VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT"

Transkripsi

1 VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT 7.1. Formulasi Blue Ocean Strategy (BOS) Kim dan Mauborgne (2005) menyebutkan dalam bukunya, Blue Ocean Strategy, bahwa terdapat enam prinsip yang mendorong kesuksesan penerapan dan pelaksanaan strategi samudera biru. Namun hanya empat prinsip diantaranya yang menjadi dasar utama untuk memformulasikan sebuah strategi samudera biru. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah (1) merekonstruksi batasan-batasan pasar, (2) fokus pada gambaran besar, bukan pada angka, (3) menjangkau melampaui permintaan yang ada, dan (4) melakukan rangkaian strategis dengan tepat. Masing-masing prinsip tersebut memiliki alat analisis atau kerangka kerja analisis yang berbeda. Namun secara keseluruhan, semua prinsip tersebut bertujuan untuk melahirkan sebuah inovasi nilai dan berfokus menjadikan kompetisi tidak relevan dengan menciptakan lompatan nilai bagi pembeli (konsumen dan non-konsumen) serta bagi perusahaan. Inovasi nilai memberikan penekanan setara pada nilai dan inovasi, yakni memadukan inovasi dengan utilitas (manfaat), harga, dan posisi biaya. Penciptaan inovasi nilai ini dasar untuk menciptakan samudera biru (blue ocean) yang ditandai dengan ruang pasar yang belum terjelajahi, penciptaan permintaan, dan peluang pertumbuhan yang menguntungkan. Berikut adalah analisis dan penjelasan mengenai tahapantahapan penciptaan samudera biru untuk direkomendasikan pada bisnis DaFa Yoghurt Prinsip 1: Merekonstruksi Batasan-Batasan Pasar Prinsip pertama dalam strategi samudera biru adalah merekonstruksi batasan-batasan pasar. Fokus dari prinsip ini adalah untuk menjauh dari kompetisi dan menciptakan samudera biru. Kim dan Mauborgne (2005) menemukan enam pendekatan dasar untuk membentuk ulang batasan-batasan pasar, yang disebut sebagai kerangka kerja enam jalan. Tidak ada dari jalan-jalan ini yang memerlukan visi khusus atau antisipasi mengenai masa depan. Semua jalan 123

2 didasarkan pada upaya melihat data-data yang sudah dikenal, namun dilihat dari perspektif atau sudut pandang yang baru. Untuk melepaskan diri dari samudera merah, perusahaan harus mendobrak batasan-batasan umum mengenai cara berkompetisi. Oleh karena itu perusahaan perlu mencermati industri-industri alternatif, mencermati kelompok-kelompok strategis dalam industri, mencermati rantai pembeli, mencermati penawaran produk dan jasa pelengkap, mencermati daya tarik emosional atau fungsional bagi pembeli, dan mencermati waktu. Berikut di bawah ini adalah hasil analisis dan penjelasan dari kerangka kerja enam jalan Mencermati Industri-Industri Alternatif Definisi alternatif lebih luas dari pengganti (substitutes). Produk atau jasa yang memiliki bentuk berbeda, tetapi menawarkan fungsi atau utilitas inti yang sama, sering kali merupakan pengganti bagi satu sama lain. Di sisi lain, alternatif mencakup produk atau jasa yang memiliki fungsi dan bentuk berbeda, tetapi tujuan yang ingin dicapai adalah sama. Berdasarkan kuesioner yang diberikan kepada para responden yang terdiri dari konsumen dan non-konsumen, diperoleh informasi bahwa tujuan konsumen membeli atau mengkonsumsi yoghurt adalah untuk kesehatan dan juga sebagai pengisi waktu luang atau kawan saat melakukan suatu kegiatan. Oleh karena itu, penulis mengidentifikasi industri alternatif dari yoghurt adalah misalnya apotek, toko jamu atau obat herbal, puskesmas, posyandu, tempat fitness, tempat olahraga, dan lain-lain. Umumnya seseorang datang ke apotek, puskesmas, posyandu, tempat fitness, atau tempat olahraga lainnya adalah untuk tujuan kesehatan. Visi konsumen inilah yang harus ditangkap oleh DaFa Yoghurt sebagai bagian atau media untuk menjaga kesehatan. DaFa Yoghurt bisa mempromosikan dirinya sebagai alternatif untuk menjaga kesehatan, namun konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar sebagai opportunity cost terhadap manfaat kesehatan yang diperoleh. Selain itu, untuk memperluas wilayah pemasaran juga, tempat-tempat publik seperti di atas, bisa dijadikan sebagai wilayah pasar baru (blue ocean) 124

3 dalam pemasaran yoghurt. DaFa Yoghurt bisa bekerja sama dengan mereka sebagai mitra bisnis dalam penjualan di tempat-tempat tersebut. Peluang untuk memasarkan yoghurt di tempat-tempat tersebut masih sangat jarang atau belum ditangkap oleh perusahaan lain. Namun dalam hal ini, DaFa Yoghurt harus memberikan informasi produk yang lengkap untuk jaminan kualitas atau mutu jika ingin dipasarkan di tempat-tempat publik seperti di atas. Tujuan lain konsumen dalam mengkonsumsi yoghurt adalah sebagai teman dalam melakukan sebuah aktivitas dan juga untuk mengisi waktu luang. Anak atau remaja yang bermain di tempat permainan seperti rental plays station atau sedang melakukan browsing internet, biasanya juga membeli minuman dan makanan ringan. Oleh karena itu, DaFa Yoghurt juga bisa dipasarkan di tempattempat permainan dan warung internet sebagai alternatif jajanan bagi konsumen tersebut. Selain itu, tempat umum seperti tempat fotocopy, tempat potong rambut, rumah makan, juga bisa menjadi pasar baru untuk DaFa Yoghurt, karena yoghurt bisa menjadi teman untuk mengisi waktu luang atau di saat orang sedang dalam keadaan menunggu. Hal ini selain bisa meningkatkan pasar DaFa Yoghurt, juga bermanfaat untuk mencitrakan DaFa Yoghurt sebagai produk yang mudah diperoleh konsumen dimana saja dan mudah dikonsumsi pada saat aktivitas apapun Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap Untuk menciptakan blue ocean, DaFa Yoghurt juga perlu untuk mencermati penawaran produk dan jasa pelengkap. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari hasil kuesioner responden, seseorang akan membutuhkan sesuatu untuk menemaninya atau sebagai pelengkap sebelum, saat, atau setelah melakukan suatu aktivitas. Sebagai contoh adalah makan, menonton TV, olahraga, wisata, bermain game, browsing internet, dan lain-lain. Karena DaFa Yoghurt saat ini mengoptimalkan produksi yoghurt dalam bentuk stick, maka DaFa Yoghurt sangat tepat untuk dijadikan pelengkap bagi seseorang yang akan, sedang, atau setelah melakukan suatu aktivitas. Terkait dengan hal ini, maka sebuah peluang untuk menciptakan blue ocean bagi DaFa 125

4 Yoghurt adalah dengan melakukan kerja sama atau kemitraan dengan pengelola tempat-tempat umum seperti rumah makan, kawasan olah raga, tempat wisata, warung internet, rental Plays Station (PS), dan lain-lain. Dalam hal ini, pihak Darul Fallah bisa menitipkan produknya di tempat-tempat umum tersebut. Tidak perlu adanya freezer yang harus standby atau tersedia di tempat-tempat tersebut, melainkan bisa menggunakan coolbox. Sistem kemitraan ini bisa dilakukan dengan sistem order tiap hari dengan sistem bagi hasil atau yang lainnya. Selain itu, berkaitan dengan kelompok strategis sekolah-sekolah, supaya bisa menarik konsumen lagi, pihak Darul Fallah dapat membuat sebuah layanan jasa tentang edutourism untuk para siswa sekolah, misalkan layanan jasa wisata ke Darul Fallah untuk melihat atau melakukan pelatihan pembuatan yoghurt. Hal ini juga bisa mendatangkan keuntungan ekonomi bagi Darul Fallah. Jasa pelengkap DaFa Yoghurt ini juga bisa diciptakan melalui pemberian nomor kontak atau alamat kontak pada produk kemasan DaFa Yoghurt agar bisa dilihat oleh konsumen. Hal ini ditujukan sebagai customer service, misalkan menerima jasa konsultasi tentang yoghurt dan seputar kesehatan, menerima pengaduan konsumen, dan sebagainya. Adanya layanan konsumen seperti ini, nantinya juga bisa mendatangkan manfaat ekonomi bagi Darul Fallah, contohnya adalah adanya pesanan DaFa Yoghurt dari konsumen, adanya penawaran kerja sama dari pihak lain (sponsorship), dan lain sebagainya. Selain nomor kontak atau alamat kontak, UPS Koppontren Darul Fallah juga bisa mencantumkan alamat website khusus UPS Koppontren Darul Fallah, yang berisi segala sesuatu tentang yoghurt atau internal perusahaan sendiri. Hal ini dikarenakan, media elektronik seperti internet sangat potensial untuk mendapatkan konsumen. Hal ini tentunya menjadi nilai lebih bagi produk DaFa Yoghurt di mata konsumen. Website ini harus dibuat berbeda dengan website pada umumnya. Website ini menjadi layanan seperti e-commerce atau customer interfaces, yang lebih bersifat personalisasi dan interaktif. Hal ini dilakukan ibarat untuk menyimpan pelanggan, maksudnya Darul Fallah bisa mengetahui siapa mereka dan apa yang mereka inginkan. Dengan media ini, manfaat yang diperoleh UPS Koppontren Darul Fallah adalah adanya saran dan kritik yang membangun bagi DaFa Yoghurt. 126

5 Memberikan pelayanan yang paling optimal merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan omzet penjualannya. Kasmir (2006) menyebutkan bahwa peningkatan omzet penjualan atau jumlah pelanggan merupakan aspek yang paling penting untuk dilakukan melalui pemberian pelayanan yang paling optimal. Karena dengan pelayanan yang optimal dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Kepuasan ini akan menjadi promosi gratis dari pelanggan yang sudah merasakannya kemudian disebarkan ke calon pelanggan lainnya. Oleh karena itu, layanan jasa edutourism, customer service melalui telepon, dan pembuatan website merupakan salah satu cara dalam memberikan kepuasan kepada konsumen, dan bertujuan untuk menarik para non-konsumen yoghurt menjadi konsumen DaFa Yoghurt Mencermati Waktu Mencermati waktu lebih sulit dari pendekatan-pendekatan yang sudah dibahas sebelumnya. Dengan mencermati waktu, sebuah perusahaan dituntut untuk bisa memberikan penawaran lebih kepada konsumen dari nilai yang diberikan pasar saat ini ke nilai yang mungkin diberikan pasar di masa depan. Oleh karena itu, dengan mencermati waktu, perusahaan tidak hanya menyesuaikan tindakan atau strategi bisnis mereka dengan mengikuti perkembangan tren yang diamati, namun juga ikut dalam membentuk tren baru. Salah satu kendala dalam pemasaran yoghurt seperti DaFa Yoghurt dan yang lainnya adalah yoghurt bentuk stick sangat laku penjualannya pada saat musim kemarau saja. Ketika musim penghujan, yoghurt stick sangat jarang pembelinya. Oleh karena itu, kaitannya dengan mencermati waktu, mungkin UPS Koppontren Darul Fallah bisa melakukan penelitian dan pengembangan (research and development) untuk memproduksi yoghurt yang bisa diminum dalam waktu apa saja, tidak tergantung dengan musim. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan memproduksi yoghurt hangat yang mungkin banyak peminatnya di musim hujan. Hal ini dikarenakan saat ini yoghurt yang ada di pasaran, semuanya dinikmati oleh konsumen dalam keadaan dingin, terlebih pada yoghurt stick yang biasanya lebih nikmat dikonsumsi dalam keadaan dingin beku. 127

6 Terlepas dari pengembangan produk untuk memproduksi yoghurt hangat yang mungkin membutuhkan waktu lama, namun adanya pengembangan produk yoghurt hangat merupakan salah satu upaya bagi UPS Koppontren Darul Fallah dalam mencermati waktu, yakni membuka peluang penawaran utilitas atau manfaat yang belum pernah ada sebelumnya bagi konsumen. Dengan upaya mencermati waktu ini, UPS Koppontren Darul Fallah bisa secara aktif membentuk masa depan mereka dan membuka samudera biru baru Ringkasan Kerangka Kerja Enam Jalan Berikut pada Tabel 31 disajikan mengenai ringkasan kerangka kerja enam jalan yang sebelumnya sudah dilakukan pembahasan. Dalam hal ini, ada tiga dari enam jalan yang tidak didefinisikan, yaitu pada mencermati kelompok strategis, rantai pembeli, dan daya tarik emosional. Hal ini dikarenakan tidak adanya kelompok strategis dalam industri yoghurt dan juga tidak adanya rantai pembeli. Tabel 31. Ringkasan Kerangka Kerja Enam Jalan Kerangka Kerja Enam Jalan 1. Mencermati industriindustri alternatif 2. Mencermati kelompokkelompok strategis dalam industri 3. Mencermati rantai pembeli 4. Mencermati penawaran produk dan jasa pelengkap 5. Mencermati daya tarik emosional atau fungsional bagi pembeli 6. Mencermati waktu Keterangan Industri alternatif dari yoghurt misalnya apotek, puskesmas, tempat fitness, tempat olahraga, rumah makan, kafe, tempat permainan, dan lain-lain Tidak terdefinisi Tidak terdefinisi Melakukan kerja sama atau kemitraan dengan pengelola tempat-tempat umum seperti rumah makan, kawasan olah raga, tempat wisata, warung internet, rental Plays Station (PS), dll Layanan jasa tentang edutourism untuk para siswa sekolah Customer service Website Tidak terdefinisi Melakukan R&D untuk memproduksi yoghurt hangat 128

7 7.3. Prinsip 2: Fokus pada Gambaran Besar, Bukan pada Angka Prinsip kedua strategi samudera biru ini merupakan kunci untuk mengurangi risiko perencanaan investasi tenaga dan waktu yang terlalu besar dengan hasil hanya berupa langkah taktis samudera merah. Dalam prinsip ini, perusahaan mengembangkan pendekatan alternatif bagi proses perencanaan strategis yang ada berdasarkan bukan pada mempersiapkan dokumen tetapi menggambar kanvas strategi. Pendekatan ini secara konsisten menghasilkan strategi yang membuka kreativitas dari beragam jenis orang dalam suatu organisasi, membuka mata perusahaan kepada samudera biru, dan mudah dipahami serta dikomunikasikan untuk bisa diterapkan secara efektif. Dalam buku Blue Ocean Strategy, karya Kim dan Mauborgne (2005), berfokus pada gambaran besar, dilakukan dengan analisis atau pendekatan menggunakan alat analisis kanvas strategi. Menggambar kanvas strategi tidak hanya memvisualisasikan posisi strategis terkini sebuah perusahaan dalam ruang pasar, tetapi juga membantu memetakan strategi di masa depan. Kanvas strategi sebelumnya sudah dibuat pada saat membahas analisis situasi persaingan atau kompetisi dalam industri yoghurt di Bogor. Kanvas strategi yang telah dibuat tersebut, sekarang digunakan untuk melihat posisi strategis perusahaan, untuk kemudian menjadi dasar dalam membuat sebuah kurva nilai baru, sehingga bisa digunakan untuk membuat kanvas strategi yang baru. Kurva nilai baru ini merupakan rekonstruksi nilai bagi pembeli (konsumen) yang ditawarkan oleh perusahaan. Kanvas strategi baru atau kurva nilai baru diperoleh jika sudah melakukan pendekatan menggunakan kerangka kerja empat langkah. Namun, yang harus diperhatikan adalah kanvas strategi atau kurva nilai baru yang akan dibuat harus memenuhi tiga syarat atau ciri strategi samudera biru yang baik Memenuhi Tiga Ciri Strategi Samudera Biru yang Baik Menurut Kim dan Mauborgne (2005), dalam memformulasikan blue ocean strategy, terdapat tiga karakteristik yang harus dipenuhi, yaitu fokus, divergensi 129

8 atau gerak menjauh, dan moto yang memikat. Berikut adalah penjelasan mengenai karakteristik dari strategi samudera biru yang dibuat untuk DaFa Yoghurt. 1) Fokus Strategi yang direkomendasikan pada DaFa Yoghurt memiliki fokus untuk menciptakan ruang pasar baru (blue ocean), meningkatkan jumlah permintaan, serta menciptakan value (nilai utilitas) bagi konsumen. Penciptaan ruang pasar baru, dilakukan melalui kemitraan atau kerja sama yang dilakukan. Peningkatan jumlah permintaan serta penciptaan value bagi konsumen diupayakan melalui penawaran fasilitas jasa penunjang dan adanya diversifiasi produk. 2) Divergensi atau Gerak Menjauh Berdasarkan penerapan kerangka kerja empat langkah yang telah dipaparkan sebelumnya, yakni dengan menghilangkan faktor yang diterima begitu saja oleh industri, mengurangi faktor hingga di bawah industri, meningkatkan faktor hingga di atas industri, serta menciptakan faktor yang belum pernah ditawarkan industri sebelumnya, maka profil strategi DaFa Yoghurt menjadi berbeda dengan profil umum industri. Kurva nilai DaFa Yoghurt yang bergerak menjauh (divergensi) dari kurva nilai produk lain merupakan salah satu ciri efektif sebuah strategi samudera biru yang diterapkan. Kim dan Mauborgne (2005) menjelaskan bahwa bentuk kurva nilai yang menjauh dari pemain-pemain lain merupakan sebuah hasil dari mencari dan melihat alternatif, dan bukan dari membandingkan diri dengan pesaing. 3) Moto yang Memikat Cara tepat untuk menguji keefektifan dan kekuatan dari sebuah strategi adalah melihat apakah strategi itu mengandung suatu moto yang kuat dan autentik atau tidak. Moto yang bagus dengan penawaran produk atau jasa secara jujur akan menstimulasi kepercayaan dan minat konsumen terhadap produk atau jasa. Oleh karena itu, moto yang digunakan untuk mengkomunikasikan DaFa Yoghurt agar memikat konsumen adalah Kapanpun.. Di manapun.. Aktivitas apapun.. Teman Sehat ya DaFa Yoghurt. Moto yang dibuat ini mencerminkan bahwa DaFa Yoghurt adalah produk yang menyehatkan yang dapat dikonsumsi dalam waktu kapanpun, di tempat 130

9 manapun, maupun sedang dalam melakukan aktivitas apapun. Selain itu juga menunjukkan kalau DaFa Yoghurt dapat diperoleh di manapun Prinsip 3: Menjangkau Melampaui Permintaan yang Ada Prinsip ketiga strategi samudera biru ini merupakan komponen kunci dalam mencapai inovasi nilai. Untuk memaksimalkan ukuran samudera biru yang diciptakan, perusahaan harus mengubah mindset pemikirannya, yang biasanya berkonsentrasi pada konsumen, perusahaan kini perlu melihat non-konsumen. Ada tiga tingkatan non-konsumen yang bisa diubah menjadi konsumen. Tiga tingkatan ini berbeda dalam hal jarak relatif mereka terhadap konsumen. Mencermati tiga tingkatan non-konsumen ini juga terkait dengan pendekatan yang dilakukan pada saat merekonstruksi batasan-batasan pasar dalam kerangka kerja enam jalan Tiga Tingkatan Non-Konsumen Yoghurt Tingkat pertama dari non-konsumen adalah yang terdekat dengan pasar perusahaan, yaitu berada di tubir pasar perusahaan. Mereka adalah pembeli yang minimal menggunakan produk yang ditawarkan pasar saat ini untuk sementara karena kebutuhan, sembari mencari sesuatu yang lebih baik. Dengan kata lain, non-konsumen level pertama dari produk yoghurt adalah mereka yang membeli yoghurt hanya karena kebutuhan kesehatan, pada umumnya karena masalah pencernaan. Tingkat kedua dari non-konsumen adalah orang-orang yang menolak membeli penawaran atau produk industri. Mereka adalah pembeli yang melihat penawaran dari industri sebagai suatu pilihan untuk memenuhi kebutuhan, tetapi tetap saja mereka menolak membelinya. Jadi non-konsumen level kedua dari produk yoghurt misalnya konsumen jamu, minuman berenergi, suplemen, dan lain-lain. Sedangkan tingkat ketiga dari non-konsumen adalah yang terjauh dari pasar. Mereka adalah non-konsumen yang tidak pernah berpikir bahwa penawaran dari industri adalah suatu pilihan. Non-konsumen level ketiga dari produk yoghurt yaitu orang-orang yang tidak melakukan pembelian atau konsumsi terhadap segala jenis yoghurt. 131

10 Kim dan Mauborgne (2005) menjelaskan bahwa dengan berfokus pada kesamaan utama di antara non-konsumen ini dan di antara konsumen yang sudah ada, perusahaan bisa memahami bagaimana menarik mereka ke dalam pasar baru. Kesamaan-kesamaan utama dari para non-konsumen ini adalah mereka menginginkan minuman yang menyehatkan, harganya terjangkau, bisa diperoleh di mana saja, praktis, dan ingin mengisi waktu luang. Sehingga dengan publikasi yang menonjolkan moto DaFa Yoghurt dan bisa memenuhi keinginan nonkonsumen, maka besar kemungkinan non-konsumen yoghurt bisa beralih menjadi konsumen DaFa Yoghurt. Sebagai salah satu contoh adalah non-konsumen seperti orang-orang yang sedang melakukan aktivitas di tempat-tempat umum, misalkan bermain game, sedang fotocopy, sedang menunggu, dan lain-lain, bisa menjadi konsumen DaFa Yoghurt. Sebelumnya mereka belum pernah ditawarkan produk pada saat mereka sedang melakukan aktivitas tersebut, sehingga merekapun tidak pernah berpikir bahwa membeli yoghurt adalah suatu pilihan. Jika DaFa Yoghurt dipasarkan di tempat-tempat umum, maka besar kemungkinan non-konsumen beralih menjadi konsumen DaFa Yoghurt Kerangka Kerja Empat Langkah Untuk merekonstruksi elemen-elemen nilai pembeli dalam membuat kurva nilai baru, Kim dan Mauborgne (2005) mengembangkan pendekatan yang disebut kerangka kerja empat langkah. Pendekatan ini dibuat supaya bisa mendobrak dilema atau pertukaran (trade-off) antara diferensiasi dan biaya rendah. Kerangka kerja empat langkah berisi tentang empat pertanyaan kunci menantang logika strategi dan model bisnis sebuah industri. 1) Eliminate (Menghapuskan) Pendekatan ini bertujuan untuk menjawab faktor apa saja yang harus dihapuskan dari faktor-faktor yang telah diterima begitu saja oleh industri. Menghapuskan faktor-faktor kompetisi bukan berarti bahwa dihapuskannya faktor tersebut begitu saja atau tidak lagi diperhatikannya faktor tersebut. Tujuan dari menghapuskan faktor kompetisi ini adalah hanya untuk menghapuskan sifat kompetisinya dengan tidak perlu mengeluarkan investasi 132

11 yang berlebihan. Adapun faktor-faktor kompetisi yang direkomendasikan untuk dihapuskan adalah sebagai berikut: a) Faktor variasi rasa i) Pada kanvas strategi, terlihat bahwa DaFa Yoghurt berkompetisi dengan yoghurt lain tanpa merek. Hal ini menunjukkan bahwa UPS Koppontren Darul Fallah mengeluarkan investasi lebih untuk memproduksi banyak variasi rasa. Adanya persaingan atas variasi rasa sebaiknya dihapuskan. Pihak UPS Koppontren Darul Fallah sebaiknya melakukan semacam uji organoleptik atau uji preferensi konsumen, rasa apakah yang banyak disukai oleh konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka DaFa Yoghurt sebaiknya memproduksi yoghurt dengan rasa yang banyak disukai oleh konsumen. b) Faktor harga dari produsen atau agen i) Pada kanvas strategi, faktor harga dari produsen atau agen memang tidak menunjukkan persaingan antar perusahaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan dari segi besar-kecilnya perusahaan, antara perusahaan yoghurt bemerek dengan DaFa Yoghurt dan yang dibawahnya, sangat jauh berbeda. Perusahaan yoghurt bermerek memproduksi dalam jumlah besar (massal), sedangkan Darul Fallah masih tergolong kecil. ii) Namun, faktor ini menjadi salah satu faktor yang sangat diperhatikan oleh agen dan juga penjual. Selain itu, mindset yang ada pada perusahaan yoghurt yang masih relatif kecil adalah bisa memberikan harga rendah kepada agen dan penjual (marjin keuntungan besar), sehingga bisa menarik agen dan penjual untuk mau memasarkan produknya. Hal ini berarti bahwa faktor ini masih dikompetisikan oleh perusahaan dalam industri. Berdasarkan hal tersebut, maka sebaiknya DaFa Yoghurt tidak perlu berkompetisi dengan perusahaan yoghurt bermerek untuk memproduksi jumlah besar yang implikasinya terhadap harga yang diterima oleh agen dan penjual. iii) Dengan dihapuskannya persaingan pada faktor harga dari produsen atau agen, maka DaFa Yoghurt sebaiknya lebih berfokus untuk langsung memasarkan pada konsumen akhir. Agen distributor yang 133

12 ada saat ini masih tetap digunakan, namun kinerjanya perlu ditingkatkan melalui kontrak penjualan dan juga pemberian reward. 2) Reduce (Mengurangi) Pendekatan ini bertujuan untuk menjawab faktor apa saja yang harus dikurangi hingga di bawah standar industri. Adapun faktor-faktor kompetisi yang direkomendasikan untuk dikurangi adalah sebagai berikut: a) Faktor khasiat atau manfaat bagi kesehatan i) Faktor ini direkomendasikan untuk dikurangi penawarannya oleh DaFa Yoghurt, maksudnya adalah bukan untuk mengurangi kualitas khasiat kesehatan pada yoghurt yang diproduksi, melainkan kompetisi faktor khasiat atau manfaat bagi kesehatan yang perlu dikurangi. Hal ini dikarenakan dengan banyaknya yoghurt yang saat ini dipasarkan kepada konsumen, maka konsumen saat ini sudah terbentuk mindset atau sudah memiliki pengetahuan bahwa produk yoghurt memang berkhasiat bagi kesehatan. ii) Oleh karena itu, saran yang direkomendasikan adalah DaFa Yoghurt di samping memasarkan dengan misi kesehatan, juga menanamkan mindset pada konsumen bahwa produk DaFa Yoghurt adalah produk yang menyegarkan, memberikan sensasi keceriaan, sebagai teman saat melakukan aktivitas, dan lain-lain yang belum pernah ditawarkan oleh perusahaan yoghurt sebelumnya. b) Faktor fasilitas yang diberikan produsen i) Pada kanvas strategi, faktor fasilitas yang diberikan produsen terlihat terjadi kompetisi antara DaFa Yoghurt dengan yoghurt bermerek. Sebagai contoh adalah Yakult memberikan fasilitas showcase pada penjual. Sedangkan UPS Koppontren Darul Fallah memberikan fasilitas pinjaman freezer kepada agen distributornya. Hal ini menunjukkan penawaran dan juga investasi berlebihan oleh perusahaan. ii) Oleh karena itu, DaFa Yoghurt perlu mengurangi kinerja faktor fasilitas yang diberikan produsen, yakni melalui cara tidak mencari agen distributor dengan memberikan fasilitas freezer lagi, sehingga 134

13 UPS Koppontren Darul Fallah tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli freezer lagi. Rekomendasi yang diberikan adalah UPS Koppontren Darul Fallah membuat kontrak penjualan cepat dengan agen, misalkan dengan target order pengiriman DaFa Yoghurt maksimal setiap tiga hari sekali. Jika agen lebih cepat dari periode order yang ditentukan, maka ada reward yang diberikan UPS Koppontren Darul Fallah. Fasilitas freezer bisa digantikan dengan fasilitas coolbox saja. c) Faktor sistem distribusi i) Saat ini sistem distribusi DaFa Yoghurt sebagian besar melalui agen distributor. Kinerja faktor sistem distribusi DaFa Yoghurt melalui agen ini sebaiknya dikurangi dengan cara UPS Koppontren Darul Fallah lebih banyak pemasarannya langsung menyentuh konsumen akhir. Hal ini bukan berarti menghilangkan agen distributor yang sudah ada, namun agen yang sudah ada ini ditingkatkan lagi kinerjanya. Pemasaran langsung kepada konsumen bisa memberikan profit lebih untuk UPS Koppontren Darul Fallah, karena marjin keuntungan yang sebelumnya harus dibagi dengan agen, kini bisa diperoleh UPS Koppontren Darul Fallah seluruhnya. 3) Raise (Meningkatkan) Pendekatan ini bertujuan untuk menjawab faktor apa saja yang harus ditingkatkan hingga di atas standar industri. Adapun faktor-faktor kompetisi yang direkomendasikan untuk ditingkatkan adalah sebagai berikut: a) Faktor kebersihan atau higienitas yoghurt i) Faktor ini harus ditingkatkan oleh DaFa Yoghurt agar dapat menarik konsumen lebih banyak, karena hal ini terkait dengan tingkat kepercayaan konsumen juga terhadap produk yoghurt yang dijual. b) Faktor informasi produk i) Kinerja faktor informasi produk sangat utama untuk dilakukan oleh DaFa Yoghurt. Informasi produk seperti tanggal kadaluarsa, sertifikasi BPOM, sertifkasi halal, komposisi produk, kontak perusahaan, atau yang lain sebaiknya dicantumkan dalam kemasan produk. 135

14 c) Faktor kemudahan memperoleh produk i) Kinerja faktor kemudahan memperoleh produk bagi konsumen harus ditingkatkan oleh UPS Koppontren Darul Fallah. Pemasaran yang sebelumnya hanya mengandalkan agen distributor, sebaiknya ditambah dengan upaya UPS Koppontren Darul Fallah langsung menyentuh konsumen. ii) Pada saat memasarkan DaFa Yoghurt, perlu juga untuk mempublikasikan produk dan perusahaan lebih gencar lagi. Hal ini dikarenakan agar konsumen mengetahui tentang DaFa Yoghurt serta mengetahui di mana konsumen bisa mendapatkan DaFa Yoghurt secara langsung jika ingin memesan. iii) Agar konsumen juga dapat dengan mudah memperoleh produk DaFa Yoghurt, maka UPS Koppontren Darul Fallah perlu mempertimbangkan lokasi-lokasi pemasaran yang sebelumnya telah disebutkan pada pembahasan merekonstruksi batasan-batasan pasar (kerangka kerja enam jalan). d) Faktor kemudahan memperoleh bahan baku i) UPS Koppontren Darul Fallah sebaiknya meningkatkan kinerja faktor kemudahan memperoleh bahan baku, dengan cara melakukan kemitraan yang lebih banyak lagi dengan peternak-peternak di sekitar wilayah PP. Darul Fallah. Kemitraan dalam jumlah besar mungkin dapat mengurangi beban biaya bahan baku. Selain itu, Unit Peternakan Darul Fallah juga bisa memperbanyak sapi perahnya, sehingga bisa mempermudah UPS Koppontren Darul Fallah untuk memperoleh bahan baku. e) Faktor sistem kontrak i) Faktor sistem kontrak ini berkaitan dengan sistem kontrak antara agen distributor dan perusahan. UPS Koppontren Darul Fallah sebaiknya meningkatkan kinerja faktor ini dengan cara melakukan kontrak yang memiliki substansi berfokus pada target order dan periode order. Hal ini dimaksudkan untuk lebih meningkatkan kinerja dari agen distributor sendiri. Pihak UPS Koppontren Darul Fallah juga membuat 136

15 kontrak tentang pemberian reward kepada agen distributor jika dapat memenuhi atau bahkan lebih baik dalam mencapai kontrak target order atau periode order. f) Faktor produksi jenis yoghurt i) Pada kanvas strategi, tidak disebutkan faktor produksi jenis yoghurt dalam kompetisi industri yoghurt. Namun bagi UPS Koppontren Darul Fallah, sebaiknya hal ini diperhatikan, yakni dengan memproduksi berbagai jenis yoghurt, tidak hanya memproduksi yoghurt bentuk stick saja. UPS Koppontren Darul Fallah sebaiknya memproduksi yoghurt jenis stir (bentuk stick dan krim), jenis drink, dan frozen. Hal ini tentunya akan semakin menarik konsumen untuk membeli dan mengkonsumsi DaFa Yoghurt. 4) Create (Menciptakan) Pendekatan ini bertujuan untuk menjawab faktor apa saja yang belum pernah ditawarkan industri sehingga harus diciptakan. Penciptaan faktor ini dilakukan dengan melihat visi dan misi dari Unit Peternakan. Sehingga faktor yang diciptakan ini sejalan dengan visi dan misi yang ingin diterapkan oleh UPS sekaligus Unit Peternakan. Adapun faktor-faktor kompetisi yang direkomendasikan untuk diciptakan adalah sebagai berikut: a) Faktor kemitraan atau kerja sama i) Penciptaan faktor kemitraan atau kerja sama ini adalah berfokus untuk menciptakan ruang pasar baru. Di samping itu, misi Unit Peternakan untuk membangun jaringan pemasaran yang kuat juga bisa diaplikasikan melalui penciptaan faktor ini. Hal ini terkait dengan kerangka kerja enam langkah dalam merekonstruksi batasan-batasan pasar. ii) Cara yang dapat dilakukan oleh pihak UPS Koppontren Darul Fallah adalah: Menjalin kemitraan dengan pihak institusi pendidikan seperti sekolah-sekolah dan universitas, misalnya dengan mengadakan event hari minum yoghurt atau yang lain. 137

16 Menjalin kemitraan dengan tempat-tempat umum seperti fotocopy, tempat potong rambut, rumah makan, kafe, tempat permainan, tempat wisata, tempat olah raga, dan lain-lain. Menjalin kerja sama dengan sebuah event organizer atau kepanitaan suatu acara. iii) Tujuan kemitraan atau kerja sama ini selain untuk memperkuat jaringan pemasaran sesuai misi Unit Peternakan, adalah bertujuan untuk menumbuhkan kesetiaan pelanggan. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Jackson (1985) yang diacu dalam Tjiptono (2008) bahwa jalinan kemitraan dengan pelanggan secara terus-menerus, pada akhirnya akan menimbulkan kesetiaan pelanggan sehingga terjadi bisnis ulangan (repeat business). iv) Utilitas atau manfaat yang dapat dirasakan oleh pembeli dengan adanya faktor ini adalah pembeli mendapatkan kemudahan dalam mengakses atau membeli DaFa Yoghurt. Kemudahan lokasi penjualan ini dirasakan karena DaFa Yoghurt dijual di berbagai tempat, tidak hanya di warung atau toko, melainkan juga di tempat-tempat umum lainnya. v) Hubungan kemitraan ini perlu didukung dengan pembuatan customer database (Goni 1992 diacu dalam Tjiptono 2008), yaitu daftar nama pelanggan yang oleh perusahaan perlu dibina hubungan jangka panjang dengan mereka. Database tersebut tidak hanya berisi nama pelanggan, tetapi juga mencakup hal-hal penting lainnya, misalnya frekuensi dan jumlah pembelian, preferensi, dan sebagainya. Dengan tersedianya informasi semacam itu, maka diharapkan perusahaan dapat memuaskan para pelanggannya secara lebih baik, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan loyalitas pelanggan sehingga terjadi pembelian ulang. b) Faktor fasilitas jasa penunjang untuk konsumen i) Faktor ini bertujuan untuk meningkatkan publisitas DaFa Yoghurt, meningkatkan market share, serta membentuk mindset positif konsumen terhadap DaFa Yoghurt. Fasilitas jasa penunjang untuk 138

17 konsumen yang bisa ditawarkan oleh UPS Koppontren Darul Fallah ini mengacu pada saat mencermati produk dan jasa pelengkap dalam kerangka kerja enam jalan, yakni sebagai berikut: Adanya layanan jasa edutourism atau wisata edukatif, dan pelatihan pembuatan yoghurt untuk pelajar dan keluarga. Hal ini bisa mendatangkan profit untuk UPS Koppontren Darul Fallah. Adanya layanan customer service dan website (e-commerce) yang interaktif dengan konsumen. Layanan website ini dapat digunakan juga sebagai customer database para konsumen, seperti halnya yang telah dipaparkan sebelumnya. Adanya layanan jasa konsultasi gratis seputar kesehatan. ii) Layanan customer service bisa menjadi strategi penanganan keluhan yang efisien, seperti yang dipaparkan oleh Schnaars (1991) diacu dalam Tjiptono (2008). Penanganan keluhan memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi pelanggan produk perusahaan yang puas. iii) Layanan customer service oleh perusahaan semacam ini, kemungkinan besar akan membutuhkan kemampuan sumber daya manusia, namun tidak harus membebankan harga yang tinggi pada produk-produknya (Tjiptono 2008). Akan tetapi biasanya perusahaan akan memperoleh manfaat besar dari pelayanan yang lebih baik tersebut, yaitu berupa tingkat pertumbuhan yang cepat dan besarnya laba yang diperoleh. iv) Dengan adanya faktor ini, maka utilitas yang dapat diperoleh konsumen adalah sebelum atau setelah konsumen melakukan pembelian, konsumen mendapatkan jasa layanan yang memuaskan. Tidak hanya service pemesanan dan keluhan, melainkan juga adanya konsultasi gratis seputar kesehatan. c) Faktor diversifikasi produk i) Faktor ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan juga menciptakan permintaan baru terhadap DaFa Yoghurt. DaFa Yoghurt bisa ditawarkan kepada konsumen, tidak hanya dalam bentuk stick, melainkan juga dalam bentuk krim, drink, maupun frozen. Selain itu 139

18 juga bisa diproduksi berbagai bentuk olahan yoghurt yang unik dan menarik, namun tidak merubah kualitas atau rasa khas yoghurt. ii) Utilitas yang dapat dirasakan oleh konsumen adalah konsumen dapat memilih jenis yoghurt sesuai dengan minat dan seleranya. iii) Bentuk diversifikasi produk lainnya bisa juga diciptakan melalui research and development (R&D), yakni untuk memproduksi yoghurt hangat yang bisa dikonsumsi pada saat malam hari atau pun musim penghujan. iv) Utilitas yang dapat dirasakan oleh konsumen dengan adanya yoghurt hangat adalah konsumen dapat mengkonsumsi yoghurt kapan saja, tidak terkendala dengan waktu atau cuaca Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Hasil dari daftar pertanyaan yang termuat dalam kerangka kerja empat langkah di atas kemudian dirangkum dengan skema yang disebut Skema Hapuskan Kurangi Tingkatkan Ciptakan (Elliminate-Reduce-Raise-Create). Berikut pada Gambar 19 di bawah ini disajikan skema tersebut. Gambar 19. Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Produk DaFa Yoghurt Menghapuskan (Elliminate) Variasi rasa Harga dari produsen atau agen Mengurangi (Reduce) Khasiat atau manfaat bagi kesehatan Fasilitas yang diberikan produsen Sistem distribusi Meningkatkan (Raise) Kebersihan atau higienitas yoghurt Informasi produk Kemudahan memperoleh produk Kemudahan memperoleh bahan baku Sistem kontrak Menciptakan (Create) Kemitraan atau kerja sama Fasilitas jasa penunjang untuk konsumen Diversifikasi produk 140

19 Kanvas Strategi Baru Produk DaFa Yoghurt Hasil dari kerangka kerja empat langkah yang kemudian dipetakan dalam skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan di atas, selanjutnya dapat dibuat kanvas strategi baru (masa depan) produk DaFa Yoghurt untuk mengetahui profil strategis UPS Koppontren Darul Fallah. Pembuatan kanvas strategi baru ini masih mengacu pada pembuatan kanvas strategi industri yoghurt sebelumnya, baik dari sumbu horizontal maupun vertikal. Dasar pemetaan sumbu horizontal masih mengacu pada analisis faktor yang dilakukan sebelumnya pada saat membuat kanvas strategi industri yoghurt sebelumnya, yakni faktor-faktor yang berasosiasi atau berada dalam satu komponen utama, maka penempatannya adalah dengan posisi berdekatan. Selain itu dasar sumbu vertikal juga masih mengacu pada nilai rataan. Namun pada kanvas strategi yang baru terdapat perubahan, yakni kurva nilai yoghurt bermerek dan juga tidak bermerek digabung menjadi satu yang dinamakan kurva nilai industri. Sehingga nilai rataan industri adalah nilai rataan dari gabungan nilai yoghurt bermerek dan tanpa merek, kecuali DaFa Yoghurt. Hal ini dilakukan untuk mempermudah ilustrasi profil strategis dari ide strategi samudera biru berdasarkan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan, yang diformulasikan untuk DaFa Yoghurt. Profil strategis DaFa Yoghurt pada kanvas strategi baru yang dibuat ini adalah mengacu atau sesuai dengan tiga ciri ide samudera biru yang baik. Kanvas strategi baru disajikan pada Gambar 20 di bawah ini. 141

20 Create Industri DaFa Yoghurt (Masa Depan) DaFa Yoghurt (Masa Lalu) Gambar 20. Kanvas Strategi Baru Produk DaFa Yoghurt: Masa Lalu dan Masa Depan 142

21 7.6. Prinsip 4: Menjalankan Rangkaian Strategis Secara Benar Perusahaan perlu membangun strategi samudera biru mereka dalam rangkaian utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian. Utilitas pembeli dan harga berkaitan dengan sisi pemasukan dari model bisnis suatu perusahaan. Mengamankan sisi laba yang diperoleh tersebut akan membawa kepada elemen biaya. Sisi biaya model bisnis sebuah perusahaan harus memastikan bahwa ia menciptakan lompatan nilai bagi perusahaan dalam bentuk laba. Kombinasi dari utilitas istimewa, pemberian harga yang strategis, dan pembiayaan yang ditargetkanlah yang memungkinkan perusahaan mencapai inovasi nilai (lompatan dalam nilai bagi pembeli dan perusahaan). Kemudian perumusan strategi samudera biru dikatakan selesai jika perusahaan bisa menghadapi rintangan-rintangan pengadopsian sejak awal Utilitas Istimewa bagi Pembeli Pada umumnya, utilitas istimewa yang ditawarkan oleh DaFa Yoghurt antara lain adalah: 1) Yoghurt yang dibeli memiliki khasiat atau manfaat bagi kesehatan. 2) Adanya fasilitas peminjaman freezer atau coolbox bagi agen dan penjual DaFa Yoghurt. 3) Yoghurt yang dibeli dan dikonsumsi memberikan sensasi keceriaan, sehingga dapat dibeli dan dikonsumsi sebelum, saat, atau setelah melakukan suatu aktivitas. 4) DaFa Yoghurt dapat menggantikan susu bagi penderita intoleransi laktosa. Namun, selain itu utilitas yang dapat ditawarkan oleh DaFa Yoghurt melalui penciptaan faktor-faktor baru antara lain adalah: 1) Dengan adanya faktor kemitraan, pembeli mendapatkan kemudahan dalam mengakses atau membeli DaFa Yoghurt. Kemudahan lokasi penjualan ini dirasakan konsumen karena DaFa Yoghurt dijual di berbagai tempat, tidak hanya di warung atau toko, melainkan juga di tempat-tempat umum lainnya. 2) Dengan adanya faktor layanan jasa penunjang, maka utilitas yang dapat diperoleh konsumen adalah sebelum atau setelah konsumen melakukan pembelian, konsumen mendapatkan jasa layanan yang memuaskan. Tidak 143

22 hanya service pemesanan dan keluhan, melainkan juga adanya layanan edukasi dan juga konsultasi gratis seputar kesehatan. 3) Utilitas yang dapat dirasakan oleh konsumen melalui faktor diversifikasi produk adalah konsumen dapat memilih jenis yoghurt sesuai dengan minat dan seleranya. Selain itu, dengan adanya yoghurt hangat, konsumen dapat mengkonsumsi yoghurt kapan saja, tidak terkendala dengan waktu atau cuaca Pemberian Harga Strategis Dalam hal ini, penetapan harga tersebut bukan pemberian harga berdasarkan biaya, namun dimulai dengan harga strategis dan kemudian mengurangi marjin laba yang diharapkan. Saat ini harga yang ditawarkan UPS Koppontren Darul Fallah kepada agen adalah Rp 7.000,00 per pak (isi 20 stick). Sedangkan pada konsumen akhir seharga Rp 500,00 per stick. Namun dengan adanya ide samudera biru, maka harga strategis yang ditetapkan oleh UPS Koppontren Darul Fallah kepada konsumen akhir adalah Rp 1.000,00 per stick. Harga Rp 1.000,00 per stick pada konsumen akhir masih merupakan harga yang terjangkau oleh konsumen. Penetapan harga sebesar Rp merupakan penawaran yang tepat, mengingat harga tersebut sebanding dengan jaminan kualitas yang diberikan DaFa Yoghurt. Harga strategis yang ditetapkan ini juga masih di bawah yoghurtyoghurt bermerek yang banyak di jual di pasaran konsumen. Sehingga harga strategis yang ditetapkan pada DaFa Yoghurt adalah harga yang terjangkau oleh konsumen Pembiayaan Sasaran Pembiayaan ini dilakukan berdasarkan harga strategis yang ditetapkan sebelumnya. Pembiayaan ini meliputi perbaikan atribut produk maupun dengan mempertimbangkan hal-hal teknis lainnya yang terkait dengan produksi dan pemasaran DaFa Yoghurt. Formulasi strategi samudera biru berdasarkan kerangka kerja enam jalan dan kerangka kerja empat langkah akan menimbulkan adanya tambahan biaya yang dikeluarkan, seperti biaya yang digunakan untuk peningkatan kinerja atribut 144

23 produk (penambahan informasi produk pada kemasan), biaya untuk faktor fasilitas yang diberikan (coolbox) pada agen dan penjual, biaya pembuatan fasilitas jasa penunjang, biaya pembuatan program-program promo, biaya pemberian reward untuk agen dan penjual, serta hal teknis lainnya. Namun biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut disesuaikan pada harga strategis yang ditetapkan. Walaupun terdapat kenaikan biaya yang dikeluarkan, biaya-biaya tersebut akan diimbangi dengan meningkatnya jumlah penjualan DaFa Yoghurt secara signifikan atau lebih besar, yang tidak hanya terjadi dalam waktu sebentar melainkan dalam kurun waktu yang lama. Selain itu dimaksimalkannya ukuran samudera biru yang diciptakan, juga bisa menambah profit yang lebih besar. Peningkatan kinerja agen maupun penjual juga merupakan hasil positif dari biaya yang telah dikeluarkan Hambatan Pengadopsian Hambatan-hambatan yang mungkin muncul dari strategi samudera biru yang diciptakan diantaranya adalah resistensi dari mitra bisnis seperti agen distributor. Adanya kontrak target order atau penjualan dengan periode order yang ditentukan, dengan tujuan meningkatkan kinerja agen distributor, dapat membuat mereka merasa terbebani. Selain itu, dengan lebih ditingkatkannya pemasaran langsung ke konsumen akhir oleh pihak UPS Koppontren Darul Fallah, akan membuat para agen merasa terancam posisinya. Namun, hambatan pada mitra bisnis ini dapat diatasi dengan upaya pemberian reward yang menguntungkan dan bermanfaat bagi para agen distributor tersebut. Selain pemberian reward, untuk menjaga kemitraan dengan para agen distributor ini, pihak UPS Koppontren Darul Fallah bisa melakukan evaluasi berkala dan menerima konsultasi dengan agen. Acara-acara gathering juga bisa dilakukan untuk menjaga dan mempererat hubungan antara pihak UPS Koppontren Darul Fallah dengan para agen distributor. Adanya reward, jasa konsultasi untuk para agen, evaluasi, dan juga acara gathering akan memberikan kesan bahwa suara mereka didengarkan, serta waktu dan tenaga yang dicurahkan oleh para agen distributor tersebut berbuah manis, atau memberikan manfaat dan 145

24 profit yang menguntungkan bagi semua pihak. Berikut pada Gambar 21 disajikan grafis rangkaian strategi samudera biru yang diformulasikan. Utilitas bagi Pembeli 1) Khasiat atau manfaat bagi kesehatan 2) Fasilitas bagi agen dan penjual 3) Sensasi keceriaan 4) Dapat menggantikan susu 5) Kemudahan lokasi penjualan 6) Jasa layanan penunjang yang memuaskan 7) Memilih jenis yoghurt sesuai dengan minat dan selera 8) Dapat mengkonsumsi yoghurt kapan saja Harga Penetapan harga strategis sebesar Rp 1.000,00 masih dalam jangkauan konsumen. Biaya Pembiayaan disesuaikan berdasarkan harga strategis yang ditetapkan. Pengadopsian Adanya resistensi dari mitra bisnis (agen distributor) diatasi dengan pemberian reward, jasa konsultasi untuk para agen distributor, evaluasi berkala, dan juga acara gathering. Ide Samudera Biru yang Layak untuk Komersialisasi DaFa Yoghurt Gambar 21. Rangkaian Strategi Samudera Biru DaFa Yoghurt 146

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Penggambaran Situasi Industri Penggambaran situasi industri dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu kanvas strategi dan kurva nilai.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kebun Raya Bogor dengan pengelolanya adalah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB), LIPI. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penggambaran Situasi Industri Minuman Teh Siap Saji 6.1.1. Faktor-faktor Kompetisi Your tea merupakan bisnis minuman teh siap saji yang dijalankan dengan konsep dan sistem

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Formulasi Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos. Strategos terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) 2.1.1. Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Strategi samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) ditandai oleh ruang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kasus pada salah satu usaha bisnis yoghurt yang cukup besar di Kabupaten Bogor, yakni di Unit Pengolahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi strategi Dalam buku Manajemen Strategik-Pengetahuan yang dikutip oleh Kusumadmo (2013), kata strategi secara etimologis berasal dari kata Strategos dalam bahasa yunani

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana

BAB III METODE PENELITIAN. kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Metode studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam

BAB II LANDASAN TEORI. berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Pendidikan Pemasaran pendidikan adalah usaha berbasis pemasaran jasa yang itu berbeda dari pemasaran berbasis barang. Ada beberapa perbedaan utama dalam pemasaran barang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Waralaba Minuman Teh Siap Saji Your Tea dengan perusahaan franchisor adalah CV. Sari Hijau Lestari di Perumahan Pakuan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

Ramlan Ruvendi Strategi Samudera Biru

Ramlan Ruvendi Strategi Samudera Biru Ramlan Ruvendi Strategi Samudera Biru Bagaimana menciptakan ruang pasar tanpa pesaing dan membuat kompetisi tidak relevan Strategi Samudera Biru Vs Strategi Samudera Merah STRATEGI SAMUDERA MERAH Bersaing

Lebih terperinci

pilihan produsen - produsen loenpia baru yang berada di Kota Semarang karena kualitas rasa loenpianya memiliki perbedaan tersendiri. 4.2 Gambaran Umum

pilihan produsen - produsen loenpia baru yang berada di Kota Semarang karena kualitas rasa loenpianya memiliki perbedaan tersendiri. 4.2 Gambaran Umum BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Loenpia Mataram 481 4.1.1 Sejarah Loenpia Mataram 481 Sejarah berdirinya Loenpia Mataram 481 ini bermula ketika itu pemilik melihat bahwa makanan khas Kota

Lebih terperinci

3.3 Populasi dan Sampel Istilah populasi dalam penelitian ini sendiri tidak digunakan karena jenis dalam penelitian ini sendiri adalah penelitian kual

3.3 Populasi dan Sampel Istilah populasi dalam penelitian ini sendiri tidak digunakan karena jenis dalam penelitian ini sendiri adalah penelitian kual BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Di dalam penelitian ini, penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan penelitian kualitatif selain itu untuk melakukan analisis dalam

Lebih terperinci

RUMUSAN DASAR STRATEGI BISNIS PADA USAHA SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA DAN ALAT ANALISIS METODE BLUE OCEAN STRATEGY

RUMUSAN DASAR STRATEGI BISNIS PADA USAHA SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA DAN ALAT ANALISIS METODE BLUE OCEAN STRATEGY Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016 RUMUSAN DASAR STRATEGI BISNIS PADA USAHA SEPATU DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. toko yang menjual bakpia di jalan KS.Tubun, Ngampilan dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. toko yang menjual bakpia di jalan KS.Tubun, Ngampilan dapat menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan primer, sehingga bagi sebagian orang bisnis tersebut sangat berpotensi untuk dijadikan peluang usaha. Saat ini bisnis makanan sangat

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI BERSAING PT. HIGH VOLT TECHNOLOGY BERDASARKAN BLUE OCEAN STRATEGY

PERUMUSAN STRATEGI BERSAING PT. HIGH VOLT TECHNOLOGY BERDASARKAN BLUE OCEAN STRATEGY PERUMUSAN STRATEGI BERSAING PT. HIGH VOLT TECHNOLOGY BERDASARKAN BLUE OCEAN STRATEGY Rosetta Dilla Prabowo dan Eddy Madiono Sutanto Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen

Lebih terperinci

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA

BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA 8.1 Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja Produk Sarimurni dan Sosro Pada bab ini akan dijelaskan analisis tingkat kepentingan dan kinerja atribut produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Strategik-Pengetahuan, Strategi berasal dari kata Yunani strategos

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen Strategik-Pengetahuan, Strategi berasal dari kata Yunani strategos 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Strategi 2.1.1. Definisi Strategi Di dalam kutipan buku karangan Kusumadmo (2013) yang berjudul Manajemen Strategik-Pengetahuan, Strategi berasal dari kata Yunani strategos

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Penentuan Competing Factors Pada tahap pertama, dilakukan business analysis dengan melakukan indepth interview kepada 9 (sembilan) partisipan untuk menentukan competing

Lebih terperinci

Pertumbuhan yang menakjubkan.

Pertumbuhan yang menakjubkan. 1 2 Inspirasi Kim.. Cirque Du Soleil Didirikan 1984 oleh sekolompok pementas jalanan, dipimpin oleh Guy Laliberte. Karyanya disaksikan hampir 40 juta orang di 40 negara Tingkat pemasukan dalam kurun kurang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis di Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Tidak terkecuali di Indonesia yang ditandai

Lebih terperinci

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA RESTORAN GURIH 7

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA RESTORAN GURIH 7 VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA RESTORAN GURIH 7 7.1. Merekonstruksi Batasan-Batasan Pasar Untuk menciptakan samudera biru, Restoran Gurih 7 perlu melakukan rekonstruksi terhadap batasan-batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pemenuhan kebutuhan pelanggan yang cukup besar. Hingga saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis ritel di indonesia khususnya swalayan menunjukkan angka yang cukup signifikan sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISIS VALUE INNOVATION PADA PT.WIJAYA PANCA SENTOSA FOOD MELALUI STRATEGI BLUE OCEAN

ANALISIS VALUE INNOVATION PADA PT.WIJAYA PANCA SENTOSA FOOD MELALUI STRATEGI BLUE OCEAN ANALISIS VALUE INNOVATION PADA PT.WIJAYA PANCA SENTOSA FOOD MELALUI STRATEGI BLUE OCEAN 691 Andyka Kurniawan Susanto Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi.

Bab II Landasan Teori. atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Bab II Landasan Teori 2.1. Definisi 2.1.1. Definisi Konsumen Dalam dunia marketing konsumen adalah hal yang perlu diperhatikan, jika suatu pedagang tidak memiliki konsumen, maka akan sia sia barang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengalaman merek, kepribadian merek, kepuasan pelanggan, dan loyalitas pelanggan untuk restoran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi sekarang ini, kebutuhan manusia sangat ditunjang oleh kemajuan dari ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi komputerisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dunia telah diwarnai dengan persaingan yang begitu ketat antara perusahaan satu dengan perusahaan yang lainnya, terutama perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena untuk hidup makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan manusia sangat membutuhkan air. Jadi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam keunggulan dan manfaatnya masing-masing. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis menghadapi era baru dan persaingan bisnis sekarang banyak sekali produk instan yang beredar dipasaran dengan menawarkan berbagai macam keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG

BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG BUSINESS PLAN RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG PIU KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2014 BUSINESS PLAN INFRASTRUKTUR KOMPONEN 2 RUMAH PRODUKSI KERUPUK UDANG A. LATAR BELAKANG Business Plan merupakan suatu usulan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu mengirinkan barang dalam skala besar. Sejarah serta perkembangannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi, bidang telekomunikasi juga mengalami kemajuan yang cukup pesat. Komunikasi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat persaingan antar usaha bisnis yang begitu ketat. Semakin banyaknya pesaing yang bermunculan maka

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya

BAB I PENDAHULUAN. khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dikenal akan beragam suku dan budayanya, termasuk makanan khas daerah yang beraneka ragam. Yogyakarta sebagai salah satu sentra budaya juga memiliki makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Keputusan Pembelian 1.1 Pengertian Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Armstrong (2012), perilaku pembelian konsumen mengacu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kualitatif sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kemudian memuaskan kebutuhan tersebut. dapat bersaing dalam memproduksi barang dengan sebaik-baiknya, sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang ingin memperluas usahanya dalam persaingan haruslah memandang pemasaran sebagai kunci utama dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran

Lebih terperinci

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM)

VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) VI. ANALISIS SIKAP DAN PREFERENSI KONSUMEN MINUMAN PROBIOTIK (YAKULT DAN VITACHARAM) Analisis sikap dan preferensi konsumen diukur dengan menggunakan analisis multiatribut fisbhein. Model ini mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja Customer Relationship Management (CRM) berbasis perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja Customer Relationship Management (CRM) berbasis perilaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja Customer Relationship Management (CRM) berbasis perilaku konsumen merupakan suatu cara untuk memahami perilaku konsumen secara keseluruhan pada suatu pasar

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi yang tidak mengenal batas membuat dunia bisnis harus dapat meningkatkan kinerja dan kualitas dari suatu bisnis sehingga mampu bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki abad ke-21 ini, dapat dirasakan dengan jelas bahwa persaingan bisnis kian kompetitif dan berdampak pada seluruh pelaku bisnis yang ada. Pelaku bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan dibidang teknologi, komputer, dan telekomunikasi mendukung perkembangan teknologi internet. Dengan internet pelaku bisnis tidak lagi mengalami kesulitan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Fokus Kajian dan Lokasi Penelitian Fokus kajian penelitian adalah mengevaluasi posisi perusahaan dibandingkan perusahaan pesaing dan mendapatkan strategi pemasaran

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Service Department masih sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis unit yang mandiri, hal ini terlihat dari luasnya pasar pelayanan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran 2.1.1 Pengertian Bauran Pemasaran Dalam menjalankan kegiatan pemasaran, perusahaan mengenal dan menggunakan bauran pemasaran yang terdiri dari tujuh unsur yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kondisi persaingan yang semakin ketat setiap perusahaan harus mampu bersaing, bertahan hidup dan bahkan terus berkembang. Salah satu hal penting yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (pikiranrakyatonline.com, 2013) (Simamora, 2006) (Kotler, 2002) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha di Indonesia, dewasa ini telah memperlihatkan ke arah kemajuan. Terbukti dengan semakin menjamurnya berbagai bentuk badan usaha

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO

BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO BAB IV ANALISIS SWOT PENENTUAN STRATEGI PEMASARAN UNTUK PENINGKATAN DAYA SAING DI CV. GLOBAL WARNA SIDOARJO A. Penentuan Strategi Pemasaran sebagai Upaya Peningkatan Daya Saing di CV. Global Warna Sidoarjo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Sekarang ini perkembangan bisnis ritel semakin diminati oleh masyarakat, hal ini ditandai semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang membenahi diri menjadi bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Loyalitas Pelanggan (customer loyalty) Loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang kuat unyuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minum teh sudah merupakan kebiasaan masyarakat Indonesia semenjak jaman dahulu kala, hal itu dikarenakan Negara Indonesia merupakan salah satu penghasil teh terbaik

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi adalah kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima. Informasi yang cepat dan akurat merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Ekuitas merek Tabel 6.1 Ringkasan Ekuitas Merek Dimensi Spesifikasi Keterangan Kesadaran Merek Asosiasi Merek Top of mind Brand recall Brand recognition

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication I

Integrated Marketing Communication I Modul ke: Integrated Marketing Communication I Konsep Branding Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication http://www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri berjalan seperti layaknya roda baik itu perusahaan yang bergerak di industri produk maupun jasa. Umumnya ketika roda waktu sedang berada di atas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online BAB II LANDASAN TEORI Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online (karakteristik website), kepuasan dan kepercayaan yang mendukung penelitian ini. Selain teori tentang belanja

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok suatu perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

Copyright Rani Rumita

Copyright Rani Rumita Strategi Distribusi Topik yang Dibahas Bagaimana sifat saluran pemasaran dan mengapa saluran pemasaran penting? Bagaimana perusahaan saluran berinteraksi dan diatur untuk melakukan pekerjaan saluran? Masalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adalah dengan mengurangi pengkonsumsian zat-zat yang bersifat toxic seperti

I. PENDAHULUAN. adalah dengan mengurangi pengkonsumsian zat-zat yang bersifat toxic seperti I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini, tren gaya hidup sehat semakin mendapat perhatian dari masyarakat. Biaya pengobatan yang semakin tinggi mendorong masyarakat untuk lebih menghargai kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan tidak dapat mempertahankan sikap menarik pelanggan atau memperluas pasar baru. Faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN LITERATUR

BAB II KAJIAN LITERATUR BAB II KAJIAN LITERATUR 2.1 Penelitian Terdahulu Kajian penelitian terdahulu disebut juga dengan kajian induktif. Kajian ini dimaksudkan untuk mencari kajian dari peneliti terdahulu, sehingga dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan.

BAB II LANDASAN TEORI. pemasaran dan biaya lainnya yang terkait dengan delivery layanan. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bundling Bundling merupakan pengelompokan beberapa layanan telekomunikasi jadi satu paket untuk meningkatkan pelanggan potensial dan mengurangi biaya iklan, pemasaran

Lebih terperinci

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Yang artinya

apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain. Yang artinya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Umum 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN & SARAN

BAB V KESIMPULAN & SARAN BAB V KESIMPULAN & SARAN 5.1 Kesimpulan Dari survey yang kami lakukan dapat disimpukan bahwa pembeli (pihak yang menentukan pemilihan suatu merek) keramik, umumnya memiliki kualifikasi: - Mayoritas pria

Lebih terperinci

Pertemuan 13 PENGUKURAN DAN STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN

Pertemuan 13 PENGUKURAN DAN STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN Pertemuan 13 PENGUKURAN DAN STRATEGI KEPUASAN PELANGGAN I. METODE PENGUKURAN KEPUASAN PELANGGAN 1. Sistem keluhan dan saran Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Value Chain Value chain menurut Porter adalah alat bantu yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi cara menciptakan customer value lebih bagi pelanggan. Dijelaskan bahwa setiap

Lebih terperinci

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan

BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan 144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan

Lebih terperinci

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

B AB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang termasuk dalam kawasan tropis, yaitu kawasan yang memiliki hawa yang sangat panas. Sebagian orang mungkin mengeluh dengan panasnya

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Perilaku dan sikap konsumen dalam menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang pesat sejak

I. PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang pesat sejak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu bentuk teknologi informasi yang berkembang pesat sejak awal tahun 2000 ialah internet. Internet dapat menyediakan informasi dengan cepat, murah, dan dalam

Lebih terperinci

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN AUDIT ORGANISASI PEMASARAN Pemasaran pada dasarnya adalah keseluruhan dari perusahaan karena pemenuhan kepuasan pelanggan adalah tanggung jawab keseluruhan bagian atau fungsi yang terdapat di perusahaan.konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh tim GFP, program Penyuluhan yang dilakukan oleh PT. EBI terbukti efektif sebagai saluran promosi produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun (Persen) Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agribisnis merupakan sektor perekonomian yang menghasilkan dan mendistribusikan masukan bagi pengusaha tani, dan memasarkan, memproses, serta mendistribusikan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masuk angin seringkali kita dengar dalam bahasa kita sehari-hari di Indonesia. Masuk angin untuk menyebutkan kondisi tubuh kita dalam keadaan tidak enak badan, meriang,

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan teknologi, semakin banyaknya produk yang ditawarkan di pasaran guna memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini akan memberikan kesempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepuasan atau kesenangan yang tinggi akan menyebabkan konsumen berperilaku positif, seperti terjadinya kelekatan emosional terhadap produk dan preferensi rasional

Lebih terperinci