BAB II URAIAN TEORITIS. dan agar dapat menjangkau seluruh tugas, Housekeeping Departement dibagi menjadi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II URAIAN TEORITIS. dan agar dapat menjangkau seluruh tugas, Housekeeping Departement dibagi menjadi"

Transkripsi

1 BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Ruang lingkup kegiatan housekeeping Menurut Rumekso (2001 : 7) untuk menunjang kelancaran tugas sehari-hari dan agar dapat menjangkau seluruh tugas, Housekeeping Departement dibagi menjadi beberapa seksi menurut area tugas masing-masing. Untuk itu secara umum ruang lingkup kegiatan Housekeeping meliputi : 1. Floor section (room section), yaitu : suatu bagian yang menangani kebersihan di dalam kamar tamu, menyediakan atau menata tempat tidur dan membersihkan kamar mandi. Floor section biasanya dikepalai oleh seorang floor supervisor, sedangkan petugasnya adalah Room attendant. 2. Public area section, yaitu : suatu bagian yang menangani kegiatan pemeliharaan kebersihan di area umum dan di luar kamar tamu, seperti lobby, restaurant, bar, ruang pertemuan dan tempat-tempat lain di hotel. 3. Linen section, yaitu : suatu bagian yang bertugas untuk mewakili housekeeper secara khusus dalam mengelola seluruh lena yang ada di hotel dan pakaian seragam karyawan. Pengelolaan tersebut meliputi pengiriman lena ke seluruh outlet hotel, mengurus pencucian di binatu, penyimpanan lena-lena tersebut dan mengelola seragam karyawan. 6

2 7 4. Laundry section, yaitu : suatu seksi dibawah housekeeping yang menangani cucian tamu maupun linen hotel. Adapun fasilitas yang tersedia di laundry yaitu mesin cuci, mesin pengering atau dryer, mesin pemeras, setrika dan lain-lain. Kadang-kadang linen dan laundry Section ini digabung menjadi satu departement tersendiri sesuai dengan work-load atau menurut besar kecilnya area tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Adapun ruang lingkup kegiatan housekeeping di hotel Inna Garuda : 1. Kamar-kamar hotel beserta kamar mandinya. 2. Public area, misalnya : lobby, restaurant, bar, toilet umum, kantor-kantor, locker karyawan, dan sebagainya. 3. Penyediaan perlengkapan kamar, area umum, sarana kebersihan dan pemeliharaan seragam karyawan. Misalnya : penggantian linen, seragam, perlengkapan tamu, obat, alat pembersih, dan sebaginya. 4. Pelayanan lainnya. Misalnya : memberi tambahan tempat tidur, mencatat dan melaporkan barang tamu yang tinggal di kamar Pengertian Housekeeping Menurut Rumekso, (2001 : 4) Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping yang berarti memelihara, merawat, atau menjaga. Housekeeper adalah orang yang bertugas menjaga, merawat, serta memelihara rumah yang hal ini adalah hotel.

3 8 Sedangkan menurut Darsono, (1995 : 1) Housekeeping atau tata graha berarti rumah tangga. Housekeeping departement adalah bagian dari hotel yang bertanggung jawab atas kebersihan, kerapian, dan kenyamanan kamar. Sehubungan dengan pentingnya peranan Housekeeping Departement, maka departement ini mutlak ada di setiap hotel karena departement ini ikut menentukan dalam memberikan rasa puas kepada tamu-tamu hotel. Hal ini dapat dilihat apabila tamu tersebut mendapatkan keinginannya seperti kebersihan, kerapian, dan kelengkapan kamar serta ruangan-ruangan hotel lainnya, dan hal ini sangat berpengaruh terhadap pelayanan dan reputasi hotel. Untuk itu Housekeeping Departement harus selalu meningkatkan kinerja dan pelayanannya dengan menciptakan rasa nyaman dan kepuasan kepada tamu-tamu hotel melalui kamar-kamar hotel dan bagian bangunan hotel yang lainnya yang dapat membuat suasana tentram sehingga tamu betah selama berada di hotel tersebut Pengertian Karyawan dan Kinerja Karyawan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karyawan adalah : orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dan sebagainya). Dengan mendapatkan gaji atau upah. Menurut Bambang Kusriyanto (1991 : 3) definisi kinerja karyawan adalah perbandingan hasil yang di capai dengan peran serta tenaga kerja dengan persatuan waktu (lazimnya perjam). Selanjutnya definisi kinerja karyawan menurut A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67) kinerja karyawan adalah hasil kerja secara kualitas

4 9 dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dari dua definisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai karyawan persatuan priode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya Orientasi Pelatihan Karyawan Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap suatu situasi lingkungan. Istilah lain yang sering digunakan untuk program pengenalan ini adalah indoktrinasi dan induksi. Pengenalan atau orientasi perlu diprogramkan karena adanya sejumlah aspek khas yang muncul pada saat seseorang memasuki lingkungan kerja baru. Menurut Rae (1990 : 3) Pelatihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efesien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang di rancang untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya dalam pekerjaannya. Efektifitas program pelatihan adalah suatu istilah untuk memastikan apakah program pelatihan dijalankan dengan efektif dalam mencapai sasaran yang ditentukan. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pelatihan merupakan suatu program yang diharapkan dapat memberikan rangsangan/stimulus kepada seseorang untuk meningkatkan kemampuan dalam pekerjaan tertentu dan memperoleh

5 10 pengetahuan umum dan pemahaman terhadap keseluruhan lingkungan kerja dan organisasi. Adapun tujuan diadakannya pelatihan yang diselenggarakan perusahaan terhadap karyawan dikarenakan perusahaan menginginkan adanya perubahan dalam prestasi kerja karyawan sehingga dapat sesuai dengan tujuan perusahaan tersebut. Tujuan-tujuan tersebut dikemukakan oleh Beach (1980 :359) dapat dijelaskan sebagi berikut : 1. Reduce learning time to teach acceptable performance, maksudnya dengan adanya pelatihan maka jangka waktu yang digunakan karyawan untuk memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Karyawan untuk memperoleh keterampilan akan lebih cepat. Karyawan akan lebih cepat pula menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang dihadapinya. 2. Improve perfomance on preset job, pelatihan bertujuan untuk meningkatkan prestasi kerja karyawan dalam menghadapi pekerjaanya. 3. Attitude formation, pelatihan diharapkan dapat membentuk sikap dan perilaku para karyawan dalam melakukan pekerjaannya. Di titik beratkan pada peningkatan partisipasi dari para karyawan, kerjasama antar karyawan dan loyalitas terhadap perusahaan. 4. Aid in solving operation problem, pelatihan membantu memecahkan masalahmasalah operasional perusahaan sehari-hari seperti mengurangi kecelakaan kerja, mengurangi absen, mengurangi labor turnove.

6 11 5. Fill manpower need, pelatihan tidak hanya mempunyai tujuan jangka pendek tetapi juga jangka panjang yaitu mempersiapkan karyawan memperoleh keahlian dalam bidang tertentu yang dibutuhkan perusahaan. 6. Benefits to employe themselves, dengan pelatihan diharapkan para karyawan akan mempunyai kemampuan dan pengetahuan yang tinggi sehingga karyawan tersebut akan semakin berharga bagi perusahaan. Selain itu juga akan pula menambah nilai dari karyawan tersebut yang akan membuat karyawan yang bersangkutan memperoleh rasa aman dalam melakukan pekerjaan sehingga menimbulkan kepuasan dalam dirinya. Tujuan pelatihan tersebut akan terlaksana dengan baik apabila pelatihan diberikan secara tepat dan adanya kerjasama yang baik antara karyawan maupun pimpinan. Sebelum melaksanakan pelatihan, maka terlebih dahulu perlu diketahui prinsip-prinsip pelatihan tersebut sehingga arah dan sasaran pelaksanaan pelatihan menjadi lebih jelas dan lebih mudah. Werther dan Dafis (1996 : 290) mengemukakan 5 prinsip pelatihan sebagai berikut : 1. Participation, artinya dalam pelaksanaan pelatihan para peserta harus ikut aktif karena dengan partisipasi peserta maka lebih cepat menguasai dan mengetahui berbagai materi yang diberikan. 2. Repetition, artinya senantiasa dilakukan secara berulang karena dengan ulanganulangan ini peserta-peserta akan lebih cepat untuk memahami dan mengingat apa yang telah diberikan.

7 12 3. Revelance, artinya harus saling berhubungan, sebagai contoh para peserta pelatihan terlebih dahulu diberikan penjelasan secara umum tentang suatu pekerjaan sebelum mereka mempelajari hal-hal khusus dari pekerjaan tersebut. 4. Transference, artinya program pelatihan harus disesuaikan dengan kebutuhankebutuhan yang nantinya akan dihadapi dalam pekerjaan yang sebenarnya. 5. Feed Back, artinya setiap program pelatihan yang dilaksanakan selalu dibutuhkan adanya umpan balik yaitu mengukur sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut. Dengan adanya umpan balik yaitu mengukur sejauh mana keberhasilan dari program pelatihan tersebut. Dengan adanya umpan balik ini maka peserta akan dapat memperoleh informasi tentang yang dicapai dan hal ini akan meningkatkan motivasi mereka dalam bekerja dapat mengetahui hasil kerja mereka Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Para karyawan dilatih atau dikembangkan agar memperhatikan perilaku (memberikan prestasi) sesuai dengan yang ditetapkan/dituntut oleh perusahaan. Menurut Sikula (1976) pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis dan terorganisir, sehingga tenaga kerja nonmenejerial mempelajari pengetahuan dan keterampilan teknis untuk tujuan tertentu. Sedangkan pengembangan adalah proses pendidikan jangka panjang yang mempergunakan prosedur sistematis dan teroganisir, sehingga tenaga kerja manejerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan umum.

8 13 Pelatihan dan pengembangan merupakan tanggung jawab bersama dan utamanya manejemen puncak (pimpinan) serta mendapat dukungan dari berbagai pihak, misalnya departemen SDM, karyawan. Pimpinan mempunyai tanggung jawab atas kebijakan-kebijakan umum dan prosedur yang dibutuhkan untuk menerapkan program dan pengembangan. Untuk itu komitmen pimpinan sangat penting agar berlangsung secara efektif dan baik, dari perencanaan, proses serta tujuan dari pelatihan dan pengembangan. Adapun tujuan dari pelatihan dan pengembangan karyawan secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut (Sikula, 1976) : 1. Meningkatkan produktifitas Pelatihan dan pengembangan selain diberikan kepada karyawan baru, juga diberikan kepada karyawan yang sudah lama bekerja. Pelatihan dapat meningkatkan taraf prestasi karyawan pada jabatannya sekarang, prestasi kerja yang meningkat mengakibatkan peningkatan dari produktifitas. Produktifitas adalah keluaran dibagi dengan masukan. Salah satu unsur keluaran adalah prestasi kerja. Jadi prestasi kerja meningkat, keluaran meningkat, produktifitas meningkat. 2. Meningkatkan mutu Pelatihan dan pengembangan yang tepat tidak saja meningkatkan kuantitas dari keluaran tetapi juga meningkatkan kualitas/mutu dari keluaran. Karyawan yang berpengetahuan dan berketerampilan baik hanya akan membuat sedikit kesalahan, dan cermat dalam melaksanakan pekerjaan. 3. Meningkatkan ketetapan dalam perencanaan Sumber Daya manusia

9 14 Pelatihan dan pengembangan yang tepat dapat membantu untuk memenuhi keperluan akan karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan tentu di masa yang akan datang. 4. Meningkatkan semangat kerja Iklim dan suasana organisasi pada umumnya menjadi lebih baik jika perusahaan mempunyai program pelatihan yang tepat. Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan dari program pelatihan perusahaan yang dirancangkan dengan baik. 5. Menarik dan menahan karyawan yang baik Para karyawan terutama para manegernya memandang kemungkinan untuk mengikuti pendidikan atau pelatihan sebagai dari imbalan jasa dari perusahaan terhadap mereka. Mereka berharap perusahaan membayar program pelatihan sebagai dari imbalan jasa dari perusahaan terhadap mereka. Mereka berharap perusahaan membayar program pelatihan yang mengakibatkan mereka bertambah pengetahuan dan keterampilan dalam keahlian mereka masing-masing. 6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja Pelatihan yang tepat dapat membantu menghindari timbulnya kecelakaan di perusahaan dan dapat menimbulkan lingkungan kerja yang lebih aman dan sifat mentalnya yang lebih stabil. 7. Menghindari keusangan (Obsolescence)

10 15 Usaha pelatihan atau pengembangan diperlukan secara terus menerus supaya para karyawan dapat mengikuti perkembangan terakir dalam bidang kerja mereka masing-masing. 8. Menunjang pertumbuhan pribadi (Personal Growth) Pelatihan dan pengembangan tidak hanya menguntungkan perusahaan, tetapi juga menguntungkan tenaga kerja sendiri Pelayanan dan Arti Kualitas Pelayanan Pengertian Pelayanan Sebelum memperoleh pengertian dari pelayanan, terlebih dahulu mengetahui ciri-ciri atau karakteristik dari pelayanan itu. Karakterisik yang dimaksud adalah : 1. Pelayanan tidak dapat di ukur Pelayanan memiliki sifat intangible (tidak dapat diukur) oleh orang yang mendapat pelayanan. 2. Pelayanan bersifat emosional Pelayanan hanya dapat disarankan dan tidak dapat diraba, karna lebih bersifat emosional daripada rasional. Pelayanan biasanya tidak dinyatakan secara realitis melainkan cenderung dilebih-lebihkan atau dikurangi, tergantung suasana perasaan ketika memberikan penilaian. 3. Pelayanan bergantung pada harapan tamu

11 16 Pelayanan yang memiliki bobot adalah pelayanan yang sesuai dengan harapan penerima layanan. Pelayanan yang tidak dapat memenuhi harapan disebut sebagai pelayanan yang tidak berkualitas atau mengecewakan. Melampaui harapan penerima merupakan layanan yang memuaskan. 4. Pelayanan dapat dijual tetapi tidak dapat dimiliki Tamu dapat memiliki layanan dan memilikinya selama di restoran tetapi tidak dapat membawanya pulang. Berdasarkan ciri-ciri atau karakteristik pelayan tersebut, maka pengertian pelayanan dapat diproleh dari dua sisi yang berbeda, yaitu dari sisi penerima layanan (receicer) dan dari sisi pemberi layanan (provider). Dari sisi penerimaan layanan, yang dialami pada waktu memperoleh atau mendapatkan sesuatu dari orang yang memberikan pelayan. Sedangkan dari sisi pemberi layanan, pelayan diartikan sebagi suatu aktifitas yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan seseorang yaitu pihak yang di layani Arti Kualitas Pelayanan Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda dan berfariasi mulai dari yang konvensional, kualitas biasanya menggambarkan karakteristik suatu produk seperti kinerja (performance), keandalan (reliability), mudah dalam penggunaan (easy of us), estetika (esthetic) dan sebagainya. Berdasarkan pengertian kualitas, baik konvensional maupun yang strategis oleh Gasperaz (1997) dinyatakan pada dasarnya kualitas mengacu kepada pengertian pokok yaitu kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung,

12 17 maupun keistimewaan aktriktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Penilaian terhadap kualitas atau mutu pelayanan ditentukan oleh tamu yang menerima pelayanan tersebut. Oleh karena itu pelayanan dapat diciptakan dengan terlebih dahulu mengidentifikasikan harapan tamu tentang pelayanan yang dibutuhkan dan diinginkan, kemudian dengan pelayanan yang akan disediakan oleh hotel dengan demikan hotel selalu berusaha meyediakan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhankebutuhan dan keinginan-keinginan yang diharapkan oleh tamu. Bila pelayanan yang diterima oleh tamu melebihi atau sama dari apa yang diharapkan, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut adalah baik dan memuaskan. Akan tetapi menjadi sebaliknya, bila barang atau jasa pelayanan yang diterima ternyata kurang dari pada yang diharapkan oleh tamu, maka dapat dikatakan pelayanan tersebut adalah kurag baik dan tidak memuaskan Upaya untuk Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah sesuatu yang kompleks, oleh James A. Fitzsimmons dan Mona J. Fitzsimmons (A.Sulastiono, 1993 : 35) dijelaskan bahwa tamu akan menilai kualitas pelayanan melalui lima prinsip demensi pelayanan sebagai tolak ukurannya, yaitu : 1. Reabilitas / reliability

13 18 Kemampuan untuk memberikan secara tepat dan benar jenis pelayanan yang telah dijanjikan kepada tamu. 2. Responsif / responsiveness Kesadaran atau keinginan untuk cepat bertindak membantu tamu dan memberikan pelayanan yang tepat waktu. 3. Kepastian atau Jaminan / assurance Pengetahuan dan kesopan-santunan serta kepercayaan diri para pegawai ciri-ciri pegawai ini adalah : kompetensi untuk memberikan pelayanan, sopan dan memiliki sifat respek terhadap tamu. 4. Empati / empathy Memberikan perhatian indvidu tamu secara khusus. Dimensi empati ini memiliki ciri : kemauan untuk melakukan pendekatan, memberikan perlindungan dan usaha untuk mengerti keinginan, kebutuhan dan perasaan tamu. 5. Nyata / tangibles Sesuatu yang nampak atau yang nyata, yaitu penampilan para pegawai, dan fasilitas-fasilitas fisik lainnya seperti peralatan dan perlengkapan yang menunjang pelaksanaan pelayanan. Dimensi tersebut digunakan oleh tamu sebagai tolak ukur memberikan penilaian terhadap kualitas pelayanan, yaitu yang didasarkan atas perbandingan antara pelayanan yang di harapkan dan kenyataan pelayanan yang diproleh oleh tamu. Ada dua unsur utama yang membentuk pelayanan yang berkualitas, yaitu :

14 19 1. Kualitas manusia atau perilaku/pribadi berkaitan dengan bagaimana karyawan memberikan pelayanan dengan menggunakan sikap, perilaku dan keterampilan verbal berinteraksi dengan tamu. 2. Keterampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur teknik dan prosedurnya serta sistem pelaksanaan pekerjaan yang mapan dalam memberikan pelayanan produk atau jasa. Meningkatkan standart pelayanan berarti juga meningkatkan kualitas pelayanan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut lebih dari apa yang diharapkan oleh tamu dapat dilakukan melalui dua cara. Kedua cara dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang dimaksud adalah : 1. Kualitas manusia atau perilaku/ pribadi berkaitan dengan bagaimana karyawan memberikan pelayanan dengan menggunakan sikap, perilaku, dan keterampilan verbal berinteraksi dengan tamu. 2. Keterampilan atau keahlian adalah penguasan terhadap unsur-unsur teknik dan prosedur serta sistem pelaksanaan pekerjaan yang mapan dalam memberikan pelayanan produk dan jasa. Meningkatkan standar pelayanan berarti juga meningkatkan kualitas pelayanan, untuk meningkatkan kualitas pelayanan tersebut lebih apa yang diharapkan oleh tamu dapat dilakukan dengan dua cara. Kedua cara dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang dimaksud adalah :

15 20 1. Meningkatkan standart pelayanan dengan meningkatkan atau menambah komponen-komponen produk-produk nyata yang berarti juga akan meningkatkan biaya. 2. Meningkatkan produk-produk tidak nyata, yang dapat dilakukan tanpa adanya pembahan biaya. Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan sopan santun, sifat penuh perhatian dan bersahabat, memberikan sesuatu yang berkenan dengan meningkatkan harga diri maupun status tamu, mengantisipasi keluhan-keluhan tamu dengan cepat serta menawarkan sesuatu untuk dikerjakan. Sebelumnya telah di singgung dari lima prinsip dimensi pelayanan yang digunakan oleh tamu untuk menilai kualitas pelayanan. Ditinjau dari sudut pandang hotel, kelima prinsip pelayanan akan dapat dipenuhi dengan memperhatikan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan tamu hotel. Untuk dapat memperjelas sejauh mana pelayanan itu dapat dikatakan baik atau berkualitas, dimana secara keseluruhan unsur-unsur yang terkandung dalam lima prinsip dimensi kualitas pelayanan dan akan bergantung pula pada perilaku dan kualitas manusianya, serta tingkat keterampilan atau keahlian yang dimiliki oleh setiap individu yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan tersebut. Dua unsur utama yang membentuk pelayanan yang berkualitas yaitu : Pertama, kualitas manusia atau perilaku/pribadi adalah berkaitan dengan menggunakan sikap, perilaku dan keterampilan verbal berinteraksi dengan tamu. Untuk memenuhi unsurunsur yang terkandung dalam kualitas manusia tersebut, cenderung dapat dikatakan

16 21 bahwa kualitas manusia yang diperluakan adalah manusia yang dapat atau mau memberi dan diberi serta dapat atau mau mencintai dan di cintai. Perlu diketahui bahwa tidak setiap orang dapat atau mau memberi dan mencintai, seperti diterangkan oleh Erich Fromm (Sulastiono : 43) yang Selfishness. Menurutnya, orang yang tergolong kedalam type self-love dan manusia mempunyainya kalau dia dapat memberikan cinta termasuk kepada dirinya sendiri, menghendaki segala sesuatu hanya untuk dirinya, tidak merasa senang bila memberi dan hanya merasa senang bila mengambil. Orang yang selfish menurut Fromm, bukan tidak saja dapat mencintai orang lain, akan tetapi juga tidak dapat mencintai dirinya sendiri bahkan sebenarnya membenci dirinya dan terus menerus hanya meminta tanpa pernah bisa dipuaskan. Dari kedua jenis manusia menurut Fromm tersebut adalah jelas bahwa orang yang tergolong kedalam manusia yang selfish bukanlah kualitas manusia yang diperlukan untuk memberikan pelayanan di sektor apapun, termaksud perhotelan. Bilamana orang-orang yang selfish harus melakukan memberikan pelayanan, ini hanya terpaksa dan akan menimbulkan konflik nilai dalam dirinya sehingga menimbulkan frustasi yang agresif dan pada akirnya akan berpengaruh terhadap pelaksanaan pekerjaan dan mutu pelayanan. Kedua, keterampilan atau keahlian adalah penguasaan terhadap unsur-unsur teknik dan prosedur serta sistem pelaksanaan pekerjaan yang mapan dalam mentransfer produk dan jasa. Keterampilan merupakan salah satu unsur untuk menciptakan kualitas

17 22 pelayanan. Oleh karena itu untuk menciptakan pelayanan yang lebih baik perlu adanya usaha pelatihan secara terus menerus Pengertian Room attendant Pelaksanaan tugas dengan profesionalisme tinggi dan tanggung jawab yang besar akan menjadikan pelayanan sebagai suatu hal yang sangat berharga, disinilah peran penting Room attendant dalam menjalankan tugasnya. Menurut Joan C.Branson dan Margaret Lennox (Agusnawar, 2002 : 134) defenisi pramugraha adalah orang yang bertanggung jawab atau bertugas atas kebersihan kamar tamu, ruang tamu, kamar mandi, dan selalu siap memberikan pelayanan terhadap tamu sesuai dengan perintahnya. Sedangkan menurut Sugiarto, dan Sri Sulartiningrum, (2001 : 42) pramugraha adalah karyawan di sebuah hotel yang tugas utamanya membersihkan, menata, dan standart yang berlaku di dalam hotel tersebut Tugas dan Tanggung Jawab Room attendant Menurut Darsono, (1995 : 118) pramugraha bertanggung jawab atas kebersihan dan kelangkapan kamar-kamar tamu. Adapun tugas dan tanggung jawab Room attendant adalah sebagai berikut : 1. Datang tepat pada waktunya. 2. Menyiapkan perlengkapan tamu, linen, dan peralatan kerja. 3. Menyiapkan kunci kamar. 4. Melaksanakan tugas membersihkan kamar tidur. 5. Membersihkan kamar mandi.

18 23 6. Mengurus cucian tamu di kamar untuk disampakan pada valet. 7. Menangani linen bersih dan kotor. 8. Menangani guest supplies dan obat pembersih. 9. Melaporkan status kamar yang menjadi tanggung jawabnya. 10. Melaporkan kehilangan dan penemuan barang-barang milik tamu yang hilang atau tertinggal sebagai lost and found. 11. Melaporkan perlengkapan dan peralatan kamar rusak. 12. Melaporkan perpindahan kamar. 13. Melaporkan jika ada tamu yang sakit di kamar. 2.2 Pengertian Kualitas Suatu istilah umumnya memiliki beberapa pengertian (definisi) yang beranekaragam. Keanekaragaman ini disebabkan oleh adanya perbedaan pandangan yang dimiliki oleh para ahli yang mendefinisikan istilah tersebut. Goetsch dan Davis (dalam Tjiptono, 1997) mengatakan kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi harapan. Juran dan Wijono (1997) menyatakan kualitas merupakan perwujudan atau gambaran-gambaran hasil-hasil yang mempertemukan kebutuhan-kebutuhan dari pelanggan dalam memberikan kepuasan. Lebih lanjut menurut Juran (dalam Parani, 1997), ia menyampaikan bahwa dua hal yang berhubungan dengan kualitas suatu produk yaitu, produk harus mempunyai keistimewaan dan bebas defisiensi. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa

19 24 Indonesia (2005 :603), Kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu. Sedangkan menurut WJS Poerwadarmin Ta (2002 :528) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kualitas berarti baik buruk keadaan suatu benda. 2.3 Upaya Room Attendant dalam meningkatkan kualitas Kesan pertama yang diinginkan oleh tamu atau pengunjung adalah kebersihan, kerapian, dan keindahan hotel serta keramahan karyawan hotel. Hal tersebut bisa dijadikan jaminan untuk membuat tamu ingin menginap kembali ke hotel tersebut walaupun harus membayar mahal. Kamar yang bersih, nyaman, menarik, tenang dan aman merupakan produk utama hotel yang harus diberikan kepada tamu yang menginap. Kualifikasi tersebut harus dapat dipenuhi agar tamu yang menginap merasa puas. Guna meningkatkan kualitas kinerja karyawan, Room attendant harus mengetahui Specific Procedure atau SOP (Standard Operating Procedure) yang menjadi standart dalam membersihkan kamar beserta segala peraturan yang harus mereka taati selama bertugas. Di dalam melaksanakan tugasnya Room attendant selalu berhubungan langsung dengan para tamu. Oleh sebab itu seorang Room attendant harus berhati-hati dengan pelayanan, perilaku, dan penampilannya serta menjaga kebersihan pakaian seragamnya. Kebersihan dan kerapian saja bila tidak ditunjang oleh prilaku yang baik dan sopan tidak akan bermanfaat. Bagaimanapun bagusnya dan menariknya pakaian seragam yang dikenakan pun tidak akan beguna. Adalah menjadi tanggung jawab bagi

20 25 seorang Room attendant sebagai pemakai untuk merawatnya. Mereka tidak boleh lupa bahwa tamu selalu melihatnya serta memberikan kesan pertama (first impression) terhadap hotel melalui pakaian seragam yang dikenakannya. Untuk mendapatkan penilaian yang baik, Room attendant harus ramah-tamah, jujur, sopan, dan bertindak bijaksana serta disiplin. Beberapa peraturan yang harus ditaati oleh setiap Room attendant sebelum mulai bekerja adalah sebagai berikut : 1. Masuk ke hotel melalui pintu dan jalan yang disediakan khusus untuk karyawan, begitu pula pada waktu pulang. 2. Catatlah kedatangan pada time card absent, yaitu pada time starp machine. 3. Langsung menuju locker untuk ganti pakaian. 4. Pakailah pakaian seragam. 5. Rambut harus rapi, tidak boleh berkumis, berjenggot, berjambang. 6. Jangan menggunakan perhiasan atau parfume secara berlebihan. Pada waktu bekerja membersihkan kamar : 1. Periksalah trolley apakah persiapan untuk kerja sudah lengkap. 2. Selalu mulailah mengetuk pintu terlebih dahulu bila akan memasuki kamar atau menekan door bell sambil menyebut identitas/jati diri. 3. Jangan mengetuk pintu / membuka pintu kamar apabila pintu kamar dipasangin DD (don t Distrub) oleh tamu. 4. Jangan mengintip dan mendengarkan pembicaraan tamu, mencoba mengenakan pakaian apapun barang-barang milik tamu yang ada di dalam kamar.

21 26 5. Jangan makan atau minum suatu makanan atau minuman yang disediakan khusus untuk tamu, apalagi di dalam kamar. 6. Jangan beristirahat di dalam kamar sekalipun kamar tersebut kosong. 7. Jangan melihat TV di dalam kamar, terlebih kamar occupied (dihuni tamu). 8. Jangan beristirahat/bermalas-malasan di ruang umum misalnya : Lobby, corridor, dan sebagainya. 9. Jangan merokok di area tugas. 10. Jangan meletakkan kunci kamar (passkey) di sembarang tempat, tetapi harus dijaga baik-baik untuk menghindari kelalaian. 11. Jangan membuka kamar untuk seseorang apabila tidak yakin benar bahwa orang tersebutlah yang tinggal di kamar tersebut. Kualitas kamar bagian tata graha seperti : kebersihan, kerapian, kelengkapan ruangan dapat direalisasi apabila benar-benar dilaksanakan sesuai SOP (standardt operating procedure). Menurut Agusnawar, (2000 : 63) pelaksanaan kerja seorang Room attendant dengan menggunakan teknik standar atau SOP (standard operating procedure) adalah sebagai berikut : 1. Memasuki dan memeriksa kamar a. Mengetuk pintu sebanyak 3 (tiga) kali sambil mengatakan housekeeping. Jika tamunya ada, minta izin untuk dibersihkan, bila tamunya tidak ada buka pintu dengan menggunakan kunci induk (master key)

22 27 b. Membuka tirai (curtain), supaya sinar matahari dan udara segar masuk. c. Mematikan lampu-lampu yang masih menyala. d. Mengangkat asbak dan tempat sampah kemudian membersihkannya. e. Mengangkat semua linen kotor ke trolley cart. 2. Menata tempat tidur (making bed) a. Ambillah lena- lena bersih sesuai kebutuhan kamar tersebut. b. Periksa kelengkapan bed meliputi : - Periksa kaki bed maupun roda bed-nya. - Baliklah mattras (lihat kondisi) dan rapikan posisinya - Rapikan bed pad - Rapikan bed skirt c. Berdirilah disisi atas bed untuk memulai making bednya. d. Tebarkan sheet pertama sampai seluruhnya menutup matrass/membungkus. e. Tebarkan sheet posisi kedua dengan posisi jahitan terbalik. f. Tebarkan blanket dengan tepian atas berada kurang ± 40 cm atau selebar pillow. g. Tebarkan sheet paling atas atau top sheet hingga menutupi blanket, lipat ke dalam blanket. h. Lipatlah sisi atas sheet kedua kebawah sehingga menutup blanket dan sheet ketiga. i. Masukkan sisi sheet bagian atas, sisi kanan dan kiri bagian atas, rapikan dan kencangkan.

23 28 j. Pasanglah pillow case. k. Masukkanlah sisi sheet bagian kanan dan kiri bed kemudian bagian bawah dibuat sudut 45 atau 90. l. Tutuplah bed dengan menggunakan bad cover (jika menggunakan bed cover) m. Dorong dan kembalikan bed keposisi semula.

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG HOUSEKEEPING 2.1 PENGERTIAN HOUSEKEEPING Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah dan keeping ( to keep ) yang berarti memelihara, merawat, atau menjaga. Jadi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Ruang Lingkup f & B Departmen Food and Beverage department adalah bagian atau devisi makanan dan minuman yang bertanggung jawab atas produksi, penyajian dan penjualan makanan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. 2.1 Pengertian Houseekeping Department Secara Umum. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah,wisma,hotel dan to

BAB II URAIAN TEORITIS. 2.1 Pengertian Houseekeping Department Secara Umum. Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah,wisma,hotel dan to BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Houseekeping Department Secara Umum Housekeeping berasal dari kata house yang berarti rumah,wisma,hotel dan to keep yang berarti merawat atau memelihara. Jadi housekeeping

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEROITIS. dekorasi dengan tujuan agar hotel tersebut tampak rapi, bersih, menarik dan

BAB II URAIAN TEROITIS. dekorasi dengan tujuan agar hotel tersebut tampak rapi, bersih, menarik dan BAB II URAIAN TEROITIS 2.1 Pengertian Dan Ruang Lingkup 2.1.1 Pengertian Housekeeping Housekeeping atau tata graha adalah bagian dari departemen yang mengatur atau menata peralatan, menjaga kebersihan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan

BAB I PENDAHULUAN. saling melengkapi dan tidak bisa dipisahkan. Hotel adalah salah satu badan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan pariwisata di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran serta akomodasi perhotelan, karena keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang saling melengkapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. besar sehingga menjadikannya sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. besar sehingga menjadikannya sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata dunia telah mengalami perkembangan yang cukup besar sehingga menjadikannya sebagai salah satu industri dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran

BAB I PENDAHULUAN. dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri pariwisata adalah industri yang perubahan dan perkembangannya dinamis. Perkembangan pariwisata diindonesia tidak bisa dilepaskan dari peran serta akomodasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Housekeeping Department 2.1.1 Pengertian Housekeeping Menurut Rumekso (2001 : 1) dalam bukunya Housekeeping Hotel, menyatakan : Housekeeping (tata

Lebih terperinci

Bab II. Landasan Teori

Bab II. Landasan Teori Bab II Landasan Teori 2.1 Pengertian House Keeping House Keeping adalah bagian atau departemen yang mengatur atau menata peralatan, menjaga kebersihan, memperbaiki kerusakan, dan memberi dekorasi dengan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. suatu sasaran yang telah direncanakan. Dalam bukunya pada bab ke-ii tentang dasar-dasar

BAB II URAIAN TEORITIS. suatu sasaran yang telah direncanakan. Dalam bukunya pada bab ke-ii tentang dasar-dasar BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian dan Peranan Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Pengertian pengawasan secara umum merupakan suatu jaminan untuk memperoleh suatu sasaran yang telah direncanakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. kearah pemenuhan kebutuhan lainnya seperti makan, minum, rekreasi, olahraga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan zaman, akomodasi tidak hanya sekedar sarana tempat tinggal sementara bagi orang yang bepergian, tetapi sudah berkembang kearah pemenuhan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Housekeeping Department 2.1.1 Pengertian Housekeeping Menurut Rumesko (2001), menyatakan : Housekeeping (tata graha) merupakan perpaduan dari dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. positf. Inilah mengapa bagian housekeeping di hotel atau akomodasi lain sangat

BAB I PENDAHULUAN. positf. Inilah mengapa bagian housekeeping di hotel atau akomodasi lain sangat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara mengenai dunia perhotelan, hal ini selalu berkaitan dengan pelayanan kerapian dan kebersihan. Saat menginap tamu hotel pasti memerlukan kenyamanan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Definisi Hotel Salah satu penunjang untuk majunya dunia pariwisata adalah hotel, yaitu sebagai salah satu sarana akomodasi bagi para wisatawan yang sedang melakukan perjalanan

Lebih terperinci

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang

Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk. menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Defenisi Hotel Hotel adalah bentuk bangunan yang menyediakan kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan dan minuman, serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan, dan dikelola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran Menurut Kotler yang dikutip oleh Kurniasari (2013:17) Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksitensinya agar tetap dapat bersaing dengan hotel-hotel lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan eksitensinya agar tetap dapat bersaing dengan hotel-hotel lainnya di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan pemilihan judul Persaingan yang terjadi di industri perhotelan saat ini semakin pesat dan ketat. Hotel Inna Garuda sebagai salah satu hotel bintang empat di Yogyakarta harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya yang dijadikan acuan pada penelitian ini adalah yang dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari manusia dan hanya dapat dikelola dan diselesaikan oleh manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hotel merupakan sebuah akomodasi komersil yang bergerak dalam bidang bisnis melalui jasa penginapan,makanan dan minuman ataupun fasilitas lainnya dimana pada industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Daya Tarik Wisata yang ada di Indonesia sangatlah beragam keindahan alamnya, khususnya kota Manado. Kota tersebut Tidak hanya dikenal oleh orang-orang Indonesia saja

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI HOUSEKEEPING DEPARTMENT

BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI HOUSEKEEPING DEPARTMENT BAB II URAIAN TEORITIS MENGENAI HOUSEKEEPING DEPARTMENT 2.1 Gambaran Umum Housekeeping Department Housekeeping atau tata graha ialah salah satu bagian yang ada di dalam hotel yang menangani hal hal berkaitan

Lebih terperinci

PERANAN HOUSEKEEPING DALAM USAHA MENINGKATKAN KEPUASAN TAMU MELALUI KEBERSIHAN KAMAR PADA HOUSEKEEPING DEPARTEMEN DI SAGAN HUIS HOTEL YOGYAKARTA

PERANAN HOUSEKEEPING DALAM USAHA MENINGKATKAN KEPUASAN TAMU MELALUI KEBERSIHAN KAMAR PADA HOUSEKEEPING DEPARTEMEN DI SAGAN HUIS HOTEL YOGYAKARTA Jurnal Khasanah Ilmu Vol. V No. 1 Maret 2014 PERANAN HOUSEKEEPING DALAM USAHA MENINGKATKAN KEPUASAN TAMU MELALUI KEBERSIHAN KAMAR PADA HOUSEKEEPING DEPARTEMEN DI SAGAN HUIS HOTEL YOGYAKARTA Risky Wahyu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Manjemen Departemen Housekeeping di Singhasari Resort Sebagai section yang menangani kamar, maka room section dan public area sectiom harus dapat membuat hotel tersebut nyaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memberikan pelayanan yang berkualitas dengan mutu yang baik dapat memberikan nilai kepuasan lebih terhadap pelanggan. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa

Lebih terperinci

2015 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENGUASAAN KOMPETENSI HOUSEKEEPING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI HOTEL

2015 PENDAPAT SUPERVISOR TENTANG PENGUASAAN KOMPETENSI HOUSEKEEPING PADA PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DI HOTEL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan upaya pembangunan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut akan diuraikan secara singkat, yang selajutnya penjelasan tersebut akan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian terhadap hasil-hasil karya yang relevan dengan penelitian ini.

Lebih terperinci

2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK MAKE-UP ROOM OLEH PESERTA DIDIK DI EDOTEL SMK NEGERI 9 BANDUNG

2015 ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTEK MAKE-UP ROOM OLEH PESERTA DIDIK DI EDOTEL SMK NEGERI 9 BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara berkembang yang terus berupaya untuk melaksanakan pembangunan dalam berbagai sektor kehidupannya. Keberhasilan suatu Negara, dapat

Lebih terperinci

ISSN : e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.3 Desember 2015 Page 2504

ISSN : e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.3 Desember 2015 Page 2504 ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.1, No.3 Desember 2015 Page 2504 TINJAUAN SEORANG ROOMBOY DALAM MELAKSANAKAN PEMBERSIHAN KAMAR DI ARION SWISS-BEL HOTEL BANDUNG REVIEW A ROOMBOY OR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup C. Rumusan Masalah D. Tujuan E. Manfaat F. Tinjauan Pustaka...

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang B. Ruang Lingkup C. Rumusan Masalah D. Tujuan E. Manfaat F. Tinjauan Pustaka... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERNYATAAN...... ii HALAMAN PERSETUJUAN...... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv HALAMAN MOTTO...... v HALAMAN PERSEMBAHAN...... vi INTISARI...... viii ABSTRAK... ix KATA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department.

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai faisilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TIORITIS

BAB II URAIAN TIORITIS BAB II URAIAN TIORITIS 2.1. Pengertian Room Boy Room Boy adalah karyawan hotel pada Houskeeping Department yang bertugas memelihara kebersihan, penataan ataupun kelengkapan supplies didalam kamar hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, serta mendapatkan kepuasan di dalam menerima pelayanan (service) selama

BAB I PENDAHULUAN. nyaman, serta mendapatkan kepuasan di dalam menerima pelayanan (service) selama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul Salah satu penunjang majunya pariwisata adalah usaha hotel, yaitu sebagai sarana akomodasi bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Agar para wisatawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mutu Pelayanan Keperawatan 1. Pengertian mutu pelayanan keperawatan Menurut Azwar (1996) yang dikutip Purwanto (2009), mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjukkan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis dewasa ini yang tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang efektif dan efisien artinya dapat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bedasarkan penelitian Berlian (2013) yang berjudul yang berjudul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bedasarkan penelitian Berlian (2013) yang berjudul yang berjudul 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Bedasarkan penelitian Berlian (2013) yang berjudul yang berjudul Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Pelayanan Kamar Room Boy/Maid pada Departemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas yang tersedia. Linen merupakan salah satu departemen yang menangani

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas yang tersedia. Linen merupakan salah satu departemen yang menangani BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hotel adalah suatu akomodasi yang menyediakan jasa pelayanan kamar, makanan dan minuman serta berbagai fasilitas lainnya serta hotel juga merupakan unsur pendukung

Lebih terperinci

JOB DESCRIPTIONS Job Title EXECUTIVE HOUSEKEEPER

JOB DESCRIPTIONS Job Title EXECUTIVE HOUSEKEEPER JOB DESCRIPTIONS Job Title EXECUTIVE HOUSEKEEPER Department Report to Revisi HOUSEKEEPING General Manager 0 Position / Level Supervises Tanggal Department Head Chief & Staff May2012 A. TUGAS DAN TANGGUNG

Lebih terperinci

INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN ROOMBOY TROLLEY Nomor IK-HK Revisi 01

INSTRUKSI KERJA PENGGUNAAN ROOMBOY TROLLEY Nomor IK-HK Revisi 01 PENGGUNAAN ROOMBOY TROLLEY Nomor IK-HK.01.001 Disetujui : 1 Trolley diperiksa kelengkapan dan fungsinya 2 Trolley dijaga kebersihan dan kerapihannya sepanjang jam kerja Bersih dan rapih 3 Linen kotor tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Hotel Pengertian hotel menurut Sulastiyono (2011:5), Hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan, minuman dan fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat. Karena persaingan dunia usaha yang semakin tinggi saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat. Karena persaingan dunia usaha yang semakin tinggi saat ini, 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha semakin meningkat selaras dengan peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya persaingan yang semakin ketat. Karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. latihan termasuk dalam fungsi operasional dari. manajemen sumber daya manusia yaitu pengembangan. Hasibuan (2005:69)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. latihan termasuk dalam fungsi operasional dari. manajemen sumber daya manusia yaitu pengembangan. Hasibuan (2005:69) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pendidikan dan Latihan Pendidikan dan latihan termasuk dalam fungsi operasional dari manajemen sumber daya manusia yaitu pengembangan. Hasibuan (2005:69)

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. (reliability, responsiveness, assurance, tangibles) room attendant di hotel Grand

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. (reliability, responsiveness, assurance, tangibles) room attendant di hotel Grand 48 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Room attendant di hotel Grand Orchid Solo sudah melakukan pekerjaannya sesuai dengan prosedur dan dari kelima dimensi yang ada (reliability, responsiveness, assurance, tangibles)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa akomodasi (kamar) yang dikelola

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa akomodasi (kamar) yang dikelola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha jasa hotel dan akomodasi merupakan salah satu komponen yang berperan penting dalam kemajuan sebuah kawasan wisata. Hotel merupakan perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi. mempengaruhi kondisi kerja, dimana akan berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi keberhasilan seorang pemimpin dalam mempengaruhi. mempengaruhi kondisi kerja, dimana akan berhubungan dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang dipergunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain. Gaya kepemimpinan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memusatkan perhatian pada pengembangan SDM. soft skill yang di dalamnya terdapat unsur behavior dan attitude. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap organisasi selalu berdiri disertai dengan suatu tujuan atau pencapaian. Guna mencapai tujuan tertentu organisasi membutuhkan beberapa faktor yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan Dalam usaha meningkatkan perekonomian Indonesia, pemerintah berusaha menggalakkan industri pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya disebut sarana kesehatan.

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK SERVICE PERFORMANCE PADA HOTEL GRAND MAHKOTA PONTIANAK ABSTRAK Jimmy Email: jimmymannuel@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Service

Lebih terperinci

PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR MAKE UP ROOM OLEH ROOMBOY DI HOTEL DAIMA PADANG

PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR MAKE UP ROOM OLEH ROOMBOY DI HOTEL DAIMA PADANG PENERAPAN PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR MAKE UP ROOM OLEH ROOMBOY DI HOTEL DAIMA PADANG Oleh: MEGA PRATIWI Nim/Bp: 55601/2010 PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PERHOTELAN FAKULTAS PARIWISATA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam

BAB V PENUTUP. 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan yang mengacu pada pertanyaan penelitian dalam kajian yang mengangkat judul mengenai strategi pelayanan jasa hotel The Hills Bukittinggi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi

BAB II URAIAN TEORITIS. lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan dalam memenuhi 10 BAB II URAIAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian dan Arti Penting Pelayanan Pelayanan merupakan rasa menyenangkan yang diberikan kepada orang lain yang disertai keramah-tamahan dan kemudahan-kemudahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jasa Banyak ahli yang telah mendefinisikan pengertian jasa sesuai dengan sudut pandang mereka masing-masing, diantaranya: Definisi jasa menurut Kotler dan Keller

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata memiliki peran dalam pembangunan nasional, diantaranya sebagai sumber perolehan devisa, menciptakan dan memperluas lapangan usaha, meningkatkan pendapatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menunjang kelancaran arus pariwisata tersebut disadari perlu adanya

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Untuk menunjang kelancaran arus pariwisata tersebut disadari perlu adanya BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Dalam meningkatkan perekonomian Indonesia, pemerintah berusaha menggalakkan industri pariwisata sebagai salah satu sumber devisa negara. Untuk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan analisa deskriptif dan verifikatif serta teknik analisis regresi berganda, antara service

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Housekeeping Menurut Rumekso (2001), menyatakan : Housekeeping ( tata graha ) merupakan perpaduan dari dua buah kata, yaitu house dan keeping (to keep). House artinya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai 67 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat dilihat bahwa salah satu

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Seiring makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini di

1. PENDAHULUAN. Seiring makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini di 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring makin meningkatnya pertumbuhan ekonomi akhir-akhir ini di Indonesia hal ini tentunya berdampak positif terhadap makin tingginya peningkatan jumlah perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efektivitas Efektifitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh sebuah organisasi. Untuk memperoleh teori efektivitas peneliti dapat menggunakan konsep-konsep

Lebih terperinci

PELAYANAN HOUSEKEEPING DALAM MENINGKATKAN TINGKAT HUNIAN KAMAR DI GRANDIA HOTEL BANDUNG

PELAYANAN HOUSEKEEPING DALAM MENINGKATKAN TINGKAT HUNIAN KAMAR DI GRANDIA HOTEL BANDUNG Konferensi Nasional Ilmu Sosial & Teknologi (KNiST) Maret 2016, pp. 267~276 PELAYANAN HOUSEKEEPING DALAM MENINGKATKAN TINGKAT HUNIAN KAMAR DI GRANDIA HOTEL BANDUNG 267 Adzani Rofi Putri 1, Yuliana Pinaringsih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Purworejo. Kota Magelang terletak di selatan Kota Semarang dengan jarak tempuh 73 km,

BAB I PENDAHULUAN. Purworejo. Kota Magelang terletak di selatan Kota Semarang dengan jarak tempuh 73 km, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Magelang adalah sebuah kota kecil yang terletak di tengah Kabupaten Magelang. Lokasi kota sangat strategis karena berada di simpang tiga antara Semarang, Yogyakarta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa a. Konsep Jasa Jasa merupakan sarana aktivitas yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah masalah dalam bidang ekonomi, karena hal ini menyangkut kehidupan manusia baik secara individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Puskesmas Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat diterima

Lebih terperinci

PERANAN HOUSEKEEPINGDEPARTMENT PADA HOTEL ISTANA JEMBER

PERANAN HOUSEKEEPINGDEPARTMENT PADA HOTEL ISTANA JEMBER PERANAN HOUSEKEEPINGDEPARTMENT PADA HOTEL ISTANA JEMBER (Role Of Housekeeping Department at Hotel Istana Jember) LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA DiajukansebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelarAhliMadya

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010 SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS TERAS BOYOLALI TAHUN 2010 Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut penginapan. Hotel berasal dari kata hostel diambil dari bahasa Perancis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebut penginapan. Hotel berasal dari kata hostel diambil dari bahasa Perancis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut beberapa literature sejarah hotel, yang pada awalnya lebih tepat disebut penginapan. Hotel berasal dari kata hostel diambil dari bahasa Perancis kuno.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. orangtua murid terhadap kualitas pelayanan di SDK X Bandung antara lain:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. orangtua murid terhadap kualitas pelayanan di SDK X Bandung antara lain: 57 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dibuat pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan mengenai tingkat kepuasan orangtua murid terhadap

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE MAKE UP OCCUPIED DIRTY ROOM DI HOTEL PANGERAN BEACH PADANG YAHDI AL GHURFAH

PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE MAKE UP OCCUPIED DIRTY ROOM DI HOTEL PANGERAN BEACH PADANG YAHDI AL GHURFAH PENERAPAN STANDARD OPERATING PROCEDURE MAKE UP OCCUPIED DIRTY ROOM DI HOTEL PANGERAN BEACH PADANG YAHDI AL GHURFAH 1106871 PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS

Lebih terperinci

Penguasaan Pengetahuan Vol II No.1 April

Penguasaan Pengetahuan Vol II No.1 April Penguasaan Pengetahuan... 21 Vol II No.1 April 2016 Penguasaan Pengetahuan Laundry Pada Peserta Didik Akomodasi Perhotelan di SMKN 9 Bandung Nikmatul Kamilah Mardiyah 1, Neni Rohaeni, Nenden Rani Rinekasari

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari hasil pengolahan data dan analisis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari hasil pengolahan data untuk Gap 5, secara keseluruhan pelayanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengelola, mengatur, dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi akibat reformasi menuntut organisasi untuk berinovasi guna menghadapi tuntutan perubahan dan berupaya menyusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Very Very Important Person (VVIP).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Very Very Important Person (VVIP). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kompetisi disegala bidang sekarang ini menjadi hal yang sangat biasa, pelanggan menjadi komponen yang sangat penting dalam eksistensi sebuah lembaga. Jika

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi,tingkat ketergantungan antar bangsa tidak dapat dihindari. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi mendorong terjadinya

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap hotel New Sany Rosa,

BAB 5 KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap hotel New Sany Rosa, BAB 5 KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian terhadap hotel New Sany Rosa, dan didukung dengan data serta analisis yang dilakukan selama penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Motivasi 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Motivasi adalah tindakan yang dilakukan orang untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi. Hal ini adalah keinginan untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang

BAB I PENGANTAR. pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata memegang BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pemasaran Menurut Gronroos dalam Wijaya (2014:4), pemasaran merupakan proses untuk mengidentifikasi dan menetapkan, memelihara, serta meningkatkan hubungan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen sumber daya manusia yaitu perkembangan. Hasibuan (2005:69)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen sumber daya manusia yaitu perkembangan. Hasibuan (2005:69) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Pendidikan dan Pelatihan Pendidikan dan pelatihan termasuk dalam fungsi operasional dari manajemen sumber daya manusia yaitu perkembangan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kebutuhan Tenaga Kerja Guest Services Officer di Hotel Resort Seminyak, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Telaah Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian sebelumnya mengenai analisis kebutuhan tenaga kerja dilakukan oleh Adiputra (2004) dalam kajiannya yang berjudul Analisis Kebutuhan

Lebih terperinci

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN

SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN Modul ke: 09Fakultas Dr. PSIKOLOGI SEMINAR PSIKOLOGI TERAPAN BAB VIII OVERVIEW PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN (1) Antonius Dieben Robinson Manurung, MSi Program Studi PSIKOLOGI Pelatihan yang tepat sama pentingnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perhotelan tidak terlepas dari tumbuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri perhotelan tidak terlepas dari tumbuh dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri perhotelan tidak terlepas dari tumbuh dan berkembangnya kegiatan industri kepariwisataan, terutama setelah perang dunia II dapat dikatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pariwisata di Indonesia saat ini berkembang pesat. Perkembangan tersebut dilakukan dengan meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan potensi pariwisata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis pembahasan serta uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa kesimpulan

Lebih terperinci

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti

KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA. Oleh: Muslikhah Dwihartanti KEPUASAN KERJA DAN PENINGKATAN PRESTASI KERJA Oleh: Muslikhah Dwihartanti Abstrak Sebuah perusahaan tentu memiliki tujuan yang telah ditetapkan dan ingin diwujudkan melalui kegiatan operasional. Upaya

Lebih terperinci

Keywords : Standard Operational Procedure in Make-up Room, Housekeeping, Hotel.

Keywords : Standard Operational Procedure in Make-up Room, Housekeeping, Hotel. ANALISIS PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBERSIHAN KAMAR DI HOTEL SATELIT SURABAYA Stephanie Tjitrokusmo, Meliana Tumbelaka Manajemen Perhotelan, Universitas Kristen Petra, Surabaya, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi menyebabkan timbulnya persaingan yang ketat di berbagai bidang industri, tak terkecuali pada industri Pariwisata. Persaingan tidak hanya terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian rumah sakit Rumah Sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang sehat, atau dapat menjadi tempat penularan

Lebih terperinci

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii ABSTRAK Industri jasa sekarang ini semakin banyak berkembang dengan berjalannya waktu. Hotel Permata bidakara merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Untuk dapat bersaing dengan hotel

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK KEJURUAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK KEJURUAN DOKUMEN NEGARA P 1 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 LEMBAR PENILAIAN PRAKTIK KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian : Akomodasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk

BAB I PENDAHULUAN. investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia, banyak investor berniat berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. Jumlah penduduk menengah keatas juga bertambah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam kondisi persaingan yang ketat, hal utama yang harus diprioritaskan oleh perusahaan adalah kepuasan konsumen agar dapat bertahan, bersaing dan menguasai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemerintah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pemerintah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang dipacu oleh pasar global, pemerintah telah memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh

Lebih terperinci