MARKET BRIEF Minuman Herbal (Teh Jahe) di Denmark

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MARKET BRIEF Minuman Herbal (Teh Jahe) di Denmark"

Transkripsi

1 MARKET BRIEF Minuman Herbal (Teh Jahe) di Denmark I. Pendahuluan Profil Negara: Denmark Denmark merupakan salah satu negara modern dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi yang turut aktif berpartisipasi dalam integrasi politik dan ekonomi di benua Eropa. Denmark bergabung dalam European Union (EU) di tahun Namun, Denmark tidak tergabung dalam beberapa elemen dari European Union s Maastricht Treaty, termasuk European Economic and Monetary Union (EMU), persatuan pertahanan Eropa, dan beberapa isu lainnya terkait keadilan dan urusan dalam negeri. Denmark merupakan negara dengan bentukan kerajaan konstitusional yang dipimpin oleh seorang Ratu. Ibukota negaranya adalah Copenhagen, yang terdiri dari 5 area utama yaitu Hovedstaden (Ibukota), Central Jutland, North Jutland, Zealand, dan Southern Denmark. Gambar 1.1 Peta Geografis Denmark Total area dari negara Denmark adalah 43,094 km 2. Wilayah ini termasuk kepulauan Bornholm di laut Baltic, keseluruhan Jutland Peninsula, Sealand, dan Fyn, namun belum termasuk Faroe Islands dan Greenland. Denmark berbatasan langsung dengan

2 Jerman sejauh 140 km, serta berdekatan dengan negara-negara Skandinavia lainnya termasuk Swedia dan Norwegia. Populasi Denmark hingga bulan July 2014 diperkirakan sekitar 5,569,077 penduduk dengan persentase terbesar dari segi umur adalah yang berkisar antara umur tahun sebesar 39.2%, dan umur 65 tahun ke atas sebesar 18.4% dari total populasi. Denmark menempati urutan ke 177 dunia dengan persentase tingkat pertumbuhan sebesar 0.22%. Dari segi area, Copenhagen merupakan kota dengan populasi terbanyak, yaitu dengan juta penduduk. Denmark memiliki ekonomi dengan sistem pasar modern yang melibatkan teknologi tinggi dalam sektor agrikultur, industri farmasi yang dinominasi oleh perusahaanperusahaan ternama, terkenal akan sistem pembaruan energi, dan tingkat ketergantungan tinggi terhadap perdagangan asingnya. Warga Denmark memiliki standar hidup yang tinggi, ditandai dengan tingkat kesejahteraan yang disediakan oleh pemerintahan dan pendistribusian pendapatan yang sangat merata. Denmark merupakan net exporter bahan makanan dan energi, dan memiliki surplus dari sistem pembayarannya, namun tetap bergantung terhadap bahan mentah untuk sektor manufaktur. Di dalam EU, Denmark merupakan satu di antara suporter kuat sistem perdagangan bebas. Namun setelah harga perumahan turun drastis di tahun ditambah dengan krisis global, Denmark mengalami penurunan permintaan ekspor di tahun Walaupun defisit, gabungan pemerintahan baru di tahun 2012 membawa perubahan positif terhadap perekonomian. Saat ini Denmark masih menempati posisi paling kuat di antara negara-negara EU di tahun Tingkat perkembangan PDB Denmark dari tahun menunjukkan kenaikan setiap periodenya. Dari tahun 2000 ke tahun 2005, PDB diperkirakan naik sebesar 40% (tabel 1.1). Sedangkan dari tahun 2005 ke tahun 2010 diperkirakan naik sebesar 20.6%. Begitu juga dengan pendapatan kotor nasional per kapita, dari tahun 2000 ke tahun 2010 mengalami kenaikan yang menerus (tabel 1.2).

3 Tabel 1.1 PDB Denmark Tabel 1.2 Pendapatan per kapita Denmark Dari segi komoditas yang tersedia untuk dikonsumsi, data yang didapat dari FAO pada tahun 2011 menyatakan bahwa dari segi impor, tempe menempati urutan pertama diikuti oleh gandum, seperti yang bisa dilihat dari tabel 1.3. sedangkan dari segi komoditas ekspor, jelai dan gandum adalah komoditas yang paling banyak diekspor. Tabel 1.3 Urutan Impor Denmark No. Komoditas Kuantitas (ton) 1 Tempe Gandum

4 3 Food waste Cake of rapeseed Sunflower cakes Wine Jelai Minyak kelapa sawit Rapeseed Tanaman dan produk ternak II. Potensi Pasar 1) Profil Denmark terhadap produk organik dan herbal Dengan populasi hanya mencapai lebih dari lima juta penduduk, Denmark tergolong merupakan pasar yang tidak terlalu besar untuk sebagian besar komoditas makanan dan minuman. Namun, penjualan dan konsumsi dari makanan dan minuman organik termasuk produk herbal telah mencapai angka yang sangat tinggi di Denmark bila dibandingkan dengan produk-produk makanan dan minuman lainnya. Perkembangan dalam sektor ini tergolong sangat cepat dikarenakan kerjasama yang kuat dari tiga pihak yang termasuk di antaranya adalah pemerintah berwenang, petani, dan pedagang retail yang dimulai sejak tahun 1990an. Pada tahun 1993, FDB telah memulai keputusan akan peraturan yang bertujuan untuk mengurangi drastis harga eceran dari produk-produk organik dan herbal, yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan penjualan produk-produk tersebut. Pada tahun 1995, pemerintah Denmark mengeluarkan rencana untuk Advancement of Organic Food Production di Denmark, yang dimana rencana-rencana tersebut telah diaplikasikan hingga sekarang. Pada bulan Januari 1999, Kementerian pangan, agrikultur, dan perikanan menerbitkan Action Plan II untuk mendukung perkembangan produk organik dan herbal di tahun Hal tersebut menyediakan aturanaturan dan rekomendasi terhadap perkebunan organik, perkembangan produk dan kualitas, pemasaran dan distribusi, pemasaran ekspor, pelatihan, penelitian, dan lainnya.

5 Seperti yang dinyatakan oleh FAO, bahwa dapat diperkirakan pasar eceran di Denmark untuk makanan dan minuman organik maupun herbal telah mencapai DKK 3 miliar di tahun 2000 (tidak termasuk 25% VAT), sesuai dengan sekitar 2.5-3% dari total produk di pasaran. Dapat dipastikan bahwa penjualan retail dari makanan dan minuman organik dan herbal telah meningkat tajam semenjak tahun 1993, walaupun harus diakui bahwa pada tahun 2000 pertumbuhan agak sedikit menurun. 2) Deskripsi Pasar: Konsumsi dan Produksi Berdasarkan sumber dari RTS, perusahaan riset pasar untuk makanan dan bahan pokok, pasar global untuk industri bumbu dan bahan herbal mencapai 1.5 juta ton pada tahun 2008, atau senilai 4.0 miliar Euro. Eropa barat dan Eropa timur menyumbang 31% dari total jumlah tadi, yang juga menandakan pasar terbesar kedua setelah NAFTA. Pasar EU untuk bumbu dan produk herbal naik dari 321 ribu ton pada tahun 2004 hingga 336 ribu ton pada tahun 2008, yang juga merepresentasikan kenaikan tahunan sebesar 1.2%. Diperkirakan pasar akan terus meningkat hingga tahun seterusnya. Denmark sendiri menempati peringkat ke 14 pada tahun 2008 dari segi konsumsi produk bumbu dan herbal. 2.1 Konsumsi Produk organik dan herbal di Denmark Berdasarkan Note on Consumption (dari Organic Service Center Agustus 2000), pada tahun 1999, kurang dari satu persen keluarga di Denmark membeli produk yang terbatas hanya pada produk organik dan herbal. Sedangkan, ada sekitar 6-7 persen keluarga yang tidak pernah membeli produk organik dan herbal. Para keluarga yang rela menghabiskan 10 persen dari anggaran belanja pangan untuk membeli bahan organik, hanya terbilang 15 persen dari seluruh rumah tangga dan untuk 64 persen dari total penjualan produk organik. Sedangkan untuk keluarga yang menghabiskan 2.5 persen hingga 9.9 persen anggaran belanjanya untuk produk organik dapat dikatakan hanya mencapai 36 persen dari total penjualan produk organik. Kesimpulannya, 85 persen dari rumah tangga yang ada diperuntukkan kepada 36 persen penjualan produk organik dan herbal. Konsumsi yang besar terhadap produk organik dan herbal ada di daerah Copenhagen. Sebanyak 37 persen dari pengguna produk organik tinggal di Copenhagen, walaupun daerah ini hanya mencakup 24 persen dari populasi seluruh rumah tangga. Sebanyak 90 persen konsumer membeli produk organik dan herbal dalam jangka waktu tiga

6 bulan, sedangkan proporsi dari sisa penduduk di Denmark adalah beragam mulai dari 67 persen hingga 82 persen. Dari segi umur, para konsumer yang berusia kurang dari 40 tahun terbilang paling banyak mengonsumsi produk organik dan herbal dibandingkan konsumer yang berusia lebih tua. Walaupun sebenarnya angkanya berbeda tergantung dari jenis produk yang digunakan. Hal ini, mungkin dikarenakan oleh tren yang sedang berkembang di kalangan anak muda tentang pentingnya penggunaan produk herbal dan organik. Walaupun motif dari pembelian produk organik dan herbal sangat beragam tergantung dari jenis produknya, biasanya alasan-alasannya berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, etika makhluk hidup dan binatang, kualitas, serta rasa. Namun berdasarkan penelitian terkini dari FAO, motif yang paling utama biasanya adalah untuk alasan kesehatan. Teh herbal Pada dasarnya, para penduduk Skandinavia merupakan para peminum kopi yang terbesar di dunia menurut Reuters. Namun pada akhir-akhir ini, mayoritas dari pada penduduk adalah orang-orang yang suka bepergian, termasuk para pelajar. Banyak di antara mereka yang bepergian ke negara-negara di Asia dan berkesempatan untuk mencoba produk yang khususnya adalah minuman herbal. Teh herbal adalah salah satu contoh yang sangat terkenal di Asia dan para penduduk Skandinavia pun mulai dapat merasakan teh herbal kualitas terbaik dari negara asal produk tersebut. Seperti yang akan dibahas dalam laporan ini, teh jahe pada khususnya adalah teh yang paling terkenal berasal dari China. Produk inilah yang sangat susah dan jarang ditemukan di Eropa. Selain itu, hanya sedikit toko minuman herbal yang menyediakan minuman herbal berkualitas tinggi. Kalaupun ada, biasanya minumannya telah disimpan dalam inventori untuk jangka waktu yang lama. Sebagian besar dari perusahaan teh herbal di Denmark dan negara-negara Skandinavia lainnya memasok mayoritas dari produk teh ke dalam supermarket dan kafe, yang sebagian besar fokus kepada teh beraroma. Kebanyakan produk yang dijual pun adalah produk teh hitam atau teh hijau, yang divariasikan dengan berbagai macam aroma wangi teh masing-masing. Maka dari itu, kebanyakan teh yang ada di pasaran supermarket hanya fokus terhadap rasa dan aroma, bukan dari kegunaannya.

7 Namun selain dari supermarket dan kafe, kebanyakan restoran China dan kedai teh pun juga terkadang ragu untuk membeli teh dengan kualitas bagus dikarenakan takut jika salah dalam meramu, atau bahkan takut tidak laku dibeli oleh konsumer. Tren penting yang mempengaruhi pasar: Tren untuk mengonsumsi porsi kecil dan praktis dalam makanan dan minuman mengarahkan kepada permintaan yang meningkat akan produkproduk instan seperti instan kopi dan teh saset instan. Peningkatan kesadaran akan aspek sosial dan lingkungan dalam produksi memberikan arahan penting terhadap penggunaan produk teh dan kopi dengan sertifikat berkelanjutan, organik, dan Fair Trade. Seiring dengan tren terhadap sertifikasi organik, tren di antara konsumer EU terhadap gaya hidup sehat dan konsumsi terhadap makanan dan minuman sehat juga semakin meningkat. Teh jahe menjadi tren baru yang digemari ketika musim dingin. Kegunaan teh dengan jahe ini diyakini dapat mengurangi kedinginan, yang membuat banyak orang mulai mengonsumsi. Grafik 2.1 Tren konsumsi teh di Eropa tahun

8 Source: CBI Pada tabel 2.1 dapat dilihat bahwa konsumsi teh bisa dikatakan meningkat pada tahun 2013 walaupun sempat menurun di tahun Konsumsi teh terbesar masih dimiliki oleh wilayah Eropa bagian barat yang dinominasi oleh Inggris, Jerman, Prancis, Polandia, dan Belanda. Denmark yang masih dapat dikategorikan masuk antara Eropa Barat dan Eropa Utara masih memegang tren konsumsi teh walaupun tidak sebesar negara-negara besar di Eropa Barat lainnya. Namun di Denmark sendiri, dari tahun konsumsi teh impor mengalami penurunan sebesar 4.8%, diikuti oleh Swedia yang juga mengalami penurunan sebesar 7.2%. Sebagian besar dari negaranegara Uni Eropa lainnya juga mengalami penurunan dalam konsumsi teh impor yang rata-rata sebesar 0.4% penurunannya. Hanya Belanda yang mengalami peningkatan tinggi sebesar 3.7% tiap tahunnya. Jenis teh secara keseluruhan yang banyak dikonsumsi adalah di antaranya teh hijau dan teh hitam, teh beraneka rasa, teh herbal, dan teh praktis. Namun teh herbal beberapa tahun belakangan ini menjadi populer di negara-negara Eropa. Di Belanda contohnya, teh herbal memiliki peran sebesar 16.3% dari seluruh konsumsi teh di tahun 2006, bertambah sebesar 14.7% di tahun Jahe olahan Di beberapa tahun belakangan ini, impor jahe olahan dari Uni Eropa telah meningkat sebesar 9.5% per tahun walaupun dengan kondisi krisis ekonomi yang ada. Permintaan ini akan diharapkan terus meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya permintaan produk makanan dan minuman yang mengandung jahe. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jahe yang merupakan bagian dari produk herbal, terutama teh jahe menjadi salah satu tren yang meningkat di kalangan penikmat minuman di Eropa. Hal ini dipastikan dapat menjadi kesempatan besar tidak hanya bagi para pemasok dari negara-negara besar, namun juga untuk para pemasok

9 kecil seperti Indonesia. Kesempatan untuk dapat masuk ke pasar di Eropa akan berhasil jika para pemasok dapat memenuhi persyaratan ketat yang telah ditentukan oleh para pembeli internal di negara-negara Eropa dengan persetujuan dari Uni Eropa. Para pembeli tidak keberatan untuk membayar lebih untuk mendapatkan produk yang diinginkan dengan terjamin, terutama bagi para pemasok yang menawarkan produk yang memiliki sertifikasi dengan prinsip berkelanjutan. Grafik 2.2 Konsumsi jahe olahan di negara Uni Eropa, Dapat dilihat pada tabel 2.2 bahwa konsumsi jahe olahan di Eropa masih dinominasi oleh negara-negara Eropa bagian barat. Kurang lebih sebesar 55 persen dari konsumsi jahe olahan dimiliki oleh negara-negara Eropa bagian barat, seperti Inggris, Jerman, dan Belanda. Sedangkan sisanya terbagi rata dengan negara-negara Eropa bagian lainnya. Pada tahun 2013, konsumsi jahe di negara-negara Uni Eropa adalah sebesar 88 ribu ton. Permintaan paling besar berasal dari industri proses bahan makanan, yaitu sebesar 70-80% dari seluruh permintaan. Sedangkan jahe olahan banyak digunakan untuk pembuatan roti dan kue, dan juga produk makanan dan minuman Asia seperti teh jahe dan bir jahe. Walaupun dengan adanya krisis ekonomi beberapa tahun yang lalu, tingkat volume konsumsi dari negara-negara Uni Eropa tetap meningkat sebesar 8.8 persen per tahun dari tahun 2009 hingga Terutama untuk negara-negara bagian Eropa Timur dan Utara, telah terjadi peningkatan sebesar lebih dari 20% per tahun. Setelah adanya krisis ekonomi di Eropa baru-baru ini, kebanyakan dari para penduduk lebih memilih untuk masak di rumah masing-masing ketimbang membeli makanan di luar atau makan di restoran. Hal ini berarti penjualan jahe eceran meningkat seiring juga dengan produk jahe yang telah diproses. Secara keseluruhan, pasar Uni Eropa diperkirakan akan meningkat. Diharapkan kombinasi PDB negara-negara di Eropa akan meningkat sebesar 1.6 persen. Begitu juga untuk tahun-tahun sebelumnya diharapkan akan lebih meningkat lagi. Permintaan diharapkan juga akan terus meningkat dalam jangka panjang. Hingga

10 2020, pertumbuhan dalam sektor makanan dan minuman di Eropa Timur dan Eropa Utara, di mana pengeluaran konsumsi terhadap bahan makanan dan minuman diperkirakan % lebih tinggi di tahun 2021 ketimbang tahun Permintaan jahe akan terus meningkat dikarenakan meningkatnya apresiasi terhadap makanan Asia yang menggunakan jahe. Tren penting yang mempengaruhi pasar: Uni Eropa memiliki komunitas Asia yang sangat besar yang menggunakan jahe dalam bahan makanan dan minumannya. Komunitas ini memiliki efek yang besar dalam popularitas makanan Asia. Maka dari itu, permintaan akan makanan dan minuman Asia akan terus meningkat dalam jangka panjang ke depan. Walaupun permintaan konsumsi akan teh jahe masih di bawah teh rasa buah, teh hitam, dan teh beraroma lainnya, jahe masih merupakan bahan yang sangat dipertimbangkan dalam konteks herbal. Tingginya tingkat kesadaran akan bahan herbal yang dikombinasikan dengan manfaat kesehatan dapat menjadi peluang yang besar untuk menjadikan teh jahe sebagai salah satu teh yang punya banyak peminatnya dalam jangka panjang. 2.2 Produksi Produk Organik dan Herbal di Denmark Selama periode dari tahun , pertanian dan perkebunan organik meningkat dari sebesar 46,171 hektar menjadi 165,258 hektar. Pada tahun 2000, total perkebunan organik berkontribusi sebesar 6.2 persen dari total perkebunan Danish di tahun tersebut. Diperkirakan hingga sekarang, kontribusi perkebunan organik terus bertambah. Produksi buah-buahan dan sayuran di Denmark hanya berkontribusi kecil terhadap perkebunan organik. Ada sekitar 1716 hektar yang digunakan untuk perkebunan sayuran, sedangkan 197 hektar untuk buah-buahan. Kentang merupakan tumbuhan yang berkontribusi paling besar dalam perkebunan organik dengan total 821 hektar, diikuti oleh wortel, bawang, kubis, dan jamur. Dari segi buah-buahan, apel yang paling besar kontribusinya, diikuti oleh buah ceri, anggur, dan stroberi.

11 Teh herbal Berhubungan dengan kondisi iklim yang tidak memungkinkan untuk bercocok tanam sepanjang tahun, kebanyakan produksi teh tidak terlalu banyak ada di negara-negara Eropa. Oleh karena itu, ketersediaan teh untuk dikonsumsi di Uni Eropa sangat bergantung terhadap impor dari negara-negara berkembang seperti India, China, dan Sri Lanka. Hampir semua teh yang dikonsumsi di Uni Eropa diproses di Uni Eropa. Perusahaan yang memroses teh tersebut bukanlah bertindak sebagai kompetitor untuk negara-negara pengekspor, melainkan sebagai pembeli atau pedagang. Negara-negara berkembang pengekspor teh tidak memiliki peran khusus di pasar Eropa dalam hal pemrosesan. Grafik 2.3 Produksi teh dari seluruh dunia Jahe Olahan Produksi global untuk jahe sendiri memiliki total 2 miliar ton. Produksi jahe meningkat sebesar 8.3% per tahun di antara tahun 2009 hingga Produksi tinggi yang terjadi di tahun 2011 dan 2012 mengakibatkan ketersediaan barang yang berlebih yang berdampak pula pada harga yang menurun. Hal ini mengakibatkan ketersediaan barang yang menurun di tahun 2013 dan harga yang naik. Pada tahun 2012, 89% jahe tumbuh di Asia. Sedangkan benua Afrika menyumbang 10% dari produksi jahe. Namun jahe produksi Afrika memiliki kadar minyak yang tinggi, sehingga lebih banyak digunakan untuk produksi minyak dan sejenis. Impor jahe di negara-negara Eropa sebenarnya hanya berkontribusi sebesar 4% share dari produksi global. Sebagian besar jahe dikonsumsi langsung di negara asal seperti China dan India.

12 Grafik 2.4 Produksi Global untuk jahe tahun Source: FAOSTAT, ) Penjualan Teh Herbal Teh secara keseluruhan telah mengalami perkembangan yang baik di tahun 2014 setelah dua tahun penjualan naik sebesar 5 persen dalam penjualan eceran dan 1 persen dalam basis volume on-trade. Penduduk Denmark saat ini mulai tertarik kepada minuman alternatif yang menyehatkan, dan teh merupakan salah satu produk minuman yang mendapatkan perhatian dari para media berkat manfaatnya dalam bidang kesehatan. Teh sendiri diperkirakan dapat mencapai CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 2 persen dalam volume total selama tahun 2014 hingga Teh akan tetap dikonsumsi lebih sering di dalam rumah dibandingkan dengan on-trade channel seperti kopi. Teh juga akan menerima banyak tanggapan positif dari media di tahun-tahun mendatang, yang akan lebih fokus terhadap manfaat kesehatan yang dimiliki, serta dapat dinyatakan bahwa teh juga dapat menjadi pengganti kopi karena sebagian besar teh masih mengandung sedikit kafein. Banyak perusahaan ditargetkan akan fokus terhadap tren masalah kesehatan dengan cara memperluas pilihan sertifikasi teh yang dimiliki, ditambah dengan rasa-rasa eksotis. Dari sektor produk organik dan perdagangan pun akan terus berkembang, diikuti dengan dibukanya toko-toko spesialis teh di Denmark. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kebanyakan dari perusahaan teh yang menjual produknya di pasaran banyak yang mengandalkan aroma dan rasa. Namun dari segi jenis teh herbal, beberapa di antaranya yang terkenal dan banyak dijual di pasaran adalah teh hijau, teh hitam, teh peppermint, dan teh jahe. Jenis-jenis teh herbal tersebut sangat terkenal akan manfaat kesehatannya. Teh hijau contohnya, terkenal karena manfaatnya dalam penurunan risiko kanker dan dapat mengurangi efek buruk dari penggunaan rokok dan racunnya. Sedangkan teh jahe dikenal sebagai

13 minuman penambah energi dan stimulator. Konsumsi teh jahe dapat menstimulasi dan melancarkan sistem pernafasan serta dapat menyembuhkan gejala mual. 4) Perdagangan: Impor Untuk produk teh secara umum, dalam Uni Eropa mengalami penurunan dari tahun 2002 ke tahun Lebih dari 60% impor teh di Eropa bersumber langsung dari negara-negara berkembang. Sementara itu sisanya berasal dari pengeksporan kembali dari negara-negara Eropa lainnya. Grafik 2.5 Impor teh ke negara-negara Uni Eropa dalam volume Sumber: CBI Grafik 2.6 Negara pemasok ke negara-negara Uni Eropa di tahun 2013 Sumber: Eurostat 2014 Untuk pemasok ke dalam Uni Eropa dalam kategori teh secara keseluruhan, Kenya dan India masih memiliki kontribusi yang paling besar, diikuti oleh China dan Indonesia. Namun memang bisa dilihat, pemasok paling besar berasal dari negaranegara berkembang.

14 Di Denmark, konsumsi teh terus mengalami kenaikan setiap tahunnya dari tahun Walaupun Denmark tidak secara khusus memproduksi teh, namun masih terdapat aktivitas ekspor teh terhadap negara-negara lainnya walaupun jumlah impor teh masih lebih besar daripada ekspornya. Dapat dilihat di tabel 2.6, negara-negara yang banyak memasok teh ke Denmark adalah Kenya, China, dan Sri Lanka. Pada tahun 2007, terjadi penurunan besar terhadap impor teh di Denmark sebesar 10.49%. Hal ini mungkin dikarenakan adanya masalah regulasi impor di Uni Eropa dan pemberlakuan peraturan baru yang lebih ketat. Namun impor teh naik kembali di tahun 2008 sebesar 24.2% atau sebesar 454 ton per tahunnya. Tren impor teh di Denmark terus meningkat hingga tahun 2012, seperti yang bisa dilihat di grafik 2.8. Grafik 2.7 Negara-negara pengimpor teh tahun Sumber: FAOSTAT, 2015 Grafik 2.8 Kegiatan Impor Teh di Denmark tahun Sumber: FAOSTAT, 2015

15 Untuk jahe sendiri, Denmark banyak mengimpor jahe dari China, Nepal, dan Thailand. China sendiri mengantongi kisaran 330 ribu ton hingga satu juta ton dalam total keseluruhan di kegiatan ekspor kepada Denmark. Sedangkan Nepal berkontribusi sebesar 33,548 ton, yang diikuti oleh Thailand dengan jumlah 31,292 ton. Sehubungan dengan biaya pajak impor khusus untuk teh jahe, yang memiliki HS Commodity code , memiliki MFN duty rate sebesari 0%, dan pajak penjualan sebesar 25%. Pajak penjualan di Denmark memang bisa dikategorikan yang paling besar setelah Hungaria (27%). Denmark juga memiliki biaya cukai sebesar DKK 7.33 per kg nya. Grafik 2.9 Negara-negara pengimpor Jahe ke Denmark tahun Grafik 2.10 Kegiatan Impor Jahe di Denmark tahun Sumber: FAOSTAT, 2015

16 Selain China, Nepal, dan Thailand, negara-negara lain yang juga merupakan pengimpor jahe di Uni Eropa adalah India dan Afrika. Kedua daerah ini juga terkenal dengan kualitas jahe yang baik sehingga digemari oleh banyak negara di Eropa. Berdasarkan alibaba.com yang merupakan salah satu portal pemasok besar, Negara-negara yang memiliki pemasok terbanyak untuk teh jahe untuk dunia adalah sebagai berikut: China (3794), India (230), Jepang (201), Vietnam (71), Taiwan (59), Thailand (44), Singapura (44), Turki (35), Sri Lanka (31), Amerika Serikat (27), Malaysia (23), Korea Selatan (19), Inggris (16), Indonesia (12). 5) Regulasi 5.1 Penilaian dan kualifikasi Dalam setiap pemasukan barang olahan, Uni Eropa sangat ketat dalam penilaian kualitas barang yang akan diimpor. Penilaian kualitas teh biasanya dilakukan oleh penguji teh yang auksi dari pembeli pribadi. Hingga saat ini, penambahan dan pengetatan terhadap standar kualitas terus diusahakan sehingga agak sulit untuk para importir internasional untuk setuju pada standar yang ditentukan. Untuk contoh penilaian spesifikasi teh dapat ditemukan pada Tea Grading. 5.2 Paket Teh biasanya dipaketkan dalam bentuk kantong kertas. Paket juga biasanya diwajibkan untuk memiliki nomor identifikasi, detail konten kuantitas, daftar kandungan, dan informasi spesifik lainnya seperti asal negara, dll. 5.3 Label Produk konsumer yang mengandung teh wajib untuk menyertakan beberapa karakter di bawah ini: Nama produk Kondisi fisik dan keadaan spesifik barang

17 Daftar kandungan, termasuk zat tambahan Kehadiran zat dalam hal efek samping untuk konsumer Kuantitas bersih Batas tanggal pemakaian, dengan kalimat indikator: best before Nama dari perusahaan atau bisnis dari manufaktur dan pemaketan Tempat asal produk 5.4 Kontrol dan Keamanan Produk Hal ini merupakan isu utama dalam peraturan makanan Uni Eropa. The General Food Law adalah badan legislatif utama untuk keamanan makanan di Uni Eropa. Untuk menjamin keadaan mutu, kualitas, dan keamanan dari makanan yang dipasok, dan juga untuk menjaga tindakan pencegahan, rantai pasokan harus terus dikontrol. Risiko akan adanya kontaminasi juga harus terus dikurangi. Aspek yang paling penting yang harus diperhatikan adalah HACCP atau critical control point. Contohnya, sangat dianjurkan untuk melakukan pengecekan dari kontrol keamanan makanan dan terus menjaga suhu kelembaban suhu produk di bawah 10%. Aspek penting lainnya adalah untuk melakukan kontrol resmi produk teh. Untuk mencegah terulangnya pelanggaran peraturan, negara yang pernah melanggar akan dimasukkan ke dalam daftar Annex of Regulation (EC) 660/2009. Sehubungan dengan adanya masalah residu pestisida sebelumnya dari China, kontrol resmi akan terus ditingkatkan. Perusahaan pengekspor harus membiasakan diri dengan dengan sistem pengaturan keamanan makanan. Untuk informasi lebih lanjut, cek Legislasi Uni Eropa: Peraturan Umum Makanan Untuk memastikan bahwa Anda dapat menjual produk yang aman, pastikan bahwa Anda dapat melacak produk Anda dari para petani dan perkebunan. Untuk menghindari isu keamanan dan kesehatan, selalu mengacu kepada prinsip HACCP, terutama dalam hal: o Kebersihan karyawan o Pencucian tangan o Sistem penggunaan dan penyimpanan pakaian yang layak o Jalur lalu lintas yang teratur dari mulai perkebunan hingga ke pabrik Untuk pertanyaan yang spesifik, kontak European Food Safety Authority

18 5.5 Bahan dalam produk makanan Uni Eropa telah menetapkan tingkat maksimum untuk beberapa kontaminan. Selain residu pestisida, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemonitoran. Benda asing Kontaminasi dari benda asing seperti plastik dan serangga dapat menjadi ancaman ketika prosedur keamanan makanan tidak diikuti. Mikrobiologis Walaupun teh herbal memiliki risiko yang rendah, namun kontaminasi terhadap bakteri dapat menjadi ancaman yang serius. Badan keamanan bahan makanan dapat menarik kembali produk yang telah diimpor dari pasaran ketika terdeteksi adanya Salmonella. 6) Saluran Perdagangan Untuk pasar teh banyak dinominasi oleh perusahaan-perusahaan pemaketan teh terbesar seperti Unilever, Tata Tea, OTG, dll. Perusahaan-perusahaan ini biasanya mengambil teh dari negara-negara pengekspor besar seperti China dan India untuk memastikan rasa yang unik dan harga yang kompetitif. Teh biasanya diimpor dalam jumlah masal ke negara-negara pengimpor. Lalu dicampur dan dipaketkan oleh perusahaan teh. Saat ini kebanyakan jenis-jenis teh telah dijual melalui kontak langsung dan penjualan pribadi. Banyak keuntungan yang didapat, di antaranya adalah pembayaran yang lebih cepat, berkurangnya tingkat ketidakpastian mengenai harga dan penjualan, dan dapat dihindarinya pengeluaran untuk pihak ketiga. Selain itu untuk pembeli diberikan keuntungan lebih cepat dalam penerimaan barang.

19 Saran: Selalu perhatikan bahwa perusahaan Anda membutuhkan tenaga ahli dalam bidang pemasaran. Pastikan Anda memiliki manajer ekspor yang kompeten Penyaluran kepada importir yang lebih kecil atau pengecer khusus dapat memberikan kesempatan untuk mendapatkan kontrak jangka panjang dan juga harga yang lebih menguntungkan, karena terhindarnya proses auksi. Perdagangan ritel dalam teh biasanya dibagi menjadi dua segmen: in-home consumption dan out-of-home consumption. Penjualan ritel ke dalam rumah biasanya merupakan segmen yang paling utama. Pembagiannya adalah: Konsumsi ritel (supermarket, penjualan online) berkontribusi sebesar 91% dari keseluruhan konsumsi. Out-of-home consumption (restoran, kafe, dan kantor) berkontribusi sebesar 9% dari keseluruhan konsumsi. III. Peluang dan Strategi 1) Kompetisi yang dihadapi Permintaan pembelian terhadap teh berkualitas tinggi semakin meningkat di antara para konsumer terutama di toko-toko khusus menjual teh dan produk herbal. Supermarket biasanya tidak menjual teh premium. Namun kebanyakan teh herbal dijual di supermarket dan juga di toko yang menjual khusus kandungan berkualitas tinggi. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, konsumer di Uni Eropa juga semakin sadar akan pentingnya faktor kesehatan dan produk murni. Teh spesial herbal dengan manfaat kesehatan pun menjadi semakin populer. Namun, konsumer juga menginginkan rasa dan pengalaman teh yang baru dan berbeda. Jadi teh biasanya dicampur dengan herbal seperti buah dan bumbu (jahe). 85% dari produksi teh global dijual oleh perusahaan multinasional yang memiliki standar dan penanganan produk tersendiri. Pastikan perusahaan Anda selalu tahu harga pasaran yang ada saat ini, sehingga dapat bersaing dengan para merek teh lainnya. Jangan lupa untuk selalu menambahkan nilai lebih terhadap produk Anda, seperti penyediaan pelayanan lebih atau signature story dibalik produk Anda. Hal ini pasti akan menambah citra yang baik dan peminat dari pembeli.

20 2) Penekanan terhadap standar yang tinggi Standar tinggi yang kerap ditetapkan oleh para pembeli di Uni Eropa mengenai keamanan, kesehatan, kualitas, dan hal lainnya terkadang sulit untuk diikuti oleh negara pengekspor. Bahkan beberapa negara-negara di Eropa juga memiliki standar lebih dari yang ditetapkan Uni Eropa. Jadi sebelum melakukan pengeksporan, pastikan perusahaan Anda memiliki dan memenuhi standar yang ditentukan oleh negara pembeli dan juga untuk si pembeli. Pastikan kontrak yang ada juga mencakupi persetujuan detail mengenai standar yang ditetapkan masing-masing. 3) Program berkelanjutan dan sertifikasi Permintaan akan teh bersertifikasi sangat dikuatkan oleh banyak perusahaan manufaktur teh di Eropa. Selain itu, proses rantai pasokan yang transparan diharapkan untuk terus meningkat seiring dengan berkurangnya sertifikasi pihak ketiga. Selalu cek program yang sedang dicanangkan oleh pemerintah untuk mendapatkan program yang cocok untuk melakukan pelatihan dan sertifikasi di daerah Anda. Cek standar sustainability seperti UTZ Certified dan Rainforest Alliance untuk lebih tahu mengenai standar yang bisa ditambahkan ke dalam penjualan produk Anda nantinya. 4) Produktivitas dan diversifikasi Produktivitas merupakan hal yang beragam dalam sektor penjualan teh, terutama di antara produser masing-masing dan di daerah. Perbaikan langsung yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan proses yang efisien dalam penggunaan bahan utama dan juga perbaikan mengenai biaya dan manfaat untuk para petani. Kerjasama yang baik antara perusahaan, eksportir, importir, dan para petani dalam rantai pasokan yang ada dapat meningkatkan produktivitas. Namun, kesediaan barang yang berlebih juga harusnya dihindari karena dapat berakibat akan harga yang menurun nantinya. Jadi, diversifikasi memegang peranan yang penting dalam hal ini. Usahakan perusahaan Anda untuk terlibat dalam proyek-proyek kecil dengan institusi keuangan. Kebanyakan NGO saat ini bersedia untuk bekerjasama dengan perusahaan swasta dalam pembangunan sektor swasta. Selain itu, selalu monitor perkembangan sistem harga yang ada sehingga Anda selalu tahu perkembangan dan perubahan yang ada.

21 5) Program Corporate Social Responsibility Para pembeli di Uni Eropa, terutama Eropa Barat dan Eropa Utara, memiliki perhatian khusus terhadap tanggung jawab sosial, terutama isu yang berkaitan dengan lingkungan dan sosial dalam proses bisnis perusahaan. Hal ini pastinya juga berdampak pada para pengekspor dimana akan diminta untuk melakukan persetujuan untuk melakukan bisnis dengan tanggung jawab yang sesuai dengan isu yang ada, serta melibatkan isu penting lainnya seperti penggunaan pestisida, pekerja anak, lingkungan kerja yang aman dan sehat, dan keadilan bagi para petani. Para importir mungkin turut berpartisipasi dalam Ethical Trading Initiatives, Business Social Compliance Initiatives, dan Sedex. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kondisi sosial dari keseluruhan anggota rantai pasokan yang ada. Selain itu, kebanyakan dari pedagang ritel besar hanya akan mau bekerjasama dengan para supplier yang telah diaudit. IV. Informasi penting lainnya Untuk informasi lainnya mengenai perdagangan teh dan segala informasi ketentuan lainnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman di Denmark dapat dilihat di: Dewan Pertanian dan Makanan Denmark: Asosiasi makanan dan minuman Organik: Asosiasi Ekspor Denmark: Asosiasi Perdagangan dan Bisnis: Pameran Dagang Eropa: Asosiasi Kopi dan Teh Eropa: association-members/denmark/43-association-of-danish-coffee-and-teaimporters Asosiasi Teh Denmark (dalam Danish): Teh Herbal:

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Teh merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Industri teh mampu memberikan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Cina. Seiring berjalannya waktu, teh saat ini telah ditanam di berbagai negara, dengan variasi rasa dan aroma yang beragam. Menurut

Lebih terperinci

Market Brief. Beras di Jerman

Market Brief. Beras di Jerman Market Brief Beras di Jerman ITPC Hamburg 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi Beras di Pasar Jerman... 2 2.1 Analisa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Subsektor perkebunan merupakan bagian dari sektor pertanian yang memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dari nilai devisa yang dihasilkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi

Lebih terperinci

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12. 54 V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA 5.1 Perkembangan Produksi Teh Indonesia Perkembangan produksi teh Indonesia selama 1996-2005 cenderung tidak mengalami perubahan yang begitu

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam

Lebih terperinci

Market Brief. Cengkeh di Jerman

Market Brief. Cengkeh di Jerman Market Brief Cengkeh di Jerman ITPC Hamburg 2015 ITPC HAMBURG - CENGKEH DI JERMAN 2015 Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.2 Profil Geografi Jerman... 1 2 Potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan

Lebih terperinci

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada

Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada RI N G K ASA N KEG IATA N MAKASSAR, 14 15 MARET 2017 TAKENGON, 21 22 MARET 2017 TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Pelatihan Cara Mengekspor Kopi ke Kanada Sebagai bagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam. Hal ini tampak pada sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas. Komoditas yang ditanami diantaranya kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan komoditas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan negara karena setiap negara membutuhkan negara lain untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teh merupakan salah satu komoditi perkebunan yang mempunyai peran strategis dalam perekonomian Indonesia. Bahkan komoditi teh juga menjadi sektor usaha unggulan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. dengan berkat dan rahmat-nya, kami dapat melaksanakan penulisan. Market Brief perdagangan produk kopi dan teh di Hungaria.

KATA PENGANTAR. dengan berkat dan rahmat-nya, kami dapat melaksanakan penulisan. Market Brief perdagangan produk kopi dan teh di Hungaria. KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan YME, karena hanya dengan berkat dan rahmat-nya, kami dapat melaksanakan penulisan Market Brief perdagangan produk kopi dan teh di Hungaria. Tulisan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Pasar Non-Tradisional Asia periode

BAB IV GAMBARAN UMUM Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Pasar Non-Tradisional Asia periode BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Ekspor Produk Makanan dan Minuman Olahan Indonesia di Pasar Non-Tradisional Asia periode 2002-2010 Ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia di pasar nontradisional

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Saat ini, dunia memasuki era globalisasi yang berdampak terhadap sistem perdagangan internasional yang bebas dan lebih terbuka. Keadaan ini memberi peluang sekaligus tantangan

Lebih terperinci

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ekonomi Pertanian di Indonesia Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau

Lebih terperinci

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA

KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri produk kertas yang juga termasuk dalam industri stasioneri adalah salah satu industri manufaktur yang mengolah kertas menjadi barang dari kertas seperti buku,

Lebih terperinci

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS

V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS V. ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS HALAL MIHAS 93 5.1. Perkembangan Umum MIHAS Pada bab ini dijelaskan perkembangan bisnis halal yang ditampilkan pada pameran bisnis halal Malaysia International Halal Showcase

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

Sertifikasi Kopi Berkelanjutan di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

Sertifikasi Kopi Berkelanjutan di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Sertifikasi Kopi Berkelanjutan di Indonesia Fitria Ardiyani 1) dan Novie Pranata Erdiansyah 1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Globalisasi perdagangan menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Hal ini didorong oleh semakin meningkatnya hubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara penghasil rempah utama di dunia. Rempah yang dihasilkan di Indonesia diantaranya adalah lada, pala, kayu manis, vanili, dan cengkeh. Rempah-rempah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang melimpah dan beraneka ragam (mega biodiversity). Keanekaragaman tersebut tampak pada berbagai jenis komoditas tanaman

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Industri

Analisis Perkembangan Industri JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian dalam perekonomian. Selain itu sebagian besar penduduk Indonesia bekerja pada sektor

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - JERMAN PERIODE : JANUARI - JULI 2015 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Jerman 1. Neraca perdagangan Jerman pada periode Januari - Juli 2015 tercatat surplus

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg

Market Brief. Peluang Produk Sepeda di Jerman. ITPC Hamburg Market Brief Peluang Produk Sepeda di Jerman ITPC Hamburg 2015 I DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... II I. PENDAHULUAN... 1 A. Pemilihan Produk... 1 B. Profil Geografi Jerman... 1 II. POTENSI PASAR NEGARA JERMAN...

Lebih terperinci

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I

Market Brief. Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Market Brief Pasar Produk Organik di Jerman ### ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK ORGANIK DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1 Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA

SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA

Lebih terperinci

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016

Market Brief Essential Oil Di Jerman. ITPC Hamburg 2016 Market Brief Essential Oil Di Jerman ITPC Hamburg 2016 I Daftar Isi Kata Pengantar... III 1. Pendahuluan... 1 1.1 Pemilihan Produk... 1 1.1.1 Minyak Esensial untuk Perasa Makanan dan Minuman... 1 1.1.2

Lebih terperinci

PEMASARAN INTERNASIONAL

PEMASARAN INTERNASIONAL PENGANTAR PEMASARAN PEMASARAN INTERNASIONAL Suwandi PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG PEMASARAN INTERNASIONAL 1. Globalisasi perdagangan dunia 2. Faktor-faktor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang tangguh dalam perekonomian dan memiliki peran sebagai penyangga pembangunan nasional. Hal ini terbukti pada saat Indonesia

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan kegiatan transaksi jual beli antar negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh setiap negara untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Tenggara dan berada di sekitar garis khatulistiwa, sehingga memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia

Lebih terperinci

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010

Kinerja Ekspor Nonmigas November 2010 Memperkuat Optimisme Pencapaian Target Ekspor 2010 SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 111 Telp: 21-386371/Fax: 21-358711 www.kemendag.go.id Kinerja Ekspor Nonmigas November 21 Memperkuat Optimisme

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi

I. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi makanan dan minuman berkualitas. Salah satu contoh produk yang sangat diperhatian kualitasmya

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 37/07/72/Th.XVIII, 01 Juli 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Mei 2015, Nilai Ekspor US$ 24,44 Juta dan Impor US$ 17,34 Juta Selama Mei 2015, total ekspor senilai US$ 24,44 juta,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia

IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Perkebunan Dunia Komoditi perkebunan Indonesia rata-rata masuk kedalam lima besar sebagai produsen dengan produksi tertinggi di dunia menurut Food and agriculture organization (FAO)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lingkungan Industri Perusahaan Ekspor Pembekuan Menurut Rosyidi (2007), dalam melakukan kegiatan ekspor suatu perusahaan dapat menentukan sendiri kebijakan mengenai pemasaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya alam yang melimpah, terutama pada sektor pertanian. Sektor pertanian sangat berpengaruh bagi perkembangan

Lebih terperinci

MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA

MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA MARKET BRIEF HOME DECORATION DI ITALIA Dalam kondisi ekonomi yang buruk belakangan ini, pasar produk Dekorasi Rumah di Uni Eropa mengalami tekanan yang cukup signifikan. Konsumen lebih berhati-hati dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kedelai merupakan komoditas strategis di Indonesia, karena kedelai merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia setelah beras dan jagung. Komoditas

Lebih terperinci

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA

V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 83 V. KERAGAAN INDUSTRI GULA INDONESIA 5.1. Luas Areal Perkebunan Tebu dan Produktivitas Gula Hablur Indonesia Tebu merupakan tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tujuan penanaman tebu adalah untuk

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA

V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA V GAMBARAN UMUM EKSPOR UDANG INDONESIA 5.1. Perdagangan Internasional Hasil Perikanan Selama lebih dari beberapa dekade ini, sektor perikanan dunia telah banyak mengalami perkembangan dan perubahan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona Indonesia untuk jenis ekspor non-migas. Indonesia tidak bisa menggantungkan ekspornya kepada sektor migas saja sebab

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax: KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Kinerja Ekspor

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit

Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Fitur Pemeringkatan ICRA Indonesia April 2015 Metodologi Pemeringkatan Perusahaan Kelapa Sawit Pendahuluan Sektor perkebunan terutama kelapa sawit memiliki peran penting bagi perekonomian Indonesia karena

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang mengandalkan sektor migas dan non migas sebagai penghasil devisa. Salah satu sektor non migas yang mampu memberikan kontribusi

Lebih terperinci

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan

Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat. Kementerian Perdagangan Ekspor Bulan Juni 2014 Menguat Kementerian Perdagangan 5 Agustus 2014 1 Neraca perdagangan non migas bulan Juni 2014 masih surplus Neraca perdagangan Juni 2014 mengalami defisit USD 305,1 juta, dipicu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian dari waktu ke waktu semakin meningkat. Lada merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup

Lebih terperinci

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015. BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 42/08/72/Th.XVIII, 03 Agustus 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juni 2015, Nilai Ekspor US$ 28,73 Juta dan Impor US$ 23,94 Juta Selama Juni 2015, total ekspor senilai US$ 28,73

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Teh merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia, apalagi pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor enam di

Lebih terperinci

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI

ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI LAPORAN KEGIATAN KAJIAN ISU-ISU AKTUAL KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 2013 ANALISIS STRUKTUR-PERILAKU-KINERJA PEMASARAN SAYURAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Oleh: Erwidodo PUSAT SOSIAL EKONOMI DAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis

BAB I PENDAHULUAN. pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri kelapa sawit merupakan salah satu industri strategis sektor pertanian (agro-based industry) yang banyak berkembang di negara-negara tropis seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor

I. PENDAHULUAN. Indonesia menurut lapangan usaha pada tahun 2010 menunjukkan bahwa sektor 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan sektor strategis dalam pembangunan perekonomian nasional seperti dalam hal penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan bagi masyarakat

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 43/08/32/Th.XIX, 01 Agustus 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2017 MENCAPAI USD 1,95 MILYAR

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 56/10/72/Th.XVIII, 01 Oktober 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Agustus 2015, Nilai Ekspor US$ 42,49 Juta dan Impor US$ 53,06 Juta Selama Agustus 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik merupakan salah satu bagian dari sektor pertanian yang mendapat perhatian besar masyarakat di negara maju maupun negara berkembang seiring dengan perubahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber : [18 Februari 2009]

I. PENDAHULUAN. Tahun. Sumber :  [18 Februari 2009] I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi sumber daya manusia suatu bangsa termasuk Indonesia. Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar (228.523.300

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat No. 56/10/32/Th. XIX, 2 Oktober 2017 BERITA RESMI STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT Perkembangan Ekspor Impor Provinsi Jawa Barat Agustus 2017 Ekspor Agustus 2017

Lebih terperinci

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen

Memperkuat Industri Kopi Indonesia melalui Pertanian Kopi Berkelanjutan dan (Pengolahan) Pascapanen RI N G K ASA N KEG IATA N 6 8 MARET, 2017, BENER MERIAH (KABUPATEN GAYO, ACEH 13 16 MARET, 2017, TORAJA UTARA, SULAWESI SELATAN TPSA CANADA INDONESIA TRADE AND PRIVATE SECTOR ASSISTANCE PROJECT Memperkuat

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 No. 054/10/15/Th.X, 3 Oktober 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016 AGUSTUS Nilai Ekspor Asal Provinsi Jambi sebesar US$ 160,46 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 4,57 Juta. Nilai ekspor asal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Pertumbuhan sektor pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 69/12/72/Th.XVIII, 01 Desember 2015 Selama Oktober 2015, Nilai Ekspor US$ 85,21 Juta dan Impor US$ 71,73 Juta Selama Oktober 2015, total ekspor senilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup

Lebih terperinci

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

IX. KESIMPULAN DAN SARAN 203 IX. KESIMPULAN DAN SARAN 9.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Analisis terhadap faktor-faktor yang

Lebih terperinci

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman

Market Brief. Peluang Pasar Produk ikan. dan Makanan Laut di Jerman Market Brief Peluang Pasar Produk ikan dan Makanan Laut di Jerman ITPC Hamburg ITPC HAMBURG - PELUANG PASAR PRODUK IKAN DAN MAKANAN LAUT DI JERMAN 2015 I Daftar Isi Kata Pengantar... III I. Pendahuluan...

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.

I. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja dan pendapatan penduduk.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015 No. 20/03/15/Th.IX, 16 Maret 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015 Nilai Ekspor Melalui Pelabuhan di Provinsi Jambi sebesar US$ 95,49 Juta, dan Nilai Impor sebesar US$ 9,88 Juta.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH No. 51/09/72/Th.XVIII, 01 September 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR SULAWESI TENGAH Selama Juli 2015, Nilai Ekspor US$ 21,82 Juta dan Impor US$ 82,70 Juta Selama Juli 2015, total ekspor senilai US$

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG » Kinerja Perdagangan Komoditas Pertanian Volume 1 No. 1, 2009 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI JULI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Juli 2014, neraca perdagangan Thailand dengan Dunia

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No. 25/05/32/Th.XIX, 02 Mei 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2017 MENCAPAI USD 2,49 MILYAR

Lebih terperinci