BAB IV PEMBAHASAN. yang terpilih selama 3 periode LQ45 berturut-turut selama Februari Juli

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PEMBAHASAN. yang terpilih selama 3 periode LQ45 berturut-turut selama Februari Juli"

Transkripsi

1 BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Saham untuk Portofolio Dalam penelitian ini, penulis memilih saham yang nantinya akan masuk ke dalam portofolio. Langkap pertama yang digunakan adalah penulis memilih sahamsaham yang terpilih selama 3 periode LQ45 berturut-turut selama Februari Juli 2008 (lampiran 1) hasil yang didapat adalah 29 saham sebagai berikut. Tabel IV.1 29 Saham Yang Terpilih Oleh LQ45 Periode Februari 2007-Juli 2008 No Kode Efek Nama Emiten Jenis Industri 1 AALI Astra Agro Lestari Pertanian 2 ANTM Aneka Tambang Pertambangan 3 ASII Astra Internasional Aneka ndustri 4 BBCA Bank Central Asia Keuangan 5 BBRI Bank Rakyat Indonesia Keuangan 6 BDMN Bank Danamon Keuangan 7 BLTA Berlian Laju Tangker Infastruktur, Utilitas dan Transportasi 8 BMRI Bank Mandiri Keuangan 9 BNBR Bakrie & Brothers Perdagangan, Jasa dan Investasi 10 BNGA Bank CIMB Niaga Keuangan 11 BNII Bank Internasional Indonesia Keuangan 12 BTEL Bakrie Telecom Infastruktur, Utilitas dan Transportasi 13 BUMI Bumi Resources Pertambangan 14 CTRA Ciputra Development Properti dan Real Estate 15 ENRG Energi Mega Persada Pertambangan 16 INCO International Nickel Indonesia Pertambangan 17 INDF Indofood Sukses Industri barang Konsumsi 18 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Industri Dasar dan Kimia 19 ISAT Indosat Tbk Infastruktur, Utilitas dan Transportasi 20 KLBF Kalbe Farma Industri barang Konsumsi (Lanjut ke halaman Berikut) 38

2 (Lanjutan dari tabel halaman 38) 21 KIJA Kawasan Industri Jababeka Properti dan Real Estate 22 MEDC Medco Energi Pertambangan 23 PGAS Perusahaan Gas Negara Infastruktur, Utilitas dan Transportasi 24 PNLF Panin Life Keuangan 25 PTBA Tambang Batubara Pertambangan 26 SMCB Holcim Indonesia Industri Dasar dan Kimia 27 TLKM Telekomunikasi Indonesia Infastruktur, Utilitas dan Transportasi 28 TOTL Total Bangun Persada Properti dan Real Estate 29 UNSP Bakrie Sumatra Plantations Pertanian Selanjutnya dari 29 saham tersebut penulis mengambil saham-saham yang memiliki data transaksi utuh selama periode penelitian. Saham yang tidak memiliki data transaksi utuh antara lain saham Bakrie and Brother (BNBR), Bank Internasional Indonesia (BNII), Bakrie Telecom (BTEL), Bumi Resources (BUMI), Energi Mega Persada (ENRG), Bakrie Sumatra Plantations (UNSP) *. Data transaksi yang tidak utuh tersebut disebabkan oleh terjadinya suspend atau penghentian transaksi sementara oleh bursa dan juga disebabkan adanya auto rejection karena selama periode penelitian, saham tersebut turun dan melewati batas dibawah standar minimum bursa. Selanjutnya, dengan 23 saham tersebut penulis menghitung Return Average, Standar deviasi dan CV (Coefficient of Variation) masing-masing saham. CV yang didapat adalah hasil pembagian Standar deviasi dengan Return Average. Nantinya hasil CV 23 saham tersebut diurutkan sesuai peringkat minimum-maksimum CV, lalu mengambil 10 saham teratas dari peringkat itu. Berikut adalah tabel hasil perhitungan Return Average, Standar deviasi dan CV 23 saham * Berita mengenai susepend &auto rejection 6 saham terdapat di lampiran 2 39

3 Tabel IV.2 Return Average, Standar deviasi dan CV 23 saham Periode 1 Agustus- 28 November 2008 No Kode Efek Jenis Industri Retrun Average Std Dev CV 1 BLTA Infastruktur, Utilitas dan Transportasi -1.86% 4.57% CTRA Properti dan Real Estate -1.26% 4.62% INKP Industri Dasar dan Kimia -1.76% 7.20% INDF Industri barang Konsumsi -1.08% 5.19% BNGA Keuangan -1.06% 5.11% AALI Pertanian -1.20% 7.07% ASII Aneka ndustri -1.00% 6.27% BMRI Keuangan -0.90% 5.69% ANTM Pertambangan -1.14% 7.50% BDMN Keuangan -0.91% 6.22% INCO Pertambangan -1.06% 7.77% BBRI Keuangan -0.72% 5.93% PGAS Infastruktur, Utilitas dan Transportasi -2.39% 21.05% TOTL Properti dan Real Estate -1.60% 15.39% MEDC Pertambangan -1.18% 13.28% KIJA Industri Barang Konsumsi -1.25% 14.78% SMCB Properti dan Real Estate -1.25% 14.93% KLBF Industri Dasar dan Kimia -0.84% 11.80% TLKM Infastruktur, Utilitas dan Transportasi -0.35% 5.45% PNLF Keuangan -1.22% 20.08% PTBA Pertambangan -0.88% 17.40% ISAT Infastruktur, Utilitas dan Transportasi -0.28% 8.30% BBCA Keuangan -0.10% 4.58% Dari tabel dapat dilihat industri yang paling banyak adalah jenis industri keuangan dibanding jenis industri lainnya. Sebanyak 6 dari 23 saham dari industri keuangan (26,09%). Lalu masing-masing terdapat 4 saham dari industri pertambangan (17,39%) dan industri infastruktur, utilitas dan transportasi (17,39%). 3 saham berasal dari sektor properti dan real estate (13,04%), 2 saham berasal dari industri barang konsumsi (8,70%), 2 saham berasal dari industri dasar dan kimia (8,70%) dan masingmasing satu saham berasal dari aneka industri (4,35%) dan pertanian (4,35%). 40

4 Untuk hasil perhitungan tabel diatas Return average seluruh saham tersebut negatif sehingga mengakibatkan CV seluruh saham tersebut ikut negatif, maka untuk tahap selanjutnya, penulis menghitung CV mutlak. Tabel IV.3 Hasil Perhitungan CV Mutlak 23 Saham No Kode Efek Return Average σ CV 1 BLTA 1.86% 4.57% CTRA 1.26% 4.62% INKP 1.76% 7.20% INDF 1.08% 5.19% BNGA 1.06% 5.11% AALI 1.20% 7.07% ASII 1.00% 6.27% BMRI 0.90% 5.69% ANTM 1.14% 7.50% BDMN 0.91% 6.22% INCO 1.06% 7.77% BBRI 0.72% 5.93% PGAS 2.39% 21.05% TOTL 1.60% 15.39% MEDC 1.18% 13.28% KIJA 1.25% 14.78% SMCB 1.25% 14.93% KLBF 0.84% 11.80% TLKM 0.35% 5.45% PNLF 1.22% 20.08% PTBA 0.88% 17.40% ISAT 0.28% 8.30% BBCA 0.10% 4.58% Setelah mendapatkan hasil CV mutlak, maka seperti yang telah dituliskan dihal penulis memilih 10 saham teratas dari hasil CV mutlak yang telah dibuat peringkat berdasarakan nilai minimum sampai maksimum ke 23 saham tersebut. 41

5 Tabel IV.4 Sepuluh Saham Terpilih dengan Kriterian CV Minimum No Kode Efek Return Average σ CV 1 BLTA 1.86% 4.57% CTRA 1.26% 4.62% INKP 1.76% 7.20% INDF 1.08% 5.19% BNGA 1.06% 5.11% AALI 1.20% 7.07% ASII 1.00% 6.27% BMRI 0.90% 5.69% ANTM 1.14% 7.50% BDMN 0.91% 6.22% 6.84 Nilai CV yang semakin kecil (minimum) berarti semakin baik karena contoh; pada saham BLTA dengan resiko yang dimiliki saham tersebut 4,57% dibanding dengan tingkat pengembaliannya sebesar 1,86%, saham tersebut memiliki CV hasil 2,46 sedangkan pada saham BDMN dengan resiko total saham 6,22% dan return hanya 0,91% CV yang dihasilkan sebesar saham tersebut 6,84. Dari sini diketahui bahwa CV yang bagus adalah saham yang memiliki resiko seminimal mungkin dengan tingkat pengembalian yang besar. Apabila dilihat dari beta masing-masing saham. Peringkat pertama dengan beta terendah adalah saham BLTA (0,37), lalu peringkat dua saham INKP (0,58), peringkat ketiga saham CTRA (0,61), peringkat keempat dan kelima BNGA (0,79), INDF (0,88), peringkat keenam BDMN (1,03), peringkat tujuh peringkat kedelapan, BMRI (1,03) dan ASII (1,08) peringkat kesembilan ANTM (1,25), peringkat terakhir saham AALI (1,40). Beta merupakan ukuran resiko sistematis atau resiko pasar yang tidak dapat direduksi dengan proses diversifikasi. Besarnya indeks beta dipengaruhi oleh pergerakan variabel yang melekat pada aset beresiko yang berkaitan dengan kondisi perekonomian makro 42

6 suatu negara. Saham- saham yang indeks betanya mendekati satu, maka saham tersebut termasuk Cyclical Stock dimana kelompok saham ini pergerakannya mengikuti kondisi makro ekonomi. Sedangkan saham-saham yang memiliki indeks beta yang tinggi maka saham tersebut memiliki risiko sistematis melebihi risiko pasarnya. IV.2 Alokasi Saham untuk Portofolio yang Optimal Setelah mendapatkan 10 saham, penulis membuat alokasi atau bobot (weight) masing-masing saham yang akan terbentuk menjadi suatu portofolio. Weight masingmasing saham tersebut nantinya dihitung menggunakan program linier menggunakan solver add-ins pada Microsoft Excel. Untuk tahap pertama, dengan menggunakan alokasi saham sementara penulis menghitung Return portofolio, selanjutnya menghitung standar deviasi portofolio dan CV Portofolio. Pada tahap terakhir alokasi 10 saham dapat dihitung menggunakan solver. IV.2.1 Optimalisasi Portofolio 10 Saham Alokasi saham sementara untuk menghitung Return Portofolio dan standar deviasi portofolio yaitu 10% per masing-masing saham (Agar total portofolio alokasi = 100%). Sedangkan untuk Return masing-masing saham dapat dilihat pada tabel IV.4. Berikut adalah tabel hasil perhitungan Return portofolio menggunakan alokasi saham sementara. 43

7 Tabel IV.5a Return Portfolio 10 Saham S Saham Weight Return Return Contribution 1 BLTA 10.00% 1.86% 0.19% 2 CTRA 10.00% 1.26% 0.13% 3 INKP 10.00% 1.76% 0.18% 4 INDF 10.00% 1.08% 0.11% 5 BNGA 10.00% 1.06% 0.11% 6 AALI 10.00% 1.20% 0.12% 7 ASII 10.00% 1.00% 0.10% 8 BMAN 10.00% 0.90% 0.09% 9 ANTM 10.00% 1.14% 0.11% 10 BDMN 10.00% 0.91% 0.09% Total % 1.22% Sedangkan untuk Standar deviasi portofolio memiliki rumus sebagai berikut σp = W1²σ1 ² + W2²σ2 ² + W3²σ3 ² + W4²σ4² + W5²σ5² + W6²σ6² + W7²σ7² + W8²σ8² + W9²σ9² + W10²σ10² + 2W1W2 σ1σ2 ρ W1W3σ1σ3 ρ1.3 + W1W4 σ1σ4 ρ W1W5 σ1σ5 ρ W1W6 σ1σ6 ρ W1W7 σ1σ7 ρ W1W8 σ1σ8 ρ W1W9 σ1σ9 ρ W1W10 σ1σ10 ρ W2W3 σ2σ3 ρ W2W4 σ2σ3 ρ W2W5 σ2σ5 ρ W2W6 σ2σ6 ρ W2W7 σ2σ7 ρ W2W8 σ2σ8 ρ W2W9 σ2σ9 ρ W2W10 σ2σ10 ρ W3W4 σ3σ4 ρ W3W5 σ3σ5 ρ W3W6 σ3σ6 ρ W3W7 σ3σ7 ρ W3W8 σ3σ8 ρ W3W9 σ3σ9 ρ W3W10 σ3σ10 ρ W4W5 σ4σ5 ρ W4W6 σ4σ6 ρ W4W7 σ4σ7 ρ W4W8 σ4σ8 ρ W4W9 σ4σ9 ρ W4W10 σ4σ10 ρ W5W6 σ5σ6 ρ W5W7 σ5σ7 ρ W5W8 σ5σ8 ρ W5W9 σ5σ9 ρ W5W10 σ5σ10 ρ W6W7 σ6σ7 ρ W6W8σ6σ8 ρ W6W10 σ6σ10 ρ W7W8 σ7σ8 ρ W7W9 σ7σ9 ρ W10 σ7σ10 ρ W8W9 σ8σ9 ρ W8W10 σ8σ10 ρ W9W10 σ9σ10 ρ

8 Dimana : Nomor : 1. Saham BLTA 6. AALI 2. Saham CTRA 7. ASII 3. Saham INKP 8. BMRI 4. Saham INDF 9. ANTM 5. Saham BNGA 10. BDMN W = Alokasi saham sama dengan alokasi saham pada perhitungan Return portofolio σ = Standar deviasi masing-masing saham dapat dilihat pada Tabel IV.4 ρ = Korelasi antara 2 saham Hasil Perhitungan Korelasi SAHAM ρ1.2 memiliki pengertian yaitu selama 78 hari periode perhitungan saham, saham 1 mempengaruhi 32% pergerakan saham 2. Keduanya saham ini bergerak lurus pergerakannya. Apabila saham 1 mengalami penurunan, saham 2 juga akan mengalami 45

9 penurunan. Berikut adalah tabel hasil perhitungan standar deviasi portofolio dan CV portofolio menggunakan alokasi sementara pada 10 saham. Tabel IV.5B Portfolio Risk dan CV Portofolio 10 saham S Saham Weight σ (Wσ)² 1 BLTA 10.00% 4.57% % 2 CTRA 10.00% 4.62% % 3 INKP 10.00% 7.20% % 4 INDF 10.00% 5.19% % 5 BNGA 10.00% 5.11% % 6 AALI 10.00% 7.07% % 7 ASII 10.00% 6.27% % 8 BMRI 10.00% 5.69% % 9 ANTM 10.00% 7.50% % 10 BDMN 10.00% 6.22% % Total 100% Total Partial Risk % Relation Risk Total risk Risk Portfolio 4.25% CV 3.49 IV.2.2 Alokasi Saham Portofolio Menggunakan Solver Setelah mendapatkan hasil Return, Risk dan CV portofolio dengan alokasi saham sementara, selanjutnya adalah menggunakan solver untuk mencari alokasi (by changing cell) masing-masing saham, sehingga mencapai CV minimum (target cell) yang diharapkan. Dengan menggunakan constraints antara lain; Jumlah alokasi kesepuluh saham = 1 atau 100%, dan masing-masing saham alokasi 0, solver tersebut tidak mengubah nilai Return dan Risk pada saham tersebut. Solver hanya mengubah nilai alokasi masing-masing saham sehingga CV yang dihasilkan minimum. Hasil perhitungan alokasi saham menggunakan solver adalah sebagai berikut. 46

10 Tabel IV.6 Hasil Perhitungan CV Portofolio 10 Saham Menggunakan Solver S Saham Weight Return Return Contribution 1 BLTA 61.70% 1.86% 1.15% 2 CTRA 20.46% 1.26% 0.26% 3 INKP 12.83% 1.76% 0.23% 4 INDF 2.42% 1.08% 0.03% 5 BNGA 2.59% 1.06% 0.03% 6 AALI 0.00% 1.20% 0.00% 7 ASII 0.00% 1.00% 0.00% 8 BMRI 0.00% 0.90% 0.00% 9 ANTM 0.00% 1.14% 0.00% 10 BDMN 0.00% 0.91% 0.00% Total % 1.69% S Saham Weight σ (Wσ)² 1 BLTA 61.70% 4.57% % 2 CTRA 20.46% 4.62% % 3 INKP 12.83% 7.20% % 4 INDF 2.42% 5.19% % 5 BNGA 2.59% 5.11% % 6 AALI 0.00% 7.07% % 7 ASII 0.00% 6.27% % 8 BMRI 0.00% 5.69% % 9 ANTM 0.00% 7.50% % 10 BDMN 0.00% 6.22% % Total % Total Partial Risk % Relation Risk Total risk Risk Portfolio 3.77% CV 2.24 CV yang dihasilkan menggunakan Solver berubah menjadi 2,24 dari 3,49. Namun hasil perhitungan tersebut menunjukan 5 saham dari 10 saham (AALI, ASII, BMRI, ANTM, BDMN) tidak memiliki alokasi (0%). Ini menyatakan bahwa 5 saham tersebut tidak lagi digunakan pada perhitungan portofolio selanjutnya. Dengan menggunakan cara yang sama, portofolio dihitung lagi menggunakan solver untuk 47

11 mencari alokasi (by changing cell) masing-masing saham, sehingga mencapai CV minimum (target cell) yang diharapkan. Dengan menggunakan constraints antara lain; Jumlah alokasi kesepuluh saham = 1 atau 100%, dan masing-masing saham alokasi 0, solver. Tabel IV.7 Hasil Perhitungan Portofolio Optimal 5 Saham Menggunakan Solver Saham Weight Return Return Contribution BLTA 61.99% 1.86% 1.153% CTRA 19.55% 1.26% 0.246% INKP 13.15% 1.76% 0.231% INDF 3.42% 1.08% 0.037% BNGA 1.89% 1.06% 0.020% Total 100% Total 1.688% Saham Weight σ W²σ² BLTA 61.99% 4.57% % CTRA 19.55% 4.62% % INKP 13.15% 7.20% % INDF 3.42% 5.19% % BNGA 1.89% 5.11% % Total 100% Partial risk % Relational Risk % Total risk 0.413% Port risk 3.778% CV 2.24 IV.3 Analisis Kinerja Portfolio Optimum 5 saham Setelah mendapatkan hasil alokasi masing-masing saham dalam portofolio maka pada tahap selanjutnya dapat dilakukan pengalokasian dana pada lima saham di dalam 48

12 portofolio. Dengan asumsi investasi awal 200 Juta maka alokasi dana untuk portofolio tersebut adalah sebagai berikut. Tabel IV.8 Alokasi Dana pada Portofolio 5 Saham Saham Bobot Alokasi Dana Harga Saham Awal Lot Pembulatan Lot Alokasi Dana Bobot BLTA 62% 124,000, ,080,000 62% CTRA 20% 40,000, ,000,000 20% INKP 13% 26,000, ,350,000 13% INDF 3% 6,000, ,562,500 3% BNGA 2% 4,000, ,800,000 2% Jumlah 100% 200,000,000 Investasi awal 199,792, % Investasi awal portofolio adalah sebesar Rp maka dalam tahap selanjutnya dihitung daily return 5 saham yaitu tingkat pengembalian portofolio selama periode perhitungan yaitu 1 Agustus 2008 sampai 28 November 2008 (78 hari). Data yang digunakan adalah data close price (harga penutupan) harian saham. Dalam perhitungan portofolio ini, penulis tidak mengubah jumlah investasi awal maupun Lot masing-masing saham terhitung mulai dari tanggal 1 Agustus sampai dengan tanggal selesai 28 November 2008 (lampiran 3 dan 4). Setelah mendapatkan hasil daily return masing-masing saham maka selanjutnya yaitu menghitung portofolio daily return yaitu total dari jumlah dari seluruh daily return 5 saham selama periode penelitian mulai 1 Agustus- 28 November 2008 (78 hari) dan menghitung daily return pasar dalam peneltian ini daily return yang digunakan adalah LQ45 (data yang digunakan adalah harga penutupan LQ45). Berikut adalah grafik Portofolio dan Market Daily Return selama 1 Agustus- 28 November 2008 (78 hari). 49

13 Gambar IV.1 Return Portofolio dan LQ45 Return Periode 1 Agustus- 28 November 2008 Return 12.00% 10.00% 8.00% 6.00% 4.00% 2.00% 0.00% -2.00% Aug- Aug- Aug- Aug- Sep- Sep % % -8.00% % % % 30- Sep- 08 Min Port 06-Okt-08, % Date 10- Oct- 08 Max LQ45 14-Oct-08, 8.75% 20- Oct Oct- 08 min LQ45 8-Oct-08, % Max port 3-Nov-08, 10.55% 9- Nov Nov- 08 Portfolio LQ 45 Sumber: hasil penelitian Grafik diatas menunjukan hasil perhitungan Portofolio selama 4 bulan terhitung 1 Agustus sampai 28 November 2008 (78 hari). Pergerakan return keduanya searah, atau dengan kata lain indeks market (LQ45) dan portofolio berbanding lurus. Untuk Beta Portofolio yang dihasilkan dari portfolio return dan market return adalah 0,48 yang berarti pergerakan portofolio selama periode penelitian searah dengan indeks pasar (LQ45) karena nilainya positif dan angka ini menunjukan bahwa return portofolio 0.48 (atau 48%) sensivitasnya terhadap LQ 45 (market return). Berikut adalah grafik dari nilai portofolio selama periode penelitian. 50

14 Gambar IV.2 Nilai Portofolio Periode 1 Agustus- 28 November Portofolio Daily Value IDR 199,792, IDR 55,725, Aug Aug Aug Sep Sep Oct Oct-08 7-Nov Nov-08 Portofolio Daily Value Sumber: hasil peneltian Untuk Portofolio pada awal investasi total portofolio senilai Rp sedangkan pada akhir nilai investasi hanya Rp berarti Portofolio mengalami defisit sebanyak Rp Sedangkan pada indeks LQ45 pada awal periode 467,831 dan akhir periode 241,352 mengalami penurunan sebanyak 226,334 poin. Data perhitungan selengkapnya ada dilampiran 4. Dari hasil Perhitungan diatas maka kinerja portofolio dapat diukur menggunakan ukuran Sharpe (Sharpe s measure). Diketahui Risk Free Rate (suku bunga acuan Bank Indonesia) selama periode penelitian (1 Agustus- 28 November 2008) adalah 9% atau 0,04% (harian). Portfolio Return 1,68% (diasumsikan portfolio return masih menggunakan angka mutlak) dan Portfolio Risk 3.77% maka 51

15 Sharpe Measure = ( Rp-Rf )/ σp = (1,68%-0,04%) / 3.77% = 0,43 atau 43% Sharpe s Measure merupakan ukuran untuk penilaian kinerja portofolio dalam rata-rata pengembalian dibanding dengan resiko total portofolio tersebut. Dengan kata lain, dapat dilihat (Rp-Rf)/ σp yaitu berapa return portofolio diatas SBI rate (resiko nol) dibandingkan dengan resiko total dari portofolio tersebut. Nilai Sharpe semakin besar menunjukan kinerja portofolio tersebut semakin baik. IV.4 Hedging Portofolio Menggunakan Mini LQ Futures Lindung nilai (Hedging) pada portofolio dilakukan pada saat yang bersamaan saat portofolio 5 saham mulai dilakukan (1 Agustus 2008). Sesuai dengan tujuan penelitian ini lindung nilai portofolio dilakukan menggunakan Mini LQ Futures. Alasan mengapa digunakannya Mini LQ Futures karena saham portofolio tersebut merupakan saham-saham yang termasuk dalam LQ45, selain itu Mini LQ Futures merupakan instrumen derivatif yang tepat digunakan pada saat situasi makro tidak menentu sehingga instrumen ini mampu memproteksi pergerakan harga. Mini LQ Futures adalah bentuk mini dari LQ45 Futures. Mini karena multiplier futures ini harganya lebih murah daripada LQ45 Futures biasa. Pada LQ45 Futures untuk setiap kenaikan satu poin indeks maka akan dikalikan Rp ,00 sedangkan Mini LQ Futures hanya Rp Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan 2 bulan kontrak Mini LQ Futures karena lama periode penelitian ini 4 bulan maka akan dilakukan 2 kali hedging dengan 2 52

16 bulan kontrak Mini LQ Futures. Saat pembentukan portofolio saat itu pulalah kita mengambil posisi untuk melakukan hadging menggunakan Mini LQ Futures. Tabel IV.9 Total Portofolio dan LQ 45 Periode 1 Agustus- 28 November 2008 Date 1 Aug - 29 Sept Oct - 28 Nov 2008 Beginning Port Rp Rp Ending Port Rp Rp Beginning LQ45 467, ,970 Ending LQ45 369, ,497 IV.4.1 Hedging Portofolio 1 Agustus - 29 September 2008 Diperkirakan bahwa harga indeks akan mengalami penurunan, maka dalam kondisi seperti ini Short (posisi jual) pada kontrak futures digunakan untuk melindungi portofolio. Diketahui jumlah dana portofolio yang akan di-hedging adalah sebesar Rp ,00 (s). Dengan beta portofolio per 1 Agustus - 29 September 2008 adalah sebesar 0,39 (β) dan indeks LQ pada 1 Agustus adalah 467,831, berikut adalah perhitungan jumlah kontrak (N*) Mini LQ Futures yang dibutuhkan Diketahui = Resiko sisetematik (β) Portofolio : 0,39 (2 bulan pertama portofolio) Nilai LQ45 (spot) : 467,831 Nilai Multiplier Mini LQf : Nilai Portofolio : Rp Return Market (Rm) : -23,69% Risk Free Rate (BI rate) : 9% dalam 2 bulan 1,5% 53

17 N* = β s f N* = 0, (467,831 * ) N* = 1,7 atau 2 kontrak Atau bisa juga dihitung dengan cara berikut Jumlah portofolio sebesar Rp dengan beta 0,39. Indeks Mini LQ Futures saat ini diperdagangkan pada 467,831. penurunan indeks sampai tingkat 369,140 akan mencerminkan kejatuhan sebesar 23,7 %. Dengan beta dari portofolio diperkirakan kerugian sebesar 23,7% x 0.39 = 9,24%. Perubahan nilai portofolio 9,24%x = 18,461, Akibatnya, sensitivitas terhadap pergerakan pasar adalah ,56 per 98,691 poin pergerakan indeks saham LQ45. Dengan pengali kontrak sebesar Rp laba atas kontrak futures indeks LQ45 akan berubah menjadi Rp ,00 untuk setiap indeks. Rasio lindung nilai sebagai berikut : H = Perubahan nilai Portofolio = ,56 = 1,8 kontrak (jual) Laba atas satu kontrak futures ,00 Dari perhitungan diatas maka dibutuhkan 2 kontrak Mini LQ Futures untuk melindungi portofolio selama 2 bulan. Dua kontrak tersebut akan jatuh tempo dalam dua bulan. Setelah futures mencapai maturity date atau jatuh tempo maka hedging Portofolio yang diperoleh adalah sebagai berikut. 54

18 = N* x (spot futures) x multiplier = 2 x (467, ,140) x = Rp Sedangkan Imbal hasil yang diestimasikan pada portofolio (%) pada 29 September 2008 adalah E(r) = Rf + β( Rm Rf) E(r) = 1,5% + 0,39 (-23,69%-1,5%) E(r) = -8,325% Nilai dari imbal hasil yang diestimasikan pada portofolio pada akhir periode atau jatuh tempo dari kontrak futures adalah = Rp x (1 8,325%) = Rp Maka total Portofolio dengan hedging Mini LQ Futures adalah = Rp Rp = Rp Hedging Portofolio yang dilakukan menggunakan 2 kontrak Mini LQ Futures periode 1 Agustus - 29 September 2008 menghasilkan Rp sedangkan portofolio pada akhir periode adalah Rp maka total portofolio yang telah di hedging adalah Rp IV.4.2 Hedging Portofolio 6 Oktober 28 November 2008 Pada tahap selanjutnya, kembali dilakukan hedging menggunakan Mini LQ Futures dengan kontrak 2 bulan kontrak periode 6 Oktober 28 November

19 Karena masih diasumsikan bahwa Indeks Pasar masih akan mengalami penurunan maka diposisikan short (jual) atas futures tersebut. Futures akan jatuh tempo dalam 2 bulan. Diketahui = Resiko sistematik (β) Portofolio : 0,49 (Selama 2 bulan kedua portofolio) Indeks LQ45 : 326,970 Nilai Multiplier Mini LQf : Nilai Portofolio : Rp Return Market (Rm) : -30,30% Risk Free Rate (BI rate) : 9,5% dalam 2 bulan 1,6% N* = β s f N* = (326,970 * ) N* = 1,9 atau 2 kontrak Alternatif cara kedua Jumlah portofolio sebesar Rp dengan beta 0,49. Indeks Mini LQ Futures saat ini diperdagangkan pada 326,970. Penurunan indeks sampai tingkat 241,497 akan mencerminkan kejatuhan sebesar %. Dengan beta dari portofolio diperkirakan kerugian sebesar 30,30% x 0.49 = 14,8%. Atau dalam perubahan portofolio tersebut 14,8%x = Akibatnya, sensitivitas terhadap pergerakan pasar adalah Rp per poin pergerakan indeks saham LQ45. Dengan pengali kontrak sebesar Rp Laba atas kontrak mini futures indeks LQ45 akan berubah menjadi Rp 56

20 untuk setiap poin indeks. Sehingga, untuk mencegah eksposure pasar selama 2 bulan maka rasio lindung nilai sebagai berikut: H = Perubahan nilai Portofolio = = 2,1 atau 2 kontrak (jual) Laba atas satu kontrak futures Dibutuhkan dua kontrak Mini LQ Futures untuk melindungi portofolio selama 2 bulan. Setelah futures mencapai maturity date atau jatuh tempo maka manfaat hedging yang diperoleh adalah sebagai berikut = 2 x ((326, ,497) x ) = Rp Sedangkan Imbal hasil yang diestimasikan pada portofolio (%) pada 29 September 2008 adalah E(r) = Rf + β( Rm Rf) E(r) = 1,6% + 0,49 (-30,30%-1,6%) E(r) = -14,03% Nilai dari imbal hasil yang diperikirakan, pada akhir periode atau jatuh tempo dari kontrak futures selama 2 bulan adalah = Rp x (1-14,03%) = Rp

21 Maka total aset portofolio dengan hedging Mini LQ Futures adalah = Rp Rp = Rp Hedging Portofolio yang dilakukan menggunakan 2 kontrak Mini LQ Futures periode 6 Oktober 28 November 2008 menghasilkan Rp sedangkan portofolio pada akhir periode adalah Rp maka total portofolio yang telah di hedging adalah Rp IV.4.3 Hedging Benefit pada Portofolio 1 Agustus 28 November 2008 Hedging terhadap Portofolio 5 saham yang dilakukan selama periode 1 Agustus 28 November 2008 dibagi dalam dua periode hedging menggunakan Mini LQ Futures. Pada periode pertama transaksi futures menghasilkan Rp dan periode kedua menghasilkan Rp Berikut adalah tabel mengenai keuntungan dari Hedging menggunakan Mini LQ Futures Tabel IV.10 Hedging Portofolio Periode 1 Agustus- 28 November 2008 Hedging Period Total Portofolio Portofolio dengan Mini LQ Futures Hedging Benefit 1 Aug - 29 Sept 08 Rp Rp Rp ,82 6 Oct - 28 Nov 08 Rp Rp Rp ( ,92) 58

22 IV.4.3 Membandingkan Kinerja Portofolio Dengan dan Tanpa Mini LQ Futures Portofolio yang tidak di hedge pada akhir periode penelitian 1 Agustus - 29 September 2008 turun sebanyak Rp dari awal portofolio Rp menjadi Rp Sedangkan Portofolio yang tidak menggunakan sebagai sarana hedging pada akhir periode penelitian 6 Oktober - 28 November 2008 turun sebanyak Rp dari awal portofolio Rp menjadi Rp Tabel IV.11 Kinerja Portfolio Dengan dan Tanpa Mini LQ Futures Total Portofolio Periode Total Portofolio Periode Dengan Mini LQ Futures Tanpa Mini LQ Futures 1-Aug-08 Rp Sep-08 Rp Rp Oct-08 Rp 123, Nov-08 Rp Rp Pada periode pertama 1 Agustus- 29 September 2008 dengan portofolio sebesar Rp di hedge dengan Mini LQ Futures (biaya margin terdapat di lampiran 7) pada akhir periode menjadi Rp (101.55%) sedangkan apabila portofolio tidak melakukan hedging dengan Mini LQ Futures portofolio hanya Rp (68,46%) pada akhir periode. Pada periode kedua 6 Oktober-28 November portofolio sebesar Rp yang di hedge dengan Mini LQ Futures sebesar Rp (99,46%) sedangkan apabila tidak hedging portofolio turun sebesar 45,21% dari portofolio awal menjadi Rp (biaya margin Mini LQ futures terdapat di lampiran 7). 59

23 Mini LQ Futures merupakan salah satu instrumen derivatif yang tepat digunakan pada saat pergerakan harga pasar sulit diperkirakan. Saat portofolio dibentuk saat itu pulalah kita menentukan posisi futures kita. Pada penelitian ini, posisi futures yang diambil untuk dua periode hedging adalah short(jual). Pada posisi short yang diuntungkan adalah ketika harga underlying aset (LQ45) kita mengalami penurunan karena kita sudah terlebih dahulu menjual (short) dengan harga yang tinggi. Namun apabila yang terjadi adalah sebaliknya maka akan mengalami kerugian. 60

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan Data dan Praproses Data yang digunakan berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia dari bulan Januari 2004 sampai dengan Desember 2009. Sampai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang termasuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v

DAFTAR ISI. Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v i DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... iv Daftar Lampiran... v I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 8 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011

Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 36 LAMPIRAN 1 Daftar anggota saham LQ-45 Periode Januari-Desember 2011 No. Nama Emiten Frekuensi Jumlah Kode Nama Perusahaan November 10 Januari 11 Februari Juli 11 Agustus 11 Januari 12 1. AALI Astra

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang.

DAFTAR PUSTAKA. Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang. 51 DAFTAR PUSTAKA Alamsyah, Zulfiyan Z.A, 1997, Strategi Investasi di Pasar Modal, Makalah Seminar Pasar Modal, Semarang. Anoraga, Pandji & Pakarti Piji, 2001, Pengantar Pasar Modal, Rineka Cipta, Jakarta.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Kerja Pemikiran Pada Bab 3.1 ini akan dijelaskan seluruh kerangka kerja dan pemikiran dalam penelitian ini. Sub-bab 3.1 berisi penjelasan setiap bagan beserta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

I. PENDAHULUAN. ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk berinvestasi, salah satunya dengan ikut serta dalam pasar modal. Pasar modal merupakan pasar tempat diperjualbelikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi pada pendanaan dari sumber 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era ekonomi modern seperti saat ini perusahaan sangat memerlukan tambahan modal agar kinerja perusahaan terus maju dan berkembang. Perusahaan di Indonesia sejak

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk lebih efisien, efektif, dan ekonomis untuk kelangsungan perusahaan, maka dibutuhkan manajemen yang baik dalam menjalankan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010

OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 OPTIMALISASI PORTFOLIO INDEKS SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) DENGAN PENDEKATAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERIODE AGUSTUS 2007 S/D JULI 2010 Muninghar Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis.

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis. Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan perkembangan dan kondisi ekonomi sekarang ini, masyarakat Indonesia mulai mencari informasi mengenai berbagai pilihan investasi. Untuk memilih investasi ada beberapa alat analisis,

Lebih terperinci

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA

BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai Kinerja Keuangan Menggunakan Konsep EVA BAB V Kesimpulan dan Saran 141 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data serta pengujian hipotesis, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Nilai Kinerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Analisis penilaian kinerja saham-saham BUMN dan portofolio BUMN dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio Sharpe dan rasio Treynor untuk mengukur tingkat return-nya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45

BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 BAB II DESKRIPSI INDEKS LQ45 2.1 Pasar Modal Pasar modal berperan dalam menunjang perekonomian suatu negara. Saat ini, indikator perekonomian suatu negara, selain diukur melalui pertumbuhan PDB juga dapat

Lebih terperinci

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

BAB 2 INDEKS KOMPAS 100. cerminan pergerakan harga saham. Indeks-indeks tersebut adalah (Idx, 2014) : 1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BAB 2 INDEKS KOMPAS 100 2.1 Sejarah Bursa Indeks Kompas 100 Saat ini BEI memiliki 11 jenis indeks harga saham, yang secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik. Indeks merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming

Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (13) 2337-35 (2301-928X Print) 1 Optimasi Multi-Objective pada Pemilihan Portofolio dengan Metode Nadir Compromise Programming Ema Rahmawati dan Subchan. Jurusan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan.

I. PENDAHULUAN. seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dalam pembangunan nasional harus berjalan seiring dengan pemerataan pendapatan dan pemerataan hasil pembangunan. Pembangunan suatu negara digambarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

Perhitungan Haircuts Saham di BEI

Perhitungan Haircuts Saham di BEI Perhitungan Haircuts Saham di BEI Oleh: Adler Haymans Manurung dan Wilson R. Tobing Pendahuluan Krisis keuangan yang terjadi dalam enam bulan terakhir memberikan implikasi ke berbagai pihak. Banyak pihak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini 38 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Periode Pengamatan Lokasi penelitian dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang. Penelitian ini meneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu, melalui metode penelitian akan

BAB III METODE PENELITIAN. yang diharapkan dapat tercapai. Selain itu, melalui metode penelitian akan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam menganalisis hasil penelitian, tidak lepas dari metode penelitian sebagai tolak ukur dalam menentukan arah kegiatan penelitian agar tujuan yang

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel

Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Lampiran 1. Sampel Penelitian Daftar Perusahaan-perusahaan Sampel Observasi 1 (Periode Formasi: Bulan Februari 2012-Bulan Juni 2012) No. Kode Nama Perusahaan 1 AALI PT Astra Agro Lestari Tbk 2 ADRO PT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa

BAB IV HASIL PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada kelompok saham yang tergabung dalam Jakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Untuk mempermudah dalam pemecahan masalah, data diklasifikasikan menjadi dua, 1 yaitu : a) Data primer, adalah data yang diperoleh secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI.

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitin ini adalah seluruh perusahaan yang masuk dalam index LQ-45 di BEI. Teknik pengambilan sampel penelitian didasarkan pada purposive

Lebih terperinci

Kondisi Perkembangan Pemeringkatan GCG pada perusahaan Dalam Daftar CGPI yang dirilis IICG di BEI periode

Kondisi Perkembangan Pemeringkatan GCG pada perusahaan Dalam Daftar CGPI yang dirilis IICG di BEI periode Kondisi Perkembangan Pemeringkatan GCG pada perusahaan Dalam Daftar CGPI yang dirilis IICG di BEI periode 2004-2012 No. Perusahaan Kode 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 1 PT. Bank Mandiri (Persero)

Lebih terperinci

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan Portofolio Optimal Terhadap Perusahaan Sektor Perbankan Nama : Bayu Mayura Pridatama NPM : 10208239 Fak/Jur : Ekonomi - Manajemen / S1 Pembimbing :

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Mengacu pada pokok permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh kebijakan dividen terhadap harga saham yang tercatat dalam Bursa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. diteliti pada tahun ditunjukkan oleh Astra Internasional Tbk, yaitu

BAB IV PEMBAHASAN. diteliti pada tahun ditunjukkan oleh Astra Internasional Tbk, yaitu BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Earning Per Share (EPS) EPS dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan jumklah saham yang beredar. Nilai EPS tertinggi untuk keseluruhan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip utama yang ada dalam investasi adalah resiko yang tinggi, akan

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip utama yang ada dalam investasi adalah resiko yang tinggi, akan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi adalah suatu bentuk penanaman modal baik secara langsung maupun tidak langsung. Investasi juga dapat dilakukan dalam jangka pendek atau jangka panjang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap 45 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian dalam penelitian ini adalah reaksi pasar terhadap kandungan informasi pengumuman dividen terhadap return saham yang diukur dengan

Lebih terperinci

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun

Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun L1 Lampiran 1 Daftar Perusahaan Yang Termasuk Indeks BISNIS-27 Tahun 2010-2011 1 ADRO Adaro Energy 2 ANTM Aneka Tambang (Persero) 3 ASII Astra International 4 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) 5 BBRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian... ABSTRAK Krisis Asia yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 telah menyebabkan keterpurukan secara fundamental dibeberapa negara Asia termasuk Indonesia. Namun seiring dengan berjalannya waktu, perekonomian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bagian dari penelitian ini akan menguji permodelan dengan panel data, pengujian asumsinya, serta pembahasan analisis hasil dari regresi panel data tersebut. 4.1. Sampel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal merupakan sarana yang dapat menggalang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan penting yang dimiliki oleh pasar uang dalam resiko investasi terhadap pasar keuangan indeks harga saham gabungan di perbankan di Indonesia memberikan manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa tahun terakhir ini tentu sangat membuat khawatir para investor yang ingin dan sedang berinvestasi

Lebih terperinci

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI)

SKRIPSI. KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) SKRIPSI KOMPARASI KINERJA PERUSAHAAN YANG BERBASIS SYARIAH DENGAN PERUSAHAAN YANG BERBASIS NON-SYARIAH (Studi Empiris BEI) Diajukan Untuk Memenuhi Sebahagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas pembentukan portofolio menggunakan metode goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang akan dipilih menjadi kandidat portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Secara umum pendapatan penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan laporan Organisasi Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia merupakan salah satu negara Asia Pasifik yang memiliki posisi penting dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. pada emiten akan semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham pada suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan/ kinerja perusahaan. Jika harga saham selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA. 1.1 Latar Belakang

BAB I PE DAHULUA. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Dalam teori keuangan, kebijakan perusahaan mengenai dividen telah menjadi salah satu subjek yang menarik perhatian banyak akademisi dan menjadi subjek yang telah diteliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi, turunnya nilai kurs dan indeks harga saham gabungan dari bursa luar BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pasar uang dan pasar modal bergejolak drastis pada tahun 2008-2009 pasca kasus subprime mortgage yang melanda Amerika Serikat. Hal ini disebabkan oleh dampak krisis

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE

ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE ANALISIS PENGARUH BOOK VALUE PER SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN DI BURSA EFEK JAKARTA (STUDI KASUS PERUSAHAAN KELOMPOK LQ-45) Oleh : Sumarno dan Gunistiyo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL DAN STOCHASTIC DOMINANCE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI (Studi Pada Saham-Saham Indeks Sri-Kehati Yang Listing Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Industri Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)), merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 Esi Fitriani Komara, SE Manajemen, UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi esifitriani91@yahoo.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana

I. PENDAHULUAN. Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi menurut Bodie (2005) adalah suatu komitmen terhadap dana tertentu yang ditanamkan pada periode waktu tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan pembayaran di kemudian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif. dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolak ukur (benchmark) 62 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dengan tujuan mengembangkan perusahaannya. Perusahaan-perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketersediaan dana yang cukup bagi industri memegang peranan yang penting dalam kelangsungan hidup perusahaan karena dana merupakan motor penggerak industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER)

BAB IV PEMBAHASAN. saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pemilihan Metode Metode yang digunakan untuk melakukan penelitian terhadap penilaian saham adalah Dividend Discount Model (DDM) dan Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan nilai investasi. Investasi pada umumnya dilakukan untuk mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan dana pada satu aset atau lebih selama jangka waktu tertentu dengan harapan memperoleh pendapatan atau peningkatan

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen, Vol.8, No.1, November Oleh: Shinta Heru Satoto Staf Pengajar Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Jurnal Manajemen, Vol.8, No.1, November Oleh: Shinta Heru Satoto Staf Pengajar Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Jurnal Manajemen, Vol.8, No.1, November 2008 ANALISIS PENERAPAN DIVERSIFICATION ACROSS TIME: TINJAUAN TERHADAP KISARAN KEUNTUNGAN INDIVIDUAL SAHAM (Studi Komparatif Rata-rata Keuntungan Kisaran Harga Saham

Lebih terperinci

bab in METODE PENELITL4N pemilihan saham indeks LQ-45 haras memenuhi kriteria sebagai berikut:

bab in METODE PENELITL4N pemilihan saham indeks LQ-45 haras memenuhi kriteria sebagai berikut: bab in METODE PENELITL4N 3.1 Populasi dan sampel Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) yang tennasuk dalam LQ-45. Indeks LQ-45 dipilih karena saham-saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Indeks Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012:

BAB I PENDAHULUAN. Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Himawan Hariyoga, dalam. 283,5 trilliun. Berikut data realisasi investasi hingga September 2012: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemulihan ekonomi yang lambat di negara-negara maju pasca krisis global 2008 silam, menyebabkan para investor lebih memilih mendiversifikasikan investasinya ke luar

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN

III.METODE PENELITIAN III.METODE PENELITIAN 3.1. Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan event study yaitu salah satu desain statistik yang popular di bidang keuangan yang menggambarkan sebuah teknik riset yang memungkinkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar

I. PENDAHULUAN. saat ini dimana pasar modal dapat menjadi cerminan aktivitas perekonomian. Pasar I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal di negara-negara maju sejak lama telah merupakan lembaga yang sangat diperhitungkan bagi perkembangan ekonomi. Sama halnya dengan keadaan di Indonesia saat

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau BAB III METODELOGI PEELITIA 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL

PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL Penggunaan Metode Capital (Herarum Sekarwati) 425 PENGGUNAAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN BERINVESTASI SAHAM ( Studi Pada Saham Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat

BAB IV PEMBAHAS AN. Padahal reksa dana syariah memiliki perkembangan yang cukup pesat, tercatat BAB IV PEMBAHAS AN IV.1 Analisis Kinerja Portofolio Melihat kinerja portofolio perlu dilakukan sebelum melakukan keputusan investasi. Dengan membandingkan kinerja antar reksa dana, maka investor mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto,

BAB III METODE PENELITIAN. Data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Data adalah subyek dari mana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2010:172). Rancangan penelitian merupakan semua proses yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis dan Pembahasan Hasil VAR 2007 Perhitungan VAR untuk ketiga metode dilakukan secara tersinkronisasi dengan horison historis seperti yang dijelaskan pada Bab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 1.1 Jenis dan Sumber Data 3.1.1 Jenis Data BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang meusatkan perhatiannya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN 2001 2008 BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) Welin Kusuma*, Dessy Mulyani** *Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Istrumen Investasi Syariah

Tabel 4.1 Istrumen Investasi Syariah BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Komposisi Portofolio Investasi Syariah Perusahaan Asuransi Kerugian ABC Perusahaan asuransi kerugian ABC telah memiliki unit syariah sejak pertengahan tahun 2005. Selama

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini meneliti pengaruh mediasi Corporate Social Responsibility Disclosure terhadap hubungan antara Good Corporate Governance dan nilai perusahaan

Lebih terperinci

RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU. Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, ukuran. perusahaan. auditor, jenis industri.

RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU. Jenis opini, solvabilitas, internal auditor, ukuran. perusahaan. auditor, jenis industri. LAMPIRAN 1 RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU Peneliti (Tahun) Sampel (Periode) Variabel yang Digunakan Made Gede Wirakusuma (2004) Subekti dan Widiyanti (2004) Varianada Halim (2000) Novice Lianto dan Budi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada 29 perusahaan yang tergabung dalam JII. (Jakarta Islamic Indeks) di Bursa Efek Jakarta (BEJ).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada 29 perusahaan yang tergabung dalam JII. (Jakarta Islamic Indeks) di Bursa Efek Jakarta (BEJ). BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1. Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 29 perusahaan yang tergabung dalam JII (Jakarta Islamic Indeks) di Bursa Efek Jakarta (BEJ). 3.1.2.

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Pasar Valuta Asing Dalam perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara dengan cadangan mata uang asing yang terbesar

Lebih terperinci

Kajian terhadap Siklus, Trend, dan Musiman pada Peramalan Saham-Saham Individu pada Saham LQ-45

Kajian terhadap Siklus, Trend, dan Musiman pada Peramalan Saham-Saham Individu pada Saham LQ-45 Bisnis & Birokrasi, Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Jan Apr 009, hlm. 6-44 ISSN 0854-844 Volume 6, Nomor Kajian terhadap Siklus, Trend, dan Musiman pada Peramalan Saham-Saham Individu pada Saham

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PASAR MODAL. 3.1 Perkembangan BEJ Bursa Efek jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang

BAB 3 GAMBARAN UMUM PASAR MODAL. 3.1 Perkembangan BEJ Bursa Efek jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang BAB 3 GAMBARAN UMUM PASAR MODAL 3.1 Perkembangan BEJ Bursa Efek jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Model Indeks Tunggal Sharpe (1963) mengembangkan model yang disebut dengan model indeks tunggal (single-index model). Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci