EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 KRISTANTI NIM Pembimbing : Drs. Fadjeri, M.Pd Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pendekatan Rational Emotif Therapy terhadap kecemasan dalam komunikasi pada anak TK Cemara Dua Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yakni penulis dalam mengumpulkan data secara langsung dari lapangan kemudian menafsirkan dan menyimpulkan dari data-data yang ada dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data yaitu membandingkan dan melakukan kros cek dengan data, dan sumber data. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa anak di TK Cemara Dua Surakarta yang memiliki perilaku kecemasan dalam berkomunikasi ada 2 anak. Oleh karena anak tersebut diupayakan untuk mendapatkan pelayanan perubahan tingkah laku, selain mendapatkan konseling untuk mendukung anak agar lebih mudah berkomunikasi di sekolah yang diupayakan guru adalah memberikan tindakan dengan permainan berupa balok ajaib, logiko, dan eksperimen. Upaya yang telah dilakukan guru mampu membuat 2 anak yang memiliki perilaku kecemasan dalam berkomunikasi sudah berubah dan saat ini menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi dan percaya diri di sekolah. Kata Kunci: Rational Emotif Therapy, Kecemasan Dalam Komunikasi PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar sering ditemukan siswa mengalami kesulitan berkomunikasi, sehingga mengakibatkan prestasi belajar menurun. Kesulitan berkomunikasi itu antara lain sulit menerima kata-kata dari orang lain, tidak dapat menangkap penjelasan guru dan lain-lain. Faktor-faktor yang menentukan kesehatan mental dan penyesuaian atau salah satu diri ditentukan 1

2 2 oleh struktur kepribadian dari individu itu dan juga cara pribadi itu memasak pengalaman-pengalaman hidupnya. Terjadinya kecemasan dalam komunikasi disebabkan adanya perasaan pada diri seseorang untuk memperoleh keselarasan dengan pihak lain di luar keluarganya dan memahami orang lain sebagai orang lain yang berbeda dengan dirinya. Karena itu faktor psikologis dan sosial yang dimiliki seseorang merupakan faktor utama untuk dapat diterima oleh lingkungan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut. Dengan adanya pengertian bahwa konseling rasional emotif dapat mendorong dan membangkitkan sikap serta keberanian individu dalam mengubah nasib melalui kehidupan nyata yang berguna untuk menanamkan kepercayaan terhadap diri klien, muncullah pertanyaan apakah pelaksanaan konseling rasional emotif dapat juga berguna untuk mengurangi kecemasan dalam komunikasi pada anak TK Cemara Dua Tahun Pelajaran 2014/2015. Oleh sebab itu peneliti memilih konseling rational emotif therapy untuk mengurangi kecemasan dalam berkomunikasi. Bertolak dari permasalahan di atas maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Efektivitas Pendekatan Rational Emotif Therapy Untuk Mengatasi Kecemasan Dalam Komunikasi pada Anak TK Cemara Dua Tahun Pelajaran 2014/2015 Identifikasi Masalah Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut maka perlu diidentifikasikan sebagai berikut: 1) Adanya Anak TK Cemara Dua yang selalu cemas bila disuruh guru untuk maju ke depan kelas; 2) Ditemukan anak yang selalu menyendiri karena sulit beradaptasi dengan teman-temannya; 3) Ada anak yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi sehingga dijauhi oleh temantemannya. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Efektivitas pendekatan Rational Emotif Therapy untuk mengatasi kecemasan dalam komunikasi pada anak TK Cemara Dua Tahun Pelajaran 2014/2015.

3 3 Rumusan Masalah Perumusan masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Efektivitas Pendekatan Rational Emotif Therapy untuk mengatasi kecemasan dalam komunikasi pada anak TK Cemara Dua Tahun Pelajaran 2014/2015?. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengetahui efektivitas pendekatan Rational Emotif Therapy terhadap kecemasan dalam komunikasi pada anak TK Cemara Dua Tahun Pelajaran 2014/2015. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis : 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang bersifat konseptual berkaitan dengan masalah mengurangi kecemasan dalam berkomunikasi dengan pendekatan rational emotif therapy; 2) Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi pengambil kebijakan khususnya sekolah yang hubungannya dengan siswa bermasalah. Manfaat Praktis Bagi Sekolah : Memberi masukan bagi sekolah tentang pentingnya cara mengatasi kesulitan berkomunikasi dengan pendekatan rational emotif therapy agar anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekolah sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar. Bagi Guru : Memberi masukan bagi guru tentang pentingnya pendekatan rational emotif therapy agar anak dapat menyesuaikan diri sehingga guru dapat memberi motivasi kepada anak untuk selalu percaya diri sehingga dapat menyesuaikan dengan lingkungan di kelas. Bagi Anak : Memberikan gambaran kepada anak didik supaya lebih percaya diri jangan mudah putus asa sehingga mudah menyesuaikan diri di dalam kelas. METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat Penelitian : TK Cemara Dua Surakarta Waktu Penelitian : bulan April sampai dengan bulan Mei 2015

4 4 Bentuk dan Strategi Penelitian Bentuk Penelitian menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan studi kasus yang bersifat deskriptif. Menurut Mely G. Tan (2003: 45) penelitian diskriptif kualitatif adalah Penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat sesuatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala lain dalam masyarakat. Perlunya digunakan metode penelitian deskriptif karena untuk mencari data yang sebanyak-banyaknya dengan cara penulis meneliti secara langsung keadaan di lapangan, kemudian mengumpulkan data-data yang ada, menyusun, mengklasifikasikan, serta menjelaskan atau menerangkan arti dari data-data tersebut. Strategi Penelitian : penelitian yang dilakukan pada satu kasus dengan dibatasi oleh aspek-aspek yang ditentukan sebelum penelitian dilaksanakan. Dengan harapan penelitian yang dilakukan dapat terarah pada tujuan. Strategi yang diambil dalam penelitian ini antara lain: mengadakan tahap awal, menganalisis hasil observasi, observasi akhir atau penarikan kesimpulan. Sumber Data Informan : Anak didik untuk mengetahui kesulitan yang dihadapi Orang tua untuk mengetahui riwayat klien dan pola asuh Dokumen : Lexy Moleong (2002:228) mengemukakan dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari Record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seseorang atau penyelidik. Dalam penelitian ini dokumen dipergunakan sebagai sumber data yang dimaksudkan untuk melengkapi data dari informan. Dokumen yang dipergunakan adalah : catatan kegiatan di TK Cemara Dua Surakarta, kepustakaan dan literatur-literatur. Subyek Penelitian Subyek Penelitian adalah anak kelompok B TK Cemara Dua yaitu 2 subjek (Rt dan Fn) yang bermasalah dalam berkomunikasi. Obyek Penelitian : perilaku anak didik yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi.

5 5 Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang digunakan adalah: Teknik Wawancara : Wawancara merupakan teknik pengumpul data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan dengan dialog secara lisan. Teknik Observasi : merupakan teknik untuk mengamati secara langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, baik dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah. Dokumentasi : Lexy J. Moleong (2002: 161) dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan sesorang penyelidik. Dokumen yang berupa data-data kegiatan yang ada di TK Cemara Dua Surakarta yang dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan serta meramalkan terutama bila sasaran penelitian terarah pada latar belakang yang terjadi pada masa lampau yang berkaitan dengan kondisi saat ini. Keabsahan Data Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik triangulasi (Sutopo, HB., 2006:187). Menurut Lexy J. Moleong (2007:330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Menurut Lexy J. Moleong (2007: 330) tentang penggunaan triangulasi yaitu penyilangan informasi yang diperoleh dari sumber sehingga pada akhirnya hanya data yang absah saja yang digunakan untuk mencapai hasil penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber berarti peneliti membandingkan data hasil pengamat an dengan data hasil wawancara. Adapun triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda untuk mendapatkan data yang sejenis, yaitu dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis Data Analisis data dilakukan secara kualitatif dan penyimpulan dari hasil pengamatan secara rutin setiap hari di dalam kelas selama beberapa bulan sebelum dan saat penelitian. Dan menyimpulkan hasil wawancara dengan berbagai sumber

6 6 informasi. Membandingkan perilaku dan perkataan anak sebelum dilakukan konseling rational emotif terapy dan sesudah dilakukan konseling rational emotif terapy. Perubahan tingkah laku baru dan perkataan anak merupakan hasil dari proses konseling. Dalam konseling kriteria peningkatannya dan perubahan karena hasil konseling harus tampak dalam kehidupan sehari-hari. Serta terjadinya peningkatan dalam sosialisasi dalam pergaulan di kelas, anak menjadi aktif mengikuti pelajaran, disenangi oleh temannya dan sudah bisa menyesuaikan diri di kelas. Setelah diberi konseling anak mempunyai rasa percaya diri penuh dalam menyikapi pembelajaran, tidak seperti sebelumnya dimana anak melamun, menyendiri, atau merasa dirinya kurang, tidak seperti teman-temannya. Sehingga anak dalam menentukan segala sesuatu yang terkait dengan perkembangan akan selalu didahului dengan berpikir serta menampakkan pada pola perilaku yang baru yang adaptif. Lebih lanjut pada akhirnya anak terlatih untuk hidup mandiri di sekolah maupun di rumah. Anak mandiri dalam segala aspek kehidupan, seperti mandiri terhadap tugas-tugas mata pelajaran sekolah, mandiri di dalam keluarga dalam membantu pekerjaan orang tua dan lain-lain. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori 1. Tingkah laku anak di TK Cemara Dua Surakarta yang cemas dalam berkomunikasi Tingkah laku anak yang cemas dalam berkomunikasi ditunjukkan dengan berbagai sikap sehingga terlihat bahwa anak sulit untuk bergaul bahkan ada anak yang rendah kemampuannya di sekolah. Dari hasil penelitian di ketahui bahwa ada 2 orang anak yang cemas dalam berkomunikasi di sekolah. Adapun bentuk tingkah laku anak yang cemas dalam berkomunikasi itu terlihat sebagai berikut: No Aspek yang diungkap Anak yang tingkah lakunya cemas dalam berkomunikasi Anak 1 Anak 2 1 kurang minat (keengganan) berkomunikasi 2 menghindar untuk terlibat dalam komunikasi

7 7 3 tidak berbicara di depan banyak orang 4 menutup diri 5 kurang berpartisipasi dalam berbagai komunikasi 6 ragu-ragu 7 was-was 8 tidak bisa berkonsentrasi ketika berkomunikasi dengan orang lain Tabel di atas menunjukkan bahwa kedua subyek di atas benar mengalami perilaku yang cemas dalam berkomunikasi di sekolah yang ditunjukkan dari tingkah lakunya. Diketahui pula bahwa penyebab anak memiliki perilaku cemas dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut: 1) Kondisi fisik anak yang membuatnya malu untuk bergabung dengan temannya karena mereka takut teman-temannya tidak mau berteman dengannya; 2) Anak merasa tidak pintar sehingga takut jika nanti diejek teman dan takut dikatakan sok pintar; 3) Kurangnya sosialisasi diri karena pengalaman yang kurang menyenangkan atau trauma untuk bergaul. Indikasi penyebab perilaku cemas dalam berkomunikasi pada kedua anak di sekolah itu juga diperkuat dari pendapat Jalaludin Rakhmat (2005: 86) bahwa informasi yang disampaikan oleh individu yang mengalami kecemasan dalam komunikasi akan diterima oleh orang lain sebagai informasi yang kacau, misalnya saat berkomunikasi individu kurang jelas menyampaikan isi pesan karena terbata-bata saat berbicara dan merasa takut sehingga kalimat yang diucapkan menjadi kurang jelas dan membuat penerima pesan kurang mengerti apa yang disampaikan. Begitu juga apabila individu yang mengalami kecemasan dalam komunikasi menjadi penerima informasi, maka akan mendapatkan informasi yang kabur atau tidak jelas karena individu merasa minder dan kurang terbuka sehingga tidak dapat memberi umpan balik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa timbulnya kecemasan dalam komunikasi pada seorang anak akan menghambat kemampuan individu sebagai komunikator dalam menjalankan komunikasi yang efektif. Sesuai dengan indikasi penyebab perilaku cemas dalam berkomunikasi pada kedua

8 8 anak yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi maka dapat mengindikasikan bahwa 2 anak di TK Cemara Dua Surakarta mengalami perilaku yang cemas dalam berkomunikasi. 2. Upaya yang dilakukan guru terhadap anak yang cemas dalam berkomunikasi : Membangun hubungan pribadi dengan subyek; mendengarkan dengan penuh perhatian ungkapan pikiran dan perasaan subyek; mengadakan analisis kasus, yaitu mencari gambaran yang lengkap mengenai kaitan antara A (Rasionalisasi Kasus) B (konfidensialitas) dan C (Identifikasi Kasus); membantu subyek menemukan penyelesaian; evaluasi dan mengakhiri hubungan pribadi dengan subyek. Upaya yang dilakukan oleh guru tersebut terbukti telah membawa perubahan sikap pada 2 anak yang cemas dalam berkomunikasi. Selama ini guru memberikan bimbingan konseling pada anak secara individu. Setelah diupayakan oleh guru untuk mengatasi kecemasan dalam berkomunikasi pada anak didik maka diketahui bahwa dari 2 anak didik tersebut hampir semua perilaku anak didik menunjukkan perubahan dan mulai dapat memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan mampu bersikap yang baik di sekolah sebesar 87%. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang tidak mengurangi kesempurnaan penelitian ini. Berikut ini adalah keterbatasan dalam penelitian ini yaitu : 1) Keterbatasan pemahaman responden dalam memahami pertanyaan yang diajukan; 2) Keterbatasan waktu pengamatan dilakukan karena ada banyak tahapan yang harus dijalankan; 3) Keterbatasan informasi dari anak yang cemas dalam berkomunikasi karena anak didik merasa takut ketika ditanya KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa anak di TK Cemara Dua Surakarta yang memiliki perilaku kecemasan dalam berkomunikasi ada 2 anak. Oleh karena anak tersebut diupayakan untuk

9 9 mendapatkan pelayanan perubahan tingkah laku selain mendapatkan konseling untuk mendukung anak agar lebih mudah berkomunikasi di sekolah yang diupayakan guru adalah memberikan tindakan dengan permainan berupa balok ajaib, logiko, dan eksperimen. Upaya yang telah dilakukan guru mampu membuat 2 anak yang memiliki perilaku kecemasan dalam berkomunikasi sudah berubah dan saat ini menjadi lebih mudah untuk berkomunikasi dan percaya diri di sekolah. Saran Kepala Sekolah : Hendaknya dalam pembentukan kelas-kelas baru mempertimbangkan komposisi yang seimbang antara anak yang berprestasi tinggi dengan anak yang berprestasi rendah. Kepada Guru : Hendaknya membiasakan anak untuk belajar kelompok; mendukung adanya layanan konseling di sekolah; agar lebih memberikan perhatian kepada anak, terutama anak yang mengalami kecemasan dalam berkomunikasi di sekolah. Kepada Orang Tua : Hendaknaya orang tua senantiasa memantau dan menunjukkan perhatian yang wajar terhadap perilaku anak baik di rumah maupun di sekolah dengan cara menanyakan kegiatan yang dilakukan sehingga apabila ada masalah sewaktu-waktu dapat didiskusikan bersama dengan anak atau dengan pihak sekolah; hendaknya menciptakan suasana keluarga yang harmonis secara periodik membuka komunikasi bagi anggota keluarga dan menanamkan kedisiplinan yang longgar dengan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengemukakan ide dan memilih kegiatan yang diinginkan.

10 10 DAFTAR PUSTAKA Jalaludin Rakhmat Psikologi Komunikasi, edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Lexy Moleong Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya. Melly G. Tan Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Roda Karya. Sutopo, H.B Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.

11 11 JURNAL EFEKTIVITAS PENDEKATAN RATIONAL EMOTIF THERAPY UNTUK MENGATASI KECEMASAN DALAM KOMUNIKASI PADA ANAK TK CEMARA DUA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : KRISTANTI NIM SKRIPSI Ditulis Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapat Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2015

12 12

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini meneliti tentang fenomena perilaku menyimpang di kalangan pelajar SMA Negeri 8 Surakarta, dengan mengambil lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Oleh sebab itu, berikut akan dijelaskan beberapa hal terkait

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Untuk mengungkapkan realitas yang ada, maka seseorang dapat menggunakan berbagai jenis metodologi penelitian. Dalam penelitian ini, penulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang berbentuk angka atau data data kuantitatif yang diangkakan.. datanya berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.

BAB III METODE PENELITIAN. yang berbentuk angka atau data data kuantitatif yang diangkakan.. datanya berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar. 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Menurut Syaifudin Azwar (1997: 5-7), Penelitian menurut kedalaman analisisnya dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Penelitian Kuantitatif. Penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di daerah Kabupaten Bekasi lebih tepatnya di Kampung Galian Kumejing Desa Sukamurni, Kecamatan Sukakarya, Kabupaten Bekasi. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada prinsipnya sebagai makhluk sosial, antara individu yang satu dengan yang lainnya pasti membutuhkan kerjasama. Ketergantungan manusia satu dengan yang lain merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata,

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata, 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian, maka pendekatan yang tepat untuk penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI BACAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA TEKS CERITA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD NEGERI 1 KENDEL, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdasan kehidupan bangsa, serta membentuk generasi yang berpengetahuan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Nasional merupakan bagian dari sistem pembangunan Nasional Indonesia, karena itu pendidikan mempunyai peran dan tujuan untuk mencerdasan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan manusia lainnya. Ketika seorang anak masuk dalam lingkungan sekolah, maka anak berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan hubungan dan kerja sama dengan manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan perasaan, menyampaikan

Lebih terperinci

: NIKEN WURIYANTI A

: NIKEN WURIYANTI A OPTIMALISASI PERAN ORANG TUA DALAM PENGERJAAN TUGAS RUMAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 04 KUTO TAHUN PELAJARAN 2010/2011 JURNAL Oleh : NIKEN WURIYANTI A510091074

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: SUHARIYANI A

NASKAH PUBLIKASI. Oleh: SUHARIYANI A PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD NEGERI V KARANGANYAR KECAMATAN GEYER KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan/penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu langkah prosedur

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA. Arni Murnita SMK Negeri 1 Batang, Jawa Tengah Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 2, No. 1, Januari 2016 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU PRO-SOSIAL MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN METODE SOSIODRAMA Arni Murnita

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J.

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong (2000 : 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

Oleh : Dimas Eko Saputro. Pembimbing : Dr. Sayekti, M.Pd ABSTRAK

Oleh : Dimas Eko Saputro. Pembimbing : Dr. Sayekti, M.Pd ABSTRAK PENERAPAN TEORI BEHAVIORISTIK UNTUK MEMINIMALISIR PENGGUNAAN HANDPHONE PADA JAM PEMBELAJARAN 3 SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Dimas Eko Saputro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Pendekatan 1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian atau skripsi ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada

BAB I PENDAHULUAN. dan berinteraksi dengan orang lain demi kelangsungan hidupnya. Karena pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil lokasi penelitian di SMA N 7 Surakart. Lokasi dari SMA N 7 Surakarta terletak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING Setelah menyajikan data hasil lapangan maka peneliti melakukan analisis

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSELING REALITA UNTUK MENGATASI SISWA YANG MENGALAMI DEPRESI DI SDN MAITAN 03 TAMBAKROMO- PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN KONSELING REALITA UNTUK MENGATASI SISWA YANG MENGALAMI DEPRESI DI SDN MAITAN 03 TAMBAKROMO- PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENERAPAN KONSELING REALITA UNTUK MENGATASI SISWA YANG MENGALAMI DEPRESI DI SDN MAITAN 03 TAMBAKROMO- PATI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh YAYA AGUNG ISMANTO NIM. 200931132 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan ini pula dapat dipelajari perkembangan ilmu dan teknologi yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Berbagai rancangan penelitian yang akan dilakukan oleh tiap peneliti memiliki ciri khas masing-masing, berbeda antara satu dengan yang lain, karena cara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Dilihat dari metodenya, penulis menggunakan penelitian deskriptif. Metode deskriptif menurut Newman menggambarkan detail khusus dari suatu keadaan,

Lebih terperinci

JURNAL 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SELF CONFIDENCE TO THE XI STUDENTS OF SMA NEGERI 4 KEDIRI ACADEMIC YEAR 2016/2017

JURNAL 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SELF CONFIDENCE TO THE XI STUDENTS OF SMA NEGERI 4 KEDIRI ACADEMIC YEAR 2016/2017 JURNAL STUDI KASUS KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 A CASE STUDI OF SELF CONFIDENCE TO THE XI STUDENTS OF SMA NEGERI 4 KEDIRI ACADEMIC YEAR 2016/2017 Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin. berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin. berlaku dengan menggunakkan metode diskriptif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angkaangka,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. unik dan mereka lebih tertarik dengan dirinya sendiri hanya saja sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. unik dan mereka lebih tertarik dengan dirinya sendiri hanya saja sebagai BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap orang yang dilahirkan memiliki potensi yang unik dan mereka lebih tertarik dengan dirinya sendiri hanya saja sebagai manusia terkadang dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Taman Pendidikan Al-Qur an Baiturrahmah yang berada di wilayah Jln Cilengkrang I No I Rt01 Rw 03 Kelurahan Palasari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. yang mana anggapan salah mengenai khalayak menjadi hantu yang menakutkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sejak manusia dilahirkan, manusia membutuhkan pergaulan dengan manusia lainnya. Hal ini berarti bahwa manusia tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena dengan menggunakan pendekatan ini akan mempermudah peneliti dalam mengungkap

Lebih terperinci

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta)

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta) 58 Penyesuaian Sosial Siswa Tunarungu PENYESUAIAN SOSIAL SISWA TUNARUNGU (Studi Kasus di SMK Negeri 30 Jakarta) Karina Ulfa Zetira 1 Dra. Atiek Sismiati Subagyo 2 Dr. Dede Rahmat Hidayat, M.Psi 3 Abstrak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian. persepsi dan persoalan manusia yang diteliti. 82

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian. persepsi dan persoalan manusia yang diteliti. 82 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Menurut Jane Riche, penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial,

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A

Diajukan Oleh : INDAH DWI IRIANDANY A PERILAKU BELAJAR MATEMATIKA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA LUAR BIASA TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK BAGASKARA SRAGEN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibentuk. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibentuk. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek dalam kehidupan yang sangat penting karena melalui pendidikan watak, tingkah laku serta kepribadian manusia dapat dibentuk.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. seksama dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian adalah suatu kegiatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian untuk memperoleh suatu hasil penelitian yang tepat dan akurat diperlukan suatu metode yang tepat, teratur, dan penuh kecermatan. Metode adalah cara yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data-data tertulis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian skripsi ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN adanya. 2 Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Di tinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif deskriptif.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, dan cara menarik kesimpulan yang bertujuan memperbaiki. prosedur dan kriteria baku dalam penelitian ilmiah. 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu pembelajaran tentang metode ilmiah yang meliputi penetapan masalah penelitian, premis, hipotesis, tujuan, kegunaan, tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan

BAB I PENDAHULUAN. dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan dengan manusia lainnya, hubungan dengan manusia lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya. Menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL

TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL TINJAUAN TENTANG SOSIALISASI ANAK DENGAN TEMAN SEBAYA DALAM PERKEMBANGAN SOSIALNYA DI TAMAN KANAK-KANAK PERTIWI 1 KANTOR GUBERNUR PADANG ARTIKEL Oleh : DIWITIKA NIM : 2008 / 01469 JURUSAN PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dimana awal kehidupan sebagai mahasiswa di perguruan tinggi, individu (remaja) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kemahasiswaan merupakan wilayah kehidupan baru bagi remaja usia antara 18 hingga 21 tahun, terutama bagi siswa yang baru lulus dari pendidikan SMA dan

Lebih terperinci

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M.

MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN. Oleh M. Andi Setiawan, M. MENGATASI PERILAKU MEMBOLOS MELALUI PENDEKATAN KONSELING REALITA PADA SISWA KELAS VII Di MTS NU UNGARAN Oleh M. Andi Setiawan, M.Pd ABSTRAK Penelitian ini berdasarkan atas fenomena yang terjadi di lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat

Lebih terperinci

STUDI TENTANG UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING MENGATASI BULLYING NON VERBAL DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII-5 MTsN NGRONGGOT TAHUN 2015/2016

STUDI TENTANG UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING MENGATASI BULLYING NON VERBAL DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII-5 MTsN NGRONGGOT TAHUN 2015/2016 STUDI TENTANG UPAYA GURU BIMBINGAN KONSELING MENGATASI BULLYING NON VERBAL DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII-5 MTsN NGRONGGOT TAHUN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah

Lebih terperinci

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING RATIONAL EMOTIVE THERAPY UNTUK MENGATASI KESULITAN MENYESUAIKAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP 3 BAE KUDUS TAHUN

STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING RATIONAL EMOTIVE THERAPY UNTUK MENGATASI KESULITAN MENYESUAIKAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP 3 BAE KUDUS TAHUN STUDI KASUS PENERAPAN MODEL KONSELING RATIONAL EMOTIVE THERAPY UNTUK MENGATASI KESULITAN MENYESUAIKAN DIRI PADA SISWA KELAS VIII SMP 3 BAE KUDUS TAHUN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Universitas Muria

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun oleh : ANNA NUR ELAWATI A.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun oleh : ANNA NUR ELAWATI A. PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DUA TINGGAL DUA TAMU (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAMBI TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyesuaian diri merupakan salah satu persyaratan penting bagi terciptanya kesehatan mental remaja. Banyak remaja yang menderita dan tidak mampu mencapai kebahagiaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu,

I. PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan pencapaian suatu tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan unsur yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Kegiatan pembelajaran dalam kelas sangatlah menentukan

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau jalan, logos = ilmu. Jadi metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan

BAB III METODE PENELITIAN. melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan 38 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang pokok dan penting dalam melaksanakan penelitian agar hasil yang dilakukan benar-benar valid dan dapat dipertanggung jawabkan. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan, jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus. Penelitian

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K

Skripsi. Oleh Nurma Permata Sari K PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PERPADUAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM DAN LINGKUNGAN ALAM DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 GONDANGREJO Skripsi Oleh Nurma Permata Sari K 4305017

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (PTK pada Kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun 2012 / 2013)

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (PTK pada Kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun 2012 / 2013) PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE SPONTANEOUS GROUP DISCUSSION (PTK pada Kelas VII C SMP Negeri 1 Karanganyar Tahun 2012 / 2013) NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULIAN. memberikan informasi kepada siswa terkait pembentukan konsep diri.

BAB I PEDAHULIAN. memberikan informasi kepada siswa terkait pembentukan konsep diri. 1 BAB I PEDAHULIAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan bimbingan dan konseling bisa dilakukan dalam setting lembaga pendidikan (sekolah atau madrasah), keluarga, masyarakat, organisasi, industri, dan lain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. praktisinya. Paradigma menunjukkan pada mereka apa yang penting, absah, eksistensial atau epistemologis yang panjang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Bogdan & Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah diskriptif kualitatif yang bertujuan memberikan gambaran masalah secara sistematis, cermat, rinci, dan mendalam mengenai implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, membuat keputusan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, sekolah untuk mengarahkan remaja melalui bimbingan konseling.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, membuat keputusan dan memecahkan masalah. Oleh karena itu, sekolah untuk mengarahkan remaja melalui bimbingan konseling. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konseling merupakan suatu layanan profesional yang dilakukan oleh konselor terlatih terhadap klien/konseli. Layanan konseling dilakukan secara tatap muka dan direncanakan

Lebih terperinci

ELINDA FEBRIANI SETYANINGSIH NIM: Pembimbing : Dra. Lydia Ersta K, S.P.d. M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

ELINDA FEBRIANI SETYANINGSIH NIM: Pembimbing : Dra. Lydia Ersta K, S.P.d. M.Pd. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK PENGARUH EFEKTIFITAS KERJASAMA GURU BK DENGAN PEMBINA PRAMUKA TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DALAM MENTAATI TATA TERTIB DI SEKOLAH SMK PGRI 4 KENDAL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ELINDA FEBRIANI SETYANINGSIH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta. 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana gaya hidup shopaholic mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat saat ini, membawa banyak perubahan dalam setiap aspek kehidupan individu. Kemajuan ini secara tidak langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan gangguan yang disebut dengan enuresis (Nevid, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan gangguan yang disebut dengan enuresis (Nevid, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Mengompol merupakan suatu kondisi yang biasanya terjadi pada anakanak yang berusia di bawah lima tahun. Hal ini dikarenakan anak-anak belum mampu melakukan pengendalian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pelaksanaan tentang Implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 26 Surabaya ini menggunakan paradigma alamiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 76 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitiaan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penulis menggunakan pendekatan ini karena data yang dikaji adalah deskriptif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai peran penting dalam bidang pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jam pelajaran matematika di sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Setiap karya ilmiah yang dibuat disesuaikan dengan metodologi penelitian. Dan seorang peneliti harus memahami metodologi penelitian yang merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Untuk memperoleh berbagai keterangan yang dibutuhkan, maka penelitian ini dilaksanakan di Kantor NPC (National Paralympic Commitee) Jawa Tengah yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau tafsiran baru dari pengetahuan yang telah ada, dimana sikap orang bertindak ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau tafsiran baru dari pengetahuan yang telah ada, dimana sikap orang bertindak ini 94 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan sistematis dan teliti dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru atau mendapatkan susunan atau tafsiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan penelitian atau research yaitu usaha untuk menemukan, mengembangkan, menguji kebenaran suatu pengetahuan yang

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PROSES DAN PENGUASAAN KONSEP ILMU AKUTANSI PADA SISWA KELAS X1 JURUSAN AKUTANSI SMK MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan (field research) adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah strategi umum yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis data yang digunakan untuk menjawab

Lebih terperinci

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING SISWA DISLEKSIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 3 KRANGGANHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015

PERAN GURU DALAM MEMBIMBING SISWA DISLEKSIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 3 KRANGGANHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 PERAN GURU DALAM MEMBIMBING SISWA DISLEKSIA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SD NEGERI 3 KRANGGANHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Oleh : UMI NUR HALIMAH A 510110082 FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V MELALUI METODE TIME TOKEN ARENDS PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD NEGERI PLOSOKEREP 2 SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Diajukan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT

PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT PENINGKATAN KEAKTIFAN BERTANYA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI MOTIVASI DALAM MODEL PEMBELAJARAN AKTIF TIPE CARD SORT DI KELAS RSBI XI IPA 1 SMA N 1 SURAKARTA SKRIPSI OLEH: KARTIKA WIDIASTUTI K4305016

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran yang diperlukan bagi penggunanya, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan yaitu jenis penelitian deskriptif kualitatif yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar terletak di Jl.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI

PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI PELAKSANAAN MODEL PEMBELAJARAN DISKUSI TERBIMBING BIDANG STUDI MATEMATIKA DI SLTP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Disusun Oleh : FEBRUANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil dan unik yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Suatu keluarga itu dapat berbeda dari keluarga yang satu dengan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan. penjelajahan: kesimpulanya studi kasus deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan. penjelajahan: kesimpulanya studi kasus deskriptif. 39 BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus, dimana hanya melibatkan beberapa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih,

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua orang individu atau lebih, dimana tingkah laku individu yang satu mempengaruhi, mengubah

Lebih terperinci

Pendidikan Akuntansi

Pendidikan Akuntansi XI AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S1 Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh : PIPIT PRIHATINING

Lebih terperinci

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I

PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPS MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI NGADIREJO KECAMATAN ANDONG KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif, maksudnya data yang dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Jenis dan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai teknik atau cara kerja untuk mencapai suatu tujuan. Sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1990: 131) bahwa: Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam pendidikan kegiatan belajarmerupakan kegiatan yang paling pokok disekolah, ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam pendidikan kegiatan belajarmerupakan kegiatan yang paling pokok disekolah, ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pendidikan kegiatan belajarmerupakan kegiatan yang paling pokok disekolah, ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada

Lebih terperinci

LINA PUTRI NANDA SARI A.510

LINA PUTRI NANDA SARI A.510 PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI PAJANG III SURAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh: LINA PUTRI NANDA

Lebih terperinci