KARAKTERISTIK KELUARGA ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR SUKU TENGGER (STUDI KASUS DESA RANU PANI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK KELUARGA ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR SUKU TENGGER (STUDI KASUS DESA RANU PANI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG)"

Transkripsi

1 KARAKTERISTIK KELUARGA ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR SUKU TENGGER (STUDI KASUS DESA RANU PANI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG) Eriska Alvia Pertiwi 1 I Nyoman Ruja 2 Budijanto 3 ABSTRAK: Ketidakmeratanya peningkatan pendidikan dibuktikan di salah satu desa di Provinsi Jawa Timur Kabupaten Lumajang Kecamatan Senduro, yakni Desa Ranu Pani. Hal tesebut mengakibatkan di Desa Ranu Pani banyak terdapat anak yang mengalami putus sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik keluarga anak putus sekolah dasar Suku Tengger yang ada di Desa Ranu Pani. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang memiliki anak putus sekolah dasar dengan jumlah 282 anak. Sampel responden diambil sebanyak 100 responden. Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan menggunakan analisis data tabulasi tunggal dalam bentuk persentase.hasil penelitian menunjukkan tingkat pendidikan orangtua anak putus sekolah dasar di Desa Ranu Pani cukup rendah, yakni mayoritas hanya sebatas SD. Sehingga menyebabkan pendapatan yang diperoleh kepala keluarga rendah belum lagi ditambah beban keluarga 5-6 orang dalam satu keluarga. Adapun penyebab lain anak tersebut putus sekolah dasar karena jarak rumah yang jauh ke sekolah, cara tempuh dengan berjalan kaki, dan waktu tempuh yang lama menyebabkan anak mengalami kelelahan fisik, dan persepsi orangtua yang menganggap pendidikan tidak penting juga menjadi penyebab anak putus sekolah. Kata kunci: Karakteristik Putus Sekolah ABSTRACK: Inequality in education improvement evidenced in one of the villages in East Java Province Senduro Lumajang District, the village of Ranu Pani. Tesebut resulted in Ranu Pani village there are many children who dropped out of elementary school. This study aimed to investigate the characteristics of primary school dropouts family Tengger tribe in the village of Ranu Pani. This research is a descriptive study using survey methods. The population is families with elementary school children with a number of 282 children. Respondent sample of 100 respondents was taken. The data in this study include primary data and secondary data. Data collection techniques used observation, interviews, and documentation by using single tabulation of data analysis in the form of a percentage. The results showed the level of parental education elementary school children in the village of Ranu Pani is low enough, the majority was limited to SD. Causing the head of the family earned income plus expenses not to mention lower family 5-6 people in one family. The other cause of the child's primary school dropouts due to the far distance of the school, how to travel by foot, and long travel time causes the child to experience physical fatigue, and the perception of parents who think education is important also to be the cause of children dropping out of school. Keyword: Characteristic Drop Out. 1 Mahasiswa jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang 2 Dosen jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang. 3 Dosen jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.

2 Banyak upaya yang sudah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan pendidikan. Mulai dari meluncurkan Dana Bantuan Operasional (BOS) pada tahun 2006, perbaikan sarana dan prasarana sekolah, penambahan tenaga ahli, dan masih banyak lainnya. Namun tidak semua program-program yang diadakan pemerintah berjalan dengan lancar. Ada saja hambatan dalam pelaksanaannya. Misalkan saja, peningkatan mutu pendidikan yang cenderung tidak rata antar daerah, sehingga pendidikan di daerah terpencil jarang diperhatikan. Adapun hambatan tersebut dikarenakan keadaan geografi, demografi, dan sosial ekonomi. Kesadaran dari pihak orangtua sangat dibutuhkan dalam perkembangan anakanaknya terutama mengenai pendidikan. Pembuktian bahwa tidak meratanya peningkatan pendidikan antar daerah, dibuktikan di salah satu desa di Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Lumajang, Kecamatan Senduro, yakni Desa Rani Pani. Desa Ranu Pani merupakan desa yang berada di Kecamatan Senduro. Dari 12 desa yang ada di Kecamatan Senduro, Desa Ranu Pani memiliki jumlah anak putus sekolah terbanyak. Hal tersebut dapat dilihat di tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Jumlah Pesrsebaran Anak Putus Sekolah Tiap-Tiap Desa di Kecamatan Senduro Tahun 2011 Desa Putus Sekolah Dasar Tamat SD Persentase Anak Putus Sekolah (%) Purworejo ,2 Sarikemuning ,2 Pandansari ,4 Senduro ,3 Burno ,5 Kandangtepus ,6 Kandangan ,6 Bedayu ,8 Bedayutalang ,1 Wonocepokoayu ,9 Argosari ,1 Ranupani ,9 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang, 2012 Dari Tabel 1.1 diketahui bahwa pada tahun 2012 Desa Ranu Pani merupakan desa dengan persentase anak putus sekolah terbesar bila dibandingkan dengan desa lain yakni 85,9%. Kondisi tersebut memberikan pertanyaan besar mengenai karakteristik pendidikan yang ada di Desa Ranu Pani. Desa Ranu Pani adalah desa yang terletak di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Letaknya jika diukur dari Ibu Kota Kecamatan Senduro 28 km, waktu tempuh 1,5-2 jam perjalanan, sedangkan jarak ke Ibu Kota Kabupaten Lumajang 46 km dengan waktu tempuh 2,5 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor. Desa ini terletak tepat di lereng Gunung Semeru dengan ketinggian sekitar 2200 mdpl dan dengan suhu ± C. Dengan jumlah penduduk orang (BBTNBTS, 2010).

3 Desa Ranu Pani adalah desa yang didiami oleh masyarakat Suku Tengger dan akses menuju ke desa tersebut sangat susah. Jarak yang cukup jauh dengan Ibukota Kecamatan menjadikan Desa Ranu Pani kurang mendapatkan perhatian dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang telah di dapat masyarakat Desa Ranu Pani tidak berperan besar dalam memajukan pola berpikir mereka. Para orang tua mengirim anaknya ke bangku SD hanya untuk bisa membaca, menulis, dan berhitung saja dan hanya sebagai pengisi waktu luang. Bukan hanya itu saja, ketika tiba Upacara Kasodo anak-anak yang bersekolah di SD Ranu Pani meliburkan diri. Ada faktor lain yang menjadi penghambat majunya pendidikan di Desa Ranu Pani. Tenaga pendidik yang kurang adalah salah satu faktor yang mendukung. Di Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang masih banyak terdapat anak petani yang putus sekolah, adapun mereka yang melanjutkan sekolah hanya pada batas tingkat SMP sederajat. Itupun jika orang tua mereka bekerja sebagai petani mampu untuk membiayai pendidikan anak mereka. Faktor biaya masih banyak faktor yang mungkin bisa menjadi alasan kuat terhadap terjadinya putus sekolah pada jenjang pendidikan dasar. Beban tanggungan keluarga juga merupakan faktor penyebab terjadinya putus sekolah, keluarga dengan penghasilan yang relatif kecil ditambah lagi dengan jumlah beban tanggungan keluarga yang besar akan memberikan dampak terhadap sempitnya pemberian kesempatan o,rangtua bagi anak-anaknya untuk berpartisipasi dalam pendidikan. Oleh karena itu penulis terdorong ingin meneliti mengenai Karakteristik Keluarga Anak Putus Sekolah Dasar Suku Tengger (Studi Kasus di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang) METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena bertujuan untuk memperoleh gambaran dan jawaban atas pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam rumusan masalah dan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai kondisi anak putus sekolah dasar pada masyarakat Suku Tengger di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. Berdasarkan metode pelaksanaannya penelitian ini tergolong penelitian survey. Metode penelitian survey dilakukan karena tidak semua anggota populasi dijadikan contoh atau sampel, sehingga hanya sebagian anggota populasi yang dijadikan sampel dengan jumlah populasi sebanyak 282 anak dan menggunakan sampel sebanyak 100 KK. Sumber datanya adalah primer yakni kepala keluarga yang mempunyai anak putus sekolah dasar, serta data sekunder meliputi kondisi geografi dan kependudukan

4 yang diperoleh dari instansi Dinas Pendidikan, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS), dan Pemerintah Daerah. Analisis yang digunakan untuk karakteristik siswa putus sekolah dasar ini adalah deskriptif dengan tabulasi tunggal. KONDISI GEOGRAFI Desa Ranu Pani merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang dengan luas kecamatan mencapai 208,68 Km 2 yang termasuk ke dalam Seksi Pengelolaan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS). Desa Ranu Pani terletak pada ketinggian 2200 m dpl. Desa Ranu Pani menjadi desa pada tanggal 19 Desember 2005 oleh pemerintah Kabupaten Lumajang dan termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Senduro. Desa Ranu Pani memilki luas 35,79 Km 2 yang terbagi menjadi dua dukuh yaitu, Mbedog Asu dan Besaran. Batas utara Ranu Pani adalah Resort Pengelolaan Taman Nasional (RPTN) Tengger Laut Pasir, sebelah selatan berbatasan dengan RPTN Darungan, sebelah selatan berbatasan dengan RPTN Patok Picis, RPTN Kunci, RPTN Taman Satriyan dan sebelah timur berbatasan dengan RPTN Seroja, RPTN Candipuro (BBTNBTS 2010). Berdasarkan klasifikasi tipe iklim oleh Schmidt dan Ferguson (1951) kawasan Ranu Pani termasuk dalam iklim C. Suhu udara rata-rata mencapai 10 0 C, curah hujan di Ranu Pani cukup tinggi yaitu, dengan nilai Q=33,3-60%. Ranu Pani dapat dicapai melalui dua jalur yaitu dari arah Lumajang melalui Senduro (±50 Km) dan dari arah Tumpang - Malang (±53 Km). Daerah Ranu Pani memperolah air tanah dari air hujan yang merembes melalui sebaran batu gunung, bergerak masuk ke dalam lapisan batuan di bawah batu lempung yang kedap air. Untuk keperluan sehari-hari masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pani diperoleh dari bukit, yaitu dari sumber air Amprong dekat Gunung Ayek-ayek yang berjarak kurang lebih 4-5 Km dari Ranu Pani. Jenis tanah daerah ini termasuk jenis regosol dan latosol dengan kelas tanah 5, artinya bahwa tanah di daerah ini sangat peka terhadap erosi. Berdasarkan hasil registrasi penduduk yang sudah dilakukan Pemerinah Kabupaten Lumajang tahun 2011 diperoleh jumlah penduduk di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro adalah 1259 jiwa dengan 625 jiwa penduduk laki-laki dan 634 jiwa penduduk perempuan. Desa Ranu Pani terdiri dari 300 KK dengan kepadtan penduduk 35 jiwa per Km 2 dan tingkat pendidikan masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pani sangat rendah. Hal tersebut terbukti dari rendahnya jumlah masyarakat yang mengecap pendidikan SD yaitu sebanyak 382 jiwa dibandingkan dengan jumlah masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pani yang putus sekolah yang mencapai 282 jiwa. Pada umumnya masyarakat Suku Tengger Desa Ranu Pani hanya

5 berpendidikan sampai dengan Sekolah Dasar (SD). Hal tersebut disebabkan jauhnya akses untuk mencapai Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), serta jarangnya kendaraan umum untuk mencapai sekolah tersebut. HASIL PENELITIAN Penyajian data dalam penelitian ini didasarkan data yang terkumpul dari penelitian di lapangan. Dimana hasil penelitian ini meliputi pendidikan terakhir yang ditempuh orang tua khususnya kepala keluarga, pendapatan, beban tanggungan keluarga, aksesibiltas dari rumah ke sekolah, dan persepsi kepala keluarga terhadap pendidikan anak yang putus sekolah dasar. 1. Pendidikan Orangtua Adapun hasil penelitian menegenai pendidikan yang ditempuh orangtua anak yang mengalami putus sekolah dasar sebagai berikut: Tabel 1.2 Pendidikan Orangtua Anak Putus Sekolah Dasar di Desa Ranu Pani Pendidikan Orangtua Frekuensi Presentase SD SMP 2 2 SMA 0 0 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa orangtua yang mempunyai anak putus sekolah dasar mengenyam pendidikan terakhir sampai tingkat SD sebesar 98 responden (98%), sedangkan tingkat SMP sebesar 2 responden (2%), dan orangtua yang memiliki pendidikan terakhir SMA adalah 0 atau tidak ada orangtua yang menempuh pendidikan terakhir pada tingkat SMA. Kondisi ini jelas memberikan gambaran bahwa rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki orangtua siswa yang mengalami putus sekolah di Desa Ranu Pani. Kondisi tersebut jelas akan berdampak terhadap cara pandang seseorang terhadap sesuatu hal termasuk juga terhadap pendidikan anak. 2. Pendapatan Keluarga Untuk mengetahui pendapatan responden dapat dilihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Pendapatan Keluarga Anak Putus Sekolah Dasar di Desa Ranu Pani Pendapatan (Rp/bulan) Frekuensi Persentase < < < >

6 Berdasarkan tabel hasil penelitian yang sudah dilakukan mayoritas responden memiliki pendapatan sekitar < rupiah sebanyak 56 responden (56%). Responden yang memiliki pendapatan < rupiah sebanyak 18 responden (18%), < rupiah sebanyak 22 responden (22%), dan untuk yang > rupiah sebanyak 4 responden (4%). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa anak yang mengalami putus sekolah dasar terbesar dari keluarga yang memiliki pendapatan < rupiah. Dari hasil kuesioner diketahui rata-rata pendapatan orangtua siswa anak putus sekolah sebesar /bulan. 3. Beban Tanggungan Keluarga Kebutuhan tersebut salah satunya adalah pendidikan, sebagian besar dari anak yang mengalami putus sekolah adalah yang berasal dari keluarga dengan jumlah beban tanggungan orangtua yang banyak. Tabel 1.4 Beban Tanggungan Keluarga Anak Putus Sekolah Dasar di Desa Ranu Pani Jumlah Beban Tanggungan Keluarga (jiwa) Frekuensi Persentase > Di tabel 1.4 diketahui bahwa sebagian besar anak yang mengalami putus sekolah adalah berasal dari keluarga yang memiliki jumlah tanggungan antara 5-6 jiwa yakni sebanyak 37 responden (37%). Anak putus sekolah yang berasal dari keluarga dengan jumlah beban tanggungan antara 3 4 jiwa yakni sebesar 28 responden (28%). Anak yang mengalami putus sekolah yang berasal dari keluarga yang jumlah beban tanggungan >6 jiwa yakni sebesar 22 responden (22%). Sedangkan yang paling kecil jumlah beserta persentasenya adalah keluarga dengan beban tanggungan 1 2 jiwa sebanyak 13 responden (13%). Dilihat dari kondisi tersebut jelas terlihat bahwa anak yang mengalami putus sekolah dasar berasal dari keluarga yang memiliki beban tanggungan yang lebih dari 2 jiwa, yakni 3 jiwa hingga lebih atau sama dengan 6 jiwa. Tabel 1.5 Jumlah Anak Putus Sekolah Dasar Tiap Keluarga di Desa Ranu Pani Jumlah Anak Putus Sekolah Dasar Tiap Keluarga (jiwa) Frekuensi Persentase

7 Dari tabel 1.5 dapat diketahui bahwa mayoritas setiap keluarga di Desa Ranu Pani memiliki anak putus sekolah dasar 2 anak sebanyak 39 responden (39%). Keluarga yang memiliki anak putus sekolah dasar 1 anak sebanyak 35 responden (35%) dan untuk keluarga yang memiliki anak putus sekolah dasar 3 anak sebanyak 19 responden (19%), sedangkan keluarga yang memiliki anak putus sekolah dasar 4 anak sebanyak 7 responden (7%). Hal tersebut menunjukkan dari 100 keluarga terdapat 198 anak yang mengalami putus sekolah dasar di Desa Ranu Pani. 4. Jarak Rumah Siswa Dengan Sekolah a. Jarak Untuk mengetahui jarak tempat tinggal responden dengan sekolah yang di tuju dapat dilihat pada tabel 1.6 di bawah ini. Tabel 1.6 Jarak Rumah Ke Sekolah Jarak (km) Frekuensi Persentase < < < Berdasarkan tebel di atas mayoritas jarak tempat tinggal responden dengan sekolah terdapat pada retang 1 <2 km sebanyak 48 responden (48%). Jarak terdekat responden terdapat pada rentang <1 km sebanyak 19 responden (19%), jarak 2 <3 km sebanyak 21 responden (21%), dan jarak terjauh 3 km sebanyak 12 responden (12%). Kondisi dilapangan menunjukkan bahwa jarak dapat mempengaruhi kondisi putus sekolah berkaitan dengan waktu dan kelelahan fisik yang akan dialami anak menjadi salah satu pertimbangan orangtua dalam memilihkan sekolah untuk anak-anaknya, ataupun untuk memutuskan keberlanjutan sekolah anaknya. b. Cara Tempuh Untuk mengetahui cara tempuh yang digunakan dapat dilihat tabel 1.7 di bawah ini: Tabel 1.7 Cara Tempuh Menuju Sekolah Cara Tempuh Frekuensi Persentase Jalan kaki Diantar Berdasarkan tabel diketahaui bahwa anak yang mengalami putus sekolah untuk menempuh sekolahnya adalah dengan cara jalan kaki dan diantar orangtuanya. Anak-anak lebih memilih jalan kaki karena orangtua tidak sempat mengantar anaknya ke sekolah, dan

8 adapun orangtua yang mengantar anaknya ke sekolah dikarenakan tempat orangtua bekerja dan sekolah searah. Selain itu anak-anak memilih jalan kaki atau diantar orangtua karena di daerah itu tidak ada transportasi umumyang dapat digunakan untuk menuju sekolah, karena pada daerah ini mempunyai topografi berbukit-bukit serta terpelosok sehingga pemerintah tidak menyediakan alat transportasi untuk daerah tersebut. Adapun alat transportasi pribadi seperti truk sayur, sepeda motor, dan pick up. Hal ini tentusaja akan memberikan pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan belajar anak di sekolah, karena anak mengalami kelelahan fisik setiap harinya untuk menempuh sekolah. Hal tersebut dapat dibaca pada Tabel 5.5 di atas bahwa anak yang pergi ke sekolah dengan jalan kaki lebih banyak yakni 79 responden (79%) dibandingkan yang diantar sebanyak 21 responden (21%). c. Waktu Tempuh Berikut merupakan paparan data dari hasil penelitian di lapangan mengenai waktu tempuh ke sekolah bagi anak-anak yang mengalami putus sekolah dasar di Desa Ranu Pani. Tabel 1.8 Waktu Tempuh Menuju Sekolah Waktu tempuh (menit) Frekuensi Persentase < < < Berdasarkan tabel 1.8 diketahui bahwa anak yang mengalami putus sekolah paling banyak yakni 33 responden (33%) adalah anak yang memiliki waktu tempuh kesekolah antara 60 <90 menit. Untuk anak putus sekolah yang memiliki waktu tempuh <30 menit sebanyak 27 responden (27%), anak yang memiliki waktu tempuh 30 <60 menit sebanyak 22 responden (22%), dan yang paling sedikit anak putus sekolah dengan waktu tempuh 90 menit sebanyak 18 responden (18%). Kondisi demikian memberikan sedikit gambaran bahwa waktu tempuh memberikan dampak terhadap kesempatan anak untuk dapat melanjutan sekolahnya, hal ini berkaitan dengan kelelahan fisik yang harus dialami anak apalagi cara tempuh ke sekolahnya adalah jalan kaki sehingga mempengaruhi terhadap minat anak dan juga orangtua untuk memberikan keputusan terhadap keberlanjutan sekolah anak pada jenjang sekolah dasar. 5. Persepsi Orangtua Terhadap Pendidikan Untuk mengetahui persepsi orangtua dalam pendidikan dapat dilihat pada tabel 1.9 berikut.

9 Tabel 1.9 Persepsi Orangtua Anak Putus Sekolah Tentang Pendidikan Pendapat Frekuensi Persentase Sangat Setuju 8 8 Setuju Tidak setuju Sangat tidak setuju Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahhui bahwa mayoritas persepsi orangtua mengenai pendidikan adalah 52 responden (52%) menjawab tidak setuju dengan pendidikan, 17 responden (17%) menjawab sangat tidak setuju, 23 responden (23%) menjawab setuju, dan 8 responden (8%) menjawab sangat setuju. Alasan orangtua mengatakan tidak setuju mengenai pendidikan dikarenakan mereka menganggap pada dasarnya sekolah akan menghabiskan biaya, dan nantinya anak mereka akan bekerja. Oleh sebab itu, orangtua mengambil keputusan untuk memperbolehkan anaknya untuk putus sekolah. 6. Kegiatan Anak Setelah Tidak Melanjutkan Sekolah Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kegiatan anak setelah tidak sekolah dapat dilihat pada tabel 1.10 berikut. Tabel 1.10 Kegiatan Anak Setelah Putus Sekolah di Desa Ranu Pani Jeni kegiatan Frekuensi Persentase Bekerja Menikah Membantu di rumah 3 3 Berdasarkan hasil penelitian kegiatan anak setelah tidak sekolah sebanyak 74 responden (74%) memilih bekerja, 23 responden (23%) memilih menikah, dan 3 responden (3%) memilih membantu di rumah. Kegiatan anak bekerja setelah mamutuskan sekolah dikarenakan tenaga mereka memang dibutuhkan di ladang dan orangtua mereka merasa usia anak sudah cukup untuk membantu di ladang, karena anak Suku Tengger meskipun usianya masih muda, namun mereka memiliki tubuh yang besar-besar. Sama halnya dengan anak perempuan Suku Tengger, meskipun usia mereka masih muda tetapi sudah dinikahkan dengan laki-laki yang usianya lebih tua. Jika tidak menikah anak perempuan membantu di rumah seperti menyapu, memasak, dan mencuci. PEMBAHASAN 1. Kondisi pendidikan Tingkat pendidikan orangtua yang mempunyai anak putus sekolah dasar di Desa Ranu pani tergolong rendah. Menurut Sumardi (1982), menyatakan bahwa pendidikan rendah

10 adalah orangtua yang tidak pernah sekolah formal dan hanya pernah menduduki sekolah dasar. Mayoritas pendidikan terakhir orangtua mencapai lulus sekolah dasar atau SD dari seluruh orangtua yang memiliki anak putus sekolah dasar. Oleh sebab itu rendahnya pendidikan terakhir orangtua menyebabkan rendahnya kepedulian orangtua untuk memberikan pendidikan yang tinggi dan berkualitas untuk masa depan anak. 2. Kondisi pendapatan Pendapatan orangtua sangat erat hubungannya dengan pendidikan anak sehingga anak dapat memperoleh pendidikan yang baik atau tidak. Pendidikan merupakan hal yang tidak lepas dengan biaya. Sehingga kecilnya pendapatan akan menghambat pendidikan seoranga anak. Di dalam penelitian ini ditemukan bahwa orangtua memiliki anak yang putus sekolah dasar mayoritas berpenghasilan rendah atau pas-pasan dengan kisaran < rupiah. Tentunya dengan pendapatan tersebut akan sulit untuk memenuhi kebutuhan anak dalam hal pendidikan. Oleh sebab itu, kondisi pendapatan dapat menentukan keberlangsungan pendidikan anak. 3. Kondisi Beban Tanggungan Di hasil penelitian ini ditemukan bahwa semakin besar jumlah beban tanggungan keluarga, maka anak yang mengalami putus sekolah semakin besar. Di penelitian ini juga ditemukan bahwa bukan hanya anak yang menjadi beban tanggungan keluarga, melainkan ada pihak lain yang menjadi beban tanggungan keluarga seperti menantu, mertua, dan ponakan yang menurut hasil penelitian 37 responden (37%) memiliki 5 6 jiwa beban tanggungan dalam satu keluarga berpotensi menyebabkan anak putus sekolah dan tiap keluarga mayoritas memiliki anak putus sekolah dasar 3 anak sebanyak 37 responden (37%). Oleh sebab itu, selain pendapat beban tanggungan keluarga juga perlu diperhatikan. 4. Kondisi Aksesibilitas Aksesibilitas adalah mudahnya sekolah untuk dijangkau dari rumah siswa. Dalam aksesibilitas terdapat sarana dan prasarana penentu dalam dunia pendidikan. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah alat atau jarak menuju sekolah. Jarak sangat berpengaruh dalam aktivitas manusia dalam bidang apapun. Jika permasalahan aksesibilitas tidak ditanggulangi dapat menimbulkan masalah pendidikan yang lain seperti menurunnya minat atau motivasi belajar siswa hingga berujung pada penurunan mutu pendidikan dan banyaknya anak putus dan tidak sekolah. Mayoritas jarak tempat tinggal responden dengan sekolah terhadap pada rentang 1 2 km sebanyak 48 responden (48%).

11 Berdasarkan pola responden menunjukkan semakin dekat jarak rumah ke sekolah maka semakin besar anak putus sekolah. Sebaliknya, semakin jauh jarak dari rumah ke sekolah, semakin sedikit anak yang mengalami putus sekolahh. Hal tersebut dikarenakan meskipun jarak 1-2 Km terhitung dekat, tidak adanya transportas umum seperti becak dan ojek karena topografi desanya yang berbukit-bukit dan jalanan yang rusak menyebabkan anak-anak tersebut mengalami kelelahan fisik karena perjalanan yang mereka tempuh dengan berjalan kaki. Oleh sebab itu, faktor jarak menjadi salah satu latar belakang untuk mengambil keputusan pendidikan bagi anaknya. Tidak adanya transportasi umum karena topografi yang berbukit tersebut menjadikan jalan kaki atau mengendarai motor sebagai alat transportasi yang efisien untuk mencapai tempat yang ingin dituju. Namun dalam hal ini anak-anak yang ingin mencapai sekolah hanya bisa jalan kaki karena kesibukan orangtua ke ladang sehingga tidak dapat mengantar anak-anaknya ke sekolah. Oleh sebab itu anak memilih untuk putus sekolah. Jadi variabel aksesibilitas dapat menjadi latar belakang anak untuk putus sekolah. 5. Persepsi Orangtua Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas persepsi orangtua terhadap pendidikan adalah 52 responden (52%) tidak menyetuju pendidikan, 17 responden (17%) sangat tidak menyetujui pendidikan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa 69 responden setuju bahwa anak mereka putus sekolah. Orangtua beranggapan bahwa sekolah itu penting tetapi hanya sekedar bisa baca, tulis, dan berhitung saja sudah cukup sehingga tak heran di Desa Ranu Pani banyak anak yang buta huruf. Karena semakin lama anak tidak mengasah kemampuannya maka kemampuan tersebut akan hilang, kemampuan yang dimaksud adalah baca, tulis, dan berhitung. Padahal pada kenyataannya hanya bisa itu saja tidak cukup untuk memenuhi tuntutan jaman yang sudah maju. Dan hal itu terbukti setelah melakukan penelitian di lapangan, masih banyak anak anak yang buta huruf. Sehingga anak-anak tersebut diarahkan oleh orangtuanya untuk membantu bekerja di ladang dan mendapat penghasilan. Berdasarkan hasil penelitian kegiatan anak setelah putus sekolah adalah membantu orangtua di ladang/bekerja sebanyak 74 responden (74%), untuk sisanya 23 responden (23%) memilih menikah, dan 3 responden (3%0 memilih membantu di rumah. Untuk yang memilih menikah, di Desa Ranu Pani bukanlah hal yang baru. Karena di sana anak perempuan yang memiliki tubuh besar dan cantik akan segera dilamar dan dinikahkan. Usia anak perempuan tersebut berkisar antara tahun sudah di nikahkan. Bahkan ada pengalaman anak usia

12 kelas 5 SD yakni usia 11 tahun sudah tinggal satu rumah dengan calon suaminya. Selain itu lingkungan masyarakat juga mempengaruhi keputusan untuk tidak menyekolahkan anaknya atau putus sekolah. Oleh sebab itu, persepsi orangtua dan lingkungan masyarakat dapat mempengaruhi keputusan anak dalam keberlangsungan pendidikan. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dijabarkan pada BAB V, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa kondisi orangtua yang mempunyai anak putus sekolah sebagai berikut: 1. Tingkat pendidikan orangtua yang mempunyai anak putus sekolah dasar di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang mayoritas hanya lulusan sekolah dasar (SD). 2. Tingkat pendapatan orangtua yang memiliki anak putus sekolah dasar di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang mayoritas memiliki pendapatan < Beban tanggungan orangtua yang memiliki anak putus sekolah dasar di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang mayoritas memiliki beban tanggungan 5-6 jiwa. 4. Kondisi aksesbiltas siswa yang putus sekolah di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang di pengaruh oleh dua indikator, yaitu jarak dan cara tempuh. Jarak tempuh dari rumah menuju sekolah siswa yang mengalami putus sekolah dasar di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang cukup jauh bagi anak sekolah dasar yakni 1-2 Km dan cara tempuh yang dilakukan setiap harinya dengan berjalan kaki karena di desa tersebut tidak ada transportasi umum yang disebabkan Desa Ranu Pani memiliki topografi yang berbukit bukit dan jalanan di sana rusak parah. 5. Persepsi orangtua yang memiliki anak putu sekolah di Desa Ranu Pani Kecamatan Saran Senduro Kabupaten Lumajang menyatakan tidak setuju mengenai pendidikan. Mereka menganggap pendidikan dan bersekolah akan menghabiskan biaya karena anak ujungujungnya akan bekerja di ladang juga. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diajukan saran-saran untuk dipertimbangkan oleh pihak berwenang, sebagai berikut:

13 1. Pemerintah daerah perlu terus mengadakan sosialisasi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pendidikan tentunya dengan mengikut sertakan para tokoh masyarakat di desa tersebut mengenai pentingnya bersekolah hingga kepelosok pegunungan serta daerah yang terpencil secara berkelanjutan. 2. Memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan dan juga sarana transportasi sehingga dapat memudahkan menuju sekolah. 3. Mempertegas aturan tentang pernikahan anak usia dini di Desa Ranu Pani Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang. 4. Pemerintah desa diharapkan terus mengdakan pendataan mengenai anak yang putus sekolah dasar setiap daerah secara merata. Data ini, kemudian dijadikan landasan dalam memutuskan suatu kebijakan yang menjadi pedoman untuk meningkatkan pendidikan di daerah terpelosok. 5. Pemerintah daerah diharapkan ikut turut terjun langsung kelapangan. Hal ini dimaksudkan agar pemerintah tau persis gambaran keadaan di Desa Ranu Pani khususnya mengenai pendidikan, karena tidak semua data yang diterima pusat merupakan data yang valid. 6. Diharapkan adanya kesadaran guru-guru di Desa Ranu Pani dalam pelaksanaan pendidikan setiap harinya dan diharapkan juga adanya komunikasi yang baik antara guru dan siswa agar tercapainya tujuan pendidikan. 7. Berhubung adanya keterbatasan waktu diharapkan bagi peneliti lanjut meneliti mengenai Motivasi Anaka Untuk Melanjutkan Sekolah. DAFTAR RUJUKAN Badan Pusat Statistik Kabupaten Lumajang Kabupaten Lumajang Dalam Angka Lumajang. Lumajang: BPS BBTNBTS Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Lumajang: BBTNBS Dinas Pendidikan Data Anak Putus Sekolah Dasar Kabupaten Lumajang: Dinas Pendidikan Kabupaten Lumajang Moleong, Lexy Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Bandung Sumardi, Mulyanto Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok (Hans-Dieter Evers, Ed). Jakarta: CV Rajawali. Tika, Pabundu Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Rineka Cipta.

KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR. Galuh Perdana Rahmanto

KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR. Galuh Perdana Rahmanto KARAKTERISTIK KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANAK TIDAK MELANJUTKAN SEKOLAH KE TINGKAT SMA DI KECAMATAN PANGGUNGREJO KABUPATEN BLITAR Galuh Perdana Rahmanto Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SD TIDAK MELANJUTKAN KE SLTP DI DESA MARGA BATIN KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SD TIDAK MELANJUTKAN KE SLTP DI DESA MARGA BATIN KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 1 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK LULUSAN SD TIDAK MELANJUTKAN KE SLTP DI DESA MARGA BATIN KECAMATAN WAWAY KARYA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2009-2012 Oleh Indah Novita Dewi*, Zulkarnain**, Rahma Kurnia

Lebih terperinci

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah

Hubungan Kondisi Sosial... Isrokiyah HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN PERKAWINAN USIA DINI REMAJA PUTRI DI DESA TLOGOPUCANG DAN DESA CARUBAN KECAMATAN KANDANGAN KABUPATEN TEMANGGUNG THE CORRELATION OF PARENTS SOCIAL ECONOMIC

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR MENURUNNYA JUMLAH SISWA SD NEGERI 1 DESA RUKTI SEDIYO KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Tika Widyawati 1, Buchori Asyik 2, Irma Lusi Nugraheni 3 This research is a case study which aims to

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara.

Kata Kunci: Tingkat kesejahteraan, pendapatan, supir angkut batubara. Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga (Khodijah) TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA SUPIR ANGKUT BATUBARA DI KECAMATAN MERAPI TIMUR KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN Oleh: Khodijah, Program Studi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 130 ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA BERDASARKAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT DESA TEGALSARI KECAMATAN TEGALSARI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2015 Vina Shofia Nur Mala 1, Bambang Suyadi 1, Retna

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan: IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Wilayah Sukaraja Atas 1. Letak Geografis dan Luas Berdasarkan administrasi pengelolaan Kawasan Hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Resort Sukaraja Atas sebagai

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI

KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI KEADAAN SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI SAWAH TADAH HUJAN DI DESA BALINURAGA TAHUN 2016 (JURNAL) Oleh PUTU NILAYANTI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR DI DESA SUMBER JAYA. (Leni widianingsih, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa)

ABSTRAK PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR DI DESA SUMBER JAYA. (Leni widianingsih, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa) ABSTRAK PERSEPSI ORANG TUA TERHADAP ANAK PUTUS SEKOLAH DASAR DI DESA SUMBER JAYA (Leni widianingsih, Adelina Hasyim, Yunisca Nurmalisa) The purpose of this is to analyse and explain perception of parents

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI WANITA SEBAGAI KEPALA KELUARGA DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT (JURNAL) Oleh NANDA FITRIANI

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI WANITA SEBAGAI KEPALA KELUARGA DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT (JURNAL) Oleh NANDA FITRIANI KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI WANITA SEBAGAI KEPALA KELUARGA DI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT (JURNAL) Oleh NANDA FITRIANI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KELURAHAN GEDONG MENENG KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN2012

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KELURAHAN GEDONG MENENG KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN2012 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK PUTUS SEKOLAH PADA TINGKAT SMA DI KELURAHAN GEDONG MENENG KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN2012 Olvrias Tenisa Ajis, I Gede Sugiyanta*, Zulkarnain** Abstract: This

Lebih terperinci

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela

ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh. Susi Novela ANALISIS PENDAPATAN PETANI KARET YANG ANAKNYA TIDAK MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI (JURNAL) Oleh Susi Novela FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2017 Analisis Pendapatan

Lebih terperinci

Edu Geography

Edu Geography Edu Geography 1 (2) (2013) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI ANAK PADA JENJANG PENDIDIKAN TINGGI Agus Arifin,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada

V. GAMBARAN UMUM LOKASI. Cicurug memiliki luas sebesar hektar. Kecamatan Cicurug terletak pada V. GAMBARAN UMUM LOKASI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Keadaan Umum Kecamatan Cicurug Kecamatan Cicurug berada di bagian Sukabumi Utara. Kecamatan Cicurug memiliki luas sebesar 4.637 hektar.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Brosot, secara administratif terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Brosot merupakan akses masuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar. Adapun jarak desa Pulau BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Secara geografis desa Pulau Rambai merupakan desa yang termasuk ke dalam pemerintahan Kecamatan Kampar TimurKabupaten Kampar.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Belitung Timur adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 sejak tanggal 25 Februari

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 1 KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 Rini Susanti, Buchori Asyik, I Gede Sugiyanta This research aims to know the characteristics

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011

KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 KARAKTERISTIK PETANI KOPI DI DESA BUKIT KEMUNING KECAMATAN BUKIT KEMUNING KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2011 Rini Susanti, Buchori Asyik, I Gede Sugiyanta Abstract: This study aimed to investigate the

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Desa Cikalong merupakan salah satu dari 13 desa di dalam wilayah Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Propinsi Jawa Barat yang terletak di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN PENDAPATAN INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENGRAJIN DI DESA MELIKAN KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN HOME INDUSTRY INCOME RELATIONSHIP WITH PROSPERETY LEVEL

Lebih terperinci

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK 1 ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK Nanik Oktavia ¹, Trisnaningsih ², Zulkarnain ³ This study aimed to determine the effect of education

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002,

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002, BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dilaksanakan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 6186/Kpts-II/2002, tanggal 10 Juni 2002. Selanjutnya

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 24 BAB IV GAMBARAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Desa Parakan adalah desa yang terletak di kecamatan Ciomas, kabupaten Bogor, provinsi Provinsi Jawa Barat merupakan daerah padat penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota

I. PENDAHULUAN. tempat hidup setiap warga kota. Oleh karena itu, kelangsungan dan kelestarian kota I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, pendidikan dan kesehatan berpengaruh terhadap kebutuhan transportasi yang semakin meningkat. Dari fakta

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas Kelurahan Sumber Agung secara Administratif masuk dalam Kecamatan Kemiling Kota Bandar Lampung. Letak Kelurahan Sumber

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

III METODE PENELITIAN. (1999:63), adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif yaitu metode yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan secara objektif. Menurut

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER Moh. Taufiq Fudloli *) & Sukidin **) Abstract: Working age population is the population

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 28 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Luas Wilayah Kelurahan Pasir Mulya merupakan salah satu Kelurahan yang termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor. Dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN BAB III DESKRIPSI WILAYAH DAERAH PENELITIAN Dalam bab ini akan dibahas bagaimana letak, batas dan luas daerah penelitian, morfologi daerah penelitian, iklim daerah penelitian, dan keadaan penduduk daerah

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN 2.1. Letak dan Lokasi Desa Bangun merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Jarak Desa Bangun ke Ibukota kecamatan sekitar 7 km,

Lebih terperinci

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015

Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 2 Karakteristik Sosial Ekonomi Kepala Rumah Tangga Di Perumahan Permata Biru Kelurahan Sukarame Tahun 2015 (Jurnal) Oleh: Aditya Murdani 0853034003 Pembimbing 1 Pembimbing 2 Pembahas : Drs. I Gede Sugiyanta,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam

HASIL DAN PEMBAHASAN. pemerintahan dalam memberikan pelayanan publiknya wilayah ini dibagi kedalam IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Desa Mekarjaya merupakan salah satu dari 13 (tiga belas desa) yang berada di Kecamatan Bungbulang. Kecamatan Bungbulang merupakan salah satu

Lebih terperinci

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian Jurnal Geografi Volume 13 No 1 (43 dari 100) Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH (APS) PADA MASYARAKAT PESISIR DAN PERAN ORANG TUA DALAM

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (8) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo Karakteristik Pasangan Usia Subur yang Tidak Mengikuti Program Keluarga Berencana di Kecamatan Kedungwuni Kabupaten

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Timur Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang Undang Nomor 12 Tahun 1999, diresmikan pada tanggal 27 April 1999 dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KEPALA KELUARGA YANG BERTEMPAT TINGGAL DI KELURAHAN KALIAWI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KEPALA KELUARGA YANG BERTEMPAT TINGGAL DI KELURAHAN KALIAWI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI KEPALA KELUARGA YANG BERTEMPAT TINGGAL DI KELURAHAN KALIAWI KECAMATAN TANJUNG KARANG PUSAT KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2012 Lingga Sari¹, Buchori Asyik², Dedy Miswar³ This study

Lebih terperinci

Fadilah et al., Pendapatan Wanita...

Fadilah et al., Pendapatan Wanita... 1 Pendapatan Wanita yang Berprofesi Sebagai Guru Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pokok Keluarga (Studi Kasus Pada Guru PNS Wanita di Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Tahun 2013) Fike Hikmatul

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN DAN SIKAP PERSONAL HYGIENE ORGAN REPRODUKSI REMAJA PUTRI JALANAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NI MADE SETIARI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci

Fenomena Penggunaan Sepeda Motor Sebagai Alat Transportasi Ke Sekolah

Fenomena Penggunaan Sepeda Motor Sebagai Alat Transportasi Ke Sekolah FENOMENA PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR SEBAGAI ALAT TRANSPORTASI KE SEKOLAH OLEH SISWA TINGKAT SLTP DI KECAMATAN KEPENUHAN THE PHENOMENA OF MOTORCYCLE USE AS STUDENTS TRANSPORTATION TO SCHOOL AT JUNIOR HIGHT

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS

V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten BAB II KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, yang terdapat komunitas Islam Aboge merupakan ajaran Islam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Kabupaten Kulonprogo Kabupaten Kulon Progo merupakan salah satu dari lima daerah otonom di propinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA

ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA 0 ANALISIS KEBUTUHAN DAN SEBARAN GURU IPS SMP DI KECAMATAN BELITANG TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh ANDRI WIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2015 1 ANALISIS KEBUTUHAN

Lebih terperinci

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16. Tabel 4. Luas Wilayah Desa Sedari Menurut Penggunaannya Tahun 2009 33 BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 16 4.1 Keadaan Wilayah Desa Sedari merupakan salah satu desa di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. Luas wilayah Desa Sedari adalah 3.899,5 hektar (Ha). Batas

Lebih terperinci

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL)

ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL) ANALISIS SEBARAN SMP/SEDERAJAT DI KECAMATAN SEPUTIH BANYAK KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (JURNAL) Oleh : RIKI ZAKARIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Profil Desa Desa Jambenenggang secara admistratif terletak di kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Wilayah Kabupaten Sukabumi yang terletak

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography.

Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography. Edu Geography 3 (1) (2014) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo ORIENTASI LAPANGAN KERJA BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN PENDUDUK ANGKATAN KERJA DI KECAMATAN AMPEL KABUPATEN BOYOLALI

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA MAJA KECAMATAN KALIANDA. Muhammad Rido 1) Budiyono 2) Yarmaidi 3)

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA MAJA KECAMATAN KALIANDA. Muhammad Rido 1) Budiyono 2) Yarmaidi 3) 1 UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN POKOK MINIMUM KELUARGA NELAYAN DI DESA MAJA KECAMATAN KALIANDA Muhammad Rido 1) Budiyono 2) Yarmaidi 3) This research aims to assess the efforts of the needs fulfillment on

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin

I. PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia tidak bisa dilepaskan dari aktivitas sehari-hari yang secara rutin dilakukan, mulai dari bangun tidur, menyapu rumah, mencuci, memasak, sekolah ataupun bekerja.

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KALI BERSIH DI BANTARAN KALIREYENG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Desa Sesandan dan Wanasari.

BAB I PENDAHULUAN. : Desa Sesandan dan Wanasari. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Analisis situai dari pelaksanaan program KKN PPM periode 2016 di Desa Tunjuk Kecamatan Tabanan Kabupaten Tabanan adalah sebagai berikut. 1.1.1 Letak Geografis Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja. 11 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian tentang usaha pembelian buah kelapa sawit ini terletak di Desa Tapung Jaya Kecamatan Tandun Kabupaten Rokan Hulu. Desa Tapung Jaya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut 32 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut M. Nazir (2009: 59) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL 18 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK USAHA BUDIDAYA LEBAH MADU, DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Timur Geografis Secara geografis, Kabupaten Lampung Timur

Lebih terperinci

PERSEPSI REMAJA PEDESAAN TERHADAP KASUS PERNIKAHAN USIA DINI

PERSEPSI REMAJA PEDESAAN TERHADAP KASUS PERNIKAHAN USIA DINI PERSEPSI REMAJA PEDESAAN TERHADAP KASUS PERNIKAHAN USIA DINI Amalya Suci Widhiamurti amalyasuci25@gmail.com Wiwik Puji Mulyani mulyaniwp@gmail.com Abstract The Health Office records that Pacitan Regency

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013 (Jurnal) Oleh : Rio Ristayudi 0743034038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani)

Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) Kontribusi Pendapatan Buruh (Lisna Listiani) KONTRIBUSI PENDAPATAN BURUH TANI PEREMPUAN TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETANI DI DESA BABAKANMULYA KECAMATAN JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN JAWA BARAT

Lebih terperinci

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN

PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN PERILAKU MOBILITAS PENDUDUK SIRKULER DI DESA JAYASARI KECAMATAN LANGKAP LANCAR KABUPATEN PANGANDARAN Ufik Taufik (ochenkgrabes@yahoo.co.id) H. Nandang Hendriawan (nandang.hendriawan@yahoo.com) Program

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PERJALANAN SEPEDA MOTOR DI TIGA KOTA

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PERJALANAN SEPEDA MOTOR DI TIGA KOTA PERBANDINGAN KARAKTERISTIK PERJALANAN SEPEDA MOTOR DI TIGA KOTA FAISAL GERARDO NRP : 0821027 Pembimbing : Tri Basuki Joewono, Ph.D. ABSTRAK Di Indonesia, sepeda motor adalah moda transportasi yang mempunyai

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH. RW, 305 RT dengan luas wilayah ha, jumlah penduduk jiwa. 31 IV. KEADAAN UMUM DAERAH A. Letak Geografis Kecamatan Galur merupakan salah satu dari 12 kecamatan di Kabupaten Kulonprogo, terdiri dari 7 desa yaitu Brosot, Kranggan, Banaran, Nomporejo, Karangsewu,

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER 1 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA MASYARAKAT MISKIN DI RT.01 RW.06 DESA TEGAL GEDE KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER THE LABOR FORCE PARTICIPATION RATE OF POOR IN RT.01 RW.06 TEGAL GEDE VILLAGE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya

BAB I PENDAHULUAN. bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang ekologi manusia yang bermaksud menjelaskan hubungan antara lingkungan alam dengan penyebarannya dan aktivitas

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (4) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN PENDAPATAN BERSIH ORANG TUA TERHADAP USIA KAWIN PERTAMA ANAK WANITA DI

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. Manusia sebagai individu maupun golongan

II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR. Manusia sebagai individu maupun golongan 8 II. LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Landasan Teori 1. Pengertian Geografi Sosial Ilmu Geografi Sosial sebagai ilmu yang mempelajari tata laku manusia terhadap lingkungannya, terdiri dari unsur-unsur:

Lebih terperinci

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi

V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi V. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Kondisi Umum Desa Kalisari Kondisi umum Desa Kalisari meliputi kondisi fisik daerah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Kondisi sosial ekonomi masyarakat meliputi

Lebih terperinci

Studi Kasus tentang Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Warga untuk Masuk SMP Terbuka Wonosobo

Studi Kasus tentang Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Warga untuk Masuk SMP Terbuka Wonosobo Studi Kasus tentang Faktor-Faktor yang Melatarbelakangi Warga untuk Masuk SMP Terbuka Wonosobo Deci Tri Setiyowati, Sriyono, Eko Setyadi Kurniawan Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Wilayah 1. Kecamatan Sekampung Udik Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan Sekampung Udik merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Pemilihan Peratin Pekon Kuripan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Pemilihan Peratin Pekon Kuripan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Pemilihan Peratin Pekon Kuripan Pekon Kuripan merupakan salah satu dari sebelas pekon yang termasuk dalam wilayah administratif Kecamatan Pesisir

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian memerlukan metode untuk memudahkan penulis dalam proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. Penggunaan metode dalam

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. terkait dan hasil wawancara dengan responden. Penelitian deskriptif merupakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. terkait dan hasil wawancara dengan responden. Penelitian deskriptif merupakan 19 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang dilengkapi dengan data hasil survey, yaitu data sekunder dari dinas atau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci