BAB III ANALISIS Teknik Improvisasi Melodi dengan Memodifikasi Melodi Asli

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS Teknik Improvisasi Melodi dengan Memodifikasi Melodi Asli"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS Bab ini membahas analisis yang dilakukan pada Tugas Akhir ini, mencakup analisis permasalahan secara garis besar, yaitu bagaimana menggunakan sistem pembelajaran mesin untuk membentuk pola improvisasi musik jazz. 3.1 Analisis Teknik Improvisasi yang Dikaji Pada penelitian ini, teknik improvisasi musik jazz yang dikaji adalah improvisasi pembentukan melodi. Pola melodi yang dibentuk adalah pola melodi secara horizontal (unisono) dengan hanya mempertimbangkan 2 buah atribut yaitu progresi akor masukan dan melodi asli lagu. Teknik improvisasi berdasarkan melodi asli lagu dilakukan dengan cara menghias melodi asli sedemikian rupa sehingga terbentuk melodi baru yang tidak jauh berbeda dengan melodi asli. Sedangkan, teknik improvisasi berdasarkan progresi akor masukan menjamin bahwa nada-nada improvisasi yang dipilih merupakan anggota dari nada-nada pada suatu tangga nada yang cocok dengan progresi akor masukan. Asosiasi yang terjadi antara tangga nada dengan akor tertentu terbentuk karena melodi yang dipilih dari tangga nada tersebut dianggap enak didengar jika disertai dengan permainan akor yang bersesuaian Teknik Improvisasi Melodi dengan Memodifikasi Melodi Asli Teknik improvisasi dengan memodifikasi melodi asli merupakan teknik improvisasi yang paling awal yang digunakan oleh para musisi jazz. Teknik ini biasa digunakan pada awal perkembangan musik jazz di awal tahun 1900-an [FUR07]. Pola melodi improvisasi yang dibentuk sangat sederhana dan hanya sebatas menghias melodi asli dengan mengubah letak jatuhnya melodi, menambah atau mengurangi durasi suatu melodi, dan menambah melodi baru. Selain itu, tidak ada aturan atau panduan khusus yang dibuat untuk melakukan modifikasi melodi. Semuanya bergantung pada cita rasa dari musisi yang melakukan improvisasi. Gambar III-1 merupakan contoh pembentukan melodi improvisasi 2 bar pertama hasil modifikasi dari melodi aslinya. III-1

2 III-2 Gambar III-1 Melodi Improvisasi Hasil Modifikasi Melodi Asli Pada perkembangan berikutnya, berdasarkan pengalaman dan kebiasaan yang dilakukan oleh para musisi jazz, disertai dengan faktor selera dari para penikmat jazz, terdapat sebuah panduan sederhana untuk menentukan pemilihan not-not yang terdengar buruk. Pada terminologi musik jazz, not-not yang terdengar buruk tersebut disebut sebagai avoid notes. Berikut ini daftar beberapa avoid notes untuk kasus-kasus tertentu yang berperan sebagai panduan konvensional bagi musisi jazz dalam berimprovisasi. 1. Not ke-4 dari tangga nada major pada setiap akor major (Contoh: not F pada akor C major), kecuali pada akor major 11th atau sus Not ke-3 dari tangga nada major pada setiap akor minor (Contoh: not E pada akor C minor). 3. Not ke-3 dari tangga nada minor pada setiap akor major 7th (Contoh: not Eb atau D# pada akor C major 7th). 4. Not dasar (root note) sebagai sustained note pada setiap akor akor major 7th. 5. Not b9th pada setiap akor major 7th atau akor minor (Contoh: not Db pada akor C major 7th atau C minor). 6. Not b6th pada setiap akor major 7th atau akor minor (Contoh: not Ab pada akor C major 7th atau C minor). 7. Not ke-7 pada setiap akor minor 7th atau akor dominan 7th (Contoh: not B pada akor C minor 7th atau C7). Namun demikian, terkadang avoid notes seringkali digunakan untuk menambah ornamen melodi yang terbentuk. Pada terminologi musik jazz, avoid notes yang dipaksa untuk digunakan biasa dinamakan dengan passing notes. Berikut ini contoh penggunaan passing notes yang ditambahkan sebagai ornamen pola melodi pada akor C major 7th.

3 III-3 Gambar III-2 Penggunaan Passcfing Notes pada Akor Cmaj7 Pada Gambar III-2, nada D# dan nada Db merupakan passing note karena nada-nada tersebut termasuk avoid notes untuk akor C major 7th (aturan 3 dan 5). Nada-nada tersebut seharusnya dihindari untuk digunakan karena diklaim sebagai nada yang terdengar buruk apabila dimainkan pada akor C major 7th. Namun demikian, penggunaan nada-nada buruk tersebut pada saat yang tepat, seperti gambar 12, dapat menimbulkan efek dramatis atau emosional. Perlu ditekankan bahwa tidak ada aturan khusus mengenai passing notes. Penggunaan passing notes yang enak didengar atau dramatis biasanya dicapai oleh para musisi jazz yang memiliki kemampuan tingkat tinggi dan pengalaman yang cukup Teknik Improvisasi Melodi berdasarkan Pemilihan Tangga Nada dan Akor Seiring dengan perkembangan musik jazz, aturan-aturan yang sebelumnya hanya berfungsi sebagai panduan sederhana mengenai avoid notes kemudian berkembang menjadi aturan yang lebih luas dan kompleks. Aturan-aturan tersebut mencakup hubungan antara progresi akor dengan melodi pada tangga nada yang cocok. Kemungkinan hubungan yang dibentuk antara tangga nada yang cocok dengan suatu akor dapat dikatakan tidak terbatas. Namun, pada musik jazz tradiosional terdapat beberapa hubungan antara tangga nada dan akor yang lazim dipakai untuk melakukan improvisasi. Berikut ini Tabel III-1 yang menunjukkan tangga nada-tangga nada yang sering dipakai untuk melakukan improvisasi per akor masukan pada nada dasar C.

4 III-4 Tabel III-1 Hubungan Akor-Tangga Nada pada Musik Jazz [SAB92] Akor Cmaj7, Cmaj9, C6, C Cmaj7#11 Tangga Nada C major, C lydian, C major bebop, C major pentatonic, G major pentatonic C lydian, B in sen Cm7, Cm9, Cm11, Cm Cm6, Cm Cm-maj7 C dorian, C minor bebop, C minor pentatonic, F major pentatonic, Bb major pentatonic, Eb major bebop, C blues, C minor C dorian, C melodic minor, C minor pentatonic, F major pentatonic, Bb major pentatonic, C minor bebop, Eb major bebop, D in sen C melodic minor, C harmonic minor, Eb major bebop Cm7b6 C minor, Ab major pentatonic Cm7b9 C phrygian, C phrygian #6 C7, C9, C13, C C mixolydian, C lydian dominant, C dominant bebop, C blues, C major pentatonic C7sus, Csus, C mixolydian, C suspended pentatonic, F major C11, Bb/C, pentatonic Gm7/C C7#11, C7 C lydian dominant C7alt, C7#9#5, C7#9 C altered, F harmonic minor, F melodic minor C7b9b5, C7b9 C HW diminished, F harmonic minor, F melodic minor C7aug, C7+, C7#5 C whole tone Cm7b5 C locrian #2, C locrian Cdim7 C WH diminished Cphryg C phrygian, C phrygian #6, C Spanish phrygian, C in sen Cmaj7#5 C lydian augmented, C major bebop C7susb9 C phrygian #6, C phrygian

5 III-5 Bagi para musisi jazz, hubungan antara tangga nada dan akor yang ditunjukkan pada tabel diatas merupakan standar pengetahuan yang harus dipahami dan dikuasai. Namun demikian, hubungan tersebut tidak bersifat kaku. Pengetahuan mengenai hubungan antara tangga nada dan akor dapat dianalogikan sebagai grammar(tata bahasa). Sedangkan, kegiatan berimprovisasi dapat dianalogikan sebagai komunikasi. Untuk dapat berkomunikasi dengan baik diperlukan penguasaan tata bahasa yang baik pula. Sebuah aturan pada suatu tata bahasa dapat memungkinkan komunikan untuk membentuk berbagai macam kalimat. Begitu pula halnya dengan pengetahuan hubungan tangga nada dan akor. Satu tangga nada dapat memungkinkan musisi jazz membentuk berbagai kombinasi melodi yang sesuai dengan akor masukan. 3.2 Analisis Metode atau Aplikasi yang Berkaitan dengan Pembangunan Pola Improvisasi Musik Jazz Berikut ini analis terhadap metode atau aplikasi yang sudah dijelaskan pada subbab 2.3 Metode Pendekatan dan Aplikasi yang Berkatian dengan Pembangunan Pola Improvisasi Musik Jazz : 1. Model kreatifitas permainan jazz The Reasoner merupakan sebuah model ideal dalam mengaplikasikan sebuah mesin berlaku layaknya seperti musisi jazz sungguhan. Model ini layaknya model OSI Layer pada dunia jaringan yang sangat sulit untuk diimplementasikan. Hampir semua aspek improvisasi musik jazz tercakup dalam model ini. Namun demikian, model ini belum mencakup hal yang berkaitan dengan konsep pembelajaran yang dilakukan oleh mesin yaitu bagaimana sebuah mesin improvisasi jazz dapat bertambah kemampuannya jika diberikan pengalaman tertentu. 2. Aplikasi Band-In-A-Box dan pendekatan rule-based merupakan sistem bermain jazz yang memiliki pengetahuan statik. Selama aturan main belum diubah oleh programmer manusia, maka sistem ini tidak bertambah kemampuannya. Jadi, kedua aplikasi ini hanya cocok sebagai asisten dari musisi jazz untuk membantu kegiatan menggubah lagu jazz, bukan sebagai sistem bermain jazz yang berdiri sendiri. 3. Pendekatan genetic-based sudah mengaplikasikan konsep pembelajaran mesin karena menggunakan algoritma genetika dalam pembentukan pola improvisasi

6 III-6 melodinya. Namun demikian, sistem ini membutuhkan seorang mentor manusia yang membimbing sistem untuk meningkatkan kemampuannya dengan cara memberitahu apakah pola yang dibentuk sistem memiliki kualitas improvisasi yang baik atau buruk. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pendekatan genetic-based ini dari sudut pembelajaran mesin masih bersifat semi-learner. Dari hasil analisis mengenai metode atau aplikasi sistem bermain jazz yang telah disebutkan, maka pada penelitian kali ini akan dirancang sebuah sistem yang benarbenar mengaplikasikan konsep pembelajaran mesin secara penuh. Sistem ini bersifat independen seperti layaknya seorang musisi jazz yang terus belajar untuk meningkatkan pengetahuannya. Pengetahuan dari sistem ini akan bersifat dinamis sesuai dengan pengalaman pembelajaran yang dialaminya. 3.3 Definisi Formal Permasalahan Pembelajaran Pola Improvisasi Musik Jazz Tujuan utama dari sistem pembelajaran pola improvisasi musik jazz ini adalah mempelajari berbagai pola improvisasi melodi sehingga mampu membentuk pola improvisasi yang lebih baik. Sebelum dapat melakukan analisis dan perancangan sistem pembelajaran pola improvisasi, diperlukan spesifikasi yang jelas terhadap permasalahan pembelajaran, yaitu 1. bagaimana rincian mekanisme pembelajaran yang dilakukan, 2. kegiatan pembentukan pola improvisasi yang seperti apakah yang dilakukan, 3. tolok ukur apakah yang digunakan sehingga sistem dapat dikatakan telah membentuk pola improvisasi yang lebih baik. Mengacu kepada definisi masalah pembelajaran oleh Tom Mitchel [MIT97], sebuah permasalahan pembelajaran pola improvisasi musik jazz dapat didefinisikan sebagai tuple yang memiliki 3 buah atribut pembelajaran yaitu,, dimana merupakan kelas aktifitas (class of tasks), merupakan ukuran kinerja (performance measure), dan merupakan pengalaman pelatihan (training experience). Sistem pembelajaran pola improvisasi dapat dikatakan belajar dari pengalaman jika kinerja dari aktifitas

7 III-7 yang diukur oleh meningkat sesuai yang dialami. Deskripsi rinci dari masingmasing atribut tersebut adalah sebagai berikut. : membentuk pola improvisasi melodi musik jazz secara horizontal (unisono) berdasarkan akor masukan dan melodi lagu asli. : tingkat kesetaraan pembentukan pola melodi dengan permainan improvisasi dari musik jazz asli. : pembelajaran terhadap berbagai contoh berkas musik jazz asli Kelas Aktifitas (T ) Aktifitas pembentukan pola melodi improvisasi yang dilakukan hanya sebatas pembentukan pola melodi secara horizontal (unisono). Sedangkan, pembentukan pola melodi secara vertikal (harmoni) tidak dilakukan pada penelitian ini. Secara heuristik, pembentukan pola melodi secara horizontal lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan secara vertikal atau kedua-duanya. Selain itu, teknik pembentukan pola melodi secara horizontal cenderung lebih sering digunakan oleh para musisi jazz dan dapat mencakup ke semua jenis alat musik bernada. Hanya alat-alat musik bernada tertentu saja yang dapat memainkan pola melodi secara vertikal, seperti pada piano/keyboard, gitar, beberapa alat musik gesek, dan sebagainya Ukuran Kinerja (P) Dikarenakan permasalahan pembelajaran pola improvisasi musik jazz termasuk bentuk permasalahan kreatifitas, pengukuran kinerja merupakan hal yang paling sulit untuk ditentukan secara eksplisit. Walaupun terdapat berbagai panduan yang digunakan dalam menentukan pembentukan pola melodi yang baik (lihat subbab 3.1), namun secara garis besar tidak terdapat suatu ukuran global yang menentukan apakah suatu pola improvisasi yang dibentuk benar atau salah. Keputusan penentuan pembentukan pola melodi yang dilakukan oleh seorang musisi jazz ditentukan oleh selera pribadi dan pendengar. Oleh karena itu, pendekatan ukuran kinerja yang dirumuskan untuk permasalahan pembelajaran improvisasi jazz ini hanya sebatas seberapa mirip pola yang dihasilkan dengan pola improvisasi dari lagu jazz yang asli. Dengan demikian, kinerja dari sistem

8 III-8 pembelajaran akan bergantung pada kualitas data pelatihan yang dimiliki. Jika data pelatihannya berasal dari lagu-lagu jazz yang dianggap baik, maka sistem akan mampu menghasilkan pola improvisasi yang dianggap baik pula, dan sebaliknya Pengalaman Pembelajaran (E) Selama proses pembelajaran, sistem akan mendapatkan pengalaman pembelajaran dengan melakukan pembacaan terhadap berkas lagu-lagu berimprovisasi. Berkas data lagu pembelajaran harus memiliki atribut-atribut yang menentukan pembentukan pola improvisasi melodi yang dikaji pada penelitian ini, yaitu melodi asli, akor masukan beserta melodi improvisasinya. 3.4 Perancangan Sistem Pembelajaran Pola Improvisasi Deskripsi Umum Sistem Pembelajaran Musik sebagai input utama dari sistem pembelajaran pola improvisasi musik Jazz harus direpresentasikan menjadi masukan yang dapat dibaca oleh algoritma pembelajaran mesin, sehingga musik masukan dapat diproses untuk mempelajari pola improvisasi. Karena tipe improvisasi yang akan dilakukan pembelajaran adalah tipe improvisasi berdasarkan akor masukan dan melodi asal, maka elemen musik yang direpresentasikan pada algoritma pembelajaran mesin adalah frasa melodi per akor. Sebuah musik dapat dipandang sebagai susunan frasa terhingga yang terdiri dari melodi dan akor dimana 1. Sebuah frasa terdiri dari melodi yang dimulai dari masuknya suatu akor dan berakhir sesaat sebelum akor berikutnya. Bentuk melodi pada suatu frasa yang diterima hanya berbentuk unisono. Melodi yang berbentuk harmoni (susunan melodi secara vertikal atau melodi-melodi yang dimainkan secara bersamaan pada suatu waktu) tidak termasuk kajian pada penelitian ini. Sebelum dibaca oleh alogritma pembelajaran mesin, perseptor musik (lihat gambar III-5) akan memilahmilah berkas musik masukan menjadi frasa-frasa per akor. Terdapat 2 jenis frasa melodi per akor yang akan menjadi masukan yaitu frasa melodi asli dan frasa melodi improvisasi. Frasa melodi asli berasal dari musik asli dan frasa melodi improvisasi berasal dari musik yang telah terimprovisasi. Karena panjang lagu

9 III-9 atau durasi lagu dan progresi akor dari musik improvisasi sama dengan musik asli, maka setiap frasa melodi asli berkorespondensi dengan frasa melodi terimprovisasi. Gambar III-3 Representasi Frasa Melodi Asli per Akor Gambar III-4 Representasi Frasa Melodi Improvisasi per Akor Pada Gambar III-3 dan Gambar III-4, frasa 1 pada representasi melodi asli maupun melodi improvisasi memiliki akor dan durasi yang sama namun dengan melodi yang berbeda. Begitu juga dengan frasa 2, 3, 4, dan 5. Selain itu, dapat dilihat bahwa pola melodi improvisasi yang dihasilkan tidak bersifat acak, melainkan berdasarkan akor masukan serta karakteristik melodi asli. Untuk progresi akor yang sama namun melodi asli yang berbeda, dapat dihasilkan pola improvisasi yang berbeda pula. Untuk mengaplikasikan sistem pembelajaran mesin pada permasalahan pembelajaran pola improvisasi, terdapat beberapa hal yang harus didefinisikan, yaitu 1. Masukan Masukan utama dari sistem pembelajaran pola improvisasi adalah musik tanpa improvisasi yang akan diimprovisasi yang berperan sebagai instance. Selain itu, masukan lain yang dibutuhkan adalah berkas musik asli beserta improvisasinya yang berfungsi sebagai data pelatihan. Kemudian, masukan berupa berkas musik

10 III-10 akan diolah sedemikian rupa sehingga dapat menjadi masukan yang dapat diterima oleh algoritma pembelajaran mesin. Masukan musik didapatkan dari berkas MusicXML. 2. Keluaran Keluaran yang akan dihasilkan oleh sistem pembelajaran pola improvisasi ini adalah musik improvisasi yang dilakukan oleh mesin pembelajar. Musik keluaran yang dihasilkan juga berupa berkas MusicXML. 3. Proses Pemrosesan pembelajaran terhadap musik data pelatihan dilakukan dengan menggunakan beberapa algoritma pembelajaran mesin. Hasil pembelajaran yang didapatkan akan digunakan sebagai dasar untuk membentuk pola improvisasi baru yang dilakukan terhadap musik tanpa improvisasi. Sistem pembelajaran pola improvisasi yang akan dibangun diadopsi dari model The Reasoner yang dijelaskan pada subbab 2.2. Secara umum, terdapat 2 fase penggunaan algoritma pembelajaran mesin, yaitu fase pembelajaran dan fase pembentukan pola melodi. Pada fase pembelajaran akan dilakukan pembelajaran dari data latihan. Setelah fase pembelajaran selesai dilakukan, sistem pembelajaran siap untuk melakukan fase pembentukan pola melodi. Fase pembentukan pola melodi tidak dapat dilakukan tanpa adanya fase pembelajaran Fase Pembelajaran Pada fase pembelajaran ini, tipe pembelajaran akan dilakukan dengan supervised learning dengan mempersiapkan data latihan yang akan digunakan sebagai bahan pembelajaran. Data-data pelatihan yang digunakan berupa tupel-tupel data yang terdiri dari: 1. Musik Asli Musik asli atau musik yang terdiri dari melodi dan akor asal lagu tanpa improvisasi. 2. Musik Improvisasi Musik yang telah terimprovisasi yang panjang/durasinya dan progresi akornya sama dengan musik asal. Proses pembentukan pola melodi dilakukan seperti pada Gambar III-5.

11 III-11 Gambar III-5 Fase Pembelajaran Untuk dapat menggunakan data pelatihan agar mampu dipakai untuk melakukan pelatihan terhadap algoritma pembelajaran mesin, data pelatihan yang berformat MusicXML tersebut diolah terlebih dahulu oleh perseptor untuk menghasilkan format yang sesuai dengan masukan algoritma pembelajaran mesin yang digunakan. Dengan demikian, mekanisme konversi data yang dilakukan oleh perseptor akan berbeda-beda bergantung pada karakteristik algoritma pembelajaran mesin yang digunakan. Masukan musik untuk algoritma pembelajaran mesin adalah per durasi akor Fase Pembentukan Pola Melodi Pada fase pembentukan pola melodi, algoritma pembelajaran mesin juga tidak dapat berdiri sendiri. Musik asal yang akan diimprovisasi akan diubah dahulu menjadi format yang dapat diterima oleh algoritma pembelajaran mesin. Proses pembentukan pola melodi dilakukan seperti pada Gambar III-6. Gambar III-6 Fase Pembentukan Pola Melodi

12 III-12 Algoritma pembelajaran mesin yang berfungsi sebagai pembentuk pola melodi improvisasi memerlukan masukan berupa musik asal berbentuk MusicXML. Seperti pada proses pembelajaran, musik asal akan diproses oleh perseptor sehingga menghasilkan deretan masukan bagi algoritma pembelajaran mesin per durasi akor. Deretan masukan tersebut akan digunakan oleh algoritma pembelajaran mesin yang sudah terlatih untuk membentuk deretan keluaran berupa pola improvisasi per durasi akor. Kemudian, eksekutor akan menyusun kembali keluaran yang didapatkan dari hasil pemrosesan algoritma pembelajaran mesin sehingga durasi musik dan progresi akornya sama dengan musik asal, lalu mengubah keluaran tersebut menjadi format MusicXML Perseptor dan Eksekutor Perseptor adalah bagian dari sistem pembelajaran pola improvisasi yang bertugas untuk melakukan konversi representasi dari format masukan berupa MusicXML menjadi format yang dapat diolah oleh algoritma pembelajaran mesin. Sedangkan, eksekutor adalah bagian dari sistem pembelajaran pola improvisasi yang bertugas untuk melakukan konversi hasil proses algoritma pembelajaran mesin menjadi format yang dapat dipahami oleh manusia (MusicXML). 3.5 Analisis Penggunaan Algoritma Pembelajaran Mesin Mengetahui karakteristik non-deterministik yang dimiliki oleh permasalahan pembelajaran pola improvisasi musik jazz (lihat subbab 2.2), fungsi target global dari permasalahan pembelajaran ini menjadi sulit untuk ditentukan secara eksplisit. Selain itu, pada dasarnya karakteristik pembelajaran awal yang dilakukan oleh musisi Jazz adalah dengan cara mengingat pola improvisasi sebanyak-banyaknya (memorizing). Oleh karena itu, jenis metode pembelajaran mesin yang paling sesuai menurut penulis secara heuristik untuk menyelesaikan permasalahan pembelajaran ini adalah Instance- Based Learning. Instance-Based Learning merupakan metode pembelajaran yang fungsi targetnya tidak ditentukan diawal, melainkan melakukan penggeneralisasian tujuan setelah menerima instance permasalahan. Metodi ini hanya menyimpan data-data pelatihan dan menunda penggeneralisasian hingga sebuah instance akan diklasifikasikan. Setiap kali sebuah

13 III-13 instance ditemukan, sistem akan mengecek keterhubungan instance tersebut dengan data-data pelatihan yang ada untuk menentukan fungsi target. Dengan demikian, metode Instance-Based Learning memungkinkan sistem pembelajaran untuk mengestimasi berbagai fungsi target lokal dan berbeda untuk setiap instance yang ditemukan sehingga sesuai untuk menyelesaikan permasalahan unsur kreatifitas yang terdapat pada musik Jazz. Salah satu kekurangan dari pendekatan instance-based adalah kompleksitas alogritma untuk mengklasifikasikan berbagai instance baru dapat menjadi tinggi. Hal ini disebabkan karena proses komputasi yang intensif dilakukan pada saat pengklasifikasian instance, tidak seperti halnya pendekatan lainnya yang melakukan komputasi intensif pada saat fase pembelajaran. Pada penelitian ini, algoritma pembelajaran mesin berbasis instance-based yang dipilih adalah algoritma k-nearest Neighbor (knn). 3.6 Analisis k-nearest Neighbor (knn) Gambaran Umum Algoritma k-nearest Neighbor (knn) Algoritma k-nearest Neighbor (knn) merupakan algoritma berbasis instance-based yang paling sederhana. Pada algoritma ini, semua instance diasumsikan sebagai titik pada koordinat kartesius berdimensi n. Tetangga terdekat didefinisikan dengan persamaan jarak Euclidean. Untuk lebih jelasnya, dapat misalkan sebuah instance sebarang yang dideskripsikan dengan vektor,,, dimana menunjukkan nilai dari atribut ke- dari instance. Jarak antara 2 buah instance dan didefinisikan oleh, dimana,..... (3.1) Selain itu, pada algoritma k-nearest Neighbor setiap instance memiliki fungsi target yang berbeda dan nilainya dapat berupa nilai diskrit atau nilai riil. Untuk nilai diskrit,

14 III-14 fungsi target dapat didefiniskan sebagai : dimana merupakan himpunan terbatas 1,,. Untuk mengaproksimasi nilai fungsi target dimana merupakan sebuah instance baru, dapat digunakan persamaan :, (3.2) dimana, 1 jika dan, 0 jika Seperti yang ditunjukkan pada persamaan 3.2, nilai dari hanya merupakan nilai yang paling sering muncul diantara -buah contoh pelatihan yang paling dekat dengan. Jika kita memilih 1, maka algoritma 1-Nearset Neighbor akan mengisi nilai dengan dimana merupakan instance pelatihan yang paling dekat dengan. Algoritma k-nearest Neighbor memiliki 2 fase, yaitu fase pembelajaran dan fase klasifikasi. Berikut ini algoritma pelatihan dan pengklasifikasian yang dilakukan. K-NEAREST NEIGHBOR Algoritma Pelatihan Untuk setiap contoh pelatihan,, tambahkan instance tersebut ke daftar training_examples. Algoritma Klasifikasi Diberikan sebuah query instance yang akan diklasifikasi, lalu - Hitung, dimana merupakan seluruh instance dari training_example - Urutkan hasil, dari yang terkecil hingga terbesar - Ambil buah nilai, terkecil, yang menunjukkan bahwa yang dipilih merupakan tetangga terdekat dari - Hitung nilai fungsi target Gambar III-7 Algoritma k-nearest Neighbor [MIT97]

15 III-15 Gambar III-8 Diagram Pengklasifikasian Instance pada k-nearest Neighbor [MIT97] Gambar III-8 mengilustrasikan operasi dari algoritma k-nearest Neighbor untuk kasus dimana instance direpresentasikan dengan titik-titik pada ruang 2 dimensi dan target fungsi berupa nilai boolean. Contoh-contoh pelatihan positif dan negatif ditunjukkan dengan simbol + dan -. Dapat dilihat pada gambar sebelah kiri, jika nilai yang dipilih adalah 1, maka akan diklasifikasikan sebagai contoh positif. Sedangkan, jika nilai yang dipilih adalah 5, maka akan diklasifikasikan sebagai contoh negatif. Dari karakteristik perhitungan nilai fungsi, dapat dilihat bahwa algoritma k- Nearest Neighbor tidak pernah membentuk sebuah fungsi target global secara eksplisit. Nilai didapatkan berdasarkan nilai-nilai fungsi target tetangga terdekat dan dihitung jika ditemukan instance baru. Namun demikian, kita tetap dapat merumuskan fungsi target global secara implisit atau klasifikasi apa saja yang akan muncul jika kita tetap mempertahankan data contoh pelatihan yang konstan dan melakukan query terhadap algoritma dengan setiap instance yang mungkin pada. Pada sisi sebelah kanan gambar III-8 menunjukkan bentuk permukaan keputusan yang diinduksi oleh algoritma 1-Nearest Neighbor terhadap keseluruhan ruang instance. Permukaan keputusan merupakan kombinasi dari convex polyhedra yang melingkupi setiap data contoh pelatihan. Untuk setiap data contoh pelatihan, sebuah polyhedron menunjukkan kumpulan titik query yang pengklasifikasiannya sepenuhnya ditentukan oleh data contoh pelatihan tersebut. Sedangkan, kumpulan titik query yang berada diluar polyhedron tersebut diklasifikasikan oleh data contoh pelatihan lainnya. Bentuk diagram seperti ini disebut sebagai Voronoi diagram dari kumpulan data contoh pelatihan.

16 III Representasi Masukan Masalah Pembelajaran Pola Improvisasi dengan Menggunakan k-nearest Neighbor Terkait dengan penggunaan algoritma k-nearest Neighbor pada permasalahan pola improvisasi musik jazz, berdasarkan analisis teknik improvisasi yang dikaji pada subbab 3.2, sebuah instance memiliki dua buah atribut, serta fungsi target dimana: 1. atribut merepresentasikan akor masukan dari instance. 2. atribut merepresentasikan frasa, 3. fungsi target merepresentasikan frasa melodi improvisasi yang digunakan oleh instance. Pada keadaan nyata, kombinasi dari akor dan frasa melodi asli maupun improvisasi yang terbentuk berjumlah tidak terbatas. Selain itu, sebuah lagu memiliki nada dasar (root) yang dapat dimainkan dengan 12 cara, sesuai dengan jumlah nada yang terdapat pada 1 oktaf. Untuk mereduksi jumlah kombinasi akor dan frasa melodi serta mengefisienkan proses pembelajaran, maka nada-nada yang menyusun akor atau frasa melodi dinyatakan secara relatif terhadap nada dasar, seperti yang ditulis pada partitur not angka. Sebagai ilustrasi representasi dari nada relatif, misalkan terdapat sebuah lagu yang memiliki nada dasar C. Maka, nada C direpresentasikan sebagai I ( do ), nada D direpresentasikan dengan II ( re ), nada F# direpresentasikan dengan IV# ( fi ), dan seterusnya. Jika nada dasar lagu tersebut diubah menjadi F, maka representasi dari nada-nada yang menyusun lagu tersebut akan berubah. Nada C tidak lagi direpresentasikan sebagai I, tetapi sebagai V. Sedangkan, yang menjadi nada I adalah nada F, sesuai dengan nada dasarnya, seperti yang diilustrasikan pada Gambar III-9 dan Gambar III-10. Gambar III-9 Hubungan Not Absolut dan Relatif pada Nada Dasar C

17 III-17 Gambar III-10 Hubungan Not Absolut dan Relatif pada Nada Dasar F Dengan merepresentasikan nada menjadi not relatif, maka proses pengklasifikasian akan menjadi lebih efisien untuk dilakukan. Misalkan sistem pembelajaran menerima instance contoh pelatihan yang didapatkan dari berkas lagu Fly Me To The Moon yang dimainkan pada nada dasar C. Representasi nada sebagai not relatif memungkinkan sistem dapat membentuk pola improvisasi di semua nada dasar. Sistem tidak perlu menunggu ketersediaan instance pelatihan lagu Fly Me To The Moon pada nada dasar F untuk dapat membentuk pola improvisasi di nada dasar F. Hal ini tidak dapat dilakukan apabila nada direpresentasikan dengan not absolut. Untuk itu, sebelum instance masuk ke daftar contoh pelatihan, perlu dilakukan transposisi terlebih dahulu dari not absolut ke not relatif terhadap nada dasarnya. Selain itu, representasi not relatif juga akan mereduksi jumlah atribut sebanyak 12 kali lebih sedikit dibandingkan dengan representasi not absolut, karena sistem pembelajaran tidak perlu mempertimbangkan 12 kemungkinan nada dasar yang dapat dimainkan terhadap sebuah lagu. Bagi sistem pembelajaran, nada dasar yang dimiliki hanyalah 1 buah Representasi Akor Masukan Representasi akor masukan yang dipilih adalah berupa himpunan yang berisi domain berupa informasi numerik dari interval nada-nada penyusun akor terhadap nada I ( do ). Hal ini akan memudahkan dalam mengidentifikasi jenis akor. Informasi interval yang dipilih adalah interval semitone (setengah nada). Interval 1 pada suatu nada n menunjukkan bahwa nada tersebut berjarak 1/2 di atas nada dasar. Sebuah himpunan akor dapat didefinisikan sebagai berikut.,,,,, 3

18 III-18 Sebuah akor memiliki jumlah elemen paling sedikit sebanyak 3 buah. Elemen,,, merepresentasikan bilangan interval yang terurut menaik. Cakupan nilai (domain) dari bilangan tersebut antara 0 11 (1 oktaf). Sebagai ilustrasi, misalnya akor I major direpresentasikan dengan 0,4,7, akor I# major direpresentasikan dengan 1,5,8, akor II major direpresentasikan dengan 2,6,9, akor I minor direpresentasikan dengan 0,3,7, akor I major 7 direpresentasikan dengan 0,4,7,11, dan seterusnya Representasi Frasa Melodi Representasi frasa melodi yang dipilih adalah berupa himpunan yang berisi informasi pitch not-not relatif dari melodi dan tanda istirahat dengan aturan sebagai berikut. 1. Terdapat not-not relatif yang memiliki cakupan nilai pitch antara 1-96 (8 oktaf). Jika nada dasar yang diberikan adalah nada C, maka not 1 merepresentasikan nada do pada oktaf pertama, not 2 merepresentasikan nada di atau do# pada oktaf pertama, not 3 merepresentasikan nada re pada oktaf pertama, not 13 merepresentasikan nada do pada oktaf kedua, dan seterusnya. 2. Tanda istirahat dinyatakan dengan angka Sebuah himpunan frasa melodi anggota-anggotanya terurut berdasarkan waktu dimainkannya not-not dan tanda istirahat. 4. Informasi musik lainnya seperti durasi not, tanda legato, pola ritmis, artikulasi, ekspresi, dan sebagainya, tidak diperhitungkan. Sebuah himpunan frasa melodi didefinisikan sebagai berikut.,,,, 1 Sebuah frasa melodi memiliki elemen paling sedikit sebanyak 1 buah. Elemen,,, merepresentasikan bilangan pitch nada yang mencakup bilangan 0 96 (8 oktaf nada ditambah bilangan 0 sebagai tanda istirahat) yang terurut berdasarkan waktu dimainkannya nada. Pemilihan cakupan pitch nada mengacu kepada cakupan oktaf pada piano yang sudah mencakup oktaf yang dimiliki oleh seluruh alat musik

19 III-19 diatonis yang ada saat ini. Gambar III-11 menunjukkan cakupan pitch nada dari oktaf ke-3 hingga oktaf ke-6 pada nada dasar C. Gambar III-11 Cakupan Not dari Oktaf ke-3 hingga ke-6 Gambar III-12 menunjukkan sebuah frasa musik per akor masukan dari sebuah lagu beserta representasi frasa melodi dan akornya pada nada dasar C. Dapat dilihat pada gambar tersebut bahwa tidak semua not pada frasa musik memiliki durasi yang sama. Mengacu kepada aturan frasa melodi yang telah ditentukan, informasi mengenai durasi not serta pola ritmis (tanda triol) tidak diperhitungkan. Frasa melodi hanya menyimpan informasi pitch dari melodi yang diberikan. Gambar III-12 Representasi Frasa Melodi dan Akor dari Sebuah Frasa Musik Hubungan Ketetanggaan antara Frasa Melodi dan Akor Agar instance permasalahan pembelajaran pola improvisasi dapat diasumsikan dengan titik pada ruang Euclidean sehingga jaraknya dapat dihitung, maka perlu untuk mendefinisikan dengan jelas hubungan ketetanggaan antara atribut-atribut yang dimiliki oleh dua buah instance, yaitu frasa melodi dan akor masukan. Diberikan 2 buah himpunan frasa melodi yaitu,,, dan,,,. Hubungan ketetanggaan antara dan dapat didefinisikan sebagai berikut.

20 III Identik dan dapat dikatakan identik jika dan,,,. 2. Serupa dan dapat dikatakan serupa jika - minimal terdapat 3/4 dari anggota pitch nada yang sama dengan, untuk - frasa identik dengan subfrasa dari, untuk 3. Setipe dan dapat dikatakan setipe jika - Frasa memiliki anggota pitch nada berbeda dengan frasa namun memiliki interval yang searah. 4. Jauh dan dapat dikatakan jauh jika tidak memenuhi hubungan ketetanggaan identik, serupa, dan setipe. Gambar III-13 Hubungan Ketetanggaan Identik Gambar III-14 Hubungan Ketetanggaan Serupa

21 III-21 Gambar III-15 Hubungan Ketetanggaan Setipe Gambar III-16 Hubungan Ketetanggaan Jauh Agar hubungan ketetanggaan tersebut dapat dimengerti oleh algoritma k-nearest Neighbor, dibuatlah sebuah pendekatan menggunakan fungsi riil yang merepresentasikan hubungan ketetanggaan secara kuantitatif. Fungsi tersebut harus dapat merepresentasikan jarak antar frasa melodi. Semakin kecil nilai keluaran dari fungsi tersebut maka hubungan ketetanggaan antarfrasa melodi semakin dekat, dan sebaliknya. Hubungan ketetanggaan antarfrasa melodi dapat didefinisikan pada Gambar III-17. Diberikan 2 buah himpunan frasa melodi,,, dan,,,, maka terdapat 2 buah fungsi riil :, 12, 1 1 dan, min, max, Fungsi menyatakan jarak antar 2 buah melodi Gambar III-17 Persamaan Jarak antara 2 Melodi

22 III-22 Secara deskriptif, fungsi merupakan akar kuadrat dari penjumlahan terhadap kuadrat selisih nilai 2 buah pitch nada dari 2 frasa yang berbeda. Persamaan dapat dianalogikan sebagai jarak antara 2 buah frasa atau subfrasa melodi yang berfungsi untuk mencari subfrasa melodi dari yang paling dekat dengan. Persamaan ini juga menegaskan bahwa perbedaan nada antara 2 buah frasa menunjukkan ketetanggaan yang cukup jauh walaupun jalur interval antarfrasa tersebut sama. Hal ini ditunjukkan dengan dengan dikuadratkannya selisih antara 2 buah nada yang menyebabkan meningkatnya nilai secara kuadratis untuk pertambahan selisih yang linear. Selanjutnya, dari nilai, yang telah didapatkan, nilai terkecil akan diambil untuk dipakai pada persamaan,. Hal ini dirancang untuk memastikan bahwa ada subfrasa dari yang lebih dekat dengan frasa dibandingkan subfrasa-subfrasa lainnya, dimana frasa memiliki anggota pitch nada yang lebih banyak dibandingkan frasa. Mekanisme penghitungan dikembangkan dari algoritma pencocokan pola (pattern matching). Perbedaan antara penghitungan dengan algoritma pencocokan pola biasa terletak pada saat pemberhentian iterasi. Pada algoritma pencocokan pola biasa, iterasi dihentikan saat ditemukannya subpola yang sama dengan pola masukan, seperti pada metode pencarian frasa kata. Sedangkan, pada metode penghitungan, iterasi berhenti hingga akhir operasi penghitungan yang kemudian akan diambil dengan nilai terkecil. Dari sudut pandang kompleksitas algoritma, dapat dikatakan bahwa penghitungan merupakan kasus terburuk dari algoritma pencocokan pola ditambah dengan operasi pencarian nilai minimum. Selain itu, pada fungsi juga terdapat atribut 12 yang menjamin bahwa selisih terbesar antara 2 buah pitch nada hanya 1 oktaf. Dengan demikian, jika terdapat sebuah frasa yang selisih semua pitch nadanya berselisih 1 oktaf dari frasa lainnya dan jumlah kedua frasa tersebut sama banyak, maka kedua frasa tersebut dianggap identik. Fungsi, merepresentasikan nilai ketetanggan dari frasa dengan. Semakin kecil nilai yang dihasilkan oleh,, maka hubungan ketetanggaan antara frasa dengan semakin dekat. Adapun atribut nilai mutlak dari selisih jumlah

23 III-23 anggota dan ( ) yang dimaksudkan untuk membedakan nilai keluaran dari, antara hubungan ketetanggan identik dengan serupa. Sebagai ilustrasi dari penggunaan operasi dan, terdapat frasa identik (Gambar III-13) yang anggotanya berjumlah 6 buah yang direpresentasikan dengan 68,61,63,65,66,68 jika lagu dimainkan pada nada dasar C. Maka,, Karena , maka hanya terdapat 1 buah yaitu juga merupakan nilai terkecil. Selanjutnya, akan dicari nilai dengan penghitungan sebagai berikut., max, max 6, Dengan demikian, 2 buah frasa yang identik akan menghasilkan nilai jarak, 0. Pada Gambar III-14 di bagian sebelah kanan, terdapat 2 buah frasa serupa dengan jumlah anggota pitch nada yang berbeda. Frasa-frasa tersebut direpresentasikan sebagai 68,61,63 dan 68,61,63,65,66,68. Dengan cara yang sama untuk menghitung pada ilustrasi sebelumnya, maka didapatkan 0, 7.550, 7.071, Dari semua yang didapatkan, menjadi nilai terkecil yaitu 0. Jadi,, max, max 6,

24 III-24 Dari kedua ilust\rasi tersebut, dapat dilihat bahwa hubungan ketetanggaan identik menghasilkan nilai lebih kecil dibandingkan dengan ketetanggaan serupa. Sementara itu, hubungan ketetanggaan antarakor juga harus didefinisikan secara jelas. Hubungan ketetanggaan antarakor dapat ditentukan dengan cara mengidentifikasi seberapa banyak anggota interval dari suatu himpunan akor yang juga merupakan anggota dari himpunan akor tetangga. Semakin banyak himpunan anggota akor yang beririsan, maka semakin dekat hubungan ketetanggaan antar akor tersebut. Secara formal, penghitungan hubungan ketetanggaan antar 2 buah akor dapat didefinisikan dengan pendekatan operasi himpunan seperti yang ditunjukkan pada Gambar III-18. Diberikan 2 buah himpunan akor,,, dan,,, dimana anggota-anggota dari dan sudah terurut dari nilai interval terkecil ke terbesar. Didefinisikan himpunan : dengan merupakan banyaknya anggota dari dengan merupakan banyaknya anggota dari dan fungsi :, Fungsi menyatakan jarak antar 2 buah akor Gambar III-18 Representasi Formal dari Akor Proses penghitungan hubungan ketetanggaan antarakor mengeliminasi anggota-anggota interval yang beririsan dan hanya memperhitungkan anggota interval yang berbeda serta perbedaan jumlah antar 2 buah himpunan akor. Semakin kecil nilai yang dihasilkan maka hubungan ketetanggaan antar 2 buah akor tersebut semakin dekat, dan sebaliknya. Sebagai ilustrasi hubungan ketetanggaan antarakor, diberikan 2 buah akor yang anggota intervalnya sudah terurut yaitu 0,4,7,8 dan 1,5,7,8. Maka, 0,4 1,5 dan

25 III-25, Proses Pembelajaran dan Pengklasifikasian Frasa Melodi Improvisasi Pada dasarnya, penggunaan algoritma k-nearest Neighbor tidak melakukan proses pembelajaran secara khusus. Proses pembelajaran dilakukan hanya dengan mengumpulkan data pelatihan berbentuk frasa musik sebanyak-banyaknya. Sebuah frasa musik data pelatihan terdiri atas atribut akor, frasa melodi asli, dan frasa melodi improvisasi. Secara lojik, data pelatihan akan membentuk hubungan antar atributatributnya seperti pada Gambar III-19. Gambar III-19 Hubungan Lojik antara Akor, Melodi Asli dan Improvisasi Pembelajaran terhadap sebuah frasa musik akan mendapatkan informasi sebuah akor. Jika pembelajaran dilakukan secara berulang-ulang terhadap berbagai frasa musik dengan berbagai kombinasi akor, frasa melodi asli maupun improvisasi, maka dapat dihasilkan relasi-relasi lojik sebagai berikut.

26 III-26 Sebuah akor dapat memiliki banyak frasa melodi asli Frasa melodi asli yang sama dapat memiliki akor yang berbeda-beda Akor dan frasa melodi asli yang sama dapat memiliki frasa melodi improvisasi yang berbeda-beda Proses pengklasifikasian dilakukan apabila ditemukan sebuah instance baru yang akan ditentukan melodi improvisasinya. Melodi improvisasi yang dipilih untuk instance baru tersebut merupakan melodi improvisasi milik tetangga terdekat. Secara umum, dikarenakan pembentukan melodi improvisasi ditentukan oleh 2 buah atribut, yaitu akor dan melodi asli, penentuan tetangga terdekat akan dilakukan melalui 2 tahap penghitungan jarak, yaitu 1. menghitung jarak antar akor instance baru dengan semua instance data pelatihan, 2. menghitung jarak antar frasa melodi asli instance baru dengan semua frasa melodi asli instance data pelatihan dengan akor tertentu. Penghitungan jarak antar akor digunakan untuk menyeleksi instance data pelatihan sebelum dilakukan penghitungan jarak antar frasa melodi asli sehingga penghitungan jarak antar frasa melodi asli tidak dilakukan terhadap semua instance data pelatihan. Untuk menyederhanakan permasalahan, jarak antar akor dan jarak anta frasa melodi asli dihitung dengan hanya mempertimbangkan 1 buah tetangga (1-Nearest Neighbor). Jika setelah mendapatkan akor dan frasa melodi asli data pelatihan yang paling dekat ditemukan banyak frasa melodi improvisasi kandidat solusi yang mungkin diberikan untuk instance baru tersebut, maka akan dilakukan tahap pemrosesan tambahan yaitu pemilihan frasa melodi improvisasi yang sesuai untuk instance baru tersebut. Salah satu skenario pemilihan frasa melodi improvisasi yang dapat dilakukan adalah dengan memilih salah satu frasa melodi improvisasi kandidat solusi yang terdekat dengan frasa melodi asli instance baru dengan menghitung nilai hubungan ketetanggaan ( ) antara kedua frasa tersebut.

27 III-27 Jadi, terdapat 3 tahap penghitungan jarak yang dilakukan pada algoritma klasifikasi, yaitu 1. penghitungan jarak antara akor instance baru dengan akor data pelatihan, 2. penghitungan jarak antara melodi asli instance baru dengan melodi asli data pelatihan, 3. penghitungan jarak antara melodi asli instance baru dengan melodi improvisasi data pelatihan. Gambar III-20 menunjukkan algoritma klasifikasi yang dirancang untuk penyelesaian masalah pembelajaran pola improvisasi musik jazz. Algoritma Klasifikasi Sistem Pembelajaran Pola Improvisasi Didefinisikan : -,y,w : instance dari sebuah frasa musik,,, - : jumlah instance pada data pelatihan -,, : himpunan dari instance - : ruang instance (semesta) dari frasa musik - : akor dari instance - : frasa melodi asli dari instance - : frasa melodi improvisasi dari instance - : ruang improvisasi kandidat yang beranggotakan himpunan-himpunan frasa melodi improvisasi kandidat solusi - : : fungsi target lokal atau aproksimasi untuk query instance. Diberikan sebuah query instance berupa frasa musik yang terdiri dari melodi asli dan akor tanpa melodi improvisasi, maka lakukan langkah-langkah berikut. 1. Didefinisikan,,, 2. argmin,, sehingga,,, 3. argmi,, sehingga,,, 4. Didefinisikan,,, 5. argmi, Gambar III-20 Algoritma Klasifikasi Sistem Pembelajaran Pola Improvisasi

28 III Analisis Kompleksitas Algoritma Pembelajaran dan Klasifikasi Dengan penggunaan algoritma k-nearest Neighbor terhadap penyelesaian masalah pembelajaran pola improvisasi, maka kompleksitas terbesar terletak pada proses pengklasifikasian, jauh lebih besar dibandingkan proses pembelajaran. Dengan demikian, kompleksitas proses pembelajaran yang hanya menyimpan data pelatihan dapat diabaikan. Untuk melakukan analisis terhadap kompleksitas algoritma klasifikasi, didefinisikan variabel-variabel sebagai berikut.,,,,,,,,,, : Mengacu kepada algoritma klasifikasi k-nearest Neighbor yang telah ditunjukkan pada Gambar III-20, terdapat 3 buah operasi utama yang dilakukan yaitu penghitungan jarak antar akor, jarak antar melodi asli, dan jarak antar melodi improvisasi. Selanjutnya akan dilakukan analisis kompleksitas algoritma terhadap ketiga buah operasi tersebut. Misalnya diberikan sebuah instance baru yang akan diklasifikasikan atau dicari frasa melodi improvisasinya. Pada operasi penghitungan jarak antar 2 buah akor, misalnya antara akor dan, tiap-tiap anggota interval dari akor akan dibandingkan dengan tiap-tiap anggota interval dari akor. Dengan demikian, terjadi operasi perbandingan. Jika operasi penghitungan jarak antar akor ini dilakukan pada semua instance pada data pelatihan, maka akan terjadi. operasi perbandingan. Jadi, kompleksitas operasi penghitungan jarak antar akor adalah sebesar..

29 III-29 Pada operasi penghitungan jarak antar 2 buah frasa melodi asli, frasa melodi asli instance akan dihitung nilai ketetanggan dengan tiap-tiap frasa melodi asli data pelatihan dengan akor sejenis (lihat Gambar III-21). Didefnisikan bahwa banyaknya anggota nada dari frasa melodi asli yang lebih sedikit jumlahnya sebagai dan yang lebih banyak jumlahnya sebagai. Maka, banyaknya operasi perkalian yang terjadi pada saat mencari nilai ketetanggaan antar 2 buah frasa melodi asli adalah. 1. Karena operasi penghitungan jarak antar frasa melodi asli hanya melibatkan frasafrasa melodi asli pada akor yang sejenis, maka akan terjadi operasi perkalian sebanyak.. 1. Pada kasus terburuk, jumlah instance data pelatihan dengan akor sejenis sama dengan total jumlah instance data pelatihan keseluruan. Maka, operasi perkalian pada kasus terburuk akan terjadi sebanyak.. 1 atau dapat dibulatkan ke atas menjadi.. Dengan demikian, kompleksitas operasi penghitungan jarak antar frasa melodi asli adalah sebesar.. Gambar III-21 Akor berdasarkan Nada Dasar Pada operasi penghitungan jarak antara frasa melodi asli dari instance dengan tiaptiap frasa melodi improvisasi kandidat solusi, kompleksitas operasi ini akan analog dengan kompleksitas operasi penghitungan jarak antar 2 buah frasa melodi asli yang sudah dijelaskan sebelumnya. Jika terdapat buah frasa melodi improvisasi kandidat solusi, maka kompleksitas operasi ini adalah sebesar..

30 III-30 Dengan demikian, kompleksitas total dari ketiga proses pencarian ketetanggaan pada fase klasifikasi sebuah instance baru adalah : Karena laju pertambahan. akan lebih dominan dibandingkan dengan. dan., maka. dan. dapat diabaikan sehingga untuk mengklasifikasikan 1 buah instance baru memiliki kompleksitas algoritma sebesar :.... Jika pada sebuah lagu terdapat buah frasa yang akan diklasifikasikan, maka kompleksitas algoritma klasifikasi untuk sebuah lagu adalah sebesar :.... Nilai p diperkirakan tidak akan bertambah secara signifikan karena jarang sekali ditemukan kasus adanya frasa yang sangat panjang atau bertambahnya panjang frasa rata-rata terhadap pertambahan jumlah frasa pelatihan. Oleh karena itu, laju pertumbuhan nilai akan relaitf lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan. Dengan demikian, dapat diabaikan sehingga kompleksitas algoritma klasifikasinya menjadi.. Jika diasumsikan bahwa nilai konstan, maka algoritma klasifikasi k-nearset Neighbor untuk membentuk pola improvisasi melodi jazz memiliki kompleksitas algoritma yang linear atau.

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Bab ini berisi perancangan perangkat lunak pembentuk pola improvisasi musik jazz bernama JazzML dan bagaimana impelemntasi hasil rancangan ke dalam kode program. 4.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai pendahuluan dari tugas akhir yang meliputi latar belakang, rumusan masalah yang diangkat, tujuan, batasan masalah, dan metodologi yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Pembelajaran Mesin untuk Mempelajari Pola Improvisasi Musik Jazz

Pembelajaran Mesin untuk Mempelajari Pola Improvisasi Musik Jazz Pembelajaran Mesin untuk Mempelajari Pola Improvisasi Musik Jazz LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai syarat kelulusan tingkat sarjana oleh : Muhammad Ghifary / 13505023 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN. 5.1 Tujuan Pengujian. 5.2 Kriteria Pengujian

BAB V PENGUJIAN. 5.1 Tujuan Pengujian. 5.2 Kriteria Pengujian BAB V PENGUJIAN Bab ini menjabarkan pengujian terhadap algoritma k-nearest Neighbor dalam membentuk pola improvisasi musik jazz, hasil pengujian dan analisis terhadap hasil pengujian. 5.1 Tujuan Pengujian

Lebih terperinci

Untuk MELODI IMPROVISASI ARANSEMEN. Djanuar Ishak, 2011

Untuk MELODI IMPROVISASI ARANSEMEN. Djanuar Ishak, 2011 BEBOP CHORD-SCALE Untuk MELODI IMPROVISASI ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 Intro Istilah SKALA BEBOP (bebop scale) berasal dari salah satu buku karangan David Baker, pakar musik jazz dari AMERIKA SERIKAT.

Lebih terperinci

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan BAB III Analisis Bab ini memuat analisis yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, berupa analisis terhadap rancangan pemrosesan, yang dibagi menjadi bagian Preprosesor, Algoritma Genetika, dan bagian

Lebih terperinci

Harmoni II. Kord Pengganti (Substitution Chord) Progresi II V I VI

Harmoni II. Kord Pengganti (Substitution Chord) Progresi II V I VI Harmoni II Progresi II V I VI Sekarang kita membahas Progresi II V I VI, progresi ini sangat umum digunakan oleh Musisi Pop dan Jazz. Dasar dari progresi ini dapat kita lihat dibawah ini : Disini dapat

Lebih terperinci

CHORD-SCALE DIATONIK MAYOR. untuk

CHORD-SCALE DIATONIK MAYOR. untuk CHORD-SCALE DIATONIK MAYOR untuk MELODI-IMPROVISASI-ARANSEMEN (Djanuar Ishak, 2011) Istilah Skala : tangganada, It., scala; Ingg., scale;. Akor : It. accordo; Ingg. chord; Diatonik mayor: tangga nada dengan

Lebih terperinci

Pendeteksian Plagiarisme Musik dengan Algoritma Boyer- Moore

Pendeteksian Plagiarisme Musik dengan Algoritma Boyer- Moore Pendeteksian Plagiarisme Musik dengan Algoritma Boyer- Moore Nicholas Rio - 13510024 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI

BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI BAB IV RANCANGAN GENERATOR MELODI Bab ini menjabarkan proses perancangan sistem generator melodi beserta hasilnya. Pertama, dibahas mengenai analisis skema dasar umum sistem untuk menyusun melodi dari

Lebih terperinci

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 CHORD-SCALE BLUES Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 INTRO ringkas Istilah Blues mengacu pada gaya musik (genre) yang berasal dari komunitas orang Amerika keturunan Afrika, dalam

Lebih terperinci

BAB IV Perancangan dan Implementasi

BAB IV Perancangan dan Implementasi BAB IV Perancangan dan Implementasi Bab ini memuat perancangan dan implementasi yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, mencakup deskripsi dan lingkungan implementasi perangkat lunak, rancangan dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK Alur walking bass merupakan hal yang relatif menarik bagi banyak musisi, khususnya jazz. Pemain bass diharapkan memainkan serangkaian nada-nada

Lebih terperinci

Sistem Tonjur untuk Membantu Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML

Sistem Tonjur untuk Membantu Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Sistem Tonjur untuk Membantu Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Hafid Inggiantowi / 13507094 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN

BAB III ANALISIS PERMASALAHAN BAB III ANALISIS PERMASALAHAN Bab ini menjabarkan proses analisis serta hasil yang didapatkan pada tahap analisis. Pertama, analisis mengenai pembagian mood untuk menentukan bagaimana melodi dapat dikelompokkan

Lebih terperinci

BASIC HARMONY INTERVALS

BASIC HARMONY INTERVALS BASIC HARMONY INTERVALS Oleh: Fikry Fatullah Interval adalah jarak antara 2 nada, kemampuan untuk mengidentifikasi interval secara instant adalah kemampuan yang harus dimiliki dengan baik terutama bagi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Musik

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Teori Musik BAB II DASAR TEORI Bab ini memuat ulasan dari riset-riset terkait yang berhubungan dengan topik tugas akhir ini, yaitu Pembelajaran Mesin untuk Mempelajari Pola Improvisasi Musik Jazz 2.1 Teori Musik 2.1.1

Lebih terperinci

www.gitarzoom.blogspot.com Salam.. Terimakasih Anda telah mendownload e-book ini, semoga apa yang tersaji didalamnya akan bermanfaat bagi Anda para Pecinta gitar Pendahuluan Pentatonik scale adalah sebuah

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar

PENDAHULUAN Tujuan Latar Belakang Ruang Lingkup Manfaat Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Nada dan Chord Gitar PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem pendengaran manusia memiliki kemampuan yang luar biasa dalam menangkap dan mengenali sinyal suara. Dalam mengenali sebuah kata ataupun kalimat bukanlah hal yang sulit

Lebih terperinci

Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf

Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf Analisis Progresi Chord Standar dengan Graf Arieza Nadya 35207 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung 4032, Indonesia

Lebih terperinci

Pembuatan Musik Tanpa Pola Dengan Menggunakan Algoritma Runut Balik

Pembuatan Musik Tanpa Pola Dengan Menggunakan Algoritma Runut Balik Pembuatan Musik Tanpa Pola Dengan Menggunakan Algoritma Runut Balik Aldrich Valentino Halim/13515081 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB)

Lebih terperinci

Penerapan Aritmatika Modulo Dalam Transposisi Modal

Penerapan Aritmatika Modulo Dalam Transposisi Modal Penerapan Aritmatika Modulo Dalam Transposisi Modal Adrian Hartarto Pramudita, 13515091 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB II Dasar Teori. 2.1 Algoritma Genetika Gambaran Umum

BAB II Dasar Teori. 2.1 Algoritma Genetika Gambaran Umum BAB II Dasar Teori Bab ini memuat dasar teori yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir, yaitu Algoritma Genetika; Musik dan Aransemen Musik; dan MusicXML. 2.1 Algoritma Genetika 2.1.1 Gambaran Umum Dalam

Lebih terperinci

Penerapan Pohon dan Modulo untuk Menentukan Akor Triad

Penerapan Pohon dan Modulo untuk Menentukan Akor Triad Penerapan Pohon dan Modulo untuk Menentukan Akor Triad Zulhendra Valiant Janir (13510045) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML

Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Sistem Tonjur untuk Menentukan Pasangan Main Angklung ke Pemain dengan Memanfaatkan MusicXML Hafid Inggiantowi Institut Teknologi Bandung Jln. Ganesha no. 10 Bandung, 40132, Indonesia hafidinggiantowi@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi BAB III ANALISIS BENTUK LAGU Wonderful Slippery Thing adalah salah satu karya Guthrie Govan dari album Erotic Cakes yang dirilis pada 1 januari 2006 oleh label sornford records, direkam di Headroom studios

Lebih terperinci

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM

PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM PENENTUAN AKOR GITAR DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA SHORT TIME FOURIER TRANSFORM Agustina Trifena Dame Saragih 1, Achmad Rizal 2, Rita Magdalena 3 Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Telkom Jl.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus BAB II DASAR TEORI 2.1 Meter Air Gambar 2.1 Meter Air Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus menerus melalui sistem kerja peralatan yang dilengkapi dengan unit sensor,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Penjadwalan 2.1.1 Definisi Penjadwalan Menurut Stevenson (Stevenson, 2009), penjadwalan adalah kegiatan yang berkaitan dengan membangun jaringan waktu dengan satu atau lebih sumber

Lebih terperinci

BAB V Pengujian. Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA.

BAB V Pengujian. Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA. BAB V Pengujian Bab ini memuat tujuan dan langkah-langkah pengujian, hasil dan analisis pengujian terhadap hasil implementasi dari program GAMA. 5.1 Tujuan Pengujian Berikut ini adalah tujuan dari pengujian.

Lebih terperinci

January 1 HARMONI MANUAL DIKTAT KULIAH. Oleh: HANNA SRI MUDJILAH HENI KUSUMAWATI. JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY

January 1 HARMONI MANUAL DIKTAT KULIAH. Oleh: HANNA SRI MUDJILAH HENI KUSUMAWATI. JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY HARMONI MANUAL January 1 2011 Oleh: HENI KUSUMAWATI (heni_kusumawati@uny.ac.id) DIKTAT KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY BAB I PENGENALAN AKOR PRIMER (I, IV, dan V) A. Akor Tonika (I), Akor

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta ANALISIS LAGU TOGETHER AGAIN DAN KARAKTERISTIK IMPROVISASI BABY SAXOPHONE DAVE KOZ (1963~) PADA KARYA TERSEBUT DALAM PENYAJIAN JAVA JAZZ FESTIVAL 2012 Eric Tertius Limanjaya, Andre Indrawan*) Program Studi

Lebih terperinci

APLIKASI IMPROVISASI SYMMETRTICAL SCALES PADA AKOR JAZZ FUSION. Oleh:

APLIKASI IMPROVISASI SYMMETRTICAL SCALES PADA AKOR JAZZ FUSION. Oleh: 1 APLIKASI IMPROVISASI SYMMETRTICAL SCALES PADA AKOR JAZZ FUSION Oleh: Livendi Hermawan Pradana Alumni Jurusan Musik FSP ISI Yogyakarta; email: livendi.hermawan@gmail.com Josias T. Adriaan Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERANCANGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI KUNCI SIMETRI DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN Ibrahim Arief NIM : 13503038 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung

Lebih terperinci

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan

(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak

Lebih terperinci

Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika

Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika Generator Melodi Berdasarkan Skala dan Akord Menggunakan Algoritma Genetika 1) Adi Nugroho, 2) Theophilus Erman Wellem, 3) Andi Taru Nugroho NW Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Digital [3] Citra atau gambar didefinisikan sebagai sebuah fungsi dua dimensi, f(x,y), di mana x dan y adalah koordinat bidang datar, dan harga fungsi f di setiap

Lebih terperinci

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik Pada Tanggal 9 Juli 2010 Oleh: SYEILENDRA JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik Nama Kelas/No. Absen :. :. Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik MATERI : Nada dan Interval 1. Standar nada secara internasional ditetapkan nada a adalah... A. 400 Hz B. 220 Hz

Lebih terperinci

PENERAPAN IMPROVISASI MODUS PADA LAGU BLUE MONK

PENERAPAN IMPROVISASI MODUS PADA LAGU BLUE MONK PENERAPAN IMPROVISASI MODUS PADA LAGU BLUE MONK KARYA THEOLINUS MONK Fuad Riadi Muhlis 1 Royke B. Koapaha 2 R. Agoeng Prasetyo 3 Abstract Keywords : Modus, Blue Monk, Improvisation. Abstrak Saat improvisasi,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI WALKING BASS. setengah laras (half-steps), nada akor (chord tones), Tangga nada (scales) dan

BAB II LANDASAN TEORI WALKING BASS. setengah laras (half-steps), nada akor (chord tones), Tangga nada (scales) dan BAB II LANDASAN TEORI WALKING BASS Walking bass mengacu pada alur nada-nada seperempat dimainkan oleh pemain bass jazz. Alur bass ini dibangun menggunakan pendekatan langkah setengah laras (half-steps),

Lebih terperinci

Apa itu is K-Nearest Neighbor (KNN) Algorithm?

Apa itu is K-Nearest Neighbor (KNN) Algorithm? K-Nearest Neighbor Pendahuluan K-Nearest Neighbour atau KNN adalah salah dari algoritma instance based learning atau case-based reasoning. Definisi case based reasoning: KNN digunakan dalam banyak aplikasi

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 2016 Teori Musik I (Musik Tonal) Oleh: Ovan Bagus Jatmika, M.Sn. Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta 2016 JUDUL BUKU Teori Musik I (Musik Tonal) Cetakan Pertama, 2016 Desain Sampul Herda

Lebih terperinci

IMPROVISASI GITAR PADA SISTEM AKOR ALLAN HOLDSWORTH

IMPROVISASI GITAR PADA SISTEM AKOR ALLAN HOLDSWORTH Halaman Judul PENERAPAN IMPROVISASI GITAR PADA SISTEM AKOR ALLAN HOLDSWORTH NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: GALIH RAMADHAN NIM. 1211778013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA

Lebih terperinci

K NEAREST NEIGHBOR INFORMATION RETRIEVAL (SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI)

K NEAREST NEIGHBOR INFORMATION RETRIEVAL (SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI) K NEAREST NEIGHBOR INFORMATION RETRIEVAL (SISTEM TEMU KEMBALI INFORMASI) Disusun Oleh : Alfian Sukma 081116007 Dian Ramadhan 081211631003 Bagus Puji Santoso 081211631061 Tiara Ratna Sari 081211632014 Ni

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Noise Pada saat melakukan pengambilan gambar, setiap gangguan pada gambar dinamakan dengan noise. Noise dipakai untuk proses training corrupt image, gambarnya diberi noise dan

Lebih terperinci

Algoritma Greedy untuk Pengambilan Keputusan dalam Permainan Kartu Hearts

Algoritma Greedy untuk Pengambilan Keputusan dalam Permainan Kartu Hearts Algoritma Greedy untuk Pengambilan Keputusan dalam Permainan Kartu Hearts Kanisius Kenneth Halim (13515008) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. musik. Salah satu seni yang menarik untuk diketahui dan yang paling sering

BAB 1 PENDAHULUAN. musik. Salah satu seni yang menarik untuk diketahui dan yang paling sering BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia di dunia ini tidak lepas kaitannya dengan seni. Berbagai macam seni ada di dunia ini. Contohnya seni lukis, seni pahat, seni tari, seni rupa, seni musik. Salah

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN NADA TUNGGAL KEYBOARD (ORGEN) PADA PC BERBASIS MATLAB Supriansyah 1, Dr. Yeffry Handoko Putra, MT 2 1 Jurusan Teknik Komputer Unikom, 2 Jurusan Magister Sistem Informasi Unikom

Lebih terperinci

HARMONI MODERN. UNTUK SMK Semester 2. Drs. Heri Yonathan, M.Sn. iii

HARMONI MODERN. UNTUK SMK Semester 2. Drs. Heri Yonathan, M.Sn. iii Drs. Heri Yonathan, M.Sn. HARMONI MODERN UNTUK SMK Semester 2 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2013 iii Harmoni modern KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Greedy untuk Mencari Solusi Optimal dalam Permainan Brick Breaker

Penggunaan Algoritma Greedy untuk Mencari Solusi Optimal dalam Permainan Brick Breaker Penggunaan Greedy untuk Mencari Solusi Optimal dalam Permainan Brick Breaker Nanda Ekaputra Panjiarga 13509031 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan BAB II LANDASAN TEORI 2.. Logika Fuzzy Fuzzy set pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Lotfi Zadeh, 965 orang Iran yang menjadi guru besar di University of California at Berkeley dalam papernya yang monumental

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Musik merupakan hal yang paling banyak disukai oleh kebanyakan orang di seluruh dunia ini. Ada berbagai aliran musik yang tercipta dari berbagai belahan dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang

BAB I PENDAHULUAN. berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia dapat berlaku dimanapun dan kapanpun pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran,

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

DIMINISHED CHORD-SCALE

DIMINISHED CHORD-SCALE DIMINISHED CHORD-SCALE untuk MELODI-IMPROVISASI-ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 Perlu kiranya disampaikan terlebih dahulu bahwa ada beberapa cara yang digunakan orang untuk memaparkan topik tentang skala

Lebih terperinci

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional

BAB III. PECAHAN KONTINU dan PIANO. A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional BAB III PECAHAN KONTINU dan PIANO A. Pecahan Kontinu Tak Hingga dan Bilangan Irrasional Sekarang akan dibahas tentang pecahan kontinu tak hingga yang diawali dengan barisan tak hingga bilangan bulat mendefinisikan

Lebih terperinci

ANALISIS TANGGA NADA DAN MODUS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK PADA LAGU BLUES 12 BAR PROGRESI I-IV-V. TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik

ANALISIS TANGGA NADA DAN MODUS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK PADA LAGU BLUES 12 BAR PROGRESI I-IV-V. TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik ANALISIS TANGGA NADA DAN MODUS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK PADA LAGU BLUES 12 BAR PROGRESI I-IV-V TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik DISUSUN OLEH: Ade Chrisnajaya NIM : 1011612013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS

Lebih terperinci

Aplikasi Graf dan Pembangkit Bilangan Acak pada Dasar Pengembangan Program Penghasil Musik Latar Ruang Belajar

Aplikasi Graf dan Pembangkit Bilangan Acak pada Dasar Pengembangan Program Penghasil Musik Latar Ruang Belajar Aplikasi Graf dan Pembangkit Bilangan Acak pada Dasar Pengembangan Program Penghasil Musik Latar Ruang Belajar Helena Suzane Graciella 13515032 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan

Lebih terperinci

FUZZY-NEURO LEARNING VECTOR QUANTIZATION (FNLVQ)

FUZZY-NEURO LEARNING VECTOR QUANTIZATION (FNLVQ) BAB 2 FUZZY-NEURO LEARNING VECTOR QUANTIZATION (FNLVQ) Bab ini akan menjelaskan algoritma pembelajaran FNLVQ konvensional yang dipelajari dari berbagai sumber referensi. Pada bab ini dijelaskan pula eksperimen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini dijelaskan teori mengenai memori, relative pitch, jenis-jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini dijelaskan teori mengenai memori, relative pitch, jenis-jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan teori mengenai memori, relative pitch, jenis-jenis interval, serta perancangan alat ukur relative pitch. A. Memori 1. Definisi Memori Memori, dalam Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya

BAB I PENDAHULUAN. bentuk partitur atau tulisan musik. Pemain musik melalui alat musiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni musik merupakan salah satu media atau sarana dalam mengekspresikan diri. Manusia menggunakan bunyi melalui suara manusia atau melalui ragam alat musik. Instrumen

Lebih terperinci

PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM

PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM. 1211843013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Semester

Lebih terperinci

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS

APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS APLIKASI UNTUK PREDIKSI JUMLAH MAHASISWA PENGAMBIL MATAKULIAH DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIKA, STUDI KASUS DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITS Hafid Hazaki 1, Joko Lianto Buliali 2, Anny Yuniarti 2

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 3.1 Sistem Pakar Sistem pakar adalah suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis menguraikan landasan teori, kerangka pikir, pengetahuan dan teknik yang digunakan untuk membangun sistem ini. 2.1. Biola Biola adalah sebuah alat musik dawai

Lebih terperinci

INTELEGENSI BUATAN. Mesin Pembelajaran (Machine Learning)

INTELEGENSI BUATAN. Mesin Pembelajaran (Machine Learning) INTELEGENSI BUATAN Mesin Pembelajaran (Machine Learning) M. Miftakul Amin, M. Eng. e-mail: mmiftakulamin@gmail.com website : http://mafisamin.web.ugm.ac.id Jurusan Teknik Komputer Politeknik Negeri Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Optimasi Menurut Nash dan Sofer (1996), optimasi adalah sarana untuk mengekspresikan model matematika yang bertujuan memecahkan masalah dengan cara terbaik. Untuk tujuan bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting. Notasi musik merupakan media agar hasil karya musik seseorang

BAB I PENDAHULUAN. penting. Notasi musik merupakan media agar hasil karya musik seseorang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam dunia seni musik, notasi merupakan salah satu komponen yang penting. Notasi musik merupakan media agar hasil karya musik seseorang dapat dimainkan kembali. Lagu-lagu

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 20 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras Sistem ini hanya menggunakan beberapa perangkat keras yang umum digunakan, seperti mikrofon, speaker (alat pengeras suara), dan seperangkat komputer

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2003/2004 PENGENALAN NADA PADA INSTRUMEN MUSIK AKUSTIK Antonius Daniel Kurniawan (0400537123) Herry Zhouldy

Lebih terperinci

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015

PENGANTAR TOPOLOGI. Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si EDISI PERTAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 PENGANTAR TOPOLOGI EDISI PERTAMA Dosen Pengampu: Siti Julaeha, M.Si UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2015 by Matematika Sains 2012 UIN SGD, Copyright 2015 BAB 0. HIMPUNAN, RELASI, FUNGSI,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Text Mining Text Mining merupakan penerapan konsep dan teknik data mining untuk mencari pola dalam teks, proses penganalisaan teks guna menemukan informasi yang bermanfaat untuk

Lebih terperinci

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo

Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Studi dan Implementasi Integrasi Monte Carlo Firdi Mulia - 13507045 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Bab ini berisi penjelasan mengenai analisis sistem pencarian melodi pada file

BAB III ANALISIS. Bab ini berisi penjelasan mengenai analisis sistem pencarian melodi pada file BAB III ANALISIS Bab ini berisi penjelasan mengenai analisis sistem pencarian melodi pada file MIDI yang akan dikembangkan. Secara garis besar, sistem akan menerima masukan query berupa melodi monofonik,

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN NOTASI MUSIK PIANO UNTUK MELATIH MENINGKATKAN KECERDASAN MANUSIA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN NOTASI MUSIK PIANO UNTUK MELATIH MENINGKATKAN KECERDASAN MANUSIA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN NOTASI MUSIK PIANO UNTUK MELATIH MENINGKATKAN KECERDASAN MANUSIA MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Ermayanti Astuti, M.Kom 1,2 Teknik Informatika Komputer, Fakultas Ilmu Komputer,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami

BAB I PENDAHULUAN. berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik adalah cabang seni yang membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang dapat dimengerti dan dipahami manusia (Banoe, 2003: 288). Musik

Lebih terperinci

Oleh : Teguh Budiawan. Mengenal dasar. not balok. modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester

Oleh : Teguh Budiawan. Mengenal dasar. not balok. modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester Oleh : Teguh Budiawan Mengenal dasar not balok modul pengantar belajar awal tahun ajaran hingga ujian tengah semester Materi Dasar Not Balok (materi awal tahun ajaran hingga UTS) Pada umumnya kita lebih

Lebih terperinci

ANALISIS PERMAINAN IMPROVISASI GITAR CHUCK LOEB PADA LAGU JUST US NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Ramadhan Al Muttaqin

ANALISIS PERMAINAN IMPROVISASI GITAR CHUCK LOEB PADA LAGU JUST US NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Ramadhan Al Muttaqin ANALISIS PERMAINAN IMPROVISASI GITAR CHUCK LOEB PADA LAGU JUST US NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Ramadhan Al Muttaqin 1211852013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk 6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar / Umum Landasan teori dasar / umum yang digunakan dalam penelitian ini mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. 2.1.1 Speaker Recognition Pada

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION

IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION IMPLEMENTASI ALGORITMA FRACTAL NEIGHBOUR DISTANCE UNTUK FACE RECOGNITION Garibaldy W Mukti 13506004 Teknik Informatika ITB alamat : Srigading 29, Bandung 40132 email: subghost1802000@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN SENI MUSIK NON KLASIK No (IPK) I.1 Pedagogik Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual

Lebih terperinci

NOTASI BALOK. Oleh: Inggit Sitowati

NOTASI BALOK. Oleh: Inggit Sitowati NOTASI BALOK Oleh: Inggit Sitowati PARANADA (STAFF) Lima garis lurus sejajar berjarak sama, memanjang dari kiri ke kanan, sebagai tempat menuliskan not balok. Garis-garis dalam paranada diberi nomor. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 LOGIKA FUZZY Titik awal dari konsep modern mengenai ketidakpastian adalah paper yang dibuat oleh Lofti A Zadeh, dimana Zadeh memperkenalkan teori yang memiliki obyek-obyek dari

Lebih terperinci

Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound

Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound Memecahkan Puzzle Hidato dengan Algoritma Branch and Bound Hanny Fauzia 13509042 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung

Lebih terperinci

Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map

Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map Implementasi Greedy Dalam Menemukan Rangkaian Logika Minimal Menggunakan Karnaugh Map Aldy Wirawan 13511035 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

Penggunaan Elemen Musik dalam Kriptografi

Penggunaan Elemen Musik dalam Kriptografi Penggunaan Elemen Musik dalam Kriptografi Emeraldy Widiyadi 13508067 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10 Bandung 40132, Indonesia

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN SISTEM 34 BAB III ANALISA MASALAH DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. Permasalahan yang ada Sering kali user kesulitan mengarang musik untuk menjadi sebuah lagu yang baik, Masalah yang dihadapi adalah terbatasnya penyediaan

Lebih terperinci

ANALISIS PENDEKATAN IMPROVISASI SAKSOFON ALTO LAGU GROOVOLOGY KARYA GERALD ALBRIGHT NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS PENDEKATAN IMPROVISASI SAKSOFON ALTO LAGU GROOVOLOGY KARYA GERALD ALBRIGHT NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PENDEKATAN IMPROVISASI SAKSOFON ALTO LAGU GROOVOLOGY KARYA GERALD ALBRIGHT NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Filemon Alfian Kristandy NIM. 1211833013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Sonata Jazz Reggae merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan menggunakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Perumusan Masalah Penelusuran tentang fenomena belalang merupakan bahasan yang baik untuk dipelajari karena belalang dikenal suka berkelompok dan berpindah. Dalam kelompok,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi My Son My Hero yang terinspirasi oleh kehadiran Giorgio, anak penulis ini, akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.6. Jaringan Syaraf Tiruan Jaringan syaraf tiruan atau neural network merupakan suatu sistem informasi yang mempunyai cara kerja dan karakteristik menyerupai jaringan syaraf pada

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Dalam sistem pembentukan akor dan berimprovisasi Allan sangat unik, memiliki teori

BAB IV PENUTUP. Dalam sistem pembentukan akor dan berimprovisasi Allan sangat unik, memiliki teori BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Setelah melakukan proses studi penelitian dalam karya tulis ini, penulis mencoba menganalisi terbentuknya suatu akor dan cara berimprovisasi sistem Allan Holdsworth. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK Bab ini menjelaskan perancangan dan implementasi yang dilakukan. Tahap pertama dimulai dengan merancang beberapa classifier yaitu jaringan saraf tiruan

Lebih terperinci

Dalam sesuatu muzik, terdapat bunyi berkala iaitu bunyi yang tetap yang boleh ditepuk sepanjang muzik tersebut.

Dalam sesuatu muzik, terdapat bunyi berkala iaitu bunyi yang tetap yang boleh ditepuk sepanjang muzik tersebut. A. KONSEP MUZIK 1. IRAMA a. Dalam irama terdapat detik, meter, corak irama, tempo dan rentak. b. Pada irama juga terdapat nilai not dan tanda rehat yang berbeza. c. Kesemua not dan tanda rehat ini mempunyai

Lebih terperinci