buku yang memuat tentang proses finishing yang baik. Dengan memiliki buku referensi yang cukup banyak ini siswa bisa menggunakan untuk mencari materi yang belum disampaikan oleh guru. Di bawah ini gambar beberapa buku yang berada di dalam perpustakaan SMK Kriya Sahid Sukoharjo.

PENGESAHAN. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan,

PENGESAHAN. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Dekan, PERSETUJUAN Tugas akhir karya seni yang berjudul Ikan Tuna Sebagai Inspirasi Penciptaan Lampu Hias ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan. Yogyakarta, 22 Oktober 2013 Pembimbing Muhajirin,

Lebih terperinci

KABUPATEN JEPARA BEBERAPA LANDMARK KABUPATEN JEPARA JEPARA SEBAGAI KOTA UKIR ASAL NAMA JEPARA

KABUPATEN JEPARA BEBERAPA LANDMARK KABUPATEN JEPARA JEPARA SEBAGAI KOTA UKIR ASAL NAMA JEPARA KABUPATEN JEPARA LAUT JAWA JEPARA G. WUNGKAL PATI KUDUS DEMAK SEMARANG KEADAAN ALAM Letak : 5 o 43`20,67-6 o 47`25,83 LS dan 110 o 9`48,02-110 o 58`37,40 BT Dipandang dari ketinggian permukaan tanah dari

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 2 KLATEN

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 2 KLATEN EFEKTIVITAS PELAKSANAAN UNIT PRODUKSI DI JURUSAN BANGUNAN SMK NEGERI 2 KLATEN Skripsi Oleh: SIGIT SUGIARTO NIM. K 1505032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

Lebih terperinci

KAJIAN BATIK KHAS WONOGIREN SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN WONOGIRI

KAJIAN BATIK KHAS WONOGIREN SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN WONOGIRI KAJIAN BATIK KHAS WONOGIREN SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Kriya Tekstil Fakultas Sastra dan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI

PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI PEMANFAATAN LIMBAH SPANDUK MMT SEBAGAI MATERIAL DALAM PERANCANGAN PRODUK TEKSTIL PELENGKAP INTERIOR SEBAGAI PARTISI PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS Mata Pelajaran : Keterampilan Vokasional Paket Keterampilan : Seni dan Kerajinan Jenis Ketrampilan : Kriya Kayu SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNA

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM BAGIAN TUNA RUNGU ( SMALB-B)

PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM BAGIAN TUNA RUNGU ( SMALB-B) PANDUAN PELAKSANAAN KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA NEGERI CILACAP BAGIAN TUNA RUNGU ( SMALB-B) Mata Pelajaran : Keterampilan Vokasional Paket Keterampilan : Seni dan Kerajinan Jenis Ketrampilan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Motif, Ragam Hias, Rono.

ABSTRAK. Kata kunci: Motif, Ragam Hias, Rono. ABSTRAK Yulianto, Dony. 2004. Motif Ragam Hias dan Proses Pembuatan Ukiran Rono di Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek. Skripsi, Jurusan Seni dan Desain FS Universitas Negeri Malang. Pembimbing:

Lebih terperinci

KAJIAN MOTIF BATIK KAPAL SANGGAT PADA BATIK JAMBI

KAJIAN MOTIF BATIK KAPAL SANGGAT PADA BATIK JAMBI KAJIAN MOTIF BATIK KAPAL SANGGAT PADA BATIK JAMBI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain

Lebih terperinci

YATNO NIM A

YATNO NIM A NILAI-NILAI PATRIOTISME DAN NASIONALISME YANG TERKANDUNG DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI SEJARAH PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA ( Studi Kasus di kelas V SD Muhammadiyah Plosorejo) SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

DEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA

DEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA DEWI SINTA SEBAGAI SUMBER IDE PERANCANGAN MOTIF DENGAN TEKNIK BATIK TULIS PADA KAIN SUTERA PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa

Lebih terperinci

KAJIAN DESAIN PRODUK BATIK LAWEYAN SEBAGAI HIASAN DINDING TAHUN

KAJIAN DESAIN PRODUK BATIK LAWEYAN SEBAGAI HIASAN DINDING TAHUN KAJIAN DESAIN PRODUK BATIK LAWEYAN SEBAGAI HIASAN DINDING TAHUN 2015-2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik. Sepanjang sejarah, manusia tidak terlepas dari seni. Karena seni adalah salah satu

Lebih terperinci

PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA

PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA PENERAPAN RAGAM HIAS RELIEF CANDI PRAMBANAN SEBAGAI PERANCANGAN MOTIF TEKSTIL UNTUK CINDERAMATA PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. kerja dan mengembangkan sikap professional dalam bidang keahlianyang. maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah kejuruan adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : ASEP WIBOWO K

SKRIPSI. Oleh : ASEP WIBOWO K digilib.uns.ac.id i PERAN MASYARAKAT DAN KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DALAM MENANGGULANGI PENYAKIT MASYARAKAT (PEKAT) UNTUK MENCIPTAKAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2013 (Studi Kasus di

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTIF TERATAI SEBAGAI HIASAN TEPI PADA KAIN LURIK MELALUI TEKNIK BATIK LUKIS

PERANCANGAN MOTIF TERATAI SEBAGAI HIASAN TEPI PADA KAIN LURIK MELALUI TEKNIK BATIK LUKIS PERANCANGAN MOTIF TERATAI SEBAGAI HIASAN TEPI PADA KAIN LURIK MELALUI TEKNIK BATIK LUKIS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Desain Program Studi Kriya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA (STUDI KASUS) SKRIPSI. Oleh: Agus Yuliyanto K

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA (STUDI KASUS) SKRIPSI. Oleh: Agus Yuliyanto K IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMK NEGERI 6 SURAKARTA (STUDI KASUS) SKRIPSI Oleh: Agus Yuliyanto K1210003 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU 1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU A. Tujuan 1. Menyebutkan macam-macam jenis alat tangan dan fungsinya. 2. Menyebutkan bagian-bagian dari alat-alat tangan pada kerja bangku. 3. Mengetahui bagaimana cara

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh : PURWANTO K

Skripsi. Oleh : PURWANTO K UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS INTEGRAL MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK II MELALUI PEMBELAJARAN MODEL KONSTRUKTIVISME MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN ANGKATAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN PADA SISWA KELAS 4 SD 4 JATI WETAN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN PADA SISWA KELAS 4 SD 4 JATI WETAN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN PADA SISWA KELAS 4 SD 4 JATI WETAN KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Universitas Muria Kudus untuk Memnuhi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU

IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU IMPLEMENTASI TEKNOLOGI DALAM PROSES PENCIPTAAN SENI KRIYA KAYU I WAYAN JAGRI DI DESA SINGAPADU 1. Pendahuluan Oleh Nama: I Wayan Arissusila Nim : 201 121 001 Minat: Penciptaan Seni Seni kriya merupakan

Lebih terperinci

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N () TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 8 Bentuk-bentuk pahat Dibuat dari baja karbon

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K

SKRIPSI. Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGETAHUI TINGKAT KESEHATAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI MEKAR SURYA KARANGANYAR TAHUN 2007/2008 SKRIPSI Oleh: NUR INDAH WERDININGSIH NIM K7405088 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

KAJIAN PRODUK BATIK TEKNIK MALAM DINGIN DENGAN PENDEKATAN DESAIN

KAJIAN PRODUK BATIK TEKNIK MALAM DINGIN DENGAN PENDEKATAN DESAIN KAJIAN PRODUK BATIK TEKNIK MALAM DINGIN DENGAN PENDEKATAN DESAIN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENERAPAN STRATEGI MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 DOMAS WONOGIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya D3

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan IKA RIZKA ANNISA S

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Teknologi Pendidikan IKA RIZKA ANNISA S PENGARUH PENERAPAN METODE PEER TEACHING DAN DEMONSTRASI TERHADAP KETERAMPILAN INSTALASI SOUND SYSTEM DITINJAU DARI KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMK KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK AUDIO VIDEO DI KABUPATEN

Lebih terperinci

MATERI AJAR & KONTRAK PERKULIAHAN A. MATERI AJAR & TUGAS: KRIYA KULIT I,

MATERI AJAR & KONTRAK PERKULIAHAN A. MATERI AJAR & TUGAS: KRIYA KULIT I, MATERI AJAR & KONTRAK PERKULIAHAN A. MATERI AJAR & TUGAS: KRIYA KULIT I, Smt III, Prodi Kriya Seni FSRD Pengampu: Drs. Agus Ahmadi, MSn. dan Bp. Saimono Prtemuan Kuliah I Topik Perkuliahan Bacaan / Media

Lebih terperinci

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: Pujowati A54E131028

Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: Pujowati A54E131028 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATERI GERAK BENDA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI METODE INQUIRY PADA SISWA KELAS III SEMESTER GENAP SDN TAMBAHARJO 01 PATI TAHUN 2014/2015 Skripsi Diajukan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs. SOEBANDONO LEMBAR KERJA SISWA 6 Macam macam kikir Dibuat dari baja

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SENTING SAMBI BOYOLALI TAHUN 2012/2013 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kharissa Probosiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Kejuruan merupakan bentuk pendidikan menengah yang menyelenggarakan dan mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : MENGGAMBAR ETNIS Semester : I Kode : - SKS : 4 Jurusan : Desain Komunikasi Visual Dosen : Anton Rosanto, Asmoro Nurhadi Panindias Kompetensi : Mahasiswa mampu

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Joko Mardiyanto NIM

SKRIPSI. Oleh Joko Mardiyanto NIM i KONTRIBUSI PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP TERHADAP PENINGKATAN LIFESKILL PADA WARGA BELAJAR LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN SANDANG JAYA DI KECAMATAN BANGIL KABUPATEN PASURUAN SKRIPSI Oleh Joko Mardiyanto

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

SKRIPSI. Oleh : UMARYANI NIM: X FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SAMBUNG MELALUI PENDEKATAN LATIHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 SIRANGKANG KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh : UMARYANI NIM: X4711255 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN LOMBA MEMINDAHKAN BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI CEPAT 60 METER PADA S ISWA KELAS V S D NE GERI 01 PESUCE N KECAMATAN PETARUKAN KABUPATEN PEMALANG SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil

Penerapan Ragam Hias pada Bahan Tekstil Penerapan ragam hias flora, fauna, dan geometris pada bahan tekstil banyak dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Penerapan ragam hias pada bahan tekstil dapat dilakukan dengan cara membatik, menenun,

Lebih terperinci

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA

SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA SOAL PENGAYAAN A. FLORA, FAUNA DAN ALAM BENDA 1 Jelaskan apa yang dimaksud dengan aktivitas fisik dan mental dalam menggambar! 2 Sebutkan dan jelaskan dua komposisi dalam menggambar! 3 Sebutkan contoh

Lebih terperinci

CITRA WANITA JAWA DALAM NOVEL MIMI LAN MINTUNA KARYA REMY SYLADO (KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINIS)

CITRA WANITA JAWA DALAM NOVEL MIMI LAN MINTUNA KARYA REMY SYLADO (KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINIS) CITRA WANITA JAWA DALAM NOVEL MIMI LAN MINTUNA KARYA REMY SYLADO (KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINIS) SKRIPSI Oleh : Fitri Rahmawaty K1209030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X ADMINISTRASI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Oleh : RATIH RIANDINI PUTRI

Lebih terperinci

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora

RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora RAGAM HIAS FLORA Ragam hias flora Flora sebagai sumber objek motif ragam hias dapat dijumpai hampir di seluruh pulau di Indonesia. Ragam hias dengan motif flora (vegetal) mudah dijumpai pada barang-barang

Lebih terperinci

NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) SKRIPSI Oleh: UMI LAELY LUTFIANA K1209069 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan

Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan Kajian Estetika Corak Batik Tegal di Kelurahan Bandung Kecamatan Tegal Selatan SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Progam Studi Kriya Tekstil Fakultas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KECEPATAN LARI ANTAR BASE

PENINGKATAN KECEPATAN LARI ANTAR BASE SKRIPSI PENINGKATAN KECEPATAN LARI ANTAR BASE MELALUI SPRINT TRAINING DAN HOLLOW SPRINT PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER SOFTBALL KELAS X SMK BHINA KARYA KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : AMIRUDIN

Lebih terperinci

LUTHFI NUR FADHILAH A

LUTHFI NUR FADHILAH A VARIASI PENGATURAN TEMPAT DUDUK SISWA DALAM UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV DI SD NEGERI 1 SAWAHAN TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKSTIL SEBAGAI MEDIA BANTU PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI

PERANCANGAN TEKSTIL SEBAGAI MEDIA BANTU PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI PERANCANGAN TEKSTIL SEBAGAI MEDIA BANTU PENYAMPAIAN MATERI PELAJARAN BAGI ANAK USIA DINI PENGANTAR KARYA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING

PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING PENGARUH PEMBELAJARAN TEKNIS DAN TAKTIS TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BOLA BASKET PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SMP NEGERI I NGUNTORONADI WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Skripsi Oleh: Erwansyah Nasrul

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR

PENINGKATAN MINAT BELAJAR PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENYUNTING KARANGAN ARGUMENTASI MELALUI PENERAPAN METODE DRILL PADA SISWA KELAS X SMK N 4 SUKOHARJO JURUSAN TBB C TAHUN AJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI Oleh : NUGRAHENI

Lebih terperinci

STUDI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PROGRAM MACROMEDIA FLASH UNTUK PEMBELAJARAN MATERI LARUTAN PENYANGGA SMA KELAS XI

STUDI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PROGRAM MACROMEDIA FLASH UNTUK PEMBELAJARAN MATERI LARUTAN PENYANGGA SMA KELAS XI STUDI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBANTUAN KOMPUTER PROGRAM MACROMEDIA FLASH UNTUK PEMBELAJARAN MATERI LARUTAN PENYANGGA SMA KELAS XI SKRIPSI Oleh: Arif Rahmad Saleh K 3303021 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN KERJA, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRESTASI KERJA MEKANIK BENGKEL SUZUKI INDOSOLO MOTOR GEMILANG JAJAR SURAKARTA SKRIPSI

KONDISI LINGKUNGAN KERJA, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRESTASI KERJA MEKANIK BENGKEL SUZUKI INDOSOLO MOTOR GEMILANG JAJAR SURAKARTA SKRIPSI KONDISI LINGKUNGAN KERJA, MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRESTASI KERJA MEKANIK BENGKEL SUZUKI INDOSOLO MOTOR GEMILANG JAJAR SURAKARTA SKRIPSI Oleh: ROSYID KHOIRUDIN NIM K2504048 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

: PRADIPTA ARDI PRASTOWO K

: PRADIPTA ARDI PRASTOWO K PERBEDAAN PENGARUH MODIFIKASI MEDIA LATIHAN MENGGUNAKAN RAKET MINI DAN RAKET STANDAR TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH BULUTANGKIS USIA ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 5 SAMPAI DENGAN KELAS

Lebih terperinci

TEKNIK BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SDN 03 JATIWARNO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

TEKNIK BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SDN 03 JATIWARNO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI TEKNIK BELAJAR MEMBACA TANPA MENGEJA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PADA SISWA KELAS I SDN 03 JATIWARNO TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN GROWONG LOR 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI

PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN GROWONG LOR 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI PENINGKATAN KREATIFITAS BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CTL PADA SISWA KELAS IV SDN GROWONG LOR 03 TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER RELIGIUS PADA SISWA KELAS X SMA (Studi Kasus SMA Negeri 1 Kayen Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2013/2014) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajad

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC.

BAB IV KONSEP. 2. Tataran System a. Bagian Bagian Casing PC. BAB IV KONSEP 1. Tataran Lingkungan / Komunitas Keterhubungan hasil rancangan ini pada komunitas pengguna komputer desktop untuk memberikan kualitas dan ragam produk kerajinan kriya yang dimasukan ke dalam

Lebih terperinci

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn

GAMBAR ORNAMEN. Dwi Retno SA., M.Sn GAMBAR ORNAMEN Dwi Retno SA., M.Sn PENGERTIAN ORNAMEN berasal dari kata ORNARE (bahasa Latin) yang berarti menghias. juga berarti dekorasi atau hiasan sering disebut sebagai disain dekoratif atau disain

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN RANGKA PADA MESIN PEMIPIH DAN PEMOTONG ADONAN MIE PROYEK AKHIR

PROSES PEMBUATAN RANGKA PADA MESIN PEMIPIH DAN PEMOTONG ADONAN MIE PROYEK AKHIR PROSES PEMBUATAN RANGKA PADA MESIN PEMIPIH DAN PEMOTONG ADONAN MIE PROYEK AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli

Lebih terperinci

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN REVIEW WHO WANTS TO BE A MILLIONAIRE PADA SISWA KELAS IVB MI NEGERI KARANGANOM KABUPATEN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH METODE BACA GLOBAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK KELOMPOK B DI TK MAJELIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) GEMOLONG TAHUN 2013/2014 SKRIPSI

PENGARUH METODE BACA GLOBAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK KELOMPOK B DI TK MAJELIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) GEMOLONG TAHUN 2013/2014 SKRIPSI PENGARUH METODE BACA GLOBAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK KELOMPOK B DI TK MAJELIS TAFSIR AL-QUR AN (MTA) GEMOLONG TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan dalam mencapai

Lebih terperinci

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian, Bab 4 Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Alur Pembelajaran Pengertian Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Kayu Ragam hias Teknik Menggambar Ragam Hias Ukiran Melukis Ragam Hias di Atas Bahan Kayu Pada

Lebih terperinci

KAJIAN POLA BATIK MAGETAN

KAJIAN POLA BATIK MAGETAN KAJIAN POLA BATIK MAGETAN SKRIPSI Di ajukan untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan Desain Disusun Oleh : MARIA MANDALENA

Lebih terperinci

PENATAAN RUANG BACA DI PERPUSTAKAAN AKADEMI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA

PENATAAN RUANG BACA DI PERPUSTAKAAN AKADEMI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA PENATAAN RUANG BACA DI PERPUSTAKAAN AKADEMI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA Tugas Akir Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Vokasi Ahli Madya (A. Md.) dalam Bidang Perpustakaan

Lebih terperinci

Disusun Oleh: SAMSURI A54E111066

Disusun Oleh: SAMSURI A54E111066 PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG CAMPURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS IV SDN TRIMULYO 02 JUWANA PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOMIK TOYS DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS X IPA 2 SMA NEGERI 1 POLOKARTO TAHUN AJARAN 2014/2015

PEMBELAJARAN KOMIK TOYS DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS X IPA 2 SMA NEGERI 1 POLOKARTO TAHUN AJARAN 2014/2015 PEMBELAJARAN KOMIK TOYS DALAM MATA PELAJARAN SENI BUDAYA KELAS X IPA 2 SMA NEGERI 1 POLOKARTO TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Oleh : EDWAN EKA SAPUTRA K3210021 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Untuk memenuhi

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Untuk memenuhi PENERAPAN PENDEKATAN HEURISTIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT - SIFAT CAHAYA DALAM MATA PELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 KEBAK TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BATIK TULIS KONTEMPORER DI DESA KLIWONAN KABUPATEN SRAGEN

BATIK TULIS KONTEMPORER DI DESA KLIWONAN KABUPATEN SRAGEN BATIK TULIS KONTEMPORER DI DESA KLIWONAN KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Tekstil Fakultas Seni Rupa dan

Lebih terperinci

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER i PENERAPAN PEMBELAJARAN PENDEKATAN PERMAINAN LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODEL BENDA BERDIAMETER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GONDANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

SKRIPSI MUHDI NIM. X

SKRIPSI MUHDI NIM. X PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MEMBACA PERMULAAN MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA PIAS-PIAS KATA PADA SISWA KELAS D2 SLB-C YPAALB PRAMBANAN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 SKRIPSI MUHDI NIM. X5107556 FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENGARUH PENGAMALAN KODE KEHORMATAN PRAMUKA TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB SISWA KELAS VI SD NEGRI KUDU 01 BAKI SUKOHARJO TAHUN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7

DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN Kompetensi Umum...7 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...7 1. Umum...7 2. Kejuruan...8 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...15 SUBSTANSI PEMELAJARAN...16 1.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA NYATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAH DAN MENGURANGI PECAHAN PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

ZAMRONI A

ZAMRONI A PENGARUH LINGKUNGAN TEMPAT TINGGAL MAHASISWA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM KAMPUS TERHADAP PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA JURUSAN PPKn TAHUN ANGKATAN 2005/2006 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN APRESIASI SENI KRIYA NUSANTARA BERBASIS

PEMBELAJARAN APRESIASI SENI KRIYA NUSANTARA BERBASIS PEMBELAJARAN APRESIASI SENI KRIYA NUSANTARA BERBASIS POP UP UNTUK MENARIK MINAT SISWA TERHADAP PELAJARAN SENI RUPA DI KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI oleh: JAJANG FEBRIYANTO

Lebih terperinci

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper).

III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). III. Kerajinan dari Daur Ulang A. Produk Kerajinan dari Kertas Daur Ulang Banyak hal yang dapat diciptakan dari kertas seni (handmade paper). Akan tetapi, pada dasarnya unsur kreativitas dan pengalaman

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VII A SMP NURIS Jember Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Materi Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif Dan Prinsip Ekonomi Tahun

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN

PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENINGKATAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 3 TANJUNGREJO KECAMATAN WIROSARI KABUPATEN GROBOGAN TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING SISWA KELAS V SD NEGERI SAREN 1 KEC.

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING SISWA KELAS V SD NEGERI SAREN 1 KEC. PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FASILITATOR AND EXPLAINING SISWA KELAS V SD NEGERI SAREN 1 KEC. KALIJAMBE KAB. SRAGEN TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

KAJIAN MOTIF BATIK TIRTA INTANPARI SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN METODE KOMPARATIF

KAJIAN MOTIF BATIK TIRTA INTANPARI SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN METODE KOMPARATIF KAJIAN MOTIF BATIK TIRTA INTANPARI SEBAGAI SERAGAM PEGAWAI DI KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN METODE KOMPARATIF SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI

PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI PEMANFAATAN LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN PENCIPTAAN JAM LAMPU DINDING DENGAN MOTIF HIAS KLASIK JAWA DAN BALI 547 UTILIZATION OF WOOD WASTE AS MATERIAL OF LAMP CLOCK CREATION WITH CLASSIC JAVA AND BALI MOTIF

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) MATA PELAJARAN : KETERAMPILAN JENJANG PENDIDIKAN : SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Kompetensi guru Pedagogik Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan. Memahami berbagai teori belajar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI MEDIA FLASHCARD PADA ANAK AUTIS KELAS I DI SLB AUTIS ALAMANDA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Skripsi Oleh : TRI RETNO HASTUTI NIM : X5212229 FAKULTAS

Lebih terperinci

Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim NIM. K

Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim NIM. K PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN JARAK BERTAHAP DAN JARAK TETAP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA LPSB HARIMAU BEKONANG SUKOHARJO USIA 14-16 TAHUN 2009 Skripsi Oleh : Mahlich Ibrahim

Lebih terperinci

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER

PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER PEMAHAMAN DAN KESIAPAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER (Studi Kasus Pada Guru Di Sekolah SMA Muhammadiyah 4 Kartasura) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH MUSEUM UKIR TRADISIONAL JAWA TENGAH DI JEPARA. Pendekatan Pada Ekspresi Ruang

PUBLIKASI ILMIAH MUSEUM UKIR TRADISIONAL JAWA TENGAH DI JEPARA. Pendekatan Pada Ekspresi Ruang PUBLIKASI ILMIAH MUSEUM UKIR TRADISIONAL JAWA TENGAH DI JEPARA Pendekatan Pada Ekspresi Ruang Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PERANTI KOHESI DAN KOHERENSI PADA TULISAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh : TITIK MINDARTI K1209067 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN

RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN RENCANA PROGRAM PEMBELAJARAN KODE : MKK-05204 MATA KULIAH/SKS : Ornamen SEMESTER/PROG. STUDI : 1 / Batik JURUSAN / FAKULTAS : Kriya / FSRD ISI Surakarta DOSEN PENGAMPU : Drs. Subandi, M.Hum. dan Drs. Agus

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN SEMISINTETIK DAN SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT HIGH SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING

ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN SEMISINTETIK DAN SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT HIGH SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH CAIRAN PENDINGIN SEMISINTETIK DAN SOLUBLE OIL TERHADAP KEAUSAN PAHAT HIGH SPEED STEEL ( HSS ) PADA PROSES END MILLING Tugas Akhir ini disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DUSUN SREMO PASCA DIBUKANYA KAWASAN WISATA WADUK SERMO DI KABUPATEN KULON PROGO

PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DUSUN SREMO PASCA DIBUKANYA KAWASAN WISATA WADUK SERMO DI KABUPATEN KULON PROGO PERUBAHAN MATA PENCAHARIAN MASYARAKAT DUSUN SREMO PASCA DIBUKANYA KAWASAN WISATA WADUK SERMO DI KABUPATEN KULON PROGO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA

PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA PENERAPAN PETA KONSEP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA (Studi Kasus Siswa Kelas VII A SMP NURIS Jember Pada Mata Pelajaran IPS Dengan Materi Tindakan Ekonomi Berdasarkan Motif Dan Prinsip Ekonomi Tahun

Lebih terperinci

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM RANGKA PEMBINAAN KESADARAN HUKUM PADA SISWA KELAS VII DI SEKOLAH

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM RANGKA PEMBINAAN KESADARAN HUKUM PADA SISWA KELAS VII DI SEKOLAH PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM RANGKA PEMBINAAN KESADARAN HUKUM PADA SISWA KELAS VII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 (Studi Deskriptif Kesadaran

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Satuan Pendidikan : SMP/MTs Mata Pelajaran : Seni Budaya Kelas / Semester : VII / Materi Pokok : SENI RUPA Sub Materi Pokok : Menerapkan Ragam Hias pada Bahan Keras

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM

SKRIPSI. Oleh : Yuyun Ismiyati NIM PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DENGAN TEKNIK PETA KONSEP SISWA KELAS IV SEMESTER GASAL SDN SLAWU 03 JEMBER

Lebih terperinci

AKHMAD MUSTOLIH NIM : X

AKHMAD MUSTOLIH NIM : X PENGGUNAAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS LULUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN KONSENTRASI OTOMOTIF UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA BERDASARKAN PREFERENSI SEKOLAH MENENGAH

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING DI KELAS X IIS 2 SMA NEGERI 7 SURAKARTA SKRIPSI Oleh: AJENG CAHYA NURANI K1211004 FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

TEKNIK SLASHQUILT PADA BLAZER SEBAGAI PAKAIAN KERJA UNTUK WANITA

TEKNIK SLASHQUILT PADA BLAZER SEBAGAI PAKAIAN KERJA UNTUK WANITA digilib.uns.ac.id i TEKNIK SLASHQUILT PADA BLAZER SEBAGAI PAKAIAN KERJA UNTUK WANITA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Seni Rupa Jurusan Kriya Seni Tekstil Fakultas

Lebih terperinci

2010/2011. Skripsi. Disusun Oleh: A DASAR FAKULTAS

2010/2011. Skripsi. Disusun Oleh: A DASAR FAKULTAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARTASURA 04 TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Skripsi Untuk

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENERAPKAN TEORI BRUNER POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR KELAS IVA SD NEGERI TAMANAN 2 TAHUN AJARAN

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENERAPKAN TEORI BRUNER POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR KELAS IVA SD NEGERI TAMANAN 2 TAHUN AJARAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MENERAPKAN TEORI BRUNER POKOK BAHASAN KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR KELAS IVA SD NEGERI TAMANAN 2 TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh Zaenol Fajri NIM 070210204383 PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Perancangan Batik Dengan Sumber Inspirasi Cerita Rakyat dan Flora Fauna Indonesia

Perancangan Batik Dengan Sumber Inspirasi Cerita Rakyat dan Flora Fauna Indonesia Perancangan Batik Dengan Sumber Inspirasi Cerita Rakyat dan Flora Fauna Indonesia Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Rupa Program Studi Kriya Seni/Tekstil

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh: NURYATI A PENGARUH KOMUNIKASI SEKOLAH DENGAN ORANG TUA DAN PERAN ORANG TUA SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MUATAN MATEMATIKA SEMESTER GASAL PADA KELAS RENDAH DI SD NEGERI 1 JAGOAN TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 SKRIPSI

Lebih terperinci