TINJAUAN PUSTAKA Ikan Manvis
|
|
- Suparman Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TINJAUAN PUSTAKA Ikan Manvis Menurut McDonald (1996) dan Verhoef-Verhallam (2000), Ikan manvis atau ikan bidadari (angel fish) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Ordo : Perciformes Famili : Cichilidae (Cichlid) Genus : Pterophyllum Spesies : Pterophyllum scalare Pterophyllum altum Varietas : Spotted scalare, Veiltailed scalare, Original form with fry, Black spotted, Golden, Marbel, Albino. Selanjutnya dijelaskan bahwa ikan manvis berasal dari perairan Amerika Selatan, khususnya di sungai Amazon, Ocho Rios dan sungai Rio Negro yang terkenal memiliki banyak vegetasi tanaman air (McDonald, 1996); memiliki panjang tubuh kurang lebih 25 cm, bersifat aktif dan kadang-kadang bersifat kanibal, hidup pada kisaran suhu o C dengan ph air 6 6.5, meletakkan telurnya pada substrat dan memeliharanya (parental care) serta bersifat omnivora (Verhoef-Verhallam, 2000). Ikan manvis pertama kali dicoba dibudidayakan sejak tahun 1950, yaitu menggunakan jenis wild-type (silver) selanjutnya jenis ini mengalami mutasi pada pigmen warna yang mengakibatkan muncul corak warna baru seperti: black lace, black ghost, blushing, smokey, marble, chocolate, zebra dan beberapa warna emas (Norton 1982a). Mutasi pigmen warna ini pertama kali diketahui pada ikan manvis black lace pada tahun 1955, dimana jenisnya mirip dengan wild-type tetapi memiliki intensitas warna hitam yang lebih banyak. Selanjutnya didapatkan jenis-jenis baru lainnya (white ghost, 1961; blushing, 1965; marble, 1969; smokey, 1971; zebra, sekitar tahun 1970-an, chocolate, 1973), seperti yang terlihat pada Lampiran 1 (Norton, 1982a). Warna hitam pada ikan manvis bersifat incomplete dominant dimana warna hitam yang bersifat single dose dapat dilihat pada ikan manvis black lace sedangkan pada ikan black angle warna hitam yang dihasilkan bersifat double
2 dose (Norton, 1971 dalam Norton, 1982a). Selanjutnya pada ikan manvis marble, warna yang dihasilkan dipengaruhi oleh warna hitam dan putih. Dari perpaduan warna tersebut akan muncul dua jenis karakter yang penting yaitu: marble dengan corak hitam yang lebih sedikit dan marble dengan corak hitam yang banyak (Norton, 1982b). Stripeless (corak bergaris) pada ikan mavis juga bersifat incomplete dominant, pada ikan manvis ghost bersifat single dose (pada tubuh tidak dijumpai adanya corak garis melintang) dan pada ikan manvis blushing, stripless yang muncul adalah double dose (Norton, 1982b). Warna asli pada ikan manvis marble adalah warna gray (abu-abu) dan hitam (bersifat heterozigot), sedangkan pada ikan manvis marble yang bersifat homozigot warna hitam akan lebih dominan menutupi permukaan tubuh dibandingkan dengan warna putih (persentase warna hitam muncul lebih sedikit). Selanjutnya dijelaskan bahwa ikan manvis marbel yang bersifat homozigot tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan jenis heterozigot (Norton, 1982a). Di Indonesia sendiri perkembangan budidaya ikan manvis sudah cukup berkembang, ini terbukti dengan banyaknya jenis atau corak warna yang dihasilkan. Corak warna yang ada tersebut merupakan hasil persilangan dari jenis manvis yang ada. Menurut (Daelami, 2001) jenis ikan manvis yang umum digunakan pada persilangan tersebut adalah: 1. Veiltail scalare : manvis yang mempunyai sirip yang sangat panjang 2. Black sclare: berwarna hitam mulus 3. Marble (pualam) : mempunyai corak bernoda-noda yang tidak teratur di atas dasar keperakan 4. Manvis albino (bulai) Genotipe Manvis Genotipe adalah bentuk atau susunan genetis (gen) suatu karakter yang dikandung suatu individu. Karakter genotipe ini dapat kita lihat atau tercermin melalui karakter fenotipe (Yatim, 1983). Interaksi antara genotipe maupun fenotipe dipengaruhi oleh: sifat suatu lokus dan interaksi alel antar lokus (Jusuf, 2001). Lokus adalah suatu istilah yang menunjukkan posisi gen pada kromosom
3 yang mengendalikan suatu sifat tertentu, sedangkan alel adalah istilah digunakan untuk menunjukan perbedaan gen yang berada pada satu lokus. Norton (1982b) mengemukakan bahwa warna pada ikan manvis dipengaruhi oleh gen-gen yang terdapat pada empat loci, dimana diketahui bahwa ada tujuh buah gen yang bersifat mutan, yaitu: a) Locus #1: Hongkong gold (hg), bersifat resesif terhadap wild-type b) Locus #2: Smokey (Sm), bersifat dominan terhadap wild-type c) Locus #3: Stripeless (S), dominan terhadap wild-type; Zebra (Sze) dominan terhadap jenis wild-type d) Locus #4: Dark (D), dominan terhadap jenis wild-type; marble (Dm), dominan terhadap wild-type; new gold (dng), resesif terhadap jenis wildtype. e) Locus #5: Half-black (h), resesif terhadap jenis wild type f) Locus #6: Pearl (p), resesif terhadap jenis wild type g) Locus #7: Streaked/corak garis (St), dominan oleh modifikasi warna hitam Selanjutnya dijelaskan bahwa genotipe pada ikan manvis marbel terbagi atas tiga jenis, yaitu: 1. Two dose of marble (Dm/Dm) 2. One dose of marble (Dm/d+) 3. One dose of marble dan one doses of new gold (Dm/dng). Genotipe dari beberapa jenis ikan manvis menurut Norton (1982a) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Genotipe beberapa jenis ikan manvis Jenis Ikan Manvis Hongkong gold Smokey Chocolate Stripeless (ghost) Blushing Zebra Zebra dengan satu stripe True black Black lace Marble lace (Black) New gold-dark (balck) Light marble Dark marble Marble dengan jet black pattern New gold Zebra lace Genotipe hg/hg Sm/sm+ Sm/Sm S/s+ S/S Sze/Sze atau Sze/s+ Sze/S D/D D/d+ D/Dm D/dng Dm/d+ Dm/Dm Dm/Dng dng/dng Sze/- atau D/d+
4 Kromosom Kromosom adalah materi genetik yang terdiri dari kumpulan gen, berperanan penting dalam pewarisan sifat tetua kepada anakannya (Yatim, 1983; Tave, 1986). Sedangkan gen adalah unit bahan genetis yang terdiri dari DNA (deoxyribo nucleic acid). Kromosom terletak di dalam inti sel dan hanya dapat dilihat pada saat sel sedang membelah, yaitu pada tingkat metafase (kromosom terdiri atas 2 kromatid dan bersusun dibidang ekuator) (Yatim, 1983; Purdom, 1993). Seluruh organisme memiliki kromosom, akan tetapi untuk organisme prokaryot memiliki perbedaan yang nyata dibandingkan dengan kromosom yang dimiliki organisme eukaryot serta untuk setiap spesiesnya memiliki kromosom yang khas. Kekhasan ini meliputi ukuran, bentuk dan jumlah dari kromosom yang dimilikinya (Eldridge, 1985; Purdom, 1993). Jumlah kromosom di dalam sel tubuh secara normal terdapat dua set kromosom, satu set berasal dari telur dan satu set lagi berasal dari sperma sehingga sering digambarkan sebagai dipolid (2n) (Purdom, 1993). Selanjutnya kromosom itu sendiri terdiri atas 2 bagian, yaitu: sentromer (kinetochore) dan lengan. Sentromer merupakan bagian kepala kromosom, ketika terjadi pembelahan kromosom menggantung pada serat gelondong di sentromer sehingga bagian ini tidak mengandung kromonema dan gen. Sedangkan lengan ialah badan kromosom itu sendiri yang mengandung kromonema dan gen, selanjutnya lengan itu sendiri memiliki tiga bagian, yaitu: selaput (lapisan tipis yang meliputi badang kromosom), kandung (matrix; bagian yang mengisi seluruh lengan yang terdiri dari cairan bening) dan kromonema (Yatim, 1983), seperti yang terlihat pada Gambar 1A. Melihat pada perbedaan banyaknya menghisap zat warna, kromatin (kromosom yang sedang giat membelah) dibagi atas 2 daerah, yaitu: heterokromatin dan eukromatin. Heterokromatin yaitu daerah yang relatif lebih banyak dan lebih mudah menghisap zat warna dan banyak mengandung gen-gen yang tidak aktif (gen-gen tidur), sedangkan eukromatin ialah daerah kromatin yang terang dan mengandung gen-gen aktif. Selanjutnya bahwa eukromatin sewaktu-waktu dapat berubah menjadi heterokromatin pada saat gen-gennya sedang tidur atau tidak sedang aktif (Yatim, 1983), yang dapat dilihat pada Gambar 1B.
5 A B Gambar 1. Bagian-bagian dari kromosom (Yatim,1983 dan Purdom,1993) Bagian yang menentukan bentuk dari kromosom adalah sentromer, yang merupakan bagian yang menyempit dan menjadi gelondongan pembelahan pada kromosom. Jumlah sentromer pada setiap kromosom bisa berbeda, yaitu: bisa satu (monosentrik) dan dua buah atau lebih (polisentrik). Berdasarkan posisi sentromer, bentuk kromosom dibagi atas tiga bagian yaitu: metasentrik (bentuk V), akrosentrik (bentuk J atau L) dan telosentrik (bentuk batang atau I). Sedangkan berdasarkan kepada panjang lengannya maka kromosom dibagi atas empat macam, yaitu: metasentrik, sub-metasentrik, akrosentrik dan telosentrik (Yatim, 1983; Eldridge, 1985; Jusuf, 2001). Selanjutnya dari panjang dan posisi sentromer ini dapat dihitung nilai kromosom yaitu: indeks sentromer, rasio lengan dan panjang relatif kromosom (McGregor dan Varly, 1983), dapat dilihat pada Gambar 2. Penentuan tipe kromosom beradasarkan nilai selang indeks sentromer dapat dilihat pada Tabel 2. Indeks sentromer adalah rasio dari lengan yang lebih pendek dengan panjang total kromosom (McGregor dan Varley, 1983) Tabel 2. Klasifikasi kromosom berdasarkan posisi sentromer (McGregor dan Valley,1983) Posisi Terminologi Simbol Selang indeks sentromer (%) sentromer alternative Median Metasentrik M Sub-median Sub metasentrik (Lebih metasentrik) SM Sub-median Sub metasentrik (kurang metasentrik) SM Sub-terminal Akrosentrik ST Sub-terminal Akrosentrik T >15
6 Gambar 2.Bentuk kromosom berdasarkan posisi sentromer (Eldridge, 1985) Jumlah kromosom untuk beberapa spesies mungkin sama, akan tetapi bila dilihat dari bentuk, ukuran dan komposisinya adalah berbeda. Makin jauh hubungan kekerabatan suatu organisme maka semakin besar kemungkinan perbedaan jumlah, bentuk serta susunan kromosomnya (Yatim, 1983; Sharma dan Sharma, 1983; Lesley, 1963). Penelitian tentang sitogenetik pada beberapa jenis ikan diketahui bahwa ada beberapa spesies yang sama memiliki jumlah set kromosom yang berbeda seperti pada ikan rainbow trout dimana jumlah kromosom berkisar antara 2n = (Colihueque et al., 2000), pada spesies crab 2n = (Lee et al., 2004). Selanjutnya untuk melihat gambaran lengkap dari kromosom yang disusun secara teratur menurut pasanganpasangannya pada suatu karyotipe dapat dilihat pada saat kromosom mengalami metafase (Eldridge, 1985). Untuk mengetahui dan mendapatkan bentuk, ukuran serta susunan kromosom dilakukan dengan membuat preparat kromosom terlebih dahulu. Pembuatan preparat kromosom ini secara umum dilakukan melalui dua cara, yaitu: 1)membuat preparat kromosom dengan langsung mengambil organ-organ dari tubuh ikan (teknik jaringan padat) dan 2) melalui kultur jaringan atau kultur sel (Carman, 1990). Untuk cara yang pertama ini memiliki keunggulan, dimana ini relatif mudah dan murah dilakukan, sedangkan cara kedua lebih susah pengerjaannya dan memerlukan biaya yang relatif lebih mahal akan tetapi untuk mendapatkan kromosom pada saat metafase lebih baik hasilnya. Adapun langkahlangkah dalam pengamatan kromosom pada cara pertama adalah: perlakuan perendaman dengan kolkisin, perlakuan hipotonik, fiksasi jaringan, pewarnaan dan pengamatan mikroskopis (Cook, 1978). Pada perlakuan perendaman dengan kolkisin adalah untuk menghentikan pembelahan sel saat metafase karena pada tahap ini kromosom berkontraksi maksimum dan tampak lebih jelas. Agar sel membesar dan kromosom menyebar letaknya maka dapat dilanjutkan melalui
7 perlakuan perendaman di dalam larutan hipotonik (Denton, 1973; Sharma, 1976). Proses selanjutnya adalah fiksasi, yaitu proses untuk menjaga bentuk dan keutuhan dari kromosom (Sharma, 1976). Pewarnaan dilakukan agar kromosom tampak lebih jelas atau lebih mudah terlihat di bawah mikroskop. Pewarnaan umum yang digunakan pada pengamatan kromosom adalah giemsa, dimana kromosom akan berwarna ungu. Sedangkan untuk menghasilkan tampilan kromosom yang berbeda-beda, maka dapat dilakukan beberapa teknik pewarnaan yang merupakan modifikasi dari prosedur pewarnaan giemsa yang lebih dikenal dengan nama teknik banding (Sharma, 1976). Beberapa teknik banding kromosom tersebut adalah: C-banding, G- banding, Q-banding, dan R-banding (McGregor dan Varley, 1983). C-banding adalah teknik pewarnaan pada daerah sentromer heterokromatin, yaknik bagian tertentu pada DNA constitutive heterochromatin ditandai dengan warna yang lebih gelap pada kromosom selama interfase dan propase; sedangkan pada saat metafase akan tampak lebih terang dan lebih jelas (Eldridge, 1985). Untuk pewarnaan kromosom kelamin dalam hal ini kromosom Y, dengan teknik C-banding akan tampak lebih jelas terlihat apabila dibandingkan dengan kromosom X (Eldridge, 1985). Teknik C-banding pertama kali diperkenalkan oleh Pardue dan Gall pada tahun 1970, yang mengamati kromosom tikus dengan menggunakan sodium hidroksida (NaOH) (Eldridge, 1985). Teknik G-banding adalah teknik pewarnaan yang lebih detail apabila dibandingkan dengan teknik C-banding, dimana pada teknik G-banding biasanya kromosom diberi perlakuan awal dengan tripsin, urea dan protease (Seabright, 1971). Dengan menggunakan teknik G-banding ini maka band yang terbentuk akan tampak lebih permanen dan preparat dapat disimpan untuk jangka waktu yang lebih lama dan memberikan hasil yang sama baiknya apabila difoto langsung atau disimpan dalam kurung waktu yang lama (Eldridge, 1985). Selanjutnya apabila ditambahkan perlakuan Q dan R-banding secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih menyakinkan tentang struktur kromosom terutama pada saat penyusunan karyotipe. Prosedur teknik Q-banding pertama kali diperkenalkan oleh Caspersson et al. (1970), yaitu mengembangkan bahan pengalkil yang secara khusus mengikat
8 atom N7 residuguanin dan berpotensial digunakan untuk mendeteksi perbedaan komposisi dasar dari DNA selama metafase dalam mitosis. Selanjutnya dijelaskan bahwa bahan ini dapat berpasangan dengan fluorochrom sehingga perbedaan komposisi dasar dari kromosom dapat dideteksi dengan memeriksa pola pendarnya. Teknik R-banding merupakan kebalikan dari teknik G-banding dalam hal menampilkan warna kromosom, yaitu warna terang dalam G-banding dan warna gelap pada R-banding (McGregor dan Varley, 1983). Pada pembuatan kromosom, sampel yang akan digunakan sebaiknya berasal dari jaringan atau sel yang aktif membelah, seperti: ginjal, insang, sirip; sedangkan untuk sel yang tidak aktif membelah dapat dilakukan dengan mengkultur jaringan tersebut secara in vitro untuk merangsang agar sel tersebut lebih sering membelah, seperti kultur darah (Sharma, 1976). Selanjutnya keberhasilan teknik kultur darah ini sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya kontaminan di dalam kultur tersebut. Kontaminan tersebut dapat berupa bakteri, jamur, mikroplasma dan virus yang berasal dari jaringan atau sel kultur (McGarrity, 1994). Kromosom yang menyebar dengan baik, lengkap dan jelas bentuknya difoto dan hasil foto tersebut kemudian digunting menurut bentuk dan ukuran, selanjutnya disusun berdasarkan ke-homologkannya (Eldridge, 1985). Dalam membandingkan karyotipe dari suatu spesies yang berbeda, ada beberapa kriteria yang diamati, yaitu: variasi ukuran kromosom, variasi posisi sentromer, variasi ukuran relatif kromosom, variasi jumlah dasar kromosom (basic number), indeks sentromer (centromer indeks), rasio lengan (arm ratio) dan panjang relatif kromosom (relative length) (Eldridge, 1985). Berdasarkan hal di atas diketahui bahwa jumlah kromosom pada ikan manvis adalah 2n = 48, dengan susunan karyotipe-nya 4M SM + 44ST T serta AN = 52 (Fuji dan Ojima, 1983) Pewarisan Kromosom Sistem pewarisan kromosom pada eukaryot lebih rumit dibandingkan dengan sistem yang dimiliki bakteri, pada bakteri setiap pembelahan sel akan menghasilkan sel baru yang sekaligus menjadi organisme baru sedangkan organisme tingkat tinggi (eukaryot) perbanyakan berjalan melalui sistem yang lebih kompleks yaitu dapat terjadi secara akseksual atau seksual (Jusuf, 2001).
9 Jusuf (2001) menjelaskan bahwa di dalam pewarisan kromosom kepada anakannya, terjadi dua sistem pembelahan sel yaitu: mitosis dan meiosis. Pembelahan secara mitosis dapat berlangsung di semua organ dan jumlah kromosom yang dihasilkan sama dengan jumlah kromosom semula, sedangkan pembelahan meiosis hanya terjadi di jaringan organ seks dan berfungsi mereduksi jumlah kromosom menjadi separuhnya (Gambar 3A dan B). Mitosis Meiosis B Gambar 3. Tahapan-tahapan perkembangan pembelahan kromosom (Jusuf,2001) Yatim (1983) menyatakan bahwa di dalam pelaksanaan membawa sifat keturunan kepada anakan, prosesnya adalah sebagai berikut: 1. Gametogonium dalam gonad individu dewasa mengalami perbanyakan membentuk gametosit. 2. Jumlah kromosom gametosit direduksi menjadi separuh, terbentuk gamet. 3. Gamet jantan dan betina membuahi, terbentuk zigot
10 4. Zigot tumbuh menjadi embrio, sampai menjadi individu dewasa dan gonadnya mampu menghasilkan gamet. Mutasi Kromosom Perubahan organisme terjadi akibat adanya perubahan bahan genetik yang disebut dengan mutasi. Mutasi pada tingkat kromosom secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu: perubahan struktur atau penataan kembali kromosom, dan perubahan jumlah kromosom. Perubahan struktur kromosom dipengaruhi oleh adanya proses pindah silang kromosom, delesi, duplikasi, inversi, translokasi dan pengaruh posisi terhadap ekspresi gen (Jusuf, 2001). Papeschi (1987) menemukan bahwa mekanisme proses inversi dan translokasi berperanan penting dalam proses evolusi kromosom, peristiwa ini berpengaruh terhadap penambahan jumlah maupun morfologi kromosom itu sendiri. Selanjutnya ditambahkan bahwa ada hubungan yang sangat erat antara proses inversi dengan ukuran dan jumlah kromosom dalam suatu tingkat spesies. Mutasi tingkat gen secara umum tidak menyebabkan terbentuknya spesies baru. Pembentukan spesies baru akan terjadi bila mutasi menyentuh sistem reproduksi yang menyebabkan munculnya penghalang biologis untuk terbentuknya hibrid antara spesies dengan mutan. Akumulasi dari berbagai mutasi gen mungkin saja dapat memunculkan penghalang biologis, akan tetapi prosesnya dalam waktu yang cukup lama dan terjadi isolasi geografi, yang biasa disebut dengan spesiasi alopatri (Jusuf, 2001). Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan mutasi tersebut seperti bahan-bahan kimia, radiasi, perubahan lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Pada ikan manvis tingkat kestabilan materi genetik terhadap adanya perubahan faktor tekanan lingkungan dapat menyebabkan terjadinya mutasi, dimana gen yang sering mengalami mutasi adalah pada gen pembawa sifat warna. Pengaruh tekanan lingkungan yang besar dapat menyebabkan terjadinya perubahan di dalam menampilkan warna yang muncul seperti pada ikan manvis gold, smokey, albino dan gold marble. Warna yang muncul pada jenis ikan manvis ini dipengaruhi oleh spektrum cahaya. Akan tetapi untuk manvis zebra, half-black dan pearscale pengaruh tekanan lingkungan berupa spektrum cahaya tidak begitu berpengaruh (Rybicki, 2000). Perubahan yang terjadi pada gen
11 termutasi tersebut tercermin pada ekspresi fonotip (warna tubuh) yang pada akhirnya menyebabkan munculnya varietas baru. Norton (1982a) menyebutkan bahwa pemunculan jenis baru yang terjadi pada ikan manvis ini menghasilkan beberapa varietas yang dibedakan atas pola warna pada tubuh. Selanjutnya Melograna (2003) menambahkan bahwa penentuan varietas ikan manvis ini dibagi atas tujuh bagian berdasarkan sebelas gen yang mengalami mutasi, seperti dijelaskan pada Tabel 3. Tabel 3. Gen ikan manvis yang mengalami mutasi menurut karakteristik grup No Karakteristik grup Gen mutasi (simbol) 1 Warna marble (M), black (B), gold (g), gold marble (gm) 2 Stripes (bergaris) stripeless (S), zebra (Z) 3 fintype (tipe sirip) veiltail (V) 4 Half-black half-black (h) 5 Smokey smokey (S m ) 6 Pearscale pearscale (p) 7 Albino albino (a) Selanjutnya Saunders dalam Angel West (2004) menyatakan bahwa sirip pada ikan manvis juga telah mengalami adanya mutasi pada tingkat gen, dimana gen-gen yang mengalami mutasi tersebut diberi beberapa simbol untuk memudahkan identifikasi (Tabel 4). Beberapa contoh jenis ikan manvis yang mengalami mutasi berdasarkan bentuk sirip dapat dilihat pada Lampiran 2. Tabel 4. Beberapa jenis sirip yang mengalami mutasi Jenis sirip Simbol Standar +/+ Veil V/+ Super veil V/V Longfin n/+ Longfin n/n Veil longfin V/+ n/+ Combtail V/+ n/n Super veil longfin V/V n/+ Super combtail V/V n/n
KARAKTERISTIK KROMOSOM IKAN MANVIS (Pterophyllum scalare) WESLY KURNIADI SIAGIAN
KARAKTERISTIK KROMOSOM IKAN MANVIS (Pterophyllum scalare) WESLY KURNIADI SIAGIAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 KARAKTERISTIK KROMOSOM IKAN MANVIS (Pterophyllum scalare) WESLY
Lebih terperinciTabel 5. Distribusi jumlah kromosom ikan manvis golden marble
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Dari hasil pengamatan dan pengukuran kromosom didapatkan hasil bahwa ada beberapa persamaan dan perbedaan untuk masing-masing varietas ikan manvis yang diamati. Data hasil pengamatan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KROMOSOM IKAN MANVIS (Pterophyllum scalare) WESLY KURNIADI SIAGIAN
KARAKTERISTIK KROMOSOM IKAN MANVIS (Pterophyllum scalare) WESLY KURNIADI SIAGIAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 KARAKTERISTIK KROMOSOM IKAN MANVIS (Pterophyllum scalare) WESLY
Lebih terperinciKromosom, DNA, Gen, Non Gen, Basa Nitrogen
Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung Mata Kuliah : Biologi Umum Kode MK : Bio 612101 Tahun Ajaran : 2014/2015 Pokok Bahasan : Genetika Jani Master, M.Si.
Lebih terperinciPada keadaan demikian, kromosom lebih mudah menyerap zat warna, misalnya sudan III, hematoksilin, methylen blue, dan kalium iodida.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gen yang menentukan sifat suatu makhluk hidup dibawa oleh struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat di dalam inti sel (nukleus). Kromosom hanya dapat diamati
Lebih terperinciPembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi
Pembelahan Sel Muhammad Ridha Alfarabi Istiqlal, SP MSi Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan mitosis dan meiosis pada tanaman Sub Pokok Bahasan :
Lebih terperinciMAKALAH BIOLOGI KROMOSOM
MAKALAH BIOLOGI KROMOSOM OLEH: Annisa Tria Apriliani 1413100004 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR...iii DAFTAR TABEL... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 1
Lebih terperinciPETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR. Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PETUNJUK PRAKTIKUM GENETIKA DASAR Disusun oleh : Dr. Henny Saraswati, M.Biomed PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 2 Petunjuk Praktikum Genetika Dasar TATA
Lebih terperinciGENETIKA DAN HUKUM MENDEL
GENETIKA DAN HUKUM MENDEL Pengertian Gen Pertama kali diperkenalkan oleh Thomas Hunt Morgan, ahli Genetika dan Embriologi Amerika Serikat (1911), yang mengatakan bahwa substansi hereditas yang dinamakan
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan
GENETIKA DASAR Teori Kromosom tentang Pewarisan Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 08 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciBAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA
BAHAN AJAR DASAR-DASAR GENETIKA OLEH: IR. SUPRIYANTA, MP. JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2004 Topik 1 Pendahuluan Dalam bidang biologi, kita mengenal suatu organisme
Lebih terperinciSuhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID
Suhardi, S.Pt.,MP MONOHIBRID TERMINOLOGI P individu tetua F1 keturunan pertama F2 keturunan kedua Gen D gen atau alel dominan Gen d gen atau alel resesif Alel bentuk alternatif suatu gen yang terdapat
Lebih terperinciDasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat
Dasar Selular Reproduksi dan Pewarisan Sifat A. Siklus sel dan siklus hidup organisme B. Prinsip dasar reproduksi dan pewarisan material genetik: mitosis, meiosis dan fertilisasi C.Pola pewarisan sifat:
Lebih terperinciGambar 1.1. Variasi pada jengger ayam
Uraian Materi Variasi Genetik Terdapat variasi di antara individu-individu di dalam suatu populasi. Hal tersebut menunjukkan adanya perubahan genetis. Mutasi dapat meningkatkan frekuensi alel pada individu
Lebih terperinciMengatur perkembangan dan metabolisme individu. (pada peristiwa apa peran ini dapat dilihat/terjadi? ).
HEREDITAS Hubungan antara gen, DNA, Kromosom & Hereditas Pengertian hereditas? Melalui apa sifat diturunkan? Apa itu gen? Bagaimana hubungan antara gen dengan DNA? Bagaimana hubungan antara gen dengan
Lebih terperinciKONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA
KONSEP-KONSEP DASAR GENETIKA Genetika merupakan salah satu bidang ilmu biologi yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau karakter dari orang tua kepada anaknya. Ilmu genetika modern meliputi beberapa
Lebih terperinciPENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA. OLEH Dr. Hasnar Hasjim
PENGANTAR GENETIKA DASAR HUKUM MENDEL ISTILAH DALAM GENETIKA OLEH Dr. Hasnar Hasjim 1.PENGANTAR GENETIKA Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat keturunan yang diwariskan kepada anak cucu dan variasi
Lebih terperinciII. Bagaimana sifat diwariskan
II. Bagaimana sifat diwariskan Gen-gen letaknya pada kromosom ( inti sel). Kromosom dan gen-gennya gennya diwariskan saat fertilisasi. Pada gonad pembentukan sel kelamin ( meiosis) Contoh; Kromosom dalam
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Kromosom. GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom
Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Kromosom Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciGENETIKA. Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN. ajs
GENETIKA Agus Joko Sungkono, S.Pd SMPN 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN BAGAIMANA DENGAN GOLONGAN TUMBUHAN? Indikator : 1. Mesdeskripsikan materi genetis yang bertanggungjawab dalam pewarisan sifat 2. Membedakan
Lebih terperinciSET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)
04 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS) Pembelahan sel dibedakan menjadi secara langsung (amitosis) dan tidak langsung (mitosis dan meiosis).
Lebih terperinciANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN
1 ANALISIS MEIOSIS PENDAHULUAN Latar Belakang Stadium haploid dari siklus seksual dihasilkan dari proses pembelahan inti yang disebut meiosis. Meiosis berlangsung pada sel-sel yang terdapat di dalam jaringan
Lebih terperinciPELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD
PELUANG USAHA PENGEMBANGBIAKAN BURUNG LOVE BIRD Nama : Angga Rio Pratama Kelas : S1 TI 2C NIM : 10.11.3699 Lingkungan Bisnis STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2010/2011 Peluang Usaha Pengembangbiakan Love Bird (
Lebih terperinciHukum Mendel. Dr. Pratika Yuhyi Hernanda
Hukum Mendel Dr. Pratika Yuhyi Hernanda Gregory Mendel The father of genetics Mengajar di Brunn Modern School, Vienna, Austria Bagaimana pewarisan sifat itu bekerja? Apa yang sebenarnya diturunkan dari
Lebih terperinciDEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ikan hias merupakan satu komoditas ekonomi non migas yang potensial dengan permintaan semakin meningkat baik di dalam maupun di luar negri (Dewontoro, 2001). Keindahan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman pangan dari famili Leguminosae yang berumur pendek. Secara
Lebih terperinciDefinisi Genetika. Genetika Sebelum Mendel. GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel
Definisi Genetika GENETIKA DASAR Pendahuluan dan Genetika Mendel Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : KELOMPOK : III ( TIGA )
LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA ACARA 2 SIMULASI HUKUM MENDEL NAMA : HEPSIE O. S. NAUK NIM : 1506050090 KELOMPOK : III ( TIGA ) JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2017
Lebih terperinciPendahuluan. Pendahuluan. Mutasi Gen. GENETIKA DASAR Mutasi Gen
Pendahuluan GENETIKA DASAR Mutasi Gen Oleh: Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP: 081 385 065 359 e-mail: dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi di http://dirvamenaboer.tripod.com
Lebih terperinciMATERI GENETIK. Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed.
MATERI GENETIK Oleh : TITTA NOVIANTI, S.Si., M. Biomed. PENDAHULUAN Berbagai macam sifat fisik makhluk hidup merupakan hasil dari manifestasi sifat genetik yang dapat diturunkan pada keturunannya Sifat
Lebih terperinciAplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel
Aplikasi Kombinatorial dan Peluang Diskrit Untuk Menyelesaikan Masalah-Masalah dalam Hukum Pewarisan Mendel Andri Rizki Aminulloh 13506033 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika
Lebih terperinciMUTASI. Rita Wijayanti SMA Negeri 9 Yogyakarta
MUTASI Rita Wijayanti SMA Negeri 9 Yogyakarta Standar Kompetensi: 3. Memahami konsep dasar dan prinsipprinsip hereditas serta implikasinya pada salingtemas. 3.5 Menjelaskan peristiwa mutasi dan implikasinya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Menurut Trustinah (1993) sistematika (taksonomi) kacang tanah diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom Divisi Sub-divisi Class Ordo Famili Genus Spesies
Lebih terperinciBeberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex
Beberapa pola: AKAN MENJELASKAN... Alel Ganda Gen letal Linkage Crossing over Determinasi Sex *Alel Ganda *Sebuah gen memiliki alel lebih dari satu *Golongan darah : *gen I A, I B, I O *Warna Kelinci :
Lebih terperinciXII biologi. Kelas PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I. Kurikulum 2006/2013. A. Pola-Pola Hereditas. Tujuan Pembelajaran
Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Mengetahui jenis-jenis penyimpangan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
18 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Anggrek alam merupakan salah satu tanaman yang perlu di lestarikan populasinya. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung untuk pertumbuhannya serta banyaknya perburuan liar menjadi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Betta splendensregan Menurut Hoedeman (1972), klasifikasi ikan cupang sebagai berikut:
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Betta splendensregan Menurut Hoedeman (1972), klasifikasi ikan cupang sebagai berikut: Kingdom Filum Subfilum Superkelas Kelas Subkelas Superordo Ordo Subordo Famili Subfamili
Lebih terperinciTopik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom
Topik 5 DNA : Organisasi Dalam Kromosom Material genetik suatu sel tersusun dalam suatu organisasi secara fisik yang khusus yang sebut kromosom. Kromosom organisme eukariot jauh Iebih kompleks dibanding
Lebih terperinciBimbingan Olimpiade SMA. Paramita Cahyaningrum Kuswandi ( FMIPA UNY 2012
Bimbingan Olimpiade SMA Paramita Cahyaningrum Kuswandi (email : paramita@uny.ac.id) FMIPA UNY 2012 Genetika : ilmu yang memperlajari tentang pewarisan sifat (hereditas = heredity) Ilmu genetika mulai berkembang
Lebih terperinciTopik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel
Topik 3 Analisis Genetik Hk. Mendel Hukum Mendel yang sering dikonotasikan dengan hukum pewarisan didasarkan pada prinsip-prinsip segregasi (Hk.Mendel I) dan penggabungan kembali (Hk. Mendel II) gen-gen
Lebih terperinciKIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR
OLIMPIADE NASIONAL MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PERGURUAN TINGGI 2017 (ONMIPA- PT) BIDANG BIOLOGI (TES I) 22 MARET 2017 WAKTU 120 MENIT KIMIA KEHIDUPAN, BIOLOGI SEL, GENETIKA, DAN BIOLOGI MOLEKULAR
Lebih terperinciA~a n = B~b~b 1 n = C~c b ~c s ~c a ~c n = D~d n = i~i n= L~l n = o~o n = = h.
Lokus o~o yang terpaut kromosom X akan memberikan tiga macam warna fenotipe yaitu oranye (a 1 ), tortoiseshell (a ) dan bukan oranye (a ) dengan jumlah a 1 + a + a = n. Frekuensi alel ditentukan dengan
Lebih terperinciGambar 1. 7 sifat kontras yang terdapat pada tanaman ercis
2. PEWARISAN SIFAT A. SEJARAH PEWARISAN SIFAT Gregor Johann Mendel yang lahir tahun 1822 di Cekoslovakia adalah orang yang pertama kali melakukan mengadakan penelitian dan meletakkan dasar-dasar hereditas.
Lebih terperinciPEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
PEMBELAHAN SEL Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa memahami mengenai posisi sel, kromosom, dan DNA dalam dalam kaitannya dengan organisme Mahasiswa memahami jenis-jenis
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL
MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 1. MATERI GENETIK, DISTRIBUSI GEN DAN PEMBELAHAN SEL NAMA NIM KELOMPOK ASISTEN :. :. :. :. I. MATERI GENETIK Suatu molekul pembawa informasi genetik harus berupa (1) molekul
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) berasal dari daratan Cina, yang kemudian tersebar ke daerah Mancuria, Korea, Jepang, Rusia,
Lebih terperinciJURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL
JURNAL GENETIKA PENYIMPANGAN HUKUM MENDEL A. DASAR-DASAR PEWARISAN MENDEL Seorang biarawan dari Austria, bernama Gregor Johann Mendel, menjelang akhir abad ke-19 melakukan serangkaian percobaan persilangan
Lebih terperinciMODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN MATERI INTERAKSI GEN
MODUL PRAKTIKUM GENETIKA TANAMAN 2015 3. MATERI INTERAKSI GEN Setiap gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan karakter tapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen
Lebih terperinciDan lain-lainnya hanya di
PEMBELAHAN SEL Disusun oleh: Theresia retno kristanti (131434029) Wida hening sukma C (131434014) Anna maria (131434024) Vera yosefita (131434 Siwi saptarani (131434026) Stevani Widha (131434010) Tia ariana
Lebih terperinciISTILAH-ISTILAH DALAM PEMULIAAN OLEH ADI RINALDI FIRMAN
ISTILAH-ISTILAH DALAM PEMULIAAN OLEH ADI RINALDI FIRMAN 1. ANALISIS KORELASI Mempelajari hubungan antara dua sifat yang diamati atau mengukur keeratan (derajat)hubungan antara dua peubah. 2. ANALISIS REGRESI
Lebih terperinciLABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010
LABORATORIUM GENETIKA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010 1. Mengetahui dan memahami struktur kromosom politen Drosophila melanogaster. 2. Mengetahui
Lebih terperinciDasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi
Dasar pewarisan sifat pada ternak Factor-faktor yang mempengaruhi fenotif ternak Genetika populasi Apabila kita mengawinkan sapi Bali, maka anaknya yang diharapkan adalah sapi Bali bukan sapi madura. Demikian
Lebih terperinciPENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG. Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen.
PENGUJIAN KESETIMBANGAN HARDY-WEINBERG Tujuan : Mempelajari kesetimbangan Hardy-Weinberg dengan frekuensi alel dan gen. PENDAHULUAN Pada tahun 1908, ahli Matematika Inggris G.H. Hardy dan seorang ahli
Lebih terperinciGENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono
GENETIKA (BIG100) Tempat : R122 Waktu Jam : 7 8 Pukul : 12.30 14.20 Pengajar : Bambang Irawan Hari Supriandono ISI KONTRAK PERKULIAHAN DESKRIPSI TUJUAN STRATEGI MENGAJAR TUJUAN KOMPETENSI JUMLAH TATAP
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER KROMOSOM KELENJAR LUDAH Chironomus Disusun oleh: Iyus Abdusyakir (1110016100007) Bayu Purnomo (1110016100031) Ditya Ambarwati (1110016100024) Ria Rista Agustina
Lebih terperinciLAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA
LAPORAN GENETIKA SIMULASI PERSILANGAN MONOHIBRIDA KELOMPOK DIHIBRID 1. AGUSTINA ADHI SURYANI 4401412055 2. AMALIA TRISTIANA 4401412063 3. DINULLAH ALHAQ 4401412126 ROMBEL 01 PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS
Lebih terperinciPERBEDAAN MITOSIS DAN MEIOSIS Sel yang aktif membelah melewati suatu siklus yang berlangsung secara teratur dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel dibedakan atas dua stadia, yaitu stadium istirahat (interfase)
Lebih terperinciSIKLUS & PEMBELAHAN SEL. Suhardi S.Pt.,MP
SIKLUS & PEMBELAHAN SEL Suhardi S.Pt.,MP Proses reproduksi aseksual dimulai setelah sperma membuahi telur. PEMBELAHAN SEL Amitosis (Pembelahan biner) Pada umumnya bakteri berkembang biak dengan pembelahan
Lebih terperinciPola Pewarisan Sifat. Pola Pewarisan Sifat
Pola Pewarisan Sifat Pola Pewarisan Sifat Setiap makhluk hidup/organisme menurunkan/mewariskan sifat-sifat khas kepada keturunannya Di mana terletak informasi pewarisan sifat? Bagaimana cara makhluk hidup
Lebih terperinciEMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT. Kelompok 1. Anggota Kelompok : Intan Anindita Suseno
EMBRIOLOGI DAN GENETIKA PERKEMBANGAN : POLA PEWARISAN SIFAT Kelompok 1 Anggota Kelompok : Muhammad Andhika Nur B04120146 Desi Purwanti B04120108 Intan Anindita Suseno B04120114 Andi Ibrahim Risyad B04120177
Lebih terperinciMUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom
MUTASI KROMOSOM: Perubahan Struktur Kromosom Mutasi kromosom disebut juga aberasi kromosom. Macam aberasi kromosom merupakan perubahan pada sesuatu bagian kromosom dari pada perubahan kromosom secara keseluruhan
Lebih terperinciBagian-bagian kromosom
BAB3: SUBSTANSI GENETIKA KROMOSOM Bagian-bagian kromosom 1. kromatid. 2. senrtomer. 3. lengan pendek. 4. lengan panjang. SUBSTANSI GENETIKA Seluruh peristiwa kimia (metabolisme) diatur oleh suatu master
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. perkawinan. Proses perkawinan biasanya terjadi pada malam hari atau menjelang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Seksualitas Lobster Air Tawar Pada umumnya lobster air tawar matang gonad pada umur 6 sampai 7 bulan. Setelah mencapai umur tersebut, induk jantan dan betina akan melakukan
Lebih terperinciUntuk mempermudah memahami materi ini, perhatikan peta konsep berikut ini. Pewarisan Sifat. meliputi
Bab 5 Pewarisan Sifat Banyak sifat yang dimiliki makhluk hidup yang menurun dari induk kepada keturunannya, sehingga sifat orang tua dapat muncul pada anaknya atau bahkan sifat-sifat tersebut muncul pada
Lebih terperinciSimbol untuk suatu gen
P F Fenotip Genotip Istilah Simbol untuk suatu gen Homozigot Heterozigot Pengertian Singkatan dari kata Parental, yang artinya induk Singkatan dari kata Filial, yang artinya keturunan Karakter atau sifat
Lebih terperinciM A T E R I G E N E T I K
M A T E R I G E N E T I K Tujuan Pembelajaran: Mendiskripsikan struktur heliks ganda DNA, sifat dan fungsinya. Mendiskripsikan struktur, sifat dan fungsi RNA. Mendiskripsikan hubungan antara DNA, gen dan
Lebih terperinciMITOSIS DAN MEIOSIS. TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009
MITOSIS DAN MEIOSIS TUTI NURAINI, SKp., M.Biomed. BIOLOGI KEPERAWATAN 2009 SIKLUS SEL G1(gap 1): periode setelah mitosis, gen-gen aktif berekspresi S (sintesis): fase sintesis DNA (replikasi), kromosom
Lebih terperinciHEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA
HEREDITAS PERTEMUAN PERTAMA SUPARMUJI MOEJIE01@GMAIL.COM TUJUAN PEMBELAJARAN Menemukan hipotesa yang diajukan Mendel tentang pewarisan sifat. Menceritakan usaha Mendel menemukan prinsip-prinsip dasar pewarisan
Lebih terperinciBAB IV PEWARISAN SIFAT
BAB IV PEWARISAN SIFAT Apa yang akan dipelajari? Apakah gen dan kromosom itu? Bagaimanakah bunyi Hukum Mendel? Apa yang dimaksud dengan sifat resesif, dominan, dan intermediat? Faktor-faktor apakah yang
Lebih terperinciPertemuan V: Dasar Selular Reproduksi dan Pola Pewarisan Sifat. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011
Pertemuan V: Dasar Selular Reproduksi dan Pola Pewarisan Sifat Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Hubungan Antara Pembelahan Sel dan Reproduksi Bagaimana Bintang Laut Diproduksi: Melalui dan Tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada didalam sel, pembelahan dan penduplikasian merupakan konsep terpenting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap sel berasal dari sel hidup lainnya. Siklus sel merupakan tahapan dimana terjadinya proses pembelahan dan penduplikasian berbagai materi yang ada didalam sel,
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Botani Nilam
TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani Nilam Indonesia memiliki tiga jenis nilam yang sudah dikembangkan, yaitu: nilam aceh (Pogostemon cablin), nilam jawa (Pogostemon heyneanus) dan nilam sabun (Pogostemon hortensis).
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)
TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983) diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Spermatophyta Superdivisio : Angiospermae Divisio
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perairan Sungai Sungai adalah suatu perairan yang airnya berasal dari mata air, air hujan, air permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Aliran air
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang. Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Agroekologi Tanaman Kacang Panjang Kacang panjang merupakan tanaman sayuran polong yang hasilnya dipanen dalam bentuk polong muda. Kacang panjang banyak ditanam di
Lebih terperinciBIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA A. TAUTAN/LINKAGE
07 MATERI DAN LATIHAN SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SET 07 POLA HEREDITAS 2 A. TAUTAN/LINKAGE Tautan gen merupakan salah satu penyimpangan terhadap hukum Mendel. Pada peristiwa ini, dua gen atau lebih
Lebih terperinciReproduksi seksual merupakan cara yang paling umum bagi organisma Eukariot untuk menghasilkan turunannya. Reproduksi seksual melibatkan pergantian
MEIOSIS Reproduksi seksual merupakan cara yang paling umum bagi organisma Eukariot untuk menghasilkan turunannya. Reproduksi seksual melibatkan pergantian generasi sel haploid (membawa sepasang kromosom)
Lebih terperinciEVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi
EVOLUSI Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN TEORI ABIOGENESIS MENYATAKAN BAHWA MAKHLUK HIDUP BERASAL DARI BENDA TAK HIDUP, TEORI BIOGENESIS MENYATAKAN
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Kottelat et al, (1993) menyatakan yang dimaksud dengan ikan Batak adalah Tor sp. dan jenis yang lainnya yang mirip dan hidup di Danau Toba adalah Neolissochilus sp. Ikan batak terdiri
Lebih terperinci1. JELASKAN DAN GAMBAR TAHAP-TAHAP PEMBELAHAN MITOSIS UNTUK INDIVIDU YANG MEMILIKI. A. AABB; B. AABBCC; C. AABBCCDD; D
1. JELASKAN DAN GAMBAR TAHAP-TAHAP PEMBELAHAN MITOSIS UNTUK INDIVIDU YANG MEMILIKI. A. AABB; B. AABBCC; C. AABBCCDD; D 1 1. PEMBELAHAN SEL 1. Jelaskan dan gambar tahap-tahap pembelahan mitosis untuk individu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ginogenesis Ginogenesis pada penelitian dilakukan sebanyak delapan kali (Lampiran 3). Pengaplikasian proses ginogenesis ikan nilem pada penelitian belum berhasil dilakukan
Lebih terperinciSIMBOL SILSILAH KELUARGA
SIMBOL SILSILAH KELUARGA Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan teori tentang pewarisan sifat perolehan 2. Menjelaskan Hukum Mendel I 3. Menjelaskan Hukum Mendel II GENETIKA Genetika
Lebih terperinciMEKANISME SEL. Mitosis & Meiosis
MEKANISME SEL Mitosis & Meiosis MITOSIS MEIOSIS Nama Anggota : Khaidir Adam Wijaya M. Saifullah Romadhon Yanuar Setia Budi Rahmawan Yulianto Gabryna Auliya Nugroho Reindy Katon Bagaskara MITOSIS Pembelahan
Lebih terperinciDIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA
DIKTAT 3 GENETIKA volume 3 PEWARISAN SIFAT (HEREDITAS) A. Pendahuluan Pernahkah kalian terpikir mirip dengan siapakah wajah kalian? Orang tua kita pasti jawabannya. Setiap makhluk hidup pasti memiliki
Lebih terperinciSUBSTANSI HEREDITAS. Dyah Ayu Widyastuti
SUBSTANSI HEREDITAS Dyah Ayu Widyastuti Sel Substansi Hereditas DNA RNA Pengemasan DNA dalam Kromosom DNA dan RNA Ukuran dan Bentuk DNA Double helix (untai ganda) hasil penelitian Watson & Crick (1953)
Lebih terperinciHukum Pewarisan Sifat Mendel. Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP
Hukum Pewarisan Sifat Mendel Aju Tjatur Nugroho Krisnaningsih,S.Pt.,MP Hukum pewarisan Mendel adalah hukum pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan
Lebih terperinciBab PEWARISAN SIFAT. Bab 5 Pewarisan Sifat 93. (Sumber: i31.photobucket)
Bab 5 PEWARISAN SIFAT (Sumber: i31.photobucket) Perkembangbiakan generatif akan menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat dari induknya. Misalnya pada manusia ditemukan adanya perbedaan dan persamaan
Lebih terperinciREPRODUKSI SEL REPRODUKSI SEL AMITOSIS. Profase I. Pembelahan I. Metafase I. Anafase I MEIOSIS. Telofase I. Interfase. Profase II.
REPRODUKSI SEL AMITOSIS REPRODUKSI SEL Pembelahan I Profase I Metafase I Anafase I Proleptotene Leptotene Zygotene Pachytene Diplotene Diakinesis MEIOSIS Interfase Telofase I Pembelahan II Profase II Metafse
Lebih terperinciKARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA
35 KARAKTERISASI, KERAGAMAN POLA WARNA, CORAK TUBUH DAN GENETIK KUDA LOKAL SULAWESI UTARA Pendahuluan Populasi kuda lokal di Sulawesi Utara memiliki karakteristik baik morfologi maupun pola warna tubuh
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fenotipe morfometrik Karakteristik morfometrik ikan nilem meliputi 21 fenotipe yang diukur pada populasi ikan nilem hijau (tetua) dan keturunannya dari hasil perkawinan
Lebih terperinci- - PEWARISAN SIFAT - - sbl5gen
- - PEWARISAN SIFAT - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl5gen Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.
Lebih terperinciPERISTIWA MUTASI. Akan menjelaskan... Mutasi Gen Mutasi Kromosom Hubungan Mutasi - Evolusi
PERISTIWA MUTASI Akan menjelaskan... Mutasi Gen Mutasi Kromosom Hubungan Mutasi - Evolusi Mutasi Gen Terjadi perubahan Gen pada DNA Perubahan berupa: Basa N terhapus Basa N tertukar Basa N tersisip Basa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Sistematika Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang menurunkan berbagai
Lebih terperinciACARA PENGAJARAN (SAP) IV A.
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) IV A. 1. Pokok Bahasan : Jenis dan tipe ayam komersial A.2. Pertemuan minggu ke : 6 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan: 1. Ayam tipe petelur 2. Ayam tipe pedaging 3. Ayam tipe dwiguna
Lebih terperinciSIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL. Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1
SIMULASI PERCOBAAN MONOHIBRID MENDEL Tujuan : - Mempelajari segregasi pada saat pembentukan gamet F1 - Mempelajari penggabungan acak gamet jantan dan betina dari F1 pada saat pembuahan Pendahuluan Teori
Lebih terperinciGENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen
GENETIKA DASAR Perluasan Analisis Mendelian dan Interaksi Gen Oleh Dr. Ir. Dirvamena Boer, M.Sc.Agr. HP 08 385 065 359 e-mail dirvamenaboer@yahoo.com Fakultas Pertanian, Universitas Haluoleo, Kendari Dipublikasi
Lebih terperinciPraktikum Genetika. Modul 1 PENDAHULUAN. Di dalam Modul 1 ini akan diberikan 4 (empat) materi praktikum sebagai berikut.
Modul 1 Praktikum Genetika Dr. Ir. M. Yusuf Ir. Ence Darmo J.S., M. Si. PENDAHULUAN Di dalam Modul 1 ini akan diberikan 4 (empat) materi praktikum sebagai berikut. Praktikum 1: Mengenal Keragaman Suatu
Lebih terperinciPenerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia
Penerapan Kombinatorial dalam Hukum Pewarisan Sifat pada Manusia hmad Fauzul Yogiandra / 13513059 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi andung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciKeragaman Somaklonal. Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP
Keragaman Somaklonal Yushi Mardiana, SP, MSi Retno Dwi Andayani, SP, MP Mekanisme Terjadinya Keragaman Somaklonal Keragaman somaklonal adalah keragaman genetik tanaman yang terjadi sebagai hasil kultur
Lebih terperinci