Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy)
|
|
- Yuliani Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Modul ke: Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Rasional Emotif (Rational Emotive Therapy) Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi
2 Pendekatan Kognitif Terapi kognitif: Terapi yang menggunakan pendekatan terstruktur, aktif, direktif, berjangka waktu singkat dalam menghadapi hambatan kepribadian. Terapi ini didasarkan pada teori bahwa efek (keadaan emosi dan perasaan) dan tindakan seseorang ditentukan bagaimana orang tsb membentuk dunianya. Pikiran seseorang memberikan gambaran tentang rangkaian kejadian di dalam kesadarannya. Perilaku yang menyimpang berhubungan erat dengan isi pikiran.
3 Pendekatan Kognitif Terapi kognitif digunakan untuk mengidentifikasi, memperbaiki perilaku yg tidak sesuai, dan fungsi kognitif yg bermasalah. Terapis kognitif mengajarkan klien agar berpikir realistik (sesuai) sehingga dapat menghilangkan atau mengurangi gejala yg bermasalah. Tokoh terapi Kognitif adalah Aaron Beck. Tokoh terapi Rasional Emotif adalah Albert Ellis. Terapi rasional emotif beranggapan bahwa manusia adalah korban dari pola berpikir yg tidak rasional, sehingga terapis berusaha memperbaiki pola berpikir yg tidak rasional tsb.
4 Konsep Manusia Konsep Manusia (Ellis, 1980): 1. Manusia mengkondisikan dirinya terhadap munculnya perasaan yg mengganggu dirinya. 2. Manusia cenderung untuk berpikir salah sehingga mengecewakan diri sendiri. 3. Manusia menciptakan keyakinan yg salah sehingga mengganggu. 4. Manusia mempunyai kemampuan untuk mengubah proses kognitif, emosi, dan perilaku.
5 Konsep Manusia Kemampuan dengan mengubah kognitif, emosi, dan perilaku memungkinkan dapat: a. Memilih reaksi berbeda dari yg biasa dilakukan. b. Menolak terhadap sesuatu yg mengganggu. c. Melatih diri agar mempertahankan gangguan sedikit mungkin.
6 Pendekatan Rasional Emotif Timbulnya perasaan tidak bahagia karena gangguan emosi (Patterson, 1980): 1. Manusia pribadi unik, rasional, dan tidak rasional. 2. Hambatan emosi (psikologis), akibat dari cara berpikir yang tidak rasional dan tidak logis. Emosi menyertai pikiran dan mengakibatkan pikiran tidak rasional. 3. Pikiran tidak rasional berakar pada sesuatu yang tidak logis dipelajari dari awal (diperoleh dari orangtua dan lingkungan sekitar). 4. Manusia berpikir dengan menggunakan simbol dan bahasa. Karena pikiran menyertai emosi, jika emosi terganggu, maka muncul pikiran tidak rasional.
7 Pendekatan Rasional Emotif 5. Hambatan emosi akibat dari verbalisasi diri yang dilakukan terhadap diri sendiri (bukan dari luar), melainkan pengamatan dan sikap terhadap suatu kejadian. Bukan situasi yang menyebabkan kecemasan, melainkan pengamatan yg dilakukan yang menimbulkan perasaan cemas. 6. Manusia dapat mengaktualisasikan kemampuannya dan dapat mengubah tujuannya. 7. Pikiran negatif menyalahkan pikiran dan emosi diri sendiri, karena itu harus dilawan dengan menyusun kembali pengamatan dan pikiran agar menjadi logis dan rasional.
8 Teknik Pengajaran Terapis memperbaiki pola pikir klien dan menghilangkan pola pikir yang tidak rasional. Terapis mendidik kembali (reducation), bertindak sebagai pendidik dan memberikan tugas yang harus dilakukan klien. Terapis mengajarkan strategi tertentu untuk memperkuat proses berpikirnya. Proses ini dilakukan dengan pendekatan langsung (directive).
9 Teknik Pengajaran Manusia sebagai mahkluk berpikir dapat menghilangkan gangguan emosi (yang menimbulkan perasaan tidak bahagia) dengan belajar berpikir rasional. Terapis bertujuan menghilangkan cara berpikir yang tidak logis (tidak rasional) dan menggantikan dengan yang logis dan rasional. Terapis perlu memahami klien seutuhnya, perilaku klien dari sudut pandang klien, memahami perilaku klien yang tidak rasional (tanpa terlibat dengan perilaku tersebut), sehingga terapis dapat mendorong klien menghentikan cara berpikir yang tidak rasional.
10 Teknik Persuasif 3 langkah terapis mendorong klien agar berpikir tidak rasional: 1. Terapis menunjukkan cara berpikir klien tidak logis, kemudian membantu memahami bagaimana dan mengapa klien mempunyai cara berpikir seperti itu. 2. Terapis menunjukkan kepada klien bahwa ia mempertahankan perilakunya yang terganggu, karena klien terus-menerus berpikir tidak logis. 3. Mengubah cara berpikir klien dengan membuang cara berpikir yang tidak logis, tidak rasional, dan menggantinya dengan pikiran yang logis dan rasional.
11 Teknik Konfrontasi Peran terapis (Ellis, 1973): 1. Ajak klien sampai pada akar persoalan yang menimbulkan pikiran tidak rasional yang menimbulkan gangguan perilaku. 2. Dorong klien agar mengemukakan pikiran-pikirannya. 3. Tunjukkan pada klien cara berpikir yang tidak logis. 4. Gunakan analisis logis untuk mengurangi keyakinan yang tidak rasional.
12 Teknik Konfrontasi 5. Tunjukkan pada klien bahwa keyakinannya salah dan menimbulkan gangguan emosi dan perilaku. 6. Pergunakan cara untuk menghadapi cara berpikir klien yang tidak rasional. 7. Jelaskan pada klien bahwa pikiran yang tidak rasional dapat diganti dengan pikiran yang lebih rasional dan memiliki dasar empirik yang kuat. 8. Ajarkan klien menggunakan pendekatan ilmiah dalam proses berpikirnya, sehingga dapat mengamati dan mengurangi cara berpikir yang tidak rasional.
13 Teknik Pemberian Tugas Perubahan dalam menggunakan kata atau bahasa. Dalam mempengaruhi fungsi emosi, menggunakan teknik imajinasi (visualisasi). Bermain peran (role play) dan latihan menghadapi halhal yang memalukan yang diciptakan sendiri.
14 Daftar Pustaka Singgih D Gunarsa.(2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.
Psikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 09 61033 Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan ini akan
Lebih terperinciPsikologi Konseling Konseling Berbasis Problem
Modul ke: Psikologi Konseling Konseling Berbasis Problem Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Konseling Berbasis Problem Konseling berbasis problem:
Lebih terperinciPsikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy)
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy) Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Terapi Realitas (Reality
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena---teori adalah untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu kegiatan profesional dan ilmiah, pelaksaan konseling bertitik tolak dari teori-teori yang dijadikan sebagai acuannya. Pada umumnya teori diartikan
Lebih terperinciPsikologi Konseling Gestalt Therapy and Behavior Therapy
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Gestalt Therapy and Behavior Therapy Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Gestalt Therapy Pendekatan Gestalt:
Lebih terperinciPsikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Psychoanalysis Therapy and Person Center Therapy Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Psychoanalysis Therapy
Lebih terperinciA. Konsep Dasar. B. Asumsi Tingkah Laku Bermasalah
A. Konsep Dasar Manusia padasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten.
Lebih terperinciA. Identitas : Nissa (Nama Samaran)
A. Identitas Nama Umur Jenis kelamin Agama Pekerjaan Asal Sekolah Kelas : Nissa (Nama Samaran) : 18 tahun : Perempuan : Islam : Siswa : SMA Negeri 1 Sanden : XII Semester : 1 Alamat B. Deskripsi Kasus
Lebih terperinciMODUL VII COGNITIVE THERAPY AARON BECK
www.mercubuana.ac.id MODUL VII COGNITIVE THERAPY AARON BECK Aaron Beck adalah psikiater Amerika yang merintis penelitian pada psikoterapi dan mengembangkan terapi kognitif. Ia dianggap sebagai bapak cognitive
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan gangguan yang disebut dengan enuresis (Nevid, 2005).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Mengompol merupakan suatu kondisi yang biasanya terjadi pada anakanak yang berusia di bawah lima tahun. Hal ini dikarenakan anak-anak belum mampu melakukan pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling adalah suatu hal yang sangat erat hubungannya dengan pendidikan. Pendidikan yang merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka merubah
Lebih terperinciPsikologi Konseling Agustini, M.Psi., Psikolog MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 12 61033 Agustini, M.Psi., Psikolog Abstract Dalam perkuliahan ini akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi
Lebih terperinciKONSEP DASAR. Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional
KONSEP DASAR Manusia padasarnya adalah unik memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional Ketika berpikir dan bertingkahlaku rasional manusia akan efektif, bahagia, dan kompeten. Ketika
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY DALAM KELUARGA
BAB II PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY DALAM KELUARGA 2.1. Konsep Dasar Manusia padasarnya adalah unik yang memiliki kecenderungan untuk berpikir rasional dan irasional. Ketika berpikir dan bertingkahlaku
Lebih terperinciPsikologi Konseling Konseling Analisis Transaksional
Modul ke: Psikologi Konseling Konseling Analisis Transaksional Fakultas Psikologi Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Analisis Transaksional (TA): Model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan perkembangan seseorang bisa dilihat sejak usia dini, khususnya pada usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dipandang sebagai proses yang dinamis yang dipengaruhi oleh sifat bakat seseorang dan pengaruh lingkungan dalam menentukan tingkah laku apa yang
Lebih terperinciThe problem is not the problem. The problem is your attitude about the problem. Do you understand?
The problem is not the problem. The problem is your attitude about the problem. Do you understand? Rational Emotive Behavior Therapy Nanang Erma Gunawan nanang_eg@uny.ac.id Albert Ellis Lahir di Pittsburgh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang ada dikalangan remaja yang berada pada lingkungan sekolah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan yang ada dikalangan remaja yang berada pada lingkungan sekolah khususnya SMA sangatlah kompleks. Hal ini disebabkan karena kondisi remaja itu sendiri
Lebih terperinciPsikologi Konseling Konseling dengan Psikoterapi. Guidance
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Konseling dengan Psikoterapi. Guidance Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Jesse B. Davis: Orang pertama
Lebih terperinciKONSEP BEHAVIORAL THERAPY DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA TERISOLIR. Dyesi Kumalasari
Konsep Behavioral Therapy KONSEP BEHAVIORAL THERAPY DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWA TERISOLIR Dyesi Kumalasari Dyesi91kumalasari91@gmail.com Abstrak Artikel ini mendiskripsikan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keterlibatan Belajar Siswa, (Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011), 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sikap pasif siswa sering ditunjukan dalam sebuah proses belajar, hal ini terlihat dari perilaku siswa dalam sebuah proses belajar yang cenderung hanya berperan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING
BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING Setelah menyajikan data hasil lapangan maka peneliti melakukan analisis
Lebih terperinciDIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING. WPK1313 Psikolgi Pembelajaran
DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK1313 Psikolgi Pembelajaran Minggu 3 Pensyarah: Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh Sains & Teknologi (UTM) Aplikasi dan penerapan
Lebih terperinciKonseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan yang berkenaan dengan pengentasan masalah dan fasilitasi perkembangan individu
Konsep Dasar Konseling Dr. Suherman, M.Pd. Universitas Pendidikan Indonesia Konseling merupakan inti kegiatan bimbingan secara keseluruhan yang berkenaan dengan pengentasan masalah dan fasilitasi perkembangan
Lebih terperinciTERAPI KOGNITIF (BECK)
TERAPI KOGNITIF (BECK) Kondang budiyani Sumber Retnowati S. 2002. Pendekatan Kognitif dalam Psikoterapi. Dalam Prawitasari J E, Hadjam M N R, Atamimi N, Retnowati S, Utami, M S, Subandi, M.A, Ramdhani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proses belajar mengajar, diantaranya siswa, tujuan, dan. antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciTERAPI RASIONAL EMOTIF Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*
TERAPI RASIONAL EMOTIF Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Ide Dasar Terapi Rasional Emotif merupakan salah satu dari sekian banyak pendekatan yang dapat digunakan dalam psikoterapi. Terapi Rasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan pemerintah. Salah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah saat ini menuntut siswa untuk mempunyai karakter yang baik sesuai dengan harapan pemerintah. Salah satu karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancar dan berhasil tanpa mengalami kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru dihadapkan pada karakterisktik siswa yang beraneka ragam dalam kegiatan pembelajaran. Ada siswa yang dapat menempuh kegiatan belajar secara lancar dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perasaan kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja. Pada masa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perasaan kurang percaya diri banyak terjadi pada remaja. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan, terutama dalam rentang usia 13 tahun remaja mengalami perubahan
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KKPP72118 Psikoterapi Disusun oleh: Harry Theozard Fikri, S.Psi, M.Psi PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR PENGESAHAN
Lebih terperinciCognitive Behavior Modification. Disiapkan oleh : Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi
Cognitive Behavior Modification Disiapkan oleh : Danang Setyo Budi Baskoro, S.Psi., M.Psi Pokok bahasan Definisi Cognitive Behavior Definisi Cognitive Behavior Modification Macam-macam Cognitive Behavior
Lebih terperinciRational-Emotive Therapy. Albert Ellis. ALBERT ELLIS (lahir 1913) lahir di Pittsburgh tetapi melarikan diri ke
Rational-Emotive Therapy Albert Ellis 1. Latar Belakang Sejarah ALBERT ELLIS (lahir 1913) lahir di Pittsburgh tetapi melarikan diri ke belantara New York pada usia 4 tahun dan selanjutnya tinggal di sana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya. Hal ini berarti bahwa manusia tidak
Lebih terperinciINTERVENSI DALAM PSIKOLOGI KLINIS. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id
INTERVENSI DALAM PSIKOLOGI KLINIS DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A dita.lecture.ub.ac.id dita.lecture@gmail.com INTERVENSI? Penggunaan prinsip-prinsip psikologi untuk menolong orang mengalami masalah-masalah
Lebih terperinciPsikologi Konseling Pendekatan Konseling Non- Directive
Modul ke: Fakultas Psikologi Psikologi Konseling Pendekatan Konseling Non- Directive Agustini, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Dasar Filsafi Carl Rogers Mengenai Manusia Manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. C. Tujuan Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial, banyak persoalan yang mengitarinya. Persoalan-persoalan individu ada yang bersifat pribadi dan
Lebih terperincioleh: Agus Supriyanto M.Si
RUANG LINGKUP PSIKOLOGI KEPELATIHAN oleh: Agus Supriyanto M.Si Email: Agus_Supriyanto@uny.ac.id Ruang Lingkup Kajian Psikologi Kepelatihan Cabang Psikologi dengan Olahraga, a.l: 1. Perkembangan 2. Kepribadian
Lebih terperinciTUGAS INSTRUMEN EVALUASI PROSES KONSELING MODEL STAKE
TUGAS INSTRUMEN EVALUASI PROSES KONSELING MODEL STAKE Mata Kuliah Pengembangan Instrumen dan MediaBimbingan dan Konseling Dosen Pengampu Prof.Edi Purwanta, M.Pd & Dr.Ali Muhtadi Oleh: Liza Lestari (16713251041)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memiliki anak yang sehat dan memiliki tumbuh kembang yang baik merupakan dambaan bagi setiap pasangan suami istri yang telah menikah. Anak merupakan berkah yang sangat
Lebih terperinciPsikologi Konseling. Pengertian, Tujuan, Proses, dan Karakteristik Konselor. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI
Psikologi Konseling Modul ke: Pengertian, Tujuan, Proses, dan Karakteristik Konselor Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Kontrak Belajar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:
BAB IV ANALISIS DATA Setelah menyajikan data hasil lapangan maka peneliti melakukan analisis data, analisis data ini dilakukan peneliti untuk memperoleh suatu hasil penemuan dari lapangan berdasarkan fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teori tentang konseling dari dulu telah berkembang dan mengalami banyak kemajuan. Beberapa teori tentang konseling berkembang dengan pesat. Salah satu teori yang dikenal
Lebih terperinciPsikologi Konseling. Psikologi Konseling. Psikologi Psikologi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Konseling Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 61033 Abstract Dalam perkuliahan ini akan didiskusikan mengenai Ketrampilan Dasar Konseling:
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
16 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Teknik Cognitive Restructuring 1. Pengertian Teknik Cognitive Restructuring Beck mengatakan bahwa terapi kognitif meliputi usaha memberikan bantuan kepada konseli
Lebih terperinciMODEL TERAPI KONSELING. Teori dan Praktek
MODEL TERAPI KONSELING Teori dan Praktek Ragam model terapi konseling Terapi Psikoanalitik / Freud, Jung, Adler Terapi Eksistensial humanistik / May, Maslow, Frank Jourard Terapi Client-Centered / Carl
Lebih terperinciPengantar Psikodiagnostik
Modul ke: Pengantar Psikodiagnostik Dasar-Dasar Interpretasi Tes Psikologi Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tes Psikologis menginterprestasikan
Lebih terperinciBAB IV PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP PENDERITA LEUKEMIA ANAK DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA
BAB IV PENDAMPINGAN PASTORAL TERHADAP PENDERITA LEUKEMIA ANAK DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Pendampingan pastoral terhadap penderita leukemia anak di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta belum berjalan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Laar Belakang Masalah Dengan berasumsi bahwa remaja adalah makhluk yang sangat perlu dipahami oleh orang-orang di sekitarnya, maka timbul berbagai macam cara dari beberapa sumber yang
Lebih terperinciMENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY
0 MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RATIONAL EMOTIVE THERAPY Zulfajri Hidayah (zulfajri.hidayah@ymail.com) 1 Giyono 2 Ratna Widiastuti 3 ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP KAKAKNYA DI DESA KEMAMANG BALEN BOJONEGORO Setelah menyajikan
Lebih terperinciSejarah dan Aliran-Aliran Psikologi
Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Modul ke: Eksistensialisme dan Humanisme Fakultas Psikologi Dra. Anna Amanah, Psi., MSi. www.mercubuana.ac.id Program Studi Psikologi Perkembangan Aliran-Aliran Pesatnya
Lebih terperinci1. Tujuan utama dari orientasi psikososial dalam pekerjaan sosial adalah perubahan.
TEORI PSIKOSOSIAL Oleh bambang rustanto Mata kuliah metode pekerjaan social A. PENGANTAR Kata terapi sering kali digunakan dalam bidang medis dan dalam konseling. Sedangkan psikososial adalah dimensi sosial
Lebih terperinciPerkembangan Sepanjang Hayat
Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Remaja dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi http://mercubuana.ac.id Memahami Masa
Lebih terperinciCARL ROGERS (CLIENT CENTERED THERAPY)
Biografi CARL ROGERS (CLIENT CENTERED THERAPY) 1. Carl Rogers dilahirkan di Illionis 8 Januari 1902 USA. 2. Ia menaruh perhatian atas ilmu pengetahuan alam dan biologi. Pengaruh filsafat J. Deway mendorong
Lebih terperinciPENTINGNYA KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MENGENTASKAN KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN
PENTINGNYA KONSELING RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY (REBT) UNTUK MENGENTASKAN KECEMASAN SISWA MENGHADAPI UJIAN Suhendri, S.Pd., M.Pd., Kons. Hendri_kdi@yahoo.co.id Universitas PGRI Semarang ABSTRAK
Lebih terperinciRENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) KBPP43117 Psikologi Klinis Disusun oleh: Harry Theozard Fikri, S.Psi, M.Psi PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA YPTK PADANG LEMBAR
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Rational Emotive Behaviour Therapy. dan Psikoterapi terapi rasional emotif behaviour adalah pemecahan masalah
11 BAB II LANDASAN TEORI A. Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT) 1. Pengertian Rational Emotive Behaviour Therapy Menurut Gerald Corey dalam bukunya Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi terapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat berguna dan bermanfaat untuk memperlancar dan memberikan pengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kelangsungan perkembangan dan pertumbuhan anak didik, berbagai pelayanan di selenggarakan. Masing-masing pelayanan itu memiliki peran yang sangat berguna dan bermanfaat
Lebih terperinciReality Therapy. William Glasser
Reality Therapy William Glasser 1. Latar Belakang Sejarah William Glasser lahir tahun 1925, mendapatkan pendidikan di Cleveland dan menyelesaikan sekolah dokter di Case Western Reserve University pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Hampir semua perasaan takut bermula dari masa kanak-kanak karena pada masa ini anak belum memiliki kemampuan berpikir yang baik. Hal ini membuat mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Proses
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan
Lebih terperinciBAB I PEMBAHASAN. dapat berjalan dengan lancar, hal ini dikarenakan banyak dijumpai permasalahan
1 BAB I PEMBAHASAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah adalah tempat bagi terselenggaranya proses pendidikan formal. Namun, pada kenyataannya dalam proses pendidikan tersebut tidak selamanya dapat berjalan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Gangguan Jiwa BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa Gangguan jiwa merupakan perubahan sikap dan perilaku seseorang yang ekstrem dari sikap dan perilaku yang dapat menimbulkan penderitaan
Lebih terperinciPsikoterapi M. Faisal Idrus
Psikoterapi M. Faisal Idrus Pendahuluan. Psikoterapi berasal dari dua kata, yaitu psyche yang berarti jiwa dan therapy yang berarti pengobatan. Jadi psikoterapi berarti pengobatan jiwa.sampai saat ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Pelaksanaan Intervensi Konseling (Data Pelaksanaan Penelitian)
56 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada bab IV akan dipaparkan tentang gambaran umum pelaksanaan intervensi konseling, deskripsi data hasil analisis intervensi konseling dan hasil uji hipotesis. Bab ini juga dilengkapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari keseluruhan laporan penelitian yang menguraikan pokok bahasan tentang latar belakang masalah yang menjadi fokus penelitian, pertanyaan penelitian,
Lebih terperinciPANDUAN REFLEKSI/PENGAMATAN PRAKTIK PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL FASE PROSES KONSELING
PANDUAN REFLEKSI/PENGAMATAN PRAKTIK PENDEKATAN KONSELING BEHAVIORAL FASE-FASE PROSES KONSELING Konselor Klien Pengamat Petunjuk : Berilah tanda silang pada jenjang skala yang disediakan sesuai dengan keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi global membuat kehidupan semakin kopetitif dan membuka peluang bagi manusia untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dapak positip dari kondisi
Lebih terperinciBAB II TERAPI RASIONAL EMOTIF, TEKNIK KONFRONTASI, KETERAMPILAN SOSIAL, BULLYING. a) Pengantar Konseling Rasional Emotif
BAB II TERAPI RASIONAL EMOTIF, TEKNIK KONFRONTASI, KETERAMPILAN SOSIAL, BULLYING A. Kajian Teoritik 1. Terapi Rasional Emotif a) Pengantar Konseling Rasional Emotif Rational Emotive Therapy atau Teori
Lebih terperinciSiti Zahara Nasution, S.Kp, MNS 22/04/09
Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS 22/04/09 landasan filosofis landasan psikologis landasan sosial-budaya landasan ilmu pengetahuan dan teknologi Landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang tak kunjung mampu dipecahkan sehingga mengganggu aktivitas.
1 BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab berikut dipaparkan mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan dan pertanyaan penelitian, tujuan peneltian dan manfaat penelitian. A. Latar
Lebih terperinciPsikologi Konseling. Review Materi dan Praktikum. Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Psikologi Konseling Modul ke: Review Materi dan Praktikum Fakultas PSIKOLOGI Muhammad Ramadhan, M.Psi, Psikolog. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengertian Konseling sebagai hubungan membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan
Lebih terperinciKONSEP DASAR. Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan.
KONSEP DASAR Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagianbagian organ-organ seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KRISTANTI NIM. 11502098 Pembimbing : Drs. Fadjeri,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS
5 2.1 Pengertian Perilaku BAB II KAJIAN TEORITIS Perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus dari luar oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya interaksi antara individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sifatnya menembangkan pola hidup yang menyimpang dari norma. perikehidupan dan perkembangan remaja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman yang serba modern ini, telah banyak menyebabkan perubahan pada kemajuan manusia itu sendiri dalam menyesuaikan diri (adjustment)
Lebih terperinciContoh Kasus Bimbingan Konseling (BK)
Contoh Kasus Bimbingan Konseling (BK) DESKRIPSI KASUS 1 Jojon (bukan namasebenarnya) adalah siswa SMU Favorit Purwakarta yang barusan naik kelas II. Ia berasal dari keluarga petani yang terbilang cukup
Lebih terperinciSigit Sanyata
Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id Pelatihan REBT-MGBK SMK Kabupaten Sleman Rabu, 8 Januari 2014 Sejarah Albert Ellis pendiri dan pengembang REBT Lahir di Pittsburgh tahun 1913 Meninggal tahun 2007 pada
Lebih terperinciUKDW. Bab 1 Pendahuluan. 1. Latar Belakang
Bab 1 Pendahuluan 1. Latar Belakang Masa remaja merupakan salah satu periode perkembangan yang dialami oleh setiap individu sebagai masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Menurut Erik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Sekolah sebagai tempat siswa untuk melaksanakan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga yang bertanggung jawab menyelenggarakan pendidikan formal. Sekolah sebagai tempat siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar mempunyai
Lebih terperinciIndonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application
IJGS 1 (1) (2012) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk MENGURANGI PERILAKU SISWA TIDAK TEGAS MELALUI PENDEKATAN REBT DENGAN
Lebih terperinciPERAN KONSELOR DAN FASILITAS BK SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGUBAH PERILAKU MENYIMPANG SISWA KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN
PERAN KONSELOR DAN FASILITAS BK SEBAGAI MEDIA UNTUK MENGUBAH PERILAKU MENYIMPANG SISWA KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Averrhoa Carambola 11500006 Abstraks:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fobia sering kali dimiliki seseorang. Apabila terdapat perasaan takut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fobia sering kali dimiliki seseorang. Apabila terdapat perasaan takut akan sesuatu yang terkadang tidak mengidap sesuatu adalah lucu dan aneh, tetapi bagi orang yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Kecemasan pada Pemuda yang Gagal Tes TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo Proses pelaksanaan
Lebih terperinciLayanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Gender
Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Gender oleh : Sigit Sanyata Pelatihan Sadar Gender Untuk Mengoptimalkan Layanan Bimbingan dan Konseling Bagi Guru Bimbingan dan Konseling di Kabupaten Kulonprogo
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG SINDROM TRAUMA DAN COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY
BAB II KAJIAN PUSTAKA TENTANG SINDROM TRAUMA DAN COGNITIVE-BEHAVIOR THERAPY A. Kajian Sindrom Trauma Dalam kehidupan, manusia pasti mengalami suatu kejadian yang membuatnya berkesan. Pengalaman itu baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia senantiasa mendambakan kehidupan yang harmonis, tentram,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia senantiasa mendambakan kehidupan yang harmonis, tentram, nyaman, aman, dan bahagia. Untuk mencapai kehidupan tersebut mereka berusaha menghindari kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan. untuk menyederhanakan hal-hal yang kompleks dan membantu dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima
Lebih terperinciASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBINAAN ATLET TENIS MEJA. A.M. Bandi Utama, M,Pd. FIK UNY
1 ASPEK PSIKOLOGI DALAM PEMBINAAN ATLET TENIS MEJA A.M. Bandi Utama, M,Pd. FIK UNY Abstrak Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai aspek psikologi yang diperlukan dalam pembinaan atlet
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : PSIKOTERAPI
TIU : Agar mahasiswa memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan bentuk-bentuk psikoterapi. 1 Pengantar 1. Pengertian psikoterapi arti psikoterapi 2. Tujuan Psikoterapi dalam psikoterapi 3. Unsur Psikoterapi
Lebih terperinciKONSELING TRAIT AND FAKTOR Edmund G. Williamson
KONSELING TRAIT AND FAKTOR Edmund G. Williamson Latar Belakang Sejarah. Teori ini tergolong pada pandangan kognitif atau pendekatan rasional.pendekatan ini mencoba secara intelektual dan rasional menerangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan antara siswa satu dengan lain, memiliki potensi untuk tumbuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen penting dalam dunia pendidikan. Diadakannya layanan bimbingan dan konseling di sekolah bukan karena adanya
Lebih terperinciNO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan
179 LAMPIRAN 180 181 A. Pedoman Wawancara NO. Hal yang diungkap Daftar Pertanyaan 1. Perkenalan dan Rapport 2. Riwayat Penyakit 3. Dampak penyakit terhadap kehidupan secara keseluruhan 4. Aspek Tujuan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Adapun teori-teori yang dijelaskan adalah teori mengenai
13 II. TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini, peneliti akan menjelaskan teori yang digunakan dalam penelitian. Adapun teori-teori yang dijelaskan adalah teori mengenai kecemasan yang meliputi: kecemasan tes,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya. (Djarwanto, 1990)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Perilaku Asertif Perilaku assertif adalah perilaku antar perorangan yang melibatkan aspek kejujuran dan keterbukaan pikiran dan perasaan. Perilaku assertif
Lebih terperinci