Daftar Isi. Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2. Kata Pengantar 4. Peta Jepang Pemilihan Negara Pemilihan Produk 8. 3.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Isi. Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2. Kata Pengantar 4. Peta Jepang Pemilihan Negara Pemilihan Produk 8. 3."

Transkripsi

1 2013 ITPC Osaka

2 Daftar Isi Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2 Kata Pengantar 4 Peta Jepang 5 I. Pendahuluan 1. Pemilihan Negara 7 2. Pemilihan Produk 8 3. Profil Jepang 11 II. Potensi Pasar Jepang 1. Lapangan Kerja Perawat dan Care-Worker Kebijakan Mengenai Tenaga Kerja Asing Perawat dan Care-Worker di Jepang Proses Penyaluran Tenaga Kerja Perawat dan Care-Worker ke Jepang 35 III. Peluang dan Strategi 1. Peluang Hambatan Strategi 46 IV. Informasi Penting 1. TPO/Perwakilan Negara Jepang di Indonesia Kamar Dagang Jepang Asosiasi Terkait Tenaga Kerja Perawat dan Care-worker di Jepang Perwakilan Indonesia di Jepang 53 Referensi 54 ITPC Osaka Market Intelligence

3 Daftar Tabel Tabel 2.1 Jumlah Perawat dan Ranjang Rumah Sakit 19 Tabel 2.2 Persebaran Tenaga Kerja Perawat di Jepang Periode Tabel 2.3 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Perawat Periode Tabel 2.4 Rata-rata Pendapatan Perawat dan Care-Worker di Jepang (2011) 30 Tabel 2.5 Ikhtisar EPA mengenai tenaga kerja perawat dan care-worker 32 Tabel 2.6. Instansi Terkait EPA dan Ketenagakerjaan 37 Tabel 3.1. Jumlah Perawat dan Care-Worker yang Dikirim ke Jepang Periode Tabel 3.2 Jumlah Perawat dan Care-worker yang Lulus Ujian Sertifikasi (2013) 42 Tabel 3.3 Biaya Merekrut Tenaga Kerja Perawat atau Care-Worker Asing 44 Daftar Gambar Gambar 1.1 Piramida Populasi Jepang 2012 berdasarkan umur dan jenis kelamin Gambar 1.2 Peta Kepadatan Penduduk berdasarkan perfektur (Data per 31 Maret 2009) Gambar 2.1 Pertumbuhan JumlahTotal Perawat dan Asisten Perawat Periode Gambar 2.2 Perawat asal Indonesia yang Lulus Ujian Sertifikasi 24 Gambar 2.3 Tenaga Kerja Care-Worker asal Indonesia di Panti Jompo 25 Gambar 2.4 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Care-Worker Periode Gambar 2.5 Perkiraan peningkatan permintaan tenaga kerja Care-Worker Periode Gambar 2.6 Bidan yang sedang memeriksa kandungan 28 Gambar 2.7 Tenaga Kesehatan Masyarakat yang sedang melakukan pemeriksaan Gambar 2.8 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Bidan Periode ITPC Osaka Market Intelligence

4 Gambar 2.9 Salah satu tempat pelatihan bahasa Jepang di Osaka (Kansai Kenshu Center) Gambar 2.10 Salah satu tempat pelatihan bahasa Jepang di Tokyo (Tokyo Kenshu Center) Daftar Bagan Bagan 2.1. Alur proses yang Wajib Dilalui Untuk Mendapatkan Sertifikasi 33 Bagan 2.2 Proses Mediasi Pengiriman Tenaga Kerja Perawat dan Care-Worker 36 ITPC Osaka Market Intelligence

5 ITPC Osaka mengucapkan puji syukur pada hadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah dapat menyelesaikan Market Intelligence : Perawat & Care-Worker untuk tahun 2013 ini. Market Intelligence (Martel) merupakan kajian singkat yang memberikan gambaran kondisi dan potensi pasar untuk tenaga kerja perawat dan caregiver / careworker di Jepang. Adapun isi dari Martel ini dibuat berdasarkan acuan Outline Market Intelligence dan Market Brief yang disampaikan kepada seluruh Perwakilan Luar Negeri Kementerian Perdagangan tanggal 8 Maret 2011 di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain merupakan bagian dari tugas dan fungsi perwakilan luar negeri, Martel disusun untuk memberikan informasi terkini mengenai pasar suatu produk, peraturan impor di negara akreditasi setempat, potensi pasar, negara pesaing, strategi penetrasi pasar dan informasi penting lainnya. Sehingga diharapkan secara tidak langsung Martel ini dapat menjadi informasi pendukung dalam meningkatkan daya saing tenaga kerja perawat dan care worker dari Indonesia di pasar Jepang. Akhir kata ITPC Osaka mengharapkan kiranya informasi dalam Martel ini dapat bermanfaat bagi pemerintah selaku pembuat kebijakan dan para pelaku usaha dalam menentukan strategi eskpor ke negara Jepang. Osaka, November 2013 ITPC Osaka Market Intelligence

6 = Luas daratan negara Jepang adalah km 2, yaitu 1/25 dari luas Negara Amerika Serikat (bandingkan dengan luas negara Indonesia km2) ITPC Osaka Market Intelligence

7 = Jepang berbatasan dengan Rusia di sebelah Barat, Korea Utara dan Korea Selatan di bagian Selatan dan China di bagian sebelah Barat Daya = 4 (empat) pulau utama Jepang adalah Hokkaido, Honshu, Shikoku, dan Kyushu = Jepang juga membagi wilayahnya menjadi 8 wilayah yaitu : 1. Hokkaido (1 prefektur); 2. Tohoku (6 prefektur termasuk Fukushima); 3. Kanto (7 prefektur termasuk Tokyo); 4. Chubu (9 prefektur termasuk Nagano); 5. Kansai ( 7 prefektur termasuk Osaka); 6. Chugoku (5 prefektur termasuk Hiroshima); 7. Shikoku (4 prefektur termasuk Kochi) dan 8. Kyushu dan Okinawa (8 prefektur termasuk Nagasaki). Namun ada juga yang membagi menjadi 9 wilayah dimana Prefektur Okinawa menjadi wilayah sendiri. ITPC Osaka Market Intelligence

8 1. Pemilihan Negara Jepang adalah negara mitra dagang yang strategis bagi Indonesia, dikarenakan dalam jangka 5 (lima) tahun terakhir ( ), Jepang menduduki peringkat pertama sebagai tujuan ekspor non-migas Indonesia dan urutan kedua sebagai negara asal impor non-migas setelah China. Nilai total perdagangan (migas dan non-migas) antara Jepang dan Indonesia pada periode Januari-Desember 2012 tercatat sebesar US$ 52,90 miliar, mengalami penurunan 0.5 % dibanding periode yang sama tahun 2011 (US$ 53,15 miliar). Total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor Jepang ke Indonesia sebesar US$ 22,77 miliar, atau meningkat 17,13 % dibanding periode yang sama tahun 2011 (US$ 19,44 miliar), dan impor Jepang dari Indonesia sebesar US$ 30,14 miliar, mengalami penurunan sebesar 11,6 % dibanding periode yang sama tahun 2011 (US$ 33,71 miliar), sehingga Indonesia mengalami surplus sebesar US$ 7,37 milyar. Sumber yang sama menyatakan bahwa nilai ekspor non-migas Jepang ke Indonesia pada tahun 2012 adalah sebesar US $ 22,72 milyar dan impor non migas Jepang dari Indonesia sebesar US $ 17,23 milyar. Produk ekspor non-migas utama Indonesia ke Jepang meliputi: (1) copper ores and concentrates; (2) coal; briquettes, ovoids and similar solid fuels manufactured from coal; (3) nickel mattes; (4) natural rubber, balata,gutta-percha; (5) refined copper and copper alloys, unwrought; (6) plywood, veneered panels and similar laminated wood; (7) paper and ITPC Osaka Market Intelligence

9 paperboard, uncoated, for writing; (8) insulated wire, cable and other insulated electrical conductors; (9) crustaceans, live, fresh, chilled, frozen; dan (10) unwrought aluminium. (Kemendag) Sementara dari Jepang, Indonesia mengimpor beberapa produk seperti: (1) incompletely knocked down motor vehicles; (2) parts of accessories of the motor vehicles of headings no to 8705; (3) self-propelled bulldozers, angledozers; (4) parts, suitable for use solely or principally with the engines; (5) motor vehicles for the transport of goods; (6) transmission shafts and cranks; bearing housings; (7) flat-rolled products of iron or non-alloy steel; (8) refined copper and copper alloys, unwrought; (9) tubes, pipes and hollow profiles, seamless, of iron dan (10) parts, suitable for use solely or principally with the machinery. (Kemendag) 2. Pemilihan Produk Jasa Latar belakang ITPC memilih produk jasa ini karena: a. Peningkatan Jumlah Warga Lansia Jepang Berdasarkan sensus pemerintah Jepang tahun 2012, dari jumlah populasi Jepang sebesar lebih kurang 128 juta orang, penduduk berusia 64 tahun ke atas sebesar 23.9 %, penduduk berusia produktif tahun sebesar 62.6 %, dan penduduk berusia 0-14 tahun sebesar 13.5 %. Dari data tersebut dapat dimengerti bahwa populasi Jepang bila dituangkan ke dalam bentuk piramida maka akan berbentuk piramida terbalik yang mencerminkan bahwa penduduk usia tua lebih banyak daripada penduduk usia muda. ITPC Osaka Market Intelligence

10 Gambar 1.1. Piramida Populasi Jepang 2012 berdasarkan umur dan jenis kelamin Sumber: Hal ini salah satunya disebabkan oleh majunya pelayanan kesehatan di Jepang. Situasi ini menyebabkan Jepang membutuhkan tenaga kerja medis dan non medis, khususnya perawat dan care-worker yang cukup banyak. Hal ini tentunya membuka peluang dan kesempatan bagi tenaga kerja perawat dan care-worker dari Indonesia yang ingin berkarya dan menimba pengalaman dan ilmu serta mengembangkan dirinya di Jepang yang merupakan negara yang sangat maju. Dalam konteks ekonomi, tenaga kerja perawat dan care-worker ini memberikan jasa untuk melayani penduduk Jepang khususnya yang berusia lanjut. Jasa mereka tersebut digolongkan sebagai kategori produk jasa. Seperti diketahui melalui Kementerian Perdagangan RI, Indonesia dituntut untuk meningkatkan ekspor non-migas ITPC Osaka Market Intelligence

11 yang tidak hanya terbatas pada produk barang akan tetapi juga dengan mengembangkan produk-produk jasa (services) yang sudah diatur juga oleh World Trade Organization (WTO). Peningkatan dan pengembangan pada ekspor produk jasa ini tidak saja meningkatkan devisa bagi negara tetapi juga dapat menghasilkan value added yang tinggi dan seringkali bisa lebih tinggi daripada value added yang dihasilkan oleh produk barang. b. Permintaan internal dari Kementerian Perdagangan untuk meneliti dan memberikan informasi yang lebih detail serta rinci mengenai pasar tenaga kerja perawat dan care-worker di Jepang untuk diteruskan kepada pihak-pihak yang terkait antara lain seperti Kementerian Kesehatan yang membina Akademi Keperawatan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga membina Universitas yang memiliki program Keperawatan untuk tingkat Srata 1 dan 2, Kementerian Tenaga Kerja, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) yang memang dibentuk untuk melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, Akademi Keperawatan dan para stakeholder termasuk lembaga bahasa Jepang yang mengajarkan bahasa Jepang untuk tenaga keperawatan, care-worker dan tenaga magang lainnya, tenaga pengajar bahasa dan teknis keperawatan. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan persiapan dan pembinaan tenaga kerja khususnya tenaga perawat dan care-worker Indonesia yang kompeten dan dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain yang sudah eksis dan yang akan masuk di pasar Jepang mulai tahun 2014 (dari Negara Vietnam) sehingga akan ITPC Osaka Market Intelligence

12 dapat meningkatkan jumlah tenaga kerja perawat dan care-worker Indonesia yang berkarya dan menimba ilmu keperawatan setelah lulus ujian-ujian yang diwajibkan Pemerintah Jepang di pasar Jepang. 3. Profil Jepang a. Geografi Berdasarkan kondisi geografis Jepang, Jepang terdiri dari 47 perfektur yang dikelompokkan menjadi 8 atau 9 kawasan yaitu Hokkaido, Tohoku, Kanto, Chubu, Kinki, Chugoku, Shikoku, Kyushu dan Okinawa (8 wilayah apabila Okinawa Prefektur dimasukkan ke dalam wilayah Kyushu dan menjadi 9 wilayah apabila Okinawa dikeluarkan dari wilayah Kyushu dan menjadi wilayah ke 9 sendiri). Sedangkan kota-kota utama di Jepang yaitu Tokyo, Yokohama, Osaka, Kobe, Kyoto, Sapporo, Nagoya, Kawasaki, Saitama, Hiroshima, Sendai dan Fukuoka di samping kota-kota lainnya. b. Pemerintahan Jepang merupakan negara monarki konstitusional, dimana Kepala Negaranya dijabat oleh seorang Kaisar. Walaupun demikian di Jepang kekuasaan Kaisar sangat terbatas. Kaisar hanya bertindak sebagai simbol negara dan lambang persatuan bagi rakyat Jepang. Kekuasaan tertinggi pemerintahan terletak ditangan Perdana Menteri. Sedangkan badan legislatif di Jepang adalah National Diet yang terdiri dari House of Representatives (480 kursi) dan House of Councillors (242 kursi). Perdana Menteri akan dilantik oleh Kaisar setelah mendapat persetujuan dari Diet Nasional. ITPC Osaka Market Intelligence

13 b. Demografi Populasi penduduk Jepang per Agustus 2013 adalah juta jiwa. Data ini menurun bila dibandingkan data per Agustus 2012 sebesar juta jiwa. Berdasarkan kategori jenis kelamin, populasi penduduk pria berjumlah juta jiwa (48.6% dari total populasi penduduk Jepang) dan penduduk wanita berjumlah juta jiwa (51.4 %). Jumlah penduduk wanita lebih banyak 2.8 % dibandingkan dengan jumlah penduduk pria. Presentase penduduk yang berusia 0-14 tahun adalah 13 % dari total populasi penduduk Jepang, sedangkan penduduk yang berusia tahun sebesar 62.4 % dari total populasi. Jumlah penduduk yang berusia 65 tahun keatas sebesar 24.6 % dari total populasi. Persentasi penduduk yang berusia 65 tahun keatas di Jepang ini merupakan populasi yang tertinggi di dunia mengingat pola hidup yang dijalankan di Jepang dan jaminan sosial dan kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Jepang. Populasi terbesar adalah di sepanjang pesisir Pasifik di mana medan cuacanya ringan dibandingkan cuaca di daerah lain dengan fasilitas transportasi yang sangat memadai dan industri yang juga sangat berkembang. Populasi Jepang umumnya berpusat di kota-kota besar, bahkan sekitar 70 % dari penduduk tinggal di dataran pantai antara Tokyo dan bagian utara Kyushu. Hal inilah yang mengakibatkan majunya industrialisasi di daerah-daerah tersebut disertai dengan pergeseran penduduknya ke arah kota-kota besar di satu sisi dan di sisi lain terjadilah penurunan populasi di daerah-daerah pertanian. ITPC Osaka Market Intelligence

14 Gambar 1.2. Peta Kepadatan Penduduk berdasarkan prefektur (Data per 31 Maret 2009). Pada tahun 2013, tingkat harapan hidup di Jepang adalah 83 tahun, dan merupakan salah satu tingkat harapan hidup tertinggi di dunia. Namun populasi Jepang dengan cepat menua sebagai dampak dari ledakan kelahiran pascaperang dan akhir-akhir ini diikuti dengan penurunan tingkat angka kelahiran menjadi 1.41 (normal tingkat kelahiran yang diperlukan untuk menjaga kestabilan jumlah populasi ITPC Osaka Market Intelligence

15 suatu negara untuk jangka panjang minimal 2.1). Masyarakat Jepang adalah masyarakat yang homogen dalam etnis, budaya dan bahasa, dengan hanya sedikit populasi pekerja asing (1.6% dari total populasi penduduk Jepang). Penduduk minoritas di Jepang didominasi oleh orang-orang Korea Zainichi, Cina Zainichi, orang Filipina, dan orang Brazil-Jepang. Perubahan dalam struktur demografi tersebut di atas sedikit banyak menyebabkan munculnya sejumlah masalah sosial, terutama kecenderungan menurunnya populasi angkatan kerja (usia muda) dan meningkatnya biaya jaminan sosial seperti uang pensiun dikarenakan semakin menuanya populasi penduduk di atas 65 tahun. Dari sejumlah masalah sosial yang timbul termasuk di dalamnya masalah meningkatnya jumlah generasi muda yang memilih untuk tidak menikah atau tidak berkeluarga ketika dewasa. c. Infrastruktur Berdasarkan data tahun 2011, sebanyak 43,1 % energi di Jepang dihasilkan dari minyak bumi, batu bara (22,1 %), gas alam (23,2 %), tenaga nuklir (4,2 %) dan tenaga air (3,5 %) serta new energy (energi baru) dll 3,9 %. Sebesar 32 % listrik Jepang dipasok oleh tenaga nuklir. Namun menurut Data pada bulan Desember 2012, setelah gempa Tohoku pada bulan Maret 2011 menurun 2 %. Setelah musibah reaktor nuklir di Fukushima terjadi berikutnya, sebagian besar reaktor nuklir di Jepang dinon-aktifkan dan Jepang mulai beralih ke sumber-sumber energi non-nuklir lainnya. Walaupun pada prakteknya ditemui berbagai kesulitan dengan usaha pengurangan pemakaian tenaga nuklir tersebut ITPC Osaka Market Intelligence

16 terutama bagi dunia industri dan kantor-kantor pemerintahan yang berakibat pada pembengkakan biaya energi yang harus dikeluarkan sehingga harus dilakukan upaya pemakaian yang ekstra hemat seperti pengurangan pemakaian alat-alat elektronik dan lampu yang tidak diperlukan baik di semua tempat antara lain di lingkungan perkantoran, area perumahan, lampu penerangan di jalan dan jembatan dan berbagai mall, supa dan department store. Sistem transportasi utama di Jepang bertumpu pada penggunaan kereta yang sangat tepat waktu, cepat dan aman bagi konsumen. Alternatif lain yang juga nyaman adalah penggunaan bis antar kota dan antar prefektur dengan jadual yang pasti. Selain sistem kereta yang sangat terpadu dan penggunaan bis antar kota dan antar prefektur itu, Jepang juga memiliki infrastruktur di transportasi udara yang mapan seperti memiliki 176 buah airport baik untuk penerbangan lokal maupun internasional. Untuk penerbangan domestik, airport terbesarnya adalah Haneda airport di Tokyo, dan untuk penerbangan internasionalnya maka beberapa airport pentingnya adalah Narita International Airport di Tokyo, Kansai International Airport (KIX) di Osaka dan Chubu Centrair International Airport di Nagoya. Sedangkan untuk pelabuhan terbesarnya adalah Nagoya Port yang berkontribusi sebesar 10 % dari total perdagangan Jepang di samping ada beberapa pelabuhan penting lain yaitu Osaka Port, Kobe Port, Yokohama Port dan Fukuoka Port. ITPC Osaka Market Intelligence

17 d. Ekonomi Jepang adalah salah satu dari 3 (tiga) negara dunia dengan ekonomi terbesar serta termaju di dunia. Berdasarkan survey dari banyak lembaga internasional, ekonomi Jepang adalah ekonomi terbesar kedua di Asia (setelah China) dan ketiga di dunia (selain AS dan China). Jepang selama ini dikenal sebagai negara yang sangat inovatif dan kreatif serta memiliki semangat berkarya yang tinggi sehingga walaupun bangsa mereka bukan bangsa penemu tetapi dengan semangat dan disiplin kerja yang dimiliki mereka mampu menciptakan dan mengembangkan berbagai penemuan-penemuan penting dalam sejarah dunia. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan dan kemajuan Jepang ialah karena Jepang memiliki kultur dan watak penduduk yang mau bekerja keras, pantang menyerah, berjiwa wirausahawan sejati, berani dan sangat berdisiplin. Berdasarkan data dari World Bank (2012), GDP per kapita Jepang sebesar $ dan GNI per kapita $ (berdasarkan nilai US dollar terkini), dengan demikian Jepang berada di urutan ke 12 negara dengan GDP dan GNP perkapita terbesar didunia. Ekonomi Jepang adalah ekonomi nomor 3 yang tercepat pertumbuhannya sepanjang sejarah modern umat manusia selain ekonomi Korea Selatan dan China. Tonggak kebangkitan dan kemajuan ekonomi Jepang dimulai sesaat setelah Jepang dikalahkan Sekutu dalam perang Dunia ke-2. Saat kota-kota dan ekonomi yang pernah dibangun Jepang sebelum perang hancur, bangsa Jepang membangun negaranya hanya dengan modal dengkul ditambah semangat kerja, etos ITPC Osaka Market Intelligence

18 kerja dan kedisiplinan tinggi. Dengan memusatkan pendanaan ke pertumbuhan ekonomi dan mengabaikan pendanaan di bidang pertahananan, tak perlu waktu yang lama bagi mereka untuk mampu membangun kembali ekonomi dan negerinya menjadi salah satu raksasa ekonomi global. Ekonomi Jepang yang bertumbuh dengan cepat, dalam sekejap telah mampu menembus pasar internasional sekaligus menumpas pameo lama yaitu produk Jepang enak dipandang, cepat dibuang. Image tersebut dirombak total oleh mereka sendiri dengan kesadaran penuh untuk mengejar ketertinggalan dan menyejajarkan ekonominya dengan negara maju lainnya khususnya Amerika Serikat. Sejak akhir tahun 1950-an produk-produk manufaktur Jepang telah menyaingi produk-produk manufaktur AS dan negara-negara Eropa sehingga di beberapa negara terjadi anti-jepang dan pelarangan produk-produk Jepang. Meskipun begitu, Jepang tetap percaya diri dan membuktikan bahwa bangsa mereka adalah yang unggul karena selalu mengutamakan kualitas. Walaupun Jepang adalah negara maju, negara ini tidak melupakan bidang usaha lain seperti pertanian, perikanan, dan peternakan. Pertanian di Jepang tergolong maju dan menerapkan intensifikasi pertanian, sehingga walaupun luas wilayah Jepang yang dijadikan lahan pertanian kurang dari 15 % Jepang dapat berswasembada memenuhi kebutuhan beras domestiknya. ITPC Osaka Market Intelligence

19 Jepang adalah negara dengan persentase tertinggi untuk warga negaranya yang berusia di atas 65 tahun. Pada tahun 1989, 11.6 % dari populasi Jepang berusia di atas 65 tahun, dan pada tahun 2011, 23.1 % dari populasinya berusia di atas 65 tahun (11.4 % di atas 75 tahun). Dengan berlanjutnya proses penuaan populasi ini, Departemen Kesehatan Jepang memperkirakan bahwa pada tahun 2050 populasi Jepang akan mengalami penurunan sebesar 25 % dibandingkan dengan populasi pada tahun 2005, dan persentase warga berusia 65 tahun ke atas akan bertambah menjadi 38 % pada tahun Berkurangnya jumlah warga dengan usia produktif dan bertambahnya warga dengan usia lanjut diprediksikan akan meningkatkan permintaan akan tenaga kerja di Jepang, termasuk tenaga kerja perawat dan care-worker. 1. Lapangan Kerja Perawat dan Care-Worker Di Jepang tenaga kerja medis non-dokter dapat digolongkan menjadi, perawat[ 看護師 (kangoshi) dan asisten perawat 准看護師 (jun-kangoshi)], tenaga care-worker [ 介護福祉士 (kaigofukishi-shi) ], bidan [ 助産師 (josanshi)], dan tenaga kesehatan masyarakat[ 保健師 (hokenshi)]. Fasilitas fasilitas kesehatan yang membutuhkan tenaga kerja medis non-dokter di Jepang antara lain adalah rumah sakit, klinik, puskesmas, rumah jompo, fasilitas kesehatan untuk lansia, fasiltias kesehatan umum, klinik internal industri, sekolah keperawatan dan layanan perawat keliling. ITPC Osaka Market Intelligence

20 Tabel 2.1. Persebaran Tenaga Kerja Medis non-dokter di Jepang Periode Tahun Jumlah total Health Centers 1,370,264 1,397,333 1,433,772 1,470,421 1,495,572 8,381 (0.6%) 8,108 (0.6%) 7,932 (0.6%) 8,502 (0.6%) 8,393 (0.6%) Municipal 33,311 (2.4%) 33,480 (2.4%) 34,393 (2.4%) 34,723 (2.4%) 35,171 (2.4%) Hospitals 851,912 (62.2%) 869,648 (62.2%) 892,003 (62.2%) 911,400 (62.0%) 927,289 (62.0%) Clinics 297,040 (21.7%) 299,468 (21.4%) 304,247 (21.2%) 309,296 (21.0%) 309,954 (20.7%) Maternity Homes 1,636 (0.1%) 1,742 (0.1%) 1,720 (0.1%) 1,926 (0.1%) 2,004 (0.1%) Health Facilities for the 37,995 (2.8%) 38,741 (2.8%) 39,796 (2.8%) 41,367 (2.8%) 42,736 (2.9%) elderly Visiting Nurse 28,494 (2.1%) 27,662 (2.0%) 28,082 (2.0%) 30,301 (2.1%) 30,903 (2.1%) Stations Social Welfare 16,354 (1.2%) 18,541 (1.3%) 19,502 (1.4%) 20,590 (1.4%) 21,958 (1.5%) Facilities Welfare Facilities for the 27,348 (2.0%) 28,806 (2.1%) 30,179 (2.1%) 32,231 (2.2%) 33,920 (2.3%) Elderly Home Services 37,695 (2.8%) 35,826 (2.6%) 38,866 (2.7%) 42,946 (2.9%) 44,395 (3.0%) Industries 8,294 (0.6%) 10,857 (0.8%) 11,411 (0.8%) 11,251 (0.8%) 11,750 (0.8%) Nursing Schools, 13,859 (1.0%) 14,792 (1.1%) 15,228 (1.1%) 15,943 (1.1%) 16,294 (1.1%) Institutes Others 7,945 (0.6%) 9,662 (0.7%) 10,413 (0.7%) 9,945 (0.7%) 10,805 (0.7%) Sumber: /home/publication/toukei ITPC Osaka Market Intelligence

21 Tenaga kerja medis non-dokter yang dikenal dan dibutuhkan oleh masyarakat Jepang yang sekaligus merupakan peluang dan dapat diisi oleh tenaga kerja dari negara-negara lain termasuk Indonesia asal memenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku adalah sebagai berikut : a. Perawat 看護師 (kangoshi) dan Asisten Perawat 准看護師 (jun-kangoshi) Perawat 看護師 (kangoshi) didefinisikan sebagai seseorang yang lulus dari sekolah keperawatan dengan mengikuti lebih dari 3000 jam pendidikan dan memiliki sertifikat keperawatan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan setelah lulus Ujian Negara. Perawat berkualifikasi untuk melakukan tindakan perawatan dan membantu dalam tindakan medis bagi orang sakit atau ibu pasca kelahiran. Sedangkan asisten perawat 准看護師 (jun-kangoshi) didefinisikan sebagai seseorang yang lulus dari sekolah keperawatan dengan mengikuti lebih dari 1890 jam pendidikan dan telah lulus Ujian tingkat provinsi. Pendidikan sekolah keperawatan tersebut di atas dapat dilakukan atau diambil di negara masing-masing, tidak harus diambil / ditempuh di Jepang. Dengan kata lain dengan bermodalkan Sertifikat Keperawatan setelah lulus Ujian Negara dapat mencoba berkarya di pasar Jepang setelah lulus Ujian bahasa Jepang yang dipersyaratkan oleh Pemerintah Jepang. ITPC Osaka Market Intelligence

22 Tabel 2.2. Jumlah Perawat dan Ranjang Rumah Sakit Rasio per 1000 Jumlah penduduk Jumlah Negara Tahun Ranjang Rumah Jumlah Perawat Jumlah Ranjang Jumlah Penduduk Sakit Rumah Perawat (x1000) Sakit Jepang ,755,971 1,252, ,692 Kanada , , ,976 USA ,045 3,273, ,483 Denmark ,139 78, ,457 Perancis , , ,840 Jerman , , ,110 Swedia ,714 96, ,030 Inggris (UK) , , ,520 Indonesia , , ,641 Sumber: /home/publication/toukei/ ; Dari 8 (delapan) negara maju yang ada di benua Amerika dan Eropa, Jepang menduduki peringkat ke-5 untuk rasio jumlah perawat per jumlah penduduknya, dimana ada 9.8 orang perawat untuk setiap 1000 orang penduduknya. ITPC Osaka Market Intelligence

23 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000, , , , , Perawat (Kangoshi) Asisten Perawat (Junkangoshi) Total Sumber: /home/publication/toukei/ Gambar 2.1 Pertumbuhan Jumlah Total Perawat dan Asisten Perawat Periode Gambar 2.1 menunjukkan pertumbuhan jumlah tenaga kerja perawat di Jepang pada periode Hal ini merefleksikan permintaan jumlah tenaga kerja perawat yang terus akan meningkat di Jepang seiiring dengan terus berlanjutnya penuaan populasi Jepang. Berdasarkan survey mengenai kebutuhan perawat yang dilakukan oleh pemerintah Jepang pada tahun 2010, diramalkan bahwa Jepang akan mengalami kekurangan tenaga kerja perawat di masa depan. Menurut hasil survey tersebut, permintaan akan tenaga kerja perawat akan bertambah sebesar 6.9 % dari tahun 2011 yakni sebesar orang menjadi orang pada tahun Sedangkan ITPC Osaka Market Intelligence

24 kesediaan tenaga kerja perawat sendiri akan meningkat sebesar 10.2 % dari tahun 2011 yakni sebesar orang menjadi pada tahun Perlu diperhatikan bahwa jumlah kesediaan tenaga kerja perawat ini adalah jumlah perawat yang resmi terdaftar di Kementerian Tenaga Kerja, bukan menunjukkan jumlah perawat yang sedang berkarya. Untuk perkiraan jangka panjang, dimana Jepang terus mengalami penurunan angka kelahiran, dikhawatirkan peningkatan jumlah perawat yang dibutuhkan akan melebihi peningkatan jumlah perawat yang tersedia dikarenakan jumlah perawat yang pensiun akan lebih besar daripada jumlah perawat yang lulus sekolah keperawatan setiap tahunnya. Tabel 2.3 Perkiraan Kebutuhan Tenaga Kerja Perawat Periode Perkiraan Jumlah Perawat yang Dibutuhkan Perkiraan Jumlah Perawat yang Tersedia Perkiraan Kekurangan 1,404,300 1,430,900 1,454,800 1,477,700 1,500,900 1,348,300 1,379,400 1,412,400 1,448,300 1,486,000 56,000 51,500 42,400 29,400 14,900 Persentase Kecukupan 96.0% 96.4% 97.1% 98.0% 99.0% Sumber: ITPC Osaka Market Intelligence

25 Gambar 2.2 Perawat asal Indonesia yang Lulus Ujian Sertifikasi Care-Worker[ 介護福祉士 (kaigofukishi-shi)] Tenaga kerja care-worker di Jepang didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki pengetahuan dan skill / keahlian dalam melakukan perawatan bagi orang atau pasien dengan keterbatasan fisik ataupun mental dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat dikualifikasikan sebagai care worker dengan lulus ujian Negara. Tempat-tempat yang memperkerjakan care worker antara lain adalah panti jompo, klinik lansia (lanjut usia), rumah sakit, day-care center, dan tempat pelayanan kesejahteraan masyarakat lainnya. Selain berkarya di fasilitas-fasilitas tersebut di atas, seorang dengan kualifikasi sebagai ITPC Osaka Market Intelligence

26 care worker juga dapat bekerja sebagai home-helper di rumah-rumah customer. Gambar 2.3 Tenaga Kerja Care-Worker asal Indonesia di Panti Jompo ITPC Osaka Market Intelligence

27 ,800,000 total care-worker (tersertifikasi dan non sertifikasi) 1,800,000 jumlah total care-worker tersertifikasi 1,500,000 1,200,000 jumlah total care-worker tersertifikasi yang bekerja sebagai care-worker 1,500,000 1,200, , , , , , , Sumber: Gambar 2.4. Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kerja Care-Worker Periode Serupa dengan tenaga kerja perawat dan asisten perawat, seiiring dengan meningkatnya warga negara lanjut usia di Jepang, permintaan akan tenaga kerja care-worker ini juga mengalami peningkatan. Dari gambar 2.4 tersebut di atas dapat kita lihat bahwa pada periode terjadi peningkatan sebesar 34.0 % dari jumlah total tenaga kerja care-worker (baik yang tersertifikasi maupun yang non sertifikasi). ITPC Osaka Market Intelligence

28 10,000 (x10,000) (x10,000) 400 8,000 6, , , Penduduk usia Melahirkan Penduduk usia Produktif Jumlah Care-Worker yang Dibutuhkan Sumber: Gambar 2.5 Perkiraan peningkatan permintaan tenaga kerja Care-Worker Periode Dari gambar 2.5, dapat terlihat bahwa pada periode , Jepang akan mengalami penurunan jumlah penduduk usia melahirkan (12.4 %) yang mengakibatkan semakin menurunnya angka kelahiran. Hal ini juga akan menyebabkan penurunan jumlah warga negara usia produktif (12.3 %). Di lain pihak, meningkatnya jumlah warga negara lanjut usia akan menyebabkan meningkatnya permintaan akan tenaga kerja care worker sebesar % pada periode ITPC Osaka Market Intelligence

29 b. Bidan[ 助産師 (josanshi)] Bidan di Jepang didefinisikan sebagai seseorang wanita yang memiliki ijin bidan yang dikeluarkan oleh Kementerian Tenaga Kerja, yang bertugas untuk membantu ibu hamil, proses kelahiran dan memberikan petunjuk kesehatan bayi yang baru lahir. Untuk mendapatkan ijin ini, diwajibkan memiliki sertifikat perawat, mengikuti pendidikan teori dan praktek minimal 1 (satu) tahun, dan lulus ujian negara sebagai Bidan. Gambar 2.6 Seorang Bidan sedang memeriksa kandungan c. Tenaga Kesehatan Masyarakat[ 保健師 (hokenshi)] Tenaga kesehatan masyarakat di Jepang didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki ijin dari Kementerian Tenaga Kerja, yang tugas utamanya memberikan petunjuk dan arahan kesehatan bagi masyarakat umum. Untuk mendapatkan ijin ini, diwajibkan memiliki sertifikat perawat, mengikuti pendidikan minimal 1 (satu) tahun, dan lulus ujian negara sebagai Tenaga Kesehatan Masyarakat. ITPC Osaka Market Intelligence

30 60,000 Gambar 2.7 Tenaga kesehatan masyarakat yang sedang melakukan pemeriksaan. 50,000 40,000 30,000 20,000 10, Tenaga Kesehatan Masyarakat (Hokenshi) Bidan (Josanshi) Sumber: /home/publication/toukei/ Gambar 2.8 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Bidan Periode Dari data-data di atas, dapat dimengerti bahwa tenaga kerja medis non-dokter di Jepang terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan jumlah ITPC Osaka Market Intelligence

31 tenaga kerja ini pun diramalkan akan terus berlangsung seiring dengan terus menurunnya tingkat kelahiran di Jepang dan meningkatnya jumlah warga negara lanjut usia. Sejalan dengan bertumbuhnya jumlah tenaga kerja medis non-dokter, permintaan akan tenaga kerja ini akan menciptakan pasar baru bagi tenaga kerja asing di Jepang. Pada saat ini (hingga tahun 2013), pasar tenaga kerja ini baru terbuka bagi Indonesia dan Filipina, yang akan diikuti oleh Vietnam pada tahun Masih minimnya negara pesaing di lapangan kerja ini dan dengan masuknya pesaing baru dari Vietnam, situasi ini tetap merupakan kesempatan baik bagi perawat dan care-worker dari Indonesia untuk berkarya di Jepang. Besarnya rata-rata pendapatan yang bisa diperoleh perawat dan care-worker di Jepang dapat dilihat pada tabel 2.4. Hal ini juga bisa dijadikan gambaran untuk hadir dan eksis di pasar Jepang. Tabel 2.4 Rata-Rata Pendapatan Perawat dan Care-Worker di Jepang (2011) Gaji (Yen/thn) Gaji (Yen/bln) Bonus (Yen/thn) Usia Lama Kerja (thn) Jam Kerja (jam/bln) Jam Lembur (jam/bulan) Perawat 4,710, , , Care-worker 3,095, , , Sumber: 2. Kebijakan Mengenai Tenaga Kerja Asing Perawat dan Care-Worker di Jepang Economic Partnership Agreement (EPA atau disebut IJ-EPA) antara Indonesia dan Jepang yang ditandatangani pada tanggal 20 Agustus 2007, ITPC Osaka Market Intelligence

32 telah berlaku sejak 1 Juli EPA merupakan perjanjian ekonomi antar 2 (dua) negara yang bertujuan untuk meningkatkan lalu lintas barang, pelayanan / jasa dan investasi dengan menghapuskan hambatan perdagangan di antara kedua negara tersebut. Salah satu efek dari ditandatanganinya IJ-EPA antara Indonesia dan Jepang adalah persetujuan dimana Jepang akan mengimpor tenaga kerja perawat dan care-worker dari Indonesia. Tujuan persetujuan ini adalah untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara 2 (dua) negara (bukan sebagai usaha untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja) dan untuk memfasilitasi tenaga kerja dari Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi keperawatan dari Jepang sambil bekerja atau mengikuti pelatihan di fasilitas kesehatan di dalam negara Jepang. Selain dengan Indonesia, Jepang juga menandatangani persetujuan yang sama dengan Filipina dan Vietnam. Sebelum adanya EPA antara Jepang Indonesia dan Jepang Filipina, jumlah tenaga kerja perawat dan care-worker asing di Jepang sangatlah sedikit. Tenaga kerja perawat dan care-worker asing ini kebanyakan berasal dari China dan Korea Selatan. Bagi mereka untuk dapat bekerja sebagai perawat dan care-worker selain wajib lulus ujian negara, juga disyaratkan untuk memiliki sertifikat JLPT level N1. Tingginya syarat yang dibutuhkan ini menyebabkan masih sedikitnya tenaga kerja perawat dan care-worker asing di Jepang. Di lain pihak, dengan adanya JI-EPA ini, diharapkan dapat membuka jalan bagi tenaga kerja berkompeten dari Indonesia untuk berkarya dan eksis di Jepang. ITPC Osaka Market Intelligence

33 Tabel 2.5 Ikhtisar EPA mengenai tenaga kerja perawat dan care-worker Perawat Care-Worker Tujuan Mendapatkan sertifikat perawat Mendapatkan sertifikat care-worker dan dan lanjut bekerja setelahnya lanjut bekerja setelahnya Status visa Nurse and Certified Care-worker candidate under EPA Kegiatan (sebelum lulus ujian sertifikasi) Pelatihan dan kerja di rumah sakit di dalam negeri Jepang Pelatihan dan kerja di fasilitas perawatan di dalam negeri Jepang Kegiatan Bekerja sebagai perawat diakui Bekerja sebagai care-worker diakui di (setelah di fasilitas rumah sakit di dalam fasilitas perawatan di dalam negeri lulus ujian negeri Jepang Jepang sertifikasi) Sebelum mendapat sertifikasi : maksimum 3 tahun bagi perawat dan 4 tahun bagi care-worker Apabila gagal mendapatkan sertifikasi dalam waktu yang disediakan diatas, akan dipulangkan ke Indonesia setelah habis masa ijin tinggalnya. Periode izin tinggal (Setelah pulang ke Indonesia masih dapat datang ke Jepang untuk mengikuti ujian sertifikasi) Setelah mendapatkan sertifikasi: Dapat memperbaharui ijin tinggal berkali-kali tanpa batas Untuk melindungi pasar tenaga kerja lokal, jumlah yang direkrut tiap tahun akan dibatasi (200 orang perawat dan 300 orang care-worker, 2013) Memiliki S1 atau D3 Lulusan S1 atau D3 dan diakui keperawatan sebagai tenaga kerja care-worker oleh Syarat Min 2 tahun pengalaman kerja pemerintah Indonesia, atau memiliki S1 imigrasi sebagai perawat atau D3 keperawatan Menandatangani kontrak kerja Menandatangani kontrak kerja Pelatihan 6 bulan di Indonesia dan 6 bulan di Jepang (bagi kandidat yang memiliki bahasa JLPT N2 dapat melewati tahap ini) Jepang Organisasi pengirim Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Organisasi penerima Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) Sumber: ITPC Osaka Market Intelligence

34 Rangkuman mengenai alur proses bagi perawat dan pekerja care-worker dari Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi dari pemerintah Jepang dapat dilihat pada bagan 2.1. Sumber: Bagan 2.1. Alur proses yang Wajib Dilalui Untuk Mendapatkan Sertifikasi ITPC Osaka Market Intelligence

35 Sumber: Gambar 2.9 Salah satu tempat pelatihan bahasa Jepang di Osaka (Kansai Kenshu Center) Sumber: Gambar 2.10 Salah satu tempat pelatihan bahasa Jepang di Tokyo (Tokyo Kenshu Center) ITPC Osaka Market Intelligence

36 3. Proses Penyaluran Tenaga Kerja Perawat dan Care-Worker ke Jepang Bagan 2.2 memperlihatkan proses mediasi yang dibutuhkan bagi penandatangan kontrak kerja di bawah perjanjian IJ-EPA. a. WNI yang berniat bekerja di Jepang sebagai perawat atau care-worker menghubungi BNP2TKI untuk mengikuti proses seleksi. b. Instansi keperawatan atau medis atau Rumah Sakit yang berniat untuk merekrut perawat atau care-worker di Jepang menghubungi Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) c. Pertukaran informasi antara instansi keperawatan atau medis atau Rumah Sakit dengan peminat kerja dengan difasilitasi oleh JICWELS dan BNP2TKI. d. Instansi keperawatan atau medis atau Rumah Sakit mengajukan permohonan resmi untuk merekrut tenaga kerja dari Indonesia. e. Peminat kerja yang memenuhi persyaratan mengajukan lamaran ke institusi yang diminati karena ada beberap pilihan (Proses Matching). f. Penandatanganan kontrak kerja bagi pelamar yang lulus seleksi. Untuk lebih jelasnya maka dapat dilihat proses mediasi pengiriman tenaga kerja Perawat dan Care-Worker berikut di bawah ini. ITPC Osaka Market Intelligence

37 Sumber: Bagan 2.2 Proses Mediasi Pengiriman Tenaga Kerja Perawat dan Care-Worker Seperti yang ditunjukkan oleh bagan 2.2, instansi yang berwenang dalam proses pengiriman tenaga kerja perawat dan care-worker di Indonesia adalah Badan Nasional Penempatan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), dan di Jepang adalah Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS). Hingga saat ini, pengiriman dan penerimaan tenaga kerja perawat dan care-worker hanya dapat dilakukan di dalam rangka kerja antara kedua badan tersebut. ITPC Osaka Market Intelligence

38 Tabel 2.6. Instansi Terkait IJ-EPA dan Ketenagakerjaan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Japan International Corporation of Welfare Service (JICWELS) Ministry of Health, Labour, and Welfare Ministry of Justice Ministry of Foreign Affairs of Japan Ministry of Economy, Trade and Industry ITPC Osaka Market Intelligence

39 1. Peluang a. Perjanjian IJ-EPA.Sejak ditandatanganinya perjanjian IJ-EPA pada tahun 2008, setiap tahunnya Indonesia mengirimkan tenaga kerja perawat dan care-worker ke Jepang seperti bisa dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1. Jumlah Perawat dan Care-Worker yang Dikirim ke Jepang Periode Perawat Indonesia Care-Worker Total Perawat Filipina Care-Worker Total Sumber: Dari Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa sejak ditandatanganinya perjanjian IJ-EPA, Indonesia setiap tahunnya mengirimkan tenaga kerja perawat dan care-worker ke Jepang. Selain Indonesia, negara lain yang juga memiliki perjanjian EPA untuk mengirimkan perawat dan ITPC Osaka Market Intelligence

40 care-worker ke Jepang adalah Filipina yang mulai mengirimkan tenaga kerjanya sejak tahun 2009, dan Vietnam yang akan mulai mengirimkan tenaga kerjanya dari tahun b. Kurangnya Jumlah Perawat dan Care-Worker di Jepang Dari Tabel 2.3 dapat dilihat bahwa untuk tahun 2014 dan 2015 Jepang diramalkan akan kekurangan (dua puluh sembilan ribu empat ratus) dan (empat belas ribu sembilan ratus) orang perawat, dan dari gambar 2.5 dapat dilihat ramalan peningkatan permintaan tenaga kerja care-worker sebsar % dari tahun Ini menunjukkan bahwa masih besarnya peluang pasar perawat dan care-worker yang dapat diisi oleh tenaga kerja dari Indonesia. c. Nilai Lebih Tenaga Kerja Indonesia Dari laporan mengenai kinerja tenaga kerja perawat dan care-worker asal Indonesia yang dipaparkan oleh instansi-instansi medis tempat mereka bekerja, disebutkan beberapa nilai lebih yang dimiliki dan dapat dijadikan modal bersaing oleh tenaga kerja asal Indonesia dilihat dari sudut pandang pihak Jepang. Kelebihan-kelebihan tersebut antara lain sebagai berikut: Kemampuan observasi yang baik Keterbatasan bahasa yang masih banyak dialami oleh para tenaga kerja asal Indonesia ini menjadikan mereka untuk lebih jeli dan teliti dalam mengamati para pasiennya, apa yang pasien rasakan dan pasien inginkan tidak hanya dapat diketahui dari apa yang disampaikan oleh pasien, tetapi juga dari pengamatan perawat atau care-worker. Hal ini adalah krusial, terlebih bagi ITPC Osaka Market Intelligence

41 pasien lansia atau pasien dengan kesulitan pengucapan, dimana tenaga kerja Jepang pun sulit memahami apa yang dikatakan oleh pasiennya. Ramah dan murah senyum Ramah dan murah senyum adalah sifat dan perilaku yang sejak dulu sering dikaitkan dengan bangsa Indonesia. Para perawat dan care-worker asal Indonesia di Jepang pun tidak lepas dari predikat ini. Banyaknya masukan dan pujian dari para pasien maupun keluarga pasien mengenai keramahan tenaga kerja asal Indonesia ini memberikan nilai-nilai positif bagi mereka. Di beberapa kasus dapat ditemukan pasien yang tidak mau kalau tidak dilayani oleh perawat atau care-worker asal Indonesia yang telah menjadi favorit mereka. Telaten dalam bekerja Rajin dan telaten dalam mengerjakan tugas yang diberikan juga merupakan salah satu kelebihan dari tenaga kerja asal Indonesia yang dirasakan di Jepang. Hambatan bahasa dan perbedaan budaya tidak menghambat mereka untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan kepada mereka. Detil dalam segala hal dan tekun melaksanakan tugas memberikan penilaian positif dari pihak instansi yang mempekerjakan mereka. Saling mendukung dan ikatan kekeluargaan yang kuat dengan sesama rekan dari Indonesia Instansi-instansi medis yang mempekerjakan tenaga kerja asing biasanya hanya merekrut 1-2 orang perawat atau ITPC Osaka Market Intelligence

42 care-worker. Oleh karena itu, di hari libur atau waktu senggang, mereka memanfaatkannya dengan berinteraksi dengan rekan dari Indonesia. Saling mengunjungi rekan di kota atau perfektur yang berbeda, melakukan aktivtas bersama, dan saling mendukung dalam persiapan ujian negara menunjukkan tingginya rasa kekeluargaan di antara tenaga kerja Indonesia. 2. Hambatan a. Bahasa Jepang Bahasa kerja yang digunakan selama bekerja sebagai perawat dan care-worker di Jepang adalah bahasa Jepang. Semua percakapan dengan pasien, dokter dan rekan kerja dilakukan dalam bahasa Jepang. Tidak hanya percakapan tetapi kemampuan baca tulis bahasa Jepang juga menjadi syarat mutlak untuk bisa lulus ujian sertifikasi yang dilaksanakan hanya dalam bahasa Jepang. Soal ujian ini seringkali mengandung struktur bahasa dan ekspresi-ekspresi yang ambigu bagi penutur non-natif. Oleh karena itu hambatan bahasa adalah hambatan terbesar bagi para calon tenaga kerja perawat dan care-worker yang ingin bekerja di Jepang. Saat ini bagi para calon tenaga kerja perawat dan care-worker yang lulus ujian untuk berangkat kerja ke Jepang akan mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama 6 bulan di Indonesia dan 6 bulan di Jepang. Setelah pelatihan selama 6 bulan di Indonesia, diwajibkan untuk sudah menguasai bahasa Jepang setara dengan level N5 Japanese Language Proficiency Test (JLPT). ITPC Osaka Market Intelligence

43 Tabel 3.2 Jumlah Perawat dan Care-worker yang Lulus Ujian Sertifikasi (2013) Perawat Indonesia Filipina Care-Worker Indonesia Filipina Sumber: Selain itu, belum seragamnya pelatihan lanjutan bagi para perawat dan care-worker di instansi medis setelah selesainya pelatihan terpusat 6 bulan di Jepang. Pelatihan lanjutan bahasa Jepang dan persiapan ujian negara yang diberikan bagi para tenaga kerja perawat dan care-worker ditangani oleh masing masing instansi medis tempat mereka bekerja. Hal ini menyebabkan timbulnya perbedaan alokasi waktu dan materi yang dapat diakses para perawat dan care-worker. Sementara itu dari pihak instansi medis sendiri, masalah bahasa ini menyebabkan kurang lancarnya komunikasi. Hal ini dapat mengakibatkan kesalahpahaman dalam melaksanakan perintah kerja. b. Perbedaan Budaya dan Kebiasaan Jepand dan Indonesia adalah dua negara yang mempunyai latar belakang budaya yang sangat berbeda. Walaupun sama sama negara ITPC Osaka Market Intelligence

44 dengan budaya timur, perbedaan bahasa, agama dan perbedaan demografis lainnya dapat menyebabkan bermacam-macam masalah. Di luar masalah bahasa, perbedaan latar belakang budaya dan kebiasaan ini juga dapat menghambat lancarnya komunikasi antara tenaga kerja asing dengan tenaga kerja Jepang. c. Kuota Jumlah Tenaga Kerja Asing Untuk melindungi kesempatan kerja bagi warga negaranya, dan menjaga kestabilan upah, pemerintah Jepang menetapkan kuota jumlah tenaga kerja perawat dan care-worker asing yang dapat direkrut tiap tahunnya (200 orang di tahun 2012). Meskipun berdasarkan perjanjian EPA Jepang mengijinkan Indonesia dan Filipina untuk mengirimkan tenaga kerja perawat dan care-worker, pemerintah Jepang menetapkan jumlah maksimum tenaga kerja yang dapat dikirimkan melalui program ini setiap tahunnya. d. Kekurangsiapan Untuk Memfasilitasi Tenaga Kerja Muslim Sedikitnya jumlah umat muslim di Jepang menyebabkan banyak perusahaan atau instansi yang tidak / belum familiar dengan kebiasaan, budaya dan aturan agama Islam seperti kewajiban melakukan sholat 5 waktu (seperti tempat untuk sholat dan tempat untuk melakukan wudhu), menjalankan ibadah puasa dan merayakan hari Raya Idul Fitri serta mengenai halal / haramnya makanan yang dapat disantap bagi umat muslim. Ketidaksiapan ini dapat menyebabkan menurunnya antusias pihak Jepang untuk merekrut perawat atau care-worker dari Indonesia dan lebih memilih tenaga kerja dari Filipina atau Vietnam. Keterbatasan tersedianya lingkungan kerja dan hidup yang tidak mendukung kaum ITPC Osaka Market Intelligence

45 muslim juga mungkin menjadi pertimbangan tersendiri bagi para calon tenaga kerja perawat dan care-worker yang beragama Islam untuk mengadu nasib ke Jepang. e. Segi Profitabilitas Pihak Instansi Medis di Jepang Untuk dapat merekut tenaga kerja perawat atau care-worker asing, instansi medis di Jepang perlu membayar beberapa macam biaya yang terkadang dirasakan berat sehingga akan berpikir untuk, merekrut tenaga kerja perawat dan care-worker asing termasuk dari Indonesia. Untuk lebih detilnya, biaya-biaya yang harus dikeluarkan dapat dilihat pada tabel 3.3 di bawah ini. Tabel 3.3 Biaya Perekrutan Tenaga Kerja Perawat atau Care-Worker Asing Biaya Pendaftaran Awal 21,000-31,500 Biaya Mediasi untuk JICWELS 138,000/orang Biaya Administrasi Sebelum Lulus Ujian Sertifikasi Setelah Lulus Ujian Sertifikasi 21,000/orang/tahun 10,500/orang/tahun Biaya Dokumen BNP2TKI Rp. 3,325,000/orang Biaya Pelatihan 360,000/orang Biaya Tiket Pesawat dan Akomodasi Selama Pelatihan ,000/orang Sumber: ITPC Osaka Market Intelligence

46 Tingginya biaya yang harus dibayarkan untuk dapat merekrut tenaga kerja asing ini merupakan salah satu hambatan terbesar bagi pihak instansi Jepang untuk merekrut perawat atau care-worker dari luar-negeri. Selain itu, keharusan untuk membayar upah tenaga kerja asing sama atau lebih dari tenaga kerja perawat atau care-worker lokal, menyebabkan rendahnya daya tarik tenaga kerja asing di mata pihak Jepang dan menyebabkan penurunan jumlah instansi medis yang mau memperkerjakan mereka. f. Kurangnya Follow-up Bagi Tenaga Kerja yang Tidak Lulus dan Pulang ke Indonesia 5 (lima) tahun telah berlalu sejak dimulainya pengiriman tenaga kerja perawat dan care-worker ke Jepang. Berdasarkan perjanjian IJ-EPA, tenaga kerja perawat dan care-worker yang tidak lulus ujian negara dalam jangka 3 sampai 4 tahun, wajib kembali ke Indonesia. Masih rendahnya tingkat kelulusan bagi tenaga kerja asing ini menyebabkan banyak dari mereka yang sudah kembali ke Indonesia. Mereka yang tidak berhasil lulus ujian dalam 3 sampai 4 tahun ini sebenarnya berkesempatan untuk tetap mengikuti ujian nasional yang diadakan setiap tahunnya dengan biaya sendiri. Tingginya biaya yang dibutuhkan untuk mengikuti ujian nasional ini merupakan salah satu hambatan bagi para tenaga kerja yang hendak mengikuti ujian nasional ulang di Jepang. ITPC Osaka Market Intelligence

47 3. Strategi a. Meningkatkan Kualitas Pelatihan Bahasa Jepang di Indonesia Untuk mengatasi kendala bahasa, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan kualitas pelatihan bahasa yang diterima para calon tenaga kerja sebelum berangkat ke Jepang. Baik dengan meninjau ulang materi pelajaran maupun dengan memperpanjang jangka pelatihan bahasa. Apabila kualitas bahasa Jepang calon tenaga kerja meningkat (dari level N5 ke N3) diharapkan akan mempermudah proses adaptasi mereka di Jepang, dan memperlancar pelatihan kerja di instansi medis di Jepang. Sebagai perbandingan, tenaga kerja perawat dan care-worker dari Vietnam yang akan mulai dikirimkan dari tahun 2014, menjalani pelatihan bahasa Jepang selama 1 tahun sebelum keberangkatan dan diwajibkan untuk menguasai bahasa Jepang setingkat dengan JPLT level N3. Peningkatan kemampuan bahasa Jepang para calon tenaga kerja sebelum berangkat ke Jepang ini juga diharapkan bisa meningkatkan minat instansi medis di Jepang untuk merekrut mereka. Peningkatan kemampuan berbahasa Jepang bagi para calon perawat dan care-worker ini juga dapat dimulai dari sekolah keperawatan. Dengan menyediakan kelas bahasa Jepang dalam kurikulum keperawatan dapat menyiapkan calon calon tenaga kerja untuk menguasai bahasa Jepang sejak dini. ITPC Osaka Market Intelligence

48 b. Penambahan Materi Budaya dan Kebiasaan ke Pelatihan Untuk mempersiapkan para tenaga kerja perawat dan care-worker dalam menghadapi dan berinteraksi dengan tenaga kerja Jepang, selain materi bahasa Jepang, pelatihan mengenai perbedaan latar belakang budaya dan kebiasaan juga menjadi faktor yang penting untuk menciptakan komunikasi yang lancar dan suasana kerja yang kondusif di instansi kerja. Saling pengertian mengenai perbedaan budaya dan latar belakang ini juga perlu diterapkan oleh pihak instansi medis, dengan memberikan pengarahan dan informasi mengenai budaya dan kebiasaan tenaga kerja asing kepada tenaga kerja Jepang. c. Persiapan Menghadapi Ujian Negara Untuk mempersiapkan para tenaga kerja perawat dan care-worker untuk menghadapi ujian negara kerjasama dari instansi tempat mereka bekerja sangat dibutuhkan. Penyediaan pelatihan bahasa Jepang dan pelatihan soal soal ujian negara bagi para pekerja merupakan hal yang krusial. Selain itu ketersediaan materi pelajaran selain materi-materi yang sudah tersedia (soal-soal tahun sebelumnya dalam bahasa Jepang), materi-materi baru berupa soal-soal ujian negara yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dapat membantu para tenaga kerja ini untuk menyiapkan diri. Di Jepang sendiri, ada beberapa badan NGO dan organisasi yang memberikan dukungan bagi para perawat dan care-worker yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian negara. Salah satu dari organisasi tersebut adalah Garuda Supporter, yang merupakan organisasi kerja sama antara Kansai Indonesia Yuukoukai (Kan-I-Ren), ITPC Osaka Market Intelligence

49 Konan Women university dan Osaka University. Kegiatan dari organisasi ini antara lain mengadakan program belajar bersama di Tokyo dan Osaka, dukungan pelajaran bahasa Jepang melalui Facebook dan Skype, mengadakan kelas persiapan ujian negara, memfasilitasi pertemuan antara sesama perawat dan care-worker, menyalurkan aspirasi tenaga kerja Indonesia ke pemerintah Jepang, dan menyediakan berita-berita mengenai keperawatan dan care-worker melalui website mereka. d. Follow-up bagi tenaga kerja yang kembali ke Indonesia karena tidak lulus ujian Negara Pendataan para alumni IJ-EPA yang telah kembali ke Indonesia, dan dukungan lanjutan bagi mereka yang masih hendak mengikuti ujian Negara berikutnya di Jepang. Penyediaan sarana belajar online maupun materi-materi ujian di Indonesia, dapat menjadi dukungan berarti bagi mereka yang hendak mengikuti ujian Negara ulang. e. Proaktif dalam Mengumpulkan Feedback dari JICWELS, Instansi Medis dan Tenaga Kerja. Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja perawat dan care-worker, kualitas lingkungan kerja dan hidup mereka di Jepang, diperlukan masukan-masukan dari semua pihak yang terkait. Survey terhadap instansi medis mengenai performa kerja para tenaga kerja, survey terhadap para tenaga kerja mengenai masalah-masalah yang dialami, survey terhadap JICWELS mengenai penilaian sistem perekrutan tenaga kerja diharapkan dapat memberikan wawasan konkrit mengenai perekrutan tenaga kerja perawat dan care-worker. Informasi yang ITPC Osaka Market Intelligence

50 diperoleh juga merupakan bahan dasar untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan ke depannya. f. Peninjauan Kembali Isi Perjanjian EPA Berbagai masalah dan hambatan terkait dengan tenaga kerja perawat atau care-worker terletak pada isi perjanjian dalam kerangka IJ-EPA. Untuk mengatasi masalah dan hambatan yang timbul dan untuk meningkatkan kualitas kerja sama antara 2 (dua) negara, peninjauan ulang isi perjanjian IJ-EPA perlu dilakukan. Poin-poin yang perlu ditinjau ulang antara lain adalah, sistem agensi tunggal di Jepang (JICWELS), biaya biaya yang harus ditanggung oleh instansi medis berkenaan dengan perekrutan, kebutuhan Jepang akan tenaga kerja asing, kebutuhan tenaga kerja asing akan pekerjaan di luar negeri, fasilitas berkenaan dengan tenaga kerja asing, peraturan hukum mengenai tenaga kerja asing, dan limitasi waktu untuk dapat lulus ujian. Selain hal-hal di tersebut di atas, isi tujuan utama mengenai perjanjian IJ-EPA yang menyebutkan bahwa Tujuan persetujuan ini adalah untuk meningkatkan hubungan ekonomi antara 2 (dua) negara (bukan sebagai usaha untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja) dan untuk memfasilitasi tenaga kerja dari Indonesia untuk mendapatkan sertifikasi keperawatan dari Jepang sambil bekerja atau mengikuti pelatihan di fasilitas kesehatan di dalam negara Jepang., juga menyebabkan kurang serius dan kurang prokatifnya pihak Jepang untuk megambil tindakan konkrit untuk menangani masalah rendahnya tingkat kelulusan ujian negara bagi tenaga kerja asing. ITPC Osaka Market Intelligence

51 1. TPO dan/atau Kedutaan Negara Jepang di Indonesia Kedutaan Besar Jepang Jakarta Duta Besar : Yoshinori KATORI Jl.M. H. Thamrin Kav. 24, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) Fax : (62-21) Konsulat Jenderal Jepang-Jakarta Konsul Jenderal : Yoshihiro TAKESHITA Jl. M.H. Thamrin Kav. 3, Jakarta Pusat 10350, Indonesia Phone : (62-21) Fax : (62-21) Konsulat Jenderal Jepang-Surabaya Konsul Jenderal : Mr. Noburo NOMURA Jl. Sumatera 93, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia Phone : (62-31) Fax : (62-31) Konsulat Jenderal Jepang-Medan Konsul Jenderal : Mr. Hiroshi HASHI Wisma BII, 5th Floor, Jl. Diponegoro No. 18, Medan, Sumatera Utara, Indonesia Phone : (62-61) Fax : (62-61) Konsulat Jenderal Jepang-Makassar Konsul Jenderal : Mr. Shingo HIGASHIMOTO Jl. Jenderal Sudirman No. 31, Makassar, Indonesia Phone : (62-411) , Fax : (62-411) Konsulat Jenderal Jepang-Denpasar Konsul : Mr. Minoru SHIROTA Jl. Raya Puputan No. 170, Renon, Denpasar, Indonesia Phone : (62-361) Fax : (62-361) ITPC Osaka Market Intelligence

52 2. Kamar Dagang Jepang Tokyo Chamber of Commerce & Industry (HQ) Marunouchi, Chiyoda, Tokyo Phone: Fax: Hiroshima Chamber of Commerce 44 Matomachi 5-chome, Naka-ku Hiroshima 730 Phone: Fax : ww.hiroshimacci.or.jp/ Kyoto Chamber of Commerce & Industry 240 Shoshoicho Ebisugawa- agaru Karasumadori Nakakyo-ku 604, Kyoto Phone: Fax: shinkou@kyo.or.jp Okinawa Chamber of Commerce and Industry Chuo 4-chome Okinawa-shi 904 Phone: Fax : info@okinawacci.or.jp Fukuyama Chamber of Commerce and Industry Nishi-machi, Fukuyama, Hiroshima Phone: Fax: cci@fukuyama.or.jp Kawasaki Chamber of Commerce and Industry 11-2, Ekimae Honcho, Kawasaki-ku Kawasaki 210 Phone : Fax : Osaka Chamber of Commerce & Industry 2-8 Hommachi-Bashi, Chuo-ku Osaka Phone: Fax : Nagahama Chamber of Commerce and Industry 10-1 Takada-cho Nagahama Shiga Phone: Fax : cci@nagahama.or.jp ITPC Osaka Market Intelligence

53 3. Asosiasi Terkait Tenaga Kerja Perawat dan Care-worker di Jepang Japanese Nursing Association Jingumae, Shibuya, Tokyo Phone: Japan Visiting Nursing Foundation Japanese Nursing Association Building 5F, Jingumae, Shibuya, Tokyo Phone: Fax: Japan Nursing Federation Japanese Nursing Association Building 5F, Jingumae, Shibuya, Tokyo Phone: Fax: The Japan Association of Certified Care Workers Nishikan Toranomon Building 3F, Toranomon, Minato, Tokyo Phone: Fax: Japan International Corporation of Welfare Services Toranomon YHK Building 4F, Toranomon, Minato, Tokyo Phone: Fax: ITPC Osaka Market Intelligence

54 4. Perwakilan Indonesia di Jepang KBRI TOKYO Duta Besar : Muhammad Lutfi Higashi Gotanda, Shinagawa, Tokyo Phone: Fax: info@indonesianembassy.jp ITPC OSAKA Kepala: Rosiana C. Frederick Wakil: Eko Priyantoro ITM4 J-8 Asia and Pasific Trade Center, Nanko Kita, Suminoe, Osaka Phone: Fax: KJRI OSAKA Acting Konsul Jenderal : Bambang Soegianto Resona Semba Building 6F, Minami Semba, Chuo, Osaka Phone: Fax:: kjri-osaka@indonesia-osaka.org ITPC Osaka Market Intelligence

55 1. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Japan International Corporation of Welfare 2. Service (JICWELS) 3. Ministry of Health, Labour, and Welfare 4. Ministry of Justice 5. Ministry of Foreign Affairs of Japan 6. Ministry of Economy, Trade and Industry 7. Japan Nursing Association 8. Statistic Japan 9. Nikkei Wikipedia Nensyu Labo Career Garden Japan Customs Kementerian Perdagangan 15 Igaku Shouin News 17 The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) 18 NHK Japan 19 Garuda Supporters 20 Intercultural Care and Communication: Issues on the EPA and Foreign Care Workers, Kaori Takamoto, Wako University jp ITPC Osaka Market Intelligence

Market Intelligence. Produk Pertanian ITPC Osaka

Market Intelligence. Produk Pertanian ITPC Osaka Market Intelligence Produk Pertanian 2014 ITPC Osaka Daftar Isi Daftar Tabel, Gambar dan Bagan 2 Kata Pengantar 4 Peta Jepang 5 I. Pendahuluan 6 1. Pemilihan Negara 6 2. Latar Belakang Pemilihan Produk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-September 2014 tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI DESEMBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI DESEMBER 2015 A. Perkembangan Perekonomian dan Perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Desember 2015 tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Maret 2014 tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-April 2015 tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI JUNI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Juni 2014 tercatat defisit

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Agustus 2015 tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - MARET 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - MARET 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - MARET 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Australia 1. Total perdagangan Australia periode Januari-Maret 2013 tercatat sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI - FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI - FEBRUARI 2016 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI - FEBRUARI 2016 A. Perkembangan Perekonomian dan Perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Februari 2016 tercatat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Ara, dan Sungai Tone. Peta wilayah Kanto diberikan dalam Gambar 5.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sungai Ara, dan Sungai Tone. Peta wilayah Kanto diberikan dalam Gambar 5. V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kanto adalah wilayah geografis yang terletak di sebelah tenggara Pulau Hoshu yang meliput provinsi Gunma, Tochigi, Ibaraki, Saitama, Tokyo, Chiba, dan Kanagawa. Di daerah

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI PEBRUARI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI PEBRUARI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI PEBRUARI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Pebruari 2014 tercatat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI NOVEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-November 2013 tercatat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jepang adalah negara kepulauan yang terdiri dari 3000 pulau bahkan lebih. Tetapi hanya ada empat pulau besar yang merupakan pulau utama di negara Jepang,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MARET 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Maret 2015 tercatat

Lebih terperinci

RESUME. Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic

RESUME. Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic RESUME Pada akhir tahun November 2006 lalu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menandatangani EPA (Economic Partnership Agreement), dan Implementasi penempatan dimulai

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - APRIL 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - APRIL 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - APRIL 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Taiwan 1. Selama periode Januari-April 2013, neraca perdagangan Taiwan dengan Dunia

Lebih terperinci

Frozen Vegetables. Market Brief. ITPC Osaka

Frozen Vegetables. Market Brief. ITPC Osaka Frozen Vegetables 2013 Market Brief ITPC Osaka Daftar Isi Kata Pengantar 3 Peta Jepang 4 I. Pendahuluan 5 1. Pemilihan Negara 5 2. Pemilihan Produk 5 3. Profil Jepang 6 II. Potensi Pasar Jepang 10 1. Ekspor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - MARET 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - MARET 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - TAIWAN PERIODE : JANUARI - MARET 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Taiwan 1. Selama periode Januari-Maret 2013, neraca perdagangan Taiwan dengan Dunia

Lebih terperinci

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2013 TENAGA KERJA. Penempatan. Luar Negeri. Pelaksanaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5389) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan kebijakan perdagangan internasional yang dilakukan dengan mengurangi atau menghapuskan hambatan perdagangan secara diskriminatif bagi negara-negara

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG BULAN : JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG BULAN : JANUARI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG BULAN : JANUARI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia bulan Januari 2015 tercatat defisit sebesar

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia,

BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG. Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara

ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN ( Association of Southeast Asia Nations ) adalah organisasi yang dibentuk oleh perkumpulan Negara yang berada di daerah asia tenggara ASEAN didirikan di Bangkok 8 Agustus 1967 oleh Indonesia, Malaysia,

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI APRIL 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-April 2013 tercatat

Lebih terperinci

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015

KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015 KEYNOTE SPEECH MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PABRIK PT. INDO KORDSA, TBK JAKARTA, 06 JANUARI 2015 Yang Mulia Duta Besar Turki; Yth. Menteri Perdagangan atau yang mewakili;

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi

V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA. penting untuk diteliti secara khusus karena adanya kepadatan dan distribusi 131 V. DESKRIPSI PERKEMBANGAN MIGRASI, PASAR KERJA DAN PEREKONOMIAN INDONESIA 5.1. Migrasi Internal Migrasi merupakan salah satu faktor dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Peninjauan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI DESEMBER 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Desember 2014, neraca perdagangan Thailand

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.

BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia. BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut

Lebih terperinci

MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo]

MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo. [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] 2014 12 MARKET BRIEF: SEKTOR JASA Atase Perdagangan Tokyo [KBRI TOKYO, 5-2-9, Higashi Gotanda, Shinagawa-ku, Tokyo] Daftar Isi Kata Pengantar 2 I. Pendahuluan 3 1.1 Pemilihan Sektor 3 1.2 Profil Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permasalahan menurunnya angka kelahiran adalah permasalahan yang banyak dialami negara maju, salah satu negara yang mengalaminya adalah Jepang. Jepang telah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI JULI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Dunia pada periode Januari-Juli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian terbuka, perdagangan internasional merupakan komponen penting dalam determinasi pendapatan nasional suatu negara atau daerah, di

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

Panduan Aplikasi Mahasiswa Internasional

Panduan Aplikasi Mahasiswa Internasional Panduan Aplikasi Mahasiswa Internasional [Versi Bahasa Indonesia] Program Sarjana Fakultas Bahasa dan Budaya (Jurusan Bahasa Jepang, Jurusan Bahasa Inggris, dan Jurusan Bahasa Cina) Fakultas Ekonomi Fakultas

Lebih terperinci

Dampak Krisis Ekonomi Global Tahun 2008 Terhadap Ekspor Batubara di Indonesia (Studi Literatur di Negara Kawasan Asia Timur)

Dampak Krisis Ekonomi Global Tahun 2008 Terhadap Ekspor Batubara di Indonesia (Studi Literatur di Negara Kawasan Asia Timur) Dampak Krisis Ekonomi Global Tahun 2008 Terhadap Ekspor Batubara di Indonesia (Studi Literatur di Negara Kawasan Asia Timur) Sugiarti Sugiarti676@ymil.com Sri Rahayu Budiani srbudiani@yahoo.com Batubara

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - NOVEMBER A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - NOVEMBER 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India 1. Total nilai perdagangan India dengan Dunia periode Januari-November 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. finansial yang sangat terbatas sehingga TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. finansial yang sangat terbatas sehingga TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dalam kondisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai jumlah kepadatan penduduk sejumlah 240 juta jiwa pada tahun 2010, jumlah tersebut masih dapat meningkat hingga sekarang

Lebih terperinci

Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018

Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018 Uraian Diskusi Keadilan Ekonomi IGJ Edisi April/I/2018 Genderang perang dagang yang ditabuh oleh Amerika Serikat (AS) meresahkan banyak pihak. Hal ini akibat kebijakan Presiden AS, Donald Trump, yang membatasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - RR CHINA PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan RR China 1. Total nilai perdagangan RR China dengan Dunia pada periode Januari-Agustus

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MEI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MEI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI MEI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-Mei 2015 tercatat defisit

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-JEPANG PERIODE : JANUARI SEPTEMBER 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jepang 1. Neraca perdagangan Jepang dengan Dunia periode Januari-September 2015 tercatat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Ekonomi merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah atas keperluan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak terbatas dengan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007

PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007 PERATURAN MENTERI NO. 18 TH 2007 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-18/MEN/IX/2007. TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang berada dikawasan Asia Tenggara dan memiliki peringkat keempat dengan jumlah penduduk terbesar setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara yang menjadi bagian dari Perang Dunia II dan mengalami kekalahan. Kekalahan ini yang menyebabkan ekonomi Jepang memburuk, karena dua

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER. 19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 51/12/11/Th. XIV, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR/IMPOR SEPTEMBER, TRANSPORTASI SEPTEMBER-OKTOBER, WISATAWAN MANCANEGARA OKTOBER, DAN TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR HOTEL

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI

INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Juli 2007 INDIKATOR AKTIVITAS EKONOMI Pada Juli 2007, secara tahunan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada produksi kendaraan non niaga, sedangkan kontraksi tertinggi terjadi pada penjualan minyak diesel.

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1157, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Perawat. Pendayagunaan. Luar Negeri. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2012 TENTANG PENDAYAGUNAAN PERAWAT

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Beberapa negara di dunia menganut konsep patriaki, menurut Bhasin (Kartika, 2014:2), Jepang juga termasuk sebagi negara kapitalis yang menganut konsep patriaki di

Lebih terperinci

Pertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen)

Pertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen) 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi dunia mengalami

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1895, 2016 KEMENAKER. Pemagangan Dalam Negeri. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND BULAN : JANUARI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama bulan Januari 2015, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia defisit sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA INGGRIS PERIODE : JANUARI - DESEMBER 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA INGGRIS PERIODE : JANUARI - DESEMBER 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA INGGRIS PERIODE : JANUARI - DESEMBER 2014 A. Perkembangan Perdagangan Inggris dengan Dunia 1. Total nilai Perdagangan Inggris dengan Dunia pada periode Januari-Desember

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM

ULANGAN HARIAN I. : Potensi SDA dan SDM ULANGAN HARIAN I Mata Pelajaran Kelas Materi : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL : IX : Potensi SDA dan SDM I. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d dalam

Lebih terperinci

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban

Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran. Oleh. Prayoto. Universitas Gadjah Mada. Energi Sebagai Penunjang Peradaban 1 Peran Pendidikan Tinggi dalam Program Pengembangan SDM Ketenaganukliran Oleh Prayoto Universitas Gadjah Mada Energi Sebagai Penunjang Peradaban Peradaban manusia sejak awal perkembangannya telah bertumpu

Lebih terperinci

RERANGKA ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL

RERANGKA ANALISIS LINGKUNGAN PEMASARAN GLOBAL PEMASARAN INTERNASIONAL MINGGU KETIGA BY. MUHAMMAD WADUD, SE., M.Si. FAKULTAS EKONOMI UNIV. IGM POKOK BAHASAN LINGKUNGAN EKONOMI GLOBAL LINGKUNGAN POLITIK GLOBAL LINGKUNGAN HUKUM GLOBAL LINGKUNGAN SOSIO-KULTURAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU Kesehatan No.23/1992). Kesehatan

Lebih terperinci

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr.

10 Negara yang Punya Reaktor Nuklir Terbesar Di Dunia Minggu, Oktober 21, 2012 Azmi Cole Jr. Hari, Tanggal: Minggu, 21 Oktober 2012 Hal/Kol : http://zonapencarian.blogspot.com/2012/10/10- negara-yang-punya-reaktor-nuklir.html Sumber: WWW.ZONAPENCARIAN.BLOGSPOT.COM 10 Negara yang Punya Reaktor

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE

BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Logistik Nasional memiliki peran strategis dalam menyelaraskan kemajuan antar sektor ekonomi dan antar wilayah demi terwujudnya sistem pertumbuhan ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas

BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI. astronomis, Jepang berada antara 30 LU - 46 LU dan 128 BT 179 BT. Luas BAB II GEOGRAFI JEPANG DAN ZAMAN MEIJI 2.1 Geografi Jepang Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya terletak di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis,

Lebih terperinci

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI - JUNI 2013 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juni 2013, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman memiliki beberapa bidang yang dijadikan sebagai kegiatan penggerak perekonomiannya, yaitu

Lebih terperinci

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013

Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013 Pembenahan Pasokan Daging Sapi Melalui Sistem Logistik Nasional Senin, 10 Juni 2013 Indonesia memiliki potensi sapi potong yang cukup besar. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Pertanian

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - PEBRUARI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - PEBRUARI A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA-INDIA PERIODE : JANUARI - PEBRUARI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan India 1. Total nilai perdagangan India dengan Dunia periode Januari-Pebruari 2014

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - AUSTRALIA PERIODE : JANUARI - JUNI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Australia 1. Total perdagangan Australia periode Januari - Juni 2015 tercatat sebesar

Lebih terperinci