Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan."

Transkripsi

1

2 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Direktorat Jenderal Pemasyarakatan kepada publik atas pelaksanaan tugas dan fungsi Ditjen Pemasyarakatan pada Tahun Anggaran 01. Selain itu, LAKIP ini juga akan menjadi bahan evaluasi yang digunakan dalam proses perencanaan kebijakan strategis di tahun-tahun berikutnya. Penyusunan LAKIP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, serta Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor M.HH 01.PR Tahun 010. LAKIP ini memuat capaian-capaian dari target kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01. Target yang telah ditetapkan pada masing-masing indikator beserta cara penghitungan pencapaian indikator tersebut, merupakan kesepakatan bersama antara Direktur Jenderal Pemasyarakatan beserta para pejabat eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan seperti tertuang dalam Dokumen Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 01. Analisis atas capaian kinerja yang dituangkan dalam LAKIP ini merupakan gabungan dari analisis terhadap capaian IKU Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan metode analisis yang digunakan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Dengan menggabungkan kedua metode analisis ini, diharapkan substansi dari LAKIP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ini dapat menghasilkan sejumlah identifikasi terhadap celah kinerja yang lebih tajam daripada LAKIP tahun sebelumnya, sehingga bermanfaat bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. LAKIP DITJENPAS 01 i

3 Dalam perjalanannya, pencapaian sasaran dan tujuan organisasi mengalami permasalahan dan hambatan baik dari aspek organisasi, tata laksana, SDM, maupun sarana dan prasarana. Dengan segala keterbatasan dan permasalahan yang ada sangat disadari bahwa hal ini akan menjadi faktor yang menjadikan tidak optimalnya kinerja organisasi Ditjen Pemasyarakatan. Namun demikian hal tersebut bukan menjadi pengikat bagi kami untuk terus berkarya mewujudkan visi dan misi organisasi baik dalam penegakan hukum maupun pelayanan hak asasi manusia. Akhirnya, dengan semangat transparansi dan komitmen untuk memberikan kontribusi terbaik, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan akan terus berupaya membangun kultur organisasi yang lebih transparan dan akuntabel, agar kepercayaan publik terhadap institusi Pemasyarakatan semakin meningkat. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan berbagai agenda Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sehingga dapat terlaksana sesuai yang diharapkan. Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Jakarta, Desember 01 Direktur Jenderal Pemasyarakatan SIHABUDIN LAKIP DITJENPAS 01 ii

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. i iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. 1 B. TUGAS DAN WEWENANG DITJEN PEMASYARAKATAN C. STRUKTUR ORGANISASI. 3 D. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAKIP 9 E. SISTEMATIKA PENYAJIAN BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS... 1 B. PENETAPAN KINERJA TAHUN C. ALOKASI ANGGARAN BELANJA TAHUN BAB III CAPAIAN KINERJA DITJEN PEMASYARAKATAN A. DIREKTORAT BINA NARAPIDANA DAN PELAYANAN TAHANAN. 4 B. DIREKTORAT BINA PENGELOLAAN BASAN DAN BARAN. 64 C. DIREKTORAT BINA KEAMANAN DAN KETERTIBAN D. DIREKTORAT BINA KESEHATAN DAN PERAWATAN NARAPIDANA DAN TAHANAN 100 E. DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK 119 F. DIREKTORAT INFORMASI DAN KOMUNIKASI G. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN. 186 BAB IV PENUTUP.. 05 A. KESIMPULAN.. 05 B. SARAN.. 3 LAKIP DITJENPAS 01 iii

5 A. Latar Belakang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan instrumen yang digunakan oleh instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi. Sistem AKIP ini terdiri dari komponen-komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran dan evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Sebagai implementasi SAKIP inilah maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun menjadi tindak lanjut dari proses pengukuran kinerja. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat sebagai implementasi Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga berdasarkan perencanaan stratejik yang telah ditetapkan. Dalam LAKIP disajikan capaian pelaksanaan program dan kegiatan pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan beserta analisisnya, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk tahun 01. Dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ini difokuskan pada pencapaian kinerja selama tahun 01. LAKIP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai : a) Keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kegiatan dan sasaran selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berjalan. b) Kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dan usahausaha yang dilakukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Sedangkan tujuan penyusunan LAKIP adalah : a) Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan; LAKIP DITJENPAS 01 Page 1

6 b) Untuk mengetahui tingkat capaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan selama periode Januari sampai dengan Desember tahun berjalan; c) Untuk bahan masukan bagi Jajaran Pimpinan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Kementerian Hukum dan HAM dalam menentukan kebijakan strategis pada masa mendatang. LAKIP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan merupakan perwujudan kewajiban organisasi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Penyusunan LAKIP ini juga merupakan salah satu perwujudan tekad untuk senantiasa bersungguh-sungguh mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip good governance B. Tugas dan Wewenang Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Berdasarkan Peraturan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI Nomor M.HH-05.OT tahun 010 tanggal 30 Desember 010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan menyelenggarakan fungsi: 1. perumusan kebijakan di bidang pemasyarakatan;. pelaksanaan kebijakan di bidang pemasyarakatan; 3. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pemasyarakatan; 4. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pemasyarakatan; dan 5. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. LAKIP DITJENPAS 01 Page

7 C. Struktur Organisasi Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan terdiri atas : 1. Sekretariat Direktorat Jenderal;. Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban; 3. Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan; 4. Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara; 5. Direktorat Informasi dan Komunikasi; 6. Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak; dan 7. Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan. Struktur organisasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dapat digambarkan pada diagram di bawah ini : DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN SEKRETARIAT DIREKTORAT DIREKTORAT BINA KEAMANAN DAN KETERTIBAN DIREKTORAT BINA KESEHATAN DAN PERAWATAN NARAPIDANA DAN TAHANAN DIREKTORAT BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK DIREKTORAT BINA PEMBINAAN NARAPIDANA DAN PELAYANAN TAHANAN DIREKTORAT BINA PENGELOLAAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DIREKTORAT INFORMASI DAN KOMUNIKASI Pada tingkatan di bawah Direktorat Jenderal terdapat 6 eselon II (Direktorat Teknis) dan 1 Eselon II (pendukung/fasilitatif), yang masing-masing mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut : a. Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tugas : LAKIP DITJENPAS 01 Page 3

8 Memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Fungsi : 1. Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran;. Pengelolaan urusan kepegawaian; 3. Pengelolaan urusan keuangan; 4. Pelaksanaan urusan perlengkapan; 5. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan; dan 6. Pelaksanaan urusan umum. b. Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban Tugas : Melaksanakan penyiapan rumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina keamanan dan ketertiban sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Fungsi : 1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan di bidang bina keamanan dan ketertiban;. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan pelayanan di bidang bina keamanan dan ketertiban; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria di bidang bina keamanan dan ketertiban; 4. Penyiapan rancangan kebijakan standardisasi sarana hunian dan keamanan, dan standardisasi pengendalian hunian di unit pelaksanan teknis Pemasyarakatan; 5. Penyiapan rancangan kebijakan pencegahan dan penindakan gangguan keamanan dan ketertiban di unit pelaksana teknis Pemasyarakatan; 6. Penyiapan rancangan kebijakan pembinaan dan pengawasan internal petugas Pemasyarakatan, advokasi dan bantuan hokum serta LAKIP DITJENPAS 01 Page 4

9 bimbingan teknis petugas keamanan dan ketertiban di unit pelaksana teknis Pemasyarakatan; 7. Penyiapan rancangan kebijakan pelayanan pengaduan, standardisasi sistem layanan pengaduan, investigasi dan pengaduan masyarakat, serta evaluasi dan penyusunan laporan bina keamanan dan ketertiban; dan 8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban. c. Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan Fungsi : 1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan di bidang bina kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan;. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan pelayanan di bidang bina kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria di bidang bina kesehatan dan perawatan narapidana dan tahanan; 4. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang gizi, bahan makanan, sarana dan prasarana makanan di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan negara; 5. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang standardisasi kesehatan, pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana kesehatan, serta sanitasi dan kesehatan lingkungan di unit pelaksana teknis Pemasyarakatan; 6. Penyiapan kebijakan, pembinaan dan pelaksanaan teknis di bidang pencegahan penyakit menular dan ketergantungan narkotika psikotropika dan zat adiktif di lembaga pemasyarakatan dan rumah LAKIP DITJENPAS 01 Page 5

10 tahanan negara, serta rehabilitasi medic dan rehabilitasi social warga binaan pemasyarakatan; 7. Penyiapan kebijakan, pembinaan dan pelaksanaan teknis di bidang perlindungan kelompok rentan dan resiko tinggi serta penyiapan evaluasi dan penyusunan laporan kesehatan dan perawatan; dan 8. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan. d. Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Fungsi : 1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan di bidang bina pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara;. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan pelayanan di bidang bina pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan criteria di bidang bina pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara; 4. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang registrasi dan identifikasi benda sitaan dan barang rampasan negara; 5. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang pengamanan dan pemeliharaan benda sitaan dan barang rampasan negara; 6. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang mutasi dan penghapusan benda sitaan dan barang rampasan negara; 7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara. e. Direktorat Informasi dan Komunikasi Tugas : LAKIP DITJENPAS 01 Page 6

11 Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi dan komunikasi sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Fungsi : 1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan di bidang informasi dan komunikasi;. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan pelayanan di bidang informasi dan komunikasi; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang informasi dan komunikasi; 4. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang data dan informasi; 5. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang komunikasi; 6. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang kerjasama; dan 7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Informasi dan Komunikasi. f. Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Fungsi : 1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan di bidang bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak;. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan pelayanan di bidang bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak; LAKIP DITJENPAS 01 Page 7

12 4. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang registrasi anak dan klien dewasa; 5. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang pendidikan; 6. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang perlindungan dan pengentasan anak; 7. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang bimbingan dan pengawasan klien dewasa; 8. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang penelitian kemasyarakatan; dan 9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak. g. Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan Tugas : Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bina narapidana dan pelayanan tahanan sesuai dengan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan. Fungsi : 1. Penyiapan perumusan rancangan kebijakan di bidang bina narapidana dan pelayanan tahanan;. Pelaksanaan pembinaan, bimbingan dan pelayanan di bidang bina narapidana dan pelayanan tahanan; 3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bina narapidana dan pelayanan tahanan; 4. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang registrasi dan klasifikasi; 5. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang pelayanan tahanan dan bantuan hukum; 6. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang integrasi dan tim pengamat pemasyarakatan; LAKIP DITJENPAS 01 Page 8

13 7. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang bimbingan kemandirian; 8. Penyiapan kebijakan, pembinaan, dan pelaksanaan teknis di bidang bimbingan kepribadian; dan 9. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan. D. Dasar Hukum Penyusunan LAKIP 1. Undang Undang RI nomor 8 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 3. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. 4. Peraturan Menteri Hukum dan HAM No: M.01 PR Tahun 007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Hukum dan HAM. 5. Peraturan Menteri Hukum dan HAM No: M.01 PR Tahun 007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM 6. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No: PER/9/M.PAN/5/007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah 7. Peraturan Menteri Negara Pendayaunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 8. Peraturan Menteri Negara Pendayaunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 9 Tahun 010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 9. Keputusan Kepala LAN No: 39/IX/003 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP. 10. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No: KEP/135/M.PAN/9/004 tentang Pedoman Umum Evaluasi LAKIP. LAKIP DITJENPAS 01 Page 9

14 11. Peraturan Menteri Hukum dan HAM No: M.HH 01.PR Tahun 010 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun Keputusan Menteri Hukum dan HAM No: M.HH 06.OT.0.01 Tahun 010 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 49/PMK.0/011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga. E. Sistematika Penyajian LAKIP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01 ini menjelaskan pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan selama periode Januari-Desember 01. Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan rencana kinerja sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja yang dituangkan dalam LAKIP ini merupakan gabungan dari analisis terhadap capaian IKU Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan metode analisis yang digunakan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Dengan menggabungkan kedua metode analisis ini, diharapkan substansi dari LAKIP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan ini dapat menghasilkan sejumlah identifikasi terhadap celah kinerja yang lebih tajam daripada LAKIP tahun sebelumnya, sehingga bermanfaat bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang. Dengan kerangka berpikir seperti itu, sistematika penyajian LAKIP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah sebagai berikut : a. Bab I (Pendahuluan), menjelaskan secara ringkas latar belakang, tugas dan wewenang, struktur oragnisasi, dasar hukum penyusunan LAKIP serta sistematika penyajiannya. b. Bab II (Rencana Strategis), menjelaskan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan , Penetapan Kinerja Tahun 01, serta Alokasi Anggaran Tahun 01. LAKIP DITJENPAS 01 Page 10

15 c. Bab III (Capaian Kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan), menjelaskan berbagai capaian organisasi selama periode Januari-Desember 01 berikut analisisnya, serta realisasi anggaran dalam rangka pencapaian kinerja dan penggunaan sumber daya. d. Bab IV (Penutup), berisi kesimpulan atas LAKIP Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01. LAKIP DITJENPAS 01 Page 11

16 A. Rencana Strategis 1. Visi, Misi, dan Tujuan Sesuai dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Mamnusia RI Nomor : M.HH-01.PR Tahun 010 tanggal 7 Januari 010 tentang Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun , ditetapkan bahwa visi, misi dan tujuan dari Kementerian Hukum dan HAM adalah merupakan visi, misi, dan tujuan yang harus dipedomani oleh Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal, Direktorat Jenderal, Badan, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM, serta Kantor Satuan Kerja Pelaksana Teknis. Visi, misi, dan tujuannya adalah sebagai berikut : a. Visi dan Misi Kementerian/Lembaga. Isu-isu strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai gambaran keadaan yang terus menerus dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan sistem hukum nasional yang mencakup pembangunan substansi hukum, penyempurnaan struktur hukum dan pelibatan seluruh komponen masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum tinggi untuk mendukung pembentukan sistem hukum nasional yang dicita-citakan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan sistem hukum nasional sebagaimana yang dicita-citakan adalah mewujudkan sistem hukum nasional yang menjamin tegaknya supremasi hukum dan hak asasi manusia yang berdasarkan keadilan dan kebenaran. Berlandaskan hal tersebut maka dirumuskan visi dan misi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia yaitu : Visi : Masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum Misi : Melindungi Hak Asasi Manusia LAKIP DITJENPAS 01 Page 1

17 Tata Nilai 1) Kepentingan Masyarakat; ) Integritas; 3) Responsif; 4) Akuntabel; 5) Profesional; b. Tujuan. Tujuan merupakan penjabaran dari misi dan juga dimaksudkan sebagai kerangka dasar serta arah pelaksanaan kebijakan dan kegiatan prioritas pembangunan. Tujuan pembangunan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun adalah: 1. Menciptakan Supremasi Hukum;. Memberdayakan Masyarakat untuk Sadar Hukum dan Hak Asasi Manusia; 3. Memperkuat Manajemen dan Kelembagaan secara Nasional; 4. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia. c. Sasaran Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui serangkaian kebijakan, program dan kegiatan prioritas agar penggunaan sumber daya dapat efisien dan efektif. Sasaran pembangunan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tahun adalah : 1. Pembentukan peraturan perundang-undangan mampu menjawab kebutuhan masyarakat dan perkembangan global secara tepat waktu;. Seluruh peraturan perundang-undangan di tingkat pusat maupun daerah harmonis dan melindungi kepentingan nasional; 3. Seluruh pengawasan dan penindakan dilakukan secara konsisten untuk menjamin kepastian hukum; LAKIP DITJENPAS 01 Page 13

18 4. Seluruh desa sadar hukum; 5. Seluruh masyarakat, terutama kelompok rentan dan minoritas memperoleh perlindungan dan pemenuhan atas hak asasinya; 6. Hak kekayaan intelektual masyarakat menjadi produk bernilai ekonomi yang diakui secara internasional; 7. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilakukan secara tepat waktu dan terintegrasi serta berdasarkan data yang akurat; 8. Seluruh unit kerja memenuhi standar pelayanan prima dan mencapai target kinerjanya dengan administrasi yang akuntabel; 9. Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagai Law Centre memiliki kantor pelayanan hukum dan Hak Asasi Manusia di setiap kabupaten/kota; 10. Seluruh aparatur hukum dan hak asasi manusia memiliki kompetensi sesuai bidangnya dan memperoleh pengembangan karir yang jelas; 11. Seluruh unit kerja memiliki sumber daya manusia profesional sesuai kebutuhan dan kaderisasi yang berkesinambungan.. Arah Kebijakan dan Strategi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Rencana strategis kementerian Hukum dan HAM merupakan bagian integral dalam proses perencanaan strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja. Sasaran-sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang terkait. Dengan demikian, apabila seluruh sasaran yang ditetapkan telah dicapai diharapkan bahwa tujuan strategis terkait juga telah dapat dicapai. Visi dan misi Kementerian Hukum dan HAM dirumuskan dan dijabarkan lebih operasional ke dalam sejumlah kegiatan prioritas sehingga lebih mudah diimplementasikan dan diukur tingkat keberhasilannya. Sesuai dengan penetapan sasaran kinerja dalam Rencana Strategi Tahun , maka indikator pencapaian target sasaran dapat dijelaskan sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 14

19 TUJUAN SASARAN KEGIATAN URAIAN INDIKATOR KINERJA Meningkatnya kualitas 1. Meningkatnya persentase UPT 1.1 Persentase Rutan dan Lapas yang memenuhi Pembinaan penyelenggaraan penyelenggaraan Pemasyarakatan standar hunian dan kegiatan di yang aman dan keamanan bidang keamanan pelaksanaan tertib untuk 1. Persentase pelanggaran dan ketertiban sistem menjamin HAM, kasus pemasyarakatan kepastian penyebaran NAPZA, hokum kejahatan terorganisir masyarakat dan pelanggaran kode etik petugas pemasyarakatan di UPT PAS 1.3 Persentase pengaduan masyarakat maupun tahanan dan warga binaan pemasyarakatan yang ditindaklanjuti secara cepat dan tepat 1.4 Persentase tindak lanjut pelanggaran HAM, kasus penyebaran NAPZA, kejahatan terorganisir dan pelanggaran kode etik petugas pemasyarakatan di UPT PAS.. Meningkatnya.1 Persentase tahanan dan Pembinaan persentase narapidana yang penyelenggaraan tahanan dan teregistrasi dan kegiatan di narapidana yang terklasifikasi secara bidang pelayanan memperoleh tepat waktu dan tahanan dan registrasi, pelayanan dan akuntabel. Persentase tahanan pembinaan narapidana pembinaan yang memperoleh secara tepat pelayanan dan bantuan waktu dan hukum secara tepat akuntabel waktu dan akuntabel.3 Persentase narapidana yang memperoleh program reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel.4 Persentase narapidana yang terserap di kegiatan kerja secara tepat waktu dan akuntabel.5 Persentase narapidana yang memperoleh LAKIP DITJENPAS 01 Page 15

20 3. Meningkatnya persentase anak dan klien pemasyarakatan yang memperoleh registrasi, pendidikan, pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel 4. Meningkatnya persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola secara tepat waktu dan akuntabel pembinaan kepribadian secara tepat waktu dan akuntabel. 3.1 Persentase anak dan klien pemasyarakatan yang terintegrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel 3. Persentase anak yang memperoleh pendidikan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel 3.3 Persentase anak yang memperoleh pendampingan dan pembimbingan secara tepat waktu dan akuntabel 3.4 Persentase klien pemasyarakatan yang memperoleh pembimbingan dan pengawasan secara tepat waktu dan akuntabel 3.5 Persentase anak dank lien pemasyarakatan yang mendapatkan litmas secara tepat waktu dan akuntabel 4.1 Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang diregistrasi/diidentifikasi secara tepat waktu dan akuntabel 4. Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang diamankan dan dipelihara secara tepat waktu dan akuntabel 4.3 Persentase mutasi dan penghapusan benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang tepat waktu dan akuntabel Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan negara LAKIP DITJENPAS 01 Page 16

21 5. Meningkatnya persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan dan pelayanan kesehatan sesuai standar 6. Meningkatnya kelengkapan data dan informasi pemasyarakatan yang terintegrasi secara online, akuntabel dan up to date serta terbangunnya citra positif PAS 7. Meningkatnya persentase perencanaan, penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu, dan terintegrasi di 5.1 Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan secara tepat dan akuntabel sesuai standar kesehatan 5. Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh pelayanan kesehatan secara tepat dan akuntabel 5.3 Penurunan jumlah derita penyakit menular dan pengguna NAPZA 5.4 Persentase bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan secara tepat waktu dan akuntabel. 6.1 Persentase kelengkapan data pemasyarakatan dengan system informasi pemasyarakatan yang terjamin keamanannya dan online 4 jam ke seluruh unit kerja pemasyarakatan secara akurat dan up to date 6. Terbangunnya citra positif Ditjen PAS 6.3 Persentase MoU kerjasama yang ditindaklanjuti secara tepat waktu dan akuntabel Persentase aparatur Ditjen PAS yang memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis di bidang PAS serta persentase kelengkapan administrasi kepegawaian yang akuntabel Persentase perencanaan, Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan dan perawatan Pembinaan penyelenggaraan kegiatan bidang humas, database dan kerjasama Dukungan pelayanan teknis dan administratif di lingkungan Ditjen Pemasyarakatan LAKIP DITJENPAS 01 Page 17

22 lingkungan Ditjen PAS penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu, terintegrasi secara sinkron dan sinergi dengan UPT PAS dan akuntabel serta memenuhi SOP Persentase pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran yang konsisten, tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel Persentase administrasi ketatausahaan dan kerumahtanggaan yang akuntabel Persentase pengelolaan BMN (Barang Milik Negara) yang tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel. B. Penetapan Kinerja Tahun 01 Penetapan Kinerja pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja eselon II Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang menerima amanah/tanggungjawab/ kinerja dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan sebagai pihak yang memberikan amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya. Penetapan kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh unit kerja eselon II Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam kurun waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Berikut akan diuraikan target kinerja tahun 01 sesuai dengan indikator setiap sasaran serta kegiatan yang dilakukan dalam upaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 01 : LAKIP DITJENPAS 01 Page 18

23 1. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang keamanan dan ketertiban Sasaran Indikator Target 01 Meningkatnya 1. Persentase Rutan dan Lapas yang persentase UPT memenuhi standar hunian dan 15% Pemasyarakatan keamanan yang aman dan. Persentase pelanggaran HAM, kasus tertib untuk penyebaran NAPZA, kejahatan menjamin terorganisir dan pelanggaran kode 7% kepastian hokum etik petugas pemasyarakatan di UPT masyarakat PAS 3. Persentase pengaduan masyarakat maupun tahanan dan warga binaan pemasyarakatan yang ditindaklanjuti 70% secara cepat dan tepat 4. Persentase tindak lanjut pelanggaran HAM, kasus penyebaran NAPZA, kejahatan terorganisir dan 60% pelanggaran kode etik petugas pemasyarakatan di UPT PAS. Indikator 1 : Rutan dan Lapas merupakan tempat bagi para pelanggar hukum dalam menjalani masa penahanan dan masa pidananya. Seseorang yang diduga melakukan pelanggaran hukum maupun yang sudah divonis bersalah oleh pengadilan harus tetap diperlakukan secara manusiawi, oleh sebab itu negara berkewajiban untuk memenuhi standar hunian dan keamanan pada Rutan dan Lapas. Kondisi umum Lapas dan Rutan saat ini adalah sangat jauh dibawah standar internasional yang telah ditetapkan. Minimnya sarana hunian dan saranan LAKIP DITJENPAS 01 Page 19

24 keamanan merupakan kondisi nyata yang dihadapi sekarang. Ditambah juga dengan permasalahan over capacity yang hampir dialami oleh seluruh Lapas/Rutan. Untuk itu dalam rangka menciptakan Lapas/Rutan yang aman dan tertib salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memenuhi sarana hunian dan sarana keamanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pada tahun 01 telah ditetapkan 15% (66Unit) dari jumlah keseluruhan Lapas Rutan sebanyak 439 unit yang memenuhi standar hunian dan keamanan. Indikator : Salah satu ukuran dari keberhasilan sasaran untuk menciptakan UPT Pemasyarakatan yang aman dan tertib adalah dengan melihat jumlah gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun. Gangguan keamanan dan ketertiban baik dalam skala besar maupun kecil dapat berupa pelarian, pemberontakan, kerusuhan antar penghuni, peredaran narkotika, dan perkelahian/penganiayaan. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah dengan melihat penurunan jumlah gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi pada tahun 01 dibandingkan dengan jumlah kejadian pada tahun 011. Pada tahun 01 telah ditetapkan target kinerja berupa penurunan jumlah gangguan Keamanan dan Ketertiban sebesar 7%. Indikator 3 : Pengaduan merupakan salah satu bentuk dari respon masyarakat terhadap kinerja suatu organisasi serta bentuk pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat. Pengaduan juga dapat dijadikan salah satu informasi yang pada akhirnya menjadi bahan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Dalam bidang Pemasyarakatan, pengaduan, baik dari masyarakat, tahanan maupun Warga Binaan Pemasyarakatan, menjadi hal yang mendapat perhatian. Berbagai kebijakan terkait pengaduan masyarakat hingga mekanisme penyampaiannya telah dibentuk sebagai penunjang dalam optimalisasi pemberian layanan publik berupa akses penyampaian LAKIP DITJENPAS 01 Page 0

25 pengaduan yang sesuai standar. Selain itu, layanan pengaduan juga masuk ke dalam salah satu program Quick Wins Pemasyarakatan. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah pengaduan yang telah masuk yang telah mendapatkan tindaklanjut sampai dengan kasus tersebut dinyatakan selesai. Target yang telah ditetapkan untuk tahun 01 adalah sebanyak 70% pengaduan yang masuk akan ditindaklanjuti. Indikator 4 : Penguatan sistem pengawasan dilakukan dalam rangka melakukan pencegahan dan tindaklanjut terhadap pelanggaran HAM, penyebaran Napza, kejahatan terorganisir dan pelanggaran kode etik petugas pemasyarakatan yang terjadi di UPT Pemasyarakatan, Divisi Pemasyarakatan, dan Ditjen Pemasyarakatan. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah kasus yang telah ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah keseluruhan kasus. Pada tahun 01 telah ditetapkan target kasus yang akan ditindaklanjuti adalah sebesar 60%.. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang pelayanan tahanan dan pembinaan narapidana Sasaran Indikator Target 01 Meningkatnya persentase tahanan dan narapidana yang memperoleh registrasi, pelayanan dan pembinaan secara tepat waktu dan akuntabel 1. Persentase tahanan dan narapidana yang teregistrasi dan terklasifikasi 60% secara tepat waktu dan akuntabel. Persentase tahanan yang memperoleh pelayanan dan bantuan hukum secara tepat waktu dan 65% akuntabel 3. Persentase narapidana yang memperoleh program reintegrasi 65% secara tepat waktu dan akuntabel LAKIP DITJENPAS 01 Page 1

26 4. Persentase narapidana yang terserap di kegiatan kerja secara tepat waktu dan akuntabel 5. Persentase narapidana yang memperoleh pembinaan kepribadian secara tepat waktu dan akuntabel. 65% 65% Indikator 1 : Setiap tahanan dan narapidana yang masuk ke Lapas/Rutan akan di registrasi dan diklasifikasikan, hal ini untuk menentukan program dan tahapan-tahapan pembinaan yang akan diberikan, menentukan penempatan kamar serta mencatat semua data diri yang bersangkutan. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan dan narapidana seluruh Indonesia yang teregistrasi dan terklasifikasi. Pada tahun 01 telah ditetapkan target sebanyak 60% (90.86 orang) dari jumlah keseluruhan tahanan/narapidana sebanyak orang yang teregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel. Indikator : Pemberian bantuan hukum bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum bagi tersangka atau terdakwa. Asas praduga tak bersalah harus dikedepankan; bahwa setiap orang yang disangka, ditangkap, ditahan, dituntut dan/atau dihadapkan di depan pengadilan wajib dianggap tidak bersalah sebelum adanya keputusan pengadilan yang memperoleh kekuatan hukum tetap. Perlakuan-perlakuan tidak manusiawi, seperti kekerasan selama dalam penyidikan, harus dapat dihindarkan. Wujud bantuhan hukum bagi tahanan di Rutan adalah memberikan penyuluhan tentang hak-hak yang dapat diperoleh selama menjalani proses peradilan termasuk untuk mendapatkan pendampingan dan advokasi dari penasehat hukum. Capaian dari indikator ini dapat diukur dengan melihat jumlah tahanan yang memperoleh bantuan hukum. Pada tahun 01 telah LAKIP DITJENPAS 01 Page

27 ditetapkan target sebanyak 65% ( orang) dari jumlah keseluruhan tahanan sebanyak orang. Indikator 3 : Program reintegrasi terdiri dari Pembebasan bersyarat, Cuti Bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas yang diberikan kepada narapidana yang telah menjalani /3 masa pidananya, berkelakuan baik, serta telah memenuhi syarat substantif dan syarat administratif yang ditetapkan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Capaian indikator ini diukur dari jumlah narapidana yang memperoleh Pembebasan Bersyarat, Cuti Bersyarat, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, dan Cuti Menjelang Bebas. Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah sebanyak 65% dari jumlah narapidana yang berhak, memperoleh program reintegrasi seperti PB, CB dan CMB. Indikator 4 : Program pembinaan kemandirian/kegiatan kerja bagi narapidana dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lapas/rutan. Pembinaan kemandirian ini dimaksudkan agar narapidana mempunyai keterampilan kerja yang dapat dimanfaatkan sebagai bekal hidup setelah selesai menjalani pidana dan kembali hidup di tengah-tengah masyarakat. Pada saat mengikuti program ini, WBP juga dapat bekerja pada perusahaan atau pihak ke tiga diluar Lapas/Rutan. Capaian dari indikator ini diukur dari Jumlah narapidana yang mengikuti program pembinaan kemandirian/kegiatan kerja baik di dalam maupun di luar Lapas/Rutan. Pada tahun 01 ini target yang telah ditetapkan adalah sebanyak 65% ( orang) dari jumlah keseluruhan narapidana sebanyak orang. Indikator 5 : Pembinaan kepribadian yang diberikan kepada narapidana terdiri dari pembinaan keagamaan, intelektual, jasmani dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Pembinaan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas jasmani dan rohani, memberikan pendidikan dan ilmu pengetahuan LAKIP DITJENPAS 01 Page 3

28 narapidana serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, sehingga mereka menyadari kesalahannya dan tidak akan mengulangi pelanggaran hukum lagi. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah diukur dari jumlah narapidana yang mengikuti program pembinaan kepribadian. Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah sebanyak 65% ( orang) dari jumlah keseluruhan narapidana sebanyak orang. 3. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak Sasaran Indikator Target 01 Meningkatnya 1. Persentase anak didik persentase anak pemasyarakatan dan klien dan klien pemasyarakatan yang terintegrasi 70% pemasyarakatan dan terklasifikasi secara tepat waktu yang memperoleh dan akuntabel registrasi,. Persentase anak didik pendidikan, pemasyarakatan yang memperoleh pendampingan, pendidikan dan reintegrasi secara 70% pembimbingan, tepat waktu dan akuntabel pengawasan dan 3. Persentase anak didik reintegrasi secara pemasyarakatan yang memperoleh tepat waktu dan pendampingan dan pembimbingan 70% akuntabel secara tepat waktu dan akuntabel 4. Persentase klien pemasyarakatan yang memperoleh pembimbingan dan pengawasan secara tepat waktu 70% dan akuntabel 5. Persentase anak didik pemasyarakatan dan klien 75% LAKIP DITJENPAS 01 Page 4

29 pemasyarakatan yang mendapatkan litmas secara tepat waktu dan akuntabel Indikator 1 : Setiap Anak berkonflik dengan hukum yang masuk ke Lapas/Rutan dan atau ditangani oleh Balai Pemasyarakatan akan di registrasi dan diklasifikasikan, hal ini untuk menentukan tingkat resiko dan rencana program pembinaan atau pembimbingan yang akan diberikan, menentukan penempatan anak didik pemasyarakatan /anak dan pengawasan klien pemasyarakatan serta mencatat semua data diri yang bersangkutan. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah anak dan klien pemasyarakatan seluruh Indonesia yang teregistrasi dan terklasifikasi. Pada tahun 01 telah ditetapkan target anak dan klien pemasyarakatan yang terintegrasi dan terklasifikasi adalah sebesar 70%. Indikator : Anak yang sedang menjalani pidana di Lapas atau Rutan tetap berhak mendapatkan pendidikan, negara berkewajiban memberikan pendidikan yang layak sama seperti anak-anak yang berada di luar Lapas/Rutan, baik itu pendidikan formal maupun informal. Serta berhak mendapatkan program reintegrasi seperti, PB, CB, CMB dan lain sebagainya. Capaian indikator ini diukur dari jumlah anak yang memperoleh pendidikan, Pembebasan Bersyarat, Cuti Bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas. Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah sebanyak 70% dari jumlah anak yang berhak, memperoleh pendidikan dan program reintegrasi (PB, CB dan CMB). Indikator 3 : Anak yang berkonflik dengan hukum juga berhak mendapatkan pendampingan dari PK Bapas pada saat, di Penyidikan, penuntutan dan persidangan serta pembimbingan pada saat berada di Lapas/Rutan. LAKIP DITJENPAS 01 Page 5

30 Hakim dalam memutuskan perkara bagi anak wajib memperhatikan masukan dari PK Bapas, sebab sidang anak yang tidak didampingi PK dari Bapas dapat dinyatakan batal demi hukum. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah anak yang bermasalah dengan hukum memperoleh pendampingan dan pembimbingan dari PK Bapas. Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah sebanyak 70% anak yang bermasalah dengan hukum mendapat pendampingan dan pembimbingan. Indikator 4 : Pembimbingan dan pengawasan bagi klien pemasyarakatan dilakukan mulai sejak penyidikan,penuntutan dan pengadilan serta bagi WBP yang mendapatkan Pembebasan Bersyarat,Cuti Bersyarat dan Cuti Menjelang Bebas. Pembimbingan dan Pengawasan dilakukan dengan melakukan kunjungan ke rumah klien dan wajib lapor bagi klien pemasyarakatan. Hal ini untuk mengetahui dan mengevaluasi perkembangan proses reintegrasi sosial klien tersebut dengan masyarakat. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah diukur dari jumlah klien dewasa yang mendapatkan pembimbingan dan pengawasan. Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah sebanyak 70% klien pemasyarakatan memperoleh pendampingan dan pembimbingan. Indikator 5 : Penelitian Kemasyarakatan (litmas) dilakukan setelah ada permintaan dari instansi yang mengajukan permintaan litmas yaitu : kepolisian, kejaksaan, pengadilan, Lapas, Rutan dan instansi lainnya yang memerlukan litmas. Laporan penelitian kemasyarakatan ini berisi tentang latar belakang anak/kilen meliputi fisik, psikis, sosial, ekonomi, dan keadaan rumah tangga orang tua/ wali/ orang tua asuh. Dalam Sidang Anak, Hakim sebelum memberikan putusan wajib mempertimbangkan rekomendasi hasil laporan penelitian kemasyarakatan Pembimbing Kemasyarakatan. Bagi klien dewasa yang berada di Lapas/Rutan, litmas diperlukan sebagai bahan pertimbangan dalam proses pembinaan dan pembimbingan serta apakah klien tersebut dapat diberikan LAKIP DITJENPAS 01 Page 6

31 asimilasi, PB, CB, CMB, CMK dan sebagai bahan pertimbangan bagi Bapas untuk menentukan bentuk program pembimbingan yang akan diberikan kepada klien. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah anak dan klien pemasyarakatan yang mendapatkan litmas. Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah sebanyak 75% anak dan klien pemasyarakatan mendapatkan penelitian kemasyarakatan (litmas). 4. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan Negara Sasaran Indikator Target 01 Meningkatnya 1. Persentase benda sitaan negara dan persentase benda barang rampasan negara yang sitaan negara dan diregistrasi/diidentifikasi secara tepat 80% barang rampasan waktu dan akuntabel negara yang. Persentase benda sitaan negara dan dikelola secara barang rampasan negara yang tepat waktu dan diamankan dan dipelihara secara 80% akuntabel tepat waktu dan akuntabel 3. Persentase mutasi dan penghapusan benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang tepat waktu 80% dan akuntabel Indikator 1 : Benda sitaan dan barang rampasan negara disimpan di Rupbasan untuk keperluan proses peradilan. Di Rupbasan benda harus disimpan dengan baik sebagai karena akan digunakan sebagai barang bukti untuk keperluan pemeriksaan dalam tingkat penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di sidang pengadilan termasuk barang yang dinyatakan dirampas berdasarkan putusan hakim. Setiap benda yang disimpan di Rupbasan harus diregistrasi LAKIP DITJENPAS 01 Page 7

32 dan diidentifikasi untuk mengetahui kualitas dan kuantitas benda tersebut kemudian dicatat dengan jelas pada buku registrasi. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah dengan melihat jumlah basan dan baran yang teregistrasi dan teridentifikasi. Pada tahun 01 telah ditetapkan target sebanyak 80% dari jumlah keseluruhan basan baran pada Rupbasan seluruh Indonesia teregistrasi dan teridentifikasi secara tepat waktu dan akuntabel. Indikator : Setiap benda sitaan dan barang rampasan negara yang disimpan di Rupbasan harus diamankan agar tidak hilang ataupun rusak, serta harus dipelihara untuk menjamin kepastian bahwa setiap benda selama disimpan di Rupbasan tidak mengalami penurunan baik secara kualitas maupun kuantitas. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah basan baran yang diamankan dan dipelihara. Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah sebanyak 80% basan baran pada rupbasan di seluruh Indonesia mendapatkan pengamanan dan pemeliharaan. Indikator 3 : Pemutasian benda sitaan dan barang rampasan negara meliputi: mutasi administratif dan mutasi fisik. Pemutasian benda sitaan dan barang rampasan negara didasarkan pada surat permintaan dari pejabat yang bertanggung jawab menurut tingkat pemeriksaan, yaitu: Surat permintaan atau surat perintah pengambilan dari instansi yang menyita, Surat permintaan penuntut umum dan Surat penetapan atau putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Dalam setiap pemutasian benda sitaan dan barang rampasan negara wajib dibuatkan berita acara sesuai dengan surat permintaan instansi yang berwenang untuk keperluan dan atau digunakan pada proses peradilan. Dasar pelaksanaannya pengeluaran/penghapusan: - Surat putusan atau penetapan pengadilan; - Surat perintah penyidik/penuntut umum - Surat permintaan dari instansi yang bertanggung jawab secara yuridis. LAKIP DITJENPAS 01 Page 8

33 Pelaksanaan penghapusan Basan dan Baran berdasarkan atas usul Kepala Rupbasan karena adanya: - Kerusakan; - Penyusutan; - Kebakaran; - Bencana alam Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah basan baran yang dimutasikan dan dihapuskan. Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah sebanyak 80% basan baran pada rupbasan di seluruh Indonesia dimutasikan dan dihapuskan secara tepat waktu. 5. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan dan perawatan Sasaran Indikator Target 01 Meningkatnya persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan dan pelayanan kesehatan sesuai standar 1. Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan secara tepat 50% dan akuntabel sesuai standar kesehatan. Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang 50% memperoleh pelayanan kesehatan secara tepat dan akuntabel 3. Penurunan jumlah penderita penyakit 0% menular dan pengguna NAPZA 4. Persentase bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi 50% yang memperoleh perlindungan secara tepat waktu dan akuntabel. LAKIP DITJENPAS 01 Page 9

34 Indikator 1 : Tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan berhak memperoleh perawatan kesehatan, bentuk perawatan kesehatan yang diberikan adalah pemenuhan makanan, pemenuhan obat-obatan serta pemenuhan sarana mandi dan pakaian bagi tahanan dan warga binaan pemasyarakatan. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan. Pada tahun 01 telah ditetapkan target sebanyak 50% ( orang) dari jumlah keseluruhan tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan ( orang) mendapatkan perawatan sesuai dengan standar kesehatan. Indikator : Pada prinsipnya semua narapidana dan tahanan yang mengalami sakit diberikan pelayanan kesehatan dan dibiayai oleh negara dengan standard kemampuan disesuaikan anggaran yang tersedia. Lapas dan Rutan adalah unit pelaksana teknis yang menyediakan pelayanan kesehatan bagi narapidana, pihak lapas/rutan dalam melaksanakan kegiatan kesehatan juga memerlukan bantuan dari pihak-pihak lain yang terkait. Untuk mewujudkan tercapainya pelayanan kesehatan yang baik bagi narapidana ataupun tahanan di lapas/rutan juga harus didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar dibandingkan dengan jumlah seluruh tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan seluruh Indonesia. Pada tahun 01 telah ditetapkan target jumlah tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar adalah sebesar 50%. Indikator 3 : Kelebihan kapasitas hunian dan lingkungan yang tidak sehat membuat penyakit menular cepat di penjara. Dengan dana penanganan yang terbatas, hanya seribu rupiah per orang, narapidana atau tahanan harus melawan LAKIP DITJENPAS 01 Page 30

35 Tuberkulosis (TB) dan HIV/AIDS, dua penyakit paling rawan berkembang di penjara. Berbagai masalah di atas akan berdampak buruk bagi kesehatan narapidana dan tahanan, antara lain dapat menimbulkan resiko terserangnya penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Selain itu kondisi over kapasitas pada Lapas dan Rutan ini juga mengakibatkan narapidana/tahanan rawan melakukan penyalahgunaan NAPZA. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah dengan melihat penurunan jumlah Narapidana dan tahanan yang terserang penyakit menular dan melakukan penyalahgunaan NAPZA pada tahun 01 dibandingkan dengan jumlah kejadian pada tahun 011. Pada tahun 01 telah ditetapkan target berupa penurunan jumlah Narapidana dan tahanan yang terserang penyakit menular dan melakukan penyalahgunaan NAPZA dari tahun lalu sebesar 0%. Indikator 4 : Menurut Pasal 8 UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM, perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan Hak Asasi Manusia merupakan tanggung jawab pemerintah disamping juga masyarakat. Keberadaan kelompok rentan yang antara lain mencakup anak, kelompok perempuan rentan, penyandang cacat, dan kelompok minoritas mempunyai arti penting dalam masyarakat yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai HAM. Oleh karena itu semua orang yang termasuk dalam kategori kelompok rentan yang sedang menjalani penahanan atau menjalani pidana di Rutan/Lapas harus mendapatkan perlindungan agar mereka diperlakukan sama dengan kelompok yang lain dan tidak ada hak-haknya yang dilanggar. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah kelompok rentan dan resiko tinggi yang mendapatkan perlindungan dibandingkan dengan jumlah seluruh kelompok rentan dan resiko tinggi yang ada. Pada tahun 01 telah ditetapkan target jumlah kelompok rentan dan resiko tinggi yang mendapatkan perlindungan adalah sebesar 50%. 6. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan bidang humas, database dan kerjasama LAKIP DITJENPAS 01 Page 31

36 Sasaran Indikator Target 01 Meningkatnya kelengkapan data dan informasi pemasyarakatan yang terintegrasi secara online, akuntabel dan up to date serta terbangunnya citra positif PAS 1. Persentase kelengkapan data pemasyarakatan dengan system informasi pemasyarakatan yang terjamin keamanannya dan online 4 40% jam ke seluruh unit kerja pemasyarakatan secara akurat dan up to date. Terbangunnya citra positif Ditjen PAS 40% 3. Persentase MoU kerjasama yang ditindaklanjuti secara tepat waktu dan 80% akuntabel Indikator 1 : Dalam dunia yang semakin terbuka, tuntutan terhadap pelayanan yang serba instan dari organisasi apapun terasa semakin kuat. Kegiatan perawatan tahanan, pembinaan narapidana, pembimbingan klien dan pengelolaan basan baran dewasa ini menuntut pelayanan yang serba cepat, hal ini dapat terlaksana hanya jika seluruh data yang dibutuhkan tersebut terkumpul, tersusun, dan terorganisir dalam suatu basis data (database) yang dapat diakses menurut keperluan kapan saja diperlukan. Dalam dunia birokrasi seperti halnya Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, penyajian dan pengolahan data dan informasi mengenai WBP maupun basan baran harus selalu tersedia setiap saat, baik untuk kepentingan organisasi, laporan kepada pimpinan maupun untuk konsumsi masyarakat. Pelaksanaan tugas dan fungsi Pemasyarakatan tidak akan berjalan apabila tidak didukung oleh data dan informasi. Informasi ini selanjutnya digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyusunan arah kebijakan pemasyarakatan dan pembuatan laporan. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah data up to date mengenai WBP dan basan baran yang tersedia setiap saat. Target yang telah ditetapkan LAKIP DITJENPAS 01 Page 3

37 pada tahun 01 adalah sebanyak 40% WBP dan basan baran tersedia datanya secara up to date selama 4 jam. Indikator : Kegiatan kehumasan berperan penting dalam membuat citra positif birokrasi dan kemajuan pemasyarakatan. Sebuah organisasi yang memiliki citra yang positif akan mendapatkan berbagai manfaat, baik yang berdampak positif bagi Pemasyarakatan khususnya maupun bagi Kementerian Hukum dan HAM RI pada umumnya. Citra positif dapat muncul dari pemberitaan media massa tentang capaian keberhasilan pemasyarakatan dan kegiatan-kegiatan WBP yang positif maupun berita tentang prestasi yang telah di capai baik oleh petugas pemasyarakatan maupun WBP. Citra yang positif mendorong pemasyarakatan untuk menjadi pemenang dalam segala hal, karena kesulitan dan hambatan sifatnya hanya sementara. Fokus perhatian pemasyarakatan tidak selalu tertuju kepada kondisi yang tidak menguntungkan tersebut, melainkan fokus pemasyarakatan diarahkan pada jalan keluar untuk memecahkan permaslahan yang ada. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah dengan melihat jumlah pemberitaan positif tentang pemasyarakatan oleh media massa, baik cetak maupun elektronik. Pada tahun 01 telah ditetapkan target sebanyak 40% dari jumlah keseluruhan pemberitaan oleh media massa yang berkaitan dengan pemasyarakatan merupakan pemberitaan yang positif. Indikator 3 : Banyak MoU yang sudah ditandatangani antara Kementerian Hukum dan HAM RI (dalam hal ini Direktorat Jenderal Pemasyarakatan) baik dengan instansi pemerintah maupun dengan lembaga lain (non pemerintah). Pentingnya penandatanganan MoU ini ialah untuk menunjang dan mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan. Namun yang lebih penting lagi adalah tindak lanjut dari rumusan nota kesepahaman tersebut sehingga kualitas pelayanan dibidang pemasyarakatan semakin membaik. LAKIP DITJENPAS 01 Page 33

38 Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah MoU yang telah ditandatangani yang telah ditindaklanjuti sampai dengan implementasi MoU tersebut. Target yang telah ditetapkan untuk tahun 01 adalah sebanyak 80% MoU yang ditandatangani akan ditindaklanjuti. 7. Kegiatan : Dukungan pelayanan teknis dan administratif di lingkungan Ditjen Pemasyarakatan Sasaran Indikator Target 011 Meningkatnya persentase 1. Persentase aparatur Ditjen PAS yang memiliki kualifikasi dan kemampuan perencanaan, teknis di bidang PAS serta 80% penganggaran dan pelaporan program persentase kelengkapan administrasi kepegawaian yang akuntabel dan kegiatan. Persentase perencanaan, berbasis kinerja penganggaran dan pelaporan yang tepat waktu, program dan kegiatan berbasis dan terintegrasi di kinerja yang tepat waktu, terintegrasi 80% lingkungan Ditjen secara sinkron dan sinergi dengan PAS UPT PAS dan akuntabel serta memenuhi SOP 3. Persentase pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran yang konsisten, tepat waktu, terintegrasi 85% dan akuntabel 4. Persentase administrasi ketatausahaan dan 85% kerumahtanggaan yang akuntabel 5. Persentase pengelolaan BMN (Barang Milik Negara) yang tepat 85% waktu, terintegrasi dan akuntabel. LAKIP DITJENPAS 01 Page 34

39 Indikator 1 : Keberhasilan suatu organisasi tidak terlepas dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Maka, guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan harus didukung oleh SDM Aparatur yang memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis di bidang pemasyarakatan, hal ini dapat terpenuhi melalui pola rekrutmen pegawai serta pemberian pendidikan dan pelatihan teknis yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu untuk memberikan gambaran mengenai kebutuhan pegawai dan mengetahui SDM pegawai yang dimiliki baik dari segi kualitas maupun kuantitas harus memperkuat database kepegawaian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang berisi seluruh kelengkapan administrasi kepegawaian. Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah dengan melihat jumlah pegawai Ditjen Pemasyarakatan yang memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis di bidang Pemasyarakatan serta memiliki kelengkapan administrasi kepegawaian. Pada tahun 01 telah ditetapkan target sebanyak 80% dari jumlah keseluruhan pegawai Ditjen Pemasyarakatan memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis di bidang Pemasyarakatan serta memiliki kelengkapan administrasi kepegawaian. Indikator : Perencanaan dan penganggaran yang berbasis kinerja, berjangka menengah serta penganggaran terpadu merupakan perwujudan dari pelaksanaan tiga prinsip pengelolaan keuangan publik, yaitu; (i) Kerangka Kebijakan Fiskal Jangka Menengah yang dilaksanakan secara konsisten; (ii) Alokasi pada prioritas untuk mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang terbatas yaitu melalui penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah yang terdiri dari penerapan Prakiraan Maju, Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu; dan (iii) Efisiensi dalam pelaksanaan dengan meminimalkan biaya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Idealnya perencanaan, penganggaran, dan pelaporan program dan kegiatan yang berbasis kinerja pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dapat terintegrasi secara sinkron dan sinergi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan dan sesuai dengan kebutuhan. LAKIP DITJENPAS 01 Page 35

40 Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah dokumen perencanaan yang dihasilkan secara tepat waktu yang meliputi dokumen anggaran pagu indikatif, sementara, dan definitif.. Pada tahun 01 telah ditetapkan target adanya dokumen perencanaan secara tepat adalah 80% dari 3 dokumen yang direncanakan. Indikator 3 : Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan perlu diselenggarakan secara profesional, terbuka, dan bertanggungjawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam Undang-Undang. Disiplin pelaksanaan anggaran Ditjen pemasyarakatan dapat ditingkatkan melalui peningkatan kualitas rencana penarikan dana yang dilakukan melalui penyempurnaan peraturan serta monitoring dan evaluasi tingkat penyerapan anggaran. Pengembangan yang berkesinambungan di bidang pelaksanaan anggaran diupayakan untuk menerapkan penganggaran berbasis kinerja. Untuk menyempurnakan manajemen pelaksanaan anggaran, langkah strategik yang akan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah menjaga konsistensi pencairan dana yang tepat waktu. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah realisasi anggaran dibandingkan dengan jumlah seluruh pagu anggaran Ditjen Pemasyarakatan. Pada tahun 01 telah ditetapkan target realisasi anggaran Ditjen Pemasyarakatan adalah sebesar 85%. Indikator 4 : Secara garis besar administrasi ketatausahaan dan kerumahtanggaan pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mempunyai peranan : (i) melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk mencapai tujuan dari organisasi Ditjen Pemasyarakatan, (ii) menyediakan keterangan-keterangan bagi pucuk pimpinan Pemasyarakatan khususnya dan Kementerian Hukum dan HAM pada umumnya untuk membuat keputusan atau melakukan tindakan yang tepat, dan (iii) membantu kelancaran perkembangan organisasi Pemasyarakatan sebagai suatu keseluruhan LAKIP DITJENPAS 01 Page 36

41 Untuk mengukur keberhasilan capaian dari indikator ini adalah dengan melihat jumlah surat yang diselesaikan secara administrasi persuratan dan kearsipan pada Ditjen Pemasyarakatan. Pada tahun 011 telah ditetapkan target sebesar 85% dari jumlah surat masuk dan keluar dapat diselesaikan secara administrasi persuratan dan kearsipan. Indikator 5 : Salah satu reformasi bidang keuangan negara adalah reformasi bidang pengelolaan barang milik/kekayaan negara. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang syah. Dalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi dan tertib pengelolaan barang milik negara diperlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan menyeluruh dari unsurunsur yang terkait dalam pengelolaan barang milik negara pada Ditjen Pemasyarakatan. Pengelolaan barang milik negara dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut : Asas fungsional, Asas kepastian hukum, Asas transparansi, Asas efisiensi, Asas akuntabilitas, Asas kepastian nilai. Capaian dari indikator ini diukur dari jumlah kegiatan pengadaan pada tahun 01 yang telah terinput dalam Simak BMN. Pada tahun 01 telah ditetapkan target sebesar 85% dari jumlah pengadaan. C. Alokasi Anggaran Belanja Tahun 01 Pelaksanaan program dan kegiatan pada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memperoleh dukungan anggaran pada tahun 01 sesuai dengan DIPA Ditjen pemasyarakatan T.A. 01 sebesar Dengan perincian sebagai berikut : No Kegiatan Pagu 1. Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang keamanan dan ketertiban. Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang pelayanan tahanan dan pembinaan narapidana LAKIP DITJENPAS 01 Page 37

42 3. Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak 4. Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang pengelolaan benda sitaan negara dan barang rampasan Negara 5. Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan dan perawatan 6. Pembinaan penyelenggaraan kegiatan bidang humas, database dan kerjasama 7. Dukungan pelayanan teknis dan administratif di lingkungan Ditjen Pemasyarakatan LAKIP DITJENPAS 01 Page 38

43 Capaian dan Analisa Capaian Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok invidu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau targettarget tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolok ukurnya. Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Untuk itu diperlukan indikator kinerja yang jelas,dapat dihitung,diukur, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kinerja yang baik. Pengukuran capaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01, dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator kinerja pada masing-masing sasaran kegiatan. Pencatatan dan pengukuran kinerja dilakukan pada aspek kinerja keuangan dan non keuangan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi yang terintegrasi dalam sistem manajemen organisasi. Di tahun ini, pengukuran capaian kinerja pada aspek keuangan dilakukan tidak hanya dengan menghitung capaian realisasi anggaran sebagai indikator capaiannya, tetapi juga dengan mengukur penyerapan anggaran, konsistensi antara perencanaan dan implementasi, pencapaian keluaran serta efisiensi penggunaan anggaran. Keempat indikator tersebut akan diukur sesuai amanat Peraturan Menteri LAKIP DITJENPAS 01 Page 39

44 Keuangan R.I Nomor : 49/PMK.0/011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara / Lembaga. Evaluasi Kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan yang tersebut diatas terdiri dari 3 (tiga) aspek yaitu : 1. Aspek Implementasi Indikator yang diukur atas aspek implementasi ini meliputi penyerapan anggaran, konsistensi antara perencanaan dan implementasi, pencapaian keluaran dan efisiensi. Pengukuran penyerapan anggaran pada evaluasi kinerja atas aspek implementasi dilakukan dengan membandingkan akumulasi realisasi anggaran pada masing-masing Direktorat dengan akumulasi pagu anggaran pada Direktorat tersebut. Pengukuran konsistensi antara perencanaan dan implementasi dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan setiap bulan dengan membandingkan jumlah hasil perbandingan akumulasi realisasi anggaran bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan dengan jumlah bulan. Pengukuran pencapaian keluaran dilakukan berdasarkan rata-rata dari perkalian antara perbandingan realisasi dan target volume keluaran dengan rata-rata perbandingan antara realisasi dan target indikator kinerja keluaran. Pengukuran efisiensi dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran yang diperoleh dengan mengurangkan angka 1 (satu) dengan hasil perbandingan realisasi anggaran per keluaran, yaitu realisasi anggaran per keluaran per realisasi volume keluaran dengan pagu anggaran per keluaran per target volume keluaran.. Aspek manfaat Indikator yang diukur atas aspek manfaat ini merupakan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengukuran capaian hasil dilakukan dengan membandingkan realisasi indikator kinerja utama dengan target indikator kinerja utama. LAKIP DITJENPAS 01 Page 40

45 3. Aspek konteks Evaluasi kinerja atas aspek ini dilakukan dalam rangka menghasilkan informasi mengenai relevansi masukan, kegiatan, keluaran dan hasil dengan dinamika perkembangan keadaan termasuk kebijakan pemerintah. Penilaian ini dilakukan dengan menghitung nilai kinerja atas aspek implementasi dan nilai kinerja atas aspek manfaat, dikalikan dengan bobot masing-masing aspek berkenaan. Bobot kinerja atas aspek implementasi dan bobot kinerja atas aspek manfaat adalah sebagai berikut : a. Aspek implementasi : 33,3 % b. Aspek manfaat : 66,7 % Bobot masing-masing indikator pada aspek implementasi terdiri atas : a. Penyerapan anggaran 9,7 % b. Konsistensi antara perencanaan dan implementasi 18, % c. Pencapaian keluaran 43,5 % d. Efisiensi 8,6 % Nilai kinerja dihitung dengan menjumlahkan hasil perkalian antara nilai kinerja atas aspek implementasi dan nilai kinerja atas aspek manfaat dengan masing-masing bobot berkenaan. Nilai kinerja atas aspek implementasi diperoleh dengan menjumlahkan seluruh perkalian antara nilai masingmasing indikator aspek implementasi dengan masing-masing bobot berkenaan. Nilai kinerja atas aspek manfaat diperoleh dari perkalian antara nilai capaian hasil dengan bobot aspek berkenaan. Hasil penilaian kinerja dikelompokkan dalam kategori sebagai berikut : a. Nilai kinerja lebih dari 90% sampai dengan 100% dikategorikan dengan Sangat Baik; b. Nilai kinerja lebih dari 80% sampai dengan 90% dikategorikan dengan Baik; c. Nilai kinerja lebih dari 60% sampai dengan 80% dikategorikan dengan Cukup; d. Nilai kinerja lebih dari 50% sampai dengan 60% dikategorikan dengan Kurang; e. Nilai sampai dengan 50% dikategorikan dengan Sangat Kurang. LAKIP DITJENPAS 01 Page 41

46 Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tahun 01, maka diperoleh data capaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dengan perincian sebagai berikut : A. DIREKTORAT BINA NARAPIDANA DAN PELAYANAN TAHANAN I. Aspek Implementasi a. Penyerapan Anggaran P RA 100% PA Keterangan : P : Penyerapan anggaran RA : Realisasi anggaran seluruh satuan kerja PA : Pagu anggaran seluruh satuan kerja Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran pada tahun 01 sebesar Rp ,- maka pengukuran aspek penyerapan anggaran sebagai berikut : PA RA P RA 100% PA % ,97% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui tingkat penyerapan anggaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan pada TA 01 adalah 99,97%. Dari tabel rencana penarikan dan realisasi anggaran di bawah, terlihat jumlah Realisasi Anggaran yang digunakan sebesar Rp ,-. Berdasarkan jumlah tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh pagu anggaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan sudah terserap. LAKIP DITJENPAS 01 Page 4

47 b. Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n Keterangan : K : Konsistensi antara perencanaan dan implementasi RA : Realisasi anggaran RPD : Rencana penarikan dana N : Jumlah bulan Rencana penarikan dana (RPD) bulanan berserta realisasi anggaran dari Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan seperti pada tabel berikut ini : RENCANA PENARIKAN DANA DAN REALISASI ANGGARAN DIREKTORAT BINA NARAPIDANA DAN PELAYANAN TAHANAN PERIODE JANUARI-DESEMBER 01 Bulan RPD RPD Kumulatif Realisasi Anggaran RA Kumulatif Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus LAKIP DITJENPAS 01 Page 43

48 September Oktober Nopember Desember Dari tabel di atas, pada bulan Februari diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Januari (1) 0 RA bulan Februari () RPD bulan Januari 0 RPD bulan Februari j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Januari RA Februari 100% RPD Januari RPD Februari % % Pada bulan Maret diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut: RA kumulatif bulan Maret RPD kumulatif bulan Maret j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Maret 100% RPD kumulatif Maret % % LAKIP DITJENPAS 01 Page 44

49 Pada bulan April diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut: RA kumulatif bulan April RPD kumulatif bulan April j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif April 100% RPD kumulatif April % % Pada bulan Mei diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Mei RPD kumulatif bulan Mei j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Mei 100% RPD kumulatif Mei % % Pada bulan Juni diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juni RPD kumulatif bulan Juni j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juni 100% RPD kumulatif Juni LAKIP DITJENPAS 01 Page 45

50 % % Pada bulan Juli diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juli RPD kumulatif bulan Juli j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juli 100% RPD kumulatif Juli % % Pada bulan Agustus diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Agustus RPD kumulatif bulan Agustus j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Agustus 100% RPD kumulatif Agustus % 100% Pada bulan September diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan September RPD kumulatif bulan September LAKIP DITJENPAS 01 Page 46

51 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif September 100% RPD kumulatif September % 100% Pada bulan Oktober diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Oktober RPD kumulatif bulan Oktober j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Oktober 100% RPD kumulatif Oktober % 100% Pada bulan Nopember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Nopember RPD kumulatif bulan Nopember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Nopember 100% RPD kumulatif Nopember % 100% Pada bulan Desember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 47

52 RA kumulatif bulan Desember RPD kumulatif bulan Desember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Desember 100% RPD kumulatif Desember % ,08% Dari perhitungan di atas, diperoleh perbandingan akumulasi RA bulanan dengan akumulasi RPD bulanan untuk setiap bulan seperti pada tabel berikut: Bulan Tingkat Penyerapan per Bulan Januari 0.00 % Februari 99.47% Maret 30.09% April 60.5% Mei 60.84% Juni 57.0% Juli 60.95% Agustus 59.70% September 70.15% Oktober 70.84% Nopember 75.8% Desember 77.08% LAKIP DITJENPAS 01 Page 48

53 Dari tabel diatas, pengukuran konsistensi sebagai berikut : K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n 0,00 99,47 30,09 60,5 60,84 57,0 60,95 59,70 70,15 70,84 75,8 77,08 1 7,66% 1 60,% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan selama Tahun Anggaran 01 ini adalah 60,%. Berdasarkan tabel di atas, persentase konsistensi penyerapan anggaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan paling rendah adalah pada bulan Maret sebesar 30.09%, sedangkan persentase konsistensi paling tinggi adalah bulan Februari sebesar 99.47%. Adapun rendahnya nilai konsistensi penyerapan anggaran pada Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana kegiatan yang dijadwalkan, hal ini disebabkan ada pekerjaan/kegiatan yang lebih prioritas. c. Pencapaian Keluaran PK n i1 RVK TVK ke i ke i m j1 RKKi ke j TKKi ke j m 100% n Keterangan : PK : Pencapaian keluaran RKKi : Realisasi indikator kinerja keluaran ke i RVK : Realisasi volume keluaran TKKi : Target indikator kinerja keluaran k e i TVK : Target Volume keluaran m : Jumlah indikator keluaran N : Jumlah jenis keluaran LAKIP DITJENPAS 01 Page 49

54 Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan memiliki empat jenis keluaran dengan target dan realisasi sebagai berikut : Volume KELUARAN Target (TVK) Realisasi (RVK) Keluaran 1 (Orang) Keluaran (Dokumen) Keluaran 3 (Laporan) Keluaran 4 (Sistem) 1 1 Selama masa transisi ( tahun), pengukuran pencapaian keluaran hanya diperoleh dengan cara merata-ratakan perbandingan realisasi volume output dan target volume output seperti berikut: n i1 PK RVK ke i 100% TVK ke i n % ,63 1,30 0, % 4 119,75% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui rata-rata persentase pencapaian keluaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 119,75%. Dari angka persentase tersebut, realisasi volume output telah melebihi target volume output. Tingginya pencapaian volume output yang melebihi 100% karena adanya penambahan jumlah peserta dalam setiap kegiatan. Jumlah peserta yang melebihi jumlah yang telah direncanakan menjadi faktor pendukung tingginya volume keluaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini. LAKIP DITJENPAS 01 Page 50

55 d. Efisiensi n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n Keterangan : PK : Pencapaian keluaran RVK : Realisasi volume keluaran RAK : Realisasi anggaran per keluaran TVK : Target volume keluaran PAK : Pagu anggaran per keluaran n : Jumlah jenis keluaran Nilai Efisiensi : E NE 50% 50 0 Keterangan : NE E : Nilai efisiensi : Efisiensi Catatan : Rumus nilai efisiensi diperoleh dengan asumsi bahwa nilai minimal yang dicapai K/L dalam formula efisiensi sebesar -0% dan nilai maksimalnya sebesar 0%. Oleh karena itu, perlu dilakukan transformasi skala efisiensi agar diperoleh range nilai yang berkisar antara 0% sampai dengan 100%. Pagu anggaran beserta realisasinya dari setiap keluaran yang ada pada Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan adalah sebagai berikut : Volume Anggaran KELUARAN Target Realisasi Pagu Realisasi (TVK) (RVK) (PAK) (RAK) Keluaran 1 (orang) LAKIP DITJENPAS 01 Page 51

56 Keluaran (dokumen) Keluaran 3 (sistem) Keluaran 4 (Laporan) Dari tabel di atas, pengukuran efisiensi sebagai berikut : n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n / / / / % 1 100% 1 100% 1 100% / / / / ,57% 3,31% 0,% 13,97% 4 19,0% Nilai efisiensi dari Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan yaitu ; E NE 50% ,0% 50% ,55% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai efisiensi Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 97,55%. Dari angka persentase tersebut, menunjukan bahwa effiensi dalam penggunaan anggaran pada Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan masuk dalam kategori baik. II. Aspek Manfaat (Capaian Hasil) Untuk menghitung Aspek manfaat (capaian hasil) dari Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan di gunakan rumus sebagai berikut : CH n i1 RKU ke i 100% TKU ke i n LAKIP DITJENPAS 01 Page 5

57 Keterangan : CH : Capaian Hasil RKU : Realisasi indikator kinerja utama TKU : Target indikator kinerja utama n : Jumlah indikator kinerja utama Berdasarkan rumus diatas, maka terlebih dahulu harus mengetahui target dan realisasi Indikator Kinerja Utama Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan melalui uraian dibawah ini : Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang pelayanan tahanan dan pembinaan narapidana Sasaran : Meningkatnya persentase tahanan dan narapidana yang memperoleh registrasi, pelayanan dan pembinaan secara tepat waktu dan akuntabel Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran Meningkatnya persentase tahanan dan narapidana yang memperoleh registrasi, pelayanan dan pembinaan secara tepat waktu dan akuntabel terdiri atas lima indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : No Indikator Target 01 Realisasi Kinerja (%) 1 Persentase tahanan dan narapidana yang teregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel 60% 100% 166,67% Persentase tahanan yang memperoleh pelayanan dan bantuan hukum secara tepat waktu dan akuntabel 65% 4,76% 38,09% 3 Persentase narapidana yang memperoleh program reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel 65% 99,90% 153,69% LAKIP DITJENPAS 01 Page 53

58 4 Persentase narapidana yang terserap di kegiatan kerja secara tepat waktu dan akuntabel 5 Persentase narapidana yang memperoleh pembinaan kepribadian secara tepat waktu dan akuntabel. 65% 8,97% 44,57% 65% 61,50% 94,61% Dari table di atas, terlihat bahwa capaian kinerja sebagian telah melebihi dari target yang telah ditetapkan dan sebagian belum dicapai. Maka realisasi capaian dari IKU Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan adalah 63,03%. Indikator 1 : Persentase tahanan dan narapidana yang teregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel Tahapan awal dalam proses pelayanan tahanan dan pembinaan narapidana adalah pelaksanaan registrasi dan klasifikasi kepada tahanan dan narapidana. Pelaksanaan registrasi dan klasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses selanjutnya. Registrasi merupakan proses pencatatan terhadap seluruh data diri tahanan dan narapidana mulai dari pencatatan ke dalam buku registrasi sampai dengan pemberian nomor daftar serta melaksanakan perumusan terhadap sidik jarinya. Klasifikasi merupakan proses pemilahan tahanan/narapidana ke dalam kelompok-kelompok tertentu menurut jenis penahanan, program pembinaan, jenis pidana, dan lainnya. Berdasarkan data yang ada, kondisi tahanan dan narapidana selama lima tahun terus mengalami peningkatan. Kondisi hunian Lapas/Rutan dapat digambarkan sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 54

59 URAIAN TAHUN Penghuni : Tahanan Dewasa dan Pemuda Tahanan Anak Narapidana Dewasa Anak Didik Jumlah Grafik Perkembangan Tingkat Hunian dan Kapasitas Lapas/Rutan Jumlah Napi/Tah Jumlah Untuk mengukur capaian dari indikator ini dapat diukur dari seluruh jumlah tahanan dan narapidana baik anak maupun dewasa yang telah dilakukan registrasi dan klasifikasi. Realisasi pada tahun 01 adalah sebanyak orang, semuanya telah memperoleh registrasi dan klasifikasi secara tepat waktu dan sesuai standar. Dapat dikatakan bahwa realisasi dari capaian indikator ini adalah 100 % (166,67%). LAKIP DITJENPAS 01 Page 55

60 Indikator : Persentase tahanan yang memperoleh pelayanan dan bantuan hukum secara tepat waktu dan akuntabel Indikator ini dapat diukur dari Jumlah tahanan yang memperoleh bimbingan dan penyuluhan hukum pada tahun 01 Pada saat dilakukan pengukuran capaian indikator ini, jumlah tahanan seluruh Indonesia adalah orang. Berdasarkan pengukuran kinerja yang telah dilaksanakan dalam satu tahun diperoleh capaian sebagai berikut : jumlah tahanan yang memperoleh bimbingan dan penyuluhan hukum pada tahun 01 adalah orang (4,76%) Berdasarkan data capaian tersebut, maka capaian kinerja indikator ini adalah sebesar 4,76% (38,09%). Rendahnya capaian tersebut disebabkan oleh : - minimnya dukungan anggaran terhadap kegiatan pembinaan, pembimbingan, dan penyuluhan hukum terhadap tahanan - masih rendahnya pemahaman para tahanan terhadap haknya dalam memperoleh bantuyan hukum baik dari pengacara maupun dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH). Untuk meningkatkan kinerja tahun berikutnya disarankan agar meningkatkan alokasi anggaran untuk kegiatan pembinaan, pelayanan, LAKIP DITJENPAS 01 Page 56

61 dan penyuluhan hukum terhadap tahanan serta memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada tahanan untuk mendapatkan perlindungan dan bantuan hukum. Indikator 3 : Persentase narapidana yang memperoleh program reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel Tujuan yang diharapkan dari pelaksanaan program reintegrasi adalah untuk memulihkan kesatuan hubungan narapidana dengan Tuhan, dengan keluarganya, maupun dengan masyarakat. Dalam Sistem pemasyarakatan program reintegrasi dilaksanakan melalui kegiatan asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK), Cuti Menjelang Bebas (CMB), Cuti Bersyarat (CB), dan Pembebasan Bersyarat (PB). Untuk mengetahui capaian dari indikator ini dapat diukur dari jumlah narapidana yang telah mendapatkan PB, CMB, CB, Asimilasi, dan CMK pada tahun 01. Sampai dengan Desember tahun 01 telah dilaksanakan Program Reintegrasi kepada narapidana berupa Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, Cuti Bersyarat, Asimilasi, dan Cuti Mengunjungi Keluarga dengan perincian sebagai berikut : DATA PB, CMB, CB, ASSIMILASI DAN CMK Tahun NO. 1. URAIAN Pembebasan Bersyarat TAHUN Cuti Menjelang Bebas Cuti Bersyarat Assimilasi Cuti Mengunjungi Keluarga Jumlah LAKIP DITJENPAS 01 Page 57

62 Grafik Pelaksanaan Program Reintegrasi Tahun Jumlah Napi PB CMB CB Asimilasi CMK DATA USULAN PROGRAM REINTEGRASI NO. PROGRAM REINTEGRASI USULAN DISETUJUI 1. PB CMB CB Asimilasi CMK 8 8 JUMLAH Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian kinerja pada tahun 01 adalah 99,90% atau orang dari narapidana yang diusulkan mendapat program reintegrasi seluruh Indonesia. Sedangkan target yang telah ditetapkan sampai dengan akhir tahun 01 adalah 65%. Target kinerja pada tahun 01 tidak tercapai, namun capaian kinerja pada tahun 01 sudah melebihi dari capaian pada tahun 011 Berkenaan dengan hal tersebut, guna meningkatkan capaian kinerja sampai pada tahun berikutnya disarankan untuk : - Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Pemasyarakatan. - Memberikan dukungan anggaran terhadap pelaksanaan kegiatankegiatan teknis pemasyarakatan baik di Lapas/Rutan maupun di Bapas. - Memberikan layanan informasi kepada narapidana dan masyarakat khususnya informasi tentang pelaksanaan program reintegrasi. LAKIP DITJENPAS 01 Page 58

63 - Membuat aturan/sop dalam pelaksanaan kegiatan/tahapan program reintegrasi. Indikator 4 : Persentase narapidana yang terserap di kegiatan kerja secara tepat waktu dan akuntabel Pelaksanaan pembinaan narapidana di Lapas/Rutan didasarkan pada upaya untuk mengintegrasikan kembali mereka ke dalam pergaulan masyarakat. Hal ini selaras dengan paradigma reintegrasi sosial yang dijadikan dasar pelaksanaan sistem Pemasyarakatan. Salah satu bentuk pembinaan adalah pembinaan kemandirian. Pembinaan Kemandirian dilaksanakan melalui Pembinaan ketrampilan kerja yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga, bekal ketrampilan yang dimiliki oleh narapidana dapat dimanfaatkan secara optimal dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan dari capaian indikator ini dapat diukur dari : - jumlah narapidana terserap dalam kegiatan bimbingan latihan keterampilan. - Jumlah narapidana yang terserap dalam kegiatan kerja industry dan jasa - Jumlah narapidana yang terserap dalam kegiatan kerja pertanian dan perkebunan - Jumlah narapidana yang terserap dalam kegiatan kerja perikanan dan peternakan. Selama tahun 01 telah dilaksanakan kegiatan pembinaan kemandirian dengan capaian kegiatan sebagai berikut : - Narapidana yang telah mengikuti kegiatan bimbingan latihan keterampilan adalah orang. - Narapidana yang terserap dalam kegiatan kerja industry dan jasa pada tahun 01 adalah 6.03 orang. - Narapidana yang terserap dalam kegiatan kerja pertanian dan perkebunan pada tahun 01 adalah orang.. LAKIP DITJENPAS 01 Page 59

64 - Narapidana yang terserap dalam kegiatan kerja perikanan dan peternakan pada tahun 01 adalah orang Data Narapidana Yang Mengikuti Pembinaan Kemandirian Tahun Berdasarkan capaian kinerja dari masing-masing ukuran tersebut maka diperoleh jumlah narapidana yang mengikuti pembinaan kemandirian pada tahun 01 adalah orang atau 8,97% dari jumlah narapinana seluruh Indonesia ( orang). Target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah 65%. Dengan demikian capaian kinerja pada tahun 01 belum mencapai target yang telah ditetapkan. Pada tahun berikutnya, pencapaian kinerja perlu lebih ditingkatkan guna mencapai target yang telah ditetapkan pada tahun 01 ini dengan melakukan hal-hal sebagai berikut : - Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Pemasyarakatan. - Meningkatkan kerjasama baik dengan Pemerintah, LSM, maupun perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan kerja di Lapas/Rutan. - Membuat aturan/sop dalam pelaksanaan kegiatan/tahapan kegiatan kerja. Indikator 5 : Persentase narapidana yang memperoleh pembinaan kepribadian secara tepat waktu dan akuntabel. Pembinaan kepribadian merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam proses pemasyarakatan. Tujuan diberikannya LAKIP DITJENPAS 01 Page 60

65 pembinaan kepribadian adalah untuk memberikan bekal kepada narapidana dalam hal peningkatan kapasitas dan kualitas dirinya sebelum berintegrasi nantinya ke masyarakat. Pembinaan kepribadian dilaksanakan melalui kegiatan pembianaan keagamaan, pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara, pembinaan kesadaran hukum, pembinaan intelektual, serta pembinaan olahraga dan kesenian. Pembinaan kepribadian yang wajib dilaksanakan pada setiap Lapas/Rutan adalah pembinaan keagamaan. Untuk itu capaian dari indikator ini dapat diukur dari jumlah narapidana yang telah mendapatkan pembinaan keagamaan selama tahun 01. Selama tahun 01 telah dilaksanakan Program pembinaan kepribadian dengan capaian sebagai berikut : Jumlah Narapidana Kepramukaan Pembinaan Keagamaan Pembinaan Olah Raga Pembinaan Kesenian Berdasarkan data tersebut, jumlah narapidana yang mendapatkan pembinaan kepribadian adalah orang, data ini diperoleh dari kegiatan pembinaan keagamaan dengan pertimbangan bahwa kegiatan tersebut merupakan dasar pembentukan kepribadian seseorang. Maka jumlah narapidana yang mendapatkan kegiatan pembinaan kepribadian adalah orang atau 61,50% dari orang narapidana. Target kinerja pada tahun 01 (65%) belum tercapai. Pada tahun berikutnya pencapaian kinerja perlu ditingkatkan dengan melakukan hal-hal sebagai berikut: - Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM Pemasyarakatan. - Memberikan dukungan anggaran terhadap pelaksanaan kegiatankegiatan teknis pemasyarakatan baik di Lapas/Rutan maupun di Bapas. LAKIP DITJENPAS 01 Page 61

66 - Membuat aturan/sop dalam pelaksanaan kegiatan/tahapan program pembinaan kepribadian. - Meningkatkan kerjasama dengan pihak terkait guna mendukung pelaksanaan pembinaan kepribadian. Dari uraian di atas diketahui bahwa Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan memiliki target hasil dari program sebagai berikut IKU DITBINAPIYANTAH Target Realisasi Meningkatnya persentase tahanan dan narapidana yang memperoleh registrasi, pelayanan dan pembinaan secara tepat waktu dan akuntabel 64 % 63,03% Dengan formula pencapaian hasil diatas diperoleh : CH n i1 RKU ke i 63,03% 100% 100% TKU ke i 64% 98,48% n 1 III. Penilaian Aspek Evaluasi NK (I X W I ) + (CH X W CH ) dengan I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) Dari perhitungan sebelumnya, diperoleh nilai aspek implementasi sebagai berikut: I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) (99,97%X9,7%) + (60,%X18,%) + (119,75%X43,5%) + (97,55%X8,6%) 100,65 % LAKIP DITJENPAS 01 Page 6

67 Dan diperoleh nilai kinerja dari Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan sebagai berikut NK (I X W I ) + (CH X W CH ) (100,65% X 33,3%) + (98,48% X 66,7%) 99,0% Dari perhitungan di atas diketahui Nilai Kinerja yang dihasilkan dari Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan tersebut sebesar 99,0%, maka nilai kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Direktorat tersebut termasuk kategori sangat baik. LAKIP DITJENPAS 01 Page 63

68 B. DIREKTORAT BINA PENGELOLAAN BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA I. Aspek Implementasi a. Penyerapan Anggaran P RA 100% PA Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai dengan akhir Tahun 01 sebesar Rp ,- maka pengukuran aspek penyerapan anggaran sebagai berikut: PA RA P RA 100% PA % ,46 % Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui tingkat penyerapan anggaran Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara sampai dengan minggu I Desember TA 01 adalah 99,46%. Dari tabel rencana penarikan dan realisasi anggaran di bawah, terlihat jumlah Realisasi Anggaran yang digunakan sebesar Rp ,-. Berdasarkan jumlah tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh pagu anggaran Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara sudah terserap. LAKIP DITJENPAS 01 Page 64

69 b. Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Pada tabel berikut disampaikan Rencana penarikan dana (RPD) bulanan beserta realisasi anggaran sampai dengan bulan Juni 01 dari Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara : Bulan RPD RPD Kumulatif Realisasi Anggaran RA Kumulatif Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Dari table di atas, pada bulan februari diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Januari (1) 0 RA bulan Februari () RPD bulan Januari RPD bulan Februari LAKIP DITJENPAS 01 Page 65

70 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Januari RA Februari 100% RPD Januari RPD Februari % ,55% Di bulan Maret diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Maret RPD kumulatif bulan Maret j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Maret 100% RPD kumulatif Maret % ,88 % Di bulan April diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan April RPD kumulatif bulan April j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif April 100% RPD kumulatif April % ,4% LAKIP DITJENPAS 01 Page 66

71 Di bulan Mei diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Mei RPD kumulatif bulan Mei j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Mei 100% RPD kumulatif Mei % ,83% Di bulan Juni diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juni RPD kumulatif bulan Juni j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juni 100% RPD kumulatif Juni % ,55% Di bulan Juli diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juli RPD kumulatif bulan Juli LAKIP DITJENPAS 01 Page 67

72 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juli 100% RPD kumulatif Juli % ,38% Di bulan Agustus diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Agustus RPD kumulatif bulan Agustus j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Agustus 100% RPD kumulatif Agustus % ,9% Di bulan September diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan September RPD kumulatif bulan September j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif September 100% RPD kumulatif September % ,31% Di bulan Oktober diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 68

73 RA kumulatif bulan Oktober RPD kumulatif bulan Oktober j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Oktober 100% RPD kumulatif Oktober % ,69% Di bulan Nopember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Nopember RPD kumulatif bulan Nopember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Nopember 100% RPD kumulatif Nopember % ,68% Di bulan Desember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Desember RPD kumulatif bulan Desember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Desember 100% RPD kumulatif Desember % % LAKIP DITJENPAS 01 Page 69

74 Dari perhitungan bulan ke bulan diatas, maka diperoleh perbandingan akumulasi RA bulanan dengan akumulasi RPD bulanan untuk setiap bulan seperti pada tabel berikut: Bulan Tingkat Penyerapan per Bulan Januari 0.00 % Februari 116,55% Maret 93,88% April 108,4% Mei 97,83% Juni 99,55% Juli 99,38% Agustus 99,9% September 99,31% Oktober 99,69% Nopember 99,68% Desember 99,54% K n j i i 1 Dari tabel diatas, pengukuran konsistensi sebagai berikut : i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n 0,00 116,55 93,88 108,4 97,83 99,55 99,38 99,9 99,31 99,69 99,68 99, ,57% 1 9,80% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran LAKIP DITJENPAS 01 Page 70

75 Direktorat Bina Pengelolaan Benda sitaan dan Barang rampasan negara pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 9,80%. c. Pencapaian Keluaran n i1 PK RVK ke i 100% TVK ke i n Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara memiliki dua jenis keluaran dengan target dan realisasi sebagai berikut : Volume KELUARAN Target (TVK) Realisasi (RVK) Keluaran 1 (orang) Keluaran (Laporan/dokumen) 89 8 n RVK ke i 100% i1 TVK ke i PK n % % Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui ratarata persentase pencapaian keluaran Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 110%. Dari angka persentase tersebut, realisasi volume output khususnya keluaran 1 berupa jumlah peserta kegiatan, telah melebihi target volume output. Penambahan jumlah peserta dalam setiap kegiatan menjadi faktor pendukung tingginya capaian keluaran Direktorat Bina LAKIP DITJENPAS 01 Page 71

76 Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara pada Tahun Anggaran 01 ini. d. Efisiensi n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n Pada Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara, pagu anggaran beserta realisasi dari setiap keluaran disampaikan pada tabel berikut : Volume Anggaran KELUARAN Target Realisasi Pagu Realisasi (TVK) (RVK) (PAK) (RAK) Keluaran 1 (orang) Keluaran (laporan) Dari data tabel diatas, maka pengukuran efisiensinya adalah sebagai berikut : n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 100% ke i/ ke i E 1 n / / % 1 100% / / 89 1,8% 7,85% 6,98% Nilai Efisiensi : E NE 50% 50 0 LAKIP DITJENPAS 01 Page 7

77 6,98% 50% ,45% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 67,45%. II. Aspek Manfaat (Capaian Hasil) Untuk menghitung Aspek manfaat (capaian hasil) dari Direktorat Bina Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara di gunakan rumus sebagai berikut : CH n i1 RKU ke i 100% TKU ke i n Berdasarkan rumus diatas, maka terlebih dahulu harus mengetahui target dan realisasi Indikator Kinerja Utama Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara melalui uraian di bawah ini. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan negara. Sasaran : Meningkatnya persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola secara tepat waktu dan akuntabel Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran Meningkatnya persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola secara tepat waktu dan akuntabel, terdiri atas 3 (tiga) indikator kinerja, dengan target capaian tahun 01 sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 73

78 No Indikator Target 01 Realisasi 01 Kinerja (%) 1 Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang diregistrasi/ diidentifikasi secara tepat waktu dan akuntabel Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang diamankan dan dipelihara secara tepat waktu dan akuntabel 3 Persentase mutasi dan penghapusan benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang tepat waktu dan akuntabel 80% 9,45% 115,56% 80% 96,87% 11,09% 80% 14,06% 17,57% Dari tabel di atas, terlihat bahwa capaian kinerja dari dua indikator telah melebihi dari target yang telah ditetapkan, namun satu indikator capaiannya masih jauh di bawah target yang telah ditetapkan. Maka realisasi capaian dari IKU Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara adalah 67,79%. Indikator 1 : Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang diregistrasi/diidentifikasi secara tepat waktu dan akuntabel Proses registrasi dan identifikasi merupakan langkah awal dalam pelaksanaan pengelolaan benda sitaan (basan) dan barang rampasan negara (baran). Registrasi dilakukan pada saat penerimaan basan dan baran masuk ke Rumah Penyimpanan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara (Rupbasan) berdasarkan tingkat pemeriksaan yaitu tingkat penyidik (kepolisian), tingkat Kejaksaan, tingkat Pengadilan Negeri, tingkat Pengadilan Tinggi, dan tingkat Mahkamah Agung. Setelah dilakukan LAKIP DITJENPAS 01 Page 74

79 registrasi, maka basan dan baran akan melalui proses identifikasi untuk menentukan klasifikasi dan penempatan berdasarkan golongan penempatannya. Definisi indikator ini adalah jumlah basan dan baran yang teregistrasi dan teridentifikasi di Rupbasan. Dalam mengukur pencapaian indikator kinerja ini, formulasi pengukuran yang digunakan adalah jumlah Rupbasan yang meregister dan mengidentifikasi basan dan baran secara tepat dan sesuai standar per jumlah Rupbasan seluruh Indonesia dikali 100%. Tipe penghitungan pencapaian indikator menggunakan tipe kumulatif (penjumlahan) dengan polaritas semakin banyak jumlah Rupbasan yang meregister dan mengidentifikasi basan dan baran, menunjukkan semakin baik kinerja subdit registrasi dan identifikasi. Sumber data yang digunakan dalam proses pengukuran pencapaian indikator ini adalah data basan dan baran yang teregistrasi dan teridentifikasi secara tepat dan sesuai standar pada Rupbasan di seluruh Indonesia. Berdasarkan data di atas dapat diketahui persentase bulanan Rupbasan yang melaksanakan registrasi/identifikasi selama kurun waktu Januari-Nopember 01. Maka rata-rata persentase Rupbasan yang melaksankan registrasi/identifikasi selama tahun 01 adalah 9,45% dari LAKIP DITJENPAS 01 Page 75

80 jumlah Rupbasan seluruh Indonesia (64 UPT). Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rumah Penyimpanan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara (Rupbasan) telah menerima Basan dan Baran dari tingkat penyidik (Kepolisian), Kejaksaan, Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung. Selain itu, 9,45% UPT tersebut juga telah melakukan klasifikasi Basan dan Baran dengan menyimpannya di gudang umum, gudang berharga, gudang berbahaya, gudang terbuka dan gudang hewan. Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa proses registrasi dan identifikasi telah dilaksanakan oleh 9,45% UPT Rupbasan secara tepat waktu dan akuntabel, sehingga dapat dikatakan bahwa capaian pada tahun 01 adalah 9,45% atau telah melewati target yang disepakati di awal tahun yaitu sebesar 80%. Berkenaan dengan hal tersebut, maka pencapaian kinerja ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan di tahun berikutnya dengan tetap memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM pelaksana tugas dan fungsi pengelolaan basan dan baran Peningkatan alokasi anggaran terkait pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan basan dan baran Penyusunan SOP di bidang registrasi dan identifikasi basan dan baran Peningkatan koordinasi dengan instansi terkait yang menjadi stakeholder utama layanan Rupbasan. Indikator : Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang diamankan dan dipelihara secara tepat waktu dan akuntabel Pemeliharaan dan pengamanan terhadap basan dan baran yang dititipkan di Rupbasan termasuk salah satu tugas dan fungsi dalam pengelolaan basan dan baran. Pemeliharaan dimaksudkan untuk mempertahankan mutu, jumlah dan kondisi basan dan baran yang pelaksanaannya harus berdasarkan pada klasifikasi macam dan jenis barang sesuai dengan standarisasi, karakteristik dan spesifikasi basan dan baran. LAKIP DITJENPAS 01 Page 76

81 Sedangkan pelaksanaan pengamanan basan dan baran dilakukan dengan cara mengawasi dan menjaga basan dan baran agar tidak terjadi pengrusakan, pencurian, kebakaran, kebanjiran atau pencegahan dari gangguan bencana alam. Definisi dari indikator ini yaitu jumlah basan dan baran yang berhasil diamankan dan dipelihara di Rupbasan. Formulasi penghitungan yang digunakan dalam proses pengukuran pencapaian indikator ini adalah jumlah Rupbasan yang telah melaksanakan pengamanan dan pemeliharaan basan dan baran secara tepat dan sesuai standar per jumlah Rupbasan di seluruh Indonesia dikali 100%. Tipe penghitungan yang digunakan adalah tipe penghitungan kumulatif (penjumlahan) dengan polaritas semakin banyak jumlah Rupbasan yang melaksanakan pengamanan dan pemeliharaan basan dan baran secara tepat dan sesuai standar, menunjukkan semakin baik kinerja subdit pengamanan dan pemeliharaan. Sumber data yang digunakan dalam proses pengukuran pencapaian indikator ini adalah data basan dan baran yang terpelihara dan diamankan pada Rupbasan di seluruh Indonesia. Dalam kurun waktu tahun 01, jumlah keseluruhan Rupbasan sebanyak 64 UPT. Dari 64 UPT Rupbasan yang ada, terdapat UPT yang melaporkan kehilangan Basan dan Baran yaitu Rupbasan Makassar dan Rupbasan Jakarta Timur, atau dapat diartikan bahwa 6 UPT Rupbasan telah melaksanakan pengamanan dan pemeliharaan basan dan baran. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa capaian indikator kinerja hingga Desember 01 mencapai 96,87% atau dengan kata lain telah mencapai target yang ditentukan dalam dokumen penetapan kinerja yaitu sebesar 80%. Untuk lebih meningkatkan capaian kinerja di tahun berikutnya, maka hendaknya dipertimbangkan beberapa hal berikut : Meningkatkan kemampuan teknis petugas pengamanan Rupbasan dalam melaksanakan tugas dan fungsi dalam memelihara dan mengamankan basan dan baran sesuai dengan karakteristik barang masing-masing. LAKIP DITJENPAS 01 Page 77

82 Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana keamanan di tiap Rupbasan. Meningkatkan fasilitas pemeliharaan guna efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tugas pemeliharaan basan baran Mengajukan standar biaya pemeliharaan basan dan baran Indikator 3 : Persentase mutasi dan penghapusan benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang tepat waktu dan akuntabel Proses mutasi basan dan baran pada Rupbasan meliputi mutasi fisik dan mutasi administrasi. Mutasi basan dan baran dilaksanakan berdasarkan pada surat permintaan dari pejabat yang bertanggung jawab menurut tingkat pemeriksaan. Sedangkan penghapusan basan dan baran dilaksanakan karena adanya kerusakan, penyusutan, kebakaran, bencana alam, pencurian, barang temuan, atau karena barang bukti tidak diambil. Penghapusan dapat berupa pengembalian basan/baran kepada pihak yang berhak, pemusnahan, pelelangan serta menyerahkan basan/baran ke instansi lain. Definisi indikator ini yaitu jumlah basan dan baran yang telah dimutasi dan dihapus di Rupbasan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Formulasi penghitungan yang digunakan dalam proses pengukuran pencapaian indikator adalah jumlah Rupbasan yang telah melaksanakan mutasi dan penghapusan basan dan baran secara tepat dan sesuai standar per jumlah Rupbasan di seluruh Indonesia dikali 100%. Tipe penghitungan yang digunakan adalah tipe penghitungan kumulatif (penjumlahan) dengan polaritas semakin banyak jumlah Rupbasan yang melaksanakan mutasi dan penghapusan basan dan baran secara tepat dan sesuai standar, menunjukkan semakin baik kinerja subdit mutasi dan penghapusan. Sumber data yang digunakan selama proses pengukuran hasil capaian indikator ini adalah data basan dan baran yang dimutasi dan dihapuskan pada Rupbasan seluruh Indonesia. LAKIP DITJENPAS 01 Page 78

83 DATA PENGHAPUSAN BASAN BARAN NO. UPT RUPBASAN JENIS PENGHAPUSAN Dikembalikan kpd yg berhak Dimusnahkan Lelang 1 Blitar 1 bh potongan kalung emas 1 bh HP merk Cross 1 bh helm BMC 1 unit sepeda motor Honda Cs One Indramayu 1 unit sepeda motor Thunder 1 Gaun pendek warna hitam putih 1 potong BH 1 potong CD warna merah jambu 3 Jakarta Utara VCD dan cover lagu dan film 4 Purwokerto uang senilai Rp ,- 5 Mojokerto 1 unit Grand max pick up 1 unit mobil xenia warna merah 1 unit sepeda motor Honda supra fit bh glangsing gabah 6 Semarang 45 karton rokok berbagai merk 1 unit sepeda motor Yamaha Mio 1 unit sepeda motor Yamaha Jupiter 1 unit mobil daihatsun xenia 7 Medan 1 unit sepeda motor Yamaha F1ZR 1 unit sepeda motor Honda supra X 1 unit sepeda motor Yamaha Vega 1 unit sepeda motor Honda Beat 8 Kupang 1 unit mobil 1 unit motor 9 Denpasar 1 unit mobil Diserahkan ke Instansi lain 1 unit mobil Suzuki APV Arena Berdasarkan data UPT yang melaporkan penghapusan basan baran diatas diketahui selama periode Januari-Desember 01 UPT Rupbasan yang telah melaksanakan penghapusan basan dan baran secara akuntabel adalah sebanyak 9 UPT Rupbasan atau 14,06% dari jumlah seluruh Rupbasan sebanyak 64 UPT. Capaian ini masih jauh dari target yang ditetapkan diawal tahun 01 yaitu sebesar 80%. Dalam pelaksanaan tugas terdapat beberapa kendala dan hambatan yang dihadapi yaitu : Belum adanya data mengenai mutasi basan dan baran dari satu tingkat penyidikan ke tingkat penyidikan yang lain yang dilakukan oleh masingmasing UPT Rupbasan. Belum adanya batas waktu penyimpanan basan baran yang mengakibatkan penumpukan basan dan baran serta pengurangan nilai LAKIP DITJENPAS 01 Page 79

84 ekonomis barang tersebut yang akhirnya menjadi tumpukan sampah/barang rongsokan Kurangnya koordinasi dengan instansi terkait yang menitipkan basan dan baran di Rupbasan terutama dalam hal pengiriman putusan pengadilan atas status basan/baran serta proses penghapusan basan/baran. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan capaian kinerja di tahun berikutnya antara lain yaitu : Menindaklanjuti MoU antara Menteri Hukum dan HAM dengan Kapolri, Ketua MA, Jaksa Agung dan Menteri Keuangan tentang ketatalaksanaan dan pengadministrasian pengelolaan basan dan baran sebagai salah satu bentuk peningkatan kualitas koordinasi dengan instansi terkait. Menyusun aplikasi pelaporan data dan informasi terkait pelaksanaan tugas dan fungsi pengelolaan yang terintegrasi dan up to date, terutama data tentang basan/baran yang sudah harus dimutasi/dihapuskan. Mengalokasikan tempat penyimpanan basan/baran yang lebih memadai. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan hasil capaian indikator kinerja Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara dalam kurun waktu tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU Meningkatnya persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola secara tepat waktu dan akuntabel Target Realisasi 80% 67,79% Dengan formula pencapaian hasil diatas diperoleh capaian hasil sebagai berikut : n RKU ke i 100% i1 TKU ke i CH n 67,79% 100% 80% 84,74% 1 LAKIP DITJENPAS 01 Page 80

85 III. Penilaian Aspek Evaluasi Pada Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara, penilaian kinerjanya adalah sebagai berikut : Nilai Kinerja : NK (I X W I ) + (CH X W CH ), dengan I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) Dari perhitungan aspek implementasi Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan sebelumnya, maka diperoleh nilai aspek implementasi sebagai berikut : I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) (99,46% X 9,7%) + (9,80% X 18,%) + (110% X 43,5%) + (67,45% X 8,6%) 93,68% Dan diperoleh nilai kinerja dari suatu eselon I sebagai berikut : NK (I X W I ) + (CH X W CH ) (93,68%X 33,3%) + (84,74% X 66,7%) 87,7% Nilai Kinerja yang dihasilkan dari Direktorat tersebut sebesar 101,84% maka nilai kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan termasuk kategori baik LAKIP DITJENPAS 01 Page 81

86 C. DIREKTORAT BINA KEAMANAN DAN KETERTIBAN I. Aspek Implementasi a. Penyerapan Anggaran P RA 100% PA Direktorat Bina Keamanan dan ketertiban memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai dengan 10 Desember 01 sebesar Rp maka pengukuran aspek penyerapan anggaran sebagai berikut : PA RA P RA 100% PA % ,15% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui tingkat penyerapan anggaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban pada Tahun Anggaran 01 adalah 97,15 %. Dari tabel rencana penarikan dan realisasi anggaran di bawah, terlihat jumlah Realisasi Anggaran yang digunakan sebesar Rp ,-. Berdasarkan jumlah tersebut menunjukkan bahwa sekitar,85% anggaran Direktorat Bina keamanan dan ketertiban yang tidak terserap. b. Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n LAKIP DITJENPAS 01 Page 8

87 Rencana penarikan dana (RPD) bulanan berserta realisasi anggaran dari Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban seperti pada tabel berikut ini : RPD Bulan RPD RA Kumulatif Kumulatif Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Dari table di atas, pada bulan februari diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Januari (1) 0 RA bulan Februari () RPD bulan Januari 0 RPD bulan Februari LAKIP DITJENPAS 01 Page 83

88 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Januari RA Februari 100% RPD Januari RPD Februari % ,85% Di bulan Maret diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Maret RPD kumulatif bulan Maret j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Maret 100% RPD kumulatif Maret % ,86% Di bulan April diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan April RPD kumulatif bulan April j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif April 100% RPD kumulatif April % ,70% Di bulan Mei diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 84

89 RA kumulatif bulan Mei RPD kumulatif bulan Mei j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Mei 100% RPD kumulatif Mei % ,39% Di bulan Juni diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juni RPD kumulatif bulan Juni j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juni 100% RPD kumulatif Juni % ,48% Di bulan Juli diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juli RPD kumulatif bulan Juli j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juli 100% RPD kumulatif Juli % LAKIP DITJENPAS 01 Page 85

90 9,86% Di bulan Agustus diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Agustus RPD kumulatif bulan Agustus j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Agustus 100% RPD kumulatif Agustus ,76% 100% Di bulan September diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan September RPD kumulatif bulan September j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif September 100% RPD kumulatif September ,33% 100% Di bulan Oktober diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Oktober RPD kumulatif bulan Oktober LAKIP DITJENPAS 01 Page 86

91 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Oktober 100% RPD kumulatif Oktober % ,65% Di bulan Nopember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Nopember RPD kumulatif bulan Nopember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Nopember 100% RPD kumulatif Nopember % ,00% Di bulan Desember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Desember RPD kumulatif bulan Desember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Desember 100% RPD kumulatif Desember % ,15% Perhitungan dari bulan ke bulan sebagaimana uraian diatas, maka diperoleh perbandingan akumulasi RA bulanan dengan akumulasi RPD bulanan untuk setiap bulan seperti pada tabel berikut: LAKIP DITJENPAS 01 Page 87

92 Bulan Tingkat Penyerapan per Bulan Januari 0.00 % Februari 86,85% Maret 110,86% April 94,70% Mei 83,39% Juni 114,48% Juli 9,86% Agustus 88,76% September 80,33% Oktober 85,65% Nopember 90,00% Desember 96,15% K n j i i 1 Dari tabel diatas, pengukuran konsistensi sebagai berikut : i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n 0,00 86,85 110,86 94,70 83,39 114,48 9,86 88,76 80,33 85,65 90,00 96, % 1 85,34% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 85,34%. Berdasarkan tabel di atas, persentase konsistensi penyerapan anggaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban paling rendah adalah pada bulan September yaitu sebesar 80,33%, sedangkan LAKIP DITJENPAS 01 Page 88

93 persentase konsistensi paling tinggi adalah bulan Maret sebesar 110,86%. Adapun rendahnya nilai konsistensi penyerapan anggaran pada Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dijadwalkan. c. Pencapaian Keluaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban memiliki empat jenis keluaran dengan target dan realisasi sebagai berikut : Volume KELUARAN Target (TVK) Realisasi (RVK) Keluaran 1 (Orang) Keluaran (Laporan) 3 3 Keluaran 3 (kasus) Keluaran 4 (UPT Lapas/Rutan) 0 0 PK n i1 RVK TVK ,04% ke i 100% ke i n % Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui ratarata persentase pencapaian keluaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 116,04%. Dari angka persentase tersebut, realisasi volume output telah melebihi target volume output. Penambahan jumlah peserta dalam setiap kegiatan Bimtek dan Sosialisasi dan tindak lajut penyelesaian kasus pengaduan yang menjadi faktor pendukung tingginya volume keluaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban pada Tahun Anggaran 01. LAKIP DITJENPAS 01 Page 89

94 d. Efisiensi n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n Data pagu anggaran beserta realisasinya dari setiap keluaran yang ada pada Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban adalah sebagai berikut : Volume Anggaran KELUARAN Target Realisasi Pagu Realisasi (TVK) (RVK) (PAK) (RAK) Keluaran 1 (Orang) Keluaran (Laporan) Keluaran 3 (kasus pengaduan) Keluaran 4 (UPT Lapas/Rutan) n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n Dari tabel di atas, pengukuran efisiensi sebagai berikut : / / / / % 1 100% 1 100% 1 100% / / / / 0 4,4% + 6,37% + 36,14% +1,16% 4 16,48 % LAKIP DITJENPAS 01 Page 90

95 Nilai Efisiensi : Nilai efisiensi dari Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban yaitu ; E NE 50% ,48% 50% ,19% II. Aspek Manfaat (Capaian Hasil) Untuk menghitung Aspek manfaat (capaian hasil) dari Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban digunakan rumus sebagai berikut : n RKU ke i 100% i1 TKU ke i CH n Berdasarkan rumus di atas, maka terlebih dahulu harus mengetahui target dan realisasi Indikator Kinerja Utama Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban berdasarkan melalui uraian di bawah ini : Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang keamanan dan ketertiban Sasaran : Meningkatnya persentase Lapas/Rutan yang aman dan tertib untuk menjamin kepastian hukum masyarakat. Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban berdasarkan Penetapan Kinerja Tahun 01 memiliki Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah Meningkatnya persentase Lapas/Rutan yang aman dan tertib untuk menjamin kepastian hukum masyarakat dengan target sebesar 38% untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung : Jumlah UPT Lapas/Rutan yang tidak mengalami gangguan keamanan dan ketertiban, kasus pelanggaran kode etik petugas, serta menjadi objek aduan masyarakat dibagi dengan jumlah UPT Lapas/Rutan seluruh Indonesia dikali 100%. LAKIP DITJENPAS 01 Page 91

96 REKAPITULASI KASUS UPT PEMASYARAKATAN YANG MENGALAMI GANGGUAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN TAHUN 01 GANGGUAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN NO UPT PENGADUAN P1 P P3 P4 P5 P6 P7 1 Rutan Salemba Rutan Serang Lapas Klas I Bandar Lampung Rutan Batam Rutan Pontianak Lapas Kuala Simpang Lapas Tebing Tinggi Rutan Jeneponto Lapas Padang Lapas Tembilahan Lapas Narkotika Lubuk Linggau Lapas Narkotika Jayapura Lapas Jambi Lapas Wanita Medan Rutan Cipinang Rutan Makasar Rutan Tanjung Pura Lapas Tanjung Pinang Rutan Kolaka Lapas Blitar Lapas Binjai Lapas Narkotika Nusakambangan Rutan Palu Lapas Lubuk Pakam Rutan Tanjung Redeb Lapas Banceuy Lapas Tanjung Pandan Lapas Tulungagung Lapas Narkotika Sungguminasa Lapas Cibinong Lapas Siborong-borong Lapas Tanjung Balai Asahan Lapas Pare-pare Lapas Anak Martapura Lapas Garut Lapas Palopo Lapas Bengkulu Lapas Narkotika Cirebon Cab. Rutan Bagansiapiapi LAKIP DITJENPAS 01 Page 9

97 NO UPT GANGGUAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN P1 P P3 P4 P5 P6 P7 PENGADUAN 40 Lapas Tarakan Rutan Klungkung Lapas Narkotika Lampung Rutan Palembang Lapas Madiun Lapas Salemba Rutan Pondok Bambu Lapas Samarinda Rutan Cirebon Lapas Tabanan Lapas Amuntai Lapas Makasar Rutan Pangkalan Brandan Lapas Balikpapan Lapas Bekasi Cab. Rutan Teminabuan Lapas Wamena Cab. Rutan Muntok Lapas Meulaboh Cab. Rutan Idi Lapas Palangkaraya Lapas Pontianak Lapas Lhokseumawe Lapas Banda Aceh Lapas Sorong Lapas Gorontalo Lapas Probolinggo Lapas Tanjung Raja Lapas Sinjai Lapas Pariaman Lapas Bau-Bau Lapas Banjarmasin Lapas Manokwari Lapas Medan Lapas Pekanbaru Rutan Medan Lapas Anak Kotabumi Lapas Bogor Rutan Surakarta Lapas Pasir Putih Nusakambangan Lapas Muara Teweh LAKIP DITJENPAS 01 Page 93

98 NO UPT GANGGUAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN P1 P P3 P4 P5 P6 P7 PENGADUAN 81 Lapas Maros Rutan Gianyar Rutan Bantaeng Rutan Tanjung Pinang Lapas Penyabungan Lapas Watampone Lapas Manado Lapas Wanita Semarang Rutan Mamuju Lapas Batam Rutan Kraksaan Lapas Tondano Cab. Rutan Tahuna Lapas Subang Lapas Terbuka Jakarta Lapas Bengkulu Rutan Kotabumi Rutan Maumere Lapas Luwuk Lapas Sidoarjo Lapas Kupang Rutan Pandeglang Rutan Bajawa Lapas Kendari Lapas Merauke Rutan Jepara Rutan Palu Rutan Pekalongan Rutan Samarinda Lapas Pati Lapas Langsa Lapas Muaro Bungo Lapas Narkotika Pematang Siantar Rutan Klas I Surabaya Lapas Pasir Pengaraian Lapas Bukit Tinggi Rutan Pekanbaru Lapas Nabire Rutan Masamba Lapas Bangko Rutan Ternate LAKIP DITJENPAS 01 Page 94

99 GANGGUAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN NO UPT PENGADUAN P1 P P3 P4 P5 P6 P7 13 Cab. Rutan Pancurbatu Rutan Manado Rutan Enrekang Lapas Abepura Lapas Karawang Rutan Mempawah Cab. Rutan Lhoknga Rutan Sanggau Lapas Sintang Rutan Sigli Lapas Labuhan Ruku Lapas Sukabumi Rutan Sumenep Rutan Kabanjahe Rutan Ambon Lapas Klas I Surabaya Lapas Pasuruan Lapas Klas I Cipinang Lapas Narkotika Jakarta Rutan Blora Lapas Nunukan Rupbasan Makasar Lapas Denpasar Lapas Boalemo Lapas Padang Sidempuan Lapas Semarang Lapas Anak Pria Tangerang Lapas Pemuda Tangerang J U M L A H Ket Gangguan Keamanan dan Ketertiban : P1 : PELARIAN P : PENYELUNDUPAN NARKOBA P3 : PERKELAHIAN P4 : PENGANIAYAAN P5 : KERUSUHAN P6 : PEMBERONTAKAN P7 : LAIN-LAIN LAKIP DITJENPAS 01 Page 95

100 Untuk jenis gangguan Keamanan dan Ketertiban lain-lain adalah jenis ganguan Keamanan dan Ketertiban yang tidak termasuk kedalam kategori yang telah dikelompokan, gangguan Keamanan dan Ketertiban tersebut antara lain kematian, bunuh diri, demo penghuni, pemberian fasilitas, dan pemberitaan yang menarik perhatian masyarakat. Rekap Data Gangguan Keamanan dan Ketertiban 01 Jenis Gangguan Kamtib Jumlah Jumlah yang Kasus Terlibat Perkelahian 7 37 Pemberontakan Penganiayaan / Kekerasan Kerusuhan 10 6 Narapidana 117 Tahanan 6 Penyelundupan Narkoba 145 Petugas 19 Pengunjung 30 NN 7 Pelarian Lain-lain Jumlah Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah UPT yang mengalami gangguan Keamanan dan Ketertiban sebanyak 150 UPT dengan jumlah kasus sebanyak 317 kasus. Hal ini disebabkan dalam satu UPT terjadi beberapa jenis gangguan Keamanan dan Ketertiban dan menjadi objek aduan masyarakat. Ganguan Keamanan dan Ketertiban tersebut terjadi karena tingginya kondisi overkapasitas di UPT, sehingga bila terjadi sedikit gesekan akan menimbulkan gangguan Keamanan dan Ketertiban. LAKIP DITJENPAS 01 Page 96

101 Jumlah pengaduan yang masuk pada Ditjenpas sebanyak 7 kasus dengan rincian sebagai berikut : 1) Pengaduan melalui surat sebanyak 67 (enam puluh tujuh) pengaduan; ) Pengaduan melalui SMS sebanyak 4 (empat ) pengaduan; 3) Pengaduan melalui datang langsung sebanyak 1 (satu) pengaduan. Dari 7 kasus pengaduan tersebut yang telah ditindaklanjuti sebanyak 56 kasus. Pengaduan yang telah selesai dan terbukti kebenarannya sebanyak 17 kasus dan terjadi di 13 UPT. Jumlah UPT Lapas/Rutan yang telah Operasional sebanyak 439 sedangkan UPT yang mengalami kejadian gangguan Keamanan dan Ketertiban, pengaduan masyarakat dan pelanggaran kode etik sebanyak 150 UPT, jadi UPT yang tidak mengalami gangguan sebanyak 89 UPT. Sehingga untuk mencari Realisasi Indikator Kinerja Utama Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban seperti berikut ini : RKU Jumlah UPT Lapas/Rutan yang tidak mengalami gangguan keamanan dan ketertiban, kasus pelanggaran kode etik petugas, serta menjadi objek aduan masyarakat jumlah UPT Lapas/Rutan seluruh Indonesia 100% LAKIP DITJENPAS 01 Page 97

102 89 100% ,83% Dari hasil tersebut maka dapat dilihat IKU Target Realisasi Persentase Lapas/Rutan yang aman dan tertib untuk menjamin kepastian hukum masyarakat 38 % 65,83 % Dengan formula pencapaian hasil diatas diperoleh : CH n RKU ke i 100% i1 TKU ke i n 65,83% 100% 38% 173,4% 1 Capaian hasil dari realisasi Indikator Kinerja Utama untuk Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban sebesar 173,4%. Namun bila dilihat dari total keseluruhan UPT pemasyarakatan capaian Lapas/Rutan yang aman dan tertib masih tergolong kecil yaitu hanya sebesar 65,83 %, hal ini disebabkan UPT yang memenui standar hunian dan keamanan masih tergolong kecil dan sumber daya manusia yang masih sangat minim baik dari segi kualitas maupun kuantitas selain itu kondisi overkapasitas menjadi pemicu terjadinya ganguan keamanan dan ketertiban, anggaran yang masih minim dalam proses pembinaan WBP serta belum berjalannya penegakan kode etik dan sistem pengawasan internal petugas pemasyarakatan. III. Penilaian Aspek Evaluasi Aspek yang ketiga ialah Aspek Implementasi yang merupakan cara pengukuran evaluasi untuk mengetahui sejauh mana kinerja yang dicapai oleh Direktorat Bina Kemanan dan Ketertiban yang menggabungkan antara aspek implementasi dan aspek manfaat (capaian hasil) dengan rumus: LAKIP DITJENPAS 01 Page 98

103 NK (I X W I ) + (CH X W CH ) dengan I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) Dari perhitungan sebelumnya, maka diperoleh nilai aspek implementasi Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban sebagai berikut : I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) (97,15% X 9,7%) + (85,34% X 18,%) + (116,04% X 43,5%) + (91,19% X 8,6%) 101,50 % Dan diperoleh nilai kinerja dari suatu eselon I sebagai berikut : NK (I X W I ) + (CH X W CH ) (101,50% X 33,3%) + (173,4% X 66,7%) 149,35 % Nilai Kinerja yang dihasilkan dari Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban sebesar 149,35%, maka nilai kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban tersebut termasuk kategori sangat baik. LAKIP DITJENPAS 01 Page 99

104 D. DIREKTORAT BINA KESEHATAN DAN PERAWATAN NARAPIDANA DAN TAHANAN I. Aspek Implementasi a. Penyerapan Anggaran P RA 100% PA Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai pada Tahun 01 sebesar Rp ,- maka pengukuran aspek penyerapan anggaran sebagai berikut : PA RA P RA 100% PA % ,61 % Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui tingkat penyerapan anggaran Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 95,61%. b. Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n Rencana penarikan dana (RPD) bulanan berserta realisasi anggaran selama tahun 01 dari Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan seperti pada tabel berikut ini : LAKIP DITJENPAS 01 Page 100

105 Bulan RPD RPD Kumulatif Realisasi Anggaran RA Kumulatif Januari Februari 314,105, ,105,000 11,80,000 11,80,000 Maret 11,100,000 35,05,000 97,665,000 09,945,000 April 180,073, ,78,000 70,161, ,106,800 Mei 14,489, ,767, ,177, ,84,500 Juni 91,585, ,35,000 88,387, ,67,040 Juli 176,165, ,517, , ,57,040 Agustus 173,499,000 1,089,016, ,384, ,911,040 September 97,045,000 1,186,061, ,379,900 1,051,90,940 Oktober 50,189,000 1,36,50, ,04,000 1,158,314,940 Nopember 46,15,000 1,8,375,000 15,33,65 1,83,647,565 Desember - 1,8,375, ,436,000 1,434,083,565 Dari tabel di atas, pada bulan februari diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Januari (1) 0 RA bulan Februari () 11,80,000 RPD bulan Januari 0 RPD bulan Februari 314,105,000 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Januari RA Februari 100% RPD Januari RPD Februari % ,74% Pada bulan maret diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Maret RPD kumulatif bulan Maret LAKIP DITJENPAS 01 Page 101

106 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Maret 100% RPD kumulatif Maret 09,945, % 35,05,000 64,55% Pada bulan april diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan April RPD kumulatif bulan April j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif April 100% RPD kumulatif April % ,0% Pada bulan mei diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Mei RPD kumulatif bulan Mei j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Mei 100% RPD kumulatif Mei % ,31% Pada bulan juni diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juni 744,67,040 LAKIP DITJENPAS 01 Page 10

107 RPD kumulatif bulan Juni 739,35,000 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juni 100% RPD kumulatif Juni 744,67, % 739,35, ,7% Pada bulan juli diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juli 745,57,040 RPD kumulatif bulan Juli 915,517,000 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juli 100% RPD kumulatif Juli 745,57, % 915,517,000 81,43% Pada bulan agustus diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan agustus RPD kumulatif bulan agustus j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Agustus 100% RPD kumulatif Agustus ,73% 100% Pada bulan september diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan September RPD kumulatif bulan September LAKIP DITJENPAS 01 Page 103

108 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif September 100% RPD kumulatif September % ,63% Pada bulan oktober diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Oktober RPD kumulatif bulan Oktober j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Oktober 100% RPD kumulatif Oktober % ,70% Pada bulan nopember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Nopember RPD kumulatif bulan Nopember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Nopember 100% RPD kumulatif Nopember % % Pada bulan desember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Desember RPD kumulatif bulan Desember LAKIP DITJENPAS 01 Page 104

109 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Desember 100% RPD kumulatif Desember % % Dari perhitungan di atas, diperoleh perbandingan akumulasi RA bulanan dengan akumulasi RPD bulanan untuk setiap bulan seperti pada tabel berikut: Bulan Tingkat Penyerapan per Bulan Januari 0.00 % Februari 35,74% Maret 64,55% April 95,0% Mei 101,31% Juni 100,7% Juli 81,43% Agustus 83,73% September 88,63% Oktober 93,70% Nopember 100,10% Desember 111,83% Dari tabel diatas, pengukuran konsistensi sebagai berikut : K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n 0 35,74 64,55 95,0 101,31100,7 81,43 83,73 88,63 93,70 100,10 111, ,03% 1 78,75% LAKIP DITJENPAS 01 Page 105

110 Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan selama Tahun Anggaran 01 ini adalah 78,75%. Berdasarkan tabel di atas, persentase konsistensi penyerapan anggaran Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan paling rendah adalah pada bulan Februari sebesar 35,74%, sedangkan persentase konsistensi paling tinggi adalah bulan Nopember sebesar 100,10%. Adapun rendahnya nilai konsistensi penyerapan anggaran pada Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana kegiatan yang dijadwalkan. c. Pencapaian Keluaran PK n i1 RVK TVK ke i ke i m j1 RKKi ke j TKKi ke j m 100% n Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan memiliki empat jenis keluaran dengan target dan realisasi sebagai berikut: Volume KELUARAN Target (TVK) Realisasi (RVK) Keluaran 1 (orang) Keluaran (dokumen) 4 4 Selama masa transisi ( tahun), pengukuran pencapaian keluaran hanya diperoleh dengan cara merata-ratakan perbandingan realisasi volume output dan target volume output seperti berikut: LAKIP DITJENPAS 01 Page 106

111 n i1 PK 100% RVK ke i 100% TVK ke i n % % Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui ratarata persentase pencapaian keluaran Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 100%. d. Efisiensi n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n Pagu anggaran beserta realisasinya dari setiap keluaran yang ada pada Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan adalah sebagai berikut : Volume Anggaran KELUARAN Target Realisasi Pagu Realisasi (TVK) (RVK) (PAK) (RAK) Keluaran 1 (orang) Keluaran (dokumen) Dari tabel di atas, pengukuran efisiensi sebagai berikut : n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 100% ke i/ ke i E 1 n LAKIP DITJENPAS 01 Page 107

112 / / % 1 100% / / 4 4% 4% 4% Nilai Efisiensi : Nilai efisiensi dari Direktorat Bina Narapidana dan Tahanan yaitu : Kesehatan dan Perawatan E NE 50% % 50% % Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai efisiensi Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 60%. Dari angka persentase tersebut, menunjukan bahwa adanya effiensi dalam penggunaan anggaran secara optimal dalam berbagai kegiatan di Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan II. Aspek Manfaat (Capaian Hasil) Untuk menghitung Aspek manfaat (capaian hasil) dari Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan di gunakan rumus sebagai berikut : CH n i1 RKU ke i 100% TKU ke i n LAKIP DITJENPAS 01 Page 108

113 Berdasarkan rumus diatas, maka terlebih dahulu harus mengetahui target dan realisasi Indikator Kinerja Utama Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan melalui uraian di bawah ini. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang kesehatan dan perawatan Narapidana dan Tahanan Sasaran : Meningkatnya persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan dan pelayanan kesehatan sesuai standar Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran Meningkatnya persentase tahanan, narapidana dan anak didik Pemasyarakaan yang memperoleh perawatan dan pelayanan kesehatan sesuai standar terdiriatas tiga indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : No Indikator Target 01 Realisasi Kinerja (%) 1 Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan secara tepat dan akuntabel sesuai standar kesehatan Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh pelayanan kesehatan secara tepat dan akuntabel 3 Penurunan jumlah derita penyakit menular dan pengguna NAPZA 50 % 50% 100% 50% 89,7% 179,44% 0% 1,07% 60,35% LAKIP DITJENPAS 01 Page 109

114 4 Persentase bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan secara tepat waktu dan akuntabel. 50% 73% 146% Dari tabel di atas, terlihat bahwa target kinerja yang telah ditetapkan sebagian telah tercapai bahkan melebihi dari target, namun hanya satu indikator yang tidak mencapai target yang telah ditetapkan, yaitu penurunan jumlah penderita penyakit menular dan pengguna NAPZA. Maka capaian realisasi dari indikator Direktorat Bina Kesehatanan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan adalah 56,0%. Indikator 1 : Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan secara tepat dan akuntabel sesuai standar Perawatan makanan bagi tahanan, narapidana dan anak didik Pemasyarakatan (andikpas) merupakan salah satu hak yang harus dipenuhi selama mereka menjalani masa pembinaan di dalam Lapas/Rutan. Perawatan makanan yang disediakan bagi tahanan,narapidana dan andikpas meliputi perawatan makanan, pakaian, dan perlengkapan tidur. Untuk mencapai target indikator kinerja Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan secara tepat dan akuntabel sesuai standar maka formulasi pengukuran yang digunakan adalah jumlah narapidana/tahanan/andikpas yang mendapatkan perawatan makanan dibandingkan dengan jumlah narapidana dan tahanan seluruh Indonesia dikalikan dengan 100%. Untuk menghitung jumlah narapidana/tahanan yang mendapatkan dan anak didik pemasyarakatan yang berada di dalam Lapas/Rutan sampai dengan tahun 01. Hal ini diasumsikan bahwa dengan diberikan perawatan maka salah LAKIP DITJENPAS 01 Page 110

115 satu hak narapidana/tahanan dan anak didik pemasyarakatan telah terpenuhi Jumlah narapidana, tahanan dan anak didik pemasyarakatan tahun 01 adalah orang, jadi Persentase (%) jumlah narapidana, tahanan,dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan makanan secara tepat dan akuntabel sesuai formulasi adalah : / x100% 100%, (angka 100% dinilai hanya dari segi kuantitas makanan bukan dari segi kualitas, sehingga capaian dari indikator ini hanya dapat di capai 50% ). Indikator : Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh pelayanan kesehatan secara tepat dan akuntabel Pemberian pelayanan kesehatan kepada narapidana/ tahanan/ andikpas di Lapas/Rutan telah mendapat perhatian dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan.Berbagai pelayanan kesehatan diberikan sebagai salah satu bentuk pemenuhan hak asasi manusia bagi narapidana/tahanan/andikpas. Pelayanan kesehatan yang diterima narapidana/tahanan/andikpas pada Lapas/Rutan antara lain meliputi pelayanan kesehatan secara fisik dan yang berhubungan dengan keadaan sanitasi dan kesehatan lingkungan. LAKIP DITJENPAS 01 Page 111

116 Formulasi pengukuran capaian indikator kinerja ini adalah jumlah narapidana/tahanan/andikpas yang menerima pelayanan kesehatan sesuai standar.dalam hal ini, jenis pelayanan kesehatan yang dijadikan acuan sebagai sumber data pengukuran adalah jumlah narapidana/tahanan/ andikpas yang menerima pelayanan kesehatan yang sifatnya preventif (penyuluhan kesehatan) dan kuratif (melalui pengobatan bagi narapidana/ tahanan/andikpas yang sakit). Data yang menggambarkan hasil capaian kinerja adalah sebagai berikut : Jumlah narapidana/tahanan/andikpas yang mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan (preventif/kie) selama 01 sebanyak orang dari jumlah seluruh narapidana/ tahanan/andikpas, sedangkan yang mendapatkan pengobatan (kuratif) sebanyak orang. Data narapidana / tahanan / andikpas yang menerima perawatan sepanjang tahun 01 dapat dilihat dari keadaan kesehatan penghuni yang disajikan pada tabel berikut : DATA PENYAKIT DILAPAS/RUTAN 01 HIV/ AIDS TBC Hepat itis Penyakit Pernafa san Penyakit Percern aan Peny. Ginjal & Salura n Kemih Peny. Susunan Syaraf Peny. Jantung & Pembulu h Darah Pykt Kulit Peny akit Mata Ganggua n Jiwa/ Depresi Peny. Lain Jumlah Narapidana/tahanan yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan a. Rawat Jalan Rawat jalan dalam Lapas/Rutan orang Rawat Jalan lurar Lapas/Rutan 97 orang Jumlah orang b. Rawat Inap Rawat Inap dalam Lapas/Rutan orang Rawat Inap luar Lapas/Rutan 447 orang Jumlah orang LAKIP DITJENPAS 01 Page 11

117 Dari data tersebut maka didapat presentase dari formulasi pengukuran capaian indikator kinerja ini adalah jumlah narapidana/tahanan/andikpas yang menerima pelayanan kesehatan sesuai standar dibagi jumlah seluruh narapidana/tahanan/andikpas X 100% adalah / x 100% sama dengan 89.7% Indikator 3 : Penurunan jumlah penderita penyakit menular dan pengguna NAPZA Narapidana/tahanan/andikpas yang menderita penyakit menular dan sebagai pengguna NAPZA dalam Lapas/Rutan menjadi masalah baru seiring dengan tingginya tingkat over kapasitas.penyebaran penyakit menular menjadi sangat mudah dengan tingginya tingkat hunian di Lapas/Rutan.Oleh karena itu, upaya menekan jumlah penderita penyakit menular di Lapas/Rutan menjadi prioritas dalam pencapaian indikator kinerja Penurunan jumlah penderita penyakit menular dan pengguna NAPZA. Dalam mengukur pencapaian kinerja indikator ini, maka digunakan formulasi selisih antara jumlah penderita penyakit menular tahun 011 dengan tahun 01 dibagi dengan jumlah penderita menular tahun lalu. Dari hasil pengukuran tersebut maka akan didapat persentase penurunan jumlah penderita penyakit menular, yang akan digunakan sebagai acuan dalam mengukur pencapaian target yang telah ditetapkan. Data terkait jumlah penderita penyakit menular di Lapas/Rutan tahun 011 dan 01 disajikan dalam diagram berikut : DATA PENDERITA PENYAKIT MENULAR DI LAPAS/RUTAN TAHUN 011 NO. JENIS PENYAKIT JUMLAH 1. HIV/AIDS 970. TBC HEPATITIS PENYAKIT KULIT 7149 LAKIP DITJENPAS 01 Page 113

118 5. PENYAKIT MATA 494 TOTAL 9610 DATA PENDERITA PENYAKIT MENULAR DI LAPAS/RUTAN TAHUN 01 NO. JENIS PENYAKIT JUMLAH 1. HIV/AIDS 496. TBC HEPATITIS 5 4. PENYAKIT KULIT PENYAKIT MATA 344 TOTAL 8450 PERBANDINGAN JUMLAH PENDERITA PENYAKIT MENULAR TAHUN 011 DAN 01 Dari tabel diatas terlihat bahwa jumlah penderita penyakit menular pada tahun 011 adalah orang, sedangkan pada tahun 01 adalah Berdasarkan data tersebut diketahui telah terjadi penurunan penderita penyakit menular sebanyak orang pada tahun 01 dibandingkan dengan tahun 011. Maka diperoleh persentase penurunan penyakit menular sebesar x 100% 1,07%. LAKIP DITJENPAS 01 Page 114

119 Jadi capaian dari indikator ini adalah 1,07%, sedangkan target yang telah ditetapkan pada tahun 0%. Rendahnya capaian dari indikator ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain banyaknya Lapas/Rutan yang mengalami over kapasitas sehingga penghuni sangat rentan terhadap penyebaran penyakit menular, selain itu banyak narapidana/tahanan yang masuk ke Lapas/Rutan sudah mengidap penyakit sejak dari luar Lapas/Rutan, sehingga sangat mempengaruhi terhadap data bertambahnya jumlah penderita penyakit menular. Indikator 4 : Persentase bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan secara tepat waktu dan akuntabel. Keberadaan kelompok rentan dan resiko tinggi di dalam Lapas/Rutan saat ini telah menjadi salah satu fenomena tersendiri.pemenuhan hak-hak kelompok rentan dan resiko tinggi yang berada dalam Lapas/Rutan menjadi salah satu upaya dalam pemberian perlindungannya.yang dimaksud kelompok rentan disini adalah bayi, ibu hamil dan menyusui, narapidana/tahanan lansia, cacat fisik/permanen, mengalami gangguan kejiwaan.sedangkan kelompok resiko tinggi adalah narapidana/tahanan yang menderita penyakit yang memiliki tingkat resiko tinggi seperti penderita HIV-AIDS, TB, IMS, Hepatitis, Jantung, dan Kanker. Formulasi yang digunakan untuk mengukur capaian target indikator kinerja ini adalah dengan menghitung jumlah bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan sesuai standar dibagi dengan jumlah total jumlah bayi,ibu hamil dan ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan sesuai standar X 100%. Presentase % bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan sesuai standar adalah : a. Jumlah kelompok rentan yang memperoleh Perlindungan sesuai standar 7.05 orang (bayi 34 orang, Ibu hamil 11 orang, Ibu menyusui 4 orang) LAKIP DITJENPAS 01 Page 115

120 b. Jumlah kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan sesuai standar.18 orang Jumlah orang Total Jumlah kelompok rentan dan kelompok resiko tinggi Tahun orang Presentase (%) Jumlah bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan sesuai standar : / 1.407x100% 73 % Pemberian perlindungan ini telah dilaksanakan pada seluruh narapidana/tahanan yang termasuk kelompok resiko tinggi dan kelompok rentan. Dalam hal ini pencapaian indikator telah memenuhi target sebesar 100%. Hal ini perlu dipertahankan dalam proses pencapaian kinerja di tahun berikutnya, dan diharapkan akan terjadi peningkatan dalam penetapan target kinerja di tahun 013. Beberapa saran tindak yang dapat dipertimbangkan untuk dilaksanakan dalam rangka mempertahankan capaian kinerja antara lain yaitu : Peningkatan alokasi anggaran dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemberian perlindungan kepada kelompok rentan dan resiko tinggi di Lapas/Rutan LAKIP DITJENPAS 01 Page 116

121 Peningkatan kualitas program yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pemberian perlindungan kepada kelompok rentan dan resiko tinggi di Lapas/Rutan Peningkatan kerjasama dengan pihak-pihak terkait dalam upaya optimalisasi pemberian perlindungan kepada kelompok rentan dan resiko tinggi di Lapas/Rutan. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan hasil capaian indikator kinerja Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU DITBINAKESWAT Target Realisasi Meningkatnya persentase tahanan dan narapidana yang memperoleh perawatan dan pelayanan kesehatan sesuai standar 40 % 56,0% Dengan gambaran diatas diperoleh formula pencapaian hasil adalah : CH n i1 RKU ke i 56,0% 100% 100% TKU ke i 40% 140,50% n 1 III. Penilaian Aspek Evaluasi NK (I X W I ) + (CH X W CH ) dengan I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) Dari perhitungan sebelumnya, diperoleh nilai aspek implementasi sebagai berikut : I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) I (95,61% X 9,7%) + (78,75% X 18,%) + (100% X 43,5%) + (60% X 8,6%) 84,6% LAKIP DITJENPAS 01 Page 117

122 Dan diperoleh nilai kinerja dari Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan sebagai berikut : NK (I X W I ) + (CH X W CH ) (84,6% X 33,3%) + (140,50% X 66,7%) 11,77% Nilai Kinerja yang dihasilkan dari Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan tersebut sebesar 11,77%, maka nilai kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Direktorat tersebut termasuk kategori sangat baik. LAKIP DITJENPAS 01 Page 118

123 E. DIREKTORAT BINA BIMBINGAN KEMASYARAKATAN DAN PENGENTASAN ANAK I. Aspek Implementasi a. Penyerapan Anggaran P RA 100% PA Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai dengan akhir Bulan Desember Tahun 01 sebesar Rp ,- maka pengukuran aspek penyerapan anggaran sebagai berikut : PA RA P RA 100% PA % 99,01 % Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui tingkat penyerapan anggaran Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 99,01 %. Hal ini sesuai dengan data realisasi anggaran dengan bersumber kepada dokumen surat perintah pencairan dana (SPD) yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (SPD) yang untuk Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak sudah dibayarkan untuk kegiatan : 1. ToT Assesmen Resiko untuk Petugas Ditjenpas, Lapas, Bapas sebanyak 50 orang tahap II.. Penyempurnaan Instrumen Klasifikasi. 3. Bimtek Pelaksanaan Assesmen resiko Resiko pada Lapas, Rutan dan Bapas tahap II. 4. Pengembangan Assesmen Resiko. LAKIP DITJENPAS 01 Page 119

124 5. Penyusunan Modul Sidik jari Klien Bapas dan Anak Didik Pemasyarakatan. 6. Bimtek dan Sosialisasi SOP Pendidikan. 7. Pemetaan Lapas Anak Tahap II. 8. Sosialisasi SOP Program Pendidikan Anak, Perempuan dan Kelompok Rentan. 9. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Tugas Bimkemas dan pengentasan Anak. 10. Penyempurnaan Program dan Model Pembinaan (intervensi). 11. Penyusunan Modul Penyuluhan Penanganan ABH Terkait Diversi, Restorative Justice bagi Petugas Pemasyarakatan. 1. Bimtek dan Sosialisasi SOP Perlindungan dan Pengentasan Anak dan SOP Keputusan Bersama (Inpres No. 3/010). 13. Bimtek dan Sosialisasi SOP Pelaksanaan tugas Bimkemas dan Pengentasan Anak. 14. Penyusunan Model Bimbingan Keterampilan dan penyaluran kerja di Bapas. 15. Penyusunan SOP Pencabutan dan Pembatalan SK Pembebasan Bersyarat (PB). 16. Penyempurnaan SOP Pelaksanaan Tugas Bimkemas dan Pengentasan Anak. 17. Penyempurnaan Model Litmas dan Modul PK Online. 18. Uji coba untuk Model Litmas Online dan Modul PK. 19. Pembuatan Soal model Litmas dan Modul PK untuk ujian kualifikasi calon PK. 0. Kajian untuk bahan aplikasi data base Bimkemas dan Anak. 1. Pengembangan sertifikasi PK.. Sosialisasi Penanganan Anak yang berhadapan dengan Hukum (ABH) Melalui Pendekatan Diversi, Restorative justice. 3. Bimytek Penanganan Anak yang berhadapan dengan Hukum (ABH) melalui pendekatan Diversi, Restorative Justice. 4. Pengelolaan Bimtek Jarak jauh (website) Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak b. Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n LAKIP DITJENPAS 01 Page 10

125 Rencana penarikan dana (RPD) bulanan berserta realisasi anggaran dari Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak seperti pada tabel berikut ini : Bulan RPD RPD Kumulatif Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Kumulatif Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Dari tabel di atas, pada bulan februari diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Januari (1) 0 RA bulan Februari () RPD bulan Januari 0 RPD bulan Februari LAKIP DITJENPAS 01 Page 11

126 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Januari RA Februari 100% RPD Januari RPD Februari % % Berdasarkan hasil penghitungan konsistensi perencanaan penarikan kas dan implementasinya pada bulan pebruari Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak baru dapat mengimplementasikan rencana penarikan kasnya dari RPD sebesar atau 46,44 % hal ini dikarenakan : 1. Belanja bahan baru dapat diserap pada bulan maret, untuk kegiatan Bimtek dan sosialisasi SOP Pendidikan.. Belanja barang non operasional lainnya penarikan dana terlambat karena berkas yang kurang/ tidak lengkap. Pihak ke III dalam melengkapi berkas SPK tidak sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan. 3. Belanja jasa profesi ada kendala saat narasumber belum melengkapi data kesediaan sebagai narasumber. 4. Belanja perjalanan lainnya, ada bukti tiket yang tidak lengkap Di bulan Maret diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Maret RPD kumulatif bulan Maret j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Maret 100% RPD kumulatif Maret % LAKIP DITJENPAS 01 Page 1

127 74,98% Di bulan April diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan April RPD kumulatif bulan April j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif April 100% RPD kumulatif April % ,84% Di bulan Mei diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Mei RPD kumulatif bulan Mei j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Mei 100% RPD kumulatif Mei % ,08% Di bulan Juni diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juni RPD kumulatif bulan Juni LAKIP DITJENPAS 01 Page 13

128 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juni 100% RPD kumulatif Juni ,4% 100% Di bulan Juli diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juli RPD kumulatif bulan Juli j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Juli 100% RPD kumulatif Juli % ,35% Di bulan Agustus diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Agustus RPD kumulatif bulan Agustus j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Agustus 100% RPD kumulatif Agustus % ,60% Di bulan September diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 14

129 RA kumulatif bulan September RPD kumulatif bulan September j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif September 100% RPD kumulatif September % ,39% Di bulan Oktober diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Oktober RPD kumulatif bulan Oktober j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Oktober 100% RPD kumulatif Oktober % ,84% Di bulan Nopember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Nopember RPD kumulatif bulan Nopember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Nopember 100% RPD kumulatif Nopember % ,30% LAKIP DITJENPAS 01 Page 15

130 Di bulan Desember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Desember RPD kumulatif bulan Desember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA kumulatif Desember 100% RPD kumulatif Desember % ,37% Diperoleh perbandingan akumulasi RA bulanan dengan akumulasi RPD bulanan untuk setiap bulan seperti pada tabel berikut: Bulan Tingkat Penyerapan per Bulan Januari 0.00 % Februari 46,44 % Maret 74,98 % April 80,84 % Mei 9,08 % Juni 88,4 % Juli 86,35 % Agustus 10,60 % September 97,39% Oktober 98,84 % Nopember 114,30 % Desember 13,37% LAKIP DITJENPAS 01 Page 16

131 Dari tabel diatas, pengukuran konsistensi sebagai berikut : K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n 0,00 46,44 74,98 80,84 9,08 88,4 86,35 10,60 97,39 98,84 114,30 13, ,61% 1 84,55% PK n i1 Jadi, konsistensi penarikan dana pada Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak dari selama semester pertama Tahun Anggaran 01 adalah sebesar 84,55%. RVK TVK ke i ke i m j1 RKKi ke j TKKi ke j m 100% n Berdasarkan tabel diatas, persentase konsistensi penyerapan anggaran Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak paling rendah adalah bulan bulan Januari sebesar 0%, sedangkan persentase konsistensi paling tinggi adalah bulan Desember sebesar 13,37 %. c. Pencapaian Keluaran Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak memiliki dua jenis keluaran dengan target dan realisasi sebagai berikut : Volume KELUARAN Target (TVK) Realisasi (RVK) Keluaran 1 (Orang) Keluaran (Dokumen) 9 8 LAKIP DITJENPAS 01 Page 17

132 Selama masa transisi ( tahun), pengukuran pencapaian keluaran hanya diperoleh dengan cara merata-ratakan perbandingan realisasi volume output dan target volume output seperti berikut : n i1 PK RVK ke i 100% TVK ke i n % ,98 0,89 100% 93,83% Pencapaian keluaran dari Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak untuk DIPA 01 terdiri dari 5 program kegiatan dengan jenis keluaran berupa orang dan Dokumen. Dari 5 program kegiatan tersebut keluaran berupa dokumen 9 dokumen dan keluaran orang 676 orang. Pada saat ini jumlah realisasi keluaran keseluruhan sebesar 93,5 %, hal ini dikarenakan kegiatan yang dilaksanakan sampai pada bulan Desember sudah 5 kegiatan program sesuai dengan penjadwalan yang telah ditetapkan. d. Efisiensi n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n Pagu anggaran beserta realisasinya dari setiap keluaran yang ada pada Bina Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak adalah sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 18

133 Volume Anggaran KELUARAN Target Realisasi Pagu Realisasi (TVK) (RVK) (PAK) (RAK) Keluaran 1 (Orang)) Keluaran (Dokumen) Dari tabel di atas, pengukuran efisiensi sebagai berikut : n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n / / % 1 100% / / 9 0,80% ( 10,64)% 5,7% Nilai Efisiensi : Nilai efisiensi dari Direktorat Bimkemas dan Pengentasan Anak yaitu ; E NE 50% ,7% 50% % (-14,31%) 35,69% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Bina Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 35,69 %. LAKIP DITJENPAS 01 Page 19

134 II. Aspek Manfaat (Capaian Hasil) Untuk menghitung Aspek manfaat (capaian hasil) dari Direktorat Bina Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak di gunakan rumus sebagai berikut : CH n i1 RKU ke i 100% TKU ke i n Berdasarkan rumus diatas, maka terlebih dahulu harus mengetahui target dan realisasi Indikator Kinerja Utama Direktorat Bina Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak melalui uraian di bawah ini. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan di bidang bimbingan kemasyarakatan dan pengentasan anak. Sasaran : Meningkatnya persentase anak dan klien pemasyarakatan yang memperoleh registrasi, pendidikan, pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran Meningkatnya persentase anak dan klien pemasyarakatan yang memperoleh registrasi, pendidikan, pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel terdiri atas lima indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : No Indikator Target Realisasi Kinerja 01 (%) 1 Persentase Anak Didik Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan yang 70% 100% 14,86% teregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel LAKIP DITJENPAS 01 Page 130

135 Persentase anak yang memperoleh pendidikan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel 3 Persentase anak yang memperoleh pendampingan dan pembimbingan secara tepat waktu dan akuntabel 4 Persentase klien pemasyarakatan yang memperoleh pembimbingan dan pengawasan secara tepat waktu dan akuntabel 5 Persentase anak dan klien pemasyarakatan yang mendapatkan litmas secara tepat waktu dan akuntabel 70% 3,15% 45,93% 70% 90,47% 19,4% 70% 5,61% 75,16% 75% 44,60% 59,46 % Dari table di atas, terlihat bahwa target kinerja yang telah ditetapkan sebagian telah tercapai, namun sebagian juga masih ada yang belum tercapai. Maka capaian realisasi dari IKU Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak adalah 63,97%. Indikator 1 : Persentase Anak Didik Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan yang teregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel Pada dasarnya, anak baik secara biologis, psikis, sosial maupun kultural berada dalam kondisi rentan dan masing tergantung pada orang dewasa. Kerentanan tersebut menimbulkan sejumlah resiko yang banyak dihadapi oleh seorang anak. Terlebih anak yang berkonflik dengan hukum. Pemidanaan anak merupakan upaya paling terakhir yang harus ditempuh oleh hakim dalam memutus perkara anak. Adapun data-data anak yang berada pada Lapas/Rutan/Cabang Rutan di seluruh Indonesia LAKIP DITJENPAS 01 Page 131

136 baik tahanan anak yang sedang menjalani proses pemeriksaan perkara maupun Anak Didik Pemasyarakatan yang sedang menjalani pidananya. Pada tahun 01 telah dilakukan registrasi dan klasifikasi terhadap Anak Didik Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan. Berikut kami sampaikan data Anak Didik Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan seluruh Indonesia selama tahun 01. NO NAMA KANTOR WILAYAH Data Tahanan Anak dan Anak Didik Di Seluruh Indonesia TAHANAN DAN ANAK DIDIK PAS TAHANAN (ANAK) ANAK DIDIK PAS JUMLAH PENGHUNI P W JML P W JML P W JML 1 N.A.D SUMATERA UTARA 3 SUMATERA BARAT 4 RIAU KEPULAUAN RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN 8 KEP. BANGKA BELITUNG 9 LAMPUNG BENGKULU BANTEN DKI JAKARTA JAWA BARAT D.I. YOGYAKARTA JAWA TENGAH JAWA TIMUR KALIMANTAN BARAT 18 KALIMANTAN TENGAH 19 KALIMANTAN SELATAN 0 KALIMANTAN TIMUR 1 SULAWESI UTARA GORONTALO SULAWESI TENGAH 4 SULAWESI SELATAN LAKIP DITJENPAS 01 Page 13

137 5 SULAWESI BARAT SULAWESI TENGGARA 7 BALI NUSA TENGGARA BARAT 9 NUSA TENGGARA TIMUR 30 MALUKU MALUKU UTARA PAPUA IRIAN JAYA BARAT JUMLAH Berdasarkan data diatas terlihat bahwa jumlah anak yang berhadapan dengan hukum cukup banyak yaitu sebanyak orang anak yang mendekam dalam Lapas/Rutan/Cabang Rutan di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, seluruhnya telah teregistrasi (100%). Sedangkan untuk klasifikasi tahanan anak berdasarkan tingkat pemeriksaan tindak pidananya mulai dari A.I (tahanan kepolisian), A.II (tahanan kejaksaan), A.III (tahanan pengadilan negeri) A.IV (tahanan pengadilan tinggi) A.V (tahanan Mahkamah Agung) sebagamana pada tabel di bawah ini : LAKIP DITJENPAS 01 Page 133

138 Jumlah tahanan anak yang terklasifikasi adalah.057 orang atau 100% dari keseluruhan jumlah tahanan (.057 orang) Klasifikasi Anak Didik Pemasyarakatan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Data Anak Didik Pemasyarakatan Jenis ANAK ANAK ANAK PIDANA Kelamin SIPIL NEGARA B.I B.II.a B.II.b B.III TOTAL P W Jumlah Data Klien Pemasyarakatan N Klien Dewasa Klien Anak Jumlah Klien KANWIL o P W JML P W JML P W JML 1 ACEH BALI BANGKA BELITUNG BANTEN 1, , , ,376 5 D.I. YOGYAKART A DKI JAKARTA 3,19 7 3, , ,481 7 GORONTALO JAMBI BARAT 5, , , ,58 10 JAWA TENGAH, , , , JAWA TIMUR 3, , , ,067 1 KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN SELATAN , KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN TIMUR 1, , , ,16 LAKIP DITJENPAS 01 Page 134

139 16 KEPULAUAN RIAU LAMPUNG MALUKU MALUKU UTARA NUSA TENGGARA - BARAT NUSA TENGGARA TIMUR PAPUA PAPUA - BARAT RIAU SULAWESI BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGAH SULAWESI TENGGARA SULAWESI UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA SELATAN , SUMATERA UTARA 3, , Jumlah , , ,899 1,967 34,488 1, ,849,013 35,86 Berdasarkan data diatas terlihat bahwa jumlah klien pemasyarakatan yaitu orang. Dari jumlah tersebut, seluruhnya telah teregistrasi (100%). Klasifikasi klien berdasarkan statusnya yang sedang dibimbing oleh Balai Pemasyarakatan (Bapas) di seluruh Indonesia dapat dilihat pada tabel di bawah ini : LAKIP DITJENPAS 01 Page 135

140 Jumlah klien yang dibimbing oleh Bapas pada akhir 01 sebanyak orang klien sedangkan dari statusnya klien PB yang paling banyak yaitu orang. Capaian dari indikator ini diukur dari Persentase anak dan klien pemasyarakatan yang terintegrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel. Berdasarkan data di atas, pada tahun 01 seluruh anak dan klien pemasyarakatan telah diregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah 100%. Atau lebih besar dari target yang telah ditetapkan yaitu 70%. Beberapa saran tindak yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kinerja adalah sebagai berikut : Mengoptimalkan Sistem Database Pemasyarakatan (SDP) secara online sehingga seluruh tahanan dan anak didik pemasyarakatan serta klien pemasyarakatan dapat teregistrasi dan terklasifikasi dengan baik. Peningkatan kualitas SDM petugas registrasi pada Lapas, Rutan dan Bapas. Indikator : Persentase anak yang memperoleh pendidikan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel LAKIP DITJENPAS 01 Page 136

141 Pendididkan anak merupakan hal terpenting dalam menentukan masa depan anak, baik pendidikan formal, non formal maupun informal. Begitu hal dengan pendidikan anak di dalam Lapas Anak. Salah satu kegiatan pembinaan di Lapas adalah dengan menyelenggarakan pendidikan Kejar Paket. Capaian dari indikator ini dapat diukur dari variabel ukuran yaitu: - Jumlah anak yang memperoleh pendidikan secara tepat waktu - Jumlah anak yang mendapatkan program reintegrasi. Pada tahun 01 telah dilaksanakan pendidikan dan program reintegrasi untuk anak didik pemasyarakatan dengan capaian sebagai berikut : Data Anak yang Memperoleh Program Reintegrasi No Program Reintegrasi Jumlah 1 PB 904 PiB 59 3 CMB 7 4 CB 99 5 CMK 6 6 AKOT 43 TOTAL Berdasarkan data kinerja di atas, maka capaian dari indikator ini adalah : - Jumlah anak (Andik PAS) yang memperoleh pendidikan adalah orang atau 9,30 % dari keseluruhan jumlah anak (3.765 orang). LAKIP DITJENPAS 01 Page 137

142 - Jumlah anak (Andik PAS) yang memperoleh program reintegrasi adalah orang atau 35,01 % dari keseluruhan jumlah anak (3.765 orang). Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah 3,15%. Capaian ini lebih kecil dari target yang telah ditetapkan yaitu 70%. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : a. Data yang datang terlambat dan tidak tepat waktu sesuai dengan bulannya. b. Banyaknya UPT yang mengirimkan laporan namun dalam bentuk laporan nihil. c. Hanya dibulan-bulan tertentu pelaksanaan kejar paket dilaksanakan di UPT sehingga untuk pengiriman laporan dalam bentuk data hanya dapat terpenuhi dalam bulan-bulan tertentu juga. d. Ada beberapa UPT Lapas Anak yang belum menjalankan program pendidikan Kejar Paket. Beberapa saran tindak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja pada tahun yang akan datang adalah sebagai berikut : Peningkatan jumlah alokasi anggaran di bidang pendidikan anak, mengingat akan pentingnya pendidikan anak di dalam Lapas/Rutan. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM yang mendukung pelaksanaan tugas pendidikan anak di dalam Lapas/Rutan. Peningkatan kerja sama dengan para pemangku kepentingan. Indikator 3 : Persentase anak yang memperoleh pendampingan dan pembimbingan secara tepat waktu dan akuntabel Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber daya manusia yang merupakan potensi dan penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial secara utuh, serasi, selaras dan seimbang. LAKIP DITJENPAS 01 Page 138

143 Peran Pembimbing Kemasyarakatan (PK) sangatlah penting terutama dalam hal Anak yang Berhadapan dengan Hukum (ABH) dikarenakan pendampingan dan pembimbingan terhadap anak sangat diperlukan. Setiap ABH harus dilakukan pendampingan semenjak diduga melakukan tindak pidana dalam pemeriksaan di kepolisian sampai dengan putusan sidang pengadilan. Saran PK sangat mempengaruhi putusan hakim dalam memutus perkara anak. Jika putusan hakim dibuat tanpa adanya Penelitian Kemasyarakatan (Litmas), maka putusan tersebut batal demi hukum. Capaian dari indikator ini dapat diukur dengan dua variabel ukuran sebagai berikut: - Jumlah Anak yang Mendapatkan Pendampingan dalam Sidang Anak. Pada tahun 01 telah dilaksanakan pendampingan terhadap anak dalam sidang pengadilan dengan capaian sebagai berikut : DIVERSI PUTUSAN PIDANA AKOT SOSIAL AKOT PANTI SOSIAL BERSYARAT PENJARA JUMLAH Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa anak yang mendapatkan pendampingan berjumlah orang atau 91,7 % dari keseluruhan jumlah Andik pas dan tahanan anak (5.8 orang). Dari data tersebut bisa dilihat sebanyak 508 orang Anak tidak memperoleh pendampingan dalam proses pra adjudikasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : Faktor kurangnya SDM ( Pembimbing Kemasyarakatan Anak ) yang masih jauh dari angka ideal untuk jangkauan lingkup wilayah kerja yang sedemikian luas di Indonesia, kurangnya sarana dan prasarana seperti kendaraan dinas dalam melaksanakan tugas pendampingan khususnya dalam pendampingan bagi tahanan anak yang tinggal di daerah pelosok ( kondisi geografis yang sulit dijangkau ) dengan sarana transportasi yang minim serta faktor anggaran yang tidak cukup untuk menutupi seluruh kegiatan pendampingan bagi klien anak. Faktor faktor tersebut LAKIP DITJENPAS 01 Page 139

144 dianggap menjadi hambatan dan kendala utama bagi BAPAS, khususnya PK Anak dalam melakukan pendampingan bagi ABH. - Jumlah Anak yang Mendapatkan Pembimbingan Pada Tahun 01. Pada tahun 01 jumlah anak yang memperoleh pembimbingan sebanyak 1.3 orang atau 89,67 % dari keseluruhan Klien Anak Pemasyarakatan yang berjumlah orang. Dengan demikian capaian dari indikator ini pada tahun 01 adalah 90,47 %, melebihi dari target yang telah ditetapkan yaitu 70%. Beberapa saran tindak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja adalah sebagai berikut : Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Pembimbing Kemasyarakatan (PK) yang mendukung pelaksanaan tugas pendampingan dan pembimbingan anak. Peningkatan jumlah alokasi anggaran di bidang pendampingan dan pembimbingan mengingat wilayah hukum Bapas yang cukup luas serta masih terbatasnya jumlah Bapas yang tidak sebanding dengan jumlah klien anak. Anggaran yang cukup akan sangat membantu PK untuk melakukan home visit dan pendampingan sejak dari Kepolisian hingga Sidang Pengadilan. LAKIP DITJENPAS 01 Page 140

145 Penguatan peran dan fungsi Bapas dalam rangka Pendampingan ABH baik dalam pemeriksaan pada penyidik agar sebisa mungkin diselesaikan secara kekeluargaan, dalam tahap penuntutan maupun pemeriksaan disidang pengadilan serta pembimbingan setelah putusan sidang pengadilan. Indikator 4 : Persentase klien pemasyarakatan yang memperoleh pembimbingan dan pengawasan secara tepat waktu dan akuntabel Pembimbingan adalah pemberian tuntunan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan jasmani dan rohani Klien Pemasyarakatan. Jenis pembimbingan yang dilakukan oleh Pembimbing Kemasyarakatan (PK) terhadap klien pemasyarakatan bisa berupa home visit ataupun klien datang melapor ke Bapas yang ditunjuk. Adapun data klien yang dibimbing selama tahun 01 adalah sebagai berikut : HOME VISIT PEMBIMBINGAN KLIEN KLIEN DATANG MELAPOR JUMLAH DEWASA ANAK DEWASA ANAK DEWASA ANAK TOTAL , Dari data diatas terlihat bahwa total klien yang dibimbing oleh PK Bapas pada tahun 01 adalah sebanyak orang klien atau 60,54 % dari jumlah keseluruhan klien pemasyarakatan orang. Adapun data klien yang mendapatkan pengawasan/penindakan selama tahun 01 adalah sebagai berikut : KLIEN YANG MELAKUKAN PELANGGARAN (pada tahun 01) JENIS KELAMIN DEWASA ANAK TOTAL P + W JUMLAH LAKIP DITJENPAS 01 Page 141

146 Berdasarkan data di atas diketahui bahwa klien pemasyarakatan yang melakukan pelanggaran dan memperoleh penindakan adalah orang atau 5,17% dari keseluruhan jumlah klien orang.(dihitung terbalik jadi hasilnya 94,83% ). Adapun jumlah klien yang mendapatkan bimbingan kemandirian dan penyaluran kerja di Bapas sebagai berikut : Berdasarkan data diatas diketahui bahwa klien pemasyarakatan yang memperoleh Bimbingan Kemandirian dan Penyaluran Kerja adalah sebanyak 883 orang dari keseluruhan jumlah klien orang atau,46 %. Dengan demikian capaian dari indikator ini pada tahun 01 adalah 5,61 % atau tidak melampaui dari target yang ditetapkan yaitu 70%. Ada beberapa hambatan yang menyebabkan target 70 % seperti yang ditetapkan tidak dapat tercapai yaitu : Penentuan target terlampau tinggi 70 % tidak sebanding dengan laporan yang diterima dari UPT. Bimbingan keterampilan dan Penyaluran Kerja di UPT baru dilaksanakan 1 tahun sekali karena terbatasnya anggaran. Kurang kerjasama UPT Bapas dengan pihak ke tiga. Banyak laporan yang nihil. Usulan pencabutan harus melalui Kanwil sehingga proses pengajuan pencabutan terhambat. LAKIP DITJENPAS 01 Page 14

147 Klien kurang (jarang) disalurkan ke perusahaan (pihak ke 3) untuk bekerja. Ada beberapa UPT Bapas yang tidak mengirimkan laporan. Beberapa saran tindak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja adalah sebagai berikut : Peningkatan jumlah alokasi anggaran di bidang pembimbingan dan pengawasan mengingat wilayah hukum Bapas yang cukup luas sehingga memerlukan anggaran yang cukup untuk melakukan home visit. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Pembimbing Kemasyarakatan (PK) yang mendukung pelaksanaan tugas Pembimbingan dan Pengawasan. Indikator 5 : Persentase anak dan klien pemasyarakatan yang mendapatkan litmas secara tepat waktu dan akuntabel Penelitian Kemasyarakatan atau disebut juga Litmas adalah kegiatan penelitian untuk mengetahui latar belakang kehidupan Warga Binaan Pemasyarakatan yang dilaksanakan oleh BAPAS. LAKIP DITJENPAS 01 Page 143

148 Capaian dari indikator ini dapat diukur dengan variabel ukuran : - Jumlah anak yang mendapatkan litmas secara tepat waktu. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa anak yang mendapatkan litmas sesuai standar adalah 1.19 atau 83,7 % dari jumlah keseluruhan litmas yang diusulkan berjumlah yaitu orang. - Jumlah klien pemasyarakatan yang mendapatkan Litmas selama tahun 01. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa narapidana yang mendapatkan litmas sesuai standar adalah atau 5,93 % dari jumlah keseluruhan narapidana yang berhak mendapatkan litmas yang diusulkan berjumlah yaitu orang. Dengan demikian capaian dari indikator ini pada tahun 01 adalah sebanyak 44,60 % dari keseluruhan jumlah anak didik pemasyarakatan dan narapidana yang telah mendapatkan litmas. Capaian ini belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 75%. Ada beberapa hambatan yang menyebabkan target 75 % seperti yang ditetapkan tidak dapat tercapai yaitu : 1. Jumlah Pembimbing Kemasyarakatan masih terbatas/sedikit sedangkan beban tugas banyak.. Wilayah tugas bapas luas dengan medan tugas yang sebagian besar cukup sulit dijangkau oleh PK. LAKIP DITJENPAS 01 Page 144

149 3. Alokasi anggaran untuk penyusunan litmas masih minim. Beberapa saran tindak yang dapat dilakukan untuk meningkatkan capaian kinerja adalah sebagai berikut : Peningkatan jumlah alokasi anggaran dalam kegiatan penyusunan Litmas dan Home Visit. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM Pembimbing Kemasyarakatan (PK). Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan hasil capaian indikator kinerja Direktorat Bimkemas dan Pengentasan anak pada tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU Target Realisasi Meningkatnya persentase anak dan klien pemasyarakatan yang memperoleh registrasi, pendidikan, pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel 70 % 63,97 % Dengan formula pencapaian hasil diatas diperoleh : CH n i1 RKU ke i 100% TKU ke i n 63,97 x100% 70 91,38% III. Penilaian Aspek Evaluasi NK (I X W I ) + (CH X W CH ), dengan I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) LAKIP DITJENPAS 01 Page 145

150 Dari perhitungan aspek implementasi Direktorat Bina Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak sebelumnya, maka diperoleh nilai aspek implementasi sebagai berikut : I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) (99,01% X 9,7%) + (84,55% X 18,%) + (93,83% X 43,5%) + (35,69% X 8,6%) 76,0% Dan diperoleh nilai kinerja dari Bina Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak sebagai berikut : NK (I X W I ) + (CH X W CH ) (76,0% X 33,3%) + (91,38% X 66,7%) 86,7% Nilai Kinerja yang dihasilkan dari Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak tersebut sebesar 86,7 %, maka nilai kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak termasuk kategori baik. LAKIP DITJENPAS 01 Page 146

151 F. DIREKTORAT INFORMASI DAN KOMUNIKASI I. Aspek Implementasi a. Penyerapan Anggaran P RA 100% PA Direktorat Informasi dan Komunikasi memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai dengan akhir Bulan Desember Tahun 01 sebesar Rp ,- maka pengukuran aspek penyerapan anggaran sebagai berikut : PA RA P RA 100% PA ,65 % 100 % Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui tingkat penyerapan anggaran Direktorat Informasi dan Komunikasi pada TA 01 adalah sebesar 99,65 %. Dana pagu anggaran Direktorat Informasi dan Komunikasi T.A 01 terserap sebesar 99,65% (Sembilan puluh sembilan koma enam puluh lima persen) dari total pagu anggaran di atas tahun 01. b. Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n LAKIP DITJENPAS 01 Page 147

152 Rencana penarikan dana (RPD) bulanan berserta realisasi anggaran dari Direktorat Informasi dan Komunikasi seperti pada tabel berikut ini : Bulan RPD RPD Realisasi Realisasi Kumulatif Anggaran Anggaran Kumulatif Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Dari tabel di atas, diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Januari (1) 0 RA bulan Februari () RPD bulan Januari 0 RPD bulan Februari j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Januari RA Februari 100% RPD Januari RPD Februari % ,67% LAKIP DITJENPAS 01 Page 148

153 Pada bulan maret diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Maret RPD kumulatif bulan Maret j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Maret 100% RPD Kumulatif Maret % ,8 % Pada bulan April diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan April RPD kumulatif bulan April j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA April 100% RPDKumulatifApril % ,15 % Pada bulan Mei diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Mei RPD kumulatif bulan Mei j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Mei 100% RPDKumulatifMei LAKIP DITJENPAS 01 Page 149

154 % ,4 % Pada bulan Juni diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juni RPD kumulatif bulan Juni j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Juni 100% RPDKumulatifJuni % ,59 % Pada bulan Juli diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Juli RPD kumulatif bulan Juli j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Juli RPDKumulat ifjuli % ,57 % 100% Pada bulan Agustus diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Agustus RPD kumulatif bulan agustus LAKIP DITJENPAS 01 Page 150

155 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Agustus 100% RPDKumulat if Agustus x100 % ,84% Pada bulan September diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan September RPD kumulatif bulan september j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA September 100% RPDKumulat If Septemberi % ,6% Pada bulan Oktober diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Oktober RPD kumulatif bulan Oktober j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Oktober 100% RPDKumulatIf Oktober % ,64 % Pada bulan Nopember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 151

156 RA kumulatif bulan Nopember RPD kumulatif bulan Nopember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Nopember 100% RPDKumulatIf Nopember % ,90 % Pada bulan Desember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA kumulatif bulan Desember RPD kumulatif bulan desember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Desember 100% RPDKumulatIf desember % ,40% Dari perhitungan di atas, diperoleh perbandingan akumulasi RA bulanan dengan akumulasi RPD bulanan untuk setiap bulan seperti pada tabel berikut: Bulan Tingkat Penyerapan per Bulan Januari 0 % Februari 40,67 % Maret 35,8 % April 6,15 % LAKIP DITJENPAS 01 Page 15

157 Mei 67,4 % Juni 61,59 % Juli 55,57 % Agustus 55,84% September 60,6% Oktober 59,64% Nopember 77,90% Desember 80,40% K n j i i1 Dari tabel diatas, pengukuran konsistensi sebagai berikut : i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n 0,00 40,67 35,8 6,15 67,4 61,59 55,57 55,84 60,6 59,64 77,90 80, ,54% 1 54,71% Dari penghitungan berdasarkan rumus di atas, maka diketahui nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Informasi dan Komunikasi selama Tahun Anggaran 01 ini adalah 54,71%. Berdasarkan tabel di atas, persentase konsistensi penyerapan anggaran Direktorat Informasi dan Komunikasi paling rendah adalah pada bulan Maret sebesar 35,8%, sedangkan persentase konsistensi paling tinggi adalah bulan Desember sebesar 80,40%. c. Pencapaian Keluaran Direktorat Informasi dan Komunikasi memiliki (dua) jenis keluaran dengan target dan realisasi sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 153

158 KELUARAN Target (TVK) Volume Realisasi (RVK) Keluaran 1 (orang) Keluaran (dokumen) Selama masa transisi ( tahun), pengukuran pencapaian keluaran hanya diperoleh dengan cara merata-ratakan perbandingan realisasi volume output dan target volume output sebagai berikut: n RVK ke i 100% i1 TVK ke i PK n % % Dari target keluaran 1 sebanyak 164 orang, yang terealisasi adalah 169 orang. Target keluaran sebanyak dokumen, terealisasi sebanyak 7050 dokumen. Capaian keluaran Direktorat Informasi dan Komunikasi selama tahun 01 adalah sebesar 101 % ( seratus satu persen ). d. Efisiensi n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n Pagu anggaran beserta realisasinya dari setiap keluaran yang ada pada Direktorat Informasi dan Komunikasi adalah sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 154

159 Volume Anggaran KELUARAN Target Realisasi Pagu Realisasi (TVK) (RVK) (PAK) (RAK) Keluaran 1 (orang) ,874,000 39,989,000 Keluaran (dokumen) ,66, ,788,49 Dari tabel di atas, pengukuran efisiensi sebagai berikut : n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n / / % 1 100% / / ,% 0,33% 1,78% Nilai Efisiensi : Nilai efisiensi dari Direktorat Informasi dan Komunikasi yaitu ; E NE 50% ,78% 50% % 4,45% 54,45% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Informasi dan Komunikasi pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 54,45%. LAKIP DITJENPAS 01 Page 155

160 II. Aspek Manfaat (Capaian Hasil) Untuk menghitung Aspek manfaat (capaian hasil) dari Direktorat Informasi dan Komunikasi di gunakan rumus sebagai berikut : CH n i1 RKU ke i 100% TKU ke i n Berdasarkan rumus diatas, maka terlebih dahulu harus mengetahui target dan realisasi Indikator Kinerja Utama Direktorat Informasi dan Komunikasi melalui uraian di bawah ini. Kegiatan : Pembinaan penyelenggaraan kegiatan bidang humas, database dan kerjasama (Infokom) Sasaran : Meningkatnya kelengkapan data dan informasi pemasyarakatan yang terintegrasi secara online, akuntabel dan up to date serta terbangunnya citra positif PAS Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran Meningkatnya kelengkapan data dan informasi Pemasyarakatan yang terintegrasi secara online, akuntabel dan up to date serta terbangunnya citra positif PAS terdiri atas tiga indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : No Indikator Target 01 Realisasi 01 Kinerja (%) 1 Persentase kelengkapan data pemasyarakatan dengan system informasi pemasyarakatan yang terjamin keamanannya dan online 4 40% 6,03% 155,08% jam ke seluruh unit kerja pemasyarakatan secara akurat LAKIP DITJENPAS 01 Page 156

161 No Indikator Target 01 Realisasi 01 Kinerja (%) dan up to date Terbangunnya citra positif Ditjen PAS 40% 55,5% 138,13% 3 Persentase MoU kerjasama yang ditindaklanjuti secara tepat waktu dan akuntabel 80% 76,9% 96,15% Dari tabel di atas, terlihat bahwa capaian kinerja yang telah dilakukan ada yang sudah melebihi target (Subdit Datin) dan ada yang belum (Subdit Komunikasi dan Subdit Kerjasama) dengan target yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja 01. Maka capaian realisasi dari IKU Dit. Infokom adalah 64,73%. Indikator 1 : Persentase kelengkapan data pemasyarakatan dengan system informasi pemasyarakatan yang terjamin keamanannya dan online 4 jam ke seluruh unit kerja pemasyarakatan secara akurat dan up to date Pembangunan Infomasi dan Teknologi (IT) merupakan salah satu kebijakan strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01. Untuk itu sebagai bagian dari pelaksanaan kebijakan strategis tersebut, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mulai membangun suatu sistem informasi Pemasyarakatan yang terintegrasi yang mampu menyediakan data dan informasi terkait Pemasyarakatan secara akurat dan up to date. Untuk mengukur pencapaian indikator ini, maka ukuran yang digunakan adalah : - Jumlah jenis data yang up to date selama tahun 01. Tahun 01 penguatan database pemasyarakatan diprioritaskan pada data di bidang registrasi, keamanan, bimbingan kemasyarakatan, kunjungan dan self service. Capaian selama tahun 01 dari lima jenis data tersebut adalah 43,19% (berdasarkan data 345 UPT yang telah implementasi SDP) LAKIP DITJENPAS 01 Page 157

162 No Data Jumlah % 1 Registrasi Keamanan ,33 3 Bimbingan Kemasyarakatan 98 8,40 4 Layanan Kunjungan ,4 5 Self Service 51 14,78 Persentase Capaian 43,19. - Jumlah UPT yang telah menerapkan sistem informasi online Sampai dengan bulan Nopember tahun 01, terdapat 355 UPT yang sudah menerapkan sistem informasi online dari 439 UPT PAS (Lapas, Rutan & Cabrutan). UPT tersebut adalah : No Kanwil UPT 1 BALI 1 LAPAS DENPASAR LAPAS KARANGASEM 3 LAPAS SINGARAJA 4 LAPAS TABANAN 5 RUTAN BANGLI 6 RUTAN GIANYAR 7 RUTAN KLUNGKUNG 8 RUTAN NEGARA BANGKA BELITUNG 9 CABRUT MUNTOK 10 LAPAS PANGKALPINANG 11 LAPAS SUNGAI LIAT 1 LAPAS TANJUNG PANDAN 3 BANTEN 13 LAPAS ANAK PRIA TANGERANG 14 LAPAS ANAK WANITA TANGERANG 15 LAPAS KELAS I TANGERANG 16 LAPAS PEMUDA TANGERANG 17 LAPAS SERANG 18 LAPAS WANITA TANGERANG 19 RUTAN PANDEGLANG 0 RUTAN RANGKAS BITUNG 1 RUTAN SERANG RUTAN TANGERANG LAKIP DITJENPAS 01 Page 158

163 No Kanwil UPT 4 BENGKULU 3 LAPAS ARGA MAKMUR 4 LAPAS BENGKULU 5 LAPAS CURUP 6 RUTAN MANNA 5 D.I. YOGYAKARTA 7 LAPAS NARKOTIKA YOGYAKARTA 8 LAPAS SLEMAN 9 LAPAS YOGYAKARTA 30 RUTAN BANTUL 31 RUTAN WATES 3 RUTAN WONOSARI 33 RUTAN YOGYAKARTA 6 DKI JAKARTA 34 LAPAS CIPINANG 35 LAPAS NARKOTIKA JAKARTA 36 LAPAS SALEMBA 37 LAPAS TERBUKA JAKARTA 38 RUTAN JAKARTA TIMUR 39 RUTAN Klas I CIPINANG 40 RUTAN KLAS I JAKARTA PUSAT 7 GORONTALO 41 LAPAS GORONTALO 4 LAPAS BOALEMO 8 JAMBI 43 LAPAS ANAK, MUARA BULIAN, JAMBI 44 LAPAS BANGKO 45 LAPAS JAMBI 46 LAPAS KUALA TUNGKAL 47 LAPAS MUARA BULIAN 48 LAPAS MUARA BUNGO 49 LAPAS MUARA TEBO 50 LAPAS NARKOTIKA MUARA SABAK 51 RUTAN SUNGAI PENUH 9 JAWA BARAT 5 LAPAS BANCEUY BANDUNG 53 LAPAS BEKASI 54 LAPAS BOGOR 55 LAPAS CIAMIS 56 LAPAS CIANJUR 57 LAPAS CIBINONG 58 LAPAS CIREBON 59 LAPAS GARUT 60 LAPAS INDRAMAYU 61 LAPAS KARAWANG 6 LAPAS KUNINGAN 63 LAPAS MAJALENGKA LAKIP DITJENPAS 01 Page 159

164 No Kanwil UPT 64 LAPAS NARKOTIKA BANDUNG 65 LAPAS NARKOTIKA DI CIREBON 66 LAPAS PURWAKARTA 67 LAPAS SUBANG 68 LAPAS SUKABUMI 69 LAPAS SUKAMISKIN 70 LAPAS SUMEDANG 71 LAPAS TASIKMALAYA 7 LAPAS WANITA BANDUNG 73 LAPAS WARUNGKIARA 74 RUTAN BANDUNG 75 RUTAN CIREBON 76 RUTAN GARUT 10 JAWA TENGAH 77 LAPAS AMBARAWA 78 LAPAS ANAK KUTOARJO 79 LAPAS BATU 80 LAPAS BESI 81 LAPAS BREBES 8 LAPAS CILACAP 83 LAPAS KEMBANG KUNING 84 LAPAS KENDAL 85 LAPAS KLAS I SEMARANG 86 LAPAS KLATEN 87 LAPAS MAGELANG 88 LAPAS NARKOTIKA NUSAKAMBANGAN 89 LAPAS PASIR PUTIH NUSAKAMBANGAN 90 LAPAS PATI 91 LAPAS PEKALONGAN 9 LAPAS PEMUDA PLANTUNGAN 93 LAPAS PERMISAN 94 LAPAS PURWOKERTO 95 LAPAS SLAWI 96 LAPAS SRAGEN 97 LAPAS TEGAL 98 LAPAS TERBUKA KENDAL 99 LAPAS TERBUKA NUSAKAMBANGAN 100 LAPAS WANITA SEMARANG 101 RUTAN BANJARNEGARA 10 RUTAN BANYUMAS 103 RUTAN BATANG 104 RUTAN BLORA LAKIP DITJENPAS 01 Page 160

165 No Kanwil UPT 105 RUTAN BOYOLALI 106 RUTAN DEMAK 107 RUTAN JEPARA 108 RUTAN KEBUMEN 109 RUTAN KUDUS 110 RUTAN PEKALONGAN 111 RUTAN PEMALANG 11 RUTAN PURBALINGGA 113 RUTAN PURWODADI 114 RUTAN PURWOREJO 115 RUTAN REMBANG 116 RUTAN SALATIGA 117 RUTAN SURAKARTA 118 RUTAN TEMANGGUNG 119 RUTAN WONOGIRI 10 RUTAN WONOSOBO 11 JAWA TIMUR 11 LAPAS ANAK BLITAR 1 LAPAS BANYUWANGI 13 LAPAS BOJONEGORO 14 LAPAS BONDOWOSO 15 LAPAS JEMBER 16 LAPAS JOMBANG 17 LAPAS KEDIRI 18 LAPAS KLAS I MALANG 19 LAPAS KLAS I SURABAYA 130 LAPAS LUMAJANG 131 LAPAS MADIUN 13 LAPAS MOJOKERTO 133 LAPAS NGAWI 134 LAPAS PAMEKASAN 135 LAPAS PASURUAN 136 LAPAS PROBOLINGGO 137 LAPAS SIDOARJO 138 LAPAS TUBAN 139 LAPAS TULUNGAGUNG 140 LAPAS WANITA MALANG 141 RUTAN BANGKALAN 14 RUTAN KLAS II.B BANGIL 143 RUTAN KRAKSAAN 144 RUTAN MAGETAN 145 RUTAN NGANJUK LAKIP DITJENPAS 01 Page 161

166 No Kanwil UPT 146 RUTAN PACITAN 147 RUTAN PONOROGO 148 RUTAN SITUBONDO 149 RUTAN SURABAYA 150 RUTAN TRENGGALEK 1 KALIMANTAN BARAT 151 LAPAS ANAK KLAS IIB PONTIANAK 15 LAPAS KETAPANG 153 LAPAS PONTIANAK 154 LAPAS SINGKAWANG 155 LAPAS SINTANG 156 RUTAN BENGKAYANG 157 RUTAN LANDAK 158 RUTAN MEMPAWAH 159 RUTAN PONTIANAK 160 RUTAN PUTUSSIBAU 161 RUTAN SAMBAS 13 KALIMANTAN SELATAN 16 RUTAN SANGGAU 163 LAPAS AMUNTAI 164 LAPAS ANAK MARTAPURA 165 LAPAS BANJARMASIN 166 LAPAS KOTABARU 167 LAPAS NARKOTIKA KLAS IIA KARANG INTAN 168 RUTAN BARABAI 169 RUTAN KANDANGAN 170 RUTAN MARABAHAN 171 RUTAN PELAIHARI 17 RUTAN RANTAU 173 RUTAN TANJUNG 14 KALIMANTAN TENGAH 174 LAPAS MUARA TEWE 175 LAPAS PALANGKARAYA 176 LAPAS PANGKALAN BUN 177 LAPAS SAMPIT 178 RUTAN BUNTOK 179 RUTAN KUALA KAPUAS 180 RUTAN PALANGKARAYA 15 KALIMANTAN TIMUR 181 LAPAS BALIKPAPAN 18 LAPAS NUNUKAN 183 LAPAS NARKOTIKA SAMARINDA 184 LAPAS SAMARINDA 185 LAPAS TARAKAN 186 LAPAS TENGGARONG LAKIP DITJENPAS 01 Page 16

167 No Kanwil UPT 187 RUTAN BALIKPAPAN 188 RUTAN SAMARINDA 189 RUTAN TANAH GROGOT 190 RUTAN TANJUNG REDEP 16 KEPULAUAN RIAU 191 CAB. RUTAN DABO SINGKEP 19 LAPAS BATAM 193 LAPAS TANJUNG PINANG 194 RUTAN BATAM 195 RUTAN KLAS I TANJUNG PINANG 196 RUTAN TANJUNG BALAI KARIMUN 17 LAMPUNG 197 LAPAS BANDAR LAMPUNG 198 LAPAS WANITA BANDAR LAMPUNG 199 LAPAS ANAK KOTABUMI 00 LAPAS KALIANDA 01 LAPAS KOTA AGUNG 0 LAPAS METRO 03 LAPAS NARKOTIKA BANDAR LAMPUNG 04 LAPAS WAY KANAN 05 RUTAN KRUI 06 RUTAN MENGGALA 07 RUTAN SUKADANA 08 RUTAN KOTABUMI 09 RUTAN BANDAR LAMPUNG 18 MALUKU 10 CABRUTAN NAMLEA 11 CABANG RUTAN BANDA 1 CABANG RUTAN GESER 13 CABANG RUTAN SAPARUA 14 CABANG RUTAN SAUMLAKI 15 LAPAS KLAS II B PIRU 16 LAPAS AMBON 17 RUTAN KLAS II B MASOHI 18 RUTAN AMBON 19 MALUKU UTARA 19 LAPAS TERNATE 0 LAPAS SANANA 1 RUTAN TERNATE 0 NAD CABRUT BIREUEN 3 CABRUT BLANGKAJEREN 4 CABRUT KOTA BAKTI 5 CABRUT LANGSA DI IDI 6 CABRUT LHOK NGA 7 CABRUT LHOK SUKON LAKIP DITJENPAS 01 Page 163

168 No Kanwil UPT 8 CABRUT SINABANG 9 CABRUT SINGKEL 30 LAPAS BANDA ACEH 31 LAPAS KUALA SIMPANG 3 LAPAS KUTACANE 33 LAPAS LANGSA 34 LAPAS LHOK SEUMAWE 35 LAPAS MEULABOH 36 RUTAN JANTHO 37 RUTAN SABANG 38 RUTAN SIGLI 39 RUTAN TAKENGON 40 RUTAN TAPAKTUAN 41 RUTAN BANDA ACEH 1 NTB 4 LAPAS MATARAM 43 LAPAS DOMPU 44 LAPAS SUMBAWA BESAR 45 LAPAS TERBUKA MATARAM 46 LAPAS ANAK MATARAM 47 RUTAN PRAYA 48 RUTAN RABA BIMA 49 RUTAN SELONG NTT 50 LAPAS ANAK (LPA) KUPANG 51 LAPAS ENDE 5 LAPAS KALABAHI 53 LAPAS KUPANG 54 LAPAS ATAMBUA 55 LAPAS WANITA KUPANG 56 RUTAN BAJAWA 57 RUTAN KUPANG 58 RUTAN MAUMERE 59 RUTAN KEFAMENANU 60 RUTAN SOE 3 PAPUA 61 LAPAS MERAUKE 6 LAPAS TIMIKA 63 LAPAS ABEPURA 4 RIAU 64 CABRUT BAGAN SIAPI-API 65 CABRUT SELAT PANJANG 66 CABRUT TELUK KUANTAN 67 LAPAS ANAK PEKANBARU 68 LAPAS BANGKINANG LAKIP DITJENPAS 01 Page 164

169 No Kanwil UPT 69 LAPAS BENGKALIS 70 LAPAS PASIR PANGARAYAN 71 LAPAS PEKANBARU 7 LAPAS TEMBILAHAN 73 RUTAN DUMAI 74 RUTAN RENGAT 75 RUTAN SIAK SRI INDRAPURA 5 SULAWESI BARAT 76 LAPAS KLAS II B POLEWALI 77 RUTAN MAMUJU 78 RUTAN MAJENE 6 SULAWESI SELATAN 79 LAPAS ANAK PARE-PARE 80 LAPAS BULUKUMBA 81 LAPAS MAKASSAR 8 LAPAS WATAMPONE 83 RUTAN MAKALE 84 RUTAN WATANSOPENG 85 RUTAN BARRU 86 RUTAN SINJAI 87 RUTAN UJUNG PANDANG 7 SULAWESI TENGAH 88 LAPAS LUWUK 89 CABRUT LEOK 90 CABRUT PARIGI 91 LAPAS AMPANA 9 LAPAS TOLI-TOLI 93 RUTAN POSO 94 RUTAN DONGGALA 95 RUTAN PALU 96 LAPAS PALU 8 SULAWESI TENGGARA 97 LAPAS KENDARI 98 RUTAN KOLAKA 99 RUTAN RAHA 300 RUTAN UNAAHA 30 SULAWESI UTARA 301 LAPAS MANADO 30 CAB. RUTAN LIRUNG 303 RUTAN KOTAMOBAGU 304 CAB. RUTAN AMURANG 305 CABRUT TAGULANDANG 306 LAPAS ANAK KLAS II B TOMOHON 307 RUTAN MANADO 31 SUMATERA BARAT 308 LAPAS MUARA SIJUNJUNG 309 RUTAN BATUSANGKAR LAKIP DITJENPAS 01 Page 165

170 No Kanwil UPT 310 RUTAN PADANG PANJANG 311 LAPAS BUKIT TINGGI 31 LAPAS PADANG 3 SUMATERA SELATAN 313 CABRUT MUARA DUA 314 CABRUT PAGAR ALAM 315 LAPAS ANAK PALEMBANG 316 LAPAS LUBUK LINGGAU 317 LAPAS MUARA ENIM 318 RUTAN BATURAJA 319 LAPAS PALEMBANG 30 LAPAS SEKAYU 31 LAPAS WANITA PALEMBANG 3 LAPAS TANJUNG RAJA 33 RUTAN PALEMBANG 34 RUTAN PRABUMULIH 33 SUMATERA UTARA 35 CABRUT LABUHAN BILIK 36 CABRUTAN KOTANOPAN 37 CABRUTAN PANGURURAN 38 CABRUTAN SIPIROK 39 CABRUT BARUS 330 CABRUT GUNUNG TUA 331 CABRUT KOTA PINANG 33 CABRUT NATAL 333 CABRUT PANCUR BATU 334 CABRUT SIBUHUAN 335 LAPAS ANAK MEDAN 336 LAPAS BINJAI 337 LAPAS LABUHAN RUKU 338 LAPAS LUBUK PAKAM 339 LAPAS MEDAN 340 LAPAS PADANGSIDEMPUAN 341 LAPAS PEMATANG SIANTAR 34 LAPAS RANTAU PRAPAT 343 LAPAS SIBOLGA 344 LAPAS TANJUNG BALAI ASAHAN 345 LAPAS WANITA MEDAN 346 LAPAS PANYABUNGAN 347 LAPAS SIBORONG-BORONG 348 LAPAS TEBING TINGGI DELI 349 RUTAN KABANJAHE 350 RUTAN BALIGE LAKIP DITJENPAS 01 Page 166

171 No Kanwil UPT 351 RUTAN TANJUNG PURA 35 RUTAN PANGKALAN BRANDAN 353 RUTAN TARUTUNG 354 RUTAN LABUHAN DELI 355 RUTAN MEDAN Berdasarkan data tersebut capaian sampai bulan Desember 01 adalah terdapat 355 UPT Pemasyarakatan dari jumlah keseluruhan 439 UPT (Lapas, Rutan dan Cabang Rutan) yang telah menerapkan sistem informasi pemasyarakatan secara online atau 80,86%. Sesuai dengan capaian kinerja dari masing-masing ukuran tersebut maka diperoleh capaian indikator selama pada tahun 01 dengan menjumlahkan masing-masing capaian yaitu sebesar 6,03% melebihi target yang telah ditetapkan pada tahun 01 adalah 40%. Indikator : Terbangunnya Citra Positif Pemasyarakatan Menurut Philip Kotler (009:99) definisi citra adalah seperangkat keyakinan, ide, kesan yang dimiliki seseorang terhadap suatu objek. Citra menunjukkan kesan suatu objek terhadap objek lain yang terbentuk dengan memproses informasi setiap waktu dari berbagai sumber yang terpercaya. Dalam sebuah organisasi, pembentukan citra positif menjadi suatu hal yang penting. Citra positif suatu organisasi dapat membuat organisasi tersebut bertahan hidup dan orang-orang di dalam organisasi tersebut dapat terus mengembangkan kreatifitas bahkan memberikan manfaat yang lebih berarti bagi orang lain. Selain itu citra positif organisasi juga mampu meningkatkan kepercayaan dan kepuasaan stakeholder atau pengguna layanan terhadap kinerja organisasi. Terkait pembangunan citra, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan melakukan berbagai kegiatan antara lain berupa pameran, penerbitan majalah khusus Pemasyarakatan, penyelenggaraan konferensi pers, mengkoordinir layanan informasi Pemasyarakatan. Dalam pengukuran LAKIP DITJENPAS 01 Page 167

172 pencapaian indikator kinerja Terbangunnya citra positif Pemasyarakatan, formulasi pengukuran yang digunakan adalah jumlah berita positif terkait Pemasyarakatan yang dimuat dalam media cetak dan media online. Selama tahun 01 terdapat berita pada media cetak dan media online yang terkait dengan pemasyarakatan sebagai berikut : Tone Berita Bulan Januari 01 MEDIA CETAK TONE (+) (-) Berita Kota 4 Indopos 1 1 Jawa Pos 3 Jurnal Nasional 3 1 Kompas 1 1 Koran Tempo 5 3 Media Indonesia 3 3 Rakyat Merdeka 1 1 Republika 3 0 Seputar Indonesia 5 4 The Jakarta Post 1 0 JUMLAH BERITA ONLINE TONE (+) (-) LAKIP DITJENPAS 01 Page 168

173 Tone Berita Bulan Februari 01 MEDIA CETAK TONE (+) (-) Berita Kota 0 Indopos 0 Jawa Pos 3 7 Jurnas 1 0 Kompas 5 4 Koran Tempo 0 5 Media Indonesia 9 Rakyat Merdeka 1 5 Republika 4 4 Seputar Indonesia 1 The Jakarta Post 1 JUMLAH LAKIP DITJENPAS 01 Page 169

174 BERITA ONLINE TONE (+) (-) 10 1 Tone Berita Bulan Maret 01 MEDIA CETAK TONE (+) (-) Berita Kota 1 1 Indopos 0 Jawa Pos 0 Jurnas 1 1 Kompas 0 Koran Tempo 0 0 Media Indonesia 0 0 Rakyat Merdeka 0 1 Republika 1 Seputar Indonesia 1 The Jakarta Post 1 1 JUMLAH 10 9 LAKIP DITJENPAS 01 Page 170

175 BERITA ONLINE TONE (+) (-) 1 8 Tone Berita Bulan April 01 MEDIA TONE (+) (-) Berita Kota 4 Indopos 4 3 Jawa Pos 1 Jurnas 7 5 Kompas 7 1 Koran Tempo 3 4 Media Indonesia 5 5 Rakyat Merdeka 4 4 Republika 6 Seputar Indonesia The Jakarta Post 0 0 JUMLAH 41 3 LAKIP DITJENPAS 01 Page 171

176 BERITA ONLINE TONE (+) (-) Tone Berita Bulan Mei 01 MEDIA TONE (+) (-) Berita Kota 1 Indopos 1 1 Jawa Pos 3 0 Jurnas 4 4 Kompas 3 0 Koran Tempo Media Indonesia Rakyat Merdeka 1 1 Republika 0 1 Seputar Indonesia 1 The Jakarta Post 0 1 JUMLAH 0 14 BERITA ONLINE TONE LAKIP DITJENPAS 01 Page 17

177 (+) (-) Tone Berita Bulan Juni 01 MEDIA TONE (+) (-) Berita Kota 1 1 Indopos 0 0 Jawa Pos 1 Jurnas 1 0 Kompas 1 1 Koran Tempo 3 1 Media Indonesia 0 1 Rakyat Merdeka 1 0 Republika 1 0 Seputar Indonesia 0 0 The Jakarta Post 1 0 JUMLAH 11 5 LAKIP DITJENPAS 01 Page 173

178 BERITA ONLINE TONE (+) (-) 4 43 Tone Berita Bulan Juli 01 MEDIA TONE (+) (-) Berita Kota 0 0 Indopos 3 0 Kompas 0 Koran Tempo 1 3 Media Indonesia 0 Rakyat Merdeka 0 1 Republika 0 Seputar Indonesia 1 The Jakarta Post 0 0 JUMLAH 11 6 LAKIP DITJENPAS 01 Page 174

179 BERITA ONLINE TONE (+) (-) Tone Berita Bulan Agustus 01 MEDIA TONE (+) (-) Berita Kota 0 Indopos 1 0 Kompas 1 3 Koran Tempo 4 1 Media Indonesia 3 Rakyat Merdeka 0 Republika 0 Seputar Indonesia 0 1 The Jakarta Post 0 JUMLAH LAKIP DITJENPAS 01 Page 175

180 BERITA ONLINE TONE (+) (-) Tone Berita Bulan September 01 MEDIA TONE (+) (-) Berita Kota 3 0 Indopos 0 1 Kompas 0 Koran Jakarta 1 0 Koran Tempo 1 3 Media Indonesia 3 Rakyat Merdeka 7 4 Republika 0 0 Seputar Indonesia 3 JUMLAH LAKIP DITJENPAS 01 Page 176

181 BERITA ONLINE TONE (+) (-) 14 5 Tone Berita Bulan Oktober 01 MEDIA TONE (+) (-) Kompas 3 0 Berita Kota 0 0 Indopos 0 1 Jawa Pos 0 Koran Jakarta 1 0 Koran Tempo 0 Media Indonesia 3 1 Rakyat Merdeka 0 0 Republika 0 0 LAKIP DITJENPAS 01 Page 177

182 Seputar Indonesia 1 1 JUMLAH 10 5 BERITA ONLINE TONE (+) (-) 43 5 Tone Berita Bulan Nopember 01 MEDIA TONE (+) (-) Kompas 3 3 Berita Kota Indopos Jawa Pos 0 0 Koran Jakarta 0 0 Koran Tempo 1 Media Indonesia 5 4 Rakyat Merdeka 1 LAKIP DITJENPAS 01 Page 178

183 Republika 4 1 Seputar Indonesia 1 JUMLAH 15 BERITA ONLINE TONE (+) (-) REKAPITULASI BERITA CETAK DAN ONLINE LAKIP DITJENPAS 01 Page 179

184 JANUARI-NOVEMBER 01 BERITA CETAK TONE POSITIF NEGATIF TOTAL BERITA ONLINE TONE POSITIF NEGATIF TOTAL Dari data yang tersaji di atas, terlihat adanya penurunan yang signifikan terhadap total jumlah berita negatif dibanding dengan total jumlah berita positif (Jan-Nov 01). Yaitu total jumlah berita negatif (-) sebanyak 511 LAKIP DITJENPAS 01 Page 180

185 berita negatif (-) dari jumlah total berita keseluruhan (positif & negatif) 1.14 berita. Sedangkan jumlah total berita positif (+) sebanyak 631 berita. Dari data di atas diperoleh persentase capaian kinerja dari indikator ini dengan menjumlahkan hasil dari masing-masing ukuran dan mengambil ratarata dari penjumlahan tersebut. Capaian yang diperoleh yaitu : (631/114) x 100% 55,5 %, atau sebesar 138,13% dari target kinerja yang ditentukan (40%). Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa capaian indikator kinerja Terbangunnya citra positif Pemasyarakatan sudah melebihi dari target kinerja yang tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja 01. Peningkatan capaian target kinerja di sub Direktorat Komunikasi terbantu dengan adanya jaringan dan kerjasama dengan media massa serta beberapa organisasi/lembaga Dalam Negeri seperti Kementerian Perdagangan yang membantu mempromosikan dan memasarkan hasil karya Napi sehingga sedikit banyak turut membentuk citra Pemasyarakatan. Serta bantuan dana dari Organisasi Luar Negeri seperti The Asia Foundation (TAF) dan HIV Cooperation Program Indonesia (HCPI), sehingga dapat menyelenggarakan kegiatan bimbingan teknis di bidang kehumasan kepada pegawai di Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan UPT Pas yang tidak terdapat di dalam anggaran DIPA sebelumnya. Mengingat kegiatan Bimbingan Teknis Kehumasan ini dapat meningkatkan kemampuan PPID sebagai ujung tombak pembentukan citra positif Pemasyarakatan, diharapkan agar pada tahun yang mendatang dapat diberikan dana untuk kegiatan serupa bagi PPID yang belum mendapatkan pelatihan tersebut. Indikator 3 : Persentase MoU kerjasama yang ditindaklanjuti secara tepat waktu dan akuntabel Dalam meningkatkan pelaksanaan tugas dan fungsi, selama tahun 01 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan telah menjalin kerjasama dengan LAKIP DITJENPAS 01 Page 181

186 berbagai pihak, baik dengan instansi pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM/NGOs). Kerjasama yang dijalin meliputi berbagai bidang terkait Pemasyarakatan, seperti dalam bidang perawatan dan kesehatan narapidana dan tahanan (bekerjasama dengan HCPI, ICRC), bidang pengembangan IT (bekerjasama dengan The Asia Foundation), dan lain sebagainya. Dalam hal pengukuran kinerja, indikator kinerja Persentase MoU kerjasama yang ditindaklanjuti secara tepat waktu dan akuntabel diukur dengan menggunakan formulasi jumlah MoU yang ditindaklanjuti selama tahun berjalan. DATA MOU YANGSUDAH DITINDAKLANJUTI DI BIDANG PEMASYARAKATAN TAHUN 01 NO MITRA KERJASAMA TENTANG NO. MOU DAN JANGKA WAKTU TINDAK LANJUT LEMBAGA / ORGANISASI ASING 1. International Criminal Investigative Training Assistance Program (ICITAP). Search for Common Ground (SFCG) Pengembangan Kapasitas Manajemen Untuk Napi Resiko Tinggi Program Penguatan Kapasitas pemasyarakatan 9 Maret 01 s.d 9 Maret Juni 01 s.d 5 Juni Workshop tentang penanganan terorisme di Ditjen Pemasyarakatan - Penyusunan Kebijakan dan prosedur Penanganan Narapidana resiko Tinggi - TOT implementasi Kebijakan dan prosedur Penanganan Narapidana resiko Tinggi bagi petugas Lapas KlasI Cipinang - Pelatihan implementasi Kebijakan dan prosedur Penanganan Narapidana resiko Tinggibagi petugas Lapas KlasI Cipinang - TOT Life Skill Training (LST) bagi petugas Ditjen Pemasyarakatan - Pelatihan LST di 3 Lapas percontohan - Pelatihan Conflict Management Training (CMT) di 3 Lapas LAKIP DITJENPAS 01 Page 18

187 NO MITRA KERJASAMA TENTANG NO. MOU DAN JANGKA WAKTU TINDAK LANJUT 3. The Asia Foundation (TAF) Dukungan Peningkatan Pelaksanaan Sistem PAS di Indonesia 6 Juli 01 s.d 6 Juli 015 LEMBAGA /ORGANISASI DALAM NEGERI percontohan - Tersusunnya Cetak Biru Pemasyarakatan - Hibah perangkat komputer, server - Penyediaan konsultan informasi dan teknologi - Terselenggaranya bimtek teknologi informasi bagi petugas pemasyarakatan 1. Kementerian Kesehatan dan IDI Mekanisme Permintaan Second Opinion dan Penilaian Medis bagi Napi, Tahanan dan Andik PAS di LAPAS/RUTAN/ CABRUTAN. LPK Puspa Antariksa Pemasaran Hasil Karya Napi di Galeri Pengayoman 3. SMK Bakti Nusantara SMK Bakti Nusantara PASOPATI Nusantara 6. Kementerian Perdagangan RI 7. Kementerian Hukum dan HAM RI dengan Pemasaran Hasil Karya Napi melalui Subdomain Uji Kualifikasi Pembimping Kemasyarakatan (PK) Berbasis Website Peningkatan Tehnologi Telekomunikasi dan Informasi pemasyarakatan Peningkatan Promosi dan Pemasaran Hasil Karya WBP Peningkatan Ketrampilan Narapidana di Bidang Kontruksi dan M.HH.1.HM.03.0 Th /Menkes/SK/I/ /PB/A.3/01/01 5 Januari 01 s.d 5 Januari 013 PAS.PK /LPK/YPA/09/0/1 1 Februari 01 s.d 1 Februari 013 PAS.PK /SMK-BN666/ E.11/HBN/II/01 1 Februari 01 s.d 1 Februari 01 PAS4.KP /SMK-BN666/ E.11/HBN/II/01 1 Februari 01 s.d 1 Februari 01 PAS-3.HM Th /PNIWARTELSUS/IV/ 01 7 April 01 s.d 7 April 017 M.HH-05.hm.03.0 Dan 840.1/M- DAG/MOU/5/01 4 Mei 01 s.d 4 Mei 01 M.HH-06.HM.03.0 Th 01 03/PKS/M/01 Sosialisasi Nota Kesepahaman tentang mekanisme second opinion kepada 33 Kanwil Kemenkumham RI di seluruh indonesia Pemasaran hasil karya narapidana di Graha Pengayoman Kemenkumham RI Membuat website yang menampilkan hasil karya Napi di website ditjenpas Membuat website uji kualifikasi Pembimbingan Kemasyarakatan (PK) Instalasi jaringan wartel di beberapa Lapas/ Rutan Mengadakan Pekan Produk Kreatifitas Indonesia 01 (Kementerian Perdagangan menyediakan tiga buah stand pameran) - Belum ada tindak lanjut LAKIP DITJENPAS 01 Page 183

188 NO MITRA KERJASAMA TENTANG NO. MOU DAN JANGKA WAKTU TINDAK LANJUT Kementerian Pengelolaan Air Limbah 17 Agustus 01 s.d Pekerjaan Umum Serta Sampah 17 Agustus Direktorat Jenderal Program Pembinaan PAS-31.HM Th 01 - Belum ada tindak lanjut Pemasyarakatan Narapidana 001/SK/DPPPITI/IV/01 dengan Persatuan 7 April 01 s.d Islam Tionghoa 7 April 017 Indonesia (PITI) 9. Kementerian Peningkatan Promosi dan MM.HH-0.HM Th - Belum ada tindak lanjut Hukum dan HAM RI Pemasaran Hasil Karya 01 dengan PT. Sarinah WBP 117/DIREKSI/Perj./V/01 4 Mei 01 s.d 4 Mei Kementerian Peningkatan Promosi dan M.HH-04.HM.03.0 Th - Belum ada tindak lanjut Hukum dan HAM RI Pemasaran Hasil Karya 01 dengan WBP 4 Mei 01 s.d Kementerian 4 Mei 013 Perindustrian Berdasarkan data yang dihimpun, jumlah MoU yang ditindak lanjuti selama tahun 01 adalah sebanyak 9 MoU dari 13 MoU (3 MoU dengan Lembaga/Oraganisasi Asing dan 10 MoU dengan Lembaga/Organisasi Dalam Negeri) yang sudah ditanda tangani pada tahun 01 (data terlampir). Data tersebut menunjukkan pencapaian indikator kinerja mencapai 69,3% atau sebesar 86,54% dari target yang telah ditentukan dalam dokumen Penetapan Kinerja 01 (80%). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian indikator kinerja Persentase MoU kerjasama yang ditindaklanjuti secara tepat waktu dan akuntabel belum dapat mencapai target yang telah ditentukan. Beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pencapaian target yaitu: LAKIP DITJENPAS 01 Page 184

189 Kurangnya koordinasi antara direktorat teknis sebagai leading sector tindak lanjut pelaksanaan MoU dengan UPT-UPT Pemasyarakatan dalam menindak lanjuti MoU di daerah Terhambatnya proses pelaporan pelaksanaan tindak lanjut MoU dari UPT-UPT Pemasyarakatan di daerah Kurangnya alokasi anggaran untuk melakukan kegiatan penyelenggaraan penandatanganan MoU serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan MoU. Dalam rangka meningkatkan capaian kinerja di tahun berikutnya, maka perlu ditingkatkan koordinasi diantara para pihak, baik pelaksana maupun penanggung jawab tindak lanjut MoU. Selain itu agar dialokasikan pula anggaran yang mendukung kegiatan peningkatan kerjasama serta monev tindak lanjuti pelaksanaan MoU yang sudah ditandatangani Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan hasil capaian indikator kinerja Direktorat Informasi dan Komunikasi dalam kurun waktu 11 bulan di tahun 01 dari 3 subdit yaitu Datin : 15,%, Komunikasi : 138,13% dan Kerjasama : 86,54% adalah sebagai berikut : IKU Target Realisasi Meningkatnya kelengkapan data dan informasi pemasyarakatan yang terintegrasi secara online, akuntabel dan up to date serta terbangunnya citra positif PAS 60 % 64,73% Dengan formula pencapaian hasil diatas diperoleh : CH n RKU ke i 100% i1 TKU ke i n 64,73% 100% 60% 1 107,88% LAKIP DITJENPAS 01 Page 185

190 III. Penilaian Aspek Evaluasi NK (I X W I ) + (CH X W CH ), dengan I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) Dari perhitungan aspek implementasi Direktorat Informasi dan Komunikasi sebelumnya, maka diperoleh nilai aspek implementasi sebagai berikut : I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) (99,65% X 9,7%) + (54,71% X 18,%) + (101,45% X 43,5%) + (54,38% X 8,6%) 9,66% + 9,95% + 44,13% + 15,55% 79,9% Dan diperoleh nilai kinerja dari Direktorat Informasi dan Komunikasisebagai berikut : NK (I X W I ) + (CH X W CH ) (79,9 % X 33,3%) + (107,88% X 66,7%) 6,40% + 71,96% 98,36% Nilai Kinerja yang dihasilkan dari Direktorat tersebut sebesar 98,36%, maka nilai kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Direktorat Informasi dan Komunikasi termasuk kategori sangat baik. LAKIP DITJENPAS 01 Page 186

191 G. SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN I. Aspek Implementasi a. Penyerapan Anggaran P RA 100% PA Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran Tahun 01 sebesar Rp ,- maka pengukuran aspek penyerapan anggaran sebagai berikut : PA RA P RA 100% PA % ,01% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui tingkat penyerapan anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 94,01%. b. Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi K n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n Rencana penarikan dana (RPD) bulanan berserta realisasi anggaran pada tahun 01 dari Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan seperti pada tabel berikut: LAKIP DITJENPAS 01 Page 187

192 Bulan RPD RPD Kumulatif Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Kumulatif Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Dari tabel di atas, pada Bulan Januari diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Januari 0 RPD bulan Januari j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Januari RPD Januari 100% 0 100% % LAKIP DITJENPAS 01 Page 188

193 Pada bulan februari diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Januari (1) 0 RA bulan Februari () RPD bulan Januari RPD bulan Februari j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Januari RA Februari 100% RPD Januari RPD Februari % ,7% Pada bulan maret diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Maret RPD kumulatif bulan Maret j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Maret 100% RPD kumulatif Maret % ,4% Pada bulan april diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 189

194 RA bulan April RPD kumulatif bulan April j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA April 100% RPD kumulatif April % ,99% Pada bulan mei diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Mei RPD kumulatif bulan Mei j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Mei RPD kumulatif 100% Mei % ,47% Pada bulan juni diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Juni RPD kumulatif bulan Juni j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Juni RPD kumulatif 100% Juni % ,7% LAKIP DITJENPAS 01 Page 190

195 Pada bulan Juli diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Juli RPD kumulatif bulan Juli j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Juli RPD kumulatif 100% Juli % ,03% Pada bulan Agustus diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Agustus RPD kumulatif bulan Agustus j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Agustus 100% RPD kumulatif Agustus % ,33% Pada bulan September diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan September RPD kumulatif bulan September LAKIP DITJENPAS 01 Page 191

196 j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA September 100% RPD kumulatif September % ,60% Pada bulan Oktober diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Oktober RPD kumulatif bulan Oktober j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Oktober 100% RPD kumulatif Oktober % ,0% Pada bulan Nopember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Nopember RPD kumulatif bulan Nopember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Nopember 100% RPD kumulatif Nopember % LAKIP DITJENPAS 01 Page 19

197 115,57% Pada bulan Desember diperoleh perbandingan akumulasi realisasi anggaran (RA) bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan sebagai berikut : RA bulan Desember RPD kumulatif bulan Desember j j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j RA Desember 100% RPD kumulatif Desember % ,79% Dari perhitungan di atas, diperoleh perbandingan akumulasi RA bulanan dengan akumulasi RPD bulanan untuk setiap bulan seperti pada tabel berikut: Bulan Tingkat Penyerapan per Bulan Januari 0% Februari 77,7% Maret 97,4% April 46,49% Mei 48,47% Juni 58,7% Juli 64,03% Agustus 63,33% September 64,60% Oktober 96,0% Nopember 115,57% LAKIP DITJENPAS 01 Page 193

198 K Desember 15,79% Dari tabel diatas, pengukuran konsistensi sebagai berikut : n j i i 1 i j1 RA bulan ke j 1 100% RPD bulan ke j n 0 77,7 97,4 46,99 48,47 58,7 64,03 63,33 64,60 96,0 115,57 15, ,53% 1 71,46% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan selama Tahun Anggaran 01 ini adalah 71,46%. Berdasarkan tabel di atas, persentase konsistensi penyerapan anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan paling rendah adalah pada bulan April sebesar 46,99%, sedangkan persentase konsistensi paling tinggi adalah bulan Desember sebesar 15,79%. Adapun rendahnya nilai konsistensi penyerapan anggaran pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dipengaruhi oleh pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana kegiatan yang dijadwalkan. c. Pencapaian Keluaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memiliki tiga jenis keluaran dengan target dan realisasi sebagai berikut : Volume KELUARAN Target (TVK) Realisasi (RVK) Keluaran 1 (Orang) Keluaran LAKIP DITJENPAS 01 Page 194

199 (Dokumen) Keluaran 3 (Sistem) Selama masa transisi ( tahun), pengukuran pencapaian keluaran hanya diperoleh dengan cara merata-ratakan perbandingan realisasi volume output dan target volume output seperti berikut: n i1 PK RVK ke i 100% TVK ke i n % ,84 0, % 3 93,66% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui ratarata persentase pencapaian keluaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 93,66%. Dari angka persentase tersebut, menunjukkan realisasi volume output telah mendekati target volume output. d. Efisiensi n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n Pagu anggaran beserta realisasinya dari setiap keluaran yang ada pada Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah sebagai berikut : LAKIP DITJENPAS 01 Page 195

200 Volume Anggaran KELUARAN Target Realisasi Pagu Realisasi (TVK) (RVK) (PAK) (RAK) Keluaran 1 (orang) Keluaran (dokumen) Keluaran 3 (sistem) Dari tabel di atas, pengukuran efisiensi sebagai berikut : n RAK RVK ke i/ ke i i 1 PAK TVK 1 100% ke i/ ke i E n / / / 1 100% 1 100% 1 100% / / / 3 ( 15,60% 8,11% 3,56% 3 5,36% Nilai Efisiensi : yaitu ; Nilai efisiensi dari Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan E NE 50% ,36% 50% ,40% Dari penghitungan berdasarkan rumus diatas, maka diketahui nilai efisiensi Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tahun LAKIP DITJENPAS 01 Page 196

201 Anggaran 01 ini adalah 63,40%. Dari angka persentase tersebut, menunjukan bahwa adanya effiensi dalam penggunaan anggaran secara optimal dalam berbagai kegiatan di Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. II. Aspek Manfaat (Capaian Hasil) Untuk menghitung Aspek manfaat (capaian hasil) dari Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan di gunakan rumus sebagai berikut : CH n i1 RKU ke i 100% TKU ke i n Berdasarkan rumus diatas, maka terlebih dahulu harus mengetahui target dan realisasi Indikator Kinerja Utama Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan melalui uraian dibawah ini : Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memiliki target hasil dari program sebagai berikut : Kegiatan : Dukungan pelayanan teknis dan administratif di Sasaran lingkungan Ditjen Pemasyarakatan : Meningkatnya persentase perencanaan, penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu, dan terintegrasi di lingkungan Ditjen PAS Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran Meningkatnya persentase perencanaan, penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu, dan terintegrasi di lingkungan Ditjen PAS terdiri atas lima indikator kinerja, dengan capaian sebagai berikut : No Indikator Target 01 Realisasi Kinerja (%) LAKIP DITJENPAS 01 Page 197

202 1 Persentase aparatur Ditjen PAS yang memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis di bidang PAS serta persentase kelengkapan administrasi kepegawaian yang akuntabel Persentase perencanaan, penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu, terintegrasi secara sinkron dan sinergi dengan UPT PAS dan akuntabel serta memenuhi SOP 3 Persentase pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran yang konsisten, tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel 4 Persentase administrasi ketatausahaan dan kerumahtanggaan yang akuntabel 5 Persentase pengelolaan BMN (Barang Milik Negara) yang tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel. 80% 39,45% 49,3% 80% 100% 15% 85% 94,54% 111,% 85% 100% 117,65% 85% 100% 117,65% Dari tabel di atas terlihat capaian realisasi dari IKU Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah 86,80%. Indikator 1 : LAKIP DITJENPAS 01 Page 198

203 Persentase aparatur Ditjen PAS yang memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis di bidang PAS serta persentase kelengkapan administrasi kepegawaian yang akuntabel Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Membicarakan sumber daya manusia tidak terlepas dari kegiatan-kegiatan atau proses manajemen lainnya seperti strategi perencanaan, pengembangan manajemen dan pengembangan organisasi. Keterkaitan antara aspek-aspek manajemen itu sangat erat sekali sehingga sulit bagi kita untuk menghindari dari pembicaraan secara terpisah satu dengan lainnya. Pelatihan dan pengembangan SDM merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi, karena ada kecenderungan yang terus terjadi, yaitu semakin beragamnya karyawan dengan organisasi yang lebih datar, dan persaingan global yang meningkat, upaya pelatihan dan pengembangan dapat menyebabkan karyawan mampu mengembangankan tugas kewajiban dan tanggung jawabnya yang lebih besar. Bagian Kepegawaian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, melaksanakan tugas dengan indikator kinerja yang ditetapkan yaitu Persentase Aparatur Ditjen PAS yang memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis di bidang PAS serta persentase kelengkapan administrasi kepegawaian yang akuntabel dengan target capaian 80 %. untuk mengukur capaian tersebut Formulasi yang digunakan adalah Jumlah pegawai ditjen PAS yang memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis dibidang PAS dibagi dengan jumlah seluruh pegawai ditjenpas dikali 100 %. Pada tahun 01 capaian kinerja dari bagian kepegawaian dapat dilihat dalam tabel dibawah ini : NO NAMA DIKLAT PESERTA 1 Kewirausahaan 10 Ujian Penyesuaian Ijazah 1 LAKIP DITJENPAS 01 Page 199

204 3 Penajaman Prioritas Tahun Focus Group Discusion ( FGD ) 4 5 Analisa Jabatan 1 6 Pembinaan dan Pembentukan Keteladanan 7 Pelatihan Aplikasi Sistem Pelaporan 8 Bimtek dan Sosialisasi SOP Pendidikan 1 9 Aparatur Penegak Hukum 4 10 Fit and Proper Test 6 11 Keterampilan Kerja 1 1 Konsinyasi Kenaikan Pangkat 1 13 Tehnis Pengelolaan Dokumentasi dan Jaringan Hukum 1 14 Pelatihan Bussines Process Mapping 1 15 Pelatihan Soft Skill APG (Accesing Personil Genius) 1 16 Pelatihan Operasionalisasi Mobil Pelayanan Penegak Hukum 3 17 Pendalaman Materi Mengenai Penanggulangan Terorisme 1 18 Bimtek Penganggaran 1 19 Pelatihan Tenaga Kerja Haji Indonesia 1 0 Sinkronisasi Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) 1 Sosialisasi Anggaran 1 e-procurement 4 3 Pemutakhiran dan Rekonsiliasi Data 3 4 Rekonsiliasi Laporan Keuangan 3 LAKIP DITJENPAS 01 Page 00

205 5 Workshop System Based Performance Management 3 6 Kegiatan Pengembangan Capasity Building 1 7 Koordinasi Penyusunan Program dan Rencana Kerja Anggaran 8 Workshop Penyelesaian Lakip dan Penetapan IKU 4 9 Kepemimpinan Tk. III 4 30 Kepemimpinan Tk. IV 4 31 Teknis Pengelola Dokumentasi dan Jaringan Informasi Hukum 1 3 In House Training 33 Peningkatan Keterampilan Dasar Jurnalistik dan Penulisan Media 34 ESQ 35 Semiloka ( sosialisasi standar pelaksanaan tugas kelembagaan pemasyarakatan ) Pelatihan Tenaga Litigator Pengujian Peraturan Perundangundangan 1 37 FGD ( Focus Group Discussion ) Ujian Barang dan Jasa 5 39 Peningkatan Wawasan dan Pembinaan Administrasi Pengelola BMN 40 Undangan Kegiatan Bimtek Sistem Pengendalian Gratifikasi 41 Tim Kesehatan Haji Indonesia Tahap I 1 4 Undangan Pelaksanaan Pemuktahiran dan Rekonsiliasi Data Tk. Kementerian Hukum dan HAM Semester I 3 43 Tim Penguji Kompetensi Manajerial Fit and Proper Test 6 LAKIP DITJENPAS 01 Page 01

206 44 Pembuatan Laporan Hasil Ujian Kompetensi Manajerial pada Fit and Propert test 4 TOTAL PESERTA 0 Berdasarkan data tersebut maka jumlah peserta yang menguikuti kegiatan diklat pada tahun 01 adalah 0 orang. Dengan demikian capaian kinerja dari indikator ini adalah 39,45%. Pencapaian ini lebih rendah dari target yang telah ditetapkan yaitu sebesar 80%. Rendahnya capaian ini disebabkan : - Minimnya alokasi anggaran untuk kegiatan pengembangan kapasitas pegawai pemasyarakatan. - Belum adanya pola pembinaan pegawai pemasyarakatan yang didalamnya mengatur tentang pengembangan kapasitas SDM Pemasyarakatan. Untuk meningkatkan pencapaian kinerja pada tahun mendatang hendaknya melakukan hal-hal sebagai berikut : - Meningkatkan alokasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kapasitas pegawai pemasyarakatan. - Membuat pola pembinaan pegawai yang didalamnya mengatur tentang pendidikan dan latihan teknis pemasyarakatan. Indikator : Persentase perencanaan, penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu, terintegrasi secara sinkron dan sinergi dengan UPT PAS dan akuntabel serta memenuhi SOP Salah satu fungsi manajemen adalah pelaksanaan perencanaan secara tepat dan akuntabel. Dengan adanya perencanaan yang tepat maka akan dapat mendukung terhadap pencapaian sasaran dan tujuan organisasi. Untuk mendukung capaian dari indikator ini diukur dari dokumen perencanaan yang dihasilkan secara tepat waktu dan akuntabel. Pada tahun 01 telah dihasilkan 3 (tiga) buah dokumen perencanaan yaitu : - Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran sesuai dengan pagu indikatif. - Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran sesuai dengan pagu sementara. LAKIP DITJENPAS 01 Page 0

207 - Dokumen Rencana Kerja dan Anggaran sesuai dengan pagu definitif. Capaian dari kegiatan ini telah sesuai dengan target yang ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa capaian dari indikator ini adalah 100% dan telah melebihi target tahun 01, yaitu 80 % sehingga capaian kinerjanya adalah 15%. Indikator 3 : Persentase pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran yang konsisten, tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel Sebagai salah satu unit eselon III (tiga) di Lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Bagian Keuangan dituntut dapat bertindak profesional dalam mewujudkan pengelolaan keuangan dan Pelaskanaan Anggaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang konsisten, tepat waktu, terintegrasi, transparan dan akuntabel secara optimal. Pengukuran Capaian Kinerja dari indikator ini dapat diukur berdasarkan formulasi Pengukuran yaitu : Jumlah Realisasi Anggaran dibagi dengan Pagu Anggaran dikali 100 % (dengan metode penghitungan Tahun Berjalan/ hasil akhir). Pada Tahun 01 realisasi anggaran adalah Rp dari pagu anggaran Rp atau sebesar 94,54%. Capaian kinerja dari inidikator ini sudah melebihi target yang telah ditetapkan pada tahun 01 yaitu sebesar 85%. Indikator 4 : Persentase administrasi ketatausahaan dan kerumahtanggaan yang akuntabel Salah satu fungsi Manajemen organisasi adalah melaksanakan ketatausahaan persuratan. Bagian Umum Ditjen Pemasyarakatan melaksanakan tugas dalam pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Ditjen Pemasyarakatan. Untuk mengukur indikator ini digunakan suatu formula pengukuran yakni jumlah surat yang diselesaikan LAKIP DITJENPAS 01 Page 03

208 secara administrasi persuratan dan kearsipan pada Ditjen Pas dibagi dengan jumlah surat masuk dan keluar dikali 100 %. Pada tahun 01 terdapat surat yang masuk dan keluar pada Ditjen Pemasyarakatan. Dari keseluruhan surat tersebut telah dilakukan pencatatan dan pengelolaan sebanyak surat. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah 100% sehingga capaian kinerjanya adalah 117,65% Indikator 5 : Persentase pengelolaan BMN (Barang Milik Negara) yang tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel. Salah satu reformasi bidang keuangan negara adalah reformasi bidang pengelolaan barang milik/kekayaan negara. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang syah. Dalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi dan tertib pengelolaan barang milik negara diperlukan adanya kesamaan persepsi dan langkah secara integral dan menyeluruh dari unsurunsur yang terkait dalam pengelolaan barang milik negara. Pengelolaan barang milik negara dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas sebagai berikut : Asas fungsional, Asas kepastian hukum,. Asas transparansi, Asas efisiensi,. Asas akuntabilitas, Asas kepastian nilai. Untuk mengukur indikator kinerja ini dilakukan dengan menggunakan formulasi yaitu Jumlah pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan Ditjen Pemasyarakatan pada tahun 01 yang telah diinput dalam Simak BMN. Pada tahun anggaran 01 direncanakan pengadaan barang dan jasa sebanyak 5 kegiatan, sedangkan pada tahun 01 telah dilaksanakan 5 kegiatan pengadaan barang dan jasa. Dari kegiatan tersebut yang telah diinput dalam Simak BMN adalah 5 kegiatan. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah 100%. Dapat dikatakan bahwa capaian indikator ini pada tahun 01 telah melebihi target yang telah ditetapkan di tahun 01, yaitu 85% sehingga capaian kinerjanya adalah 117,65%. LAKIP DITJENPAS 01 Page 04

209 Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan hasil capaian indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam kurun waktu tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU Target Realisasi Meningkatnya persentase perencanaan, penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu dan terintegrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 78% 86,80% Dengan formula pencapaian hasil diatas diperoleh : CH n i1 RKU ke i 86,80% 100% 100% TKU ke i 78% 111,8% n 1 III. Penilaian Aspek Evaluasi NK (I X W I ) + (CH X W CH ), dengan I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) Dari perhitungan aspek implementasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sebelumnya, maka diperoleh nilai aspek implementasi sebagai berikut : I (P X W P ) + (K X W K ) + (PK X W PK ) + (NE X W E ) (94,01% X 9,7%) + (71,46% X 18,%) + (93,66% X 43,5%) + (63,40% X 8,6%) 9,1% + 13,01% + 40,74% + 18,13% 81% Dan diperoleh nilai kinerja dari Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sebagai berikut : NK (I X W I ) + (CH X W CH ) (81% X 33,3%) + (111,8% X 66,7%) 6,97% + 74,% 101,19% LAKIP DITJENPAS 01 Page 05

210 Nilai Kinerja yang dihasilkan dari Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tersebut sebesar 100,53%, maka nilai kinerja atas pelaksanaan RKA-K/L Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan termasuk kategori sangat baik. LAKIP DITJENPAS 01 Page 06

211 A. Kesimpulan Sebagai salah satu perwujudan akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan kegiatan dan anggarannya, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 01. LAKIP tahun 01 menyajikan informasi mengenai capaian kinerja seluruh rangkaian kegiatan dan program Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, baik dari aspek finansial maupun nonfinansial, selama tahun 01 secara komprehensif sebagai wujud pertanggung jawaban publik (public accountability). LAKIP ini disusun berdasarkan dokumen Perencanaan Kinerja dan dokumen Penetapan Kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 01 yang mengacu sepenuhnya pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I tahun Penyajian LAKIP 01 ini menggabungkan (dua) metode analisis yaitu analisis terhadap capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan berupa analisis perbandingan realisasi IKU dengan target IKU, dan metode analisis yang digunakan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.0/011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Pengukuran dilakukan pada dua aspek, yaitu aspek implementasi dan aspek manfaat. Indikator yang diukur atas aspek implementasi meliputi penyerapan anggaran, konsistensi antara perencanaan dan implementasi, pencapaian keluaran dan efisiensi. Sedangkan pada aspek manfaat, indikator yang diukur adalah capaian indikator kinerja utama (IKU) yaitu dengan membandingkan realisasi IKU dengan target IKU. Pengukuran penyerapan anggaran pada evaluasi kinerja atas aspek implementasi dilakukan dengan membandingkan akumulasi realisasi anggaran LAKIP DITJENPAS 01 Page 07

212 pada masing-masing Direktorat dengan akumulasi pagu anggaran pada Direktorat tersebut. Pengukuran konsistensi antara perencanaan dan implementasi dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan setiap bulan dengan membandingkan jumlah hasil perbandingan akumulasi realisasi anggaran bulanan dengan akumulasi rencana penarikan dana (RPD) bulanan dengan jumlah bulan. Pengukuran pencapaian keluaran dilakukan berdasarkan rata-rata dari perkalian antara perbandingan realisasi dan target volume keluaran dengan rata-rata perbandingan antara realisasi dan target indikator kinerja keluaran. Pengukuran efisiensi dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran yang diperoleh dengan mengurangkan angka 1 (satu) dengan hasil perbandingan realisasi anggaran per keluaran, yaitu realisasi anggaran per keluaran per realisasi volume keluaran dengan pagu anggaran per keluaran per target volume keluaran. Dengan menggunakan metode pengukuran tersebut, maka secara garis besar capaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dilihat dari masing-masing unit kerja eselon II adalah sebagai berikut : 1. Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan Aspek Implementasi Dari aspek implementasi, kinerja Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan dapat dilihat dari persentase capaian dari 4 indikator berikut : a) Penyerapan Anggaran Pagu anggaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan pada tahun anggaran 01 adalah sebesar Rp ,- dengan realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember Tahun 01 sebesar Rp ,- sehingga persentase realisasinya mencapai 99,97% b) Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan selama Tahun Anggaran 01 adalah 60,%. c) Pencapaian Keluaran LAKIP DITJENPAS 01 Page 08

213 Rata-rata persentase pencapaian keluaran Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 119,75%. d) Nilai Efisiensi Nilai efisiensi Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 97,55%. Dari angka persentase tersebut, menunjukan bahwa efisiensi dalam penggunaan anggaran pada Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan masuk dalam kategori baik. Dari capaian 4 indikator diatas, maka nilai capaian aspek implementasi Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan secara total adalah sebesar 100,65%. Aspek Manfaat Pencapaian IKU Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan dilihat dari masing-masing indikator kinerja eselon III adalah sebagai berikut : No Indikator Target 01 1 Persentase tahanan dan narapidana yang teregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel Persentase tahanan yang memperoleh pelayanan dan bantuan hukum secara tepat waktu dan akuntabel 3 Persentase narapidana yang memperoleh program reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel 4 Persentase narapidana yang terserap di kegiatan kerja secara tepat waktu dan akuntabel 5 Persentase narapidana yang memperoleh pembinaan kepribadian secara tepat waktu dan akuntabel. Realisasi Kinerja (%) 60% 100% 166,67% 65% 4,76% 38,09% 65% 99,90% 153,69% 65% 8,97% 44,57% 65% 61,50% 94,61% Dari tabel diatas maka realisasi capaian IKU Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan adalah : LAKIP DITJENPAS 01 Page 09

214 IKU DITBINAPIYANTAH Target Realisasi Meningkatnya persentase tahanan dan narapidana yang memperoleh registrasi, pelayanan dan pembinaan secara tepat waktu dan akuntabel 64 % 63,03% Dari hasil capaian tersebut, maka persentase nilai aspek manfaat Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan adalah sebesar 98,48%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan di tahun 01 hampir mencapai target. Nilai kinerja Direktorat Bina Narapidana dan Pelayanan Tahanan berdasarkan hasil penghitungan aspek implementasi dan aspek manfaat adalah sebesar 99,0% (Sangat Baik).. Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara Aspek Implementasi Dari aspek implementasi, kinerja Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara dapat dilihat dari persentase capaian dari 4 indikator berikut : a) Penyerapan Anggaran Direktorat Bina Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai dengan akhir Tahun 01 sebesar LAKIP DITJENPAS 01 Page 10

215 Rp ,- sehingga persentase realisasinya mencapai 99,46% b) Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara selama Tahun Anggaran 01 adalah 9,80%. c) Pencapaian Keluaran Rata-rata persentase pencapaian keluaran Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 110%. d) Nilai Efisiensi Nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara pada Tahun Anggaran 01 adalah 67,45%. Dari capaian 4 indikator diatas, maka nilai capaian aspek implementasi Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara secara total adalah sebesar 93,68%. Aspek Manfaat Pencapaian IKU Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara dilihat dari masing-masing indikator kinerja eselon III adalah sebagai berikut : No Indikator Target 01 Realisasi 01 Kinerja (%) 1 Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang diregistrasi/ diidentifikasi secara tepat waktu dan akuntabel Persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang diamankan dan dipelihara secara tepat waktu dan akuntabel 3 Persentase mutasi dan penghapusan benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang tepat waktu dan 80% 9,45% 115,56% 80% 96,87% 11,09% 80% 14,06% 17,57% LAKIP DITJENPAS 01 Page 11

216 akuntabel Dari tabel diatas dapat disimpulkan realisasi capaian IKU Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara dalam kurun waktu tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU Meningkatnya persentase benda sitaan negara dan barang rampasan negara yang dikelola secara tepat waktu dan akuntabel Target Realisasi 80% 67,79% Dari hasil capaian tersebut, maka persentase nilai aspek manfaat Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara adalah sebesar 84,74%. Realisasi kinerja Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara tahun 01 dilihat dari tabel diatas belum mencapai target yang ditentukan. Nilai kinerja Direktorat Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara berdasarkan hasil penghitungan aspek implementasi dan aspek manfaat adalah sebesar 101,84% (Sangat Baik). 3. Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban LAKIP DITJENPAS 01 Page 1

217 Aspek Implementasi Dari aspek implementasi, kinerja Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban dapat dilihat dari persentase capaian dari 4 indikator berikut : a) Penyerapan Anggaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai dengan 10 Desember 01 sebesar Rp ,- sehingga persentase realisasinya mencapai 97,15% b) Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban selama Tahun Anggaran 01 adalah 85,34%. c) Pencapaian Keluaran Rata-rata persentase pencapaian keluaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 116,04%. d) Nilai Efisiensi Nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban pada Tahun Anggaran 01 adalah 91,19%. Dari capaian 4 indikator diatas, maka nilai capaian aspek implementasi Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban secara total adalah sebesar 101,5%. Aspek Manfaat Pencapaian IKU Bina Keamanan dan Ketertiban adalah seperti ditampilkan dalam tabel berikut : IKU Target Realisasi Persentase Lapas/Rutan yang aman dan tertib untuk menjamin kepastian hukum masyarakat 38 % 65,83 % Dari hasil capaian tersebut, maka persentase nilai aspek manfaat Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban adalah sebesar 173,4%. Kinerja Direktorat Bina Keamanan dan Ketertiban di tahun 01 telah melewati target yang ditetapkan. Nilai kinerja Direktorat Keamanan dan LAKIP DITJENPAS 01 Page 13

218 Ketertiban berdasarkan hasil penghitungan aspek implementasi dan aspek manfaat adalah sebesar 149,35% (Sangat Baik). 4. Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan Aspek Implementasi Dari aspek implementasi, kinerja Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan dapat dilihat dari persentase capaian dari 4 indikator berikut : a) Penyerapan Anggaran Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai dengan akhir Bulan Nopember Tahun 01 sebesar Rp ,- sehingga persentase realisasinya mencapai 95,61% b) Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan selama Tahun Anggaran 01 adalah 78,75%. c) Pencapaian Keluaran LAKIP DITJENPAS 01 Page 14

219 Rata-rata persentase pencapaian keluaran Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 100%. d) Nilai Efisiensi Nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan pada Tahun Anggaran 01 adalah 60%. Dari capaian 4 indikator diatas, maka nilai capaian aspek implementasi Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan secara total adalah sebesar 84,6%. Aspek Manfaat Pencapaian IKU Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan dilihat dari masing-masing indikator kinerja eselon III adalah sebagai berikut : No Indikator Target 01 1 Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh perawatan secara tepat dan akuntabel sesuai standar kesehatan Persentase tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang memperoleh pelayanan kesehatan secara tepat dan akuntabel 3 Penurunan jumlah derita penyakit menular dan pengguna NAPZA 4 Persentase bayi, ibu hamil, ibu menyusui dan kelompok resiko tinggi yang memperoleh perlindungan secara tepat waktu dan akuntabel. Realisasi Kinerja (%) 50 % 50% 100% 50% 89,7% 179,44% 0% 1,07% 60,35% 50% 73% 146% Dari tabel diatas dapat disimpulkan realisasi capaian IKU Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan dalam kurun waktu tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU DITBINAKESWAT Target Realisasi LAKIP DITJENPAS 01 Page 15

220 Meningkatnya persentase tahanan dan narapidana yang memperoleh perawatan dan pelayanan kesehatan sesuai standar 40 % 56,0% Dari hasil capaian tersebut, maka persentase nilai aspek manfaat Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan adalah sebesar 140,50%. Capaian kinerja ini sangat jauh melampaui target kinerja Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan yang telah ditetapkan sebelumnya. Nilai kinerja Direktorat Bina Kesehatan dan Perawatan Narapidana dan Tahanan berdasarkan hasil penghitungan aspek implementasi dan aspek manfaat adalah sebesar 11,77% (Sangat Baik) 5. Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Aspek Implementasi Dari aspek implementasi, kinerja Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak dapat dilihat dari persentase capaian dari 4 indikator berikut: a) Penyerapan Anggaran Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan LAKIP DITJENPAS 01 Page 16

221 realisasi anggaran sampai dengan akhir Bulan Desember Tahun 01 sebesar mencapai 99,01% Rp ,- sehingga persentase realisasinya b) Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak selama Tahun Anggaran 01 adalah 84,55%. c) Pencapaian Keluaran Rata-rata persentase pencapaian keluaran Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 93,83%. d) Nilai Efisiensi Nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak pada Tahun Anggaran 01 adalah 35,69%. Dari capaian 4 indikator diatas, maka nilai capaian aspek implementasi Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak secara total adalah sebesar 76,0%. Aspek Manfaat Pencapaian IKU Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak dilihat dari masing-masing indikator kinerja eselon III adalah sebagai berikut : No Indikator Target 01 1 Persentase Anak Didik Pemasyarakatan dan Klien Pemasyarakatan yang teregistrasi dan terklasifikasi secara tepat waktu dan akuntabel Persentase anak yang memperoleh pendidikan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel 3 Persentase anak yang memperoleh pendampingan dan pembimbingan secara tepat waktu dan akuntabel 4 Persentase klien pemasyarakatan yang memperoleh pembimbingan Realisasi Kinerja (%) 70% 100% 14,86% 70% 3,15% 45,93% 70% 90,47% 19,4% 70% 5,61% 75,16% LAKIP DITJENPAS 01 Page 17

222 dan pengawasan secara tepat waktu dan akuntabel 5 Persentase anak dan klien pemasyarakatan yang mendapatkan litmas secara tepat waktu dan akuntabel 75% 44,60% 59,46 % Dari tabel diatas dapat disimpulkan hasil capaian indikator kinerja Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak dalam kurun waktu tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU Target Realisasi Meningkatnya persentase anak dan klien pemasyarakatan yang memperoleh registrasi, pendidikan, pendampingan, pembimbingan, pengawasan dan reintegrasi secara tepat waktu dan akuntabel 70 % 63,97 % Dari hasil capaian tersebut, maka persentase nilai aspek manfaat Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak adalah sebesar 91,38%. Dengan kata lain, kinerja yang dihasilkan di tahun 01 berhasil mencapai target yang ditentukan. Nilai kinerja Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak berdasarkan hasil penghitungan aspek implementasi dan aspek manfaat adalah sebesar 86,97% (Baik). LAKIP DITJENPAS 01 Page 18

223 6. Direktorat Informasi dan Komunikasi Aspek Implementasi Dari aspek implementasi, kinerja Direktorat Informasi dan Komunikasi dapat dilihat dari persentase capaian dari 4 indikator berikut : a) Penyerapan Anggaran Direktorat Informasi dan Komunikasi memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran sampai dengan akhir Bulan Desember Tahun 01 sebesar Rp ,- sehingga persentase realisasinya mencapai 99,65% b) Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Informasi dan Komunikasi selama Tahun Anggaran 01 adalah 54,71%. c) Pencapaian Keluaran Rata-rata persentase pencapaian keluaran Direktorat Informasi dan Komunikasi pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 101%. d) Nilai Efisiensi Nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Informasi dan Komunikasi pada Tahun Anggaran 01 adalah 54,45%. Dari capaian 4 indikator diatas, maka nilai capaian aspek implementasi Direktorat Informasi dan Komunikasi secara total adalah sebesar 79,9%. Aspek Manfaat Pencapaian IKU Direktorat Informasi dan Komunikasi dilihat dari masingmasing indikator kinerja eselon III adalah sebagai berikut : No Indikator Target 01 1 Persentase kelengkapan data pemasyarakatan dengan system informasi pemasyarakatan yang terjamin keamanannya dan online 4 jam ke seluruh unit kerja pemasyarakatan secara akurat dan up to date Realisasi 01 Kinerja (%) 40% 6,03% 155,08% Terbangunnya citra positif Ditjen 40% 55,5% 138,13% LAKIP DITJENPAS 01 Page 19

224 No Indikator Target 01 PAS 3 Persentase MoU kerjasama yang ditindaklanjuti secara tepat waktu dan akuntabel Realisasi 01 Kinerja (%) 80% 76,9% 96,15% Dari tabel diatas dapat disimpulkan hasil capaian indikator kinerja Direktorat Informasi dan Komunikasi dalam kurun waktu tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU Target Realisasi Meningkatnya kelengkapan data dan informasi pemasyarakatan yang terintegrasi secara online, akuntabel dan up to date serta terbangunnya citra positif PAS 60 % 64,73% Dari hasil capaian tersebut, maka persentase nilai aspek manfaat Direktorat Informasi dan Komunikasi adalah sebesar 107,88%. Hal tersebut menunjukkan realisasi kinerja Direktorat Informasi dan Komunikasi tahun 01 telah melebihi target. Nilai kinerja Direktorat Informasi dan Komunikasi berdasarkan hasil penghitungan aspek implementasi dan aspek manfaat adalah sebesar 98,36% (Sangat Baik) LAKIP DITJENPAS 01 Page 0

225 7. Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Aspek Implementasi Dari aspek implementasi, kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dapat dilihat dari persentase capaian dari 4 indikator berikut: a) Penyerapan Anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran Tahun 01 sebesar Rp ,- sehingga persentase realisasinya mencapai 94,01% b) Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan selama Tahun Anggaran 01 adalah 71,46%. c) Pencapaian Keluaran Rata-rata persentase pencapaian keluaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 93,66%. d) Niali Efisiensi Nilai efisiensi penggunaan anggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Tahun Anggaran 01 adalah 63,40%. LAKIP DITJENPAS 01 Page 1

226 Dari capaian 4 indikator diatas, maka nilai capaian aspek implementasi Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan secara total adalah sebesar 81%. Aspek Manfaat Pencapaian IKU Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dilihat dari masing-masing indikator kinerja eselon III adalah sebagai berikut : No Indikator Target 01 1 Persentase aparatur Ditjen PAS yang memiliki kualifikasi dan kemampuan teknis di bidang PAS serta persentase kelengkapan administrasi kepegawaian yang akuntabel Persentase perencanaan, penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu, terintegrasi secara sinkron dan sinergi dengan UPT PAS dan akuntabel serta memenuhi SOP 3 Persentase pengelolaan keuangan dan pelaksanaan anggaran yang konsisten, tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel 4 Persentase administrasi ketatausahaan dan kerumahtanggaan yang akuntabel 5 Persentase pengelolaan BMN (Barang Milik Negara) yang tepat waktu, terintegrasi dan akuntabel. Realisasi Kinerja (%) 80% 39,45% 49,3% 80% 100% 15% 85% 94,54% 111,% 85% 100% 117,65% 85% 100% 117,65% Dari tabel diatas dapat disimpulkan hasil capaian indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dalam kurun waktu tahun 01 adalah sebagai berikut : IKU Target Realisasi Meningkatnya persentase perencanaan, penganggaran dan pelaporan program dan kegiatan berbasis kinerja yang tepat waktu dan terintegrasi di lingkungan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan 78% 86,80% LAKIP DITJENPAS 01 Page

227 Dari hasil capaian tersebut, maka persentase nilai aspek manfaat Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah sebesar 111,8%. Dengan hasil tersebut, maka kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan mencapai target yang telah ditentukan. Nilai kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Pemasyarakatan berdasarkan hasil penghitungan aspek implementasi dan aspek manfaat adalah sebesar 101,19% Dari uraian capaian kinerja masing-masing unit kerja eselon II diatas, maka kinerja keseluruhan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada tahun anggaran 01 dapat disimpulkan sebagai berikut : Aspek Implementasi a) Penyerapan Anggaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan memiliki pagu anggaran TA 01 sebesar Rp ,- dan realisasi anggaran Tahun 01 sebesar Rp ,- sehingga persentase realisasinya mencapai 94,54%. b) Konsistensi antara Perencanaan dan Implementasi Nilai konsistensi antara perencanaan dan implementasi penyerapan anggaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan selama Tahun Anggaran 01 adalah 75,15%. c) Pencapaian Keluaran LAKIP DITJENPAS 01 Page 3

228 Rata-rata persentase pencapaian keluaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Tahun Anggaran 01 ini adalah 104,9%. d) Nilai Efisiensi Nilai efisiensi penggunaan anggaran Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Tahun Anggaran 01 adalah 67,1%. Dari capaian 4 indikator diatas, maka nilai capaian aspek implementasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan secara total adalah sebesar 88,06%. Aspek Manfaat Dari penghitungan aspek manfaat pada masing-masing unit eselon II, maka didapatkan rata-rata hasil capaian Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yaitu sebesar 115,36%. Hasil penghitungan aspek implementasi dan aspek manfaat ini menghasilkan nilai kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan sebesar 108,38% (Sangat Baik). Secara umum, pencapaian kinerja Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada tahun 01 sudah cukup maksimal. Hal ini tidak lepas dari peran serta seluruh elemen organisasi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yang terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, program strategis serta partisipasi publik melalui berbagai kemitraan dengan pihak ketiga. LAKIP DITJENPAS 01 Page 4

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I. KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02.

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I. KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02. PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA R.I KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAM Nomor : M.HH-13.0T.02.01 Tahun 2011 KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya perlakuan terhadap

Lebih terperinci

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 1 LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 2 Layanan Informasi Mandiri WBP (Self Service) KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai Pemasyarakatan (BAPAS) adalah institusi yang sangat erat hubungannya dengan penegakan hukum dan sebagai pranata yang melaksanakan bimbingan terhadap klien Pemasyarakatan

Lebih terperinci

1. Hubungan Sistem Pemasyarakatan dengan Lembaga-Lembaga Penegak Hukum Lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu

1. Hubungan Sistem Pemasyarakatan dengan Lembaga-Lembaga Penegak Hukum Lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu MATRIKS SUBSTANSI MANAJEMEN 1. Hubungan Sistem dengan Lembaga-Lembaga Penegak Hukum Lainnya dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu Pelaksanaan Misi dalam Sistem Peradilan Pidana Terpadu NO HIGH-QUICK WINS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi kebijakan..., Atiek Meikhurniawati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi kebijakan..., Atiek Meikhurniawati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direktorat Jenderal Pemasyarakatan marupakan instansi pemerintah yang berada dibawah naungan Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI yang memiliki visi pemulihan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R

2 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1452, 2014 KEMENKUMHAM. Pengubahan Klas. UPT. Pemasyarakatan. Penilaian. Pedoman. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN

STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN STANDAR EVALUASI DAN PELAPORAN A. Latar Belakang B. Norma dan Dasar Hukum C. Definisi Global dan Detail Standar D. Maksud dan Tujuan E. Kebutuhan Sumber Daya Manusia F. Kebutuhan Sarana dan Prasarana G.

Lebih terperinci

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBUK INOONESIA NOMOR M.2.PK.04-10 TAHUN 2007 TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PELAKSANAAN ASIMILASI,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.832, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Remisi. Asimilasi. Syarat. Pembebasan Bersyarat. Cuti. Tata Cara. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan www.djpp.kemenkumham.go.id BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.323, 2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM. Pembangunan UPT Pemasyarakatan. Rencana Induk. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.02.PR.08.03 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN BALAI PERTIMBANGAN PEMASYARAKATAN DAN TIM PENGAMAT PEMASYARAKATAN MENTERI HUKUM DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba

2011, No Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165, Tambahan Lemba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.901,2011 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Tahanan. Pengeluaran. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-24.PK.01.01.01 TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan peran Komisi Kejaksaan Republik Indonesia, perlu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN

MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN MENUNAIKAN HAK PELAYANAN KESEHATAN NAPI DAN TAHANAN Oleh Patri Handoyo Kondisi kesehatan di dalam lembaga pemasyarakatan (lapas) dan rumah tahanan negara (rutan) Indonesia sejak tahun 2000-an telah terbawa

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1999 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3842) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN JL. VETERAN NO. 11

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN JL. VETERAN NO. 11 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN JL. VETERAN NO. 11 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN Jalan Veteran No. 11 Jakarta Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI 2. Kepala Divisi Pemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

2018, No bersyarat bagi narapidana dan anak; c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata

2018, No bersyarat bagi narapidana dan anak; c. bahwa Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 21 Tahun 2013 tentang Syarat dan Tata BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.282, 2018 KEMENKUMHAM. Remisi, Asimilasi, Cuti Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan Kinerja Ditjen dan Penguasaan Tanah Tahun merupakan media untuk mempertanggungjawabkan capaian kinerja Direktorat Jenderal selama tahun, dalam melaksanakan

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES

Lebih terperinci

Oleh : MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Oleh : MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REFORMASI SISTEM PENEGAKAN HUKUM DAN PELAYANAN PUBLIK DI BIDANG PEMASYARAKATAN DALAM RANGKA MENDUKUNG REVITALISASI DAN REFORMASI HUKUM BERDASARKAN NAWACITA Oleh : MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa anak merupakan amanah

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.737, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pengawasan. Pelaksanaan. Tata Cara Tetap. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 91 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA TETAP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN BENDA SITAAN NEGARA DAN BARANG RAMPASAN NEGARA PADA RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M No.73, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH DAERAH. Penyelenggaraan. Pembinaan. Pengawasan. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6041) PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS M A S Y A R A K A T Anak PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN BAPAS POLISI JAKSA HAKIM LPAS, LPKA. TINDAKAN 0 1/3 mp LPKA 1/3 1/2 mp 1/2-2/3 mp 2/3 s.d Bebas murni M A S Y A R A K A T LINGKUNGAN UU SPPA mengamanahkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 1999 TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem

2016, No Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas, dan Cuti Bersyarat; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pem BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.810, 2016 KEMENKUMHAM. Remisi. Asimilasi. Cuti Mengunjungi Keluarga. Pembebasan Bersyarat. Cuti Menjelang Bebas. Cuti Bersyarat. Pemberian. Tata Cara. Perubahan. PERATURAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Lampung terletak di Ibukota Provinsi Lampung yaitu Bandar Lampung. Saat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PERATURAN PEMERINTAH (PP) NOMOR 31 TAHUN 1999 (31/1999) TENTANG PEMBINAAN DAN PEMBIMBINGAN WARGA BINAAN PEMASYARAKATAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (2) Undang-undang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.IN.04.03 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DAN PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI PADA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN, KANTOR

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB. I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB. I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik

LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA. Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LAPORAN KINERJA DITJEN IDP 2016 LAPORAN KINERJA 2016 Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik LKJ DITJEN IDP 2016 2016 LKJ DITJEN IDP KATA PENGANTAR Menjadi penjuru penguatan citra positif Indonesia

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform KEPUTUSAN MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.01.PK.04-10 TAHUN 1999 TENTANG ASIMILASI, PEMBEBASAN BERSYARAT DAN CUTI MENJELANG BEBAS MENTERI KEHAKIMAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemeri BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1008, 2016 KEMENRISTEK-DIKTI. Laporan Kinerja. PTN. Penyusunan. Pedoman. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Penanganan dan pemeriksaan suatu kasus atau perkara pidana baik itu pidana

I. PENDAHULUAN. Penanganan dan pemeriksaan suatu kasus atau perkara pidana baik itu pidana 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanganan dan pemeriksaan suatu kasus atau perkara pidana baik itu pidana umum maupun pidana khusus, seperti kasus korupsi seringkali mengharuskan penyidik untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate

BAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DAN WHISTLEBLOWING DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor

2015, No. -2- untuk melaksanakan ketentuan Pasal 50 Undang- Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan Pasal 47 Peraturan Pemerintah Nomor BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1528, 2015 KEMENKUMHAM. Lembaga Pemasyarakatan. Rumah Tahanan Negara. Pengamanan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2015

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.41, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan Kinerja. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.KP.08.01.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN.

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-01.PW.01.01 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN INTERN PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepo No.1452, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENRISTEK-DIKTI. SAKIP. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DIVERSI DAN PENANGANAN ANAK YANG BELUM BERUMUR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) T.A 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) T.A 2016 KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) T.A 2016 PANTI SOSIAL BINA REMAJA (PSBR) RUMBAI PEKANBARU - RIAU Jl. Khayangan No. 160 Rumbai Telp. 0761

Lebih terperinci

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015 RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 215 A. KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA : B. UNIT ORGANISASI : (15) KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN DIVERSI DAN PENANGANAN ANAK YANG BELUM BERUMUR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang

2016, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4843); 3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang No.1744, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. SDP. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DATABASE PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Institute for Criminal Justice Reform

Institute for Criminal Justice Reform PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya

Lebih terperinci

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG

PERATURAN BERSAMA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERATURAN BERSAMA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam No.1809, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-DPDTT. SAKIP. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENERAPAN

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyeles LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2015 PIDANA. Diversi. Anak. Belum Berumur 12 Tahun. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5732). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS ANTARA. NOMOR : PAS-07.HM TAHUN 2414 NOMOR : J U KNlSlO 1 llt,l201 4 BARESKRIM

PETUNJUK TEKNIS ANTARA. NOMOR : PAS-07.HM TAHUN 2414 NOMOR : J U KNlSlO 1 llt,l201 4 BARESKRIM PETUNJUK TEKNIS ANTARA DIREKTORAT JENDERAL PEMASYARAKATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DENGAN BADAN RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PAS-07.HM.05.02

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar hukum dari Pembebasan bersyarat adalah pasal 15 KUHP yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar hukum dari Pembebasan bersyarat adalah pasal 15 KUHP yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dasar hukum dari Pembebasan bersyarat adalah pasal 15 KUHP yang menyatakan orang yang dihukum penjara boleh dilepaskan dengan perjanjian, bila telah melalui

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI

Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI Oleh : Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia KEMENTRIAN HUKUM DAN HAM RI DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI KPK TENTANG TATA LAKSANA BENDA SITAAN DAN BARANG RAMPASAN NEGARA DALAM RANG PEMULIHAN ASET

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL r PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL, Menimbang :

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.51, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Indikator Kinerja Utama. Penetapan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 68 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1995 TENTANG PEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pada hakikatnya Warga Binaan Pemasyarakatan sebagai insan dan sumber daya manusia

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR 1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 KECAMATAN RAMBATAN JANUARI 2014 RINGKASAN EKSEKUTIF 2 Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS KINERJA TAHUN 2015 2019 PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Laporan Akuntabilitas

Lebih terperinci