VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA RESTORAN GURIH 7

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA RESTORAN GURIH 7"

Transkripsi

1 VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA RESTORAN GURIH Merekonstruksi Batasan-Batasan Pasar Untuk menciptakan samudera biru, Restoran Gurih 7 perlu melakukan rekonstruksi terhadap batasan-batasan pasar yang sudah terdefinisi saat ini. Rekonstruksi ini secara sistematis menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya dalam berbagai macam industri sehingga dapat memperkecil risiko pencarian. Kim dan Mauborgne (2005) menemukan enam pendekatan dasar untuk membentuk ulang batasan-batasan pasar, yaitu kerangka kerja enam jalan. Enam jalan ini berfokus pada pencermatan terhadap industri alternatif, kelompok strategis, rantai pembeli, tawaran produk dan jasa pelengkap, orientasi fungsional-emosional industri, dan waktu. Pada penelitian ini, rekonstruksi batasan pasar Restoran Gurih 7 hanya dapat ditempuh dengan empat alternatif jalan. Keempat alternatif jalan tersebut adalah mencermati industri alternatif, kelompok strategis, daya tarik emosionalfungsional, dan penawaran produk atau jasa pelengkap. Sedangkan, dua alternatif jalan lainnya tidak dapat terdefinisi sebagai alternatif jalan untuk merekonstruksi batasan pasar Restoran Gurih 7, yaitu rantai pembeli dan waktu. Salah satu alternatif jalan yang tidak dapat terdefinisi pada penelitian ini adalah rantai pembeli. Rantai pembeli pada Restoran Gurih 7 adalah rantai yang sangat pendek. Hal ini dikarenakan Restoran Gurih 7 menawarkan produk dan jasanya langsung kepada konsumen akhir dan konsumen akhir langsung berhadapan dengan Restoran Gurih 7. Restoran Gurih 7 juga tidak memiliki jalur distribusi produk dan jasanya, baik untuk menu utama makanan khas Sunda maupun untuk menu pastry Talas Roll. Oleh karena itu, perekonstruksian batasan pasar Gurih 7 tidak dengan menggunakan alternatif jalan mencermati rantai pembeli. Alternatif waktu juga bukan merupakan jalan bagi Restoran Gurih 7 untuk merekonstruksi batasan pasarnya. Hal ini dikarenakan industri penyediaan pangan dan jasa diciptakan oleh kelompok-kelompok yang sudah mencermati waktu. Kelompok-kelompok ini mencermati adanya tren pergeseran gaya hidup dimana masyarakat saat ini lebih cenderung menginginkan sesuatu yang praktis dan cepat, 71

2 termasuk dalam mengkonsumsi makanan. Selain itu, industri ini juga didukung oleh sebagian besar masyarakat yang lebih banyak memiliki aktivitas di luar rumah. Pada umumnya, orang-orang ini membutuhkan suasana yang dapat menghilangkan kejenuhan karena kesibukan aktivitas serta makanan yang praktis dan sehat. Oleh karena itu, dengan semakin meningkatnya kelompok masyarakat ini, industri penyediaan pangan, termasuk restoran tradisional Sunda, dapat tumbuh berkembang secara pesat. Berikut di bawah ini merupakan hasil analisis dan penjelasan dari kerangka kerja enam jalan Mencermati Industri Alternatif Dalam perekonstruksian atau perancangan ulang batasan-batasan pada pasar Restoran Gurih 7 Bogor, salah satu alternatif jalan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pencermatan pada industri alternatif. Produk atau jasa alternatif merupakan produk atau jasa yang memiliki bentuk berbeda, tetapi menawarkan fungsi atau utilitas/ manfaat inti yang sama. Selain itu, produk atau jasa alternatif mencakup produk atau jasa yang memiliki fungsi dan bentuk berbeda, tetapi memiliki tujuan yang sama. Berdasarkan informasi dari kuesioner, para konsumen memiliki beberapa alasan utama dalam melakukan pembelian di restoran tradisional Sunda, antara lain untuk menghilangkan rasa lapar, menghilangkan rasa jenuh, dan bertemu dengan rekan bisnis. Alasan konsumen yang pertama, yaitu untuk menghilangkan rasa lapar, sudah dipenuhi dengan baik oleh Restoran Gurih 7. Hal ini dapat dilihat pada kanvas strategi yang ditunjukkan pada Gambar 10 dimana faktor citarasa makanan dan minuman yang ditawarkan oleh Restoran Gurih 7 memiliki nilai kinerja yang paling tinggi. Oleh karena itu, Restoran Gurih 7 perlu mempertahankan kinerja faktor ini sehingga kebutuhan konsumen selalu dapat terpuaskan dan konsumen melakukan pembelian ulang. Alasan konsumen yang kedua, yaitu untuk menghilangkan rasa jenuh, juga sudah dapat dipenuhi oleh pihak Restoran Gurih 7. Namun, dalam pemenuhan kebutuhan konsumen tersebut, Restoran Gurih 7 baru menyediakan fasilitas berupa pemandangan air terjun, live music yang diadakan setiap malam, dan lainlain. Hal ini juga didasarkan pada hasil kuesioner dimana sebagian besar responden berdomisili di daerah perkotaan dan membutuhkan area-area yang 72

3 memberikan ketenangan dan kesejukan. Sehingga, untuk menciptakan area-area tersebut, Restoran Gurih 7 perlu memperhatikan penggunaan tanaman hias di dalam area restoran. Tanaman hias yang ditempatkan dengan tepat di taman sesuai fungsinya, seperti tanaman penutup tanah, tanaman pagar, tanaman pelindung, tanaman tabir, dan tanaman pengarah jalan dapat menciptakan suasana taman yang memiliki daya tarik. Daya tarik dalam kesatuan yang harmoni tersebut dapat memesona pengunjung yang melihatnya (Lestari dan Kencana 2008). Sehingga Restoran Gurih 7 perlu mengamati industri alternatif taman wisata. Industri taman wisata merupakan salah satu industri alternatif yang perlu diamati oleh pelaku usaha dalam industri restoran, termasuk Restoran Gurih 7. Hal ini dikarenakan sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Kota Bogor menghabiskan waktu liburan mereka di tempat-tempat wisata, salah satunya taman wisata. Sedangkan, hampir secara keseluruhan konsumen Restoran Gurih 7 pada hari libur merupakan wisatawan, baik dari luar maupun dari dalam Kota Bogor. Hal ini tentunya merupakan peluang bagi Restoran Gurih 7 untuk mengkombinasikan aktivitas makan dengan suasana taman agar konsumen Restoran Gurih 7 semakin bertambah, namun suasana ini tetap mencirikan budaya pedesaan khas Sunda. Pemandangan air terjun merupakan salah satu potensi yang dimiliki oleh Restoran Gurih 7 untuk menarik para konsumen. Pemandangan air terjun merupakan focal points dari Restoran Gurih 7. Ingles (2004) merumuskan beberapa prinsip desain, salah satunya adalah focalization of interest atau focal points (pusat perhatian), yaitu segala sesuatu yang didesain dengan baik menjadi ciri sebagai pusat perhatian dan merupakan satu tempat dalam komposisi dimana mencuri penglihatan pengunjung untuk pertama kalinya. Akan tetapi, pemandangan air terjun ini masih belum dimanfaatkan secara optimal dimana area sekitar air terjun masih terlihat kosong dan gersang sehingga para konsumen kurang menikmati pemandangan tersebut. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan Restoran Gurih 7 untuk mengoptimalkan potensi ini adalah dengan meletakkan beberapa tanaman yang memiliki warna-warna beraneka macam sehingga dapat menambah nuansa kehijauan dan keharmonisan suasana alam. Peletakan serta penambahan tanaman ini dapat dilakukan dengan jenis vegetasi 73

4 yang berbeda sesuai dengan ketinggian lahan pada pemandangan air terjun. Beberapa tanaman yang dapat digunakan oleh Restoran Gurih 7, antara lain Althernantera paronychioides, Hemigraphis alternata, Iresine herbstii, Lavandula angustifolia, Hydroleys nymphoides, dan sebagainya. Tanaman-tanaman tersebut merupakan tanaman yang memiliki harga yang terjangkau, tidak membutuhkan perawatan yang intensif, kebutuhan cahaya yang tinggi, serta memiliki estetika yang tinggi. Namun, dalam peletakan tanaman ini, perlu diperhatikan pola tanamannya agar terlihat rapih dan indah sehingga dapat menciptakan kesegaran, menghilangkan kepenatan, dan memiliki fungsi sebagai ruang terbuka hijau yang dapat meningkatkan kualitas lingkungan (Lestari dan Kencana 2008). Selain itu, dua kolam ikan yang berada di antara saung atau bale-bale dapat diperindah dengan menambahkan tanaman air di sisi-sisi kolam, seperti Nymphaea lotus (teratai), Thalia dealbata, dan lain-lain. Lestari dan Kencana (2008) menyatakan bahwa tanaman air pada umumnya dimanfaatkan sebagai penyemarak dan penghias kolam sehingga pengomposisian jenis yang beragam akan menambah daya tariknya. Lahan tanah yang terbuka di sekitar air terjun dan bebatuan yang berfungsi sebagai jalan penghubung antara satu saung dengan saung lainnya masih dibiarkan kosong oleh Restoran Gurih 7 dengan hanya menggunakan elemen rumput yang kurang menutupi tanah sehingga pemandangannya kurang indah. Hal ini dapat diatasi dengan menempatkan tanaman hias yang berfungsi sebagai tanaman penutup tanah dan tanaman pengarah jalan, seperti Axonopus compressus, Arachis pintoi, dan Chlorophytum sp. Tanaman penutup tanah merupakan tanaman yang sangat rendah dengan kriteria tinggi optimal tanaman tersebut tidak lebih dari 50 cm. Sedangkan, tanaman pengarah jalan berfungsi sebagai pengarah jika ditanam pada jarak dan pola tertentu dan dapat ditanami dengan beragam macam tanaman. Permainan tekstur, warna, ukuran, dan aroma tanaman yang berbeda akan mampu memberikan suasana santai, nyaman, dan segar (Lestari dan Kencana 2008). Restoran Gurih 7 sebenarnya telah menggunakan tanaman tinggi untuk menutupi dinding pembatas antara Restoran Gurih 7 dengan lingkungan di luarnya. Namun, penggunaan tanaman ini masih belum dimaksimalkan, yaitu 74

5 terdapat beberapa bagian dinding pembatas yang belum ditanami tanaman tinggi dan beberapa bagian dinding berlubang sehingga para konsumen dapat melihat pemandangan lingkungan di luar area Restoran Gurih 7 yang merupakan area pemukiman warga dan tanah kosong. Pemandangan tersebut merupakan bad view yang harus diminimalisir sehingga dapat memberikan suasana yang nyaman bagi konsumen. Adapun alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan elemen vegetasi yang berfungsi sebagai tanaman pagar. Jenis tanaman pagar yang dapat digunakan adalah tanaman semak tinggi, perdu rendah, dan perdu tinggi yang dapat ditanam secara massal sejajar sehingga menjadi pagar yang tinggi dan menutup bad view tersebut secara sempurna. Restoran Gurih 7 telah menggunakan Arundinaria pumila sebagai tanaman pagarnya sehingga Restoran Gurih 7 dapat menambahkan dan menempatkan tanaman tersebut di dinding pembatas yang masih terlihat kosong dan berlubang. Namun, penambahan tanaman pagar di sekeliling dinding pembatas Restoran Gurih 7 tidak menghalangi pandangan para konsumen terhadap pemandangan alami pegunungan, yaitu Gunung Salak. Bahkan, para konsumen akan mampu untuk lebih menikmati pemandangan tersebut tanpa terganggu dengan bad view yang terletak di luar dinding pembatas. Pemandangan pegunungan tersebut merupakan temporary good view dimana Simonds dan Starke (2006) mendefinisikannya sebagai pemandangan bagus yang hanya dapat terlihat oleh pengunjung pada tempat dan waktu tertentu. Sedangkan, fixed good view pada Restoran Gurih 7 adalah pemandangan air terjun yang berada di dalam area restoran. Oleh karena itu, dengan adanya berbagai macam tanaman yang menghiasi dan memperindah Restoran Gurih 7, konsumen akan merasakan kenikmatan dan kenyamanan dengan suasana yang berada di suatu taman. Alasan konsumen yang terakhir, yaitu untuk bertemu dengan rekan bisnis, juga sudah dapat diterapkan di Restoran Gurih 7. Namun, pada umumnya kegiatan ini masih dilakukan dalam tempat yang terbatas dan dalam skala yang kecil ataupun menengah. Adanya alasan konsumen tersebut dapat dijadikan sebagai peluang oleh Restoran Gurih 7 untuk memberikan alternatif ruangan serta fasilitas pendukung sehingga konsumen dapat melakukan kegiatan rapat dengan skala besar. Namun, alternatif cara ini akan dibahas lebih lanjut pada sub bab 75

6 pencermatan terhadap penawaran produk dan jasa pelengkap Mencermati Kelompok-Kelompok Strategis dalam Industri Pada umumnya, setiap kelompok strategis kurang memberikan perhatian pada apa yang dilakukan kelompok strategis lainnya. Hal ini dikarenakan kelompok-kelompok strategis cenderung memiliki sudut pandang permintaan yang berbeda dimana masing-masing kelompok strategis tampak tidak bersaing satu sama lain. Kelompok strategis pada industri ini adalah kelompok yang menawarkan produk oleh-oleh. Oleh-oleh khas Bogor yang saat ini sudah banyak dikenal, antara lain asinan, roti unyil, bolu lapis Bogor, macaroni panggang, pai apple, dan lain-lain. Restoran Gurih 7 memiliki produk berupa menu pastry yang dapat dijadikan sebagai oleh-oleh, yaitu Talas Roll. Untuk meningkatkan informasi mengenai Talas Roll sebagai oleh-oleh khas Bogor, Restoran Gurih 7 perlu mencermati kelompok strategis yang lain, yaitu mereka yang menawarkan produk dan jasa melalui social network. Peran social network dalam kehidupan sehari-hari sudah sangat meningkat yang disebabkan semakin pesatnya pertumbuhan teknologi yang mudah digunakan. Hal ini terlihat dari hampir semua kalangan masyarakat memiliki akses yang tidak terbatas untuk menggunakan social network, seperti facebook dan twitter. Dengan semakin meningkatnya pengguna social network, hal ini juga meningkatkan peluang bagi Restoran Gurih 7 untuk memperkenalkan dan memasarkan Talas Roll sebagai icon Bogor. Selain itu, penggunaan social network sebagai media promosi menyediakan biaya yang tidak terlalu besar dan mudah untuk digunakan. Penggunaan social network oleh Restoran Gurih 7 tidak hanya untuk meningkatkan promosi, tetapi juga untuk menjangkau masyarakat yang belum menjadi konsumen Restoran Gurih 7. Non-konsumen yang dapat dibidik oleh Restoran Gurih 7 dengan media promosi tersebut adalah non-konsumen tingkat tiga. Non-konsumen tingkat tiga pada penelitian ini adalah orang-orang yang tidak memiliki kebutuhan atau kesempatan karena mereka tidak memperoleh informasi mengenai Restoran Gurih 7. Social network yang dapat diakses oleh masyarakat kalangan apapun merupakan salah satu cara untuk membidik non-konsumen 76

7 tersebut. Hal ini disebabkan fungsi social network adalah sebagai tempat berbagi informasi sehingga Restoran Gurih 7 dapat memanfaatkannya untuk mengubah non-konsumen tingkat tiga menjadi konsumen Restoran Gurih Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap Untuk menciptakan samudera biru, perusahaan harus mencermati penawaran produk dan jasa pelengkap sehingga perusahaan bisa meningkatkan nilai yang akan didapat oleh konsumen. Hal ini dikarenakan konsumen akan mendapatkan kemudahan untuk mencari fungsi yang ditawarkan pada produk dan jasa pelengkap tersebut. Oleh karena itu, Restoran Gurih 7 perlu mencermati alternatif jalan ini untuk menghasilkan samudera biru bagi bisnisnya. Restoran Gurih 7 telah mencermati alternatif jalan ini dengan menawarkan produk pastry. Produk pastry yang dijual oleh Restoran Gurih 7 sebagian besar merupakan produk olahan talas Bogor dimana talas merupakan komoditas yang menjadi ciri khas Bogor. Produk pastry ini tidak hanya dijadikan sebagai makanan ringan, tetapi juga sebagai makanan oleh-oleh khas Bogor. Saat ini, produk pastry tersebut dijadikan sebagai pemancing bagi konsumen untuk menikmati menu utama makanan Sunda yang ditawarkan Restoran Gurih 7. Namun, promosi yang dilakukan masih sangat terbatas sehingga masyarakat yang mengetahui produk ini adalah orang-orang yang pernah ke Restoran Gurih 7 atau hanya melewati restoran tersebut. Oleh karena itu, pemasaran dengan menggunakan media sosial dapat dijadikan sebagai alternatif untuk pengembangan produk pastry, salah satunya adalah dengan memanfaatkan social network yang telah dibahas pada sub bab terdahulu. Dengan kegiatan promosi produk pastry secara luas, Restoran Gurih 7 juga akan semakin dikenal oleh masyarakat, khususnya wisatawan. Selain pastry, Gurih 7 juga perlu mencermati produk-produk yang dapat dijadikan sebagai appetizer. Hal ini dikarenakan restoran tradisional Sunda memiliki image penyajian yang cukup lama, sehingga dengan adanya appetizer para konsumen dapat menghilangkan rasa lapar dengan menikmati makanan yang tidak terlalu mengenyangkan. Penyediaan appetizer ini tidak perlu dilakukan oleh Restoran Gurih 7 sendiri. Restoran Gurih 7 dapat menyediakan appetizer untuk para konsumen dan pelanggan dengan menyewakan stand-stand untuk para pengusaha makanan-makanan ringan, seperti otak-otak, dan lain-lain. Hal ini 77

8 dikarenakan semakin banyaknya bisnis makanan-makanan ringan, baik milik sendiri maupun waralaba. Dengan demikian, Restoran Gurih 7 tidak perlu menyediakan biaya dan ide untuk menciptakan appetizer. Bahkan Restoran Gurih 7 bisa mendapatkan keuntungan dengan cara menetapkan harga untuk penyewaan stand-stand tersebut dan menggunakan konsep bagi hasil. Restoran Gurih 7 dalam perkembangannya tidak hanya menjadi tempat untuk menghilangkan rasa lapar bagi konsumen, tetapi juga menjadi tempat untuk melakukan kegiatan rapat atau sekedar bertemu dengan rekan bisnis. Pada umumnya, kegiatan ini masih dilakukan dalam tempat yang terbatas di dalam Restoran Gurih 7. Berdasarkan pengamatan di lapangan, sebagian besar konsumen yang memiliki tujuan untuk bertemu rekan bisnis masih dalam skala kecil dan menengah. Hal ini tentunya bisa menjadi peluang bagi Restoran Gurih 7 untuk menyediakan produk pelengkap berupa hall atau auditorium sementara dengan cara men-setting lay out dari Restoran Gurih 7. Hall atau auditorium tersebut berfungsi sebagai tempat untuk kegiatan-kegiatan conference meeting. Restoran Gurih 7 dapat menyediakan hall dengan menghilangkan area untuk arena permainan anak-anak (play ground). Hal ini didasarkan juga oleh hasil kuesioner dimana sebagian konsumen merasa tidak perlu disediakan fasilitas play ground. Selain itu, kegiatan meeting ini dapat didukung oleh fasilitas menu paket khusus untuk kegiatan-kegiatan meeting dan rapat sehingga para konsumen yang memiliki tujuan tersebut bisa memiliki perasaan yang lebih nyaman. Di sisi lain, Restoran Gurih 7 juga dapat menyediakan fasilitas pendukung bagi para konsumen yang ingin menggunakan hall atau auditorium tersebut, seperti pernikahan atau wedding organizer. Fasilitas arena permainan atau play ground ini dapat diganti dengan memberikan anak-anak makanan untuk ikan-ikan yang berada di kolam area Restoran Gurih 7. Menurut sebagian besar konsumen, adanya fasilitas pemberian makanan ikan ini sudah sangat cukup memenuhi kebutuhan anak-anak untuk bermain. Selain itu, penghilangan fasilitas play ground ini dapat mengurangi biaya perawatan permainan-permainan tersebut. Hal ini juga berdasarkan hasil wawancara dengan pihak pengelola Restoran Gurih 7 dimana arena permainan ini sering digunakan oleh anak-anak yang umurnya lebih besar dari umur yang sudah 78

9 ditentukan untuk masuk ke dalam arena tersebut sehingga arena permainan cepat menjadi rusak dan membutuhkan biaya untuk perbaikan. Di sisi lain, Restoran Gurih 7 juga perlu menyediakan fasilitas permainan sederhana, seperti monopoli dan kartu, sehingga orang-orang tidak akan jenuh pada saat menunggu menu yang dipesan datang. Hal ini dikarenakan sebagian besar konsumen merasa harus memiliki waktu yang cukup lama untuk mendapatkan makanan pesanannya Mencermati Daya Tarik Emosional-Fungsional bagi Pembeli Sebelum perusahaan memilih suatu daya tarik dari dua landasan daya tarik, yaitu fungsional dan emosional, perusahaan perlu menetapkan terlebih dahulu orientasinya. Restoran Gurih 7 memiliki tiga orientasi, yaitu kegiatan makan, menyediakan suasana, dan menyediakan oleh-oleh. Orientasi Restoran Gurih 7 yang pertama dan terakhir merupakan orientasi fungsional. Sedangkan, orientasi kedua merupakan orientasi emosional. Orientasi kedua saat ini masih menjadi biaya bagi Restoran Gurih 7. Hal ini terlihat pada saat hari libur atau weekend dimana terdapat banyak para konsumen yang mengantri untuk mendapatkan tempat, sedangkan konsumen yang sudah selesai mengkonsumsi makanan tidak cepat beranjak karena ingin menikmati suasana. Untuk mengatasi hal ini, Restoran Gurih 7 perlu meningkatkan performa pramusaji untuk memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan penawaran produk secara terus-menerus oleh pramusaji kepada konsumen. Cara ini memberikan dua kemungkinan, yaitu konsumen merasa sadar diri untuk pulang atau konsumen akan melakukan pembelian lagi. Cara ini akan meminimalisir biaya yang ditanggung oleh Restoran Gurih 7 apabila konsumen tetap tidak cepat untuk pulang namun konsumen masih memesan menu lain. Restoran Gurih 7 juga dapat meningkatkan daya tarik emosionalnya, yaitu dengan menambahkan atribut yang dapat digunakan sebagai hiburan bagi para konsumen. Penambahan atribut ini memanfaatkan elemen air yang berada di kolam-kolam ikan di dalam area restoran. Salah satu atribut yang dapat digunakan adalah konsep visualisasi cahaya. Konsep ini dapat diterapkan dengan menempatkan alat berupa proyektor yang ditopang dengan tiang dan diarahkan ke atas kolam. Proyektor tersebut nantinya akan memancarkan cahaya berwarnawarni yang dipantulkan ke dalam kolam sehingga akan terlihat gambar-gambar 79

10 yang menarik dan dapat bergerak. Pihak pengelola Restoran Gurih 7 juga dapat mengkreativitaskan bentuk gambar yang akan dipancarkan melalui proyektor tersebut, misalnya dengan membuat suatu tema yang berbeda-beda untuk hari tertentu. Dengan adanya kreativitas seperti ini, Restoran Gurih 7 akan memiliki atribut yang berbeda dengan restoran lainnya dalam menarik konsumen dan menjadi suatu keunikan tersendiri bagi Restoran Gurih Ringkasan Kerangka Kerja Enam Jalan Dalam perekonstruksian batasan-batasan pasar industri restoran tradisional Sunda, digunakan kerangka kerja enam jalan untuk menghasilkan blue ocean strategy yang baik. Kerangka kerja enam jalan ini telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya dimana terdapat empat jalan yang dapat didefinisikan dan dua jalan yang tidak terdefinisi. Berikut Tabel 13 merupakan penjelasan secara singkat mengenai kerangka kerja enam jalan pada Restoran Gurih 7. Tabel 13. Ringkasan Kerangka Kerja Enam Jalan pada Restoran Gurih 7 Kerangka Kerja Enam Keterangan Jalan 1. Mencermati industri- - Industri taman wisata industri alternatif 2. Mencermati kelompok strategis 3. Mencermati rantai Pembeli 4. Mencermati penawaran produk dan jasa pelengkap 5. Mencermati daya tarik emosional-fungsional bagi Pembeli - Pemasaran produk menu makanan utama Sunda dan pastry Restoran Gurih 7 melalui social Network Tidak Terdefinisi 6. Mencermati waktu Tidak terdefinisi - Peningkatan penjualan pastry Restoran Gurih 7 dengan menggunakan media sosial sebagai alat promosi - Penyewaan stand-stand untuk menyediakan appetizer bagi konsumen - Penyediaan hall atau auditorium untuk kegiatan meeting dan wedding - Penyediaan fasilitas pendukung untuk menghilangkan kejenuhan konsumen saat menunggu makanan yang dipesan - Peningkatan performa pramusaji untuk memberikan pelayanan kepada konsumen - Penambahan atribut berupa proyektor untuk menciptakan visualisasi cahaya pada kolam 80

11 7.2. Perumusan Blue Ocean Strategy melalui Kerangka Kerja Empat Langkah dan Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Langkah Eliminate (Menghilangkan) Langkah menghilangkan adalah suatu proses bagi perusahaan untuk mempertimbangkan penghilangan faktor-faktor yang sudah lama menjadi ajang persaingan bagi perusahaan-perusahaan dalam suatu industri. Pada umumnya, faktor-faktor tersebut diterima begitu saja, meskipun faktor-faktor tersebut tidak lagi memiliki nilai atau bahkan mengurangi nilai. Pada penelitian ini, langkah menghilangkan untuk perumusan blue ocean strategy tidak dapat didefinisikan. Hal ini dikarenakan keenam faktor utama yang telah diidentifikasi berdasarkan hasil kuesioner merupakan faktor-faktor utama yang penting dalam industri restoran tradisional Sunda Langkah Reduce (Mengurangi) Langkah mengurangi adalah suatu proses dimana perusahaan perlu memikirkan ulang apakah produk atau jasa yang dihasilkan selama ini dirancang terlalu berlebihan untuk mengikuti irama kompetisi dan untuk memenangkan persaingan. Perusahaan terlalu berlebihan dalam melayani konsumen dan meningkatkan struktur biaya mereka tanpa menghasilkan apa-apa. Pada penelitian ini, Restoran Gurih 7 perlu memperhatikan langkah mengurangi. Namun, langkah mengurangi yang dapat diterapkan oleh Restoran Gurih 7 dapat dilakukan dengan mencermati beberapa faktor yang penting dalam menjalani usaha bagi produsen restoran. Hal ini dikarenakan sebagian dari faktor-faktor tersebut pada umumnya bukan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan restoran dalam meningkatkan jumlah konsumennya, bahkan terkadang dapat menimbulkan biaya tanpa diikuti dengan penambahan keuntungan secara signifikan. Salah satu faktor tersebut adalah faktor keberagaman menu. Faktor ini menuntut produsen untuk menyediakan berbagai macam bahan baku untuk menu-menu tersebut. Terkadang sebagian menu yang kurang banyak dipesan menghabiskan biaya pengadaan bahan baku menu tersebut. Hal ini tentunya menjadi biaya bagi Restoran Gurih 7. Selain itu, faktor ini dapat juga ditinjau dari sisi konsumen dimana sebagian besar konsumen tidak memilih faktor ini sebagai faktor utama mereka dalam melakukan pembelian ke restoran, termasuk Restoran Gurih 7. 81

12 Salah satu cara untuk mengurangi keberagaman menu ini adalah dengan meninjau secara menyeluruh menu-menu apa saja yang paling sering dipesan dan menu yang kurang atau sering tidak dipesan oleh konsumen atau pelanggan. Kemudian menu yang kurang atau sering tidak dipesan oleh konsumen dikurangi penyediaan bahan bakunya atau bahkan ditiadakan. Hal ini dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan oleh Restoran Gurih 7 dalam penyediaan bahan baku Langkah Raise (Meningkatkan) Langkah meningkatkan adalah suatu proses yang mendorong perusahaan untuk menghilangkan kompromi-kompromi yang dipaksakan oleh industri kepada konsumen. Langkah ini ditujukan kepada faktor-faktor yang memiliki kinerja yang rendah pada kurva nilai yang terlihat pada kanvas strategi (Utomo 2010). Oleh karena itu, faktor-faktor industri restoran tradisional Sunda yang dapat ditingkatkan kinerjanya adalah sebagai berikut 1) Faktor Keramahan dan Kesopanan Pramusaji Faktor ini akan secara langsung mempengaruhi kinerja Restoran Gurih 7 di mata konsumen. Peningkatan kinerja ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: a. Pelatihan atau training dasar untuk pembentukan sikap dan tata cara dalam melayani konsumen. b. Memberikan reward kepada karyawan yang memiliki kinerja terbaik dan konsekuensi kepada karyawan yang melakukan kesalahan berulang kali. c. Membuat SOP mengenai tata kerja secara jelas dan parameter dari masing-masing SOP tersebut. 2) Dekorasi Restoran Gurih 7 menghilangkan arena play ground dan mengalihkan fungsinya menjadi tempat makan dengan penambahan kursi dan meja. Pengalihan fungsi ini akan menambah kapasitas untuk konsumen. Penghilangan arena play ground yang dijadikan sebagai tempat makan juga dapat di-setting sebagai hall atau auditorium untuk kegiatan meeting dan wedding. Arena play ground merupakan salah satu bagian dari faktor dekorasi. Namun, penghilangan arena play ground ini tidak termasuk ke dalam langkah mengurangi, karena pada dasarnya penghilangan arena 82

13 tersebut untuk meningkatkan kinerja faktor dekorasi sehingga fungsi dari area tersebut lebih optimal. Restoran Gurih 7 juga dapat meningkatkan faktor dekorasi dengan menambahkan elemen-elemen vegetasi berupa tanaman-tanaman hias yang sesuai dengan fungsi yang diperlukan restoran. Tanaman-tanaman tersebut dapat menciptakan suasana yang nyaman, santai, sejuk, dan hijau sehingga para konsumen tertarik untuk melakukan pembelian di Restoran Gurih 7. Hal ini dikarenakan bangunan Restoran Gurih 7 yang sudah didesain dengan nuansa alami pedesaan terasa kurang lengkap tanpa adanya taman yang asri. Taman yang asri ini dapat diciptakan dengan menggunakan beragam tanaman sehingga restoran yang tadinya memiliki kesan gersang menjadi restoran dengan kesan yang sejuk dan segar Langkah Create (Menciptakan) Langkah menciptakan adalah suatu proses dimana perusahaan dituntut untuk menemukan sumber-sumber nilai yang sepenuhnya baru bagi pembeli dan menciptakan permintaan baru serta mengubah pemberian harga strategis industri. Langkah menciptakan ditujukan untuk memberikan faktor yang belum pernah diberikan oleh industri dan menjadi kekhasan bagi Restoran Gurih 7 untuk menghasilkan samudera biru dan inovasi nilai. 1) Hall atau auditorium untuk kegiatan meeting dan wedding Penciptaan faktor ini merupakan hasil dari mencermati industri alternatif, yaitu conference meeting. Faktor ini bertujuan untuk menciptakan permintaan baru yang lebih besar, yaitu orang-orang yang memiliki kepentingan atau tujuan untuk mengadakan acara dengan skala besar, seperti kegiatan meeting dan wedding. Adanya hall untuk kegiatan wedding dan meeting ini dapat meningkatkan penjualan sekaligus keuntungan bagi Restoran Gurih 7. Hal ini dikarenakan restoran yang menyediakan hall atau auditorium saat ini di Bogor masih jarang. Sedangkan, hampir sebagian besar konsumen pada saat hari kerja membutuhkan tempat di luar kantor untuk meeting. Selain itu, adanya pesta pernikahan atau wedding party di restoran juga masih sangat jarang dilakukan. Restoran Gurih 7 dapat menyediakan alternatif bagi para konsumen yang ingin melangsungkan pernikahannya di area restoran. Hal ini 83

14 tentunya akan menguntungkan bagi konsumen tersebut karena biaya penyewaan Restoran Gurih 7 sebagai tempat pernikahan tidak semahal biaya untuk menyewa suatu gedung. Acara pernikahan ini juga tidak menyita waktu banyak. Pada umumnya, acara pernikahan diadakan selama kurang lebih dua jam. Setelah acara pernikahan selesai, Restoran Gurih 7 dapat membuka areanya lagi untuk masyarakat umum. 2) Paket menu untuk kegiatan meeting dan wedding Penciptaan faktor ini juga merupakan hasil dari pencermatan industri alternatif, yaitu conference meeting. Faktor ini bertujuan untuk menjadi pelengkap bagi kegiatan-kegiatan yang diadakan di dalam hall atau auditorium Restoran Gurih 7. Tujuan konsumen selain adanya kepentingankepentingan lain adalah untuk menghilangkan rasa lapar. Restoran Gurih 7 tidak hanya menyediakan fasilitas ruangan bagi konsumennya, tetapi juga menu-menu khusus yang disediakan oleh Restoran Gurih 7, seperti paket menu untuk kegiatan meeting. Sedangkan, untuk acara penikahan atau wedding party, Restoran Gurih 7 dapat menyediakan fasilitas catering bagi mempelai dan para undangan. 3) Promosi Faktor promosi merupakan faktor yang penting untuk dipertimbangkan bagi produsen. Faktor ini didapatkan dari pencermatan terhadap kelompok strategis. Faktor promosi merupakan sarana komunikasi bagi Restoran Gurih 7 untuk konsumen dimana Restoran Gurih 7 dapat memberikan informasi mengenai produk yang ditawarkannya dan memasarkannya secara luas. Promosi yang dapat dilakukan oleh Restoran Gurih 7 adalah dengan memasarkannya melalui social network. Social network merupakan salah satu media promosi yang efektif dimana media ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan mudah digunakan namun informasi yang diberikan melalui media ini dapat menjangkau masyarakat secara luas. Dengan menggunakan social network sebagai media promosi, Restoran Gurih 7 dapat mengubah nonkonsumen tingkat tiga menjadi konsumennya. 84

15 3) Penciptaan visualisasi cahaya Penciptaan faktor ini merupakan hasil pencermatan terhadap daya tarik emosional dan fungsional bagi pembeli. Faktor ini bertujuan sebagai hiburan dan daya tarik para konsumen untuk terus melakukan pembelian. Visualisasi cahaya ini memanfaatkan dua kolam sebagai layar untuk menampilkan berbagai macam gambar yang sudah disiapkan sebelumnya. Restoran Gurih 7 dapat menampilkan gambar-gambar yang sesuai dengan tema yang telah ditetapi sehingga konsumen yang telah berkunjung tidak jenuh dan tetap melakukan pembelian. 4) Penyewaan stand untuk menyediakan appetizer Penciptaan faktor ini dihasilkan dari pencermatan terhadap penawaran produk dan jasa pelengkap. Produk appetizer pada Restoran Gurih 7 berfungsi sebagai makanan ringan yang disediakan pada saat konsumen sedang menunggu pesanan makanan mereka datang. Hal ini dikarenakan waktu penyajian yang dibutuhkan restoran untuk mempersiapkan makanan Sunda membutuhkan waktu yang lama. Namun, penyediaan appetizer ini tentunya membutuhkan biaya bagi Restoran Gurih 7 untuk melakukan trial and error terhadap menu appetizer yang baru dan pengadaan bahan bakunya. Oleh karena itu, Restoran Gurih 7 dapat menyediakan stand-stand yang berada di dalam area restoran dimana stand-stand tersebut disewakan kepada pengusaha-pengusaha makanan ringan, seperti otak-otak, dan lain-lain. Hal ini tentunya tidak akan membebani biaya untuk Restoran Gurih 7, tetapi Restoran Gurih 7 akan mendapatkan keuntungan dari penyewaan setiap stand dan dapat meningkatkan kepuasan bagi para konsumen. 4) Fasilitas pendukung Faktor ini merupakan hasil dari pencermatan terhadap penawaran produk dan jasa pelengkap. Waringin (2008) mengemukakan bahwa perusahaan perlu memberikan penawaran terhadap suatu produk dan jasa yang memberikan sensational offer. Sensational offer merupakan penawaran yang secara kejiwaan akan mempengaruhi preferensi pembeli untuk memilih produk yang ditawarkan suatu perusahaan. Prinsip ini dapat diterapkan untuk faktor ini, yaitu Restoran Gurih 7 dapat menyediakan fasilitas yang tidak meningkatkan 85

16 biaya namun dapat memberikan tambahan nilai bagi konsumen. Fasilitas yang dapat disediakan oleh Restoran Gurih 7 adalah beberapa macam permainan sederhana, seperti monopoli dan ular tangga. Selain itu, Restoran Gurih 7 juga dapat menyediakan fasilitas berupa makanan ikan untuk anakanak sebagai pengganti dari fasilitas play ground. Fasilitas-fasilitas ini berfungsi untuk menghilangkan kejenuhan dan kebosanan dari para konsumen saat menunggu pesanan makanan mereka datang. Fasilitas ini dapat ditawarkan oleh pramusaji saat pramusaji sudah menulis menu yang dipesan oleh konsumen. Sehingga, konsumen dapat mengetahui fasilitas ini dan dapat menggunakannya. Selain itu, fasilitas ini juga tidak memerlukan tempat atau display sehingga tidak menimbulkan biaya yang tinggi Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan Setelah blue ocean strategy dirumuskan dengan menggunakan kerangka kerja empat langkah, hasil strategi di atas kemudian dirangkum dengan skema yang disebut Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan (Eliminate-Reduce- Raise-Create). Berikut pada Gambar 8 di bawah ini disajikan skema tersebut. Menghapuskan (Eliminate) - Mengurangi (Reduce) Keberagaman Menu Meningkatkan (Raise) Keramahan dan Pelayanan Pramusaji Dekorasi Menciptakan (Create) Penyediaan hall atau auditorium untuk meeting dan wedding Paket menu untuk meeting dan wedding Promosi Penciptaan visualisasi cahaya Penyewaan stand untuk menyediakan appetizer Fasilitas pendukung Gambar 8. Skema Hapuskan-Kurangi-Tingkatkan-Ciptakan pada Restoran Gurih 7 86

17 7.3. Pengujian Ide Blue Ocean Strategy Tiga Kriteria Strategi yang Baik Blue ocean strategy yang telah dihasilkan dari kerangka kerja empat langkah dan skema hapuskan-kurangi-tingkatkan-ciptakan kemudian diujikan apakah strategi tersebut baik dan layak untuk diterapkan atau tidak. Pengujian ide strategi ini salah satunya adalah dengan memperhatikan kriteria yang dimiliki strategi tersebut. Menurut Kim dan Mauborgne (2005), dalam memformulasikan blue ocean strategy, terdapat tiga kriteria yang harus dipenuhi, yaitu fokus, divergensi atau gerak menjauh, dan moto utama. Strategi yang direkomendasikan pada Restoran Gurih 7 memiliki fokus untuk meningkatkan kegiatan pelayanan dan kegiatan pemasaran produk secara luas. Peningkatan pelayanan ini dilakukan melalui penawaran fasilitas tambahan, seperti ruang auditorium atau hall untuk kegiatan meeting, peralatan permainan sederhana untuk mengusir kejenuhan saat menunggu pesanan datang, konsep visualisasi cahaya melalui proyektor dengan memanfaatkan permukaan kolam sebagai layarnya, dan penyewaan stand untuk menyediakan appetizer yang lebih beragam kepada konsumen. Sedangkan, Restoran Gurih 7 dapat meningkatkan pemasarannya dengan menggunakan social network, sehingga informasi mengenai Restoran Gurih 7 dan Talas Roll dapat diketahui oleh masyarakat luas. Dengan adanya pemberian fokus kepada penciptaan faktor-faktor baru tersebut, perumusan strategi yang akan diterapkan oleh Restoran Gurih 7 menjadi tidak terpaku pada situasi yang sudah ada sehingga perumusan strategi tersebut memenuhi kriteria divergensi. Kurva nilai strategi Restoran Gurih 7 yang bergerak menjauh (divergensi) dari kurva nilai restoran tradisional Sunda lainnya merupakan salah satu ciri efektif sebuah strategi samudera biru yang diterapkan. Kriteria divergensi ini didapatkan dari pencarian dan pengamatan terhadap alternatif. Berdasarkan penerapan kerangka kerja empat langkah yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni dengan mengurangi, meningkatkan, dan menciptakan faktor-faktor yang belum pernah ditawarkan industri sebelumnya, maka profil strategi Restoran Gurih 7 menjadi lebih khas dan berbeda dengan profil umum industri restoran tradisional Sunda. 87

18 Kriteria lain yang harus dimiliki oleh strategi yang telah dirumuskan agar menjadi blue ocean strategy adalah moto yang kuat dan otentik. Moto yang bagus dengan penawaran produk dan jasa secara jujur akan menstimulasi kepercayaan dan minat konsumen terhadap produk atau jasa (Wadud 2010). Restoran Gurih 7 tidak hanya menawarkan produk berupa menu utama makanan khas Sunda, tetapi juga memasarkan produk pastry Talas Roll sebagai oleh-oleh khas Bogor. Moto yang digunakan untuk mengkomunikasikan kedua produk tersebut berbeda. Moto untuk menu utama makanan Sunda adalah Menikmati sajian makanan Sunda di atas kolam dengan ditemani suasana air terjun. Moto yang dibuat ini mencerminkan bahwa makanan Sunda yang ditawarkan Restoran Gurih 7 adalah produk makanan khas parahyangan yang dinikmati dengan suasana alami pedesaan, yaitu air terjun dan dekorasinya. Sedangkan, menu pastry Talas Roll memiliki moto, yaitu Talas Roll, Rajanya Bolu Bogor. Moto ini dibuat untuk mencerminkan produk Talas Roll sebagai oleh-oleh yang patut dicoba dan dibeli oleh masyarakat yang berkunjung ke Bogor. Berikut tiga kriteria samudera biru yang baik dijelaskan secara ringkas pada Tabel 14. Tabel 14. Tiga Kriteria pada Strategi Restoran Gurih 7 Fokus Pelayanan dan pemasaran produk secara luas Divergen Penciptaan faktor baru yang dapat membuat Restoran Gurih 7 menjauhi situasi persaingan Moto Restoran Gurih 7: Menikmati sajian makanan Sunda di atas kolam dengan ditemani suasana air terjun Menu Pastry: Talas Roll, Rajanya Bolu Bogor Rangkaian Strategi Samudera Biru Setelah strategi diuji dan dinyatakan memiliki tiga kriteria atau kualitas strategi yang baik, strategi yang akan direkomendasikan tersebut kemudian diujikan terhadap rangkaian strategi samudera biru. Rangkaian strategi samudera biru ini terdiri dari utilitas pembeli, harga, biaya, dan pengadopsian. Kombinasi dari utilitas istimewa, pemberian harga yang strategis, dan pembiayaan yang ditargetkanlah yang memungkinkan perusahaan mencapai inovasi nilai. Kemudian perumusan strategi samudera biru dikatakan selesai jika perusahaan bisa 88

19 menghadapi rintangan-rintangan pengadopsian sejak awal. Pada penelitian ini, strategi yang akan direkomendasikan kepada Restoran Gurih 7 diujikan juga terhadap rangkaian strategi tersebut. Berikut di bawah ini penjelasan mengenai rangkaian strategi Restoran Gurih Pengujian terhadap Utilitas Pembeli Ketika Restoran Gurih 7 menerapkan blue ocean strategy yang direkomendasikan, maka konsumen atau pelanggan akan mendapatkan utilitas istimewa sebagai berikut. 1) Konsumen akan memiliki kemudahan untuk mengadakan kegiatan meeting karena Restoran Gurih 7 menyediakan hall atau auditorium. Hall atau auditorium ini sebenarnya merupakan tempat untuk makan seperti di ruangan lain, namun pihak restoran dapat men-setting lay out tempat ini untuk dijadikan sebagai hall yang nyaman. Selain itu, Restoran Gurih 7 juga menyediakan berbagai paket menu pilihan untuk kegiatan meeting sehingga kegiatan meeting dapat berjalan lebih lancar. 2) Restoran Gurih 7 dapat menyediakan tempat untuk konsumen yang ingin mengadakan acara pernikahan dengan biaya sewa tempat yang tidak terlalu mahal seperti biaya gedung. Selain itu, Restoran Gurih 7 juga menyediakan paket catering bagi acara ini sehingga konsumen dapat meminimalisir biaya dan menghemat waktu. 3) Konsumen dapat memiliki informasi lebih banyak mengenai Restoran Gurih 7 dan produk pastry melalui social network. Media ini dimanfaatkan untuk memperkenalkan dan mempromosikan Restoran Gurih 7 kepada konsumen dan non-konsumen. Social network ini nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut oleh pihak Restoran Gurih 7 untuk mengadakan reservasi dan pemesanan secara online. Hal ini juga didukung dengan adanya fasilitas delivery yang dimiliki oleh Restoran Gurih 7. 4) Konsumen dapat menikmati suasana restoran yang bernuansa alami pedesaan, sejuk, nyaman, dan harmonis dengan adanya berbagai macam tanaman hias. Hal ini dapat menghilangkan kesan gersang di dalam area. Selain itu, konsumen dapat memiliki pemandangan alami berupa air terjun dan Gunung Salak dan tidak terganggu dengan pemandangan di luar dinding pembatas 89

20 restoran yang kurang indah dan rapih. Dengan adanya suasana tersebut, Restoran Gurih 7 dapat menimbulkan kesan kepada konsumen yang baru datang berkunjung ke Restoran Gurih 7, yaitu berada di taman. Keadaan seperti ini menjadikan Restoran Gurih 7 tidak hanya sebagai rumah makan, tetapi juga sebagai tempat untuk piknik ataupun tempat untuk menghasilkan inspirasi. 5) Konsumen akan diberikan beberapa fasilitas yang dapat digunakan untuk mengusir kejenuhan pada saat menunggu pesanan makanan mereka datang. Fasilitas tersebut berupa permainan sederhana, seperti monopoli, kartu, dan lain-lain. Selain itu, anak-anak juga diberikan fasilitas untuk pemberian makanan pada ikan-ikan di areal kolam Restoran Gurih 7. Selain permainan dan pemberian makanan ikan, Restoran Gurih 7 juga menyediakan berbagai macam appetizer untuk menghilangkan rasa lapar namun makanan ini tidak mengenyangkan perut, sehingga konsumen masih dapat menyantap menu utama. 6) Konsumen mendapatkan insentif pelayanan dari restoran dimana pada saat konsumen sudah melakukan pembelian dan selesai mengkonsumsi menu makanan. Pramusaji akan kembali menawarkan produk-produk lain yang dapat disantap namun berfungsi sebagai dessert. Produk-produk ini dapat disediakan dari menu-menu pastry Pengujian terhadap Harga Dalam hal ini, pengujian terhadap harga bukan harga berdasarkan biaya, namun dimulai dengan harga strategis. Penetapan harga strategis Restoran Gurih 7 dilakukan untuk paket-paket menu khusus dimana paket menu ini disediakan untuk kegiatan meeting. Hall atau auditorium yang digunakan untuk kegiatan ini tidak akan dikenakan biaya, namun Restoran Gurih 7 dapat meningkatkan margin penjualannya dengan menciptakan paket menu untuk kegiatan meeting. Paket menu ini dapat disediakan dengan prasmanan atau langsung disajikan dalam kotak-kotak makanan. Sedangkan, untuk penyewaan hall di dalam Restoran Gurih 7 sebagai tempat wedding party dan penyediaan catering dapat dikenakan harga yang berkisar sebesar Rp ,00 hingga Rp ,00. Penentuan harga ini berdasarkan jenis menu dan jumlah porsi yang dipesan. Harga ini 90

21 tentunya lebih rendah dibandingkan dengan biaya pernikahan pada umumnya yang dapat mencapai lebih dari Rp ,00. Sedangkan, penetapan harga untuk penyewaan stand di area Restoran Gurih 7 sebesar Rp ,00 dan hanya dipungut satu kali pada awal kerja sama, sedangkan untuk periode selanjutnya akan dilakukan sistem bagi hasil antara penyewa dengan Restoran Gurih 7. Dengan sistem ini, maka kedua belah pihak akan saling diuntungkan Pengujian terhadap Biaya Rekonstruksi batasan pasar dan penyusunan blue ocean strategy akan menimbulkan biaya. Biaya-biaya ini digunakan untuk peningkatan dekorasi dan biaya yang digunakan untuk menciptakan faktor-faktor baru, seperti hall atau auditorium, paket-paket menu khusus, kegiatan promosi, fasilitas pendukung, dan konsep visualisasi cahaya. Kegiatan peningkatan dan penciptaan faktor-faktor tersebut dapat dilakukan dengan biaya yang tidak tinggi namun dapat memberikan tambahan nilai bagi konsumen. Biaya ini juga diimbangi dengan adanya pengurangan terhadap keberagaman menu sehingga biaya penyediaan bahan baku dapat berkurang. Selain itu, biaya diimbangi dengan adanya penetapan harga untuk paket-paket menu meeting untuk acara pernikahan dan penyewaan stand. Biaya strategis akan dapat diimbangi oleh laba strategis yang diperoleh Restoran Gurih 7 melalui penyewaan stand, penyewaan hall, dan penetapan harga untuk paket-paket menu. Selain itu, Restoran Gurih 7 akan mendapatkan keuntungan dengan bertambahnya jumlah pengunjung yang diakibatkan adanya peningkatan dekorasi, penciptaan faktor promosi untuk menarik konsumen dan non-konsumen tingkat tiga, serta penciptaan faktor fasilitas pendukung dan faktor konsep visualisasi cahaya sebagai hiburan bagi konsumen Pengujian terhadap Pengadopsian Hambatan-hambatan yang mungkin muncul dalam penyusunan blue ocean strategy salah satunya berasal dari internal perusahaan. Struktur perusahaan saat ini masih sederhana dimana satu manajemen digunakan untuk mengelola dua unit usaha sekaligus, yaitu menu utama makanan Sunda dan menu pastry Talas Roll. Namun, kondisi tersebut masih dapat ditangani dengan struktur perusahaan yang dimiliki Restoran Gurih 7 sehingga tidak perlu mengubah struktur yang sudah 91

22 ada. Hal ini dikarenakan peningkatan dan penciptaan beberapa faktor masih dapat dilakukan oleh pihak manajemen dan karyawan Restoran Gurih 7. Penciptaan salah satu faktor, yaitu penyewaan stand, akan menciptakan dan melibatkan mitra-mitra Restoran Gurih 7 yang baru. Mitra-mitra tersebut merupakan unit bisnis UKM (Usaha Kecil dan Menengah) yang menawarkan produk-produk makanan ringan dan dapat berfungsi sebagai appetizer bagi konsumen yang melakukan pembelian menu utama makanan Sunda. Untuk menangani kemitraan ini, Restoran Gurih 7 perlu menyusun SOP yang jelas serta memberikan reward yang menguntungkan dan bermanfaat bagi mitra-mitra tersebut. Mitra bisnis lainnya yang perlu diperhatikan oleh Restoran Gurih 7 adalah supplier. Pengurangan terhadap keberagaman menu akan memberikan potensi pengurangan pesanan bahan baku kepada supplier. Namun, hal ini tidak menjadi hambatan karena pihak Restoran Gurih 7 dan supplier memiliki kerja sama yang baik dan loyalitas yang sama baiknya. Hal ini terlihat dari adanya tanggung jawab dari supplier yang mau mengganti bahan baku yang rusak dan tidak membebani Restoran Gurih 7 dengan biaya tambahan serta Restoran Gurih 7 yang selalu melakukan pembelian bahan baku kepada supplier tersebut. Berikut pada Gambar 9 disajikan grafis rangkaian blue ocean strategy yang telah diformulasikan. 92

23 Utilitas bagi Pembeli Kemudahan memiliki tempat yang nyaman untuk kegiatan meeting Dapat mengadakan acara wedding Konsumen memiliki informasi lebih banyak mengenai Restoran Gurih 7 dan produk pastry Konsumen mendapatkan suasana alami pedesaan yang sejuk, nyaman, dan kehijauan Konsumen tidak merasa jenuh pada saat menunggu Konsumen mendapatkan insentif pelayanan dari restoran Harga Menetapkan harga untuk paket-paket meeting dan wedding Penyesuaian harga untuk penyewaan stand bagi produk-produk makanan ringan di dalam Restoran Gurih 7 Biaya Biaya yang timbul akibat adanya peningkatan kinerja dan penciptaan faktor akan diimbangi oleh laba dari pengurangan kinerja tertentu dan penyesuaian harga penyewaan stand, serta penetapan harga untuk paket-paket meeting dan wedding. Pengadopsian Penyesuaian terhadap mitra-mitra Restoran Gurih 7 (mitra yang lama dan baru) Ide blue ocean strategy yang layak bagi Restoran Gurih 7 Gambar 9. Pengujian Ide Blue Ocean Strategy dengan Menggunakan Rangkaian Strategi Samudera Biru 93

24 7.4. Ilustrasi Kurva Nilai Masa Depan Restoran Tradisional Sunda Gurih 7 dalam Ide Blue Ocean Strategy pada Kanvas Strategi Kurva nilai lama Kurva nilai baru A B C D E F G H I J K Gambar 10. Ilustrasi Kurva Nilai Restoran Gurih 7 pada Kanvas Strategi Saat Ini dan Masa Depan Pada Gambar 10, dapat dilihat terdapat dua garis kurva nilai Restoran Gurih 7, yaitu kurva nilai lama dan kurva nilai baru. Kurva nilai lama Restoran Gurih 7 didapatkan berdasarkan hasil pemberian kuesioner kepada responden restoran tradisional Sunda. Penjelasan kurva nilai lama ini telah dibahas pada bab sebelumnya untuk mengidentifikasi situasi persaingan yang terjadi di dalam industri restoran tradisional Sunda yang berada di Kota Bogor. Sedangkan, kurva nilai baru Restoran Gurih 7 didapatkan melalui perekonstruksian batasan-batasan pasar industri restoran tradisional Sunda dan formulasi blue ocean strategy yang direkomendasikan kepda pihak pengelola Restoran Gurih 7. Berdasarkan Gambar 10, kurva nilai lama Restoran Gurih 7 hanya mencakup faktor A, B, C, D, E, dan F. Keenam faktor tersebut adalah faktor yang valid berdasarkan Uji Cochran untuk dijadikan sebagai faktor kompetisi industri restoran tradisional Sunda. Pada kurva nilai baru Restoran Gurih 7, faktor yang dipetakan adalah faktor A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, dan K. Kelima faktor yang tidak ada didalam kurva nilai lama Restoran Gurih 7 merupakan faktor-faktor baru yang diciptakan berdasarkan formulasi blue ocean strategy. Adanya faktor-faktor baru tersebut dapat membuat kurva nilai Restoran Gurih 7 menjadi berbeda dibandingkan kurva nilai restoran-restoran tradisional Sunda lainnya. Adapun pembandingan kurva nilai Restoran Gurih 7 yang baru dengan kurva nilai 94

25 Restoran Saung Kuring dan Restoran Warung Nasi Ampera dapat dilihat pada Gambar Gurih 7 Saung Kuring Ampera 0 A B C D E F G H I J K Keterangan : A = Faktor citarasa makanan dan minuman B = Faktor harga yang ditawarkan C = Faktor keramahan dan kesopanan pramusaji D = Faktor dekorasi ruangan yang khas Sunda dan menarik E = Faktor kenyamanan dan perasaan aman selama berada di restoran F = Faktor kebersihan dan kerapihan restoran G = Faktor paket menu+ruangan untuk meeting dan wedding H = Faktor penciptaan visualisasi cahaya I = Faktor penyewaan stand J = Faktor promosi K = Faktor dekorasi Gambar 11. Ilustrasi Kurva Nilai Restoran Gurih 7 Masa Depan terhadap Restoran Saung Kuring dan Restoran Ampera 95

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Penggambaran Situasi Industri Penggambaran situasi industri dilakukan dengan menggunakan alat analisis yaitu kanvas strategi dan kurva nilai.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat setiap tahunnya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penggambaran Situasi Industri Minuman Teh Siap Saji 6.1.1. Faktor-faktor Kompetisi Your tea merupakan bisnis minuman teh siap saji yang dijalankan dengan konsep dan sistem

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada Kebun Raya Bogor dengan pengelolanya adalah Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor (PKT-KRB), LIPI. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang terpenting setelah udara dan air, serta merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang harus segera terpenuhi untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT

VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT VII. FORMULASI BLUE OCEAN STRATEGY (BOS) PADA PRODUK DAFA YOGHURT 7.1. Formulasi Blue Ocean Strategy (BOS) Kim dan Mauborgne (2005) menyebutkan dalam bukunya, Blue Ocean Strategy, bahwa terdapat enam prinsip

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana

BAB III METODE PENELITIAN. kontekstual terhadap situasi yang mirip dalam organisasi lain, di mana BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Metode studi kasus meliputi analisis mendalam dan kontekstual terhadap

Lebih terperinci

IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 9.1. Hubungan Hasil Analisis Karateristik Umum dengan Kepuasan Secara Umum Variabel yang ingin diketahui hubungannya dengan variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Roemah Kopi adalah sebuah cafe yang menggunakan konsep etnik Indonesia sehingga memberikan nuansa yang berbeda dan ini bisa menjadi daya tarik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan bisnis yang semakin pesat, pemasaran merupakan faktor yang sangat penting dalam bidang dagang atau apapun untuk memperkuat usaha yang kita

Lebih terperinci

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, eraglobalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana

UKDW BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia bisnis retail saat ini mengalami persaingan yang sangat ketat, dimana semakin banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan atau pangan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar dan suatu kebutuhan primer manusia untuk mempertahankan hidupnya. Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Di masa kini ada berbagai macam bisnis yang bisa menjadi peluang usaha salah satunya adalah cafe and resto.saat ini sudah banyak produsen cafe and resto yang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Analisis Deskriptif Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk

BAB I PENDAHULUAN. menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha yang semakin maju dan pesat saat ini adalah bidang industri kuliner. Banyak sekali bermunculan produk barang dan jasa yang menawarkan berbagai kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota dengan berbagai predikat, banyak julukan yang dimiliki kota ini, kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, kota pariwisata dan daerah

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI

VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI VI. KARAKTERISTIK RESPONDEN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI Pengunjung restoran yang mengkonsumsi menu makanan dan minuman di Restoran Khaspapi memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbedabeda. Latar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN KONSUMEN 5.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan Pia Apple Pie didirikan pada tanggal 28 September 1999 oleh tiga orang wanita yang telah lama bersahabat yaitu Dr. Baby

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dengan pengolahan data yang dibuat dari semua penelitian yang dilakukan, maka jawaban dari perumusan masalah yang dibuat pada bab 1 dapat terjawab. Berkut adalah

Lebih terperinci

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR

VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR VII. DIMENSI KUALITAS PRODUK DAN KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN KHASPAPI BOGOR Kepuasan konsumen dapat dilihat secara tidak langsung melalui penilaian mereka terhadap atribut-atribut atau indicator-indikator

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan karena selain sebagai sumber penerimaan daerah kota Bogor serta pengembangan dan pelestarian seni

Lebih terperinci

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM.

Kewirausahaan II. Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran. Rizal, S.ST., MM. Kewirausahaan II Modul ke: Menjalankan Usaha ( Bagian 4 ) Disain / Renovasi / Eksterior / Interior Studi Kasus : Restoran Fakultas EKONOMI Program Studi Manajemen http://www.mercubuana.ac.id Rizal, S.ST.,

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Responden pada penelitian ini merupakan konsumen dari

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM

BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI. menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI Setelah melakukan penelitian, analisis dan pembahasan maka peneliti dapat menyajikan simpulan dan implikasi atas permasalahan mengenai kesadaran UKM kuliner rumah makan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia selain kebutuhan sandang dan papan. Pengusaha dapat melihat hal ini sebagai prospek bisnis. Jumlah populasi manusia

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih gerai pizza

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga. keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk memberikan kepuasan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa perlu menjaga kepuasaan pelanggan untuk memaksimalkan laba dan menjaga keberlangsungan perusahaanya. Hal ini juga untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh

I. PENDAHULUAN. rangka teoritis untuk menjelaskan kepuasan pelanggan. pelanggan memang berkaitan dengan penilaian kualitas jasa yang dirasakan oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Sejalan dengan itu berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun rangka teoritis untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Restoran Restoran adalah bangunan yang menetap dengan segala peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan (pengolahan) dan penjualan (penyajian) makanan dan minuman bagi

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

Persiapan yang wajib diperhatikan para calon pengusaha warung kopi :

Persiapan yang wajib diperhatikan para calon pengusaha warung kopi : Warung Kopi, Bisnis Sampingan Yang Tak Pernah Sepi Mengisi waktu luang sembari menikmati secangkir kopi bersama keluarga atau teman memang sangat menyenangkan. Siapa sangka, kebiasaan ini ternyata juga

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Formulasi Strategi Kata strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos. Strategos terbentuk dari kata stratos yang berarti militer dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Rumah Makan Pondok Bambu Tirza III awalnya merupakan salah satu cabang dari Rumah Makan Pondok Bambu Tirza I. Rumah Makan Pondok Bambu Tirza I pertama

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil pengolahan data dan analisis maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen: - Penyajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan bervariasi saat ini sudah semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di negara ini yang tidak di imbangi dengan bertambahnya jumlah lapangan kerja menyebabkan meningkatnya pengangguran. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gumati Café merupakan salah satu café di Kota Bogor yang hadir dengan nuansa alam pegunungan yang dipadukan dengan unsur budaya Jawa, Sunda dan Bali.

Lebih terperinci

pilihan produsen - produsen loenpia baru yang berada di Kota Semarang karena kualitas rasa loenpianya memiliki perbedaan tersendiri. 4.2 Gambaran Umum

pilihan produsen - produsen loenpia baru yang berada di Kota Semarang karena kualitas rasa loenpianya memiliki perbedaan tersendiri. 4.2 Gambaran Umum BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Loenpia Mataram 481 4.1.1 Sejarah Loenpia Mataram 481 Sejarah berdirinya Loenpia Mataram 481 ini bermula ketika itu pemilik melihat bahwa makanan khas Kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang tinggi diluar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. yang tinggi diluar rumah dengan gaya hidup yang cenderung dinamis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pola hidup masyarakat akan kebutuhan terhadap suatu produk seperti halnya makanan menjadi sangat kompleks. Keinginan masyarakat tidak hanya pada substansi makanan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko

BAB V. Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah. dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan analisis yang telah dikemukakan pada bab bab terdahulu mengenai hubungan rancangan suasana toko yang dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian tentang kepuasan telah banyak dilakukan sebelumnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Nanang (2010) penelitian tentang Analisis Hubungan kepuasan

Lebih terperinci

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS STRATEGI BISNIS KELUARGA PADA KEDAI KOPI MASSA KOK TONG DI PEMATANGSIANTAR DALAM MENINGKATKAN LOYALITAS PELANGGAN 1. Daftar pertanyaan untuk informan kunci (pemilik)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di luar, dan jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini melibatkan industri di bidang makanan dipicu oleh perubahan pola makan masyarakat kota yang gemar makan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) 2.1.1. Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy) Strategi samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) ditandai oleh ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar di Jawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan bisnis kuliner semakin berkembang dari waktu ke waktu, hal ini dapat dilihat dari banyaknya ragam bisnis restoran yang mulai bermunculan yang tersebar

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Biaya Pengeluaran Rata-rata Per Hari Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan di Jawa Barat Tahun 2006 dan 2008 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia mengalami banyak proses modernisasi yang terjadi pada berbagai aspek kehidupan, antara lain pada aspek sosial, budaya, teknologi, dan ekonomi. Aspek sosial,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SURVEI TINGKAT KEPENTINANGAN DAN KINERJA WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR

KUESIONER PENELITIAN SURVEI TINGKAT KEPENTINANGAN DAN KINERJA WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR KUESIONER PENELITIAN SURVEI TINGKAT KEPENTINANGAN DAN KINERJA WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR SELAMAT DATANG DI WARUNG BAKSO KOTA CAKMAN BOGOR Saya Herry S.E.Hasugian (H34066058) mahasiswa tingkat akhir

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Konsumen HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Konsumen Karakteristik konsumen RM Wong Solo yang diamati dalam penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penerimaan per bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak

BAB I PENDAHULUAN. wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Bandung sebagai kota tujuan wisata yang tidak hanya menyediakan wisata alam, wisata fashion, namun juga wisata kuliner semakin menarik banyak wisatawan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minat untuk mengunjungi suatu tempat didasari dari rencana konsumen untuk melakukan pembelian atas produk ataupun jasa tertentu. Minat konsumen untuk berkunjung ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pernikahan adalah upacara pengikatan janji nikah yang dirayakan atau dilaksanakan oleh dua orang dengan maksud meresmikan ikatan perkawinan secara norma agama, norma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bisnis untuk bisa tetap eksis di bidang usahanya. Secara umum tujuan dari pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini ketatnya persaingan pasar dan tingginya pertumbuhan jumlah bisnis di Indonesia setiap tahun tentu menuntut para pelaku bisnis

Lebih terperinci

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VII DIMENSI KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN, DAN LOYALITAS RESPONDEN TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Kepuasan dan loyalitas pengunjung dapat diketahui secara tidak langsung melalui penilaian mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh suatu perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor yang dipentingkan konsumen dalam memilih suatu restoran, yakni:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap hari penduduk yang terdiri dari laki-laki dan perempuan, usia anak sampai dengan usia lanjut memerlukan pangan, sandang, dan papan. Disamping kebutuhan, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tanda bahwa bisnis kuliner berkembang pesat. Bisnis kuliner melalui subindustri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha kuliner seperti membuat dan menjual masakan serta makanan sedang tumbuh dan berkembang di Indonesia. Beraneka ragam makanan yang unik, kehadiran wisata kuliner,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yaitu sebagai berikut : 1. Restoran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan jaman saat ini, persaingan pun semakin ketat dalam proses penawaran serta penyajian dari makanan dan minuman. Dari perkembangan jaman inilah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little Wings adalah sebuah book cafe yang menggunakan konsep klasik kolonial sehingga memberikan nuansa girly seperti rumah Barbie. Cafe unik ini ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia telah dan akan semakin kompleks. Kebutuhan manusia yang mendasar atau disebut dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan zaman saat ini, terjadi peningkatan yang signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan perkembangan zaman saat ini, terjadi peningkatan yang signifikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan zaman saat ini, terjadi peningkatan yang signifikan dalam bisnis kuliner di Indonesia. Hal ini dapat ditunjukkan dengan banyaknya tayangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 4.1 Aktivitas Yang Dilakukan Oleh Rumah Makan Spesial Sambal (SS) Rumah makan spesial sambal telah melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pelayanan agar tercapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat krisis ekonomi berlangsung di Indonesia, UKM merupakan sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara berkembang maupun negara maju. Pada saat krisis ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan usaha pada era globalisasi saat ini banyak diminati dan dikembangkan oleh para pebisnis. Semakin cepat berkembangnya ide-ide dan inovasi yang beraneka

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini menganalisis tentang preferensi konsumen terhadap paket wisata Kusuma Agrowisata. Kerangka pemikiran teoritis disusun berdasarkan penelusuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. MALL BAKERY & CAFE DI SURAKARTA SEBAGAI WADAH PENDIDIKAN,PENJUALAN DAN REKREASI, dapat diartikan sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. MALL BAKERY & CAFE DI SURAKARTA SEBAGAI WADAH PENDIDIKAN,PENJUALAN DAN REKREASI, dapat diartikan sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. PENGERTIAN JUDUL MALL BAKERY & CAFE DI SURAKARTA SEBAGAI WADAH PENDIDIKAN,PENJUALAN DAN REKREASI, dapat diartikan sebagai berikut : a. MALL: pusat perbelanjaan, yang memiliki bentuk

Lebih terperinci

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN

VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN VIII ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN 8.1 Implikasi Alternatif Bauran Pemasaran Hasil dari analisis kepuasan dan loyalitas konsumen berimplikasi terhadap strategi bauran

Lebih terperinci

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN

VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN VI PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN Keputusan konsumen menurut Engel, dkk (1995) tidak muncul begitu saja melainkan melalui suatu proses yang terdiri dari lima tahapan, yaitu (1) pengenalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang makanan dan minuman cepat saji. Pertumbuhan bisnis makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibidang makanan dan minuman cepat saji. Pertumbuhan bisnis makanan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri saat ini semakin meningkat dengan sangat pesat. Hal tersebut terjadi pada segala bidang bisnis atau berbagai jenis usaha, seperti bisnis

Lebih terperinci

KUESIONER AWAL L1-1. Tingkat Kepentingan Penting Tidak Penting

KUESIONER AWAL L1-1. Tingkat Kepentingan Penting Tidak Penting L1-1 KUESIONER AWAL Para Responden Yang Terhormat, Saya selaku mahasiswa Bandung, bermaksud menyebarkan kuesioner untuk memperoleh data dalam pembuatan Tugas Akhir. Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri jasa sangatlah pesat di negara-negara maju begitu pula, perkembangan dan peranan industri jasa yang semakin pesat, didorong oleh kemajuan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas pasar produk

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS WARUNG MAKAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS WARUNG MAKAN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS WARUNG MAKAN Nama :RESKY ARUNG DEMBONG NIM :11.12.5635 Kelas :S1.SI.04 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA PENDAHULUAN Latar belakang Berbicara mengenai kesuksesan tentunya setiap pelaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pariwisata atau tourism secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan. Sedangkan menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah Perusahaan Rumah makan Uji Nyali atau yang biasa disebut dengan UjiNyali Cafe yang terletak di Jalan Guntur No. 21 Bandung adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di Indonesia sudah semakin berkembang. Perkembangan bisnis tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bisnis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas yang dikerjakan oleh perusahaan untuk mencari keuntungan atau nilai tambah. Saat ini perkembangan bisnis di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan usaha dalam menciptakan produk di Indonesia yang dilakukan para pelaku produsen baik itu berupa barang dan jasa membuat sejumlah persaingan semakin ketat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia mempunyai cakupan yang sangat luas, mulai dari tempat wisata

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia mempunyai cakupan yang sangat luas, mulai dari tempat wisata BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata di Indonesia mempunyai cakupan yang sangat luas, mulai dari tempat wisata yang menyajikan keindahan alam hingga wisata kulinernya yang dapat memanjakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bisnis usaha kuliner di Indonesia semakin hari semakin diminati dengan melihat semakin banyaknya masyarakat yang gemar memburu beberapa aneka menu makanan baik makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan dengan potensi sumber daya yang jenis maupun jumlahnya cukup besar, kegiatan perikanan mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian Sejarah Resto Rumah Soto Padang Gambar 1. 1 Logo Resto Rumah Soto Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek penelitian 1.1.1 Sejarah Resto Rumah Soto Padang Resto Rumah Soto Padang merupakan sebuah restoran dengan menu khas soto yang berdiri pada 20 November 2013 di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sengit. Hal tersebut mengakibatkan para produsen berlombalomba BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi telah menimbulkan persaingan yang ketat untuk produk dan jasa yang dihasilkan oleh setiap perusahaan. Agar sebuah perusahaan mampu terus eksis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2%

BAB I PENDAHULUAN ,68% ,61% ,89% ,8% ,2% BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin majunya perkembangan zaman dan teknologi, gaya hidup masyarakat sekarang mulai berangsur angsur berubah mengikuti perubahan zaman. Banyaknya tempat

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Hal ini berdasarkan pada pengakuan berbagai organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri makanan dan minuman atau restoran merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Karena pada dasarnya orang makan untuk dapat bertahan hidup sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 LATAR BELAKANG

BAB 1 LATAR BELAKANG BAB 1 LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Pemilihan Usaha Semakin bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan peningkatan kebutuhan akan konsumsi makanan yang harus di sediakan, makanan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB II PROMOSI RUMAH MAKAN DAPUR KERATON Sejarah Rumah Makan Dapur Keraton

BAB II PROMOSI RUMAH MAKAN DAPUR KERATON Sejarah Rumah Makan Dapur Keraton BAB II PROMOSI RUMAH MAKAN DAPUR KERATON 2.I Tinjauan Umum. 2.1.1 Sejarah Rumah Makan Dapur Keraton Awal mula berdirinya rumah makan Dapur Keraton adalah sebuah ide yang keluar dari benak Bapak Jutomo

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. cukup terjangkau yaitu Rp ,- sampai dengan Rp ,-. Dengan

BAB V PENUTUP. cukup terjangkau yaitu Rp ,- sampai dengan Rp ,-. Dengan BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis penelitian yang telah dijabarkan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Guest House Anggrek berada dalam bidang penginapan yang sebenarnya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kopi merupakan minuman yang di kenal memiliki rasa dan aroma yang khas. Kenikmatannya saat ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup sekaligus penghubung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 Suasana Little White Cafe BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Little White Cafe yang berlokasi di Jl. Lodaya No. 11A Bandung adalah rumah tinggal yang beralih fungsi menjadi cafe sejak 2011 didirikan oleh Bapak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG

BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG BISNIS CAMILAN JAGUNG, RENYAH DAN BANJIR UNTUNG Menjadi salah satu tanaman pangan dunia, jagung yang memiliki nama biologi Zea Mays ini sekarang tak hanya dijadikan sebagai sumber karbohidrat bagi sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan protein bagi tubuhnya, sehingga Rumah Makan dapat didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan protein bagi tubuhnya, sehingga Rumah Makan dapat didefinisikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Makan menurut Istilah terbagi menjadi dua kata, yaitu Rumah, yang berarti tempat tinggal ataupun berteduh, dan juga Makan yang artinya suatu kegiatan seseorang

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT TERHADAP STRATEGI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN ZAM-ZAM DAN RUMAH MAKAN PERMATA

ANALISIS SWOT TERHADAP STRATEGI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN ZAM-ZAM DAN RUMAH MAKAN PERMATA LAMPIRAN ANALISIS SWOT TERHADAP STRATEGI PEMASARAN PADA RUMAH MAKAN ZAM-ZAM DAN RUMAH MAKAN PERMATA DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN Responden Tema Pertanyaan Daftar Pertanyaan Pemilik / Manajemen Rumah Makan

Lebih terperinci