PENYUSUNAN MODUL PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GENAP 2016/2017

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYUSUNAN MODUL PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GENAP 2016/2017"

Transkripsi

1

2 PENYUSUNAN MODUL PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GENAP 2016/2017 Muhammad Iqbal, S.T., M.M Muhammad Rizky Fauzi Mira Eka Annisa Ony Azwida Sari Muhammad Haikal Zahran Bagasanda Alfanzuri Raihan Razafuad Rahmah Sabrina Aulia Yuza Putra Terrin Eliska Tia Zahari Muhammad Fauzan Kharin Imanullah Khalqihi Muhammad Awanda Yudhanegara Gasha Sarwono Putra Muhammad Adhi Guna Sancita Utami Ginna Fadillah Akbar Esha Fajar Kurnia Mikail Maarif Lubis Rifky Fernanda

3

4

5

6 PRAKTIKUM TATA TERTIB PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GENAP 2016/ Semua Praktikan wajib mengikuti seluruh rangkaian 2. Praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, tidak boleh diwakilkan dan jika berhalangan hadir wajib menyerahkan surat keterangan maksimal 3x24 jam setelah praktikum dilaksanakan. 3. Untuk Praktikan yang berhalangan hadir karena alasan kesehatan, keluarga, keagamaan, dan penugasan institusi, maka praktikan wajib menyerahkan surat pengantar dari pihak yang bertanggung jawab atas kegiatan tersebut sesuai dengan peraturan yang ada. 4. Praktikan wajib datang tepat waktu pada saat praktikum atau akan dikenakan sanksi yaitu: a. Keterlambatan < 15 menit diperkenankan praktikum, namun tidak diberi tambahan waktu pengerjaan Tes Awal. b. Keterlambatan > 15 menit tidak diperkenankan mengikuti praktikum. 5. Praktikan yang tidak hadir tanpa keterangan (kesehatan/keluarga/keagamaan/penugasan institusi), dinyatakan GAGAL mengikuti praktikum Pengembangan produk dan harus mengulang kembali praktikum Pengembangan produk di tahun berikutnya. 1. Syarat yang harus dipenuhi praktikan untuk mengikuti praktikum, yakni: a. Kartu praktikum. b. Kelengkapan praktikum. 2. Praktikan wajib mengisi presensi pada lembar yang telah disediakan. 3. Setiap praktikan wajib melaksanakan praktikum sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan, kecuali praktikan yang sudah melakukan tukar jadwal dengan membawa bukti form tukar jadwal. 4. Kegiatan tukar jadwal dilakukan antar kelompok (bukan individu), dengan mengisi form tukar jadwal maksimal 1x24 jam sebelum pelaksanaan praktikum, membawa serta kartu i

7 praktikum dan ditandatangani oleh Asisten serta dihadiri oleh perwakilan kedua kelompok yang akan melaksanakan tukar jadwal. Form tukar jadwal diberi cap Laboratorium Pengembangan Produk. 5. Setiap praktikan wajib mengikuti kegiatan praktikum hingga selesai dan tidak diperkenankan untuk meninggalkan praktikum tanpa izin dari Asisten jaga. 6. Pada saat praktikum, Praktikan: a. Tidak diperkenankan untuk mengganggu jalannya praktikum. b. Tidak diperkenankan untuk melakukan pekerjaan di luar tugas yang harus diselesaikan. c. Tidak diperkenankan untuk mengerjakan tugas praktikan lain. d. Tidak diperkenankan untuk membawa fasilitas, perlengkapan dan/atau peralatan praktikum keluar dari Laboratorium Pengembangan Produk. e. Mengkondisikan alat komunikasi. f. Tidak diperkenankan untuk menggunakan alat komunikasi selama kegiatan praktikum berlangsung kecuali dengan ijin asisten. g. Wajib untuk menjaga kerapihan dan kebersihan ruangan laboratorium, serta peralatan yang telah digunakan harus dikembalikan pada tempatnya semula. 7. Setiap pengumuman terkait dengan praktikum hanya akan dipublikasikan melalui mading Laboratorium Pengembangan Produk. 8. Praktikan yang melakukan kecurangan atau plagiatisme (terlihat sama dan serupa) dalam mengerjakan tes awal, tes akhir, tugas atau laporan akan mendapatkan nilai 0 untuk penilaian tes awal, tes akhir, tugas atau laporan yang terindikasi dilakukan kecurangan. 9. Waktu yang akan digunakan dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan praktikum adalah Waktu Indonesia Barat (WIB). KELENGKAPAN RAKTIKUM 1. Untuk setiap praktikan diwajibkan untuk menggunakan seragam sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Telkom, seragam (bersepatu) kemeja putih dan celana untuk pria atau rok untuk wanita dengan bahan biru dongker atau hitam dan tidak ii

8 diizinkan untuk memakai jeans ketika mengikuti kegiatan praktikum. Pada hari Jumat dan Sabtu, praktikan diperbolehkan mengenakan batik berlengan yang sopan dan rapi. 2. Setiap praktikan diwajibkan untuk membawa kartu praktikum yang telah dilengkapi dengan foto formal ukuran 3x4 dan distempel oleh asisten Laboratorium Pengembangan Produk. 3. Jika praktikan tidak membawa kartu praktikum yang telah dipersyaratkan sebelumnya, maka praktikan akan diberikan kesempatan untuk membawa kembali kartu praktikum untuk tetap mengikuti praktikum modul yang bersangkutan dengan sanksi keterlambatan yang berlaku. 4. Untuk praktikan putra dilarang berambut panjang, tidak melebihi telinga, alis, dan kerah baju. PRAKTIKUM SUSULAN 1. Praktikum susulan hanya akan diselenggarakan 1 kali untuk modul tertentu dengan kondisi yang memungkinkan. 2. Tidak ada praktikum susulan untuk praktikum modul 0 dan Praktikum susulan hanya akan diberikan pada praktikan dengan alasan yang dapat diterima yang dibuktikan dengan surat izin seperti yang tertera pada peraturan yang ada. PRAKTIKAN 1. Praktikan wajib mengikuti semua rangkaian modul praktikum. 2. Praktikan wajib mengerjakan tugas selama praktikum sesuai dengan instruksi yang diberikan Asisten. 3. Praktikan wajib mematuhi semua Tata Tertib yang telah disebutkan sebelumnya. PROGRESS REPORT DAN FINAL REPORT 1. Akan ada Progress Report di setiap modul dan akan ada Final Report pada modul Aturan pengerjaan Progress Report dan Final Report akan diberitahukan pada akhir kegiatan praktikum. 3. Waktu pengumpulan laporan akan diberitahukan pada saat praktikum. iii

9 4. Keterlambatan pengiriman laporan akan mendapatkan konsekuensi sebagai berikut: a. Terlambat < 15 menit, nilai laporan dikurangi 5%. b. Terlambat menit, nilai laporan dikurangi 10%. c. Terlambat menit, nilai laporan dikurangi 15%. d. Terlambat menit, nilai laporan dikurangi 30%. e. Terlambat > 120 menit, nilai laporan dikurangi 50%. 5. Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Tertib Praktikum 2016/2017 Pengembangan Produk akan ditetapkan kemudian melalui rapat koordinasi Asisten. PROPORSI NILAI MODUL TEMPAT TES TES PROGRESS PRAKTIKUM AKHIR / AWAL REPORT JURNAL % % 1 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30% 2 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30% 3 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30% 4 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30% 5 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30% 6 Lab. P-Dev 10% 50% 10% 30% 7 Lab. P-Dev % 8 Lab. P-Dev % iv

10

11

12 MODUL 1 IDENTIFIKASI PELUANG PENGEMBANGAN PRODUK, KEBUTUHAN KONSUMEN DAN SPESIFIKASI PRODUK Planning Concept Development System-Level Design Detail Design Testing and Refinement Production Ramp-Up Mission Statement Identifyng Customer Needs Establish Target Specification Generate Product Concept Select Product Concept(s) Test Product Concept(s) Set Final Specifications Final Specifications Plan Downstream Development Development Plan TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan memahami cara mengindetifikasi pengembangan produk 2. Praktikan memahami cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dengan melakukan pengumpulan data, menginterpretasikan data mentah menjadi kebutuhan pelanggan, mengorganisasikan kebutuhan pelanggan menjadi hierarki dan mengukur tingkat kepentingan. 3. Praktikan mampu membuat spesifikasi berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pelanggan. 4. Praktikan mampu menggunakan matriks House of Quality (HOQ) dalam metode Quality Function Deployment (QFD) untuk menganalisis kebutuhan pelanggan dan spesifikasi. SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Personal Computer (PC) 2. Microsoft Office Excel 3. Alat tulis 4. Lembar mission statement 5. Lembar hasil kuesioner 1

13 6. Referensi MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Identifying Customer Needs 1 2. Metode Pengumpulan Data 2 3. Dimensi Kualitas Produk 3 4. Spesifikasi Produk 2 5. Quality Function Deployment (QFD) dan House of Quality (HOQ) 4, 5 6. Klasifikasi Kebutuhan Pelanggan dan Matrix Klein Grid 4 LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. OVERVIEW MODUL Pada modul ini, praktikan akan mempraktikkan cara mengidentifikasi kebutuhan pelanggan, membuat spesifikasi produk dan membuat HOQ. Tahap awal pada praktikum ini adalah Planning. Pada tahap ini, langkah awal yang akan dilaksanakan adalah mendefinisikan produk, target market dan beberapa aspek lainnya. Praktikan akan mengidentifikasi peluang pengembangan produk yang ada atau produk yang akan praktikan ciptakan. Tahap kedua adalah Concept Development. Untuk mengembangkan konsep yang ada, praktikan harus menggunakan data yang valid. Data yang didapatkan akan dianalisis dan akan menjadi sumber untuk melihat kebutuhan pelanggan yang sebenarnya, sehingga produk yang diciptakan diharapkan dapat memecahkan masalah yang sebenarnya. Setelah tahap awal dan tahap kedua sudah dilaksanakan tahap selanjutnya adalah membuat spesifikasi produk. Kemudian menggunakan HOQ untuk membantu menganalisis need statement secara lebih komprehensif. 2. LANGKAH PRAKTIKUM A. Identifikasi Peluang Pengembangan Produk Identifikasi Peluang Pengembangan Produk dilakukan dengan membuat mission statement pada halaman di Microsoft Excel yang telah disediakan. Tentukan dan isi 2

14 mission statement berdasarkan produk yang akan dikembangkan.. Mission Statement Product Description Benefit Proposition Key Business Goal Primary Market Secondary Market Assumption and Constraint Stakeholder Produk troli digunakan untuk memindahkan barang yang berat Troli dapat dilipat dan memiliki bobot yang ringan sehingga mudah dibawa dan disimpan Dibuat dari material yang ramah lingkungan Produk dirilis pada kuartal akhir 2017 Biaya produksi 40% dari harga jual Mendapatkan market share sebesar 10% Penggunaan di kantor dan gudang kecil Penggunaan di UKM dan rumah tangga Pengoperasian secara manual Kapasitas angkut terbatas pada luas dan kekuatan struktur trolley Bobot keseluruhan trolley ringan (dapat dibawa) Pengguna Distributor dan reseller Bagian produksi Bagian marketing Produk desainer Hukum/HAKI B. Identifikasi Kebutuhan Pelanggan a) Mengumpulkan Data dari Pelanggan Mengumpulkan data kebutuhan pelanggan dengan menggunakan beberapa metode seperti: Observasi Melakukan pengamatan pada produk dan mengidentifikasi kekurangan atau permasalahan pada desain eksisting produk. Mengamati bagaimana pelanggan menggunakan sebuah produk atau melakukan aktivitas yang akan didukung oleh produk yang sedang dikembangkan. Dapat dilakukan dengan mengobservasi pada lingkungan sehingga bisa mengetahui penggunaan yang sebenarnya dan juga mengobservasi pada penggunaan yang bukan fungsi produk sebenarnya. No Kondisi Eksisting Penggunaan Produk Need Statement 1 Tidak semua roda bisa berputar orbital 360 derajat Produk dapat bermanuver dengan muda 2 Handle tidak dapat dimiringkan pada kemiringan sudut tertentu Kemiringan handle produk dapat diatur

15 Produk Eksisting: Handtruck Platform / Trolley Focus Group Discussion (FGD) Kumpulkan informasi dan data akan produk berdasarkan pendapat dan pengamatan anggota diskusi dan pelanggan pada lembar kerja yang tersedia. Isikan identitas anggota grup diskusi beserta dengan usulan perbaikan desain beserta alasan yang disampaikan. Permasalahan yang telah teridentifikasi kemudian disusun menjadi need statement. Nama : HKL Nim : Usulan Sepertinya roda harus berukuran besar Mekanisme pelipatan handle dan roda dipisah Paku keling diganti dengan mur standar Ukuran platform diperbesar Diberikan tempat mengaitkan tali pengikat Alasan karena akan menimbulkan getaran yang minim mekanisme produk yang komplek dapat menyebabkan produk cepat rusak Agar lebih mudah untuk diperbaiki jika rusak Kurang stabil ketika membawa barang yang besar dan berat Butuh tali pengikat untuk menstabilkan barang bawaan pada troli Need Statement Produk memiliki ukuran roda yang ideal Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi Produk menggunakan pengikat yang mudah dibuka Produk memiliki ukuran platform yang sesuai Produk memiliki sistem pengunci muatan Mengubah permukaan bawah platform agar mudah digenggam Permukaan bawah platform tidak nyaman digenggam ketika akan mengangkat troli Platform produk dapat digenggam dengan nyaman Wawancara Metode ini meminta pelanggan atau pengguna produk untuk menyampaikan pendapatnya secara langsung dengan menanyakan beberapa pertanyaan. Dilakukan dengan mendiskusikan kebutuhan dengan pelanggan. Isikan 4

16 lembar kerja dengan pertanyaan dan tanggapan yang diberikan beserta dengan need statement dari tanggapan pelanggan tersebut. Nama Pelanggan : Faizal Interviewer : HKL Alamat : Surabaya Tanggal : 21/10/2016 Telepon : xxxx Pertanyaan Kesulitan apa yang dirasakan pada penggunaan produk ini? Menurut anda perlukah fitur pelipatan pada produk ini? Fitur apa yang anda harapkan pada produk ini? Faktor apa yang menjadi pertimbangan utama anda pada produk ini? Dapatkah produk ini memenuhi keinginan anda? Customer Statement Roda depan tidak dapat berbelok, sehingga menyulitkan manuver Ya, karena mudah untuk disimpan Mekanisme pelipatan terpisah dengan roda agar memudahkan saat membawa barang yang besar Kemudahan manuver dan kapasitas beban yang diangkut Tidak, troli sulit dijalankan saat beban berat karena roda terlalu kecil Ne Produk dapat b Produk Produk dapat me Produk dapat b Produk mampu Produk memili Ketinggian handl b) Interpretasi Data Mentah Menjadi Data Kebutuhan Pelanggan Data mentah yang telah dikumpulkan berupa kebutuhan pelanggan dinyatakan dalam pernyataan tertulis (customer statement) kemudian diterjemahkan menjadi need statement. Need statement adalah pernyataan kebutuhan pelanggan secara tertulis yang telah diinterpretasikan Berikut adalah petunjuk untuk membuat need statement yang benar: 1. Menyatakan kebutuhan sebagai apa yang harus dilakukan oleh suatu produk, bukan bagaimana produk itu berfungsi. 2. Menyatakan kebutuhan spesifik sesuai dengan pernyataan konsumen. 3. Menggunakan kalimat positif, bukan negatif. 4. Menyatakan kebutuhan sebagai atribut sebuah produk. 5. Menghindari kata harus dan sebaiknya. 5

17 Kondisi Eksisting Penggunaan Produk Tidak semua roda bisa berputar orbital 360 derajat Handle tidak dapat dimiringkan pada kemiringan sudut tertentu Need Statement Produk dapat bermanuver dengan mudah Kemiringan handle produk dapat diatur Nama : M. Haikal Nim : Usulan Sepertinya roda harus berukuran besar Mekanisme pelipatan handle dan roda dipisah Alasan karena akan menimbulkan getaran yang minim mekanisme produk yang komplek dapat menyebabkan produk cepat rusak Need Statement Produk memiliki ukuran roda yang ideal Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi Paku keling diganti dengan mur standar Ukuran platform diperbesar Diberikan tempat mengaitkan tali pengikat Mengubah permukaan bawah platform agar mudah digenggam Agar lebih mudah untuk diperbaiki jika rusak Kurang stabil ketika membawa barang yang besar dan berat Butuh tali pengikat untuk menstabilkan barang bawaan pada troli Permukaan bawah platform tidak nyaman digenggam ketika akan mengangkat troli Produk mudah diperbaiki Produk memiliki ukuran platform yang sesuai Produk stabil ketika digunakan Platform produk dapat digenggam dengan nyaman Nama Pelanggan Wahyu Interviewer M. Haikal Alamat Jakarta Tanggal 21/10/2016 Telepon xxxx Pertanyaan Kesulitan apa yang dirasakan pada penggunaan produk ini? Menurut anda perlukah fitur pelipatan pada produk ini? Fitur apa yang anda harapkan pada produk ini? Faktor apa yang menjadi pertimbangan utama anda pada produk ini? Dapatkah produk ini memenuhi keinginan anda? Customer Statement Roda depan tidak dapat berbelok, sehingga menyulitkan manuver Ya, karena mudah untuk disimpan Mekanisme pelipatan terpisah dengan roda agar memudahkan saat membawa barang yang besar Kemudahan manuver dan kapasitas beban yang diangkut Tidak, troli sulit dijalankan saat beban berat karena roda terlalu kecil Need Statement Produk dapat bermanuver dengan mudah Produk mudah disimpan Produk dapat membawa muatan bervolume tinggi Produk dapat bermanuver dengan mudah Produk mampu membawa beban berat Produk memiliki ukuran roda yang ideal Ketinggian handle produk dapat disesuaikan 6

18 c) Mengorganisasi Kebutuhan Berdasarkan Hierarki Membuat hierarki kebutuhan yang dibagi sesuai dengan dimensi kualitas produk dari primary, secondary dan tertiary. No Primary Secondary Tertiary Produk mampu membawa beban berat 1 Performance Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi 2 Features Produk mudah disimpan Produk stabil ketika digunakan 3 4 Conformance Reliability Platform produk dapat digenggam dengan nyaman Produk dapat bermanuver dengan mudah Produk memiliki ukuran platform yang sesuai Ketinggian handle produk dapat disesuaikan Kemiringan handle produk dapat diatur Produk memiliki ukuran roda yang ideal 5 Durability 6 7 Aesthetics Serviceability Produk mudah diperbaiki Need Statement Produk mampu membawa beban berat Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi Produk mudah disimpan Produk stabil ketika digunakan Platform produk dapat digenggam dengan nyaman Produk dapat bermanuver dengan mudah Produk memiliki ukuran platform yang sesuai Ketinggian handle produk dapat disesuaikan Kemiringan handle produk dapat diatur Produk memiliki ukuran roda yang ideal Produk mudah diperbaiki d) Menetukan tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan Setelah melakukan pengelompokkan kembali need statement, maka dilakukan penentuan tingkat kepentingan kebutuhan pelanggan. Tingkat kepentingan perlu diketahui untuk menentukan prioritas pemenuhan kebutuhan pelanggan. Berikut 7

19 adalah contoh kuesioner atau survei yang dihasilkan dari kebutuhan pelanggan yang telah didapatkan: Tingkat Variabel Kepentingan Kepuasan A. Performance (Kualitas/Fungsi Utama Produk) Produk mampu mengangkut beban berat Produk dapat membawa muatan bervolume tinggi B. Features (Pelengkap Fungsi Utama/Dasar Produk) Produk mudah disimpan Produk memiliki sistem pengunci muatan C. Conformance (Kemampuan Produk Mencapai Spesifikasi yang Ditawarkan) Platform produk dapat digenggam dengan nyaman Produk dapat bermanuver dengan mudah Produk memiliki ukuran platform yang sesuai Ketinggian handle produk dapat disesuaikan Kemiringan handle produk dapat diatur Produk memiliki ukuran roda yang ideal D. Reliability (Keandalan Produk/Kemungkinan Kecil Produk Untuk Tidak Berfungsi/Rusak) E. Durability (Ketahanan Produk/Kemampuan Produk Untuk Dapat Terus Berfungsi) F. Aesthetics (Tampilan Visual Produk) G. Serviceability (Kemampuan Produk Untuk Diperbaiki) Produk menggunakan pengikat yang mudah dibuka Pendekatan untuk menentukan tingkat kepentingan dan kepuasan relatif setiap kebutuhan adalah dengan kesepakatan bersama yang dilakukan oleh tim pengembang atau dengan melakukan survei ke pelanggan. Format pengukuran tingkat kepentingan dan kepuasannya dapat dilakukan dengan melakukan salah satu dari metode berikut: Web based survey Multivoting Etc. Teknik-teknik untuk mengukur kebutuhan pelanggan Dalam pengumpulan pernyataan pelanggan, responden dapat diminta untuk melakukan perintah-perintah tertentu seperti mengurutkan, menilai, memilah, dan memilih beberapa opsi dalam pertanyaan. Category Scales 8

20 Contoh pemilihan kata dalam pertanyaan yang digunakan dalam skala kategori. Likert Scale Pengukuran dari variabel yang di desain untuk memperbolehkan responden untuk menilai seberapa kuat keputusan mereka dengan menggunakan pilihan seperti setuju/tidak setuju dan memiliki range dari yang sangat positif hingga yang sangat negatif. 9

21 Reverse Coding Metode yang digunakan untuk memastikan nilai dari pengukuran skala menuju ke arah yang sama (penggunaan pertanyaan positif dan negatif, tidak menunjukkan hasil yang berbeda). Composite Scales Sebuah cara untuk menyatakan susunan pertanyaan yang tersembunyi dengan menjumlahkan atau merata-ratakan reaksi responden terhadap beberapa pertanyaan. Semantic Differential Pengukuran skala sikap responden terhadap pertanyaan yang terdiri dari 7 tingkat poin dan menggunakan kata sifat dan keterangan yang memiliki 2 sisi yang saling bertolak belakang. 10

22 Numerical Scales Metode pengukuran yang mirip dengan metode semantic differential, akan tetapi menggunakan angka dan bukan deskripsi verbal sebagai skalanya. *Untuk memahami lebih lanjut contoh-contoh metode mengukur tingkat sikap konsumen, dapat dilihat pada Chapter 14: Attitude Measurement, Business Research Methods 4 C. Spesifikasi Produk Spesifikasi Produk merupakan serangkaian spesifikasi yang mengungkapkan detaildetail yang tepat dan terukur mengenai apa yang harus dilakukan produk. Spesifikasi produk tidak memberikan informasi bagaimana memenuhi kebutuhan pelanggan, tetapi menampilkan pernyataan mengenai apa yang harus dilakukan dalam upaya memuaskan kebutuhan pelanggan. Spesifikasi terdiri dari metric and value (tabel need, metric, value, unit) D. HOQ (House of Quality) Rumah kualitas atau biasa disebut juga House of Quality (HOQ) adalah tahapan atau iterasi pertama dalam penerapan metodologi Quality Function Deployment (QFD). HOQ bisa membantu analisis terhadap need statement secara lebih komprehensif. Berikut ini bagan House of Quality (HOQ): 11

23 A= Customer Requirements D= Inter-Relationships B= Planning Matrix E= Technical Corelations C= Technical Responses F= Target Matrix Hasil dari rekap need statement akan dimasukkan ke dalam bagan A HOQ dan hasil dari rekap metrik akan dimasukkan ke dalam bagan C HOQ. E. Membuat Matriks Dari hasil kuesioner atau survei yang dihasilkan, selanjutnya adalah melakukan rekapitulasi data sesuai dengan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan. Berikut adalah tabel yang digunakan untuk melakukan rekapitulasi hasil kuesioner: Responden ke- REKAPITULASI HASIL KUISIONER TINGKAT KEPENTINGAN V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 TOTAL Jumlah responden yang ikut berpatisipasi dalam kuesioner berjumlah 30 responden dengan Vn merupakan jumlah need statement yang ada pada kuesioner. Setelah pengisian rekapitulasi dilakukan selanjutnya yaitu menghitung WAP (Weight Average Performance). 12

24 Jumlah Responden yang Menjawab TOTAL Performance Weighted (Jumlah x Bobot) TOTAL PERHITUNGAN WAP TINGKAT KEPENTINGAN Nilai V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V Nilai V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V Performance Weighted / Jumlah responden V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 3,73 3,33 2,73 2,83 3,27 3,23 3,30 3,23 2,67 2,53 3,00 WAP (Weight Average Performance) berfungsi untuk mengetahui bobot kepentingan dan kepuasan pelanggan. Perhitungan performance weighted dihitung dengan mengkalikan bobot nilai yang diberikan responden dengan jumlah nilai pada setiap need statement. Lalu untuk melanjutkan ke tahap WAP yaitu dengan membagi nilai performance weighted dengan jumlah responden yang ada. *Langkah ini berlaku untuk menghitung nilai performansi tingkat kepentingan dan kepuasan. F. Menentukan Matriks Klein Grid Langkah pertama adalah memasukkan nilai performansi kepentingan dan kepuasan pada lembar kerja Matriks Klein Grid, kemudian rata-ratakan nilai performansi kepuasan untuk mendapatkan Garis Tengah Sumbu (x) dan rata-ratakan nilai performansi kepentingan untuk mendapatkan Garis Tengah Sumbu (y). NILAI PERFORMANSI KEPUASAN / TOTAL RESPONDEN V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 2,37 2,43 3,20 3,17 3,37 3,23 3,33 3,30 3,20 2,83 3,17 Garis Tengah (X) : 3,05 NILAI PERFORMANSI KEPENTINGAN / TOTAL RESPONDEN V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 V10 V11 V12 V13 3,73 3,33 2,73 2,83 3,27 3,23 3,30 3,23 2,67 2,53 3,00 Garis Tengah (Y) : 3,08 13

25 Setelah memasukan nilai performansi kepentingan dan kepuasan, maka pada lembar kerja Gambar Matrik Klein Grid akan muncul Gambar Matriks Klein Grid berdasarkan data yang diinputkan pada sheet sebelumnya. Lalu lihat letak setiap variabel pada kuadran matriks. Masukkan variabel-variabel ke dalam tabel klasifikasi kebutuhan pelanggan sesuai dengan letak variabel tersebut berada di Gambar Matrik Klein Grid. 14 G. Membuat Matrik Perencanaan

26 Variabel a) Membuat spesifikasi dari need statement yang sudah ada dengan memberikan metrik kepada need statement tersebut. Expected High Impact Low Impact Hidden v1 v5 v10 v3 v2 v6 v4 v7 v8 v9 v11 NO Needs Statement Metrik Kapasitas beban maksimum 1 Produk mampu membawa beban berat 2 Produk dapat membawa muatan bervolume tinggi Panjang platform Lebar platform 3 Produk mudah disimpan Bobot produk Jumlah interaksi konsumen dengan produk volume produk akhir b) Membuat Metrik menjadi lebih spesifik dengan memberikan Value dan Unit. No Metrik Value Unit 1 Kapasitas beban maksimum kg 2 Panjang platform cm 3 Lebar platform cm 4 Bobot produk <10 kg 5 Jumlah interaksi konsumen dengan produk <7 tahap 6 volume produk akhir 3000 cm 3 15

27 Matriks Klein Grid Customer Satisfaction Performance Importance to Customer Goal Improvement ratio Sales point Raw weight Normalized raw weight c) Membuat Matriks Perencanaan NO Needs Statement 1 Produk mampu membawa beban berat EXP 2,37 3,73 3,05 1,29 1,2 5,77 0,13 2 Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi EXP 2,43 3,33 2,88 1,18 1,2 4,74 0,10 3 Produk mudah disimpan HID 3,20 2,73 2,97 0,93 1,5 3,80 0,08 4 Produk stabil ketika digunakan HID 3,17 2,83 3,00 0,95 1 2,68 0,06 5 Platform produk dapat digenggam dengan nyaman HIM 3,37 3,27 3,32 0,99 1,5 4,83 0,10 Berikut merupakan cara untuk mengisi matriks perencaan : 1. Need statement didapatkan dari hasil pengerjaan modul 1 bagian Matriks Klein Grid diisikan dengan klasifikasi kebutuhan masing-masing need statement. 3. Customer satisfaction performance berisikan nilai WAP kepuasan konsumen. 4. Importance to customer berisikan nilai WAP kepentingan konsumen. 5. Goal : merupakan rata-rata dari customer satisfaction performance dan importance to customer. 6. Improvement Ratio : goal / Customer satisfaction performance. 7. Sales Point : Jika hasil matriks klein grid menunjukkan low impact (LIM), maka diisikan nilai 1 (metrik terpenuhi, namun tidak ada value added penjualan produk) Jika hasil matriks klein grid menunjukkan expected (EXP), maka diisikan nilai 1,2 (metrik terpenuhi, namun value added penjualan produk tidak signifikan) Jika hasil matriks klein grid menunjukkan high impact (HIM), maka diisikan nilai 1,5 (metrik terpenuhi, value added penjualan produk signifikan) 16

28 Jika hasil matriks klein grid menunjukkan hidden (HID), maka diisikan nilai 1, 1.2, atau 1.5 bergantung pada definisi dari need statement itu sendiri dan bagaimana dampak yang diberikan jika need statement itu terpenuhi oleh produk. Penilaian ini ditentukan sendiri oleh tim pengembangan produk. 8. Raw Weight : Important x Improvement Ratio x Sales Point 9. Normalized Raw Weight : Raw Weight / Total Raw Weight d) Tabel satuan dan tingkat kesulitan: Menentukan Direction of Goodness pada setiap metrik yang ada, MTB diisikan bagi metrik yang semakin dipenuhi semakin baik, TB bagi nilai metrik yang tepat, LTB bagi nilai metrik yang semakin rendah semakin baik. Mencantumkan satuan yang sesuai bagi metrik yang ada. Tingkat kesulitan diisi dengan tingkatan 1-4 berdasarkan penilaian dari anggota kelompok. Tingkat kesulitan menilai kemungkinan suatu metrik untuk diwujudkan pada produk yang akan dibuat. No Metrik Direction of Goodness Satuan Tingkat kesulitan 1 Kapasitas beban maksimum MTB kg 3 2 Panjang platform TB cm 2 3 Lebar platform TB cm 2 4 Bobot produk LTB kg 4 5 Jumlah interaksi konsumen dengan produk LTB tahap 3 6 volume produk akhir LTB cm sistem pengunci muatan TB binary 1 17

29 Customer satisfaction perfomance Importance to customers Goal Improvement ratio Sales point Raw weight Normalized raw weight H. Langkah-Langkah Pengisian House of Quality (HOQ): a) Mengisikan Bagan A Direction of Goodness HOQ dengan data Metric kebutuhan pelanggan/need statement. Needs Statement Produk mampu membawa beban berat Produk dapat membawa barang dengan volume tinggi Produk mudah disimpan Produk stabil ketika digunakan Platform produk dapat digenggam dengan nyaman b) Mengisikan Bagan B HOQ dengan data dari matriks perencanaan yang telah dibuat. 2,37 3,73 3,05 1,29 1,20 5,77 0,13 2,43 3,33 2,88 1,18 1,20 4,74 0,10 3,20 2,73 2,97 0,93 1,50 3,80 0,08 18

30 Kapasitas beban maksimum Panjang platform Lebar platform Bobot produk Jumlah interaksi konsumen dengan produk c) Mengisikan Bagan C HOQ dengan metrik dan direction of goodness. Direction of Goodness MTB TB TB LTB LTB Metric Needs Statement d) Mengisikan Bagan D HOQ Nilai keterkaitan antar metrik dengan need statement: 0= tidak berhubungan sama sekali 1 = berhubungan tapi sangat sedikit sekali 3 = cukup berhubungan 9 = sangat berhubungan Nilai kontribusi: nilai perkalian atara nilai keterkaitan dengan Normalized raw weight 19

31 Kapasitas beban maksimum Panjang platform Lebar platform Bobot produk Jumlah interaksi konsumen dengan produk volume produk akhir sistem pengunci muatan Tinggi platform Diameter putar produk Panjang awal handle Panjang akhir handle kemiringan akhir hadle Diameter roda Lebar tapak roda Durasi membuka pengikat produk e) Mengisikan Bagan E HOQ dengan simbol keterkaitan antar metrik. MTB TB TB LTB LTB LTB TB TB LTB TB TB TB TB TB LTB f) Mengisikan Bagan F HOQ Satuan kg cm cm Target / Value Kontribusi 2, , , Normalisasi Kontribusi 0, , , Ranking Isi kolom satuan dengan satuan untuk setiap metrik. Kolom target/value diisikan dengan nilai ukuran tiap metrik. Kolom kontribusi diisi dengan jumlah total nilai kontribusi pada bagan D permetrik. Normalisasi kontribusi dilakukan untuk menentukan tingkat komposisi setiap kontribusi dari keseluruhan kontribusi metrik (kontribusi / total kontribusi). Rangking mengurutkan tingkat nilai normalisasi kontribusi. 20

32 TRIVIA BioLite HomeStove & CampStove mampu mengolah bahan bakar yang banyak tersedia seperti ranting kayu dan mampu menghasilkan pembakaran yang bersih serta efisien. Kompor ini tidak mengeluarkan asap pembakaran seperti kompor pada umumnya. Menariknya, kompor BioLite juga mampu mengubah energi yang dihasilkan dari pembakaran menjadi energi listrik. Dengan dilengkapi dengan konektor USB, kompor BioLite Homestove & CampStove dapat digunakan juga untuk men-charge kembali baterai pada handphone atau smartphone. ( 21

33 DAFTAR PUSTAKA 1. Ulrich, K.T. dan Eppinger S.D. (2012). Perancangan dan Pengembangan Produk. Jakarta: Penerbit Salemba Teknika. 2. Zikmund, W., Babin, B., Carr, J. dan Griffin, M. (2013). Business Research Methods (ninth ed.). Oklahoma: South-Western, Cengage Learning. 3. Kotler, P. dan Keller, K.L. (2009). Manajemen Pemasaran (edisi 13). Jakarta: Erlangga. 4. Cohen, L. (1995). Quality Function Deployment: How to Make QFD Work for You. Reading: Addison-Wesley Publishing Company. 5. Day, Ronald G. (1993). Quality Function Deployment: Linking a Company with Its Customers. Milwaukee: ASQC Quality Press. 22

34

35

36 MODUL 2 CONCEPT GENERATION DAN CONCEPT SELECTION Planning Concept Development System-Level Design Detail Design Testing and Refinement Production Ramp-Up Mission Statement Identifyng Customer Needs Establish Target Specification Generate Product Concept Select Product Concept(s) Test Product Concept(s) Set Final Specifications Final Specifications Plan Downstream Development Development Plan TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat menghasilkan ide konsep dari spesifikasi produk, kebutuhan pelanggan dan mission statement yang telah disediakan secara sistematis. 2. Praktikan dapat mengevaluasi konsep-konsep produk yang ada berdasarkan kebutuhan konsumen (customer needs) dan kriteria lain. 3. Praktikan dapat membandingkan kelebihan dan kelemahan relatif dari beberapa produk. 4. Praktikan dapat memilih sebuah konsep produk dari ebberapa konsep produk untuk pengkajian, pengujian dan pengembangan lebih lanjut. SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu Praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Microsoft Office 3. Kertas dan alat tulis 4. Data penelitian 5. Referensi 23

37 MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Concept generation 2. Decision Matrices 3. Concept Screening 4. Concept Scoring LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 3. OVERVIEW MODUL A. Concept generation Konsep produk adalah gambaran dari teknologi, prinsip kerja dan bentuk geometris produk 2. Proses memunculkan konsep dimulai dengan input kebutuhan pelanggan dan spesifikasi target dan akan menghasilkan output yaitu konsep-konsep produk di mana akan diseleksi pada proses seleks konsep. Salah satu metode untuk concept generation adalah The five-step method. B. Concept selection Concept selection (pemilihan konsep) adalah sebuah proses untuk mengevaluasi konsep berdasarkan kebutuhan konsumen (customer needs) dan kriteria lain, membandingkan kelebihan dan kelemahan relatif dari sebuah konsep, memilih satu atau lebih dari konsep produk untuk pengkajian, pengujian dan pengembangan lebih lanjut 2. Dalam praktikum, metode Concept selection yang dipakai adalah metode Decision Matrices (matriks keputusan). Metode ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap Concept Screening (penyaringan konsep) dan Concept Scoring (penilaian konsep). a. Concept Screening Penyaringan konsep bertujuan untuk merampingkan jumlah konsep secara cepat dan selanjutnya mengembangkannya menjadi konsep yang lebih baik untuk dievaluasi pada tahap penilaian konsep 1. b. Concept Scoring 24

38 Penilaian konsep adalah tahap lanjutan dari penyaringan konsep. Penilaian konsep bertujuan untuk memilih beberapa konsep menjadi konsep akhir (konsep terpilih). 4. LANGKAH PRAKTIKUM A. Concept Generation a) Tahap pertama dari Concept Generation adalah mengkalrifikasi masalah sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan spesifikasi produk yang telah ditentukan pada modul sebelumnya. Kebutuhan pelanggan dari need statement terkait permasalahan fungsi dan fitur dari produk yang dijadikan sebagai objek pengembangan produk. 25

39 Spesifikasi produk : GAMBAR REFRENSI Isi kembali matrik dan value sesuai spesifikasi yang telah dicari pada modul sebelumnya. Fungsi spesifikasi ini adalah bagaimana kita membuat konsep produk sesuai dengan target spesifikasi yang telah ditentukan. No Fungsi 1 Trolley dapat menampung banyak muatan 2 Produk dapat memindahkan muatan 3 Produk dapat digunakan dengan mudah Membuat Function Diagram dari kebutuhan produk trolley yang digambarkan kedalam black box diagram. Black Box menggambarkan keseluruhan fungsi produk. Kemudian melakukan dekomposisi, yang gunanya untuk mendetailkan perancangan kedalam fungsi-fungsi. 26

40 Memunculkan beberapa konsep produk dapat dilakukan dari pencarian internal dan eksternal. Untuk mengumpulkan infomasi terkait pencarian eksternal dapat menggunakan beberapa cara yaitu, Lead user Patent Benchmarking Expert Published literatures Sedangkan untuk pencarian internal dapat menggunakan 4 pedoman yang berguna dalam melakukan brainstorming baik individu maupun kelompok, seperti: Suspend judgements Generate a lot of ideas Welcome ideas that may seem infeasible Use graphical and physical media 27

41 Berikut merupakan hasil beberapa konsep melalui pencarian internal dan external. b) Membuat eksplorasi sistematis menggunakan konsep kombinasi tabel. Hasil eksplorasi secara sistematis tersebut akan menghasilkan beberapa konsep produk yang akan dikembangkan lebih lanjut. Salah satu contoh eksploitasi sistematis dengan kombinasi konsep adalah: Concept Option 1 Option 2 Option 3 Membawa barang dengan volume tinggi ukuran platform biasa ukuran platform dapat ditambah (di tarik) ukuran platform di tambah (dibuka) Bermanuver dengan mudah trolley memiliki 4 roda yangmana keempat rodanya dapat berputar 360 derajat trolley memiliki 3 roda yangmana keempat rodanya dapat berputar 360 derajat trolley memiliki 3 roda dimana roda di depan dapat berputar 360 derajat sedangkan 2 roda di belakang hanya dapat 18 derajat Buatlah pemilihan combination table dari konsep1 hingga konsep selanjutnya. 28

42 c) Meringkas semua kombinasi tabel yang telah dibuat dan membuat sketsa 2D untuk masing-masing konsep. Function Ide Konsep 1 Membawa barang dengan volume tinggi Kemiringan handle dapat diatur ukuran platform biasa handle dapat dimiringkan namun ujung handle lurus Bermanuver dengan mudah Produk Stabil Ketika digunakan trolley memiliki 3 roda yangmana keempat rodanya dapat berputar 360 derajat trolley memilii keranjang yang dapat dibongkar pasang Membawa beban berat Mudah diperbaiki baut seatpost platform polos Ukuran platform yang sesuai Ukuran roda ideal 0.71x0.44 m diameter roda 4 inchi Ketinggian handle dapat disesuaikan ketinggian handle dua yang dapat di rubah dalam beberapa tindakan Produk mudah disimpan handle, platform, roda bisa di lipat Platform dapat nyaman digenggam SKETSA pegangan di platform memiliki gerigi ruas untuk jari tangan B. Concept Selection a. Konsep Screening Matrix a) Input konsep-konsep yang telah dibuat pada tabel kombinasi di Concept Generation b) Melakukan seleksi kriteria yang didapat dari Customer Needs dan Stakeholder Needs; pada customer need jika ditemukan dua atau lebih kebutuhan yang sama 29

43 maka akan dijadikan dalam warna yang sama. Stakeholder need merupakan kebutuhan para stakeholder ketika melakukan proses produksi. c) Melakukan penyaringan terhadap konsep-konsep yang telah digambarkan sebelumnya; memberikan tanda -,0,+ pada setiap kriteria seleksi untuk setiap konsep. Penilaian tersebut diberikan dengan membandingkan konsep dengan referensi yang ada pada saat ini. Menghitung jumlah -,0,+ untuk setiap konsep menghitung jumlah net score dan melakukan ranking terhadap produk yang telah dibuat berdasarkan nilai net score yang tertinggi. 30

44 Concepts Selection Criteria A B C D E Reference Kemudahan penggunaan Ergonomi mudah untuk dibawa mudah di perbaiki Kesesuaian standar produk Kinerja produk Biaya Produksi safety Sum +'s Sum 0's Sum -'s Net Score Rank Continue? No yes yes combine combine Contoh ilustrasi screening konsep (A) : Kemudahan penggunaan Pada konsep A diberi nilai karena untuk mengangkut beban berat pada trolley lebih kecil dari referensi karena platform yang digunakan tidak menggunakan rangka sebagai penahan beban benda pada trolley Ergonomi pada konsep A diberi nilai 0 karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada. Mudah untuk dibawa Pada konsep A diberi nilai + karena pada konsep A handle, platform, dan roda mudah dilipat sehingga lebih baik dibandingkan referensi. Mudah diperbaiki Pada konsep produk A diberi nilai + karena pengikat yang digunakan trolley pada konsep A menggunakan baut seatpost yang mana lebih mudah dibuka dibandingkan dengan baut yang ada pada produk referensi Kesesuaian standar produk Pada konsep A diberi nilai 0 karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada. Biaya produksi 31

45 pada konsep A diberi nilai karena konsep A memiliki biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan referensi yang ada karena konsep A memiliki keranjang yang memerlukan biaya tambahan. safety Konsep A diberi nilai 0 karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada. b. Concept Scoring Matrix a) Menghitung pembobotan untuk setiap kriteria seleksi memasukkan matriks perencanaan yang ada pada modul sebelumnya, menjumlahkan persentase kepentingan need statement terhadap pelanggan. Concepts Selection Criteria A B C D E Reference Kemudahan penggunaan Ergonomi mudah untuk dibawa mudah di perbaiki Kesesuaian standar produk Kinerja produk Biaya Produksi safety Sum +'s Sum 0's Sum -'s Net Score Rank Continue? No yes yes combine combine 32

46 b) Melakukan rating terhadap konsep produk yang sudah disaring terlebih dahulu berdasarkan relative performance yang ada pada modul. Pada tahap concept scoring ini, yang menjadi konsep referensi adalah konsep C. Relative Performance Rating Much worse than reference 1 Worse than reference 2 Same as reference 3 Better than reference 4 Much better than reference 5 Selection Criteria Weight Rating Weighted Score Contoh ilustrasi scoring pada konsep B Kemudahan penggunaan Pada konsep B diberi rating 4 (lebih baik dari referensi) karena konsep B memiliki 4 roda dimana keempat roda tersebut dapat bermanuver dengan mudah. Ergonomi Pada konsep B diberikan rating 4 (lebih baik dari referensi) karena produk pada konsep B dapat membawa barang dengan volume tinggi dan handle dapat diatur kemiringannya dibandingkan dengan produk referensi Mudah untuk di bawa Rating Weighted Score Kemudahan penggunaan Ergonomi mudah untuk dibawa mudah di perbaiki Kesesuaian standar produk Kinerja produk Biaya Produksi safety Total Score Rank Continue? Concepts B C D&E Rating Weighted Score Pada konsep B diberikan rating 4 (lebih baik dari referensi) karena pada konsep B produk dapat memanuver dengan mudah, produk memiliki 33

47 permukaan bawah platform yang nyaman digenggam dan produk memiliki ukuran platform yang sesuai dibandingkan dengan produk referensi. Mudah diperbaiki Pada konsep B diberikan rating 3 (sama dengan referensi) dikarenakan memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada. Kesesuaian standar produk Pada konsep B diberi rating 5 (jauh lebih baik dari referensi) dikarenakan konsep B memiliki ukuran roda dan platform yang ideal dari referensi Kinerja produk Pada konsep B diberi rating 3 (sama dengan referensi) karena memiliki kesamaan fungsi dengan referensi. Biaya produksi Pada konsep B diberikan rating 2 ( lebih buruk dari referensi) karena pada konsep B biaya yang dibutuhkan lebih banyak dibandingkan dengan biaya untuk memproduksi produk referensi safety Pada konsep B diberikan rating 3 (sama dengan referensi) dikarenakan memiliki kesamaan fungsi dengan referensi yang ada. c) Melakukan perhitungan antara bobot dengan rating pada kolom weighted score (weight x rating) Concepts B C D&E Selection Criteria Weight Rating Weighted Rating Weighted Rating Weighted Score Score Score Kemudahan penggunaan 22.20% Ergonomi 21.65% mudah untuk dibawa 6.46% mudah di perbaiki 7.09% Kesesuaian standar produk 13.78% Kinerja produk 8.82% Biaya Produksi 10.00% safety 10.00% d) Jumlahkan keseluruhan dari tiap-tiap konsep, dan pilih satu untuk dikembangkan. 34

48 Selection Criteria Weight Rating Weighted Score Concepts B C D&E Rating Weighted Score Rating Weighted Score Kemudahan penggunaan 22.20% Ergonomi 21.65% mudah untuk dibawa 6.46% mudah di perbaiki 7.09% Kesesuaian standar produk 13.78% Kinerja produk 8.82% Biaya Produksi 10.00% safety 10.00% Total Score Rank Continue? Yes No NO e) Gambar konsep yang akan dikembangkan ke dalam bentuk 3D 35

49 TRIVIA Fathom One Drone Modular Tidak hanya didesain untuk dapat menyelam dalam air, drone ini juga mempunyai desain yang sangat modular. Desain modular ini membuatnya lebih portable atau bisa dibawa kemana-mana dengan mudah. Sistem kontrol yang digunakan oleh drone ini adalah berbasis wi-fi buoy dan menggunakan remot kontrol khusus. Fathom One Drone Modular juga bisa membagikan pengalaman yang didapatkan kepada sahabat Anda melalui aplikasi fathom-one yang tersedia. Dengan berbagai teknologi yang tersedia, drone ini dapat melakukan berbagai hal seperti kamera HD 1080 yang berkualitas, lampu LED yang dapat memberikan cahaya apabila berada di area dalam ataupun menyelam pada malam hari. Saat ini drone air tersebut masih melakukan kampanye di kickstarter dan telah mendapat pendanaan hingga lebih dari $ ( Sumber : ) 36

50 DAFTAR PUSTAKA 1. Batan, I. M. (2012). Desain Produk. Surabaya: Penerbit Guna Widya. 2. Ulrich, K. T., & Eppinger, S. D. (2012). Product Design and Development Fifth Edition. Singapore: McGraw-Hill Companies, Inc. 37

51

52

53

54

55 MODUL 3 PRODUCT ARCHITECTURE Planning Concept Development System-Level Design Detail Design Testing and Refinement Production Ramp-Up TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan mampu merancang arsitektur produk dengan membuat skematik produk, melakukan pengelompokan skematik produk, membuat rough geometric layout, dan mengidentifikasi interaksi fundamental dan insidental pada produk yang dirancang. 2. Praktikan mampu memahami konsep arsitektur modular dan arsitektur integral. SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu Praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Software Excel 3. Microsoft Visio 4. SolidWorks 5. Referensi MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Product Architecture LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. OVERVIEW MODUL Product Architecture adalah penugasan elemen-elemen fungsional dari produk terhadap kumpulan bangunan fisik (physical building blocks) produk. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk dan menentukan jenis penghubung/pembatas (interface) yang akan digunakan. Dalam arsitektur produk, produk sendiri memiliki dua jenis elemen yaitu, Elemen fungsioal dan Elemen fisik. 38

56 Dimana elemen fungsional merupakan Suatu kegiatan operasi dan transformasi secara individual yang memberikan kontribusi pada kinerja keseluruhan produk dan elemen fisik Part, komponen, sub-assembly yang mendukung fungsi produk. Elemen fisik produk biasanya diorganisasikan, menjadi beberapa building block utama yang disebut chunks dan kumpulan chunk yang memiliki satu atau beberapa elemen fungsi disebut dengan modular. Karakter arsitektur produk yang terpenting adalah modularitas. Arsitektur modular memiliki dua ciri seperti berikut : Chunk melaksanakan atau mengimplementasikan satu atau sedikit elemen fungsional pada keseluruhan fisiknya. Interaksi antar chunk dapat dijelaskan dengan baik, dan umumnya penting untuk menjelaskan fungsi fungsi utama produk. Kebalikan dari arsitektur modular adalah, arsitektur integral. Arsitektur integral menunjukkan satu atau lebih ciri ciri berikut ini : Elemen-elemen fungsional dari produk di implementasikan dengan menggunakan lebih dari satu chunk. Satu chunk mengimplentasikan beberapa elemen fungsional Interaksi antara chunk sulit dijelaskan dan mungkin bersifat incidental (tidak diprediksi sebelumya) terhadap fungsi utama produk. 39

57 2. LANGKAH PRAKTIKUM Studi Kasus : NAMA : Trolley Alat yang digunakan untuk memindahkan barang dari suatu tempat ke tempat lain. Produk ini memiliki 4 roda yang dapat berputar 360 derajat dengan diameter masing-masing roda 8 inch, terdapat handle yang dapat disesuaikan (dinaik turunkan), platform bagian bawah yang dapat menampung barang, serta memiliki sistem pengunci berupa tali yang menyatu dengan trolley, pengunci berupa tali didapat dari supplier. Selanjutnya terdapat handle, zplatform dan roda dapat dilipat untuk memudahkan mekanisme penyimpanan. A. Membuat Skema Produk Skema produk yaitu diagram yang menggambarkan pengetian terhadap elemen-elemen penyusun produk, yakni berupa elemen fisik, komponen kritis dan elemen fungsional Langkah-langkah merancang Use Case Diagram pada Visio: a) Buka Visio Pilih Basic Diagram b) Buat diagram dengan menggunakan Rectangle c) Gambar skema dan isi keterangan elemen penyusunnya. Box pada skema produk bisa berupa elemen fungsional, komponen kritis dan elemen fisik dimana pada elemen fungsional harus menggunakan kalimat kerja contoh : menerima energi. Contoh dari elemen fisik adalah Handling trolley 40

58 d) Berikan sambungan antar elemen dengan menggunakan garis, Ketentuan garis yang digunakan yaitu : Aliran tenaga / energi Aliran Material Pada elemen fisik Handling trolley ke elemen fungsional Menerima energi diberikan garis tidak putus-putus karena diantara kedua elemen tersebut terdapat aliran energi yang berasal dari pengguna trolley. B. Mengelompokan Elemen-Elemen Pada Skema Menugaskan setiap elemen yang ada pada skema menjadi chunk. Setiap chunk memiliki satu fungsi. Elemen yang memiliki fungsi yang sama dapat digabungkan dalam satu chunk a) Dari gambar skema yang telah dibuat, lalu kelompokkan menjadi beberapa bagian. Berikut adalah hasil akhir pembuatan skemamatik produk trolley yang telah dikelompokkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelompokkan skema Integrasi geometri dan presisi 41

59 Pemilihan elemen pada chunk yang sama memudahkan dalam mengontrol hubungan fisik antar elemen. Pembagian fungsi Elemen fungsional yang dikelompokkan dapat mengimplementasikan komponen fisik sebuah produk. Kemampuan (kapabilitas) pemasok Pengelompokkan elemen yang sesuai dengan kemampuan pemasok yang memiliki kapabilitas proyek pengembangan dan memperoleh hasil terbaik. Kesamaan desain atau teknologi produk Ketika dua atau lebih elemen fungsional dapat diimplementasikan menggunakan desain atau teknologi produksi yang sama maka akan lebih baik apabila hal tersebut dikelompokkan agar proses produksi lebih ekonomis. Alokasi perubahan Mengantisipasi sejumlah besar perubahan pada beberapa elemen. Mengakomodasi variasi Pengelompokkan elemen-elemen yang memiliki value atau nilai bagi pengguna yang memungkinkan perusahaan memvariasikan produk. Kemungkinan standarisasi Elemen yang dapat digunakan pada produk lain dapat dikelompokkan pada satu chunk. Kemudahan perpindahan berbagai jenis penghubung yang ada pada produk 42

60 Beberapa interaksi mudah dikirimkan dan menempuh jarak yang jauh. PENGELOMPOKAN ELEMEN SKEMA HANDLING TROLLEY PLATFORM TROLLEY MENERIMA ENERGI RODA TROLLEY MENAHAN BEBAN TALI PENGIKAT MENGATUR ARAH PERGERAKAN TROLLEY MENGATUR PERGERAKAN TROLLEY MENGANGKUT MATERIAL MENJAGA MATERIAL TETAP AMAN MEKANISME PENGEREMAN PERPINDAHAN ALIRAN MATERIAL KOMPONEN UTAMA TROLLEY C. Membuat Susunan Geometris yang Masih Kasar Susunan geometris dibuat dalam bentuk gambar, model komputer atau model fisik yang terdiri dari 2 dan 3 dimensi, penyusunan Geometri yang masih berbentuk kotak dapat memberikan beberapa alternatif penyusunan sehingga tidak ada hubungan antara chunk yang paling saling bertentangan. a) Buka SolidWorks New Part b) Buat Sketch sesuai plane yang di butuhkan c) Dalam membuat geometris kasar, penempatan chunk harus memenuhi kriteria dalam pengguaan oleh user. Contoh: penempatan handling berada pada bagian atas body dikarenakan handling memudahkan user dalam mengoprasikan Trolley. d) Setelah semua part sudah dibentuk save project yang telah dibuat dalam bentuk.jpg dengan cara, File Save as, pada kolom save as type ubah ekstensi menjadi.jpeg lalu Save 43

61 e) Buka paint dan beri nama sesuai part yang dibentuk, setelah itu pindahkan ke excel dilengkapi dengan alasan menempatkan chunk sesuai kebutuhan anda. Berikut merupakan hasil akhir penyusunan geometri produk trolley Mengidentifikasi Interaksi Fundamental dan Insidental Terdapat dua kategori interaksi diantara chunks, yaitu: Interaksi Fundamental Ada hubungan korespondensi untuk garis-garis pada skema yang menghubungkan chunks yang satu dengan yang lain. Interaksi Insidental Penampakan sesuatu dikarenakan adanya pengimplementasianelemen fungsional fisik tertentu atau dikarenakan perubahan geometri dari chunks. a) Berikut adalah contoh hasil identifikasi Fundamental dan Insidental pada produk trolley. 44

62 INTERACTION IDENTIFICATION NO FUNDAMENTAL Handler, platform dan roda terlipat untuk mekanisme penyimpanan Trolley terkunci saat tali pengunci disatukan ke badan Roda berjalan ketika ada dorongan untuk memulai mekanisme perpindahan INSIDENTAL Getaran yang ditimbukan akibat gerakan pada handler yang bisa dinaik turunkan DIAGRAM INTERAKSI INSIDENTAL Pengguna Trolley Getaran Handling Trolley 45

63 TRIVIA Monocart merupakan sebuah produk inovasi troli dengan desain yang sangat baik karena memiliki kemampuan multifungsional (Serbaguna). Monocart dapat beradaptasi menjadi beberapa kereta fungsional sesuai dengan kebuthan pengguna, Struktur rangka dasar Monocart dapat dikombinasikan dan dirubah dengan bentuk yang berbeda dan komponen part dapat dilepas untuk menambah fleksibilitas serta kemampuan beradaptasi nilai produk. pengguna dapat menggunakannya di taman sebagai walker, sebagai keranjang, atau bahkan kereta dorong. ( 46

64 DAFTAR PUSTAKA 1. Karl T. Ulrich, S. D. (2008). Product Design and Development. Singapore: McGraw-Hill. 47

65

66

67 MODUL 4 CONCURRENT ENGINEERING Planning Concept Development System-Level Design Detail Design Testing and Refinement Production Ramp-Up TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat memahami proses pengembangan produk secara simultan (Concurrent Engineering). 2. Praktikan dapat memahami penggunaan C-Data dan menganalisisnya untuk melakukan perubahan design pada produk. SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu Praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Software Excel 3. Software Solidworks/Etc. 4. Google Sheet 5. Alat Tulis MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Concurrent Engineering 2. C Data 3. Detail Design LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. OVERVIEW MODUL Concurrent Engineering adalah pendekatan sistematis terhadap suatu desain produk yang terintegrasi dan paralel yang berkaitan dengan proses lainnya, termasuk proses manufaktur, pengujian, dan proses pendukung (Hauptman and Hirji, 1996). 48

68 Menerapkan Concurrent Engineering dalam proses pengembangan produk akan memberikan efek yang bermanfaat, antara lain : 1. Speed : waktu pengerjaan proyek yang jauh lebih cepat. 2. Cost : biaya yang dikeluarkan lebih rendah. 3. Predictability : akurasi yang tinggi terhadap rencana dan penjadwalan proyek serta anggaran. 4. Quality : Kualitas hasil akhir yang lebih tinggi melalui pengunaan teknologi secara efektif. 5. Complexity : Kemampuan dalam melaksanakan sistem/proyek yang lebih tinggi tingkat kesulitannya. 6. Customer Satisfaction : dapat ditingkatkan untuk pengembangan yang lebih mengacu pada kepuasan pengguna. 2. LANGKAH PRAKTIKUM A. Tentukan part yang akan dianalisis. Part B. Gunakan tabel dalam google sheet untuk pengerjaan C Data secara bersamaan sesuai divisi yang telah diberikan masing-masing. C. Isilah C Data berdasarkan guide dibawah! 49

69 C Data (Assembly) Dalam mengisi C-Data ikuti guide berikut : a) FRI : Isi FRI kalia masing-masing. b) ID (Identity): Penomoran ID diisikan dengan kode part, diikuti dengan nomor divisi, dan nomor part, dengan, contoh : C Data a b c Value ID TROL201 Elements lubang as roda Conditions diameter as roda >diameter lubang roda Descriptor Poor 0.2 maka diameter lubang velg roda tidak dapat masuk kedalam as Reason roda as roda memiliki diameter yang lebih kecil diberikan Suggestion toleransi x sehingga roda dapat masuk Nilai Total 0.2 Contoh : TROL101 Kode Part, contoh : TROL Kode Divisi : 1 (Manufacture), 2 (Assembly), 3 (Environment), 4. (Logistic), 5. (Disposal). Nomor Part : contoh ; 01 c) Elements : Part yang sedang dianalisis, contoh : pelat penyambung roda & badan troli. d) Conditions : Kondisi/keadaan eksisting part, contoh : lebar pelat penyambung (male) > pelat penyambung (female), lokasi penempatan lubang as roda = pada poros roda. e) Descriptor : Penilaian kualitatif part yang dilakukan analisis, dengan parameter penilaian : : Poor : Fair : Good : Very Good : Excellent f) Reason : Alasan sebuah part mendapatkan penilaian berdasarkan nilai descriptor. g) Suggestions : Usulan yang dapat diberikan agar part mendapat penilaian lebih baik dari prespektif masing-masing divisi. D. Salin hasil C Data secara keseluruhan ke sheet C Data pada M. Excel masing-masing! 50

70 E. Beralih ke sheet Design Decision. F. Isi tabel design decision dengan berdasarkan informasi yang didapat dari C-Data! C Data ID Design Decision M anufacture Assem bly Logistic Environm ent Disposal Usability... G. Beralih pada sheet Refine Design Design Decision TROL101 To : penyam aan kedua roda depan dan belakang Consequences Penyam aan kedua roda,m em persingkat waktu pem asangan,dikarenakan part yang sam a jenisnya,sehingga tidak perlu adanya proses learning oleh operatoruntuk m em asukkan part roda belakang tidak berpengaruh terhadap distribusi,karena toleransi x yang diberikan tidak berpengaruh signifikan proses packaging,sam pai distribution. tidak berpengaruh terhadap logistics karena perubahan part hanya pada penyam aan kedua roda,sehingga tidak ada perubahan signifikan terhadap logistics. tidak berpengaruh terhadap disposal,karena perubahan part hanya pada penyam aan kedua roda,sehingga tidak ada perubahan signifikan terhadap environm ent. tidak berpengaruh terhadap disposal,karena tidak ada perngaruh yang signifikan terhadap pem buangan. Berpengaruh,karena ketika ke-4 roda dapat m em utarsecara orbital,akan m em udahkan trolley untuk berm anuver H. Buatlah desain usulan disertai analisis untuk perbaikan dari desain sebelumnya, dengan melakukan brainstorming antar tim sesuai disiplin ilmu masing-masing! Tetapi pada saat pengerjaan progress report, sertakan CAD setiap part yang akan dilakukan refinement. 51

71 Refine the Design C Data ID :TROL202 Analisis Kesesuaian pelat m ale dan fem ale sudah sam a,sehingga tidak ada m iss dalam proses assem bly dariproduk I. Beralih ke sheet Final Design. J. Berikan usulan final design yang menunjukkan fungsi keseluruhan produk setelah dilakukan refine design! 52

72 TRIVIA Manufaktur lebih dari sekedar menempatkan bagian bersama-sama, melainkan dari tim multidisiplin yang membahas sebuah produk, hal ini datang dengan ide-ide, pengujian prinsip dan menyempurnakan teknik, serta perakitan akhir. Proses manufaktur yang simultan memungkinkan perusahaan untuk mengurangi biaya, manfaat konsumen dengan barang biaya yang lebih rendah dan meningkatkan produktivitas dan penciptaan lapangan kerja. (sumber : 53

73 DAFTAR PUSTAKA 1. Broughton, T. (1990), Simultaneous Engineering in Aero Gas Turbine Design & Manufacture. 2. Hauptman, O. and Hijri, K. (May 1996), The Influence of Process Concurrency on Project Outcomes in Product Development: An Empirical Study of Cross Functional Terms. 3. Khalfan, M.M.A. and Anumba, C.J. (2000) Implementation of Concurrent Engineering in Construction Readliness Assessment. 4. Krusiak, Andrew. (1993). Concurrent Engineering : Automation, Tools, and, Techniques. Wiley- Interscience Publication, NY. 54

74

75

76

77

78 MODUL 5 MATERIAL SELECTION Planning Concept Development System-Level Design Detail Design Testing and Refinement Production Ramp-Up TUJUAN UMUM 1. Praktikan mampu memahami konsep dari material selection. 2. Praktikan mampu mengimplementasikan konsep material selection ke dalam perancangan produk barang. SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu Praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Software excel 3. Alat tulis 4. Solidworks MATERI PRA PRAKTIKUM 1. Konsep material selection. LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM A. OVERVIEW MODUL Pada modul material selection, desain yang telah dibuat pada modul sebelumnya dari proses menerjemahkan konsep baru atau kebutuhan konsumen menjadi informasi yang rinci agar produk dapat diproduksi. Setiap desain membutuhkan keputusan tentang pemilihan material untuk produk yang akan dibuat dan proses pembuatannya. Pemilihan material ditentukan melalui beberapa tahap yang akan dijelaskan dalam modul ini. Dalam keputusan pemilihan material yang akan digunakan, tidak cukup dibuat secara independen berdasarkan dari proses pemilihan material seperti, material dibentuk, dirakit, 55

79 diselesaikan, dan perlakuan sebaliknya. Namun pengaruh lainnya seperti biaya material, baik dalam pilihan bahan dan cara material diproses, dan pengaruh penggunaan material pada lingkungan sekitar. jadi desain engineering yang baik saja tidak cukup untuk menjual produk, namun juga memperhatikan aspek lainnya sehingga menghasilkan desain terbaik yang dapat memberi kepuasan terhadap konsumen. Jadi pada modul ini praktikan akan mengimplementasi konsep material selection ke dalam perancangan produk barang dengan tahapan yang dimulai dari menerjemahkan kebutuhan desain sampai pemilihan akhir material terpilih. 2. LANGKAH PRAKTIKUM Studi Kasus : Part Platform Trolley merupakan salah satu komponen utama pada produk trolley yang berfungsi sebagai penahan beban dan untuk menampung barang muatan. untuk menahan bobot muatan sebesar Kg dibutuhkan material yang kuat namun juga ringan, untuk memenuhi bobot produk dibawah 10 Kg. ( yang berarti density < 1.2 Ρ Mg/m 3 ) All Materials 1. Translate Design Requirements Express as function, constraints, objective, and free variables 2. Screening Using Constraints Eliminate materials that cannot do the job 3. Rank Using Objective Find the screened materials that do the job best 4. Seek Supporting Information Research the family history of top ranked candidates 5. Final Material Choice A. Translate Design Requirements 56

80 Desainer harus mendefinisikan apa saja yang harus dilakukan terhadap material untuk kemudian diterjemahkan ke dalam function, constraints, objectives, maupun free variables. Function Constraints Objective Free Variables What does component do? What negotiable but desirable conditions? What non negotiable condition must be met? What is to be maximized or minimized? What parameters of the problem is the designer free to change? a) Masukan spesifikasi dari produk. No Metrik Value Unit 1 Kapasitas beban maksimum kg 2 Panjang platform cm 3 Lebar platform cm 4 Bobot produk <10 kg 5 Jumlah interaksi konsumen dengan produk <7 tahap 6 volume produk akhir 3000 cm 3 7 sistem pengunci muatan ya binary 8 Tinggi platform 1--5 cm 9 Diameter putar produk <300 cm 10 Panjang awal handle cm 11 Panjang akhir handle cm 12 kemiringan akhir hadle derajat 13 Diameter roda 1--7 inch 14 Lebar tapak roda 1--3 cm 15 Durasi membuka pengikat produk <10 sec b) Terjemahkan function, constraint, objective, dan free variables produk dari spesifikasi. 57

81 Screening and Ranking Using Constraint Menyeleksi material sesuai objective dan constraint, selanjutnya melakukan ranking sesuai constraint dan pemilihan material terpilih. a) Pilih material selection diagram sesuai dengan objective dan constraint. b) Lakukan screening berdasarkan objective (maksimalkan kekuatan material, minimalkan density untuk mendapatkan massa produk <10 kg ) c) Lakukan ranking material yang masuk dalam kriteria berdasarkan constraint. 58

82 B. Seek Suppporting Information Melakukan pencarian informasi tambahan mengenai beberapa material yang terpilih sesuai dengan panduan aspek pemilihan material. a) Melakukan pencarian informasi tambahan dari tiga material terpilih. Material 1 Material 2 Material 3 Kategori Plastic (ABS) Polyether ether ketone (PEEK) Plastik Poliester Resin Titik Lebur 105⁰C 343⁰C 254⁰C Sifat Material Tahan bahan kimia, keras, tahan korosi, getas, kuat, cenderung susah dibentuk Tahan terhadap panas tinggi, kaku, konduktor yang baik, tahan bahan kimia. tahan terhadap benturan, pelentukan, tarikan, kuat, elastis, cenderung sukar berkarat, titik leleh tinggi Harga RP / kg Rp /kg Rp / kg Ketersedian Di Pasar Mudah didapat karena sudah banyak digunakan dalam pembuatan produk Mudah didapat karena sudah banyak digunakan dalam pembuatan produk Mudah didapat karena sudah banyak digunakan dalam pembuatan produk Pegaruh Terhadap Alam dapat didaur ulang tetapi tidak direkomendasikan dapat didaur ulang dan digunakan kembali (reuse) dapat didaur ulang dan digunakan kembali (reuse) Sumber g/wiki/acrylonitrile_b utadiene_styrene m/showroom/price-ofpeek-per-kg.html roducts/polyester- resins html b) Cantumkan sumber mengenai informasi tambahan yang didapat. 59

83 C. Final Material Choice Rangkuman dari material yang terpilih untuk part platform trolley. Titik Lebur Sifat Material ANALISIS MATERIAL YANG TERPILIH Analisis dijelaskan mendetail berkaitan dengan produk Titik lebur Plastic (ABS) adalah 105⁰C. Plastic (ABS) memiliki tingkat titik lebur yang rendah dibandingkan dengan material lainnya. Tetapi plastic ABS terbilang stabil terhadap suhu panas Plastic (ABS) memiliki sifat material yang Tahan bahan kimia, material yang bersifat keras dan kaku, dan tahan korosi Harga Ketersediaan di Pasar Pengaruh Terhadap Lingkungan Harga material per kg dari Plastic (ABS) adalah Rp /kg. Jika dibandingkan dengan jenis plastik yang lainnya, harga material ini masih tergolong relatif standar sehingga dapat dijadikan sebagai pilihan pertama mengingat harganya relatif standar dan dengan kualitas yang baik Plastic (ABS) mudah didapat karena sudah banyak digunakan dalam pembuatan produk seperti pipa, alat musik, komponen otomotif, peralatan dapur, dan lain sebagainya Plastik ABS bisa didaur ulang kembali namun membutuhkan teknologi khusus dan hasilnya tidak terlalu bagus jika didaur ulang. 60

84 TRIVIA Iphone 7 Carbon Iphone 7 Dengan harga mulai 649 dollar AS atau Rp 8,5 juta, bisa mendapatkan ponsel pintar iphone 7. Namun, untuk peminat yang masih merasa smartphone tersebut kurang mahal, sebuah perusahaan luxury goods asal Swiss, Golden Dreams, menyediakan produk bernama iphone 7 Carbon Concept Edition yang dijual seharga dollar AS atau lebih dari Rp 222 juta. iphone 7 tersebut tak dibalut emas atau berlian. Istimewa dari iphone 7 Carbon Concept Edition menggunakan cangkang berbahan serat karbon. Dengan material carbon fiber tersebut, perangkat ini pun diklaim sebagai smartphone teringan dan terkuat yang pernah dibuat. Sebagai perbandingan, Golden Dreams membuat video promosi yang memperlihatkan iphone 7 patah di bawah tekanan sebesar 40 kilonewton. Sementara, iphone 7 Carbon Concept Edition sanggup menahan tekanan hingga 80 kilonewton sebelum akhirnya patah. Selain itu, perangkat ini juga disebut kebal terhadap goresan. Pihak Golden Dreams menyatakan butuh waktu dua tahun untuk membuat cangkang iphone yang terbuat dari material serat karbon utuh. (Kompas.com) 61

85 DAFTAR PUSTAKA 1. Ashby, &F., M (2005). Material Selection in Mechanical Design. USA 62

86

87

88

89 MODUL 6 DFM, DFA, DFE, FMEA, dan PART DEPLOYMENT Planning Concept Development System-Level Design Detail Design Testing and Refinement Production Ramp-Up TUJUAN PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat memahami konsep DFM, DFA, DFE, FMEA, dan Part Deployment 2. Praktkan mampu menerapkan DFM, DFA, DFE, FMEA, dan Part Deployment dalam proses pengembangan produk SYARAT KELENGKAPAN PRAKTIKUM 1. Kartu praktikum ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM 1. Komputer 2. Software Microsoft Excel, dan Solid Work 3. Alat tulis 4. Daftar biaya material dan proses pembuatan part Assembly MATERI PRA-PRAKTIKUM 1. Design for Manufacturing 2. Design for Assembly 3. Design for Environment 4. Failure Mode and Effect Analysis 63

90 LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM 1. OVERVIEW MODUL Modul ini merupakan tahapan untuk memperbaiki desain mulai dari biaya produksi seperti material dan proses perakitan, dampak produk terhadap lingkungan, dan potensial kegagalan dari bagian pada produk. Setiap desain yang akan diproduksi tentunya harus mempertimbangkan aspek-aspek tersebut agar didapatkan biaya produksi yang murah dan ramah lingkungan, serta meminimasi dampak kegagalan yang akan terjadi pada desain. Design for Manufactur dan Design for Assembly berfokus pada biaya produksi. Mulai dari biaya material, proses biaya pembuatan part pada produk, dan biaya perkatian antar part produk. Hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya produksi tanpa menghilangkan fungsi utama dari produk tersebut agar harga produk mampu bersaing dipasaran. Design for Environment bertujuan untuk meminimasi dampak buruk terhadap lingkungan. Pada proses ini berkaitan pada modul sebelumnya tentang pemilihan material yang sesuai dan ramah terhadap lingkungan. Pemilihan material yang tepat mampu meningkatkan kualitas produk dan mengurangi tingkat limbah yang dihasilkan, serta memudahkan produk untuk didaur ulang. Failure Mode and Effect Analysis mengkaji mengenai dampak potensial kegagalan yang akan dialami produk. Mulai dari jenis kegagalan, kemungkinan penyebab kegagalan terjadi, dan dampak kegagalan pada produk akan diteliti menggunakan standar Risk Priority Number (RPN) yang merupakan indikator kekritisan untuk menentukan tindakan koreksi yang sesuai dengan moda kegagalan. Langkah yang dilakukan untk menentukan kegagalan pada produk berupa peninjauan proses, Brainstorming, membuat daftar dampak tiap-tiap kesalahan, urutkan prioritas kesalahan yang memerlukan penanganan lanjut dan lainnya Part Deployment merupakan tahap selanjutnya setelah House of Quality pada Quality Function Deployment yang membahas mengenai spesifikasi part Jadi pada modul ini praktikan akan mengimplementasi konsep DFM, DFA, DFE, FMEA dan Part Deployment ke dalam perancangan produk. 64

91 2. LANGKAH PRAKTIKUM A. Design for Manufactur Menentukan harga dari proses produksi part produk mulai dari material sampai biaya proses pembuatannya. Unit operation cost merupakan biaya operasi pembuatan sub part tersebeut, unit material cost merupakan biaya material yang digunakan pada sub part, unit part cost merupakan biaya keseluruhan proses pembuatan sub part, dan Extended part merupakan biaya keseluruhan sub part dengan kuantitasnya. 65

92 66

93 Proposed Design Estimate the Manufacturing Cost Reduce the Cost of Components Reduce the Cost of Assembly Reduce the Cost of Supporting Production Consider the Impact of DFM Decisions on Other Factors Recompute the Manufacturing Cost N Good Enough? Y Manual Handling Acceptable Design Dalam rangka efektifitas waktu untuk handling maka hal-hal yang harus diperhatikan pada saat perancangan komponen agar mempermudah assembling adalah : a. Apakah komponen bisa diambil dan dimanipulasi dengan : Satu tangan Satu tangan dengan bantuan alat Dua tangan Dua tangan dengan bantuan orang lain b. Orientasi (paer symmetry), Yaitu berapa derajat benda dapat diputar tegak lurus garis sumbu ( α ), atau segaris sumbu ( β ) untuk reorientasinya. 67

94 Kemudahan komponen diambil dan dimanipulasi, seperti : Acquiring dan grasp Tidak terjadi i dan tangling c. Ketebalan produk Ketebalan untuk silinder didefinisikan sebagai radiusnya Ketebalan untuk non silinder adalah tinggi maksimal dari permukaan plat d. Ukuran komponen Ukuran dimensi nondiagonal palng besar dari outline part ketika diproyeksikan pada permukaan plat 68

95 Manual Handling : Estimated Time (seconds) Data diatas digunakan untuk mengetahui waktu handling pada proses assembly berdasarkan cara memindahkannya. 69

96 70 Manual Insertion : Estimated Time (seconds)

97 QTY Handling Code Insertion Code Data diatas digunakan untuk mengetahui waktu insertion pada proses assembly berdasarkan cara memindahkannya Design for Manufacture and Assembly Roda Trolley Item Name: Part Sub or PCB Assembly or Operation Handling Time per Item (sec) Insertion Time per Item (sec) Unit Operatio n Time Unit Operation Cost (Rp) Unit Material Cost (Rp) Supporting Material Cost (Rp) Extended Unit Part Part Cost (Rp) (cost) Ectended Operation Time (min) TOTAL Setelah didapatkan waktu handling dan insertion maka akan ditentukan total waktu proses assembly dan biaya yang dikeluarkan. Setelah itu dilakukan analisis mengenai desain ulang untuk meminimasi waktu proses assembly dan biaya produksi dan dilakukan perbandingan antara desain eksisting dan desain usulan. 71

98 B. Design for Environment Design for Environment (DFE) merupakan suatu cara untuk memasukkan pertimbangan dalam proses perancangan produk. Tahapan yang sedang berlangsung berada pada tahap apply DFE guidelines to initial design, compare to design, dan refine design. Product Planning Set DFE Agenda Concept Development Identify Potential Environmental Impacts Select DFE Guidelines System-Level Design Apply DFE to Initial Design Detail Design Assess Environmental Impacts Compare to DFE Goals Refine Design Process Improvement Results 72

99 Environmental Impacts Dampak terhadap lingkungan yang berasal dari sektor manufaktur. a. Pemanasan Global b. Polusi (Udara dan Air) c. Kelangkaan Sumber Daya Alam d. Degradasi Tanah e. Solid Waste f. Biodiversity g. Menipisnya Ozon h. Faktor Internal yang Mempengaruhi DFE 1. Product Quality 2. Public Image 3. Cost Reduction 4. Innovation 5. Operational Safety 6. Employee Motivation 7. Ethical Responsibility 8. Consumer Behavior Faktor External yang Mempengaruhi DFE 1. Environmental Legislation 2. Market Demand 3. Competition 4. Trade Organization 5. Suppliers 6. Social Pressures Set DFE Agenda DFE Team Nama anggota team perancangan DFE Goals Tujuan dari DFE Pada DFE Agenda diisi sesuai dengan nama team yang telibat dalam pengembangan produk tersebut serta memiliki goals yang akan diimplementasikan ke produk sesuai dengan list DFE goals berikut: 73

100 Setelah menentukan goals yang akan diterapkan pada produk adalah menentukan langkahlangkah yang akan diambil untuk mencapai goals tersebut sesuai dengan daftar guidelines berikut: DFE Guidelines Gunakan sumber daya yang berlimpah dan dapat diperbaharui Gunakan material yang dapat didaur ulang Gunakan bahan-bahan yang tidak beracun dan aman (environmentally clean), terutama berkaitan dengan kesehatan pengguna Kurangi jumlah penggunaan bahan baku material berlebihan Cantumkan label dan instruksi untuk keamanan dalam penanganan baha-bahan beracun Terapkan proses produksi yang bersih untuk produk dan komponen Pertimbangkan penanggulangan zat-zat beracun yang mudah dan tepat. Atur produk sedemikian rupa untuk menghidari rejects dan mengurangi waste pada proses produksi Kurangi jumlah komponen part Menghindari penggunaan lem untuk Assembly Mengurangi jumlah pengencang yang dibutuhkan Terapkan proses produksi yang bersih dan efisien. Eliminasi penggunaan energi saat produk digunakan Fasilitasi produk dengan kemudahan pembongkaran produk Minimasi packaging material Batasi penggunaan material yang mudah terkontaminasi DFE guidelines diatas adalah contoh umum langkah-langkah yang harus diambil untuk memenuhi goals yang akan diterapkan kedalam produk. DFE Guidelines dapat bertambah 74

101 sesuai dengan kebutuhan serta hubungan yang relevan terhadap produk dan goals yang akan dicapai. No. Design for Environment Element Reason Action Environmental Impact Pada bagian ini bertujuan untuk menganalisis elemen DFE untuk didapatkan tindakan yang harus dilakukan untuk memenuhi elemen tersebut berdasarkan alasan dan dampak terhadap lingkungan, langkah pengerjaannya sebagai berikut : Mengisi elemen apa saja yang dilakukan sesuai dengan list DFE guidelines yang dipilih sebelumnya. Memberikan alasan kenapa elemen tersebut sangat penting dalam mencapai goals dari DFE tersebut, pun jika memberikan efek yang negative terhadap lingkungan namun elemen tersebut sangat mendukung fungsi utama dalam produk tersebut dapat ditambahkan dengan alasan mengapa tidak mengambil elemen tersebut. Menjelaskan Action yang diimplementasikan pada produk secara teknis. Menguraikan dampak terhadap lingkungan jika elemen tersebut jika diterapkan dalam produk maupun jika elemen tersebut tidak diterapkan dalam produk. Desain produk awal mungkin memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah. C. Quality Function Deployment 75

102 a) Keterkaitan Metric & Part Specification Pada bagian ini praktikan dapat menggunakan metric dari modul 1 untuk mencari part specification untuk menentukan ranking spesifikasi mana yang lebih didahulukan untuk proses pengembangan produk selanjutnya No Metric Part Specification 1 Kapasitas beban maksimum Panjang Platform Lebar Platform Tinggi Platform 2 Panjang platform Panjang Platform 3 4 Lebar platform Bobot produk Lebar Platform Bobot Platform Bobot Handle Bobot Roda Bobot Tali Pengunci 5 Jumlah interaksi konsumen dengan produk 6 7 volume produk akhir Memiliki sistem pengunci muatan Panjang Platform Lebar Platform Tinggi Platform Tinggi Handle Akhir Panjang Handle Lebar Handle Diameter Roda Lebar Alas Roda Panjang Tali Pengunci Diameter Tali Pengunci Panjang Tali Pengunci Diameter Tali Pengunci 8 Tinggi platform Tinggi Platform 9 Diameter putar produk 10 Panjang awal handle Tinggi Awal Handle 11 Panjang akhir handle Tinggi Akhir Handle 12 kemiringan akhir hadle Derajat Kemiringan Handle 13 Diameter roda Diameter Roda 14 Lebar tapak roda Lebar Alas Roda 15 Durasi membuka pengikat produk 76

103 Normalisasi Kontribusi Part Specification Metrik Metric Value Tingkat Kesulitan Target Kontribusi Normalisasi Kontribusi Rank 1. Metric : Data yang didapatkan dari need statement pada modul1 2. Value : Nilai dari metric dari produk 3. Part Specification : Spesifikasi yang didapatkan dari metric 4. Tingkat kesulitan : Tingkat kesulitan pada proses pengembangan produk dengan range (1 : sangat mudah, 2 : mudah, 3 : sulit dan 4 : sangat sulit) 5. Target : Target value yang ingin dicapai 6. Kontribusi : Total nilai kontribusi 7. Normalisasi Kontribusi : Total nilai kontribusi hasil dari normalisasi hubungan keterkaitan antara matrik dan spesifikasi part 8. Rank : Tingkat kepentingan spesifikasi part yang diutamakan Urutkan hasil dari ranking part specification untuk mempermudah dalam melakukan analisis dari hasil pengolahan data menggunakan part deployment. Hasil pengolahan ini untuk membantu tim perancangan untuk mengetahui bagian spesifikasi part mana yang terpenting untuk di dahulukan berdasarkan ranking dari nilai normalisasi kontribusi. 77

104 D. Failure Mode and Effect Analysis a) Ranking severity, occurrence dan detection Severity Severity merupakan skala yang memeringkatkan severity dari efek-efek yang potensial dari kegagalan. Ranking Catatan : Kriteria Verbal Neglible severity, kita tidak perlu memikirkan akibat akan berdampak pada kinerja produk pengguna akhir tidak akan memperhatikan kecacatan atau kegagalan ini. Mid severity, akibat yang ditimbulkan hanya bersifat ringan, pengguna akhir tidak merasakan perubahan kerja Moderate severity, pengguna akhir akan merasakan akibat penurunan kinerja atau penampilan namun masih berada dalam batas toleransi High severity, akibat akhir akan merasakan akibat buruk yang tidak dapat diterima berada diluar batas toleransi Potential safety problem, akibat yang ditimbulkan adalah sangat berbahaya dan bertentangan dengan hukum Tingkat severity berbeda-beda tiap produk, oleh karena itu pembuatan rating disesuaikan dengan proses dan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan rekayasa (engineering judgement ) Occurrence Occurrence, merupakan skala yang memeringkatkan kemungkinan dari kegagalan akan muncul. Ranking Efek Probabilitas Kegagalan Persen Kerusakan 1 Remote < 1 dalam % 2 Very Low 1 dalam % 3 Low 1 dalam % 4 Unlikely 1 dalam % 5 Marginal 1 dalam % 6 Marginal 1 dalam 80 1% 7 High 1 dalam 20 5% 8 Very High 1 dalam % 9 Very High 1 dalam 3 33% 10 Extremely High > 1 dalam 2 50% Detection Detection, merupakan skala yang memeringkatkan kemungkinan dari masalah akan dideteksi sebelum sampai ke tangan pengguna akhir atau konsumen. 78

105 Ranking Kriteria Frekuensi Kejadian 1 Metode pencegahan sangat efektif. Tidak ada kesempatan bahwa penyebab kegagalan mungkin muncul 2 0,1 per 1000 item Kemungkinan penyebab kegagalan terjadi sangat rendah 3 0,5 per 1000 item 4 Kemungkinan penyebab kegagalan terjadi bersifat moderat. 1 per 1000 item 5 Metode pencegahan kadang memungkinkan penyebab 2 per 1000 item 6 kegagalan itu terjadi. 5 per 1000 item 7 Kemungkinan penyebab kerusakan terjadi masih tinggi. Metode pencegahan kurang efektif, penyebab kerusakan 10 per 1000 item 8 masih berulang kembali. 20 per 1000 item 9 Kemungkinan penyebab kerusakan terjadi sangat tinggi. 50 per 1000 item 10 Metode pencegahan tidak efektif, penyebab kerusakan selalu berulang kembali. 100 per 1000 item b) Menentukan component dan function setiap produk Component and Function 0,1 per 1000 item Roda - menahan beban dan penggerak trolley c) Membuat FMEA design dan menentukan serevity pada produk sesuai dengan scoring serevity, occurrences sesuai dengan scoring occurrences, dan detection sesuai dengan scoring detection. RPN merupakan indikator untuk menentukan tingkatan risiko kegagalan. Kemudian dilakukan perhitungan RPN dengan mengalikan scoring serevity, scoring occurences, dan scoring detection. Membuat action result dan menentukan nilai severity, occurences, dan detection yang baru sehingga menghasilkan RPN yang baru. 79

106 Line Severity Occurences Detection RPN Severity Occurences Detection RPN Failure Mode and Effect Analysis Worksheet Process or : Trolley FMEA : 1 FMEA Team : FMEA Date (Original) : Team Leader : JAN (Revised) : FMEA Design Action Results Component and Function Potential Failure Mode Potential Effect(s) of Failure Potential Cause(s) of Failure Current Controls, Preventio n Current Controls, Detection Recommend ed Action Responsibilit y and Target Completion Date Action Taken 1 Roda - menahan beban dan penggerak trolley roda patah roda tidak berputar tidak bisa digunakan trolley tidak dapat bergerak orbital 8 6 kegagalan dalam perancangan jenis material kegagalan dalam mengukur part memberikan batas standar pada perancangan jenis material memberikan batas toleransi pengukuran part Product Design Product Design Batas standar dapat diterima Batas toleransi dapat diterima

107 TRIVIA Tentunya fungsi meja pada umumnya sama yaitu untuk meletakkan benda. Tetapi fungsi khusus dari masing-masing meja tentunya berbeda. Mulai dari fungsi sebagai meja makan, meja belajar, meja untuk meletakkan hiasan dan sebagainya. Tentunya hal itu membutuhkan ruangan yang besar jika semua meja tersebut dibutuhkan. Jika hanya memiliki ruangan dengan kapasitas kecil tentunya kita tidak mungkin untuk memiliki meja itu semua. Table Suitcase ini menjawab semua permasalahan tersebut. Dengan memiliki fungsi yang banyak dengan mentransformasikan bentuknya sesuai kebutuhan yang kita inginkan dapat menghemat ruangan dan biaya. 81

108 DAFTAR PUSTAKA 1. Boothroyd, G., Dewhurst, P. and Knight, W (2002) Product Design for Manufacture and Assembly (Second Edition), Wakefield: Marcel Dekker, New York. 2. Ulrich, K., & Eppinger, S. (2012). Product Design and Development. New York: McGraw-Hill. 3. Ulrich, K. T. (2012). Product Design and Development. McGraw-Hill. 4. McDermott, R. E., Mikulak, R. J., Beauregard, M. R., & Books24x7, I. (2009). The basics of FMEA, 2nd edition (2nd ed.). New York: CRC Press. 82

109

TIM PENYUSUN MODUL PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GANJIL 2017/2018

TIM PENYUSUN MODUL PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GANJIL 2017/2018 TIM PENYUSUN MODUL PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PRODUK SEMESTER GANJIL 2017/2018 Muhammad Iqbal, S.T., M.M. MQB 08820485-1 Grahesa Adri Putra ECA 1201140222 Diyah Nugrahaning Widi DIY 1201144247 Metha Pratiwi

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING

PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING PERANCANGAN KONSEP KURSI KANTOR BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN DAN STUDI PERBANDINGAN PRODUK PESAING Oleh: I Wayan Sukania iwayansukania@tarumanagara.ac.id iwayansukania@yahoo.com Staf Pengajar Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS

IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS IMPLEMENTASI METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS KAIN BATIK TULIS Jono Jurusan Teknik Industri, Universitas Widya Mataram Yogyakarta Jl. Ndalem Mangkubumen Kp. III/237 Yogyakarta

Lebih terperinci

ARSITEKTUR PRODUK UNTUK RANCANGAN PRODUK MULTIPLE CUTTERS 1 Muhammad Iqbal

ARSITEKTUR PRODUK UNTUK RANCANGAN PRODUK MULTIPLE CUTTERS 1 Muhammad Iqbal ARSITEKTUR PRODUK UNTUK RANCANGAN PRODUK MULTIPLE CUTTERS 1 Muhammad Iqbal 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1 muhiqbal@telkomuniversity.ac.id Abstrak Artikel

Lebih terperinci

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501)

DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) DIKTAT KULIAH PENGENDALIAN & PENJAMINAN KUALITAS (IE-501) TOPIK 4: QFD (QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT) Diktat ini digunakan bagi mahasiswa Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran penelitian secara keseluruhan sehingga diketahui proses, metode dan hasil yang diperoleh dalam penelitian. Terlihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT RANCANGAN PRODUK KNALPOT MOTOR DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT MUHAIMIN Program Studi Teknik Industri Universitas Azzahra, Jakarta Email : muhaimin.han@gmail.com ABSTRAKSI Konsumen cenderung

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia 69 3. METODE PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan, maka perlu disusun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut : Keterangan flowchart : 1. Survey Pendahuluan Studi litaratur dilakukan

Lebih terperinci

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Definisi QFD QFD adalah suatu metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perencanaan dan pengembangan produk untuk menentapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA

STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI PT. KARYA TEKNIK PERSADA SURABAYA Rony Prabowo, SE. ST. MT Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, email : rony_prabowomt@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Product Bundling Product bundling adalah strategi penjualan yang diterapkan di pemasaran. Product bundling mempunyai tujuan untuk memaksimalkan keuntungan dalam berbagai macam

Lebih terperinci

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm

Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm Pengembangan Desain Produk Tas Gadukan Guna Meningkatkan Daya Saing Ikm M. Junaidi Hidayat *1), Lukmandono 2), Ni Luh Putu Hariastuti 3) 1) Jurusan Desain Produk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Lebih terperinci

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3 Abstrak

Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan 3  Abstrak Perancangan Stall Untuk Berjualan Makanan Dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dan Memperhatikan Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Fins Food) Erwin Wijaya 1, Novi 2, Christina Wirawan

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1. Flow Chart Metodologi Penelitian Penelitian merupakan kegiatan sistematis dengan serangkaian proses yang dilakukan secara terstruktur. Setiap tahapan proses tersebut akan

Lebih terperinci

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA

INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA INTEGRASI METODE SERVQUAL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) GUNA MENINGKATAN PELAYANAN JASA DI PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) SURABAYA Helmi Wahyudi A 1, Udisubakti Ciptomulyono 2 1 Mahasiswa Magister

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN KEPADA PELANGGAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE SERVQUAL DENGAN QFD (Studi Kasus: PT PLN (Persero) APJ Surabaya Utara Unit Pelayanan Kenjeran) Rian Sahib, Haryono

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 2

Perancangan Teknik Industri 2 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 2 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 2 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

4. Kriteria IDE PRODUK :

4. Kriteria IDE PRODUK : 1. Tugas Besar Perpro dikerjakan secara berkelompok (4-5 orang) sesuai daftar. 2. Tugas Besar dilaksanakan selama 2 bulan sesuai dengan Jadwal Pelaksanaan. 3. Ide produk di-submit ke : http://tinyurl.com/q4699a4

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PENGEMBANGAN PROGRAM PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN PADA USAHA JASA MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Tri Juwita Nurcahyawening NRP 9113201301 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Moses L. Singgih,

Lebih terperinci

PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016

PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016 PERTEMUAN 3 (MENENTUKAN SPESIFIKASI & TARGET) KAMIS, 20 OKTOBER 2016 TAHAP PERANCANGAN PRODUK INTRODUCTION TO QFD QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT HOUSE OF QUALITY - INTRODUCTION HOUSE OF QUALITY - INTRODUCTION

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Erni Suparti 1), Rosleini Ria PZ 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

Perancangan E-Business di CV. Trimatra Unggul Sadaya Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan E-Servqual

Perancangan E-Business di CV. Trimatra Unggul Sadaya Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan E-Servqual Perancangan E-Business di CV. Trimatra Unggul Sadaya Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan E-Servqual Deden Witarsyah 1,Rayinda Pramuditya Soesanto 2,Muhammad Mufti Kamil 2,Rizky Afrian Renadri

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam proses pengembangan produk ada tiga Departement yang ada diperusahaan, yang diperlukan kontribusinya dan peranannya dalam menjalankan suatu proyek atau proses

Lebih terperinci

Pemilihan Konsep. (Concept Selection)

Pemilihan Konsep. (Concept Selection) Pemilihan Konsep (Concept Selection) Pemilihan Konsep Pemilihan konsep (concept selection) adalah proses mengevaluasi konsep dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan, membandingkan kelebihan/kekurangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian akan dilakukan di Unit Operasi Hydrocracking Complex (HCC) di PT Pertamina (Persero) RU V Balikpapan, Jalan Yos Sudarso No 1 Balikpapan, Kalimantan

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR LAYANAN ADMINISTRASI POLITEKNIK UBAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR LAYANAN ADMINISTRASI POLITEKNIK UBAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR LAYANAN ADMINISTRASI POLITEKNIK UBAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Olly Wicaksono Pratama Sari, Udisubakti Cipto Mulyono Program

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL

PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL PERANCANGAN TAS PUNGGUNG LAPTOP MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA HOME INDUSTRI LANGON KOTA TEGAL Saufik Luthfianto, Siswiyanti Teknik Industri Universitas Pancasakti Tegal Email : saufik34@yahoo.com

Lebih terperinci

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Lebih terperinci

KONSEP PRODUK PENURUNAN KONSEP PRODUK 15/11/2015

KONSEP PRODUK PENURUNAN KONSEP PRODUK 15/11/2015 PENURUNAN KONSEP PRODUK -Apakah sudah ada konsep yang seide? Jika ada, dapatkah diadopsi? -Konsep baru apa yang mungkin dapat memuaskan keinginan dan spesifikasi yang telah ditetapkan? -Metoda apa yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KIPAS ANGIN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KIPAS ANGIN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KIPAS ANGIN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) Yuni Hermawan Jurusan Teknik Mesin -Fakultas Teknik - Universitas Jember Email: yunikaka@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD

Gambar 1. 1 Empat Fase Model QFD Perancangan Alat Perajang Umbi-umbian dengan Metode Quality (Nuning Artati dkk.) PERANCANGAN ALAT PERAJANG UMBI-UMBIAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT (QFD) Nuning Artati*, Sutarno, Nugrah Rekto

Lebih terperinci

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting

Pengujian. Produk. Perancangan. Produk. Identifikasi Kondisi Eksisting Pengujian Produk Perancangan Produk Identifikasi Kondisi Eksisting Identifikasi Kondisi Eksisting Membungkus kedelai yang telah diberi ragi Menimbang ukuran berat Labelling Memanaskan ujung-ujung plastik

Lebih terperinci

PERANCANGAN E-BUSINESS DI CV. TRIMATRA UNGGUL SADAYA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN E-SERVQUAL

PERANCANGAN E-BUSINESS DI CV. TRIMATRA UNGGUL SADAYA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN E-SERVQUAL PERANCANGAN E-BUSINESS DI CV. TRIMATRA UNGGUL SADAYA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DAN E-SERVQUAL 1 Deden Witarsyah, 2 Rayinda Pramuditya Soesanto, 3 Muhammad Mufti Kamil, 4 Rizky Afrian

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVI Program Studi MMT-ITS, Surabaya 14 Juli 2012 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI PERALATAN KESEHATAN DENGAN MENGGUNAKAN INTEGRASI SERVQUAL METHOD, KANO MODEL DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi Kasus : Balai Pengamanan Fasilitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa Indonesia saat ini, terjadi banyak sekali perkembangan di segala aspek di dalam negeri salah satunya adalah perkembangan di dunia bisnis terutama bisnis

Lebih terperinci

Penyusunan Konsep untuk Perancangan Produk Pot Portable dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD)

Penyusunan Konsep untuk Perancangan Produk Pot Portable dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) Penyusunan Konsep untuk Perancangan Produk Pot Portable dengan Pendekatan Quality Function Deployment (QFD) Wiwin Widiasih *1), Hery Murnawan *2) 1,2) Teknik Industri, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 Ir. Erlinda Muslim, MEE 2 CONCEPT SELECTION Ir. Erlinda Muslim, MEE Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi

Lebih terperinci

Ir. Erlinda Muslim, MEE

Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 Ir. Erlinda Muslim, MEE 2 CONCEPT SELECTION Concept Selection adalah suatu metode untuk memutuskan konsep mana yang akan terus dikembangkan hingga akhirnya menjadi produk jadi dari beberapa konsep yang

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan

Lebih terperinci

PERBAIKAN PROSES PERANCANGAN PRODUK INDUSTRIAL LATEX GLOVES DENGAN PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS

PERBAIKAN PROSES PERANCANGAN PRODUK INDUSTRIAL LATEX GLOVES DENGAN PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS PERBAIKAN PROSES PERANCANGAN PRODUK INDUSTRIAL LATEX GLOVES DENGAN PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING TOOLS TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Malang, Februari Penulis. Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

KATA PENGANTAR. Malang, Februari Penulis. Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Guide Book Praktikum Terintergrasi II. Guide Book

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 3

Perancangan Teknik Industri 3 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 3 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

Ratna Kencana Ekasari LOGO.

Ratna Kencana Ekasari LOGO. Strategi Peningkatan Kualitas Pelayanan pada Plasa Telkom Sidoarjo dengan Menggunakan Integrasi Metode Service Quality dan Quality Function Deployment (QFD) Ratna Kencana Ekasari 9110 201 504 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

APLIKASI METODA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS MENGANTISIPASI KEBOCORAN BAN SEPEDA MOTOR. Abstrak

APLIKASI METODA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS MENGANTISIPASI KEBOCORAN BAN SEPEDA MOTOR. Abstrak APLIKASI METODA QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT UNTUK PERANCANGAN DONGKRAK DINAMIS MENGANTISIPASI KEBOCORAN BAN SEPEDA MOTOR Sritomo W. Soebroto, Moch. Suef, dan Widodo Prasetyo Laboratorium Ergonomi dan Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah Mulai Observasi Pendahuluan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Penetapan Tujuan Identifikasi atribut penelitian Pembuatan

Lebih terperinci

Usulan Rancangan Baby Tafel Portable dengan Menggunakan Metode Ergonomic Function Deployment (EFD) *

Usulan Rancangan Baby Tafel Portable dengan Menggunakan Metode Ergonomic Function Deployment (EFD) * Reka Integra ISSN: 28-5081 Teknik Industri Itenas No. 2 Vol.1 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 201 Usulan Rancangan Baby Tafel Portable dengan Menggunakan Metode Ergonomic Function Deployment

Lebih terperinci

Perancangan Teknik Industri 3

Perancangan Teknik Industri 3 Nama : NPM : Kelas : Kelompok : PANDUAN PRAKTIKUM Perancangan Teknik Industri 3 Disusun Guna Menunjang Praktikum Perancangan Teknik Industri 3 (Untuk Praktikan) Oleh: Asisten Laboratorium Perancangan Teknik

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pesatnya perkembangan dunia informatika yang ditandai dengan adanya internet saat ini telah membuat banyak orang membuka usaha warnet. Untuk mendapatkan rancangan suatu warnet yang ideal, maka

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Profil Perusahaan Kantin SLU Madani adalah kantin milik Badan Layanan (BLU) UIN Suska Riau. Kantin ini didirikan pada tahun 20. Kantin SLU Madani ini adalah salah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Data

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Data metode penarikan contoh yang tepat di survei tahap I. 3. Melaksanakan survei tahap I, untuk mengetahui karakteristik pelayanan program sarjana yang diinginkan mahasiswa. 4. Menyusun kuesioner untuk survei

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DODOL GUAVAGUA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DODOL GUAVAGUA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DODOL GUAVAGUA MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT DI UKM BAROKAH ALAM PRODUCT QUALITY IMPROVEMENT OF DODOL GUAVAGUA USING QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT METHOD IN BAROKAH

Lebih terperinci

PERANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT e-jurnal Teknik Industri FT USU Vol 2, No.1, Mei 201 pp. 0- PERANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Hady Widjaya 1, Rosnani Ginting 2, Aulia Ishak 2 Departemen

Lebih terperinci

I Gede Wisuda Pura, 2 Rino Andias Anugraha, 3 Yusuf Nugroho Doyo Yekti 1,2,3

I Gede Wisuda Pura, 2 Rino Andias Anugraha, 3 Yusuf Nugroho Doyo Yekti 1,2,3 PENGUJIAN DAN PERBAIKAN DESAIN MATERIAL HANDLING EQUIPMENT BUNCIS DI PT ABOFARM UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE PENGEMBANGAN PRODUK ULRICH EPPINGER I Gede Wisuda Pura, 2 Rino Andias

Lebih terperinci

PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI

PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI PENDEKATAN METODE KANO QFD UNTUK MENGUKUR PELAYANAN LABORATORIUM UJI 1) Titiek Koesdijati, 2) Tri Yusufi Rahmadhani 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas PGRI Adi Buana

Lebih terperinci

Karakteristik Teknis Prioritas Proses Produksi Karung Goni Plastik dengan QFD

Karakteristik Teknis Prioritas Proses Produksi Karung Goni Plastik dengan QFD MediaTeknika Jurnal Teknologi Vol.11, No.1, Juni 2016 10 Karakteristik Teknis Prioritas Proses Produksi Karung Goni Plastik dengan QFD Rahmi M. Sari 1 1 Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN KERETA BELANJA PADA SUPERMARKET

PERANCANGAN KERETA BELANJA PADA SUPERMARKET Handrian: PERANCANGAN KERETA BELANJA PADA SUPERMARKET 75 PERANCANGAN KERETA BELANJA PADA SUPERMARKET Hadi Handrian 1), Dini Endah Setyo Rahaju ), Martinus Edy Sianto ) E-mail: Andre_nyo_nyo@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

SEGMENTASI PASAR. Hasil dan Pembahasan 1. Buatlah peta segmentasi pasar dari meja yang kalian gunakan sesuai dengan langkah-langkah...

SEGMENTASI PASAR. Hasil dan Pembahasan 1. Buatlah peta segmentasi pasar dari meja yang kalian gunakan sesuai dengan langkah-langkah... SEGMENTASI PASAR Tujuan Praktikum Berikut adalah tujuan dari praktikum segmentasi pasar. 1. Untuk dapat menentukan segmen pasar sebagai pertimbangan merancang dan mengembangkan produk. 2. Untuk dapat menentukan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 82 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasar hasil analisis terhadap raw weight pada HoQ maka diputuskan bahwa atribut yang akan dikembangkan adalah kemanisan produk, aroma produk, keamanan bahan, informasi

Lebih terperinci

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi

Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi Petunjuk Sitasi: Suhartini, & Prayogo, S. B. (2017). Peningkatkan Kualitas Layanan 4G LTE Telkomsel Berdasarkan Servqual dan Quality Function Deployment yang Terintegrasi. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

*Bagaimana menerjemahkan kebutuhan pelanggan yang subyektif menjadi target yang tepat untuk langkah pengembangan selanjutnya?

*Bagaimana menerjemahkan kebutuhan pelanggan yang subyektif menjadi target yang tepat untuk langkah pengembangan selanjutnya? Amalia, S.T., M.T. *Bagaimana menerjemahkan kebutuhan pelanggan yang subyektif menjadi target yang tepat untuk langkah pengembangan selanjutnya? *Bagaimana tim dan manajemen memahami apa yang menentukan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK LAMPU BELAJAR Like Lanita

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 70 Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian (lanjutan) 71 2 Penentuan spesifikasi target Penyusunan dan Seleksi Konsep Pembuatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN)

ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN) ANALISIS PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK TAS RANSEL KHAS ACEH MENGGUNAKAN METODE REKAYASA NILAI (STUDI KASUS DI UD. IKHSAN) Ir. Syamsul Bahri, M.Si 1, Ir. Amri, MT 2 dan Elza Ayu Alviany 3 1,2,3 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENGEMBANGAN KONSEP

BAB I PENGEMBANGAN KONSEP BAB I PENGEMBANGAN KONSEP Konsep produk merupakan gambaran singkat bagaimana produk memuaskan kebutuhan pelanggan. Sehingga perlu dimunculkan konsep untuk memperbarui mekanisme produk meja setrika yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROTOTYPE RANGKA STANDAR UNTUK TUGAS BESAR MATA KULIAH OTOMASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS

PERANCANGAN PROTOTYPE RANGKA STANDAR UNTUK TUGAS BESAR MATA KULIAH OTOMASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS PERANCANGAN PROTOTYPE RANGKA STANDAR UNTUK TUGAS BESAR MATA KULIAH OTOMASI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI ITS Pendahuluan - Latar Belakang Masalah yang dihadapi dalam pembuatan Prototipe Sistem Otomasi

Lebih terperinci

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD

ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD ANALISA KUALITAS LAYANAN BANDAR UDARA JUANDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE QFD Seno Adi Andini Pasca Sarjana Teknik Industri Insitut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo 60111 Surabaya Pesawat udara

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA

Lebih terperinci

TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI TATA TERTIB PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI A. SEBELUM PRAKTIKUM 1. Praktikan dapat mengikuti praktikum apabila telah memenuhi syarat sebagai berikut: a. Terdaftar pada KRS pada semester

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT CETAK ISI RESOLES DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

PERANCANGAN ALAT CETAK ISI RESOLES DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PERANCANGAN ALAT CETAK ISI RESOLES DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PADA HOME INDUSTRY ROTI Ary Permatadenyn dan Erica Nuryulianti Dosen Program

Lebih terperinci

PENENTUAN ATRIBUT PERSYARATAN TEKNIS ALAT PEMERAS SANTAN DI UMKM XYZ KOTA BATU

PENENTUAN ATRIBUT PERSYARATAN TEKNIS ALAT PEMERAS SANTAN DI UMKM XYZ KOTA BATU PENENTUAN ATRIBUT PERSYARATAN TEKNIS ALAT PEMERAS SANTAN DI UMKM XYZ KOTA BATU Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung Malang e-mail: afaisald@yahoo.com/yuswono.hadi@machung.ac.id ABSTRAK Penggunaan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Oleh: Hot Pangihutan Sianturi NRP: 9108.201.416

Lebih terperinci

PRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE

PRODUCT ARCHITECTURE. Ir. Erlinda Muslim, MEE 1 PRODUCT ARCHITECTURE Arsitektur produk adalah penugasan elemen elemen fungsional dari produk terhadap kumpulkan bangunan fisik. Tujuan arsitektur produk adalah menguraikan komponen fisik dasar dari produk,

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONSEP MESIN AUTO LOADER SPOT WELDING MENGGUNAKAN METODE PERANCANGAN PRODUK GENERIK DI PT. DHARMA PRECISION PARTS

PERANCANGAN KONSEP MESIN AUTO LOADER SPOT WELDING MENGGUNAKAN METODE PERANCANGAN PRODUK GENERIK DI PT. DHARMA PRECISION PARTS PERANCANGAN KONSEP MESIN AUTO LOADER SPOT WELDING MENGGUNAKAN METODE PERANCANGAN PRODUK GENERIK DI PT. DHARMA PRECISION PARTS CONCEPT DEVELOPMENT OF AUTO LOADER SPOT WELDING MACHINE USING GENERIC PRODUCT

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH INTISARI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH INTISARI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH INTISARI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB 2 LANDASAN TEORI... iii ABSTRAK Saat ini lembaga pendidikan bukan hanya sekedar tempat untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Hampir seluruh lembaga pendidikan berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PRAKTIKUM TERINTEGRASI 1 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA TATA TERTIB PRAKTIKUM 1. Praktikan diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan praktikum. 2. Praktikan diwajibkan hadir 15 menit sebelum pelaksanaan praktikum. 3. Praktikan diwajibkan mengikuti segala

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK KOPI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMASARAN DENGAN BERORIENTASI PADA PELANGGAN Ary Permatadeny. N 1), Johan Andi 2) 1),2) Teknik Industri, Universitas Nusantara PGRI

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment)

PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) PENGEMBANGAN BATIK GEDOK TUBAN BERDASARKAN ATRIBUT KONSUMEN DENGAN MENGUNAKAN METODE QFD (Quality Function Deployment) ( Studi Kasus di Jainal Abidin Gedok ) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I SPESIFIKASI PRODUK

BAB I SPESIFIKASI PRODUK BAB I SPESIFIKASI PRODUK Maksud dari spesifikasi produk adalah untuk menjelaskan tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh sebuah produk. Beberapa perusahaan menggunakan istilah karakteristik engineering

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

LAPORAN PENGEMBANGAN PRODUK AAA

LAPORAN PENGEMBANGAN PRODUK AAA LAPORAN PENGEMBANGAN PRODUK AAA BATASAN PROYEK Pada batasan proyek ini, kelompok harus menjelaskan secara singkat tentang gambaran umum proyek pengambangan produk yang akan dilakukan, berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Manajemen Operasi 2.1.1 Definisi Manajemen Operasi Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan produksi barang dan jasa. Proses menghasilkan

Lebih terperinci

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung

Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri Universitas Malahayati Bandar Lampung EALUASI KUALITAS PRODUK PADA INDUSTRI KERAJINAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) (Studi kasus pada industri kerajinan batik di Yogyakarta) Melani Anggraini Fakultas Teknik, Program Studi

Lebih terperinci

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE FUZZY SERVQUAL DAN QFD (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI STIKOM SURABAYA) Seminar Tesis Sri Hariani Eko Wulandari

Lebih terperinci

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD) Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.2 No.2 (2013) 26-31 ISSN 2302 934X Quality Engineering & Management Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Traveling merupakan sebuah kegiatan perjalanan ke suatu tempat. Seorang traveler yang berprofesi sebagai fotografer gemar memotret di lokasi tempat mereka tinggal atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan dan Pengembangan Konsep Produk 2.1.1 Desain Adalah suatu proses yang bertujuan untuk menganalisa, menilai, dan menyusun suatu sistem (fisik/ nonfisik) yang optimum

Lebih terperinci

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.3 No. (014) 8-33 ISSN 30 934X Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Adapun tempat yang dijadikan objek

Lebih terperinci

STUDI PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING DALAM PERBAIKAN PRODUK SPRING BED IFRA ANNISA NIM

STUDI PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING DALAM PERBAIKAN PRODUK SPRING BED IFRA ANNISA NIM STUDI PENDEKATAN CONCURRENT ENGINEERING DALAM PERBAIKAN PRODUK SPRING BED TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : IFRA ANNISA NIM. 110403070

Lebih terperinci