BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini, penulis mencoba menganalisa dan membahas tentang perlakuan akuntansi pendapatan, beban serta pelaporannya yang diterapkan oleh Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Analisis dan pembahasan ini berpijak pada bab-bab sebelumnya yang telah dikemukakan dalam tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui serta mengevaluasi penerapan dan perlakuan akuntansi pendapatan dan beban yang telah ditetapkan oleh rumah sakit, apakah sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum dan PSAK. pokok, yaitu : Adapun analisis dan pembahasan ini, penulis membagi dalam 3 bagian 1. Penerapan atas Akuntansi Pendapatan dan Beban Rumah Sakit 2. Pelaporan Pendapatan dan Beban Rumah Sakit 3. Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 45 A. Penerapan atas Akuntansi Pendapatan dan Beban Rumah Sakit Sebagaimana telah penulis jelaskan dalam bab I tentang pentingnya informasi akuntansi yang berkualitas, dimana dengan informasi tersebut akan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guna mengambil suatu keputusan ekonomi. Informasi yang berkualitas dapat dihasilkan apabila dalam pencatatan dilakukan secara benar dan sesuai dengan standar 33

2 akuntansi yang berlaku umum, sehingga semua pihak dapat menilai serta memahami informasi tersebut. Dalam bab II penulis juga telah dijelaskan mengenai pengertian pendapatan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), yaitu arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Selain itu dalam bab 2 tersebut juga dijelaskan tentang pengertian beban menurut IAI, yaitu penurunan manfaat ekonomis selama periode akuntansi bentuk arus keluar / berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa sangat diperlukan suatu sistem pencatatan yang benar dan konsisten guna mengungkapkan proses terjadinya pendapatan yang dapat dihasilkan oleh rumah sakit, sehingga rumah sakit dapat mengukur dan mengakui pendapatan dan beban tersebut dalam tingkat yang wajar pada periode tersebut. 1. Pendapatan Pasien (Patient Service Revenue) Pendapatan pasien termasuk kamar dan ruang perawatan, pelayanan perawat, dan pelayanan profesi lainnya. Pendapatan pasien dicatat sebesar tarif penuh, karena tujuan rumah sakit untuk melaporkan

3 jumlah pendapatan bersih yang dapat diterima, maka penyesuaian dapat dibuat untuk hal-hal berikut : a) Courtesy allowances, diskon untuk dokter dan pegawai. b) Contractual adjustment, diskon yang dirancang dengan pihak ketiga (misalnya: pihak kesehatan dan Palang Merah) biasanya mempunyai perjanjian untuk memberikan tarif dibawah tarif yang ditetapkan. c) Courtesy allowance and contractual adjustment, merupakan pengurangan pendapatan kotor, sehingga sisanya adalah pendapatan bersih yang dilaporkan dalam laporan operasi aktivitas. Biaya piutang tak tertagih dicatat, dan akun penyisihan piutang digunakan intuk mengurangi piutang sehingga piutang bersih untuk estimasi cadangan piutang tak tertagih. d) Charity care services, diberikan kepada pasien secara gratis sesuai hospitall s charity policy diluar pendapatan pasien sebab tidak dirancang dalam arus kas. e) Community general hospital adalah rumah sakit nonlaba nonpemerintah. Pendapatan (kotor) sesuai tarif tahun 2007 sebesar Rp f) Hospital contractual adjustment dengan pemegang asuransi dan pihak kesehatan sebesar Rp Staf rumah sakit memperoleh courtesy discount sebesar Rp Cadangan piutang tak tertagih 5%. Pencatatan transaksi tersebut sebagai berikut :

4 Piutang Pasien Rp Pendapatan Pasien Rp Mencatat pendapatan pasien sebesar tarif dasar Courtesy diskon Rp Kontrak Penyesuaian Rp Piutang Pasien Rp Mencatat courtesy diskon dan kontrak penyesuaian Beban Utang Rp Penyisihan Piutang Tak Tertagih Rp Mencatat penyisihan piutang tak tertagih 2. Kategori Pasien Besar kecilnya tarif terhadap pasien ditentukan berdasarkan tingkat penanganan terhadap pasien itu sendiri. Ada penanganan yang bersifat medis (tindakan), ada pula yang hanya berupa konsultasi kepada dokter. Pasien sendiri terbagi menjadi 2 kategori, yaitu pasien rawat inap dan pasien rawat jalan. a. Rawat Inap Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medik dengan

5 menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap. b. Rawat Jalan Rawat jalan adalah pelayanan medis kepada seorang pasien untuk tujuan observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi, dan pelayanan kesehatan lainnya, tanpa mengharuskan pasien tersebut dirawat inap. Keuntungannya, pasien tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menginap (opname). 3. Macam-macam Beban Pada bab II telah dijelaskan mengenai konsep tentang biaya-biaya yang umumnya terdapat pada suatu rumah sakit, yaitu biaya operasional (biaya pelayanan, biaya umum dan administrasi) dan biaya non operasional (biaya bunga, biaya bank, rugi, penjualan aktiva, dll). Namun, berbeda dengan Rumah Sakit Medika Permata Hijau yang memiliki klasifikasi biaya sendiri yang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu biaya material, biaya staf serta biaya operasi dan administrasi overhead. a) Biaya Material (Material Cost) Biaya material pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau ini terdiri dari biaya-biaya untuk kegiatan farmasi, laboratorium, fisioterapi, radiologi, dapur, dan perlengkapan medis lainnya.

6 b) Biaya Staf (Staff Cost) Biaya staf yang dimaksud disini bukanlah biaya/gaji dokter melainkan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji para staf/karyawan termasuk gaji perawat. Sedangkan gaji untuk para dokter termasuk ke dalam profesional fee. c) Biaya Operasi dan Administrasi Overhead Biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya operasi dan administrasi overhead adalah biaya perbaikan dan perawatan alat-alat medis, biaya iklan, biaya kelistrikan, seminar, dan lain-lain. 4. Sistem Pencatatan Proses pencatatan pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau masih menggunakan dua cara, yaitu sistem komputerisasi dan manual. Sistem komputerisasi berawal dari bagian kasir ke bagian keuangan yang memberikan data atas pembayaran para pasien secara otomatis. Sedangkan untuk sistem manual hanya dilakukan jika terjadi human error dan pada saat kasir telah menutup pembukuan transaksi tersebut kemudian bagian keuangan harus membuat jurnal tersebut secara manual. Salah satu contohnya adalah kelebihan atas biaya dokter. B. Pelaporan Pendapatan dan Beban Rumah Sakit Bagian selanjutnya dari skripsi ini berkenaan dengan laporan keuangan, berdasarkan atas proses pencatatan yang telah dilakukan rumah sakit terhadap kegiatan operasional rumah sakit, maka rumah sakit wajib

7 untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan PSAK, laporan keuangan tersebut dapat digunakan untuk menilai kondisi rumah sakit apakah sehat atau tidak. Rumah Sakit Medika Permata Hijau dalam menyajikan laporan keuangan yang dipublikasikan kepada umum terbagi menjadi 2 jenis laporan, meliputi : 1. Neraca (Balance Sheet) 2. Laporan Operasi Kegiatan 1) Neraca Neraca organisasi nirlaba khususnya rumah sakit tidak mempunyai perbedaan mendasar, baik isi maupun proses penyusunan, dari sudut pandang ilmu akuntansi dibandingkan dengan neraca perusahaan sektor komersial. Namun, ada beberapa hal yang secara khusus perlu diperhatikan, antara lain : a. Kas Jumlah kas yang tercatat di neraca tidak termasuk jumlah kas pada dana terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi. b. Piutang Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi. Dengan demikian, dibuat penyajian tentang penyisihan piutang tak tertagih. Rumah sakit biasanya juga memberikan

8 pelayanan sosial, yaitu pelayanan kesehatan cuma-cuma bagi pasien yang dapat menunjukan bahwa ia tidak mampu membayar menurut kriteria yang telah ditetapkan rumah sakit. Dalam kasus ini, layanan yang diberikan tidak memenuhi syarat untuk diakui baik sebagai piutang maupun pendapatan dalam laporan keuangan ruma sakit. c. Investasi Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai pemberian. Hasil dari investasi yang tidak dibatasi (unrestricted) harus diklasifikasikan sebagai perubahan saldo dana pada laporan operasi/rugi laba rumah sakit. d. Aktiva Tetap Aktiva tetap dilaporkan bersamaan dengan akumulasi depresiasinya dalam dana umum. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan pencatatan aktivanya dalam suatu kelompok dana tertentu. e. Aktiva yang Disisihkan Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori dana tersebut. Jadi, aktiva yang ditetapkan

9 untuk tujuan tertentu oleh pihak internal rumah sakit dan dikendalikan sendiri tidak diklasifikasikan sebagai aktiva terikat, namun dianggap sebagai aktiva yang disisihkan (limited assets). f. Utang Jangka Panjang Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca. Hal ini berbeda dengan kebanyakan entitas pemerintahan yang melakukan pencatatan utang jangka panjangnya dalam kelompok dana tertentu. g. Saldo Dana Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang telah dijelaskana, saldo dana yang dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi tiga jenis, yaitu : (1) Terikat (unrestricted), yang dapat digunakan dengan bebas sesuai kebijaksanaan dari rumah sakit. (2) Terikat sementara waktu (temporarily restricted), yang baru dapat digunakan ketika kriteria tertentu dari pihak sponsor terpenuhi. (3) Terikat permanen (permanently restricted), yang dikelola dan hanya dapat digunakan hasilnya saja. 2) Laporan Operasi Kegiatan Untuk rumah sakit, hasil dari kegiatan operasinya dilaporkan dalam Laporan Operasi (Statement of Operations). Laporan ini mencakup pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya

10 yang mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Dalam laporan operasi harus dinyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam perusahaan, yang melaporkan hasil kegiatan operasi rumah sakit selama periode berjalan. Indikator kinerja ini mencakup baik laba/rugi operasi selama periode berjalan maupun laba lain yang diperoleh selama periode berjalan. Contoh laba lain yang dimaksud adalah pendapatan investasi (baik yang telah direalisasi maupun belum direalisasi). Perubahan lainnya dalam saldo dana selama periode berjalan harus dilaporkan setelah indikator kinerja, misalnya transfer-transfer yang terjadi secara internal antardana yang ada. Berikut adalah pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian. a. Pendapatan Jasa Pasien Pendapatan dari pasien dihitung pada jumlah bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian dikurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjustment) menjadi Pendapatan Bersih Jasa Pasien. b. Penyesuaian Kontraktual Penyesuaian kontraktual berasal dari keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian pembayaran medis. Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar

11 penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi tanggungan asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tarif standar untuk jasa-jasa yang diberikannya namun rumah sakit bisa saja menjalin kontrak dengan membayar pihak ketiga dimana rumah sakit menerima jumlah pembayaran yang lebih rendah untuk jasajasa tersebut. Dalam hal ini, rumah sakit membuat Penyesuaian Kontraktual dari tarif jasa normalnya. Prosedur penggunaan asuransi yang diterapkan di RSMPH adalah sebagai berikut: 1) Pasien mendapat kelas/ruang perawatan sesuai dengan premi asuransi yang dimilikinya. 2) Ketika pasien mendaftar dengan menunjukan kartu asuransinya, pihak rumah sakit mengkonfirmasi ke pihak asuransi untuk membuktikan kebenaran akan kepemilikan asuransi dari pasien tersebut. 3) Seluruh biaya pengobatan akan ditanggung asuransi jika jumlahnya tidak melebihi batas (limit) yg diberikan pihak asuransi, tetapi jika melebihi dari batas yang ditentukan maka selisih lebihnya tersebut ditanggung oleh pasien sendiri. Berikut adalah alur/siklus asuransi yang diterapkan pada RSMPH : pasien daftar pengisian form asuransi

12 farmasi (pesan obat) bill online poliklinik kasir farmasi (ambil obat) Jurnal untuk asuransi rumah sakit : Saat Pendaftaran Dr. Cr. A/R asuransi Income atas pengobatan Saat Pelunasan Dr. Bank Cr. A/R asuransi c. Pendapatan dari Kegiatan Lainnya Pendapatan dari kegiatan lainnya mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien, seperti kantin dan sewa parkir. Pendapatan tersebut biasanya mencerminkan jumlah bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya. d. Transfer Antardana

13 Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam Dana Teriakt ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor / donor sudah terpenuhi. Dalam hal ini, aktiva tersebut harus ditaransfer dari Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan, tranfer antardana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai Pelepasan Saldo Dana dan ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana Tidak Terikat. e. Beban Dana Umum Beban dalam Dana Umum diakui secara akrual, seperti halnya pada entitas komersial. f. Sumbangan Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang berbentuk jasa dan berbentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan, maka perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang langsung diikuti dengan beban dalam jumlah yang sama. Sedangkan donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar pada tanggal diterimanya sebagai sumbangan. Jika donasi aktiva ini penggunaannya dibatasi oleh pihak sponsor / donor maka dilaporkan dalam Dana Terikat Sementara atau Dana Terikat Permanen. Ketika pembatasannya

14 sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana Terikat ke Dana Umum. g. Transaksi-transaksi Lainnya (1) Kelebihan Biaya Contoh kasus : Pada bulan Agustus RSMPH mengestimasikan biaya telepon untuk bulan September sebesar Rp Tapi ternyata total tagihan biaya telepon untuk bulan September hanya sebesar Rp Maka jurnalnya adalah sebagai berikut : Bulan Agustus Dr. Biaya Telepon Rp Cr. Accrued (estimasi) Rp Bulan September Dr. Accrued Rp Cr. Bank Rp Cr. Biaya Telepon Rp (2) Kekurangan Biaya Contoh kasus : Pada bulan Juli RSMPH mengestimasikan biaya listrik bulan Agustus sebesar Rp Tetapi, ketika tagihan listrik diterima ternyata biayanya lebih dari yang diestimasikan,

15 yaitu sebesar Rp Maka jurnalnya sebagai berikut: Bulan Juli Dr. Biaya Listrik Rp Cr. Accrued (estimasi) Rp Bulan Agustus Dr. Accrued Rp Dr. Biaya Listrik Rp Cr. Bank Rp (3) Kelebihan Pembayaran Pengobatan Contoh kasus : Pada saat mendaftar, pasien membayar biaya awal sebesar Rp sebagai deposit untuk tindakan/pelayanan kelas 3. Tapi setelah selesei menerima pelayanan tersebut ternyata menghabiskan biaya perawatan sebesar Rp , dan sisanya dikembalikan kepada pasien tersebut. Maka jurnalnya sebagai berikut : Pada saat pendaftaran Dr. Cash on Hand Rp Cr. Deposit Patient Rp Pada saat pengembalian Dr. Deposit Patient Rp Cr. Cash on Hand Rp Rincian Biaya Perawatan Dr. Deposit Patient Rp Cr. Jasa Dokter Rp Cr. Tarif kamar Rp

16 Cr. Penunjang Medis Rp Cr. Biaya lain-lain Rp (4) Kekurangan Biaya Pengobatan Contoh kasus : Pada saat mendaftar, pasien membayar biaya awal sebesar Rp sebagai deposit untuk tindakan/pelayanan kelas 1. Tapi setelah selesei menerima pelayanan tersebut ternyata menghabiskan biaya perawatan sebesar Rp , dan sisanya dibayar ketika pasien telah diizinkan pulang. Maka jurnalnya sebagai berikut : Pada saat pendaftaran Dr. Cash on Hand Rp Cr. Deposit Patient Rp Pada saat pelunasan Dr. Cash on Hand Rp Cr. Deposit Patient Rp Rincian biaya perawatan Dr. Deposit Patient Rp Cr. Jasa Dokter Rp Cr. Tarif kamar Rp Cr. Penunjang Medis Rp Cr. Biaya Lain-lain Rp ) Studi Kasus (Data Tahun 2007/2008) Berikut adalah beberapa transaksi yang terjadi di Rumah Sakit Medika Permata Hijau, Jakarta selama periode Rumah sakit ini

17 mengklasifikasi dananya menjadi: Dana Tidak Terikat, Dana Terikat Sementara, Dana Terikat Waktu, Dana Terikat Permanen. Saldo neraca tanggal 31 Desember 2007 yang juga menjadi saldo awal untuk periode 2008 adalah sebagai berikut. Tabel 4-1 Rumah Sakit Medika Permata Hijau

18 Neraca Per 31 Desember 2007 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Kewajiban dan Aktiva Bersih Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar : Kas Utang Bank Piutang Utang Jangka Panjang (-) Estimasi Piutang Tak Tertagih ( ) Utang Usaha Piutang Sumbangan Utang Gaji Persediaan Utang Pihak Ketiga Beban Dibayar Dimuka Pendapatan diterima dimuka Total ktiva Lancar Total Kewajiban Lancar Aktiva yang disisihkan untuk pengembangan fasilitas : Utang Jangka Panjang Kas Total Kewajiban Piutang Investasi Aktiva Bersih : Total Aktiva yang Disisihkan Tidak Terikat Investasi Terikat Sementara Aktiva Tetap Terikat Waktu (-) Akumulasi Penyusutan ( ) Total Aktiva Bersih Aktiva Tetap (bersih) Total Aktiva Total Kewajiban dan Aktiva Bersih Sumber : Data diolah (2010) a) Transaksi dan Jurnal

19 Rumah Sakit Medika Permata Hijau telah memberikan jasa kepada para pasiennya total senilai Rp jika diukur menggunakan tarif standar. Dari jumlah ini, terdapat penyesuaian kontraktual yang harus dikurangkan senilai Rp ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Piutang Rp Pendapatan Jasa Pasien Rp Penyesuaian Kontraktual Rp Piutang Rp Selain pendapatan yang berasal dari pasiennya, Rumah Sakit Medika Permata Hijau juga memperoleh pendapatan dari kantin, apotik, dan lahan parkir yang dikelolanya total senilai Rp ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas Rp Pendapatan Program Lainnya Rp Selama 2008, Rumah Sakit Medika Permata Hijau mengakui beban operasinya senilai Rp dari jumlah itu, senilai Rp dibayar tunai dan sisanya merupakan penggunaan aktiva dibayar dimuka, penyisihan piutang tak tertagih, depresiasi, dan utang. Selain itu Rumah Sakit Medika Permata Hijau juga menerima sumbangan jasa senilai Rp ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Belanja-Jasa Keperawatan Rp Belanja-Jasa Profesional Lainnya Rp

20 Belanja-Jasa Umum Rp Belanja-Jasa Fiskal Rp Belanja-Jasa Administrasi Rp Belanja-Biaya Malpraktek Rp Belanja-Piutang Tak Tertagih Rp Belanja-Depresiasi Rp Kas Rp Estimasi Piutang Tak Tertagih Rp Persediaan Rp Belanja Dibayar Dimuka Rp Akumulasi Depresiasi Rp Utang Usaha Rp Utang Gaji Rp Utang Biaya Malpraktek Rp Belanja-Jasa Profesional Lainnya Rp Pendapatan Donasi Jasa Rp Setiap bulannya, Rumah Sakit Medika Permata Hijau memberikan sumbangan rutin ke mesjid sebesar Rp Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Sumbangan untuk mesjid Rp Kas Rp Pendapatan lain yang diperoleh Rumah Sakit Medika Permata Hijau selama 2008 adalah pendaptan senilai Rp dari investasi yang dananya ditentukan oleh direksi rumah sakit sendiri (board-designated

21 fund) bagi pengembangan rumah sakit di masa depan. Sebagai tambahan, Rumah Sakit Medika Permata Hijau juga memperoleh keuntungan senilai Rp dari penjualan. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas-Disisihkan untuk Pengembangan Gedung Rp Pendapatan Investasi Rp Kas Rp Akumulasi Depresiasi Rp Aktiva tetap Rp Keuntungan Penjualan Aktiva Rp Selama tahun 2008, Dana untuk Tujuan Khusus dari Rumah Medika Permata Hijau mencatat pendapatan senilai Rp dari investasi dengan menggunakan aktiva dalam dana tersebut, dan mencatat sumbangan dari sponsor / donor senilai Rp ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas Rp Pendapatan Investasi-Terikat Rp Kas Rp Sumbangan-Terikat Rp Karena telah memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam operasi selama tahun 2008, maka dana senilai Rp ditransfer dari Dana

22 untuk Tujuan Khusus ke Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut : Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana Rp Kas Rp Selama tahun 2008 Dana Terikat Waktu dari Rumah Sakit Medika Permata Hijau mengakui piutang senilai Rp yang langsung ditransfer ke Dana Umum. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas Rp Piutang Rp Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana Rp Kas Rp Selanjutnya, selama tahun 2008 terdapat peralatan senilai Rp yang sudah dapat digunakan untuk operasi rumah sakit dan dana senilai Rp yang ditranfer dari dana penggantian dan pengembangan fasilitas ke Dana Umum karena persyaratan penggunaannya sudah dipenuhi. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Aktiva Tetap Rp Kas Rp Pengeluaran Transfer-Pelepasan Saldo Dana Rp Aktiva Tetap Rp Berikut ini adalah transaksi-transaksi lain yang terikat dengan dana penggantian dan pengembangan fasilitas selama tahun Transaksi ini

23 berupa penagihan piutang sebesar Rp dan pembelian investasi sebesar Rp dengan menggunakan dana ini. Kas Rp Piutang atas Janji Rp Investasi Rp Kas Rp Selama 2008 Rumah Sakit Medika Permata Hijau memperoleh sumbangan dalam bentuk uang tunai senilai Rp Dari jumlah ini, senilai Rp langsung diinvestasikan. Ayat jurnalnya adalah sebagai berikut: Kas Rp Sumbangan-Terikat Rp Investasi Rp Kas Rp b) Berikut ini penulis sampaikan bentuk laporan keuangan yang secara umum terdapat pada suatu rumah sakit. Tabel 4-2 Neraca RSMPH

24 Tahun 2007 Rumah Sakit Medika Permata Hijau Neraca Per 31 Desember 2007 (dalam ribuan rupiah) Aktiva Aktiva Lancar: Kas Piutang (-) Estimasi Piutang Tak Tertagih (40.000) (30.000) Piutang Sumbangan Persediaan Beban Dibayar Dimuka Total Aktiva Lancar Aktiva yang Disisihkan: Kas yang disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas Piuatang yang Disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas Investasi yang Disisihkan untuk Pengembangan Fasilitas Penyisihan Internal untuk Pengembangan Fasilitas Total aktiva yang disisihkan Investasi Aktiva Tetap (-) Akumulasi Depresiasi ( ) ( ) Aktiva Tetap (bersih) Total Aktiva Kewajiban dan Aktiva Bersih Kewajiban Lancar: Utang Bank Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Utang Usaha Utang Gaji Utang Malpraktik Utang Pihak Ketiga Pendapatan Diterima di Muka Total Kewajiban Lancar Utang Jangka Panjang Total Kewajiban Aktiva Bersih: Tidak Terikat Terikat Sementara Terikat Permanen Total Aktiva Bersih Total Kewajiban dan Aktiva Bersih Sumber : Data diolah (2010) Tabel 4-3

25 Laporan Operasi RSMPH Tahun 2008 Rumah Sakit Medika Permata Hijau Laporan Operasi Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2008 (dalam ribuan rupiah) Pendapatan, Keuntungan, dan Dukungan Lainnya yang Tidak Terikat Penggunaannya Pedapatan Jasa Pasien (-) Penyesuaian Kontraktual ( ) Pendapatan Jasa (bersih) Pendapatan Program Lain Sumbangan-Tidak Terikat Keuntungan Penjualan Aktiva Pendapatan Donasi Jasa Aktiva Bersih yang Dilepaskan dari Kategori Terikat untuk Digunakan dalam Operasi Pendapatan, Keuntungan, dan Dukungan Lainnya yang Tidak Terikat Penggunaannya Belanja: Belanja-Jasa Keperawatan Belanja-Jasa Profesional Lainnya Belanja-Jasa Umum Belanja-Jasa Fiskal Belanja-Jasa Administrasi Belanja-Biaya Malpraktik Belanja-Piutang Tak Tertagih Belanja-Depresiasi Total Belanja Pendapatan Operasi Pendapatan Lain Pendapatan Investasi Surplus Pendapatan atas Belanja Keuntungan Investasi yang belum Direalisasi Penerimaan Transfer-Pelepasan Saldo Dana Pembangunan Kenaikan dalam Aktiva Bersih Sumber : Data diolah (2010)

26 C. Metode Pengakuan Pendapatan dan Beban Menurut PSAK No. 45 Menuruk PSAK No. 45 dinyatakan bahwa pada laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban sebagai pengurang aset bersih tidak terikat. Sumbangan disajikan sebagai penambah aset bersih tidak terikat, terikat permanen, atau terikat kontemporer, bergantung pada ada tidaknya pembatasan. Dalam hal ini sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang sama, dapat disajikan sebagai sumbangan yidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi. Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi dan aset lain (kewajiban) sebagai penambah atau pengurang aset bersih tidak terikat, kecuali penggunaannya dibatasi. Laporan keuangan menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian, pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Selain itu, laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas pendukung. Klasifikasi secara fungsional bermanfaat untuk membantu para penyumbang, kreditor, dan pihak lain dalam menilai pemberian jasa

27 dan penggunaan sumber daya. Di samping penyajian klasifikasi beban secara fungsional, organisasi nirlaba dianjurkan untuk menyajikan informasi tambahan mengenai beban menurut sifatnya. Misalnya, berdasarkan gaji, sewa, listrik, bunga, dan penyusutan. Berikut ini disajikan contoh laporan keuangan untuk organisasi nirlaba. 1. Laporan Posisi Keuangan Tabel 4-4 Laporan Posisi Keuangan Menurut PSAK No.45 Organisasi Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 2007 dan 2008 (dalam jutaan rupiah) Aset: Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar dimuka Piutang Lain-lain Investasi lancar Aset terikat untuk investasi dalam tanah, bangunan, dan peralatan Tanah, bangunan dan peralatan Investasi jangka panjang Jumlah Aset Kewajiban dan Aset Bersih: Utang dagang Pendapatan diterima dimuka yang dapat Dikembalikan Utang Lain-lain Utang wesel Kewajiban tahunan Utang jangka panjang Jumlah Kewajiban Aset Bersih: Tidak terikat Terikat temporer Terikat permanen Jumlah Aset Bersih Jumlah Kewajiban dan Aset Bersih Sumber : Data diolah (2010)

28 2. Laporan Aktivitas Ada tiga bentuk laporan aktivitas organisasi nirlaba yang disajikan dalam PSAK No.45 ini,yaitu bentuk A, bentuk B, dan bentuk C. Setiap bentuk memiliki keunggulan masing-masing. a) Bentuk A Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal. Bentuk A ini memudahkan penyusunan laporan aktivitas komparatif.

29 Tabel 4-5 Laporan Aktivitas Menurut PSAK No.45 Bentuk A Organisasi Nirlaba Laporan Aktivitas Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat: Sumbangan Jasa layanan Penghasilan dari investasi jangka panjang Penghasilan dari investasi lain-lain Penghasilan bersih dari investasi jangka panjang belum terealisasikan Lain-lain 375 Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Aset Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya waktu pembatasan Jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Lain Beban dan Kerugian: Program A Program B Program C Manajemen dan Umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat kebakaran 200 Jumlah Beban dan Kerugian Kenaikan Jumlah Aset Bersih Tidak Terikat Pemenuhan Program Pembatasan: Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kerugian aktual untuk kewajiban tahunan -75 Aset bersih terbebaskan dari pembatasan Penurunan Aset Bersih Tingkat Temporer Perubahan Dalam Aset Bersih Tingkat Permanen Sumbangan 700 Penghasilan investasi jangka panjang 300 Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kenaikan Aset Bersih Tingkat Permanen Kenaikan Aset Bersih Aset Bersih pada Awal Tahun Aset Bersih pada Akhir Tahun Sumber : Data diolah (2010)

30 b) Bentuk B Bentuk B menyajikan informasi sesuai dengan klasifikasi aset bersih, satu kolom untuk setiap klasifikasi dengan tambahan satu kolom untuk jumlah. Bentuk B menyajikan pembuktian dampak berakhirnya pembatasan penyumbang aset tertentu terhadap reklasifikasi aset bersih. Bentuk B memungkinkan penyajian informasi agregat mengenai sumbangan dan penghasilan dari investasi. Tabel 4-6 Laporan Aktivitas Menurut PSAK No.45 Bentuk B Organisasi Nirlaba Laporan Aktivitas Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) Tidak Terikat Terikat Jumlah Terikat Temporer Permanen Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Lain Sumbangan Jasa layanan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan investasi lain-lain Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Lain-lain Aset Bersih yang Berakhir Pembatasannya: Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya waktu pembatasan Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Beban dan Kerugian: Program A Program B Program C Manajemen dan Umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat kebakaran Jumlah Beban dan Kerugian Perubahan Aset Bersih Aset Bersih pada Awal Tahun Aset Bersih pada Akhir Tahun Sumber : Data diolah (2010)

31 c) Bentuk C Bentuk C menyajikan informasi dalam dua laporan dengan jumlah ringkasan dari laporan pendapatan, beban dan perubahan terhadap aset bersih tidak terikat disajikan dalam laporan perubahan aset bersih. Pendekatan bentuk C ini menitikberatkan pada perhatian perubahan aset bersih yang tidak terikat. Bentuk ini sesuai untuk organisasi nirlaba yang memandang aktivitas operasi sebagai aktivitas yang terpisah dari penerimaan pendapatan terikat dari sumbangan dan investasi. Tabel 4-7 Laporan Aktivitas Menurut PSAK No.45 Bentuk C Organisasi Nirlaba Laporan Pendapatan, Beban dan Perubahan Aset Bersih Tidak Terikat Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat: Sumbangan Jasa layanan Penghasilan dari investasi jangka panjang Penghasilan dari investasi lain-lain Penghasilan bersih dari investasi jangka panjang belum terealisasikan Lain-lain 375 Jumlah Pendapatan dan Penghasilan Tidak Terikat Aset Bersih yang Dibebaskan dari Pembatasan Pemenuhan program pembatasan Pemenuhan pembatasan pemerolehan peralatan Berakhirnya waktu pembatasan Jumlah aset yang telah berakhir pembatasannya Jumlah Pendapatan, Penghasilan dan Sumbangan Lain Tidak Terikat Beban dan Kerugian: Program A Program B Program C Manajemen dan Umum Pencarian dana Jumlah Beban Kerugian akibat kebakaran 200 Jumlah Beban dan Kerugian Kenaikan Jumlah Aset Bersih Tidak Terikat Sumber : Data diolah (2010)

32 Tabel 4-8 Laporan Perubahan Aset Bersih Menurut PSAK No.45 Organisasi Nirlaba Laporan Perubahan Aset Bersih Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2007 (dalam jutaan rupiah) Aset Bersih Tidak Terikat Jumlah pendapatan dan penghasilan tidak terikat Aset bersih yang dibebaskan dari pembatasan Jumlah beban dan kerugian tidak terikat Kenaikan aset bersih tidak terikat Aset Bersih Tingkat Temporer Sumbangan Penghasilan investasi jangka panjang Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kerugian aktuarial untuk kewajiban tahunan -75 Aset bersih terbebaskan dari pembatasan Penurunan Aset Bersih Tingkat Temporer Aset Bersih Tingkat Permanen Sumbangan 700 Penghasilan investasi jangka panjang 300 Penghasilan terealisasikan dan belum terealisasikan dari investasi jangka panjang Kenaikan Aset Bersih Tingkat Permanen Kenaikan Aset Bersih Aset Bersih pada Awal Tahun Aset Bersih pada Akhir Tahun Sumber : Data diolah (2010) Dari penjelasan diatas, jelas terlihat perbedaan antara laporan keuangan yang disajikan oleh Rumah Sakit Medika Permata Hijau dengan yang dijelaskan oleh PSAK No.45 tentang Organisasi Nirlaba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

33 sistem akuntansi pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau tidak menerapkan sistem akuntansi seperti yang telah terdapat dalam PSAK No.45 tentang Organisasi Nirlaba. Selain itu, apa yang telah dibuat IAI dalam PSAK No.45 dengan yang terjadi dilapangan khususnya pada setiap rumah sakit tidak semuanya sesuai, seperti yang terjadi pada Rumah Sakit Medika Permata Hijau ini.

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran:

PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI. Tujuan Pembelajaran: PERTEMUAN III: LAPORAN KEUANGAN DAN SIKLUS AKUNTANSI Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta memahami tentang konsep dasar persamaan akuntansi 2. Peserta memahami tentang siklus akuntansi 3. Peserta dapat melakukan

Lebih terperinci

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI KE-12 AKUNTANSI RUMAH SAKIT

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI KE-12 AKUNTANSI RUMAH SAKIT AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK MATERI KE-12 AKUNTANSI RUMAH SAKIT DOSEN PENGAMPU : Minanari, SE, M.Si DISUSUN OLEH : KELOMPOK 10 1) Aisyah Dhiyaul Ilmi (43211010232) 2) Ciendhy Anestia (43211010251) 3) Marina

Lebih terperinci

Ada tiga bentuk laporan aktivitas yang disajikan sebagai contoh dalam lampiran ini. Setiap bentuk memiliki keunggulan.

Ada tiga bentuk laporan aktivitas yang disajikan sebagai contoh dalam lampiran ini. Setiap bentuk memiliki keunggulan. 0 Contoh Laporan Aktivitas Ada tiga bentuk laporan aktivitas yang disajikan sebagai contoh dalam lampiran ini. Setiap bentuk memiliki keunggulan.. Bentuk A menyajikan informasi dalam kolom tunggal. Bentuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS 1. Sifat Laporan Sumber Dan Penggunan Kas Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan

Lebih terperinci

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak.

Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Pelaporan Keuangan Organisasi Nir Laba (Pelaporan Keuangan Perguruan Tinggi) Oleh: Yanto,M.Acc.,Ak. Karakteristik Nirlaba Sumber daya berasal dari : sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang

Lebih terperinci

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai:

Para pengguna laporan keuangan organisasi nirlaba memiliki kepentingan bersama yang tidak berbeda dengan organisasi bisnis, yaitu untuk menilai: 0 PENDAHULUAN Karakteristik organisasi nirlaba berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan utama yang mendasar terletak pada cara organisasi memperoleh sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Laporan keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. IKATAN AKUNTAN INDONESIA PELAPORAN ORGANISASI KEUANGAN NIRLABA DAFTAR ISI Paragraf SAMBUTAN KETUA UMUM IAI PENDAHULUAN... 0-0 Tujuan Ruang Lingkup... 0-0

Lebih terperinci

Nama : Ulfa Nur Rahmadani Nim : A Rangkuman Materi Kuliah Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Universitas

Nama : Ulfa Nur Rahmadani Nim : A Rangkuman Materi Kuliah Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Universitas Nama : Ulfa Nur Rahmadani Nim : A31113010 Rangkuman Materi Kuliah Akuntansi Sektor Publik Akuntansi Universitas Tujuan Utama Universitas Tujuan utama sekolah tinggi dan universitas adalah memberikan jasa

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. (Aplikasi Bidang Kesehatan & Rumah Sakit)

LAPORAN KEUANGAN. (Aplikasi Bidang Kesehatan & Rumah Sakit) LAPORAN KEUANGAN (Aplikasi Bidang Kesehatan & Rumah Sakit) oleh: Ade Heryana, SST, MKM Prodi Kesehatan Masyarakat, FIKES Univ. Esa Unggul e-mail: heryana@esaunggul.ac.id atau ade.heryana24@gmail.com Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Dalam Pelaksanaan pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan terdapat kebijakan akuntansi perusahaan yang diterapkan terhadap seluruh transaksi

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 21 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN KEUANGAN RUMAH SAKIT DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2 DAFTAR LAMPIRAN 1. AKUN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan konsep-konsep dasar yang telah dibahas dalam bab II dan latar belakang permasalahan yang diuraikan dalam skripsi ini akan dibahas dari sudut pandang standart

Lebih terperinci

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren

PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN. Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PEDOMAN PENCATATAN TRANSAKSI KEUANGAN PESANTREN Priyo Hartono Tim Perumus Pedoman Akuntansi Pesantren PENDAHULUAN Tujuan dari penyusunan Pedoman Akuntansi Pesantren adalah untuk memberi panduan akuntansi

Lebih terperinci

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah) Berikut di bawah ini merupakan (contoh) ilustrasi sederhana penyajian laporan keuangan yang terdiri atas: 1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Komparatif; 2. Laporan Laba Rugi Komparatif; 3. Catatan Atas

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan

Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Lampiran 1. Contoh Laporan Posisi Keuangan Entitas Nirlaba Laporan Posisi Keuangan 31 Desember 20X2 dan 20X1 20X2 20X1 Aset: Kas dan setara kas Piutang bunga Persediaan dan biaya dibayar di muka Piutang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Akuntansi Ade Irmayani (2014), menyatakan bahwa akuntansi merupakan kontrol dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAGAIMANA. Set up chart of account sesuai dengan ketentuan baru

BAGAIMANA. Set up chart of account sesuai dengan ketentuan baru BAGAIMANA Set up chart of account sesuai dengan ketentuan baru akun LO Tentukan proses yang akan dijalankan sesuaikan sisdur Kemendagri Set up sistem pencatatan sederhanakan dengan sistem komputer sehingga

Lebih terperinci

BAB I GAMBARAN UMUM LAPORAN KEUANGAN BERBASIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB I GAMBARAN UMUM LAPORAN KEUANGAN BERBASIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAB I GAMBARAN UMUM LAPORAN KEUANGAN BERBASIS STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN A. Komponen Laporan Keuangan Beberapa komponen yang ada dalam Laporan Keuangan yaitu: 1. Laporan Neraca Neraca merupakan laporan

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan exposure draft ED PSAK No. Oktober 0 (revisi 0) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 2014 Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Penyusunan Neraca Awal Pada Express Laundry Periode Maret 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN. 4.1 Penyusunan Neraca Awal Pada Express Laundry Periode Maret 2013 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyusunan Neraca Awal Pada Express Laundry Periode Maret Express Laundry merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang penyedia jasa pencucian yang semenjak berdirinya

Lebih terperinci

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG Pajak penghasilan tangguhan timbul akibat perbedaan temporer

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN. UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2011 dan 2010 LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PT INDO EVERGREEN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER dan DAFTAR ISI Halaman LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI Laporan Posisi Keuangan... 1. Laporan Laba Rugi Komprehensif...

Lebih terperinci

SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK. Phone:

SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK.    Phone: SIKLUS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK http://mahsina1.wordpress.com Email: Mahsina_se@hotmail.com Phone: +62-82115522262 Pengertian Siklus Keuangan Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi

Lebih terperinci

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham) AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan Bank 2.b, 4 7.079.491 4.389.630 Investasi Jangka Pendek 2.d, 5 6.150 6.150 Piutang Usaha 2.b,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

Overview Siklus Akuntansi

Overview Siklus Akuntansi Overview Siklus Akuntansi Akuntansi adalah.. Secara umum Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan. menggunakan metode accrual basis dimana sumber utama dari 1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Metode Pengakuan Pendapatan Kebijakan yang diterapkan oleh PT. Prudential Life Assurance dalam metode pengakuan pendapatan dan beban perusahaan yaitu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013 PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER MEI 2013 Nomor Akun Nama Akun Saldo Debit Kredit 100 Kas Rp 4.800.000,00 120 Piutang usaha Rp 600.000,00 130 Perlengkapan Rp 1.000.000,00 170 Kendaraan Rp 15.000.000,00

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri. BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Manfaat Implementasi SAK ETAP Dengan mengimplementasikan SAK ETAP di dalam laporan keuangannya, maka CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun

Lebih terperinci

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA

BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA BAB XV PENYAJIAN KEMBALI (RESTATEMENT) NERACA A. DEFINISI PSAP 10 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 paragraf 42 menyatakan bahwa perubahan kebijakan akuntansi harus disajikan pada Laporan Perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari BAB II LANDASAN TEORI II.1 Rerangka Teori dan Literatur II.1.1. Pengertian Entitas Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari unit tersebut sebagai fokusnya.

Lebih terperinci

Penyesuaian Perusahaan Jasa

Penyesuaian Perusahaan Jasa Penyesuaian Perusahaan Jasa Daftar saldo atau neraca saldo perlu disesuaikan agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian dibuat untuk memisahkan antara biaya yang sudah menjadi beban

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN ix RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud.

BAB II LANDASAN TEORI. Publik (2.12 a). Dalam hal ini piutang adalah termasuk aset yang dimaksud. BAB II LANDASAN TEORI Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas, Standar Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur pembuatan laporan keuangan

Lebih terperinci

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012

Koperasi Karyawan PT. ADIS PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 L1 PERHITUNGAN HASIL USAHA Periode Tahun 2010, 2011 & 2012 No Uraian Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 (Dalam Rp) (Dalam Rp) (Dalam Rp) I PENDAPATAN OPERASIONAL Penjualan Harga Pokok Penjualan Jumlah laba

Lebih terperinci

BAGIAN IX ASET

BAGIAN IX ASET - 81 - BAGIAN IX ASET IX.1 ASET TETAP A. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: 1. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan 2. diharapkan akan digunakan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013

PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER 31 MEI 2013 PERUSAHAAN MAJU MAKMUR NERACA SALDO PER MEI 2013 Nomor Akun Nama Akun Saldo Debit Kredit 100 Kas Rp 4.800.000,00 120 Piutang usaha Rp 600.000,00 130 Perlengkapan Rp 1.000.000,00 170 Kendaraan Rp 15.000.000,00

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012

Laporan Keuangan Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian per 31 Desember 2012 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Lebih terperinci

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan

Bab IV PEMBAHASAN. Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan Bab IV PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan dilakukan terhadap objek penelitian adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan Yayasan Sekolah TSK yang kemudian dianalisis

Lebih terperinci

Penyesuaian & Penyelesaian Siklus Akuntansi

Penyesuaian & Penyelesaian Siklus Akuntansi Penyesuaian & Penyelesaian Siklus Akuntansi Penyesuaian - Akrual Penyesuaian terhadap akrual dipakai untuk mencatat: Pendapatan yang diterima, dan Pengeluaran yang terjadi pada periode akuntansi namun

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH Lampiran merupakan bagian tidak terpisahkan dari PSAK 101 Laporan keuangan entitas syariah yang lengkap terdiri atas: neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, laporan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Tujuan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang -Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah

Lebih terperinci

Kumpulan Soal APK Indonesia CPA Exam

Kumpulan Soal APK Indonesia CPA Exam Kumpulan Soal APK Indonesia PA Exam 2011 iterbitkan oleh ewan Sertifikasi Institut Akuntan Publik Indonesia Hanya untuk peserta Indonesia PA Exam o Soal Pilihan Ganda 1. Informasi berikut ini berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LAPORAN ARUS KAS

BAB II LAPORAN ARUS KAS 12 BAB II LAPORAN ARUS KAS 2.1. Laporan Arus Kas 2.1.1. Pengertian Laporan Arus Kas Ikatan Akuntansi Indonesia (2009:PSAK No.2) menyatakan bahwa: Laporan arus kas adalah laporan yang memberi informasi

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Organisasi Nirlaba 1. Defenisi Organisasi Nirlaba Organisasi Nirlaba sering juga disebut dengan istilah organisasi nonprofit atau organisasi nonbisnis. Jika dilihat dari istilah

Lebih terperinci

AKUNTANSI RUMAH SAKIT

AKUNTANSI RUMAH SAKIT AKUNTANSI RUMAH SAKIT A. AKUNTANSI INDUSTRI KESEHATAN MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) SAK ETAP yaitu standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia yang bertujuan untuk memudahkan

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-5 LAPORAN KEUANGAN UMKM

PERTEMUAN KE-5 LAPORAN KEUANGAN UMKM PERTEMUAN KE-5 LAPORAN KEUANGAN UMKM Endra Murti Sagoro 1 TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat memahami dan mengerjakan laporan laba rugi. 2. Mahasiswa dapat memahami dan mengerjakan laporan perubahan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011

I. RINGKASAN. Tabel 1. Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan 2011 I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

BAB 6 NERACA SALDO. A. PENGERTIAN DAN KEGUNAAN NERACA SALDO

BAB 6 NERACA SALDO. A. PENGERTIAN DAN KEGUNAAN NERACA SALDO BAB 6 NERACA SALDO. A. PENGERTIAN DAN KEGUNAAN NERACA SALDO BAB 6 NERACA SALDO A. Pengertian dan Kegunaan Neraca Saldo Setelah proses transaksi dipindahkan dari buku harian ke akun-akun yang bersangkutan

Lebih terperinci

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda JURNAL PENYESUAIAN Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda Pada akhir topik ini mahasiswa diharapkan dapat: Memahami maksud dan tujuan dibuatnya jurnal penyesuaian Menentukan rekening/perkiraan apa

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN Sistematika pembahasan yang dilakukan terhadap KOPKAR ADIS adalah berdasarkan akun-akun yang terdapat di dalam laporan keuangan dengan melakukan analisis dan evaluasi

Lebih terperinci

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016. RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Tahunan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Klaten Tahun Anggaran 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian pendapatan Pendapatan secara sederhana merupakan arus masuk aktiva ke dalam perusahaan yang timbul dari penjualan barang dan jasa. Pendapatan

Lebih terperinci

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran Laporan Keuangan BNPB Tahun Anggaran 2012 BA : 103 (Audited) I. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

8 March Wiryanto, Bahan Diskusi Kuliah Manajemen Farmasi Komunitas/Apotik

8 March Wiryanto, Bahan Diskusi Kuliah Manajemen Farmasi Komunitas/Apotik 8 March 2012 1 Studi Kelayakan Pengelolaan : Sediaan Farmasi Administrasi Keuangan Inventaris SDM Laporan Keuangan Perpajakan Investasi Asuhan Kefarmasian (Pharmaceutical Care) Manajemen Peran Profesional

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI LAPORAN KEUANGAN SEMESTERAN TAHUN 2016 DAFTAR ISI Neraca Laporan Operasional Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas

Laporan Keuangan. Laporan Laba/ Rugi. Laporan Perubahan Modal. Neraca. Laporan Arus Kas MATERI K.D 1.5 Kompetensi Dasar : 1.5 Menyusun Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kegiatan akhir dari proses akuntansi perusahaan dagang di antaranya adalah membuat laporan keuangan. Secara umum komponen

Lebih terperinci

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN

BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN BAB 7 PENYESUAIAN DAN KOREKSI AKUN A. Kebutuhan Penyesuaian Penentuan besarnya pendapatan dan beban yang harus dilaporkan pada akhir periode akuntansi bisa mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan para

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN

PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL 1: KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN PRAKTIKUM PENGAUDITAN & PDE MODUL : KERTAS KERJA NERACA, KERTAS KERJA LABA RUGI, SURAT PERIKATAN, RENCANA PEMERIKSAAN OLEH: EKO ARIE WICAKSONO 5366 STAR PRO BPKP BATCH UNIVERSITAS LAMPUNG 6 ASET Keterangan

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang

PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang PT PETA DAFTAR JURNAL KOREKSI DAN REKLASIFIKASI TAHUN 2012 No. Keterangan Ref. KK Debit 1 Bank BINI C 13,500,000 Piutang dagang E1 2 Penjualan PL1 96,000,000 PPN Keluaran M2 9,600,000 Piutang dagang E1

Lebih terperinci

BAB II MENGANALISIS TRANSAKSI. Pengant. Akt - Nurul - STIE PENA

BAB II MENGANALISIS TRANSAKSI. Pengant. Akt - Nurul - STIE PENA BAB II MENGANALISIS TRANSAKSI Pengant. Akt - Nurul - STIE PENA 1 MENGGUNAKAN AKUN UNTUK MENCATAT TRANSAKSI Akun suatu sistem akuntansi yang dirancang untuk menunjukkan kenaikan dan penurunan di setiap

Lebih terperinci

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS

BAB 7 LAPORAN ARUS KAS 21 BAB 7 LAPORAN ARUS KAS A. TUJUAN 1. Laporan arus kas bertujuan menyajikan informasi perubahan historis atas kas dan setara kas PDAM, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang terjadi selama satu

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan HewanTahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Pelaporan keuangan berdasarkan PSAK Nomor 45 Revisi 2010 untuk entitas nirlaba

Lebih terperinci

ASET Aset Lancar Kas dan setara kas 1.429.755 1.314.091 1.020.730 Investasi jangka pendek 83.865 47.822 38.657 Investasi mudharabah - - 352.512 Piutang usaha Pihak berelasi 14.397 20.413 30.670 Pihak ketiga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini

BAB II LANDASAN TEORI. lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan. Hal ini BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis. Tetapi alangkah lebih baik lagi bahwa akuntansi disebut sebagai bahasa dari keputusan-keputusan.

Lebih terperinci

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi

Dini Iriani Ekonomi/Akuntansi ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 45 TERHADAP LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) KOTA DEPOK Dini Iriani 22212195 Ekonomi/Akuntansi Latar Belakang Organisasi Nirlaba merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA

TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN AKBAR ANWARI LUBIS MUCHTI WIRAHADINATA TUGAS PRAKTIK AUDITING MODUL 1 DISUSUN OLEH : DAULAT HASIBUAN 130522063 AKBAR ANWARI LUBIS 130522064 MUCHTI WIRAHADINATA 130522065 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan

kini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Tahun 2005 1. Penyajian Laporan Keuangan Setelah Pengakuan Pajak Penghasilan. Berikut ini akan disajikan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Wonogiri Periode 31 Desember Tahun 2016 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang

Lebih terperinci

BAB II AKUN DAN KODE AKUN

BAB II AKUN DAN KODE AKUN 7 BAB II AKUN DAN KODE AKUN 2.A. Pengertian Akun/Perkiraan. 2.B. Akun. 2.C. Laporan Keuangan dan unsur-unsurnya. A. PENGERTIAN AKUN/ PERKIRAAN 1. Pengertian Akun Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Akuntansi memegang peranan penting dalam entitas karena akuntansi adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang menjelaskan kinerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN BAB 9 LAPORAN KEUANGAN A. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Pada bab 8 sudah dijelaskan bahwa neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang meliputi: 1. Laporan laba

Lebih terperinci