BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS"

Transkripsi

1 BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework PT Indonusa Telemedia Gambar 2.1 Conceptual Framework Untuk mengembangkan program pengembangan produk dan komunikasi pemasaran untuk produk prabayar dari PT Indonusa Telemedia, dengan conceptual framework diatas, akan dijabarkan faktor-faktor yang dijadikan sebagai dasar dalam pengembangan program pemasaran untuk produk tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah Pengevaluasian Bauran Pemasaran dari Produk prabayar Telkomvision, Menganalisa Porter Five Forces untuk industri televisi berlangganan, serta Pengidentifikasian Kebutuhan Konsumen dan Calon Konsumen televisi berbayar. Beberapa analisa mengenai faktor-faktor yang terdapat di dalam Conceptual Framework didapatkan dari hasil wawancara dengan narasumber yang berasal dari pihak manajemen PT Indonusa Telemedia, dan juga studi literatur-literatur yang berhubungan dengan pelaksanaan proyek akhir ini. 23

2 2.2 Analisis Situasi Bisnis Untuk mengembangkan suatu bisnis menjadi bisnis yang mampu bersaing dan juga inovatif, sebuah perusahaan harus dapat menganalisa lingkungan industri di sekitarnya. Dengan menggunakan tools dari Michael Porter, yaitu Porter Five Forces, perusahaan dapat menganalisa ancaman dan tantangan dari lingkungan bisnis yang mereka masuki, sehingga perusahaan dapat mengembangkan strategistrategi yang diperlukan untuk bertahan atau bahkan memenangkan persaingan. Berdasarkan Porter Five Forces yang dikembangkan oleh Michael Porter, ada lima hal yang mempengaruhi perkembangan bisnis perusahaan, yaitu new entrance, buyers, subsitute products, existing competition, suppliers, dan PEST (Political, Economy, Sociocultural, Technology) condition. Analisa lengkap mengenai ancaman dan tantangan dengan menggunakan Porter Five Forces untuk lingkungan bisnis Telkomvision dapat dilihat pada gambar berikut ini: TINGGI Globalisasimemungkinkaninvestor asingbermodal besar masukkebisnis penyiarandiindonesia PendatangBaru Kebijakan Pemerintah TINGGI Inkonsistensi Pemerintah dalamhal regulasibisnis Tinggi JumlahSupplier untukcontentacara TV KabelTerbatas (Content) DayaTawar Supplier Rendah BanyakSupplier untukdecoderdan parabola (Perangkat) TINGGI Indovision Astro RCTI etc Persaingandi antara paraoperator TV baik Free To Air maupun berlangganan DayaTawar Pembeli/Konsumen TINGGI Banyakpilihan operator dengan tarifyang bervariasi PEST Politik EkskalasiPolitik meningkatseiring mendekatnyapemilu 2009 Ekonomi KondisiEkonomiyang tidakmenentu Sosial Budaya Terbiasa dengan stasiuntv Free to Air TINGGI Banyaksaranahiburanlain (Internet, DVD, danlainnya) ProdukdanLayanan Pengganti Teknologi Perkembangan Teknologiinfokomyang begitucepat Gambar 2.2 Analisa Porter Five Forces terhadap lingkungan bisnis Telkomvision 24

3 Ancaman dari Pendatang Baru Ancaman yang datang dari para pendatang baru dalam bisnis televisi berlangganan tinggi dikarenakan globalisasi yang terjadi di seluruh dunia. Dengan globalisasi, maka investor asing dapat dengan mudah masuk ke industri di suatu negara tanpa adanya barrier to entry yang berarti untuk melindungi industri dalam negeri. Masuknya Astro All Asia Network yang menggandeng Directvision dan beroperasi dengan merek dagang Astro merupakan salah satu contoh efek dari globalisasi tersebut. Akuisisi ANTV oleh Star-TV juga merupakan salah satu dampak dari globalisasi. Di masa yang akan datang, tidak tertutup kemungkinan ada investor asing yang akan masuk ke Indonesia dengan cara akuisisi atau bekerja sama dengan operator televisi berlangganan lokal, atau mereka melakukan investasi asing langsung dengan mendirikan anak perusahaan sendiri di Indonesia. Tentunya masuknya investor ini akan membuat persaingan para operator televisi baik sesama operator televisi berlangganan maupun dengan operator televisi Free To Air seperti RCTI, SCTV, dan lainnya akan menjadi semakin ketat. Ancaman dari Produk Pengganti (Substitute Product) Fungsi televisi sebagai sarana hiburan informasi mendapatkan tantangan yang cukup berat dengan adanya internet, yang memiliki kemampuan untuk memberikan fungsi yang sama. Selain itu, adanya DVD film-film laris (box office), terutama DVD-DVD bajakan yang berharga sangat terjangkau, juga merupakan pesaing untuk produk televisi berlangganan. Ancaman dari Daya Tawar Pembeli/Konsumen Daya Tawar Pembeli untuk layanan televisi berlangganan tinggi dikarenakan posisi Telkomvision yang bukan merupakan pemain besar di bisnis ini. Tercatat terdapat Indovision, Megavision, IM2, dan Astro yang siap bertempur untuk memperebutkan pangsa pasar yang masih terbuka lebar di bisnis televisi berlangganan di daerah Bandung. Dan paket-paket yang ditawarkan oleh tiap penyedia layanan televisi berlangganan pun bervariasi. Tantangan berat untuk persaingan memperebutkan pelanggan datang terutama dari Indovision sebagai pemain yang sudah mapan di bisnis ini, dan juga Astro dengan dukungan dana 25

4 yang besar dari Astro All Asia Network, terutama setelah Astro mendapatkan hak eksklusif untuk menyiarkan Liga Inggris di wilayah Asia Tenggara. Selain itu, penawaran paket yang menarik bagi pembeli dengan menyewakan decoder dan parabola kepada pelanggan secara gratis tampaknya juga lebih menarik bagi pelanggan dibandingkan harus membeli peralatan baik parabola maupun decoder seperti yang harus dilakukan oleh pelanggan Telkomvision. Walaupun sebenarnya biaya penyewaan itu juga dibebankan kepada biaya yang harus dibayar oleh pelanggan setiap bulannya. Ancaman dari Daya Tawar Penyuplai (Supplier) Ancaman dari Daya Tawar Penyuplai disini rendah, karena Telkomvision menyerahkan impor decoder dan juga parabola kepada importir yang ditunjuk setelah melalui proses tender yang dilakukan setiap bulan. Dengan proses tender ini, Telkomvision akan mendapatkan harga yang terbaik bagi para pelanggannya untuk decoder dan juga parabola. Selain ancaman dari supplier perangkat, ancaman juga datang dari perusahaan content provider yang menyediakan acara untuk TV berlangganan seperti HBO, ESPN, CNN, dan lain-lain. Ancaman dari content provider ini tergolong tinggi karena jumlahnya terbatas (oligopoli), sehingga mereka mempunyai daya tawar lebih tinggi terhadap perusahaan penyedia layanan televisi berbayar seperti Telkomvision, termasuk di dalamnya menentukan harga paket acara. Persaingan dengan Televisi Free To Air dan Sesama Penyedia Layanan Pay TV Persaingan yang terjadi di dalam industri penyiaran televisi di Indonesia sangat ketat, dikarenakan selain para operator televisi berlangganan seperti Telkomvision, Indovision, dan Astro, juga terdapat pula para operator televisi gratis (Free To Air) seperti RCTI, Trans TV, Indosiar, SCTV, Global TV, Trans 7, dan lainnya. Belum lagi para operator televisi lokal yang spesifik beroperasi di satu daerah saja, misalkan O-Channel dan Jak-TV di Jakarta, STV dan Bandung TV di Bandung, serta stasiun televisi lainnya. Hal ini menyebabkan pemirsa televisi memiliki sangat banyak pilihan untuk menyaksikan acara-acara yang 26

5 ditawarkan oleh para operator televisi Free To Air tersebut. Dan ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi Telkomvision untuk bertahan dan memenangkan persaingan di bisnis penyiaran televisi ini, karena akan sulit bagi konsumen untuk berpindah ke Telkomvision yang menyediakan tayangan televisi secara berbayar, sedangkan sebelumnya mereka tidak perlu membayar untuk menyaksikan suatu acara di televisi. Apalagi mereka juga harus membeli perlengkapan-perlengkapan seperti antena parabola dan decoder untuk menikmati tayangan tersebut. Kondisi Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Teknologi (PEST) - Politik Kondisi politik di Indonesia untuk tahun 2008 hingga 2009 akan sedikit memanas, utamanya dikarenakan akan terjadi banyak pemilihan kepala daerah di banyak wilayah di Indonesia, dan juga Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009 semakin dekat. Kekisruhan yang terjadi, yang diakibatkan oleh kondisi politik yang memanas dan tidak menentu akan menimbulkan ketidakpastian pula di dunia usaha. - Ekonomi Harga minyak dunia yang telah menembus 100 dolar AS per barrel telah mengancam perekonomian dunia. Pemerintah sendiri melalui pemaparan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2008 menjadi 6,4% dari perkiraan sebelumnya sebesar 6,8% dikarenakan melesunya perekonomian Amerika Serikat dan kenaikan harga minyak mentah dunia 1. - Sosial Budaya Masyarakat tampaknya akan sulit untuk berpindah ke layanan televisi berbayar dikarenakan banyaknya saluran televisi Free To Air nasional yang beroperasi di Indonesia, belum lagi saluran televisi Free To Air regional yang ada di masing-masing daerah. Karena terbiasa mendapatkan siaran televisi gratis, 1 Muhammad Ma ruf et al., Target Pertumbuhan diturunkan jadi 6,4%, Seputar Indonesia, 16 Februari 2008, diakses pada 5 April

6 mungkin ada sebagian kelompok masyarakat yang enggan berpindah untuk menggunakan saluran televisi berlangganan. Dan juga kebanyakan masyarakat Indonesia, yang kebanyakan masih memegang adat dan budaya ketimuran, mungkin akan sulit menerima hal-hal di budaya barat yang masuk melalui tayangan-tayangan televisi berbayar ini. Peran lembaga sensor sangat besar untuk menyaring tayangan-tayangan yang tidak sesuai dengan budaya timur pada tayangan saluran televisi berlangganan. - Teknologi Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, membuat Telkomvision harus selalu berupaya untuk menjadi yang terdepan dalam hal inovasi produkproduk mereka. Salah satu dampak dari perkembangan teknologi informasi dalam televisi berbayar ini salah satunya adalah teknologi IP-TV, yang merupakan produk serupa TV Kabel namun menggunakan IP (Internet Protocol). Kemunculan layanan IP TV ini nantinya diperkirakan akan menggantikan produk TV Kabel dan TV Satelit karena akan ditumpangkan melalui kabel telepon ke rumah-rumah pelanggan. Pelanggan cukup mengganti roset pada sambungan telepon di rumah, sehingga nantinya layanan TV kabel seperti HBO, ESPN, CNN dapat dinikmati langsung tanpa harus menggunakan antena parabola seperti saat ini Customer Dalam penelitian proyek akhir ini, responden yang dijadikan objek penelitian adalah adalah masyarakat yang menjadi target market Telkomvision yang bertempat tinggal atau berdomisili di kotamadya Bandung, dan juga termasuk ke dalam anggota kelompok masyarakat di segmen A-D berdasarkan segmentasi Socio Economic Status dari AGB Nielsen. Karakteristik lain yang harus dipenuhi responden dalam objek penelitian ini adalah responden tersebut memiliki pesawat televisi. 2 Doni P. Sukma, wawancara dengan penulis, Topas Galleria Hotel, Bandung, 3 Maret

7 2.4 STP produk Direct To Home Prabayar Telkomvision Segmentasi Suatu segmen pasar terdiri atas sekelompok pembeli yang memiliki sekumpulan kebutuhan yang serupa. Para pemasar tidak menciptakan segmen, tugas dari pemasar adalah mengidentifikasi segmen-segmen yang ada di lapangan dan memutuskan satu atau lebih segmen yang akan dijadikan sasaran. Pemasaran dengan melakukan segmentasi (segment marketing) memberikan beberapa keuntungan bila dibandingkan dengan pemasaran massal (mass marketing). Perusahaan dapat menciptakan penawaran produk atau jasa yang sesuai dengan segmen tersebut dan memberikan harga yang sesuai bagi segmen sasaran. Selain itu perusahaan akan lebih mudah memilih saluran komunikasi dan distribusi yang terbaik, serta mengetahui dengan lebih jelas tentang persaingan yang terjadi dengan kompetitor yang menyasar segmen yang sama (Kotler et al. 2003). Di Indonesia sendiri, berdasarkan survei yang dilakukan oleh AGB Nielsen, pengelompokkan segmen dilakukan berdasarkan Social Economy Status (SES). Dari hasil tersebut, didapatlah segmentasi berupa kelas A, B, C, D, dan E. Penjelasan dari karakteristik tiap kelas tersebut dapat dilihat dari gambar berikut: Gambar 2.3 Pengklasifikasian kelas di Indonesia berdasarkan Social Economy Status Sumber: AGB Nielsen 29

8 Segmentasi yang dilakukan oleh AGB Nielsen membagi kelompok masyarakat berdasarkan pengeluaran perbulan. Segmentasi ini merupakan salah satu dasar yang digunakan perusahaan untuk menentukan kelompok konsumen yang menjadi target untuk produk Direct to Home Prepaid. Untuk penelitian proyek akhir ini, penulis memilih produk Direct To Home Prabayar Telkomvision (DTH Prepaid), sebagai produk yang dijadikan objek analisa untuk perumusan strategi pemasaran Telkomvision. Hal yang melatari keputusan penulis untuk memilih produk prabayar dari Telkomvision ini adalah karena produk prabayar merupakan primadona dari penjualan produk-produk Telkomvision untuk segmen residensial, dan juga penulis berpendapat bahwa produk DTH ini merupakan produk yang menjanjikan untuk menjaring pelanggan-pelanggan baru bagi Telkomvision Targetting Berdasarkan pembagian kelas masyarakat Indonesia yang dilakukan oleh AGB Nielsen ini, produk DTH Prabayar Telkomvision mencoba menyasar segmen pasar A hingga D, yaitu golongan masyarakat yang memiliki pengeluaran mulai dari Rp , hingga lebih dari Rp per bulannya, terutama mereka yang memiliki parabola namun belum memiliki decoder Positioning Positioning dari produk DTH prabayar dari Telkomvision adalah TV berlangganan prabayar pertama di Indonesia, yang memberikan layanan hiburan lokal & internasional kepada hampir seluruh lapisan masyarakat Indonesia 3. Penentuan STP (Segmenting-Targetting-Positioning) dari produk DTH prabayar Telkomvision ini nantinya akan menjadi salah satu hal yang dianalisa penulis untuk memberikan solusi dan rekomendasi mengenai perumusan strategi promosi untuk produk Direct To Home prabayar Telkomvision. 3 Haikal, wawancara dengan Gesit Hanastiti Hutami, Corporate Office PT Indonusa Telemedia, Jakarta, 3 Maret

9 2.5 Bauran Pemasaran Produk Direct To Home Prabayar Telkomvision Product Produk Direct To Home dari Telkomvision juga dikenal dengan nama TV Satelit TM. Pengertian dari TV Satelit TM adalah pengiriman sinyal video dan audio digital langsung diterima di rumah melalui transmisi satelit, diacak dan berbayar. TV Satelit TELKOMVision akan menjadi satu-satunya layanan pay TV di Indonesia yang menggunakan frekuensi transmisi satelit C-Band yang akan menjamin kualitas penerimaan prima dalam segala cuaca. Produk layanan TV Satelit (DTH) TELKOMVision memberikan kemudahan kepada pelanggan dalam menikmati produk layanannya melalui sistem prabayar berupa voucher isi ulang yang merupakan produk pertama di Indonesia untuk bisnis pay TV. PT Telkom Indonesia melalui TELKOMVision akan serius dalam mengembangkan produk layanan TV Satelit (DTH), sebagai bagian dari Corporate Action TELKOM dalam mengembangkan TELKOMGroup di bisnis Multimedia. Berikut adalah konsep dasar dari siaran televisi berlangganan Direct To Home: Content Satellites Palapa C2 Panamsat Asiasat Up link DTH Satellite (TELKOM-1) Down link Digital Headend Uplink Facility Receiver Antenna Farm CAS Terminal DTH Pelanggan Video Server TV Terestrial (aerial, Cable) Studio Other applications (radio,e-shopping,game) Gambar 2.4 Konsep dasar Direct to Home Sumber: PT Indonusa Telemedia 31

10 Sedangkan untuk konfigurasi sistem layanan TVSatelit TM milik Telkomvision dalam hal Headend dan Customer Premises Equipment (CPE) dapat dilihat pada gambar 1.4. Perangkat-perangkat yang diperlukan pelanggan untuk bisa mendapatkan layanan TVSatelit TM dari Telkomvision adalah Decoder, Kartu Tayang (Smart Card), Low Noise Block (LNB), antena, dan coax cable. Penjelasan mengenai masing-masing alat tersebut adalah sebagai berikut: 1. DECODER Perangkat di sisi pelanggan yang berfungsi untuk menerima dan mengolah sinyal yang dibantu dengan kartu tayang (smart card). Decoder harus menggunakan sistem yang sama dengan sistem headend, misal IRDETO. Headend TELKOM 1 Headend DTH TELKOMVision Uplink Site TELKOM-I LNB Receive from Content Provider AV Switcher TV Monitor Decoder Distributor Server Content from others Video Player Pelanggan Gambar 2.5 Konfigurasi Layanan TVSatelit TM (DTH) HEADEND and CPE Sumber: PT Indonusa Telemedia 2. Kartu Tayang (smart card) Alat berbentuk kartu (ISO 1900) dengan embedded chip yang berfungsi untuk membuka kode pengacak gambar dan kontrol pelanggan. 3. LNB (Low Noise Block) Alat untuk menerima frekuensi down link dan mengubahnya ke frekuensi intermediate sebelum masuk ke kabel coaxial. 4. Antenna Reflector berbentuk parabola, bisa jenis solid atau mesh (berlubang). Catatan: 1,2 meter antena hanya untuk yang solid. 5. Coax Cable Kabel yang berfungsi menghubungkan decoder dan LNB. Seri Model RG11 (jarak: m) atau RG6 (< 50 m). 32

11 2.5.2 Price Di dalam paket DTH prabayar ini, pelanggan bisa memilih salah satu atau beberapa jenis paket yang tersedia, dengan membeli voucher paket-paket tersebut. Paket-paket dasar voucher prabayar TV Satelit Telkomvision yang tersedia untuk para pelanggan adalah Dunia Anak, Film Laris, Berita, Metropolitan, Film Pelangi, Musik, Olahraga, Pendidikan, dan Paket Laga. Tabel 2.1 Klasifikasi dan Tarif Layanan Paket Dasar TVSatelit TM Prabayar (DTH Pre-Paid) Paket Channel Harga Keterangan Nickelodeon Dunia Anak Disney Channel Cartoon Network HBO Film Laris HBO Signature Cinemax CNN BBC World Berita CNBC News World Star World Music Television (MTV) Metropolitan Discovery Travel and Living Asian Food Channnel Hallmark Star Movies Film Pelangi KBS World Celestial Movies Music Television (MTV) Musik Channel V ESPN Olahraga Star Sports Ten Sports National Geographic Pendidikan Discovery Channel Animal Planet AXN Paket Laga Animax Discovery Real Time E! Entertainment Populer Fashion TV Sumber: Rp50,000 Rp65,000 Rp30,000 Rp50,000 Rp65,000 Rp65,000 Rp60,000 Rp40,000 Rp60,000 Rp50,000 Pelanggan Membayar Per Paket Selain itu, Telkomvision juga memiliki paket prabayar kombinasi, yaitu paket Combo seharga Rp (belum termasuk pajak), yang berisikan kombinasikombinasi dari seluruh saluran televisi yang ada di dalam paket paket dasar. Paket Combo ini berisikan 29 channel saluran televisi berlangganan kelas dunia. 33

12 Di samping Paket Combo prabayar, Telkomvision juga memiliki paket prabayar kombinasi Keluarga Harmonis dan Keluarga Sportif, masing-masing berharga Rp (belum termasuk pajak) yang berisikan 15 saluran televisi untuk paket prabayar Keluarga Harmonis, dan 13 saluran televisi untuk paket prabayar Keluarga Sportif. Telkomvision juga masih memiliki paket yang lain, yaitu paket Prabayar Spesial Riang, Spesial Hiburan, dan Spesial Seru yang tiap paket berharga Rp (belum termasuk pajak) dan berisikan 10 saluran televisi untuk paket Spesial Riang, dan 9 saluran televisi untuk paket Spesial Hiburan dan Spesial Seru. Tabel 2.2 Klasifikasi dan Tarif Layanan Paket Combo DTH Pre-Paid Telkomvision Paket Channel Harga Keterangan HBO HBO Signature Cinemax ESPN Star Sports Ten Sports Star Movies KBS World CNN Celestial Movies BBC World CNBC Star World Music Television Combo Discovery Travel and Living Asian Food Channel Hallmark Discovery Channel National Geographic Animal Planet Disney Channel Cartoon Network Nickelodeon AXN Animax Discovery Real Time Fashion TV Telkomvision Ch 2 Sumber: Rp300,000 Pelanggan Membayar Per Paket 34

13 Tabel 2.3 Klasifikasi dan Tarif Layanan Paket Keluarga DTH Pre-Paid Telkomvision Paket Channel Harga Keterangan HBO HBO Signature Cinemax Star World Music Television Discovery Travel & Living Asian Food Channel Keluarga Hallmark Harmonis Discovery Channel National Geographic Animal Planet Disney Channel Cartoon Network Nickelodeon Telkomvision Ch 2 ESPN Star Sports Ten Sports Star Movies KBS World Celestial Movies Keluarga Discovery Channel Sportif National Geographic Animal Planet AXN Animax Discovery Real Time Telkomvision Ch 2 Sumber: Rp150,000 Rp150,000 Pelanggan Membayar Per Paket Tabel 2.4 Klasifikasi dan Tarif Layanan Paket Spesial DTH Pre-Paid Telkomvision Paket Channel Harga Keterangan Star Sports KBS World Celestial Movies Disney Channel Spesial Riang Spesial Hiburan Spesial Seru Cartoon Network Nickelodeon AXN Animax Discovery Real Time Telkomvision Ch 2 HBO HBO Signature Cinemax Star World Music Television Discovery Travel & Living Asian Food Channel Hallmark Telkomvision Ch 2 ESPN Star Sports Ten Sports Discovery Channel National Geographic Animal Planet E! Entertainment Fashion TV Telkomvision Ch 2 Sumber: Rp99,000 Rp99,000 Rp99,000 Pelanggan Membayar Per Paket 35

14 2.5.3 Place Pemasaran untuk produk-produk Telkomvision sendiri, termasuk di dalamnya DTH Prabayar dilakukan ke seluruh wilayah Indonesia selama sinyal satelit masih bisa menjangkau daerah tersebut. Untuk menjamin ketersediaan perangkat baik itu decoder, maupun voucher, Telkomvision memiliki AD (Authorized Distributor) sebanyak 18 (Delapan Belas) buah AD diseluruh Indonesia, dimana masingmasing dari AD tersebut membawahi antara dealer. Nantinya pendistribusian voucher tidak hanya dilakukan melalui dealer akan tetapi voucher nantinya juga akan dapat diperoleh dari Plasa Telkom propinsi yang berjumlah 52 buah, dan juga Kopegtel. Telkomvision juga memiliki rencana untuk menambah jumlah AD menjadi 33 buah AD, dimana satu buah propinsi akan diwakili oleh satu AD Promotion Kegiatan promosi Telkomvision di tahun 2008 dilakukan baik secara above the line, maupun below the line. Untuk kegiatan promosi Above The Line, Telkomvision melakukan kegiatan promosi dengan beriklan di stasiun televisi SCTV dan Trans TV. Selain itu Telkomvision juga melakukan promosi secara lokal dengan beriklan di media-media cetak di daerah yang memiliki AD di daerah tersebut, serta di radio-radio lokal daerah yang ada AD Telkomvision di daerah tersebut. Sedangkan untuk kegiatan promosi Below The Line terbagi menjadi dua, yaitu kegiatan promosi untuk produk Direct To Home (DTH), dan untuk Cable TV. Kegiatan promosi Below The Line untuk produk DTH dilakukan dengan melakukan penjualan melalui AD, penjualan langsung, melakukan exhibition di 10 kota yang bertemakan Imlek dan Valentine, memberikan rewards program untuk para AD, baik untuk pemasaran di Indonesia bagian timur maupun barat sebagai bagian untuk mempertahankan loyalty dari AD. 36

15 Kegiatan Promosi Below The Line untuk produk Cable TV dilakukan dengan melakukan penjualan kepada corporate seperti hotel, loyalty program untuk corporate, melakukan kerjasama dengan kafe-kafe dan restoran, mensponsori kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh apartemen-apartemen. Reward untuk pelanggan juga dilakukan dengan mengadakan acara nonton bareng. Acara ini diselenggarakan oleh Telkomvision yang bekerja sama dengan programmer acara. Dan juga memberikan hadiah eksklusif kepada para pelanggan yang melakukan isi ulang. Selain itu sinergi pemasaran dengan Telkom Group juga dilakukan dengan ikut berpartisipasi dalam acara-acara yang diselenggarakan oleh salah satu anak perusahaan yang juga bernaung di bawah payung Telkom Group. Hal-hal lain yang dilakukan oleh Telkomvision dalam rangka sinergi pemasaran produk layanan TV Satelit (DTH) TELKOMVision dengan Telkom Group, diantaranya: Pemasaran melalui Datel-Datel TELKOM merupakan salah satu sinergi nyata TELKOMGroup. Pemasaran TELKOMVision via Datel TELKOM akan dilaksanakan dengan cara memanfaatkan fasilitas dan kapasitas yang ada di Plasa TELKOM dan PUSYANTEL maupun aktif mengikuti Pameran dan Road Show Produk TELKOM. Dari sudut pandang TELKOMVision, maka setiap titik pemasaran disebut dengan Point Of Sales (POS). Posisi Datel TELKOM, murni hanya melakukan pemasaran (sales dan menerima pembayaran awal), sedangkan fungsi lainnya dilaksanakan oleh TELKOMVision. Namun, strategi-strategi pemasaran yang telah dilakukan oleh Telkomvision juga masih memiliki beberapa kelemahan, kelemahan yang masih ada pada strategi 37

16 pemasaran eksisting produk layanan TV Satelit (DTH) TELKOMVision, diantaranya: Promosi belum terlalu gencar, akibatnya konsumen kurang familiar dan image TV Satelit (DTH) TELKOMVision di benak konsumen belum terlalu melekat. Adanya keterbatasan jaringan, hingga kini yang masih dalam tahap pengembangan sehingga belum bisa mengoptimalkan coverage areanya. Dalam hal kelengkapan eksisting Marketing Tools produk layanan TV Satelit (DTH) TELKOMVision dilakukan di berbagai tempat, yang dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 2.5 Kelengkapan Marketing Tools Layanan TV Satelit (DTH) TELKOMVision Premises Kelengkapan tiap Lokasi / Gerai Mall / Pusat TELKOM POS Khusus Perbelanjaan Lobby Mall Group Poster Standing Banner Yes Yes Spanduk & Umbulumbul Yes Yes/No Yes Yes Yes Yes Yes Yes No / Yes No / Yes TV/DTH Promotion Kit Yes Yes No / Yes No / Yes Sales Promotion Kit Brosur Formulir Langganan Yes Yes/No Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes Yes VCD Promotion Kit Yes/No Yes/No Yes Yes Yes Sumber: PT Indonusa Telemedia Penjelasan Marketing Tools produk layanan TV Satelit (DTH) TELKOMVision : Poster: menginformasikan produk dan channel yang ada. Poster ini dimaksudkan sebagai pengganti Standing Banner, bila ruang yang tersedia tidak mencukupi. 38

17 Standing Banner, Standing Poster : menginformasikan produk dan channel serta dapat ditempatkan di space yang terbatas. Spanduk: menginformasikan produk dan channel yang ditempatkan di open space yang dimaksudkan sebagai eye catch bagi pengunjung. TV/DTH promotion kit (Decoder, Antenna, LNB, TV set): menginformasikan kepada pengunjung kondisi riil perangkat yang dapat menyalurkan tayangannya. Sales Promotion kit (set meja promosi dengan rak/meja dan kursi): sebagai alat bantu bagi pemasar/sales force untuk menjelaskan dan melaksanakan deal dengan calon pelanggan. Brosur: media yang akan dipergunakan untuk menjelaskan produk dan harga serta lokasi dimana produk tersebut bisa diperoleh. Form berlangganan: suatu formulir isian yang harus diisi dengan data calon pelanggan untuk kemudian dipergunakan sebagai rujukan dalam proses selanjutnya (instalasi, billing, dsb). VCD promotion Kit (Program tayangan dari beberapa channel unggulan): dimaksudkan sebagai tools yang dapat menjelaskan beberapa channel yang dapat dinikmati oleh pemirsa. Selanjutnya untuk prosedur berlangganan produk layanan TV Satelit (DTH) TELKOMVision, langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Officer Front Liner menjelaskan harga dan paket layanan TV Satelit (DTH) TELKOMVision. 2. Officer Front Liner menjelaskan merk-merk decoder/modem, harga dan distributor/vendor. 3. Officer Front Liner menjelaskan bagaimana prosedur : Pembayaran Instalasi perangkat, siapa yang akan install (sesuai dengan merk perangkat) Aktivasi layanan TELKOMVision dan waktunya Pelayanan purna jual layanan TELKOMVision dengan menghubungi customer service sesuai kantor TELKOMVision terdekat. 39

18 4. Officer Front Liner menanyakan kepada calon pelanggan pilihan perangkat (decoder / cable modem). 5. Mengisi form berlangganan secara teliti, lengkap dan benar, termasuk meminta syarat yang harus diberikan calon pelanggan. 6. Menerima pembayaran berlangganan bulanan (pasca bayar/pra bayar) dan harga promo. 7. Officer Front Liner mencatat pembayaran tersebut kedalam bukti pembayaran (kwitansi) dan mencatat ke dalam database atau log book. 8. Meneruskan form langganan dan bukti pembayaran kepada Duty Manager. 9. Duty Manager mengirimkan form berlangganan dan bukti pembayaran melalui Service Center segera (max 15 menit) untuk dilakukan verifikasi data dan juga aktivasi People Peran people atau Sumber Daya Manusia baik di perusahaan yang menjual produk, ataupun perusahaan yang menjual jasa sangat penting. Dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas dan terlatih untuk memberikan layanan yang terdiferensiasi dengan pesaing. Dalam perusahaan jasa terdapat empat karakteristik jasa yaitu intangibility (tidak berwujud), inseparability (tidak terpisahkan), variability (beragam), dan perishability (tidak dapat disimpan). Jasa banyak dilayani oleh people, karena itu perusahaan harus memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik untuk melayani pelanggannya. Pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas dengan pelatihan, pembentukan budaya melayani dan selalu memotivasi petugas untuk melayani pelanggan dengan baik. Beberapa karakter yang dibutuhkan untuk melayani pelanggan adalah caring behavior, responsiveness, initiative, problem solving ability, dan goodwill (Kotler et al : 461). Pembentukan budaya melayani pada petugas akan menciptakan perilaku yang melayani. 40

19 Sebagai anak perusahaan dari PT Telekomunikasi Indonesia, PT Indonusa Telemedia memiliki keuntungan dari sinergi antara perusahaan dengan anak-anak perusahaan lain yang berada di bawah Telkom Group. Digabungkannya pelayanan untuk pelanggan Telkomvision dengan pelanggan Telkom melalui Plasa Telkom akan menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan, karena Telkomvision tidak perlu kesulitan dalam melakukan pelatihan khusus kepada para customer service mereka, dikarenakan pelayanan akan dilakukan oleh para customer service di Plasa Telkom, yang telah terlatih dengan baik dalam menghadapi para pelanggan. Di samping itu, dengan penempatan para pegawai PT Telkom di dalam manajemen Telkomvision, akan memungkinkan terjadinya transfer pengetahuan dan kemampuan dari perusahaan induk kepada PT Indonusa Telemedia. Pengalaman dan kemampuan mereka akan membantu Telkomvision bergerak ke arah yang lebih baik Process dan Physical Evidence Proses dan fasilitas fisik ini merupakan bagian dari rutinitas layanan yang menjadi perhatian penting dari pelanggan. Pelanggan Asia selain memperhatikan masalah layanan kepada people, juga memperhatikan rutinitas layanan ini yang tergambar dalam pergerakan, bahasa tubuh, respon, penampilan, tata bahasa petugas dan juga fasilitas fisik (gedung, interior ruangan, peralatan, perabot) sebagai media pendukung layanan. Untuk proses layanan yang diberikan tergambar dari dimensi assurance dan tangible (Kotler et al : 462). Dari pemaparan diatas terlihat bahwa pemasaran untuk perusahaan jasa tidak hanya tergantung dari pemasaran eksternal yang dilakukan melalui pembentukan image melalui promosi dan kegiatan pengabdian masyarakat, tetapi juga melalui pelatihan kerja, dan kegiatan memberikan motivasi kepada para pegawai sebagai usaha pemasaran internal demi terjaminnya kualitas layanan yang baik kepada pelanggan. Selain metode internal marketing ini, terdapat pula pemasaran secara interaktif yang harus dibangun dalam budaya kerja pegawai, yang bertujuan untuk membangun image pegawai yang tidak hanya bisa memecahkan permasalahan 41

20 pelanggan secara teknis, tetapi juga secara fungsional memiliki empati dan kedekatan untuk memahami pelanggan. Dan kembali sinergi antara PT Indonusa Telemedia dengan PT Telkom Indonesia membawa keuntungan yang besar. Budaya kerja, sumber daya manusia yang telah terlatih dengan baik, gedung, peralatan, dan perangkat yang dimiliki PT Telkom, akan menjamin terciptanya aspek process dan physical evidence yang baik untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan atas pelayanan yang diberikan Telkomvision. 2.6 Cakupan Proyek Batasan obyek-obyek yang akan diukur dalam proyek akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Obyek yang akan diukur adalah, - Minat responden terhadap produk dan layanan Telkomvision. - Gap yang terjadi antara tingkat kepentingan dengan tingkat persepsi responden terhadap variabel produk Telkomvision. 2. Alat yang digunakan untuk mengukur obyek ini adalah dengan menggunakan kuesioner. 3. Memberikan rekomendasi pengembangan produk TV Satelit Prabayar Telkomvision disertai rekomendasi strategi komunikasi pemasaran untuk produk TV Satelit Prabayar Telkomvision ini. 2.7 Tujuan Proyek Tujuan dari pelaksanaan proyek akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui minat responden penelitian akan produk televisi berbayar Telkomvision. 2. Untuk mengetahui gap yang terjadi antara tingkat kepentingan dengan tingkat persepsi responden akan variabel-variabel produk Telkomvision. 3. Untuk memberikan masukan mengenai pengembangan produk TV Satelit Prabayar Telkomvision, dan juga program komunikasi pemasaran untuk produk TV Satelit Prabayar Telkomvision. 42

21 2.8 Teknik Pengumpulan Data Data adalah salah satu komponen riset, artinya tanpa data tidak akan ada riset. Data yang akan dipakai dalam riset haruslah data yang benar, karena data yang salah akan menghasilkan informasi yang salah. Pengumpulan data adalah proses atau kegiatan pengadaan data-data untuk kepentingan proyek dengan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Di dalam penelitian ilmiah, ada beberapa teknik pengumpulan data beserta perangkat pengumpul datanya masing-masing. Beberapa cara pengumpulan data menurut Umar (2005: 167) : 1. Angket (Kuesioner) Teknik yang menggunakan angket (kuesioner) adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapan mereka akan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan dapat bersifat terbuka, jika jawabannya tidak ditentukan sebelumnya, sedangkan bersifat tertutup jika alternatifalternatif jawaban telah disediakan. 2. Wawancara Wawancara adalah salah satu teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang diwawancarai, dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. 3. Observasi Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap obyek penelitiannya. 4. Tes Untuk mengumpulkan data yang sifatnya mengevaluasi hasil proses atau untuk mendapatkan kondisi awal sebelum proses (pre-test dan post-test) teknik ini dapat dipakai. 43

22 Keempat teknik pengumpulan data tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan data primer, sedangkan untuk mengumpulkan data sekunder, caranya akan berbeda. Pada data sekunder, bentuk penyajian biasanya telah disusun sedemikian rupa oleh pihak pertama. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pelaksanaan proyek akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui brand awareness dan minat responden terhadap produkproduk Telkomvision akan digunakan kuesioner. 2. Untuk mengetahui aktivitas komunikasi pemasaran akan dilakukan pengamatan langsung atau observasi langsung dan wawancara dengan pihak manajemen PT Indonusa Telemedia di Jakarta (corporate) maupun Bandung. 3. Untuk menunjang kesimpulan variabel dan penyimpulan dari semua informasi yang diterima baik itu informasi dari perusahaan maupun dari luar perusahaan, akan dilakukan survey pada literatur, antara lain : buku, data-data sekunder, internet, koran, jurnal, majalah, dsb. 2.9 Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian dilakukan untuk menentukan indikator-indikator yang mempunyai relevansi dengan masalah yang akan diteliti. Indikator tersebut dijabarkan dalam elemen-elemen variabel yang digunakan untuk analisa selanjutnya Identifikasi Variabel Karakteristik Responden Variabel-variabel yang digunakan dalam deskripsi karakteristik responden ditentukan berdasarkan demografi, ekonomi dan perilaku, sebagai berikut : Variabel demografi : a. Jenis Kelamin b. Usia responden c. Pekerjaan 44

23 Variabel ekonomi : a. Rata-rata Pengeluaran perbulan b. Pengeluaran untuk hiburan perbulan Variabel perilaku terhadap acara-acara televisi : a. Lama waktu luang yang dimiliki. b. Aktivitas di waktu luang. c. Jumlah pesawat televisi yang dimiliki. d. Lama menonton televisi. e. Status sebagai pelanggan suatu operator televisi berbayar atau bukan. f. Alasan responden apabila yang bersangkutan tidak menjadi pelanggan layanan televisi berbayar. g. Operator yang menjadi langganan responden apabila yang bersangkutan berlangganan layanan televisi berbayar. h. Opini Responden mengenai variabel suatu layanan televisi berbayar i. Awareness responden terhadap produk Telkomvision Identifikasi Variabel Iklan DTH Prabayar Telkomvision a. Pengetahuan terhadap iklan Telkomvision sebelumnya b. Media yang menjadi sumber informasi tentang iklan Telkomvision c. Pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh iklan produk DTH Prabayar Telkomvision d. Tingkat kesukaan terhadap iklan DTH Prabayar Telkomvision e. Minat untuk menggunakan produk tersebut setelah melihat iklan DTH Prabayar Telkomvision f. Kesan yang paling diingat responden dari suatu iklan Identifikasi Variabel Pasar Tersedia dan Pasar Potensial Dalam identifikasi variabel Pasar Tersedia dan Pasar Potensial Produk Direct to Home (DTH) Prabayar Telkomvision ini, akan diketahui minat responden untuk berlangganan produk televisi berbayar Telkomvision. 45

24 2.10 Populasi dan Sampel Populasi adalah generalisasi atau keseluruhan wilayah yang merupakan unit analisa yang mempunyai jumlah dan karakteristik tertentu. Populasi tidak hanya orang tapi juga dapat berupa benda atau alam. Populasi yang menjadi sasaran dari proyek akhir ini adalah warga masyarakat kota Bandung dan sekitarnya yang masuk ke dalam kategori target pasar dari produk DTH prabayar Telkomvision. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel dipilih menggunakan metode tertentu. Teknik pengumpulan sampel adalah dengan menggunakan non probablity sampling, dengan menggunakan metode pengambilan sampel berupa convenience sampling. Proyek akhir ini menggunakan metode Slovin untuk menentukan jumlah sampel yang akan dijadikan responden untuk mengisi kuesioner (Umar, 2005 : 146). Persamaan dari metode Slovin untuk mencari jumlah sampel yang diperlukan adalah sebagai berikut: n = N / (1+N(e)²) Dimana n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = tingkat error Populasi yang dijadikan responden untuk penelitian proyek akhir ini adalah penduduk Bandung yang berusia 20 tahun ke atas. Berdasarkan hasil sensus penduduk 2005, jumlah penduduk Bandung yang berada dalam rentang usia tersebut adalah sebanyak orang 4. 4 Data Statistik Indonesia, Jumlah Penduduk Bandung Berdasarkan Umur, Data Statistik Indonesia, diakses pada 3 April

25 Dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 1,75% per tahunnya 5, menggunakan rumus pertumbuhan geometrik, angka pertumbuhan penduduk ( rate of growth atau r ) sama untuk setiap tahun, yaitu: P t = P 0 (1+r) t Dimana P 0 adalah jumlah penduduk awal P t adalah jumlah penduduk t tahun kemudian r adalah tingkat pertumbuhan penduduk t adalah jumlah tahun dari 0 ke t. Maka perhitungan untuk memperkirakan jumlah penduduk Bandung yang berada dalam rentang usia tersebut pada tahun 2008 adalah sebagai berikut: P t = P 0 (1+r) t = (1 + 1,75%) 3 = ( ) = ~ Jiwa Kemudian setelah mendapatkan perkiraan jumlah penduduk pada rentang usia tersebut di tahun 2008, kemudian dilakukan perhitungan jumlah sampel yang diperlukan dengan menggunakan rumus Slovin. Dengan menggunakan estimasi tingkat error 10%, maka jumlah sampel yang diperlukan adalah: n = N / (1+N(e)²) = ( ) / ( (0.1) 2 ) = responden ~ 100 orang responden 5 Data Statistik Indonesia, Laju Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan Propinsi, Data Statistik Indonesia, diakses pada 3 April

26 Sehingga untuk penelitian proyek akhir ini, menurut metode Slovin dibutuhkan paling sedikit sampel yang berjumlah 100 responden untuk terwakilinya suara pelanggan Analisa Hasil Kuesioner Mayoritas responden yang mengisi kuesioner tentang produk TV Satelit Prabayar ini adalah pria, dengan presentase sebesar 68%. Sedangkan 32% sisanya berjenis kelamin wanita. Presentase tersebut dapat dilihat pada grafik berikut: Jenis Kelamin 32% 68% Pria Wanita Gambar 2.6 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Usia Responden 7% 5% 51% 37% Tahun Tahun Tahun Tahun Gambar 2.7 Komposisi Responden Berdasarkan Usia 48

27 Dari segi usia, mayoritas responden yang berpartisipasi di dalam pengisian kuesioner ini berada pada rentang usia tahun, dengan presentase sebesar 51%. Responden yang berada di dalam rentang usia ini sedang berada pada usia produktif untuk bekerja. Sedangkan di nomor dua terbesar adalah para responden yang berada di rentang usia tahun. Batas bawah usia responden untuk kuesioner ini adalah minimal berusia 20 tahun. Presentase responden yang berada di dalam rentang usia ini adalah sebesar 37%. Pekerjaan Responden 7% 39% Pegawai Negeri 41% Pegawai Swasta Wiraswasta 7% 6% Profesional Lainnya Gambar 2.8 Komposisi Responden Berdasarkan Pekerjaan Para responden yang berpartisipasi di dalam kuesioner memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Swasta sebesar 41%, Pegawai Negeri sebesar 7%, Wiraswasta sebesar 6%, Profesional sebesar 7%, dan 39% sisanya berprofesi diluar keempat macam pekerjaan tersebut, misalkan Pegawai BUMN, Pegawai BHMN, dosen, dan lainnya. Pengeluaran Responden dalam Sebulan 13% 4% 11% < <= X <= % < X <= % < X <= < X <= % > Gambar 2.9 Komposisi Responden Berdasarkan Pengeluaran dalam Sebulan 49

28 Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, mayoritas memiliki pengeluaran di dalam rentang Rp hingga Rp , dengan presentase sebesar 30%, disusul kemudian reponden berpengeluaran di dalam rentang Rp hingga Rp dengan presentase sebesar 23% dari keseluruhan responden. Di urutan ketiga, sebanyak 19%, adalah responden dengan pengeluaran per bulan berkisar antara Rp hingga Rp Sedangkan 28% sisanya terdiri atas responden yang memiliki pengeluaran per bulan di atas Rp sebesar 13%, responden dengan pengeluaran berkisar antara Rp hingga Rp sebesar 11%, dan responden dengan pengeluaran per bulan di bawah Rp sebesar 4%. Pengeluaran untuk Hiburan dalam Sebulan 5% 11% 13% 20% 13% 38% < <= X <= < X <= < X <= < X <= > Gambar 2.10 Komposisi Responden Berdasarkan Pengeluaran Hiburan Per Bulan Dari grafik pada gambar 2.10, tampak bahwa mayoritas responden mengeluarkan dana untuk hiburan di atas Rp per bulannya, dengan jumlah terbesar terdapat pada responden yang menyisihkan anggaran untuk hiburan berkisar antara Rp hingga Rp sebesar 38%, kemudian disusul dengan responden yang memiliki anggaran hiburan per bulan antara Rp hingga Rp sebesar 20%. Sedangkan presentase responden yang memiliki pengeluaran untuk hiburan per bulan berkisar antara Rp hingga Rp adalah sebesar 13% dan responden yang memiliki pengeluaran untuk hiburan per bulan berkisar antara Rp dan Rp memiliki komposisi sebesar 11% dari jumlah keseluruhan responden. 50

29 Sementara sisa 18% terdiri atas komposisi responden yang memiliki pengeluaran untuk hiburan dibawah Rp sebesar 13%, dan responden yang memiliki pengeluaran untuk hiburan per bulan diatas Rp sebesar 5% dari total responden. Lama Waktu Luang yang Dimiliki Responden dalam Sehari 2% 25% 22% 22% 29% < 1 Jam 1-2 Jam 2-3 Jam 3-4 Jam > 4 Jam Gambar 2.11 Komposisi Responden Berdasarkan Waktu Luang dalam Sehari Dari Gambar 2.11, terlihat bahwa mayoritas responden memiliki waktu luang di atas satu jam setiap harinya. Dengan presentase terbesar terdapat pada responden yang memiliki waktu luang berkisar antara 2-3 jam setiap harinya dengan komposisi 29% dari total responden. Sedangkan sisanya memiliki waktu luang selama 3-4 jam (25%), 1-2 jam (22%), lebih dari 4 jam (22%). Hanya sebagian kecil dari responden (2%), yang memiliki waktu luang kurang dari 1 jam. Jumlah Pesawat Televisi yang Dimiliki Responden 15% 15% 35% 1 Buah 2 Buah 3 Buah > 3 Buah 35% Gambar 2.12 Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Pesawat Televisi 51

30 Jumlah pesawat televisi yang dimiliki oleh responden mayoritas berjumlah satu dan dua buah, dengan komposisi masing-masing sebesar 35% responden memiliki satu buah televisi, dan 35% dari keseluruhan responden memiliki 2 buah pesawat televisi. Sedangkan sisanya memiliki 3 buah pesawat televisi atau lebih. Grafik selengkapnya dapat dilihat pada gambar Lama Responden Menonton Televisi Dalam Sehari 17% 6% 10% < 1 Jam 1-2 Jam 30% 37% 2-3 Jam 3-4 Jam > 4 Jam Gambar 2.13 Komposisi Responden Berdasarkan Lama Menonton Televisi Terlihat dari grafik di gambar 2.13, mayoritas responden penelitian ini menonton televisi selama 1-2 jam dan 2-3 jam setiap harinya, dengan komposisi sebesar 37% untuk responden yang mengaku menonton televisi selama 1-2 jam setiap harinya, dan 30% responden mengaku menonton televisi 2-3 jam setiap harinya. Pelanggan Televisi Berlangganan 28% Ya Tidak 72% Gambar 2.14 Komposisi Responden Berdasarkan Status Berlangganan TV Berbayar 52

31 Dari keseluruhan responden yang diteliti, sebagian besar (72%) mengaku bukan atau belum menjadi pelanggan salah satu operator televisi berlangganan. Sedangkan 28% sisanya telah menjadi pelanggan salah satu televisi berbayar, baik itu Astro, Indovision, Megavision, dan lain-lain. Mengetahui Produk Telkomvision 49% 51% Ya Tidak Gambar 2.15 Komposisi Responden yang Aware terhadap Produk Telkomvision Dari grafik 2.15 di atas, berdasarkan informasi yang berhasil digali dari responden, sekitar setengah dari jumlah responden (51%) mengaku mengetahui produk Telkomvision, sedangkan 49% sisanya mengaku tidak mengetahui produk Telkomvision. Berminat Berlangganan Telkomvision 23% 77% Ya Tidak Gambar 2.16 Komposisi Responden yang Berminat berlangganan Telkomvision 53

32 Untuk tingkat keminatan responden terhadap produk Telkomvision, tercatat 77% dari responden menyatakan tidak berminat berlangganan Telkomvision, dan hanya 23% yang menyatakan berminat berlangganan Telkomvision. Dari gambar 2.15 dan 2.16, terlihat bahwa lebih setengah responden yang diteliti mengetahui atau aware akan adanya produk Telkomvision, menandakan bahwa upaya pemasaran yang lebih gencar perlu dilakukan oleh Telkomvision agar produk mereka lebih dikenal oleh masyarakat. Akan tetapi, terlihat juga bahwa kurang dari seperempat dari jumlah responden yang diteliti mengaku tidak berminat untuk berlangganan Telkomvision.Dengan melihat keminatan yang rendah dari responden untuk berlangganan Telkomvision ini, penelusuran yang lebih mendalam perlu dilakukan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi dengan produk TV Satelit Prabayar Telkomvision. Langkah awal untuk mengetahui permasalahan yang sesungguhnya terdapat pada produk TV Satelit Prabayar ini, perlu diketahui kecenderungan yang terjadi dalam hal keengganan responden untuk berlangganan produk TV Satelit Telkomvision. Untuk mendapatkan data tersebut, dilakukanlah analisa tabulasi silang atau Crosstab pada informasi yang didapat dari responden. Hal yang akan dianalisa adalah kecenderungan yang terjadi antara Pengeluaran Responden per Bulan dengan Minat Responden untuk Berlangganan produk TV Satelit Prabayar Telkomvision, dan juga Pengeluaran Responden per Bulan untuk Hiburan dengan Minat Responden untuk Berlangganan Produk TV Satelit Prabayar Telkomvision. Dengan melakukan analisa tabulasi silang menurut Pengeluaran per Bulan dan Pengeluaran untuk Hiburan, maka akan terlihat bagaimana kecenderungan yang terjadi pada tiap-tiap segmen responden terhadap produk TV Satelit Prabayar Telkomvision ini. 54

33 Gambar 2.17 Grafik Crosstab Pengeluaran Responden dengan Minat Berlangganan Gambar 2.18 Grafik Crosstab Pengeluaran untuk Hiburan dengan Minat Berlangganan 55

34 Dari hasil analisa tabulasi silang, terlihat bahwa hampir sebagian besar responden tidak berminat untuk berlangganan produk Telkomvision baik dalam variabel Pengeluaran per Bulan maupun untuk variabel Pengeluaran untuk Hiburan per Bulan. Mayoritas Responden di tiap-tiap segmentasi di dalam variabel tersebut tidak berminat berlangganan untuk berlangganan produk TV Satelit Prabayar Telkomvision. Kecuali untuk variabel Pengeluaran untuk Hiburan per Bulan di segmen responden yang berpengeluaran Rp Rp per bulan untuk hiburan, jumlah responden yang menjawab berminat dan tidak berminat memiliki jumlah yang sama besar. Selain berusaha menggali informasi tentang segmentasi demografis dan perilaku responden dalam menonton televisi, kuesioner yang disebarkan juga berusaha menggali informasi mengenai tingkat kepentingan dari masing-masing variabel di dalam produk TV Satelit Prabayar Telkomvision, yaitu Harga Perangkat, Ketersediaan Paket Prabayar, Harga Paket Prabayar, Variasi Paket Prabayar, Jumlah Saluran Televisi di dalam Paket Prabayar, Kualitas Layanan, Jaminan Kontinuitas Layanan, serta Image Perusahaan penyedia layanan. Penggalian persepsi responden mengenai variabel-variabel di dalam produk TV Satelit Prabayar Telkomvision juga dilakukan di dalam Proyek Akhir ini.untuk langkah selanjutnya, metode analisa SERVQUAL dipergunakan untuk mencoba memahami masalah yang terjadi. Perusahaan jasa seperti Telkomvision memiliki karakteristik yang berbeda dari perusahaan penghasil produk. Hal tersebut dilihat dari sifat jasa itu sendiri. Menurut Kotler (Kotler, 2003:446) jasa memiliki sifat : tidak berwujud (Intangibility), keanekaragaman (Variability), tidak terpisahkan (Inseparability), dan tidak tahan lama (Perishability). Karakteristik-karakteristik tersebut menunjukan bahwa jasa sangat sulit untuk diukur, oleh karena itu dibutuhkan penghitungan kualitas jasa. Adanya kesenjangan (gap) pada kualitas jasa tersebut bisa menjadi tolak ukur dalam melakukan kegiatan jasa. Menurut Parasuraman et. al. (1990:46), Kesenjangan (gap) dapat berupa sebagai berikut: 56

35 1. Gap between customer expectations and management perception. Maksudnya bahwa manajemen tidak selalu memahami secara tepat apa yang diinginkan konsumen. 2. Gap between management perception and service-quality specification. Maksudnya bahwa manajemen mungkin memahami secara tepat keinginan konsumen tetapi tidak menetapkan suatu standar kinerja yang spesifik. 3. Gap between service-quality specifications and service delivery. Maksudnya bahwa para personil mungkin kurang terlatih, tidak mampu, atau tidak mau memenuhi standar yang telah ditetapkan. Atau mereka dihadapkan pada standar yang berlawanan, seperti menyediakan waktu untuk mendengarkan para pelanggan dan melayani mereka dengan cepat. 4. Gap service delivery and external communications. Maksudnya bahwa harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataanpernyataan yang dibuat para wakil perusahaan dan iklan perusahaan. Namun pada kenyataannya tidak sesuai dengan iklan yang dibuat oleh perusahaan tersebut. 5. Gap between perceived service and expected service. Maksudnya bahwa konsumen memiliki persepsi yang keliru tentang kualitas jasa tersebut. Adanya kesenjangan antara pelayanan yang diharapkan dan dirasakan oleh konsumen maka akan membuat konsumen kecewa dan keinginan konsumen tidak terpuaskan. Proyek akhir ini melakukan penelitian pada Gap between perceived service and expected service (Gap 5), dimana pada gap tersebut dilakukan pengukuran antara persepsi dan ekspektasi konsumen. Dapat dilihat model kualitas jasa pada gambar 3.1, Gap between perceived service and expected service atau Gap 5 merupakan langkah awal dalam menilai layanan jasa serta sebagai penghubung langsung antara ekspektasi konsumen dengan persepsi konsumen. Penelitian ini mengenai kualitas layanan jasa (service quality) dilakukan dengan cara mencari nilai ekspektasi dan persepsi konsumen terhadap suatu layanan jasa. 57

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Indonusa Telemedia, merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk, didirikan pada tahun 1997 oleh PT Telkom, PT Rajawali Citra Televisi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Telkomvision

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Telkomvision BAB I PENDAHULUAN 1.1 Profil Perusahaan 1.1.1 Sejarah Singkat PT Indonusa Telemedia yang didirikan pada tahun 1997 oleh RCTI, Telkom, Megacell, dan DATAKOM ASIA, merupakan anak perusahaan PT Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada tahun pada tahun 2010. Sedangkan Obyek penelitian adalah PT First Media Tbk ( First Media ) adalah operator multimedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menonton televisi merupakan sebuah kegiatan yang sulit dilepaskan dari rutinitas

BAB I PENDAHULUAN. Menonton televisi merupakan sebuah kegiatan yang sulit dilepaskan dari rutinitas BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Menonton televisi merupakan sebuah kegiatan yang sulit dilepaskan dari rutinitas harian masyarakat seluruh dunia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa bahkan usia

Lebih terperinci

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS BAB III SOLUSI BISNIS 3.1 Model Konseptual Gambar 3.1 Model Konseptual Pengembangan Solusi Bisnis Eksplorasi isu bisnis akan menghasilkan informasi berupa variabel-variabel produk TV Satelit Prabayar Telkomvision

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bisnisnya dari layanan dengan portofolio POTS (Plain Ordinary

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan bisnisnya dari layanan dengan portofolio POTS (Plain Ordinary BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis telekomunikasi yang terjadi begitu cepat telah menyebabkan perubahan tatanan bisnis secara global dan mendasar yang mendorong lahirnya lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan dan jasa-jasa yang lain seperti pembuatan produksi dan jasa akses

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan dan jasa-jasa yang lain seperti pembuatan produksi dan jasa akses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stasiun televisi berlangganan merupakan stasiun penyiaran yang mendapatkan anggaran operasional secara swadaya melalui potensi siaran iklan, iuran para pelanggan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Indonusa Telemedia adalah anak perusahaan PT Telkom Indonesia yang menjadi andalan di bidang jasa multimedia interaktif. PT Indonusa menyediakan layanan televisi berbayar dengan teknologi satelit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia teknologi sekarang ini juga sangat berpengaruh terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada kehidupan masyarakat modern yang memasuki era globalisasi, komunikasi menjadi suatu kebutuhan yang memegang peranan penting terutama dalam sebuah proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi era globalisasi menuntut semua sektor bisnis harus memiliki strategi agar dapat bersaing dengan para pesaing lainnya. Salah satunya dengan memperkenalkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SOLUSI BISNIS

BAB IV IMPLEMENTASI SOLUSI BISNIS BAB IV IMPLEMENTASI SOLUSI BISNIS 4.1 Model Konseptual Gambar 4.1 Model Konseptual Implementasi Solusi Bisnis Dalam pengimplementasian solusi bisnis untuk produk TV Satelit Prabayar Telkomvision ini, solusi

Lebih terperinci

BAB III. Profil perusahaan. bidang lain yang ada. Layanan multimedia merupakan layanan yang mampu

BAB III. Profil perusahaan. bidang lain yang ada. Layanan multimedia merupakan layanan yang mampu BAB III Profil perusahaan 3.1 Tinjauan umum perusahaan Teknologi yang berkembang saat ini besar pengaruhnya terhadap bidang - bidang lain yang ada. Layanan multimedia merupakan layanan yang mampu menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sumber: www.telkomvision.co.id (diakses: 17 Januari 2012) Gambar 1.1 Logo TelkomVision TelkomVision yang didirikan pada tanggal 07 Mei 1997 oleh 4(empat)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat teknologi telekomunikasi dan informasi di penghujung

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat teknologi telekomunikasi dan informasi di penghujung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat teknologi telekomunikasi dan informasi di penghujung abad 20 ini telah merubah cara pandang dan perilaku masyarakat dunia dalam melakukan interaksi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih layanan TV Berlangganan Terdapat 14 faktor yang dipentingkan oleh konsumen TV Berlangganan Indovision

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam dunia industri, yang ditandai dengan perubahan perubahan yang serba cepat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lanskap bisnis telekomunikasi mengalami perubahan yang sangat cepat, tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun persaingan. Dari sisi teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan akan tatanan dan tuntutan hukum di dalam masyarakat memberikan akibat dari perkembangan hukum itu sendiri, termasuk halnya di bidang perkembangan sarana

Lebih terperinci

IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B MM BIZTEL ANGKATAN 4

IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B MM BIZTEL ANGKATAN 4 IPTV BUSINESS PLAN Case PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Penulis: CHANDRA TAMRIN NPM : B070041006 MM BIZTEL ANGKATAN 4 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN BISNIS TELKOM Bandung, September 2007 KATA PENGANTAR IPTV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern

BAB I PENDAHULUAN. ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi dan perekonomian masyarakat dewasa ini telah membuat masyarakat mempunyai gaya hidup yang lebih baik dan modern sesuai

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PAY TV DIRECT TO HOME PRABAYAR TELKOMVISION PROYEK AKHIR. Oleh: EKO PRASETYO NIM:

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PAY TV DIRECT TO HOME PRABAYAR TELKOMVISION PROYEK AKHIR. Oleh: EKO PRASETYO NIM: STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK PAY TV DIRECT TO HOME PRABAYAR TELKOMVISION PROYEK AKHIR Oleh: EKO PRASETYO NIM: 29106418 Program Magister Administrasi Bisnis Sekolah Bisnis dan Manajemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Banyaknya pilihan masyarakat untuk menikmati sajian makanan ala Jepang di Indonesia, khususnya di Jakarta membuktikan bahwa pemain di bisnis makanan Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi mulai dikenal oleh masyarakat, mulai dari radio, televisi, faximile, hand

BAB I PENDAHULUAN. informasi mulai dikenal oleh masyarakat, mulai dari radio, televisi, faximile, hand BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis IT (Informasi Teknologi) dewasa ini memiliki perkembangan yang sangat pesat, akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta adanya lonjakan kebutuhan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya media cetak dan media elektronik tidak saja memunculkan sikap serius dari pengusaha lokal, tetapi juga memaksa mereka untuk memperbaiki kualitas produk, barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas dan globalisasi ditandai dengan semakin meluasnya produk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas dan globalisasi ditandai dengan semakin meluasnya produk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas dan globalisasi ditandai dengan semakin meluasnya produk dan jasa. Hal ini menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. Pada dekade akhir-akhir ini, pertumbuhan dari satellite service, perkembangan

BAB 1. PENDAHULUAN. Pada dekade akhir-akhir ini, pertumbuhan dari satellite service, perkembangan BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dekade akhir-akhir ini, pertumbuhan dari satellite service, perkembangan digital cable, inovasi HDTV dan IPTV telah banyak berpengaruh dalam perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menonton televisi adalah salah satu kegiatan yang sudah menjadi rutinitas harian masyarakat dunia, begitu pula di Indonesia. Semua kalangan baik berdasarkan jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Segmentation, Targetting, dan Positioning penelitiaan 6.1.1.1 Segmentation terdiri dari dari 2: Segmentasi berdasarkan demografi: a. Jenis kelamin: Pria

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN INDUSTRI TELEVISI BERLANGGANAN DI INDONESIA

BAB III TINJAUAN INDUSTRI TELEVISI BERLANGGANAN DI INDONESIA BAB III TINJAUAN INDUSTRI TELEVISI BERLANGGANAN DI INDONESIA III.1. SEJARAH TELEVISI BERLANGGANAN III.1.1. Sejarah Televisi Berlangganan di Dunia Ide dasar munculnya Televisi Berlangganan sudah muncul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan pemasaran yaitu membuat agar penjualan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN A. Gambaran umum tentang Telkomvision 1. Riwayat singkat TelkomVision TelkomVision merupakan perusahaan swasta nasional yang bergerak dalam bidang Jasa Penyiaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Magang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Magang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Magang Institusi pendidikan khususnya perguruan tinggi adalah inkubator Sumber Daya Manusia (SDM) sebuah bangsa yang diharapkan melahirkan generasi-generasi berkualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehadiran teknologi komunikasi dan informasi yang begitu pesat telah mendorong mobilitas masyarakat dan individu menjadi semakin dinamis. Teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut ditandai

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut ditandai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi peran alat komunikasi dan informasi semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin maju. Hal tersebut ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB 6. a. Fitur Produk

BAB 6. a. Fitur Produk BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Alasan utama pelanggan untuk memutuskan berlangganan Harian Seputar Indonesia pada umumnya karena tertarik ingin memperoleh program-program promosi yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB 6 PENUTUP. Penutup 6-1

BAB 6 PENUTUP. Penutup 6-1 BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan Hasil analisis pengolahan data yang telah dilakukan, menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : a. Faktor-faktor yang menjadi petimbangan pelanggan untuk menggunakan dan memilih

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Kotler (2005) menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu proses

BAB II KERANGKA TEORITIS. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran. Kotler (2005) menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu proses BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Kotler (2005) menyatakan bahwa Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar gagasan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keunggulan pemanfaatan teknologi adalah suatu nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu keunggulan pemanfaatan teknologi adalah suatu nilai tambah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu keunggulan pemanfaatan teknologi adalah suatu nilai tambah bagi para penggunanya. Dengan menggunakan teknologi berbagai persoalan yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini hiburan banyak dicari oleh manusia dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini hiburan banyak dicari oleh manusia dengan tujuan untuk BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Dewasa ini hiburan banyak dicari oleh manusia dengan tujuan untuk menghilangkan kepenatan, ketegangan, kejenuhan dan rasa letih karena kegiatan rutinitas yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis semakin lama semakin ketat, karena itu diperlukan upaya-upaya dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perilaku dan sikap konsumen dalam menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin

PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Sebagaimana kita ketahui, dewasa ini persaingan antara perusahaan semakin ketat. Masing masing perusahaan berusaha untuk merealisasikan tujuannya. Usaha

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Iklim persaingan bisnis yang semakin ketat, dimana pelanggan sangat kritis dengan kebutuhan dan keinginan yang terus berkembang. Oleh karena itu perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran paling dikenal dan yang paling efektif sekaligus paling umum digunakan dalam upaya mengarahkan komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN SEJARAH SINGKAT PT INDONUSA TELEMEDIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN SEJARAH SINGKAT PT INDONUSA TELEMEDIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 1.1.1 SEJARAH SINGKAT PT INDONUSA TELEMEDIA PT Indonusa Telemedia (Telkom Vision) yang didirikan pada tanggal 7 Mei 1997, merupakan perusahaan swasta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Era globalisasi menuntut kemampuan daya saing yang kuat dalam hal teknologi, manajemen dan sumberdaya manusia. Pada era ini, informasi masuk secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di

I. PENDAHULUAN. dengan semakin sering munculnya iklan-iklan baru dari merek-merek lama di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Intensitas penayangan iklan melalui media televisi di Indonesia dalam perkembangannya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditandai dengan semakin sering munculnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada konsep komunikasi. Oleh karena merupakan bentuk. merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. didasarkan pada konsep komunikasi. Oleh karena merupakan bentuk. merupakan pencerminan dari keberhasilan komunikasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Iklan merupakan salah satu instrumen pemasaran, yang aktivitasnya didasarkan pada konsep komunikasi. Oleh karena merupakan bentuk komunikasi, maka keberhasilannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. yang kita perhatikan (Kotler, Keller, 2007:3). Di dalam pemasaran itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran ada dimana-mana. Formal atau informal, orang dan organisasi terlibat dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran. Pemasaran yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Sesuai dengan tujuan penelitian, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai persaingan usaha di bidang minuman isotonik ini melalui analisa teori Five Competitive

Lebih terperinci

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dan Saran BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pada bab terakhir ini, akan diberikan saran sebagai masukan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan dan Saran BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan tujuan dengan melihat hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai 1.

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis di Indonesia menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Setiadi (2003) Consumer Attitude merupakan makna. objek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Setiadi (2003) Consumer Attitude merupakan makna. objek baik disenangi maupun tidak disenangi secara konsisten. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tidak dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh teknologi yang semakin modern oleh karena itu peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, kemudian kemunculannya disusul oleh stasiun stasiun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan televisi swasta muncul sejak adanya RCTI pada tahun 1989 sebagai stasiun televisi swasta pertama yang memberikan program hiburan untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini menggunakan penelititan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode untuk menyelidiki obyek yang tidak dapat diukur dengan

Lebih terperinci

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Karena telemarketing merupakan bentuk komunikasi langsung dan bersifat dua arah (melalui telepon), maka respon yang timbul dapat diukur dan diketahui secara langsung. Reaksi target market (pertanyaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia usaha semakin ketat, terlebih dengan semakin meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen. Para marketer dari berbagai perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Interaksi yang terbentuk oleh adanya komunikasi, dapat menciptakan terbinanya hubungan

Lebih terperinci

IKLAN-LINI-ATAS DAN IKLAN-LINI-BAWAH

IKLAN-LINI-ATAS DAN IKLAN-LINI-BAWAH MEDIA PERIKLANAN IKLAN-LINI-ATAS DAN IKLAN-LINI-BAWAH Perusahaan/ institusi menggunakan berbagai media periklanan untuk mempromosikan produknya. Terdapat dikotomi/ pemisahan antara berbagai jenis media

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 29 BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Sejarah PT. Mentari Cyber Media PT. Mentari Cyber Media resmi didirikan pada tanggal 16 Juni 2006 dengan di keluarkannya Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) - Besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini, membuat komunikasi menjadi lebih mudah dan beragam, mulai dari bentuk komunikasi satu arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) adalah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia yang lahir dari gagasan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 TEORI DASAR / TEORI UMUM 2.1.1 DEFINISI PUBLIC RELATIONS Hubungan masyarakat ( humas ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Public Relation merupakan serangkaian kegiatan untuk

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN KARTU FLEXI (Studi Kasus Pada Mahasiswa FISIP Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan

I. PENDAHULUAN. kepemilikan. Kebutuhan adalah keadaan merasa tidak memiliki kepuasan dasar dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik kebutuhan yang bersifat biogenetik seperti rasa lapar dan haus maupun kebutuhan yang bersifat psikogenetik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa konvensional kemudian dinilai belum maksimal karena pola komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. massa konvensional kemudian dinilai belum maksimal karena pola komunikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis saat ini sangat kompetitif, dan merupakan tantangan bagi praktisi Public Relations (PR) dalam menggunakan media massa konvensional seperti

Lebih terperinci

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity

Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity Bab V Kesimpulan Dan Saran 112 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam penelitian ini telah dianalisis proses pelaksanaan brand equity dalam pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pada bab terakhir ini, akan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii ABSTRAK Layanan telekomunikasi teknologi CDMA 2000-1X adalah teknologi terbaru di dunia telekomunikasi. PT Telkom adalah pionir operator CDMA di Bandung dengan produk Telkom Flexi. Sejak diluncurkan Oktober

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi menuntut kinerja yang sempurna dari setiap proses yang dijalankan oleh perusahaan. Pemasaran tidak lagi dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktifitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi,

Lebih terperinci

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan

BAB 3 SOLUSI BISNIS. Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BAB 3 SOLUSI BISNIS Permasalahan yang muncul sesuai dengan diagram ishikawa adalah Tabungan BRI BritAma tidak cocok untuk segmentasi A. Hasil dari analisis reponden menunjukkan bahwa persepsi dari Tabungan

Lebih terperinci

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA

MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN) PERTEMUAN KEDUA PRODUK / JASA Jasa adalah : setiap tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, teknologi sekarang ini semakin berkembang sangat pesat. Apalagi banyak masyarakat yang membutuhkan teknologi itu sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telekomunikasi merupakan bagian yang penting di dalam kehidupan manusia dan tak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari. Handphone menjadi salah satu sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta

BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 240 juta pelanggan pada akhir tahun 2011 lalu. naik 60 juta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam era perdagangan bebas atau dalam persaingan yang sangat ketat dimana konsumen menjadi lebih dinamis dalam memilih suatu produk. Perkembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 PT.Indosat Mega Media (Indosat M2) Gambar 1.1 Logo Indosat M2 Sumber : www.indosatm2.com PT Indosat Mega Media (Indosat M2) adalah sebuah perusahaan

Lebih terperinci

: 0119/X-10/ALV/2014 : Proposal Kerja Sama Penyediaan Layanan Pay TV Dan Internet

: 0119/X-10/ALV/2014 : Proposal Kerja Sama Penyediaan Layanan Pay TV Dan Internet Jakarta, 15 Oktober 014 No Perihal : 0119/X-10/ALV/014 : Proposal Kerja Sama Penyediaan Layanan Pay TV Dan Internet Kepada : Yth. Badan Pengelola Paragon Square Hotel and Apartemen Karawaci - Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana para pengusaha tentu berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dimana para pengusaha tentu berusaha secara maksimal untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memasuki era globalisasi ini,dimana kegiatan bisnis diwarnai dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi antara perusahaan satu dengan lainnya. Terlebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan sangat dinamis telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan sangat dinamis telah membawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan sangat dinamis telah membawa perubahan dan perkembangan di berbagai bidang, salah satunya semakin canggihnya alat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang semakin meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang semakin meningkat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini yang semakin meningkat menyebabkan pesatnya laju persaingan di dalam dunia usaha. Hal ini dapat kita lihat dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Pada saat sekarang ini, banyak sekali perusahaan yang mengeluarkan produk bedak di pasaran dimana masing-masing produk saling berjuang untuk menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge 85 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge Manajemen Player s Pool n Lounge menyusun sebuah strategi komunikasi pemasaran, dengan mengacu beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyampaikan pesan kepada audience yang sangat luas. 1

BAB I PENDAHULUAN. mampu menyampaikan pesan kepada audience yang sangat luas. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi komunikasi tidak dapat dipungkiri telah banyak membantu umat manusia untuk mengatasi berbagai hambatan dalam berkomunikasi. Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung promosi program

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung promosi program BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Data & Literatur Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung promosi program acara LA Lights 100 % Music DEMO ini diperoleh dengan memanfaatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan telepon seluler membutuhkan suatu jasa penyelenggara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, media komunikasi kini berkembang semakin pesat. Salah satu media komunikasi yang terus berkembang dan semakin canggih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan individualisasi yang jauh lebih besar (Kotler, 2005:321).

BAB I PENDAHULUAN. dan individualisasi yang jauh lebih besar (Kotler, 2005:321). Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, internet berfungsi sebagai sumber informasi, sumber hiburan, saluran komunikasi, saluran transaksi, dan bahkan saluran distribusi. Internet

Lebih terperinci

Jakarta, 28 Februari Penulis

Jakarta, 28 Februari Penulis KATA PENGANTAR Dengan menghaturkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat anugerah dan kasih-nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul Strategi Metro TV: Menghadapi Persaingan

Lebih terperinci

Jaringan VSat. Pertemuan X

Jaringan VSat. Pertemuan X Jaringan VSat Pertemuan X Pengertian VSat VSAT atau Very Small Aperture Terminal adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan terminalterminal stasiun bumi dengan diameter yang sangat kecil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap. lingkunagan baik secara langsung maupun tidak langsung telah

BAB I PENDAHULUAN. cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap. lingkunagan baik secara langsung maupun tidak langsung telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedemikian cepat dirasakan telah membawa pengaruh yang signifikan terhadap lingkunagan baik secara langsung

Lebih terperinci