KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur. DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP Laporan Tahunan 2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Direktur. DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP Laporan Tahunan 2015"

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Tahun 2015 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2015, maka disusunlah Laporan Tahunan Tahun Laporan Tahunan ini merupakan laporan pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2015 yang berisikan program sasaran dan realisasi Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT), Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) kedelai, pengembangan/gp-ptt Ubikayu, pertemuan/koordinasi, gerakan pencanangan tanam/panen aneka kacang dan umbi, Upsus wilayah binaan Direktorat Buakabi, laporan Eselon II Direktorat Buakabi, ketatausahaan, keuangan, permasalahan dan upaya tindak lanjut. Kami menyadari dalam penulisan laporan ini masih kurang sempurna, maka saran dan masukan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan. Semoga Laporan Tahunan ini bermanfaat dan dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya dan pengembangan aneka kacang dan umbi di masa yang akan datang. Jakarta, Januari 2016 Direktur DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP i

3 DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan dan Sasaran... 2 C. Program dan Kegiatan Utama... 2 II. KINERJA PRODUKSI ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN A. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun B. Realisasi Capaian Kinerja Aneka Kacang dan Umbi Tahun III. PELAKSANAAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN A. GP-PTT Kedelai Tahun B. Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai Tahun C. Pelaksanaan Pengembangan/GP-PTT Ubikayu Tahun D. Pelaksanaan Pendampingan Peningkatan Produksi Kedelai Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun E. Pelaksanaan Koordinasi Kemitraan, Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi Tahun F. Pelaksanaan Gerakan Tanam/Panen Serempak Kedelai Bersama TNI-AD di Provinsi Tahun G. Pelaksanaan Pendampingan PAT-PIP Kedelai Tahun H. Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Teknologi Penyimpanan Benih Kedelai (Plastik Hermetik) di Provinsi Tahun I. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten Tahun J. Pelaksanaan Kegiatan Ubinan Kedelai Tahun IV. PELAKSANAAN KEGIATAN LAINNYA A. Realisasi Tanam Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015 Per Bulan B. Pertemuan/Koordinasi Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Banten Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Sulawesi Selatan Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Sumatera Selatan Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Lampung i ii iv vi ii

4 5. Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Jambi Pelaksanaan Workshop Konsolidasi Upsus di Provinsi Jawa Barat Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai di Provinsi Nusa Tenggara Barat Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai di Provinsi Aceh Pelaksanaan Workshop Penerapan Budidaya Kedelai di Provinsi Jawa Barat C. Gerakan Pencanangan Tanam/Panen Aneka Kacang dan Umbi Tahun Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah Gerakan Panen Kedelai di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah Gerakan Panen Kedelai di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat Gerakan Pencanangan Panen Ubijalar di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur Gerakan Panen Kedelai di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung Gerakan Pencanangan Tanam Ubikayu di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur 56 D. Laporan Upsus Wilayah Binaan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi E. Laporan Kegiatan Eselon II Tahun V. PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA A. Kepegawaian B. Persuratan C. Rumah Tangga dan Perlengkapan VI. REALISASI APBN A. Realisasi Keuangan/DIPA TA.2015 Satker Pusat B. Realisasi Keuangan/DIPA TA.2015 Satker Daerah VII. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT A. Permasalahan B. Upaya Tindak Lanjut VIII. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran LAMPIRAN iii

5 DAFTAR TABEL Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun Tabel 2. Tabel 3. Capaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi ARAM II Tahun 2015 dibandingkan Sasaran 2015 dan ATAP Sasaran dan Realisasi Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai Tahun 2015 Tabel 4. Capaian Produktivitas GP-PTT Kedelai Tahun Tabel 5. Sasaran dan Realisasi Perluasan Areal Tanam Melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai Refocusing Tahun 2015 Tabel 6. Sasaran dan Realisasi Perluasan Areal Tanam Melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai APBN-P Tahun Tabel 7. Capaian Produktivitas PAT-PIP Kedelai Refocusing Tahun Tabel 8. Capaian Produktivitas PAT-PIP Kedelai APBN-P Tahun Tabel 9. Sasaran dan Realisasi Pengembangan/GP-PTT Ubikayu Tahun Tabel 10. Pelaksanaan Pendampingan Peningkatan Produksi Kedelai Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun Tabel 11. Pelaksanaan Koordinasi Kemitraan, Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi Tahun Tabel 12. Pelaksanaan Gerakan Tanam/Panen Serempak Kedelai Bersama TNI-AD di Provinsi Tahun Tabel 13. Pelaksanaan Pendampingan PAT-PIP Kedelai Tahun Tabel 14. Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Teknologi Penyimpanan Benih Kedelai (Plastik Hermetik) di Provinsi Tahun Tabel 15. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten Tahun Tabel 16. Realisasi Luas Tanam Kedelai Tahun 2015 Dibanding Tahun Tabel 17. Realisasi Luas Tanam Kacang Tanah Tahun 2015 Dibanding Tahun Tabel 18. Realisasi Luas Tanam Kacang Hijau Tahun 2015 Dibanding Tahun 2014 Tabel 19. Realisasi Luas Tanam Ubikayu Tahun 2015 Dibanding Tahun Hal iv

6 Tabel 20. Realisasi Luas Tanam Ubijalar Tahun 2015 Dibanding Tahun Tabel 21. Alokasi Kegiatan Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya Tahun 2015 di Wilayah Binaan... Tabel 22. Realisasi Luas Tanam dan Panen Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2015 di Wilayah Binaan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi... Tabel 23. Penyebaran Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Tahun 2015 Tabel 24. Kenaikan Pangkat Periode April dan Oktober 2015 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tabel 25. Kenaikan Gaji Berkala Periode Januari s/d Desember 2015 Tabel 26. Cuti Periode Januari s/d Desember Tahun 2015 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi v

7 RINGKASAN EKSEKUTIF mempunyai tujuan meningkatkan produksi komoditi kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubikayu, ubijalar dan pangan alternatif lainnya; memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani; mengupayakan pengembangan sistem dan usaha agribisnis aneka kacang dan umbi yang berdaya saing, berkerakyatan, berkelanjutan dan terdesentralisasi serta mendukung diversifikasi pangan. Untuk mencapai tujuan tersebut pada tahun 2015 ditetapkan sasaran produksi kedelai 1,2 juta ton biji kering, kacang tanah 742 ribu ton biji kering, kacang hijau 291 ribu ton biji kering, ubikayu 26,5 juta ton umbi basah dan ubijalar 2,65 juta ton umbi basah. Pencapaian produksi aneka kacang dan umbi tahun 2015 (Aram II) bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2015 untuk kedelai mencapai ton (81,91%), kacang tanah ton (82,17%), kacang hijau ton (91,04%), ubikayu ton (86,34%) dan ubijalar ton (83,74%). Sedangkan bila produksi 2015 (Aram II) dibandingkan dengan Atap 2014 mengalami peningkatan untuk komoditi kedelai 2,93% dan kacang hijau 8,52% sedangkan untuk komoditi kacang tanah mengalami penurunan sebesar 4,47%, ubikayu 2,26% dan ubijalar 6,87%. Realisasi kegiatan aneka kacang dan umbi tahun 2015 antara lain: kegiatan GP-PTT Kedelai 2015 realisasi tanam mencapai ha (86,60%) dari sasaran ha, luas panen ha, produktivitas 15,48 ku/ha dan produksi ton; kegiatan PAT-PIP Kedelai Refocusing 2015 realisasi tanam mencapai ha (84,15%) dari sasaran ha, luas panen ha, produktivitas 15,19 ku/ha dan produksi ton; kegiatan PAT-PIP kedelai APBN-P 2015 realisasi tanam mencapai ha (67,01%) dari sasaran ha, luas panen ha, produktivitas 14,97 ku/ha dan produksi ton; pelaksanaan GP-PTT ubikayu tahun 2015 realisasi tanam mencapai ha (102,13%) dari sasaran ha, luas panen 650 ha, produktivitas 320 ku/ha dan produksi ton; pelaksanaan pendampingan peningkatan produksi kedelai kerjasama dengan perguruan tinggi tahun 2015 terealisasi 4 kali (80%) dari sasaran 5 kali; pelaksanaan koordinasi kemitraan, pemantapan dan evaluasi pengembangan aneka kacang dan umbi tahun 2015 terealisasi 27 kali (93,10%) dari sasaran 29 kali; pelaksanaan gerakan tanam/panen serempak kedelai bersama TNI-AD di provinsi tahun 2015 sudah terealisasi 6 kali (100%) dari sasaran 6 kali; pelaksanaan pendampingan PAT-PIP kedelai tahun 2015 kerjasama dengan TNI-AD terealisasi 31 kali (59,62%) dari sasaran 52 kali dan kerjasama dengan aparat dinas terealisasi 28 kali (71,07%) dari sasaran 52 kali; pelaksanaan kegiatan bantuan teknologi penyimpanan benih kedelai (plastik hermetik) di provinsi tahun 2015 terealisasi 9 kali (75%) dari sasaran 12 kali; pelaksanaan kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai di kabupaten tahun 2015 terealisasi paket (40,30%) dari sasaran paket. vi

8 Realisasi tanam komoditi aneka kacang dan umbi tahun 2015 untuk komoditi kedelai mencapai ha (88,28%), kacang tanah ha (67,11%), kacang hijau ha (90,04%), ubikayu ha (60,19%) dan ubijalar ha (65,90%) dari sasaran tahun Belum tercapainya sasaran areal tanam tersebut dikarenakan terlambatnya waktu tanam/adanya kemunduran tanam dan persaingan dengan komoditas pertanian lainnya/beralih ke komoditi lain. Upaya yang telah dilakukan antara lain a) mengoptimalkan pembinaan dan bimbingan, b) meningkatkan koordinasi, sosialisasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait di tingkat pusat maupun daerah, c) merencanakan kegiatan yang baik dari segi teknis maupun keuangan. Dalam era otonomi daerah dimana keberhasilan pembangunan Aneka Kacang dan Umbi ditentukan oleh daerah, maka tantangan dimasa depan tentunya akan semakin besar. Untuk itu sebagai langkah antisipasi menghadapi permasalahan/tantangan yang mungkin timbul pada tahun mendatang, Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi akan melakukan perencanaan kegiatan yang lebih baik, melakukan pembinaan dan bimbingan teknis pelatihan bagi petani dan petugas lapang secara intensif serta mengoptimalkan pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi yang telah dilaksanakan pada tahun-tahun sebelumnya. vii

9 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas aneka kacang dan umbi berperan sebagai motor penggerak penting dalam pencapaian Empat Target Utama Kementerian Pertanian sekaligus mendukung pencapaian kemandirian pangan. Oleh karena itu revitalisasi komoditas aneka kacang dan umbi memiliki arti penting dan strategis bagi pembangunan ekonomi masyarakat pertanian. Dalam pengembangan komoditas aneka kacang dan umbi, tantangan yang dihadapi antara lain: 1) teknologi inovatif (pra panen dan pasca panen) belum optimal, 2) konversi lahan pertanian ke non pertanian; 3) persaingan antar komoditas; 4) penyediaan dan penyebaran benih/bibit berkualitas belum optimal; 5) harga impor komoditas lebih rendah; dan 6) belum lancarnya sinergi antar sektor dan antara pusat dan daerah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peranan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sangat diharapkan dalam upaya pembinaan peningkatan produksi aneka kacang dan umbi dengan memanfaatkan potensi dan peluang yang ada di daerah masing-masing. Pada saat yang bersamaan diperlukan pula peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam rangka pemberdayaan petani/ pelaku agribisnis aneka kacang dan umbi guna mewujudkan produk yang berdaya saing dan berkelanjutan, melalui pemberdayaan dan pembentukan kelompok tani, gabungan kelompok tani bahkan asosiasi yang menangani dan berperan dalam agribisnis aneka kacang dan umbi. Dengan terpenuhinya kebutuhan aneka kacang dan umbi, hal ini memberikan peluang bagi pengembangan aneka kacang dan umbi dalam diversifikasi pangan dan adanya peluang pasar internasional. Produksi aneka kacang dan umbi dalam negeri, terutama kedelai baru memenuhi sepertiga dari total kebutuhan kedelai nasional sehingga untuk memenuhi kekurangan kebutuhan tersebut harus dipenuhi dari impor. Hal ini akan mempengaruhi sistem ketahanan pangan nasional. Upaya meningkatkan produksi aneka kacang dan umbi terutama kedelai dilaksanakan melalui peningkatan produktivitas per hektar dan perluasan areal tanam. Selain itu untuk menarik minat petani menanam kedelai dilaksanakan Program Stabilisasi Harga Kedelai yang diberlakukan sejak bulan Juli Program ini merupakan upaya untuk mengatasi fluktuasi harga kedelai di tingkat petani dan pengrajin, namun sampai saat ini pelaksanaannya belum optimal. Upaya tindak lanjut yang sudah dilakukan antara lain : a) melakukan pemantauan untuk memetakan lokasi/daerah yang sedang panen, volume produksi kedelai, dan harga tingkat petani untuk mengantisipasi jatuhnya harga ditingkat petani; b) mendorong BULOG untuk segera melaksanakan program SHK dengan membeli kedelai petani di daerah yang sedang panen sesuai HBP, dan menjual kedelai kepada pengrajin sesuai HJP; c) BULOG/importir lain mengimpor kedelai setelah mendapatkan persetujuan Kemendag untuk stabilisasi harga di tingkat pengrajin. 1

10 Sehubungan dengan hal tersebut di atas dengan berakhirnya tahun anggaran 2015, maka perlu kiranya disusun laporan realisasi pelaksanaan kegiatan sebagai bahan evaluasi tahun sekarang dan yang akan datang. B. Tujuan dan Sasaran Tujuan : Mengevaluasi realisasi pelaksanaan program dan kegiatan aneka kacang dan umbi tahun Sasaran : Terevaluasinya pelaksanaan program dan kegiatan aneka kacang dan umbi tahun C. Program dan Kegiatan Utama Program dan Kegiatan utama TA yaitu pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi. Kegiatan utama aneka kacang dan umbi tahun 2015 meliputi: 1. Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai seluas ha. 2. Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai Refocusing seluas ha. 3. Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai APBN-P sasaran semula seluas ha, revisi I seluas ha dan revisi II seluas ha. 4. Pengembangan/GP-PTT Ubikayu seluas ha. 2

11 II. KINERJA PRODUKSI ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2015 A. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015 Sasaran kedelai tahun 2015 untuk luas tanam ha, luas panen ha, produktivitas 15,50 ku/ha dan produksi ton. Sasaran kacang tanah tahun 2015 untuk luas tanam ha, luas panen ha, produktivitas 14,12 ku/ha dan produksi ton. Sasaran kacang hijau tahun 2015 untuk luas tanam ha, luas panen ha, produktivitas 11,70 ku/ha dan produksi ton. Sasaran ubikayu tahun 2015 untuk luas tanam ha, luas panen ha, produktivitas 234,00 ku/ha dan produksi ton. Sasaran ubijalar tahun 2015 untuk luas tanam ha, luas panen ha, produktivitas 147,48 ku/ha dan produksi ton. Secara rinci sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi kedelai dapat dilihat pada Tabel 1 dan Lampiran 1-5. Tabel 1. Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015 Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi No Komoditas (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1. Kedelai 815, , ,200, Kacang Tanah 552, , , Kacang Hijau 261, , , Ubikayu 1,190,448 1,133, ,530, Ubijalar 188, , ,650,000 B. Realisasi Capaian Kinerja Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015 Realisasi capaian kinerja kedelai angka ramalan (ARAM) II 2015 dibandingkan dengan angka tetap (ATAP) 2014 terjadi peningkatan untuk luas panen seluas ha (1,49%) dari ha menjadi ha, produktivitas 0,22 ku/ha (1,42%) dari 15,51 ku/ha menjadi 15,73 ku/ha dan produksi sebesar ton (2,93%) dari ton menjadi ton. Sedangkan ARAM II 2015 dibandingkan dengan sasaran luas panen dan produksi masih kurang, dengan besaran capaian masing-masing sebesar 80,70% dan 81,91% akan tetapi produktivitas telah melebihi sasaran hingga mencapai 101,50%. Realisasi capaian kinerja kacang tanah ARAM II 2015 dibandingkan dengan ATAP 2014 terjadi penurunan untuk luas panen seluas ha (7,85%) dari ha menjadi ha dan produksi sebesar ton (4,47%) dari ton menjadi ton, untuk produktivitas mengalami peningkatan 0,47 ku/ha (3,66%) dari 12,79 ku/ha menjadi 13,26 ku/ha. Sedangkan ARAM II 2015 dibandingkan dengan sasaran luas panen, produktivitas dan produksi masih kurang, dengan besaran capaian masingmasing 87,47%; 93,94% dan 82,17%. 3

12 Realisasi capaian kinerja kacang hijau ARAM II 2015 dibandingkan dengan ATAP 2014 terjadi peningkatan untuk luas panen seluas ha (8,93%) dari ha menjadi ha dan produksi sebesar ton (8,52%) dari ton menjadi ton, untuk produktivitas mengalami penurunan 0,04 ku/ha (0,38%) dari 11,76 ku/ha menjadi 11,71 ku/ha. Sedangkan ARAM II 2015 dibandingkan dengan sasaran luas panen dan produksi masih kurang, dengan besaran capaian masing-masing 90,92% dan 91,04% sedangkan untuk produktivitas telah melebihi sasaran hingga mencapai 100,12%. Realisasi capaian kinerja ubikayu ARAM II 2015 dibandingkan dengan ATAP 2014 terjadi penurunan untuk luas panen seluas ha (2,32%) dari ha menjadi ha dan produksi sebesar ton (2,26%) dari ton menjadi ton, untuk produktivitas mengalami peningkatan 0,14 ku/ha (0,06%) dari 233,55 ku/ha menjadi 233,68 ku/ha dan. Sedangkan ARAM II 2015 dibandingkan dengan sasaran luas panen, produktivitas dan produksi masih kurang dari sasaran, dengan besaran capaian masing-masing 86,46%, 99,86 dan 86,34%. Realisasi capaian kinerja ubijalar ARAM II 2015 dibandingkan dengan ATAP 2014 terjadi penurunan untuk luas panen seluas ha (11,18%) dari ha menjadi ha dan produksi sebesar ton (6,87%) dari ton menjadi ton, untuk produktivitas mengalami peningkatan 7,37 ku/ha (4,85%) dari 152,00 ku/ha menjadi 159,37 ku/ha Sedangkan ARAM II 2015 dibandingkan dengan sasaran luas panen dan produksi masih kurang dari sasaran, dengan besaran capaian masing-masing 77,49% dan 83,74% sedangkan untuk produktivitas telah melebihi sasaran hingga mencapai 108,06%. Rinciannya dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Capaian Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Aneka Kacang dan Umbi ARAM II Tahun 2015 dibandingkan Sasaran 2015 dan ATAP 2014 No Uraian ATAP 2014 Sasaran ARAM II Peningkatan (5) : (3) Pencapaian (5) : (4) (1) (2) (3) (4) (5) Absolut % Absolut % 1. Kedelai a. Luas Panen (Ha) ,49 ( ) 80,70 b. Produktivitas (Ku/Ha) 15,51 15,50 15,73 0,22 1,42 0,23 101,50 c. Produksi (Ton BK) ,93 ( ) 81,91 2. Kacang Tanah a. Luas Panen (Ha) (39.181) (7,85) (65.893) 87,47 b. Produktivitas (Ku/Ha) 12,79 14,12 13,26 0,47 3,66 (0,86) 93,94 c. Produksi (Ton BK) (28.559) (4,47) ( ) 82,17 3. Kacang Hijau a. Luas Panen (Ha) ,93 (22.616) 90,92 b. Produktivitas (Ku/Ha) 11,76 11,70 11,71 (0,04) (0,38) 0,01 100,12 c. Produksi (Ton BK) ,52 (26.134) 91,04 4. Ubikayu a. Luas Panen (Ha) (23.277) (2,32) ( ) 86,46 b. Produktivitas (Ku/Ha) 233,55 234,00 233,68 0,14 0,06 (0,32) 99,86 c. Produksi (Ton UB) ( ) (2,26) ( ) 86,34 5. Ubijalar a. Luas Panen (Ha) (17.521) (11,18) (40.448) 77,49 b. Produktivitas (Ku/Ha) 152,00 147,48 159,37 7,37 4,85 11,89 108,06 c. Produksi (Ton UB) ( ) (6,87) ( ) 83,74 Keterangan: BK = Biji Kering; UB = Umbi Basah 4

13 III. PELAKSANAAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2015 Fokus kegiatan peningkatan produktivitas tanaman pangan tahun 2015, khususnya komoditas aneka kacang dan umbi tahun 2015, dilaksanakan melalui : Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai; Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai Refocusing dan APBN-P; Pengembangan/GP-PTT Ubikayu; Pendampingan Peningkatan Produksi Kedelai Kerjasama dengan Perguruan Tinggi; Koordinasi Kemitraan, Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi; Gerakan Tanam/Panen Serempak Kedelai Bersama TNI-AD di Provinsi; Pendampingan PAT-PIP Kedelai; Kegiatan Bantuan Teknologi Penyimpanan Benih Kedelai (Plastik Hermetik) di Provinsi; Kegiatan Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten dan Kegiatan Ubinan Kedelai. Realisasi pelaksanaan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: A. GP-PTT Kedelai Tahun 2015 Kegiatan GP-PTT Kedelai 2015 pada areal seluas ha di 29 Provinsi pada 213 Kabupaten/Kota. Luas satu unit GP-PTT kedelai minimal sebesar 10 ha dan untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan tersebut Pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi paket lengkap meliputi benih, pupuk dan pestisida. Sedangkan untuk areal pasang surut di luar pulau Jawa, diberikan juga tambahan berupa kapur pertanian. Realisasi tanam pelaksanaan GP-PTT kedelai sampai bulan Desember 2015 mencapai ha (86,60%), luas panen ha, produktivitas 15,48 ku/ha dan produksi ton. Adapun sisa kegiatan yang belum dilaksanakan sampai akhir Desember 2015 seluas ha dan direncanakan tanam pada bulan Januari sampai Maret Realisasi anggaran kegiatan GP-PTT kedelai sampai bulan Desember 2015 sebesar Rp ,- baru mencapai 93,52% dari sasaran sebesar Rp ,-. Rendahnya realisasi pelaksanaan GP-PTT kedelai disebabkan antara lain a) adanya pergeseran tanam akibat dari dampak perubahan iklim; dan b) keterbatasan benih kedelai bermutu di tingkat lapang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3 dan rincian per Kabupaten/Kota pada Lampiran 6. Tabel 3. Sasaran dan Realisasi Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai Tahun 2015 No Uraian Sasaran Realisasi Capaian (%) 1 Luas Tanam (Ha) ,60 2 Luas Panen (Ha) ,67 3 Produktivitas (Ku/Ha) 17,00 15,48 91,06 4 Produksi (Ton) ,54 5 Bansos (Rp. 000) ,52 5

14 Capaian produktivitas GP-PTT kedelai tahun 2015 baru mencapai 91,06% lebih rendah 8.94% dari sasaran, namun bila dibandingkan dengan produktivitas pada tahun sebelumnya mengalami penurunan sebesar 0.19%. Untuk capaian produktivitas di luar GP-PTT lebih tinggi bila dibanding sasaran (101,48%) seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Capaian Produktivitas GP-PTT Kedelai Tahun 2015 Produktivitas GP-PTT (Ku/Ha) % Capaian Produktivitas Nasional (Ku/Ha) % Capaian Uraian Sebelum*) Sesudah Sesudah Sesudah**) Sasaran Sebelum*) Sesudah Thd Thd Thd Sasaran Sesudah**) dibanding Sasaran Sasaran Sebelum*) Sasaran (1) (2) (3) (4) (5) = (3) : (2) (6) = (4) : (2) (7) = (4) : (3) (8) (9) (10) = (9) : (8) 29 Provinsi, 231 Kabupaten Keterangan : *) = Angka Tetap BPS 2014 **) = Angka Ramalan II BPS 2015 Belum tercapainya produktivitas kedelai di lokasi GP-PTT disebabkan antara lain: 1. Belum semua komponen sarana produksi diterapkan sepenuhnya oleh petani sesuai dengan teknologi anjuran; 2. Ketersediaan benih bermutu kedelai masih terbatas; 3. Terjadinya kekeringan yang merupakan dampak dari El Nino yang mengakibatkan mundurnya rencana tanam kedelai sampai awal tahun 2016 di beberapa daerah pelaksana kegiatan GP-PTT kedelai 4. Masih rendahnya harga kedelai di tingkat petani yang mengakibatkan dilakukannya panen muda. B. Perluasaan Areal Tanam Melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT- PIP) Kedelai Tahun 2015 Kegiatan PAT-PIP kedelai tahun 2015 semula dialokasikan seluas ha di revisi menjadi ha. Kegiatan PAT-PIP terdiri dari PAT-PIP melalui dana APBN Refocusing Ditjen Tanaman Pangan seluas ha dilaksanakan di 9 Provinsi pada 64 Kab./Kota dan PAT-PIP melalui dana APBN-P 2015 Ditjen PSP seluas ha dilaksanakan di 24 Provinsi pada 159 Kab./Kota. Luas satu unit PAT-PIP kedelai minimal 10 ha dan untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatan tersebut Pemerintah memberikan bantuan berupa sarana produksi paket lengkap yang meliputi benih, pupuk, pestisida dan komponen sarana produksi lainnya sesuai spesifikasi lokasi. Sampai dengan Desember 2015, realisasi tanam PAT-PIP kedelai Refocusing seluas ha (84,15%) dari sasaran ha, sedangkan luas panen telah terealisasi seluas ha, produktivitas 15,19 ku/ha dengan produksi ton. Adapun sisa kegiatan yang belum dilaksanakan sampai akhir Desember 2015 seluas ha dan direncanakan tanam pada bulan Januari sampai Maret Realisasi bantuan sosial kegiatan PAT-PIP Refocusing mencapai 91,31% atau Rp ,- dari alokasi sebesar Rp 6

15 ,-. Kegiatan PAT-PIP kedelai APBN-P telah dilaksanakan seluas ha (67,01%) dari sasaran ha dengan luas panen ha, produktivitas 14,97 ku/ha dan produksi ton. Adapun sisa kegiatan yang belum dilaksanakan sampai akhir Desember 2015 seluas ha dan direncanakan tanam pada bulan Januari sampai Maret Realisasi bantuan sosial kegiatan PAT-PIP APBN-P mencapai 82,39% atau Rp ,- dari alokasi sebesar Rp ,-. Secara rinci sasaran dan realisasi PAT-PIP Refocusing dan APBN-P dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Penyebab masih rendahnya realisasi tanam kegiatan PAT-PIP disebabkan antara lain : 1. Adanya kebijakan petani tidak diperbolehkan menerima bantuan sosial lebih dari satu kegiatan pada tahun anggaran yang sama. 2. Adanya pengaruh dari perubahan iklim (El Nino) yang menyebabkan mundurnya rencana tanam kedelai kedelai sampai awal tahun 2016 di beberapa daerah pelaksana kegiatan PAT-PIP kedelai 3. Alih tanam ke komoditi pangan lain untuk menghindari tumpang tindih lahan dengan kegiatan lain. 4. Keterbatasan benih bermutu kedelai di tingkat lapang. 5. Adanya aplikasi baru dalam pencairan bantuan sosial di KPPN yang menyebabkan terhambatnya pencairan bantuan sosial akibat kesalahan dokumen administrasi. Tabel 5. Sasaran dan Realisasi Perluasan Areal Tanam Melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai Refocusing Tahun 2015 No Uraian Sasaran Realisasi Capaian (%) 1 Luas Tanam (Ha) ,15 2 Luas Panen (Ha) ,14 3 Produktivitas (Ku/Ha) 15,00 15,19 101,27 4 Produksi (Ton) ,94 5 Bansos (Rp. 000) ,31 Tabel 6. Sasaran dan Realisasi Perluasan Areal Tanam Melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai APBN-P Tahun 2015 Sasaran No Uraian Realisasi Capaian (%) Semula Revisi 1 Luas Tanam (Ha) ,01 2 Luas Panen (Ha) ,05 3 Produktivitas (Ku/Ha) 15,00 15,00 14,97 99,80 4 Produksi (Ton) ,00 5 Bansos (Rp. 000) ,39 7

16 Capaian produktivitas PAT-PIP kedelai Refocusing menurun sebesar 2,06% dari produktivitas tahun 2014 dan bila dibandingkan terhadap sasaran produktivitas 2015 mencapai 101,27% atau melebihi sasaran yang ditetapkan. Sedangkan produktivitas diluar PAT-PIP kedelai Refocusing mencapai 101,48% (15,73 ku/ha) lebih tinggi dari sasaran produktivitas sebesar 15,50 Ku/Ha. Secara rinci pada tabel 7 berikut. Tabel 7. Capaian Produktivitas PAT-PIP Kedelai Refocusing Tahun 2015 Produktivitas PAT-PIP Refocusing Produktivitas diluar PAT- % Capaian (Ku/Ha) PIP Refocusing (Ku/Ha) % Capaian Uraian Sebelum*) Sesudah Sesudah Sesudah**) Sasaran Sebelum*) Sesudah Thd Thd Thd Sasaran Sesudah**) dibanding Sasaran Sasaran Sebelum*) Sasaran (1) (2) (3) (4) (5) = (3) : (2) (6) = (4) : (2) (7) = (4) : (3) (8) (9) (10) = (9) : (8) 9 Provinsi, 63 Kab/Kota Keterangan : *) = Angka Tetap BPS 2014 **) = Angka Ramalan II BPS 2015 Capaian produktivitas PAT-PIP kedelai APBN P menurun sebesar 3,48% dari produktivitas tahun 2014 dan bila dibandingkan terhadap sasaran produktivitas 2015 mencapai 99,80% atau melebihi sasaran yang ditetapkan. Sedangkan produktivitas diluar PAT-PIP kedelai APBN-P mencapai 101,48% (15,73 ku/ha) lebih tinggi dari sasaran produktivitas sebesar 15,50 Ku/Ha. Secara rinci pada tabel 8 berikut. Tabel 8. Capaian Produktivitas PAT-PIP Kedelai APBN-P Tahun 2015 Produktivitas PAT-PIP APBN-P Produktivitas diluar PAT- % Capaian (Ku/Ha) PIP APBN-P (Ku/Ha) % Capaian Uraian Sebelum*) Sesudah Sesudah Sesudah**) Sasaran Sebelum*) Sesudah Thd Thd Thd Sasaran Sesudah**) dibanding Sasaran Sasaran Sebelum*) Sasaran (1) (2) (3) (4) (5) = (3) : (2) (6) = (4) : (2) (7) = (4) : (3) (8) (9) (10) = (9) : (8) 25 Provinsi, 156 Kab/Kota Keterangan : *) = Angka Tetap BPS 2014 **) = Angka Ramalan II BPS 2015 C. Pelaksanaan Pengembangan/GP-PTT Ubikayu Tahun 2015 Dalam upaya peningkatan produksi ubikayu tahun 2015 ditempuh melalui Peningkatan Produktivitas pada areal tanam yang selama ini telah terbiasa melakukan budidaya ubikayu dan Perluasan Areal Tanam yang diarahkan pada pengembangan, kemitraan dan pemanfaatan lahan (perkebunan, kehutanan, dll). Kegiatan yang mendapat dukungan APBN-P 2015 untuk mencapai sasaran produksi ubikayu tahun 2015 sebesar 26,530 juta ton umbi basah adalah gerakan penerapan pengelolaan tanaman terpadu (GP-PTT) ubikayu seluas ha yang tersebar di 6 Provinsi dan 9 Kabupaten. Luas satu unit GP-PTT ubikayu minimal seluas 25 ha. Untuk memfasilitasi 8

17 pelaksanaan kegiatan ini, pemerintah memberikan bantuan dalam bentuk dana bansos untuk keperluan pemenuhan pupuk anorganik (Urea, NPK dan SP-36) bersubsidi yang pembeliannya melalui Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain pupuk anorganik diatas, dana bansos tersebut juga dapat dimanfaatkan untuk pembelian pupuk organik dan pestisida/herbisida. Bantuan sarana produksi kegiatan GP-PTT, diberikan langsung kepada kelompok tani peserta GP-PTT dalam bentuk transfer uang, dengan nilai uang sebesar Rp ,- per hektar. Jenis komponen sarana produksi bansos GPPTT- Ubikayu Per hektar : pupuk urea 300 kg; pupuk SP kg; pupuk NPK 300 kg; pestisida/herbisida 1 pkt; pupuk organik kg. Realisasi pelaksanaan kegiatan sampai dengan bulan Desember 2015 mencapai ha (102,13%) dari sasaran sebesar ha, realisasi panen baru mencapai 650 ha, hal ini disebabkan karena pertanaman lebih banyak di bulan Nopember dan Desember selengkapnya seperti pada Tabel 9 dan rincian per kabupaten disajikan pada Lampiran 9. Tabel 9. Sasaran dan Realisasi Pengembangan/GP-PTT Ubikayu Tahun 2015 No. Uraian Sasaran Realisasi Capaian (%) 1 Luas Tanam (Ha) ,13 2 Luas Panen (Ha) ,81 3 Produktivitas (Ku/Ha) 260,50 221,54 85,04 4 Produksi (Ton) ,40 5 Bansos (Rp. 000) ,26 Keterangan: Panen ubikayu berkisar bulan D. Pelaksanaan Pendampingan Peningkatan Produksi Kedelai Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2015 Pelaksanaan pendampingan peningkatan produksi kedelai kerjasama dengan perguruan tinggi tahun 2015 dialokasikan di 5 provinsi dengan anggaran sebesar Rp ,-. Sampai dengan bulan Desember 2015 pelaksanaan kegiatan tersebut sudah terealisasi 4 kali (80%) dari sasaran 5 kali, dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (80%) dari sasaran Rp ,-. Provinsi yang tidak melaksanakan kegiatan yaitu Provinsi Jawa Timur. Secara rinci disajikan pada Tabel 10 dan Lampiran 10. Tabel 10. Pelaksanaan Pendampingan Peningkatan Produksi Kedelai Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun 2015 Sasaran Realisasi Kali Anggaran (Rp) Kali % Anggaran (Rp) % , ,00 9

18 E. Pelaksanaan Koordinasi Kemitraan, Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015 Pelaksanaan koordinasi kemitraan, pemantapan dan evaluasi pengembangan aneka kacang dan umbi tahun 2015 dialokasikan di 29 provinsi dengan anggaran sebesar Rp ,-. Sampai dengan bulan Desember 2015 pelaksanaan kegiatan tersebut sudah terealisasi 27 kali (93,10%) dari sasaran 29 kali, dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (87,62%) dari sasaran Rp ,-. Provinsi yang tidak melaksanakan kegiatan yaitu Provinsi Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur. Secara rinci disajikan pada Tabel 11 dan Lampiran 11. Tabel 11. Pelaksanaan Koordinasi Kemitraan, Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015 Sasaran Realisasi Kali Anggaran (Rp) Kali % Anggaran (Rp) % , ,62 F. Pelaksanaan Gerakan Tanam/Panen Serempak Kedelai Bersama TNI-AD di Provinsi Tahun 2015 Pelaksanaan gerakan tanam/panen serempak kedelai bersama TNI-AD di provinsi tahun 2015 dialokasikan di 6 provinsi dengan anggaran sebesar Rp ,-. Sampai dengan bulan Desember 2015 pelaksanaan kegiatan tersebut sudah terealisasi 6 kali (100%) dari sasaran 6 kali, dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (100%) dari sasaran Rp ,-. Secara rinci disajikan pada Tabel 12 dan Lampiran 12. Tabel 12. Pelaksanaan Gerakan Tanam/Panen Serempak Kedelai Bersama TNI-AD di Provinsi Tahun 2015 Sasaran Realisasi Kali Anggaran (Rp) Kali % Anggaran (Rp) % , ,00 G. Pelaksanaan Pendampingan PAT-PIP Kedelai Tahun 2015 Pelaksanaan pendampingan PAT-PIP kedelai tahun 2015 terdiri dari kerjasama dengan TNI-AD yang dialokasikan di 8 provinsi, 44 kabupaten/kota dan kerjasama dengan Aparat Dinas yang dialokasikan di 8 provinsi, 44 kabupaten/kota. Sampai dengan bulan Desember 2015 pelaksanaan kegiatan tersebut sudah terealisasi masing-masing sebagai berikut: 10

19 - Kerjasama dengan TNI-AD sudah terealisasi 31 kali (59,62%) dari sasaran 52 kali, dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (65,48%) dari sasaran Rp ,-. - Kerjasama dengan Aparat Dinas sudah terealisasi 28 kali (71,07%) dari sasaran 52 kali, dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (71,07%) dari sasaran Rp ,-. - Kabupaten Jombang, Mojokerto dan Trenggalek Provinsi Jawa Timur tidak dilaksanakan. Secara rinci disajikan pada Tabel 13 dan Lampiran 13. Tabel 13. Pelaksanaan Pendampingan PAT-PIP Kedelai Tahun 2015 Sasaran Realisasi Kerjasama TNI-AD Kerjasama Aparat Dinas Kerjasama TNI-AD Kerjasama Aparat Dinas Kali Anggaran (Rp) Kali Anggaran (Rp) Kali % Anggaran (Rp) % Kali % Anggaran (Rp) % , , , ,07 H. Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Teknologi Penyimpanan Benih Kedelai (Plastik Hermetik) di Provinsi Tahun 2015 Pelaksanaan kegiatan bantuan teknologi penyimpanan benih kedelai (plastik hermetik) di provinsi tahun 2015 dialokasikan di 12 provinsi dengan anggaran sebesar Rp ,-. Sampai dengan bulan Desember 2015 pelaksanaan kegiatan tersebut terealisasi 9 kali (75%) dari sasaran 12 kali, dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (75%) dari sasaran Rp ,-. Secara rinci disajikan pada Tabel 14 dan Lampiran 14. Tabel 14. Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Teknologi Penyimpanan Benih Kedelai (Plastik Hermetik) di Provinsi Tahun 2015 Sasaran Realisasi Kali Anggaran (Rp) Kali % Anggaran (Rp) % , ,00 I. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten Tahun 2015 Pelaksanaan kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai di kabupaten tahun 2015 dialokasikan paket (29 provinsi) dengan anggaran sebesar Rp ,-. Sampai dengan bulan Desember 2015 pelaksanaan kegiatan tersebut terealisasi paket (40,30%) dari sasaran paket, dengan realisasi anggaran sebesar Rp ,- (37,88%) dari 11

20 sasaran Rp ,-. Secara rinci disajikan pada Tabel 15 dan Lampiran 15. Tabel 15. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten Tahun 2015 Sasaran Realisasi Paket Anggaran (Rp) Paket % Anggaran (Rp) % , ,88 J. Pelaksanaan Kegiatan Ubinan Kedelai Tahun 2015 Pelaksanaan kegiatan ubinan kedelai tahun 2015 dialokasikan unit dengan anggaran Rp ,-. Sampai dengan bulan Desember 2015 pelaksanaan kegiatan tersebut terealisasi sebesar Rp ,- (63,97%) dari sasaran Rp ,-. Rendahnya pelaksanaann ubinan ini karena masih banyak pertanaman yang belum saatnya panen atau kedelai yang ditanam pada bulan November 2015 s/d Januari

21 IV. PELAKSANAAN KEGIATAN LAINNYA A. Realisasi Tanam Komoditas Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2015 per Bulan Realisasi tanam kedelai sampai dengan bulan Desember tahun 2015 seluas ha apabila dibandingkan dengan tahun 2014 lebih tinggi ha (2,67%). Realisasi tanam kedelai dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Realisasi Luas Tanam Kedelai Tahun 2015 Dibanding Tahun 2014 Realisasi Tanam (Ha) Perbandingan 2015 thd. No. Bulan (Ha) (%) 1 Januari (1.863) (10,17) 2 Februari (818) (1,98) 3 Maret ,24 4 April ,12 5 Mei ,48 6 Juni ,12 7 Juli (10.011) (9,31) 8 Agustus ,85 9 September ,60 10 Oktober (735) (5,69) 11 November (17.437) (23,88) 12 Desember *) ,44 Total ,67 Keterangan : *) Bulan Desember 2015 = Angka prediksi Realisasi tanam kacang tanah sampai dengan bulan Desember tahun 2015 seluas ha apabila dibandingkan dengan tahun 2014 lebih rendah ha (25,10%). Realisasi tanam kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Realisasi Luas Tanam Kacang Tanah Tahun 2015 Dibanding Tahun 2014 No. Bulan Realisasi Tanam (Ha) Perbandingan 2015 thd (Ha) (%) 1 Januari (2.015) (9,20) 2 Februari (8.841) (15,29) 3 Maret ,54 4 April (3.174) (10,40) 5 Mei (8.736) (30,89) 6 Juni (7.829) (27,90) 7 Juli (7.972) (25,30) 8 Agustus (4.271) (18,64) 9 September (3.779) (33,30) 10 Oktober (5.829) (63,34) 11 November (38.723) (39,90) 12 Desember*) (38.728) (72,89) Total ( ) (25,10) Keterangan : *) Bulan Desember 2015 = Angka prediksi 13

22 Realisasi tanam kacang hijau sampai dengan bulan Desember tahun 2015 seluas ha apabila dibandingkan dengan tahun 2014 lebih tinggi ha (11,05%). Realisasi tanam kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Realisasi Luas Tanam Kacang Hijau Tahun 2015 Dibanding Tahun 2014 Perbandingan 2015 thd. Realisasi Tanam (Ha) No. Bulan (Ha) (%) 1 Januari ,53 2 Februari ,25 3 Maret ,28 4 April ,50 5 Mei ,84 6 Juni ,34 7 Juli (1.878) (6,20) 8 Agustus (2.925) (11,94) 9 September ,23 10 Oktober (889) (19,86) 11 November (1.753) (18,41) 12 Desember*) ,38 Total ,05 Keterangan : *) Bulan Desember 2015 = Angka prediksi Realisasi tanam ubikayu sampai dengan bulan Desember tahun 2015 seluas ha apabila dibandingkan dengan tahun 2014 lebih rendah ha (26,94%). Realisasi tanam ubikayu dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19. Realisasi Luas Tanam Ubikayu Tahun 2015 Dibanding Tahun 2014 Perbandingan 2015 thd. Realisasi Tanam (Ha) No. Bulan (Ha) (%) 1 Januari (2.368) (2,75) 2 Februari (7.333) (11,34) 3 Maret (5.419) (9,30) 4 April (4.029) (7,36) 5 Mei (22.186) (37,06) 6 Juni (15.558) (33,09) 7 Juli (15.381) (50,57) 8 Agustus (13.011) (49,51) 9 September (7.598) (38,44) 10 Oktober (27.720) (72,39) 11 November ( ) (37,77) 12 Desember*) (33.548) (16,44) Total ( ) (26,94) Keterangan : *) Bulan Desember 2015 = Angka prediksi Realisasi tanam ubijalar sampai dengan bulan Desember tahun 2015 seluas ha apabila dibandingkan dengan tahun 2014 lebih rendah ha (20,30%). Realisasi tanam ubijalar dapat dilihat pada Tabel

23 Tabel 20. Realisasi Luas Tanam Ubijalar Tahun 2015 Dibanding Tahun 2014 Perbandingan 2015 thd. Realisasi Tanam (Ha) No. Bulan (Ha) (%) 1 Januari ,85 2 Februari (3.823) (30,89) 3 Maret (3.328) (25,57) 4 April (4.879) (32,45) 5 Mei (1.993) (14,93) 6 Juni (1.731) (15,08) 7 Juli (1.600) (16,33) 8 Agustus (1.850) (20,62) 9 September (3.452) (33,19) 10 Oktober (4.144) (44,94) 11 November (9.056) (51,29) 12 Desember*) (3.130) (16,93) Total (31.487) (20,30) Keterangan : *) Bulan Desember 2015 = Angka prediksi B. Pertemuan/Koordinasi 1. Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Banten Kebutuhan kedelai setiap tahun rata-rata mencapai 2,3 juta ton, namun produksi kedelai dalam negeri belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Produksi kedelai dalam negeri baru mampu memenuhi kebutuhan sekitar 40%, dan kekurangannya sebesar 60% harus diimpor. Pengembangan kedelai diarahkan melalui strategi peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam. Peningkatan produksi dan perluasan areal masih terkendala oleh nilai kompetitif kedelai dengan komoditas pangan lain, terlebih pada areal tanam sawah irigasi, tadah hujan dan lahan kering. Perluasan areal tanam dilakukan melalui peningkatan indek tanam (IP) di lahan sawah irigasi dan tadah hujan, lahan kering yang diberakan dengan sistem monokultur maupun tumpangsari, areal tanam perkebunan, serta hutan yang belum menghasilkan. Perluasan areal tanam kedelai di Indonesia berdasarkan kesesuaian agroekologi bahwa tanaman kedelai dapat tumbuh secara optimal dengan rekayasa teknologi spesifik lokasi, dan ditinjau dari kesesuaian agroekonomi maka pengembangan kedelai perlu dipertimbangkan daya kompetitif kedelai yang masih rendah dibanding komoditas lain, oleh karena itu penetapan harga kedelai dan peningkatan produktivitas sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing kedelai. Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai dalam Rangka Upsus Tahun 2015 yang telah dilaksanakan pada tanggal Juni 2015 di P4B Eco Farming, Kampung Cikutu, Desa Rancasanggal, Kec. Cinangka, Kabupaten Serang, Banten. Peserta yang hadir sebanyak 50 orang terdiri dari petugas pendamping dari Dinas Pertanian/Penyuluh 4 Kabupaten/Kota dan ketua kelompok tani dari 4 Kabupaten/Kota, Kepala Dinas dan petugas Dinas Pertanian Provinsi Banten, Staf Ahli Menteri 15

24 Pertanian, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Balitkabi Malang, Pelaku Agribisnis Kedelai. Tujuan diadakan workshop ini adalah supaya petani mampu menerapkan teknologi budidaya kedelai sesuai spesifik lokasi. Dalam rangka kegiatan UPSUS diharapkan kegiatan ini dapat mendukung upaya peningkatan produktivitas kedelai melalui program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT- PIP). a. Prospek bisnis kedelai dan potensi pasarnya di Indonesia, sesungguhnya produksi kedelai dalam negeri memiliki mutu yang jauh lebih baik daripada kedelai impor, dengan beberapa syarat untuk menghasilkan kedelai berdaya saing tinggi agar dapat bersaing di pemasaran; Produktivitas tinggi, diatas 2,5 t/ha, biaya produksi rendah, harga jual bersaing, mutu kedelai tinggi, kedelai yang diproduksi disukai konsumen. Potensi pasar kedelai di Indonesia; kedelai adalah sumber protein yang bermutu tinggi dan relatif murah, penduduk Indonesia jumlahnya besar, maka kebutuhan gizi bermutu akan terus bertambah tinggi, kedelai berperan sebagai pangan langsung, bahan baku industri olahan, industri olahan berkembang dinamis, penyediaan kedelai dituntut dalam jumlah yang besar. b. Penerapan teknologi budidaya kedelai harus disesuaikan dengan potensi dan permasalahan biofisik lahan, sosial-ekonomi masyarakat, dan kelembagaan di setiap lokasi. c. Dalam budidaya kedelai benih merupakan komponen yang sangat penting, hal yang perlu dilakukan petani : 1). Pilih varietas dg ukuran biji yang disukai konsumen, 2) Siapkan benih sesuai luasan yang akan ditanami. Berbiji sedang kg/ha, berbiji besar kg/ha, 3). Gunakan benih berkualitas baik (kejelasan varietas, kemurnian, daya tumbuh dan masa berlaku). d. Sistem perbenihan kedelai saat ini ada 2 yaitu: - Sistem Perbenihan Informal: Benih diproduksi oleh petani untuk kepentingan sendiri & kelompoknya tanpa sertifikasi. - Sistem Kedelai Formal: Benih diproduksi oleh penangkar, lembaga perbenihan (BBI, BBU, BUMN), proses produksi melalui sertifikasi dengan alur benih : BS FS SS ES e. Petani diharapkan dapat mengembangkan teknologi budidaya spesifik lokasi antara lain; di lahan rawa/pasang surut, lahan kering, lahan kering masam, lahan perkebunan dan hutan, dan budidaya kedelai lahan sawah. f. Hasil workshop penerapan teknologi budidaya kedelai ini, petugas dan petani termotivasi untuk menanam kedelai dengan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat. Petani menginginkan ada workshop seperti ini dilaksanakan lagi untuk memberikan pencerahan bagi petani dan petugas di lapangan dalam penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi kedelai di Provinsi Banten. 16

25 Foto Bersama Setelah Pembukaan Praktek Lapangan 2. Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Sulawesi Selatan Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai dalam Rangka Upsus Tahun 2015 telah dilaksanakan pada tanggal Agutus 2015 di Aula Hotel Sarlim, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Sambutan dan arahan oleh yang mewakili Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Kasubdit Aneka Umbi sekaligus membuka acara workshop penerapan teknologi budidaya kedelai dalam rangka upsus. Peserta yang hadir sebanyak 60 orang terdiri dari petugas pendamping dari Dinas Pertanian/Penyuluh 13 Kabupaten/Kota dan ketua kelompok tani dari 13 Kabupaten/Kota, Kepala Dinas dan petugas Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Selatan, Staf Ahli Menteri Pertanian, Universitas Hasanudin Makasar, BPTP Sulawesi Selatan, Pelaku Agribisnis Kedelai. Praktek lapangan di lahan sawah di Kabupaten Bone, Sulawei Selatan. Petani dan petugas mendapat penjelasan penerapan teknologi budidaya kedelai mulai dari penyiapan lahan, pencampuran rizhobium yang efektif, penyemprotan bio perforasi kemudian jarak tanam; Perbedeng 4 baris 17

26 pada model bedengan jarak bedeng 40 cm, jarak tanam cm x 30 cm dan penjelasan-penjelasan singkat lain mengenai pemupukan yang dilakukan pada saat sore tidak ada hujan (paling baik), kalau pagi sebelum matahari sepenggalah. Akan lebih baik diberikan awal tanaman bersamaan pada awal pemupukan, hal ini untuk mengefektifkan pembiakan bakteri sehingga selanjutnya dapat optimal dalam melakukan simbiosis mutualis (bekerja sama) dalam memproduksi pupuk alami. Petani sangat antusias dalam mengikuti keseluruhan materi dari nara sumber, berharap dapat meningkatkan hasil pertanaman kedelai secara signifikan. Hasil workshop penerapan teknologi budidaya kedelai ini, petugas dan petani termotivasi untuk menanam kedelai dengan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat. Petani menginginkan ada workshop seperti ini dilaksanakan lagi untuk memberikan pencerahan bagi petani dan petugas di lapangan dalam penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi kedelai di Provinsi Sulawesi Selatan. Pemaparan Nara Sumber sebelum Praktek di Lapangan Praktek Budidaya Kedelai di Lapangan 18

27 3. Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Sumatera Selatan Workshop penerapan teknologi budidaya kedelai dalam rangka upsus tahun 2015 telah dilaksanakan pada tanggal Agustus 2015 di ruang rapat Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan, Jl. Jln. Kapten P.Tendean No.1058 Palembang, maupun praktek lapangan di Kebun Percobaan Kenten UPTD Perbenihan Provinsi Sumatera Selatan. Peserta yang hadir pada workshop penerapan teknologi budidaya kedelai dalam rangka upsus sebanyak 60 orang terdiri dari petani pelaksana kegiatan kedelai dan petugas pendamping pada 16 Kabupaten/kota (OKI,OKU,OKUT, Lahat, Pagar Alam, Muara Enim, Banyuasin, Musi Banyuasin, Musi Rawas, Lubuk Linggau, Musi Rawas, Empat Lawang, Muratara, Pali, OKUS, Ogan Ilir), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Selatan dan staf Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi. Potensi lahan pasang surut di Indonesia seluas 20,1 juta ha, yang tersebar di Sumatera seluas 6,6 juta ha, Kalimantan 8,1 juta ha, Sulawesi 1,2 juta ha dan Papua 4,2 juta ha. Dari luasan 20,1 juta ha tersebut 9,53 juta ha cocok untuk usaha pertanian dan 2 juta ha sesuai untuk pertanaman kedelai. Potensi lahan pasang surut di Provinsi Sumatera Selatan seluas 1,3 juta ha dimana 0,33 juta ha sudah untuk pertanian. Keberhasilan pengembangan kedelai di lahan pasang surut sangat ditentukan oleh pengaturan tata air, ameliorasi lahan dan pemupukkan. Provinsi Sumatera Selatan memiliki luas lahan sub optimal yang besar untuk pengembangan tanaman pangan termasuk kedelai. Lahan sub optimal terdiri dari berbagai agroekosistim seperti rawa lebak, pasang surut dan lahan kering. Penerapan inovasi teknologi budidaya jenuh air (BJA) diharapkan mampu dijadikan peluang dalam meningkatkan produksi kedelai di lahan-lahan sub optimal. Pemaparan Nara Sumber sebelum Praktek di Lapangan 19

28 Praktek Budidaya Kedelai di Lapangan 4. Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Lampung Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai dalam Rangka Upsus Tahun 2015 telah dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus - 2 September 2015 di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Lampung. Peserta yang hadir sebanyak 65 orang terdiri dari petugas pendamping dari Dinas Pertanian/Penyuluh 11 Kabupaten/Kota dan ketua kelompok tani dari 11Kabupaten/Kota, petugas Dinas Pertanian Provinsi TPH, Universitas Lampung, Balitkabi Malang, BPTP Provinsi Lampung, Bulog dan Kopti. Praktek lapangan di Kebun percobaan Tegineneng, Jl Inpres Sumber Sari Dususn Banyuwangi-Manda, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan. Petani dan petugas mendapat penjelasan penerapan teknologi budidaya kedelai spesifik lokasi. Petani senang dengan varietas kedelai yang berumur pendek karena menyesuaikan dengan pola tanam. Petani senang tumpang sari kedelai dengan singkong karena bisa tanam kedelai 2 (dua) kali. Pada MT I kedelai 5 baris dengan JT (40 x 15 CM), 2 baris singkong dengan JT (60 x 70 cm) diantara disingkong bisa ditanam 1 baris kedelai. Pada MT II masih bisa ditanam kedelai 5 baris dengan JT (40 x 15 CM), 2 baris singkong dengan JT (60 x 70 cm). Untuk menanam kedelai pada MT II harus digunakan varietas yang berumur genjah dan tahan terhadap kekeringan. Hasil workshop penerapan teknologi budidaya kedelai ini, petugas dan petani termotivasi untuk menanam kedelai dengan menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat. Petani menginginkan ada workshop seperti ini dilaksanakan lagi untuk memberikan pencerahan bagi petani dan petugas di lapangan dalam penerapan teknologi untuk meningkatkan produksi kedelai di Provinsi Lampung. 20

29 Praktek Lapangan 5. Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus di Provinsi Jambi Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai Dalam Rangka Upsus dilaksanakan selama 3 (tiga) hari tanggal 31 Agustus 2 September 2015 di Jambi. Peserta yang hadir adalah petani pelaksana GP-PTT dan PAT- PIP kedelai, petani swadaya, serta petugas lapang/pendamping dari Dinas Pertanian seluruh Kabupaten/Kota Provinsi Jambi dengan jumlah peserta 50 orang. Kegiatan PAT di Provinsi Jambi diarahkan pada lahan marginal dan pasang surut. Potensi lahan marginal dan pasang surut di Provinsi Jambi untuk perluasan areal tanam masih cukup luas, dengan demikian diperlukan data potensi lahan yang akurat untuk mengembangkan peningkatan produksi kedelai yang akan datang. Praktek penerapan teknologi budidaya kedelai dalam rangka upsus di lapangan telah diaplikasikan di lahan BBI Palawija antara lain sebagai berikut : a. Menggunakan benih yang telah dikembangkan oleh BPTP Jambi (varietas anjasmoro), b. Penggunaan dosis pupuk pada 3 (tiga) petakan dengan perlakuan yang berbeda, diantaranya : - anjuran dosis pupuk setempat yaitu urea 75 kg/ha + SP kg/ha + KCl 100 kg/ha 21

30 - dosis pupuk yaitu urea 75 kg/ha + SP kg/ha + KCl 100 kg/ha kg/ha dolomit kg/ha pupuk kandang. - dosis pupuk yaitu urea 37,5 kg/ha + SP kg/ha + KCl 100 kg/ha gram Agrisoy kg/ha dolomit kg/ha pupuk kandang c. Aplikasi di lapangan dengan penggunaan dosis pupuk yang telah direkomendasikan oleh Balitkabi Malang selanjutnya akan dipelihara dan dipantau perkembangannya untuk 3 bulan kedepan, sehingga akan diupayakan benih yang ditanam dijadikan sumber benih pada penanaman selanjutnya. Pemaparan Nara Sumber sebelum Praktek di Lapangan Praktek Budidaya Kedelai di Lapangan 6. Pelaksanaan Workshop Konsolidasi Upsus di Provinsi Jawa Barat Dalam rangka evaluasi pelaksanaan program Tahun 2015 dan pemantapan pelaksanaan program Tahun 2016 UPSUS Padi, Jagung Dan Kedelai Provinsi Jawa Barat, menyelenggarakan Workshop Konsolidasi UPSUS Provinsi Jawa Barat pada tanggal 2 3 Desember 2015 di Grand Aquila Hotel, Bandung, Jawa Barat. Workshop dibuka secara resmi oleh Bapak Direktur Jenderal Tanaman Pangan (Dr. Ir. Hasil Sembiring, M.Sc.) dan dihadiri oleh Kepala Dinas Provinsi, Kepala Bidang/ Kepala Seksi Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota, Bakorluh, Mantri Tani, BP3K/ Penyuluh, Kodim/ Koramil/ Babinsa, 22

31 perwakilan dari Inspektorat Jenderal Kementan, Karantina Pertanian, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STTP) Bogor, Direktorat Perbenihan Tanaman Pangan, Direktorat Budidaya Serealia Tanaman Pangan, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Perum Bulog Drive Jawa Barat, Ditjen Prasarana Dan Sarana, serta Tim UPSUS Pajale Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan arahan Dirjen Tanaman Pangan dan hasil diskusi yang berkembang, dari Workshop Konsolidasi UPSUS Provinsi Jawa Barat diperoleh pokok-pokok rumusan sebagai berikut : a. Provinsi Jawa Barat diharapkan pada tahun 2016 dapat memberikan kontribusi produksi padi, jagung dan kedelai sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, untuk mencapai sasaran tahun 2016 tersebut perlu adanya kerjasama dari tingkat pusat sampai tingkat lapangan dengan dukungan pengawalan dan pendampingan oleh TNI-AD. Bapak Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengharapkan agar melakukan percepatan tanam khususnya periode bulan Oktober sampai Desember. Penyaluran bansos transfer uang harus segera ditindaklanjuti dengan pembelanjaan oleh Poktan sesuai RUK paling lambat 31 Desember Untuk kegiatan yang sampai akhir tahun tidak dapat dilaksanakan maka penanaman dapat dilaksanakan setelah tanggal 31 Desember 2015 tetapi tidak juga terlalu lama (setelah kondidi memungkinkan untuk tanam). b. Berdasarkan PMK 168/PMK.05/2015 bahwa untuk pelaksanaan kegiatan tahun 2016 yang semula berupa bantuan sosial (bansos) berubah menjadi bantuan pemerintah yang penyalurannya dapat berupa barang atau berupa uang melalui mekanisme yang sudah ditetapkan. c. Luas panen padi Provinsi Jawa Barat mengalami penurunan sebesar 6,45% bila dibandingkan periode yang sama di tahun Penurunan luas panen perlu dikaji secara mendalam, apakah hanya disebabkan oleh kekeringan atau penyebab lainnya. Data menunjukkan beberapa Kabupaten luasan kekeringannya kecil, akan tetapi penurunan produksinya justru cukup besar. d. Sasaran produksi padi Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 sebesar ton, diprediksi tidak akan tercapai karena adanya pengaruh El-Nino, capaian produksi ARAM II sebesar atau 93,46% dari sasaran. Oleh karena itu perlu dipertahankan standing crop yang tersisa (Okt-Des) 2015 agar dapat dipanen dan produktivitas diatas ARAM II BPS atau bahkan ditingkatkan hingga pada posisi ATAP Namun pada tahun 2016 dengan upaya-upaya peningkatan IP pada wilayah utara seperti Indramayu, Karawang, Cirebon dan Subang, melalui dukungan adanya rencana pendanaan rehabilitasi saluran primer /sekunder serta berfungsinya bendungan Jati Gede, maka capaian sasaran produksi padi provinsi Jawa Barat Tahun 2016 diprediksi akan tercapai. e. Penyerapan anggaran kegiatan program pada tahun 2015 di beberapa kabupaten masih dibawah angka target yaitu November 2015 sebesar 23

32 80%, oleh karena itu bagi petugas dan aparat TNI-AD kabupaten yang bersangkutan perlu kerja keras lagi melalui pengawalan kegiatan yang ketat agar serapan anggaran pelaksanaan kegiatan dapat sesuai dengan sasaran yang diharapkan. f. Target serapan beras tahun 2015 pada awalnya 400 ribu ton. Namun, ditambah menjadi 520 ribu ton. Sampai saat ini realisasi tersebut telah mencapai 449 ribu ton (sudah melebihi target awal). Jika dibandingkan dengan target akhir baru tercapai 86,35%. Untuk tahun 2015 capaian kinerja Bulog sudah melebihi rata-rata 15 tahun ke belakang yang hanya mencapai 360 ribu ton. Hal ini berkat dukungan dari semua instansi terkait seperti Dinas Pertanian, TNI-AD, gapoktan/kelompok tani, dan stakeholder terkait. Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan tahun 2016, beberapa fasilitasi yang telah disiapkan antara lain : 1) Gudang-gudang yang tersebar di seluruh Jawa Barat 2) SDM yang mengelola lebih berpengalaman dan banyak tenaga mudanya 3) Dijalin kerja sama dengan pihak BUMN lain seperti PT Pertani dalam hal pemenuhan kebutuhan gudang di suatu daerah yang masih terbatas. g. Untuk memenuhi keterbatasan tenaga penyuluh serta untuk mendukung peningkatan produktivitas tahun 2016, pada triwulan I Pemerintah akan merekrut penyuluh yang berasal dari THL, THL -POPT sebanyak orang. Syarat utama: 70% aspek teknis (menguasai dan memahami serta melaksanakan luas tanam terutama Jarwo) dan aspek pembinaan kelompok tani serta aspek penilaian luas tanam periode laporan MT Oktober 2015 Maret 2016 serta MT April September Upaya tersebut, diharapkan dapat dipenuhi. Adapun penyuluh yang pada WKPP tidak merupakan daerah sentra padi maka akan dinilai peningkatan luas tanam dan produktivitas komoditas pertanian lainnya. h. Pelaksanaan program UPSUS, dengan dana yang diluncurkan Ditjen PSP. Melalui kegiatan pengembangan jaringan irigasi, terealisasi 1,4 Juta ha (sampai Agustus 2015) dari target 1,5 juta ha. Kegiatan Bantuan Alat dan Mesin Pertanian sudah realisasi. Kegiatan GP-PTT dari Ditjen Tanaman Pangan telah realisasi fisik GP-PTT Padi dan Jagung hampir 90%, sementara untuk Kedelai baru mencapai 80%, karena terjadinya geser tanam dan sebagian kondisi iklim yang tidak mendukung untuk pertanaman kedelai (kekeringan). i. Dalam upaya mempercepat arus pelaporan dari tingkat lapangan, maka perlu dimanfaatkan fasilitasi SMS Gateway yang telah tersedia. Oleh karena itu petugas yang telah ditunjuk agar dapat memanfaatkannya. j. Skenario pencapaian sasaran produksi Pajale perlu disusun minimum hingga tingkat Kecamatan. Hal ini diharapkan dapat mempermudah monitoring. Telah disepakati rincian sasaran per kecamatan dapat dikirim ke Dit. Akabi paling lambat tanggal 10 Desember k. Program khusus untuk meningkatkan produksi Pajale, terutama untuk pemanfaatan lahan-lahan sawah tadah hujan, meningkatkan 24

33 penggunaan power threser harus ditingkatkan. Sinkronisasi angka statistik di tingkat Kecamatan antara mantri tani dan mantri statisik agar angka yang diperoleh dapat sama dan dilakukan pemutahiran data baku lahan sawah. l. Untuk mengantisipasi menurunnya produksi padi, perlu dilakukan pembuatan sumur bor yang dapat dilakukan pada saat sekarang, jangan menunggu musim kemarau. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya Pada Acara Workshop Konsolidasi UPSUS Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Pembukaan Acara Workshop Konsolidasi UPSUS Provinsi Jawa Barat Tahun 2015 Oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan 25

34 Narasumber Workshop Konsolidasi UPSUS Provinsi Jawa Barat Tahun Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai di Provinsi Nusa Tenggara Barat Pelaksanaan Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai pada tanggal 6 8 Desember 2015 di Balai Diklat Pertanian Narmada (BDP) NTB. Peserta yang hadir sebanyak 50 orang terdiri dari petugas pendamping dari Dinas Pertanian/Penyuluh 9 Kabupaten/Kota dan ketua kelompok tani dari 10 Kabupaten/Kota; petugas Dinas Pertanian Provinsi TPH; Universitas Mataram; Balitkabi Malang; Universitas Gadjah Mada; Dra. Wanda Christina, M.Sc; BPTP Provinsi NTB dan Bulog. Berdasarkan arahan serta pemaparan para nara sumber serta diskusi selama workshop dan praktek lapangan dapat kami laporkan sebagai berikut: a. Perluasan areal tanam (PAT) kedelai disarankan mempertimbangkan kesesuaian agroekologi dan agroekonomi. PAT kedelai berdasarkan kesesuaian agroekologi dan agroekonomi diutamakan di lahan sawah, pasang surut, dan lahan kering, karena biaya produksi budidaya kedelai relatif lebih murah. PAT di lahan kering masam biaya produksinya lebih tinggi dibanding di lahan sawah dan lahan kering. b. Peran Perguruan Tinggi dalam mendukung pengembangan budidaya kedelai nasional antara lain melakukan penelitian dan pengembangan kedelai spesifik lokasi dan terlibat dalam pendampingan dan pengawalan UPSUS Pajale Tahun c. Praktek lapangan di Kebun Percobaan Narmada, Jl. Raya Peninjauan Narmada, Mataram, Lombok Barat. Petani dan petugas mendapat penjelasan penerapan teknologi budidaya kedelai spesifik lokasi. Sebelum dilakukan penanaman, benih kedelai dicampur dengan cruiser dengan dosis 12,5 ml/50 kg. Cruiser merupakan insektisida perlakuan benih yang sistemik, diserap lewat akar dengan sempurna dan ditranslokasikan ke semua bagian tanaman, termasuk titik tumbuh. Kegunaan cruiser adalah untuk menyeragamkan pertumbuhan dan 26

35 mencegah hama penyakit. Benih ditanam dengan cara diletakkan di atas permukaan tanah untuk mencegah pembusukan. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 cm x 20 cm. Pemupukan dapat dilakukan di awal penanaman dengan pupuk NPK 100 kg. Penyulaman dilakukan dengan cara merentangkan tali lalu menggunakan ajir diluruskan sesuai dengan baris tanaman. 8. Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai di Provinsi Aceh Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai pada tanggal 6-8 Desember 2016 ini dihadiri oleh 6 Nara Sumber, petani pelaksana GP-PTT dan PAT-PIP kedelai, petani swadaya, serta petugas lapang/pendamping dari Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-provinsi Aceh, Kepala Bidang/ Kepala Seksi yang menangani aneka kacang dan umbi dari Dinas Pertanian Provinsi Aceh dan stakeholder/instansi terkait. Berdasarkan pengarahan Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi yang diwakili oleh Kasubdit Aneka Umbi dan diskusi yang berkembang serta materi dari para narasumber diperoleh pokok-pokok rumusan sebagai berikut : a. Penerapan teknologi budidaya kedelai harus disesuaikan dengan potensi dan permasalahan biofisik lahan, sosial-ekonomi masyarakat, dan kelembagaan di setiap lokasi. 27

36 b. Dalam budidaya kedelai benih merupakan komponen yang sangat penting, hal yang perlu dilakukan petani : 1). Pilih varietas dg ukuran biji yang disukai konsumen, 2) Siapkan benih sesuai luasan yang akan ditanami. Berbiji sedang kg/ha, berbiji besar kg/ha, 3). Gunakan benih berkualitas baik (kejelasan varietas, kemurnian, daya tumbuh dan masa berlaku). c. Praktek lapangan di lahan kebun percobaan UPTB Balai Diklat Pertanian Aceh di Kabupaten Aceh Besar,. Petani dan petugas mendapat penjelasan Teknik budidaya kedelai yang benar mulai dari penyiapan lahan, pencampuran rizhobium yang efektif,; Perbedeng 4 baris pada model bedengan jarak bedeng 40 cm, jarak tanam cm x 30 cm dan penjelasan-penjelasan singkat lain mengenai pemupukan yang dilakukan pada saat sore tidak ada hujan (paling baik), kalau pagi sebelum matahari sepenggalah. Akan lebih baik diberikan awal tanaman bersamaan pada awal pemupukan, hal ini untuk mengefektifkan pembiakan bakteri sehingga selanjutnya dapat optimal dalam melakukan simbiosis mutualis (bekerja sama) dalam memproduksi pupuk alami. Petani sangat antusias dalam mengikuti keseluruhan materi dari nara sumber, berharap dapat meningkatkan hasil pertanaman kedelai secara signifikan. 28

37 9. Pelaksanaan Workshop Penerapan Budidaya Kedelai di Provinsi Jawa Barat Pelaksanaan Workshop Penerapan Teknologi Budidaya Kedelai dilaksanakan pada tanggal Desember 2015 di Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Cihea-Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Pertemuan/workshop dihadiri oleh petugas pendamping dan perwakilan kelompok tani dari 18 kabupaten pelaksana GP-PTT dan PAT-PIP kedelai Tahun 2015 serta beberapa nara sumber antara lain : 1) Prof. Munif Prof. Dr. Mugni Ghulamahdi, Guru Besar IPB; 2) Prof. Dr. Arief Harsono, Peneliti Balitkabi Malang; 3) Ir. Suismono, MSi, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian; 4) Dr. Ir. Yanto Surdianto, MP, BPTP Jabar; 5) Supriyanto, SE, Bulog Sub Divre Cianjur; 6) Drs. Hugo Siswaya, (GAKOPTINDO Cianjur). Hasil pemaparan nara sumber dan diskusi dapat disimpulkan bahwa : a. Peran Perguruan Tinggi dalam mendukung program pemerintah terletak pada sejauhmana hasil-hasil penelitiannya dapat diimplementasikan ditingkat lapang dan mengacu kaidah-kaidah efisiensi, efektif dan mudah dilaksanakan namun mempunyai daya ungkit yang significan misal Budidaya Jenuh Air dan Budidaya Jenuh Air dan Budidaya tumpang sisip kedelai dan jagung. b. Pemanfaatan lahan-lahan sub optimal merupakan peluang dimasa mendatang sebagai lahan pengembangan komoditas tanaman pangan, termasuk kedelai melalui program PAT-PIP. Namun diperlukan perlakuan-perlakuan khusus, antara lain : pengapuran dan pengaturan drainase, pemilihan varietas yang tepat, pegendalian OPT dan pemupukan. 1) Karakteristik budidaya kedelai memerlukan kondisi iklim yang tepat, media tanam dengan draenase tanah yang baik serta ketinggian tempat tidak melebihi 500 m dpal. 2) Penentuan waktu panen yang tepat dapat mengurangi resiko penurunan kualitas biji kedelai, sementara jenis varietas, cara panen, media transportasi/alat angkut dan alat perontok sangat menentukan besarnya susut hasil. 3) Kebutuhan kedelai untuk industri tahu tempe di Jawa Barat sebesar ± 28 ribu ton setiap bulannya, dengan jumlah pengrajin tahu tempe sebanyak Kondisi ini sangat tidak mungkin dipenuhi dari provinsi Jawa Barat sendiri dengan rata-rata luas panen per tahunnya mencapai 47 ribu ha. Oleh karena itu kebutuhan mayoritas dipenuhi dari kedelai impor, khususnya untuk bahan baku tempe, sementara kedelai lokal tetap dibutuhkan oleh pengrajin tahu. 4) Praktek lapangan, memperkenalkan pengaruh jenis pupuk lengkap dengan penggunaan berbagai varietas seperti Argomulyo, Panderma, Grobogan, Burangrang, Anjasmoro serta perlakuan penggunaan Rhizobium. Pertanian praktek lapangan ini akan dirawat dan 29

38 dipertahankan hingga panen nanti sekitar bulan Pebruari/awal Maret C. Gerakan Pencanangan Tanam/Panen Aneka Kacang dan Umbi Tahun Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai dihadiri oleh Menteri Pertanian RI, Pangdam V Brawijaya mewakili Kepala Staf Angkatan Darat, Komisi IV DPR RI, Kapolda Jawa Timur, Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Bupati Trenggalek, Ketua DPRD Kab. Trenggalek, Kapolres Trenggalek, Danrem 081/Dhirotsaha Jaya, Dandim 0806 Trenggalek, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Trenggalek, SKPD lingkup Kab. Trenggalek, Kepala Badan Koordinator Wilayah Madiun, Muspika Kec. Munjungan, TNI AD, Mahasiswa Pendamping UPSUS Pajale, Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Masaran. 30

39 Kegiatan Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai di Desa Masaran, Kec. Munjungan merupakan lanjutan kerjasama Kementerian Pertanian dan TNI AD pada program TNI AD mendukung Ketahanan Pangan (TMKP) yang dilaksanakan pada areal kegiatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) kedelai seluas 160 ha menggunakan varietas wilis. Pelaksanaan pencanangan gerakan tanam kedelai dilakukan untuk memotivasi petani dalam membudidayakan kedelai dengan penerapan teknologi yang optimal sehingga dapat dicapai produktivitas yang tinggi serta sebagai wujud keterpaduan dan sinergitas antara Kementerian Pertanian RI dan TNI AD dalam rangka mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Produksi Komoditi Padi, Jagung dan Kedelai tahun 2015 berdasarkan ARAM I, BPS mengalami peningkatan dari tahun 2014, hal tersebut merupakan sinyal baik dan diharapkan seluruh pemangku kepentingan terus bekerjasama secara terpadu guna mewujudkan swasembada pangan. Upaya yang harus dilakukan untuk mengamankan pencapaian sasaran produksi pada MT antara lain : 1) Pengamanan dan peningkatan pengamanan pertanaman dari kekeringan dan serangan OPT; 2) Percepatan panen, olah tanah dan tanam terutama di daerah irigasi teknis dengan mengoptimalkan alsin yang ada, dan bekerjasama dengan TNI AD; 3) Penanaman varietas yang toleran kekeringan (kurang air), untuk wilayah yang kurang terjamin air irigasinya (rawan kekeringan); 4) Penerapan teknologi spesifik lokasi; 5) Mobilisasi pompa air untuk pemanfaatan air tanah di daerah yang memungkinkan untuk peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan daerah rawan kekeringan; 6) Perluasan areal tanam dengan memanfaatkan lahan sawah hasil cetak baru, lahan rawa/lebak; 7) Peningkatan koordinasi dalam penyediaan sarana produksi utamanya pupuk dan benih. 31

40 Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai oleh Bapak Menteri Pertanian, Pangdam V Brawijaya, Komisi IV DPR RI, Kapolda Jawa Timur, Direktur Pelayanan Publik Perum Bulog, Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Kepala Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur, Komisi B DPRD Prov. Jawa Timur, Bupati Trenggalek, Ketua DPRD Kab. Trenggalek, Kapolres Trenggalek, Danrem 081/Dhirotsaha Jaya Sambutan Menteri Pertanian RI 2. Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur Pencanangan gerakan tanam kedelai ini dilaksanakan pada tanggal 6 Agustus 2015 dan dihadiri antara lain Bupati Jember yang di wakili oleh Sekda Kabupaten Jember, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi yang diwakili Kasubdit Kedelai, Komandan Kodim 0824 Jember, Kapolres Jember, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jember, SKPD lingkup Kab. Jember, Muspika Kecamatan Jombang, Koramil dan Babinsa, Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Keting. Kegiatan Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai pada areal kelompoktani Tani Rukun di Desa Keting, Kec. Jobang merupakan bagian dari kegiatan Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) yang merupakan lahan yang sudah lama tidak ditanami kedelai. Lahan seluas 50 ha ini biasanya petani menanami komoditas tebu yang sudah 32

41 berjalan bertahun tahun, namun karena dirasa sudah kurang menguntungkan lagi maka petani beralih ke komoditas kedelai. Kabupaten Jember sebagai salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur telah melakukan MoU dengan kodim 0824 terkait pelaksanaan UPSUS PAJALE dengan harapan dapat mendorong semangat petani dan pemangku kepentingan di bidang pertanian untuk mendukung perwujudan swasembada pangan nasional. Salah satu wujud nyata keseriusan pemerintah Kabupaten jember untuk mendukung swasembada pangan nasional adalah kegiatan Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai. Komoditas kedelai saat ini mulai diminati petani karena produksi yang dihasilkan setiap tahun meningkat dan harga di pasaran wilayah jember cukup menguntungkan, rata-rata setiap tahun luas tanam kedelai seluas ha dan ini akan ditingkatkan terus sejalan dengan adanya program pemerintah pusat melalui program PAT-PIP kedelai, dan tahun ini telah ditargetkan tambahan tanam seluas ha. Kendala utama dalam peningkatan produksi kedelai kepastian harga panen ditingkat petani seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah melalui Harga pemeblian Pemerintan sebesar Rp /kg ditingkat petani benarbenar bisa terwujud. Pangan merupakan sumber kekuatan vital dalam mendukung ketahanan negara sehingga perlu di dukung oleh seluruh unsur masyarakat termasuk TNI AD. Kondisi masyarakat yang kelaparan kekurangan pangan sangat mudah sekali di provokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga kondisi kemanan lingkungan terganggu, oleh sebab itu ketersediaan pangan harus tetap di jaga. Kerjasama antara Kementerian Pertanian dengan TNI-AD yang sudah terjalin baik ini ke depan lebih ditingkatkan lagi sehingga swasembada pangan tetap terjaga dan mewujudkan cita-cita bangsa indonesia mengembalikan kejayaan dimasa lalu sebagai negara pengekspor pangan terbesar di dunia. Pelaksanaan Gerakan Tanam Kedelai Oleh Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi, Komandan Kodim 0824 Jember, Sekda Kabupaten Jember, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jember 33

42 Sambutan Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi yang diwakili Kasubdit Kedelai Ir. Rita Mezu, MM 3. Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah Pencanangan Gerakan Panen Kedelai dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015 dan dihadiri oleh Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Bupati Pati, Asisten II Sekretaris Daerah Bidang Ekonomi Pembangunan dan Kesra Kab. Pati, Muspida Kab. Pati, Kepala Bidang Produksi TP Dinas Pertanian TPH Prov. Jateng, Kepala Dinas Pertanian TP dan Peternakan Kab. Pati, Komandan Kodim 0718/Pati, Tim Monitoring dan Evaluasi UPSUS Pajale, Muspika Kec. Margorejo, Stakeholder, TNI AD, Mahasiswa Pendamping UPSUS Pajale, Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Dadirejo. Kegiatan Gerakan Pencanangan Panen Kedelai di Desa Dadirejo, Kec. Margorejo, Pati dilaksanakan pada areal kegiatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) pola kawasan TA seluas 130 ha. Varietas yang digunakan petani adalah varietas Grobogan dan hasil panen kedelai merupakan kelas benih sebar sehingga hasil tersebut direncanakan untuk memenuhi kebutuhan benih kedelai di Kab. Pati dan wilayah sekitar Jawa Tengah. Berdasarkan hasil ubinan, produktivitas kedelai (ose) hasil panen tersebut beragam tiap blok ubinan antara 2,56 3,12 ton/ha dengan rata-rata produktivitas sebesar 2,8 ton/ha. Tingginya produktivitas kedelai di Kab. Pati sebesar 2,56 3,12 ton/ha harus terus dipertahankan, produktivitas tersebut lebih tinggi dari produktivitas kedelai Nasional yang hanya mencapai 1,56 ton/ha. Jika hal tersebut dapat dipertahankan maka Kab. Pati bisa bersaing dengan Kab. Grobogan sebagai sentra utama produksi kedelai di Prov. Jawa Tengah. Perlu adanya kebijakan dari Pemerintah mengenai jaminan harga kedelai di tingkat petani, dimana setiap panen raya tiba harga kedelai terpuruk serta diharapkan Pemerintah mengurangi atau menghentikan impor kedelai yang berpengaruh pada rendahnya harga kedelai lokal. Kabupaten Pati berupaya terus untuk mensukseskan upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai. Petani mengalami 34

43 kesulitan dalam irigasi pada saat musim kemarau yang berpengaruh pada meningkatnya biaya produksi sehingga meminta dukungan dari Pemerintah untuk memperbaiki jaringan irigasi pertanian. Pencanangan Gerakan Panen Kedelai oleh Bupati Pati, Direktur Buakabi, Asisten II Sekda Kab. Pati, Kabid Produksi TP Diperta TPH Prov. Jateng, Kepala Dinas Pertanian TP dan Peternakan Kab. Pati, Dandim 0718/Pati Sambutan Bupati Pati Sambutan Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 35

44 4. Gerakan Panen Kedelai di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah a. Pencanangan Gerakan Panen Kedelai dilaksanakan pada tanggal 8 September 2015 dan dihadiri oleh Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Sekretaris Daerah Kab. Sragen, perwakilan dari Kemenko Bidang Perekonomian, Kepala Balitkabi, Puslitbangtan, Kepala Dinas Pertanian TPH Jateng, Kepala BPTP Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian Kab. Sragen, Bapeluh Sragen, Komandan Kodim 0725/Sragen, Kapolres Sragen, Bulog Divre Surakarta, Muspika Kec. Gondang, Stakeholder, Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Srimulyo. b. Kegiatan Gerakan Pencanangan Panen Kedelai di Desa Srimulyo, Kec. Gondang, Sragen dilaksanakan pada areal kegiatan Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) TA seluas 50 ha terdiri dari 4 kelompok tani pelaksana kegiatan meliputi Tani Sidomukti seluas 10 ha, Tani Maju 10 ha, Tani Santoso 20 ha dan Tani Makmur 10 ha, dengan varietas yang digunakan petani adalah varietas Grobogan. c. Salah satu upaya peningkatan produktivitas kedelai diterapkan perlakuan topping atau pangkas pucuk tanaman kedelai sebelum berbunga dengan bertujuan untuk memperbanyak cabang tanaman kedelai. Berdasarkan hasil ubinan, produktivitas kedelai hasil panen dengan perlakuan tersebut rata-rata sebesar 2,84 ton/ha, sedangkan rata-rata produktivitas kedelai yang tidak menerapkan perlakuan topping sebesar 1,71 ton/ha. Penerapan teknologi topping tersebut bisa menjadi salah satu rekomendasi adopsi teknologi budidaya kedelai baru namun tentunya untuk mengaplikasikannya secara luas harus mendapat rekomendasi dari BPTP. d. Hasil panen kedelai sebagian besar di beli oleh pengepul dengan harga Rp ,-/kg, sehingga petani meminta Pemerintah untuk memberikan jaminan harga dasar kedelai untuk menghindari rendahnya harga kedelai saat panen raya. 36

45 Pencanangan Gerakan Panen Kedelai oleh Asisten II Sekda Kab. Sragen, Direktur Buakabi, perwakilan dari Kemenko Bidang Perekonomian, Kepala Dinas Pertanian TPH Jateng, Kepala Dinas Pertanian Kab. Sragen, Bapeluh Sragen dan Dandim Sragen Temu wicara Asisten II Sekda Kab. Sragen, Direktur Buakabi, Kemenko Bidang Perekonomian, Kepala Dinas Pertanian TPH Prov. Jateng, Kepala Balitkabi dan Puslitbangtan Penyerahan bantuan power sprayer 37

46 5. Gerakan Panen Kedelai di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur Panen raya kedelai dilaksanakan pada tanggal 13 Oktober 2015 dan dihadiri oleh Plt. Bupati Kediri; Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi; Direktur Ekspor Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Ketua DPDR Kab. Kediri; Kepala Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur; Komandan Korem 082 Citra Panca Yudha Mojokerto; Komandan Kodim 0809 Kediri dan Kepala Polresta Kediri. Lokasi panen raya kedelai di Desa Ploso, Kec. Mojo, Kediri merupakan areal kegiatan Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) kedelai tahun 2015 seluas ha dengan produktivitas rata-rata 1,7 ton/ha hingga mencapai 2 ton/ha (ose kering). Menandai pencanangan industri hilir berbahan baku kedelai, dilakukan penandatanganan nota kesepakatan No. 521/2431/418.42/2015 antara gabungan kelompok tani Bulu Mulyo dengan pengusaha industri kecap Sari Mantap. Disamping itu, kesepakatan jual beli kedelai juga dilakukan dengan pemilik oleh-oleh GTT, pedagang kedelai dan industri kecap sawi. Kebutuhan kedelai di Provinsi Jawa Timur rata-rata 420 ribu ton/tahun, sedangkan produksinya baru sebesar 345 ribu ton (82,31%) sehingga sisa pemenuhan kebutuhan kedelai sebesar 74 ribu ton (17,69%) dipenuhi dari impor. Keterbatasan lahan menjadi kendala dalam meningkatkan produksi di Prov. Jawa Timur. Pencanangan Gerakan Panen Kedelai oleh Plt. Bupati Kediri, Direktur Buakabi, Direktur Ekspor Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kemendag, Ketua DPDR Kab. Kediri, Kepala Dinas Pertanian Prov. Jatim, Danrem 082 Mojokerto, Dandim 0809 Kediri dan Kapolresta Kediri 38

47 Sambutan Plt Bupati Kabupaten Kediri Sambutan Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 6. Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat Pencanangan gerakan tanam kedelai dilaksanakan pada tanggal 24 November 2015, bertempat di kelompoktani Cinta Karya 2, di Desa Wanakerta, Kec. Bungursari, Kab. Purwakarta dan dihadiri antara lain Bupati Purwakarta yang di wakili oleh Wakil Bupati, Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi yang diwakili Kasubdit Aneka Kacang, kepala Dinad Pertanian Provinsi Jawa Barat, Asterdam III Siliwangi, Komandan Kodim 0619 Purwakarta, Kapolres Purwakarta, Kepala Dinas Pertanian, kehutanan dan perkebunan Kab. Purwakarta, Persit Korcabrem 063 SGJ, Muspika Kec. Bungursari, Koramil dan Babinsa, Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Wanakarta. 39

48 Kegiatan Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai pada areal kelompoktani Cinta Karya 2 di Desa Wanakarta, Kec. Bungursari merupakan bagian dari kegiatan Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) yang merupakan lahan bukaan baru/bekas tanah tidur milik swasta yang dikerjasamakan dengan kelompoktani setempat agar dikelola bekerjasama dengan TNI AD. Lahan seluas 10 ha ini biasanya ditumbuhi semak belukar dan ada pertanaman sedikit jenis perkebunan/tahunan yang kurang menguntungkan. Kendala yang sering dijumpai dilapangan dalam mendukung pencapaian swasembada kedelai adalah masih rendahnya pemahaman dalam mengadopsi teknologi yang efektif oleh petani di Purwakarta serta masih sulitnya mendapatkan benih unggul bersertifikat dan saprodi lainnya. Tugas pendampingan yang telah dilakukan TNI AD mendukung ketahanan pangan (TMKP) dengan ujung tombak Bintara Pembina Desa (Babinsa) berdampak sangat positif untuk menggerakkan masyarakat/petani menaman kedelai pada khususnya. Dalam Rangka Meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai di Provinsi Jawa Barat khususnya Kabupaten Purwakarta lokasi yang menjadi areal tanam kedelai seluas 10 ha ini merupakan lokasi pinjam pakai yang dilakukan oleh TNI dalam hal ini Kodim, pemanfaatannya untuk kepentingan rakyat sekitar dan Dinas pertanian yang saling mendukung maka manakala tanah tanah tersebut diminta oleh pemiliknya maka seharusnya segera di serahkan. Kegiatan pencanangan tanam ini dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan motivasi masyarakat dalam menanam kedelai dalam upaya mendukung ketahanan pangan guna mewujudkan swasembada kedelai Tahun Selain itu diharapkan juga, akan semakin bertambah banyak munculnya para petani baru dan memiliki mindset bahwa membudidayakan kedelai mudah dilaksanakan dan menguntungkan apalagi ditambah dengan kebijakan pemerintah selain dari fasilitasi bantuan program, harga pembelian pemerintah (HPP) kedelai sudah cukup baik yang saat ini mencapai Rp /kg. 40

49 Persiapan Pelaksanaan Tanam Kedelai Bersama TNI AD di Desa Wanakarta, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat Sambutan wakil Bupati Kabupaten Purwakarta Sambutan Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi di Wakili Kasubdit Aneka Kacang 41

50 7. Gerakan Pencanangan Panen Ubijalar di Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur Gerakan pencanangan panen ubijalar dilaksanakan pada tanggal 26 November 2015, bertempat di Desa Sukoanyar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Gerakan Pencanangan Panen Ubijalar dihadiri oleh Kepala Sub Direktorat Aneka Umbi yang mewakili Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Malang, Balitkabi Malang, BPTP Kabupaten Malang, Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Kabupaten Malang, Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kabupaten Malang, Komandan Rayon Militer Pakis, Camat Pakis, Lurah Sukoanyar, Koordinator POPT, Koordinator BP, Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Pertanian (BKP3) Kabupaten Malang, Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kabupaten Malang, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar Kabupaten Malang, Muspika Kec. Pakis, Babinsa Kecamatan Pakis, Penyuluh Pertanian, PT. Joongang Food perwakilan eksportir, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Sukoanyar. Desa Sukoanyar merupakan salah potensi pengembangan ubijalar yang ada di Kecamatan Pakis. Ubijalar yang ditanam petani biasanya dijual ke pabrik pembuat saos, tetapi perangkat desa belum berhasil menggerakkan petani untuk menghasilkan bentuk olahan lain dari ubijalar. Harga ubijalar pada saat ini jatuh hingga mencapai Rp 200/kg, membuat petani berpenghasilan pas-pasan dalam budidaya ubijalar. Varietas yang dibudidayakan oleh petani di Desa Sukoanyar ada 3 varietas, yaitu Manohara, Bestak dan Madu. Produksi ubijalar varietas Manohara dan Madu sekitar 25 ton/ha, sedangkan produksi ubijalar varietas Bestak sekitar ton/ha. Lurah Desa Sukoanyar meminta agar budidaya ubijalar harus diupayakan dan harga dikondisikan agar petani lebih diuntungkan. Gerakan pencangan panen dilakukan untuk memotivasi dan mendorong para petani, stakeholder dan aparat di daerah agar lebih giat dan bersemangat dalam memacu peningkatan produksi ubijalar. Kesinambungan suatu industri sangat ditentukan oleh pasokan atau ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan dalam jumlah dan waktu yang sesuai. Selain kepastian pasokan bahan baku berupa ubijalar segar agar dapat berproduksi, kesinambungan industri juga ditentukan oleh pembiayaan yang memadai. Oleh karena itu perlu dibangun satu model kemitraan dengan pihak-pihak terkait, dimana petani berperan sebagai penyedia bahan baku dengan varietas dan jumlah yang telah ditentukan oleh industri sesuai dengan standar mutu yang sudah ditetapkan. Pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pertanian dan Dinas lainnya yang terkait seperti Dinas Koperasi dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan diharapkan dalam pembinaan yang bersifat terintergrasi, berperan sebagai indikator, konsultan dan fasilitator untuk membangun kemitraan agribisnis 42

51 berbahan baku ubijalar yang berdaya saing dan menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif. Potensi lahan yang dapat ditanami ubijalar di Desa Sukoanyar seluas 850 ha pada tahun Potensi lahan di Desa Sukoanyar yang dapat ditanami ubijalar harus ditingkatkan, karena dirasakan potensi pemasaran hasil olahan yang cukup menjanjikan. Potensi wilayah Desa Sukoanyar dalam pembudidayaan ubijalar, yaitu ada 3 varietas ubijalar dominan yang ditanam oleh petani. Secara regulasi tidak ada peraturan yang melarang petani untuk menganti komoditi satu dengan komoditi lain. Pemberian bantuan ke petani dapat dilakukan melalui proposal dan harus melewati verifikasi Dinas Pertanian Kabupaten terlebih dahulu. Hama boleng pada ubijalar dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil panen. Untuk memutus siklus hama boleng dapat dilakukan dengan cara: rotasi tanaman; pembumbunan dan pemusnahan tanaman yang sakit secara manual. Perbanyakan bibit secara kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman yang bebas virus/penyakit, contoh tanaman yang perbanyakannya dilakukan dengan kultur jaringan adalah porang yang dilakukan oleh LIPI. Perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan harus dipertimbangkan mahalnya biaya yang dikeluarkan, tetapi hasil perbanyakan yang relatif bebas dari penyakit. Balitkabi menyiapkan benih kelas BS yang dapat diperbanyak oleh penangkar benih, antara lain: BBI dan kemitraan dengan industri yang membutuhkan varietas tertentu. Jika petani melakukan perbanyakan dan penanaman varietas-varietas baru harus ada jaminan pasar untuk hasil panen. Produk olahan ubijalar akan menaikkan nilai produk komoditi ubijalar dan otomatis akan menaikkan pendapatan petani. Untuk kelancaran kerjasama antara petani dan pabrik pengolahan ubijalar, harus jelas pasokan bahan baku ubijalar baik kuantitas dan kualitasnya. Ubijalar varietas Antin bila ditanam tumpangsari bisa panen pada umur 4,5 bulan. Acara Gerakan Pencanangan Panen Ubijalar 43

52 Acara Diskusi Gerakan Pencanangan Panen Ubijalar Paparan Narasumber Gerakan Pencanangan Panen Ubijalar 8. Gerakan Panen Kedelai di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung Pencanangan gerakan panen kedelai dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2015 di kelompok tani Sumber Tani XI, Pekon Sumber Agung Kec. Ambarawa, Kab. Pringsewu. Kegiatan pencanangan gerakan panen kedelai ini dihadiri antara lain oleh Bupati Pringsewu yang diwakili Asisten II Sekda Kab. Pringsewu, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi yang diwakili oleh Kasubdit Kedelai, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kab. Pringsewu, Komandan Kodim 0424 Pringsewu, Dosen dan mahasiswa UNILA pendamping UPSUS, Muspika Kec. Pringsewu, Koramil, Babinsa, Gabungan Kelompok tani dan Masyarakat Pekon Sumber Agung. Kegiatan Pencanangan gerakan panen kedelai di Pekon Sumber Agung dilaksanakan pada areal kegiatan GP-PTT tahun 2015 pada areal milik kelompok tani Sumber Tani XI seluas 20 ha yang merupakan bagian dari alokasi kegiatan GP-PTT di Kab. Pringsewu seluas 700 ha. Produktivitas hasil panen kedelai di lokasi tersebut sebesar 2,2 ton/ha berdasarakan hasil sampling ubinan yang dilakukan oleh penyuluh waktu panen tersebut. 44

53 Potensi pertanian di Kabupaten Pringsewu sangat besar. Komoditas utama produksi pertanian masih didominasi tanaman pangan dan hortikultura. Luas lahan sawah yang dapat dioptimalkan untuk produksi pertanian sebesar Ha, sedangkan lahan kering yang memiliki potensi untuk digunakan untuk produksi pertanian Ha. Dengan potensi lahan sebesar ini harapannya mampu mendukung ketahan pangan yang ada di Kabupaten Pringsewu salah satunya dari komoditas kedelai. Khusus untuk kedelai mohon segera diatur tata niaga kedelai yang mendukung produksi kedelai di Kabupaten Pringsewu in. Harga kedelai di tingkat petani masih mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Meskipun secara rata-rata harga kedelai pada tingkat petani di Kabupaten Pringsewu ini masih bagus sebesar Rp per kilogram biji kering. Sehingga mampu lebih memotivasi petani untuk mau bertanam kedelai; Sinergi program ketahanan pangan dengan TNI-AD sudah sangat baik. Harapannya kerjasama ini dapat terjalin berkelanjutan dan mampu mendukung tercapainya swasembada pangan yang dicita-citakan bersama. Luas lahan pertanian di Provinsi Lampung ± Ha untuk semua potensi pertanian, dengan total lahan sawah sebesar ± Ha. Terdapat juga potensi lahan kering ± Ha. Lahan-lahan inilah yang terntunya dapat digunakan untuk mendukung produksi tanaman pangan khususnya padi, jagung dan kedelai. Sehingga ketahanan pangan di Provinsi Lampung ini akan terjamin lebih kuat dengan pengoptimalan lahanlahan produksi tersebut. Pencanangan Gerakan Panen Kedelai oleh Bupati Pringsewu yang diwakili oleh Aisten II Sekda Pringsewu, Direktur Buakabi yang diwakili Kasubdit Kedelai, Kepala Dinas Pertanian TPH Prov. Lampung, Kadispertanhut Kab. Pringsewu, Dandim 0424/ Tanggamus dan Camat Ambarawa 45

54 Sambutan Bupati Pringsewu yang diwakili oleh Asisten II Sekda Pringsewu Undangan dan Petani pada Pencanangan Gerakan Panen Kedelai 9. Gerakan Pencanangan Tanam Ubikayu di Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah Gerakan pencanangan tanam ubikayu pada lokasi GP-PTT ubikayu tahun 2015 di Desa Soneyan, Kecamatan Margoyoso - Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah yang dilaksanakan pada tanggal 5 Desember a. Acara tanam ubikayu dihadiri oleh oleh Asisten II Kab. Pati, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pati, Perwakilan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah, Camat Margoyoso, Wadandim Kab.Pati, unsur Kepala Desa Margoyoso, Penyuluh Pertanian dan kelompoktani/petani Kab.Pati dengan jumlah undangan 200 orang. b. Lokasi tanam ubikayu seluas 700 ha yang merupakan areal kegiatan GP-PTT ubikayu tahun 2015 dari sasaran tersebut kelompoktani/petani dapat menambah areal tanam dari pemanfaatan dana bantuan yang 46

55 diberikan oleh Pemerintah menjadi 789 ha. Pada areal ubikayu seluas 789 ha tersebut akan ditanam di 9 kecamatan, 31 desa dan 31 kelompoktani. Fasilitasi yang diberikan kepada kelompoktani diperuntukan membeli saprodi diluar bibit. c. Penanaman ubikayu yang biasanya ditanam pada bulan Oktober dan Nopember mengalami perubahan waktu penanam menjadi bulan Desember, hal tersebut dikarenakan belum adanya turun hujan pada bulan Oktober dan Nopember sehingga petani tidak berani menanam. Rencana penanaman akan menggunakan varietas UJ5 selain menjadi varietas unggulan Kabupaten Pati dan mengandung kadar pati tinggi juga sangat diminati oleh pelaku usaha pengolahan tepung tapioka. d. Permasalahan di tingkat lapangan dalam pengembangan ubikayu antara lain 1) kurangnya tenaga kerja dan mahalnya sewa traktor besar (1 ha Rp.1,8 juta,-), 2) belum dikelolanya dengan baik limbah yang ditimbulkan dari pengolahan ubikayu dan 3) pemberlakuan sissystemfraksi yang cukup besar oleh pedagang/pengepul/pelaku setempat. e. Perkembangan industri tapioka dan glukosa di Kabupaten Pati tumbuh dengan pesat, saat ini terdapat home industri tapioka sebanyak 562 unit dengan kapasitas produksi 5 30 ton tapioka/hari setiap unitnya atau setara dengan kebutuhan ubikayu segar ton/hari. f. Pelaksanaan kunjungan ke pabrik pengolahan tapioka pada perusahan tepung tapoka CV.Harum Mekar yang merupakan salah satu perusahaan terbesar tapioka yang ada di Kabupaten Pati yang memiliki 3 unit pabrik olahan tapioka dan peternakan sapi. Kapasitas produksi ton/bulan sedangkan output produksi ton per bulan. Guna pemenuhan kontinuitas pabrik per hari yang memerlukan ubikayu segar 250 ton/hari dipenuhi dari petani sekitar Kabupaten Pati, dari luar (kab. Jepara dan Tuban) dan sebagian dari kluster yang ada. Kemitraan yang dilakukan oleh CV.Harum Mekar bersama pabrik kacang dua kelinci guna pemenuhan tepung perhari. Permintaan dari pabrik kacang dua kelinci tersebut sebesar 22 ton /hari. Selain didistribusikan ke pabrik kacang dua kelinci juga didistribusikan ke Surabaya, Tangerang, Bandung dan Tasikmalaya. Harga tepung tapioka berdasarkan grade, dimana grade A Rp , grade B Rp dan grade C Rp g. Dalam acara panen tersebut dilakukan pemberian secara simbolik kepada petani/kelompoktani penerima bantuan GP-PTt ubikayu tahun 2015 dan peragaan diadakan display varietas ubikayu dan olahannya yang dipamerkan oleh masing-masing Kecamatan pelaksana kegiatan pengembangan ubikayu tahun 2015 dimana setiap Kecamatan memamerkan hasil budidaya ubikayu dengan produktivitas ton/ha dan hasil tersebut telah melampaui potensial hasil ton/ha. 47

56 Kegiatan Pertanaman Perdana GP-PTT Ubikayu Tahun 2015 di Desa Soneyan Kecamatan Margoyoso Kabupaten pati Pembukaan Oleh Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi Yang Diwakili Oleh Kasubdit Ubikayu Pada Acara Kegiatan Gerakan Pencanangan Tanam Ubikayu Kab Pati tahun 2015 Peserta Acara Kegiatan Gerakan Pencanangan Tanam Ubikayu Kab Pati tahun Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Tanam Kedelai TNI-AD Bersama Rakyat di lokasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) Kedelai APBN-P dilaksanakan di Kelompok Tani Wana Bakti 48

57 Lestari, Desa Sanca, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, yang dilaksanakan pada tanggal 10 Desember Dasar pemilihan lokasi tanam pada saat ini adalah karena merupakan lahan dan petani baru dalam budidaya kedelai, diharapkan dari kegiatan ini : - Dijadikan momentum untuk meningkatkan motivasi masyarakat dalam penanaman kedelai dalam upaya mendukung ketahanan pangan guna mewujudkan swasembada kedelai di tahun Semakin bertambah banyak munculnya para petani kedelai baru, dan memiliki mind set bahwa membudidayakan kedelai mudah dilaksanakan dan menguntungkan. Pada Tahun Anggaran 2015, selain Tugas Pokok dan Fungsi TNI sebagai Alat Pertahanan, juga mempunyai program pembinaan ketahanan pangan yang bersifat intern dan ekstern. Program intern tersebut, anggarannya untuk pendampingan kepada kelompok masyarakat petani secara terus menerus sepanjang tahun, sedangkan kegiatan ekstern yaitu kerjasama dengan Kementerian Pertanian RI berupa Program TMKP (TNI-AD Mendukung Ketahanan Pangan). Dengan melaksanakan pembinaan teritorial tersebut, diharapkan dapat membantu tugas pemerintah di daerah, yaitu diantaranya ikut mewujudkan ketahan pangan di desa-desa. Bila hal ini sudah terwujud, maka di wilayah tersebut akan tercipta suatu ketahanan wilayah. TNI-AD dengan Kementerian Pertanian RI dalam hal ini Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melaksanakan kerja sama guna membantu pemerintah mewujudkan swasembada kedelai dalam bentuk kesepakatan kerja sama dengan Nomor : 4/HK.310/C/I/2014 dan KERMA/1/I/2014 tanggal 29 Januari Ada beberapa penekanan khusus untuk para Petani, Babinsa Dan Penyuluh Lapangan diantaranya adalah sebagai berikut : - Adakan koordinasi secara terus menerus dengan harapan mendapatkan hasil yang optimal. - Pilih benih yang sesuai dengan karakteristik cuaca, lahan dan OPT di sekitar areal tanam kedelai. - Laporkan dengan Dinas Pertanian Kabupaten apabila menghadapi kendala di lapangan, sehingga produktifitas hasil tanaman kedelai dapat meningkat. - Masih adanya para petani yang tidak bersabar dengan memanen kedelai di usia muda, hal ini jangan dilakukan lagi karena untuk pencapaian target nantinya tidak akan tercapai. - Adakan ikatan yang kokoh dan kuat antara Babinsa selaku Aparat Teritorial dengan petani dan penyuluh lapangan, sehingga segala permasalahan yang ada di lapangan untuk pengembangan budidaya kedelai bisa teratasi dengan baik. Hal ini lain, dari pelaksanaan Gerakan Tanam Kedelai TNI-AD Bersama Rakyat, ini akan memberikan motivasi dan dorongan kepada seluruh petani 49

58 dalam mengembangkan komoditas kedelai. Selain itu juga, fasilitasi program yang mereka terima setidaknya akan memberikan stimulan kepada seluruh petani kedelai. Paket bantuan untuk pengembangan kedelai berupa sarana produksi baik benih, pupuk maupun obat-obatan juga harus dapat dimanfaatkan serta digunakan dengan sebaik-baiknya. Diharapkan dengan telah dilaksanakannya Gerakan Tanam Kedelai TNI-AD Bersama Rakyat, adanya sinergitas antara petani, serta stakeholder terkait dalam pengembangan kedelai. Gerakan pencanangan tanam kedelai bersama TNI di Kabupaten Indramayu Gerakan pencanangan tanam kedelai bersama TNI di Kaupaten Indramayu 50

59 11. Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat Pencanangan gerakan tanam kedelai dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2015, bertempat di kelompoktani Sepit Mandiri, di Desa Pengembur, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah dan dihadiri antara lain Plt. Bupati Lombok Tengah yang di wakili oleh Asisten II, Direktur Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi yang diwakili Kasi Pengembangan Kedelai, Pembina UPSUS Pajale dari Mabes TNI AD, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kepala BPTP Provinsi Nusa Tenggara Barat, Komandan Kodim 1620 Lombok Tengah, Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Pengembur. Kegiatan Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai pada areal kelompoktani Sepit Mandiri, di Desa Pengembur, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah merupakan bagian dari kegiatan Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT-PIP) yang merupakan lahan kering yang biasanya di berakan/ditanami palawija selain kedelai dengan hamparan seluas 300 ha. Kepemilikan lahan petani di Kabupaten Lombok Tengah rata-rata di bawah 1 ha sehingga hasil pertaniannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan bagi keluarganya sendiri, melalui kesempatan ini di harapkan petani tergerak untuk Enterpreneurship dalam mengelola usaha di bidang pertanian khususnya komoditi kedelai sehingga peningkatan produksi dapat di raih sehingga selain untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dapat juga sebagian hasil panennya di jual ke orang lain. Perlu kita ketahui bersama bahwa di wilayah desa pengembur dan kecamatan pujut ini merupakan salah satu penghasil benih untuk untuk memenuhi kebutuhan di Kabupaten Lombok Tengah. Melalui acara ini semoga semangat petani mengembangkan kedelai semakin meningkat baik untuk kansumsi maupun untuk di jadikan benih sehingga system Jaringan Benih antar Lapang dan antar musim (Jabalsim) dapat berjalan secara berkesinambungan. 51

60 Beberapa kendala yang menghambat peningkatan produksi tanaman pangan khususnya kedelai antara lain cara budidaya yang belum sepenuhnya menerapkan teknologi anjuran. Selama ini sebagian besar petani masih melaksanakan secara tradisional seperti menanam dengan benih ditebar tanpa memperhatikan jarak tanam, penggunaan pupuk dan penanggulangan hama penyakit secara bijak. Melalui acara gerakan tanam kedelai yang dilaksanakan saat ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada petani untuk menanam kedelai sesuai anjuran teknologi spesifik lokasi. Kepada semua petugas pertanian terutama petugas lapangan untuk tetap mengawal dan mendampingi petani dengan penuh keiklasan dan rasa tanggungjawab. Kerjasama kementerian Pertanian dengan TNI AD sudah berlansung beberapa tahun dan menunjukkan hasil yang sangat positif terhadap peningkatan produksi pangan terutama padi, jagung dan kedelai. Untuk itu kami berharap jalinan kerjasama yang sudah sinergi ini dapat ditingkatkan lagi melalui even-even ditingkat lapangan seperti yang dilakukan di Kabupaten Lombok Tengah ini. Gerakan tanam kedelai ini merupakan gerakan tanam pada daerah perluasan areal tanam yang merupakan salah satu upaya meningkatkan animo petani menanam kedelai sebagai penyangga kebutuhan kedelai dalam negeri. Pengembangan kedelai di provinsi nusa tenggara barat melalui dukungan APBN tahun 2015 melalui program GPPTT kawasan seluas ha dan perluasan areal tanam melalui peningkatan indeks pertanaman (PAT PIP) seluas ha yang dialokasikan seluruh kabupaten se nusa tenggara barat. Untuk kabupaten Lombok tengah dialokasikan masing masing GPPTT seluas ha dan PAT-PIP seluas ha dan PAT-PIP PBN-P seluas ha, khusu di kecamatan pujut mendapat alokasi ha pada 14 desa melibatkan 179 kelompoktani semoga alokasi ini dapat dilaksanakan secara maksimal dan mendapatkan hasil yang memadai sehingga pendapatan petani meningkat. Perlu kita pahami bersama bahwa tujuan penting dari kegiatan gerakan tanam kedelai ini antara lain : 1). Untuk meningkatkan motivasi masyarakat tani untuk melaksanakan gerakan tanam kedelai secara serentak dalam areal yang luas sehingga proses pasca tanam dapat dilakukan secara optimal; 2). Meningkatkan peran serta berbagai elemen masyarakat dalam upaya peningkatan produksi kedelai khususnya dengan melibatkan aparat TNI. 52

61 Persiapan Pelaksanaan Tanam Kedelai Bersama TNI AD di Desa Pengembur, Kec. Pujut, Kab. Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat Pelaksanaan Gerakan Tanam Kedelai oleh Kasi Pengembangan Kedelai mewakili Direktur Buakabi, Bupati Lombok Tengah, Pembina UPSUS Pajale Mabes TNI AD, Kepala Dinas Pertanian Prov NTB, Kepala BPTB Prov NTB, Kepala Dinas Pertanian Kab. Lombok Tengah, Dandim 1620 Lombok Tengah 53

62 Sambutan Pembina UPSUS Pajale Prov NTB dari Mabes TNI AD 12. Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2015 dan dihadiri oleh Bupati Pandeglang yang diwakili oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Pandeglang, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi yang diwakili oleh Kasi Pengembangan Kedelai, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten, Komandan Korem 064/Serang, Komandan Kodim 0601 Pandeglang, Kapolres Pandeglang, BPTP Banten, Muspika Kec. Mandalawangi, Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Panjang Jaya. Kegiatan Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai di Desa Panjang Jaya, Kec. Mandalawangi dilaksanakan dengan tujuan untuk mempercepat pertanaman kedelai kegiatan Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PATPIP) kedelai. Pencanangan Tanam seluas 10 ha tersebut, direncanakan untuk penangkaran benih guna memenuhi kebutuhan benih kedelai pada tahun Pertanaman kedelai yang sebagian besar di tanam di lahan tadah hujan akibat pengaruh gelombang El Nino mengakibatkan terjadinya musim kemarau/kering yang cukup panjang menyebabkan mundurnya jadwal tanam, sehingga pertanaman dilakukan kembali pada bulan November Desember ketika sudah mulai turun hujan. Pencanangan gerakan tanam kedelai yang dilaksanakan di Kec. Mandalawangi merupakan upaya pembukaan rintisan wilayah pengembangan kedelai yang di tanam pada lahan tegal/tadah hujan melalui peningkatan indeks pertanaman sebagai upaya pemerataan program di Prov. Banten. Pada tahun 2016, wilayah-wilayah yang belum tersentuh program akan menjadi sasaran kegiatan pengembangan kedelai untuk memenuhi target tanam kedelai Provinsi Banten seluas hampir ha. Pengembangan 54

63 kedelai di wilayah baru terkendala para petani belum sepenuhnya menguasai teknologi budidaya kedelai, sehingga penguatan peran penyuluh pertanian dan TNI AD dalam pendampingan dan pengawalan diharapkan dapat mempercepat adopsi teknologi budidaya kedelai. Kabupaten Pandeglang sebagai sentra produksi kedelai di Banten, memiliki penangkar benih kedelai di dua Kec. antara lain Sobang dan Panimbang dan diharapkan areal pertanaman di Desa Panjang Jaya dapat memperkuat penangkaran benih kedelai untuk memenuhi kebutuhan benih di Provinsi Banten. Petani mengalami kesulitan dalam mengolah lahan tadah hujan untuk budidaya kedelai sehingga meminta dukungan dari Pemerintah untuk mengalokasikan traktor mini mengingat infrastruktur di Desa Panjang Jaya belum sepenuhnya baik dengan tipologi lahan berbukit sehingga jika dialokasikan traktor ukuran besar tidak dapat dimanfaatkan. Pemerintah perlu segera melakukan perbaikan irigasi yang rusak sebanyak 13 unit di Kecamatan Mandalawangi, untuk dapat mengairi lahan guna mendukung peningkatan produksi tanaman pangan. Untuk mengurangi susut hasil panen kedelai, maka diharapkan Pemerintah mengalokasikan power thresher, disamping itu juga meminta ke Pemerintah Daerah untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang sebagian besar sudah rusak berat. Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai oleh Kepala Dinas Pertannak Prov. Banten, Kasi Pengembangan Kedelai Dit. Buakabi, Kadispertannak Kab. Pandeglang, Danrem 064/Serang, Dandim 0601 Pandeglang, BPTP Banten 55

64 Sambutan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Sambutan Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi yang dibacakan oleh Kasi Intensifikasi Kedelai 13. Gerakan Tanam Kedelai di Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur Pencanangan gerakan tanam kedelai dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2015, bertempat di Desa Jajar, Kec. Gandusari, Kab. Trenggalek dan dihadiri antara lain Plt. Bupati Trenggalek, Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya Madiun, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi, Kepala Dinas Pertanian Prov. Jawa Timur yang diwakili oleh Kepala Seksi Kacang dan Umbi, Kepala Divisi Regional Perhutani Prov. Jawa Timur, Kepala Balitkabi, Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Trenggalek, Forum Pimpinan Daerah Kab. Trenggalek, Kepala Dinas Pertanian se- Bakorwil Madiun, Dandim se-korem Madiun, TNI-AD se-korem Madiun, 56

65 Penyuluh Pertanian, Gabungan Kelompok tani/kelompok tani dan Masyarakat Desa Jajar. Pencanangan Gerakan Tanam kedelai kegiatan Optimasi Perluasan Areal Tanam melalui Peningkatan Indeks Pertanaman (PAT PIP) melalui dana APBN-P di Desa Jajar, Kec. Gandusari dilaksanakan seluas 240 Ha pada lahan Perhutani. Varietas yang ditanam pada lahan tersebut gepak kuning dengan ukuran kedelai berbiji sedang dan memiliki rendemen yang sangat tinggi, sehingga sangat cocok untuk bahan baku pembuatan tahu. Pertanaman kedelai di Kab. Trenggalek setiap tahun rata-rata seluas ha dan diharapkan dapat terus ditingkatkan melalui peningkatan indeks pertanaman dan perluasan areal tanam kedelai pada lahan kering maupun lahan Perhutani yang selama ini belum dikembangkan. Tantangan dan hambatan pengembangan kedelai di Kab. Trenggalek antara lain keterbatasan lahan, jaminan pasar dan teknologi budidaya yang belum berkembang, sehingga perlu peningkatan peran Babinsa, penyuluh pertanian lapangan, mantri tani, mantri mandor hutan dan pengamat hama dalam membina, membimbing dan mengarahkan petani dalam usaha tani kedelainya. Petani kedelai di Kab. Trenggalek diharapkan mampu berinovasi dan kreatif dalam mengolah kedelai menjadi olahan pangan untuk menambah nilai tambah kedelai dengan tujuan meningkatkan harga jual kedelai, sehingga memacu perekonomian masyarakat Trenggalek. Potensi pengembangan kedelai di Kab. Trenggalek cukup luas, salah satunya pada lahan Perhutani dan pada tahun 2016 diharapkan pengembangan kedelai dapat diperluas lagi dari tahun Kabupaten Trenggalek pada tahun 2016 mendapat alokasi kegiatan pengelolaan produksi kedelai meliputi Intensifikasi kedelai seluas ha dan PAT-PIP ha. Gerakan Tanam kedelai bersama TNI-AD merupakan upaya mempercepat pertanaman kedelai yang produksinya dapat berkontribusi pada tahun 2016 dan berharap areal yang menjadi lokasi pencanangan gerakan tanam ini dapat diarahkan menjadi areal penangkaran benih kedelai untuk memenuhi kebutuhan benih kedelai pada tahun Balitkabi siap membantu dalam pendampingan teknis mengenai teknik budidaya kedelai dengan tujuan meningkatkan produktivitas dan produksi. Perhutani Divre Jawa Timur masih membuka kesempatan untuk pengembangan kedelai di lahan Perhutani. Pada tahun 2016, direncanakan pengembangan komoditi pangan di lahan Perhutani meliputi pengembangan jagung seluas ha, padi gogo ha dan kedelai ha sebagai wujud mendukung kedaulatan pangan. 57

66 Pencanangan Gerakan Tanam Kedelai oleh Plt. Bupati Trenggalek, Danrem 081 Madiun, Direktur Buakabi, Kadisperta Prov. Jatim, Kadivre Perhutani Prov. Jatim, Kepala Balitkabi, Forpida Kab. Trenggalek, TNI-AD dan Babinsa se-korem Madiun dan Poktan Desa Jajar Sambutan Plt. Bupati Trenggalek Sambutan Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi 58

67 D. Laporan Upsus Wilayah Binaan Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor. 1243/Kpts/OT.160/12/2014 tanggal 5 Desember 2014 tentang Kelompok Kerja Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya, Direktur Budidaya Aneka Kacang dan Umbi mendapatkan tugas sebagai Tim Supervisi dan Pendampingan Program UPSUS Swasembada Padi, Jagung dan Kedelai dengan tanggung jawab wilayah binaan meliputi Kabupaten Cianjur, Subang, Sukabumi, Bogor dan Bandung Barat. Alokasi kegiatan UPSUS di wilayah tersebut secara rinci seperti Tabel 21. Tabel 21. Alokasi Kegiatan Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai melalui Program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya Tahun 2015 di Wilayah Binaan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi No Kegiatan Utama Alokasi Kegiatan di Kabupaten CIANJUR SUBANG SUKABUMI BOGOR BANDUNG BARAT 1 Pengembangan Jaringan Irigasi Ha Ha Ha Ha Ha 2 Optimasi Lahan dana kontingensi Ha 3 Optimasi Lahan Ha Ha Ha 300 Ha 500 Ha 4 Penyediaan Bantuan Alsintan - TR Unit 55 Unit 41 Unit Unit - Pompa Air 23 Unit 38 Unit 25 Unit 18 7 Unit - TR Combine Harvester Unit - Rice transplanter - Power Thresher - Dryer - Flat Bed dryer +bangunan 1 Unit 1 Unit - Corn Sheller 1 unit 5 Penyediaan Bantuan Pupuk - Urea 296 Ton - NPK 222 Ton 6 Bantuan Benih 37 Ton 7 GP-PTT Padi Hibrida Ha Ha Ha Ha Ha 8 GP-PTT Jagung Hibrida 500 Ha 500 Ha 500 Ha 9 GP-PTT Kedelai Ha Ha Ha Ha 10 PAT-PIP Kedelai Ha Ha 11 Revitalisasi RMU 12 Pengawalan/Pendampingan - TNI-AD - Mahasiswa - Penyuluh 13 Pengendalian OPT TOTAL Sampai dengan bulan Desember 2015, realisasi luas tanam dan panen padi, jagung dan kedelai di wilayah binaan sebagai berikut : 59

68 Tabel 22. Realisasi Luas Tanam dan Panen Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2015 di Wilayah Binaan No Kabupaten Luas Sawah (Ha) Rencana Luas Tanam (Ha) Okt'14- Mar'15 Apr'15- Total (Ha) Sep'15 Realisasi Tanam (Ha) Realisasi Luas Panen (Ha) Total (Ha) Okt-Des 14 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Okt-Mar Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agust-15 Sep-15 Okt-15 Nop-15 Des-15 Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 Mei-15 Jun-15 Jul-15 Agust-15 Sep-15 Okt-15 Nop-15 Des Cianjur Padi Jagung Kedelai Subang Padi Jagung Kedelai Sukabumi Padi Jagung Kedelai Bogor Padi Jagung Kedelai Bandung Barat Padi Jagung Kedelai E. Laporan Kegiatan Eselon II Tahun Kegiatan Eselon II pada bulan Januari 2015 a. Rapat koordinasi pelaksanaan UPSUS peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai pada tanggal 8 Januari 2015 di Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. b. Tim pengarah BBN pada tanggal 14 Januari 2015 di Dewan Energi Nasional. c. Pembahasan desa mandiri benih pada tanggal 20 Januari 2015 di Ruang Rapat P2BN. d. Pertemuan untuk berkoordinasi dan mendukung BKP untuk memproses regulasi HPP kedelai pada tanggal 20 Januari 2015 di Ditjen PPHP, Kementan. e. Peletakan batu pertama pengembangan jaringan irigasi pada tanggal 21 Januari 2015 di Kabupaten Sukabumi.Peletakan batu pertama pengembangan jaringan irigasi pada tanggal 22 Januari 2015 di Kabupaten Subang. f. Rapat persiapan pengambilan contoh dan pengajuan kesesuaian mutu the dan kedelai pada tanggal 23 Januari 2015 di Pusat Informasi Agribisnis, Kementan. 60

69 g. Rapat koordinasi tindak lanjut Inpres tentang rehabilitasi dan revitalisasi lahan PLG pada tanggal 27 Januari 2015 di Gd. AA. Maramis II Kemenko. h. Menyusun HPP kedelai pada tanggal 27 Januari 2015 di BKP, Kementan. i. UPSUS Provinsi Banten pada tanggal 29 Januari 2015 di PPHP, Kementan. 2. Kegiatan Eselon II pada bulan Februari 2015 a. Rapat internal Kementerian Pertanian membahas analisis data kemajuan pertanaman padi, jagung dan kedelai Anali pada tanggal 2 Februari 2015 di R.R Pusdatin, Kanpus Kementan. b. Koordinasi Pokja UPSUS Provinsi Maluku Utara mendukung pencanangan swasembada padi, jagung dan kedelai pada tanggal 11 Februari 2015 di BBPPTP, Bogor. c. Workshop peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai dalam mendukung swasembada 2017 pada tanggal 18 Februari 2015 di ruang rapat Dinas Pertanian Provinsi Jawa Tengah. d. Rapat pembahasan evaluasi ubinan 2014 dan rencana ubinan SR II 2015 pada tanggal 24 Februari 2015 di BPS. e. Rancangan gerakan tanam kedelai tahun 2015 pada tanggal 24 Februar 2015i di Kabupaten Tasikmalaya. f. Seminar hasil penelitian pada tanggal 26 Februari 2015 di Puslitbangtan, Bogor. g. Sosialisasi GP-PTT dan rancangan Akabi serta temu teknis air mendukung Pajale 2015 pada tanggal 28 Februari 2015 di Provinsi Sulawesi Tengah. 3. Kegiatan Eselon II pada bulan Maret 2015 a. Pembekalan UPSUS pada tanggal 2 Maret 2015 di Ditjen PPHP, Kementan. b. Workshop Penyelesaian Kasus Disiplin PNS pada tanggal 2-4 Maret 2015 di Wisma Pertanian Cipayung, Bogor. c. Gerakan tanam perdana TNI pada tanggal 5 Maret 2015 di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. d. Revisi PP No. 52 Tahun 2011pada tanggal 9 Maret 2015 di Ditjen PPHP, Kementan. e. Persiapan kegiatan FGD Pilot Project SIPP Ubikayu Kab. pada tanggal 9 Maret 2015 di ruang rapat Direktur Pasca Panen. f. Pertemuan tim penyediaan bahan baku bahan bakar Nabati (Biofuel) pada tanggal 9 Maret 2015 di ruang rapat Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementan. g. Rakor Teknis Kebijakan Stabilisasi Pangan pada tanggal 11 Maret 2015 di Kemenko Perekonomian. h. Tindak lanjut pembahasan roadmap penyiapan pada tanggal 13 Maret 2015 di ruang rapat PT. Riset Perkebunan Nusantara. 61

70 i. Panen Raya Padi Kecamatan Kroya Desa Suka pada tanggal 13 Maret 2015 di Kabupaten Indramayu. 4. Kegiatan Eselon II pada bulan April 2015 a. Mendampingi Kunker Komisi IV DPR-RI pada tanggal 6-8 April 2015 di Merauke, Papua. b. Pembahasan E-proposal pada tanggal 6 April 2015 di Setditjen TP. c. Pembahasan draft transposition guidelines pada tanggal 6 April 2015 di Kabupaten PSEKP, Bogor. d. Rapat pencapaian swasembada pangan pada tanggal 7 April 2015 di Kemenko, Perekonomian. e. Upaya percepatan perbaikan infrastruktur irigasi untuk mendukung pencapaian swasembada pangan pada tanggal 8 April 2015 di Ditjen PSP, Kementan. f. Narasumber pada tanggal 8 April 2015 di Hotel Santika, TMII. g. Narasumber FGD pada tanggal 10April 2015 di Double Tree By Hilton, Jakarta. h. Pembahasan data lahan pertanian pada tanggal 10 April 2015 di Gedung Utama, Bappenas. i. Rakor pelaksanaan bantuan pengembangan SMS Gateaway pada tanggal 14 April 2015 di Aula Korem 161 Wirasakti, Kupang. j. Kunker ke Provinsi Kalimantan Selatan pada tanggal 15 April 2015 di Provinsi Kalimantan Selatan. k. Pelaksanaan farm Field day (Temu lapang) pada tanggal 15 April 2015 di Demplot Ubikayu Kel. Tani wangi Kec Sukaresmi, Kab Cianjur. l. Sosialisasi SMS Gateway pada tanggal 21 April 2015 di Aula Diperta Provinsi Jabar. m. Rpt persiapan pelaks. bantuan pengemb. Budidaya PJK pada tanggal April 2015 di Hotel Q Grand Dafan Syariah Banjar Baru. n. Permohonan memberikan ceramah pada tanggal 22 April 2015 di Ruang Serbaguna Puslitbang Diklat LPP RRI. o. Pengemb. teknologi informasi dlm mendukung swasembada pangan pada tanggal 22 April 2015 di Diperta Prov. Bali. p. Seminar pada tanggal 23 April 2015/ di Puslitbangtan Bogor. q. Seminar pada tanggal 23 April 2015 di Badan Litbang Pertanian, Jaksel. r. Rakor persiapan pengembangan budidaya Akabi pada tanggal 28 April 2015 di Diperta Kaltim. s. Sosialisasi SMS-Gateway kedelai tahun 2015 pada tanggal 29 April 2015 di ruang rapat Dinas Pertanian Provinsi Jateng. 5. Kegiatan Eselon II pada bulan Mei 2015 a. FGD Harmonisasi Data pada tanggal 4 Mei 2015 di Bandung, Jawa Barat. b. Penyusunan rancangan pengembnagan Buakabi Provinsi Banten tahun pada tanggal 5 Mei 2015 di Ruang Rapat Provinsi Banten. c. Seminar kemitraan Australia Indonesia untuk peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan pada tanggal 5 Mei 2015 di R.R S6, Bappenas. 62

71 d. Sosialisasi tata dinas dan ketatausahaan lingkup Ditjen Tanaman Pangan pada tanggal Mei 2015 di Bandung, Jawa Barat. e. Gerakan tanam kedelai bersama TNI pada tanggal 15 Mei 2015 di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. f. Pelaksanaan kegiatan desa pertanian organic dan strategi induk pembangunan pertanian (SIPP) padi 2016 pada tanggal 25 Mei 2015 di Ditjen Tanaman Pangan. g. Raker menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR RI pada tanggal 26 Mei 2015 di R.R Komisi IV DPR-RI. h. Seminar pada tanggal 27 Mei 2015 di PSEKP Gd. A Lt. IV, Bogor i. Pembahasan tupoksi Diten Tanaman Pangan terkait rancanan peraturan Mentan tentang organisasi dan tata kerja Kementan pada tanggal 27 Mei 2015 di RR Ditjen Tanaman Pangan. j. Seminar pada tanggal 28 Mei 2015 di Aula Puslitbangtan, Bogor. 6. Kegiatan Eselon II pada bulan Juni 2015 a. Rapat kemitraan pertanian berkelanjutan Indonesia (PISAgro). b. Rapat fasilitas stakeholders pengelola produk Akabi. c. Penyelesaian penyediaan lahan untuk tebu, kelapa sawit di wilayah perbatasan. d. Sosialisasi mutu dan SNI. e. Gerakan tanam kedelai tahun f. Focus Group Discussion Harmonisasi Data Produksi dan Penggunaan Komoditas Padi Jagung Kedelai. g. Rakor pelaksanaan peningkatan produksi, produktivitas aneka kacang dan umbi, pemberdayaan penangkar benih h. Pembahasan kinerja kebijakan pupuk bersubsidi. i. Rapat bahan bakar nabati. j. Sidang regional Dewan Ketahanan Pangan k. Pembahasan tindak lanjut hasil kajian KPK tentang pupuk bersubsidi Kegiatan Eselon II pada bulan Juli 2015 a. Perkembangan hasil data mozaik spot 5/6 per Provinsi dan data shape file (SHP). b. Pembuatan SK perubahan gaji pokok PNS 2015 (Inpassing). c. Pengem. bhn baku BBN dan pemanfaatan energi. d. Public Hearing. e. Workshop ASAK dan SIMAK BMN Lingkup Ditjen TP. f. Pembahasan draft juklak kegiatan penguatan Mantri Tani. g. Rpt Konsultasi. h. Lanjutan hasil kunker Mentan ke provinsi Maluku Utara. i. Pertemuan apresiasi SIPP ubikayu tahun j. Evaluasi E-Proposal 2015 dan k. Reviu RKAKL pagu anggaran TA Lingkup Kementan. 63

72 8. Kegiatan Eselon II pada bulan Agustus 2015 a. Perkembangan hasil data mozaik spot 5/6 per provinsi dan data shape file (SHP). b. Pembuatan SK perubahan gaji pokok PNS 2015 (inpassing). c. Pengembangan bahan baku BBN dan pemanfaatan energi. d. Public Hearing. e. Workshop ASAK dan SIMAK BMN lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. f. Pembahasan draft juklak kegiatan penguatan Mantri Tani. g. Rapat konsultasi. h. Lanjutan hasil kunker Menteri Pertanian ke Provinsi Maluku Utara. i. Pertemuan apresiasi SIPP ubikayu tahun j. Evaluasi E-Proposal 2015 dan k. Reviu RKAKL pagu anggaran TA lingkup Kementerian Pertanian. 9. Kegiatan Eselon II pada bulan Agustus 2015 a. Panen Raya Padi. b. Tindaklanjut delegasi perdagngan dgn Kemenko terekait rekomendasi dari kementan dan BPOM. c. Focus Group Discustion. d. Konsultasi Komisi B DPRD Ka. Jombang. e. Worshop Data Pembangunan Pertanian. f. Rakor Kemitraan pengemb. TP (Jagung, Aneka Kacang dan Aneka Umbi). g. Penyediaan benih kedelai. h. Pembahasan pelayanan irigasi dalam Mendukung Program Swasembada Beras. 10. Kegiatan Eselon II pada bulan Agustus 2015 a. Rakor teknis kebijakan stabilisasi pangan (kedelai). b. Pembahasan paket regulasi/ deregulasi kebijakan stabilisasi kedelai. c. Rapat food estate. d. Sosialisasi inovasi pelayanan publik. e. Panen raya kedelai di Kabupaten Trenggalek. f. Panen raya kedelai di Kabupaten Kediri. g. Koordinasi pengembangan 1000 desa pertanian organik. h. Rapat pengharmonisan pembulatan dan pemantapan konsepsi rancangan peraturan pemerintah. i. Panen raya kedelai di Banten. j. Business Meting P3DN Sektor Pertanian. k. Pembahasan yang dihadapi BUMN prodesen benih. l. Panen raya kedelai di Kabupaten Lombok Tengah m. Rakor rencana kunjungan kerja anggota komisi IV DPR-RI ke Provinsi Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Maluku. n. Pendamping uji petik pemetaan beban kerja perangkat daerah. o. Panen raya kedelai di Kabupaten Indramayu. p. Rapat umum kemitraan pertanian berkelanjutan Indonesia PISagro. 64

73 q. Kerjasama PTPN POSPERA dan Kementeria Pertanian mendukung swasembada pangan berkelanjutan. r. Rapat kerja Menteri Pertanian dengan Komisi IV DPR RI. s. Sosialisasi dan sinkronisasi data padi, jagung, kedelai. 11. Kegiatan Eselon II pada bulan September 2015 a. Kunjungan Kerja Komisi IV DPR RI. b. Rapat Pleno Pengharmonisan Perubahan Perpem No Tentang Pendirian Perusahaan Umum (PERUM BULOG). c. Ekspose Hasil Pengawalan Kegiatan Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) dan Tanam Teknologi Pertanian (TTP), Tanam Saint dan Teknologi Pertanian (TSP). d. Seminar Nasional Singkong. e. Undangan Pemaparan Hasil Penelitian Penetapan Daya Saing Pertanian Indonesia. f. Focus Group Discussion. g. Rakor Pelaksanaan Reforma Agraria. h. Rakor Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Akabi i. Rencana Konsolidasi GP-PTT dan APBNP j. Pengembangan Angkutan Air dalam Mendukung Pengembangan Kawasan Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFE)/KEK Merauke (FGD). k. Evaluasi Program Peningkatan Produksi, Produktivitas Padi Kedelai l. Diskusi Kebijakan Pangan Nasional. m. Gerakan Tanam Kedelai TNI Bersama Rakyat. n. Narasumber Sosialisasi SMS Gate-Way. o. Workshop Budidaya Spesifikasi Lokasi Pengembangan Kedelai. 65

74 V. PEMBINAAN SUMBERDAYA MANUSIA A. Kepegawaian 1. Pegawai Tahun 2015 Keadaan pegawai berjumlah 58 orang. Penyebaran Pegawai Negeri Sipil berdasarkan tingkat pendidikan pada dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Penyebaran Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan pada Tahun 2015 No Unit Kerja S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP/ SD Jumlah 1 Direktur Subdit kedelai Subdit Aneka Kacang Subdit Ubikayu Subdit Aneka Umbi Sub Bagian Tata Usaha Jumlah Sumber: Sub Bagian Tata Usaha, Desember 2015 Selain itu terdapat 4 (empat) tenaga kontrak lulusan SLTA di Sub Bagian Tata Usaha pada. Pegawai Negeri Sipil menurut golongan : Golongan IV : 8 orang Golongan III : 38 orang Golongan II : 11 orang Golongan I : 1 orang Jumlah : 58 orang 2. Pegawai yang Pensiun Tahun 2015 Pegawai yang pensiun selama tahun 2015 pada Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi tidak ada. 3. Kenaikan Pangkat Sampai dengan bulan Desember 2015 realisasi kenaikan pangkat/ golongan Pegawai Negeri Sipil periode April dan Oktober 2015 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi sebanyak sembilan (9) orang, yang terdiri dari pangkat/ golongan IV sebanyak dua (2) orang, pangkat/ golongan III sebanyak empat (4) orang, pangkat/ golongan II sebanyak dua (2) orang dan pangkat/ golongan I sebanyak 1 (satu) orang. Kenaikan pangkat/ golongan tersebut merupakan kenaikan secara regular. Secara rinci kenaikan pangkat periode April dan Oktober 2015 pada Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi pada Tabel

75 Tabel 24. Kenaikan Pangkat Periode April dan Oktober 2015 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Golongan No. Nama Dari Menjadi TMT Golongan Golongan 1 Dr. Ir. Devi Setiabakti, MM IV/a IV/b 01 April Renata DN. Damanik, SP, MM III/d IV/a 01 April Kholid Hasuna, S.Kom III/a III/b 01 April Syaiful Anwar, SP III/a III/b 01 April Heri Wibowo, S.Kom III/a III/b 01 April Iis Ariyani, Amd II/c II/d 01 April Herni Sri Murni II/c II/d 01 April Dr. Ir. Maman Suherman, MM IV/c IV/d 01 Oktober Ujang Sobarna I/d II/a 01 Oktober 2014 Sumber: Sub Bagian Tata Usaha, Desember Diklatpim Tk I, II, III Diklatpim periode Januari s/d Desember 2015 tidak ada. 5. Kenaikan Gaji Berkala Kenaikan gaji berkala periode Januari s/d Desember 2015 sebanyak 27 orang, secara rinci dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Kenaikan Gaji Berkala Periode Januari s/d Desember 2015 No Nama Bulan 1 Tajrunih, BA 01 Februari Suhaemi 01 Februari Martiana Butar Butar 01 Februari Ir. Cornelia 01 Maret Ir. Rita Mezu, MM 01 Maret Ir. Indri Hastuti, MM 01 Maret Ernawati Azis 01 Maret Ujang Sobarna 01 Maret Parwoto, S.Sos 01 April Muhammad Salim 01 April Hendrik F. Refun, S.Sos, M.Si 01 April Dr. Ir. Devi Setiabakti, M.MA 01 April Yus Melasari, SP 01 April Marnawati, SP 01 April Sorta Pane, SP 01 April Herni Sri Murni 01 April Sardi 01 Mei Ir. Kusyanto, M.Si 01 Juli Ir. Riyani Dwi Hastuti, M.Si 01 September Sukarni 01 Oktober Inna Dwi Hidayah, S.TP, M.Si 01 Desember Jentina Harianja, SP 01 Desember Lisa Amelia, A.MD 01 Desember Mangarah Tuah Sinaga, SP 01 Desember Dadan Wildan Yusuf, SP 01 Desember Tuminem, SP 01 Desember Didit Gustaman, A.MD 01 Desember 2015 Sumber: Sub Bagian Tata Usaha, Desember

76 6. Cuti Cuti periode Januari s/d Desember 2015 sebanyak 38 pegawai, yang terdiri dari : Cuti Tahunan : 30 orang Cuti Besar : 0 orang Cuti Bersalin : 0 orang Cuti Sakit : 1 orang Cuti Alasan Penting : 7 orang Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Cuti Periode Januari s/d Desember Tahun 2015 Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi No. Nama Jabatan Keterangan Cuti Tahunan 1 Tyas Mila Zuliastuti, S.TP Staf Seksi Intensifikasi Kedelai 1 hari (2 Januari 2015) 2 Ir. Kusyanto, M.Si Kasubdit Ubikayu 4 hari (6 s/d 9 Januari 2015) 3 Ir. Indri Hastuti, MM Kasubdit Aneka Umbi 4 hari (27 s/d 30 Januari 2015) 4 Hileri Rosmawati L. Tobing Staf Seksi Intensifikasi Aneka Umbi 9 hari (20 s/d 30 Januari 2015) 5 Muhammad Salim Staf Subbag Tata Usaha 4 hari (14 s/d 19 Januari 2015) 6 Iis Ariyani, A.MD Staf Subbag Tata Usaha 3 hari (2 s/d 6 Januari 2015) 7 Marnawati, SP Staf Seksi Intensifikasi Aneka Kacang 6 hari (11 s/d 18 Februari 2015) 8 Dadan Wildan Yusuf, SP Staf Seksi Intensifikasi Aneka Umbi 4 hari (3 s/d 6 Februari 2015) 9 Diat Tantri, SP Staf Seksi Pengembangan Aneka Umbi 9 hari (23 Februari s/d 5 Maret 2015) 10 Jentina Harianja, SP Staf Seksi Pengembangan Ubikayu 3 hari (9 s/d 11 Maret 2015) 11 Inna Dwi Hidayah, S.TP, M.Si Staf Seksi Intensifikasi Aneka Umbi 4 hari (13,15,18 dan 19 Mei 2015) 12 Sukarni Staf Subbag Tata Usaha 2 hari (21 s/d 22 Mei 2015) 13 Yus Melasari, SP Staf Subbag Tata Usaha 3 hari (10 s/d 12 Juni 2015) 14 Kateno Staf Subbag Tata Usaha 3 hari (22 s/d 24 Juni 2015) 15 Renata DN. Damanik, SP, MM Kasi Pengembangan Aneka Umbi 4 hari (9 s/d 14 Juli 2015) 16 Ir. Hardian, MP Kasi Intensifikasi Kedelai 5 hari (27 s/d 31 Juli 2015) 17 Ir. Kusyanto, M.Si Kasubdit Ubikayu 3 hari (7,10 dan 11 Agustus 2015) 18 Muhammad Salim Staf Subbag Tata Usaha 3 hari (13,14,18 Agustus 2015) 19 Iis Ariyani, A.MD Staf Subbag Tata Usaha 2 hari (14 dan 18 Agustus 2015) 20 Sukarni Staf Subbag Tata Usaha 5 hari (3 s/d 7 Agustus 2015) 21 Inna Dwi Hidayah, S.TP, M.Si Staf Seksi Intensifikasi Aneka Umbi 5 hari (14 s/d 18 September 2015) 22 Herni Sri Murni Staf Seksi Pengembangan Aneka Umbi 9 hari (20 s/d 30 Oktober 2015) 23 Suhaemi Staf Subbag Tata Usaha 9 hari (20 s/d 30 Oktober 2015) 24 Richenly Nanlohy, SP, M.Si Kasi Pengembangan Kedelai 9 hari (17 s/d 31 Desember 2015) 25 Jentina Harianja, SP Staf Seksi Pengembangan Ubikayu 6 hari (22 s/d 31 Desember 2015) 26 Mangarah Tuah Sinaga, SP Staf Seksi Pengembangan Aneka Umbi 9 hari (17 s/d 31 Desember 2015) 27 Ernawati Azis Staf Seksi Pengembangan Ubikayu 7 hari (21 s/d 31 Desember 2015) 28 Renata DN. Damanik, SP, MM Kasi Pengembangan Aneka Umbi 5 hari (23 s/d 31 Desember 2015) 29 Ir. Cornelia Kasi Intensifikasi Ubikayu 4 hari (21 s/d 28 Desember 2015) 30 Ir. Donna Purba Staf Seksi Intensifikasi Aneka Kacang 9 hari (17 s/d 31 Desember 2015) Cuti Sakit 1 Arif Muliawan, SP Staf Seksi Pengembangan Kedelai 5 hari (2 s/d 6 Maret 2015) Cuti Alasan Penting 1 Sorta Pane, SP Staf Seksi Intensifikasi Kedelai 20 hari (12 Januari s/d 6 Februari 2015) 2 Tuminem, SP Staf Seksi Pengembangan Aneka Kacang 4 hari (10 s/d 15 Juli 2015) 3 Diat Tantri, SP Staf Seksi Pengembangan Aneka Umbi 3 hari (27 s/d 29 Juli 2015) 4 Ir. Kusyanto, M.Si Kasubdit Ubikayu 1 hari (27 Juli 2015) 5 Sri Suhartini, SP Kasi Pengembangan Ubikayu 14 hari (3 s/d 21 Agustus 2015) 6 Hileri Rosmawati L. Tobing Staf Seksi Intensifikasi Aneka Umbi 12 hari (14 s/d 30 September 2015) 7 Didit Gustaman, A.MD Staf Seksi Intensifikasi Ubikayu 13 hari (4 s/d 20 November 2015) Sumber: Sub Bagian Tata Usaha, Desember

77 7. Mutasi dan Meninggal Dunia Pegawai yang mutasi tahun 2015 sebanyak 2 (dua) orang yaitu Renata DN Damanik, SP, MM dan Ai Asiah, SP. Sedangkan pegawai yang meninggal dunia sebanyak 1 (satu) orang yaitu Moch. Sholeh. 8. Ujian Dinas Pegawai yang mengikuti ujian dinas tahun 2015 sebanyak 1 (satu) orang yaitu Heri Sucipto (dari Golongan II/d ke III/a). B. Persuratan Bentuk komunikasi kedinasan yang biasa dilakukan berupa surat menyurat dan pengiriman/penerimaan berita melalui yaitu surat/memo masuk sebanyak surat, surat/memo keluar sebanyak 290 surat, penerimaan faximile sebanyak 104 lembar, pengiriman faximile sebanyak 437 lembar dan surat rahasia sebanyak 2 lembar. C. Rumah Tangga dan Perlengkapan Sebagai fungsi pelayanan untuk kegiatan rumah tangga dan perlengkapan sampai bulan Desember 2014 pada umumnya melaksanakan tugas-tugas pokok meliputi : 1. Pemeliharaan dan kebersihan Pemeliharaan tanaman tetap dilaksanakan terutama pemotongan rumput, pembersihan kantor, halaman, ruang lingkup kantor Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi serta perawatan kendaraan dinas roda empat dan dua serta melakukan service. 2. Keamanan Keamanan tetap dilaksanakan sebagaimana biasanya oleh empat (4) orang satpam, dan empat (4) orang satpam Direktorat Pasca Panen secara bergiliran siang dan malam harinya. 3. Perlengkapan a) Menyiapkan kebutuhan alat tulis kantor, membukukan dan mendistribusikan untuk keperluan sub unit dan subbag Tata Usaha. b) Membukukan barang-barang inventaris dari hasil pengadaan barang tahun Daftar hadir/absensi, telah dilakukan pengawasan secara intensif di setiap unit kerja (Subdit dan Tata Usaha) oleh masing-masing atasan langsung dan sekaligus menumbuhkembangkan budaya kerja di setiap unit kerja. 5. Setiap pegawai diwajibkan melakukan absensi elektrik dan absensi tanda tangan sesuai jam datang dan jam pulang. 69

78 6. Daftar hadir/absensi setiap 1 minggu sekali dilaporkan ke Setdit, dan daftar hadir/absensi telah dilaksanakan masing-masing Subdit dan Subbag Tata Usaha, direkap dan dilaporkan ke Setditjen Tanaman Pangan. 70

79 VI. REALISASI APBN Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tahun 2015 mendapatkan alokasi dana sebesar Rp ,-, (termasuk dana Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi), sampai dengan bulan Desember 2015 realisasi mencapai Rp ,- (90,69%),-, secara rinci sebagai berikut: A. Realisasi Keuangan/DIPA TA Satker Pusat Pada tahun 2015 melaksanakan pembinaan/kegiatan melalui program pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi dengan alokasi dana sebesar Rp ,- terdiri dari dana belanja bahan, honor, barang, sewa, jasa profesi, perjalanan dan modal peralatan. Sampai dengan bulan Desember 2015 terealisasi sebesar Rp ,- (79,92%). Rincian pengeluaran sub kegiatan Direktorat dan per Sub Direktorat dapat dilihat pada Lampiran 16. B. Realisasi Keuangan/DIPA TA Satker Daerah Melalui program pengelolaan produksi tanaman aneka kacang dan umbi, pada tahun 2015 mendapatkan alokasi dana Tugas Pembantuan dan Dekonsentrasi sebesar Rp ,-. Keadaan sampai bulan Desember tahun 2015 terealisasi sebesar Rp ,- (90,85%). Rincian pengeluaran sub kegiatan dapat dilihat pada Lampiran

80 VII. PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT A. Permasalahan Permasalahan dan upaya yang dihadapi oleh Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi dalam melaksanakan kegiatan pembangunan pengelolaan aneka kacang dan umbi antara lain : Aspek Produksi : 1. Sistem penyediaan benih bersubsidi belum optimal sehingga menyebabkan keterlambatan penyediaan benih tidak sesuai dengan jadwal tanam untuk kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP. 2. Belum terpadunya antara supply, demand dan manajemen pengelolaan produksi. 3. Perubahan iklim global/anomali iklim yang berdampak pada ketidaksesuaian waktu tanam untuk kedelai. 4. Adopsi teknologi di tingkat petani belum optimal karena keterbatasan modal usaha dan pengetahuan petani sehingga capaian produktivitas masih lebih rendah dari potensi hasilnya. 5. Adanya persaingan dengan komoditi lain yang memberikan insentif yang lebih tinggi. 6. Harga jual komoditas aneka kacang dan umbi belum memberikan insentif bagi petani 7. Kemitraan yang belum berkembang 8. Penggunaan teknologi alsintan belum merata sehingga berpengaruh terhadap efisiensi usahatani. 9. Terbatasnya produsen benih skala besar, yang baru dikembangkan skala kecil/penangkar, sehingga penggunaan benih unggul bermutu masih rendah yang mengakibatkan produksi belum mencapai potensi hasil. 10. Adanya kebijakan bahwa penerima alokasi program peningkatan produksi komoditas tanaman pangan TA 2015 tidak diperbolehkan menerima bansos lebih dari satu kegiatan sehingga berpengaruh terhadap sasaran produksi kedelai. 11. Pelaporan dari daerah sering terlambat bahkan ada beberapa daerah yang tidak/belum melaporkan pelaksanaan kegiatan. Aspek ketatausahaan : 1. Kekurangan jumlah Sumber Daya Manusia/SDM, terutama pada operator komputer, pengetik, pramu utus dan tenaga kebersihan. 2. Kendaraan operasional sudah tidak layak pakai dan mengalami kerusakan baik kendaraan roda 2 maupun roda Diperlukan perbaikan sarana dan prasarana penunjang seperti daya listrik, AC ruangan yang nyaman dan air bersih. 72

81 B. Upaya Tidak Lanjut Upaya tindak lanjut yang telah dilakukan adalah : Aspek Produksi : 1. Melakukan koordinasi dengan produsen dan penangkar benih dalam penyediaan dan penyaluran benih. 2. Memantapkan persiapan pelaksanaan kegiatan aneka kacang dan umbi di tingkat kelompok tani, Dinas Pertanian Kabupaten, Provinsi, Pusat dan stakeholder yang terkait. 3. Memanfaatkan lahan yang belum optimal, bekerjasama dengan perkebunan dan kehutanan dalam memanfaatkan lahan untuk meningkatkan indeks pertanaman, sehingga meningkatkan produksi. 4. Meningkatkan peran penyuluh di tingkat petani agar mempercepat adopsi teknologi oleh petani. 5. Ditetapkannya kebijakan program stabilisasi harga kedelai (SHK), sehingga harga pembelian petani dan harga penjualan untuk pengrajin tahu/tempe. 6. Mengembangkan pola pendirian BUMD/Badan Usaha Milik Daerah bersama dengan petani, koperasi, investor, perbankan dan stakeholder lainnya menjadi shareholder. 7. Meningkatkan sosialisasi, bimbingan dan pendampingan terhadap upayaupaya efisiensi usahatani dan peningkatan produktivitas/produksi aneka kacang dan umbi, khususnya pada daerah-daerah sentra produksi dalam upaya peningkatan daya saing. 8. Perbaikan infrastruktur jaringan pemasaran, akses sistem informasi harga dan pemasaran yang akurat dan mudah didapat, mempercepaat pengembangan agribisnis pola kemitraan dengan stakeholder terkait. 9. Menyusun SK Direktur tentang wilayah binaan kedelai yang isinya membagi tanggungjawab pengawalan kegiatan GP-PTT dan PAT-PIP kedelai kepada semua staf teknis sehingga proses pelaksanaan kegiatan mulai dari CP-CL sampai tanam/panen terpantau. 10. Membuat surat Dirjen Tanaman Pangan No. 475/TP.210/C/06/2015 tertanggal 9 Juni 2015 perihal revisi Pedoman Teknis Pengelolaan Produksi Kedelai Tahun 2015 untuk selanjutnya dikirimkan ke daerah. 11. Mendorong konsistensi daerah untuk melaporkan pelaksanaan kegiatan secara rutin. Aspek Ketatausahaan : 1. Penambahan sarana kerja berupa komputer dan meningkatkan kapasitas komputer sesuai perkembangan teknologi, 2. Penggantian pendingin ruangan (AC) yang tidak layak pakai. 3. Penambahan kendaraan operasional dalam menunjang kelancaran kerja. 4. Mengoptimalkan pengoperasian mesin diesel 5. Mengoptimalkan pengoperasian mesin fotocopy. 6. Spesialisasi mesin fax dan telepon. 73

82 VIII. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Realisasi tanam komoditi aneka kacang dan umbi tahun 2015 untuk komoditi kedelai mencapai ha (88,28%), kacang tanah ha (67,11%), kacang hijau ha (90,04%), ubikayu ha (60,19%) dan ubijalar ha (65,90%) dari sasaran tahun Belum tercapainya sasaran areal tanam tersebut dikarenakan terlambatnya waktu tanam/adanya kemunduran tanam dan persaingan dengan komoditas pertanian lainnya/beralih ke komoditi lain. 2. Pencapaian produksi aneka kacang dan umbi tahun 2015 (Aram II) bila dibandingkan dengan sasaran tahun 2015 untuk kedelai mencapai ton (81,91%), kacang tanah ton (82,17%), kacang hijau ton (91,04%), ubikayu ton (86,34%) dan ubijalar ton (83,74%). Sedangkan bila produksi 2015 (Aram II) dibandingkan dengan Atap 2014 mengalami peningkatan untuk komoditi kedelai 2,93% dan kacang hijau 8,52% sedangkan untuk komoditi kacang tanah mengalami penurunan sebesar 4,47%, ubikayu 2,26% dan ubijalar 6,87%. 3. Realisasi kegiatan aneka kacang dan umbi tahun 2015 antara lain: kegiatan GP-PTT Kedelai 2015 realisasi tanam mencapai ha (86,60%) dari sasaran ha, luas panen ha, produktivitas 15,48 ku/ha dan produksi ton; kegiatan PAT-PIP Kedelai Refocusing 2015 realisasi tanam mencapai ha (84,15%) dari sasaran ha, luas panen ha, produktivitas 15,19 ku/ha dan produksi ton; kegiatan PAT-PIP kedelai APBN-P 2015 realisasi tanam mencapai ha (67,01%) dari sasaran ha, luas panen ha, produktivitas 14,97 ku/ha dan produksi ton; pelaksanaan GP-PTT ubikayu tahun 2015 realisasi tanam mencapai ha (102,13%) dari sasaran ha, luas panen 650 ha, produktivitas 320 ku/ha dan produksi ton; pelaksanaan pendampingan peningkatan produksi kedelai kerjasama dengan perguruan tinggi tahun 2015 terealisasi 4 kali (80%) dari sasaran 5 kali; pelaksanaan koordinasi kemitraan, pemantapan dan evaluasi pengembangan aneka kacang dan umbi tahun 2015 terealisasi 27 kali (93,10%) dari sasaran 29 kali; pelaksanaan gerakan tanam/panen serempak kedelai bersama TNI-AD di provinsi tahun 2015 sudah terealisasi 6 kali (100%) dari sasaran 6 kali; pelaksanaan pendampingan PAT-PIP kedelai tahun 2015 kerjasama dengan TNI-AD terealisasi 31 kali (59,62%) dari sasaran 52 kali dan kerjasama dengan aparat dinas terealisasi 28 kali (71,07%) dari sasaran 52 kali; pelaksanaan kegiatan bantuan teknologi penyimpanan benih kedelai (plastik hermetik) di provinsi tahun 2015 terealisasi 9 kali (75%) dari sasaran 12 kali; pelaksanaan kegiatan gerakan pengembangan kawasan kedelai di kabupaten tahun 2015 terealisasi paket (40,30%) dari sasaran paket. 74

83 4. Realisasi serapan anggaran pengelolaan produksi aneka kacang dan umbi tahun 2015 sebesar Rp ,- (90,69%) dari alokasi dana sebesar Rp ,-. Realisasi satker pusat sebesar Rp ,- (79,92%) dari alokasi dana sebesar Rp dan satker daerah (Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) realisasi Rp ,- (90,85%) dari alokasi dana sebesar Rp ,-. B. Saran Dalam upaya pencapaian sasaran produksi di masa mendatang diharapkan kepada Daerah : a. Meningkatkan koordinasi, pembinaan dan bimbingan terhadap peningkatan produksi/produktivitas di daerah-daerah sentra produksi untuk meningkatkan efisiensi dan produk yang berdaya saing. b. Mendorong Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memfasilitasi dan memediasi terjalin dan tumbuh berkembangnya kemitraan usaha dengan pihak swasta/industri yang memanfaatkan bahan baku dari komoditas aneka kacang dan umbi. 75

84 L A M P I R A N 76

85 Lampiran 1 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Kedelai Tahun 2015 No Provinsi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 Aceh 65,000 61, ,800 2 Sumatera Utara 11,850 11, ,890 3 Sumatera Barat R i a u 3,900 3, ,261 5 J a m b i 13,500 12, ,673 6 Sumatera Selatan 21,500 20, ,437 7 Bengkulu 9,500 9, ,702 8 Lampung 21,340 20, ,355 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat 80,250 76, , Jawa Tengah 60,000 57, , DI Yogyakarta 12,847 12, , Jawa Timur 195, , , Banten 8,055 7, , B a l i 4,911 4, , Nusa Tenggara Barat 96,500 91, , Nusa Tenggara Timur 7,400 7, , Kalimantan Barat 3,100 2, , Kalimantan Tengah 1,800 1, , Kalimantan Selatan 19,500 18, , Kalimantan Timur 2,650 2, , Kalimantan Utara 5,000 4, , Sulawesi Utara 17,500 16, , Sulawesi Tengah 11,500 10, , Sulawesi Selatan 86,305 81, , Sulawesi Tenggara 31,295 29, , Gorontalo 2,898 2, , Sulawesi Barat 11,000 10, , Maluku 2,750 2, , Maluku Utara 1,500 1, , Papua Barat 2,575 2, , Papua 3,367 3, ,839 INDONESIA 815, , ,200,000 77

86 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Kacang Tanah Tahun 2015 Lampiran 2 No Provinsi Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) 1 Aceh , Sumatera Utara , Sumatera Barat , Riau , Kepulauan Riau , Jambi , Sumatera Selatan , Kep. Bangka Belitung , Bengkulu , Lampung , Sumatera , DKI Jakarta Jawa Barat , Banten , Jawa Tengah , D.I. Yogyakarta , Jawa Timur , Jawa , Bali , Nusa Tenggara Barat , Nusa Tenggara Timur , Bali & Nusa Tenggara , Kalimantan Barat , Kalimantan Tengah , Kalimantan Selatan , Kalimantan Timur , Kalimantan Utara , Kalimantan , Sulawesi Utara , Gorontalo , Sulawesi Tengah , Sulawesi Selatan , Sulawesi Barat , Sulawesi Tenggara , Sulawesi , Maluku , Maluku Utara , Papua , Papua Barat , Maluku & Papua , Luar Jawa , Indonesia ,

87 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Kacang Hijau Tahun 2015 Lampiran 3 No Provinsi Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) 1 Aceh 1,292 1, ,336 2 Sumatera Utara 3,061 2, ,301 3 Sumatera Barat ,050 4 Riau Kepulauan Riau Jambi Sumatera Selatan 1,914 1, ,558 8 Kep. Bangka Belitung Bengkulu 1,989 1, , Lampung 4,227 4, ,780 Sumatera 14,525 13, , DKI Jakarta Jawa Barat 13,109 12, , Banten 1,181 1, Jawa Tengah 83,276 79, , D.I. Yogyakarta Jawa Timur 70,203 66, ,207 Jawa 168, , , Bali 1,623 1, , Nusa Tenggara Barat 27,845 26, , Nusa Tenggara Timur 17,059 16, ,348 Bali & Nusa Tenggara 46,527 44, , Kalimantan Barat 1,054 1, Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan 1, , Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan 2,844 2, , Sulawesi Utara 1,751 1, , Gorontalo Sulawesi Tengah 1,450 1, , Sulawesi Selatan 20,446 19, , Sulawesi Barat Sulawesi Tenggara 1,929 1, ,546 Sulawesi 26,414 25, , Maluku 1,209 1, , Maluku Utara Papua Papua Barat Maluku & Papua 2,787 2, ,932 Luar Jawa 93,097 88, ,453 Indonesia 261, , ,550 79

88 Lampiran 4 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubikayu Tahun 2015 No Propinsi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi (Ha) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1. N. ACEH D. 3,544 3, , SUMUT 39,466 37, , SUMBAR 5,268 5, , RIAU 5,746 5, , KEP RIAU 1,149 1, , JAMBI 2,682 2, , SUMSEL 12,690 12, , BABEL 1,724 1, , BENGKULU 6,705 6, , LAMPUNG 303, , ,055,592 SUMATERA 382, , ,702, DKI JAKARTA JABAR 107, , ,478, BANTEN 11,494 10, , JATENG 183, , ,999, DI JOGJA 61,299 58, ,144, JATIM 218, , ,342,964 J A W A 582, , ,166, BALI 11,302 10, , N.T.B. 8,141 7, , N.T.T. 81,413 77, ,074,413 BALI & N.T. 100,855 96, ,401, KALBAR 15,612 14, , KALTENG 8,333 7, , KALSEL 8,237 7, , KALTIM 5,464 5, , KALTARA 2,300 2, ,465 KALIMANTAN 39,946 38, , SULUT 5,938 5, , GORONTALO 1,436 1, , SULTENG 4,310 4, , SULSEL 28,925 27, , SUL BARAT 4,023 3, , SULTRA 12,835 12, ,654 SULAWESI 57,467 54, ,146, MALUKU 10,535 10, , MALUKU UTARA 10,535 10, , PAPUA 3,831 3, , PAPUA BARAT 2,395 2, ,687 MLK & PAPUA 27,296 25, ,634 LUAR JAWA 608, , ,363,524 INDONESIA 1,190,448 1,133, ,530,000 80

89 Lampiran 5 Sasaran Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas Dan Produksi Ubijalar Tahun 2015 No Provinsi Luas Tanam Luas Panen Produktivitas Produksi (Ha) (Ha) (Ku/ha) (Ton) 1 NAD 1,322 1, ,577 2 Sumatera Utara 12,882 12, ,036 3 Sumatera Barat 4,175 3, ,780 4 Riau 1,322 1, ,087 5 Jambi 2,067 1, ,152 6 Sumatera Selatan 3,738 3, ,049 7 Bengkulu 2,207 2, ,468 8 Lampung 4,843 4, ,691 9 Bangka Belitung , Kep. Riau ,614 Sumatera 33,462 31, , DKI Jakarta Jawa Barat 35,000 33, , Jawa Tengah 9,185 8, , D.I.Yogyakarta , Jawa Timur 16,516 15, , Banten 3,145 2, ,695 Jawa 64,401 61, ,076, Bali 6,589 6, , NTB 1,056 1, , NTT 12,808 12, ,941 Bali & NT 20,453 19, , Kalimantan Barat 1,585 1, , Kalimantan Tengah 1,588 1, , Kalimantan Selatan 2,747 2, , Kalimantan Timur 2,732 2, , Kalimantan Utara ,108 Kalimantan 9,417 8, , Sulawesi Utara 5,267 5, , Sulawesi Tengah 3,168 3, , Sulawesi Selatan 5,604 5, , Sulawesi Tenggara 3,244 3, , Gorontalo , Sulawesi Barat 1,384 1, ,808 Sulawesi 19,064 18, , Maluku 2,663 2, , Maluku Utara 3,371 3, , Papua Barat , Papua 34,953 33, ,856 Maluku & Papua 41,874 39, ,874 LUAR JAWA 124, , ,573,813 INDONESIA 188, , ,650,000 81

90 Sasaran dan Realisasi GP-PTT Kedelai Tahun 2015 Lampiran 6 No Provinsi & Kabupaten/Kota Sasaran Luas Tanam (Ha) Realisasi Tanam (Ha) Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 Aceh , , Kab. Aceh Besar , , Kab. Aceh Selatan , , Kab. Aceh Tengah , , Kab. Aceh Timur , , Kab. Aceh Utara , , Kab. Bireuen , , Kab. Aceh Pidie , , Kab. Aceh Barat Daya ,60 9 Kab. Aceh Jaya , , Kab. Aceh Tamiang , , Kab. Pidie Jaya ,50 31, , Sumatera Utara , , Kab. Deli Serdang , , Kab. Langkat , , Kab. Tapanuli Selatan , , Kab. Padang Lawas , , Kab Padang Lawas Utara , , Riau , ,08 879,80 1 Kab. Kampar ,00 2 Kab. Rokan Hilir , , Kab. Rokan Hulu , ,49 249,80 4 Jambi , , Kab. Batanghari , , Kab. Bungo , , Kab. Kerinci , , Kab. Merangin , , Kab. Muaro Jambi , , Kab. Sarolangun , , Kab. Tj. Jabung Timur , , Kab. Tebo , , Sumatera Selatan , , Kab. Lahat , , Kab. Musi Banyuasin , , Kab. Musi Rawas , , Kab. Muara Enim , , Kab. Ogan Komering Ilir ,65 6 Kab. Ogan Komering Ulu , , Kab. Banyuasin , , Kab. OKU Timur , , Kab. Ogan Ilir ,60 10 Kab. Empat Lawang , , Kota Pagar Alam , ,

91 Lanjutan Lampiran 6 No Provinsi & Kabupaten/Kota Sasaran Luas Tanam (Ha) Realisasi Tanam (Ha) Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 6 Bengkulu , , Kab. Bengkulu Selatan , ,79 23,16 2 Kab. Bengkulu Utara , ,00 214,90 3 Kab. Rejang Lebong , , Kab. Kaur , , Kab. Seluma , , Kab. Muko-muko , , Kab. Kepahiang , , Kab Bengkulu Tengah , , Kab. Lebong ,10 7 Lampung , , Kab. Lampung Barat , , Kab. Lampung Selatan , , Kab. Lampung Tengah , , Kab. Lampung Utara , , Kab. Lampung Timur , , Kab. Tanggamus , , Kab. Tulang Bawang , , Kab. Way Kanan ,00 9 Kab. Mesuji , , Kab. Pringsewu , , Kab. Pesisir Barat , , Jawa Barat , , Kab. Ciamis , , Kab. Cianjur , , Kab. Cirebon , , Kab. Garut , , Kab. Indramayu , , Kab. Karawang , , Kab. Kuningan , , Kab. Majalengka , , Kab. Subang , , Kab. Sumedang , , Kab. Tasikmalaya , , Kab. Bandung Barat , , Kab. Sukabumi , , Jawa Tengah , , Kab. Banyumas , , Kab. Blora , , Kab. Boyolali , , Kab. Brebes , , Kab. Cilacap , , Kab. Grobogan , , Kab. Kebumen , , Kab. Kendal , , Kab. Klaten , , Kab. Pati , , Kab. Purworejo , , Kab. Rembang , , Kab. Sragen , , Kab. Sukoharjo , , Kab. Wonogiri , ,

92 No Provinsi & Kabupaten/Kota Sasaran Luas Tanam (Ha) Lanjutan Lampiran 6 Realisasi Tanam (Ha) Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 10 D.I.Yogyakarta , , Kab. Bantul , , Kab. Gunung Kidul , , Kab. Kulon Progo , ,32 993,61 11 Jawa Timur , , Kab. Bangkalan , , Kab. Banyuwangi , , Kab. Blitar , , Kab. Bojonegoro , , Kab. Gresik , , Kab. Jember , , Kab. Jombang , , Kab. Kediri , , Kab. Lamongan , , Kab. Lumajang , , Kab. Madiun , , Kab. Magetan , , Kab. Mojokerto , , Kab. Nganjuk , , Kab. Ngawi , , Kab. Pacitan , , Kab. Pasuruan , , Kab. Ponorogo , , Kab. Probolinggo , , Kab. Sumenep , , Kab. Sidoarjo , , Kab. Trenggalek , , Kab. Tulungagung , , Banten , Kab. Lebak ,00 2 Kab. Pandeglang ,00 3 Kab. Serang ,70 4 Kota Cilegon ,20 13 Bali , , Kab. Badung ,00 2 Kab. Gianyar ,00 3 Kab. Klungkung , , Kab. Tabanan , , Nusa Tenggara Barat , , Kab. Bima , , Kab. Dompu , , Kab. Lombok Barat , , Kab. Lombok Tengah , , Kab. Lombok Timur , , Kab. Sumbawa , , Kab. Sumbawa Barat , , Kota Mataram , , Kota Bima , ,

93 No Provinsi & Kabupaten/Kota Sasaran Luas Tanam (Ha) Lanjutan Lampiran 6 Realisasi Tanam (Ha) Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 15 Nusa Tenggara Timur , , Kab. Ende , , Kab. Flores Timur , , Kab. Lembata ,00 4 Kab. Manggarai , , Kab. Ngada , , Kab. Manggarai Barat , , Kab. Alor ,00 8 Kab. Nagekeo 25 16,50 66, , Kalimantan Barat , , Kab. Bengkayang , , Kab. Ketapang , , Kab. Sambas , , Kab. Sekadau ,00 17 Kalimantan Tengah , , Kab. Barito Utara ,20 2 Kab. Kapuas , , Kab. Kotawaringin Barat , , Kab. Lamandau , , Kab. Pulang Pisau , , Kab. Barito Timur , , Kalimantan Selatan , , Kab. Banjar , , Kab. Kota Baru , , Kab. Tabalong , , Kab. Tanah Laut , , Kab. Balangan , , Kab. Tanah Bumbu , , Kalimantan Timur , , Kab. Berau , , Kab. Kutai Barat , , Kab. Penajem Paser Utr , , Sulawesi Utara , , Kab. Bolaang Mangondow , , Kab. Minahasa , , Kab. Kep. Talaud , , Kab. Minahasa Selatan ,13 5 Kota Tomohon , , Kab. Minahasa Utara , , Kab. Minahasa Tenggara , , Kab. Bolmong Utara , , Kab. Sangihe , , Kab. Bolmang Selatan , , Kab. Bolmang Timur ,00 12 Kota Bitung , , Kota Manado , , Kota Kotamobagu , ,

94 Lanjutan Lampiran 6 No Provinsi & Kabupaten/Kota Sasaran Luas Tanam (Ha) Realisasi Tanam (Ha) Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 21 Sulawesi Tengah , , Kab. Banggai , , Kab. Poso , , Kab. Tojo Una-Una , , Kab. Morowali Utara , , Sulawesi Selatan , , Kab. Bone ,00 2 Kab. Maros , , Kab. Pangkep , , Kab. Pinrang , , Kab. Sidenreng Rappang , , Kab. Sinjai ,30 7 Kab. Soppeng , , ,39 8 Kab. Wajo , , Sulawesi Tenggara , , Kab. Buton Kab. Konawe , , Kab. Kolaka , , Kab. Muna , , Kab. Konawe Selatan , , Kab. Buton Utara , , Gorontalo , , Kab. Boalemo , , Kab. Gorontalo , , Kab. Pohuwato , , Sulawesi Barat , , Kab. Mamuju , , Kab. Mamuju Utara , , Kab. Mamuju Tengah ,29 4 Kab. Polewali Mandar , , Maluku , , Kab. MTB , , Kab. Maluku Tengah ,50 3 Kab. Seram Bag Timur , , Maluku Utara , , Kab. Halmahera Timur ,00 2 Kab. Halmahera Selatan , , Papua , , Kab. Jayapura , , Kab. Merauke , , Kab. Mimika , , Kab. Nabire , , Kab. Sarmi , , Kab. Keerom , , Kab. Puncak Jaya , , Papua Barat , , Kab. Sorong ,00 2 Kab. Manokwari , , Kab. Teluk Bintuni ,00 4 Kab. Teluk Wondama ,00 5 Kab. Kaimana ,00 6 Kab Manokwari Selatan ,00 Jumlah , ,

95 Sasaran dan Realisasi PAT-PIP Kedelai Refocusing Tahun 2015 Lampiran 7 No Provinsi & Kabupaten/Kota Sasaran Luas Tanam (Ha) Realisasi Tanam (Ha) Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 1 Sumatera Selatan , , Kab. Musi Rawas , , Kab. Banyuasin , , Kab. Ogan Komering Ilir , , Kab. OKU Selatan , , Lampung , , Kab. Mesuji , , Kab. Tulang Bawang , , Kab. Way Kanan Jawa Barat , , Kab. Garut , , Kab. Bandung , , Kab. Indramayu , , Kab. Karawang , , Kab. Bandung Barat , , Kota Tasikmalaya , , Kab. Pangandaran , , Kota Banjar , , Kab. Purwakarta , , Kab. Subang , , Kab. Tasikmalaya , , Jawa Tengah , , Kab. Banjarnegara , , Kab. Banyumas , , Kab. Boyolali , , Kab. Cilacap , , Kab. Grobogan , , Kab. Klaten , , Kab. Pati , , Kab. Pemalang ,33 9 Kab. Rembang , , Kab. Kudus , , Jawa Timur , , Kab. Bangkalan , , Kab. Banyuwangi , , Kab. Blitar , , Kab. Bojonegoro , , Kab. Jember , , Kab. Jombang Kab. Nganjuk , , Kab. Ngawi , , Kab. Pasuruan , , Kab. Ponorogo , , Kab. Trenggalek , , Kab. Mojokerto , ,

96 No Provinsi & Kabupaten/Kota Sasaran Luas Tanam (Ha) Lanjutan Lampiran 7 Realisasi Tanam (Ha) Panen Produktivitas Produksi (Ha) % (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 6 Nusa Tenggara Barat , , Kab. Bima , , Kab. Dompu , , Kab. Lombok Tengah , , Kab. Lombok Timur , , Kab. Sumbawa , , Kota Bima , , Kab. Sumbawa Barat , , Kalimantan Selatan , , Kab. Tanah Laut , , Kab. Banjar , , Kab. Hulu Sungai Tengah , , Kab. Kota Baru , , Kab. Tapin , , Sulawesi Selatan , , Kab. Wajo , , Kab. Bone ,00 3 Kab. Gowa , , Kab. Soppeng , , Sulawesi Tenggara , , Kab. Buton ,10 2 Kab. Konawe Kab. Kolaka , , Kab. Muna , , Kab. Konawe Selatan , , Kab. Kolaka Timur , , Kab. Buton Utara , , Jumlah , ,

97 Lampiran 8 Sasaran dan Realisasi PAT-PIP Kedelai APBN-P Tahun 2015 Sasaran Tanam (Ha) No Provinsi & Kabupaten/Kota Revisi II Tanam Panen Produktivitas Produksi Semula Revisi I Ditjen PSP (Ha) (%) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 2 Sumatera Utara , , Kab. Deli Serdang ,00 2 Kab. Langkat , , Kab. Tapanuli Selatan ,00 4 Kab. Padang Lawas , , Kab Padang Lawas Utara , , Kab. Nias Selatan ,00 7 Kab. Batubara , , Kab. Labuan Batu Kab. Asahan , , Kota Binjai Kab. Simalungun , , Kab. Mandailing Natal , , Kab. Serdang Bedagai ,19 14 Kab. Padang Sidempuan , , Kota Tebing Tinggi Kab. Gunung Sitoli ,00 3 Riau , Kab. Kampar Kab. Rokan Hulu ,50 3 Kab Bengkalis Kab. Indragiri Hulu Kab. Meranti ,50 39,33 6 Kab. Indragiri Hilir ,27 7 Provinsi Jambi , Kab. Merangin ,33 2 Kab. Soralangun ,85 3 Kab. Bungo ,00 4 Kab. Tebo ,35 5 Kab. Batanghari ,83 6 Kab. Muaro Jambi Kab. Tanjab Barat ,00 8 Kab. Tanjab Timur ,00 9 Kab. Kerinci ,00 5 Sumatera Selatan , , Kab. Musi Rawas Kab. Penukal Abab Pematang Ilir ,00 3 Kab. Empat Lawang , , Kab. Musi Banyuasin ,98 5 Kab. Muara Enim Kab. Lubuklinggau , , Kab. Lahat ,00 8 Kota Prabumulih ,00 9 Kab. Musi Rawas Utara ,26 10 Kab. Banyuasin , , Bengkulu ,00 1 Kab. Kepahiang ,00 2 Kab. Kaur ,00 3 Kab. Rejang Lebong ,00 REALISASI 89

98 Sasaran Tanam (Ha) Lanjutan Lampiran 8 No Provinsi & Kabupaten/Kota Revisi II Tanam Panen Produktivitas Produksi Semula Revisi I Ditjen PSP (Ha) (%) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 7 Lampung , , Kab. Mesuji Kab. Tulang Bawang Kab. Way Kanan Kab. Lampung Barat Kab. Lampung Tengah Kab. Lampung Utara Kab. Lampung Timur , , Kab. Tanggamus , , Kab. Pesisir Barat ,46 10 Kab. Pringsewu Jawa Barat , Kab. Indramayu ,00 9 Jawa Tengah , , Kab. Banyumas Kab. Boyolali Kab. Cilacap , , Kab. Grobogan , , Kab. Pati , , Kab. Pemalang , , Kab. Kendal Kab. Semarang , Kab. Purworejo , , Kab. Purbalingga ,00 10 Jawa Timur , , Kab. Banyuwangi ,79 2 Kab. Blitar ,00 3 Kab. Jember , , Kab. Nganjuk , , Kab. Ponorogo , , Kab. Mojokerto Kab. Kediri , , Kab. Tulungagung , , Kab. Lumajang , , Kab. Sampang ,00 11 Kab. Trenggalek ,00 11 Banten ,00 1 Kab. Pandeglang ,00 2 Kab. Lebak Kab. Serang Kota Serang ,00 REALISASI 12 NTB , , Kab. Bima , , Kab. Lombok Tengah , , Kab. Sumbawa Barat ,00 4 Kab. Dompu ,00 90

99 Lanjutan Lampiran 8 Sasaran Tanam (Ha) No Provinsi & Kabupaten/Kota Revisi II Tanam Panen Produktivitas Produksi Semula Revisi I Ditjen PSP (Ha) (%) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 13 NTT , , Kab. Sumba Timur , , Kab. Sumba Tengah , , Kab. Lembata ,50 4 Kab. Sumba Barat Daya ,00 5 Kab. Manggarai Barat , , Kab. Sikka ,00 7 Kab. Ngada ,00 8 Kab. Flores Timur , , Kab. Alor ,12 10 Kab. Sumba Barat ,00 11 Kab. TTS ,00 12 Kab. Nagekeo ,00 13 Kab. Manggarai Timur Kalimantan Barat ,49 1 Kab. Bengkayang ,70 2 Kab. Ketapang ,80 3 Kab. Sambas , Kab Kubu Raya ,50 5 Kab Melawi Kab Sintang Kab Landak , , Kab. Kapuas Hulu Kab. Mempawah ,00 10 Kab. Sanggau ,00 11 Kota Singkawang ,00 15 Kalimantan Selatan , Kab. Banjar ,37 16 Kalimantan Timur , , Kab. Penajam Pasir Utara Kab. Kutai Barat , , Kab. Paser ,00 4 Kab. Kutai Kartanegara ,80 5 Kab. Kutai Timur Kab. Samarinda ,00 7 Kab Berau , , Kalimantan Utara , , Kab. Bulungan , , Sulawesi Utara ,60 1 Kab. Bolaang Mangondow ,50 2 Kab. Minahasa Kab. Minahasa Selatan Kab. Minahasa Utara ,50 5 Kab. Minahasa Tenggara ,00 6 Kab. Bolmang Selatan ,00 7 Kab. Bolmang Timur ,00 REALISASI 19 Sulawesi Tengah , , Kab. Morowali Utara ,00 2 Kab. Tojo Una-una ,00 3 Kab. Morowali ,00 4 Kab. Banggai , , Kab. Donggala ,00 6 Kab. Toli-toli , , Kab. Poso , , Kab.Parigi Moutong , , Kab.Buol ,00 10 Kab. Sigi ,22 91

100 Lanjutan Lampiran 8 Sasaran Tanam (Ha) REALISASI No Provinsi & Kabupaten/Kota Revisi II Tanam Panen Produktivitas Produksi Semula Revisi I Ditjen PSP (Ha) (%) (Ha) (Ku/Ha) (Ton) 20 Sulawesi Selatan , , Kab. Wajo ,07 2 Kab. Bone ,47 3 Kab. Gowa , , Kab. Soppeng Kab. Maros Kab. Pangkep , , Kab. Bantaeng ,84 8 Kab. Sidenreng Rappang Kab. Sinjai ,51 10 Kab. Jeneponto , , Kab. Bulukumba , , Kab. Takalar , , Kota Makasar , , Kab. Tana Toraja ,43 15 Kab. Enrekang Sulawesi Tenggara ,79 1 Kab. Buton Kab. Konawe Kab. Kolaka ,70 4 Kab. Muna ,00 5 Kab. Konawe Selatan ,00 6 Kab. Kolaka Timur*) ,17 7 Kab. Bombana ,40 8 Kab. Muna Barat ,07 9 Kota Kendari ,80 10 Kota Bau Bau ,00 22 Sulawesi Barat , Kab. Mamuju Kab. Mamuju Utara ,00 3 Kab. Mamuju Tengah Kab. Polewali Mandar ,26 23 Maluku , , Kab Seram Bagian Timur ,67 2 Kab Maluku Tenggara Barat Kab. Buru , , Kepulauan Aru ,00 5 Kota Ambon Maluku Utara , , Kab. Morotai ,00 2 Kab. Halmahera Barat , , Kab. Kep. Sula , , Kab. Halmahera Timur ,00 5 Kab. Halmahera Selatan , , Papua Barat ,01 1 Kab. Sorong ,00 2 Kab. Manokwari ,80 3 Kab. Teluk Bintuni ,00 4 Kab. Teluk Wondama ,00 5 Kab. Kaimana ,00 6 Kab Manokwari Selatan ,00 7 Kab. Sorong Selatan ,00 8 Kab Raja Ampat ,00 9 Kab. Maybrat ,00 10 Kab. Tambraw ,00 11 Kab. Fak Fak ,00 12 Kota Sorong ,00 13 Kab. Pegunungan Arfat ,00 TOTAL , , Keterangan : *) Laporan Sementara 92

101 No Sasaran dan Realisasi GP-PTT Ubikayu Tahun 2015 (APBN-P) Provinsi/Kabupaten Sasaran Tanam (Ha) Tanam (Ha) % Lampiran 9 Sebelum Sesudah 1 SUMUT , Kab. Deli Serdang ,00 2. Kab. Serdang Bedagai ,00 2 SUMSEL , Kab. Banyuasin , ,00 320, BENGKULU , Kab. Bengkulu Tengah ,67 Panen (Ha) Realisasi Produktivitas (Ku/Ha) Produksi (Ton) 4 LAMPUNG , Kab. Lampung Tengah ,00 5 JAWA BARAT , Kab. Bandung , ,05 320, Kab. Cianjur ,00 8. Kab. Sukabumi ,00 202,50 6 JAWA TENGAH , Kab. Pati ,71 Jumlah , ,

102 Lampiran 10 Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan Pendampingan Peningkatan Produksi Kedelai Kerjasama dengan Perguruan Tinggi Tahun

103 Lampiran 11 Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan Koordinasi Kemitraan, Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi Tahun

104 Lampiran 12 Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan Gerakan Tanam/Panen Serempak Kedelai Bersama TNI-AD di Provinsi Tahun

105 Lampiran 13 Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan Pendampingan PAT-PIP Kedelai Tahun 2015 No. Provinsi/Kabupaten Sasaran Realisasi Kerjasama TNI AD Aparat Dinas Kerjasama TNI AD Aparat Dinas (Rp.000) Kali (Rp.000) Kali (Rp.000) % Kali % (Rp.000) % Kali % 1 LAMPUNG 153, ,927 4 Dinas Provinsi 47, ,724 1 Jml Kabupaten/Kota: 105, , Kab. Tulang Bawang 19, , Kab. Way Kanan 19, , Kab. Mesuji 66, , JABAR 1,667, ,079, ,664, ,079, Dinas Provinsi 518, ,041, , Jml Kabupaten/Kota: 1,149, ,038, ,146, Kab. Bandung 39, , ,000 2 Kab. Garut 96, , , Kab. Indramayu 668, , ,528 4 Kab. Karawang 19, , , Kab. Subang 58, , , Kab. Tasikmalaya 39, , , Kota Banjar 19, , ,100 8 Kab. Bandung Barat 38, , ,201 9 Kota Tasikmalaya * 19, , , Kab. Pangandaran 152, , , JATENG 291, , Dinas Provinsi 69, ,998 1 Jml Kabupaten/Kota: 222, , Kab. Banjarnegara 76, , Kab. Banyumas 19, , Kab. Boyolali 11, , Kab. Cilacap 19, , Kab. Grobogan 38, , Kab. Klaten 3, , Kab. Kudus 11, , Kab. Pati 11, , Kab. Pemalang 11, , Kab. Rembang 19, , JATIM 838, ,041, , , Dinas Provinsi 259, , , , Jml Kabupaten/Kota: 579, , , ,340-1 Kab. Bangkalan 57, , , , Kab. Banyuwangi 76, , , , Kab. Blitar 19, , , , Kab. Bojonegoro 19, , , , Kab. Jember 76, , , , Kab. Jombang 19, ,310 1 Tidak melaksanakan Kab. Mojokerto 19, ,310 1 Tidak diserap - 8, Kab. Nganjuk 38, , , , Kab. Ngawi 19, , , , Kab. Pasuruan 39, , , , Kab. Ponorogo 175, , , , Kab. Trenggalek 19, ,310 1 Tidak diserap 5 KALSEL 278, , , ,557 3 Dinas Provinsi 86, , ,567 40,075 Jml Kabupaten/Kota: 192, , , ,871 1 Kab. Banjar 38, , ,535 17,740 2 Kab. Hulu Sungai Tengah 38, , ,000 31,429 3 Kab. Kota Baru 57, , ,612 51,757 4 Kab. Tanah Laut 38, , ,843 27,635 5 Kab. Tapin 19, , ,268 17,310 6 SULSEL 1,036, ,387, , ,008, Dinas Provinsi 344, , , , Jml Kabupaten/Kota: 692, , , , Kab. Bone 519, , , , Kab. Wajo 173, , , , SULTRA 141, ,617 3 Dinas Provinsi 43, ,069 1 Jml Kabupaten/Kota: 98, , Kab. Konawe 58, , Kab. Kolaka 39, , NTB 269, , , , Dinas Provinsi 83, , , ,963 1 Jml Kabupaten/Kota: 186, , , ,441 1 Kab. Lombok Tengah 186, , , ,441 1 Jumlah (8 Provinsi, 44 Kabupaten) 4,677, ,836, ,063, ,147, a. PROVINSI (DEKON) 1,450, ,928, Dinas Provinsi 1,450, ,928, b. KAB/KOTA (TP) 3,227, ,908, Dinas Kab/Kota 3,227, ,908,

106 Lampiran 14 Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Bantuan Teknologi Penyimpan Benih Kedelai (Plastik Hermetik) di Provinsi Tahun 2015 No. Provinsi Sasaran (Kali) Realisasi (Kali) % 1 Aceh Jambi*) Sumatera Selatan Lampung Jawa Barat Jawa Tengah Jawa Timur Kalimantan Selatan*) Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Nusa Tenggara Barat Banten*) Jumlah Ket: *) Menunggu konfirmasi dari daerah 98

107 Lampiran 15 Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten Tahun 2015 Sasaran Realisasi No. Provinsi Papan Nama Bantuan Transport Papan Nama Bantuan Transport Rp Unit Aparat (Rp) Petugas (Rp) Paket Rp % Unit % Aparat (Rp) % Petugas (Rp) % Paket % 1 Aceh Sumut Riau Jambi Sumsel , , , , ,95 6 Bengkulu Lampung Jabar , , , , ,50 9 Jateng DIY , , , , ,00 11 Jatim , , , , ,51 12 Kalbar Kalteng Kalsel , , , , ,79 15 Kaltim Sulut Sulteng Sulsel , , , , ,79 19 Sultra Bali NTB NTT Maluku Papua Malut Banten , , , ,65 27 Gorontalo Papua Barat Sulbar , , , ,33 Jumlah , , , , ,30 99

108 Rekapitulasi Penyerapan Anggaran Kegiatan Tahun 2015 Per 31 Desember 2015 Lampiran 16 No. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/Jenis Belanja/Rincian/Belanja Jumlah Dana (Rp) Jumlah yang Terserap Bulan Lalu (Rp) Bulan Ini (Rp) S/d Bulan Ini (Rp) % Sisa Dana (Rp) % Belanja pengiriman surat dinas dan pos pusat ,21% ,79% Belanja Bahan ,81% ,19% Honor Output Kegiatan ,00% ,00% Belanja Barang untuk persediaan Barang Konsumsi ,10% ,90% Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya ,72% ,28% Belanja Jasa Konsultan ,00% - 0,00% Belanja Sewa ,09% ,91% Belanja Jasa Profesi ,42% ,58% Belanja Jasa Lainnya ,32% ,68% Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya ,00% ,00% Belanja perjalanan biasa ,56% ,44% Belanja perjalanan dinas Dalam Kota ,00% ,00% Belanja perjalanan Paket Meeting Dalam Kota ,03% ,97% Belanja perjalanan Paket Meeting Luar Kota ,01% ,99% Belanja perjalanan biasa - Luar Negeri ,00% - 0,00% Belanja Modal Peralatan dan Mesin ,70% ,30% Belanja Modal Lainnya ,88% ,12% Jumlah ,92% ,08% SUB BAGIAN TATA USAHA No. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/Jenis Belanja/Rincian/Belanja Jumlah Dana (Rp) Jumlah yang Terserap Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp) Belanja pengiriman surat dinas dan pos pusat Belanja Bahan Honor Output Kegiatan Belanja Barang untuk persediaan Barang Konsumsi Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya Belanja Jasa Konsultan Belanja Sewa Belanja Jasa Profesi Belanja Jasa Lainnya Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya Belanja perjalanan biasa Belanja perjalanan dinas Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Luar Kota Belanja perjalanan biasa - Luar Negeri Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Lainnya Jumlah Prosentase ,98 SUBDIT KEDELAI No. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/Jenis Belanja/Rincian/Belanja Jumlah Dana (Rp) Jumlah yang Terserap Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp) Belanja pengiriman surat dinas dan pos pusat Belanja Bahan Honor Output Kegiatan Belanja Barang untuk persediaan Barang Konsumsi Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya Belanja Jasa Konsultan Belanja Sewa Belanja Jasa Profesi Belanja Jasa Lainnya Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya Belanja perjalanan biasa Belanja perjalanan dinas Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Luar Kota Belanja perjalanan biasa - Luar Negeri Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Lainnya Jumlah Prosentase ,75 100

109 Lanjutan Lampiran 16 SUBDIT ANEKA KACANG No. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/Jenis Belanja/Rincian/Belanja Jumlah Dana (Rp) Jumlah yang Terserap Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp) Belanja pengiriman surat dinas dan pos pusat Belanja Bahan Honor Output Kegiatan Belanja Barang untuk persediaan Barang Konsumsi Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya Belanja Jasa Konsultan Belanja Sewa Belanja Jasa Profesi Belanja Jasa Lainnya Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya Belanja perjalanan biasa Belanja perjalanan dinas Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Luar Kota Belanja perjalanan biasa - Luar Negeri Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Lainnya Jumlah Prosentase ,49 SUBDIT UBIKAYU - No. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/Jenis Belanja/Rincian/Belanja Jumlah Dana (Rp) Jumlah yang Terserap Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp) Belanja pengiriman surat dinas dan pos pusat Belanja Bahan Honor Output Kegiatan Belanja Barang untuk persediaan Barang Konsumsi Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya Belanja Jasa Konsultan Belanja Sewa Belanja Jasa Profesi Belanja Jasa Lainnya Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya Belanja perjalanan biasa Belanja perjalanan dinas Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Luar Kota Belanja perjalanan biasa - Luar Negeri Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Lainnya Jumlah Prosentase ,86 SUBDIT ANEKA UMBI - No. Kode Kegiatan/Sub Kegiatan/Jenis Belanja/Rincian/Belanja Jumlah Dana (Rp) Jumlah yang Terserap Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp) Belanja pengiriman surat dinas dan pos pusat Belanja Bahan Honor Output Kegiatan Belanja Barang untuk persediaan Barang Konsumsi Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya Belanja Jasa Konsultan Belanja Sewa Belanja Jasa Profesi Belanja Jasa Lainnya Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya Belanja perjalanan biasa Belanja perjalanan dinas Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Dalam Kota Belanja perjalanan Paket Meeting Luar Kota Belanja perjalanan biasa - Luar Negeri Belanja Modal Peralatan dan Mesin Belanja Modal Lainnya Jumlah Prosentase ,65 101

110 Lampiran 17 REALISASI KEGIATAN APBN SEKTORAL (018) TA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN (Posisi Laporan Tanggal 29 Januari 2016) Kegiatan Pagu Anggaran (Rp. 000,-) Realisasi Anggaran Indikator Output Realisasi (Rp. 000,-) % Uraian Satuan Target Volume % Lokasi PENGELOLAAN PRODUKSI ANEKA KACANG DAN UMBI 957,500,205 1 GP-PTT Kedelai 637,230, ,718, GP-PTT Kedelai Ha 350, , Kab. - GP-PTT Non Kawasan 601,634, ,666, GP-PTT Non Kawasan Ha 333, , Kab. - GP-PTT Kawasan 35,596,500 32,038, GP-PTT Kawasan Ha 16,500 11, Kab. 2 PAT Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dana Refocusing 3 PAT Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dana APBN- P *) 4 GP-PTT Ubikayu PAT Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) 255,323, ,911, dana Refocusing PAT Peningkatan Indeks Pertanaman (PIP) dana APBN-P Ha 131, , Kab. Ha 174, , Kab. 9,000,000 8,918, GP-PTT Ubikayu Ha 3,000 3, Kab. 5 Pendampingan Peningkatan Produksi Kerjasama dengan Perguruan Tinggi (Kali) Pendampingan Peningkatan Produksi 750, , Kerjasama dengan Perguruan Tinggi (Kali) Kali Prov. 6 Koordinasi Kemitraan, Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi (Kali) 2,625,000 2,300, Koordinasi Kemitraan, Pemantapan dan Evaluasi Pengembangan Aneka Kacang dan Umbi (Kali) Kali Prov. 7 Gerakan Tanam/Panen Kedelai Bersama TNI-AD di Provinsi (Kali) Gerakan Tanam/Panen Kedelai Bersama 600, , TNI-AD di Provinsi (Kali) Kali Prov. 8 Pembinaan, Pendampingan PAT-PIP (Kali)**) 10,514,000 7,214, Pembinaan, Pembinaan PAT-PIP (Kali) Kali Kab. a. Kerjasama TNI-AD 4,677,800 3,067, a. Kerjasama TNI-AD Kali 52 b. Aparat Dinas (Provinsi, Kabupaten) 5,836,200 4,147, b. Aparat Dinas (Provinsi, Kabupaten) Kali 52 9 Bantuan Taknologi Penyimpanan Kedelai (Plastik Hermetik)(Paket) Bantuan Taknologi Penyimpanan Kedelai 1,200, , (Plastik Hermetik)(Paket) Paket Prov. 10 Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai di Kabupaten (Paket)**) 4,718,700 1,787, Gerakan Pengembangan Kawasan Kedelai Paket 9,630 6, Kab. di Kabupaten (Paket) a. Papan Nama (Unit) 481, , a. Papan Nama (Unit) Unit 9,630 3, b. Bantuan Transport (Paket) 4,237,200 1,634, b. Bantuan Transport (Paket) Paket 9,630 3, Ubinan (unit) 1,733,400 1,108, Ubinan (unit) Unit 9,630 6, Kab. 12 Pendampingan, Pengawalan, Pembinaan dan Monev Pendampingan, Pengawalan, Pembinaan Aneka Kacang dan Umbi (Satker)**) 33,804,855 11,292, dan Monev Aneka Kacang dan Umbi Satker Satker (Satker) a. Kabupaten/Kota 9,525, , b. Provinsi 10,620, , b. Pusat 13,659,855 10,917, Jumlah 957,500, ,351, Ket: *) PAT-PIP Kedelai 2015 dana APBN-P DIPA Ditjen PSP **) Laporan Sementara 102

111 103

112 104

113 Sasaran dan Realisasi Luas Tanam Kedelai Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat R i a u J a m b i Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

114 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 Aceh ,15 2 Sumatera Utara ,73 3 Sumatera Barat ,93 4 R i a u ,58 5 J a m b i ,65 6 Sumatera Selatan ,93 7 Bengkulu ,08 8 Lampung ,92 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau ,56 Sumatera ,94 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,88 13 Jawa Tengah ,71 14 DI Yogyakarta ,15 15 Jawa Timur ,39 16 Banten ,43 Jawa ,41 17 B a l i ,75 18 Nusa Tenggara Barat ,76 19 Nusa Tenggara Timur ,07 Bali & NT ,95 20 Kalimantan Barat ,07 21 Kalimantan Tengah ,28 22 Kalimantan Selatan ,23 23 Kalimantan Timur ,71 24 Kalimantan Utara ,05 Kalimantan ,37 25 Sulawesi Utara ,28 26 Sulawesi Tengah ,20 27 Sulawesi Selatan ,22 28 Sulawesi Tenggara ,48 29 Gorontalo ,77 30 Sulawesi Barat ,06 Sulawesi ,44 31 Maluku ,75 32 Maluku Utara ,55 33 Papua Barat ,41 34 Papua ,67 Maluku & Papua ,99 Luar Jawa ,98 Indonesia ,28 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 106

115 Sasaran dan Realisasi Luas Panen Kedelai Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat R i a u J a m b i Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

116 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 Aceh ,66 2 Sumatera Utara ,33 3 Sumatera Barat ,87 4 R i a u ,84 5 J a m b i ,69 6 Sumatera Selatan ,59 7 Bengkulu ,20 8 Lampung ,13 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau ,86 Sumatera ,17 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,93 13 Jawa Tengah ,07 14 DI Yogyakarta ,82 15 Jawa Timur ,26 16 Banten ,03 Jawa ,91 17 B a l i ,63 18 Nusa Tenggara Barat ,38 19 Nusa Tenggara Timur ,36 Bali & NT ,47 20 Kalimantan Barat ,42 21 Kalimantan Tengah ,88 22 Kalimantan Selatan ,03 23 Kalimantan Timur ,74 24 Kalimantan Utara ,56 Kalimantan ,50 25 Sulawesi Utara ,06 26 Sulawesi Tengah ,62 27 Sulawesi Selatan ,00 28 Sulawesi Tenggara ,44 29 Gorontalo ,27 30 Sulawesi Barat ,34 Sulawesi ,57 31 Maluku ,86 32 Maluku Utara ,14 33 Papua Barat ,47 34 Papua ,15 Maluku & Papua ,76 Luar Jawa ,02 Indonesia ,96 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 108

117 Sasaran dan Realisasi Produktivitas Kedelai Tahun 2015 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh 16,01 14,86 16,01 14,86 16,01 14,86 16,01 14,86 15,76 13,76 15,76 13,76 2 Sumatera Utara 12,54 12,79 12,54 12,79 12,54 12,79 12,54 12,79 9,74 12,82 9,74 12,82 3 Sumatera Barat 16,21 14,68 16,21 14,68 16,21 14,68 16,21 14,68 10,68 11,33 10,68 11,33 4 R i a u 11,28 15,94 11,28 15,94 11,28 15,94 11,28 15,94 11,81 15,62 11,81 15,62 5 J a m b i 12,75 13,08 12,75 13,08 12,75 13,08 12,75 13,08 12,98 14,33 12,98 14,33 6 Sumatera Selatan 16,09 13,76 16,09 13,76 16,09 13,76 16,09 13,76 17,63 16,16 17,63 16,16 7 Bengkulu 9,99 9,97 9,99 9,97 9,99 9,97 9,99 9,97 11,20 15,14 11,20 15,14 8 Lampung 13,36 13,11 13,36 13,11 13,36 13,11 13,36 13,11 13,06 12,20 13,06 12,20 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau 11,16 10,91 11,16 10,91 11,16 10,91 11,16 10,91 10,30 10,00 10,30 10,00 Sumatera 11,94 11,91 11,94 11,91 11,94 11,91 11,94 11,91 11,32 12,14 11,32 12,14 11 DKI Jakarta Jawa Barat 15,74 16,64 15,74 16,64 15,74 16,64 15,74 16,64 16,46 16,17 16,46 16,17 13 Jawa Tengah 22,63 23,98 22,63 23,98 22,63 23,98 22,63 23,98 14,31 13,49 14,31 13,49 14 DI Yogyakarta 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,74 12,14 13,39 12,14 13,39 15 Jawa Timur 16,68 16,01 16,68 16,01 16,68 16,01 16,68 16,01 15,46 15,11 15,46 15,11 16 Banten 14,80 15,14 14,80 15,14 14,80 15,14 14,80 15,14 13,22 13,60 13,22 13,60 Jawa 13,77 18,93 13,77 18,93 13,77 18,93 13,77 18,93 11,93 14,98 11,93 14,98 17 B a l i 15,65 16,85 15,65 16,85 15,65 16,85 15,65 16,85 16,15 13,31 16,15 13,31 18 Nusa Tenggara Barat 15,75 13,31 15,75 13,31 15,75 13,31 15,75 13,31 12,11 14,12 12,11 14,12 19 Nusa Tenggara Timur 12,03 12,97 12,03 12,97 12,03 12,97 12,03 12,97 9,19 7,40 9,19 7,40 Bali & NT 14,48 14,38 14,48 14,38 14,48 14,38 14,48 14,38 12,48 11,61 12,48 11,61 20 Kalimantan Barat 14,24 12,39 14,24 12,39 14,24 12,39 14,24 12,39 18,73 18,23 18,73 18,23 21 Kalimantan Tengah 12,08 12,00 12,08 12,00 12,08 12,00 12,08 12,00 12,21 12,00 12,21 12,00 22 Kalimantan Selatan 14,22 16,66 14,22 16,66 14,22 16,66 14,22 16,66 13,00 13,05 13,00 13,05 23 Kalimantan Timur 15,47 14,84 15,47 14,84 15,47 14,84 15,47 14,84 15,16 17,45 15,16 17,45 24 Kalimantan Utara 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 10,00 9,60 10,00 9,60 Kalimantan 13,20 13,18 13,20 13,18 13,20 13,18 13,20 13,18 13,82 14,07 13,82 14,07 25 Sulawesi Utara 10,00 13,25 10,00 13,25 10,00 13,25 10,00 13,25 10,00 13,16 10,00 13,16 26 Sulawesi Tengah 13,88 15,45 13,88 15,45 13,88 15,45 13,88 15,45 14,39 20,37 14,39 20,37 27 Sulawesi Selatan 16,23 19,26 16,23 19,26 16,23 19,26 16,23 19,26 18,87 14,66 18,87 14,66 28 Sulawesi Tenggara 15,23 13,78 15,23 13,78 15,23 13,78 15,23 13,78 14,16 13,87 14,16 13,87 29 Gorontalo 10,84 16,54 10,84 16,54 10,84 16,54 10,84 16,54 9,40 12,26 9,40 12,26 30 Sulawesi Barat 16,04 17,83 16,04 17,83 16,04 17,83 16,04 17,83 15,79 8,13 15,79 8,13 Sulawesi 13,70 16,02 13,70 16,02 13,70 16,02 13,70 16,02 13,77 13,74 13,77 13,74 31 Maluku 13,71 9,86 13,71 9,86 13,71 9,86 13,71 9,86 11,72 7,30 11,72 7,30 32 Maluku Utara 13,95 9,74 13,95 9,74 13,95 9,74 13,95 9,74 12,50 11,48 12,50 11,48 33 Papua Barat 10,98 10,80 10,98 10,80 10,98 10,80 10,98 10,80 10,63 10,28 10,63 10,28 34 Papua 13,12 12,30 13,12 12,30 13,12 12,30 13,12 12,30 13,49 12,87 13,49 12,87 Maluku & Papua 12,94 10,68 12,94 10,68 12,94 10,68 12,94 10,68 12,08 10,48 12,08 10,48 Luar Jawa 13,25 15,06 13,25 15,06 13,25 15,06 13,25 15,06 12,69 14,13 12,69 14,13 Indonesia 13,19 17,17 13,19 17,17 13,19 17,17 13,19 17,17 12,49 14,65 12,49 14,65 109

118 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 Aceh 15,76 13,76 15,76 13,76 16,23 15,34 16,23 15,34 16,23 15,34 16,23 15,34 16,00 14,65 91,56 2 Sumatera Utara 9,74 12,82 9,74 12,82 12,07 10,97 12,07 10,97 12,07 10,97 12,07 10,97 11,45 12,01 104,89 3 Sumatera Barat 10,68 11,33 10,68 11,33 8,36 11,09 8,36 11,09 8,36 11,09 8,36 11,09 11,75 12,59 107,15 4 R i a u 11,81 15,62 11,81 15,62 11,40 11,33 11,40 11,33 11,40 11,33 11,40 11,33 11,50 14,51 126,17 5 J a m b i 12,98 14,33 12,98 14,33 13,27 13,47 13,27 13,47 13,27 13,47 13,27 13,47 13,00 13,80 106,15 6 Sumatera Selatan 17,63 16,16 17,63 16,16 18,33 15,01 18,33 15,01 18,33 15,01 18,33 15,01 17,35 15,46 89,11 7 Bengkulu 11,20 15,14 11,20 15,14 11,06 10,97 11,06 10,97 11,06 10,97 11,06 10,97 10,75 11,90 110,70 8 Lampung 13,06 12,20 13,06 12,20 12,57 11,74 12,57 11,74 12,57 11,74 12,57 11,74 13,00 12,02 92,46 9 Kep. Bangka Belitung ,00-10,00-10,00-10,00-10,00-10 Kep. Riau 10,30 10,00 10,30 10,00 10,30 10,00 10,30 10,00 10,30 10,00 10,30 10,00 10,59 10,67 100,76 Sumatera 11,32 12,14 11,32 12,14 11,36 11,99 11,36 11,99 11,36 11,99 11,36 11,99 11,54 12,76 110,59 11 DKI Jakarta Jawa Barat 16,46 16,17 16,46 16,17 17,30 16,98 17,30 16,98 17,30 16,98 17,30 16,98 16,50 16,51 100,06 13 Jawa Tengah 14,31 13,49 14,31 13,49 16,46 15,25 16,46 15,25 16,46 15,25 16,46 15,25 17,80 18,21 102,30 14 DI Yogyakarta 12,14 13,39 12,14 13,39 12,62 14,44 12,62 14,44 12,62 14,44 12,62 14,44 12,50 13,37 106,96 15 Jawa Timur 15,46 15,11 15,46 15,11 18,77 18,36 18,77 18,36 18,77 18,36 18,77 18,36 16,97 16,61 97,88 16 Banten 13,22 13,60 13,22 13,60 12,48 13,58 12,48 13,58 12,48 13,58 12,48 13,58 13,50 13,72 101,63 Jawa 11,93 14,98 11,93 14,98 12,94 17,46 12,94 17,46 12,94 17,46 12,94 17,46 12,88 16,75 130,06 17 B a l i 16,15 13,31 16,15 13,31 14,40 13,74 14,40 13,74 14,40 13,74 14,40 13,74 15,40 13,59 88,25 18 Nusa Tenggara Barat 12,11 14,12 12,11 14,12 17,14 13,69 17,14 13,69 17,14 13,69 17,14 13,69 15,00 13,78 91,87 19 Nusa Tenggara Timur 9,19 7,40 9,19 7,40 9,77 8,55 9,77 8,55 9,77 8,55 9,77 8,55 10,33 10,82 104,73 Bali & NT 12,48 11,61 12,48 11,61 13,77 11,99 13,77 11,99 13,77 11,99 13,77 11,99 13,58 12,73 93,76 20 Kalimantan Barat 18,73 18,23 18,73 18,23 14,28 12,84 14,28 12,84 14,28 12,84 14,28 12,84 15,75 16,10 102,22 21 Kalimantan Tengah 12,21 12,00 12,21 12,00 12,17 11,99 12,17 11,99 12,17 11,99 12,17 11,99 12,15 12,00 98,77 22 Kalimantan Selatan 13,00 13,05 13,00 13,05 13,28 13,92 13,28 13,92 13,28 13,92 13,28 13,92 13,50 14,15 104,81 23 Kalimantan Timur 15,16 17,45 15,16 17,45 13,76 12,23 13,76 12,23 13,76 12,23 13,76 12,23 14,80 15,39 103,99 24 Kalimantan Utara 10,00 9,60 10,00 9,60 10,00 9,60 10,00 9,60 10,00 9,60 10,00 9,60 10,00 9,60 96,00 Kalimantan 13,82 14,07 13,82 14,07 12,70 12,12 12,70 12,12 12,70 12,12 12,70 12,12 13,24 13,45 101,57 25 Sulawesi Utara 10,00 13,16 10,00 13,16 10,00 12,62 10,00 12,62 10,00 12,62 10,00 12,62 10,00 12,98 129,80 26 Sulawesi Tengah 14,39 20,37 14,39 20,37 12,98 19,20 12,98 19,20 12,98 19,20 12,98 19,20 13,75 18,75 136,36 27 Sulawesi Selatan 18,87 14,66 18,87 14,66 13,95 17,26 13,95 17,26 13,95 17,26 13,95 17,26 16,35 17,46 106,79 28 Sulawesi Tenggara 14,16 13,87 14,16 13,87 19,30 12,87 19,30 12,87 19,30 12,87 19,30 12,87 16,23 13,48 83,06 29 Gorontalo 9,40 12,26 9,40 12,26 13,57 13,53 13,57 13,53 13,57 13,53 13,57 13,53 11,27 13,47 119,52 30 Sulawesi Barat 15,79 8,13 15,79 8,13 13,77 11,40 13,77 11,40 13,77 11,40 13,77 11,40 15,20 10,93 71,91 Sulawesi 13,77 13,74 13,77 13,74 13,93 14,48 13,93 14,48 13,93 14,48 13,93 14,48 13,80 14,51 105,16 31 Maluku 11,72 7,30 11,72 7,30 10,57 11,39 10,57 11,39 10,57 11,39 10,57 11,39 12,00 10,34 86,17 32 Maluku Utara 12,50 11,48 12,50 11,48 11,79 13,26 11,79 13,26 11,79 13,26 11,79 13,26 12,75 11,97 93,88 33 Papua Barat 10,63 10,28 10,63 10,28 11,39 10,91 11,39 10,91 11,39 10,91 11,39 10,91 11,00 10,61 96,45 34 Papua 13,49 12,87 13,49 12,87 10,89 13,02 10,89 13,02 10,89 13,02 10,89 13,02 12,50 12,72 101,76 Maluku & Papua 12,08 10,48 12,08 10,48 11,16 12,15 11,16 12,15 11,16 12,15 11,16 12,15 12,06 11,41 94,59 Luar Jawa 12,69 14,13 12,69 14,13 12,58 13,99 12,58 13,99 12,58 13,99 12,58 13,99 12,84 14,31 111,42 Indonesia 12,49 14,65 12,49 14,65 12,55 15,97 12,55 15,97 12,55 15,97 12,55 15,97 15,50 15,73 101,48 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (ARAM II 2015, BPS) 110

119 Sasaran dan Realisasi Produksi Kedelai Tahun 2015 (Ton) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat R i a u J a m b i Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa B a l i Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

120 (Ton) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 Aceh ,02 2 Sumatera Utara ,86 3 Sumatera Barat ,22 4 R i a u ,04 5 J a m b i ,11 6 Sumatera Selatan ,78 7 Bengkulu ,70 8 Lampung ,21 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau ,05 Sumatera ,09 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,00 13 Jawa Tengah ,32 14 DI Yogyakarta ,66 15 Jawa Timur ,63 16 Banten ,14 Jawa ,70 17 B a l i ,79 18 Nusa Tenggara Barat ,88 19 Nusa Tenggara Timur ,73 Bali & NT ,43 20 Kalimantan Barat ,77 21 Kalimantan Tengah ,12 22 Kalimantan Selatan ,96 23 Kalimantan Timur ,35 24 Kalimantan Utara ,79 Kalimantan ,95 25 Sulawesi Utara ,60 26 Sulawesi Tengah ,96 27 Sulawesi Selatan ,40 28 Sulawesi Tenggara ,31 29 Gorontalo ,45 30 Sulawesi Barat ,57 Sulawesi ,84 31 Maluku ,60 32 Maluku Utara ,02 33 Papua Barat ,52 34 Papua ,92 Maluku & Papua ,25 Luar Jawa ,47 Indonesia ,28 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi 112

121 Sasaran dan Realisasi Luas Tanam Kacang Tanah Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

122 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 Aceh ,03 2 Sumatera Utara ,93 3 Sumatera Barat ,80 4 Riau ,84 5 Jambi ,58 6 Sumatera Selatan ,65 7 Bengkulu ,74 8 Lampung ,52 9 Kep. Bangka Belitung ,22 10 Kep. Riau ,39 Sumatera ,81 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,22 13 Jawa Tengah ,19 14 DI Yogyakarta ,45 15 Jawa Timur ,04 16 Banten ,11 Jawa ,50 17 Bali ,20 18 Nusa Tenggara Barat ,83 19 Nusa Tenggara Timur ,66 Bali & NT ,34 20 Kalimantan Barat ,88 21 Kalimantan Tengah ,89 22 Kalimantan Selatan ,24 23 Kalimantan Timur ,69 24 Kalimantan Utara ,34 Kalimantan ,35 25 Sulawesi Utara ,63 26 Sulawesi Tengah ,68 27 Sulawesi Selatan ,93 28 Sulawesi Tenggara ,40 29 Gorontalo ,32 30 Sulawesi Barat ,20 Sulawesi ,83 31 Maluku ,49 32 Maluku Utara ,08 33 Papua Barat ,40 34 Papua ,63 Maluku & Papua ,49 Luar Jawa ,62 Indonesia ,11 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 114

123 Sasaran dan Realisasi Luas Panen Kacang Tanah Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

124 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 Aceh ,73 2 Sumatera Utara ,21 3 Sumatera Barat ,25 4 Riau ,40 5 Jambi ,87 6 Sumatera Selatan ,47 7 Bengkulu ,88 8 Lampung ,77 9 Kep. Bangka Belitung ,37 10 Kep. Riau ,14 Sumatera ,13 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,05 13 Jawa Tengah ,38 14 DI Yogyakarta ,81 15 Jawa Timur ,53 16 Banten ,35 Jawa ,62 17 Bali ,68 18 Nusa Tenggara Barat ,19 19 Nusa Tenggara Timur ,45 Bali & NT ,50 20 Kalimantan Barat ,13 21 Kalimantan Tengah ,84 22 Kalimantan Selatan ,89 23 Kalimantan Timur ,10 24 Kalimantan Utara ,12 Kalimantan ,62 25 Sulawesi Utara ,19 26 Sulawesi Tengah ,14 27 Sulawesi Selatan ,55 28 Sulawesi Tenggara ,70 29 Gorontalo ,07 30 Sulawesi Barat ,27 Sulawesi ,06 31 Maluku ,17 32 Maluku Utara ,59 33 Papua Barat ,06 34 Papua ,86 Maluku & Papua ,98 Luar Jawa ,52 Indonesia ,54 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 116

125 Sasaran dan Realisasi Produktivitas Kacang Tanah Tahun 2015 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh 14,26 12,82 14,26 12,82 14,26 12,82 14,26 12,82 13,34 11,84 13,34 11,84 2 Sumatera Utara 12,67 9,61 12,67 9,61 12,67 9,61 12,67 9,61 13,85 11,60 13,85 11,60 3 Sumatera Barat 12,39 14,92 12,39 14,92 12,39 14,92 12,39 14,92 16,45 14,10 16,45 14,10 4 Riau 11,77 9,35 11,77 9,35 11,77 9,35 11,77 9,35 12,18 9,65 12,18 9,65 5 Jambi 12,68 12,86 12,68 12,86 12,68 12,86 12,68 12,86 13,91 13,33 13,91 13,33 6 Sumatera Selatan 13,64 10,62 13,64 10,62 13,64 10,62 13,64 10,62 15,52 13,15 15,52 13,15 7 Bengkulu 10,01 15,52 10,01 15,52 10,01 15,52 10,01 15,52 14,98 10,44 14,98 10,44 8 Lampung 14,51 13,74 14,51 13,74 14,51 13,74 14,51 13,74 14,41 12,69 14,41 12,69 9 Kep. Bangka Belitung 13,13 9,85 13,13 9,85 13,13 9,85 13,13 9,85 10,29 10,00 10,29 10,00 10 Kep. Riau 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 Sumatera 12,75 11,93 12,75 11,93 12,75 11,93 12,75 11,93 13,73 11,68 13,73 11,68 11 DKI Jakarta Jawa Barat 17,16 18,78 17,16 18,78 17,16 18,78 17,16 18,78 16,59 17,78 16,59 17,78 13 Jawa Tengah 13,72 13,36 13,72 13,36 13,72 13,36 13,72 13,36 14,34 12,17 14,34 12,17 14 DI Yogyakarta 10,82 11,01 10,82 11,01 10,82 11,01 10,82 11,01 10,77 11,34 10,77 11,34 15 Jawa Timur 14,11 13,68 14,11 13,68 14,11 13,68 14,11 13,68 14,09 12,79 14,09 12,79 16 Banten 13,24 14,92 13,24 14,92 13,24 14,92 13,24 14,92 15,09 14,63 15,09 14,63 Jawa 11,51 14,35 11,51 14,35 11,51 14,35 11,51 14,35 11,81 12,73 11,81 12,73 17 Bali 13,10 7,33 13,10 7,33 13,10 7,33 13,10 7,33 13,65 12,09 13,65 12,09 18 Nusa Tenggara Barat 15,42 15,58 15,42 15,58 15,42 15,58 15,42 15,58 13,71 15,28 13,71 15,28 19 Nusa Tenggara Timur 12,92 8,42 12,92 8,42 12,92 8,42 12,92 8,42 12,91 9,22 12,91 9,22 Bali & NT 13,81 10,44 13,81 10,44 13,81 10,44 13,81 10,44 13,42 12,20 13,42 12,20 20 Kalimantan Barat 12,60 11,03 12,60 11,03 12,60 11,03 12,60 11,03 13,58 12,56 13,58 12,56 21 Kalimantan Tengah 12,30 11,27 12,30 11,27 12,30 11,27 12,30 11,27 12,30 11,30 12,30 11,30 22 Kalimantan Selatan 13,01 13,25 13,01 13,25 13,01 13,25 13,01 13,25 13,37 10,51 13,37 10,51 23 Kalimantan Timur 13,63 12,88 13,63 12,88 13,63 12,88 13,63 12,88 13,75 12,62 13,75 12,62 24 Kalimantan Utara 10,57 10,46 10,57 10,46 10,57 10,46 10,57 10,46 10,25 11,94 10,25 11,94 Kalimantan 12,42 11,78 12,42 11,78 12,42 11,78 12,42 11,78 12,65 11,79 12,65 11,79 25 Sulawesi Utara 14,01 12,06 14,01 12,06 14,01 12,06 14,01 12,06 14,04 11,47 14,04 11,47 26 Sulawesi Tengah 18,67 17,88 18,67 17,88 18,67 17,88 18,67 17,88 18,33 15,40 18,33 15,40 27 Sulawesi Selatan 15,66 7,95 15,66 7,95 15,66 7,95 15,66 7,95 17,15 11,78 17,15 11,78 28 Sulawesi Tenggara 8,88 7,54 8,88 7,54 8,88 7,54 8,88 7,54 7,59 5,75 7,59 5,75 29 Gorontalo 12,99 10,73 12,99 10,73 12,99 10,73 12,99 10,73 13,31 8,77 13,31 8,77 30 Sulawesi Barat 13,51 11,85 13,51 11,85 13,51 11,85 13,51 11,85 12,13 9,93 12,13 9,93 Sulawesi 13,95 11,34 13,95 11,34 13,95 11,34 13,95 11,34 13,76 10,52 13,76 10,52 31 Maluku 14,13 9,18 14,13 9,18 14,13 9,18 14,13 9,18 12,48 8,32 12,48 8,32 32 Maluku Utara 11,86 11,18 11,86 11,18 11,86 11,18 11,86 11,18 12,43 9,37 12,43 9,37 33 Papua Barat 11,27 11,07 11,27 11,07 11,27 11,07 11,27 11,07 11,35 11,14 11,35 11,14 34 Papua 10,15 10,59 10,15 10,59 10,15 10,59 10,15 10,59 10,93 11,26 10,93 11,26 Maluku & Papua 11,85 10,51 11,85 10,51 11,85 10,51 11,85 10,51 11,80 10,02 11,80 10,02 Luar Jawa 12,96 10,95 12,96 10,95 12,96 10,95 12,96 10,95 10,36 11,71 10,36 11,71 Indonesia 13,53 13,29 13,53 13,29 13,53 13,29 13,53 13,29 13,26 12,58 13,26 12,58 117

126 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 Aceh 13,34 11,84 13,34 11,84 13,34 12,96 13,34 12,96 13,34 12,96 13,34 12,96 13,65 12,49 91,52 2 Sumatera Utara 13,85 11,60 13,85 11,60 13,86 12,10 13,86 12,10 13,86 12,10 13,86 12,10 13,46 11,29 83,88 3 Sumatera Barat 16,45 14,10 16,45 14,10 18,23 15,29 18,23 15,29 18,23 15,29 18,23 15,29 15,69 14,84 94,58 4 Riau 12,18 9,65 12,18 9,65 11,62 9,67 11,62 9,67 11,62 9,67 11,62 9,67 11,86 9,58 80,79 5 Jambi 13,91 13,33 13,91 13,33 13,78 13,06 13,78 13,06 13,78 13,06 13,78 13,06 13,46 13,07 97,13 6 Sumatera Selatan 15,52 13,15 15,52 13,15 15,62 10,21 15,62 10,21 15,62 10,21 15,62 10,21 14,93 11,24 75,30 7 Bengkulu 14,98 10,44 14,98 10,44 9,09 7,51 9,09 7,51 9,09 7,51 9,09 7,51 11,36 11,98 105,46 8 Lampung 14,41 12,69 14,41 12,69 13,40 12,15 13,40 12,15 13,40 12,15 13,40 12,15 14,11 13,20 93,57 9 Kep. Bangka Belitung 10,29 10,00 10,29 10,00 11,84 10,48 11,84 10,48 11,84 10,48 11,84 10,48 11,75 10,00 85,08 10 Kep. Riau 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 12,40 10,00 80,65 Sumatera 13,73 11,68 13,73 11,68 13,32 11,34 13,32 11,34 13,32 11,34 13,32 11,34 13,27 11,77 88,72 11 DKI Jakarta Jawa Barat 16,59 17,78 16,59 17,78 17,16 14,53 17,16 14,53 17,16 14,53 17,16 14,53 16,97 18,28 107,72 13 Jawa Tengah 14,34 12,17 14,34 12,17 16,16 15,66 16,16 15,66 16,16 15,66 16,16 15,66 14,74 13,26 89,96 14 DI Yogyakarta 10,77 11,34 10,77 11,34 11,97 12,37 11,97 12,37 11,97 12,37 11,97 12,37 11,19 11,35 101,46 15 Jawa Timur 14,09 12,79 14,09 12,79 14,21 17,41 14,21 17,41 14,21 17,41 14,21 17,41 14,14 13,78 97,48 16 Banten 15,09 14,63 15,09 14,63 14,21 10,25 14,21 10,25 14,21 10,25 14,21 10,25 14,18 14,11 99,51 Jawa 11,81 12,73 11,81 12,73 12,29 15,82 12,29 15,82 12,29 15,82 12,29 15,82 11,87 13,73 115,68 17 Bali 13,65 12,09 13,65 12,09 13,97 12,25 13,97 12,25 13,97 12,25 13,97 12,25 13,57 9,46 69,70 18 Nusa Tenggara Barat 13,71 15,28 13,71 15,28 14,35 15,31 14,35 15,31 14,35 15,31 14,35 15,31 14,49 15,42 106,39 19 Nusa Tenggara Timur 12,91 9,22 12,91 9,22 12,80 9,91 12,80 9,91 12,80 9,91 12,80 9,91 12,88 8,65 67,18 Bali & NT 13,42 12,20 13,42 12,20 13,71 12,49 13,71 12,49 13,71 12,49 13,71 12,49 13,65 11,18 81,89 20 Kalimantan Barat 13,58 12,56 13,58 12,56 12,60 13,45 12,60 13,45 12,60 13,45 12,60 13,45 12,93 12,33 95,38 21 Kalimantan Tengah 12,30 11,30 12,30 11,30 12,30 11,31 12,30 11,31 12,30 11,31 12,30 11,31 12,30 11,29 91,79 22 Kalimantan Selatan 13,37 10,51 13,37 10,51 12,80 12,45 12,80 12,45 12,80 12,45 12,80 12,45 13,06 12,35 94,56 23 Kalimantan Timur 13,75 12,62 13,75 12,62 12,72 12,49 12,72 12,49 12,72 12,49 12,72 12,49 13,59 12,68 93,30 24 Kalimantan Utara 10,25 11,94 10,25 11,94 11,96 10,36 11,96 10,36 11,96 10,36 11,96 10,36 10,64 10,71 100,66 Kalimantan 12,65 11,79 12,65 11,79 12,48 12,01 12,48 12,01 12,48 12,01 12,48 12,01 12,50 11,87 94,95 25 Sulawesi Utara 14,04 11,47 14,04 11,47 14,09 10,70 14,09 10,70 14,09 10,70 14,09 10,70 14,05 11,46 81,59 26 Sulawesi Tengah 18,33 15,40 18,33 15,40 19,29 16,30 19,29 16,30 19,29 16,30 19,29 16,30 18,76 16,69 88,95 27 Sulawesi Selatan 17,15 11,78 17,15 11,78 14,47 17,52 14,47 17,52 14,47 17,52 14,47 17,52 15,76 11,11 70,49 28 Sulawesi Tenggara 7,59 5,75 7,59 5,75 8,93 7,72 8,93 7,72 8,93 7,72 8,93 7,72 8,47 7,07 83,50 29 Gorontalo 13,31 8,77 13,31 8,77 11,93 13,75 11,93 13,75 11,93 13,75 11,93 13,75 12,74 10,40 81,61 30 Sulawesi Barat 12,13 9,93 12,13 9,93 15,35 14,13 15,35 14,13 15,35 14,13 15,35 14,13 13,66 11,82 86,51 Sulawesi 13,76 10,52 13,76 10,52 14,01 13,35 14,01 13,35 14,01 13,35 14,01 13,35 13,91 11,43 82,15 31 Maluku 12,48 8,32 12,48 8,32 11,14 10,00 11,14 10,00 11,14 10,00 11,14 10,00 12,58 8,96 71,21 32 Maluku Utara 12,43 9,37 12,43 9,37 12,37 11,42 12,37 11,42 12,37 11,42 12,37 11,42 12,22 10,60 86,74 33 Papua Barat 11,35 11,14 11,35 11,14 11,14 10,77 11,14 10,77 11,14 10,77 11,14 10,77 11,25 11,00 97,75 34 Papua 10,93 11,26 10,93 11,26 11,93 11,15 11,93 11,15 11,93 11,15 11,93 11,15 11,00 11,01 100,06 Maluku & Papua 11,80 10,02 11,80 10,02 11,65 10,84 11,65 10,84 11,65 10,84 11,65 10,84 11,77 10,39 88,33 Luar Jawa 10,36 11,71 10,36 11,71 10,15 13,77 10,15 13,77 10,15 13,77 10,15 13,77 10,22 11,84 115,85 Indonesia 13,26 12,58 13,26 12,58 15,56 15,08 15,56 15,08 15,56 15,08 15,56 15,08 14,12 13,26 93,93 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (ARAM II 2015, BPS) 118

127 Sasaran dan Realisasi Produksi Kacang Tanah Tahun 2015 (Ton) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

128 (Ton) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 Aceh ,76 2 Sumatera Utara ,58 3 Sumatera Barat ,44 4 Riau ,95 5 Jambi ,68 6 Sumatera Selatan ,32 7 Bengkulu ,30 8 Lampung ,14 9 Kep. Bangka Belitung ,13 10 Kep. Riau ,73 Sumatera ,48 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,48 13 Jawa Tengah ,82 14 DI Yogyakarta ,97 15 Jawa Timur ,43 16 Banten ,00 Jawa ,91 17 Bali ,33 18 Nusa Tenggara Barat ,85 19 Nusa Tenggara Timur ,46 Bali & NT ,52 20 Kalimantan Barat ,99 21 Kalimantan Tengah ,60 22 Kalimantan Selatan ,01 23 Kalimantan Timur ,58 24 Kalimantan Utara ,52 Kalimantan ,47 25 Sulawesi Utara ,96 26 Sulawesi Tengah ,71 27 Sulawesi Selatan ,69 28 Sulawesi Tenggara ,39 29 Gorontalo ,04 30 Sulawesi Barat ,13 Sulawesi ,15 31 Maluku ,89 32 Maluku Utara ,78 33 Papua Barat ,37 34 Papua ,91 Maluku & Papua ,81 Luar Jawa ,91 Indonesia ,03 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi 120

129 Sasaran dan Realisasi Luas Tanam Kacang Hijau Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

130 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 Aceh ,12 2 Sumatera Utara ,17 3 Sumatera Barat ,56 4 Riau ,84 5 Jambi ,55 6 Sumatera Selatan ,79 7 Bengkulu ,42 8 Lampung ,78 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera ,32 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,91 13 Jawa Tengah ,38 14 DI Yogyakarta ,87 15 Jawa Timur ,36 16 Banten ,12 Jawa ,60 17 Bali ,78 18 Nusa Tenggara Barat ,92 19 Nusa Tenggara Timur ,97 Bali & NT ,57 20 Kalimantan Barat ,92 21 Kalimantan Tengah ,04 22 Kalimantan Selatan ,04 23 Kalimantan Timur ,43 24 Kalimantan Utara ,90 Kalimantan ,87 25 Sulawesi Utara ,52 26 Sulawesi Tengah ,22 27 Sulawesi Selatan ,44 28 Sulawesi Tenggara ,53 29 Gorontalo ,57 30 Sulawesi Barat ,81 Sulawesi ,93 31 Maluku ,81 32 Maluku Utara ,40 33 Papua Barat ,53 34 Papua ,98 Maluku & Papua ,03 Luar Jawa ,23 Indonesia ,04 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 122

131 Sasaran dan Realisasi Luas Panen Kacang Hijau Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

132 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 Aceh ,24 2 Sumatera Utara ,04 3 Sumatera Barat ,08 4 Riau ,20 5 Jambi ,07 6 Sumatera Selatan ,29 7 Bengkulu ,85 8 Lampung ,89 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera ,89 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,70 13 Jawa Tengah ,74 14 DI Yogyakarta ,44 15 Jawa Timur ,33 16 Banten ,12 Jawa ,49 17 Bali ,78 18 Nusa Tenggara Barat ,66 19 Nusa Tenggara Timur ,43 Bali & NT ,59 20 Kalimantan Barat ,60 21 Kalimantan Tengah ,88 22 Kalimantan Selatan ,47 23 Kalimantan Timur ,83 24 Kalimantan Utara ,16 Kalimantan ,66 25 Sulawesi Utara ,60 26 Sulawesi Tengah ,12 27 Sulawesi Selatan ,55 28 Sulawesi Tenggara ,72 29 Gorontalo ,18 30 Sulawesi Barat ,16 Sulawesi ,17 31 Maluku ,88 32 Maluku Utara ,36 33 Papua Barat ,47 34 Papua ,54 Maluku & Papua ,23 Luar Jawa ,86 Indonesia ,42 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 124

133 Sasaran dan Realisasi Produktivitas Kacang Hijau Tahun 2015 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh 10,49 10,61 10,49 10,61 10,49 10,61 10,49 10,61 11,17 10,47 11,17 10,47 2 Sumatera Utara 11,49 11,04 11,49 11,04 11,49 11,04 11,49 11,04 11,12 11,50 11,12 11,50 3 Sumatera Barat 11,83 11,69 11,83 11,69 11,83 11,69 11,83 11,69 13,26 12,83 13,26 12,83 4 Riau 11,10 8,90 11,10 8,90 11,10 8,90 11,10 8,90 11,28 11,00 11,28 11,00 5 Jambi 11,05 11,08 11,05 11,08 11,05 11,08 11,05 11,08 11,72 11,64 11,72 11,64 6 Sumatera Selatan 13,35 13,53 13,35 13,53 13,35 13,53 13,35 13,53 13,47 13,68 13,47 13,68 7 Bengkulu 10,14 10,03 10,14 10,03 10,14 10,03 10,14 10,03 10,16 8,28 10,16 8,28 8 Lampung 9,41 9,01 9,41 9,01 9,41 9,01 9,41 9,01 9,44 8,97 9,44 8,97 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera 8,89 8,59 8,89 8,59 8,89 8,59 8,89 8,59 9,16 8,84 9,16 8,84 11 DKI Jakarta Jawa Barat 13,07 12,31 13,07 12,31 13,07 12,31 13,07 12,31 11,62 12,12 11,62 12,12 13 Jawa Tengah 11,95 11,20 11,95 11,20 11,95 11,20 11,95 11,20 10,98 12,26 10,98 12,26 14 DI Yogyakarta 5,78 5,86 5,78 5,86 5,78 5,86 5,78 5,86 5,47 5,63 5,47 5,63 15 Jawa Timur 12,62 12,60 12,62 12,60 12,62 12,60 12,62 12,60 12,21 12,04 12,21 12,04 16 Banten 8,48 8,28 8,48 8,28 8,48 8,28 8,48 8,28 8,38 8,03 8,38 8,03 Jawa 8,65 11,96 8,65 11,96 8,65 11,96 8,65 11,96 8,11 12,13 8,11 12,13 17 Bali 9,59 10,39 9,59 10,39 9,59 10,39 9,59 10,39 9,74 7,69 9,74 7,69 18 Nusa Tenggara Barat 12,16 9,43 12,16 9,43 12,16 9,43 12,16 9,43 12,38 11,73 12,38 11,73 19 Nusa Tenggara Timur 9,21 6,69 9,21 6,69 9,21 6,69 9,21 6,69 9,21 10,17 9,21 10,17 Bali & NT 10,32 8,84 10,32 8,84 10,32 8,84 10,32 8,84 10,44 9,86 10,44 9,86 20 Kalimantan Barat 7,96 6,88 7,96 6,88 7,96 6,88 7,96 6,88 8,30 7,55 8,30 7,55 21 Kalimantan Tengah 8,50 8,33 8,50 8,33 8,50 8,33 8,50 8,33 8,44 8,24 8,44 8,24 22 Kalimantan Selatan 10,82 9,53 10,82 9,53 10,82 9,53 10,82 9,53 10,71 9,39 10,71 9,39 23 Kalimantan Timur 10,91 10,71 10,91 10,71 10,91 10,71 10,91 10,71 11,02 11,09 11,02 11,09 24 Kalimantan Utara 10,10 10,00 10,10 10,00 10,10 10,00 10,10 10,00 10,10 10,00 10,10 10,00 Kalimantan 9,66 9,09 9,66 9,09 9,66 9,09 9,66 9,09 9,71 9,25 9,71 9,25 25 Sulawesi Utara 13,10 12,17 13,10 12,17 13,10 12,17 13,10 12,17 12,96 11,66 12,96 11,66 26 Sulawesi Tengah 8,81 8,35 8,81 8,35 8,81 8,35 8,81 8,35 8,54 8,48 8,54 8,48 27 Sulawesi Selatan 13,38 11,75 13,38 11,75 13,38 11,75 13,38 11,75 12,78 12,54 12,78 12,54 28 Sulawesi Tenggara 8,63 8,27 8,63 8,27 8,63 8,27 8,63 8,27 8,44 8,13 8,44 8,13 29 Gorontalo 14,23 14,62 14,23 14,62 14,23 14,62 14,23 14,62 12,80 12,11 12,80 12,11 30 Sulawesi Barat 14,35 13,91 14,35 13,91 14,35 13,91 14,35 13,91 14,76 14,29 14,76 14,29 Sulawesi 12,08 11,51 12,08 11,51 12,08 11,51 12,08 11,51 11,71 11,20 11,71 11,20 31 Maluku 10,87 11,05 10,87 11,05 10,87 11,05 10,87 11,05 10,97 10,44 10,97 10,44 32 Maluku Utara 12,87 11,12 12,87 11,12 12,87 11,12 12,87 11,12 11,65 12,43 11,65 12,43 33 Papua Barat 9,48 9,09 9,48 9,09 9,48 9,09 9,48 9,09 11,62 11,05 11,62 11,05 34 Papua 9,18 11,31 9,18 11,31 9,18 11,31 9,18 11,31 12,96 10,28 12,96 10,28 Maluku & Papua 10,60 10,64 10,60 10,64 10,60 10,64 10,60 10,64 11,80 11,05 11,80 11,05 Luar Jawa 10,31 10,12 10,31 10,12 10,31 10,12 10,31 10,12 10,57 11,33 10,57 11,33 Indonesia 11,67 10,86 11,67 10,86 11,67 10,86 11,67 10,86 11,55 11,88 11,55 11,88 125

134 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 Aceh 11,17 10,47 11,17 10,47 10,91 10,65 10,91 10,65 10,91 10,65 10,91 10,65 10,86 10,52 96,90 2 Sumatera Utara 11,12 11,50 11,12 11,50 11,35 11,08 11,35 11,08 11,35 11,08 11,35 11,08 11,32 11,28 99,65 3 Sumatera Barat 13,26 12,83 13,26 12,83 12,96 12,88 12,96 12,88 12,96 12,88 12,96 12,88 12,68 12,47 98,32 4 Riau 11,28 11,00 11,28 11,00 10,40 10,13 10,40 10,13 10,40 10,13 10,40 10,13 10,93 10,40 95,18 5 Jambi 11,72 11,64 11,72 11,64 12,13 12,22 12,13 12,22 12,13 12,22 12,13 12,22 11,63 11,55 99,28 6 Sumatera Selatan 13,47 13,68 13,47 13,68 15,27 13,61 15,27 13,61 15,27 13,61 15,27 13,61 14,03 13,63 97,15 7 Bengkulu 10,16 8,28 10,16 8,28 10,23 10,05 10,23 10,05 10,23 10,05 10,23 10,05 10,18 9,59 94,24 8 Lampung 9,44 8,97 9,44 8,97 9,33 8,93 9,33 8,93 9,33 8,93 9,33 8,93 9,39 8,99 95,71 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera 9,16 8,84 9,16 8,84 9,26 8,96 9,26 8,96 9,26 8,96 9,26 8,96 9,10 8,84 97,15 11 DKI Jakarta Jawa Barat 11,62 12,12 11,62 12,12 13,01 12,89 13,01 12,89 13,01 12,89 13,01 12,89 12,57 12,39 98,59 13 Jawa Tengah 10,98 12,26 10,98 12,26 11,79 11,52 11,79 11,52 11,79 11,52 11,79 11,52 11,57 11,89 102,74 14 DI Yogyakarta 5,47 5,63 5,47 5,63 7,23 7,14 7,23 7,14 7,23 7,14 7,23 7,14 6,16 5,91 95,94 15 Jawa Timur 12,21 12,04 12,21 12,04 12,08 11,91 12,08 11,91 12,08 11,91 12,08 11,91 12,30 12,06 98,02 16 Banten 8,38 8,03 8,38 8,03 8,45 7,77 8,45 7,77 8,45 7,77 8,45 7,77 8,44 8,03 95,18 Jawa 8,11 12,13 8,11 12,13 8,76 11,66 8,76 11,66 8,76 11,66 8,76 11,66 8,51 11,94 140,36 17 Bali 9,74 7,69 9,74 7,69 13,20 8,30 13,20 8,30 13,20 8,30 13,20 8,30 10,84 8,20 75,62 18 Nusa Tenggara Barat 12,38 11,73 12,38 11,73 11,11 11,71 11,11 11,71 11,11 11,71 11,11 11,71 11,88 11,61 97,70 19 Nusa Tenggara Timur 9,21 10,17 9,21 10,17 8,06 6,81 8,06 6,81 8,06 6,81 8,06 6,81 8,83 8,49 96,19 Bali & NT 10,44 9,86 10,44 9,86 10,79 8,94 10,79 8,94 10,79 8,94 10,79 8,94 10,52 9,43 89,69 20 Kalimantan Barat 8,30 7,55 8,30 7,55 8,17 7,14 8,17 7,14 8,17 7,14 8,17 7,14 8,14 7,53 92,47 21 Kalimantan Tengah 8,44 8,24 8,44 8,24 8,56 8,57 8,56 8,57 8,56 8,57 8,56 8,57 8,50 8,36 98,35 22 Kalimantan Selatan 10,71 9,39 10,71 9,39 11,42 11,28 11,42 11,28 11,42 11,28 11,42 11,28 10,98 10,43 94,96 23 Kalimantan Timur 11,02 11,09 11,02 11,09 10,73 10,83 10,73 10,83 10,73 10,83 10,73 10,83 10,91 10,88 99,76 24 Kalimantan Utara 10,10 10,00 10,10 10,00 10,10 10,18 10,10 10,18 10,10 10,18 10,10 10,18 10,16 10,11 99,51 Kalimantan 9,71 9,25 9,71 9,25 9,80 9,60 9,80 9,60 9,80 9,60 9,80 9,60 9,74 9,46 97,16 25 Sulawesi Utara 12,96 11,66 12,96 11,66 12,86 10,39 12,86 10,39 12,86 10,39 12,86 10,39 12,97 11,34 87,41 26 Sulawesi Tengah 8,54 8,48 8,54 8,48 8,41 8,41 8,41 8,41 8,41 8,41 8,41 8,41 8,59 8,41 97,94 27 Sulawesi Selatan 12,78 12,54 12,78 12,54 14,12 13,52 14,12 13,52 14,12 13,52 14,12 13,52 13,43 12,76 95,03 28 Sulawesi Tenggara 8,44 8,13 8,44 8,13 8,17 7,52 8,17 7,52 8,17 7,52 8,17 7,52 8,41 7,90 93,90 29 Gorontalo 12,80 12,11 12,80 12,11 13,30 13,08 13,30 13,08 13,30 13,08 13,30 13,08 13,44 13,12 97,59 30 Sulawesi Barat 14,76 14,29 14,76 14,29 12,78 12,40 12,78 12,40 12,78 12,40 12,78 12,40 13,96 13,45 96,32 Sulawesi 11,71 11,20 11,71 11,20 11,61 10,89 11,61 10,89 11,61 10,89 11,61 10,89 11,80 11,16 94,60 31 Maluku 10,97 10,44 10,97 10,44 10,88 10,53 10,88 10,53 10,88 10,53 10,88 10,53 10,91 10,62 97,37 32 Maluku Utara 11,65 12,43 11,65 12,43 11,35 11,10 11,35 11,10 11,35 11,10 11,35 11,10 11,96 11,60 97,02 33 Papua Barat 11,62 11,05 11,62 11,05 12,28 11,82 12,28 11,82 12,28 11,82 12,28 11,82 11,13 10,56 94,91 34 Papua 12,96 10,28 12,96 10,28 10,33 11,36 10,33 11,36 10,33 11,36 10,33 11,36 10,82 10,93 100,99 Maluku & Papua 11,80 11,05 11,80 11,05 11,21 11,20 11,21 11,20 11,21 11,20 11,21 11,20 11,20 10,93 97,54 Luar Jawa 10,57 11,33 10,57 11,33 10,53 12,03 10,53 12,03 10,53 12,03 10,53 12,03 10,47 11,30 107,90 Indonesia 11,55 11,88 11,55 11,88 11,87 11,77 11,87 11,77 11,87 11,77 11,87 11,77 11,70 11,71 100,11 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (ARAM II 2015, BPS) 126

135 Sasaran dan Realisasi Produksi Kacang Hijau Tahun 2015 (Ton) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

136 (Ton) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 Aceh ,72 2 Sumatera Utara ,81 3 Sumatera Barat ,24 4 Riau ,00 5 Jambi ,98 6 Sumatera Selatan ,62 7 Bengkulu ,74 8 Lampung ,03 9 Kep. Bangka Belitung Kep. Riau Sumatera ,01 11 DKI Jakarta Jawa Barat ,95 13 Jawa Tengah ,79 14 DI Yogyakarta ,59 15 Jawa Timur ,82 16 Banten ,48 Jawa ,87 17 Bali ,37 18 Nusa Tenggara Barat ,35 19 Nusa Tenggara Timur ,79 Bali & NT ,01 20 Kalimantan Barat ,08 21 Kalimantan Tengah ,69 22 Kalimantan Selatan ,54 23 Kalimantan Timur ,30 24 Kalimantan Utara ,87 Kalimantan ,38 25 Sulawesi Utara ,60 26 Sulawesi Tengah ,10 27 Sulawesi Selatan ,54 28 Sulawesi Tenggara ,09 29 Gorontalo ,53 30 Sulawesi Barat ,66 Sulawesi ,23 31 Maluku ,39 32 Maluku Utara ,85 33 Papua Barat ,45 34 Papua ,29 Maluku & Papua ,75 Luar Jawa ,52 Indonesia ,34 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi 128

137 Sasaran dan Realisasi Luas Tanam Ubikayu Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau Sumatera D.K.I. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I.Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

138 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 Aceh ,93 2 Sumatera Utara ,49 3 Sumatera Barat ,42 4 Riau ,20 5 Jambi ,37 6 Sumatera Selatan ,35 7 Bengkulu ,04 8 Lampung ,58 9 Bangka Belitung ,49 10 Kepulauan Riau ,20 Sumatera ,87 11 D.K.I. Jakarta ,70 12 Jawa Barat ,59 13 Jawa Tengah ,26 14 D.I.Yogyakarta ,14 15 Jawa Timur ,23 16 Banten ,87 Jawa ,95 17 Bali ,02 18 Nusa Tenggara Barat ,86 19 Nusa Tenggara Timur ,26 Bali & NT ,97 20 Kalimantan Barat ,81 21 Kalimantan Tengah ,92 22 Kalimantan Selatan ,32 23 Kalimantan Timur ,36 24 Kalimantan Utara ,03 Kalimantan ,08 25 Sulawesi Utara ,75 26 Sulawesi Tengah ,38 27 Sulawesi Selatan ,18 28 Sulawesi Tenggara ,21 29 Gorontalo ,86 30 Sulawesi Barat ,73 Sulawesi ,48 31 Maluku ,39 32 Maluku Utara ,16 33 Papua Barat ,78 34 Papua ,07 Maluku & Papua ,54 Luar Jawa ,18 Indonesia ,19 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 130

139 Sasaran dan Realisasi Luas Panen Ubikayu Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 N. Aceh. D Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau Sumatera D.K.I. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I.Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

140 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 N. Aceh. D ,92 2 Sumatera Utara ,49 3 Sumatera Barat ,34 4 Riau ,42 5 Jambi ,83 6 Sumatera Selatan ,60 7 Bengkulu ,63 8 Lampung ,18 9 Bangka Belitung ,45 10 Kepulauan Riau ,42 Sumatera ,77 11 D.K.I. Jakarta ,73 12 Jawa Barat ,35 13 Jawa Tengah ,06 14 D.I.Yogyakarta ,55 15 Jawa Timur ,75 16 Banten ,19 Jawa ,18 17 Bali ,93 18 Nusa Tenggara Barat ,18 19 Nusa Tenggara Timur ,70 Bali & NT ,97 20 Kalimantan Barat ,00 21 Kalimantan Tengah ,82 22 Kalimantan Selatan ,66 23 Kalimantan Timur ,97 24 Kalimantan Utara ,15 Kalimantan ,31 25 Sulawesi Utara ,03 26 Sulawesi Tengah ,44 27 Sulawesi Selatan ,58 28 Sulawesi Tenggara ,20 29 Gorontalo ,43 30 Sulawesi Barat ,32 Sulawesi ,23 31 Maluku ,58 32 Maluku Utara ,25 33 Papua Barat ,33 34 Papua ,30 Maluku & Papua ,60 Luar Jawa ,55 Indonesia ,92 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 132

141 Sasaran dan Realisasi Produktivitas Ubikayu Tahun 2015 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 N. Aceh. D 161,47 127,82 161,47 127,82 161,47 127,82 161,47 127,82 163,92 137,13 163,92 137,13 2 Sumatera Utara 258,09 325,58 258,09 325,58 258,09 325,58 258,09 325,58 248,73 344,49 248,73 344,49 3 Sumatera Barat 269,03 368,02 269,03 368,02 269,03 368,02 269,03 368,02 250,37 345,27 250,37 345,27 4 Riau 141,74 275,21 141,74 275,21 141,74 275,21 141,74 275,21 144,72 280,13 144,72 280,13 5 Jambi 173,22 215,64 173,22 215,64 173,22 215,64 173,22 215,64 178,80 203,28 178,80 203,28 6 Sumatera Selatan 189,56 236,49 189,56 236,49 189,56 236,49 189,56 236,49 198,34 274,76 198,34 274,76 7 Bengkulu 156,25 234,80 156,25 234,80 156,25 234,80 156,25 234,80 151,00 260,18 151,00 260,18 8 Lampung 309,16 267,19 309,16 267,19 309,16 267,19 309,16 267,19 305,99 267,86 305,99 267,86 9 Bangka Belitung 185,79 210,68 185,79 210,68 185,79 210,68 185,79 210,68 184,14 284,56 184,14 284,56 10 Kepulauan Riau 134,42 129,34 134,42 129,34 134,42 129,34 134,42 129,34 139,19 129,34 139,19 129,34 Sumatera 286,20 255,98 289,02 255,98 288,86 255,98 286,90 255,98 283,59 241,29 285,12 241,29 11 D.K.I. Jakarta 150,21-150,21-150,21-150,21-153,01-153,01-12 Jawa Barat 246,48 229,91 246,48 229,91 246,48 229,91 246,48 229,91 246,62 233,68 246,62 233,68 13 Jawa Tengah 233,73 259,88 233,73 259,88 233,73 259,88 233,73 259,88 226,39 212,35 226,39 212,35 14 D.I.Yogyakarta 172,07 173,83 172,07 173,83 172,07 173,83 172,07 173,83 199,11 153,22 199,11 153,22 15 Jawa Timur 211,82 331,55 211,82 331,55 211,82 331,55 211,82 331,55 219,83 202,37 219,83 202,37 16 Banten 182,44 153,42 182,44 153,42 182,44 153,42 182,44 153,42 183,67 196,80 183,67 196,80 Jawa 227,79 256,85 228,60 256,85 224,86 256,85 225,26 256,85 227,78 201,64 228,82 201,64 17 Bali 173,36 129,47 173,36 129,47 173,36 129,47 173,36 129,47 187,47 98,47 187,47 98,47 18 Nusa Tenggara Barat 156,45 212,11 156,45 212,11 156,45 212,11 156,45 212,11 155,91 266,13 155,91 266,13 19 Nusa Tenggara Timur 133,55 105,35 133,55 105,35 133,55 105,35 133,55 105,35 138,57 103,82 138,57 103,82 Bali & NT 142,16 148,98 143,04 148,98 143,83 148,98 142,82 148,98 143,48 156,14 144,86 156,14 20 Kalimantan Barat 201,64 188,85 201,64 188,85 201,64 188,85 201,64 188,85 178,50 144,93 178,50 144,93 21 Kalimantan Tengah 153,05 152,40 153,05 152,40 153,05 152,40 153,05 152,40 153,10 150,00 153,10 150,00 22 Kalimantan Selatan 193,33 201,68 193,33 201,68 193,33 201,68 193,33 201,68 189,86 227,00 189,86 227,00 23 Kalimantan Timur 201,45 247,46 201,45 247,46 201,45 247,46 201,45 247,46 199,79 218,15 199,79 218,15 24 Kalimantan Utara 162,03 218,15 162,03 218,15 162,03 218,15 162,03 218,15 160,70 236,01 160,70 236,01 Kalimantan 187,88 201,71 190,17 201,71 188,58 201,71 190,49 201,71 180,34 195,22 180,21 195,22 25 Sulawesi Utara 166,30 122,70 166,30 122,70 166,30 122,70 166,30 122,70 170,28 122,77 170,28 122,77 26 Sulawesi Tengah 210,75 205,36 210,75 205,36 210,75 205,36 210,75 205,36 206,10 201,97 206,10 201,97 27 Sulawesi Selatan 231,45 244,88 231,45 244,88 231,45 244,88 231,45 244,88 218,41 200,69 218,41 200,69 28 Sulawesi Tenggara 196,86 251,67 196,86 251,67 196,86 251,67 196,86 251,67 210,67 208,83 210,67 208,83 29 Gorontalo 162,22 152,16 162,22 152,16 162,22 152,16 162,22 152,16 155,48 124,91 155,48 124,91 30 Sulawesi Barat 192,30 220,31 192,30 220,31 192,30 220,31 192,30 220,31 200,59 229,61 200,59 229,61 Sulawesi 201,98 199,51 201,78 199,51 205,03 199,51 214,18 199,51 204,27 181,46 204,79 181,46 31 Maluku 166,83 298,85 166,83 298,85 166,83 298,85 166,83 298,85 166,39 270,96 166,39 270,96 32 Maluku Utara 157,78 178,85 157,78 178,85 157,78 178,85 157,78 178,85 158,04 242,92 158,04 242,92 33 Papua Barat 152,21 119,82 152,21 119,82 152,21 119,82 152,21 119,82 149,63 114,43 149,63 114,43 34 Papua 154,39 121,49 154,39 121,49 154,39 121,49 154,39 121,49 158,37 121,54 158,37 121,54 Maluku & NT 159,33 256,85 159,45 256,85 159,46 256,85 159,77 256,85 160,86 201,64 160,60 201,64 Luar Jawa 258,27 255,98 260,55 255,98 258,55 255,98 252,82 255,98 241,33 241,29 238,96 241,29 Indonesia 249,85 256,19 250,80 256,19 247,65 256,19 244,02 256,19 236,51 217,76 234,58 217,76 133

142 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 N. Aceh. D 163,92 137,13 163,92 137,13 161,02 126,05 161,02 126,05 161,02 126,05 161,02 126,05 162,10 130,76 80,67 2 Sumatera Utara 248,73 344,49 248,73 344,49 257,56 315,06 257,56 315,06 257,56 315,06 257,56 315,06 254,90 331,88 130,20 3 Sumatera Barat 250,37 345,27 250,37 345,27 245,74 383,43 245,74 383,43 245,74 383,43 245,74 383,43 254,91 365,82 143,51 4 Riau 144,72 280,13 144,72 280,13 144,73 301,60 144,73 301,60 144,73 301,60 144,73 301,60 143,80 285,40 198,48 5 Jambi 178,80 203,28 178,80 203,28 180,88 208,64 180,88 208,64 180,88 208,64 180,88 208,64 177,79 209,50 117,83 6 Sumatera Selatan 198,34 274,76 198,34 274,76 203,18 249,84 203,18 249,84 203,18 249,84 203,18 249,84 197,39 255,03 129,20 7 Bengkulu 151,00 260,18 151,00 260,18 152,31 127,26 152,31 127,26 152,31 127,26 152,31 127,26 152,93 200,91 131,37 8 Lampung 305,99 267,86 305,99 267,86 321,28 270,01 321,28 270,01 321,28 270,01 321,28 270,01 313,14 268,61 85,78 9 Bangka Belitung 184,14 284,56 184,14 284,56 182,07 175,48 182,07 175,48 182,07 175,48 182,07 175,48 184,32 228,30 123,86 10 Kepulauan Riau 139,19 129,34 139,19 129,34 140,21 129,31 140,21 129,31 140,21 129,31 140,21 129,31 138,57 129,33 93,33 Sumatera 285,61 241,29 289,01 241,29 305,07 230,61 305,66 230,61 304,08 230,61 301,32 230,61 293,69 240,50 81,89 11 D.K.I. Jakarta 153,01-153,01-151,31-151,31-151,31-151,31-150, Jawa Barat 246,62 233,68 246,62 233,68 234,69 257,95 234,69 257,95 234,69 257,95 234,69 257,95 242,78 240,70 99,14 13 Jawa Tengah 226,39 212,35 226,39 212,35 229,93 286,01 229,93 286,01 229,93 286,01 229,93 286,01 228,35 240,75 105,43 14 D.I.Yogyakarta 199,11 153,22 199,11 153,22 183,57 163,26 183,57 163,26 183,57 163,26 183,57 163,26 196,07 154,67 78,89 15 Jawa Timur 219,83 202,37 219,83 202,37 193,67 253,41 193,67 253,41 193,67 253,41 193,67 253,41 208,80 231,98 111,10 16 Banten 183,67 196,80 183,67 196,80 182,83 146,31 182,83 146,31 182,83 146,31 182,83 146,31 183,00 161,93 88,49 Jawa 222,39 201,64 220,58 201,64 210,46 258,35 212,46 258,35 213,80 258,35 215,74 258,35 219,37 226,23 103,13 17 Bali 187,47 98,47 187,47 98,47 211,03 133,33 211,03 133,33 211,03 133,33 211,03 133,33 190,84 105,57 55,32 18 Nusa Tenggara Barat 155,91 266,13 155,91 266,13 158,41 168,62 158,41 168,62 158,41 168,62 158,41 168,62 156,85 226,16 144,18 19 Nusa Tenggara Timur 138,57 103,82 138,57 103,82 139,15 100,42 139,15 100,42 139,15 100,42 139,15 100,42 138,56 101,75 73,43 Bali & NT 155,98 156,14 147,93 156,14 145,80 134,12 141,79 134,12 142,03 134,12 142,66 134,12 145,90 144,49 99,04 20 Kalimantan Barat 178,50 144,93 178,50 144,93 185,01 145,74 185,01 145,74 185,01 145,74 185,01 145,74 188,23 161,14 85,61 21 Kalimantan Tengah 153,10 150,00 153,10 150,00 152,70 150,00 152,70 150,00 152,70 150,00 152,70 150,00 152,93 150,85 98,64 22 Kalimantan Selatan 189,86 227,00 189,86 227,00 190,66 177,90 190,66 177,90 190,66 177,90 190,66 177,90 190,84 204,73 107,28 23 Kalimantan Timur 199,79 218,15 199,79 218,15 202,69 225,21 202,69 225,21 202,69 225,21 202,69 225,21 201,31 229,69 114,10 24 Kalimantan Utara 160,70 236,01 160,70 236,01 163,03 203,72 163,03 203,72 163,03 203,72 163,03 203,72 161,92 219,05 135,28 Kalimantan 179,91 195,22 180,17 195,22 182,29 180,51 183,53 180,51 183,07 180,51 183,39 180,51 183,43 193,09 105,27 25 Sulawesi Utara 170,28 122,77 170,28 122,77 172,96 122,98 172,96 122,98 172,96 122,98 172,96 122,98 169,94 122,77 72,24 26 Sulawesi Tengah 206,10 201,97 206,10 201,97 214,89 229,08 214,89 229,08 214,89 229,08 214,89 229,08 210,47 213,07 101,24 27 Sulawesi Selatan 218,41 200,69 218,41 200,69 218,24 209,21 218,24 209,21 218,24 209,21 218,24 209,21 221,60 213,51 96,35 28 Sulawesi Tenggara 210,67 208,83 210,67 208,83 228,35 207,97 228,35 207,97 228,35 207,97 228,35 207,97 215,68 218,23 101,18 29 Gorontalo 155,48 124,91 155,48 124,91 151,83 126,96 151,83 126,96 151,83 126,96 151,83 126,96 156,87 131,82 84,03 30 Sulawesi Barat 200,59 229,61 200,59 229,61 158,73 210,20 158,73 210,20 158,73 210,20 158,73 210,20 183,01 219,81 120,11 Sulawesi 209,39 181,46 211,35 181,46 214,19 184,40 213,35 184,40 206,46 184,40 206,88 184,40 209,77 186,54 88,92 31 Maluku 166,39 270,96 166,39 270,96 168,71 223,18 168,71 223,18 168,71 223,18 168,71 223,18 167,31 262,21 156,72 32 Maluku Utara 158,04 242,92 158,04 242,92 158,70 221,67 158,70 221,67 158,70 221,67 158,70 221,67 158,16 220,48 139,40 33 Papua Barat 149,63 114,43 149,63 114,43 139,13 105,63 139,13 105,63 139,13 105,63 139,13 105,63 147,72 111,73 75,64 34 Papua 158,37 121,54 158,37 121,54 139,04 121,05 139,04 121,05 139,04 121,05 139,04 121,05 151,64 121,38 80,05 Maluku & NT 160,64 201,64 161,24 201,64 158,93 258,35 159,28 258,35 159,25 258,35 159,40 258,35 159,86 226,23 141,52 Luar Jawa 236,46 241,29 235,25 241,29 245,79 230,61 252,91 230,61 254,88 230,61 255,32 230,61 248,01 240,50 96,97 Indonesia 228,12 217,76 224,70 217,76 225,46 242,03 236,39 242,03 240,28 242,03 243,75 242,03 234,00 233,93 99,97 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (ARAM II 2015, BPS) 134

143 Sasaran dan Realisasi Produksi Ubikayu Tahun 2015 (Ton) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 N. Aceh. D Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau Sumatera D.K.I. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I.Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

144 (Ton) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 N. Aceh. D ,55 2 Sumatera Utara ,27 3 Sumatera Barat ,20 4 Riau ,40 5 Jambi ,43 6 Sumatera Selatan ,56 7 Bengkulu ,52 8 Lampung ,33 9 Bangka Belitung ,63 10 Kepulauan Riau ,70 Sumatera ,84 11 D.K.I. Jakarta Jawa Barat ,82 13 Jawa Tengah ,65 14 D.I.Yogyakarta ,54 15 Jawa Timur ,73 16 Banten ,34 Jawa ,81 17 Bali ,12 18 Nusa Tenggara Barat ,61 19 Nusa Tenggara Timur ,99 Bali & NT ,18 20 Kalimantan Barat ,01 21 Kalimantan Tengah ,31 22 Kalimantan Selatan ,62 23 Kalimantan Timur ,68 24 Kalimantan Utara Kalimantan ,21 25 Sulawesi Utara ,82 26 Sulawesi Tengah ,44 27 Sulawesi Selatan ,96 28 Sulawesi Tenggara ,15 29 Gorontalo ,13 30 Sulawesi Barat ,78 Sulawesi ,02 31 Maluku ,94 32 Maluku Utara ,55 33 Papua Barat ,05 34 Papua ,31 Maluku & Papua ,04 Luar Jawa ,34 Indonesia ,09 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi 136

145 Sasaran dan Realisasi Luas Tanam Ubijalar Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 N. Aceh. D Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau Sumatera D.K.I. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I.Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

146 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 N. Aceh. D ,52 2 Sumatera Utara ,30 3 Sumatera Barat ,97 4 Riau ,01 5 Jambi ,36 6 Sumatera Selatan ,34 7 Bengkulu ,26 8 Lampung ,26 9 Bangka Belitung ,92 10 Kepulauan Riau ,96 Sumatera ,93 11 D.K.I. Jakarta Jawa Barat ,95 13 Jawa Tengah ,55 14 D.I.Yogyakarta ,15 15 Jawa Timur ,43 16 Banten ,39 Jawa ,71 17 Bali ,30 18 Nusa Tenggara Barat ,07 19 Nusa Tenggara Timur ,54 Bali & NT ,61 20 Kalimantan Barat ,16 21 Kalimantan Tengah ,98 22 Kalimantan Selatan ,78 23 Kalimantan Timur ,34 24 Kalimantan Utara ,10 Kalimantan ,92 25 Sulawesi Utara ,74 26 Sulawesi Tengah ,68 27 Sulawesi Selatan ,62 28 Sulawesi Tenggara ,31 29 Gorontalo ,51 30 Sulawesi Barat ,67 Sulawesi ,05 31 Maluku ,47 32 Maluku Utara ,28 33 Papua Barat ,38 34 Papua ,11 Maluku & Papua ,80 Luar Jawa ,45 Indonesia ,90 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 138

147 Sasaran dan Realisasi Luas Panen Ubijalar Tahun 2015 (Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 N. Aceh. D Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau Sumatera D.K.I. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I.Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

148 (Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R*) T R % 1 N. Aceh. D ,43 2 Sumatera Utara ,72 3 Sumatera Barat ,97 4 Riau ,74 5 Jambi ,09 6 Sumatera Selatan ,47 7 Bengkulu ,87 8 Lampung ,18 9 Bangka Belitung ,84 10 Kepulauan Riau ,60 Sumatera ,18 11 D.K.I. Jakarta Jawa Barat ,15 13 Jawa Tengah ,78 14 D.I.Yogyakarta ,67 15 Jawa Timur ,13 16 Banten ,60 Jawa ,34 17 Bali ,30 18 Nusa Tenggara Barat ,69 19 Nusa Tenggara Timur ,34 Bali & NT ,90 20 Kalimantan Barat ,23 21 Kalimantan Tengah ,46 22 Kalimantan Selatan ,58 23 Kalimantan Timur ,12 24 Kalimantan Utara ,88 Kalimantan ,01 25 Sulawesi Utara , ,41 26 Sulawesi Tengah ,73 27 Sulawesi Selatan ,98 28 Sulawesi Tenggara ,84 29 Gorontalo ,19 30 Sulawesi Barat ,49 Sulawesi ,11 31 Maluku ,08 32 Maluku Utara ,36 33 Papua Barat ,27 34 Papua ,65 Maluku & Papua ,93 Luar Jawa ,67 Indonesia ,26 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (Data Percepatan Tanaman Pangan Tahun 2015) *) = Data Olahan 140

149 Sasaran dan Realisasi Produktivitas Ubijalar Tahun 2015 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 N. Aceh. D 124,83 100,46 124,83 100,46 124,83 100,46 124,83 100,46 134,24 122,89 134,24 122,89 2 Sumatera Utara 146,60 131,06 146,60 131,06 146,60 131,06 146,60 131,06 149,32 137,56 149,32 137,56 3 Sumatera Barat 206,14 306,20 206,14 306,20 206,14 306,20 206,14 306,20 206,94 325,38 206,94 325,38 4 Riau 107,35 84,82 107,35 84,82 107,35 84,82 107,35 84,82 105,22 85,50 105,22 85,50 5 Jambi 128,76 351,55 128,76 351,55 128,76 351,55 128,76 351,55 137,54 310,86 137,54 310,86 6 Sumatera Selatan 92,39 123,39 92,39 123,39 92,39 123,39 92,39 123,39 89,57 104,89 89,57 104,89 7 Bengkulu 121,42 117,13 121,42 117,13 121,42 117,13 121,42 117,13 127,94 171,67 127,94 171,67 8 Lampung 130,00 97,36 130,00 97,36 130,00 97,36 130,00 97,36 129,63 97,19 129,63 97,19 9 Bangka Belitung 102,52 88,13 102,52 88,13 102,52 88,13 102,52 88,13 104,42 118,77 104,42 118,77 10 Kepulauan Riau 88,03 80,22 88,03 80,22 88,03 80,22 88,03 80,22 88,15 80,00 88,15 80,00 Sumatera 139,70 148,03 139,70 148,03 139,70 148,03 139,70 148,03 142,76 155,47 142,76 155,47 11 D.K.I. Jakarta Jawa Barat 181,93 185,72 181,93 185,72 181,93 185,72 181,93 185,72 183,28 186,84 183,28 186,84 13 Jawa Tengah 209,91 226,05 209,91 226,05 209,91 226,05 209,91 226,05 222,46 195,41 222,46 195,41 14 D.I.Yogyakarta 139,55 134,30 139,55 134,30 139,55 134,30 139,55 134,30 144,21 129,89 144,21 129,89 15 Jawa Timur 149,89 358,46 149,89 358,46 149,89 358,46 149,89 358,46 122,92 196,92 122,92 196,92 16 Banten 156,77 139,87 156,77 139,87 156,77 139,87 156,77 139,87 155,57 126,60 155,57 126,60 Jawa 175,16 227,06 175,16 227,06 175,16 227,06 175,16 227,06 170,75 187,89 170,75 187,89 17 Bali 163,41 116,43 163,41 116,43 163,41 116,43 163,41 116,43 164,22 137,43 164,22 137,43 18 Nusa Tenggara Barat 139,87 197,46 139,87 197,46 139,87 197,46 139,87 197,46 150,91 155,51 150,91 155,51 19 Nusa Tenggara Timur 110,58 81,12 110,58 81,12 110,58 81,12 110,58 81,12 108,27 67,41 108,27 67,41 Bali & NT 124,65 131,67 124,65 131,67 124,65 131,67 124,65 131,67 127,77 120,12 127,77 120,12 20 Kalimantan Barat 97,88 100,78 97,88 100,78 97,88 100,78 97,88 100,78 102,45 81,47 102,45 81,47 21 Kalimantan Tengah 91,66 94,76 91,66 94,76 91,66 94,76 91,66 94,76 91,83 90,00 91,83 90,00 22 Kalimantan Selatan 133,53 116,87 133,53 116,87 133,53 116,87 133,53 116,87 137,92 118,79 137,92 118,79 23 Kalimantan Timur 128,61 110,06 128,61 110,06 128,61 110,06 128,61 110,06 127,74 114,37 127,74 114,37 24 Kalimantan Utara 107,15 104,57 107,15 104,57 107,15 104,57 107,15 104,57 107,87 97,59 107,87 97,59 Kalimantan 118,12 105,41 118,12 105,41 118,12 105,41 118,12 105,41 120,03 100,44 120,03 100,44 25 Sulawesi Utara 130,29 96,76 130,29 96,76 130,29 96,76 130,29 96,76 130,69 96,42 130,69 96,42 26 Sulawesi Tengah 139,43 106,25 139,43 106,25 139,43 106,25 139,43 106,25 138,97 101,51 138,97 101,51 27 Sulawesi Selatan 143,50 154,02 143,50 154,02 143,50 154,02 143,50 154,02 151,85 147,78 151,85 147,78 28 Sulawesi Tenggara 92,97 95,64 92,97 95,64 92,97 95,64 92,97 95,64 101,84 98,99 101,84 98,99 29 Gorontalo 124,02 106,01 124,02 106,01 124,02 106,01 124,02 106,01 122,33 103,35 122,33 103,35 30 Sulawesi Barat 146,37 116,70 146,37 116,70 146,37 116,70 146,37 116,70 135,83 116,02 135,83 116,02 Sulawesi 131,29 112,56 131,29 112,56 131,29 112,56 131,29 112,56 132,28 110,68 132,28 110,68 31 Maluku 108,83 168,51 108,83 168,51 108,83 168,51 108,83 168,51 113,22 183,12 113,22 183,12 32 Maluku Utara 113,15 125,68 113,15 125,68 113,15 125,68 113,15 125,68 114,71 164,48 114,71 164,48 33 Papua Barat 135,19 120,58 135,19 120,58 135,19 120,58 135,19 120,58 132,08 111,20 132,08 111,20 34 Papua 131,98 122,04 131,98 122,04 131,98 122,04 131,98 122,04 131,44 124,24 131,44 124,24 Maluku & Papua 128,92 134,20 128,92 134,20 128,92 134,20 128,92 134,20 129,61 145,76 129,61 145,76 Luar Jawa 130,12 137,42 130,12 137,42 130,12 137,42 130,12 137,42 132,12 136,33 132,12 136,33 Indonesia 145,92 168,31 145,92 168,31 145,92 168,31 145,92 168,31 144,96 153,89 144,96 153,89 141

150 (Ku/Ha) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 N. Aceh. D 134,24 122,89 134,24 122,89 135,41 111,56 135,41 111,56 135,41 111,56 135,41 111,56 131,79 112,66 85,48 2 Sumatera Utara 149,32 137,56 149,32 137,56 154,52 130,14 154,52 130,14 154,52 130,14 154,52 130,14 150,22 133,05 88,57 3 Sumatera Barat 206,94 325,38 206,94 325,38 225,40 341,28 225,40 341,28 225,40 341,28 225,40 341,28 213,51 324,42 151,95 4 Riau 105,22 85,50 105,22 85,50 99,70 75,92 99,70 75,92 99,70 75,92 99,70 75,92 104,05 82,21 79,01 5 Jambi 137,54 310,86 137,54 310,86 116,60 228,05 116,60 228,05 116,60 228,05 116,60 228,05 127,96 309,35 241,75 6 Sumatera Selatan 89,57 104,89 89,57 104,89 98,15 118,26 98,15 118,26 98,15 118,26 98,15 118,26 92,97 115,76 124,52 7 Bengkulu 127,94 171,67 127,94 171,67 129,20 173,34 129,20 173,34 129,20 173,34 129,20 173,34 126,11 153,51 121,73 8 Lampung 129,63 97,19 129,63 97,19 129,52 96,93 129,52 96,93 129,52 96,93 129,52 96,93 129,59 97,21 75,01 9 Bangka Belitung 104,42 118,77 104,42 118,77 103,06 81,54 103,06 81,54 103,06 81,54 103,06 81,54 103,59 98,69 95,27 10 Kepulauan Riau 88,15 80,00 88,15 80,00 88,38 80,18 88,38 80,18 88,38 80,18 88,38 80,18 88,19 80,13 90,86 Sumatera 142,76 155,47 142,76 155,47 142,72 143,72 142,72 143,72 142,72 143,72 142,72 143,72 141,86 150,70 106,23 11 D.K.I. Jakarta Jawa Barat 183,28 186,84 183,28 186,84 196,22 194,58 196,22 194,58 196,22 194,58 196,22 194,58 186,49 188,34 100,99 13 Jawa Tengah 222,46 195,41 222,46 195,41 219,60 207,95 219,60 207,95 219,60 207,95 219,60 207,95 216,75 211,37 97,52 14 D.I.Yogyakarta 144,21 129,89 144,21 129,89 172,83 131,17 172,83 131,17 172,83 131,17 172,83 131,17 155,82 131,67 84,50 15 Jawa Timur 122,92 196,92 122,92 196,92 133,28 270,47 133,28 270,47 133,28 270,47 133,28 270,47 132,62 270,02 203,60 16 Banten 155,57 126,60 155,57 126,60 155,65 132,33 155,65 132,33 155,65 132,33 155,65 132,33 156,14 133,08 85,23 Jawa 170,75 187,89 170,75 187,89 180,94 219,17 180,94 219,17 180,94 219,17 180,94 219,17 175,27 211,06 120,42 17 Bali 164,22 137,43 164,22 137,43 176,14 117,22 176,14 117,22 176,14 117,22 176,14 117,22 167,95 123,26 73,39 18 Nusa Tenggara Barat 150,91 155,51 150,91 155,51 157,81 153,08 157,81 153,08 157,81 153,08 157,81 153,08 152,91 166,85 109,11 19 Nusa Tenggara Timur 108,27 67,41 108,27 67,41 102,21 75,65 102,21 75,65 102,21 75,65 102,21 75,65 107,42 72,74 67,72 Bali & NT 127,77 120,12 127,77 120,12 131,70 115,32 131,70 115,32 131,70 115,32 131,70 115,32 129,26 120,95 93,57 20 Kalimantan Barat 102,45 81,47 102,45 81,47 106,46 85,76 106,46 85,76 106,46 85,76 106,46 85,76 102,48 89,55 87,38 21 Kalimantan Tengah 91,83 90,00 91,83 90,00 92,09 90,00 92,09 90,00 92,09 90,00 92,09 90,00 91,83 91,88 100,05 22 Kalimantan Selatan 137,92 118,79 137,92 118,79 169,24 154,00 169,24 154,00 169,24 154,00 169,24 154,00 152,33 134,12 88,05 23 Kalimantan Timur 127,74 114,37 127,74 114,37 129,26 108,22 129,26 108,22 129,26 108,22 129,26 108,22 128,48 111,25 86,59 24 Kalimantan Utara 107,87 97,59 107,87 97,59 108,57 90,20 108,57 90,20 108,57 90,20 108,57 90,20 107,91 97,54 90,39 Kalimantan 120,03 100,44 120,03 100,44 127,87 105,64 127,87 105,64 127,87 105,64 127,87 105,64 123,17 104,87 85,14 25 Sulawesi Utara 130,69 96,42 130,69 96,42 130,24 97,18 130,24 97,18 130,24 97,18 130,24 97,18 130,39 96,70 74,16 26 Sulawesi Tengah 138,97 101,51 138,97 101,51 145,32 122,72 145,32 122,72 145,32 122,72 145,32 122,72 141,22 109,61 77,62 27 Sulawesi Selatan 151,85 147,78 151,85 147,78 137,32 154,32 137,32 154,32 137,32 154,32 137,32 154,32 145,86 152,47 104,53 28 Sulawesi Tenggara 101,84 98,99 101,84 98,99 107,62 97,46 107,62 97,46 107,62 97,46 107,62 97,46 101,44 97,66 96,27 29 Gorontalo 122,33 103,35 122,33 103,35 119,41 99,92 119,41 99,92 119,41 99,92 119,41 99,92 121,79 102,68 84,31 30 Sulawesi Barat 135,83 116,02 135,83 116,02 145,26 114,31 145,26 114,31 145,26 114,31 145,26 114,31 142,83 115,74 81,04 Sulawesi 132,28 110,68 132,28 110,68 132,69 114,32 132,69 114,32 132,69 114,32 132,69 114,32 132,53 112,48 84,87 31 Maluku 113,22 183,12 113,22 183,12 113,45 135,63 113,45 135,63 113,45 135,63 113,45 135,63 113,19 163,41 144,37 32 Maluku Utara 114,71 164,48 114,71 164,48 118,78 117,51 118,78 117,51 118,78 117,51 118,78 117,51 115,48 136,05 117,81 33 Papua Barat 132,08 111,20 132,08 111,20 130,27 107,72 130,27 107,72 130,27 107,72 130,27 107,72 132,53 112,75 85,08 34 Papua 131,44 124,24 131,44 124,24 136,37 124,53 136,37 124,53 136,37 124,53 136,37 124,53 133,02 123,83 93,09 Maluku & Papua 129,61 145,76 129,61 145,76 131,58 121,35 131,58 121,35 131,58 121,35 131,58 121,35 130,33 134,01 102,82 Luar Jawa 132,12 136,33 132,12 136,33 134,93 132,71 134,93 132,71 134,93 132,71 134,93 132,71 133,05 135,30 101,69 Indonesia 144,96 153,89 144,96 153,89 151,00 156,28 151,00 156,28 151,00 156,28 151,00 156,28 147,48 159,37 108,06 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi (ARAM II 2015, BPS) 142

151 Sasaran dan Realisasi Produksi Ubijalar Tahun 2015 (Ton) Bulan No Provinsi Januari Pebruari Maret April Mei Juni T R T R T R T R T R T R 1 N. Aceh. D Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau Sumatera D.K.I. Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I.Yogyakarta Jawa Timur Banten Jawa Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Bali & NT Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Kalimantan Utara Kalimantan Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Sulawesi Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Maluku & Papua Luar Jawa Indonesia

152 (Ton) Bulan No Provinsi Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Jan - Des T R T R T R T R T R T R T R % 1 N. Aceh. D ,92 2 Sumatera Utara ,11 3 Sumatera Barat ,79 4 Riau ,37 5 Jambi ,46 6 Sumatera Selatan ,14 7 Bengkulu ,64 8 Lampung ,89 9 Bangka Belitung ,13 10 Kepulauan Riau ,89 Sumatera ,20 11 D.K.I. Jakarta Jawa Barat ,89 13 Jawa Tengah ,71 14 D.I.Yogyakarta ,65 15 Jawa Timur ,01 16 Banten ,53 Jawa ,42 17 Bali ,35 18 Nusa Tenggara Barat ,47 19 Nusa Tenggara Timur ,87 Bali & NT ,51 20 Kalimantan Barat ,33 21 Kalimantan Tengah ,49 22 Kalimantan Selatan ,72 23 Kalimantan Timur ,89 24 Kalimantan Utara ,34 Kalimantan ,72 25 Sulawesi Utara ,37 26 Sulawesi Tengah ,94 27 Sulawesi Selatan ,21 28 Sulawesi Tenggara ,77 29 Gorontalo ,30 30 Sulawesi Barat ,99 Sulawesi ,18 31 Maluku ,34 32 Maluku Utara ,37 33 Papua Barat ,48 34 Papua ,29 Maluku & Papua ,67 Luar Jawa ,98 Indonesia ,06 Keterangan : T = Target (Sasaran Indikatif Dit. Buakabi) R = Realisasi 144

153 145

154

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN N LAPORA TAHU AN 2016 LAPORAN TAHUNAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 Jl. Raya Ragunan No. 15 Pasar Minggu PO. BOX 7356/Jks, Jakarta

Lebih terperinci

Laporan Tahunan

Laporan Tahunan 1 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2013 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur. DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP Laporan Tahunan 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur. DR. Ir. Maman Suherman, MM NIP Laporan Tahunan 2014 KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2014 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN

Lebih terperinci

Laporan Tahunan 2012

Laporan Tahunan 2012 i KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga penyusunan Laporan Tahunan Direktorat Budidaya Aneka Kacang dan Umbi Tahun 2012 telah selesai disusun. Dengan berakhirnya

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pangan dan unit kerja dibawahnya secara berjenjang wajib menyusun Laporan

KATA PENGANTAR. Pangan dan unit kerja dibawahnya secara berjenjang wajib menyusun Laporan KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, sesuai Instruksi Presiden RI No. 7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang ditindak

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN PRODUKSI TANAMAN ANEKA KACANG DAN UMBI TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERBENIHAN TANAMAN

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i Direktorat Budidaya Aneka Kacang Dan Umbi i KATA PENGANTAR Guna mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel, maka sesuai amanat instruksi Presiden RI No.7 tahun 1999 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

LAKIN. L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016

LAKIN. L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 2016 LAKIN L aporan Kinerja KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT ANEKA KACANG DAN UMBI 2016 KATA PENGANTAR Untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, transparan dan akuntabel,

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur terletak di bagian Timur Pulau Jawa, dengan luas wilayah 47.154,70 kilometer persegi, dikelilingi oleh 2.916 km garis pantai. Batas wilayah di sebelah

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014) No. 45/07/35/Th XII,1 Juli 2014 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2013 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditi aneka kacang (kacang tanah dan kacang hijau) memiliki peran yang cukup besar terutama untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakan. Peluang pengembangan aneka kacang

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.19/03/35/Th XIV,1 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) A. PADI Angka Sementara () produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 13,15 juta ton Gabah Kering

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut. KATA PENGANTAR Kekayaan sumber-sumber pangan lokal di Indonesia sangat beragam diantaranya yang berasal dari tanaman biji-bijian seperti gandum, sorgum, hotong dan jewawut bila dikembangkan dapat menjadi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014) No. 75/11/35/Th.XII, 3 November 2014 A. PADI Produksi Padi Provinsi Jawa Timur berdasarkan Angka Ramalan II (ARAM

Lebih terperinci

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM Hingga tahun 2010, berdasarkan ketersediaan teknologi produksi yang telah ada (varietas unggul dan budidaya), upaya mempertahankan laju peningkatan produksi sebesar

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Berbagai masukan dan saran perbaikan akan menjadi sangat penting agar laporan ini menjadi lebih baik.

KATA PENGANTAR. Berbagai masukan dan saran perbaikan akan menjadi sangat penting agar laporan ini menjadi lebih baik. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan Surat Edaran (SE) Menteri Negara PAN dan RB-RI No. 10/2010, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan unit kerja dibawahnya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 045/11/11/Th.V. 01 November 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2011,

Lebih terperinci

I. EVALUASI UPSUS 2015

I. EVALUASI UPSUS 2015 OUTLINE I. EVALUASI UPSUS 2015 A. Realisasi Tanam Okmar 2014/15 B. Realisasi Tanam Bulan April dan Mei 2015 C. Evaluasi Serapan Anggaran Bansos D. Evaluasi Serapan Anggaran Kontraktual II. RANCANGAN KEGIATAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Jakarta, Maret 2012.

KATA PENGANTAR. Demikian, semoga laporan ini dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Jakarta, Maret 2012. LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT BUDIDAYA ANEKA KACANG DAN UMBI TAHUN 2011 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, 2012 KATA PENGANTAR Sesuai dengan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2014 dan Angka Ramalan I 2015) No. 47/07/35/Th XIII,1 Juli 2015 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2014 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018

RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 RANCANGAN KEGIATAN STRATEGIS TANAMAN PANGAN TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Perecanaan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 1 SASARAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) No. 33/07/36/Th. IX, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2014 DAN ANGKA RAMALAN I 2015) PRODUKSI PADI 2014 MENURUN SIGNIFIKAN DIBANDING TAHUN 2013, TAHUN 2015 DIPREDIKSI AKAN MENGALAMI

Lebih terperinci

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT Ir. Mewa Ariani, MS Pendahuluan 1. Upaya pencapaian swasembada pangan sudah menjadi salah satu

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No.45/07/35/Th XIV,1 Juli 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2015) A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2015 produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 13,15 juta ton Gabah

Lebih terperinci

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA

STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA STUDI KASUS PERMASALAHAN KOMODITAS KEDELAI DALAM PEREKONOMIAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena berkah kekayaan alam yang berlimpah, terutama di bidang sumber

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016 PETUNJUK TEKNIS PENGELOLAAN PRODUKSI KEDELAI DAN BANTUAN PEMERINTAH TAHUN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 KATA PENGANTAR Kebutuhan kedelai nasional meningkat setiap

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 046/11/12/Th.VI. 01 November 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2012) Sampai dengan Subrorund II (Januari-Agustus) tahun 2012,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Juli Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Dr. Ir. Maman Suherman, MM NIP 2017 Laporan Kinerja Triwulan II KATA PENGANTAR Dalam rangka memonitor capaian kinerja kegiatan Ditjen Tanaman Pangan pada triwulan II TA 2017 serta sebagai bahan penilaian aspek akuntabilitas kinerja

Lebih terperinci

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014 Bahan Rapat Koordinasi Dengan Bupati/Walikota se Provinsi Jawa Timur Terkait Rekomendasi Dewan Pertimbangan Presiden Tentang Ancaman OPT Dan Progrnosa Produksi Padi Tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... I. PENDAHULUAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR LAMPIRAN... RINGKASAN EKSEKUTIF... i ii iii iv v iv I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Kedudukan,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017

KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 KEBIJAKAN PROGRAM DAN KEGIATAN DITJEN TANAMAN PANGAN TAHUN 2017 HASIL SEMBIRING DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN JAKARTA, 31 MEI 2016 PERKEMBANGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.5-/216 DS995-2521-7677-169 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) 9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN SIAK PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015) No. 39/07/36/Th.X, 1 Juli 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015) PRODUKSI PADI 2015 NAIK 7,00 PERSEN DIBANDINGKAN TAHUN 2014 A. PADI Produksi padi Provinsi Banten tahun 2015 sebesar

Lebih terperinci

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah

Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah Kajian Produksi Benih Sumber Padi UPBS BPTP Kalimantan Tengah Suparman BPTP Kalimantan Tengah Jl. G. Obos Km. 5 Palangka Raya E-mail : arman.litbang@gmail.com Abstrak Ketersediaan benih dengan prinsip

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015

LAPORAN KINERJA DITJEN TANAMAN PANGAN 2015 2015 Laporan Kinerja KATA PENGANTAR Sejalan dengan prioritas pembangunan Kabinet Kerja 2015-2019, Kementerian Pertanian menetapkan sasaran swasembada pangan dengan prioritas lima komoditas pangan utama,

Lebih terperinci

POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN

POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN Suwarno Asisten Direktur Perum Perhutani Unit 2 PENDAHULUAN Perusahaan Umum (Perum) Perhutani Unit 2 berdasar Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2010 mendapat

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2015 BPPSDMP

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) No. 52/11/36/Th. VIII, 3 November 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) TAHUN 2014 LUAS PANEN PADI SAWAH MENINGKAT TETAPI PRODUKTIVITAS MENURUN Berdasarkan Angka Ramalan

Lebih terperinci

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016

SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 EVALUASI E-PROPOSAL DAN RENCANA KERJA TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN KEMENTERIAN PERTANIAN-RI 1 SASARAN PRODUKSI KOMODITI UTAMA TANAMAN PANGAN TAHUN 2016 NO. KOMODITI LUAS TANAM LUAS PANEN

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Ramalan II 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Ramalan II 2015) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 74/11/35/Th XIII, 2 November PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Ramalan II ) A. PADI Angka Ramalan (ARAM) II produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar 13,05 juta ton Gabah

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 66/Permentan/OT.140/12/2006 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2007 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 31/07/12/Th.VI. 02 Juli 2012 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2011 DAN RAMALAN I TAHUN 2012) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2011,

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017

PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 PROGRAM PENGEMBANGAN TANAMAN PANGAN 2017 Disampaikan pada Rapat Kerja Nasional Tanggal 4 Januari 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OUTLINE 1. Evaluasi 2016 2. Sasaran luas tanam

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA SELATAN No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target. Tersedianya teknologi pertanian spesifik 2. Dihasilkannya rumusan rekomendasi

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun 2014) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Sementara Tahun ) No.22/03/35/Th XIII,2 Maret 2015 A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi Padi Provinsi Jawa Timur sebesar 12,398 juta ton Gabah

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 28/07/11/Th.V. 01 Juli 2011 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA TETAP 2010 DAN RAMALAN II TAHUN 2011) Dari pembahasan Angka Tetap (ATAP) tahun 2010,

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP KATA PENGANTAR Dalam upaya peningkatan produksi pertanian tahun 2010, pemerintah telah menyediakan berbagai fasilitas sarana produksi, antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian. Tujuan pemberian

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 87/Permentan/SR.130/12/2011 /Permentan/SR.130/8/2010 man/ot. /.../2009 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 48/11/Th. XVII, 03 November 2014 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2014) Sampai dengan Subround II (Januari-Agustus) tahun 2014, telah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2 0 1 5 BPPSDMP www.bppsdmp.pertanian.go.id I. PENDAHULUAN Presiden

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN SINKRONISASI PROGRAM KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN PROVINSI SULAWESI TENGAH SELASA, 01 MARET 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR,

Lebih terperinci

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN

SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN SEBARAN DAN POTENSI PRODUSEN BENIH PADI UNGGUL MENDUKUNG PENYEDIAAN BENIH BERMUTU DI KALIMANTAN SELATAN Fakhrina dan Agus Hasbianto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. P.

Lebih terperinci

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR

Laporan Kinerja 2014 KATA PENGATAR KATA PENGATAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 setiap Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga wajib menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015)

PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2015 (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA 2015) PRODUKSI TANAMAN PANGAN PROVINSI PAPUA TAHUN (BERDASARKAN ANGKA SEMENTARA ) No. 15 /03/94 /Th. VIII, 1 Maret 2016 A. PADI Produksi Padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 181.682 ton gabah kering

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktur Budidaya Serealia, Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP NIP Laporan Tahunan 2015

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Direktur Budidaya Serealia, Dr. Ir. Nandang Sunandar, MP NIP Laporan Tahunan 2015 KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit kerja Eselon II di lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Budidaya Serealia sesuai Tupoksinya pada tahun 2015 telah melakukan berbagai kegiatan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditas tanaman pangan berupa Serealia yaitu Padi, Jagung dan Serealia lain (antara lain gandum dan sorgum) mempunyai arti strategis dalam perekonomian nasional,

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 74/11/51/Th. IX, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ARAM II) DIPERKIRAKAN TURUN 0,81 PERSEN DIBANDINGKAN PRODUKSI TAHUN 2014

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Timur, sebagai salah satu lumbung pangan nasional, telah mampu memberikan sumbangan yang cukup besar dalam pemenuhan kebutuhan pangan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) No. 32/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014) PRODUKSI PADI 2013 MENINGKAT SIGNIFIKAN DIBANDING TAHUN 2012, TAHUN 2014 DIPREDIKSI AKAN

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 75/11/52/Th.IX, 2 November 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Lebih terperinci

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema Catatan Kritis Atas Hasil Pemeriksaan BPK Pada KEGIATAN PERLUASAN (PENCETAKAN) SAWAH DALAM PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN TAHUN ANGGARAN 2007-2009 Oleh: Tim Analisa BPK Biro Analisa APBN & Iman Sugema

Lebih terperinci

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015) No. 62 /11 /94 /Th. VII, 2 November Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun (Berdasarkan Angka Ramalan II ) A. PADI Produksi padi Provinsi Papua tahun diperkirakan mencapai 204.891 ton gabah kering

Lebih terperinci

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN Emlan Fauzi Pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar dari suatu bangsa. Mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sudah mencapai sekitar 220

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013) BPS PROVINSI JAWA TIMUR PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013) A. PADI No. 45/07/35/Th.XI,1 Juli 2013 Angka Tetap (ATAP) tahun 2012 produksi Padi Provinsi Jawa

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) No. 78/11/33, Th. IX, 2 NOVEMBER 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015) Berdasarkan Angka Ramalan (ARAM) II, produksi padi Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 diperkirakan sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) No. 40/07/13/Th.XVIII, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) A. PADI Produksi padi tahun 2014 tercatat sebesar 2.519.020 ton GKG (ATAP

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk di dunia semakin meningkat dari tahun ketahun. Jumlah penduduk dunia mencapai tujuh miliar saat ini, akan melonjak menjadi sembilan miliar pada

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR

PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PENETAPAN KINERJA ( PK ) TAHUN 2013 (REVISI) DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PERTANIAN PROVINSI JAWA TIMUR LAMPIRAN - 3

Lebih terperinci

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR

Laporan Tahunan KATA PENGANTAR 2015 Laporan Tahunan KATA PENGANTAR Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan tahun 2015, maka menyusun laporan tahunan. Laporan Tahunan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan tahun 2015 ini merupakan

Lebih terperinci

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016 BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURANBUPATI TANAH BUMBU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN TANAH BUMBU

Lebih terperinci

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK)

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) CAPAIAN INDIKATOR KINERJA KEGIATAN (IKK) TRIWULAN III TAHUN 2016 DITJEN PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iii

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 206 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN 2010 1 Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN

Lebih terperinci

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG Edisi Kedua Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2007 AGRO INOVASI MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN

Lebih terperinci

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2011

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA BLITAR

Lebih terperinci

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir NOMOR: NOTA DINAS Yth. : Direktur Jenderal Tanaman Pangan Dari : Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Hal : Laporan Perkembangan Serangan OPT, Banjir dan Kekeringan Tanggal : April 2017 Bersama ini kami

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013) BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 72/11/35/Th XI.,1 November PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun ) A. PADI B. JAGUNG Angka Ramalan (ARAM) II produksi Padi Provinsi Jawa Timur tahun sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) No. 20/03/51/Th. X, 1 Maret 2016 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) PRODUKSI PADI TAHUN 2015 (ANGKA SEMENTARA) TURUN 0,49 PERSEN A. PADI Angka Sementara (ASEM) produksi padi

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 47/07/52/Th.IX, 1 Juli 2015 ANGKA TETAP TAHUN 2014 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A.

Lebih terperinci

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN ANGKA RAMALAN II 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN ANGKA RAMALAN II 2015 BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN No. 66/11/73/Th.VI, 2 November 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN ANGKA RAMALAN II 2015 A. PADI Angka Tetap (ATAP) 2014, produksi Padi di

Lebih terperinci

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting Dari hasil analisi sensitivitas, maka diketahui bahwa air merupakan paremater yang paling sensitif terhadap produksi jagung, selanjutnya berturut-turut adalah benih, pupuk, penanganan pasca panen, pengendalian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor utama yang mampu menyediakan dan memenuhi kebutuhan akan pangan secara langsung bagi sebuah negara. Kemajuan dan perkembangan pada sektor

Lebih terperinci