TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AE DI PENGADILAN PAJAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AE DI PENGADILAN PAJAK"

Transkripsi

1 TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AE DI PENGADILAN PAJAK Intan Jayanti Mandasari, Tjhin Tjap Lung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat (021) , / (021) intan.mandasari@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sengketa pajak yang diajukan PT. AE di Pengadilan Pajak. Perusahaan ini memiliki jenis bisnis penjualan dan produksi perangkat elektronik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, dimana data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari Pengadilan Pajak berupa hasil putusan mengenai kasus banding sengketa pajak penghasilan badan di Pengadilan Pajak. Hasil dari penelitian ini adalah penyebab utama timbulnya sengketa pajak penghasilan badan pada PT. AE karena diterbitkannya SKPLB Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak 2008 oleh Fiskus yang menyatakan bahwa peredaran usaha PT. AE sebesar Rp , dimana dalam laporan penjualan terdapat retur penjualan sebesar Rp Sedangkan menurut PT. AE peredaran usaha hanya sebesar Rp Karena menurut Pemohon Banding retur penjualan tidak dapat dikaitkan dengan persediaan akhir. Kata kunci: sengketa pajak, banding, pengadilan pajak ABSTRACT The research objective is for analyze the tax disputes that proposed by PT. AE at the tax court. This company has a kind of business is production and sales of electronic devices. The method used in this research is the qualitative method, where the data used was secondary data obtained from the tax court in form of decision results of corporate income tax appeal disputes at the tax court. The result of this study is the main causes appear of corporate income tax disputes on PT. AE because of published Corporate Income Tax SKPLB Tax

2 Period 2008 by stating that Fiskus that claim the circulation of business PT. AE amounting to Rp , where in the sales report there sales return amounting to Rp Meanwhile, according to PT. AE, the circulation of business amounted to only Rp Because according to the Applicant Appeal, sales return cannot be attributed to the ending inventory. Keyword: tax dispute, appeal, the tax court PENDAHULUAN Sektor perpajakan merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar yang paling potensial bagi kelangsungan pembangunan Negara Indonesia karena penerimaan pajak meningkat seiring dengan meningkatnya perekonomian dan taraf hidup suatu bangsa. Peranan pajak sangat menentukan kemandirian suatu negara dalam membiayai pelaksanaan pembangunan Nasional. Untuk itu diperlukan kesadaran dan kepedulian mayarakat untuk membayar pajak. Sejak reformasi perpajakan tahun 1983, sistem pemungutan pajak di Indonesia mengalami perubahan. Sejak saat itu Indonesia menganut sistem perpajakan self assessment. Dengan adanya reformasi perpajakan, Wajib Pajak diberi kepercayaan penuh untuk menghitung, memperhitungkan, membayar/menyetor dan melaporkan besarnya pajak yang terhutang sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan perpajaka Namun dalam pelaksanaannya, ketetapan pajak yang diterbitkan oleh pejabat pajak yang berwenang tidak selalu dapat diterima oleh Wajib Pajak yang bersangkutan, tentu ada perbedaan yang dapat menyebabkan terjadinya sengketa pajak. Oleh karena itu agar dapat dicapai penyelesaian sengketa pajak yang adil diperlukan lembaga peradilan dalam penyelesaian sengketa pajak yang diatur dalam Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) disebutkan bahwa, Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatannya yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pada awalnya, Pemerintah dengan persetujuan DPR membentuk dan men-syahkan Undangundang Nomor 17 Tahun 1997 tentang Badan Penyelesaian sengketa pajak sebagai badan peradilan pajak yang akan menyelesaikan sengketa pajak. Namun, dalam pelaksanaan penyelesaian Sengketa Pajak melalui BPSP masih terdapat ketidakpastian hukum yang dapat menimbulkan ketidakadilan. Oleh karena itu, pada tanggal 12 April 2002 telah disahkan dan diundangkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002, tentang Pengadilan Pajak sebagai pengganti Undang-undang Nomor 17 Tahun 1997, tentang Badan Penyelesaian Sengketa Pajak. Penyelesaian Sengketa Pajak harus dilakukan dengan adil melalui prosedur yang benar. Oleh karena itu dalam Undang-undnag Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak ini ditentukan bahwa putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan akhir yang mempunyai kekuatan hukum tetap. Adanya perbedaan penilaian pajak yang terutang antara Wajib Pajak dan Fiskus yang menimbulkan sengketa pajak dan masih banyaknya masyarakat yang belum memahami bagaimana proses penyelesaian sengketa pajak banding di Pengadilan Pajak, maka dalam rangka penulisan skripsi ini penulis mencoba menelusuri, meneliti dan menganalisis lebih mendalam tentang penyelesaian sengketa pajak penghasilan di Pengadilan Pajak, dengan mengambil judul TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AE DI PENGADILAN PAJAK. METODE PENELITIAN Dalam menyusun skripsi ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data. Adapun teknikteknik tersebut: a. Penelitian Kepustakaan

3 Penulis menggunakan metode penelitian pustaka dengan cara mengumpulkan dan membaca informasi melalui buku-buku, literatur-literatur, artikel, dan peraturan-peraturan perpajakan yang berhubungan dengan dasar pembahasan penelitian. b. Penelitian Lapangan Selain melakukan penelitian kepustakaan, penulis juga melakukan penelitian lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara mengunjungi langsung Pengadilan Pajak yang akan menjadi objek penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara pengambilan data sekunder yaitu data yang berasal dari kasus yang terjadi dan sudah ada penyelesaian kasus tersebut. HASIL DAN BAHASAN Penyebab Timbulnya Sengketa Pajak Penghasilan Badan pada PT. AE sehingga perusahaan tersebutmengajukan Banding Banding yang diajukan oleh Pemohon Banding (dalam penelitian ini adalah PT. AE) di karenakan adanya sengketa atau ketidaksetujuan Wajib Pajak atas ketetapan pajak yang telah di terbitkan oleh Fiskus. Dalam penelitian ini sengketa yang terjadi berupa Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar PPh Badan Tahun Pajak Berdasarkan Pasal 1 ayat (19) Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir diubah dengan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 yang menyatakan bahwa Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang. Sengketa yang dialami oleh PT. AE diawali dengan penerbitan SKPLB PPh Badan Tahun Pajak 2008 yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak yang diterima oleh Pemohon Banding pada tanggal 20 Mei 2011, dengan perhitungan sebagai berikut : URAIAN MENURUT WAJIB PAJAK (Rp) MENURUT FISKUS (Rp) No PPh Badan 1 Peredaran Usaha Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Biaya Usaha Lainnya Penghasilan Netto dari usaha ( ) ( ) 6 Penghasilan Luar Usaha ( ) ( ) 7 Penghasilan Netto Komersial ( ) ( ) 8 Penyesuaian Fiskal Positif Penyesuaian Fiskal Negatif Penghasilan Kena Pajak ( ) ( ) 11 PPh Badan terutang Kredit Pajak

4 13 Jumlah PPh yang kurang/ (lebih) bayar ( ) ( ) Pokok Sengketa: Koreksi atas Peredaran Usaha sebesar Rp Pokok sengketa ini diawali dengan keberatan yang diajukan oleh PT. AE sebagai Pemohon Banding dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang beralamat di Jl. HR. Rasuna Said Blok X-I atas Keputusan Terbanding yaitu Direktorat Jenderal Pajak berupa Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang diterima pada tanggal 20 Mei 2011 yang tidak disetujui oleh Pemohon Banding. Sehingga Pemohon Banding mengajukan Banding ke Pengadilan Pajak pada tanggal 16 Agustus Dalam pelaporan SPT Badan Tahun 2008 menurut PT. AE selaku Wajib Pajak, peredaran usaha yang terjadi selama tahun 2008 sebesar Rp sedangkan menurut perhitungan Fiskus, peredaran usaha PT. AE sebesar Rp Dimana dalam laporan penjualan terdapat retur penjualan sebesar Rp bahwa dalam pemeriksaannya, Pemeriksa melakukan koreksi atas retur penjualan sebesar Rp tersebut karena berdasarkan persediaan Pemohon Banding hanya terdapat persediaan sebesar Rp Dalam persidangan, Pemohon Banding hanya menyampaikan arus barang atas retur yang disengketakan sebesar Rp sehingga tim peneliti hanya melakukan penelitian terhadap retur senilai Rp Selain itu tim peneliti juga mendapati kartu stok yang diserahkan pada saat pembahasan akhir berbeda dengan kartu stok yang diperoleh tim peneliti sebelum pembahasan akhir. Oleh karena itu, validitas dokumen yang disampaikan Pemohon Banding menjadi diragukan. Bahwa berdasarkan penelitian, retur penjualan terjadi karena beberapa hal, dari dokumen yang diberikan Pemohon Banding senilai Rp menurut Pemohon Banding terjadi karena salah harga, diambil kembali untuk dijual kepada pembeli lain, dan dikembalikan untuk diretur ke produsen. Terkait kesalahan harga, Pemohon Banding tidak menerbitkan faktur pajak pengganti namum justru menerbitkan nota retur. Pemohon Banding menyampaikan bahwa nota retur tersebut dibuat hanya untuk kepentingan administrasi. Namun berdasarkan surat jalan dari pembeli kepada Pemohon Banding, diketahui bahwa telah terjadi alur barang dari gudang pembeli kepada gudang Pemohon Banding. Selain itu Pemohon Banding juga membuat faktur penjualan baru bukan revisi faktur penjualan, sehinggan substansi dari nota retur dan alasan yang disampaikan Pemohon Banding menjadi bias. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui bahwa perhitungan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) Pajak Penghasilan adalah sebagai berikut: URAIAN Wajib pajak (Rp) Fiskus (Rp) Tim Peneliti (Rp) 1 Peredaran Usaha Harga Pokok Penjualan Laba Bruto Biaya Usaha Lainnya Penghasilan Netto dari usaha ( ) ( ) ( ) 6 Penghasilan Luar Usaha ( ) ( ) ( ) 7 Penghasilan Netto Komersial ( ) ( ) ( ) 8 Penyesuaian Fiskal Positif

5 9 Penyesuaian Fiskal Negatif Penghasilan Kena Pajak ( ) ( ) ( ) 11 PPh Badan terutang Kredit Pajak Jumlah PPh yang kurang/ (lebih) bayar ( ) ( ) ( ) Pendapat Pemohon Banding Dalam permohonan bandingnya, PT. AE menjelaskan bahwa jumlah retur penjualan sebesar Rp berasal dari koreksi retur penjualan sebesar Rp dengan alasan pemeriksa bahwa persediaan Pemohon Banding hanya terdapat persediaan sebesar Rp menurut Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Kerta Kerja Pemeriksaan (KKP) yang diberikan oleh Pihak Terbanding. 1. Retur Penjualan sebesar Rp merupakan komponen pengurang bagi peredaran usaha, hal ini terjadi karena beberapa hal, antara lain: a. Retur penjualan atas kesalahan harga Pembeli PT. DCI menerbitkan nota retur No. PRA00082 sebesar Rp dalam hal ini terjadi kesalahan dalam pemberian harga 1 item barang ddidalam faktur pajak standar sehingga pembeli menerbitkan nota retur atas kesalahan harga tersebut. Kemudian Pemohon Banding menerbitkan faktur pajak yang baru dengan nomor seri sebesar Rp atas nota retur penjualan dan faktur pajak standar telah Pemohon Banding laporkan pada SPT Masa PPN bulan April b. Retur penjualan atas barang yang cacat ataupun rusak Pembeli menerbitkan nota retur No. NRF84140 sebesar Rp dari PT. XYZ dalam hal ini barang tersebut di retur dan Pemohon Banding jual kembali kr distributor lainnya pada bulan yang bersangkutan dengan menerbitkan kembali faktur pajak standar dengan nomor seri sebesar Rp atas nota retur penjualan dan faktur pajak standar tersebut telah Pemohon Banding laporkan pada SPT masa PPN bulan April Retur Penjualan sebesar Rp tercatat dalam Laporan Keuangan Tahun 2009 dan 2008 yang telah diaudit, dimana hasil tersebut menyatakan bahwa Laporan Keuangan Pemohon Banding per 31 Maret 2009 dan 2008 Wajar Tanpa Pengecualian dan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia. Hal ini menyatakan bahwa Retur Penjualan tersebut wajar dan telah dicatat sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku di Indonesia 3. Sehubungan dengan koreksi atas retur penjualan sebesar Rp pada SPT PPh Badan Tahun Pajak 2008, terdapat ketidak konsistenan dari Terbanding, dimana untuk kasus yang sama, dengan pemeriksa yang sama, pemeriksa tidak melakukan koreksi atas retur penjualan pada saat pemeriksaan pajak untuk SPT Penghasilan Badan Tahun Pajak Hal ini menunjukkan bahwa koreksi di tahun 2008 tidak mempunyai dasar yang kuat, sehingga koreki atas retur penjualan pada pemeriksaan pajak Tahun 2008 tidak dijadikan sebagai referensi untuk pemeriksaan selanjutnya. Berikut ialah perincian koreksi untuk Retur Penjualan Tahun Pajak 2008: Ekualisasi Peredaran Usaha PPN dengan PPh Badan April s.d. Desember 2008 (Rp) Januari s.d. Maret 2009 (Rp) Berdasarkan GL: Penjualan

6 Retur Penjualan ( ) ( ) Penjualan bersih Ditambah/dikurangi: Invoice Desember 2008 dilaporkan di Januari 2009 ( ) Invoice Maret 2008 dilapor April Selisih harga (8) Other income Total Penjualan berdasarkan GL Penjualan cfm SPT PPN/ SKP Nihil SPT Masa PPN (Jan-Maret 2009) Selisih - (0) Bahwa pada saat proses Keberatan, Penelaah Keberatan melakukan pemeriksaan pada seluruh Retur Penjualan selama tahun pajak 2008 (April 2008 Maret 2009) dengan jumlah Rp menurut Pemohon Banding jumlah yang diperiksa sebesar Rp tidak tepat, karena jumlah tersebut merupakan jumlah seluruh Retur Penjualan selama tahun pajak 2008 (April 2008 Maret 2009). Sementara atas masa Pajak April 2008 Desember 2008 pihak dari Direktorat Jenderal Pajak telah menerbitkan SKPN dengan jumlah Dasar Pengenaan Pajak (Penjualan cfm GL) sebesar Rp Pada Tabel perincian koreksi untuk Retur Penjualan Tahun Pajak 2008 diatas, Pihak Terbanding telah mengakui retur penjualan sebesar Rp Jadi menurut Pemohon Banding, jumlah yang seharusnya menjadi sengketa ialah jumlah Retur Penjualan April 2008 Maret 2009 dikurang Jumlah Retur penjualan April 2008 Desember 2008 (Rp Rp = Rp ). Atas bukti Retur Penjualan yang diberikan Pemohon Banding pada saat proses Keberatan sebesar Rp , sebenarnya jumlah tersebut sudah jauh melampaui dari jumlah sengketa yang seharusnya sebesar Rp Maka seharusnya dari Penelaah Keberatan pada proses Keberatan tidak membebani pihak Pemohon Banding dengan harus melakukan pembuktian atas Retur Penjualan sebesar Rp Pendapat Terbanding 1. Pada proses keberatan sebagaimana telah dituangkan dalam Laporan Penelitian Keberatan maupun Surat Uraian Banding telah diterangkan bahwa Pemohon Banding hanya menyampaikan dokumen berupa nota retur sejumlah Rp yaitu nota retur yang diterbitkan karena terjadi kesalahan harga pada faktur pajak standar sebelumnya. Sementara itu atas nota retur yang disebabkan karena adanya barang rusak sehingga dikembalikan dan dijual hanya memberikan contoh nota retur berikut faktur pajak standar. 2. Atas nota retur yang diterbitkan karena adanya kesalahan harga pada faktur pajak sebelumnya Terbanding berpendapat sebagai berikut: a. Diterbitkannya nota retur hanya terbatas apabila terjadi pengembalian barang kepada Penjual. Benar atau tidaknya terjadi retur barang, oleh Pembeli atau terbitnya nota retur seharusnya dapat ditelusuri pada kartu stok atau dokumen-dokumen terkait pemasukan/pengeluaran barang serta akun piutang usaha

7 b. Pemohon Banding beralasan bahwa ditebitkannya Nota Retur adalah karena terjadi kesalahan harga pada Faktur Pajak Standar maupun Faktur Penjualan sebelumnya. Terbanding berpendapat apabila terjadi kesalahan harga pada Fatur Pajak sebelumnya maka sesuai dengan Pasal 11 ayat (1) dan Lampiran VII A Per.159/PJ.2006 Pemohon Banding seharusnya menerbitkan Faktur Pajak Pengganti bahkan tidak diperkenankan untuk menggunakan cara lain. Sehingga jelas telah salah dan keliru apabila Pemohon Banding justru menerbitkan nota retur maupun Faktur Penjualan dan Faktur Pajak Standar baru untuk kondisi terdapat kesalahan tulis pada Faktur Pajak. Nota retur sebagaimana Terbanding uraikan di atas berdasarkan KMK-596/KMK.04/1994 hanya diterbitkan dalam hal terjadinya pengembalian Barang Kena Pajak oleh Pembeli kepada Penjual. Diterbitkan Nota Retur tanpa dilengkapi dengan bukti adanya arus barang dari Pembeli kepada Pemohon Banding jelas menyebabkan validitas telah terjadi retur diragukan. c. Pemohon Banding menyatakan bahwa terdapat Nota Retur yang diterbitkan dengan alasan karena barang yang diambil kembali dari pembeli semula, utnuk dijual kepada pembeli lain. Berdasarkan agreement antara Pemohon Banding dengan pembeli diketahui bahwa transaksi antara Pemohon Banding dengan customernya adalah jual beli putus, sehingga apabila terjadi barang yang semula dijual diambil kembali maka secara hukum telah terjadi penyerahan barang dari customer kepada Pemohon Banding. Oleh karenanya, tidak seharusnya diterbitkan Nota Retur melainkan Faktur Pajak Keluaran (Faktur Pajak Masukan bagi Pemohon Banding). d. Berdasarkan dokumen yang dberikan Pemohon Banding juga tidak dapat diyakini bahwa barang yang dikembalikan adalah barang yang cacat atau rusak karena tidak terdapat keterangan kerusakannya dan tidak terdapat catatan penambahan persediaan pada kartu stoknya. 3. Atas Nota Retur yang diterbitkan karena barang dikembalikan kepada produsen tidak ada dokumen arus barang baik pada saat retur maupun dijual kembali berupa surat jalan, barang masuk berdasarkan kartu stok dan Nota Retur. Oleh karena itu validitas terjadinya retur sebagaimana didalilkan oleh Pemohon Banding tidak dapat diyakini kebenarannya 4. Bahwa berdasarkan ekualisasi peredaran usaha PPN dan PPh Badan Masa April s.d. Desember 2008 dapat dilihat bahwa Terbanding pun mengakui retur penjualan sebesar Rp terbanding sampaikan bahwa pengujian kebenaran retur penjualan pada perkara a quo Terbanding lakukan dengan tidak semata-mata atas formal adanya retur penjualan namun melalui pengujian apakah secara substansi memang benar terjadi retur penjualan sehingga apa yang dilaporkan Pemohon Banding dalam SPT adalah benar tidak hanya secara formal, namun juga secara material. 5. Berdasarkan uraian diatas Terbanding berpendapat telah benar dan tepat koreksi Peredaran Usaha (retur penjualan) sebesar Rp karena sampai persidangan terakhir Pemohon Banding tidak dapat membuktikan bahwa secara substansi (material) benar telah terjadi retur penjualan. Pendapat Majelis Bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak Tahun Pajak 2008 diketahui bahwa pemeriksa melakukan koreksi positif penghasilan peredaran usaha (retur penjualan) sebesar Rp dengan alasan koreksi retur penjualan tidak dapat diterima karena Pemeriksa tidak meyakini atas kebenaran transaksi Pemohon Banding atas dokumen yang diberikan oleh Pemohon Banding tersebut. Bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas Laporan Hasil Pemeriksaan Pajak diketahui bahwa Penelaah Keberatan mempertahankan koreksi Pemeriksa atas koreksi positif penghasilan peredaran usaha (retur penjualan) sebesar Rp dengan alasan seperti menurut Terbanding a quo. Bahwa terbanding dalam Surat Uraian Banding antara lain menyampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Terkait retut karena salah harga, Tim Peneliti menemukan beberapa fakta:

8 a. Atas kesalahan harga Wajib Pajak tidak menerbitkan faktur pajak pengganti namun justru menerbitkan nota retur. b. Pada saat pembahasan akhir Wajib Pajak menyampaikan bahwa nota retur tersebut dibuat hanya untuk kepentingan administrasi, namun berdasarkan suratjalan dari pembeli kepada Pemohon Banding, diketahui bahwa telah terjadi alur barang dari gudang pembeli kepada gudang Wajib Pajak. sehingga tim peneliti tidak menemukan konsistensi dalam transaksi tersebut. Selain itu Wajib Pajak juga membuat faktur penjualan baru bukan revisi faktur penjualan, sehingga substansi dari nota retur dan alasan yang disampaikan oleh Pemohon Banding menjadi bias. c. Pada saat penyerahan pembahasan akhir, Wajib Pajak telah menukar/mengganti kartu stock yang asli yang telah tim peneliti peroleh dan fotokopi sebelumnya. Oleh karena itu, tim peneliti tidak dapat meyakinivaliditas kartu stok yang dilampirkan Wajib Pajak. Dalam kartu stock yang dipegang tim peneliti tidak menemukan barang masuk ke gudang Wajib Pajak sejumlah yang diretur, namun dalam kartu stok yang baru didalamnya ditemukan adanya mutasi barang yang diretur tersebut. 2. Terkait retur karena barang diambil kembali untuk dijual kepada pembeli lain, tim peneliti menemukan beberapa fakta: a. Dalam agreement tim peneliti menemukan bahwa transaksi yang dilakukan antara Wajib Pajak dengan pembeli adalah transaksi jual beli putus, sehingga dengan diambilnya barang dari pembeli, mengindikasikan telah terjadi penyerahan yang secara hukum perpajakan seharusnya diterbitkan faktur pajak penjualan oleh pembeli kepada Pemohon Bandinh bukan diterbitkan nota retur. b. Dasar diterbitkan nota retur juga menjdi rancu, hal ini mengingat barang yang dijual tersebut pada hakikatnya tidak rusak, cacat, maupun tidak memenuhi standar. c. Dalam kartu stok tim peneliti, tidak dapat menemukan alur masuk dan keluar atas barang yang dijual tersebut sebelum diretur kembali oleh pembeli. d. Faktur Penjualan dan beberapa faktur pajak yang dikirimkan Wajib Pajak kepada pembeli kedua ternyata bertanggal lebih awak daripada nota retur yang dibuat oleh pembeli pertama, sehingga eksistensi barang dan validitas nota retur yang dibuat oleh pembeli pertama tersebut menjadi diragukan. 3. Terkait retur karna dikembalikan untuk diretur ke produsen, tim peneliti menemukan beberapa fakta: a. Tim peneliti tidak menemukan alasan dilakukannya retur. b. Dalam kartu stok tim peneliti tidak dapat menemukan alur masuk dan keluar atas barang yang dijual tersebut sebelum diretur kembali oleh pembeli. c. Tim peneliti tidak mendapatkan surat jalan dari Pemohon Banding ke produsen sebagai salah satu dokumen validasi dikeluarkannya kembali barang tersebut dari gudang. Pendapat Penulis Dalam Laporan Penelitian Keberatan dijelaskan bahwa Pemohon Banding hanya menyampaikan dokumen berupa nota retur sejumlah Rp yaitu nota retur yang diterbitkan karena terjadi kesalahan harga. Sesuai dengan pasal 4 ayat (1) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 65/PMK.03/2010 yang menyatakan dalam hal terjadi pengembalian Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), Pembeli harus membuat dan menyampaikan nota retur kepada Pengusaha Kena Pajak Penjual. Dalam kesalahan harga Wajib Pajak seharusnya menerbitkan faktur pajak pengganti, bukan nota retur. Karena nota retur adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pembeli dalam hal terjadi pengembalian barang dagang kepada Penjual yang disebabkan karena barang tidak sesuai pesanan, rusak atau cacat. Dalam kasus ini seharusnya PT. AE menerbitkan faktur pajak pengganti. Faktur pajak pengganti diterbitkan atas faktur pajak yang rusak, salah dalam penulisan, sehingga tidak memuat keterangan yang lengkap, jelas dan benar. Penulis sependapat dengan Majelis yang tidak meyakini kebenaran dari nota retur yang diterbitkan Pemohon Banding karena barang rusak yang dikembalikan atau hanya terdapat kesalahan harga atas faktur yang diterbitkan tidak mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan dan Peraturan Direktorat Jenderal Pajak. Terkait dengan nota retur yang diterbitkan karena barang dikembalikan untuk dijual kepada produsen, Penulis sependapat dengan Majelis dengan tidak meyakini adanya pengembalian barang. Karena, Tim Peneliti tidak menemukanalasannya dilakukan retur, dalam kartu stok Tim Peneliti tidak dapat menemukan alur masuk dan keluar atas barang yang dijual tersebut, dan Tim Peneliti juga tidak

9 mendapatkan surat jalan dari Pemohon Banding ke produsen sebagai dokumen validasi yang dikeluarkannya barang tersebut dari gudang. Penulis sependapat dengan keputusan Majelis yang menolak permohonan banding yang diajukan Pemohon Banding dan tetap mempertahankan koreksi positif penghasilan peredaran usaha sebesar Rp dengan alasan uji arus barang secara substansi yang dilakukan Tim Penliti tidak terbukti adanya retur penjualan, sementara itu uji arus uang tidak dapat dilakukan karena ketiadaan data dan Pemohon Banding tidak adanya kelengkapan data. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Tim Peneliti atas permintaan dokumen kepada Pemohon Banding dan Pemohon Banding tidak melengkapi dokumen tersebut, maka Penulis menyimpulkan bahwa Pemohon Banding tidak dapat membuktikan alasan keberatannya dengan dokumen-dokumen pendukung sehingga alasan-alasan yang diungkapkan oleh Pemohon Banding dalam persidangan tidak dapat diuji kebenarannya. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan di bab sebelumnya, dari data yang ada tentang sengketa banding pajak penghasilan badan masa Pajak 2008 yang diajukan PT. AE diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Penyebab PT. AE mengajukan banding ke Pengadilan Pajak adalah Wajib Pajak belum puas dengan keputusan yang dikeluarkan oleh fiskus yaitu dikeluarkannya surat keputusan penolakan keberatan yang diajukan oleh PT. AE terkait Surat Pajak Lebih Bayar Tahun Pajak Surat banding Pemohon Banding yang diterima di Pengadilan Pajak pada tanggal 16 Agustus 2011 (diantar), telah memenuhi ketentuan formal pengajuan banding yang diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Banding diajukan dengan Surat banding dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak b. Banding diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal diterima surat keputusan yang disbanding c. Terhadap 1 (satu) Keputusan diajukan 1 (satu) Surat Banding. d. Banding diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas, dan dicantumkan tanggal diterima surat keputusan yang disbanding. e. Pada saat banding dilampirkan salinan surat keputusan yang disbanding. f. Tidak terdapat pajak yang masih harus dibayar sesuai dengan pembahasan akhir dalam SKPLB Pajak Penghasilan. g. Surat banding ditandatangani oleh Pemohon Banding. 3. Pokok sengketa pajak yang diajukan oleh PT. AE di Pengadilan Pajak adalah peredaran usaha sebesar Rp , yang menurut Pemohon Banding peredaran usaha tersebut merupakan total atas akumulasi retur penjualan selama satu tahun pajak (April 2008 s.d. Maret 2009), sedangkan persediaan sebesar Rp merupakan persediaan akhir pada Maret Sehingga tidak dapat dikaitkan antara retur penjualan selama satu tahun dengan persediaan akhir 4. Hasil putusan Pengadilan Pajak atas sengketa pajak PT. AE Masa Pajak 2008 adalah menolak permohonan banding Pemohon Banding Saran Diharapkan dari hasil penelitian ini peneliti dapat menyumbangkan kontribusi kepada pihak pihak terkait dan masyarakat pada umumnya berupa saran-saran: 1. Wajib Pajak diharapkan memberikan bukti-bukti pendukung yang dibutuhkan dalam pemeriksaan oleh Fiskus dan meyimpan pembukuan serta bukti-bukti sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Agar pada saat terjadinya pemeriksaan, data/dokumen yang diminta oleh Fiskus dapat ditunjukkan secara lengkap oleh Wajib Pajak. 2. Wajib Pajak diharapkan dapat mematuhi dan menerapkan peraturan perpajakan yang berlaku baik dari Undang-undang Perpajakan maupun Peraturan lainnya dan dapat melakukan perhitungan pajak sesuai Undang-Undang Perpajakan dan Peraturan lain agar tidak terjadi koreksi REFERENSI Burton, I. d. (2010). Hukum Pajak (5 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Mardiasmo. (2011). Perpajakan. Jakarta: ANDI.

10 Resmi, S. (2014). Perpajakan (8 ed.). Yogyakarta: Salemba Empat. Sukardji, Untung. (2007). Pokok-pokok Pajak Pertambahan Nilai Indonesia. Sundoro. (2009). Studi Kasus Banding Pengadilan Pajak. Jakarta: Semar Publishing. Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia (10 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Pudyatmoko, S. (2005). Pengadilan dan Penyelesaan Sengketa di Bidang Pajak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Dirjen Pajak Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-159/PJ./2006 tentang Saat Pembuatan, Bentuk, Ukuran, Pengadaan, Tata Cara Penyampaian, dan Tata Cara Pembetulan Faktur Pajak Standar Kementerian Keuangan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 596/KMK.04/1994 tentang Tata Cara Pengurangan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Kementerian Keuangan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-84/PMK.03/2012 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak Kementerian Keuangan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-151/PMK.03/2013 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pembetulan atau Penggantian Faktur Pajak Undang-undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 atas Perubahan Ketiga Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 atas Perubahan Keempat Undang-undang Nomor 7 Tahun 1983 tentangpajak Penghasilan (PPh) RIWAYAT PENULIS Intan Jayanti Mandasari lahir di Bengkulu pada 28 Agustus Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Akuntansi pada 2015.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z Oleh: Lilis Saryani ) Abstract The objective of this research was to provide a general overview

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun Pajak 2008 sebesar Rp Putusan Pengadilan Pajak : Put.40641/PP/M.II/15/2012 Nomor Jenis Pajak : PPh Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Positif atas Peredaran Usaha Tahun

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK)

ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK) ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK) Vita Arina Anzelica, Gustian Djuanda Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Keuangan,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36124/PP/M.I/16/2012. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2006

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36124/PP/M.I/16/2012. : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2006 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.36124/PP/M.I/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2006 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah, koreksi Dasar Pengenaan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-108209.16/2012/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp

Peredaran Usaha Arus Piutang cfm Pemeriksa Rp DPP PPN yang belum dilaporkan WP dalam SPM PPN nya tahun 2012 Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-87217/PP/M.IA/16/2017 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa Nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah Koreksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat.dengan demikian, negara diharapkan memiliki penghasilan yang cukup dalam membiayai kepentingan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT108077.16/2013/PP/M.IIIA Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2013 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah koreksi atas

Lebih terperinci

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA

ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA Peter Vredy Chandra Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan gang Keluarga No.

Lebih terperinci

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG Caesar Octavianus, Tjhin Tjiap Lung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, octavianus_caesar@yahoo.com

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA HENDRY ALDARYANTO Jalan Kenangan 3 No. 85 Jakasampurna Bekasi Barat, 081297250365,

Lebih terperinci

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi

Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi BAB 1 JENIS, FUNGSI, DAN KEWAJIBAN PEMBUATAN FAKTUR PAJAK Pendahuluan Faktur pajak (tax invoice) merupakan sarana administrasi yang sangat penting dalam pelaksanaan ketentuan pemungutan Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-103678.16/2014/PP/M.IIIA TAHUN 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah 1. Koreksi

Lebih terperinci

Penggantian ke 2 (dua) :

Penggantian ke 2 (dua) : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

Lebih terperinci

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan

Lebih terperinci

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak

Lebih terperinci

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang

BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang BAB IV EVALUASI DAN PEMBAHASAN IV.1 Analisis Surat Permohonan Banding atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) PPh Badan Perbedaan dalam pengakuan pendapatan dan beban antara perlakuan akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT ANALISIS PENERAPAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PT. DDT Meiga Purnama, Maya Safira Dewi Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat 11530 Phone (+6221) 53696969 Mei_meyoneste@rocketmail.com

Lebih terperinci

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap :

Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : : Put-44250/PP/M.VIII/16/2013 Maia Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : PPN JLN Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap : Menurut Terbanding

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007

Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan. Tahun Pajak : 2007 Putusan Pengadilan Pajak : PUT.36991/PP/M.X/15/2012 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah koreksi Penghasilan Neto Tahun

Lebih terperinci

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERPAJAKAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 9 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL

ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL Fitriani Saragih Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email : fitrianisakhmad@gmail.com ABSTRACT This study aimed to determine the corporate

Lebih terperinci

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp

Menimbang, bahwa hasil pembahasan tiap pokok sengketa adalah sebagai berikut: Penjualan ke PT FKS Multi Agro Tbk. sebesar Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.57329/PP/M.XVIIIB/15/2014 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding sebesar

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.42727/PP/M.I/15/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : Pajak Penghasilan Badan : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Koreksi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak : Put-44300/PP/M.I/15/2013 Nomor Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Badan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DALAM PENGADILAN PAJAK OLEH KANTOR KONSULTAN PAJAK PANORAMA48

ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DALAM PENGADILAN PAJAK OLEH KANTOR KONSULTAN PAJAK PANORAMA48 ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DALAM PENGADILAN PAJAK OLEH KANTOR KONSULTAN PAJAK PANORAMA48 Cinthya Libra, Yunita Anwar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Keuangan, Bina Nusantara University,

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA Wilianto Taufik, Yunita Anwar Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No.9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480 Phone

Lebih terperinci

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 2013, No.1556 10 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.09/2013 TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU

Lebih terperinci

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena:

bahwa menurut Terbanding, dasar Terbanding melakukan koreksi karena: Nomor Putusan : Put.37978/PP/M.II/16/2012 Pengadilan Pajak Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2007 Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa dasar koreksi DPP PPN sebesar Rp.5.943.996.000,00 sama

Lebih terperinci

Lamhot, S.E., M.Si Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi ABSTRAKSI

Lamhot, S.E., M.Si Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi ABSTRAKSI PERANAN PEMERIKSAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP JUMLAH PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI LEBIH BAYAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Lamhot,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Self Assessment System Self assessment system yaitu suatu sistem pemungutan yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri

Lebih terperinci

ANALISIS SENGKETA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. FI MELALUI PENGADILAN PAJAK*

ANALISIS SENGKETA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. FI MELALUI PENGADILAN PAJAK* ANALISIS SENGKETA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. FI MELALUI PENGADILAN PAJAK* Yogie Qiramah Binus University, Jakarta, Indonesia, 11480 Tjhin Tjiap Lung Binus University, Jakarta,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.14, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Perpajakan. Pembetulan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 72 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kesiapan Wajib Pajak saat dilakukan Pemeriksaan Pajak 1. Kelengkapan dokumen umum, dokumen perpajakan dan dokumen pembukuan. Kelengkapan dokumen umum, dokumen

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO ABSTRAK Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor perusahaan ke sektor publik. Salah satu pajak yang sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan menurut arah dan sasaran yang

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASILDAN PEMBAHASAN. 1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan PT. Kuei Meng Chain Indonesia

BAB IV ANALISIS HASILDAN PEMBAHASAN. 1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan PT. Kuei Meng Chain Indonesia BAB IV ANALISIS HASILDAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan PT. Kuei Meng Chain Indonesia Mengajukan Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Penghasilan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN, DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI A Umum DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Lebih terperinci

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat Ketetapan Pajak Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat ketetapan pajak UU Nomor 28 tahun 2007 Surat ketetapan meliputi Surat ketetapan pajak kurang bayar Surat ketetapan pajak

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008

A. Dasar Hukum. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.65755/PP/M.VIIIA/12/2015 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 23 Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa nilai sengketa terbukti dalam sengketa banding ini adalah

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006; Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011 Jenis Pajak : PPh Badan; Tahun Pajak : 2006; Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi sengketa dalam banding ini adalah Koreksi Terbanding atas penghasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang yakni barang IT yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44385/PP/M.XV/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44385/PP/M.XV/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.44385/PP/M.XV/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pencatatan atas Biaya Bunga yang dilaporkan dalam laporan Keuangan Berikut ini adalah komponen-komponen laba rugi yang dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DIMAS WIBISONO Jalan Taruna III no. 8 Kelurahan Serdang Jakarta Pusat, 08561808586,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap Wajib Pajak wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Alur Restitusi PT.KAJ atas PPN Lebih Bayar Bulan Desember 2013

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Alur Restitusi PT.KAJ atas PPN Lebih Bayar Bulan Desember 2013 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Alur Restitusi PT.KAJ atas PPN Lebih Bayar Bulan Desember 2013 PT.KAJ merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan di kota Semarang yang berdiri sejak tahun 2009.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. Biotek Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang farmasi (obatobatan hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 23. Tahun Pajak : 2012 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-85809/PP/M.IIB/12/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 23 Tahun Pajak : 2012 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa nilai sengketa terbukti dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP

Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Putusan : PUT-44259/PP/M.VI/16/2013 Pengadilan Pajak Nomor Jenis Pajak : Pertambahan Nilai Barang Dan Jasa Penyerahan BKP dan/atau JKP Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PAJAK PADA PENGADILAN PAJAK

PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PAJAK PADA PENGADILAN PAJAK PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PAJAK PADA PENGADILAN PAJAK Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar Email : adzan_amjah@yahoo.co.id Abstract The dispute over the tax debt begins and the difference of opinion

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN PP 46/2013 TERHADAP PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI

PENGARUH PENERAPAN PP 46/2013 TERHADAP PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PADA WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba PENGARUH PENERAPAN PP 46/2013 TERHADAP PERHITUNGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPH PADA WAJIB PAJAK ORANG

Lebih terperinci

ANALISIS TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AB TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PENGADILAN PAJAK

ANALISIS TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AB TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PENGADILAN PAJAK ANALISIS TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AB TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PENGADILAN PAJAK Dina Puspawati, Tjhin Tjiap Lung Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Keuangan, Universitas

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-40/PJ/2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 91/PMK.03/2015

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis BAB IV PEMBAHASAN Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis melakukan pemeriksaan pajak dengan menguji dan memeriksa ketaatan perpajakan, serta kebenaran jumlah dalam SPT

Lebih terperinci

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. SP UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG

ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. SP UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG ANALISIS REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. SP UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG Annisa Nuary, Drs. Heri Sukendar W, AK., M.M., BKP., CA Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27,(021)

Lebih terperinci

TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK

TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK Lampiran 1 TINGKAT RISIKO PENGUSAHA KENA PAJAK Tingkat Risiko Pengusaha Kena Pajak ditentukan sebagai berikut : 1. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan kegiatan tertentu a. Pengusaha Kena Pajak yang berisiko

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA 28 28 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Pajak 1. Pengertian Pajak Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan

Lebih terperinci

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4)

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak. 3) Di.. 4) LAMPIRAN I Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-40/PJ./2009 tentang Tata Cara Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak Bagi Wajib Pajak yang Memenuhi Persyaratan Tertentu,.....20 1) Nomor : (2)

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. 1 ALUR KUP WP SPT SKP Inkraacht 3 bulan (dikrim) Daftar Inkraacht Pemeriksaan Keberatan Inkraacht 5 tahun 3 bulan(dite rima)

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2011 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43733/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap gugatan terhadap

Lebih terperinci

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK Berdasarkan litelatur perpajakan dan KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN yang saya baca, kemungkinan pengembalian pajak lebih banyak diberikan kepada wajib pajak secara perorangan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-20/PJ/2014 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-20/PJ/2014 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-20/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PERMOHONAN KODE AKTIVASI DAN PASSWORD, PERMINTAAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.hukumonline.com PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PMK.03/2013 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBETULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)...

TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1)... 11 2012, No.526 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/PMK.03/2012 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENCABUTAN PENETAPAN WAJIB PAJAK DENGAN KRITERIA TERTENTU DALAM RANGKA PENGEMBALIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB I PENDAHULUAN. Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menciptakan stabilitas nasional maka dilakukanlah Pembangunan Nasional. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus dan berkesinambungan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN V. 1. Simpulan Berdasarkan uraian-uraian yang telah diberikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat memberikan suatu kesimpulan, adalah sebagai berikut: 1. Bahwa Pemohon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi sebagai hasil dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan sosial ekonomi sebagai hasil dari pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan sosial ekonomi sebagai hasil dari pembangunan nasional serta reformasi di berbagai bidang menempatkan sektor pajak sebagai sektor yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Dasar Dasar Perpajakan 1. Definisi Pajak Dalam memahami mengapa seseorang harus membayar pajak untuk membiayai pembangunan yang terus dilaksanakan, maka perlu dipahami terlebih

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. : Put-50255/PP/M.XVI/16/2014. Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2009 Nomor Putusan Pengadilan Pajak : Put-50255/PP/MXVI/16/2014 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap Dasar Pengenaan Pajak

Lebih terperinci

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa: utusan Nomor : Put-73893/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia terus melaksanakan pembangunan di segala bidang demi mewujudkan kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1) TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR KEP-...(1) TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 198/PMK.03/2013 TENTANG : PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU FORMAT SURAT KEPUTUSAN

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 43/PJ/2010 TENTANG 26 Maret 2010 PENYAMPAIAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 14/PJ/2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat, LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 40/PJ./2009 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU...,...20... 1) Nomor :...

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan 1 PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI. Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA CV.GRAHA ALFA SAKTI IV.1 Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai CV.Graha Alfa Sakti adalah sebuah perusahaan penjualan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-46456/PP/M.XIII/16/2013 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017. Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Putusan Nomor : Put-86614/PP/M.XIVA/13/2017 Jenis Pajak : PPh Pasal 26 Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa pokok sengketa dalam banding ini adalah diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Lebih terperinci

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 1, April 2009 : 9-17 ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013. : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT45363/PP/M.II/27/2013 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 15 Final Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

FORMAT SURAT KEPUTUSAN PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198/PMK.03/2013 TENTANG PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU FORMAT SURAT

Lebih terperinci

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat,

..., ) Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak... 3) Di... 4) Dengan hormat, LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-40/PJ./2009 TENTANG : TATA CARA PENGEMBALIAN PENDAHULUAN KELEBIHAN PAJAK BAGI WAJIB PAJAK YANG MEMENUHI PERSYARATAN TERTENTU...,...20... 1) Nomor

Lebih terperinci