BAB II LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Model Indeks Tunggal Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal (single-index model). Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter yang dibutuhkan dalam perhitungan model Markowitz. Disamping itu model indeks tunggal juga dapat digunakan untuk menghitung return ekspektasi dan resiko portofolio. Model indeks tunggal didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Secara khusus dapat diamati bahwa kebanyakan saham cenderung mengalami kenaikan harga jika indeks harga saham naik. Demikian pula sebaliknya jika indeks harga saham turun maka kebanyakan saham di bursa saham mengalami penurunan harga. Hal ini mendasari pemikiran bahwa imbal hasil dari sekuritas kemungkinan berkorelasi karena ada reaksi umum (common response) terhadap perubahan-perubahan nilai pasar. Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas ke dalam dua komponen, yaitu: 1. Komponen imbal yang unik diwakili oleh α i yang independen terhadap imbal hasil pasar. 8

2 9 2. Komponen return yang berhubungan dengan imbal hasil pasar yang diwakili oleh β i x R M. R i = α i + β i x R M + e i R i = Return sekuritas ke-i α i = nilai ekspektasi dari imbal hasil sekuritas yang independen terhadap imbal hasil pasar β i = Beta merupakan koefisien yang mengukur perubahan R i akibat dari perubahan R M R M = Tingkat imbal hasil dari indeks pasar, juga merupakan suatu variable acak e i = Kesalahan residu yang merupakan variable acak dengan nilai ekspektasinya sama dengan nol atau E(e i ) = 0 Bagian imbal hasil yang unik (α i ) hanya berhubungan dengan peristiwa mikro (micro event) yang mempengaruhi perusahaan tertentu saja, tetapi tidak mempengaruhi semua perusahaan secara umum. Contoh dari peristiwa mikro misalnya adalah pemogokan karyawan, kebakaran, penemuan-penemuan penelitian dan sebagainya. Bagian imbal hasil yang berhubungan dengan imbal hasil pasar ditunjukkan oleh Beta (β i ) yang merupakan sensitivitas imbal hasil suatu sekuritas terhadap imbal hasil pasar.

3 Pengertian Indeks LQ 45 Indeks LQ 45 terdiri dari 45 buah saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut: 1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (ratarata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir. 2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) 3. Telah tercatat di BEJ minimum 3 bulan 4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan. 5. Frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler. Saham-saham yang termasuk di dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan mengalami review (Februari dan Agustus). Jika terdapat saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pihak BEJ mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional di bidang pasar modal untuk menentukan saham-saham yang termasuk golongan ini. Periode I: LQ45 periode Februari 2003 s.d. Juli Astra Agro Lestari (AALI) 2. Aneka Tambang (ANTM) 3. Apexindo Pratama Duta (APEX)

4 4. Astra Graphia (ASGR) 5. Astra Internasional (ASII) 6. Astra Otopart (AUTO) 7. Bank Central Asia (BBCA) 8. Bank Negara Indonesia (BBNI) 9. Bhakti Investama (BHIT) 10. Berlian Laju Tanker (BLTA) 11. Bimantara Citra (BMTR) 12. Dankos Laboratories (DNKS) 13. Dynaplast (DYNA) 14. Gudang Garam (GGRM) 15. Gajah Tunggal (GJTL) 16. Humpuss Intermoda Transportasi (HITS) 17. HM Sampoerna (HMSP) 18. Indosiar Visual Mandiri (IDSR) 19. Indofarma (INAF) 20. Indofood Sukses Makmur (INDF) 21. Indorama Syntetics (INDR) 22. Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) 23. Indocement Tunggal Prakasa (INTP) 24. Indosat (ISAT) 25. Jaka Artha Graha (JAKA) 26. Jakarta International Hotel Development (JIHD) 27. Kimia Farma (KAEF) 28. Kalbe Farma (KLBF) 29. Limas Stockhomindo (LMAS) 30. Medco Energi (MEDC) 31. Multipolar (MLPL) 32. Matahari Putra Prima (MPPA) 33. Metrodata Electric (MTDL) 34. Bank Pan Indonesia (PNBN) 35. Ramayana Lestari Sentosa (RALS) 36. Bentoel International Investama (RMBA) 37. Surya Citra Media (SCMA) 38. Semen Cibonong (SMCB) 39. Semen Gresik (SMGR) 40. Timah (TINS) 41. Telkom (TLKM) 42. Tempo Scan Pacific (TSPC) 43. Tunas Ridean (TURI) 44. United Tractor (UNTR) 45. Unilever Indoenesia (UNVR) 11

5 12 Periode II: LQ45 periode Agustus 2003 s.d. Januari Astra Agro Lestari (AALI) 2. Aneka Tambang (ANTM) 3. Apexindo Pratama Duta (APEX) 4. Astra Graphia (ASGR) 5. Astra Internasional (ASII) 6. Astra Otopart (AUTO) 7. Bank Central Asia (BBCA) 8. Bank Negara Indonesia (BBNI) 9. Bank Kesawan (BKSW) 10. Bimantara Citra (BMTR) 11. Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) 12. Dankos Laboratories (DNKS) 13. Dynaplast (DYNA) 14. Gudang Garam (GGRM) 15. Gajah Tunggal (GJTL) 16. HM Sampoerna (HMSP) 17. Indosiar Visual Mandiri (IDSR) 18. Indofarma (INAF) 19. International Nickel Indonesia (INCO) 20. Indofood Sukses Makmur (INDF) 21. Indorama Syntetics (INDR) 22. Indah Kiat Pulp & Paper (INKP) 23. Indocement Tunggal Prakasa (INTP) 24. Indosat (ISAT) 25. Jakarta International Hotel Development (JIHD) 26. Kimia Farma (KAEF) 27. Kalbe Farma (KLBF) 28. Limas Stockhomindo (LMAS) 29. Medco Energi (MEDC) 30. Multipolar (MLPL) 31. Matahari Putra Prima (MPPA) 32. Bank NISP (NISP) 33. Bank Pan Indonesia (PNBN) 34. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) 35. Ramayana Lestari Sentosa (RALS) 36. Bentoel International Investama (RMBA) 37. Surya Citra Media (SCMA) 38. Semen Cibonong (SMCB) 39. Semen Gresik (SMGR) 40. Timah (TINS) 41. Tjiwi Kimia (TKIM) 42. Telkom (TLKM) 43. Tempo Scan Pacific (TSPC)

6 United Tractor (UNTR) 45. Unilever Indoenesia (UNVR) Periode III: LQ 45 periode Februari 2004 s.d Juli 2004: 1. Aneka Tambang (ANTM) 2. Astra Agro Lestari (AALI) 3. Astra Graphia (ASGR) 4. Astra International (ASII) 5. Astra Otopart (AUTO) 6. Bakrie & Brother (BNBR) 7. Bank Central Asia (BBCA) 8. Bank Negara Indonesia (BBNI) 9. Bank NISP (NISP) 10. Bank Pan Indonesia (PNBN) 11. Barito Pacific Timber (BRPT) 12. Bentoel International Investama (RMBA) 13. Berlian Laju Tanker (BLTA) 14. Bumi Resources (BUMI) 15. Dankos Laboratories (DNKS) 16. Enseval Putra Megatrading (EPMT) 17. Gajah Tunggal (GJTL) 18. Gudang Garam (GGRM) 19. HM Sampoerna (HMSP) 20. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) 21. Indocement Tunggal Prakasa (INTP) 22. Indofarma (INAF) 23. Indofood Sukses Makmur (INDF) 24. Indosat (ISAT) 25. Indosiar Visual Mandiri (IDSR) 26. International Nickel Indonesia (INCO) 27. Jakarta International Hotel & Development (JIHD) 28. Kalbe Farma (KLBF) 29. Kimia Farma (KAEF) 30. Limas Stockhomindo (LMAS) 31. Matahari Putra Prima (MPPA) 32. Medco Energi Internasional (MEDC) 33. Tjiwi Kimia (TKIM) 34. Panin Insurance (PNIN) 35. Ramayana Lestari Sentosa (RALS) 36. Semen Cibinong (SMCB) 37. Semen Gresik (SMGR) 38. Summarecon Agung (SMRA) 39. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA)

7 Telekomunikasi Indonesia (TLKM) 41. Tempo Scan Pacific (TSPC) 42. Timah (TINS) 43. Trias Sentosa (TRST) 44. Unilever Indonesia (UNVR) 45. United Tractor (UNTR) Periode IV: LQ 45 periode Agustus 2004 s.d Januari 2005: 1. Astra Agro Lestari (AALI) 2. Aneka Tambang (ANTM) 3. Astra International (ASII) 4. Astra Otopart (AUTO) 5. Bakrie & Brothers (BNBR) 6. Bank Central Asia Tbk (BBCA) 7. Bank Danamon Indonesia (BDMN) 8. Bank International Indonesia (BNII) 9. Bank Lippo (LPBN) 10. Bank Niaga (BNGA) 11. Bank NISP (NISP) 12. Bank Pan Indonesia (PNBN) 13. Barito Pacific Timber (BRPT) 14. Bentoel International Investama (RMBA) 15. Berlian Laju Tanker (BLTA) 16. Bumi Resources (BUMI) 17. Ciputra Surya (CTRS) 18. Dankos Laboratories (DNKS) 19. Enseval Putra Megatrading (EPMT) 20. Gajah Tunggal (GJTL) 21. Gudang Garam (GGRM) 22. HM Sampoerna (HMSP) 23. Indah Kiat Pulp and Paper (INKP) 24. Indocement Tunggal Perkasa (INTP) 25. Indofood Sukses Makmur (INDF) 26. Indosat (ISAT) 27. Indosiar Visual Mandiri (IDSR) 28. International Nickel Indonesia (INCO) 29. Jakarta International Hotel Development (JIHD) 30. Kalbe Farma (KLBF) 31. Kawasan Industri Jababeka (KIJA) 32. Limas Stockhomindo (LMAS) 33. Matahari Putra Prima (MPPA) 34. Tjiwi Kimia (TKIM) 35. Panin Insurance (PNIN)

8 Ramayana Lestari Sentosa (RALS) 37. Semen Cibinong (SMCB) 38. Semen Gresik Persero (SMGR) 39. Summarecon Agung (SMRA) 40. Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) 41. Telekomunikasi Indonesia (TLKM) 42. Tempo Scan Pacific (TSPC) 43. Timah (TINS) 44. Unilever Indonesia (UNVR) 45. United Tractor (UNTR) Bila ada satu saham yng tidak memenuhi kriteria, saham tersebut akan dikeluarkan dari perhitungan indeks dan digantikan dengan saham yang memenuhi kriteria. Saham-saham yang masuk dalam kriteria ranking 1-35 dikalkulasikan dengan cepat dalam perhitungan indeks. Sedangkan saham yang masuk pada ranking tidak perlu dimasukkan dalam perhitungan indeks. Untuk menjamin kewajaran dalam seleksi saham, BEJ mempunyai sebuah Komite Penasehat yang terdiri dari para ahli di bidang pasar modal yaitu para praktisi, akademisi, profesional independen di bidang pasar modal. Indeks LQ45 dihitung mundur hingga tanggal 13 Juli 1994 sebagai Hari Dasar, dengan Nilai Dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data pasar Juli Juni Hasilnya, ke-45 saham tersebut meliputi 72% total market kapitalisasi pasar dan 72,5% nilai transaksi di pasar reguler.

9 Pengertian Risiko Dan Tingkat Imbal Hasil (Return) Dalam melakukan segala hal, kita selalu dihadapkan pada risiko (risk). Objek penelitian tesis ini adalah harga saham-saham yang mempengaruhi indeks LQ45. Dengan demikian, risiko yang mungkin terjadi adalah risiko penurunan harga saham yang mempengaruhi indeks tersebut. Sebagaimana yang kita ketahui, indeks LQ45 setiap hari mengalami perubahan, apakah itu kenaikan ataupun penurunan. Sekarang kita tahu mengenai risiko investasi di saham, tetapi bagaimanakah cara mengukur risiko tersebut? Salah satu cara kuantitatif yang sering digunakan untuk mengukur risiko adalah dengan menggunakan standard deviasi. Standard deviation is a measure of the spread or dispersion about the mean of a probability distribution (Keown, 2001, p177). Penulis menggunakan data historis harga-harga saham yang masuk dalam LQ45 tahun 2004 untuk menganalisa CAPM dari 45 saham tersebut dan kaitannya dengan melakukan analisa CAPM dari indeks LQ45. Dalam konteks investasi. risiko dapat dikurangi, tetapi tidak dapat dihilangkan seluruhnya. Caranya adalah dengan melakukan diversifikasi. Apabila kita melakukan investasi pada satu jenis instrumen saja, risiko kita sepenuhnya akan tergantung pada kinerja investasi tersebut. Tetapi apabila kita melakukan investasi pada beberapa instrumen yang ada (seperti investasi pada deposito, reksadana, saham, dll.) kita dapat membagi-bagi risiko yang ada. Jadi apabila investasi yang satu mengalami kerugian, maka kerugian tersebut dapat ditutup sebagian oleh keuntungan pada bentuk investasi yang lainnya. Prinsip diversifikasi mirip dengan prinsip don t

10 17 put all your eggs in just one basket. Apabila keranjang tersebut jatuh, maka tentunya semua telur yang ada didalamnya akan pecah. Apabila kita membagi danadana yang kita miliki ke dalam beberapa keranjang (instrumen investasi), berarti kita sudah melakukan diversivikasi. Karena apabila salah satu keranjang yang kita miliki jatuh, kita masih memiliki keranjang lainnya. Dalam konteks manajemen keuangan dan berdasarkan prinsip diversifikasi, kita dapat membagi risiko menjadi : - Firm specific risk / Unsystematic Risk / Diversifiable Risk : the portion of the variation in instrument returns that can be eliminated through investor diversification. This diversifiable risk is the result of factors that are unique to the particular firm. Contoh firm specific risk : kebakaran pabrik sepatu tidak akan mengganggu kinerja pabrik textil, kelalaian manajemen bank A tidak akan mempengaruhi kinerja bank B, dll. - Market-related Risk / Systematic Risk / Non-diversifiable Risk : the portion of variations in investment returns that cannot be eliminated through investor diversification. This variation results from factors that affect all investment instruments. Contoh market risk : kenaikan tingkat suku bunga dan tingkat inflasi akan memiliki pengaruh terhadap seluruh perekonomian. Salah satu prinsip investasi yang utama adalah risk-return tradeoff We won t take on additional risk unless we expect to be compensated with additional return (Keown, 2001, p11). Artinya adalah bahwa kita bersedia untuk menanggung sejumlah risiko asalkan kepada kita diberikan tambahan pendapatan (return) karena kita bersedia menanggung risiko tambahan tersebut.

11 18 Pelaku investasi tentunya mengharapkan pendapatan atas sejumlah investasi yang telah atau akan ia tanamkan. Hal ini sering disebut sebagai expected rate of return. Dengan demikian expected rate of return berarti tingkat imbal hasil yang diinginkan investor atas kesediaannya menanggung sejumlah risiko atas investasi yang ia lakukan. Setelah investor dapat menghitung expected rate of return, selanjutnya ia akan mulai bertanya-tanya: sebenarnya berapa tingkat imbal hasil yang wajar yang diberikan oleh instrumen investasi tersebut? Tingkat imbal hasil yang wajar tersebut diistilahkan sebagai investor s required rate of return, yang artinya adalah seberapa besar tingkat imbal hasil minimum yang diperlukan sehingga orang-orang akan menjadi tertarik untuk menaruh investasi pada instrumen investasi tersebut. Required rate of return memiliki dua komponen utama, yaitu tingkat suku bunga bebas risiko (risk-free rate) dan premi risiko (risk premium). Keduanya akan dibahas lebih lanjut kemudian. Jadi, kuncinya adalah menetapkan seberapa besar expected rate of return dan required rate of return. Apabila tingkat imbal hasil yang dibutuhkan investor (expected rate of return) lebih besar daripada tingkat imbal hasil minimum yang diperlukan investor (required rate of return), maka dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dijalankan. Alasannya : karena investasi tersebut memberikan harapan imbal hasil yang lebih besar daripada tingkat imbal hasil yang dibutuhkan. Begitu pula sebaliknya yang terjadi jika expected rate of return lebih kecil daripada required rate of return, sebaiknya investasi tidak dilakukan.

12 19 Contoh : investor A melakukan analisis tingkat imbal hasil yang akan ia terima atas investasi yang akan ia lakukan. Berdasarkan perhitungannya, ia mendapatkan bahwa expected rate of return atas investasinya tersebut sebesar 15%, dan required rate of return atas investasi tersebut sebesar 12%. Artinya, ia berharap untuk mendapatkan tingkat imbal hasil sebesar 15%, padahal hanya dengan tingkat imbal hasil sebesar 12% saja ia juga sudah mau melakukan investasi tersebut. Akan tetapi apabila investor B melakukan perhitungan atas investasi yang sama, dan berdasarkan oleh perhitungannya itu ia menyimpulkan bahwa expected rate of return dari investasi tersebut hanyalah 10%, sedangkan tingkat required rate of return adalah sama yaitu sebesar 12%. Investor B tidak akan mau menjalankan investasi tersebut, karena ia hanya akan mendapatkan imbal hasil sebesar 10%, sedangkan tingkat imbal hasil minimum yang dibutuhkan oleh para investor lebih besar daripada harapannya, yaitu sebesar 12%. Dari sudut pandang bisnis, setiap investasi memiliki expected rate of return dan required rate of return yang berbeda-beda. Jadi, kuncinya adalah membandingkan antara expected return dan required return atas suatu investasi. Dalam praktek bisnis terdapat instrumen investasi yang dikategorikan sebagai investasi yang bebas dari risiko, seperti investasi pada obligasi pemerintah, deposito, dll. Disebut bebas risiko adalah karena risiko yang dipikulnya relatif kecil, hampir tidak ada. Risiko negara untuk gagal dalam membayar kupon obligasi atau membayar pokok obligasi pada saat jatuh tempo sangat kecil sekali, bahkan hampir tidak ada. Kalaupun ada, maka dapat dikatakan negara dalam keadaan bangkrut.

13 20 Instrumen investasi yang seperti ini sering disebut sebagai asset yang bebas risiko (risk free assets). Investasi bebas risiko tentunya memiliki tingkat return tertentu, yang sering disebut sebagai tingkat investasi bebas risiko (risk-free rate). Risk-free rate : the rate of return on risk-free investments (Keown, 2001, p 191). Dalam melakukan investasi, kita dihadapkan pada risiko yang bermacammacam (systematic risk dan unsystematic risk). Kita kemudian perlu mengetahui seberapa besar tambahan risiko yang kita tanggung, untuk kemudian kita perhitungkan dengan tingkat imbal hasil pendapatan (expected rate of return) yang kita harapkan. Tambahan risiko yang kita tanggung sering disebut sebagai premi risiko (risk premium). Risk premium is the additional rate of return we expect to earn above the risk-free rate for assuming risk. Dalam investasi, terdapat hubungan antara konsep required rate of return, risk-free rate, dan risk premium, yang tertuang dalam sebuah rumusan yaitu sebagai berikut: Required rate of return = Risk-free rate + Risk premium Jadi secara keseluruhan, kita dapat menyimpulkan bahwa required rate of return merupakan penjumlahan atas tingkat suku bunga bebas risiko (risk-free rate) dan premi risiko (tambahan risiko atas risky investment). Dengan demikian perubahan pada suku bunga bebas risiko dan premi risiko menentukan perubahan pada required rate of return atas suatu investasi.

14 Pengertian Capital Asset Pricing Model (CAPM) Kemampuan untuk mengestimasi imbal hasil suatu individu sekuritas merupakan hal yang sangat penting dan diperlukan oleh investor. Untuk dapat mengestimasi imbal hasil suatu sekuritas dengan baik dan mudah diperlukan suatu model estimasi. Oleh karena itu kehadiran Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang dapat digunakan untuk mengestimasi imbal hasil suatu sekuritas dianggap sangat penting di bidang keuangan. Menurut CAPM, E(r) pada suatu saham akan tergantung dari risiko saham tersebut dan hanya risiko pasarlah yang mempengaruhi risiko sebuah saham, karena dianggap semua investor telah melakukan diversifikasi secara efisien (Tedy Fardiansyah, 2002, p48). Dengan demikian CAPM memberikan prediksi hubungan antara risiko dan tingkat imbal hasil harapan [expected rate of return E(r)] dari sebuah asset (misalnya saham) dan hubungan antara tingkat imbal hasil saham tersebut terhadap tingkat imbal hasil pasar. Salah satu asumsi dasar CAPM adalah bahwa investor telah melakukan diversifikasi. Oleh karena itu menurut CAPM, risiko yang relevan hanyalah systematic risk. Firm specific risk menjadi tidak begitu relevan karena risiko ini dapat di-minimalisasi dengan melakukan diversifikasi.

15 22 Rumus CAPM : (expected return beta relationship) E(r) Rf = β [ E(Rm) Rf ] E(r) Rf β expected rate of return tingkat suku bunga bebas risiko beta / risiko sistematis atas suatu investasi E(Rm) expected rate of return dari market / portfolio pasar [ E(Rm) Rf ] disebut sebagai premi risiko, karena mencerminkan kompensasi atas kesanggupan investor dalam menanggung risiko diatas tingkat suku bunga bebas risiko. Portfolio pasar adalah portfolio yang mewakili semua kesempatan investasi yang ada. Sebagai pendekatan dapat digunakan indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di bursa saham. Beta diartikan sebagai suatu ukuran kepekaan sebuah portfolio investasi terhadap risiko pasar, atau dengan kata lain, besarnya kontribusi risiko portfolio investasi terhadap risiko pada portfolio pasar secara keseluruhan. Rumus Beta: Cov( Ri, Rm) β = 2 σm Dimana : β beta / systematic risk Cov (Ri, Rm) covariance antara Return portfolio (LQ45) dengan return market (IHSG) σm² variance dari return market (IHSG)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Risiko Dan Tingkat Imbal Hasil (Return) Dalam melakukan segala hal, kita selalu dihadapkan pada risiko (risk). Objek penelitian tesis ini adalah NAB pada sebuah reksadana

Lebih terperinci

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

Pengolahan Data Observasi Periode

Pengolahan Data Observasi Periode Pengolahan Data Observasi Periode 2000-2004 No EPS ROE PER DER DPS Tingkat bunga Harga saham 1 AALI 47 6,56 20,92 1,22 7 12,54 975 2 ANTM 311 21,89 2,89 0,44 156 12,54 900 3 ASII -95-14,00-21,00 15,08

Lebih terperinci

bab in METODE PENELITL4N pemilihan saham indeks LQ-45 haras memenuhi kriteria sebagai berikut:

bab in METODE PENELITL4N pemilihan saham indeks LQ-45 haras memenuhi kriteria sebagai berikut: bab in METODE PENELITL4N 3.1 Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang tennasuk dalam LQ-45. Indeks LQ-45 dipilih karena saham-saham

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

Performance Analysis Of Jakarta Islamic Index Stocks At Jakarta Stock Exchange

Performance Analysis Of Jakarta Islamic Index Stocks At Jakarta Stock Exchange Jurnal Eksos, Jul. 2011, hlm. 142-152 Vol. 7. N0. 2 ISSN 1693-9093 Performance Analysis Of Jakarta Islamic Index Stocks At Jakarta Stock Exchange HELMA MALINI Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Jalan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

Sedangkan variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri sendiri tanpa

Sedangkan variabel independen adalah variabel yang dapat berdiri sendiri tanpa BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Variabel-variabel dalam penelitian ini meliputi variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen adalah variabel yang memiliki karakteristik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data dan Praproses Data yang digunakan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2009. Sampai dengan

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun L1 Lampiran 1 Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun 2010-2011 1 ADRO Adaro Energy 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) 3 ASII Astra International 4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) 5 BBRI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya dengan ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Variabel NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini

BAB V PENUTUP. 1. Variabel NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini 59 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel NPM secara parsial berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini ditunjukkan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Pengertian Analisis Laporan Keuangan Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan 9

DAFTAR ISI Pengertian Analisis Laporan Keuangan Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan 9 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGES AHAN MOTTO HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv v vii xii xv BAB I : PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BAB 2 INDEKS KOMPAS 100 2.1 Sejarah Bursa Indeks Kompas 100 Saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks merupakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

Bab 5. Kesimpulan Dan Saran

Bab 5. Kesimpulan Dan Saran 155 Bab 5 Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan perancangan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 5.1.1 Secara Individu 1. PT. AALI (PT. Astra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

mencakup sumber data, sampel penelitian, formulasi hipotesis, serta alat analisis

mencakup sumber data, sampel penelitian, formulasi hipotesis, serta alat analisis BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang metode yang digunakan dalam penelitian im, mencakup sumber data, sampel penelitian, formulasi hipotesis, serta alat analisis penelitian. 3.1 Data Yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. maka dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap. atau dapat disimpulkan bahwa hipotesis tidak terbukti.

BAB V PENUTUP. maka dapat dikatakan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap. atau dapat disimpulkan bahwa hipotesis tidak terbukti. BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen tidak berhubungan dengan kemakmuran pemegang saham, maka dapat dikatakan bahwa kebijakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Dan Sumber Data Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah studi peristiwa (event study), dimana event study merupakan salah satu metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Periode Pengamatan Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini meneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana yang cukup bagi industri memegang peranan yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan karena dana merupakan motor penggerak industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 2.1. Deskripsi Berbagai Indeks Saham Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator trend pasar,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 1.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang meusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang. 51 DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang. Anoraga, Pandji & Pakarti Piji, 2001, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

ANALISIS RETURN, RISIKO INVESTASI DAN TIPE INDUSTRI PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK INDEKS LQ-45

ANALISIS RETURN, RISIKO INVESTASI DAN TIPE INDUSTRI PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK INDEKS LQ-45 ANALISIS RETURN, RISIKO INVESTASI DAN TIPE INDUSTRI PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK INDEKS LQ-45 Anik Agustin, Feni Febriana, Rahma Yanti Jurusan Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kelompok saham yang tergabung dalam Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Lampiran 1. Sampel Penelitian Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Observasi 1 (Periode Formasi: Bulan Februari 2012-Bulan Juni 2012) No. Kode Nama Perusahaan 1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 2 ADRO PT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada 29 perusahaan yang tergabung dalam JII. (Jakarta Islamic Indeks) di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada 29 perusahaan yang tergabung dalam JII. (Jakarta Islamic Indeks) di Bursa Efek Jakarta (BEJ). BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 29 perusahaan yang tergabung dalam JII (Jakarta Islamic Indeks) di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 3.1.2.

Lebih terperinci

Neni Meidawati & Mahendra Harimawan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Abstract

Neni Meidawati & Mahendra Harimawan Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Abstract ISSN : 1410-9018 SINERGI KA JIAN BISNIS DAN MANAJEMEN Vol. 7 No. 1, 2004 Hal. 89-101 PENGARUH PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF INDONESIA TAHUN 2004 TERHADAP RETURN SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM LQ-45 DI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. yang terpilih selama 3 periode LQ45 berturut-turut selama Februari Juli

BAB IV PEMBAHASAN. yang terpilih selama 3 periode LQ45 berturut-turut selama Februari Juli BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Saham untuk Portofolio Dalam penelitian ini, penulis memilih saham yang nantinya akan masuk ke dalam portofolio. Langkap pertama yang digunakan adalah penulis memilih sahamsaham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ledakan bom berkekuatan dasyat di kawasan wisata di Pulau Dewata, Bali,

BAB I PENDAHULUAN. Ledakan bom berkekuatan dasyat di kawasan wisata di Pulau Dewata, Bali, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Ledakan bom berkekuatan dasyat di kawasan wisata di Pulau Dewata, Bali, yang terjadi pada tanggal 12 Oktober 2002 lalu membuat Indonesia kembali menjadi sorotan dunia

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Indeks Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

Lampiran 1: Hasil Regresi Random Effect Model pada model penelitian 1

Lampiran 1: Hasil Regresi Random Effect Model pada model penelitian 1 87 Lampiran 1: Hasil Regresi Random Effect Model pada model penelitian 1 Variabel Terikat Tobin s q xtreg tobinsq fam_firm age size leverage rtrn_vol, re Random-effects GLS regression Number of obs = 186

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 Esi Fitriani Komara, SE Manajemen, UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi esifitriani91@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI)

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) SKRIPSI KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM MENILAI RESIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK PILIHAN BERINVESTASI

PENGGUNAAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM MENILAI RESIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK PILIHAN BERINVESTASI PENGGUNAAN MODEL INDEKS TUNGGAL DALAM MENILAI RESIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK PILIHAN BERINVESTASI Anny Widiasmara Putri Widyasari Universitas PGRI Madiun widyasariputri17@gmail.com ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Kerja Pemikiran Pada Bab 3.1 ini akan dijelaskan seluruh kerangka kerja dan pemikiran dalam penelitian ini. Sub-bab 3.1 berisi penjelasan setiap bagan beserta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan menjadi dua, 1 yaitu : a) Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang termasuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semua perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan pada umumnya mempunyai suatu tujuan. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah melalui beberapa tahap kegiatan penelitian, dalam bab IV ini diuraikan analisis hasil penelitian yang terbagi dalam gambaran umum responden, deskripsi data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

Ardhito Rusmanggala, Umanto. Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Ardhito Rusmanggala, Umanto. Ilmu Administrasi Niaga, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia ANALISIS PERBANDINGAN PORTOFOLIO OPTIMAL DARI SAHAM- SAHAM INDEKS KOMPAS 100 MENGGUNAKAN MARKOWITZ MODEL DAN SINGLE INDEX MODEL PERIODE JANUARI 2008 - OKTOBER 2013 Ardhito Rusmanggala, Umanto Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sebelum melakukan suatu penelitian, kita harus terlebih dahulu mengetahui pengertian dan hal-hal yang terkandung dalam metode penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan tempat pada penelitian ini ditentukan dengan sengaja (purposive) yaitu di PT. Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM

: Amelia Pujaastuti Npm : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, SSi., MM ANALISIS PENENTUAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL (Studi Pada Saham Indeks LQ-45 di BEI Tahun 2011-2015) Nama : Amelia Pujaastuti Npm : 10212705 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Dr.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 Muninghar Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

REAKSI HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA TERHADAP PERISTIWA PELEDAKAN BOM DI JW MARRIOTT 5 AGUSTUS 2003.

REAKSI HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA TERHADAP PERISTIWA PELEDAKAN BOM DI JW MARRIOTT 5 AGUSTUS 2003. REAKSI HARGA DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA TERHADAP PERISTIWA PELEDAKAN BOM DI JW MARRIOTT 5 AGUSTUS 2003. Oleh : Gita Danupranata* Edy Wahyoto** Abstraksi Penelitian ini menguji kaitan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 45 pada tahun , maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dan didukung oleh teoriteori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan

Lebih terperinci

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM KELOMPOK INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI. Oleh: ISNAINI MUBAROK NIM.

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM KELOMPOK INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI. Oleh: ISNAINI MUBAROK NIM. ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM KELOMPOK INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan Program Studi Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan yang telah dipublikasikan oleh perusahaan pada Pusat Referensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dampak dari pengumuman buy back saham oleh perusahaan terhadap harga saham emiten yaitu dengan melihat ada tidaknya abnormal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian... ABSTRAK Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102).

I. PENDAHULUAN. terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan. (Miller dan Rock, 1985 dalam Kusuma, 2004: 102). I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengumuman dividen mempunyai arti bagi investor, oleh karena itu berpengaruh terhadap harga saham dan return saham. Pengumuman dividen juga merupakan dasar bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau BAB III METODELOGI PEELITIA 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode

Lebih terperinci

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu akibat dari persaingan bisnis yang semakin ketat adalah perusahaan harus mencari sumber modal lebih untuk mendanai kegiatan ekspansinya.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) 62 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

Fuji Nurdiani

Fuji Nurdiani ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL MARKOWITZ PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE DESEMBER 2015 MEI 2016 Fuji Nurdiani 131212069 PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam

Lebih terperinci

Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah

Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah ABSTRAK Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur dengan jalan investasi. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN

LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN No Kode Nama Perusahaan Sub Sektor 1 ASII Astra Internasional Tbk. Otomotif & Komponen 2 AUTO Astra Otoparts Tbk. Otomotif & Komponen 3 BATA Sepatu Bata Tbk. Alas Kaki 4 BRAM

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM INDEKS KOMPAS 100 DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL Nama : Nuri Eka Wahyumiati NPM : 15212498 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Peni Sawitri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi ke dalam surat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi ke dalam surat 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengambil keputusan untuk melakukan investasi ke dalam surat berharga di pasar modal para investor selalu dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian. Sehingga

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas pembentukan portofolio menggunakan metode goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang akan dipilih menjadi kandidat portofolio

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham didefinisikan sebagai tanda pernyataan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar kertas yang

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Anton (anton_lee90@yahoo.com) Ervita Safitri (ervitasafitri@gmail.com)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menggunakan tiga pembahasan, analisis interview, analisis data sekunder, serta analisis statistik berdasarkan hasil kuisioner. 4.1 Paparan hasil interview dengan

Lebih terperinci

Kondisi Perkembangan Pemeringkatan GCG pada perusahaan Dalam Daftar CGPI yang dirilis IICG di BEI periode

Kondisi Perkembangan Pemeringkatan GCG pada perusahaan Dalam Daftar CGPI yang dirilis IICG di BEI periode Kondisi Perkembangan Pemeringkatan GCG pada perusahaan Dalam Daftar CGPI yang dirilis IICG di BEI periode 2004-2012 No. Perusahaan Kode 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 PT. Bank Mandiri (Persero)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk di

Lebih terperinci

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM

Anggi Mustika Sari / Pembimbing : Aji Sukarno SE., MM PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KOEFISIEN RESPON LABA DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI PADA PERUSAHAAN LQ 45 TAHUN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci