BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Perusahaan Perseroan didirikan dalam rangka Undang-Undang Dasar No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dengan Akta Notaris Kartini Muljadi, SH di Jakarta tertanggal 11 Juli 1977 No. 88 yang kemudian diubah dengan akta-akta Notaris yang sama tertanggal 30 November 1977 No. 289 dan tertanggal 17 Maret 1978 No. 162 dan akta-akta mana telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/III/13 tertanggal 8 Juni 1978, didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta pada tanggal 26 Oktober 1978 No dan kemudian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 21 November 1978 No. 93, tambahan No Perseroan didirikan pada tanggal 11 Juli 1977 dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) dengan perbandingan kepemilikan saham pada saat didirikan adalah sebagai berikut : 1. Pihak Swasta Nasional Indonesia yaitu PT. Bumi Indonesia Djaya dan CV. Surya 65%. 2. Bagi pihak Swasta Jepang terdiri dari Toto Ltd dan Kashima Trading Company Ltd 35%. Setelah mengalami beberapa kali perubahan, maka struktur pemegang saham saat itu adalah sebagai berikut : 1. Pihak Indonesia terdiri dari PT. Surya Paramitra Abadi, PT. Multi Fortuna ASINDO dan PT Intimitra Sejahtera 65%. 2. Toto Ltd serta Kashima Trading Company Ltd 35%. Produksi komersial dimulai pada bulan Februari 1979 dan usaha Perseroan berkembang dengan pesat, terutama sejak tahun Kepesatan perkembangan ini lebih terpacu lagi 52

2 dengan keberhasilan Perseroan mengisi pasar ekspor melengkapi pemasaran global dari Toto, Ltd, Jepang. Produk Perseroan, yang dipasarkan baik untuk lokal maupun ekspor mempunyai kualitas yang bermutu tinggi. Ketentuan ini secara ketat telah diberlakukan secara konsekuen dan konsisten sejak awal berdirinya Perseroan. Pada bulan September 1989, Perseroan baru saja menyelesaikan perluasan usaha dengan menambah unit pabrik saniter yang ke-3. Dengan demikian kapasitas produksi meningkat menjadi dua kali kapasitas semula. Namun kapasitas inipun masih dirasakan kurang karena pesatnya perkembangan pasar baik dalam maupun ekspor. Pada saat ini Perseroan memiliki 3 pabrik antara lain di Desa Sukamantri, Serpong dan Tangerang. Pada tanggal 22 September 1990, Perseroan telah mendapat izin dari Ketua Bapepam atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk menawarkan kepada masyarakat sebanyak saham biasa atas nama yang terdiri dari saham biasa atas nama yang baru dan saham biasa atas nama milik para Pemegang Saham lama. Dengan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan pada penawaran tersebut, maka susunan Modal Saham Perseroan menjadi : 1. TOTO Ltd 26,25% 2. Kashima Trading Co.Ltd 4,375% 3. PT. Suryaparamitra Abadi 25,1% 4. PT. Multifortuna ASINDO 25,1% 5. PT. Intimitra Sejahtera 6,675% 6. Masyarakat 12,5% 53

3 Kemudian pada tanggal 31 Desember 2005 Saham dan Kepemilikan berubah menjadi : 1. Toto Ltd 39,5% 2. PT. Suryaparamitra Abadi 25,2% 3. PT. Multifortuna Asindo 29,9% 4. Masyarakat 5,4% Dengan jumlah saham , serta modal dasar sebesar Rp dan jumlah pemegang saham sebanyak 187. Perseroan ini mempunyai investor asing sebesar 41,92% dan investor lokal sebesar 58,08%. Ekspansi pabrik baru saniter yang beroperasi penuh pada bulan Juli, meningkatkan kapasitas produksi sekitar 15%, bertepatan dengan meningkatnya permintaan pasar domestik dan ekspor, menjadikan tahun 2005 sebagai tahun yang baik buat perusahaan. Dalam rangka meningkatkan Tata Kelola Perusahaan yang baik seperti yang diharapkan oleh Otoritas Pemerintah dan stakeholders, dalam Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2005 telah ditunjuk seorang Komisaris Independen, Perusahaan telah segera membentuk Board of Director Charter dan Board of Commissioner Charter, demikian juga Audit Committee Charter serta Internal Audit Charter. Pertemuan rutin dengan Dewan Direksi telah berjalan lancar dan Internal Audit Departemen mulai ditingkatkan aktivitas kerjanya agar keterbukaan, kejelasan dan ketepatan serta kebenaran dapat semakin disempurnakan dan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku. Pada tanggal 30 September 2005, Perusahaan menerima Indonesian Customer Satisfaction Award (ICSA), merek TOTO terpilih diantara 200 merek-merek terkenal di Indonesia, seperti Sony, Nokia, Toyota, BCA, ABC dan sebagainya. Desember 2005 Perusahaan menerima sertifikasi ISO Sistim Manajemen Lingkungan, ini sesuai dengan komitmen Perusahaan yaitu untuk menjadi Perusahaan yang ramah terhadap lingkungan. 54

4 4.2 Kondisi Perusahaan Kondisi persaingan yang dihadapi oleh perusahaan disajikan pada gambar 4.1 Analisa Porter pada PT.Surya Toto Indonesia, Tbk adalah sebagai berikut: Ancaman Pendatang Barunya yaitu : - HSG - Wasser - Parma - Amstad Kekuatan Pemasok Pemasoknya: - Pemasok kaolin - Pemasok Clay - Pemasok Feldspar Persaingan industri - Toto - Kia - Ina Kekuatan tawar menawar pembeli: - Para konsumen individu - Toko-toko retail (dealer) Pengganti / Subtitusi Tradisional Gambar 4.1 Lima Kekuatan Porter 55

5 4.2.1 Persaingan Dalam Industri PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada dalam persaingan yang cukup ketat yang bergerak dalam bidang industri yang sama. Adapun pesaing-pesaingnya yaitu : Kia, Ina. Kia dan Ina merupakan pesaing utama dari Toto yang sudah lama bergerak di bidang saniter Ancaman Pendatang Baru Rintangan untuk keluar masuk industri ini terbilang cukup besar. Hal ini disebabkan karena rintangan yang menghalangi masuknya pendatang baru cukup banyak. Beberapa rintangan yang menjadi pertimbangan pendatang baru adalah dari faktor skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, akses kesaluran distribusi, dan biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala. Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa pendatang baru untuk beroperasi dalam skala besar dan menghadapi resiko, atau beroperasi dalam skala kecil tetapi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Diferensiasi produk menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan yang telah ada, sebab perusahaan tertentu telah mempunyai identifikasi merek dan kesetiaan pelanggan yang disebabkan oleh periklanan, pelayanan, dan perbedaan produk. Kebutuhan dalam menanamkan modal yang besar agar dapat bersaing menjadi salah satu ancaman yang harus dipertimbangkan dalam memasuki industri saniter. Hambatan masuk dari akses kesaluran distribusi menjadi salah satu rintangan, karena menjadi tantangan tersendiri bagi pendatang baru dalam mencari saluran distribusi dan juga mengamankan saluran distribusinya. Rintangan yang terakhir adalah dari segi biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala. Perusahaan yang telah mapan mungkin memiliki keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru atau dimiliki oleh pendatang baru, sebab perusahaan yang telah mapan memiliki pengalaman dalam menghadapi para pemasok, 56

6 maupun dalam menghadapi kondisi pasar. Adapun pendatang-pendatang baru dalam pasar yaitu : HSG yang berasal dari Taiwan dan Wasser yang berasal dari Korea sedangkan pendatang yang berasal dari China antara lain Parma, Amstad, Carlo dan Inova Pengganti / Barang Substitusi Barang pengganti / substitusi dari kloset yaitu peralatan dengan fungsi yang sama yang sifatnya masih tradisional Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Tawar menawar pembeli bersifat sedang karena dalam hal ini pembeli mempunyai pilihan yang berbeda-beda, sesuai dengan keinginan dan kemampuan keuangan pembeli yang dimiliki, karena produk yang ditawarkan TOTO mempunyai range yang lebar. Produk yang dihasilkan oleh PT. Surya Toto Indonesia, Tbk harganya standar mulai berkisar dari Rp ,- sampai Rp ,- bahkan ada yang sampai dengan Rp ,-. Kondisi pembeli disini lemah, karena berapa pun harga produk wastafel atau kloset, pembeli tetap ingin membelinya Kekuatan Tawar Menawar Pemasok Pemasok bahan baku dari PT. Surya Toto Indonesia,Tbk merupakan pemasok-pemasok dari luar negeri dan dalam negeri, dari luar negeri antara lain China, Eropa dan Jerman, sedangkan dari dalam negeri khususnya untuk bagian pewarnaan dan plastik dari Lautan Mas. Jadi berdasarkan lima kekuatan Porter diatas, maka dapat disimpulkan bahwa PT. Surya Toto Indonesia, Tbk mempunyai persaingan industri di bidang saniter, yaitu Kia dan Ina yang merupakan pesaing utama dari Toto yang sudah lama bergerak di bidang saniter. 57

7 Selain itu juga mempunyai pesaing pendatang baru didalam industri yang sama, adapun pendatang-pendatang baru dalam pasar yaitu : HSG yang berasal dari Taiwan dan Wasser yang berasal dari Korea sedangkan pendatang yang berasal dari China antara lain Parma, Amstad, Carlo dan Inova. Bahkan kekuatan pemasok bahan baku dari PT. Surya Toto Indonesia,Tbk berasal dari luar negeri dan dalam negeri, dari luar negeri antara lain China, Eropa dan Jerman, sedangkan dari dalam negeri khususnya untuk bagian pewarnaan dan plastik dari Lautan Mas. Produk yang dihasilkan oleh PT. Surya Toto Indonesia, Tbk harganya standar mulai berkisar dari Rp ,- sampai Rp ,- bahkan ada yang sampai dengan Rp ,- dan untuk pengganti / barang substitusi masih digunakannya cara tradisional. 4.3 Operasional Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia, Tbk adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha memproduksi barang-barang saniter dan alat-alat perlengkapannya. Saniter bahan baku utama untuk memproduksi barang-barang saniter keramik seperti kaolin, tanah liat, feldspar, olomite dan sebagainya. Barang-barang saniter dari keramik yang diproduksi adalah perlengkapan mandi yang meliputi kloset, bidet, urinal, wastafel dan perlengkapan kamar mandi lainnya. Fitting : bahan baku utamanya berupa barang jadi pengecoran kuningan, barang-barang metal fittings yang meliputi puluhan model kran dan perlengkapan mandi lainnya. Untuk bahan baku yang dibutuhkan masih perlu di impor pembelian dilakukan setiap kuartal untuk penyediaan kebutuhan 3-6 bulan. Agar diperoleh harga beli yang ekonomis. Perseroan menghindari ketergantungan pembelian pada satu supplier dan selalu mengembangkan peluang yang ada untuk menekan harga pembeliannya. Namun perusahaan juga terus meningkatkan pengadaan barang sejenis dari sumber dalam negeri. 58

8 Dengan didirikannya pabrik pengecoran kuningan pada tahun 1992, maka ketergantungan terhadap bahan baku impor diharapkan dapat ditekan serendah mungkin. 4.4 Tahap Pengumpulan Data PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Faktor Internal (Kekuatan dan Kelemahan) PT. Surya Toto Indonesia Tbk Berikut adalah hasil rekapitulasi terhadap faktor internal PT. Surya Toto Indonesia Tbk, yaitu mengenai faktor kekuatan dan faktor kelemahan perusahaan Hasil Faktor Kekuatan (Strength) PT. Surya Toto Indonesia, Tbk : 1. Brand Image. Sejak tahun 1960 PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sudah ada di Indonesia, dan masyarakat sudah mengenal nama TOTO dengan kualitas produknya. Hal ini tentu menjadi kekuatan bagi perusahaan karena TOTO sudah mempunyai Brand Image di kalangan masyarakat. 2. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). Mesin R&D (Research & Development) ini gunanya untuk study product agar bisa di upgrade dan memproduksi produk-produk yang terbaru dan lebih bagus lagi. Mesin ini digunakan sejak tahun Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO PT. Surya Toto Indonesia, Tbk menerima ISO 9001 dan ISO pada tanggal 20 Desember Kualitas produk TOTO sangat bagus hingga memenuhi standard dan mendapatkan ISO 9001 dan ISO Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sudah memiliki pabrik pembuatan saniter sendiri di Indonesia yang berlokasi di Tangerang, hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi perusahaan dimana konsumen bisa mendapatkan spare part dalam waktu 59

9 yang singkat apabila ada kerusakan pada wastafel atau kloset. Sedangkan perusahaan saniter yang lainnya belum mempunyai pabrik sendiri di Indonesia dan kebutuhan spare part harus langsung ke pabriknya yang berada di luar negeri dan hal ini memakan waktu yang lama. 5. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia. Karena produk TOTO sudah terkenal melalui brand image dan kualitasnya, maka produk TOTO sudah hampir tersebar di seluruh Indonesia, diantaranya yaitu : Surabaya, Bandung, Pontianak, Palembang, Bali, Manado, Medan, Ujung Pandang, Yogyakarta, Padang, Pekan Baru dan Semarang Hasil Faktor Kelemahan ( Weakness) PT. Surya Toto Indonesia Tbk : 1. Design / model fitting yang standar. Fitting yang diproduksi oleh TOTO memang mempunyai design / model yang standar, karena perusahaan lebih fokus kepada produksi saniter. 2. Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi. Hal ini merupakan kelemahan bagi PT. Surya Toto Indonesia, Tbk karena perusahaan jika memproduksi produk saniter dengan jumlah 100 unit, maka setelah hasil proses produksi, yang bisa di pasarkan hanya 60% - 80%, dan sisanya tidak dapat dipasarkan, karena quality kontrol nya tepat. Sehingga hal tersebut dapat menjadi kerugian bagi perusahaan. 3. Kurangnya agresif dalam promosi. Berhubung TOTO sudah mempunyai brand image dan terkenal dengan kualitasnya yang bagus, maka dalam hal ini TOTO kurang mempromosikan produknya melalui media cetak, iklan dan lain sebagainya. 60

10 4. Terlalu banyaknya karyawan Kurangnya perusahaan dalam memperhatikan karyawannya karena disebabkan oleh banyaknya karyawan pada PT. Surya Toto Indonesia, Tbk yang berjumlah orang, dan ini menjadi salah satu kelemahan bagi perusahaan. 5. Terlalu banyaknya proses birokrasi. Rata-rata perusahaan besar mempunyai proses birokrasi yang cukup rumit, PT. Surya Toto Indonesia, Tbk merupakan salah satu perusahaan besar yang mempunyai sistem birokrasi yang cukup rumit dan memakan waktu yang agak lam, karena setiap keputusan yang harus diambil tidak bisa dilakukan, harus melalui prosedur, contohnya : jika ingin mengeluarkan design baru, perusahaan harus meminta persetujuan oleh TOTO yang berada di Jepang Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Berikut adalah hasil rekapitulasi terhadap faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia Tbk, yaitu faktor peluang dan faktor ancaman perusahaan Hasil Faktor Peluang (Opportunity) PT. Surya Toto Indonesia, Tbk : 1. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia. Dengan adanya pembangunan mall-mall seperti Senayan City, Cilandak Town Square dan apartemen sekarang ini seperti Pallazo dan Mediterania, maka hal tersebut merupakan peluang bagi perusahaan untuk memasarkan produknya. 2. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. Kebutuhan manusia terhadap saniter merupakan kebutuhan primer, dan tingginya kebutuhan tersebut merupakan faktor peluang bagi perusahaan. 3. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. 61

11 Keadaan ekonomi dan politik di Indonesia yang tidak stabil sekarang ini, menjadikan perusahaan-perusahaan saniter lainnya masih sedikit yang mau berinvestasi di Indonesia. 4. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. Masih ada atau banyaknya negara yang belum maju / sudah maju seperti Afrika, Australia, Eropa dan lainnya yang belum menggunakan produk TOTO. 5. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. Sekarang ini juga masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok, seperti di daerah-daerah dan desa Hasil Faktor Ancaman (Threath) PT.Surya Toto Indonesia, Tbk : 1. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. Dengan adanya pesaing dari China dalam bidang industri yang sama seperti : Parma, Amstad, Carlo dan Inova. Hal ini merupakan ancaman bagi perusahaan apalagi harga dari China jauh lebih murah mulai dari Rp ,- sampai dengan Rp ,-. 2. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. Dengan sering terjadinya kejadian demonstrasi buruh di DPR menandakan bahwa UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus, dan pemerintahan yang kurang bersikap demokratis. 3. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. Adanya ketidakstabilitasan Rp terhadap US$ yang tidak menentu sekarang ini bisa membawa ancaman bagi perusahaan, karena pemasok bahan baku TOTO berasal dari luar negeri. 62

12 4. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil dapat menjadi ancaman bagi perusahaan, karena dengan adanya ketidakstabilan tersebut maka cost produksi bisa meningkat. 5. Adanya tiruan barang TOTO. Banyak perusahaan lain yang mengcopy design TOTO, bahkan ada yang memakai merek TOTO pada produk saniter tetapi spare part-nya bukan dari TOTO melainkan dari spare part China, hal ini merupakan ancaman bagi TOTO karena dapat merusak merek dan images TOTO di masyarakat Hasil Gabungan Antara Faktor Internal dan Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Setelah melakukan rekapitulasi terhadap faktor internal dan faktor eksternal perusahaan maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan gabungan antara keduanya, yaitu memilih faktor-faktor mana yang dianggap lebih berpengaruh dibandingkan dengan faktor yang lainnya. 63

13 Tabel 4.1 Hasil Gabungan Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk No Faktor Internal Perusahaan S-1 Brand Image. S-2 Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). S-3 Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO S-4 Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. S-5 Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia. W-1 Design / model fitting yang standar. W-2 Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi. W-3 Kurangnya agresif dalam promosi. W-4 Terlalu banyaknya karyawan. W-5 Terlalu banyaknya proses birokrasi. Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Keterangan Tabel : S= Strength (kekuatan) W= Weaknes (kelemahan) 64

14 Tabel 4.2 Hasil Gabungan Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk No. Faktor Eksternal Perusahaan O-1 Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia. O-2 Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. O-3 Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. O-4 Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. O-5 Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. T-1 Pesaing dari China di bidang industri yang sama. T-2 UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. T-3 Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. T-4 Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. T-5 Adanya tiruan barang TOTO. Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Keterangan Tabel : O= Opportunity (Peluang) T= Threat (Ancaman) Hasil Dari Kuesioner Wawancara Pembobotan Faktor Internal dan Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Langkah selanjutnya dalam tahap pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner wawancara pembobotan faktor internal (lampiran 2) dan faktor eksternal (lampiran 6) untuk menentukan bobot terhadap hasil gabungan yang telah dilakukan sebelumnya. Bobot tersebut akan digunakan untuk mengukur relatif kepentingan dengan metode 65

15 perbandingan berpasangan. Berikut adalah hasil kuesioner wawancara pembobotan baik untuk faktor internal(table 4.1) maupun faktor eksternal (table 4.2) Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Wawancara Pembobotan Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk No. 1. S-1 S-2 2. S-1 S-3 3. S-1 S-4 4. S-1 S-5 5. S-1 W-1 Keterangan a. Brand Image. b. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). a. Brand Image. b. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO a. Brand Image. b. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. a. Brand Image. b. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia a. Brand Image. b. Design / model fitting yang standar. Mana yang lebih Bobot berpengaruh (a atau b)? A 4 A 3 66

16 6. S-1 W-2 7. S-1 W-3 8. S-1 W-4 9. S-1 W S-2 S S-2 S S-2 S S-2 W-1 a. Brand Image. b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi a. Brand Image. b. Kurangnya agresif dalam promosi a. Brand Image. b. Terlalu banyaknya karyawan. a. Brand Image. b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). b. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). b. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). b. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). b. Design / model fitting yang standar. A 3 B 3 B 2 A 3 A 3 67

17 14. S-2 W S-2 W S-2 W S-2 W S-3 S S-3 S S-3 W-1 a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). b. Kurangnya agresif dalam promosi a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). b. Terlalu banyaknya karyawan a. Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO b. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO b. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO b. Design / model fitting yang standar. B 4 B 3 A 3 A 3 B 3 68

18 21. S-3 W S-3 W S-3 W S-3 W-5 a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO b. Kurangnya agresif dalam promosi a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO b. Terlalu banyaknya karyawan a. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. B 3 B 3 A 3 A S-4 S S-4 W-1 a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. b. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. b. Design / model fitting yang standar. B 2 69

19 27. S-4 W S-4 W S-4 W S-4 W S-5 W S-5 W S-5 W-3 a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. b. Kurangnya agresif dalam promosi a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. b. Terlalu banyaknya karyawan a. Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia b. Design / model fitting yang standar. a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia b. Kurangnya agresif dalam promosi B 2 B 2 A 3 B 3 B 3 B 2 70

20 34. S-5 W S-5 W W-1 W W-1 W W-1 W W-1 W W-2 W W-2 W W-2 W-5 a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia. b. Terlalu banyaknya karyawan. a. Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia. b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. a. Design / model fitting yang standar. b. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi. a. Design / model fitting yang standar. b. Kurangnya agresif dalam promosi. a. Design / model fitting yang standar. b. Terlalu banyaknya karyawan. a. Design / model fitting yang standar. b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. a. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi b. Kurangnya agresif dalam promosi a. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi b. Terlalu banyaknya karyawan. a. Biaya produksi langsung dan tidak langsung yang cukup tinggi b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. B 2 B 2 A 3 A 3 71

21 43. W-3 W W-3 W W-4 W-5 a. Kurangnya agresif dalam promosi. b. Terlalu banyaknya karyawan. a. Kurangnya agresif dalam promosi. b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. a. Terlalu banyaknya karyawan. b. Terlalu banyaknya proses birokrasi. B 2 Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 72

22 Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Wawancara Pembobotan Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Mana yang No. Keterangan lebih Bobot berpengaruh (a atau b)? 1. O-1 a. Banyaknya pembangunan proyek dan A 3 property di kota-kota besar di Indonesia. O-2 b. Tingginya tingkat kebutuhan manusia 2. O-1 O-3 3. O-1 O-4 4. O-1 O-5 terhadap saniter. a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia b. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. a.. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia b. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia b. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. B 2 73

23 5. O-1 T-1 6. O-1 T-2 7 O-1 T-3 8. O-1 T-4 9. O-1 T O-2 O-3 a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. a. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia b. Adanya tiruan barang TOTO. a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter b. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. A 3 A 4 74

24 11. O-2 O O-2 O O-2 T O-2 T O-2 T-3 a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. b. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. b. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu B 3 B 2 A 3 75

25 16. O-2 T O-2 T O-3 O O-3 O O-3 T O-3 T-2 a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. a. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. b. Adanya tiruan barang TOTO. a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. b. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. b. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. B 3 B 3 A 3 76

26 22. O-3 T O-3 T O-3 T O-4 O O-4 T-1 a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. a. Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. b. Adanya tiruan barang TOTO. a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. b. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. A 3 77

27 27. O-4 T O-4 T O-4 T O-4 T O-5 T-1 a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. a. Masih adanya pasar global baik Negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. a. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. b. Adanya tiruan barang TOTO. a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. b. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. A 3 B 2 78

28 32. O-5 T O-5 T O-5 T O-5 T T-1 T T-1 T-3 a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. a. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. b. Adanya tiruan barang TOTO. a. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. b. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. a. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. B 2 B 2 B 2 79

29 38. T-1 T T-1 T T-2 T T-2 T T-2 T T-3 T-4 a. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. a. Pesaing dari China di bidang industri yang sama. b. Adanya tiruan barang TOTO. a. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. b. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. a. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. a. UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. b. Adanya tiruan barang TOTO. a. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. b. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. B 2 B 3 B 2 B 3 B 2 80

30 44. T-3 T T-4 T-5 a. Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. b. Adanya tiruan barang TOTO. a. Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. b. Adanya tiruan barang TOTO. B 2 B 3 Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 4.5 Hasil Kuesioner Penilaian Skor Faktor Internal dan Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Setelah hasil kuesioner pembobotan faktor internal dan eksternal didapat maka langkah selanjutnya adalah dengan membagikan kuesioner penilaian. 81

31 Tabel 4.5 Hasil Kuesioner Wawancara Penilaian Skor Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia No. Faktor Internal Perusahaan Skor 1. Brand Image Sudah menggunakan mesin R&D (Research & 4 Development). 3. Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia Design / model fitting yang standar Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup 2 tinggi. 8. Kurangnya agresif dalam promosi Terlalu banyaknya karyawan Terlalu banyaknya proses birokrasi. 3 Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 82

32 Tabel 4.6 Hasil Kuesioner Wawancara Penilaian Skor Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk No. Faktor Eksternal Perusahaan Skor 4 1. Banyaknya pembangunan proyek dan property di kotakota besar di Indonesia. 2. Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi 2 di Indonesia. 4. Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju 4 / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. 5. Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset 2 jongkok. 6. Pesaing dari China di bidang industri yang sama UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil Adanya tiruan barang TOTO. 3 Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 4.6 Tahap I : Tahap Input Data PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Setelah data-data yang dibutuhkan terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah menginput data-data tersebut ke dalam tabel penentuan bobot dengan perbandingan berpasangan baik untuk faktor internal maupun untuk faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. 83

33 Kemudian hasil-hasil dari tabel penentuan bobot tersebut dinormalisasi agar dapat diperoleh bobot akhir yang akan digunakan dalam matriks IFAS (tabel 4.8 dan matriks EFAS (tabel 4.10). 84

34 Tabel 4.7 Penentuan Bobot dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Perbandingan Berpasangan S-1 S-2 S-3 S-4 S-5 W-1 W-2 W-3 W-4 W-5 1. S-1 Brand Image S-2 Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). 3. S-3 Kualitas yang memenuhi standar ISO dan ISO S-4 Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. 5. S-5 Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia 6. W-1 Design / model fitting yang standar W-2 Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi. 8. W-3 Kurangnya agresif dalam promosi W-4 Terlalu banyaknya karyawan W-5 Terlalu banyaknya proses birokrasi TOTAL Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 85

35 Tabel 4.8 Normalisasi Bobot Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Normalisasi Bobot Bobot S-1 Brand Image S-2 Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development) S-3 Kualitas yang memenuhi standar ISO dan ISO S-4 Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia S-5 Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia W-1 Design / model fitting yang standar W-2 Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi W-3 Kurangnya agresif dalam promosi W-4 Terlalu banyaknya karyawan W-5 Terlalu banyaknya proses birokrasi TOTAL Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 86

36 Tabel 4.9 Penentuan Bobot dengan Perbandingan Berpasangan Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Perbanding Berpasangan O-1 O-2 O-3 O-4 O-5 T-1 T-2 T-3 T-4 T-5 1. O-1 Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia. 2. O-2 Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter O-3 Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. 4. O-4 Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju/sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO O-5 Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok. 6. T-1 Pesaing dari China di bidang industri yang sama T-2 UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus T-3 Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu T-4 Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil T-5 Adanya tiruan barang TOTO TOTAL Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 87

37 Tabel 4.10 Normalisasi Bobot Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Normalisasi Bobot Bobot O-1 Banyaknya pembangunan proyek dan property di kotakota besar di Indonesia. O-2 Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. O-3 Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia. O-4 Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. O-5 Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok T-1 Pesaing dari China di bidang industri yang sama T-2 UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus T-3 Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu T-4 Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil T-5 Adanya tiruan barang TOTO TOTAL Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 88

38 4.7 Matriks IFAS (Internal Factor Analysis Summary) Dalam matriks IFAS ini, data yang digunakan berasal dari tabel normalisasi bobot faktotr internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.8) dan juga data yang berasal dari tabel hasil Kuesioner Wawancara Penilaian Skor Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.11) Tabel 4.11 Matriks IFAS PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Faktor Internal B S B*S S-1 Brand Image. S-2 Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). S-3 Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO S-4 Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia. S-5 Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia Total W-1 Design / model fitting yang standar. W-2 Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi. W-3 Kurangnya agresif dalam promosi. W-4 Terlalu banyaknya karyawan. W-5 Terlalu banyaknya proses birokrasi. Total Total seluruhnya Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk

39 Berdasarkan hasil analisis nilai kekuatan (strength) diatas sebesar 1.58 dan kelemahan (weakness) sebesar 1.26 menandakan bahwa faktor kekuatan di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk lebih kuat dibandingkan dengan faktor kelemahannya, dan dari total nilai skor seluruhnya adalah 2.84, hal ini mengindikasikan bahwa PT. Surya Toto Indonesia, Tbk ini diatas rata-rata dalam keseluruhan kekuatan internalnya. 4.8 Matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) Dalam matriks EFAS ini, data yang digunakan berasal dari tabel normalisasi bobot faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.10) dan juga data yang berasal dari tabel hasil Kuesioner Wawancara Penilaian Skor Faktor Eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.4).

40 Tabel 4.12 Matriks EFAS PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Faktor Eksternal B S B*S O-1 Banyaknya pembangunan proyek dan property di 0,1 4 kota-kota besar di Indonesia. 0,4 O-2 Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap 0,1 2 saniter. 0,2 O-3 Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau 0,1 3 investasi di Indonesia. 0,3 O-4 Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk 0,2 3 TOTO. 0,6 O-5 Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan 0,1 2 kloset jongkok. 0,2 Total 0.6 1,7 T-1 Pesaing dari China di bidang industri yang sama. 0,1 4 0,4 T-2 UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus. 0,1 2 0,2 T-3 Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu. 0,1 2 0,2 T-4 Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil. 0,1 3 0,3 T-5 Adanya tiruan barang TOTO. 0,1 3 0,3 Total 0.4 1,4 Total Seluruhnya Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk

41 Berdasarkan hasil analisis nilai peluang (opportunity) diatas sebesar 1.7 dan ancaman (threats) sebesar 1.4 menandakan bahwa faktor peluang lebih kuat dibandingkan dengan ancaman yang ada, dan dari total nilai skor seluruhnya adalah 3.1, hal ini menandakan bahwa PT. Surya Toto Indonesia, Tbk ini diatas rata-rata dalam keseluruhan peluang eksternalnya. 4.9 Tahap II : Tahap Pencocokan Data PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Didalam melakukan pencocokan data, penulis menggunakan beberapa metode agar dapat diperoleh strategi yang tepat untuk dijalankan oleh PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. Metode-metode tersebut adalah diagram dan matriks SWOT, matriks Internal-Eksternal, matriks Grand Strategy dan matriks QSPM.

42 4.9.1 Hasil Diagram SWOT Berbagai Peluang 3. Mendukung Strategi Turnaround 1. Mendukung strategi Agresif Kelemahan Internal (0.32, 0.3) Kekuatan Internal 4. Mendukung strategi defensiff 2. Mendukung strategi diversifikasi Berbagai ancaman Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Gambar 4.2 Hasil Diagram SWOT PT. Surya Toto Indonesia, Tbk PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada kuadran ke-1, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan memiliki kekuatan internal dan peluang yang cukup baik. Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif. Strategi yang tepat adalah strategi agresif, yaitu dengan melakukan promosi.

43 4.9.2 Hasil Matriks SWOT EFAS IFAS Tabel 4.13 Hasil Matriks SWOT STRENGTHS (S) S-1 Brand Image S-2 Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development) S-3 Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO S-4 Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia S-5 Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia WEAKNESSES (W) W-1 Design / model fitting yang standar W-2 Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi W-3 Kurangnya agresif dalam promosi W-4 Terlalu banyaknya karyawan W-5 Terlalu banyaknya proses birokrasi OPPORTUNIES (O) O-1 Banyaknya pembangunan proyek dan property di kota-kota besar di Indonesia O-2 Tingginya tingkat kebutuhan manusia terhadap saniter. O-3 Masih sedikitnya perusahaan saniter yang mau investasi di Indonesia STRATEGI SO Memasarkan produk melalui brand image dan kualitas yang ada, merupakan strategi untuk memperluas jaringan penjualan. (S1, S3, 04) Menciptakan produk-produk saniter dengan menggunakan mesin R&d yang berfungsi sebagai study product. (S2, O5) STRATEGI WO Menciptakan strategi pemasaran melalui media cetak, iklan, dan lainnya. (W3, O1, O4)

44 O-4 Masih adanya pasar global baik negara yang belum maju / sudah maju yang belum menggunakan produk TOTO. O-5 Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan kloset jongkok THREATS (T) T-1 Pesaing dari China di bidang industri yang sama T-2 UU perburuhan di Indonesia yang tidak bagus T-3 Stabilitas Rp terhadap US$ yang tidak menentu T-4 Harga bahan baku pemasok fitting yang tidak stabil T-5 Adanya tiruan barang TOTO Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk STRATEGI ST Menciptakan strategi penjualan produk dengan cara memakai kualitas ISO 9001 dan ISO ( T5, S3) STRATEGI WT Memberikan Jamsostek kepada buruh-buruh. (W4, T2) Meminimumkan biaya produksi dengan cara mencoba memakai pemasok bahan baku dari dalam negeri. (T3, T1, W2) Berdasarkan hasil diagram SWOT diatas, maka PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sebaiknya menjalankan strategi ST yaitu strategi dimana perusahaan menggunakan kekuatan yang dimilikinya untuk mengatasi ancaman. Dengan demikian PT. Surya Toto Indonesia, Tbk sebaiknya meningkatkan pengadaan bahan baku dari sumber dalam negeri guna meminimumkan biaya produksi baik langsung maupun tidak langsung, dan untuk mempertahankan brand image serta kualitas maka dapat dilakukan dengan cara tetap

45 mempertahankan brand image tersebut juga meningkatkan kualitas produk semakin baik lagi dari hari ke hari Hasil Matriks Internal Eksternal (IE) Tabel 4.14 Hasil Matriks Internal Eksternal (IE) Kekuatan Internal Bisnis 1.0 Kuat Rata-rata Lemah ( ) ( ) ( ) Tinggi 1 GROWTH 2 GROWTH 3 RETRENCHMENT (3.0-40) Konsentrasi melalui integrasi vertikal Konsentrasi melalui integrasi horizontal Turnaround 3.0 Sedang ( ) 4 STABILITY Hati-hati 5 GROWTH Konsentrasi melalui Integrasi horizontal 6 RETRENCHMENT Captive Company atau Divestment GROWTH Rendah ( ) Diversifikasi Konsentrik 1.0 Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk STABILITY Tak ada perubahan profit strategi 8 GROWTH Diversifikasi Konglomerat 9 RETRENCHMENT Bangkrut atau likuidasi

46 Berdasarkan hasil dari tabel matriks IFAS (tabel 4.11) dan tabel matriks EFAS (tabel 4.12), diketahui bahwa nilai IFAS adalah 2.84 dan nilai EFAS adalah Dengan demikian, PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada sel nomor 1, yaitu konsentrasi melalui integrasi vertikal, merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat (high market share) dalam industri yang berdaya tarik tinggi. Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengkontrol kualitas serta distribusi produk. Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal maupun eksternal Hasil Matriks Grand Strategy PERTUMBUHAN PASAR CEPAT Kuadran I 4 Kuadran II POSISI BERSAING KUAT POSISI BERSAING LEMAH 4 1 Kuadran IV Kuadran III Sumber : PT. Surya Toto Indonesia, Tbk 1 PERTUMBUHAN PASAR LAMBAT Gambar 4.3 Hasil Matriks Grand Strategy

47 Berdasarkan hasil dari tabel matriks IFAS (tabel 4.12) dan tabel matriks EFAS(tabel 4.13), diketahui bahwa nilai IFAS adalah 2.84 dan nilai EFAS adalah Dengan demikian, PT. Surya Toto Indonesia, Tbk berada pada kuadran I, dimana suatu kondisi perusahaan memiliki posisi bersaing yang kuat dan pertumbuhan pasarnya pun juga cepat. Ada 4 pilihan strategi yang dapat dijalankan jika suatu perusahaan berada pada kuadran I, yaitu strategi diversifikasi konsentrik, strategi diversifikasi horizontal, strategi diversifikasi konglomerasi dan melakukan usaha patungan. Pada strategi diversifikasi konsentrik, perusahaan melakukan penambahan produk baru yang memiliki hubungan dalam hal pemasaran dan atau teknologi dengan produk yang sudah ada. Diversifikasi konsentrik juga dapat ditempuh dengan mendirikan perusahaan atau divisi baru atau bisa juga melalui merger dan akuisisi. Akuisisi dan merger tersebut dilakukan terhadap bisnis yang berkaitan dengan perusahaan dari segi teknologi, pasar atau produknya. Strategi diversifikasi horizontal dapat ditempuh perusahaan dengan menambah produk-produk baru yang tidak berkaitan dalam hal pemasaran atau teknologinya dengan produk yang sudah ada, tetapi melayani pembeli yang sama dengan produk yang sudah ada. Resiko strategi ini tidak sebesar diversifikasi konglomerasi karena perusahaan sudah mengenal pelanggan yang telah ada. Diversifikasi konglomerasi dapat dijalankan perusahaan dengan menghasilkan produk baru dan tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah ada. Pada strategi ini perusahaan harus menghadapi resiko yang lebih besar karena harus melakukan investasi besar dalam membangun sistem pemasaran dan teknologi yang baru. Sedangkan strategi yang terakhir adalah dengan melakukan usaha patungan, yaitu usaha dengan cara membentuk kemitraan bersama dengan dua atau lebih perusahaan

48 dengan tujuan kapitalisasi. Strategi ini dapat dianggap strategi defensif karena perusahaan tidak melakukan proyek secara individual melainkan secara bersama-sama Tahap III : Tahap Keputusan Proses Pemilihan Strategi Setelah melakukan tahap pencocokan dengan masing-masing metode yang sudah ada, langkah selanjutnya adalah memlilih alternatif strategi mana yang lebih diprioritaskan dibanding dengan alternatif strategi yang lain. Pertimbangan tersebut didasarkan pada pertimbangan terhadap lingkungan internal dan eksternal perusahaan serta hasil dari tahap pencocokan yang telah dilakukan. Tabel 4.15 Pemilihan Strategi Alternatif Strategi Peringkat Prioritas Keterangan Peringkat Strategi diversifikasi konglomerasi 4 Pasti harus diimplementasikan Strategi diversifikasi konsentrik 3 Kemungkinan harus diimplementasikan Strategi diversifikasi horizontal 2 Kemungkinan tidak harus diimplementasikan Usaha patungan 1 Seharusnya tidak diimplementasikan

49 QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Setelah melakukan pemilihan strategi, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis menggunakan QSPM untuk mengetahui nilai daya tarik yang dimiliki oleh alternatif-alternatif strategi yang ada. Nilai daya tarik alternatif-alternatif strategi tersebut didasarkan pada faktor internal dan faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk dan juga bobot pada tabel normalisasi bobot faktor internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.8) dan pada tabel normalisasi bobot faktor eksternal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk (tabel 4.10). Semakin tinggi total nilai daya tarik suatu alternatif strategi, maka menunjukkan strategi itu menarik untuk dijalankan. Adapun alternatif-alternatif strategi yang digunakan dalam QSPM merupakan hasil dari proses pemilihan prioritas pada tabel 4.18 dimana alternatif strategi yang mempunyai peringkat 1 (satu) tidak digunakan dalam QSPM.

50 Tabel 4.16 Hasil QSPM Faktor Internal PT. Surya Toto Indonesia, Tbk Alternatif Strategi Faktor-faktor Internal Strategi Strategi Strategi diversifikasi diversifikasi diversifikasi konglomerasi konsentrik horizontal Kekuatan (Strength) Bobot NDT TNDT NDT TNDT NDT TNDT S-1 Brand Image 0,15 4 0,6 3 0,45 3 0,45 S-2 Sudah menggunakan mesin R&D (Research & Development). 0,10 4 0,4 3 0,30 2 0,20 S-3 Kualitas yang memenuhi standar ISO 9001 dan ISO ,09 3 0,27 3 0,27 2 0,18 S-4 Memiliki pabrik pembuatan saniter di Indonesia 0,11 3 0,33 2 0,22 2 0,22 S-5 Distribusinya lebih dari 3000 toko di Indonesia 0,04 2 0,08 2 0,08 2 0,08 Kelemahan (Weakness) W-1 Design / model fitting yang standar. 0,10 2 0,2 2 0,20 1 0,10 W-2 Biaya produksi yang langsung atau tidak langsung cukup tinggi. 0,19 2 0,38 2 0,38 2 0,38 W-3 Kurangnya agresif dalam promosi. 0,12 1 0,12 1 0,12 1 0,12 Terlalu banyaknya karyawan W-4 0,06 2 0,12 2 0,12 2 0,12 Terlalu banyaknya proses birokrasi W-5 0,05 2 0,1 2 0,10 2 0,10 Total Keterangan : NDT : Nilai Daya Tarik TNDT : Total Nilai Daya Tarik

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Nofianty ABSTRAK

Nofianty ABSTRAK Nofianty - 0600670101 ABSTRAK PT. Surya Toto adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang saniter atau alat perlengkapan mandi. Tujuan penulisan dari skripsi ini adalah mengidentifikasikan masalah

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian 27 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN. I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN I S K A N D A R I N I Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 152 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dalam rangka menyelesaikan tugas akhir ini dilaksanakan di Pengolahan Ikan Asap UKM Petikan Cita Halus yang berada di Jl. Akar Wangi

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Langkah awal yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengetahui visi, misi dan tujuan Perum Pegadaian. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT

STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT STRATEGI PEMASARAN DEALER YAMAHA AMIE JAYA UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN MENGGUNAKAN MATRIKS BCG DAN ANALISIS SWOT Nama : Fitria Shinta Dewi NPM : 13213551 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Eva Karla, SE,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Investasi Investasi merupakan suatu tindakan pembelanjaan atau penggunaan dana pada saat sekarang dengan harapan untuk dapat menghasilkan dana di masa datang yang

Lebih terperinci

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN PT. Surya Toto Indonesia merupakan perusahaan produsen produk sanitary yang terdiri 3 divisi berbeda, yaitu : divisi sanitary, divisi fitting

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN

BAB 5 SIMPULAN dan SARAN 124 BAB 5 SIMPULAN dan SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka peneliti memperoleh simpulan sebagai berikut : Kekuatan (strengths) PT. Joey Sasmita Lencana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini terus meningkat. Hal ini mengakibatkan pengusaha-pengusaha harus bisa mengembangkan pola pikir yang kritis dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT

BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH AL MIHRAB DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT BAB IV STRATEGI PENGELOLAAN MAJALAH "AL MIHRAB" DALAM PENGEMBANGAN DAKWAH DENGAN ANALISIS SWOT Dalam upaya pengembangan dakwah melalui jurnalistik yang telah dilakukan oleh pengelola majalah "Al-Mihrab",

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang memasuki persaingan dalam dunia bisnis mempunyai satu kepentingan yang sama yaitu untuk memperoleh laba. Perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

Strategi Bisnis CV. Surya Pelangi Dekorasi

Strategi Bisnis CV. Surya Pelangi Dekorasi Strategi Bisnis CV. Surya Pelangi Jenny Chandra Kirana Soegiharto 0600647774 Abstrak Strategi adalah kunci keberhasilan perusahaan. Kehadirannya dalam perusahaan merupakan batas yang menentukan maju mundurnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah metode yang digunakan untuk meneliti sekelompok manusia,

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN WAWANCARA PENELITIAN ANALISA PERUMUSAN PERENCANAAN STRATEGI BAGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT PUSTAKA KENCANA

DAFTAR LAMPIRAN WAWANCARA PENELITIAN ANALISA PERUMUSAN PERENCANAAN STRATEGI BAGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT PUSTAKA KENCANA 124 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Wawancara SWOT WAWANCARA PENELITIAN ANALISA PERUMUSAN PERENCANAAN STRATEGI BAGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA PT PUSTAKA KENCANA Kuesioner ini adalah kuesioner terbuka. Jawaban

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3. Disain Penelitian Menurut Sarwono, Jonathan (2006:79) dalam melakukan penelitian salah satu hal penting adalah membuat desain penelitian. Desain Penelitian bagaikan sebuah peta

Lebih terperinci

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE)

Bab 5 Analisis 5.1. Analisis Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) 5.2. Analisa Matriks ekternal Factor Evaluation (EFE) Bab 5 Analisis Dari hasil pengolahan data pada bab IV, selanjutnya dilakukan analisis dan pembahasan yang berkaitan dengan upaya menentukan strategi pemasaran perusahaan, yang meliputi langkah-langkah

Lebih terperinci

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia

Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Tugas Analysis IFAS, EFAS dan Matriks SWOT dalam Studi Kasus PT. Gojek Indonesia Oleh : Friesa Ergo M (01216156) UNIVERSITAS NAROTAMA JL. ARIEF RACHMAN HAKIM NO. 51 SURABAYA TELP (031) 5946404, FAX (031)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk 36 BAB IV HASIL ANALISIS DATA 4.. Gambaran Umum Perusahaan Bisnis Air Isi Ulang BERKAH merupakan salah satu UKM yang bergerak di bidang air minum isi ulang dan didirikan pada tanggal Mei 204 dengan pemilik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS

ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran. Lili Adi Wibowo

Strategi Pemasaran. Lili Adi Wibowo Strategi Pemasaran Lili Adi Wibowo Visi/Misi/Tujuan Perusahaan Strategi Perusahaan Fungis fungsi Manajemen SDM (Kinerja Karyawan: Rekruitment, Pelatihan, Pengembangan, motivasi, kompensasi dll) PEMASARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Penelitian ini akan membahas mengenai analisis strategi pengembangan bisnis pada Soerabi Pa is Bandung. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

METODE MAGANG. Waktu dan Tempat

METODE MAGANG. Waktu dan Tempat METODE MAGANG Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2009 yang bertempat di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Unit Usaha Marihat, Sumatera Utara. Metode

Lebih terperinci

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bab 3 Metodologi Penelitian Bab 3 Metodologi Penelitian 3.1 Flowchart Pemecahan Masalah Penelitian adalah kegiatan dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pengembangan bisnis pada PT.Griya Nutrisi Bandung yang beralamat di Jl. Sampurna No. 5 Bandung. Adapun

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Strategi Pemasaran Strategi Pemasaran ialah paduan dari kinerja wirausaha dengan hasil pengujian dan penelitian pasar sebelumnya dalam mengembangkan keberhasilan strategi

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Mulia Lestari adalah salah satu perusahaan tekstil terkemuka yang beralamatkan di Jl. Cibaligo no. 70 Cimindi-Cimahi. Produk yang dihasilkan adalah kain rajut, yang sebagian besar adalah berbentuk

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI

RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM MENGHADAPI PERSAINGAN INDUSTRI Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.1 Vol.04 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 RUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT. PINDAD (PERSERO) UNTUK BISNIS E-CLIP DALAM

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Kampung Wisata Ekologis (KWE) Puspa Jagad yang berada di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar pada

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK

STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK 1 STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK DENGAN ANALISIS SWOT DAN MATRIK BCG DI PT CHINA INTERNASIONAL RAYA LEGOK Oleh RetnoPutri Nanda (e-mail : retnotujuhbelas@gmail.com) Pembimbing : TitinEkowati, S.E.,M.Sc (e-mail

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB PERENCANAAN STRATEGIS Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB Audit External Visi & Misi Audit Internal Tujuan Jangka Panjang Strategi Implementasi Strategi Isu Manajemen Implementasi

Lebih terperinci

NOVIYANTI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG

NOVIYANTI MANAJEMEN EKONOMI Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG NOVIYANTI 15210087 MANAJEMEN EKONOMI 2013 Penerapan Strategi Pemasaran Dalam Konsep Sisitem Multi Level Marketing Pada PT IFARIA GEMILANG Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar produknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Dalam dunia bisnis persaingan antara pengusaha (perusahaan) dengan pengusaha yang lain bukanlah hal yang baru lagi, tetepi semakin lama semakin ketat. Ini terbukti

Lebih terperinci

SEMINAR PENULISAN ILMIAH

SEMINAR PENULISAN ILMIAH ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DENGAN MATRIKS BCG DAN SWOT UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN PADA INDOMARET CABANG 4 MARGONDA ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DENGAN MATRIKS BCG DAN SWOT UNTUK MENINGKATKAN PENJUALAN

Lebih terperinci

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi

Lingkungan umum Lingkungan operasional (Struktur Industri) Tahapan dalam Penyusunan Strategi ABSTRAK Mobile Information Technology (MIT) adalah perusahaan yang bergerak di bidang retail penjualan notebook, berlokasi di Bandung Electronic Centre lantai 1 G3. MIT didirikan pada tahun 2007. MIT penjualan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

STRATEGI KORPORASI. Perhatian. Tumbuh Portofolio Sinergy

STRATEGI KORPORASI. Perhatian. Tumbuh Portofolio Sinergy STRATEGI KORPORASI Perhatian Tumbuh Portofolio Sinergy 1 Alternatif Utama Strategi Konsentrasi Pertumbuhan Retrenchment/defensive Konsentrasi a. Menambah tingkat penggunaan barang, melalui menambah jumlah

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek yang dituju adalah Irama Mas. Toko Elektronik Irama Mas adalah suatu toko yang menjual berbagai macam alat elektronik besar seperti

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

VII. FORMULASI STRATEGI

VII. FORMULASI STRATEGI VII. FORMULASI STRATEGI 7.1 Tahapan Masukan (Input Stage) Tahapan masukan (input stage) merupakan langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melalui langkah kedua dan langkah ketiga didalam tahap formulasi

Lebih terperinci

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M

Nama : DEWI SAWITRI NPM : Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SCABIMITE DAN LAXADINE PADA PT. GALENIUM PHARMASIA LABORATORIES Nama : DEWI SAWITRI NPM : 12214888 Pembimbing : Juni Sasmiharti S.E., M.M LATAR BELAKANG MASALAH Strategi

Lebih terperinci

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia

Universitas Bina Nusantara. Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Universitas Bina Nusantara Analisis Strategi Pemasaran Untuk Pengembangan Pasar Pada PT. Padang Digital Indonesia Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Skripsi Strata 1 Semester Ganjil tahun 2006/2007 Yuyun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan bisnis jasa terus meningkat pesat, menurut Badan Pusat Statistik pertumbuhan perekonomian tahun 2013 pada sektor jasa 5,46 persen dibandingkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah Penulis melakukan analisis terhadap lingkungan industri yang dihadapi oleh Dewi Sambi Tenun dan Perancangan saluran distribusi multi channel Marketing,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pemasaran Menurut Paul D. Converse, Harvey W. Huegy dan Robert V. Mitchell, dalam bukunya Elements of Marketing menyatakan bahwa marketing didefinisikan sebagai kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM : ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Novia Endah Lestari NPM : 15212396 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Ir. Titiek i kirewati, MM ANALISIS STRATEGI

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 98 BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 4.1 Evaluasi Faktor Internal Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajer umum dan manajer pemasaran dari PT Samudera Perdana Transpotama (PT SPT) dan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT GARDA BINA UTAMA

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT GARDA BINA UTAMA ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT GARDA BINA UTAMA Lenny - 0600652686 ABSTRAK PT. Garda adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia jasa aplikasi (ASP) e-filing. Tujuan dari penulisan dari

Lebih terperinci

Bab II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bab II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 5 Bab II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Berdasarkan kutipan Winardi (2003,p2), istilah entrepneurship berasal dari perkataan bahasa Perancis dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN

BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN BAB IV ANALISA STRATEGI PERUSAHAAN 4.1 Faktor Strategi Eksternal 4.1.1 Identifikasi Faktor Lingkungan Eksternal Penentuan faktor strategi eksternal bertujuan untuk mengetahui berbagai peluang serta ancaman

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara Wawancara dilakukan baik terhadap pihak internal dan pihak eksternal. Berikut adalah profil informan yang diwawancarai. a. Profil informan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Gama Catering yang beralamat di Komp. Bumi Panyileukan Blok G 13 No. 20 Kota Bandung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan PT Bima Drilling Tools Kegiatan usaha penunjang minyak bumi dan gas tediri dari dua macam: Usaha Jasa

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Pia Apple Pie yang berada di Jalan Pangrango 10 Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci