ANALISIS SENGKETA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. FI MELALUI PENGADILAN PAJAK*

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SENGKETA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. FI MELALUI PENGADILAN PAJAK*"

Transkripsi

1 ANALISIS SENGKETA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. FI MELALUI PENGADILAN PAJAK* Yogie Qiramah Binus University, Jakarta, Indonesia, Tjhin Tjiap Lung Binus University, Jakarta, Indonesia, ABSTRACT This research aims to analyze the completion of appeal process through tax disputes by PT. FI that held in Tax Court. It s a qualitative research using literature and field research methods. This research also using a secondary internal data, which is the data came from the Tax Court or a verdict from the Tax Court about value added tax dispute cases, whereas the primary data obtained by direct research to the Tax Court. Research results show that appeal plea that submitted by PT. FI through the Tax Court has fulfilled formal provision for appeal submission. It took 414 days for PT. FI to get the results from its appeal case. The main problem of the dispute tax case appeal by PT. FI, is the correction through submission which the value added tax can not be collected, PT. FI not be able to indicate the Value Added Tax-Free Information Letter when the examination was held, so the correction from Directorate General of Taxation (DGT) still maintained. Afterwards, the correction upon credit of VAT-in can t be maintained because in the transaction is rightly correct and the tax invoice has been published, also the avaibility of supporting documents based on the data and information from appeal sheaf along the examination on trial, so that the difference of tax amount according to DGT and PT. FI can not be maintained. Therefore, the result of Tax Court s verdict is grant some of the appeal plea.(yq) Key words: Tax Dispute, Appeal, Tax Court, Value Added Tax *Working paper 1

2 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penyelesaian banding atas sengketa pajak PT. FI yang terjadi di Pengadilan Pajak. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan metode penelitian studi literatur dan lapangan. Penelitian ini menggunakan data sekunder internal yaitu data dari Pengadilan Pajak atau putusan Pengadilan Pajak mengenai kasus sengketa Pajak Pertambahan Nilai sedangkan data primer dilakukan dengan cara penelitian langsung di lapangan seperti di Pengadilan Pajak. Hasil dari penelitian ini adalah permohonan banding yang diajukan oleh PT. FI melalui pengadilan pajak telah memenuhi ketentuan formal untuk pengajuan banding. Lama waktu yang diperlukan oleh PT. FI untuk memperoleh hasil dari kasus bandingnya adalah 414 hari. Adanya pokok sengketa dalam kasus banding PT. FI yaitu koreksi atas penyerahan yang PPN-nya tidak dapat dipungut karena PT. FI pada saat pemeriksaan tidak dapat menunjukkan Surat Keterangan Bebas PPN, sehingga koreksi tetap dipertahankan. Kemudian koreksi Pajak Masukan tidak dapat dipertahankan karena di dalam transaksi dinyatakan benar adanya dan telah diterbitkan Faktur Pajak serta adanya dokumen pendukung berdasarkan data dan keterangan yang ada di dalam berkas banding serta pemeriksaan dalam persidangan, sehingga perbedaan jumlah pajak menurut Terbanding dan Pemohon Banding tidak dapat dipertahankan. Dengan demikian hasil dari putusan Pengadilan Pajak adalah mengabulkan sebagian permohonan banding.(yq) Kata kunci: Sengketa Pajak, Banding, Pengadilan Pajak, Pajak Pertambahan Nilai PENDAHULUAN Pajak merupakan penerimaan Negara yang digunakan untuk mengarahkan kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Selain sebagai sumber penerimaan negara, pajak juga dapat digunakan pemerintah sebagai alat ukur untuk mengatur atau untuk melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial ekonomi. Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah Self Assesment System, yaitu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terhutang. Namun pada hakekatnya, masih ada saja pelaksanaan pemungutan pajak yang tidak sesuai dengan Undang-Undang perpajakan yang dapat menimbulkan ketidakadilan bagi masyarakat Wajib Pajak, misalnya Wajib Pajak yang merasa kurang puas atas suatu ketetapan pajak yang dikenakan atau atas pemotongan/pemungutan pajak oleh pihak ketiga. Sehingga dapat mengakibatkan timbulnya sengketa pajak antara Wajib Pajak dan pejabat yang berwenang, maka untuk menguji tingkat kepatuhan Wajib Pajak tersebut apakah telah melaksanakan kewajiban perpajakannya sesuai dengan Ketentuan dan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku, maka Aparat Pajak (Fiskus) dapat melakukan pemeriksaan sesuai dengan dasar hukum pemeriksaan pajak Pasal 29 ayat (1) UU No. 6 Tahun 1983 yang sebagaimana telah diubah beberapa kali dalam No. 28 tahun 2007 dalam Pasal 29 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa Direktur Jenderal Pajak berwenang untuk melakukan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan Ketentuan Peraturan Undang-Undangan Perpajakan. Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak banyak menimbulkan suatu permasalahan Sengketa Pajak, sengketa dimulai sejak keluarnya keputusan pejabat yang berwenang dan keputusan tersebut dapat diajukan banding atau gugatan ke Pengadilan Pajak. Sengketa Pajak yang harus diselesaikan melalui Pengadilan Pajak meliputi

3 3 Banding dan Gugatan yang didasari oleh Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak. Salah satu permasalahan Sengketa Pajak yang sering terjadi adalah masalah PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Masalah akan timbul ketika terjadi perbedaan perhitungan atas jumlah PPN antara Wajib Pajak dengan Fiskus. Perbedaan tersebut bisa timbul karena adanya perbedaan pendapat mengenai dasar hukum yang seharusnya digunakan, beda persepsi atas ketentuan peraturan pajak, perselisihan atas suatu transaksi tertentu, atau bisa juga disebabkan oleh hal-hal lainnya. Walaupun dengan adanya Badan Peradilan Pajak ( Pengadilan Pajak ), Wajib Pajak yang merasa tidak puas dapat mengajukan keberatan atas Suatu Ketetapan Pajak yang telah diterbitkan oleh Dirjen Pajak. Kemudian Wajib Pajak dapat melakukan banding jika masih tidak puas dengan putusan keberatan yang dikeluarkan oleh Dirjen Pajak, atau bisa juga melakukan upaya hukum melalui gugatan. hasil dari penyelesaian Sengketa Pajak yang diajukan akan memungkinkan Wajib Pajak untuk membayar hutang pajak yang jauh lebih tinggi disertai dengan sanksi administrasi berupa denda dari hasil penolakan atas Keberatan dan Banding yang diputuskan oleh Pengadilan Pajak tersebut. LANDASAN TEORI Menurut Karianton Tampubolon (2013:2) Hukum Pajak adalah kumpulan peraturan yang mengatur hubungan hukum mengenai hak dan kewajiban perpajakan antara Wajib Pajak dan pemerintah yang direpresentasikan oleh Fiskus. Dalam hukum pajak, pembayar pajak atau Wajib Pajak memiliki hak dan kewajiban di bidang perpajakan, demikian pula Fiskus memiliki hak dan kewajiban di bidang perpajakan. Dasar hukum dilakukannya Pemeriksaan pajak oleh Fiskus adalah Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 sebagai perubahan ketiga atas Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa Direktur Jenderal Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji tingkat kepatuhan Wajib Pajak ataupun untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan. Pemeriksaan yang dilakukan untuk menguji tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang dimaksud adalah: (1) apabila Wajib Pajak menyampaikan Surat Pemberitahuan yang menyatakan lebih bayar termaksud yang telah diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak. (2) apabila Wajib Pajak menyatakan Surat Pemberitahuan yang menyatakan rugi. (3) apabila Wajib Pajak tidak menyampaikan ataupun menyampaikan Surat Pemberitahuan akan tetapi telah melampaui jangka waktu yang telah ditetapkan dalam Surat teguran, dan lain sebagainya sebagaimana yang terdapat dalam Peraturan Menteri keuangan Nomor 199/PMK.03/2007. Sedangkan pemeriksaan pajak yang dilakukan untuk tujuan lain dalam melaksanakan Ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan: (1) pemberian NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) (2) Penghapusan NPWP (3) Pengukuhan atau Pencabutan PKP (Pengusaha Kena Pajak), dan lain sebagainya yang sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 199/PMK.03/2007. Setelah dilakukannya pemeriksaan oleh Fiskus maka Fiskus akan membuat Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) setelah diterbitkannya SPHP, Wajib Pajak diberi jangka waktu selama 7 hari untuk melakukan sanggahan atas SPHP ini. Terhadap Wajib Pajak yang tidak melakukan sanggahan maka Fiskus akan menggangap bahwa Wajib Pajak setuju terhadap hasil pemeriksaan Fiskus. Selanjutnya diterbitkanlah produk hukum, adapun produk hukum yang diterbitkan atas hasil dari pemeriksaan menurut Waluyo (2001:53) berupa: (1) SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar) adalah Surat Ketetapan Pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar. Penerbitan SKPKB akan disertai dengan sanksi administrasi berupa denda atau bunga yaitu sebesar 2% per bulan maksimal 24 bulan berdasarkan hasil pemeriksaan jumlah pajak yang terutang. (2) SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan) adalah Surat Ketetapan Pajak yang

4 4 diterbitkan untuk menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan dalam SKPKBT. Penerbitan SKPKBT dilakukan apabila ditemukan data baru dan/atau data yang semula belum terungkap yang dapat menyebabkan penambahan pajak yang terutang. (3) SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar) adalah Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan untuk menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak yang diakibatkan oleh jumlah kredit pajak lebih besar daripada jumlah pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang. SKPLB diterbitkan apabila ada permohonan tertulis dari Wajib Pajak. Kantor Pelayanan Pajak sudah harus menerbitkan SKPLB paling lama 12 bulan sejak permohonan diterima kecuali untuk kegiatan tertentu. Apabila melebihi jangka waktu tersebut belum ada keputusan dari Kantor Pelayanan Pajak maka permohonan Wajib Pajak dianggap diterima dan Wajib Pajak berhak untuk memperolah pengembalian atas kelebihan pajaknya. Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan ternyata jumlah pajak yang dibayar melebihi pembayaran pajak yang ditetapkan, maka SKPLB ini masih dapat diterbitkan lagi. (4) SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil) adalah Surat Ketetapan Pajak yang diterbitkan untuk menentukan jumlah pokok pajak yang sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak. (5) STP (Surat Tagihan Pajak) adalah Surat yang diterbitkan untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administrasi berupa denda dan bunga sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 14 UU No. 6 Tahun 1983 yang telah beberapa kali diubah dengan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. Pajak Pertambahan Nilai Menurut Aries P (2011:117) Pajak Pertambahan Nilai adalah pajak konsumsi dalam negeri yang dikenakan atas konsumsi Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan di dalam negeri (a tax on consumption expenditure). Wajib Pajak yang telah dikukuhkan sebagai PKP (Pengusaha Kena Pajak) wajib untuk membuat Faktur Pajak apabila terjadinya penjualan. Dalam UU PPN No. 42 Tahun 2009, PKP wajib membuat faktur pajak apabila adanya terjadinya pembayaran atau terjadinya penyerahan barang/jasa kena pajak, faktur pajak harus dibuat paling lambat pada akhir bulan berikutnya dan dapat dikreditkan dalam jangka waktu 3 bulan. Akan tetapi dalam UU perpajakan sebelum tahun 2008 tidak mengharuskan PKP untuk membuat faktur pajak pada akhir bulan berikutnya. Sengketa Pajak Sengketa Pajak merupakan sengketa yang timbul dalam bidang perpajakan antara pihak Wajib Pajak dengan pihak Fiskus, akibat dikeluarkannya keputusan yang dapat diajukan banding/gugatan ke pengadilan pajak berdasarkan peraturan Perundang-Undangan perpajakan. Timbulnya sengketa pajak ada pada dua hal yang sangat prinsipal yaitu pertama, tidak melakukan perbuatan hukum sebagaimana yang diperintahkan oleh norma hukum pajak, kedua, melakukan perbatan hukum, tetapi tidak sesuai dengan norma hukum pajak. Pemotongan atau pemungut pajak dikatakan sumber timbulnya sengketa pajak karena tidak melakukan pebuatan hukum sebagaimana yang diperintahkan nirma hukum pajak, serta penanggung pajak dikatakan sebagai sumber timbulnnya sengketa pajak karena tidak melakukan perbuatan hukum sebagaimana yang diperintahkan oleh norma hukum pajak. Keberatan dan Banding Wajib Pajak dapat mengajukan Keberatan hanya kepada Direktur Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3 bulan sejak tanggal dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan kecuali Wajib Pajak dapat menunjukkan bahwa dalam jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena diluar kekuasaannya. Wajib pajak yang mengajukan Keberatan wajib membayar lunas jumlah yang yang terhutang minimal jumlah yang disetujui Wajib Pajak. Dalam UU yang belum direvisi mengharuskan Wajib Pajak untuk melunaskan semua jumlah pajak terhutang yang tertera dalam SKP, akan tetapi hal ini dinilai kurang efektif

5 5 sehinggadiubahlah menjadi Wajib Pajak wajib melunasi jumlah pajak terhutang minimal jumlah yang disetujui dan sisanya bukan merupakan hutang pajak karena nilai yang tidak disetujui inilah merupakan hal yang disengketakan antara Wajib Pajak dengan Fiskus. Wajib Pajak yang masih tidak setuju dengan hasil keputusan Keberatan, dapat mengajukan Banding sesuai dengan UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dengan UU No. 28 Tahun 2007 hanya atas adanya Surat Keputusan Keberatan. Jadi Banding tidak dapat diajukan Wajib Pajak apabila Wajib Pajak belum mengajukan Keberatan. Banding ini diajukan kepada Pengadilan Pajak secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 bulan sejak Surat Keputusan Keberatan diterima dan dilampiri dengan salinan Surat Keputusan Keberatan Wajib Pajak. Pengadilan Pajak merupakan pengadilan tingkat pertama sekaligus tingkat terakhir dalam memeriksa dan memutuskan Sengketa Pajak. Dalam jangka waktu 6 bulan sejak diterimanya permohonan Banding, Direktur Jenderal Pajak sudah harus memberikan kepastian kepada Wajib Pajak apakah permohonan Banding Wajib Pajak disetujui seluruhnya, disetujui sebagian ataupun ditolak. Karena atas diterima sebagian atupun ditolak, Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pembayaran pajak yang tela dibayar sebelum mengajukan keberatan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan objek penelitiannya yaitu PT. FI yang mendapat sengketa pajak dibidang perpajakan dengan horizon waktu Metode penelitian yang dilakukan bersifat eksploratoria (kualitatif) dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa riset lapangan yaitu dengan melakukan penelitian secara langsung ke Pengadilan Pajak untuk memperoleh data yang diperlukan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan penelitian lapangan terdiri dari beberapa metode yaitu pertama dengan observasi dimana pengumpulan data dilakukan peneliti dengan mengadakan pengamatan secara langsung ke Kantor Pengadilan Pajak. Kedua yaitu dengan metode dokumentasi, dimana penelitian dilakukan terhadap bukti-bukti ekstern maupun intern atas surat permohonan banding PT. FI yang diteliti. Dokumen-dokumen yang diteliti antara lain seperti Surat Permohonan Banding, Surat Uraian Banding (SUB), Surat Putusan Pengadilan Pajak. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi literatur dengan cara mengumpulkan dan mempelajari literature dan buku mengenai Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang berlaku di Indonesia.. HASIL DAN BAHASAN Dalam kasus ini, permohonan banding yang diajukan oleh PT. FI sebagai Pemohon Banding diawali dengan adanya sengketa atau ketidaksetujuan Wajib Pajak atas ketetapan pajak yang telah diterbitkan oleh fiskus yaitu berupa SKPKB Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak April sampai dengan Desember Namun, atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak April sampai Desember 2005 Nomor: 00XXX/XXX/05/058/08 tanggal 5 Mei 2008, Pemohon Banding yang merasa kurang puas dengan Surat Ketetapan Pajak tersebut mengajukan keberatan yang dengan keputusan Nomor: KEP-XXX/WJP.07/BD.05/2009 Tanggal 7 April 2009, dengan hasil bahwa keberatan Pemohon Banding tersebut ditolak. Yang kemudian membuat Pemohon Banding mengajukan banding dengan surat Nomor: 00XXX/FID/Tax/VII/2009 Tanggal 2 Juli Dan yang menjadi pokok sengketa dalam Sengketa Banding ini adalah Dasar Pengenaan PPN dari Penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut sebesar Rp dan Pajak Masukan yang dapat diperhitungkan sebesar Rp dan juga perbedaan pendapat tentang perolehan

6 6 fasilitas pembebasan PPN. Selain itu, karena PT. FI merasa dirugikan oleh hasil koreksi positif tersebut hingga akhirnya mengajukan banding. Proses banding yang dilakukan oleh PT. FI adalah melalui tahap persidangan dengan mengajukan permohonan Surat Banding ke Pengadilan Pajak kemudian menerima Surat Uraian Banding dan memberikan tanggapan berupa Surat Bantahan. Setelah proses tersebut selesai, baru kemudian sidang dapat diselenggarakan. Karena dalam kasus banding PT. FI ini persidangan bandingnya dilakukan di Pengadilan Pajak melalui Sidang Acara Biasa. Pokok sengketa dalam permohonan banding PT. FI ada dua (2), yang pertama pokok sengketanya adalah koreksi penyerahan yang PPN-nya tidak dipungut sebesar Rp , dalam permohonan bandingnya, PT. FI sebagai Pemohon Banding tidak setuju atas koreksi Pemeriksa sebagai Terbanding sebesar Rp atas penyerahan kepada JICA, karena JICA merupakan Organisasi Internasional yang atas pembelian BKP atau perolehan JKP yang dilakukannya PPN/PPnBM berdasarkan azas timbal balik. Sedangkan menurut Pemeriksa sebagai Terbanding berdasarkan hasil pemeriksaan menganggap Pemohon Banding tidak dapat menunjukkan Surat Keterangan Bebas PPN sehubungan dengan transaksi Pemohon Banding dengan JICA. Sedangkan yang pokok sengketa yang kedua adalah Koreksi kredit Pajak Masukan sebesar Rp , menurut PT. FI sebagai Pemohon Banding memiliki dokumen sebagai bukti bahwa transaksi tersebut benar-benar terjadi dan bukan fiktif, karena bukti-bukti menunjukkan adanya arus uang pembayaran kepada penjual serta adanya surat jalan untuk pembelian barang. Sedangkan menurut Pemeriksa sebagai Terbanding melakukan koreksi atas Kredit Pajak Masukan sebesar Rp sebagai akibat adanya jawaban klarifikasi Pajak Keluaran sebesar Rp dijawab tidak ada, adanya Faktur Pajak yang tidak dapat dikreditkan atas sewa kendaraan sedan yang dikoreksi sebesar Rp dan koreksi Pajak Masukan sebesar Rp karena adanya kesalahan dalam pelaporan. Waktu yang diperlukan oleh PT. FI untuk memperoleh hasil dari kasus bandingya, dengan penghitungan berdasarkan hari, dihitung sejak pada waktu Pemohon Banding mengajukan Surat Banding yang diterima oleh Pengadilan Pajak sampai hasil banding itu diputuskan di Pengadilan Pajak, maka lama waktu yang diperlukan oleh PT. FI untuk memperoleh hasil bandingnya adalah 414 hari. Hasil putusan sidang Majelis Hakim atas pengajuan banding PT. FI yaitu mengabulkan sebagian permohonan banding PT. FI tersebut dengan alasan-alasan sebagai berikut, (1) Majelis berkesimpulan bahwa Pemohon Banding melakukan transaksi dengan Organisasi Internasional tanpa dapat menunjukkan bukti terpenuhinya azas timbal balik untuk pembebasan PPN, sehingga ketentuan bebas PPN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 KMK Nomor: 25/KMK.01/1998 belum sepenuhnya terpenuhi. Oleh karena itu, Majelis berpendapat koreksi yang dilakukan oleh Terbanding sebesar Rp telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga koreksi tersebut tetap dipertahankan. (2) Berdasarkan pemeriksaan Majelis terhadap bukti-bukti yang diserahkan PT. FI selaku Pemohon Banding dalam persidangan, bahwa di dalam sidang yang dilaksanakan Pemohon Banding menyatakan bahwa transaksi tersebut benar adanya dan telah diterbitkan Faktur Pajak serta adanya dokumen pendukung dan berdasarkan hasil penelitian bukti-bukti dapat dibuktikan bahwa transaksi tersebut ada, sehingga Majelis berpendapat bahwa bukti-bukti yang diajukan oleh Pemohon Banding dapat meyakinkan sehingga Pajak Masukan sebesar Rp tersebut dapat dikreditkan, sedangkan sisanya Rp, Pajak Masukan tidak dapat dikreditkan dan atas koreksi sebesar Rp tetap dipertahankan.

7 7 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Adapun simpulan yang dicapai dalam penelitian ini yaitu, penyebab utama timbulnya Sengketa Pajak Pertambahan Nilai pada PT. FI adalah berupa diterbitkannya SKPKB PPN Barang dan Jasa Masa Pajak April 2005 Sampai Dengan Desember 2005 oleh Pemeriksa/Fiskus yang menyatakan bahwa PPN kurang dibayar sebesar Rp dan PT. FI tidak dapat menunjukkan Surat Keterangan Bebas PPN atas Penyerahan perolehan Barang Kena Pajak atau perolehan Jasa Kena Pajak kepada Badan Internasional (JICA). Sedangkan menurut PT. FI, untuk PPN kurang bayarnya adalah nihil dan usaha yang dilakukan PT. FI atas penyerahan pembelian BKP atau penyerahan JKP terhadap Badan Internasional bebas dari pengenaan PPN. Proses Banding yang dilakukan oleh PT. FI adalah melalui tahap persiapan persidangan dengan mengajukan Permohonan Surat Banding ke Pengadilan Pajak kemudian menerima Surat Uraian Banding dan memberikan tanggapan berupa Surat Bantahan. Setelah proses tersebut selesai, baru kemudian sidang dapat diselenggarakan. Karena dalam kasus banding PT. FI ini persidangan bandingnya dilakukan di Pengadilan Pajak melalui Sidang Acara Biasa. Waktu yang diperlukan untuk memperoleh hasil dari kasus bandingnya adalah kurang lebih selama 414 hari terhitung sejak Surat Banding diterima oleh Pengadilan Pajak tanggal 6 Juli 2009 sampai Hasil Putusan Pengadilan Pajak pada tanggal 24 Agustus Hasil dari pengajuan banding Sengketa Pajak Pertambahan Nilai yang dilakukan oleh PT. FI melalui Pengadilan Pajak untuk Masa Pajak April 2005 sampai dengan desember 2005 yang melalui persidangan dengan Acara Biasa, berdasarkan hasil pemeriksaan dan pembuktian dalam persidangan Majelis Hakim hanya mengabulkan sebagian permohonan banding yaitu PT. FI sebagai Pemohon Banding. Saran Pada saat penyerahan perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak kepada Badan Internasional yang dibebaskan dari pengenaan PPN seharusnya PT. FI sebelum pemeriksaan sudah memperoleh Surat Keterangan Bebas PPN dan pada saat pemeriksaan dilakukan PT. FI sudah dapat menunjukkan Surat Keterangan Bebas PPN kepada Pemeriksa sehingga tidak terjadi lagi kesalahan yang bisa mengakibatkan kerugian bagi PT. FI. REFERENSI Anastasia Diana, L. S. (2014). Perpajakan: Teori dan Peraturan Terkini (1 ed.). Yogyakarta: Andi Ofset. Books, T. (2014). Perpajakan: Esensi dan Aplikasi (Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Yogyakarta: Andi Ofset. Dwiarso Utomo, Y. S. (2011). Perpajakan: Aplikasi dan Terapan. Yogyakarta: Andi. Fidel. (2014). Tax Law: Proses Beracara di Pengadilan Pajak dan Peradilan Umum. Jakarta: Carofin Media. Haula Rosidana, E. S. (2011). Teori Pajak Pertambahan Nilai (Kebijakan dan Implementasinya di Indonesia). Bogor: Ghalia Indonesia. Ompusunggu, A. P. (2011). Cara Legal Siasati Pajak. Jakarta: Puspa Swara. Priantara, D. (2011). Kupas Tuntas: Pengawasan, Pemeriksaan, dan Penyidikan Pajak. Jakarta: Indeks.

8 8 Priantara, D. (2012). Perpajakan Indonesia: Pembahasan Lengkap dan Terkini (2 ed.). Bogor: Mitra Wacana Media. Resmi, S. (2013). Perpajakan Teori dan Kasus (7 ed., Vol. 1). Jakarta: Salemba Empat. Rismawati Sudirman, A. A. (2012). Perpajakan: Pendekatan Teori dan Praktek. Malang: Empat Dua Media. Sari, D. (2014). Perpajakan: Konsep, Teori, dan Aplikasi Pajak Penghasilan. Bogor: Mitra Wacana Media. Suandi, E. (2014). Hukum Pajak (6 ed.). Jakarta: Salemba Empat. Sukardji, U. (2014). Pokok-pokok PPN Pajak Pertambahan Nilai Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers. Sukardji, U. (2014). PPN: Edisi Revisi Jakarta: Rajawali Pers. Sumarsan, T. (2013). Perpajakan Indonesia: Pedoman Perpajakan yang Lengkap Berdasarkan Undang-undang Terbaru (3 ed.). Jakarta: Indeks. Sutanto, P. M. (2014). Perpajakan Indonesia (Teori dan Aplikasi). Jakarta: Mitra Wacana Media. Tampubolon, K. (2013). Dalam Praktek, Gugatan, dan Kasus-kasus Pemeriksaan Pajak (hal. 8). Jakarta: Indeks. Waluyo. (2013). Perpajakan Indonesia (11 ed., Vol. 1). Jakarta: Salemba Empat. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1983 Tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa, dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2002 Tentang Pengadilan Pajak. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan. RIWAYAT PENULIS Yogie Qiramah lahir di kota Padang pada 26 Juli Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang ilmu Akuntansi, dengan bidang perpajakan pada tahun 2015.

ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DALAM PENGADILAN PAJAK OLEH KANTOR KONSULTAN PAJAK PANORAMA48

ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DALAM PENGADILAN PAJAK OLEH KANTOR KONSULTAN PAJAK PANORAMA48 ANALISIS PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK DALAM PENGADILAN PAJAK OLEH KANTOR KONSULTAN PAJAK PANORAMA48 Cinthya Libra, Yunita Anwar Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Keuangan, Bina Nusantara University,

Lebih terperinci

PENETAPAN DAN KETETAPAN

PENETAPAN DAN KETETAPAN PENETAPAN DAN KETETAPAN Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.

Lebih terperinci

ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK)

ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK) ANALISIS PENYELESAIAN BANDING ATAS SENGKETA HUTANG PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PT. RMS DI PENGADILAN PAJAK) Vita Arina Anzelica, Gustian Djuanda Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Keuangan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERPAJAKAN

MANAJEMEN PERPAJAKAN MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 9 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat

Lebih terperinci

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT-86336/PP/M.VIA/99/2017 Jenis Pajak : Gugatan Pajak Tahun Pajak : 2016 Pokok Sengketa Menurut Tergugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah penerbitan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA PENGAJUAN KEBERATAN DAN BANDING YANG DILAKUKAN OLEH PT. Z Oleh: Lilis Saryani ) Abstract The objective of this research was to provide a general overview

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA

BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA BAB IV GAMBARAN SENGKETA FAKTUR PAJAK CACAT DAMPAKNYA BAGI PENGUSAHA KENA PAJAK DAN KERUAGIAN NEGARA Didalam bab ini akan dilakukan analisis atau pembahasan hasil pemeriksaan, keberatan sampai dengan keluarnya

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG.

PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK INTERNAL DJP; PENGADILAN PAJAK; DAN MAHKAMAH AGUNG. 1 ALUR KUP WP SPT SKP Inkraacht 3 bulan (dikrim) Daftar Inkraacht Pemeriksaan Keberatan Inkraacht 5 tahun 3 bulan(dite rima)

Lebih terperinci

ANALISIS TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AB TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PENGADILAN PAJAK

ANALISIS TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AB TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PENGADILAN PAJAK ANALISIS TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AB TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI PENGADILAN PAJAK Dina Puspawati, Tjhin Tjiap Lung Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Keuangan, Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN DIMAS WIBISONO Jalan Taruna III no. 8 Kelurahan Serdang Jakarta Pusat, 08561808586,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Cuma-Cuma) yang diberikan rakyat kepada Negara, namun seiring dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Cuma-Cuma) yang diberikan rakyat kepada Negara, namun seiring dengan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum tentang Pajak Pada mulanya pajak hanyalah merupakan suatu upeti (pemberian Cuma-Cuma) yang diberikan rakyat kepada Negara, namun seiring dengan perkembangan upeti

Lebih terperinci

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ.

bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah Penerbitan Surat Keputusan Tergugat Nomor: KEP-00329/NKEB/WPJ. Putusan : Put-87868/PP/M.VA/99/2017 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Masa Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat Menurut Majelis : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Definisi Pajak Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan Maia Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.46597/PP/M.II/16/2013 Jenis Pajak Tahun Pajak : 28 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding Menurut Majelis : Pajak Pertambahan

Lebih terperinci

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA Ketentuan Umum dan Tata cara Perpajakan (KUP) Dasar Hukum : No. Tahun Undang2 6 1983 Perubahan 9 1994 16 2000 28 2007 16 2009 SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) SPT Surat yg oleh

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012 Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26 Tahun Pajak : 2010 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK Yulia Chandra ABSTRAK Restitusi atau pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai merupakan Hak semua Wajib

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.162, 2011 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa ahli dalam perpajakan telah memberikan pengertian pajak, antara lain sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa ahli dalam perpajakan telah memberikan pengertian pajak, antara lain sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemahaman Pajak 2.1.1 Pengertian Pajak Beberapa ahli dalam perpajakan telah memberikan pengertian pajak, antara lain sebagai berikut: 1. Soemahamidjaja yang dikutip oleh Ilyas

Lebih terperinci

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani

Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani Ika Vikni Nawang Risma Yuniar Sindy Sukmamulya Ramadhani A. Pengertian-pengertian dalam KUP 1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1

BAB I PENDAHULUAN. Makalah Pemeriksaan Pajak Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put-4/PP/M.XIIA/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap permohonan Pengurangan

Lebih terperinci

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

Surat Ketetapan Pajak. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat Ketetapan Pajak Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com Surat ketetapan pajak UU Nomor 28 tahun 2007 Surat ketetapan meliputi Surat ketetapan pajak kurang bayar Surat ketetapan pajak

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA 28 28 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Pajak 1. Pengertian Pajak Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 tentang perubahan keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 tentang Ketentuan

Lebih terperinci

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK HAK WAJIB PAJAK 1. Menunda penyampaian surat pemberitahuan 2. Pembetulan Surat Pemberitahuan 3. Mengangsur pembayaran 4. Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (Restitusi)

Lebih terperinci

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Modul ke: PERPAJAKAN I KUASA & KONSULTAN PAJAK, PEMERIKSAAN, PENAGIHAN, RESTITUSI PAJAK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN Undang-Undang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan 1 PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUSAN SIDANG PENGADILAN PAJAK PADA KASUS BANDING PAJAK PERTAMBAHAN NILAI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUSAN SIDANG PENGADILAN PAJAK PADA KASUS BANDING PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUTUSAN SIDANG PENGADILAN PAJAK PADA KASUS BANDING PAJAK PERTAMBAHAN NILAI Arfian Maranatha Agung Handoko Anna Purwaningsih Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PAJAK PADA PENGADILAN PAJAK

PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PAJAK PADA PENGADILAN PAJAK PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PAJAK PADA PENGADILAN PAJAK Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar Email : adzan_amjah@yahoo.co.id Abstract The dispute over the tax debt begins and the difference of opinion

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kepada CV X, berikut adalah beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil penelitian: 1. CV X telah melakukan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5268 EKONOMI. Pajak. Hak dan Kewajiban. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162) I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang BAB II LANDASAN TEORI II.1 Pemahaman Perpajakan II.1.1 Definisi Pajak Adriani seperti dikutip Brotodihardjo (1998) mendefinisikan, Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori dan Literatur 2.1.1 Pengertian Pajak Pajak adalah sebuah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan saling berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010

POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN. Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010 POKOK-POKOK PERUBAHAN UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Oleh Bambang Kesit Accounting Department UII Yogyakarta 21 Juni 2010 PRINSIP DASAR DALAM RANGKA PERUBAHAN SELF ASSESMENT KEADILAN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49554/PP/M.XV/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP Pajak pada prinsipnya terutang pada saat timbulnya objek pajak yang dapat dikenai pajak, tetapi untuk kepentingan administrasi perpajakan

Lebih terperinci

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah :

Menurut Majelis : bahwa dasar hukum yang terkait dengan materi gugatan ini adalah : Nomor Putusan Pengadilan Pajak Put.53311/PP/M.XVIIIB/99/2014 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Penerbitan Surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik meteril

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Untuk dapat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK 31 Agustus 2017 SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR S - 376/PJ.02/2017 TENTANG PENEGASAN TERKAIT PPN YANG DIBEBASKAN ATAS IMPOR BARANG

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-60826/PP/M.IIIB/99/2015 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Keputusan

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013. Tahun Pajak : 2009 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.49243/PP/M.XI/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Penggugat : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah Penerbitan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU KUP) SUSUNAN DALAM SATU NASKAH DARI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH TERAKHIR DENGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan

Lebih terperinci

1

1 0 1 2 3 4 SOAL TEORI KUP Menurut Pasal 1 UU KUP, Penelitian adalah serangkaian kegiatan menilai kelengkapan Surat Pemberitahuan dan lampiran-lampirannya, termasuk penilaian kebenaran penulisan dan perhitungannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Surat Ketetapan Pajak (SKP) Penerbitan suatu Surat Ketetapan Pajak (SKP) hanya terbatas kepada Wajib Pajak tertentu yang disebabkan oleh ketidakbenaran dalam pengisian Surat

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JALAN BINTARO UTAMA SEKTOR V BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN 15222 TELEPON (021) 7361654-58;

Lebih terperinci

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF SPESIALISASI ACCOUNT REPRESENTATIVE TINGKAT DASAR BAHAN AJAR Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar Oleh: T i m Widyaiswara Pusdiklat Pajak KEMENTERIAN KEUANGAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AE DI PENGADILAN PAJAK

TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AE DI PENGADILAN PAJAK TINJAUAN PENYELESAIAN BANDING YANG DIAJUKAN OLEH PT. AE DI PENGADILAN PAJAK Intan Jayanti Mandasari, Tjhin Tjap Lung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta Barat 11530 (021) 53696969,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani II.1. Dasar-dasar Perpajakan Indonesia BAB II LANDASAN TEORI II.1.1. Definisi Pajak Apabila membahas pengertian pajak, banyak para ahli memberikan batasan tentang pajak, diantaranya pengertian pajak yang

Lebih terperinci

NO. URUT WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA KETERANGAN

NO. URUT WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK DASAR HUKUM DILIMPAHKAN KEPADA KETERANGAN LAMPIRAN I PERATURAN NOMOR : PER165/PJ/2005 TENTANG : PERUBAHAN KETUJUH ATAS KEPUTUSAN NOMOR KEP297/PJ/2002 TENTANG PELIMPAHAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPADA PARA PEJABAT DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014.

SEKRETARIATPENGADILAN PAJAK. Putusan Nomor : PUT /2014/PP/M.VIB Tahun Jenis Pajak : PPN. Tahun Pajak : 2014. Putusan Nomor : PUT-112135.16/2014/PP/M.VIB Tahun 2018 Jenis Pajak : PPN Tahun Pajak : 2014 Pokok Sengketa Menurut Terbanding Menurut Pemohon Banding : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-50514/PP/M.XIA/16/2014 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan banding terhadap

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh penulis atas perhitungan pajak terhutang beserta sanksi atau denda yang dikenakan terhadap Wajib

Lebih terperinci

PERTEMUAN 4 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA

PERTEMUAN 4 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA PERTEMUAN 4 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DI INDONESIA Surat Ketetapan Pajak (SKP) Surat ketetapan pajak berupa ; Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB), Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tugas Akhir Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup masyarakat.dengan demikian, negara diharapkan memiliki penghasilan yang cukup dalam membiayai kepentingan

Lebih terperinci

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK

SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN SIAPA PEMBAYAR PAJAK: WAJIB PAJAK 1. orang pribadi atau badan sebagai: pembayar pajak, pemotong pajak dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan

Lebih terperinci

Pengertian & Tujuan Pemeriksaan

Pengertian & Tujuan Pemeriksaan Pengertian & Tujuan Pemeriksaan menghimpun mengolah Data Keterangan Bukti Objektif Profesional STANDAR PEMERIKSAAN (PER-199/PMK.03/2007) menguji kepatuhan tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN JALAN BINTARO UTAMA SEKTOR V BINTARO JAYA, TANGERANG SELATAN 15222 TELEPON (021) 7361654-58;

Lebih terperinci

BAB VI KETENTUAN UMUM TATA CARA PERPAJAKAN

BAB VI KETENTUAN UMUM TATA CARA PERPAJAKAN BAB VI KETENTUAN UMUM TATA CARA PERPAJAKAN Sistem perpajakan yang lama ternyata sudah tidak sesuai lagi dengan tingkat kehidupan sosial ekonomi masyarakat Indonesia, baik dari segi kegotong royongan nasional

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace mengubah: UU 6-1983 lihat: UU 9-1994::UU 28-2007 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 126, 2000 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

MAKALAH KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

MAKALAH KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN MAKALAH KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pajak adalah istilah yang tidak asing lagi bagi kita, peranannyapun dalam pengembangan suatu Negara juga sangat besar. Karena

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN DAN PELAKSANAAN PUTUSAN BANDING, PUTUSAN GUGATAN, DAN PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI A Umum DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012. Tahun Pajak : 2011 Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-36095/PP/M.III/99/2012 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2011 Pokok Sengketa Menurut Tergugat Menurut Pengugat : bahwa yang menjadi sengketa dalam gugatan ini adalah,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan,

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pajak Penghasilan 2.1.1. Pajak Penghasilan Badan Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan, Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan

Lebih terperinci

UPAYA HUKUM WAJIB PAJAK ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR YANG DITETAPKAN OLEH FISKUS DALAM PEMENUHAN HAK WAJIB PAJAK

UPAYA HUKUM WAJIB PAJAK ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR YANG DITETAPKAN OLEH FISKUS DALAM PEMENUHAN HAK WAJIB PAJAK PERSPEKTIF Volume XVI No. 4 Tahun 2011 Edisi September UPAYA HUKUM WAJIB PAJAK ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR YANG DITETAPKAN OLEH FISKUS DALAM PEMENUHAN HAK WAJIB PAJAK Agung Retno Rachmawati

Lebih terperinci

Penggantian ke 2 (dua) :

Penggantian ke 2 (dua) : Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.38645/PP/M.XIII/16/2012 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa dalam pemeriksaan yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa

Lebih terperinci

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007

: PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012. Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai. Tahun Pajak : 2007 Nomor Putusan Pengadilan Pajak Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2007 : PUT.38579/PP/M.XIII/16/2012 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam banding ini adalah koreksi

Lebih terperinci

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak

BAGIAN 1 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK. e-registration melalui laman Direktorat Jenderal Pajak BAGIAN 1 Sebagaimana yang dipaparkan pada pertemuan sebelumnya bahwa salah satu inti pengertian pajak adalah dipungut berdasarkan undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara dengan jumlah peduduk yang cukup banyak. Dimana setiap warga negara yang memenuhi syarat secara hukum, wajib untuk membayar pajak secara

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 06/PJ/2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN, PELAKSANAAN HAK DAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA

Lebih terperinci

Lamhot, S.E., M.Si Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi ABSTRAKSI

Lamhot, S.E., M.Si Dosen Tetap Politeknik Mandiri Bina Prestasi ABSTRAKSI PERANAN PEMERIKSAAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP JUMLAH PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI LEBIH BAYAR PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BARAT Lamhot,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN HAK DAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA

Lebih terperinci

PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK BERDASARKAN UU NO.14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN UU NO

PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK BERDASARKAN UU NO.14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN UU NO PENGATURAN PENYELESAIAN SENGKETA PAJAK BERDASARKAN UU NO.14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN UU NO.28 TAHUN 2007 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN Oleh : BUDI FERIYANTO ABSTRAK

Lebih terperinci

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Direktori Putusan M Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.43000/PP/M.XIII/99/2013 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah gugatan terhadap Keputusan

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN

KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Materi: 2 & 3 KETENTUAN UMUM & TATA CARA PERPAJAKAN Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi-Akuntansi Unisma) Jl. MT. Haryono 193 Telp. 0341-571996, Fax. 0341-552229 E-mail: afifudin26@gmail.com atau

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan No.1645, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Sanksi Administrasi. Pengurangan. Pajak Bumi dan Bangunan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan. negeri yaitu berupa pajak. Untuk dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan. negeri yaitu berupa pajak. Untuk dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan suatu negara dalam pembiayaan pembangunan yaitu menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri yaitu berupa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data PT. Waskita Karya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. Kegiatan utama PT. Waskita Karya adalah membangun sebuah

Lebih terperinci

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK

BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK BAB II TEORI PERPAJAKAN, PAJAK PERTAMBAHAN NILAI, PENGADILAN PAJAK DAN BANDING PAJAK 2.1 Perpajakan 2.1.1. Pengertian Pajak Tentang pengertian pajak, ada beberapa pendapat dari para ahli, antara lain:

Lebih terperinci

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00);

sengketa mengenai pengenaan Sanksi Administrasi berupa Kenaikan Pasal 13 ayat (3) UU KUP sebesar 100% (Rp ,00); Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.62435/PP/M.VIIIA/16/2015 Jenis Pajak : Pajak Pertambahan Nilai Tahun Pajak : 2009 Pokok Sengketa Menurut Terbanding : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya yaitu dengan menggali sumber dana yang diperoleh

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008

Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2008 Putusan Pengadilan Pajak : 39925/PP/M.II/99/2012 Nomor Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 2008 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap penerbitan Surat Keputusan

Lebih terperinci

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.611/PP/M.XB/99/215 Jenis Pajak : Gugatan Tahun Pajak : 212 Pokok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan Tergugat

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi

Lebih terperinci

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa:

bahwa Pemohon Banding dan Terbanding melakukan Uji Bukti Dokumen Pendukung Pemohon Banding berupa: utusan Nomor : Put-73893/PP/M.XIB/16/2016 enis Pajak : ahun Pajak : 2013 okok Sengketa : bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa Banding ini adalah koreksi Terbanding terhadap Pajak Masukan yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG Menimbang : PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 197/PMK.03/2015 TENTANG PENGURANGAN SANKSI ADMINISTRASI ATAS SURAT KETETAPAN PAJAK, SURAT KETETAPAN PAJAK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN, DAN/ATAU

Lebih terperinci

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM. SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM Dalam Undang-undang ini, yang dimaksud dengan : Pasal 1 1. Wajib Pajak adalah

Lebih terperinci

ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA

ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA Peter Vredy Chandra Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan gang Keluarga No.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori Pustaka 2.1.1 Kepatuhan Wajib Pajak 2.1.1.1 Pengertian Kepatuhan Definisi kepatuhan perpajakan menurut James yang dikutip

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Pajak Menurut pasal 1 angka 1 Undang-undang perpajakan No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang

Lebih terperinci