PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHAREDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
|
|
- Johan Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHAREDALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA Fiqih Sri Ayundari, Azis Mahfuddin, Hafdarani SYNOPSE Einer der Faktoren für den Lernprozesserfolg in der Klasse istzum Beispiel wie die/der Lehrende die Lernmethoden einsetzt. Die Lernmethode soll den Bedürfnissen der Lernenden entsprechen, weil jede Lernmethode eigenen Zweck hat. Aber in der Realität verwenden Lehrende noch oft keine Methode, die aktuell ist undabwechslungreiche Aktivitäten verlangt, so dass die Lernenden noch weniger aktiv sind, und ihre Lernergebnisse relativ niedrig sind. In diesem Artikel wird geschrieben, wie das Einsetzen des kooperativen Lernens Think Pair Share vor allem im Deutschunterricht an den Oberschulenist. Dieser Artikel könnte höffentlich Anregung für die Leser, besonders für die Lehrenden sein. ABSTRAK Salah satu faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran dalam kelas adalah bagaimana cara guru menggunakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan siswa, karena setiap metode pembelajaran mempunyai tujuan yang berbeda. Namun dalam kenyataannya guru masih sering tidak menggunakan metode yang inovatif dan menuntut kegiatan-kegiatan belajar yang variatif,, sehingga siswa terlihat masih kurang aktif dan hasil belajarnya rendah. Dalam artikel ini dipaparkan bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif Think Pair Share khususnya dalam pengajaran bahasa Jerman di Sekolah Menengah Atas (SMA).Tulisan ini diharapkan dapat memberi inspirasi bagi para pembacanya terutama para guru. Kata Kunci :Metode Pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa.
2 A. Pendahuluan Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar itu sendiri dengan si pembelajar/siswa (dalam Blog Pendidikan Indonesia). Siswa merupakan individu yang memiliki perbedaan satu sama lain, seperti perbedaan intelegensi, minat bakat, hobi, tingkah laku, dan sikap. Siswa akan berkembang sesuai dengan kemampuannya masing-masing, dan memiliki tingkat perkembangan sendiri-sendiri. Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Dalam proses mengajar, guru harus dapat memilih dan menggunakan beberapa metode mengajar. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh para guru.masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Metode pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Menurut Arends (Suprijono, 2012:46) metode pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran berbasis sosial. Menurut Anita Lie (Suprijono, 2012:56) model pembelajaran kooperatif didasarkan pada falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial. Dialog interaktif (interaksi sosial) adalah kunci dari semua kehidupan social. Berdasarkan pernyataan tersebut, dalam belajar berkelompok secara kooperatif, peserta didik dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Jadi metode pembelajaran kooperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama dan saling membantu dalam mengkontruksi konsep atau menyelesaikan persoalan. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah informasi, membentuk kelompok, kerja kelompok, dan presentasi hasil kelompok. Metode pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif sederhana. Kelebihan dari metode ini adalah adanya optimalisasi
3 partisipasi siswa.dalam pembelajaran Think Pair Share siswa secara tidak langsung dididik untuk berlatih berbicara di depan umum yaitu dengan jalan siswa mengutarakan idea tau pendapat pasangan kelompoknya (Handoko, 2012). Secara teknis Howard (Suyitno, 2012) mengemukakan lima langkah utama dalam pembelajaran dengan teknik TPS : 1. Guru memberitahukan sebuah topik dan menyatakan berapa lama setiap siswa akan berbagi informasi dengan pasangan mereka. 2. Guru akan menetapkan waktu untuk berpikir secara individual. 3. Dalam pasangan, pasangan A akan berbagi dan pasangan B akan mendengar. 4. Pasangan B kemudian akan merespon pasangan A. 5. Pasangan berganti peran. Topik permasalahan yang diberikan harus menarik dan menantang siswa untuk dapat menyelesaikannya. Pengajar dianjurkan lebih inovatif dan kreatif dalam menyusun soal-soal, sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. B. Pembahasan 1. Metode Pembelajaran Think Pair Share Metode TPS ini adalah salah satu metode pebelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Frank Lyman (Alaskawruh, 2010). TPS memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan teman sekelasnya. Metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share ini sebenarnya terdiri dari 5 tahapan, namun yang menjadi karakterisitik adalah tiga tahap yaitu Think time, Pair time dan share time. Langkah-langkah pembelajaran metode Think Pair Share adalah sebagai berikut : tahap pertama yaitu tahap pendahuluan, pada tahap ini guru membuka pembelajaran dengan menggali apersepsi, pada tahap ini juga pengajar dapat memotivasi siswa agar pada tahap selanjutnya siswa akan berperan aktif dalam pemecahan masalah. Selanjutnya pengajar menyampaikan kompetensi apa yang akan dicapai pada pembelajaran dan menjelaskan
4 cara pelaksanaan, membagi kelompok terdiri dari 2 orang (bisa lebih), dan menjelaskan alokasi waktu pada setiap tahapan yang akan diberikan kepada siswa. Tahap kedua adalah Think time (waktu berpikir secara individu), pada tahap ini pengajar memberikan suatu masalah misalnya dalam bentuk soal, dan siswa diwajibkan untuk memikirkan dan memahami masalah yang diberikan secara individu.pada tahap ini alangkah lebih baik jika siswa menuliskan jawabannya agar dapat digunakan untuk penilaian individu.tahap ketiga adalah Pair time (waktu berpikir secara berpasangan), dalam tahap ini siswa diberikan kesempatan untuk saling berbagi informasi dan pemahaman terhadap masalah yang diberikan dengan pasangan kelompoknya. Diskusi sebenarnya bisa berkembang dengan kelompok terdiri dari 4 orang atau lebih, tapi dalam metode TPS ini akan lebih efektif dengan kelompok yang terdiri dari 2 orang, karena setiap siswa akan lebih aktif dan berkontribusi terhadap kelompoknya. Tahap keempat adalah Share time (waktu berbagi dengan pasangan lain dalam kelas), pada tahap ini kelompok yang terpilih dapat mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan kelas. Jika dimungkinkan, seluruh kelompok dapat bergantian untuk menyampaikan hasil jawaban kelompoknya. Bila ada jawaban yang berbeda, pada kesempatan ini pengajar dapat mengevaluasi untuk meluruskan jawaban yang kurang tepat. Ini dimaksudkan agar pada tahap akhir, semua bertitik pada satu jawaban yang tepat. Tahap terakhir adalah tahap penghargaan, pada tahap akhir ini siswa diberi penghargaan baik dari segi individu maupun kelompok. Penghargaan yang dimaksud, bisa berupa pujian atau hadiah-hadiah kecil, misalnya permen, coklat atau sesuatu yang dapat menarik minat para siswa. Ini dimaksudkan agar setiap siswa yang belum mendapatkan penghargaan, dapat termotivasi untuk belajar lebih rajin. Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam metode pembelajaran ini, walaupun terdapat beberapa tahapan dalam penerapannya, tetapi yang menjadi ciri khas dari metode ini hanya tiga tahap, yaitu :Think, Pair dan Share. Dengan tiga tahapan tersebut diharapkan siswa dapat menemukan struktur dari pengetahuan yang dicari secara individu dan mandiri, tanpa harus dibimbing oleh pengajar dari awal pembelajaran.
5 2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Think Pair Share Setiap metode tentu saja memiliki kelebihan dan kekurangan. Hal ini juga berlaku untuk metode Think Pair Share. Berikut ini dipaparkan kelebihan dan kekurangan metode Think Pair Share menurut Alaskawruh (2012) : a. Kelebihan a) Mudah dilaksanakan di dalam kelas b) Memberikan waktu pada siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran. c) Memberikan waktu pada setiap siswa untuk melatih mengeluarkan pendapat. d) Diskusi kelompok berpasangan lebih efektif karena jumlahnya tidak terlalu banyak. e) Lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompok. f) Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 2 orang. b. Kekurangan a) Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya. b) Membutuhkan banyak waktu karena terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilaksanakan oleh seluruh siswa. c) Bila pengajar tidak mengawasi dengan baik, pada saat tahap think time dan share time, dapat disalahgunakan oleh siswa untuk mengobrol dengan teman kelompok ataupun teman sekelasnya. Metode Think Pair Share ini memiliki lebih banyak keuntungan daripada kelemahan, tetapi kelemahan dalam metode ini masih dapat diminimalisir oleh para pengajar. Pengajar disarankan lebih memperhatikan alokasi waktu pada saat pelaksanaan proses pembelajaran, kemudian pada saat metode ini diterapkan pengajar sebaiknya berkeliling di dalam kelas. Hal ini dimaksudkan agar pada saat proses pembelajaran
6 berlangsung guru dapat mengawasi keadaan kelas, dan waktu pembelajaran tidak disalahgunakan oleh siswa untuk mengobrol. 3. Penerapan Metode Pembelajaran Think Pair Share pada Mata Pelajaran Bahasa Jerman. Metode TPS ini diharapkan dapat melatih siswa untuk dapat berpikir kritis terhadap masalah, mengembangkan konsep dan ide-ide berdasarkan pemikirannya, dan sebagainya. Dalam mata pelajaran bahasa Jerman, metode ini sangat efektif digunakan, karena dapat mengembangkan beberapa keterampilan yang biasanya diwajibkan untuk dikuasai oleh para pembelajar bahasa, yaitu : menyimak (Hörfertigkeit), berbicara (Sprechfertigkeit), membaca (Lesefertigkeit), dan menulis (Schreibfertigkeit).Dengan kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang, metode ini dapat efektif mengembangkan keempat keterampilan berbahasa tersebut. Dalam tulisan ini dipaparkan contoh penerapan metode Think Pair share untuk keterampilan berbicara dalam bahasa Jerman. Langkah-langkahnya adalah pertama siswa dibagi kelompok yang terdiri dari 2 orang, setelah itu guru memberikan soal kepada setiap kelompok, dimana setiap kelompok memiliki soal yang berbeda antara satu dan yang lain. Pada tahap think, siswa mengerjakan soal yang telah diberikan secara individual, kemudian pada tahap pair siswa saling mengoreksi jawaban teman kelompoknya dan berdialog dengan menggunakan bahasa Jerman, pada tahap terakhir yaitu share siswa dapat mengutarakan pendapat mereka mengenai jawaban soal yang telah diberikan kepada teman sekelas. Bila ada jawaban atau pelafalan yang tidak sesuai, guru dapat mengevaluasi dan meluruskan jawaban yang kurang tepat.berikut ini dapat dilihat contoh rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan penerapan metode Think Pair Share untuk melatih keterampilan berbicara bahasa Jerman.
7 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Negeri 16 Bandung Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 2 Alokasi Waktu : 2x45 menit Pertemuan Ke : 1 Berbicara : Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang kehidupan keluarga dan kehidupan sehari hari. 1. Kompetensi Dasar 1.1 Menyampaikan informasi secara lisan dengan lafal yang tepat dalam kalimat sederhana sesuai konteks yang mencerminkan kecakapan berbahasa yang santun dan tepat. 1.2 Melakukan dialog sederhana dengan lancar, yang mencerminkan kecakapan berkomunikasi dengan santun dan tepat. 2. Indikator Mengatakan kata/frasa dengan tepat Mengatakan ungkapan dengan tepat Mengajukan pertanyaan sesuai konteks Menjawab pertanyaan sesuai konteks.
8 3. Tujuan Pembelajaran Setelah proses pembelajaran, siswa diharapkan Mampu mengatakan kata/frasa kegiatan waktu luang dalam bahasa jerman (1.1.1) dan juga mampu mengatakan ungkapan ungkapan kegiatan waktu luang dalam bahasa jerman (1.1.2), dengan informasi tertentu dari LKS siswa mampu mengajukan pertanyaan mengenai kegiatan waktu luang pada gambar yang terdapat dalam LKS (1.2.1), siswa juga diharapkan mampu menjawab pertanyaan pertanyaan mengenai kegiatan waktu luang (1.2.2). 4. Materi Pembelajaran 1. Tema : Kehidupan Sehari hari 2. Sub Tema : Freizeit ( Waktu Luang) 3. Struktur : Präsens, Modalverb können, Verben mit Vokalwechsel. 4. Wortschatz : Nomen : Sport treiben, Schwimmen, Basketball, Joggen, Freizeit, Gitarre, Klavier, Singen, Tanzen usw. Verben : basteln, spielen, lessen, brauchen, fernsehen, ins Kino gehen. Adjektive : frei, gern Zeitangabe : sonntags, mittags, abends usw Fragewort : was, wann, wie oft, wer Redemittel : Menanyakan dan menjawab tentang tema yaitu kehidupan sehari hari (Freizeit): - Was machst du in der Freizeit? Ich mache meine Hausaufgabe. - Wer mag schwimmen? Ich mag schwimmen aber ich spiele lieber Tennis. - Was machst du am Sonntag?
9 Ich sehe in meinem Zimmer fern. - Wer liebt in der Freizeit ins Kino gehen? Das bin ich. - Kannst du Klavier spielen? Nein, aber ich kann Gitarre spielen. 5. Lembar Kerja Soal : - Indikator LKS Bitte sprecht nach! Freizeit Flugzeugmodelle Basteln Fernsehen Gitarre Spielen Kochen Lesen Malen MusikHören Schlafen Strick Was gehört zusammen! Freizeit Flugzeugmodelle Basteln Fernsehen Gitarre Spielen Kochen Lesen Malen MusikHören Schlafen Stricken
10 LKS 2 - Machen sie einen Dialog! Soal A Links Sitzende Schülerinnen Beispiel A : Was macht er im Bild 1? B : Er spielt Gitarre 1. A : Was macht er im Bild 2? B :.. 2. A :.. ( Bild 4) B : 3. A :..( Bild 6 ) B : A :..( Bild 8 ) B : Soal B Rechts Sitzende Schülerinnen Beispiel A : Was macht er im Bild 1? B : Er spielt Gitarre 1. B : Was macht er im Bild 3? A :. 2. B : ( Bild 5 ) A :.. 3. B : ( Bild 7 ) A :.. 4. B : ( Bild 9 ) A :.. 5. Metode pembelajaran 1. Think Pair Share 6. Langkah langkah Pembelajaran Langkah Kegiatan Guru / Siswa Waktu Karakter Orientasi Awal - Mengulang materi pada pertemuan sebelumnya. Was haben Sie die letzte gelernt? 2 Menit Rasa Ingin Tahu
11 - Menyampaikan keterampilan yang akan dipelajari. Wir lernen sprechen. - Menyampaikan tema yang akan dibahas. Unser Tema ist Freizeit. Apersepsi - Memberikan asosiogram kepada siswa sebagai awal menjelaskan materi. Was machst du in der Freizeit? schwimmen e Freizeit 10 Menit Rasa Ingin Tahu, Percaya diri - Siswa menyebutkan kegiatan kegiatan yang termasuk ke dalam Freizeit. Motivasi. - Siswa dapat membuat kalimat sederhana mengenai kegiatan mereka sehari hari dalam bahasa jerman. Tatap Muka dan Tugas Terstruktur 3 Menit Mandiri, tekun Inti - Pembagian Kelompok Partnerarbeit, terdiri dari siswa Links dan Rechts. - Pembagian LKS 1 dan 2 Siswa diberikan LKS 1.1 dan 1.2 berupa kata kata kegiatan dan gambar orang orang yang sedang 10 Menit Rasa Ingin Tahu, Kerja sama, Tekun melakukan kegiatan waktu luang.
12 - Siswa melafalkan kata - kata yang terdapat pada LKS Siswa mengerjakan LKS 1.2 yaitu : Eksplorasi(Think time) - Siswa mencocokan gambar dengan kata kegiatan waktu luang. - Siswa dibagikan LKS 2 yang terdiri dari soal A dan B, siswa kiri mengerjakan soal A dan siswa kanan mengerjakan soal B. Eksplorasi(Pair time) - Siswa mengajukan pertanyaan yang terdapat dalam lembar kerja soal. - Siswa menjawab pertanyaan. - Siswa saling mengkoreksi jawaban temannya. Elaborasi(Share time) 30 Menit Tanggung jawab, Kerjasama, Disiplin - Siswa bergantian mengajukan pertanyaan kepada kelompok lain tentang gambar gambar kegiatan yang telah dimiliki. 20 Menit Rasa Ingin Tahu - Kemudian siswa memberikan respon dan komentar tentang jawaban tersebut. Konfirmasi - Tanya jawab sesuai dengan tema, contoh : Was ist dein Hobby? Ich schwimme gern. 10 Menit Mandiri, Disiplin
13 Was machst du in der Freizeit? Ich sehe fern. Was machst du am Sonntag? Ich gehe ins Kino. Tugas Mandiri Tidak Terstruktur - Menuliskan kegiatan waktu luang siswa sebanyak 2 kalimat dalam 3 hari. Penutup Akhir Guru memberi beberapa pertanyaan pada siswa mengenai pembelajaran hari ini. - Wie war der Unterricht? 15 Menit Toleransi, Antisipatif C. Penutup a) Kesimpulan Kesimpulan dari artikel tentang metode pembelajaran Think Pair Share ini adalah; metode pembelajaran Think Pair Share merupakan tipe model pembelajaran kooperatif yaitu siswa belajar dengan cara berkelompok dan dibiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan lain-lain. Kemudian karakteristik metode ini adalah adanya tiga tahapan, yaitu : Think-Pair-Share. Metode TPS ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.tps dapat dicoba untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Jerman, karena diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh para pembelajar bahasa.
14 b) Saran Berdasarkan apa yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat disarankan agar guru memilih materi dan keterampilan berbahasa yang sesuai dalam melaksanakan metode pembelajaran TPS. Kemudian guru harus lebih bisa menghidupkan suasana kelas agar siswa pun berperan aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar lebih maksimal. Guru juga harus dapat menguasai kelas. Bila kelas tidak dikuasai dengan baik, maka pada tahap penerapan metode Think Pair Share ini terutama tahap pair dan share, dapat digunakan oleh siswa sebagai kesempatan untuk mengobrol. D. DAFTAR RUJUKAN Alaskawruh Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (online) ( diakses pada tanggal 10 Januari Blog Pendidikan Indonesia Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli. (online) ( diakses pada tanggal 2 Mei Handoko, Danang Leo, Strategi Pembelajaran Dengan Metode TPS (online) ( diakses pada tanggal 27 April Suprijono, Agus, 2012.Cooperative Learning : Teori & Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Suyitno, Ade Pembelajaran Kooperatif Model Think Pair Share (TPS) Pada Mata Pelajaran Ekonomi (online) ( diakses pada tanggal 27 April 2013.
SILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kediri Program : Pilihan / Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 1 Tahun Pelajaran : 2008-2009 : 17 minggu x 4 JP Standar Dasar Materi Pembelajaran
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 1 Tahun Pelajaran : 2006-2007 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran Indikator
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu. Sumber Belajar Kompetensi. Standar Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA N 3 Kediri Program : Pilihan/ Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 19 minggu x 2 JP Standar Dasar Materi Pembelajaran Indikator
Lebih terperinciSILABUS DAN PENILAIAN
SILABUS DAN PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2006-2007 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Neger 3 Kediri Program : Pilihan / Umum Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2007-2008 : 17 minggu x 2JP Standar Dasar Materi Pembelajaran
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kediri Program : Pilihan Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 1 Tahun Pelajaran : 2008-2009 : 24 minggu x 2 JP Standar MENDENGARKAN 5. Memahami wacana
Lebih terperinciBAHAN AJAR / RPP. C. Metode Pembelajaran : Inquiri I. Kegiatan Pembelajaran :
BAHAN AJAR / RPP Bidang Studi : Bahasa Jerman Pokok Tema : Erste Kontake Sub Tema :Erste Kontakte mit Deutschen ( ich, du, sie/er/es (sing), Sie, sie (pl)) Kelas / Semester: X / gasal Standar Kecakapan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
47 Lampiran 3 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMAN 1 Banguntapan : Bahasa Jerman : XI /Gasal : 2x45 menit Standar Kompetensi : 1. Berbicara Mengungkapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam. bahasa Jerman baik secara lisan maupun tulisan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Jerman merupakan salah satu bahasa asing yang dipelajari di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) setelah bahasa Inggris. Dalam pengajaran bahasa Jerman, pembelajar
Lebih terperinciSILABUS DAN PENILAIAN
SILABUS DAN PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XI Semester : 1 Tahun Pelajaran : 2005-2006 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran
Lebih terperinciSILABUS DAN SISTIM PENILAIAN
SILABUS DAN SISTIM PENILAIAN Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Kediri Program : Pilihan Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : X Semester : 2 ( dua ) Tahun Pelajaran : 2008-2009 : 15 minggu x 2 JP Standar Dasar
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN
SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Kelas / Semester : X / 2 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
26 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan pada bab I, dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai berikut: 1. Deskripsi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
55 LAMPIRAN 4 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2/ Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi Waktu
Lebih terperinciMETODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
METODE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KORMIANA MS Guru SMP Negeri 3 Tapung kormiiana342@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan akan bahasa asing termasuk bahasa Jerman saat ini telah menjadi hal yang tidak perlu dipertanyakan lagi. Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin bertambah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang harus dikuasai adalah tata bahasa. Dalam bahasa Jerman, tata bahasa atau yang biasa dikenal
Lebih terperinciLAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
65 LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. IDENTITAS MATA PELAJARAN II. 1. Nama Sekolah : SMA N 16 Bandung 2. Kelas : X 3. Semester : 2 / Genap 4. Mata Pelajaran : Bahasa Jerman 5. Alokasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JERMAN PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini, pendidikan banyak menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterampilan membaca, menyimak, menulis, dan berbicara. Pada pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa terdapat empat keterampilan yang harus dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik. Keempat keterampilan tersebut yaitu keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Melalui pendidikan diharapkan akan terbentuk generasi yang beriman dan memiliki ilmu
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Kemampuan Komunikasi Matematis Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Menurut Toda (Liliweri, 1997) komunikasi sebagai
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya. Belajar bukan hanya sekedar mengetahui, tetapi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Pemecahan Masalah Pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas untuk berpikir
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang efektif untuk kelompok kecil. Model ini menunjukkan efektivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan berbahasa. Keempat jenis keterampilan tersebut adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1. Memahami wacana tulis berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Keluarga
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Tema Alokasi Waktu Standar Kompetensi Nilai kebangsaan : SMAN 2 Purworejo : Bahasa Jerman : XI IPS/IPS : Familie in Deutschland
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum pengajaran bahasa mempunyai tujuan agar pembelajar dapat menggunakan bahasa yang dipelajarinya untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tertulis dengan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas / Semester : XI / 1 Materi Pokok : membaca Bestimmte-unbestimmte Artikel im Nominativ und Akkusativ Alokasi waktu : 2 jam pelajaran
Lebih terperinciSILABUS. Alokasi Waktu (menit) Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
SILABUS Nama Sekolah : SMA Negeri 2 Medan Program : Bahasa Mata Pelajaran : Bahasa Jerman Kelas : XII Semester : 2 Tahun Pelajaran : 2006-2007 : 17 minggu x 4 JP Standar 1 Dasar Materi Pembelajaran Indikator
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. mengatakan Learning is show by a behavior as a result of
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar Istilah belajar menurut beberapa ahli, di antaranya oleh Slameto (2003) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
Lebih terperinciSILABUS MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JERMAN
SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA JERMAN Nama Pendidikan : SMA Negeri 1 Purworejo Kelas / Semester : X / 1 Kompetensi Inti : KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 :
Lebih terperinciPEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS)
PEMBELAJARAN AKUNTANSI MELALUI METODE KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) Tadjuddin * Abstrak: Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Bahasa Indonesia Bahasa memiliki peranan penting dalam perkembangan intelektual, penguasaan emosi, dan kemampuan berkomunikasi setiap orang. Melalui pembelajaran
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Jerman meliputi empat keterampilan berbahasa, yaitu Hörfertigkeit (menyimak), Sprechfertigkeit (berbicara), Lesefertigkeit (membaca) dan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati
Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR SD Negeri Purbasana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar suatu bahasa tidak terlepas dari latihan keterampilan berbahasa. Demikian juga halnya dengan belajar bahasa Jerman. Dalam bahasa Jerman terdapat empat
Lebih terperinciAkhlakul Karimah dan Irni Cahyani STKIP PGRI Banjarmasin
Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 193 MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KONSEP MEMECAHKAN PERMASALAHAN DAMPAK TEKNOLOGI LEWAT DISKUSI MELALUI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pembelajaran bahasa Jerman berorientasi pada empat keterampilan berbahasa yaitu menyimak (hören), berbicara (sprechen), membaca (lesen), dan menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sendiri memiliki kedudukan yang penting serta utama dalam kehidupan sehari-hari. Pada dasarnya bahasa berlaku sebagai alat komunikasi antara orang satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penguasaan tata bahasa mutlak diperlukan ketika pembelajar bahasa akan mempelajari suatu bahasa asing, karena penguasaan tata bahasa tersebut akan mendasari pembelajar
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran Kegiatan pembelajaran merupakan proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi. Pengembangan potensi tersebut
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Identifikasi Awal Dalam bab ini akan dibahas data dan pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan kegiatan observasi
Lebih terperinci2016 EFEKTIVITAS MOD EL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD S TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA D ALAM MENGONJUGASIKAN VERBA
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai salah satu alat komunikasi untuk berinteraksi antar sesama manusia. Dengan bahasa seseorang dapat memperoleh informasi secara lisan
Lebih terperinciKARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I)
SKENARIO INOVASI PEMBELAJARAN KARTU KUARTET SEBAGAI MEDIA LATIHAN PEMBENTUKAN POLA KALIMAT PERFEKT DALAM MATA KULIAH SCHREIBEN I (MENULIS I) IRMA PERMATAWATI NIP. 132313369 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu. keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keterampilan menyimak dalam bahasa asing merupakan salah satu keterampilan bahasa yang reseptif di samping keterampilan membaca. Keterampilan menulis dan keterampilan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematika Komunikasi dalam dunia pendidikan sangatlah penting karena dengan komunikasi dapat mengetahui kemampuan siswa dalam proses belajarnya. Menurut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mutu pendidikan merupakan permasalahan yang masih menjadi bahan kajian dan perhatian sampai sekarang ini. Hal ini terbukti dari banyaknya penelitian yang dilakukan
Lebih terperinci???? KETERAM (3) (2) (1) (5) (6) (8) (7) (9) (10) (11) (12) kesibukan. saling. menyapa dan. dan memberi salam. mengajak ke bioskop
LAMPIRAN 83 INSTRUMEN PENELITIAN KETERAM MPILAN BERBICARAA BAHASA JERMAN KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPANN BANTUL Buatlah sebuah percakapan melalui telepon dengan teman sesuai dengan urutan gambar berikut
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti akan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pemahaman Konsep Matematis Pemahaman konsep matematis merupakan salah satu tujuan penting dalam pembelajaran matematika. Dengan pemahaman, siswa dapat lebih mengerti
Lebih terperinciPERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP ANTARA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING
PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK SISWA SMP ANTARA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN SETTING MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN TIPE JIGSAW Cucu Komaryani
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Instrumen penelitian, Kunci Jawaban, Lembar Jawaban, RPP
LAMPIRAN 1 Instrumen penelitian, Kunci Jawaban, Lembar Jawaban, RPP 91 INSTRUMEN PENELITIAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN Buatlah surat sederhana dalam bahasa Jerman yang ditujukan kepada temanmu.
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
1. Fakultas / Program Studi : FBS / Pendidikan Bahasa Jerman 2. Mata Kuliah & Kode : Schreibfertigkeit II Kode : GER 215 3. Jumlah SKS : Teori : 1 SKS Praktik : 1 SKS 4. Semester : Sem : 2 / genap Waktu
Lebih terperinciEka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK
Jurnal Dinamika, September 2011, halaman 74-90 ISSN 2087-7889 Vol. 02. No. 2 Peningkatan Motivasi, Aktivitas, dan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair
Lebih terperinciPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR SISWA
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN UNTUK MENINGKATKAN SEMANGAT BELAJAR SISWA Nurlaela SMA Negeri 1 Palangka Raya E-mail: layla_otclub@yahoo.com ABSTRAK Sebagian
Lebih terperinci2015 ANALISIS VERBA TIDAK BERATURAN BENTUK KALA LAMPAU PERFEKT DALAM BUKU
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dan berperan sebagai salah satu kunci keberhasilan segala kegiatan pendidikan. Melalui pembelajaran
Lebih terperinci2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PERMAINAN JIGSAW PUZZLE
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bahasa asing dalam dunia kependidikan di Indonesia bukanlah hal yang baru di kalangan seluruh peserta didik, karena mulai dari jenjang pendidikan formal yang
Lebih terperinciRANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN
RANCANGAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Strukturen 1 Kode Matakuliah : JER 46006 Kredit Semester : 4 (empat) Program Studi : Pendidikan Bahasa Jerman Status : Wajib Tempuh Semester /tahun Ajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di Indonesia ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang. Tuntutan masyarakat semakin kompleks dan persaingan pun semakin ketat. Sejalan dengan perkembangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL. Oleh Supartinah, M.Hum.
PENGEMBANGAN PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAHASA DI SD BERBASIS BUDAYA LOKAL Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Budaya dapat diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir,
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. yang diharapkan. Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair And Share (tps)
BAB V PEMBAHASAN Model merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan, karena dengan adanya model guru dan peserta didik mampu melaksanakan pembelajaran secara kondusif sehingga hasil dari pembelajaran
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK (Classroom Action Research). Menurut Kunandar (2008:41) Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mempelajari bahasa Jerman terdapat beberapa aspek penting yang harus dikuasai. Aspek-aspek tersebut terdiri dari keterampilan menyimak, berbicara, membaca,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan termasuk dunia pendidikan. Wahyudin
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih
Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas Vol. 17, No. 2, Mei 2016 (Edisi Khusus) ISSN 2087-3557 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN SD Negeri 02 Kebonsari, Karangdadap, Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang penting dalam pengembangan kemampuan komunikasi siswa. Hal ini sesuai
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORETIS. Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan
6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Berpikir Kritis Sesuatu yang telah dimiliki berupa pengertian-pengertian dan dalam batasan tertentu dapat dikatakan berpikir dimana dapat dikatakan berpikir
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Kooperatif 1. Teori Belajar Belajar merupakan perkembangan yang dialami oleh seseorang menuju kearah yang lebih baik. Menurut Sardiman (1986: 22), secara
Lebih terperinciIDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1. Oleh : HAFDARANI 2
IDE-IDE METODIS-DIDAKTIS UNTUK PENGAJARAN BAHASA JERMAN YANG BERORIENTASI PADA PEMBELAJAR 1 Oleh : HAFDARANI 2 PENDAHULUAN Sebagai guru bahasa Jerman kita sering mendengar atau membaca bahwa pengajaran
Lebih terperinciPENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING
PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS Parulian simanjuntak 1,2, Utami Widiati 2, Ach.Amirudin 2 1 SMP N 5 Sentajo Raya, Kuantan
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGUNGKAPKAN INFORMASI SECARA LISAN TENTANG KELUARGA PELAJARAN BAHASA PRANCIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TPS (THINK PAIR SHARE) DI KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara. Kemajuan suatu kebudayaan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
50 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian yang dilakukan di SMA Swasta Cerdas Murni ini menerapkan metode pembelajaran diskusi kelompok dengan penggunaan media grafis pada materi pedosfer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa manusia tidak mungkin dapat berinteraksi,
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI / Genap Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. KOMPETENSI INTI 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai pengalaman belajar. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam seluruh proses pendidikan
Lebih terperinciII. KERANGKA TEORITIS. kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang
II. KERANGKA TEORITIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pembelajaran kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah sistem pengajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam
Lebih terperinciReni Dian Saputri *), Drs. Askury, M.Pd **) Universitas Negeri Malang
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS/ BALOK SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 MALANG Reni Dian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi untuk saling berinteraksi dalam kehidupan manusia baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Indonesia merupakan salah satu
Lebih terperinciA. Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar, persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Bhaktiyasa Singaraja Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : VII / Ganjil Tahun Ajaran : 2013-2014 A. Standar Kompetensi Memahami bentuk aljabar,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu aspek yang turut menentukan pencapaian tujuan pembelajaran yaitu kualitas proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru harus mampu mengatur
Lebih terperinci50 Media Bina Ilmiah ISSN No
50 Media Bina Ilmiah ISSN No. 1978-3787 PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI I RENDANG SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Efa Rosfita, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tingkat kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas pendidikannya. Pendidikan berkualitas memerlukan suatu pembelajaran yang berkualitas. Pada proses
Lebih terperinciMeningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V Sri Rahyuni, Lukman Nadjamuddin, dan Abduh H. Harun Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Inggris berorientasi pada hakikat pembelajaran bahasa dan sastra Inggris. Hakikat belajar bahasa adalah
Lebih terperinciHASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI
244 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 2, No. 1, 2008, hlm 244-249 HASIL BELAJAR KIMIA SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN METODE THINK-PAIR-SHARE DAN METODE EKSPOSITORI Wisnu Sunarto, Woro Sumarni, Eli
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Restalina Nainggolan, 2013
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia pada dewasa ini sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang, termasuk diantaranya pembangunan di bidang pendidikan. Pendidikan memegang peranan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dikembangkan untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik termaktub dalam tujuan
Lebih terperinci2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam pandangan tradisional selama beberapa dekade dipahami sebagai bentuk pelayanan sosial yang harus diberikan kepada masyarakat. Namun demikian pendidikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif merupakan. semua mencapai hasil belajar yang tinggi.
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoretis 1. Pembelajaran Kooperatif Kerjasama merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai makhluk sosial. Pembelajaran kooperatif
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. terjadi dalam diri seseorang dan interaksi dengan lingkungannya. Hal ini sesuai
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar Matematika Belajar merupakan proses yang dapat menyebabkan perubahan tingkah laku karena adanya reaksi terhadap situasi tertentu atau adanya proses internal
Lebih terperinciKewirausahaan/ Ekonomi Kreatif: Percaya diri, berorientasi tugas dan hasil
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH MUHAMMADIYAH DAERAH MUHAMMADIYAH KABUPATEN PROBOLINGGO SMA MUHAMMADIYAH 3 PROBOLINGGO NPSN: 3020520200 TERAKREDITASI B Jl. Raya Sebaung Gending (0335) 6207 Probolinggo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal mengemban tugas dan kewajiban untuk mewujudkan tugas pendidikan nasional. Inti dari kegiatan pendidikan di sekolah
Lebih terperinciOleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN KENDALREJO 01 KECAMATAN TALUN KABUPATEN BLITAR Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran bahasa Jerman, terdapat empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai oleh siswa yaitu keterampilan menyimak (Hörfertigkeit), keterampilan
Lebih terperinci