ROADMAP DIREKTORAT BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR

Transkripsi

1 ROADMAP DIREKTORAT BINA INVESTASI Disampaikan oleh : Ir. Dudi Suryobintoro, MM DIREKTUR BINA INVESTASI DITJEN BINA KONSTRUKSI KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM & PERUMAHAN RAKYAT 1

2 LINGKUP BAHASAN 1 LATAR BELAKANG 2 ROAD MAP PEMBINAAN INVESTASI RENCANA STRATEGIS JANGKA MENENGAH 3 PEMBINAAN INVESTASI S U 4 REALISASITARGET OUTCOME DIREKTORATJENDERAL BINA KONSTRUKSI 2

3 LATAR BELAKANG 3

4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI Tugas Pokok melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan investasi infrastruktur. Fungsi penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembinaan pola investasi dan pembiayaan infrastruktur, penyelenggaraan investasi infrastruktur, penyelesaian permasalahan dan pengembangan mitigasi risiko investasi infrastruktur, serta pembinaan pasar infrastruktur; pelaksanaan, pengembangan, sinkronisasi dan koordinasi kebijakan dan strategi di bidang pembinaan pola investasi dan pembiayaan infrastruktur, penyelenggaraan investasi infrastruktur, serta pembinaan pasar infrastruktur; pelaksanaan koordinasi, advokasi, dan fasilitasi di bidang penyelesaian permasalahan dan pengembangan mitigasi risiko investasi infrastruktur; penyiapan bahan penyusunannorma, standar,prosedur dan kriteria penyelenggaraan investasi infrastruktur; pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan pola investasi dan pembiayaan infrastruktur, penyelenggaraan investasi infrastruktur, penyelesaian permasalahan dan pengembangan mitigasi risiko investasi infrastruktur, serta pembinaan pasar infrastruktur; pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang penyelenggaraan investasi infrastruktur dan pembinaan pasar infrastruktur; pelaksanaan fasilitasi pembinaan pengusahaan BUMN Perum di Kementerian; dan pelaksanaanurusantata usaha Direktorat.

5 VISI DAN MISI DIREKTORAT BINA INVESTASI VISI Menjadi regulator & katalisator terpercaya bagi keberhasilan KPBU dalam penyediaan infrastruktur MISI Mewujudkan Kredibilitas Kebijakan Pengaturan (NSPK) Bagi Penyelenggaraan Pengusahaan Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Meningkatkan Kapasitas Nasional Dalam Menyelenggarakan Pengusahaan Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat, Memperbaiki Secara Menerus (Continuing i Improvement) Tata Kelola Penyelenggaraan Pengusahaan Infrastruktur Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. 5

6 STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT BINA INVESTASI DIREKTORAT BINA INVESTASI SUBBAG TU SUBDIT PENYIAPAN KEBIJAKAN INVESTASI SUBDIT SINKRONISASI DAN EVALUASI SUBDIT FASILITASI DAN MITIGASI RISIKO INVESTASI SUBDIT PASAR SEKSI POLA INVESTASI SEKSI SINKRONISASI SEKSI FASILITASI INVESTASI SEKSI PASAR NASIONAL SEKSI POLA PEMBIAYAAN Penyiapan kebijakan dan strategi Pembinaan pola investasi dan pembiayaan infrastruktur SEKSI PEMANTAUAN DAN EVALUASI Penyusunan NSPK investasi infrastruktur Pemantauan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan investasi infrastruktur SEKSI MITIGASI RISIKO Fasilitasi pengusahaan infrastruktur Fasilitasi BUMN Perum Pembinaan mitigasi risiko investasi infrastruktur SEKSI PASAR INTERNASIONAL Perumusan kebijakan dan NSPK pasar infrastruktur Pemantauan dan evaluasi pasar infrastruktur 6

7 STRATEGI/KEBIJAKAN PEMENUHAN TARGET RENSTRA TAHUN Profiling dan perluasan Kji Kajian rumusan akses pasar konstruksi kebijakan (rule of (fine tuning) thumb) Profiling pasar nasional dan internasional i Fasilitasi liberalisasi Rencana program Kebijakan pola investasi/pola pembiayaan Fasilitasi dan Mitigasi Risiko (debottlenecking) Fasilitasi BUMN Perum Pendampingan penyelesaian sengketa Mitigasi risiko Penyusunan NSPK (rule of the game) Naskah akademis Sinkronisasi/harmonisasi Legalisasi

8 ARAH PEMBINAAN DIREKTORAT BINA INVESTASI 1 Mewujudkan Kenyamanan Lingkungan KPBU semakin Tinggii 2 Mewujudkan Nilai Investasi Infrastruktur semakin Besar 3 Mewujudkan Nilai i Ekspor Konstruksi Indonesia Semakin Besar 8

9 ISU STRATEGIS BINA INVESTASI Building Internal Capacity Empowering Stakeholders Establishing Good Corporate Governance Creating Competitive & Attractive Sector Innovating Infrastructure Finance Maturing Infrastructure Markets Sustaining and Expanding Infrastructure Markets Facilitating Construction Export 9

10 ROAD MAP PEMBINAAN INVESTASI 10

11 ISU STRATEGIS VS ROAD MAP BINA INVESTASI 11

12 MODEL ROADMAP BINA INVESTASI DETERMINASI PERKUATAN REGULASI & KAPASITAS NASIONAL UNTUK KPBU INVESTASI INOVASI PEMUTAKHIRAN REGULASI DAN KAPASITAS NASIONAL UNTUK KPBU INVESTASI EKSPANSI PERLUASAN REGULASI DAN TATA KELOLA KPBU UNTUK INVESTASI SOPHISTIFIKASI PENGAYAAN REGULASI DAN TATA KELOLA KPBU UNTUK INVESTASI TUJUA AN MENINGKATKAN KONDUSIFITAS LINGKUNGAN PENGUSAHAAN DAN EKSPOR KONSTRUKSI INDONESIA 12

13 PROGRAM ROADMAP BINA INVESTASI IFIKASI SOPHISTI EK KSPANSI 1. ADVANCING NATIONAL CAPACITY FOR INFRASTRUCTURE INVESTMENT 2. MAINTAINING GOOD INVESTMENT GOVERNANCE 3. ADVANCING RULE OF LAW IN INFRASTRUCTURE INVESTMENT 4. FACILITATING INFRASTRUCTURE INVESTMENT IMPLEMENTATION 5. SUSTAINING INFRASTRUCTURE INVESTMENT PERFORMANCE EVALUATION 1. MAINTAINING INVESTMENT CLIMATE FOR INFRASTRUCTURE PROCUREMENT, 2. RENEWING INFRASTRUCTURE INVESTMENT LAW AND REGULATION, 3. MAINTAINING HIGH STANDARD OF INFRASTRUCTURE INVESTMENT POLICY, 4. MATURING ALL BUSINESS PROCESS OF INFRASTRUCTURE INVESMENT, 5. CONTINOUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT OF ALL STAKEHOLDERS PERLUASAN REGULASI DAN TATA KELOLA KPBU PENINGKATAN KAPITALISASI INVESTASI PENGAYAAN REGULASI DAN TATAKELOLA KPBU 1. PENINGKATAN KUALITAS REGULASI DAN TATA KELOLA KPBU INVESTASI, 2. PENINGKATAN AKUNTABILITAS IMPLEMENTASI PENYELENGGARAAN INVESTASI, 3. PENINGKATAN IKLIM INVESTASI 4. PENINGKATAN KAPASITAS STAKEHOLDER DALAM PENYELENGGARAAN INVESTASI 5. PENINGKATAN INOVASI INASI DETERM 1. BUILDING INTERNAL CAPACITY, 2. EMPOWERING STAKEHOLDERS, PEMUTAKHIRAN REGULASI 3. ESTABLISHING GOOD INVESTMENT GOVERNANCE DAN KAPASITAS NASIONAL 4. CREATING ATTRACTIVE INVESTMENT FOR SECTOR DALAM KPBU 5. INNOVATING INFRASTRUCTURE FINANCE 6. MATURING INFRASTRUCTURE MARKET PERKUATAN REGULASI DAN 7. SUSTAINING AND EXPANDING MARKETS KAPASITAS NASIONAL DALAM KPBU 8. FACILITATING CONSTRUCTION EXPORT >

14 INDIKATOR KINERJA UTAMA BINA INVESTASI SOPHISTIFIKA ASI EKSPA ANSI INDEK IKLIM INVESTASI (RANK) INDEK TCE INVESTASI (%) INDEK KAPITALISASI INVESTASI (%) INDEK KAPASITAS NASIONAL (%) INDEK EKSPOR KONSTRUKSI (15%) INDEK IKLIM INVESTASI (RANK) INDEK TCE INVESTASI (%) INDEK KITALISASI INVESTASI (%) INDEK KAPASITAS NASIONAL (%) INDEK EKSPOR KONSTRUKSI (%) PERLUASAN REGULASI, TATA KELOLA DAN KAPASITAS NASIONAL INVESTASI PENINGKATAN KAPITALISASI PENGAYAAN REGULASI, INVESTASI TATAKELOLA DAN KAPASITAS NASIONAL INVESTASI INDEK IKLIM INVESTASI (RANK) INDEK TCE INVESTASI (%) INDEK KAPITALISASI INVESTASI (%) INDEK KAPASITAS NASIONAL (%) INDEK EKSPOR KONSTRUKSI (%) NOVASI SI IN DETERMINAS PEMUTAKHIRAN REGULASI, TATA KELOLA DAN KAPASITAS NASIONAL INDEK IKLIM INVESTASI (RANK) INVESTASI INDEK TCE INVESTASI (%) INDEK KAPITALISASI INVESTASI (%) PERKUATAN REGULASI, TATA INDEK KAPASITAS NASIONAL (%) KELOLA DAN, KAPASITAS INDEK EKSPOR KONSTRUKSI (%) NASIONAL INVESTASI >

15 RENCANA STRATEGIS JANGKA MENENGAH PEMBINAAN INVESTASI 15

16 POSISI SUBDIT DBII DALAM PENGUSAHAAN 16

17 ROAD MAP DAN PROGRAM STRATEGIS DBII 17

18 REALISASI TARGET OUTCOME DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 18

19 REALISASI TARGET PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 2015 No Sasaran Program Ditjen. Bina Konstruksi (Renstra Ditjen. Bina Konstruksi) Meningkatnya Kapitalisasi Konstruksi Oleh Investor Meningkatnya Persentase BUJK yang berkualifikasi besar Indikator Program Baseline 2014 Realisasi 2015 Target 2015 % Realisasi Renstra PK DJBK 2015 DJBK Peningkatan Rasio Kapitalisasi Konstruksi Oleh Investor Nasional 3%* 1,5%** 10,17% a. Peningkatan Total Nilai Konstruksi yang Th Th diselesaikan ( ) = 50% 509 Triliun 574 Triliun 10% 8% 12.77% b. Peningkatan Kinerja Pengusahaan BUMN Th Th Perum Bidang PUPR ( ) = 20% 2.225,71 M 2.394,28 M 1. Perum Jasa Tirta I 319,98 M 358,59 M *** **** 7,57 % 2. Perum Jasa Tirta II 567,24 M 664,15 M 3. Perumnas 1.338,49 M 1.371,54 Persentase Kenaikan BUJK menjadi berkualifikasi besar a. Peningkatan Jumlah BUJK berkualifikasi B2 139 BUJK 184 BUJK 18% 9% 32,37% Sumber BPS, Subdit. Statistik Konstruksi Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, Perumnas Dit. Bina Kelembagaan dan Sumber Daya Jasa Konstruksi Meningkatnya Tertib 3. Penyelenggaraan Konstruksi Persentase kenaikan tingkat tertib penyelenggaraan konstruksi a. Peningkatan tertib sistem penyelenggaraan 110 Proyek melalui penetapan lelang b. Peningkatan tertib administrasi kontrak 129 Proyek melalui kesesuaian kontrak dengan 49 Proyek peraturan c. Peningkatan tertib konstruksi berkelanjutan melalui tersedianya 34 Proyek dokumen RK3K 89 Proyek d. Peningkatan tertib manajemen mutu melalui tersedianya dokumen RMP dan 34 Proyek RMK 8,00% 4% 4,13% Dit. Bina Penyelenggaraan Jasa Konstruksi Total 218 Proyek 227 Proyek Dit. Bina Kompetensi dan Persentase kenaikan SDM penyedia Jasa Konstruksi yang kompeten Produktivitas konstruksi Meningkatnya SDM penyedia Jasa a. Peningkatan jumlah tenaga ahli dan Balai Balai di Lingkungan 4. Konstruksi yang kompeten bersertifikat % 1% 280% 2,80% Direktorat Jenderal b. Peningkatan jumlah tenaga terampil Bina Konstruksi bersertifikat Meningkatnya Utilitas Produk Unggulan Persentase kenaikan tingkat utilitas produk unggulan a. Peningkatan jumlah kapasitas produksi 3% 1,05% 0,63% perusahaan beton pracetak 24 juta m 3 25 juta m 3 b. Peningkatan jumlah nilai konstruksi total ekspor jasa konstruksi oleh BUJK Nasional Th ,92 T AP3I 3 T 1,5 T 2,92 T Dit. Bina Investasi Infrastruktur * Diusulkan untuk diubah menjadi 7% dalam Renstra DJBK ** Diusulkan untuk diubah menjadi 4% dalam Penetapan Kinerja DJBK *** Diusulkan untuk diubah menjadi 4% dalam Renstra DJBK **** Diusulkan untuk diubah menjadi 2% dalam Penetapan Kinerja DJBK 19

20 REALISASI TARGET PERJANJIAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI 2015 Sasaran Program Dir. Bina Investasi Infrastruktur No. (Renstra Dir. Bina Investasi Infrastruktur) 1. Meningkatnya Kapitalisasi Konstruksi Oleh Investor Indikator Program Baseline Realisasi Target 2015 Renstra PK DJBK DJBK % Realisasi 2015 Peningkatan Rasio Kapitalisasi Konstruksi Oleh Investor Nasional 3% * 1,5%** 10,17 % a. Peningkatan Total Nilai Konstruksi yang Th Th diselesaikan ( ) = 50% 509 Triliun 574 Triliun 10% 8% 12,77% b. Peningkatan Kinerja Pengusahaan BUMN Perum Bidang PUPR ( ) = 20% 1. Perum Jasa Tirta I 2. Perum Jasa Tirta II 3. Perumnas 5. Meningkatnya Utilitas Produk Persentase kenaikan tingkat utilitas produk unggulan Unggulan b. Peningkatan jumlah nilai konstruksi total ekspor jasa konstruksi oleh BUJK Nasional ( ) = 10 T Th Th ,71 M 2.394,28 M 319,98 M 358,59 M 567,24 M 664,15 M 1.338,49 M 1.371,54 M Th ,92 T *** **** 7,57% Sumber BPS, Subdit. Statistik Konstruksi Perum Jasa Tirta I, Perum Jasa Tirta II, Perumnas 3 T 1,5 T 2,92T Dit. Bina Investasi Infrastruktur * Diusulkan untuk diubah menjadi 7% dalam Renstra DJBK ** Diusulkan untuk diubah menjadi 4% dalam Penetapan Kinerja DJBK *** Diusulkan untuk diubah menjadi 4% dalam Renstra DJBK **** Diusulkan untuk diubah menjadi 2% dalam Penetapan Kinerja DJBK 20

21 Dalam rapat yang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2016 di Hotel Sempur Park, Bogor, Direktur Kerjasama Bilateral, Kementerian Perdagangan RI menyampaikan rencana re aktivasi kerangka kerjasama bilateral Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA). Kerangka kerjasama ASEAN ANZ FTA dipertimbangkan untuk menjadi acuan dalam penyusunan kerangka kerjasama bilateral Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA).

22 Indonesia telah memberikan komitmen untuk sektor jasa konstruksi (CPC 51) dan sektor professional business (CPC 867) dalam ASEAN ANZ FTA. Adapun lingkup dari sektor jasa konstruksi (CPC 51) adalah sebagai berikut : 1. Construction Work for Building (CPC 512) 2. Construction Work for Civil Engineering (CPC 513) 3. Assembly and Erection of Prefabricated Construction (CPC 514) 4. Installation Work (CPC 516) 5. Building Completion and Finishing Work (CPC 517) 6. Pre erection Work at Construction Site (CPC 511) 7. Special Trade Construction Work (CPC 515) 8. Renting Services Related Equipment for Construction or Demolition of Building or Civil Engineering Works with Operator (CPC 518) Sementara lingkup dari sektor professional business (CPC 867) adalah sebagai berikut : 1. Architectural Services (CPC 8671) 2. Engineering Services (CPC 8672 except and 86725) 3. Integrated Engineering Services (CPC 8673) 4. Urban Planning and Landscape Architectural Services (CPC 8674)

23 INDONESIA SCHEDULE OF SPECIFIC SERVICES COMMITMENTS (Agreement Establishing the ASEAN Australia-New Zealand Free Trade Area) Modes of supply: 1) Cross Border Supply 2) Consumption Abroad 3) Commercial Presence Limitations on National Additional Sector or Sub sector Limitations on Market Access Treatment Commitments I. HORIZONTAL COMMITMENTS ALL SECTORS INCLUDED IN THIS SCHEDULE 3) Commercial Presence of the foreign service provider(s) may be in the form of joint venture and/or representative office, unless mentioned otherwise. Joint venture should meet the following requirements: (i) () should be in the form of Limited Liability Enterprise (Perseroan Terbatas/PT) (ii) not more than 49% of the capital share of the Limited Liability Enterprise (Perseroan Terbatas/PT), may be owned by foreign partner(s). 3) Land Acquisition Undang Undang Pokok Agraria (Land Law) No. 5 of 1960 stipulates that no foreigners (juridical and natural persons) are allowed to own land. However, a joint venture enterprise could hold the right for land use (Hak Guna Usaha) h) and building rights (Hak Guna Bangunan), and they may rent/lease land and property. p Any juridical and natural persons should meet professional qualification requirements.

24 Sector or Sub sector Limitations on Market Access Limitations on National Treatment II. SECTOR SPECIFIC COMMITMENTS CONSTRUCTION AND RELATED ENGINEERING SERVICES Additional Commitments A. Construction Work for Building (CPC 512) B. Construction Work for Civil Engineering (CPC 513) C. Assembly and Erection of Prefabricated Construction (CPC 514) D. Installation Work (CPC 516) E. Building Completion and Finishing Work (CPC 517) F. Pre erection Work at Construction Site (CPC 511) G. Special Trade Construction Work (CPC 515) H. Renting Services Related Equipment for Construction or Demolition of Building or Civil Engineering Works with Operator (CPC 518) 1) Unbound 2) None 3) a) Joint operation: to form a joint operation by establishing a representative office in Indonesia. b) Joint venture: to establish a limited liability enterprise (Perseroan Terbatas/PT) Not more than 55% of the capital share of the Limited Liability Enterprise (Perseroan Terbatas/PT) may be owned by foreign partner(s) 1) None 2) None 3) a) 1. License fee requirement 2. Registered foreign company shall form a joint operation with local partner(s) which is (are) registered by Construction Services Development Board and having qualification A/Big b) Local partner(s) in joint venture shall be registered by Construction Services Development Board and having qualification A/Big

25 Sector or Sub sector Limitations on Market Access Limitations on National Treatment II. SECTOR SPECIFIC COMMITMENTS BUSINESS SERVICES Additional Commitments A. PROFESSIONAL BUSINESS Architectural Services (CPC 8671) 1) None 2) None 3) a) Joint operation by establishing a representative office in Indonesia. License for representative office shall be valid for 3 years and can be extended. b) Joint venture company by fulfilling the requirements as specified in the Horizontal Section and the Foreign Capital Investment Law 1) None 2) None 3) a) License fee requirement b) Registered foreign company shall form a joint operation with local partner(s) c) Local partner(s) in joint venture shall be registered by Construction Services Development Board and having qualification A/Big Engineering Services (CPC 8672 C except CPC C86721 and 86725) 1) None 2) None 1) None 3) a) Joint operation by establishing a 2) None representative office in Indonesia. 3) a) License fee requirement License for representative office shall be b) Registered foreign company shall valid for 3 years and can be extended. d b) Joint venture company by fulfilling the requirements as specified in the Horizontal Section and the Foreign Capital Investment Law form a joint operation with local l partner(s) c) Local partner(s) in joint venture shall be registered by Construction Services Development Board and having qualification A/Big

26 Sector or Sub sector Limitations on Market Access Limitations on National Treatment II. SECTOR SPECIFIC COMMITMENTS Integrated Engineering Services (CPC 8673) 1) None 2) None 3) a) Joint operation by establishing a representative office in Indonesia. License for representative office shall be valid for 3 years and can be extended. b) Joint venture company by fulfilling the requirements as specified in the Horizontal Section and the Foreign Capital Investment Law 1) None 2) None 3) a) License fee requirement b) Registered foreign company shall form a joint operation with local partner(s) c) Local partner(s) in joint venture shall be registered by Construction Services Development Board and having qualification A/Big Additional Commitments Urban Planning Services 1) None 1) None (CPC 86741) 2) None 3) a) Joint operation by establishing a representative office in Indonesia. License for representative office shall be 2) None 3) a) License fee requirement b) Registered foreign company shall form a joint operation with local valid for 3 years and can be extended. d b) Joint venture company by fulfilling the requirements as specified in the Horizontal Section and the Foreign Capital Investment Law partner(s) () c) Local partner(s) in joint venture shall be registered by Construction Services Development Board and having qualification A/Big

27 Mempelajari komitmen sektor jasa konstruksi dalam ASEAN ANZ FTA dan AFAS Paket 8. Mengingat Kementerian Perdagangan RI merekomendasikan baseline komitmen Indonesia untuk IA CEPA mengacu pada komitmen Indonesia dalam ASEAN ANZ FTA. IA CEPAmerupakan kerjasama bilateral, sehingga tidak menutup kemungkinan komitmen yang direquest offer kan akan lebih liberal dan terbuka dibandingkan komitmen dalam kerjasama regional (ASEAN ANZ FTA).

28 PROGRAM UTAMA DIREKTORAT BINA INVESTASI PROGRAM UTAMA : Mengembangkan kebijakan investasi infrastruktur; Melaksanakan sinkronisasi dan koordinasi investasi infrastruktur, Melaksanakan monitoring dan evaluasi investasi infrastruktur; Memperkuat sistem tata kelola perum di lingkungan Kementerian PUPR; Mengupayakan mitigasi resiko investasi infrastruktur; Mengembangkan pasar investasi infrastruktur; Memperluas akses dan kapasitas ekspor konstruksi indonesia. 28

29 Terima kasih 29

30 POTENSI KENDALA DAN ALTERNATIF SOLUSI PERHITUNGAN REALISASI PERJANJIAN KINERJA KENDALA Sumber Data Data Sekunder; Penerbitan Data Data dak dapat diperoleh secara cepat. ALTERNATIF SOLUSI Membuat kesepakatan dengan penyedia data agar dapat memberikan data yang memadai; Mencari sumber data yang reliable. 30