31 Gambar diatas menjelaskan secara sederhana bahwa inti dari sistem Lean ialah melakukan penghilangan terhadap proses proses yang dianggap tidak memb

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "31 Gambar diatas menjelaskan secara sederhana bahwa inti dari sistem Lean ialah melakukan penghilangan terhadap proses proses yang dianggap tidak memb"

Transkripsi

1 BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Teori A. Lean Manufacturing Lean Manufacturing bisa didefinisikan sebagai: Pendekatan sistematis untuk mengidentifikasikan entifikasikan dan mengeliminasi pemborosan (aktifitas-aktifitas tanpa nilai tambah) melalui perbaikan berkesinambungan dengan aliran produk berdasarkan kehendak konsumen (pulll system) ) dalam mengejar kesempurnaan. Gambar 3.1 Perbandingan Proses Sebelum dan Sesudah Implementasi Lean (Liker, 2008) 30

2 31 Gambar diatas menjelaskan secara sederhana bahwa inti dari sistem Lean ialah melakukan penghilangan terhadap proses proses yang dianggap tidak memberikan nilai tambah dalam sebuah sistem produksi. Selain itu Lean juga fokus kepada merampingkan adtau menyederhanakan proses produksi sehingga waktu yang dibutuhkan singkat, tidak terjadi penumpukan material dimana mana dan kemampuan untuk menghasilkan produk yang bervariasi bisa meningkat (Liker, 2008). A.1 Sejarah Singkat Lean Manufacturing Perusahaan - perusahaan Jepang setelah masa PD II berusaha membangun kembali diri mereka. Masalah-masalah yang mereka hadapi sangat berbeda, bahkan bertolak belakang dengan apa yang ada di Barat. Pada saat Barat bergelimang dengan sumber-sumber daya, mereka mengalami kekurangan sumber daya manusia, material, maupun finansial. Kondisi ini memaksa mereka untuk mengembangkan praktekpraktek manufaktur baru yang rendah biaya. Pimpinan-pimpinan perusahaan Jepang terdahulu u seperti Eiji Toyoda, Taiichi Ohno, dan Shingeo Shingo dari Toyota Motor Company, mengembangkan sebuah sistem produksi yang disiplin dan berfokus pada proses yang sekarang dikenal sebagai Toyota Production System atau Lean Production. Tujuan dari sistem ini adalah untuk meminimumkan penggunaan sumber-sumber daya yang tidak memberi nilai tambah pada produk.(liker, 2004)

3 32 A.2. Push System and Pull System ( Sistem Dorong dan Sistem Tarik ) Sistem Dorong, yang merupakan sistem yang umum digunakan oleh industri manufaktur, perpindahan material dan pembuatan produk dilakukan dengan cara mendorong material dari satu proses ke proses berikutnya dengan dimulai dari proses paling awal menuju ke proses paling akhir. Sistem Tarik adalah suatu sistem pengendalian produksi dimana proses paling akhir dijadikan sebagai titik awal produksi. Dengan demikian rencana produksi yang dikehendaki, dengan jumlah dan tanggal yang telah ditentukan, diberikan kepada proses paling akhir. Gambar 3.2 Perbandingan Sistem Tarik dan Sistem Dorong (Liker, 2008) Sistem Dorong merupakan proses beraliran tunggal (single flow process), dimana jadwal aliran yang disusun dan aliran material dalam proses berada pada arah yang sama. Sistem Tarik merupakan proses beraliran ganda (double flow process), dimana aliran material berada pada arah yang berbeda dengan aliran jadwal yang

4 33 disusun. Dalam hal ini, sistem Kanban digunakan untuk mengkomunikasikan jadwal yang disusun tersebut dari satu workcenter ke workcenter yang lain (Liker, 2004). A.3. Tujuan dan Manfaat Lean Manufacturing Tujuan dari Lean Manufacturing antara lain : a. Meningkatkan kualitas: Untuk tetap kompetitif di pasar saat ini, perusahaan harus memahami keinginan pelanggan dan kebutuhan dan proses desain untuk memenuhi harapan mereka dan persyaratan. b. Mengurangi waktu: Mengurangi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dari awal sampai akhir adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghilangkan limbah dan biaya yang lebih rendah. c. Mengurangi biaya total: Untuk meminimalkan biaya, perusahaan harus memproduksi hanya untuk kebutuhan pelanggan. Over produksi meningkatkan persediaan perusahaan karena kebutuhan biaya penyimpanan. d. Hilangkan waste (pemborosan): Waste adalah segala aktivitas yang mengkonsumsi waktu, sumber daya, atau ruang tetapi tidak menambah nilai apapun untuk produk atau layanan. Adapun manfaat dari Lean Manufacturing antara lain : a. Produk yang berkualitas tinggi, b. Biaya produksi rendah, c. Semangat kerja tinggi, d. Area kerja rapi dan bersih, e. Proses produksi sangat cepat dan efisien,

5 34 f. Komunikasi dalam perusahaan berjalan efektif, g. Jumlah inventori rendah, h. Karyawan yang selalu meningkatkan ilmu dan skillnya, dan i. Perusahaan memiliki keuntungan bisnis yang tinggi. B. Waste (Pemborosan) Secara konseptual, waste adalah segala aktifitas dan kejadian di dalam value stream (aliran nilai) yang termasuk non value added (NVA). Penggolongan ini mengacu pada kategorisasi aktivitas dalam sebuah perusahaan oleh Hines dan Taylor (2000) yang mengelompokkan aktivitas dalam organisasi menjadi tiga (1) value added [VA] ; (2) non value added [NVA]; dan (3) necessary but non value added [NNVA]. Aktivitas disebut VA jika ia memberikan nilai tambah bagi konsumen akhir, sedangkan jika tidak memberikan nilai tambah bagi konsumen akhir maka aktivitas tersebut tergolong NVA. Diantara dua kelompok tersebut terdapat kelompok (NNVA) terakhir yang tidak memberikan nilai tambah tetapi diperlukan misalkan material handling ataupun inspeksi. Menurut Gaspersz (2007), kelompok NNVA, meskipun tidak harus segera, sebisa mungkin dikurangi atau dihilangkan sedangkan NVA harus segera diprioritaskan untuk dihilangkan. Berdasarkan sistem produksi Toyota, terdapat tujuh macam waste yang selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1. berikut :

6 35 Jenis Waste Over production Waiting time (delay) Excessive transportation Over processing Inventory Unnecessary motion Defect Tabel 3.1 Jenis Pemborosan Pengertian Produksi barang jadi atau produksi barang setengah jadi yang berlebihan. Proses menunggu kedatangan material, informasi, peralatan dan perlengkapan yang tidak memberikan nilai tambah. Pergerakan material, informasi, peralatan atau perlengkapan dalam pabrik yang tidak memberikan nilai tambah tetapi memerlukan biaya. Terjadi dalam situasi ketika terdapat ketidaksesuaian proses/metode operasi produksi yang diakibatkan oleh penggunaan tool yang tidak sesuai dengan fungsinya, kesalahan prosedur atau sistem operasi. Terjadi ketika terdapat tumpukan produk jadi, WIP atau bahan baku lebih di gudang atau di aliran produksi. Jika terjadi pergerakan yang tidak ergonomis atau tidak perlu baik karena rancangan stasiun kerja yang salah atau rancangan metode yang buruk. Terjadi karena ketidak-sempurnaan produk sehingga menyebabkan adanya alokasi tenaga kerja untuk proses pengerjaan ulang (rework), banyak scrap dan tenaga kerja menangani pekerjaan klaim dari pelanggan (repair). Sumber : Ohno dalam Hicks et al., (2004) C. Tools of Lean Manufacture C.1. Value Strean Mapping Value Stream Mapping adalah suatu metoda yang digunakan untuk memetakan alur produksi dan alur informasi untuk memproduksikan suatu produk. Semua aktivitas, semua informasi dipetakan dalam sebuah gambar yang sederhana

7 36 tetapi sangat informatif, mulai dari supplier, input, proses, output dan customer. Value Stream Mapping selain digunakan untuk mengidentifikasi pemborosan, juga digunakan untuk menyusun action plan untuk mengintegrasikan teknik-teknik Lean dalam mewujudkan Lean Manufacturing. Value Stream Mapping juga digunakan untuk membangun sense of urgency diantara anggota organisasi mengenai pentingnya nya implementasi Lean serta merupakan alat komunikasi untuk memperlancar implementasientasi Lean Manufacturing (Pratanto, 2012). Gambar 3.3 Contoh Value Stream Mapping (Pratanto, 2012) C.2. Just In Time Just In Time (JIT) merupakan integrasi dari serangkaian aktivitas desain untuk mencapai produksi volume tinggi dengan menggunakan minimum persediaan untuk bahan baku, Konsep dasar dari sistem produksi JIT adalah memproduksi produk yang diperlukan, pada waktu dibutuhkan oleh pelanggan, dalam jumlah sesuai kebutuhan

8 37 pelanggan, pada setiap tahap proses dalam sistem produksi dengan cara yang paling ekonomis atau paling efisien melalui penghilangan pemborosan (waste elimination) dan perbaikan terus menerus (contionous process improvement) (Pratanto, 2012). C.3. Kaizen / Continuous Improvement ( Perbaikan Berkesinambungan ) Istilah perbaikan berkesinambungan (continous improvement) berarti peningkatan perbaikan terhadap produk, proses, atau pelayanan sepanjang waktu, dengan tujuan untuk mengurangi pemborosan untuk meningkatkan kualitas, pelayanan an konsumen, dan meningkatkan produktifitas. C.4. TQM Total Quality Management (TQM) adalah suatu pendekatan manajemen yang menempatkan kualitas (atau umum dikenal dengan mutu) sebagai strategi usaha, dengan cara melibatkan seluruh anggota organisasi dalam upaya peningkatan kualitas secara berkesinambungan dan sepenuhnya berorientasi pada kepuasaan pelanggan. Dengan menerapkan TQM, kualitas akan ditingkatkan secara terus-menerus sa disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, TQM dan senantiasa merupakan pendekatan manajemen terpenting dalam meningkatkan daya saing perusahaan (Slack, 2008). D. NOS Metrics NOS Metrics merupakan suatu sistem yang digunakan untuk melakukan pengukuran produktivitas dan efektifitas dari suatu proses produksi. NOS Metrics berfokus kepada pengumpulan data untuk menyediakan solusi dan mengendalikan

9 38 masalah, membandingkan kan situasi saat ini terhadap ta target dan pengukuran untuk mendorong perbaikan performansi (Kurikulun NOS Academi, 2014). Dalam NOS Metrics ada 4 pengukuran yang biasa dilakukan yaitu : 1. First Time Through (FTT) ialah pengukuran yang dilakukan untuk mengukur kemampuan suatu s produksi untuk menghasilkan produk tanpa cacat (A-Grade Grade)) secara langsung tanpa perbaikan. Untuk bisa mencapai target atau mendapatkan nilai FT FTT T yang sempurna maka diperlukan implementasi mplementasi standar yang terdefinisi dengan baik baik,, dimana setiap strandar yang sudah ditetapkan betul betul dipahami dan dijalankan, kedua proses yang stabil, karena tanpa stabilitas yang baik pada proses produksi pasti akan menghasilkan produk yang cacat atau bahkan tidak sesuai dengan harapan, dan yang ketiga ialah perawatan peralatan eralatan yang terjadwal

10 39 atau prosess TPM harus berjalan sehingga tidak berpengaruh kepada kerusakan produk yang diakibatkan oleh kerusakan mesin. Berikut perhitungan untuk menghitung FTT dari line produksi mulai dari proses cutting sampai assembly :. ( i ) Defect : Loss atau sesuatu yang tidak dapatt diperbaiki. Contoh: B atau C Cgrade komponen/sepatu Rework : Hasil produk yang tidak sesuai standar, yang harus diperbaiki diluar line ((diluar Takt Time)) dan/atau didalam line dengan pemberhentian diluar jadwal normal. 2. Built To Schedule (BTS) : merupakan pengukuran yang digunakan untuk mengukur engukur kemampuan untuk menghasilkan produk yang direncanakan berdasarkan jumlah, kombinasi, dan urutan. Kebutuhan da dasar dari line produksi untuk mencapai target BTS antara lain, tidak ada kel kelebihan produksi, dan pengiriman material yang dapat diandalkan. Berikut formula untuk menghitung nilai BTS : (ii) 3. Lead Time merupakan pengukuran yang dilakukan untuk mengukur waktu yang dibutuhkan material dan produk untuk berjalan di pabrik dari

11 40 bahan mentah hingga barang jadi. Poin penting untuk mendapatkan Lead Time yang sudah ditargetkan al sbb : a. Aliran kontinyu dari material & informasi b. Fokus pada area operasi yang menjadi penghambat c. Fokus pada pengurangan pemborosan d. Produ uksi yang memiliki urutan yang ramping(lean) e. Pengu urangan level persediaan (Inventory) f. Pengantaran/penarikan material yang lebih sering (menggunakan Pull System) ) 4. Labor Produ uctivity dimana pengukuran ini digunakan untuk mengukur kemampuan dari seorang operator untuk mengerjakan 1 pasang sepatu dalam 1 jam. Formula untuk produktivitas karyawan yaitu sbb : (iii) E. Produktivitas Produktivitas dis sebutkan untuk pertama kalinya dalam sebuah artikel oleh Quesnay pada tahun 1776, dan sejak itu sebagian besar penulis telah didefinisikan dengan cara yang berbeda. Produktivitas adalah hubungan antaraa output yang dihasilkan dari sistem dan input yang digunakan untuk membuat outputt (Edosowman, 1995).

12 41 Gambar 3.4 Hubungan antara Input dan Output (Sumber : Edosow Edosowman, 1995) Menurut Wingjosoebroto (1992 : 3) menyatakan bahwa : Segala usaha yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya manusia yang ada. Menurut Kusriyanto (1993 : 122) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan produktivitas adalah rasio antara hasil kegiatan (outp (output) ut) dengan sangat perlu diusahakan dalam rangka mengembangkan karyawan tersebut. Sedangkan menurut Sedarmayanti (2001 : 79) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah sebagai berikut : 1. Tindakan konstruktif 2. Percaya aya pada diri sendiri 3. Bertanggung jawab 4. Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan 5. Mempunyai pandangan ke depan

13 42 6. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah -ubah. 7. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungan. 8. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensi yang dimiliki. 9. Semangat kerja untuk mendorong mereka untuk bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan variable penelitian saat ini diantaranya adalah : Batubara (2011) melakukan pendekatan lean manufacturing sebagai langkah awal untuk melakukan perhitungan waktu standar untuk semua kegiatan yang akhirnya a diidentifikasi sebagai Value Added atau Non Value Added. Selanjutnya, untuk mendapatkan gambaran lengkap dari lantai produksi, dilakukan pemetaan value stream dan perhitungan siklus proses efisiensi. Setelah dilakukan perbaikan atau improvement, ment, lead time dari proses produksi menurun 4,7% dan Efisiensi dari proses produksi meningkat sebesar 2%. Roger and Sohal (2013) menguji hubungan antara kesuksesan penyebaran Lean Six Sigma dan sejumlah variabel penjelas utama yang pada dasarnya terdiri kompetensi organisasi, kompetensi fasilitator dan kompetensi pemimpin proyek. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan: kepemimpinan, komunikasi, perilaku dan kesadaran Six Sigma; kebijakan, budaya

14 43 dan organisasi dukungan dan strategi; pendidikan, pelatihan dan kompetensi dari para ahli Six Sigma; perbaikan tim dan manajemen proyek; dan evaluasi kinerja berdasarkan kriteria kualitas, sistem informasi, data dan pengukuran sangat mempengaruhi factor kesuksesan dari penyebaran konsep Lean. Marudhamuthu (2013) membahas penerapan prinsip-prinsip lean dalam suatu industri ekspor garmen India. Tujuannya adalah untuk mengembangkan dan menguji berbagai strategi untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan produktivitas. Makalah ini secara ringkas menjelaskan penerapan Value Stream Mapping (VSM). Beberapa Shop-floor telah dimodifikasi dengan menggunakan VSM untuk meningkatkan proses produksi dengan mengidentifikasi pemborosan dan penyebabnya. Nuruddin (2013), mengidentifikasi pemborosan, analisis faktor yang berkontribusiribusi dan rekomendasi untuk perbaikan sebagai upaya perbaikan sistem dalam menciptakan pelanggan nilai. Dengan menggunakan konsep lean manufacturing penelitian ini dimulai dengan menggambarkan peta aliran proses dan bobot dari sistem pemborosan, bobot dari pemborosan ini dianalisis dengan matriks untuk mengidentifikasi pemborosan dalam proses produksi, untuk menganalisis penyebab pemborosan dengan diagram fishbone untuk menggambarkan akar penyebab pemborosan. Kurniawan (2012), melakukan penelitian untuk peningkatan produktivitas line produksi yang dapat dilakukan dengan perubahan lay out dari line produksi dengan

15 44 menggunakan pendekatan Value Stream Mapping yang merupakan salah satu tool dari Lean Concept Andini (2013) melakukan evaluasi pada proses produksi kaca lembaran di PT. Asahimas Flat Glass dengan menggunakan konsep lean manufaktur dan di lengkapi dengan metode Root Cause Analysis serta menganalisa biaya perbaikan. Evaluasi penggunaan naan konsep lean digunakan untuk mengetahui permasalahan pada perusahaan di lantai produksi. Mughni (2011) melaporkan penggunaan waste relationship matrix (WRM) dan kerangka hubungan antar waste yang dikembangkan oleh Rawabdeh (2005) untuk mengetahui bobot waste. Dari pengolahan data diketahui bahwa defect merupakan jenis waste paling signifikan diikuti dengan over production dan unnecessary sary motion. Di perusahaan sepatu tempat dilangsungkan studi kasus, tools tersebut dianggap memberikan kerangka penaksiran yang lebih rasional, mudah dan dapat diandalkan. Giro (2013) Dalam makalah ini, penulis menguji hubungan antara manajemen lean manufacturing, keterampilan kompetitif, dan kinerja bisnis dari perspektif manajer perusahaan melakukan bisnis di Brasil. Hasil penelitian menunjukkan, mempertimbangkan kemampuan kompetitif sebagai mediasi variabel, hubungan positif antara lean manufacturing dan kinerja bisnis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa manajer kurang memiliki kesadaran tentang pentingnya keterampilan kompetitif untuk meningkatkan kinerja bisnis.

16 45 Oliveira (2008) melakukan penelitian dengan penerapan konsep lean manufacturing di proses produksi, dan memberikan banyak kontribusi untuk mengubah perusahaan lebih fokus pada line balancing dan lay out perbaikan, pekerjaan ini meneliti aplikasi konsep lean manufacturing, dalam sebuah pengecoran industri di Brazil, dengan perhatian khusus pada line balancing. Fargher (2013) melakukan penelitian di perusahaan Enterprise Missouri yang telah terlibat sebagai fasilitator dan konsultan. Studi kasus ini digunakan untuk menggambarkanmbarkan langkah-langkah dalam pelaksanaan lean manufakturing dan remanufaktur, menyediakan aktual, hasil yang sangat positif. Penulis menyimpulkan bahwa manfaat dari penerapan lean manufacturing yang substansial biaya tidak mampu untuk memenuhi harapan pelanggan. Chakraborttya (2010) memaparkan bahwa Lean manufacturing adalah pendekatan sistematis untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan ( aktivitas yang tidak bernilai tambah ) melalui perbaikan yang terus menerus. Penelitian ini juga menggunakan salah satu tools dari Lean Concept yaitu Value Stram Mapping dan sistem Cell manufacturing. Pada tahap akhir, penelitian kerja diperkuat dengan menggunakan software ARENA simulasi untuk menilai keberlanjutan usulan.

17 Kerangka Pemikiran Kinerja Produksi NOS Metrics (Quality/FTT, Delivery/BTS, Productivity, Lead Time) tidak mencapai target Flow Process Raw Material - Cutting Preparation Stitching Assembling Finish Good Current Value Stream Mapping Implementasi Lean Manufacturing Flow Porcess Analisa Inventory dan Kanban System Analisa Reject/defect Analisa Scheduling Analisa Value Stream Mapping Analisa Lead Time Analisa First Time Throught Analisa Built To Schedule dan Productivity Menghilangkan Non Value Added Perbaikan Sistem Inventory Pengurangan penyebab Reject/defect Scheduling Improvement Analisa NOS Metrics Gambar 3.5 Kerangka Pemikiran

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari pembobotan yang dilakukan terhadap pemborosan (waste)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Temuan Utama dan Hasil Pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa temuan utama dalam penelitian ini adalah terjadinya pemborosan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan proses yang berkenaan dengan pengubahan input menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk menghasilkan produk-produk fisik.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan

Lebih terperinci

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lean Thinking Pada dasarnya konsep lean adalah konsep perampingan atau efisiensi. Konsep ini dapat diterapkan pada perusahaan manufaktur maupun jasa, karena pada dasarnya konsep

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Waktu siklus Pengukuran waktu adalah kegiatan mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau oleh operator serta mencatat waktu-waktu kerjanya baik waktu setiap elemen maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Berdasarkan diagram alir pada gambar 3.1 dapat dijelaskan bahwa dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan mulai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Reka Integra ISSN 2338 508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PADA LANTAI PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Umum Lean Lean pertama kali diperkenalkan oleh Toyota dan dikenal dengan Toyota Production System (Howell, 1999; Liker, 2004). Sistem Produksi Toyota

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

Penaksiran waste pada proses produksi sepatu dengan waste relationship matrix

Penaksiran waste pada proses produksi sepatu dengan waste relationship matrix Penaksiran waste pada proses produksi sepatu dengan waste relationship matrix Abstrak Ahmad Mughni, ST., MEngMgt Jurusan Teknik Industri - Universitas Trunojoyo Madura amughni@trunojoyo.ac.id Tujuan utama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang akan dijadikan sebagai acuan, prosedur dan langkah-langkah dalam melakukan penelitian, sehingga permasalahan yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan di dunia usaha semakin tinggi. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR LAMPIRAN... x ABSTRAK... xi BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri mikro, kecil, dan menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. Perkembangan industri mikro,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas

KATA PENGANTAR. persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana Teknik Industri pada Fakultas KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan kasih sayangnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul IMPLEMENTASI KONSEP LEAN THINKING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Menurut data Bappenas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Minimasi waste merupakan hal yang penting untuk mendapatkan value stream yang baik. Produktivitas yang meningkat mengarah pada operasi yang

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Produktivita s

Strategi Peningkatan Produktivita s MODUL PERKULIAHAN Strategi Peningkatan Produktivita s Sejarah Toyota Production System (TPS) Fakultas Program Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Industri Tatap Kode MK Muka 01 B11536CA (M-203)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Produksi dan Proses Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat

Lebih terperinci

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013

Bahan Ajar SISPRO MAHOP :) 2012/2013 PENJADWALAN Penjadwalan adalah aspek yang penting dalam pengendalian operasi baik dalam industri manufaktur maupun jasa. Dengan meningkatkan titik berat kepada pasar dan volume produksi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Toyota Produksi Sistem. Tujuan produksi Lean digambarkan untuk mendapatkan

BAB II LANDASAN TEORI. Toyota Produksi Sistem. Tujuan produksi Lean digambarkan untuk mendapatkan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Lean 2.1.1 Definisi Produksi Lean Produksi Lean adalah metodologi perakitan manufaktur yang awalnya dikembangkan untuk Toyota dan industri otomotif. Hal ini juga dikenal sebagai

Lebih terperinci

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Indah Mutiarahma NPM 0532010150 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

Apa itu Lean Manufacturing dan Bagaimana Cara Penerapannya?

Apa itu Lean Manufacturing dan Bagaimana Cara Penerapannya? Apa itu Lean Manufacturing dan Bagaimana Cara Penerapannya? Dalam tiap perusahaan yang bergerak di bidang produksi barang maka sebagian besar mereka akan menggunakan lean manufacturing. Lean merupakan

Lebih terperinci

USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL DAN VALUE STREAM MAPPING DI PT. X

USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL DAN VALUE STREAM MAPPING DI PT. X Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 USULAN PENGURANGAN WASTE PROSES PRODUKSI MENGGUNAKAN WASTE ASESSMENT MODEL

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACURING PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PERSEDIAAN

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACURING PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PERSEDIAAN IMPLEMENTASI LEAN MANUFACURING PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PERSEDIAAN Filscha Nurprihatin 1*, Charles Darvin 1, Gidion Karo-Karo 1, Dino Caesaron 1 1 Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Teknik Industri STEFANUS ANJASMORO PRIHANTOKO

Lebih terperinci

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM

BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM BAB 3 LEAN PRODUCTION SYSTEM By Ir. B. INDRAYADI,MT JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 2 1 3 PRODUCTION INFORMATION SYSTEM FORECASTING MASTER PRODUCTION SCHEDULE PRODUCT STRUCTURE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya industri manufaktur di Indonesia menuntut para pelaku industri untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan produk agar mampu bersaing dengan

Lebih terperinci

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56 Petunjuk Sitasi: Patrisina, R., & Ramadhan, K. M. (2017). Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56. prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C131-135). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.35-40 ISSN 2302-495X Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah 1, Asep Ridwan

Lebih terperinci

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan

Lebih terperinci

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X* Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim)

PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) PENDEKATAN LEAN THINKING DALAM MEMINIMASI WASTE PADA SISTEM PEMENUHAN ORDER GUNA MENGURANGI BIAYA DAN WAKTU (Studi Kasus : PT Kasa Husada Wira Jatim) Moses L. Singgih dan M.Vina Permata Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tahun ke tahun, perkembangan dunia bisnis mengalami peningkatan yang mengakibatkan perusahaan terus bersaing untuk menawarkan produk berkualitas sesuai keinginan konsumen.

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Lean Manufacturing untuk Menghilangkan Pemborosan di Lini Produksi PT Adi Satria Abadi

Analisis Penerapan Lean Manufacturing untuk Menghilangkan Pemborosan di Lini Produksi PT Adi Satria Abadi Analisis Penerapan Lean Manufacturing untuk Menghilangkan Pemborosan di Lini Produksi PT Adi Satria Abadi Muhammad Shodiq Abdul Khannan 1, Haryono 2 1 ) Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) Ratnaningtyas, Moses Laksono Singgih Magister Managemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi saat ini menimbulkan dampak persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Banyak perusahaan berlombalomba untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kajian Teori Teori yang di gunakan adalah : Line Performance (Operational Excellence) dan Losses 3.1.1 OPERATIONAL EXCELLENCE Operational excellence (OE)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Lean manufacturing populer dengan sebutan Just-In-Time Manufacturing yang dikembangkan oleh Toyota. Konsep ini sekarang digunakan oleh berbagai industri dan bisnis yang meliputi engineering,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 berikut:

Lebih terperinci

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM

PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMIZE WASTE PADA PROSES PERAKITAN PLASTIC BOX 260 MENGGUNAKAN METODE VSM Roberth M Ratlalan 1, Ishardita Pambudi Tama 2, Sugiono 3 Program Magister Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Penelitian tentang penerapan Value Stream Maping ini dilakukan di PT. XYZ, Plant Daan Mogot. Untuk itu penulis akan membahas sekilas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri kedirgantaraan terutama dalam proses perancangan dan pembuatan komponen pesawat

Lebih terperinci

Rancangan Lean Manufacturing System Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT.

Rancangan Lean Manufacturing System Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT. Rancangan Lean Manufacturing System Dalam Meningkatkan Efisiensi Kerja Di Perusahaan Komponen Otomotif (Studi Kasus Di PT. KI Plant Subang) Edi Susanto 1, Arief Irfan Syah Tjaja 2 1,2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2012 MENGURANGI AKTIVITAS-AKTIVITAS YANG TIDAK BERNILAI TAMBAH UNTUK MEMPERBAIKI ALIRAN PROSES PENERAPAN COMPUTERIZED MAINTENANCE MANAGEMENT SYSTEM (CMMS) DENGAN PENDEKATAN LEAN THINKING Chauliah Fatma Putri,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS PENERAPAN LEAN THINKING UNTUK MENGURANGI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. SIERAD PRODUCE SIDOARJO SKRIPSI Oleh : BOBBY ALEXANDER NPM 0732010020 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perdagangan global menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya produksi dengan melakukan proses produktivitas dan efisiensi pada proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui aliran supply chain management pada sereh wangi desa Cimungkal Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM.

PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN DI PT. XYZ TUGAS SARJANA DEA DARA DAFIKA SIAGIAN NIM. PENGUKURAN DAN PENINGKATAN KINERJA RANTAI PASOKAN DENGAN PENDEKATAN SCOR (SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE) DAN LEAN SIX SIGMA DI PT. XYZ TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi Global. Membuat beberapa harga barang-barang, termasuk barang-barang industri menjadi meningkat.

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota

Bab 5. Ringkasan. Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota Bab 5 Ringkasan Perubahan dalam dunia industri di Jepang terjadi setelah berakhirnya Perang Dunia II, khususnya Toyota. Teknik yang disebut dengan Sistem Produksi Toyota atau disebut juga dengan Sistem

Lebih terperinci

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET

Lebih terperinci

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 2017

Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 2017 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice Bandung, 20 Juli 207 MINIMASI WASTE MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PADA PEMBUATAN PRODUK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengenalan Lean 2.1.1 Sejarah Sistem Produksi Lean Istilah Lean yang dikenal luas dalam dunia manufacturing dewasa ini dikenal dalam berbagai nama yang berbeda seperti: Lean Production,

Lebih terperinci

Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill

Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill Analisa Waste Waiting pada Pembuatan Produk Full Hard dengan Menggunakan Process Activity Mapping pada Plant Cold Rolling Mill Noka Lisano, Aries Susanty Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

Industrial Management Identifikasi dan Eliminasi Waste pada Proses Receiving di Gudang Logistik

Industrial Management Identifikasi dan Eliminasi Waste pada Proses Receiving di Gudang Logistik Industrial Engineering Journal Vol.5 No.2 (2016) 38-45 ISSN 2302 934X Industrial Management Identifikasi dan Eliminasi Waste pada Proses Receiving di Gudang Logistik Program Studi Manajemen Logistik, Politeknik

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh BAB 2 STUDI LITERATUR Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh sumberdaya produksi secara efisien dan efektif sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa

Lebih terperinci

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A

Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Standarisasi Aliran Proses dan Informasi Pada Departemen Transport di PT A Fendy Aurino 1, Liem Yenny Bendatu 2 Abstract: PT A is a manufacturing company which produces consumer goods. Transportation Department

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... SURAT KETERANGAN PENELITIAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK.....

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM

ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM ANALISIS RANTAI NILAI PROSES PEMENUHAN MATERIAL PERBEKALAN DI ARMATIM Penelitian Thesis Oleh: MUTHMAINNAH 9108.201.308 BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Untukmenjaminterselenggaranya tugaspokoktni

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING

PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING PERBAIKAN SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN THINKING Moses L. Singgih dan Andrie Sandi Pramono Jurusan Teknik Industri ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya email: moses@ie.its.ac.id;future_sandi@yahoo.com

Lebih terperinci