Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah"

Transkripsi

1 ABSTRAK Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur dengan jalan investasi. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih dikemudian hari. Permasalahan dalam skripsi ini adalah penilaian investasi pada saham Jakarta Islamic Index (JII) dengan menganalisis risiko dan return menggunakan Capital Assets Pricing Model (CAPM). Penelitian bertujuan untuk menganalisis kalkulasi CAPM dalam menilai risiko dan return dan pilihan berinvestasi yang terbaik pada saham JII. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa harga penutup saham bulanan (monthly closing price), Indeks Harga JII dan suku bunga SBI bulanan. Sampel penelitian terdiri dari 9 saham JII yang masuk secara kontinyu dalam daftar saham JII periode , yaitu saham ANTM, BUMI, INTP, INCO, KLBF, PTBA, TLKM, UNVR, dan UNTR. Seluruh data dikalkulasikan dengan metode CAPM. Simpulan hasil penelitian adalah ada 6 saham agresif yaitu ANTM, BUMI, INTP, INCO, PTBA, dan UNTR ; empat saham memiliki excess return positif yaitu KLBF, PTBA, UNVR, dan UNTR, semua saham berkorelasi linear positif dan β yang signifikan. Pilihan investasi terbaik dilakukan pada saham PTBA, dan UNTR. Pendahuluan Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih dikemudian hari. Investasi dalam bentuk surat berharga (sekuritas) biasanya dapat dilakukan melalui pasar uang atau pasar modal. Ditinjau dari sisi investor, pada umumnya tujuan investor berinvestasi di pasar modal pasti mengharapkan tingkat keuntungan. Tingkat keuntungan yang diperoleh di pasar modal dalam bentuk surat berharga khususnya saham lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan di pasar uang yang ditanamkan dalam bentuk deposito. 1

2 Dalam perlakuan akuntansi selalu disarankan agar tidak banyak kas yang menganggur (idle cash), cara untuk mencegah kas menganggur salah satunya adalah dengan jalan investasi. Tujuan investasi untuk memanfaatkan idle cash adalah investasi jangka pendek. Investasi merupakan penanaman sejumlah dana dalam bentuk uang ataupun barang yang diharapkan akan memberikan hasil yang lebih dikemudian hari. Investasi dalam bentuk surat berharga (sekuritas) biasanya dapat dilakukan melalui pasar uang atau pasar modal. Tujuan dari melakukan investasi adalah mendapat keuntungan, dan jika dibandingkan sudah pasti pasar modal dalam bentuk surat berharga khususnya saham lebih memberikan tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan tingkat keuntungan di pasar uang yang ditanamkan dalam bentuk deposito. CAPM adalah suatu model keseimbangan yang dapat menentukan hubungan antara risiko dan return yang akan diperoleh investor. Berdasarkan CAPM, tingkat risiko dan tingkat return yang layak dinyatakan memiliki hubungan positif dan linear. Ukuran risiko yang merupakan indikator kepekaan saham dalam CAPM ditunjukkan oleh variabel (Beta). Semakin besar suatu saham, maka semakin besar pula risiko yang terkandung didalamnya. Tingkat pengembalian pasar yang digunakan adalah tingkat pengembalian rata-rata dari kesempatan investasi di pasar modal (indeks pasar). Dalam hal ini digunakan Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (JII). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hasil kalkulasi dan untuk menganalisis pilihan investasi yang terbaik pada saham JII di BEI menurut pendekatan CAPM dilihat dari sisi risiko dan returnnya. Metode Penelitian Data yang digunakan adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak kedua. Artinya, data tersebut sudah diolah dan dapat dijabarkan lebih lanjut. Data-data yang ada dapat diolah kembali dengan menggabungkannya pada data lain yang relevan sehingga diperoleh informasi yang diperlukan. Data-data sekunder tersebut, yaitu : harga saham bulanan, IHS JII, suku bunga SBI bulanan, dan data-data lain. Variabel operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Return Saham / Stock Return (R i ) Merupakan tingkat return yang diperoleh pada penanaman sejumlah dana dalam suatu investasi tertentu yang terlihat pada masing-masing harga saham. 2

3 b. Expected Stock Return [E(R i )] Merupakan tingkat return rata-rata saham yang diharapkan akan diperoleh investor saham tertentu selama periode tertentu. c. Return Pasar / Market Return (R m ) Market return secara kasar yang akan diperoleh investor dari investasi pada saham-saham yang tercermin dari perubahan indeks harga untuk periode tertentu. Indeks harga yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Jakarta Islamic Index (IHS JII). d. Expected Market Return [E(R m )] Merupakan tingkat return rata-rata pasar modal dalam periode tertentu, yang dinilai dari rata-rata Indeks Harga Saham JII. e. Indeks Pasar / Market Index Merupakan pencerminan dari Indeks Harga Saham JII di Bursa Efek Indonesia. f. Tingkat Aset Bebas Risiko / Risk Free Rate (R f ) Merupakan tingkat return yang diperoleh dari investasi pada aktiva bebas risiko (riskless asset). Di Indonesia yang dijadikan dasar untuk menghitung R f adalah tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). g. Risiko Sistematis / Systematic Risk ( ) Merupakan risiko yang berkaitan dengan keadaan pasar dan tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. h. Required Return [E(R j )] Merupakan besarnya tingkat return yang dibutuhkan oleh investor dalam berinvestasi dengan tingkat risiko yang ada. Tingkat return yang dibutuhkan ini akan melebihi R f ditambah dengan besarnya kompensasi untuk menanggung risiko investasi pada saham tertentu. i. Excess Return [E(R)] Merupakan selisih antara Expected Stock Return dengan Required Return, yang menentukan pengambilan keputusan bagi investor pada saat pembelian saham. Untuk menilai pilihan berinvestasi yang terbaik bagi investor dalam melakukan penanaman modal pada saham-saham tertentu harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut: 3

4 Saham tersebut merupakan saham agresif ( > 1). Excess return bernilai positif (+) atau E (Ri) > E (Rj). Ada hubungan yang linear antara risiko dan return saham. bernilai signifikan Penelitian ini menggunakan alat bantu statistik, yaitu metode analisis regresi sederhana dengan program SPSS 17 untuk mencari korelasi risiko dan return serta menilai signifikan atau tidaknya yang diperoleh. Ketentuan level of significance ( ) adalah sebesar 5%. Adapun persamaan regresi sederhana yang digunakan adalah persamaan CAPM, yaitu: R i = R f + R m R f β i Dimana : R i = Tingkat return yang layak untuk sekuritas i (variabel dependen / Y) R f = Tingkat return dari investasi bebas risiko (konstanta/ ) R m -R f = Premium Risk (variabel independen / X) β i = Beta (ukuran risiko) sekuritas i Untuk mencari dan menilai korelasi antara risk dan return saham dapat dilihat pada output tabel correlations. Jika angka koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai positif (+) maka terdapat hubungan yang searah antara risiko dan return. Artinya, bila return mengalami peningkatan maka risiko pun akan naik, dan sebaliknya. Jika angka koefisien korelasi yang dihasilkan bernilai negatif (-) maka terdapat hubungan yang berlawanan antara risiko dan return. Artinya, bila return meningkat akan diikuti oleh penurunan risiko, dan sebaliknya. Pengujian apakah terjadi hubungan yang nyata antara risiko dan return saham yang dilakukan sesuai hipotesa berikut: H 0 : Tidak ada korelasi yang nyata antara risiko dan return saham H 1 : Ada korelasi nyata antara risiko dan return saham. Aturan keputusan : bila nilai signifikan < 0.05 maka Tolak H 0. Tinggi rendahnya hubungan antara risiko dan return saham dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 Tingkat Korelasi dan Interpretasi Antar Variabel 4

5 Koefisien Korelasi Interpretasi Sangat Kuat (Korelasi Sempurna) Kuat Agak Rendah (Sedang) Rendah Sangat Rendah (Tidak Berkorelasi) Menguji ada atau tidaknya hubungan linear antara Premium Risk sebagai variabel independen terhadap return saham sebagai variabel dependen, perlu dirumuskan terlebih dahulu karena hal ini merupakan bagian terpenting dalam analisis regresi. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: H 0 : Tidak ada hubungan linear antara risiko dan return saham H 1 : Ada hubungan linear antara risiko dan return saham. Untuk menguji hipotesis tersebut, kita dapat melihat nilai F hitung atau nilai signifikan pada tabel Anova yang dihasilkan. Aturan keputusan: bila F hitung > F tabel atau nilai signifikan < 0.05 maka tolak H 0. Selain uji di atas, kita juga perlu menguji nilai yang diperoleh dari sampel. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut: H 0 : tidak signifikan sehingga tidak mampu menjelaskan hubungan antara risiko dan return saham H 1 : signifikan sehingga mampu menjelaskan hubungan antara risiko dan return saham. Untuk pengujian dapat dilakukan dengan melihat t hitung atau nilai signifikan pada tabel Coefficients yang dihasilkan. Aturan keputusan: bila t hitung > t tabel atau nilai signifikan < 0.05 maka tolak H 0. Hasil dan Pembahasan Bentuk instrumen keuangan yang dapat diinvestasikan oleh investor, antara lain berupa Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan saham yang ada di pasar modal. Sertifikat Bank Indonesia diterbitkan oleh pemerintah sehingga memperoleh kepastian jaminan. Bagi investor yang 5

6 menginginkan perputaran dana yang lebih cepat dan fluktuatif dapat menginvestasikan dananya dalam bentuk saham yang diterbitkan oleh pihak swasta. Beberapa data yang diperlukan untuk menilai return yang diterima bila berinvestasi dalam SBI maupun saham (dalam penelitian ini adalah saham-saham JII) adalah sebagai berikut: Tabel 2 Tingkat Suku Bunga SBI dan Indeks Harga Saham JII (IHS JII) Periode Suku Bunga SBI (%) Indeks JII (IHS JII) Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Sumber : dan Perpustakaan Bursa Efek Indonesia Hipotesa dalam pengujian CAPM menyebutkan bahwa titik potong dengan sumbu tegak (saat =0) haruslah sama dengan R f dengan slope [E(R m ) R f ]. Rumus-rumus R f dan R m digunakan untuk mengetahui besarnya nilai R f dan R m yang dihasilkan E(R m ) adalah rata-rata dari Rm. Besarnya selisih E (R m ) dan R f akan sama besarnya dengan slope dalam kurva regresi linear pada pengujian CAPM. Nilai dari R f dan R m juga merupakan elemen-elemen yang dibutuhkan dalam perhitungan rumus. Salah satu aset bebas risiko yang ada di Indonesia adalah Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Risiko yang didapat oleh investor bila berinvestasi dalam aset ini adalah 0 karena diterbitkan dan dijamin oleh pemerintah (Bank Indonesia) sehingga kemungkinan Bank Indonesia tidak sanggup membayar bunga sertifikatnya sangat kecil. Return yang akan diterima oleh investor sesuai dengan besarnya tingkat suku bunga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk menghitung return dari aset bebas risiko ini digunakan tingkat suku bunga SBI bulanan. 6

7 Periode Suku Bunga SBI Tabel 3 Return Aset Bebas Risiko (R f ) Periode Suku Bunga SBI Periode Suku Bunga SBI Januari Oktober Juli Februari November Agustus Maret Desember September April Januari Oktober Mei Februari November Juni Maret Desember Juli April Januari Agustus Mei Februari September Juni Maret Oktober Juli April November Agustus Mei Desember September Juni Januari Oktober Juli Februari November Agustus Maret Desember September April Januari Oktober Mei Februari November Juni Maret Desember Juli April Total Agustus Mei R f September Juni Rf per bulan Sumber : (diolah) Perhitungan Rf untuk periode adalah sebagai berikut : R f = n i 1 Tingkat suku bunga SBI = n 5, = 0, Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa return aset bebas risiko rata-rata (R f ) yang akan diterima oleh investor adalah sebesar 0,08633 atau 8,633% per Tahun atau 0,719% per bulan yang meliputi suku bunga minimum sebesar 6,01% per tahun pada bulan Desember 2010 dan suku bunga maksimum sebesar 12,75% per tahun pada bulan Januari Dengan melihat kenaikan dan penurunan indeks pasar, kita dapat mengatakan apakah pasar dalam keadaan bullish (meningkat) ataupun bearish (lemah). Indeks pasar ini membantu investor sebagai alat analisis dalam pengambilan keputusan apakah akan berinvestasi di pasar modal atau tidak. IHS JII terbentuk dari pergerakan keseluruhan saham JII di Bursa Efek Indonesia. IHS JII digunakan untuk menentukan return pasar (R m ). berikut. Adapun rumus-rumus yang digunakan berkaitan dengan return pasar adalah sebagai 7

8 R m feb 06 = IHS JII feb 06 IHS jan 06 IHS jan 06 = Perhitungan Rm untuk bulan berikutnya sama dengan perhitungan di atas. E(R m ) = n m 1 R m n n = σ 2 m = m 1 [R m I(R m )] n 1 1, = 0, = 0, = 0, σ m = σ m 2 = 0, = 0, = 0, Berdasarkan perhitungan di atas terlihat bahwa rata-rata return pasar yang akan diterima oleh investor adalah sebesar 0,01898 dengan besarnya standar deviasi adalah sebesar 0, Poin indeks JII periode berada di tingkat minimum sebesar pada bulan Oktober 2008 dan di tingkat maksimum sebesar pada bulan Desember Nilai return rata-rata yang positif menunjukkan sentimen pasar yang positif dan meningkat walaupun pergerakannya sangat kecil. Nilai R m dan IHS JII secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini. 8

9 Periode IHS JII R m R m-e(r m) Tabel 4 [R m- E(R m)] 2 Periode IHS JII R m R m- E(R m) [R m- E(R m)] 2 Januari September Februari Oktober Maret November April Desember Mei Januari Juni Februari Juli Maret Agustus April September Mei Oktober Juni November Juli Desember Agustus Januari September Februari Oktober Maret November April Desember Mei January Juni Februari Juli Maret Agustus April September Mei Oktober Juni November Juli Desember Agustus Januari September Februari Oktober Maret November April Desember Mei Total Total Juni E (R m) m Juli m Agustus Sumber : Perpustakaan Bursa Efek Indonesia (diolah) Dari perhitungan sebelumnya, baik R f maupun R m dapat kita lihat bahwa nilai R f lebih kecil dari E(R m ). Selisih di antara keduanya adalah sebesar 0,01179 (0, ,00719). Ini berarti selama periode akan lebih menguntungkan jika berinvestasi dalam saham JII di pasar modal dibandingkan dengan berinvestasi dalam bentuk saham SBI karena JII memberikan return yang lebih besar daripada return yang diberikan oleh SBI. Hal ini 9

10 menunjukkan bahwa harga saham yang sempat menurun pada tahun tidak banyak mempengaruhi permintaan akan investasi pasar modal karena diikuti pula dengan turunnya suku bunga SBI pada tahun dan memang tidak dapat dipungkiri pasar modal lebih memberikan return yang besar. Namun, itu semua tergantung kembali pada preferensi dari masing-masing investor dalam memilih bentuk investasi yang diinginkan, karena tidak boleh dilupakan juga bahwa pasar modal juga mengandung resiko yang tidak terdapat pada SBI. Sebagian investor mengharapkan return saham yang besar dengan risiko yang kecil pada dana yang diinvestasikan. Ternyata ini membutuhkan proses analisis yang tepat dan akurat sehingga dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Sebagian investor mengharapkan return saham yang besar dengan risiko yang kecil pada dana yang diinvestasikan. Ternyata ini membutuhkan proses analisis yang tepat dan akurat sehingga dapat membantu investor dalam mengambil keputusan investasi. Adapun return saham ini menggunakan fluktuasi dari harga saham penutup setiap akhir bulan (monthly closing price) pada sejumlah perusahaan publik. Besarnya monthly closing price dari setiap sampel perusahaan dapat dilihat dalam lampiran. Salah satu sampel perusahaan yang dijadikan contoh dalam perhitungan return saham adalah saham Aneka Tambang (Persero) dengan perhitungan sebagai berikut. R i feb 06 = p feb 06 p jan 06 p jan 06 = = Return saham untuk bulan-bulan berikutnya menggunakan perhitungan yang sama. Dari perhitungan tersebut dapat diketahui tingkat return yang sebenarnya diperoleh, varians dan standar deviasi dari saham Aneka Tambang (Persero) adalah sebagai berikut. E(R i ) = n i 1 R i n n = σ 2 i = i 1 [R i E(R i )] n 1 0, = 1, = 0, = 0, σ i = σ i 2 = 0, = Perhitungan untuk seluruh sampel perusahaan secara lengkap disajikan dalam lampiran 5 hingga lampiran 13. Varians dari perhitungan di atas menunjukkan seberapa besar kuadrat 10

11 penyimpangan tiap return terhadap penyimpangan rata-rata return saham dalam periode tertentu, sedangkan standar deviasi menunjukkan tingkat risiko saham. Semakin besar standar deviasinya maka semakin besar pula risiko setiap saham. Tabel 5 Return Saham Seluruh Perusahaan Periode No. Nama Perusahaan (Tbk.) E(R i ) i 1 Aneka Tambang (Persero) Bumi Resources Indocement Tunggal Prakasa International Nickel Indonesia Kalbe Farma Tambang Batubara Bukit Asam Telekomunikasi Indonesia Unilever Indonesia United Tractors Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa ke-9 saham menunjukkan nilai E(R i ) yang positif. Nilai E(R i ) yang positif mengindikasikan kenaikan harga saham yang lebih besar dari penurunannya sehingga akan menguntungkan investor, dan sebaliknya. Standar deviasi (risiko) yang ditunjukkan tabel di atas relatif cukup tinggi karena berada pada kisaran diatas 9% (lihat i ). Hal ini pun perlu menjadi perhatian investor. Covarian menunjukkan gambaran dari hubungan antara return saham tertentu dengan return pasar. Covarian bernilai positif menunjukkan hubungan yang searah antara return saham dengan return pasar, dan sebaliknya. Hubungan (covarian) ini digunakan untuk mencari besarnya saham. adalah ukuran kepekaan return saham terhadap perubahan pasar. Apabila return saham tertentu peka terhadap segala perubahan pasar yang terjadi sekecil apapun maka akan menunjukkan nilai yang tinggi ( > 1) dan saham itu disebut saham agresif (agresive stock). Bila return saham tersebut menunjukkan nilai yang stabil walaupun pasar mengalami perubahan maka pun akan bernilai tetap ( =1) dan saham itu disebut saham netral, sedangkan untuk 11

12 return tertentu yang memiliki kepekaan lebih kecil dari fluktuasi pasar maka akan menunjukkan nilai yang rendah ( < 1) dan saham itu dinamakan saham lemah (defensive stock). berikut : Perhitungan untuk covarian dan beta saham Aneka Tambang (Persero) adalah sebagai Cov(R i, R m ) = n i,m 1 [R m E(R m )] x [R i E(R i )] n 1 β j = Cov(R i, R m ) σ m 2 = = 0, , = 1, , = 0, Tabel 6 Risiko Sistematis ( ) Seluruh Perusahaan Periode Nama Perusahaan (Tbk.) Covarian (R i,r m ) Varian Pasar ( 2 m ) Aneka Tambang (Persero) Bumi Resources Indocement Tunggal Prakasa International Nickel Indonesia Kalbe Farma Tambang Batubara Bukit Asam Telekomunikasi Indonesia Unilever Indonesia United Tractors Berdasarkan tabel di atas, ada 5 saham agresif dan 4 saham defensif. Apabila investor menginginkan return dan risiko saham yang lebih besar dari return dan risiko pasar maka investor tersebut akan memilih saham agresif, dan sebaliknya. Berdasarkan tabel di atas, ada 6 saham agresif dan 3 saham defensif. Apabila investor menginginkan return dan risiko saham yang lebih besar dari return dan risiko pasar maka investor tersebut akan memilih saham agresif, dan sebaliknya. Required Return [E(Rj)] dan Excess Return [E(R)] Investor yang rasional akan memilih investasi yang berisiko lebih kecil jika dihadapkan pada 2 pilihan investasi yang memberikan return yang sama dengan risiko yang berbeda. 12

13 Investor dapat menilai hubungan antara risiko dan return tersebut dengan menggunakan pendekatan Capital Assets Pricing Model (CAPM) untuk menilai pilihan investasi yang layak. Pengukuran risiko dalam CAPM menggunakan dari perhitungan sebelumnya, sedangkan return diukur dengan besarnya penjumlahan return aset bebas risiko dengan selisih dari return rata-rata pasar dan return aset bebas risiko. Selisih rata-rata return pasar dan return aset bebas risiko disebut juga dengan Premium Risk. Adapun perhitungan return yang diminta oleh investor (required return/capm standard) bila berinvestasi pada saham Aneka Tambang (Persero) adalah sebagai berikut : E(R j ) = R f + β i [E(R m ) R f ] = 0, ( [0, , 00719]) = 0, CAPM standard untuk perusahaan-perusahaan lainnya menggunakan perhitungan yang sama dengan di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7 Required Return/CAPM Standard (E[R j ]) Periode Nama Perusahaan (Tbk.) R f E (R m ) E (R j ) Aneka Tambang (Persero) Bumi Resources Indocement Tunggal Prakasa International Nickel Indonesia Kalbe Farma Tambang Batubara Bukit Asam Telekomunikasi Indonesia Unilever Indonesia United Tractors Setelah mengetahui besarnya required return dari tabel 7, langkah selanjutnya adalah menghitung Excess Return. Excess Return adalah selisih antara rata-rata return saham yang diperoleh investor dengan return yang diharapkan dari saham tersebut. Apabila nilai excess 13

14 return menunjukkan hasil yang positif maka investor akan mendapat keuntungan dari investasi saham tersebut karena return yang diterima melebihi return yang diharapkan, dan sebaliknya. Perhitungan excess return atas saham Aneka Tambang (Persero) adalah sebagai berikut: E(R) = E(R i ) E(R j ) = 0, , = 0, Perhitungan excess return perusahaan lainnya menggunakan perhitungan yang sama dengan di atas dan keseluruhan hasilnya pada tabel di bawah ini. Tabel 8 Excess Return Seluruh Perusahaan Periode Nama Perusahaan (Tbk.) E (R i ) E (R j ) E (R) Aneka Tambang (Persero) Bumi Resources Indocement Tunggal Prakasa International Nickel Indonesia Kalbe Farma Tambang Batubara Bukit Asam Telekomunikasi Indonesia Unilever Indonesia United Tractors Untuk mengetahui apakah regresi yang digunakan adalah model regresi linear atau tidak, maka terlebih dahulu kita perlu melihat visualisasi bentuk diagram pencar (scatterplot) dari variabel-variabel yang diamati. Apabila plot data yang diamati mendekati pola garis lurus maka kita dapat menggunakan model regresi linear. Salah satu hipotesa dalam pengujian CAPM adalah return saham dan yang mempunyai hubungan yang linear. Risiko sistematis saham ( ) akan mempengaruhi nilai dari rata-rata return saham [E(R i )] yang diperoleh. Scatterplot dari hasil pengujian dengan sebagai sumbu X nya dan [E(R i )] sebagai sumbu Y, dapat dilihat pada gambar berikut : 14

15 Sumber : output SPSS (diolah) Gambar 1 Diagram Pencar ( Scatterplot ) dan E ( Ri ) Seluruh Sampel Perusahaan Berdasarkan bentuk Scatterplot di atas, plot data yang diamati berada di dekat garis lurus maka dapat disimpulkan sementara bahwa hubungan antara dan E (R i ) adalah linear. Dengan demikian, kita dapat menggunakan analisis regresi linear. Penentuan apakah seluruh sampel perusahaan termasuk dalam saham yang signifikan dalam teori CAPM, dilakukan suatu uji hipotesa dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Regresi linear sederhana digunakan sesuai dengan persamaan CAPM yang linear dengan 1 variabel dependen (terikat) dan 1 variabel independen (bebas). Adapun persamaan CAPM tersebut adalah sebagai berikut : Ri = Rf + (Rm Rf) βi Dimana : R i = Tingkat keuntungan yang layak untuk sekuritas i R f R m β i = Tingkat keuntungan dari investasi bebas risiko = Tingkat keuntungan pasar = Beta (ukuran risiko) sekuritas i 15

16 Dari pengolahan data sebelumnya, ada 6 saham yang termasuk dalam golongan saham yang agresif, yaitu saham Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, Indocement Tunggal Prakasa, International Nickel Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. Sedangkan 3 saham lainnya termasuk dalam saham yang bertahan (deffensive stock), yaitu saham Kalbe Farma, Telekomunikasi Indonesia, dan Unilever Indonesia. Berdasarkan nilai excess return saham, ada 4 saham yang memiliki excess return positif dan 5 saham yang excess returnnya negatif. Saham-saham yang memiliki excess return positif adalah saham Kalbe Farma, Tambang Batubara Bukit Asam, Unilever Indonesia, dan United Tractors. Saham-saham yang memiliki excess return negatif adalah Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, Indocement Tunggal Prakasa, International Nickel Indonesia, dan Telekomunikasi Indonesia. Suatu model keseimbangan untuk menentukan hubungan antara risiko dan return yang diperoleh investor adalah Capital Assets Pricing Model (CAPM). Tingkat risiko dan return yang layak dalam CAPM dinyatakan memiliki korelasi yang positif dan linear. Nilai yang diperhitungkan adalah yang signifikan. Digunakan analisis regresi linear sederhana sesuai dengan persamaan CAPM untuk menguji linearitas dan signifikan saham. Pengujian dilakukan dengan Correlation, R Square, F test, dan T test. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa semua saham JII yang diteliti mempunyai korelasi yang positif, linear, dan bernilai signifikan, sehingga secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa hubungan yang linear dan positif pada risiko dan return dalam perhitungan CAPM dapat diimplementasikan pada saham JII. Untuk dapat menentukan saham JII yang dapat diinvestasikan sekaligus memberikan keuntungan bagi investor haruslah ditetapkan beberapa kriteria. Kriteria-kriteria tersebut antara lain saham tersebut merupakan saham yang agresif ( >1), excess return bernilai positif, hubungan yang linear antara risiko dan return, serta yang signifikan. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, baik melalui pengolahan data maupun analisis regresi linear sederhana, ada 2 saham JII yang memenuhi kriteria tersebut dan layak untuk diinvestasikan yaitu saham Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. 16

17 Tabel 9 Penilaian Investasi Pada Saham Jakarta Islamic Index (JII) usahaan (Tbk) β E ( R ) Correlation Significants Interpretasi R 2 Pearson Sig. ANOVA Coefficients β E ( R ) Correlation ANOVA Coefficients ng (Persero) agresif - Nyata Linear signifikan T es agresif - Nyata Linear signifikan T unggal Prakasa agresif - Nyata Linear signifikan T ickel Indonesia agresif - Nyata Linear signifikan T defensif + Nyata Linear signifikan T bara Bukit Asam agresif + Nyata Linear signifikan L si Indonesia defensif - Nyata Linear signifikan T nesia defensif + Nyata Linear signifikan T rs agresif + Nyata Linear signifikan L 17

18 Simpulan Berdasarkan rumusan masalah, uraian dan pembahasan mengenai risiko dan return dengan pendekatan Capital Assets Pricing Model (CAPM) untuk menilai pilihan berinvestasi pada saham JII, penulis menarik beberapa simpulan, sebagai berikut. 1. Kalkulasi dari pendekatan CAPM dalam menilai risiko dan return pada saham JII menghasilkan 6 saham agresif dan 4 saham yang excess returnnya positif. Sahamsaham yang agresif tersebut adalah Aneka Tambang (Persero), Bumi Resources, Indocement Tunggal Prakasa, International Nickel Indonesia, Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. Saham-saham yang excess returnnya bernilai positif adalah saham Kalbe Farma, Tambang Batubara Bukit Asam, Unilever Indonesia, dan United Tractors. 2. Jika dilihat dari korelasi, linearitas dan signifikansi saham, seluruh saham JII yang diteliti berkorelasi secara nyata, linear dan saham bernilai signifikan. Pilihan berinvestasi yang terbaik pada saham JII di Bursa Efek Indonesia menurut CAPM dilihat dari sisi risiko dan return harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu, antara lain saham tersebut merupakan saham agresif ( > 1), excess return bernilai positif, risiko dan return berkorelasi linear, dan nilai saham yang signifikan. Dari penelitian pada bab sebelumnya, ada 2 saham yang memenuhi kriteria tersebut dan layak untuk diinvestasikan yaitu saham Tambang Batubara Bukit Asam, dan United Tractors. 18

19 Daftar Pustaka Ahmad, Kamaruddin Dasar-dasar Manajemen Investasi. Jakarta:PT. Rineka Cipta. Muttaqin, Hidayatullah Telaah Kritis Pasar Modal Syariah. maret 2011) Bank Indonesia Data Suku Bunga Bank Indonesia. (diakses 27 Juni 2011). Fabozzi, Frank J Manajemen Investasi. Jakarta:Salemba Empat. Graham, Benjamin The Intelligent Investor. New York:Harper Collins Publisher. Hendriana, Evelyn Menaksir Besarnya Dengan Menggunakan Market Model Pada PT. Semen Gresik, PT. United Tractor dan PT. Ramayana Lestari Sentosa. Jurnal dan Publikasi Ilmiah Universitas Pelita Harapan, (diakses 27 Juni 2011). Husnan, Suad Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. Yogyakarta:UPP-AMP YKPN. Husnan, Suad. dan Enny Pudjiastuti Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta:UPP-AMP YKPN. Indonesia Stock Exchange Data Listing Saham Jakarta Islamic Index. (diakses 27 Juni 2011). Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:BPFE. Miswanto Manajemen Keuangan 1. Jakarta:Universitas Gunadarma. Mulyono, Sri Statistika Untuk Ekonomi Dan Bisnis. Jakarta:Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Naftali, Yohan Capital Assets Pricing Model. (diakses 21 Maret 2011). Sarwoto Analisis Capital Arbitrage Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory di Bursa Efek Jakarta. (diakses 21 Maret 2011). Suharli, Michell Studi Empiris Terhadap Dua Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Industri Food & Beverages Di Bursa Efek Jakarta. (diakses 21 Maret 2011). Susanto, Rudi Pembentukan Portofolio Saham Yang Optimal DenganMenggunakan Beberapa Model Analisis. (diakses 21 Maret 2011) Sulaiman, Wahid Analisis Regresi Menggunakan SPSS. Yogyakarta:Andi. Sularso, R. Andi Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan Harga Saham (Return) Sebelum Dan Sesudah Ex-Dividend Date Di Bursa Efek Jakarta (BEJ). (diakses 21 Maret 2011). Syahrir Analisis Bursa Efek. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. 19

20 Van Horne, James C, dkk Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 9. Jakarta:Salemba Empat. Wahyono, Teguh Analisis Statistika Dengan SPSS 17 Beserta Kasus dan Cara Pemecahannya. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo. Yahoo Data Historis Harga Saham Jakarta Islamic Index. (diakses 21 Maret 2011)

Yesica Yohantin Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Yesica Yohantin Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma PENGGUNAAN METODE CAPM DALAM MENILAI RISIKO DAN RETURN SAHAM UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX PERIODE JANUARI 2004-DESEMBER 2008 DI BURSA EFEK INDONESIA Yesica Yohantin

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Analisa penilaian kinerja saham Jakarta Islamic Index dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan rasio Sharpe yaitu diukur dengan cara membandingkan antara premi risiko

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Portofolio Optimal Menggunakan Model Indeks Tunggal Dalam portofolio yang dibentuk, kita membentuk kombinasi yang optimal dari beberapa asset (sekuritas) sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Adapun penelitian mengenai CAPM salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Dewi Irawati (2010) melakukan penelitian yang berjudul Analisis Metode CAPM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara

III. METODE PENELITIAN. yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, yaitu desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk membentuk portofolio yang memberikan komposisi optimal pada saham yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Jumlah keseluruhan saham yang

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS HUBUNGAN RETURN DAN RISIKO SAHAM DENGAN MENGGUNAKAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) PADA JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Anton (anton_lee90@yahoo.com) Ervita Safitri (ervitasafitri@gmail.com)

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini semakin meningkat. Hal ini terlihat dari semakin banyaknya investor yang menjadikan pasar modal sebagai alternatif berinvestasi. Meskipun demikian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan keakuratan antara metode CAPM dan APT. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis membahas mengenai pengolahan data-data yang berlandaskan dari teori yang ada pada bab II sebelumnya. Pengelolahan data tersebut akan menghasilkan hasil

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII)

ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) ANALISIS PENGARUH RISIKO TERHADAP RETURN YANG DIHARAPKAN UNTUK MENENTUKAN PILIHAN BERINVESTASI PADA SAHAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) Ervita Safitri dan Fitantina Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki kelebihan dana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Penelitian dan Data Deskriptif 4.1.1 Jakarta Islamic Index (JII) Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan oleh PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bekerja

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang

BAB IV PEMBAHASAN. dengan yang digunakan untuk menghitung IHSG yaitu berdasarkan indeks yang BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian JII (Jakarta Islamic Indeks) pertama kali diluncurkan oleh BEI (pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta) bekerjasama dengan PT Danareksa Investment

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dijalankan sesuai prinsip syariah. Prinsip-prinsip syariah tersebut 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini yang dijadikan sebagai obyek adalah Jakarta Islamic Indeks yang listing di BEI. Jakarta Islamic Index (JII) adalah index

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN- MINUMAN DI BEI DENGAN PENDEKATAN CAPM

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN- MINUMAN DI BEI DENGAN PENDEKATAN CAPM ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI SAHAM PERUSAHAAN MAKANAN- MINUMAN DI BEI DENGAN PENDEKATAN CAPM Nita Indriana nitaindriana.91@gmail.com Siti Rokhmi Fuadati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari data yang berada diperusahaan yang terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah saham-saham syariah yang tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) pada Bursa Efek Indonesia (BEI) (www.idx.co.id) dan FTSE

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIA N

BAB 3 METODE PENELITIA N BAB 3 METODE PENELITIA N 3.1 Desain Penelitian Berikut ini merupakan desain penelitian yang digunakan penulis: Tujuan Penelitian Desain Penelitian Jenis Penelitian Metode Penelitian Unit Analisis Time

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Financial Laboratory Fakultas Ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Financial Laboratory Fakultas Ekonomi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Financial Laboratory Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maliki Malang, dengan memanfaatkan harga-harga saham JII

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar

I. PENDAHULUAN. Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia ( BEI ) merupakan gabungan dari Bursa Efek atau pasar modal yaitu Bursa Efek Jakarta ( Jakarta Stock Exchange ) dan Bursa Efek Surabaya (Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau

BAB III METODELOGI PENELITIAN. variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan atau BAB III METODELOGI PEELITIA 3.1 Tipe Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitan yang dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei terhadap objek penelitian. Cooper dan Schindler dalam Salamah (2011) menyatakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 67 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Tingkat Pengembalian Investasi Reksa dana Populasi penelitian yang dipilih oleh penulis adalah reksa dana jenis pendapatan tetap periode Januari 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut merupakan kompensasi

Lebih terperinci

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Bahan ajar digunakan sebagai materi penunjang Mata Kuliah: Manajemen Investasi Dikompilasi oleh: Nila Firdausi Nuzula, PhD Portofolio Efisien PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL Portofolio efisien diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal di Indonesia, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI) mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi, terutama dalam proses alokasi dana masyarakat. Perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Risiko dan Return Saham dengan Menggunakan Metode CAPM untuk Menentukan Pilihan Berinvestasi pada Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia

Analisis Risiko dan Return Saham dengan Menggunakan Metode CAPM untuk Menentukan Pilihan Berinvestasi pada Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia 1 Analisis Risiko dan Return Saham dengan Menggunakan Metode CAPM untuk Menentukan Pilihan Berinvestasi pada Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia (Analysis Risk and Return of Stock with Using CAPM Method

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal menjadi alternatif bagi investor yang ingin menanamkan modalnya dengan harapan mendapatkan keuntungan dan menjadi fasilitas bagi emiten yang ingin memperoleh

Lebih terperinci

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh

Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham. Presented By : Slamet Hidayatulloh Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Menggunakan Metode Single Indeks Saham Pada Jakarta Islamic Index (JII) Presented By : Slamet Hidayatulloh BAB I ( LATAR BELAKANG, RUMUSAN DAN BATASAN MASALAH )

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav Yang mana

BAB III METODE PENELITIAN. Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav Yang mana BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penilitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar dalam Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Indonesia yang beralamat di Jl. Sudirman kav 52-5.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang (Halim, 2005:4). Untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempertimbangkan yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:28) tentang sifat

BAB III METODE PENELITIAN. mempertimbangkan yang dikemukakan oleh Arikunto (2010:28) tentang sifat BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Alasan penulis menggunakan pendekatan kuantitatif adalah dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi obyek penelitian, desain penelitian, variabel dan skala pengukuran, metode pengumpulan data, jenis data, dan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji

BAB III METODELOGI PENELITIAN. (Jogiyanto, 2007). Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji 40 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk menggambarkan atau mendefinisikan apa yang terlibat di dalam suatu kegiatan, apa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1. Pengertian Portofolio Dalam fenomena yang terjadi pada dunia keuangan, "portofolio" digunakan untuk menyebutkan kumpulan investasi yang dimiliki oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian menurut tingkat eksplanasi (penjelasan) adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta

Lebih terperinci

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR)

σ = LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) L1 LAMPIRAN 1 : Bagan Prosedur Penelitian Data Analisis Kinerja Tingkat Laba Harian (MDS dan LQ45) R i Pt = Ln P t 1 x 100 % Hitung Korelasi CAPM Rata-rata Tingkat Laba Harian (GMR) 1/ n ( 1+ R )( 1+ R

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mustain (2007) dengan judul analisis pembentukan portofolio saham optimal penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui saham apa saja yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi penting yang diberikan oleh perusahaan kepada publik, khususnya bagi

BAB I PENDAHULUAN. informasi penting yang diberikan oleh perusahaan kepada publik, khususnya bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media bagi perusahaan untuk memberikan informasi penting yang diberikan oleh perusahaan kepada publik, khususnya bagi mereka yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Blue chip Istilah ini sebenarnya berasal dari istilah di kasino, di mana blue chip mengacu pada counter yang memiliki nilai paling besar. saham blue chip

Lebih terperinci

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis

Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Jurnal Penelitian Sains Volume 13 Nomer 2(A) 13203 Penerapan Model Indeks Tunggal dalam Menghitung Beta Saham Jakarta Islamic Index untuk Mengukur Risiko Sistematis Yuli Andriani Jurusan Matematika FMIPA,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data 3.1.1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data kuantitatif. Menurut Kuncoro (2013: 145). Data kuantitatif adalah data

Lebih terperinci

Dua model keseimbangan:

Dua model keseimbangan: Dua model keseimbangan: 3/40 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Arbitrage Pricing Theory (APT) CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) CAPM adalah model hubungan antara tingkat return harapan dari suatu aset

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja reksa dana syariah pendapatan tetap yang terdaftar pada Otoritas Jasa Keuangan. Reksa dana yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan

I. PENDAHULUAN. Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah bursa yang merupakan sarana untuk mempertemukan penawaran dan permintaan dana jangka panjang dalam bentuk efek dan saham. Fungsi dari bursa efek di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997 mengakibatkan kondisi perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Kuantitatif yaitu metode penelitian yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin memudahkan para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya terlebih bagi perusahaan yang telah go public. Dalam upaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sejarah Bursa Efek Indonesia Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian Metodologi penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif karena sesuai dengan tujua penelitian. Metode penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh keuntungan tertentu. Investasi memiliki 2 bentuk yaitu investasi pada real asset produktif seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menekankan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat keadaan perekonomian Indonesia yang tidak stabil pada beberapa tahun terakhir ini tentu sangat membuat khawatir para investor yang ingin dan sedang berinvestasi

Lebih terperinci

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN Overview CAPM (Capital Asset Pricing Model) Portofolio pasar Garis pasar modal Garis pasar sekuritas Estimasi Beta

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Definisi Manajemen Keuangan Husnan (1996) menyatakan bahwa manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH RESIKO TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45 : PENELUSURAN DENGAN METODE CAPM. Nofi Arjiatno ABSTRAK

PENGARUH RESIKO TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45 : PENELUSURAN DENGAN METODE CAPM. Nofi Arjiatno ABSTRAK PENGARUH RESIKO TERHADAP RETURN SAHAM LQ 45 : PENELUSURAN DENGAN METODE CAPM Nofi Arjiatno Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma nofi. arjiatno@gmail. com ABSTRAK Investasi adalah suatu kegiatan penggunaan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. keuangan dengan menganalisis pengaruh likuiditas yang diukur dengan Current

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. keuangan dengan menganalisis pengaruh likuiditas yang diukur dengan Current BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah kinerja keuangan dengan menganalisis pengaruh likuiditas yang diukur dengan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya II. LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Tujuan investasi adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikiran Untuk melakukan penelitian dan analisa kinerja saham-saham yang masuk dalam kategori LQ45 terhadap teori CAPM, penulis menggunakan data-data historis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN masukan kedalam kriteria daftar indeks kompas 100. Analisis teknikal ini menggunakan pendekatan Simple Moving Average dan Moving Average Envelopes, karena dengan memakai dua indikator ini akan memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Investasi menurut Jones (2004:3) adalah the commitment

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian Investasi menurut Jones (2004:3) adalah the commitment BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Investasi Pengertian Investasi menurut Jones (2004:3) adalah the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period. Investasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perusahaan yang terus berada pada indeks LQ45 periode BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 adalah perhitungan dari 45 saham, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas sahamsaham

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel 57 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Data Dengan data historis yang telah tersedia pada instrumen investasi saham LQ 45 dan deposito dalam periode tahun 2013 sampai dengan 2015 kemudian dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan investasi pada hakikatnya memiliki tujuan untuk memperoleh suatu keuntungan tertentu. Tujuan mencari keuntungan merupakan hal yang membedakan kegiatan

Lebih terperinci

OVERVIEW. Dua model keseimbangan: Arbitrage Pricing Theory (APT) Capital Asset Pricing Model (CAPM) 3/40

OVERVIEW. Dua model keseimbangan: Arbitrage Pricing Theory (APT) Capital Asset Pricing Model (CAPM) 3/40 OVERVIEW Dua model keseimbangan: 3/40 Capital Asset Pricing Model (CAPM) Arbitrage Pricing Theory (APT) PENDAHULUAN TENTANG CAPM Penentuan asset pricing suatu sekuritas individual dan/atau portofolio merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam melaksanakan suatu investasi sering kali kita menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang dihadapi investor. Investor yang rasional akan menginvestasikan

Lebih terperinci

ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN ASSET SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM PADA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN ASSET SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM PADA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FINANCIAL LEVERAGE, OPERATING LEVERAGE DAN PERTUMBUHAN ASSET SERTA PENGARUHNYA TERHADAP BETA SAHAM PADA SAHAM LQ 45 DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Oleh : LISA WIDIASARI 0813315028 / FE / EA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang tidak selalu stabil, membuat para pengusaha untuk mengantisipasi dalam mengolah dana perusahaannya. Tidak jarang para pengusaha memilih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh 12 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Investasi Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan tersebut (Rodoni, 1996). Investasi pada hakikatnya meruapakan penempatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang harus dilakukan

Lebih terperinci

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan

IV. PEMBAHASAN. pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan IV. PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham yang telah terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Industri Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)), merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM 58 BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM A. Saham-saham yang membentuk portofolio optimal Portofolio optimal merupakan portofolio yang terdiri atas saham-saham yang memiliki kombinasi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45

ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 ANALISIS PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL BERDASARKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA SAHAM-SAHAM KELOMPOK INDEKS LQ-45 Esi Fitriani Komara, SE Manajemen, UNJANI Jl. Terusan Jenderal Sudirman, Cimahi esifitriani91@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional negara tersebut, Sehingga banyak negara yang melakukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stabilitas dan kemajuan ekonomi merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh negara karena perkembangan ekonomi merupakan tonggak berhasil tidaknya pembangunan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan bagaimana mencapai tujuan tersebut dan bagaimana mencapai tujuan tersebut Pratomo (2004) Definisi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Tingkat Pengembalian Pasar Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai besarnya risiko tingkat pengembalian pada industri otomotif dan komponennya yang go public di Bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016.

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari 2016. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian berlangsung ketika meneliti data historis penutupan saham perusahaan LQ 45 dari bulan Januari 2012 sampai dengan bulan Januari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berlokasi di Universitas Islam Negeri Malang, Jalan Gajayana 50 malang. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli dalam rangka memperoleh modal untuk melangsungkan

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM)

ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEKTOR PERBANKAN PERIODE TAHUN 2001 2008 BERDASARKAN CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) Welin Kusuma*, Dessy Mulyani** *Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi. Mereka berharap dengan melakukan investasi dapat memperoleh keuntungan di waktu mendatang. Sesuai

Lebih terperinci

RISIKO & RETURN PADA ASSET

RISIKO & RETURN PADA ASSET RISIKO & RETURN PADA ASSET Return Investasi ( Jml diterima Jml inv ) Return = Jml investasi Apabila: Investasi Rp100 juta Hasil yang diperoleh Rp110 juta Lama investasi 1 tahun Rate of Return = (110 100)

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang

BAB III PEMBAHASAN. goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas pembentukan portofolio menggunakan metode goal programming dan lexicographic goal programming pada empat saham yang akan dipilih menjadi kandidat portofolio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi dapat dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Intesitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal berbeda - beda. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang sangat tinggi dan aktif diperdagangkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel 3.1.1 Populasi Populasi adalah jumlah dari keseluruhan objek (satuan-satuan / individu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga (Ferdinand, 2006).

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. risiko tidak sistematis, dan return saham. Penilaian risiko sistematis diukur

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. risiko tidak sistematis, dan return saham. Penilaian risiko sistematis diukur BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah penilaian risiko sistematis, penilaian risiko tidak sistematis, dan return saham. Penilaian risiko sistematis diukur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang eksis di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang eksis di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 47 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh perusahan yang eksis di Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2003-2007.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan sektor ekonomi global saat ini didominasi oleh peranan pasar modal. Globalisasi telah memungkinkan hubungan saling terkait dan saling mempengaruhi dari hampir

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 8 BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN 2.1. Indeks Saham Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil

BAB IV PEMBAHASAN. Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisa dan Evaluasi EVA Nilai tambah ekonomis (EVA) merupakan nilai yang di dapatkan shareholder dari hasil kinerja menejemen dalam mengelola modal yang di berikan pada perusahaan.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL.i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR iii

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL.i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR iii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL.i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR iii ABSTRAK v ABSTRACT..vi KATA PENGANTAR.vii DAFTAR ISI..1 DAFTAR TABEL.Error! DAFTAR GAMBAR.Error! i DAFTAR LAMPIRAN..Error! BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci