ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH
|
|
- Susanti Yuliana Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 1, April 2009 : 9-17 ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH Oleh *Bambang Pamungkas, *Daniel B. De Poere dan Amalia Ridwan *Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT The objective of this research is to analyze fiscal stipulation toward commercial financial report of foundation, if it met justice principle and other principles that form the background of circular publication and rules about the foundation. The method used at this research is comparative method, trying to compare commercial financial report, that is financial report according to principle and accounting stipulation that be in effect (PSAK) with fiscal financial report according to principle and taxation stipulation (UU No. 17, 2000). From this reconciliation, it will be yielded fiscal profit or revenue that will be a basis to count income tax that must be paid in one tax year. Keywords: Foundation Financial Report, Company Fee Taxpayer, Fiscal Correction PENDAHULUAN Sejak dimulainya gerakan reformasi di Indonesia, jumlah lembaga nirlaba terutama yayasan menunjukan peningkatan yang meningkat secara signifikan. Dengan pendiriannya yang relatif mudah maka banyak yang memanfaatkan bentuk yayasan untuk berbisnis dengan tidak adil. Mereka memasuki sektor komersial dengan badan hukum berbentuk yayasan sehingga tidak terkena pajak. Begitu pula dengan yayasan yang jelasjelas menghasilkan keuntungan, namun tetap tidak tersentuh pajak karena badan hukumnya. Dengan berbagai latar belakang tersebut, meskipun dinilai sudah terlambat, Pemerintah mengeluarkan peraturan mengenai salah satu lembaga nirlaba yaitu Yayasan. Melalui UU No.16 tahun 2001 tentang Yayasan dan SE- 34/PJ.4/1995 dan SE-39/PJ.4/1995 tentang Penegasan Pajak Penghasilan bagi Yayasan dan Organisasi Sejenis. Peraturan perpajakan menyadari bahwa yayasan merupakan badan hukum yang tidak semata mata mencari keuntungan semata dalam kegiatan operasionalnya. Dengan demikian, patut diberikan perlakuan khusus untuk lembaga nirlaba ini di bidang Perpajakan. Perlakuan khusus ini dapat berupa banyak hal, mulai dari pembebasan pengenaan pajak, pengenaan tarif khusus sampai dengan keringanan-keringanan lain yang berlaku untuk berbagai jenis pajak. METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Komparatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis pada proses penelitiannya
2 PAMUNGKAS, DE POERE dan RIDWAN, Analisis Ketentuan Fiskal terhadap Laporan perhitungan yang benar-benar tepat sesuai teori-teori yang penulis dapatkan dari studi pustaka maupun kegiatan pekuliahan, hal ini dikarenakan adanya keterbatasan data yang diperoleh penulis dari objek penelitian. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan asumsiasumsi dari data-data yang kurang sehingga penulis dapat melakukan pembahasan yang dapat dimengerti. dilapangan adalah sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan (Library Research) adalah metode pengumpulan data teoritis dengan cara membaca dan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 2. Studi Lapangan (Field Research) adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara melakukan peninjauan langsung pada objek penelitian. Studi lapangan yang dilakukan penulis adalah dengan cara interview (wawancara) langsung di tempat objek penelitian. Teknik ini adalah teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pihakpihak yang berkepentingan dengan masalah yang dijadikan objek penelitian. Tanya jawab ditujukan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas penyajian laporan keuangan. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Ketentuan Fiskal terhadap Laporan Keuangan Komersial pada Yayasan Pendidikan YPKTH untuk Menentukan Besarnya PPh Terhutang 2. Ketentuan Fiskal yang berlaku untuk Yayasan (organisasi nirlaba) Beberapa ketentuan fiskal yang berlaku untuk yayasan atau organisasi sejenis yang berbasis nirlaba adalah UU No.17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan dan surat edaran SE-34/PJ.4/1995 dan SE- 39/PJ.4/1995 tentang Penegasan perlakuan Pajak Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis. Berikut ini penjelasan dan pengaruh ketentuan fiskal tersebut bagi laporan keuangan komersial Yayasan Pendidikan ini: 3. UU No.17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan Ketentuan fiskal adalah adalah ketentuan atau aturan-aturan menurut prinsip perpajakan. Dalam bab ini, penulis akan mencoba menganalisis ketentuan fiskal yang telah dijabarkan sebelumnya pada operasional variabel terhadap laporan keuangan Yayasan komersil Pendidikan ini sehingga akan didapatkan beban pajak yang terhutang yang sesuai menurut prinsip perpajakan. Pada prakteknya Yayasan Pendidikan ini telah melakukan perhitungan ini dan telah didapatkan beban pajak yang terhutang, akan tetapi setelah dikaji lebih lanjut terdapat kekurangan dan ketidaksesuaian dengan ketentuan-ketentuan yang ada pada perhitungan dan pelaporan yang dilakukan Yayasan Pendidikan ini. Oleh karena itu penulis akan mencoba melakukan perhitungan dan penyajian kembali dengan melakukan analisis ketentuan fiskal yang ada dan berlaku sekarang ini. Dalam pembahasan ini penulis mengalami kendala untuk menyajikan Undang-undang ini adalah UU yang terbaru setelah mengalami perubahanperubahan, mulai dari UU No.7 Tahun 1983 lalu diubah menjadi UU No.7 Tahun 1991 lalu diubah lagi dengan UU No.10 Tahun 1994 dan yang terakhir adalah UU No.17 Tahun Undang-undang No.17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan adalah standard dan acuan bagi para Wajib Pajak untuk menghitung dan menentukan beban pajak penghasilannya. Berikut ini adalah pendapatanpendapatan dan biaya-biaya yang harus dilakukan rekonsiliasi fiskal karena adanya perbedaan-perbedaan pengakuan berdasarkan prinsip pajak dan prinsip akuntansi yang ada, yaitu: 1. Pendapatan dari Jasa Giro Berdasarkan UU No.17 Tahun 2000 pasal 4 ayat (2), pendapatan dari jasa giro merupakan objek pajak penghasilan tetapi harus dikoreksi fiskal negatif untuk mengurangi laba fiskal yang akan dikenakan tarif pajak penghasilan, hal ini dikarenakan 10
3 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 9 No. 1, April 2009 berdasarkan ketentuan dasar hukum berumur lebih dari 1 (satu) tahun yang boleh perpajakan dalam PP No.131/200 dan KMK- dibebankan setiap tahunnya berdasarkan 51/KMK.04/2001 yang menerangkan ketentuan perpajakan. Pada daftar perhitungan mengenai objek pajak yang dikenakan PPh biaya penyusutan ini, penulis mengalami Final atas penghasilan bunga tabungan, jasa kendala yaitu dikarenakan Yayasan Pendidikan giro, dan diskonto. Jadi pendapatan jasa giro ini tidak mencatat secara jelas tahun perolehan merupakan pendapatan yang kena pajak pada untuk mendapatkan setiap aktiva tetapnya, saat penerimaannya dan pajak atas pendapatan sehingga agar penulis dapat menyajikan koreksi bunga tabungan/jasa giro ini bersifat final yang untuk biaya penyusutan pada Yayasan maksudnya pajak tersebut sudah dipotong atau Pendidikan ini, maka penulis mencoba untuk dibayarkan pada saat pendapatan ini diterima, mengasumsikan tahun perolehan setiap aktiva sehingga pada akhir periode atau dalam tetapnya. Terdapat ketidaksesuaian dengan penghitungan pajak penghasilan tahunan perhitungan biaya penyusutan yang dilakukan Yayasan Pendidikan ini tidak perlu lagi oleh Yayasan Pendidikan ini, ketidaksesuaian memperhitungan besar pajaknya. tersebut terdapat pada aktiva tetap berwujud: Jumlah pendapatan jasa giro Yayasan a. Bangunan Pendidikan ini tidak terlihat di laporan Berdasarkan ketentuan fiskal yang keuangannya. Pada Laporan Laba/Ruginya terdapat pada UU No.17 Tahun 2000 pasal 11 hanya ada akun pendapatan lain-lain yang ayat (1), bangunan adalah aktiva tetap didalamnya termasuk juga pendapatan jasa berwujud yang penyusutannya dihitung giro, sehingga penulis mencoba berdasarkan metode garis lurus. Dengan mengasumsikan jumlah jasa giro Yayasan metode ini maka biaya penyusutan yang Pendidikan ini. Jumlah ini penulis dapatkan dibebankan setiap tahunnya akan berjumlah dari akun Kas dan Bank pada Neraca Yayasan sama besar selama masa manfaat yang telah Pendidikan ini yang berjumlah ditentukan untuk aktiva tetap tersebut. Rp ,- dan mengasumsikan delapan Yayasan Pendidikan ini menggunakan puluh lima persennya (85%) adalah saldo bank metode saldo menurun untuk menghitung yang dimiliki Yayasan Pendidikan ini. biaya penyusutan bangunannya, Hal ini tidak Perhitungan ini penulis lakukan karena sesuai dengan ketentuan fiskal yang ada. Oleh Yayasan Pendidikan ini pun tidak melakukan karena itu, Yayasan Pendidikan ini seharusnya pemisahan pada jumlah akun Kas dan melakukan penyesuaian untuk metode Banknya. Sehingga akan didapatkan jumlah perhitungan biaya penyusutannya agar sesuai saldo bank Yayasan Pendidikan ini pada akhir dengan dengan ketentuan fiskal UU No.17 tahun 2006 adalah sebesar Rp ,-. tahun 2000 pasal 11 ayat (1). Yayasan Setelah didapatkan jumlah saldo banknya maka Pendidikan ini juga harus melakukan koreksi penulis mencoba mengasumsikan lagi jumlah negatif yaitu untuk mengurangi jumlah jasa giro sebesar enam persen (6%) dari jumlah penghasilannya yang terkena pajak atau laba saldo banknya dan didapatkan jumlah fiskalnya agar sesuai dengan ketentuan fiskal Rp ,- untuk jumlah pendapatan jasa tersebut karena, dengan perhitungan biaya giro Yayasan Pendidikan ini pada tahun penyusutan dengan menggunakan metode Jumlah ini akan dikurangkan dari laba fiskal saldo menurun, biaya penyusutan yang Yayasan Pendidikan ini pada perhitungan pajak dibebankan pada tahun 2006 lebih kecil dari terhutangnya tahun perhitungan biaya penyusutan apabila 2. Biaya Penyusutan menggunakan metode penyusutan garis lurus. Berdasarkan UU No.17 Tahun 2000 Berikut adalah tabel daftar perhitungan biaya pasal 11, yang menjelaskan tentang biaya penyusutan bangunan dengan menggunakan penyusutan aktiva tetap berwujud yang dua metode penyusutan yang berbeda, yaitu: Tabel 1. Daftar Penyusutan Bangunan - Metode Saldo Menurun 11
4 TAHUN PAMUNGKAS, DE POERE dan RIDWAN, Analisis Ketentuan Fiskal terhadap Laporan TARIF HARGA PEROLEHAN BIAYA AKUMULASI NILAI BUKU % % 1.525/ % % % % % % % % % % Tabel 2 Daftar Penyusutan Bangunan - Metode Garis Lurus TAHUN MASA MANFAAT HARGA PEROLEHAN BIAYA AKUMULASI NILAI BUKU Dari daftar perhitungan biaya penyusutan diatas, terlihat adanya perbedaan jumlah biaya 12
5 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 9 No. 1, April 2009 penyusutan pada tahun Ketika Yayasan Pendidikan ini menggunakan perusahaan melakukan perhitungan dengan metode penyusutan saldo menurun dalam menggunakan metode penyusutan saldo melakukan perhitungan biaya penyusutan menurun, biaya penyusutannya berjumlah untuk inventarisnya, akan tetapi ada kesalahan Rp ,- sedangkan apabila perusahaan dalam penetapan tarif yang digunakannya. melakukan perhitungan menurut prinsip Berdasarkan UU No.17 tahun 2000 pasal 11 perpajakan yaitu menggunakan metode ayat (6), inventaris termasuk dalam kelompok penyusutan garis lurus, biaya penyusutannya harta berwujud bukan bangunan kelompok II berjumlah Rp ,-. Dari kedua jumlah sehingga tarif yang dikenakan untuk biaya yang dihasilkan oleh perhitungan dengan penyusutan metode saldo menurun adalah menggunakan dua metode penyusutan yang sebesar lima puluh persen (50%). Tetapi berbeda, maka dihasilkan selisih dari kedua Yayasan Pendidikan ini hanya mengenakan biaya tersebut yaitu berjumlah Rp ,- tarif dua puluh persen (20%) dalam dan agar dalam perhitungan biaya penyusutan menghitung biaya penyusutannya, sehingga bangunan Yayasan Pendidikan ini sesuai Yayasan Pendidikan ini perlu melakukan dengan ketentuan fiskal dalam UU No.17 pasal penyesuaian untuk perhitungan biaya 11 ayat (1), maka Yayasan Pendidikan ini harus penyusutannya agar sesuai dengan dengan tarif melakukan koreksi fiskal negatif yaitu yang terdapat pada ketentuan fiskal UU No.17 mengurangi laba komersialnya agar sesuai tahun 2000 pasal 11 ayat (6). Yayasan dengan ketentuan perpajakan dan akan Pendidikan ini juga harus melakukan koreksi diperoleh laba fiskal atau pendapatan kena fiskal positif, yaitu untuk menambah pajaknya sesuai dengan jumlah atau selisih pendapatan kena pajak atau laba fiskalnya agar antara kedua perhitungan dari metode sesuai dengan ketentuan fiskal tersebut. Karena penyusutan tadi, yaitu sebesar Rp ,- dengan perhitungan biaya penyusutan b. Inventaris menggunakan metode penyusutan saldo Berdasarkan ketentuan fiskal yang menurun dengan tarif dua puluh persen (20%), terdapat pada UU No.17 tahun 2000 pasal 11 maka biaya penyusutan yang dibebankan pada ayat (2), biaya penyusutan untuk aktiva tahun 2006 lebih besar dari perhitungan biaya berwujud bukan bangunan dapat juga dihitung penyusutan menggunakan metode penyusutan berdasarkan metode penyusutan saldo saldo menurun dengan tarif lima puluh persen menurun dan dengan menetapkan tarif (50%). Berikut adalah tabel daftar perhitungan penyusutan sesuai UU No.17 tahun 2000 pasal biaya penyusutan inventaris dengan 11 ayat (6) atas nilai sisa buku dan pada akhir menggunakan metode penyusutan saldo masa manfaat nilai sisa buku tersebut menurun dengan perbandingan menggunakan disusutkan sekaligus. tarif yang berbeda, yaitu: TAHUN Tabel 3 Daftar Penyusutan Inventaris - Metode Saldo Menurun HARGA BIAYA AKUMULASI TARIF PEROLEHAN NILAI BUKU % % % Tabel 4 Daftar Penyusutan Inventaris - Metode Saldo Menurun TAHUN TARIF HARGA PEROLEHAN BIAYA AKUMULASI NILAI BUKU 13
6 PAMUNGKAS, DE POERE dan RIDWAN, Analisis Ketentuan Fiskal terhadap Laporan % % % Dari kedua daftar biaya penyusutan diatas, terlihat adanya perbedaan jumlah biaya penyusutan pada tahun 2006 yaitu pada perhitungan biaya penyusutan dengan menggunakan tarif dua puluh persen (20%), biaya yang diperoleh sebesar Rp ,- dan pada perhitungan biaya penyusutan dengan menggunakan tarif lima puluh persen (50%), biaya yang diperoleh sebesar Rp ,- sehingga dari kedua perhitungan ini maka terdapat selisih sebesar Rp ,-. Agar dalam perhitungan biaya penyusutan Inventaris Yayasan Pendidikan ini sesuai dengan ketentuan fiskal dalam UU No.17 pasal 11 ayat (6), maka Yayasan Pendidikan ini harus melakukan koreksi fiskal positif yaitu dengan mengurangi jumlah biaya penyusutannya sehingga akan menambah jumlah laba fiskal yang akan dikenakan tarif pajak. 4. SE-34/PJ.4/1995 & SE-39/PJ.4/1995 Surat Edaran SE-34/PJ.4/1995 dan SE-39/PJ.4/1995 adalah ketentuan yang berisi tentang penegasan tentang perlakuan Pajak Penghasilan bagi yayasan atau organisasi yang sejenis mulai tahun pajak Surat edaran ini adalah ketentuan tambahan dari UU pajak penghasilan yang berlaku untuk badan usaha nirlaba dan berisi mengenai keringanan dan pengecualian-pengecualian bagi Yayasan dan Organisasi sejenis dikarenakan pada dasarnya yayasan dan organisasi sejenis adalah badan usaha nirlaba yang pada dasar pendiriannya tidak bertujuan untuk mencari laba atau keuntungan semata. Dalam akun penerimaan Yayasan Pendidikan ini, terdapat akun penerimaan diluar usaha. Karena keterbatasan penulis dalam perolehan data dari Yayasan Pendidikan ini, maka penulis mengasumsikan bahwa dalam akun penerimaan diluar usaha ini berisi pendapatan jasa giro dan sumbangan yang diterima Yayasan Pendidikan ini. Dari hasil perhitungan yang diasumsikan penulis mengenai jumlah pendapatan jasa giro diatas, maka jumlah sisa penerimaan diluar usaha setelah dikurangi pendapatan jasa giro adalah sebesar Rp ,- Berdasarkan ketentuan SE- 34/PJ.4/1995 pasal 2, maka sumbangan yang diterima oleh Yayasan Pendidikan tersebut bukanlah objek pajak penghasilan. Oleh karena itu, sumbangan sebesar Rp ,- ini harus dikoreksi fiskal negatif, yaitu harus mengurangi laba fiskal Yayasan Pendidikan ini yang akan dikenakan tarif pajak. 5. Pengaruh Ketentuan Fiskal terhadap Laporan Keuangan Komersial Berdasarkan ketentuan-ketentuan fiskal yang berlaku untuk Yayasan Pendidikan tersebut, maka ada beberapa koreksi fiskal baik positif maupun negatif yang perlu dihitung untuk mengurangi atau menambah laba fiskal atau pendapatan kena pajak Yayasan Pendidikan ini. Dari koreksi-koreksi yang telah diuraikan diatas, maka terdapat koreksi fiskal positif, yaitu koreksi yang akan menambah laba fiskal Yayasan Pendidikan ini yang berasal dari perbedaan pengenaan tarif yang ditetapkan oleh perusahaan dengan tarif yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perpajakan pada perhitungan biaya penyusutan inventaris yang menggunakan metode penyusutan saldo menurun. Juga terdapat koreksi negatif, yaitu koreksi yang akan mengurangi laba fiskal Yayasan Pendidikan ini yang berasal dari pendapatan jasa giro yang bersifat final sehingga tidak terkena pajak lagi karena telah dikenakan pajak pada saat penerimaannya, ketidaktepatan Yayasan Pendidikan ini dalam penggunaan metode penyusutan untuk bangunan dimana Yayasan Pendidikan ini menggunakan metode penyusutan saldo menurun sedangkan menurut ketentuan perpajakan metode penyusutan yang dapat digunakan untuk menyusutkan bangunan adalah dengan menggunakan metode 14
7 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 9 No. 1, April 2009 penyusutan garis lurus dan sumbangan yang yang bersifat nirlaba atau non komersil atau diterima Yayasan Pendidikan ini yang bukan tidak bertujuan mencari laba. Dari koreksikoreksi merupakan objek pajak penghasilan karena diatas, apabila dilakukan perhitungan bentuk badan usaha Yayasan Pendidikan ini ulang maka dapat ditampilkan sebagai berikut: Tabel 5 Laporan Keuangan Fiskal setelah Analisis Laba / (Rugi) sebelum Pajak (Komersil) Rekonsiliasi Fiskal Koreksi Positif 1. Biaya penyusutan Inventaris = Koreksi Negatif 1. Pendapatan Jasa Giro = ( ) 2. Biaya penyusutan Bangunan = ( ) 3. Sumbangan = ( ) ( ) Laba / Rugi (Fiskal) Pembulatan Tarif Pajak 10% x = % x - = - 30% x - = - Pajak Terutang Kredit Pajak 3,629,217 Kurang/(Lebih) Bayar Pajak ( ) Terbilang: (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu Enam Ratus Tujuh Belas Rupiah) Dari tabel diatas, terlihat adanya perbedaan nilai akhir dari laba fiskal dan pajak yang terhutang pada tahun 2006 yang disajikan oleh Yayasan Pendidikan ini dengan penyajian 15
8 penulis setelah dilakukan analisis dari ketentuan fiskal yang ada terhadap laporan keuangan komersial Yayasan Pendidikan ini. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh penulis tersebut, maka berpengaruh pada jumlah beban pajak Yayasan Pendidikan ini yang menjadi lebih kecil daripada jumlah beban pajak yang dihitung oleh Yayasan Pendidikan ini. Sehingga pada akhir tahun pajak setelah jumlah beban pajak tersebut dikurangi dengan kredit pajak yang telah dibayarkan Yayasan Pendidikan setiap bulannya, maka hasilnya adalah Yayasan Pendidikan ini mempunyai lebih bayar pajak penghasilannya sebesar Rp ,-. Berdasarkan UU PPh No.17 Tahun 2000 pasal 28A, maka apabila pajak yang terhutang pada tahun pajak ternyata lebih kecil dari jumlah kredit pajak, maka berarti Yayasan Pendidikan ini mempunyai kelebihan bayar. Kelebihan pembayaran tersebut dapat dikembalikan setelah dilakukan pemeriksaan dan perhitungan dengan utang pajak berikut sanksi-sanksinya. Kelebihan pembayaran ini dapat dikembalikan dengan cara kompensasi terhadap utang/beban pajak tahun berikutnya atau dengan cara restitusi, yaitu kelebihan pembayaran ini dikembalikan secara tunai. Setelah pembahasan dan uraian yang telah penulis, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai penelitian yang dilakukan pada Yayasan Pendidikan YPKTH, yaitu: 1. Yayasan Pendidikan ini merupakan badan usaha nirlaba atau organisasi non komersial, yang kegiatan dan tujuan utama pendiriannya tidak semata-mata untuk mencari dan mengumpulkan keuntungan/laba. Yayasan Pendidikan ini belum membuat pencatatan dan laporan keuangan komersialnya berdasarkan pada ketentuan PSAK No.45 mengenai pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Yayasan Pendidikan ini masih membuat laporan keuangan komersialnya seperti perusahaan komersial pada umumnya yang berdasarkan pada ketentuan PSAK. 16 PAMUNGKAS, DE POERE dan RIDWAN, Analisis Ketentuan Fiskal terhadap Laporan No1 mengenai penyajian laporan keuangan. 2. Yayasan Pendidikan ini sudah menghitung, melaporkan dan membayar pajak penghasilannya berdasarkan ketentuan yang berlaku bahwa yayasan juga merupakan subjek pajak penghasilan sehingga laba /penghasilan yang diperolehnya dari kegiatan komersial juga merupakan objek pajak penghasilan. Yayasan Pendidikan ini tidak melakukan pencatatan hutang pajak pada tahun 2006 pada laporan keuangan komersialnya, yang berasal dari perhitungan pajak penghasilan yang menjadi beban pajak Yayasan Pendidikan ini. Meskipun Yayasan Pendidikan ini sudah mengakui adanya hutang pajak (kurang bayar) pada saat pembuatan laporan keuangan fiskalnya. 3. Yayasan Pendidikan ini tidak melakukan dan tidak mengakui adanya koreksi fiskal pada laporan keuangan fiskalnya, sehingga Yayasan Pendidikan ini menganggap laba yang dihasilkan dari laporan keuangan komersilnya sudah sesuai dengan ketentuan perpajakan. Setelah dilakukan analisis oleh penulis, maka hasil yang diperoleh adalah bahwa ada beberapa koreksi fiskal yang perlu dilakukan oleh KESIMPULAN Yayasan Pendidikan ini, yang mengakibatkan pada akhir tahun 2006 Yayasan Pendidikan ini seharusnya mempunyai lebih bayar beban pajak penghasilannya. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jendral Pajak Petunjuk Pengisian SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, Departemen Keuangan RI, Jakarta. Erly Suandy Perencanaan Pajak, Edisi Revisi, Salemba Empat, Jakarta. Hornby A.S Oxford Advanced Learner s Dictionary of Current English, Sixth Edition, Oxford Mardiasmo Perpajakan, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta. PSAK No. 45, Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba Rimsky K. Judisseno Perpajakan, Edisi
9 Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 9 No. 1, April 2009 Revisi, PT Gramedia Pusaka Utama, Jakarta. Riyanto Wujarso, dan Pahala Nainggolan, AK., MM Perpajakan untuk Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, PPM, Jakarta. 17
ANALISIS KETENTUAN PAJAK YAYASAN DALAM MENENTUKAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG PADA YAYASAN PENDIDIKAN M DI SIDOARJO
ANALISIS KETENTUAN PAJAK YAYASAN DALAM MENENTUKAN BESARNYA PAJAK PENGHASILAN TERUTANG PADA YAYASAN PENDIDIKAN M DI SIDOARJO Dewi Agustya Ningrum, SE., M.Ak. Prodi Akuntansi, Fakultas Ekonomi UMAHA, Universitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN A. Metode Perolehan Aktiva Tetap Aktiva tetap berwujud sebagai salah satu aktiva penting yang dimiliki perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap perusahaan PT. X dan melihat pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan Terhutang Perusahaan sebagai beban pajak terhutang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan
Lebih terperinciKEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-02/PJ/2015 TENTANG PENEGASAN ATAS PELAKSANAAN PASAL 31E AYAT (1) UNDANG- UNDANG NOMOR
Lebih terperinciANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171
ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciAKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Koreksi Fiskal dan Penghasilan Kena Pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Koreksi fiskal dengan penyesuaian laporan keuangan komersial yang telah disusun oleh wajib pajak dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam koreksi tersebut muncul perbedaan
Lebih terperinciGracia Stephani Lauwrensius Siti Khairani, M. Ridhwan Jurusan Akuntansi STIE MDP
REKONSILIASI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL MENJADI LAPORAN KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PPh BADAN TERHUTANG PADA PT FAJAR SELATAN PALEMBANG Gracia Stephani Lauwrensius (gracia.stephani@yahoo.co.id)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemandirian suatu bangsa, dapat diukur dari kemampuan bangsa untuk melaksanakan dan membiayai pembangunan sendiri. Salah satu sumber pembiayaan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan pada umumnya menjalankan kegiatan operasionalnya selain bertujuan mencari laba juga mempertahankan pertumbuhan perusahaan itu sendiri. Agar
Lebih terperinciIMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA
1 IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA Putri Nabela Dewi Universitas Negeri Surabaya PutriSnowbella@gmail.com Abstract
Lebih terperinciPENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA
PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN PADA PT TUNAS ESA MANDIRI SEJAHTERA Yulia Chandra, Drs. Hanggoro Pamungkas, M.Sc. Universitas Bina Nusantara, Komp. Duta Harapan Indah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar penerimaan Negara Republik Indonesia bersumber dari pajak, baik pajak pusat maupun pajak daerah, ini terbukti pada tahun 2014 pajak menyumbang Rp. 1.310.219.000.000.000
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
62 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Koreksi Fiskal atas Laporan Laba Rugi Komersial dalam Penentuan Penghasilan Kena Pajak Laporan keuangan yang dibuat oleh PT. Madani Securities bertujuan
Lebih terperinciPERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)
PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS) Pengajar : Drs.Agust Mujoko, M.Ak, Ak (AM Materi : Pertemuan ke 8 dan 9 8. Penerapan PSAK 46 sebagai pelaporan PPh a. Kewajiban melampirkan laporan keuangan dlm SPT.
Lebih terperinciBerdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel
Berdasarkan data penghasilan karyawan selama setahun pada tabel 4.1 dan tabel 4.2, gaji karyawan selama setahun sebesar Rp 1.042.272.000,00 dan pada tabel 4.2 diperhitungkan adanya tunjangan hari raya
Lebih terperinciPENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK Pengertian Pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) terjadi apabila jumlah kredit pajak atau jumlah pajak yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak
Lebih terperinciPEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta)
PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) Hilda Amril Dr. Gustian Djuanda, S.E., M.M. Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciMANAJEMEN PERPAJAKAN
MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 11 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat
Lebih terperinciANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)
1 ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) YESSICAROL TANIA 1, ZULKIFLI BOKIU 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber penerimaan negara yang memberikan kontribusi terbesar berasal dari sektor pajak. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H., pajak adalah
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa, pembahasan, dan evaluasi yang dilakukan oleh penulis untuk Tahun 2008, 2009, dan 2010 atas laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan
Lebih terperincikini dan pajak tangguhan yang sajikan telah benar sesuai dengan
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pajak Tangguhan Tahun 2005 1. Penyajian Laporan Keuangan Setelah Pengakuan Pajak Penghasilan. Berikut ini akan disajikan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23 PT. AMK merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa ekspor impor barang. Kewajiban perpajakan PT.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK 46 mengenai akuntansi perpajakan menyatakan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut PSAK 46 mengenai akuntansi perpajakan menyatakan bahwa pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini
Lebih terperinciPENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN
Edisi : VIII/Agustus 2009 PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP PERPAJAKAN Oleh: Rian Ardhi Redhite Auditor pada KAP Syarief Basir & Rekan Berdasarkan PSAK 16 (Revisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan yang kita ketahui bahwa penerimaan negara untuk membiayai pengeluaran bagi negara yang cukup besar adalah dari penerimaan sektor Pajak. Tidak bisa dipungkiri
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pajak Pengertian pajak memiliki dimensi atau pengertian yang berbeda-beda menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3) menyatakan
Lebih terperinciREKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG
REKONSILIASI FISKAL PADA LAPORAN LABA RUGI PT. DPM UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERHUTANG Caesar Octavianus, Tjhin Tjiap Lung Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon jeruk raya No.27, (021) 53696969, octavianus_caesar@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kewajiban Perpajakan PT.Klinik Sejahtera PT.Klinik Sejahtera adalah salah satu klien dari KKP Adiyanto Consultant Management dimana wajib pajak badan ini bergerak di bidang kesehatan
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS
BAB IV EVALUASI PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT TGS Pada laporan rugi laba yang telah dibuat oleh PT TGS yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 menunjukkan adanya unsur penjualan yang telah berhasil
Lebih terperinciRekonsiliasi Fiskal Terhadap Aktiva Tetap Berwujud Yayasan Kandank Jurank Doank Tahun Pajak Andi Rani Pratiwi Darmawangsa
Rekonsiliasi Fiskal Terhadap Aktiva Tetap Berwujud Yayasan Kandank Jurank Doank Tahun Pajak 2011 Andi Rani Pratiwi Darmawangsa 20210690 Latar Belakang Pada umumnya, setiap perusahaan memiliki laporan keuangan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata
BAB IV PEMBAHASAN Penjelasan mengenai akun akun dalam laporan keuangan PT Mitra Wisata Permata dan beberapa kebijakan akuntansi dan fiskal dalam menjalankan kegiatan bisnisnya yang perlu diketahui agar
Lebih terperinciPENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA
PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA Evi Maria Staf Pengajar Program Profesional - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52
Lebih terperinciNama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM
KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENGHITUNG LABA/RUGI KENA PAJAK (Studi Pada Laporan Keuangan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2013) Nama : Farah Fadhilah NPM : 22210607 Jurusan
Lebih terperinciANALISIS KOMPARATIF PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANGUNAN MEMBANGUN SENDIRI DENGAN MEMBANGUN MELALUI JASA KONTRAKTOR ABSTRACT
ANALISIS KOMPARATIF PENGENAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS BANGUNAN MEMBANGUN SENDIRI DENGAN MEMBANGUN MELALUI JASA KONTRAKTOR Oleh : Syafi i ABSTRACT Penelitian ini berjudul analisis komparatif pengenaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian eksploratif dengan menggunakan metode deskriptif yaitu mengumpulkan data-data
Lebih terperinci4. PPh TERUTANG (Pilih salah satu sesuai dengan kriteria Wajib Pajak. Untuk lebih jelasnya, lihat Buku Petunjuk Pengisian SPT) 10a. 10b.
77 DEPARTEMEN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERHATIAN SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN h SEBELUM MENGISI BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN h ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK DENGAN
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Evaluasi Pada Laporan Laba Rugi PT Rysban Jaya Agung Dalam menghitung laporan laba rugi perusahaan, terdapat perbedaan antara laporan laba rugi berdasarkan peraturan yang sesuai
Lebih terperinciPENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP
PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN USAHA JASA KONSTRUKSI PADA PT. NCP ERNY HERTEANY Jalan H. Merin No. 71 Meruya Selatan Jakarta Barat, 087884574311, ernyherteany@gmail.com Dr. Gustian Djuanda, S.E.,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kebijakan Akuntansi Perusahaan. Dalam pelaksanaan kebijakan akuntansi yang mana diterapkan oleh perusahaan untuk mengetahui penentuan posisi keuangan
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: fiscal reconciliation, income tax payable, commercial financial statement, permanent difference, temporary difference.
ABSTRACT Thesis has been examined by the author entitled "The Role of Fiscal Reconciliation Order Determining the amount of Income Tax Payable (Case Study CV. Prosperous Motor Home)". This thesis discusses
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak 2.1.1.1 Definisi Pajak Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan Negara. Dari sudut pandang ekonomi, pajak merupakan Penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi dan perkembangan sosial suatu bangsa diwujudkan karena adanya sumber pendanaan yang tetap. Sampai saat ini sumber pendanaan dan pembiayaan serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Penghasilan yang diterima atau diperoleh
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pelaporan Harta, Kewajiban dan Ekuitas PT. Kuhani Candamani Sebelum
BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Pelaporan Harta, Kewajiban dan Ekuitas PT. Kuhani Candamani Sebelum Mengikuti Tax Amnesty PT. Kuhani Candamani merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang industri
Lebih terperinciBAB IV. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT. EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT
BAB IV EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT EVALUASI PERHITUNGAN PPh BADAN PADA MPT Setelah dievaluasi biaya dan penghasilan dalam laporan laba rugi komersial terdapat perbedaan pengakuan biaya dan
Lebih terperinciANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA
ANALISIS ATAS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT BINA KARNADA Peter Vredy Chandra Jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Komunikasi, Universitas Bina Nusantara Jl. K.H Syahdan gang Keluarga No.
Lebih terperinciANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL
ANALISIS AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA CV. KARYA NATAL Fitriani Saragih Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Email : fitrianisakhmad@gmail.com ABSTRACT This study aimed to determine the corporate
Lebih terperinciPERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012
PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012 Febriyanti Dewi Nugraheni, dan Adilistiono Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang,
Lebih terperinciREKONSILIASI FISKAL PADA PT. KARYA INSAN SATU NAMA DI SAMARINDA. Muhammad Yatim, H. Eddy Soegiarto K, Imam Nazarudin Latif
1 REKONSILIASI FISKAL PADA PT. KARYA INSAN SATU NAMA DI SAMARINDA Muhammad Yatim, H. Eddy Soegiarto K, Imam Nazarudin Latif Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda ABSTRAKSI Tujuan dari
Lebih terperinciOleh: Novia Ramayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Kata Kunci : Penyusutan Aset Tetap, Beban Pajak Badan.
ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD BERUPA KOMPUTER, PRINTER, SCANNER DAN SEJENISNYA GUNA MENGHEMAT BEBAN PAJAK BADAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO.96/KMK.03/2009 (STUDI
Lebih terperinciBAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM. diwajibkan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Sebagai Wajib Pajak badan, PT
BAB IV EVALUASI PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PPH BADAN PT LAM IV.1. Evaluasi Pelaksanaan PPh Badan PT LAM Sesuai dengan Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, setiap Wajib Pajak diwajibkan untuk memenuhi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan
Lebih terperinciModul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.
Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak.
6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis 1.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan
Lebih terperinciM. Wahyudi, Ely Kartikaningdyah Program Studi Akuntansi Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam
Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Vol. 2, No. 1, July 2014, 24-33 p-issn: 2337-7887 Article History Received May, 2014 Accepted June, 2014 Perbandingan Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.131, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Pengampunan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5899) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016
Lebih terperinciAKUNTANSI PERPAJAKAN DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: DAMPAK TAX AMNESTY TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN SESUAI DENGAN PSAK 70 Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak.,
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak. Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue)
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Penghasilan menurut Akuntansi dan Pajak Penghasilan menurut SAK No. 23 meliputi pendapatan (revenue) Maupun keuntungan ( gain ). Definisi penghasilan
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1994 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANGNOMOR 7 TAHUN 1991 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciEVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012
EVALUASI PENERAPAN PPH PASAL 23 PADA PT. BIN (PERSERO) DI TAHUN 2012 Marina Rachmat Kurniawan Lukas Tarigan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai
BAB V SIMPULAN DAN SARAN V.1 Simpulan Sebagai akhir dari pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai berikut : a. Perhitungan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI
BAB IV PEMBAHASAN IV.I Analisis Rekonsiliasi Laporan Laba Rugi Pada PT.NRI Di dalam prakteknya, ada perbedaan perhitungan laba menurut standar akuntansi keuangan menurut ketentuan peraturan perpajakan.
Lebih terperinciUU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991
Copyright 2002 BPHN UU 10/1994, PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PENGHASILAN SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1991 *8679 Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU)
Lebih terperinciBAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK. TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk
BAB IV REKONSILIASI KEUANGAN FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PT. KERAMIKA INDONESIA ASSOSIASI. Tbk IV.1 Laba Rugi Secara Komersial Keuntungan (laba) atau kerugian adalah salah satu tolak ukur
Lebih terperinciPENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB
PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK MEMINIMALKAN BEBAN PPh BADAN PADA PT. CLB Hendra Martin Christy JL Tebet Timur Dalam 4B no 9, Jakarta Selatan Email : Hendra_martin19@yahoo.com Dosen Pembimbing : Maya
Lebih terperinciPAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2
PENCATATAN PAJAK Dwi Martani 1 PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2 PAJAK PENGHASILAN Pajak atas penghasilan perusahaan yang dipotong oleh pihak
Lebih terperinci-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
-1- DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional
Lebih terperinciAnalisis Koreksi Fiskal untuk Menentukan Besarnya Pajak Terutang pada PT Furaya Transport
58 Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 8, November 215, 5866 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Analisis Koreksi Fiskal untuk Menentukan Besarnya Pajak Terutang pada PT Furaya
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT BUMI SARANA UTAMA. Dahniyar Daud *)
ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK TANGGUHAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT BUMI SARANA UTAMA Dahniyar Daud *) niardaudismail@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa penerapan
Lebih terperinciEVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI. Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk
BAB IV EVALUASI ATAS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA PT SNI Dalam rangka pemanfaatan Undang undang Perpajakan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi perusahaan pada PT SNI, penulis akan menguraikan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Koperasi Wanita Serba Usaha Setia Budi Wanita Jawa Timur)
IMPLEMENTASI TAX PLANNING DALAM UPAYA PENGHEMATAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN (Studi Pada Wanita Jawa Timur) Tyas Titi Alkasari Fransisca Yaningwati Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk menyajikan
BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perhitungan Laba Rugi Secara Komersial Laporan keuangan komersial adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan Peraturan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang bertujuan untuk
Lebih terperinciABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.
Judul : Nama : Rekonsiliasi Fiskal Sebagai Dasar Untuk Menentukan Pajak Penghasilan Terutang (Studi Kasus Usaha Dagang Wajib Pajak Orang Pribadi Tuan X Tahun Pajak 2016) I Gede Irvan Prabowo NIM : 1406043077
Lebih terperinciBAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA
BAB IV REKONSILIASI FISKAL UNTUK MENGHITUNG PAJAK TERUTANG PADA PERUSAHAAN KONTRAKTOR PT. MANDIRI CIPTA IV. 1 Penerapan Akuntansi dalam Perhitungan Laba Kena Pajak dan Pajak yang Terutang Laba adalah selisih
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers)
PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers) Oleh : Dewi Malydhasari Alumni Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS. Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Biaya Pada Laporan Laba Rugi PT. DS Pada prinsipnya terdapat perbedaan pengakuan penghasilan dan beban antara laporan keuangan komersial dengan peraturan perpajakan. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah self assesment system. Sistem pemungutan pajak tersebut mempunyai arti bahwa penentuan penetapan besarnya
Lebih terperinciBAB IV. Analisis Hasil Dan Pembahasan
65 BAB IV Analisis Hasil Dan Pembahasan A. Koreksi Fiskal Dalam Penentuan Pajak Penghasilan Badan PT. Anugerah Kemas Indah. Telah diketahui bahwa Laporan Keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Joanna Junaedi (2010) dengan judul Analisis Rekonsiliasi Fiskal Atas
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu 1. Joanna Junaedi (2010) dengan judul Analisis Rekonsiliasi Fiskal Atas Laporan Laba Rugi Komersial Dalam Penentuan PPh Terhutang Pada PT. Mutiara Intrareksa
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN
FORMULIR 1771 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERHATIAN : SEBELUM MENGISI, BACA DAHULU BUKU PETUNJUK PENGISIAN ISI DENGAN HURUF CETAK/DIKETIK
Lebih terperinciSPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK
SPT TAHUNAN PPH BADAN TERKAIT PENYAMPAIAN SURAT PERNYATAAN HARTA (SPH) UNTUK PENGAMPUNAN PAJAK Aula KPP Madya Jakarta Utara Lt.3 Selasa, 14 Maret 2017 Pembukuan Undang-Undang KUP Pasal 28 ayat (7) Memori
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH TERUTANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH:
SKRIPSI ANALISIS KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH TERUTANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH: ABDA DARMINTA SIREGAR 070503102 PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciANALISIS PERBANDINGAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL PADA PT. SURYA CITRA MEDIA (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)
ANALISIS PERBANDINGAN LABA KOMERSIAL DAN LABA FISKAL PADA PT. SURYA CITRA MEDIA (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) FARIZAH BAKARI Program Studi S1 Akuntansi, Jurusan Akuntansi Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI ANALISIS
59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses
Lebih terperinciPENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PADA PT JOGJA TUGU TRANS. Monika Innercentia Ken Sukatno. Erly Suandy. Intisari
PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PADA PT JOGJA TUGU TRANS Monika Innercentia Ken Sukatno Erly Suandy Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Babarsari 43-44, Yogyakarta
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-DAERAH TERTENTU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciCONTOH PENERAPAN DAN PENGHITUNGAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN
13 2012, No.888 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 144/PMK.011/2012 TENTANG PEMBERIAN FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
Lebih terperinciPENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD
PENERAPAN PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA PT AMD Vergi Selvia Jl. Dukuh 2 E4 No. 3 Tanjung Duren-Jakarta Barat, 087887549074, vergie_tjhia@yahoo.com Maya Safira Dewi, SE Ak., M.Si ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Beban dan Pendapatan Perusahaan Langkah pertama yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan koreksi fiskal atas laporan laba rugi perusahaan sesuai dengan undang-undang
Lebih terperinciBUKTI KAS KELUAR BUKTI KAS MASUK
BKK No. : 01/BKK Tanggal : 01 December 2009 BUKTI KAS KELUAR Dibayarkan kepada : Bagian Gaji dan Upah Jumlah Dibayar : Dua puluh tiga juta seratus dua puluh lima ribu rupiah : Pembayaran gaji karyawan
Lebih terperinciKOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI CV IRSA TAHUN 2003 SESUAI UU PERPAJAKAN
KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN NERACA DAN LABA RUGI CV IRSA TAHUN 2003 SESUAI UU PERPAJAKAN SKRIPSI Diajukan sebagai satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana ( S1 ) pada Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu pengeluaran adalah beban atau aktiva dapat berpengaruh sangat besar pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktiva tetap merupakan salah satu bagian utama dari aktiva perusahaan, karena sifatnya yang signifikan dalam laporan keuangan. Lebih jauh lagi, penentuan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 1985 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG PAJAK PENGHASILAN 1984 PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk lebih memberikan kemudahan dan kejelasan bagi masyarakat dalam memahami
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Laporan keuangan memuat informasi mengenai kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi bertujuan memberikan informasi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari
BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Pada Laporan Laba Rugi PT Anugrah Setia Lestari Pengetahuan atas ketentuan perpajakan yang benar, sangat mutlak diperlukan oleh Wajib Pajak karena dengan pengetahuan itu
Lebih terperinci