BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI & SARAN
|
|
- Ratna Sasmita
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI & SARAN 5.1 Simpulan Tujuan awal dari penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan di antara masing-masing dimensi celebrity worship dan compulsive buying dalam membeli merchandise idola pada fans JKT48 dewasa awal. Hasil penelitian menunjukkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif antara celebrity worship dimensi entertainment-social dan compulsive buying dalam membeli merchandise idola pada fans JKT48 dewasa awal, dan tidak terdapat hubungan antara celebrity worship di dimensi intense-personal dan borderlinepathological dan compulsive buying dalam membeli merchandise idola dan pada fans JKT48 usia dewasa awal. 5.2 Diskusi Penelitian mengenai hubungan celebrity worship dan compulsive buying dalam membeli merchandise pada fans JKT48 dewasa awal di Jakarta ini menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif antara celebrity worship pada dimensi entertainment-social fans JKT48 dewasa awal dan compulsive buying dalam membeli merchandise idola. Arah korelasi menunjukkan hasil positif yaitu searah, yang berarti semakin tinggi nilai celebrity worship dimensi entertainment-social individu fans JKT48 dewasa awal, maka semakin tinggi pula compulsive buying individu fans JKT48 dalam membeli merchandise idola, dan sebaliknya. Menurut Maltby (2005), individu pada celebrity worship dimensi entertainment-social melakukan kegiatan celebrity worshipper untuk kabur dari realita dan lari dari perasaan negatif. Hal ini sesuai dengan Edwards (1992) yang menyatakan bahwa individu dengan compulsive buying melakukan pembelanjaan yang berlebihan dan berulangulang untuk megurangi perasaan negatif. Dittmar (2005) juga menyatakan bahwa compulsive buying adalah sebagai suatu manifestasi individu yang mencari perbaikan suasana hati dan peningkatan rasa percaya diri dengan membeli produk atau barang. 45
2 46 Menurut Maltby (2006), individu celebrity worship dimensi entertainment-social senang membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan idola bersama teman yang mengidolakan selebriti yang sama, dan senang berada di dalam kelompok yang mempunya idola yang sama. Menurut penelitian Chiou, Huang & Chuang (2005), kekuatan pengaruh dari kelompok sosial mempengaruhi niat pembelian merchandise idola, dimana pada penelitian ini, fans JKT48 yang berada di dimensi entertainment-social yang suka berada di dalam suatu kelompok sosial sesama penggemar idola yang sama, membeli merchandise karena pengaruh kelompok sosialnya yang juga menggemari JKT48. Sedangkan, celebrity worship dimensi intense-personal dan borderlinepathological tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan compulsive buying dalam membeli merchandise idola. Hasil penelitian ini berbeda jika dibandingkan dengan penelitian serupa sebelumnya, dimana menurut hasil penelitian Maltby, dkk (2005), celebrity worship dimensi intense-personal kerap berhubungan dengan aspek mental health seperti body image, self-esteem, selfcontrol. Menurut Maltby (2005) pula, celebrity worship dimensi entertainmentsocial dan borderline pathological tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kesehatan mental. Namun penelitian lain juga menemukan bahwa keseluruhan dari skala CAS celebrity worship, cenderung menimbulkan narcissistic features, dissociation, addictive tendencies, stalking behavior, dan compulsive buying (Sansone, 2014). Penelitian Maltby et al (2004) menemukan hasil bahwa dalam hal kesehatan mental dari dimensi celebrity worship, yang secara signifikan berhubungan dengan kesehatan mental adalah dimensi intensepersonal, namun dalam penelitian ini, intense-personal tidak berhubungan dengan compulsive buying dalam membeli merchandise idola pada fans JKT48. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang sudah pernah ada, terletak pada jenis fans di dalam fandom JKT48. Menurut Satvika (2013), terdapat tiga jenis fans JKT48, salah satunya adalah fans yang benar-benar mengikuti perkembangan personil favoritnya dari waktu ke waktu, sehingga cara yang dilakukan untuk dapat memantau perkembangan tersebut adalah dengan bertemu langsung lewat pertunjukan teater, event handshake, event meet & greet dan
3 47 sebagainya, dengan kata lain membeli merchandise bukanlah prioritas yang utama. Konsep bisnis musik yang dibawa oleh JKT48 ke Indonesia berbeda dari artis lainnya di Indonesia, konsep idola lain di Indonesia adalah idola yang sudah matang, sudah siap jadi bintang terkenal dan siap dikonsumsi masyarakat, sedangkan JKT48 adalah sekumpulan remaja wanita yang tadinya sama sekali tidak bisa menari bahkan menyanyi, dan para fans secara langsung dilibatkan untuk melihat proses idolanya berkembang dari mulai tidak bisa apa-apa sampai mampu menampilkan pertunjukan menari dan menyanyi yang sempurna, saat fans terlibat di dalam proses pembentukan idolanya di JKT48, lambat laun mereka akan merasa terikat secara emosional (Documentary of MetroTV, Sudut Pandang Demi Sang Idola ), dimana jika seorang fans JKT48 merasa terikat secara emosional, ia akan mengikuti perkembangan idolanya dengan cara bertemu langsung seperti menonton pertunjukan teater, menonton konser, menghadiri acara met & greet, membeli tiket handshake. Hal ini sejalan dengan teori celebrity worship dimensi intense-personal dari Maltby (2006) dimana pada dimensi ini, individu merefleksikan perasaan intensif dan empati terhadap idolanya, hampir sama dengan tendesi obsesif dan juga merasa mempunyai ikatan secara emosional. Jika dikaitkan dengan fandom JKT48, fans yang merasa mempunyai ikatan terhadap idolanya (intense-personal), merefleksikan perasaan intensif dan empati, mereka cenderung mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu yang membuat mereka bisa bertemu langsung dengan idolanya seperti tiket pertunjukan teater, tiket handshake (bersalaman), tiket konser, tiket twoshot (foto berdua), tiket private meet & greet dan sebagainya daripada mengeluarkan uang untuk membeli merchandise. Hal ini juga berlaku pada fans JKT48 yang berada pada dimensi celebrity worship borderline-patholigical, yang sejalan dengan penelitian dari Randy & Lori (2014) menjelaskan bahwa pada tingkatan ketiga celebrity worship, individu akan menunjukkan empati yang berlebihan atas kesuksesan dan kegagalan selebriti idolanya. Pada hasil pengolahan data penelitian ini, ditemukan juga bahwa lebih banyak responden pria fans JKT48 yaitu sebanyak 228 responden, dimana persentase pada masing-masing dimensi entertainment-social adalah 78.4% atau
4 48 69 responden pria, di dimensi intense-personal sebanyak 79.5% atau 70 responden pria dan pada dimensi borderline-pathological sebanyak 74.8% atau 89 responden pria. Menurut Aoyagi (1999, dalam Darfiyanti & Putra, 2012), umumnya banyak pria dewasa yang menyukai idola wanita yang memiliki image imut, karena dari situlah didapatkan gambaran ideal yang diharapkan, yaitu sosok gadis muda yang manis, yang akan menjadi istri dan ibu yang baik, dimana hal ini mungkin saja terjadi karena idola adalah selebriti yang ditampilkan sebagai gambaran sosok pasangan ideal. Survey yang dilakukan oleh Pitra Satvika dari PT. Stratego Optima mengenai JKT48 yang melibatkan 600 responden fans JKT48, menghasilkan sekitar 82% dari keseluruhan responden adalah laki-laki. Kelemahan pada penelitian ini terletak pada kurangnya data kontrol mengenai aktivitas yang dilakukan para fans JKT48 terkait perilaku celebrity worship mereka terhadap personil JKT48, misalnya terdapat aktivitas pembelian tiket meet & greet, tiket konser, tiket utuk foto bersama, tiket handshake dan lainnya, di luar dari pembelian merchandise saja. 5.3 Saran Dengan adanya penelitian ini yang dikhususkan pada fandom JKT48, maka peneliti memberikan saran untuk penelitian serupa selanjutnya bagi peneliti yang ingin menilik lebih dalam mengenai celebrity worship dan hubungan dengan aspek mental health lainnya pada fandom JKT48. Untuk saran teoritis, peneliti selanjutnya diharapkan dapat mencantumkan data kontrol yang menjabarkan range pengeluaran pembelian merchandise idola dan pertanyaan apakah individu membeli merchandise idola secara berkala atau tidak. Karena pada penelitian ini tidak ada data kontrol mengenai biaya yang dikeluarkan untuk membeli merchandise idola. Dengan adanya data kontrol tersebut, diharapkan akan ada tambahan data yang dapat saling dihubungkan untuk hasil penelitian selanjutnya dan juga sebagai acuan dalam menentukan alat ukur yang tepat. Saran teoritis lainnya, pertanyaan penelitian untuk compulsive buying, dapat dikembangkan lebih lanjut ke arah pembelian barang yang diiklankan oleh anggota JKT48 karena konteks jual beli barang dan idola tidak hanya terjadi pada merchandise tetapi juga pada produk komersil yang
5 49 ` diiklankan selebriti(celebrity endorser). Kemudian, untuk penelitian selanjutnya pula, pertanyaan penelitian untuk compulsive buying dapat dipersempit ke arah pembelian tiket pertunjukan teater JKT48 yang rutin diadakan setiap hari, tiket handshake, tiket two-shot (foto berdua), tiket meet & greet, tiket konser dll yang tidak termasuk dalam merchandise. Peneliti juga memberi saran praktis yang dapat diterapkan langsung secara nyata, misalnya para fans JKT48diharapkan agar membuat budgeting, sehingga pos pengeluaran keuangan dalam membeli merchandise JKT48 dapat terkontrol sehingga tidak menjadi kompulsif dalam membeli. Saran praktis lainnya adalah, membuat seminar atau diskusi terbuka mengenai celebrity worship khusus bagi fans JKT48 dengan tujuan agar mereka aware dengan tingkatan celebrity worship yang mereka miliki, serta dampak positif dan negatif pada tiap tingkatan celebrity worship.
6 50
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja yang ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri ini didapat sedikit-demi sedikit
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Celebrity Worship 2.1.1 Celebrity (Idola) Celebrity adalah seseorang yang memiliki pengakuan publik dan sering memiliki ciri khas seperti daya tarik dan kepercayaan (McCracken,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korean Wave atau hallyu atau gelombang Korea adalah suatu bentuk arus peningkatan popularitas kebudayaan Korea di seluruh dunia. Gelombang hallyu pertama kali dibawa
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Celebrity Worship 2.1.1 Definisi Celebrity Celebrity adalah seseorang atau sekelompok orang yang menarik perhatian media karena memiliki suatu kelebihan atau daya tarik yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. CELEBRITY WORSHIP 1. Definisi Celebrity Worship Menyukai selebriti sebagai idola atau model adalah bagian normal dari perkembangan identitas di masa kecil dan remaja (Greene dan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean
Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi saat ini, salah satu budaya yang masih berkembang di Indonesia ialah budaya korea. Budaya korea disebut juga Hallyu atau "Korean Wave" adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berpacaran Pada tinjauan pustaka ini akan dibicarakan terlebih dahulu definisi dari intensi, yang menjadi konsep dasar dari variabel penelitian ini. Setelah membahas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fenomena pengidolaan Korean pop belakangan ini sedang banyak terjadi, Kpop atau juga dikenal dengan Hallyu atau Korean wave adalah istilah yang diberikan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di era saat ini. Selebriti seolah telah menjelma menjadi sosok nyaris sempurna
digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemujaan terhadap selebriti merupakan suatu hal yang kerap terjadi, terlebih di era saat ini. Selebriti seolah telah menjelma menjadi sosok
Lebih terperinciBAB I `PENDAHULUAN. Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada
BAB I `PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Demam korea atau yang dikenal sebagai K-pop di Indonesia telah sampai pada kalangan anak muda selama kurang lebih sepuluh tahun. Mendunianya wabah demam Korea
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia hiburan (entertainment) terjadi secara pesat di berbagai belahan dunia, tak terkecuali di Indonesia. Perkembangan tersebut membuat media massa dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat kabar,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi seperti surat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Celebrity 2.1.1. Pengertian Celebrity: Menurut Young dan Pinsky (2006) celebrity adalah seorang individu yang berhasil mencapai tingkat ketenaran yang membuat individu berhasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkatan yang lebih luas lagi yaitu menjalin sebuah interaksi dan hubungan pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalin sebuah komunikasi yang efektif, setiap manusia harus saling menjalin interaksi dengan individu lain dan lingkungan sekitar yang tidak pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak 4 tahun yang lalu, industri musik Jepang tengah mengalami pergeseran kekuasaan dan kejayaan dari para penyanyi solo bersuara merdu dan juga band beraliran Japanese-Rock,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Self-Control 2. 1. 1. Definisi Self-Control Self-control adalah tenaga kontrol atas diri, oleh dirinya sendiri. Delisi dan Berg (2006) mengungkapkan bahwa self-control berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya berdasarkan cara berpakaian, cara berjalan, cara duduk, cara bicara, dan tampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Munculnya sekelompok laki-laki ataupun perempuan yang menari dan menyanyi dalam penampilan mereka atau yang biasa disebut dengan boyband dan girlband menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evita Puspita Sari, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah bunyi yang teratur. Musik diyakini sebagai bahasa universal yang bisa memberikan kehangatan insani dan makanan ruhani bagi si pendengar (Ibrahim, 2007:95).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan seseorang harus belanja. Dari untuk memenuhi kebutuhan seharihari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belanja merupakan fenomena umum yang terjadi sekarang ini. Banyak hal yang menyebabkan seseorang harus belanja. Dari untuk memenuhi kebutuhan seharihari, pribadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan media promosi yang efektif. Iklan efektif dalam menarik. perhatian konsumen serta dapat menstimulus perilaku konsumen.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Saat ini pemasar menghadapi persaingan yang semakin ketat termasuk dalam kegiatan beriklan.dalam bidang pemasaran, iklan merupakan media promosi yang efektif. Iklan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PARASOCIAL RELATIONSHIP
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis musik K-Pop kini semakin digandrungi di Indonesia. K-Pop atau Korean Pop adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. K-Pop adalah salah satu produk
Lebih terperinci, 2015 FANATISME PENGGEMAR KOREAN IDOL GROUP PELAKU AGRESI VERBAL DI MEDIA SOSIAL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya kemajuan teknologi informasi di Indonesia berpengaruh sangat besar terhadap berbagai aspek kehidupan manusia, salah satunya adalah dengan masuknya budaya
Lebih terperinciAbstrak. celebrity worship, entertainment social, intense personal, borderline pathological. v Universitas Kristen Maranatha
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkatan dimensi Celebrity Worship pada penggemar Boyband Exo di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan Accidental Sampling sebagai teknik penarikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Advertising atau iklan bisa jadi merupakan salah satu hal yang biasa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Advertising atau iklan bisa jadi merupakan salah satu hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari setiap orang. Istilah iklan sudah tidak asing di telinga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar peran minat terhadap perilaku pembelajaran budaya Korea.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini diawali oleh rasa penasaran peneliti ketika menghadiri sebuah konser boyband asal Korea Selatan yakni MBLAQ di MEIS, Ancol Jakarta pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan pemasaran sebuah produk tidak hanya tergantung dari konsep yang canggih namun juga tidak terlepas dari dunia hiburan, termasuk bintang iklannya. Banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau Hallyu atau Korean Wave. Hallyu diartikan sebagai gelombang budaya populer
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya populer merupakan suatu budaya yang banyak diminati oleh masyarakat dan bersifat dinamis yaitu selalu berubah-ubah mengikuti pergantian zaman. Kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimakan oleh orang Korea. Di Jepang, fenomena Korean wave juga menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Budaya Korea sudah terkenal secara global di dunia mulai dari drama, boyband (grup musik pria), baju khas, hingga makanan-makanan yang biasa dimakan oleh orang Korea.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pengambilan keputusan pembelian tanpa rencana atau impulsive buying.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian kompulsif dewasa ini menjadi salah satu topik yang menarik bagi sejumlah peneliti dibidang konsumsi maupun bidang pemasaran karena dianggap sebagai akibat
Lebih terperinciWORKING PAPER PERANAN CELEBRITY WORSHIP TERHADAP BODY IMAGE PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA
WORKING PAPER PERANAN CELEBRITY WORSHIP TERHADAP BODY IMAGE PADA REMAJA AKHIR DI DKI JAKARTA Stacia Andani dan Moondore Madalina Ali Universitas Bina Nusantara, staciaandani@gmail.com ABSTRACT Adolescence
Lebih terperinciHUBUNGAN CELEBRITY WORHIP PADA IDOLA K-POP (KOREAN POP) DENGAN BODY IMAGE DI KOMUNITAS K-POP UCEE
HUBUNGAN CELEBRITY WORHIP PADA IDOLA K-POP (KOREAN POP) DENGAN BODY IMAGE DI KOMUNITAS K-POP UCEE OLEH HILDA MONICA NOKY 802011017 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian
Lebih terperinci2. LA DASA TEORI. Pengaruh tingkat pemujaan..., Rannu Rizki Fitriani, FPsi ui, Universitas Indonesia
8 2. LA DASA TEORI Bab ini dibagi ke dalam tiga subbab. Subbab pertama berisi pembahasan teori mengenai hubungan parasosial. Subbab dua membahas mengenai pemujaan selebriti. Serta teori mengenai celebrity
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam idola (idols) akhir-akhir ini sepertinya sedang mewabah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam idola (idols) akhir-akhir ini sepertinya sedang mewabah di Indonesia. Demam idola ini pada umumnya menyerang golongan remaja (Ninggalih, 2011). Fenomena ini disampaikan
Lebih terperinciHUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP TERHADAP IDOLA K-POP (KOREAN POP) DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA
HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP TERHADAP IDOLA K-POP (KOREAN POP) DENGAN PERILAKU IMITASI PADA REMAJA Nawang Nila Kusuma Nawangnila190@yahoo.com Universitas Brawijaya Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinciHubungan antara Self-Esteem dengan Perilaku Compulsive Buying pada Remaja Anggota Hansamo
Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Hubungan antara Self-Esteem dengan Perilaku Compulsive Buying pada Remaja Anggota Hansamo 1 Elviana Fitri Rangkuti, 2 Oki Mardiawan 1.2 Fakultas Psikologi, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang (www.kominfo.go.id, diakses pada 7 September
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi pada zaman modern ini membuat persaingan dalam hal pemasaran suatu produk semakin ketat. Ketatnya persaingan dunia bisnis memunculkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini memiliki tujuan yakni untuk menganalisis pengaruh Financial Success, Social Recognition, Attractive Appearance pada Compulsive Buying. Perilaku
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
120 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Perceived
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman dahulu sebagian besar manusia memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman dahulu sebagian besar manusia memenuhi kebutuhannya dengan menggunakan sistem barter (pertukaran) karena pada saat itu manusia belum mengenal uang,
Lebih terperinciPemujaan terhadap Idola Pop sebagai Dasar Intimate Relationship pada Dewasa Awal: sebuah Studi Kasus
Pemujaan terhadap Idola Pop sebagai Dasar Intimate Relationship pada Dewasa Awal: sebuah Studi Kasus Dita Darfiyanti M.G. Bagus Ani Putra Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. This instrumental-qualitative
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan individu atau objek yang diteliti yang memiliki beberapa karakteristik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di era globalisasi ini mendorong banyak individu untuk menggunakan kekreatifitasannya untuk menjadi lebih unggul dibandingkan para pesaing. John Howkins
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 5.1. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti bagaimana pengaruh niat penggemar K-Pop di Indonesia untuk mengunduh secara ilegal melalui internet terhadap
Lebih terperinciINTERAKSI PARASOSIAL
INTERAKSI PARASOSIAL (Sebuah Studi Kualitatif Deskriptif pada Penggemar JKT48) Dimas Aldi Saifuddin, Achmad Mujab Masykur* Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro d.aldisaifuddin@gmail.com, akungpsikoundip@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. girlband, boyband hingga idol grup yang mulai masuk kedalam keberagaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan industri musik di Indonesia saat ini sudah sangatlah pesat, ditandai dengan hadirnya berbagai macam jenis musik seperti grup band, girlband, boyband
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam fenomena saat ini pertumbuhan perekonomian dalam bidang bisnis bergerak semakin cepat. Banyaknya pesaing dalam bisnis yang menawarkan berbagai macam produk kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. budaya dalam negeri. Dunia musik telah mengalami perkembangan, genre musik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia hiburan di tanah air banyak memiliki ragam bintang. Salah satunya melalui industri musik yang menjadi salah satu mata pencaharian yang cukup berkembang di dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bintang film, olahragawan, atau bahkan pelawak. Fenomena yang paling sering
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir setiap orang memiliki sosok yang diidolakan, baik penyanyi, bintang film, olahragawan, atau bahkan pelawak. Fenomena yang paling sering ditemui yaitu
Lebih terperinciBAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
BAB VI MOTIVASI KHALAYAK LANGSUNG ACARA MUSIK DERINGS TRANS TV DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 6.1 Motivasi Khalayak Langsung Acara Musik Derings Motivasi merupakan suatu alasan atau dorongan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk dan pelayanan jasa saat ini sedang berkembang pesat di Indonesia. Konsumen dengan mudah memenuhi kebutuhannya karena semakin beragamnya produk. Keberagaman produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan merek suatu produk. Menurut Terence A. Shimp (2003) pemasar harus menyesuaikan endorser dengan karakter produk serta
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh para pemasar atau pelaku iklan dalam rangka membentuk citra suatu produk adalah dengan cara menghadirkan endorser
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN
20 3. METODE PENELITIAN Pada bab tiga ini akan diuraikan mengenai permasalahan, hipotesis, dan variabel penelitian, serta akan dibahas pula mengenai responden yang digunakan dalam penelitian, tipe penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika kita melakukan pembelian, seringkali bukan hanya dari segi ekonomis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ketika kita melakukan pembelian, seringkali bukan hanya dari segi ekonomis atau nilai dari barang itu sendiri yang membuat kita tertarik, tetapi juga keuntungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Sebagai sumber referensi empirik, penelitian ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Naomi dan Mayasari
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
59 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman peran keluarga pada perilaku pembelian yang kompulsif dengan cara menguji pola komunikasi keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ada dan calon konsumen, dan mereka menonjolkan image bahwa merek mereka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis menjadi semakin tajam, perusahaan berlomba-lomba untuk menawarkan merek mereka kepada konsumen yang ada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri kosmetik di Indonesia saat ini tergolong baik. Masyarakat terutama kaum wanita, semakin sadar akan pentingnya kosmetik sebagai kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak. perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berkembangnya perekonomian di Indonesia saat ini banyak perusahaan yang menggunakan iklan untuk mengenalkan ataupun mengingatkan kembali kepada konsumen tentang
Lebih terperinciLampiran 1. Saya yang bertanda tangan di bawah ini: NIM : Adalah mahasiswa S-1 Jurusan Manajemen Universitas Esa Unggul Jakarta Barat.
Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH CELEBRITY ENDORSER DAN IKLAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN HAND AND BODY LOTION CITRA MELALUI BRAND IMAGE (Studi Kasus wilayah Perumahan Villa Balaraja-Tangerang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak individu menganggap bahwa tampil menarik di hadapan orang lain merupakan suatu hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan keperluan, tetapi dapat juga dijadikan sebagai sarana refreshing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belanja adalah kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup, baik itu kebutuhan primer, sekunder, serta kebutuhan yang bersifat lux.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada zaman sekarang ini persaingan bisnis antar perusahaan semakin ketat. Perusahaan harus pintar dalam memperhatikan situasi persaingan dan cermat mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia Maya sedang dihebohkan dengan fenomena PPAP (Pen Pineaple
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia Maya sedang dihebohkan dengan fenomena PPAP (Pen Pineaple Apple Pen) yaitu sebuah video tarian dari seorang komedian Jepang yang lirik dan gaya menari
Lebih terperinci4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL
34 4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL Dalam bab ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian yang meliputi uji validitas dan reliabilitas item pada saat penelitian. Kemudian peneliti gambaran umum karakteristik
Lebih terperinci2015 PENGARUH BUDAYA K-POP TERHADAP NASIONALISME REMAJA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, negara-negara di dunia sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam berbagai hal. Perkembangan yang pesat ini kerap kali disebut globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat. global, yang biasa disebut Korean wave. Korean wave atau hallyu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pemerintah Korea Selatan dalam penyebaran budaya Korea menghasilkan sebuah fenomena demam budaya Korea di tingkat global, yang biasa disebut Korean
Lebih terperinci3. METODE PE ELITIA. Universitas Indonesia
3. METODE PE ELITIA Skripsi ini menggunakan penelitian survei, dimana partisipan diminta untuk mengisi sebuah kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner ini bertujuan untuk menguji
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menggunakan media pembelajaran flash cards dalam pembelajaran
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah dijabarkan dalam bab sebelumnya untuk menjawab hipotesa didapatkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktifitas, seperti mencari informasi, berkomunikasi, serta sarana berbelanja.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi serta pengembangan teknologi di Indonesia membuat internet menjadi media yang digemari masyarakat, karena internet dapat memberikan kemudahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan antar perusahaan sangatlah ketat. Banyak orang berlomba-lomba untuk menggunakan dan menyusun strategi pemasaran untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave, berhasil mempengaruhi sebagian besar masyarakat dunia dengan cara memperkenalkan atau menjual produk
Lebih terperinciBAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Data Penelitian Didalam kuesioner yang disebarkan kepada responden, terdapat dua bagian pertanyaan yang berbeda. Bagian pertanyaan pertama terdiri dari 12 pertanyaan,
Lebih terperincipertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran (Basu Sawsta, 2002, hal.234).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi pemasaran merupakan suatu kegiatan yang merupakan pertukaran informasi dua arah antara pihak-pihak atau lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran
Lebih terperinciGAMBARAN CELEBRITY WORSHIP PADA DEWASA AWAL DI JAKARTA
ISSN: 2087-1236 Volume 6 No. 1 Januari 2015 humaniora Language, People, Art, and Communication Studies humaniora Vol. 6 No. 1 Hlm. 1-146 Jakarta Januari 2015 ISSN: 2087-1236 ISSN 2087-1236 humaniora Language,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan persaingan di dunia usaha yang semakin kompleks, dinamis, dan serba tidak pasti, perusahaan pun dituntut untuk dapat melakukan inovasi dalam mempromosikan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab 5 akan menjabarkan kesimpulan hipotesis dari analisis seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya dan saran. Bagian pertama akan menjelaskan kesimpulan dari pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan dunia musik dan entertainment di Indonesia meningkat pesat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan dunia musik dan entertainment di Indonesia meningkat pesat. Banyak sekali artis pendatang baru yang muncul dan meraih popularitas dengan cepat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu hubungan dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hubungan dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari adanya komunikasi. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu
BAB II KAJIAN PUSTAKA Pembahasan pada bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu berdasarkan variabel-variabel yang menjadi objek
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak empat tahun yang lalu, industri musik Jepang tengah mengalami pergeseran kekuasaan dan kejayaan dari para penyanyi solo bersuara merdu dan juga band beraliran
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN ENDORSER JKT 48 DALAM IKLAN IM3 PLAY VERSI JKT 48 TERHADAP MINAT BELI KARTU PROVIDER IM3
LAMPIRAN Lampiran : kuisioner penelitian KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENGGUNAAN ENDORSER JKT 48 DALAM IKLAN IM3 PLAY VERSI JKT 48 TERHADAP MINAT BELI KARTU PROVIDER IM3 A. Gambaran Responden 1. Jenis
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara body image dan self esteem pada remaja perempuan yang mengikuti aktivitas aerobik di pusat kebugaran X di kota Bandung. Rancangan penelitian
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Model, Katou Shizuko:2) disebutkan bahwa Idol adalah sebutan bagi
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah jurnal penelitian yang dikeluarkan oleh Universitas Meiji yang berjudul AKB48 ビジネスモデルについての考察 ( AKB48 bijinesu moderu nit tsuite no kousatsu, Investigation
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) tahun 2015-2035 menjadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pernikahan bagi beberapa individu dapat menjadi hal yang istimewa dan penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah K-Pop yang merupakan singkatan dari Korean Pop adalah aliran genre musik pop yang berasal dari Negara Korea. Menurut Chua dan Iwabuchi 2008 (dalam Jung 2011
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelian kompulsif merupakan suatu proses pengulangan yang sering terjadi secara berlebihan dalam kegiatan berbelanja yang disebabkan oleh perasaan ketagihan, tertekan,
Lebih terperinciBAB 4 ANALISA HASIL. Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frekuensi Persentase.
BAB 4 ANALISA HASIL 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek penelitian pada penelitian ini adalah karyawan PT Binayasa Putra Batara. Sampel terdiri dari pria ataupun wanita, berpendidikan minimal SMA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berbelanja adalah sesuatu yang umum yang dilakukan oleh masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbelanja adalah sesuatu yang umum yang dilakukan oleh masyarakat. Meningkatnya kualitas hidup masyarakat membuat pola pikir dan kebiasaan masyarakat menjadi berubah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pemasaran yang ada dalam perusahaan sangatlah penting melihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya untuk berkembang.
Lebih terperinciHubungan antara Loneliness dan Perilaku Parasosial pada Wanita Dewasa Muda SKRIPSI MEIDIATI SEKARSARI
UNIVERSITAS INDONESIA Hubungan antara Loneliness dan Perilaku Parasosial pada Wanita Dewasa Muda (the Relationship between Loneliness and Parasocial Behavior in Young Adulthood Women) SKRIPSI MEIDIATI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di
BAB 1 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di Indonesia sudah sangat maju dan tidak kalah dengan negara lain. Begitu juga dengan selebriti baru yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Greenlight Clothing. : Jalan Soekarno Hatta no.723, Bandung Telepon :
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Greenlight Clothing merupakan perusahaan pakaian yang sebagian besar produknya adalah T-shirt. Greenlight Clothing juga merancang dan membuat sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam mempertahankan keberlangsungan hidup, berkembang serta mencapai tujuan tujuan dari perusahaan. Perusahaan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil penelitian dengan menggunakan data primer menunjukan bahwa. Probabilitas signifikansinya sebesar
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1.Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diperoleh maka dibuat kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian dengan menggunakan data primer menunjukan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan
BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Uji Korelasi Hasil dari penelitian menunjukkan Ho ditolak sehingga ada hubungan antara self-efficacy
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu membutuhkan kehadiran orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, seseorang
Lebih terperinciHUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP DENGAN INTENSI BERPACARAN: STUDI PADA FANGIRL K-POP SKRIPSI ZUHRATI DESIANA
HUBUNGAN CELEBRITY WORSHIP DENGAN INTENSI BERPACARAN: STUDI PADA FANGIRL K-POP SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh ZUHRATI DESIANA 101301069 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinci