LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun"

Transkripsi

1 LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

2 LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun Layanan Informasi Mandiri WBP (Self Service)

3 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung tahun 2015 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung kepada publik atas pelaksanaan tugas dan fungsi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung pada Tahun Anggaran Selain itu, LAKIP ini juga akan menjadi bahan evaluasi yang digunakan dalam proses perencanaan program dan kegiatan di tahun-tahun berikutnya. Penyusunan LAKIP Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, serta Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tahun LAKIP ini memuat capaian-capaian dari target kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung tahun Analisis atas capaian kinerja yang dituangkan dalam LAKIP ini merupakan analisis terhadap capaian indikator kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung. Dengan menggunakan metode analisis ini, diharapkan substansi dari LAKIP Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung ini dapat menghasilkan sejumlah identifikasi terhadap capaian kinerja, sehingga bermanfaat bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dalam perjalanannya, pencapaian sasaran dan tujuan organisasi mengalami permasalahan dan hambatan baik dari aspek organisasi, tata laksana, SDM, maupun sarana dan prasarana. Dengan segala keterbatasan dan permasalahan yang ada sangat disadari bahwa hal ini akan menjadi faktor yang menjadikan tidak optimalnya kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung. Namun demikian hal tersebut bukan menjadi pengikat bagi kami untuk terus berkarya mewujudkan visi dan misi organisasi baik dalam penegakan hukum maupun pelayanan hak asasi manusia. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 i 1

4 Akhirnya, dengan semangat transparansi dan komitmen untuk memberikan kontribusi terbaik, Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung akan terus berupaya membangun kultur organisasi yang lebih transparan dan akuntabel, agar kepercayaan publik terhadap institusi Pemasyarakatan semakin meningkat. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan berbagai agenda Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung sehingga dapat terlaksana sesuai yang diharapkan. Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Pemasyarakatan serta Kementerian Hukum dan HAM. Rangkasbitung, Desember 2015 Kepala Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung KADEK ANTON BUDIHARTA LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 ii 2

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI.. iii DAFTAR TABEL.. iv BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. 1 B. TUGAS FUNGSI DAN WEWENANG... 3 C. STRUKTUR ORGANISASI. 3 D. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAKIP 4 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS... 7 B. PERJANJIAN KINERJA... 9 C. ALOKASI ANGGARAN BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI. 15 B. REALISASI ANGGARAN BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN.. 31 B. SARAN.. 33 LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 iii 3

6 DAFTAR TABEL Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun iv

7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung merupakan unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian Hukum dan HAM RI di bidang penempatan, perawatan, dan pelayanan tahanan. Bangunan Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung (pada awalnya bernama Roemah Pendjara Rangkasbitung ) dibangun pada tahun 1918 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Lokasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung berada di pusat Kota Rangkasbitung tepatnya di sebelah alun-alun Kota Rangkasbitung dan berdekatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Lebak. Sesuai dengan keberadaannya sejak awal dibangun sampai saat ini, Rutan Rangkasbitung telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi di Rutan Rangkasbitung serta memberikan gambaran tentang berbagai hal yang telah dilaksanakan serta hambatan-hambatan dalam pelaksanaan tugas, secara berkala dilakukan evaluasi yang salah satunya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan instrumen yang digunakan oleh instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi. Sistem AKIP ini terdiri dari komponen-komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran dan evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Sebagai implementasi SAKIP inilah maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun menjadi tindak lanjut dari proses pengukuran kinerja. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat sebagai implementasi Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

8 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga berdasarkan perencanaan stratejik yang telah ditetapkan. Dalam LAKIP disajikan capaian pelaksanaan program dan kegiatan pada Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung beserta analisisnya, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk tahun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung ini difokuskan pada pencapaian kinerja selama tahun LAKIP Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai : 1. Keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kegiatan dan sasaran selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berjalan. 2. Kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dan usahausaha yang dilakukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung. Sedangkan tujuan penyusunan LAKIP adalah : 1. Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Organisasi di lingkungan Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung; 2. Untuk mengetahui tingkat capaian kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung selama periode Januari sampai dengan Desember tahun berjalan; 3. Untuk bahan masukan bagi Jajaran Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Kementerian Hukum dan HAM dalam menentukan kebijakan strategis pada masa mendatang. LAKIP Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung merupakan perwujudan kewajiban organisasi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Penyusunan LAKIP ini juga merupakan salah satu perwujudan tekad untuk senantiasa bersungguh-sungguh mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

9 B. Tugas, Fungsi, dan Wewenang. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.04- PR tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara, Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung mempunyai tugas melaksanakan perawatan terhadap para tersangka atau terdakwa sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung menyelenggarakan fungsi: 1. Melakukan pelayanan dan perawatan terhadap para tersangka/terdakwa; 2. Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban Rutan; 3. Melakukan urusan tata usaha Rutan; C. Struktur Organisasi Susunan Organisasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung terdiri atas : 1. Kepala Rutan; 2. Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan; 3. Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan; 4. Kepala Sub Seksi Pengelolaan. 5. Petugas Tata Usaha Struktur organisasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dapat digambarkan pada diagram di bawah ini : KEPALA RUTAN PETUGAS TATA USAHA KEPALA KESATUAN PENGAMANAN RUTAN KEPALA SUB SEKSI PELAYANAN TAHANAN KEPALA SUB SEKSI PENGELOLAAN LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

10 Pada tingkatan di bawah Kepala Rutan terdapat tiga eselon 5 yang masing-masing mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a. Kesatuan Pengamanan Rutan Tugas : Memelihara keamanan dan ketertiban Rutan. b. Sub Seksi Pelayanan Tahanan Tugas : Melakukan pengadministrasian dan perawatan, mempersiapkan pemberian bantuan hukum dan penyuluhan bagi tahanan. c. Sub Seksi Pengelolaan Tugas : Melakukan pengurusan keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan kepegawaian di Lingkungan Rutan. d. Petugas Tata Usaha Tugas : Melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan. D. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan. 3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. 4. Undang Undang RI nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. 6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. 7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

11 8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. 9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 1999 Tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan. 10. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. 12. Peraturan Menteri Hukum dan HAM No : M.HH.-05.OT Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM. 13. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM 14. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.04 -PR Tahun 1983 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara; 15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No: PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah 16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 18. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS-19.PR Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tahun Keputusan Kepala LAN No: 239/IX/2003 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

12 21. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No: KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi LAKIP. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

13 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS-19.PR Tahun 2015 tanggal 11 Juni 2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun , ditetapkan bahwa visi, misi dan tujuan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah merupakan visi, misi, dan tujuan yang harus dipedomani oleh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Visi, misi, dan tujuannya adalah sebagai berikut : 1. Visi dan Misi Isu-isu strategis pemasyarakatan sebagai gambaran keadaan yang terus menerus dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan sistem hukum nasional yang mencakup pembangunan substansi hukum, penyempurnaan struktur hukum dan pelibatan seluruh komponen masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum tinggi untuk mendukung pembentukan sistem hukum nasional yang dicita-citakan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis maka dirumuskan visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yaitu : Visi : Menjadi Penyelenggara Pemasyarakatan yang profesional dalam penegakan hukum dan perlindungan HAM. Misi : Menegakkan hukum dan hak asasi manusia terhadap tahanan, narapidana, anak, dan klien pemasyarakatan. Mengembangkan pengelolaan pemasyarakatan dan menerapkan standar pemasyarakatan berbasis IT. Meningkatkan pastisipasi masyarakat (pelibatan, dukungan dan pengawasan) dalam penyelenggaraan pemasyarakatan. Mengembangkan profesionalisme dan budaya kerja petugas pemasyarakatan yang bersih dan bermartabat. Melakukan pengkajian dan pengembangan penyelenggaraan pemasyarakatan. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

14 Nilai-Nilai Dasar a. Profesional; b. Akuntabel; c. Sinergi; d. Transparan; e. Inovatif; 2. Tujuan. Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi serta didasarkan pada isuisu dan analisis strategis. Tujuan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah sebagai berikut : a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelaksanaan sistem pemasyarakatan. b. Terbangunnya kelembagaan yang akuntabel, transparan dan berbasis kinerja. c. Terwujudnya sinergi dengan institusi terkait dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemasyarakatan. d. Terwujudnya reintegrasi sosial WBP secara sehat dalam hidup, kehidupan, dan penghidupan. e. Terpenuhinya kebutuhan dasar WBP. f. Terlindunginya dan terpeliharanya benda sitaan dan barang rampasan negara. g. Terwujudnya keamanan dan ketertiban UPT Pemasyarakatan. h. Meningkatnya profesionalisme dan budaya kerja petugas pemasyarakatan yang bersih dan bermartabat. i. Terwujudnya penyelenggaraan pemasyarakatan berbasis teknologi informasi (menuju e-government). 3. Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui serangkaian kebijakan, program dan kegiatan prioritas agar penggunaan sumber daya dapat efisien dan efektif. Sasaran LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

15 yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, tujuan dan nilai organisasi adalah sebagai berikut : a. Perspektif Stakeholder Meningkatnya kesadaran hukum WBP dan tahanan Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pemasyarakatan Meningkatnya produktifitas WBP menuju manusia mandiri yang berdaya guna b. Perspektif Proses Internal Meningkatkan standarisasi pelayanan pemasyarakatan. Meningkatkan koordiasi dan kerjasama Meningkatkan kualitas pengawasan internal pemasyarakatan Meningkatkan partisipasi public dalam mendorong reintegrasi sosial c. Perspektif Pengembangan Organisasi Mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme dan etos kerja petugas pemasyarakatan Mengembangkan iklim dan budaya kerja yang kondusif Optimalisasi proses pemasyarakatan berbasis teknologi informasi d. Perspektif Anggaran Peningkatan akuntabilitas B. Perjanjian Kinerja Perjanjian Kinerja pada UPT Pemasyarakatan merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan UPT Pemasyarakatan yang menerima amanah/tanggungjawab/kinerja dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan sebagai pihak yang memberikan amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, Perjanjian Kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Perjanjian Kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh UPT Pemasyarakatan dalam kurun waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Berikut akan diuraikan target kinerja tahun 2015 sesuai dengan indikator setiap sasaran serta kegiatan LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

16 yang dilakukan dalam upaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun Tabel 1. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Meningkatnya 1. Persentase pelayanan tahanan 70 % kualitas pelayanan sesuai standar pemasyarakatan 2. Persentase pelayanan perawatan 70 % kesehatan sesuai standar 3. Persentase pelayanan keamanan 70 % dan ketertiban sesuai standar 4. Persentase layanan informasi dan 70 % komunikasi pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar Penjelasan indikator : 1. Indikator 1. Salah satu ukuran keberhasilan pelaksanaan tugas di Rutan adalah capaian dari pelaksanaan pelayanan sesuai standar. Pelayanan yang diberikan kepada tahanan adalah pelayanan penyuluhan hukum dan pelayanan bantuan hukum. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu : - Persentase tahanan yang mendapatkan penyuluhan hukum Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan yang mendapatkan penyuluhan hukum dibandingkan dengan jumlah seluruh tahanan pada Rutan Rangkasbitung. - Persentase tahanan yang mendapatkan bantuan hukum. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan yang mendapatkan bantuan hukum dibandingkan dengan jumlah tahanan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan hukum. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

17 2. Indikator 2 Setiap tahanan, narapidana, dan anak didik pemasyarakatan yang berada di rutan Rangkasbitung berhak untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Bentuk perawatan kesehatan yang diberikan berupa penanganan pelayanan medis terhadap tahanan dan narapidana yang sakit, pemberian makanan sesuai standar gizi yang telah ditetapkan, dan pemberian perlengkapan berupa perlengkapan tidur, perlengkapan makan, dan Perlengkapan MCK. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu : - Persentase tahanan dan narapidana yang sakit dan mendapatkan penanganan medis. Untuk mengukur keberhasilan capaian ini adalah dengan melihat jumlah penanganan medis kepada tahanan/narapidana dibandingkan dengan jumlah tahanan/narapidana yang sakit. - Persentase tahanan dan narapidana yang mendapatkan perawatan makanan sesuai standar Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan/narapidana yang mendapatkan perawatan makanan sesuai standar dibandingkan dengan jumlah seluruh tahanan/narapidana pada Rutan Rangkasbitung. - Persentase tahanan/narapidana yang mendapatkan perlengkapan tidur, makan, dan MCK. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan/narapidana yang mendapatkan perlengkapan tidur, makan, dan MCK dibandingkan dengan jumlah tahanan/narapidana pada Rutan Rangkasbitung. 3. Indikator 3. Salah satu ukuran dari keberhasilan indikator persentase pelayanan keamanan dan ketertiban sesuai standar adalah dengan melihat jumlah gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun baik gangguan keamanan dan ketertiban yang dilakukan oleh penghuni maupun pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh petugas. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

18 Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu : - Persentase kasus gangguan keamanan dan ketertiban yang telah ditindaklanjuti. Untuk mengukur keberhasilan capaian ini adalah dengan melihat jumlah kasus gangguan keamanan dan ketertiban yang telah ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah kasus gangguan keamanan dan ketertiban pada tahun Persentase Pelanggaran Kode Etik yang telah ditindaklanjuti. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah pelanggaran kode etik petugas yang telah ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah pelanggaran kode etik yang terjadi pada tahun Indikator 4. Pada saat ini, penyajian dan pengolahan data dan informasi mengenai WBP harus selalu tersedia setiap saat, baik untuk kepentingan organisasi, laporan kepada pimpinan maupun untuk konsumsi masyarakat. Pelaksanaan tugas dan fungsi Pemasyarakatan tidak akan berjalan apabila tidak didukung oleh data dan informasi. Informasi ini selanjutnya digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyusunan arah kebijakan pemasyarakatan dan pembuatan laporan. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu : - Persentase jumlah data yang uptodate yang tersedia setiap saat dalam Sistem Database Pemasyarakatan. Untuk mengukur keberhasilan capaian ini adalah dengan melihat jumlah data system database pemasyarakatan yang up to date - Persentase media layanan informasi yang digunakan. Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah media layanan informasi yang digunakan dibandingkan dengan jumlah media layanan informasi yang wajib disediakan. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

19 C. Alokasi Anggaran Pelaksanaan program dan kegiatan pada Rutan Rangkasbitung sesuai dengan DIPA Rutan Rangkasbitung T.A memperoleh dukungan anggaran sebesar ,- Dengan perincian sebagai berikut : Tabel 2. Program/ Kegiatan Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan Penyelenggaraan Pemasyarakatan di wilayah LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

20 LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

21 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok invidu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuantujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya. Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Untuk itu diperlukan indikator kinerja yang jelas, dapat dihitung, diukur, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kinerja yang baik. Pengukuran capaian kinerja Rutan Rangkasbitung tahun 2015, dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator kinerja pada masing-masing sasaran kegiatan. Pencatatan dan pengukuran kinerja dilakukan pada aspek kinerja keuangan dan non keuangan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi yang terintegrasi dalam sistem manajemen organisasi. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tahun 2015, maka diperoleh data capaian kinerja Rutan Rangkasbitung dengan perincian sebagai berikut : LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

22 Tabel 3. Capaian Kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung Tahun 2015 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatnya 1. Persentase pelayanan tahanan 70% 100% kualitas pelayanan pemasyarakatan sesuai standar 2. Persentase pelayanan 70% 100% perawatan kesehatan sesuai standar 3. Persentase pelayanan 70% 100% keamanan dan ketertiban sesuai standar 4. Persentase layanan informasi dan komunikasi pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar 70% 85% Berikut akan disampaikan penjelasan capaian dari masing-masing indikator kinerja. Indikator 1 : Persentase Pelayanan Tahanan Sesuai Standar. IKU ini memiliki target sebesar 70%. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung : - Persentase tahanan yang mendap atkan penyuluhan hukum - Persentase tahanan yang mendapatkan bantuan hukum. Berdasarkan data yang ada, kondisi tahanan dan narapidana selama lima tahun terakhir di Rutan Rangkasbitung dapat digambarkan sebagai berikut : LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

23 Tabel 4. TAHUN URAIAN (15 Des) Penghuni : Tahanan Dewasa dan Pemuda Tahanan Anak Narapidana Dewasa Anak Didik Jumlah Tabel 5. Grafik Perkembangan Tingkat Hunian Rutan Rangkasbitung 250 Jumlah Napi/Tah Jumlah Napi/Tah Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa tingkat hunian di Rutan Rangkasbitung selalu melebihi dari kapasitas Rutan. Kapasitas Rutan saat ini adalah 100 orang. Pada tahun 2015 telah dilaksanakan penyuluhan hukum dan bantuan hukum kepada tahanan dengan rincian sebagai berikut : LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

24 Jumlah Tahanan Tabel 6. Jumlah Tahanan yang mendapatkan Penyuluhan Hukum Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100 % atau 66 Orang dari 66 tahanan. Tabel 7. Jumlah tahanan yang Jumlah tahanan yang mengajukan permohonan mendapatkan bantuan hukum bantuan hukum 3 3 Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100% atau 3 orang dari 3 tahanan yang mengajukan permohonan bantuan hukum. Berdasarkan capaian dari sub indikator di atas, untuk menghitung capaian dari indikator Persentase pelayanan tahanan sesuai standar, dapat dihitung secara komulatif atas capaian dari sub indikator. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah jumlah capaian dari sub indikator dibagi dua, yaitu : 100 % + 100% = 100% Target dari indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 70%. Sehingga capaian dari inidkator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan. Faktor yang mendukung pencapaian indikator ini adalah : - Pola komunikasi dan kordinasi yang baik antara Rutan Rangkasbitung, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Banten khususnya Divisi Pelayanan Hukum, serta Organisasi Bantuan Hukum (OBH). LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

25 - Pemahaman yang baik dari petugas dan tahanan tentang bantuan hukum. Indikator 2 : Persentase Pelayanan Perawatan Kesehatan Sesuai Standar. IKU ini memiliki target sebesar 70%. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung : - Persentase tahanan dan narapidana yang sakit dan mendapatkan penanganan medis. Tabel 8. Data Kesehatan Narapidana Dan Tahanan Tahun 2015 HIV/ AIDS TBC Hepa titis Penyakit Pernafasan Penyakit Percernaan Peny. Ginjal & Saluran Kemih Peny. Susunan Syaraf Peny. Jantung & Pembuluh Darah Pykt Kulit Penyakit Mata Gangguan Jiwa/ Depresi Peny. Lain Jml Tabel 9. Jumlah Jumlah Jumlah Jenis Jumlah Tahanan dan Yang Sakit Yang Penanganan Narapidana Tahun Ditangani Rawat jalan Rawat Inap di - Poliklinik Rutan Rawat Inap di Luar 7 Rutan Jumlah Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100% atau orang dari tahanan dan narapidana yang sakit pada tahun LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

26 - Persentase tahanan dan narapidana yang mendapatkan perawatan makanan sesuai standar Tabel 10. Perawatan Makanan Tahun Jumlah Napi/Tah yang mendapat perawatan makanan Tahun 2015 Jumlah Napi/Tah Tahun Jumlah narapidana dan tahanan pada tahun 2015 berdasarkan hari tinggal adalah orang. Jumlah narapidana dan tahanan yang mendapatkan perawatan makanan adalah orang. Jadi capaiannya adalah 100%. - Persentase tahanan/narapidana yang mendapatkan perlengkapan tidur, makan, dan MCK. Tabel 11. Jumlah Napi/ Tahanan Jenis Perawatan Jumlah Napi/ Tahanan yang mendapatkan 162 Perlengkapan tidur 162 Perlengkapan makan 162 Perlengkapan MCK 162 Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100% atau 162 orang dari 162 tahanan/narapidana pada tahun Berdasarkan capaian dari sub indikator di atas, untuk menghitung capaian dari indikator Persentase pelayanan perawatan kesehatan sesuai standar, dapat dihitung secara komulatif atas capaian dari sub indikator. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah jumlah capaian dari sub indikator dibagi tiga, yaitu : LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

27 100% + 100% + 100% = 100% Target dari indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 70%. Sehingga capaian dari inidkator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan. Namun demikian secara kualitas pencapaian indikator ini terdapat beberapa catatan, yaitu: - Tidak adanya anggaran pengadaan matras, sehingga pemenuhan kebutuhan matras menggunakan matras pengadaan tahun-tahun sebelumnya yang kondisinya tentunya banyak sudah tidak layak. - Pengadaan perlengkapan MCK volumenya terbatas, sehingga hanya diberikan sekali dalam satu tahun. Indikator 3 : Persentase Pelayanan Keamanan dan Ketertiban Sesuai Standar. IKU ini memiliki target sebesar 70%. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung : - Persentase kasus gangguan keamanan dan ketertiban yang telah ditindaklanjuti - Persentase Pelanggaran Kode Etik yang telah ditindaklanjuti. Pada tahun 2015 telah dilaksanakan tindak lanjut gangguan keamanan dan ketertiban baik yang dilakukan oleh penghuni maupun petugas sebagai berikut : LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

28 Tabel 12. Data Pelanggaran Tata Tertib Tahun 2015 Jenis Gangguan Kamtib Jumlah Jumlah yang Kasus Terlibat Perkelahian - - Pemberontakan - - Penganiayaan / Kekerasan - - Kerusuhan - - Penyelundupan Narkoba - - Pelarian 1 1 Penyalahgunaan Handphone 6 6 Lain-lain - - Jumlah 7 7 Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah pelanggaran tata tertib Rutan yang dilakukan oleh WBP pada tahun 2015 adalah sebanyak 7 (tujuh) kasus. Dari pelanggaran sebanyak 7 kasus, telah ditindaklanjuti sebanyak 7 kasus. Tindaklanjut yang telah dilaksanakan adalah : JENIS PELANGGARAN TATA TERTIB Penyalahgunaan Handphone Penyalahgunaan Handphone (2 kasus) WAKTU KEJADIAN 10 Agustus Agustus 2015 Pelarian 12 Nopember 2015 Penyalahgunaan Handphone (2 kasus) Penyalahgunaan Handphone 21 Nopember Desember 2015 Tabel Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F TINDAK LANJUT LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

29 Sehingga untuk mengukur capaian dari Sub Indikator Kinerja ini adalah sebagai berikut: RKU = = = Jumlah pelanggaran tata tertib oleh WBP yang telah ditindaklanjuti Jumlah pelanggaran tata tertib oleh WBP 7 100% % 100% Jenis Pelanggaran Membantu penyalahgunaan Handphone WBP Perkelahian antara petugas Pemukulan terhadap WBP Tabel 14. Data Pelanggaran Kode Etik Tahun 2015 Waktu Kejadian Jumlah Petugas yang terlibat Tindak Lanjut 1 April Orang - Dilakukan pemeriksaan (BAP) - Teguran lisan - Surat pernyataan - Menjadi catatan dalam evaluasi kinerja yang bersangkutan 27 Juli Orang - Dilakukan pemeriksaan (BAP) - Teguran lisan - Menjadi catatan dalam evaluasi kinerja yang bersangkutan 21 September Orang - Dilakukan pemeriksaan (BAP) - Teguran lisan - Menjadi catatan dalam evaluasi kinerja yang bersangkutan Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Petugas pada tahun 2015 adalah sebanyak 3 (tiga) LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

30 kasus. Dari pelanggaran sebanyak 3 kasus, telah ditindaklanjuti sebanyak 3 kasus. Sehingga untuk mengukur capaian dari Sub Indikator Kinerja ini adalah sebagai berikut: RKU = = = Jumlah pelanggaran kode etik oleh Petugas yang telah ditindaklanjuti Jumlah pelanggaran kode etik oleh Petugas 3 100% % 100% Berdasarkan capaian dari sub indikator di atas, untuk menghitung capaian dari indikator Persentase pelayanan tahanan sesuai standar, dapat dihitung secara komulatif atas capaian dari sub indikator. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah jumlah capaian dari sub indikator dibagi dua, yaitu : 100% + 100% = 100% Target dari indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 70%. Sehingga capaian dari inidkator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan. Faktor yang mendukung pencapaian indikator ini adalah : - Berjalannya tugas dan fungsi dari Tim Satgas Kamtib dan Tim Pengawasan internal dalam menegakkan peraturan dan kode etik bagi petugas. - Adanya komutmen dan konsistensi dalam penegakan disiplin baik bagi warga binaan pemasyarakatan maupun petugas. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

31 Indikator 4 : Persentase Layanan Informasi dan Komunikasi Pemasyarakatan Yang Diberikan Sesuai Standar. IKU ini memiliki target sebesar 70%. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung : - Persentase jumlah data yang uptodate yang tersedia setiap saat dalam Sistem Database Pemasyarakatan. Untuk mengukur pencapaian indikator ini, maka dapat dilihat dari capaian dari masing-masing sub indikator yaitu : 1. Kelengkapan data registrasi yang up to date pada tahun 2015 Tabel 15. Jenis Data Kriteria/ Kontent Status ( %) 1. Kuantitas Data 100% 2. Foto 100% 3. Sidik Jari 100% 4. Penerimaan dan Penolakan Tahanan/ Narapidana 100% 5. Perpanjangan Tahanan 100% Manajeman Registrasi 6. Pengalihan Jenis Tahanan 7. Mutasi Golongan / Berkas 100% 100% 8. Mutasi UPT 100% 9. Remisi / Grasi 75% 10. Surat Sidang 100% 11. Pembayaran Denda / Subsider 100% 12. Meninggal Dunia 100% Capaian (%) 98% 2. Kelengkapan data integrasi dan pembinaan yang up to date pada tahun 2015 LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

32 Jenis Data Integrasi dan Pembinaan Tabel 16. Kriteria/ Kontent Status ( %) 1. Administasi PB Online 70% 2. Sidang TPP 70% 3. Admisi dan Orientasi - 4. Pembinaan Kepribadian - 5. Pembinaan Kemandirian - 6. Sistem Perwalian - 7. Tamping/ Pemuka / Pekerja - Capaian (%) 20% 3. Kelengkapan data keamanan yang up to date pada tahun 2015 Tabel 17. Jenis Data Kriteria/ Kontent Status Capaian ( %) (%) 1. Administrasi Keamanan (Sarpras) - 2. Manajeman Blok dan Kamar 50% 3. Manajeman Penghuni Baru 100% Manajeman 4. Manajeman Blok Keamanan Penampungan - 38% 5. Surat Mutasi Kamar 55% 6. Pelanggaran / Register F - 7. Pengasingan / Register H - 8. Portir (P2U) 100% 4. Kelengkapan data layanan kunjungan yang up to date pada tahun 2015 Tabel 18. Status Capaian Jenis Data Kriteria/ Kontent ( %) (%) 1. Pendaftaran Kunjungan 100% Layanan 2. Manajeman Pemanggilan Kunjungan 90% Antrian LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

33 3. Manajeman Ruang Kunjungan 90% 4. Pemanggilan WBP 90% 5. Manajeman Ruang Kunjungan 100% 94% 5. Kelengkapan data SMS Gateway yang up to date pada tahun 2015 Tabel 19. Jenis Data Kriteria/ Kontent Status Capaian ( %) (%) 1. Laporan Harian Penghuni 100% 2. Laporan Bulanan Khusus 100% 3. Laporan Bulanan Klasifikasi Smslap / Anak 100% SMS 4. Lapbul Perawatan 100% Gateway 5. Lapbul SDM 100% 100% 6. Lapbul Anggaran dan Realisasi 100% 7. Laporan Keamanan dan Ketertiban 100% 8. Laporan Insidentil 100% Sesuai dengan capaian kinerja di atas maka diperoleh capaian sub indikator pada tahun 2015 dengan menjumlahkan masing-masing capaian yaitu sebesar 70% - Persentase media layanan informasi yang digunakan. Tabel 20. Media Informasi Sudah Belum Capaian Digunakan Digunakan Website/Blog V 100 % Touchscreen (Self V LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

34 Service) Banner/Leflet V Papan Informasi V Ruang Layanan V Informasi Media Sosial V (Twiter, Facebook, dll) Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100 % atau 6 media informasi dari 6 media informasi yang wajib digunakan sesuai standar. Berdasarkan capaian dari sub indikator di atas, untuk menghitung capaian dari indikator Persentase layanan informasi dan komunikasi pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar, dapat dihitung secara komulatif atas capaian dari sub indikator. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah jumlah capaian dari sub indikator dibagi dua, yaitu : 70% + 100% = 85% Target dari indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 70%. Sehingga capaian dari inidkator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan. Namun demikian terdapat beberapa catatan dalam pencapaian indikator ini, yaitu: - Minimnya sarana dan prasarana yang ada. - Minimnya anggaran yang ada yang mendukung pelaksanaan layanan informasi. - Minimnya petugas yang memiliki kapasitas dalam memberikan layanan informasi. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

35 B. REALISASI ANGGARAN Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung memiliki pagu anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp ,-. Realisasi anggaran tahun 2015 adalah sebesar Rp atau sebesar 95,57%, dengan perincian sebagai berikut : Tabel 21..KODE URAIAN PAGU REALISASI SISA Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah Dokumen perencanaan penganggaran dan pelaporan % REALI- SASI ,57% ,57% ,63% Layanan pembinaan ,58% Layanan perawatan % Layanan informasi dan komunikasi ,30% Layanan keamanan dan ketertiban ,59% Layanan perkantoran ,82% Peralatan dan fasilitas ,36% perkantoran Gedung/bangunan ,40% Dari table di atas dapat dilihat bahwa terdapat output yang terdapat sisa anggaran lebih (SAL) yang cukup besar, yaitu pada output 005 khususnya pada sub komponen pengadaan bahan makanan narapidana/tahanan. Belanja modal juga menyumbang SAL yang cukup banyak karena adanya sisa anggaran hasil optimalisasi lelang. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

36 LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

37 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Sebagai salah satu perwujudan akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan kegiatan dan anggarannya, Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun LAKIP tahun 2015 menyajikan informasi mengenai capaian kinerja seluruh rangkaian program dan kegiatan Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung, baik dari aspek finansial maupun non-finansial, selama tahun 2015 secara komprehensif sebagai wujud pertanggung jawaban publik (public accountability). LAKIP ini disusun berdasarkan dokumen Perencanaan Kinerja dan dokumen Penetapan Kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung tahun 2015 yang mengacu sepenuhnya pada Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun Secara garis besar capaian kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung pada tahun 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 22. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi Meningkatnya 1. Persentase pelayanan tahanan 70 % 100% kualitas pelayanan pemasyarakatan sesuai standar 2. Persentase pelayanan 70 % 100% perawatan kesehatan sesuai standar 3. Persentase pelayanan 70 % 100% keamanan dan ketertiban sesuai standar 4. Persentase layanan informasi dan komunikasi 70 % 85% LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

38 pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar Dari tabel diatas maka realisasi capaian IKU Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung adalah : IKU Tabel 23. Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan Target Realisasi Nilai Kinerja 70% 96% 137% Dari hasil capaian tersebut, maka realisasi kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung adalah sebesar 96%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung di tahun 2015 telah melebihi target. Nilai kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung berdasarkan hasil penghitungan di atas adalah sebesar 137% (Sangat Baik). Tabel 24. CAPAIAN KINERJA RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB RANGKASBITUNG TAHUN % 120% 100% 80% 60% 40% 20% 0% 137% 96% 70% TARGET KINERJA REALISASI KINERJA NILAI KINERJA Secara umum, pencapaian kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung pada tahun 2015 sudah cukup maksimal. Hal ini tidak lepas dari peran serta seluruh elemen organisasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

39 Rangkasbitung yang terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, program strategis serta partisipasi publik melalui berbagai kemitraan dengan pihak ketiga. Selama proses pencapaian hasil, berbagai kendala dan permasalahan seringkali timbul sebagai faktor penghambat. Secara umum permasalahan yang menjadi hambatan yang berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas capaian Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung adalah sebagai berikut : 1. Minimnya kualitas dan kuantitas SDM Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung. 2. Minimnya dukungan anggaran dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan. 3. Belum optimalnya pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah pada Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung. 4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pemasyarakatan. 5. Belum berjalannya proses pemasyarakatan secara optimal. 6. Minimnya program dan kegiatan yang dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM Pemasyarakatan. B. Saran Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas maka guna meningkatkan kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung khususnya dalam pencapaian sasaran perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menguatkan koordinasi antara Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten, Ditjen Pemasyarakatan dan Sekretariat Jenderal serta pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas pemasyarakatan. 2. Meningkatkan kapasitas SDM Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung melalui kegiatan bimbingan teknis, pelatihan, diklat teknis pemasyarakatan dan kegiatan coaching serta mentoring dari pimpinan. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

40 3. Meningkatkan alokasi anggaran Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dalam rangka memenuhi kebutuhan standar kegiatankegiatan teknis pemasyarakatan 4. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pemasyarakatan. 5. Meningkatkan dan menguatkan sistem pengawasan baik terhadap warga binaan pemasyarakatan maupun terhadap petugas pemasyarakatan. LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

41 LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 PONDOK ASIMILASI (OPEN CAMP) BUDIDAYA BAWANG MERAH 35

Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja RSUD dr Hasri Ainun Habibie Provinsi Gorontalo merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi kebijakan..., Atiek Meikhurniawati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi kebijakan..., Atiek Meikhurniawati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direktorat Jenderal Pemasyarakatan marupakan instansi pemerintah yang berada dibawah naungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI yang memiliki visi pemulihan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS KINERJA TAHUN 2015 2019 PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah salah satu rangkaian kegiatan yang harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cita cita yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cita cita yang ingin dicapai oleh instansi pemerintah maupun bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah yang transparan, partisipatif, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik dan kesejahteraan rakyat menjadi salah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA KATA PENGANTAR

REFORMASI BIROKRASI PENGADILAN AGAMA JAKARTA UTARA KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Keterpihakan Pengadilan Agama Jakarta Utara serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Mahkamah Agung Republik Indonesia merupakan suatu amanah yang harus diikuti

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2015 KATA PENGANTAR Upaya Peningkatan Kinerja Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum dilaksanakan melalui Penilaian Kinerja terhadap Pengadilan Negeri di seluruh Indonesia telah dimulai tahun 2014 yang lalu.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

Sasaran Strategis I Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi

Sasaran Strategis I Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Indikator Kinerja Target Realisasi LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH MAHKAMAH AGUNG TAHUN 2016 i i RINGKASAN EKSEKUTIF Mahkamah Agung Republik Indonesia mempunyai kedudukan dan peran strategis dalam melaksanakan prioritas pertama RPJMN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-05.OT.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN NOMOR M.01-PR.07.03 TAHUN 1985 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat : BAB I PENDAHULUAN I.1 KONDISI UMUM ORGANISASI B agian Hukum dibentuk berdasarkan Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN-I/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Standardisasi Nasional. Bagian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.IN.04.03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN, KANTOR

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 217 218 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI SAUMLAKI TAHUN 217. Pengadilan Negeri Saumlaki Website : www.pn-saumlaki.go.id 1/3/218 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) PENGADILAN

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS.

KATA PENGANTAR BUPATI BARRU, TTD. Ir. H. ANDI IDRIS SYUKUR, MS. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu Wata ala yang telah memberi rahmat dan karunia-nya, sehingga dokumen Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Kabupaten Barru Tahun

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011

RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 RINGKASAN LAKIP MAHKAMAH SYAR IYAH ACEH TAHUN 2011 ARAH KEBIJAKAN Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu)

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I. KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02.

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I. KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02.01 Tahun 2011 KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN III 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ. KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 01/PJ.01/2012 TENTANG PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1 Kata Pengantar Reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara Tahun 2012 dapat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.... i DAFTAR ISI... ii EXECUTIVE SUMMARY... 1-4 BAB I PENDAHULUAN..... 5 A. Latar Belakang... 5 B. Kedudukan,Tugas dan Fungsi Pengadilan Tinggi Yogyakarta... 5-7 C. Organisasi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

LAKIP INSPEKTORAT KAB. BEKASI

LAKIP INSPEKTORAT KAB. BEKASI 1 Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Inspektorat Kabupaten Bekasi Tahun 2016 dapat kami selesaikan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 26 2 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2. Pengadilan Negeri Saumlaki Website : www.pn-saumlaki.go.id /2/26 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) PENGADILAN NEGERI SAUMLAKI TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS RUTAN KLAS IIB MAMUJU PERIODE

LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS RUTAN KLAS IIB MAMUJU PERIODE LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS RUTAN KLAS IIB MAMUJU PERIODE BULAN JANUARI S/D MARET TAHUN 202 KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM SULAWESI BARAT LAPORAN PELAKSANAAN TUGAS RUTAN KLAS IIB MAMUJU TAHUN 202

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1452, 2014 KEMENKUMHAM. Pengubahan Klas. UPT. Pemasyarakatan. Penilaian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan bahwa setiap lembaga pemerintah

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2015 KEPUTUSAN INSPEKTUR INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 800/Kep.859 Insp/2015 Tentang PENETAPAN

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016

KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 KABUPATEN BADUNG DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 RSUD KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 DAFTAR ISI Halaman Penetapan Kinerja...... Kata Pengantar...... Daftar Isi...

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR JAMBI NOMOR : /KEP.GUB/BAPPEDA-2/2012 TANGGAL : 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi sebagai titik tolak pembenahan sistem sosial politik di tanah air semakin

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK PEMERINTAH KABUPATEN SIAK DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2016 1 KATA PENGANTAR Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja didasarkan pada Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penegakan Hukum yang dilaksanakan oleh Mahkamah Syar iyah Aceh tidak dapat terlepas dari birokrasi yang merupakan salah satu wahana dalam penyelenggaraan kekuasaan kehakiman.

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya perlakuan terhadap

Lebih terperinci

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG

PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG PERUBAHAN INDIKATOR KINERJA UTAMA 2010-2015 RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BADUNG JALAN RAYA KAPAL - MENGWI BADUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami

Lebih terperinci

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja

Kata Pengantar. aporan Akuntabilitas Kinerja Biro Umum Sekretariat Jenderal Ombudsman RI merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja Kata Pengantar L pencapaian tujuan dan sasaran strategis Tahun Anggaran aporan Akuntabilitas Kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban atas kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Ombudsman RI sesuai dengan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDUNG 2014 KATA PENGANTAR Bidang kependudukan merupakan salah satu hal pokok dan penting

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.03 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN MENTERI HUKUM DAN

Lebih terperinci

PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI SULAWESI SELATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BARRU NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2016-2021 BUPATI BARRU, Menimbang: a. bahwa berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi KATA PENGANTAR Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategik merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan

Lebih terperinci