BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Hamdani Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Menentukan Tema Pada langkah ini beberapa data dikumpulkan melalui cara genba (datang untuk melihat langsung kondisi lapangan) dan wawancara kepada teknisi di workshop Sudirman. Adapun data-data yang telah dikumpulkan melalui genba lapangan yaitu proses pengerjaan pengisian penggantian oli transmisi otomatis (ATF) seperti dapat dilihat pada gambar 4.1. Hasil wawancara yang telah dilakukan kepada teknisi workshop Sudirman berupa keluhan-keluhan yang dirasakan seperti dapat dilihat pada gambar Teknisi menaikkan kendaraan di lift Membuang ATF melalui drain plug 4 3 Teknisi mengisi ATF melalui Inlet Transmisi Teknisi menurunkan kendaraan di Lift Gambar 4.1 Langkah Proses Pengisian Penggantian Oli Transmisi Otomatis
2 60 Pada gambar 4.1 yaitu proses pengisian penggantian oli transmisi dapat dilihat pada gambar nomor 1 yaitu kendaraan dinaikkan ke lift oleh teknisi. Pada gambar nomor 2, dimana setelah kendaraan berada di lift kemudian lift dinaikkan hingga teknisi dengan posisi bawah kendaraan berada diatas kepala dari teknisi. Hal ini dimaksudkan agar teknisi dapat berdiri dengan tegak pada bagian bawah kendaraan untuk memudahkan proses pembuangan oli transmisi dalam kendaraaan melalui drain plug. Setelah teknisi menunggu sampai drain plug tidak mengeluarkan tetesan oli transmisi (ATF) kembali, kemudian teknisi menurunkan lift hingga kendaraan berada dilantai stall seperti ditunjukkan pada gambar nomor 3. Pada gambar nomor 4 menunjukkan proses penggisian oli tranmisi dilakukan dengan menuangkan oli transmisi (ATF) dari kaleng kemasan ke Transmisi Inlet dengan bantuan corong plastik. Data yang di kumpulkan adalah data hasil wawancara selama bulan Februari Maret tahun 2010 di PT. Toyota-Astra Motor pada workshop Sudirman, Jakarta. Dari hasil wawancara, didapati data rata-rata keluhan sebagai berikut: Tabel 4.1 Keluhan Teknisi Bulan Februari Maret Tahun 2010 Bulan Februari Maret Total Rata Rata Jenis Problem (Keluhan) (Keluhan) (Problem) Keluahan Sakit pada bagian pinggang Waktu menunggu lama Lantai stall licin Ruang transmisi sulit dicapai Total Berdasarkan data keluhan yang telah dikumpulkan sebelumnya, dibuatlah diagram pareto untuk menentukan prioritas.
3 61 Diagram Pareto 120% 100% 100% % Keluhan Kumulatif 80% 60% 40% 56% 80% 30% 20% Jumlah Keluhan 0% Sakit pada bagian pinggang Waktu menunggu lama Lantai stall licin Ruang transmisi sulit dicapai % Keluhan Kumulatif Jumlah Keluhan 30% 27% 23% 20% % Keluhan Kumulatif 30% 56% 80% 100% Diagram 4.1 Diagram Pareto atas keluhan teknisi pada pengisian ATF Berdasarkan gambar diagram Pareto di atas, maka ditetapkan prioritas penanganan masalah atas keluhan yang ada akan di fokuskan mengurangi jumlah keluhan teknisi sakit pinggang di workshop Sudirman, Jakarta. Hal tersebut dikarenakan keluhan sakit pada bagian pinggang berada pada urutan pertama dengan nilai presentase keluhan sebesar 30%. Berikut adalah tabel jadwal kegiatan QCC yang akan dilakukan pada periode Februari Juni Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan QCC Periode Februari Juni Tahun 2010 No. Aktifitas 1 Menetukan tema 2 Menetapakan target 3 Analisa kondisi yang ada 4 Analisa sebab akibat 5 Rencana penanggulangan 6 Pelaksanaan penanggulangan 7 Evaluasi hasil 8 Standarisasi dan tindak lanjut Februari Maret April Mei Juni
4 62 Pada jadwal kegiatan diatas, dapat dilihat bahwa penelitian dimulai pada bulan Februari tahun 2010 dan akan berakhir pada bulan Juni tahun Menetapkan Target Pada proses penggantian oli transmisi (ATF) melalui Transmisi Inlet, dimana posisi kerja teknisi membungkuk selama proses tersebut berlangsung. Hal tersebut bukanlah posisi kerja yang ergonomi, sehingga perlu diperbaiki. Adapun target yang ingin dicapai sehingga proses penggantian oli transmisi (ATF) sesuai dengan pendekatan ergonomi kerja adalah menurunkan jumlah rata-rata keluhan sakit pinggang pada saat proses penggantian oli transmisi (ATF) dari nilai rata-rata keluhan 6.50 pada bulan Februari Maret 2010 menjadi menjadi rata-rata 0 keluhan pada bulan Juni Grafik Penetapan Target 100% 80% 60% 40% % 0% Sebelum Perbaikan 0 Sesudah perbaikan Keluhan rata-rata Grafik 4.1 Target Penurunan Jumlah Rata-rata Keluhan Sakit Pinggang
5 Analisa Kondisi yang Ada Pada tahap ini merupakan hasil dari genba di workshop Sudirman di stall express maintenance. Pada penggantian oli transmisi ATF terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya proses tersebut, antara lain: Tabel 4.3 Analisa Kondisi yang Ada Menggunakan Faktor 4M (Man, Method, Machine dan Material) +1E (Environment) Faktor 4M + 1E Man Method Penyebab Teknisi membungkuk terlalu lama saat mengisi ATF Teknisi Jatuh Teknisi menahan beban jerigen terlalu lama Tabel 4.4 Analisa Kondisi yang ada Menggunakan Aspek QCDSMPEE (Quality, Cost, Delivery, Safety, Moral, Productivity, Ergonomi dan Environment) Aspek QCDSMPE Dampak Safety Terjadi kecelakaan kerja Moral Banyak teknisi yang mengeluh kondisi kerja Ergonomi Kondisi kerja memiliki resiko tinggi terhadap sakit pinggang (angka REBA = 12) Tabel 4.5 Perhitungan REBA Sebelum dilakukan Perbaikan Range Alasan Grup A Punggung 3 Leher 4 +1 karena kepala memutar/miring Kaki 2 Load Score 0 karena beban pada range 0-5 kg Score 7 Hasil pada Tabel A + Load Score Grup B Pergelangan Lengan Atas 4 Pergelangan Lengan Bawah 2 Pergelangan Tangan 1 Coupling 3 Dipaksakan, genggaman yang tidak aman Score 8 Hasil pada Tabel B + Coupling Grup C Nilai tabel C (Grup A + Grup B) 10 Activity Score 2 Karena lebih dari 1 atau lebih bagian tubuh statis, ditahan lebih dari 1 menit dan gerakan menyebabkan perubahan pergeseran postur yang cepat dari awal Hasil Akhir 12
6 Analisa Sebab Akibat Dalam melakukan analisa penyebab, tools yang digunakan fishbone diagram untuk mendapatkan penyebab yang paling dominan dalam suatu masalah. Adapun fishbone diagram dari masalah yang diangkat dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut. Tidak ada alat bantu Tidak ada gantungan jerigen Man Teknisi harus menjangkau letak ATF Inlet Teknisi membungkuk terlalu lama saat mengisi Jerigen tidak dapat ditinggal Teknisi menahan beban jerigen terlalu lama Terdapat ceceran oli Teknisi Jatuh terpeleset Oli Transmisi (ATF) luber Tidak ada indikator pengisian T eknisi tidak mengetahui bahwa oli transmisi telah terisi penuh (Mengingat kapasitas jerigen lebih besar daripada kapasitas transmisi) Keluhan Sakit pinggang Methode Diagram 4.2 Diagram Sebab Akibat Berdasarkan diagram sebab akibat yang telah dibuat, dimana terdapat masalah utama yanitu keluhan sakit pingganng dan terdapat 3 pokok permasalahan yang menjadi akar masalah, yaitu : 1. Tidak adanya alat bantu dalam penggantian oli transmisi (ATF) menyebabkan teknisi harus menjangkau letak ATF Inlet. Kondisi dimana teknisi harus menjangkau letak ATF menyebabkan teknisi harus membungkuk terlalu lama saat penggantian oli transmisi (ATF). Teknisi membungkuk terlalu lama menyebabkan keluhan sakit pinggang.
7 65 2. Tidak adanya indikator pengisian menyebabkan teknisi tidak mengetahui bahwa oli transmisi (ATF) telah terisi penuh. Kondisi ketidaktahuan teknisi bahwa kondisi oli transmisi telah penuh menyebabkan oli tranmisi (ATF) terisi sampai luber. Kondisi oli transmisi (ATF) yang luber menyebabakan terdapat ceceran oli. Ceceran oli di lantai stall ini menyebebakan teknisi jatuh terpeleset. Teknisi jatuh terpeleset menyebabkan keluhan sakit pinggang. 3. Tidak adanya gantungan jerigen menyebabkan jerigen tidak dapat ditinggal. Jerigen yang tidak dapat ditinggal menyebabkan teknisi harus menahan beban jerigen terlalu lama. Teknisi menahan jerigen terlalu lama menyebabkan keluhan sakit pinggang. 4.5 Rencana Penanggulangan Berdasarkan akar masalah yang telah digali pada tahap sebelumnya, maka dibuatlah rencana penanggulangan untuk menangani masalah yang muncul. Adapun rencana penanggulangan yang akan dibuat dapat lihat pada tabel 4.6.
8 66 Tabel 4.6 Rencana Penanggulangan No Aktifitas Alasan Langkah pembuatan PIC Tempat Due Date Biaya Tujuan What Why How Ilustrasi Who Where When How Much Target Membuat alat bantu untuk pengisian oli transmisi (ATF) Membuat gantungan untuk jerigen Membuat indikator pengisian oli transmisi (ATF) Supaya teknisi tidak membungkuk terlalu lama saat pengisian oli transmisi Teknisi tidak perlu menahan beban jerigen terlalu lama Supaya pengisian oli transmisi tidak luber 1 Galon Long Life Coolent LLC (nomor 1.)bekas dicuci menggunakan air panas untuk menghilangkan kandungan LLC pada galon. 2 Galon LLC dilubangi (nomor 1.) sebesar diameter selang plastik yang digunakan 3 Setelah dilubangi, connecting selang (nomor 2.) dipasang antara selang (nomor 3.) antara plastik dengan jerigen. 4 Setelah terpasang, kemudian ring (nomor 6.) dipasang pada sambungan conneting untuk mengencangkan sambungan dan alat bantu telah selesai. 1 Kawat besi dilipat menjadi 2 (nomor 4.), kemudian dilipat menjadi 2 kembali hingga membentuk lipatan dengan panjang 10 cm. 2 Kemudian lipatan besi tersebut (hasil langkah 1) dibuat menjadi bentuk pengait dengan satu sisi dibuat lipatan condong ke arah dalam membentuk huruf G. 3 Lipatan besi sisi bawah huruf G (hasil langkah 2), dililit ke pegangan pada jerigen. Gunakan tang agar lilitan kuat.gantungan jerigen telah siap digunakan. 1 SST ATF Inlet (hasil aktifitas 1) diberi marking liter dengan skala 0-3 liter (Pokayoke sehingga oli transmisi tidak tumpah). 2 Buat label seperti marking yang telah dibuat pada langkah 1 dan tempel pada salah satu sisi dari jerigen tersebut. 3 Tempel tulisan itu mengikuti tanda goresan yang telah dibuat pada jerigen (hasil aktifitas 1), maka selesailah pembuatan indikator pengisian oli transmisi (ATF) 5 SST ATF Inlet Keterangan Gambar : 1. Penampung oli transmisi (jerigen) 2. Connecting selang 3. Selang plastik, panjang 1 m 4. Kawat besi, panjang 40 cm 5. Ring 6. Label indikator Teknisi Workshop Sudirman 25 April April April Galon LLC bekas Rp. 0 - Connecting selang Rp Selang plastik Rp Ring Rp Total biaya / buah Rp Total Biaya SST ATF Inlet : 8 x Rp = RP Kawat besi bekas Rp. 0 Biaya Pembuatan 8 indikator jerigen - Kertas A4 warna (8 lembar) Rp Isolasi bening (kecil) Rp Total biaya Rp Membuat SST ATF Inlet sebanyak 8 buah dengan rincian sebagai berikut : - 4 buah SST ATF Inlet untuk Dextron - 4 buah SST ATF Inlet untuk T-IV - 8 buah gantungan jerigen - 8 lembar indikator pengisian ATF Keterangan : Jumlah stall EM = 4 stall - SST ATF Inlet = Rp Gantungan Jerigen = Rp. 0 - Indikator Jerigen = RP Total biaya pembuatan SST ATF Inlet : SST ATF Inlet Rp Gantungan jerigen Rp. 0 Indikator ATF Rp Rp
9 67 Berdasarkan rencana penanggulangan yang dibuat, dapat dilihat bahwa dilakukan 3 perbaikan untuk menangani keluhan sakit pinggang pada teknisi antara lain: 1. Untuk menangani keluhan teknisi bekerja dalam posisi membungkuk, maka dibuatlah SST ATF Inlet. Dengan SST ATF Inlet, teknisi tidak mengisi dalam posisi membungkuk karena isi oli transmisi (ATF) dalam kaleng telah dituang terlebih dahulu ke dalam jerigen. 2. Untuk menangani keluhan teknisi menahan beban jerigen selama pengisian maka dibuatlah gantungan untuk jerigen oli transmisi (ATF). Dengan pembuatan gantungan jerigen, teknisi tidak lagi memegang jerigen selama pengisian tetapi digantungkan ke engine hood sehingga teknisi dapat meneruskan pekerjaan lainnya. 3. Untuk menangani keluhan teknisi jatuh terpeleset yang disebabkan oleh ceceran oli transmisi pada lantai stall maka dibuatlah indikator pengisian oli transmisi (ATF) sehingga teknisi dapat mengetahui kapan oli transmisi (ATF) tersebut sudah penuh. Untuk melakukan perbaikan terhadap resiko ergonomi pada kegiatan pengisian ATF, berikut adalah perhitungan REBA untuk kegiatan pengisian oli transmisi.
10 68 Tabel 4.7 Perhitungan REBA Setelah Perbaikan Range Alasan Grup A Punggung 1 Leher 2 +1 karena kepala memutar/miring Kaki 1 Load Score 0 karena beban pada range 0-5 kg Score 1 Hasil pada Tabel A + Load Score Grup B Pergelangan Lengan Atas 1 Pergelangan Lengan Bawah 1 Pergelangan Tangan 1 Coupling 0 Karena pegangan pas dan kuat Score 1 Hasil pada Tabel B + Coupling Grup C Nilai tabel C (Grup A + Grup B) 1 Activity Score 0 Karena gerakan menyebebakan perubahan atau pergeseran postur yang cepat dari posisi awal Hasil Akhir 1 Berdasarkan hasil akhir dari perhitungan REBA yang telah dilakukan, maka kesimpulan REBA atas pengisian oli transmisi (ATF) dengan skor hasil akhir adalah 1 yang berarti bahwa dapat diabaikan. 4.6 Pelaksanaan Penanggulangan Pada tahap ini dilakukan pembuatan dari rencana penanggulangan yang telah dibuat sebelumnya. Untuk melihat pelaksanaan penanggulangan yang dibuat, dapat dilihat pada tabel 4.8.
11 69 Tabel 4.8 Pelaksanaan Penanggulangan Masalah Akar Permasalahan Solusi Why / Alasan Hasil PICA Ilustrasi Teknisi membungkuk Tidak ada alat bantu pengisian ATF Pembuatan alat bantu pengisian ATF berupa jerigen yang disertai selang - SST ATF Inlet = 8 buah - Ketika teknisi menuang oli Supaya teknisi tidak transmisi, selang pada membungkuk terlalu bagian paling ujung lama saat pengisian mengeluarkan tetesan oli transmisi karena tidak adanya pengatur aliran oli transmisi (NOT OK) Memasang kran pada pertemuan antara selang dengan jerigen yang berfungsi sebagai pengatur aliran oli Teknisi menahan Tidak ada jerigen terlalu gantungan jerigen lama Pembuatan gantungan jerigen dari kawat, guna menggantungkan jerigen Teknisi tidak perlu ATF di engine hood menahan beban sehingga teknisi tidak jerigen terlalu lama perlu memegangi jerigen selama pengisian ATF Gantungan jerigen = 8 buah (OK) Teknisi jatuh karena ada ceceran ATF di lantai Tidak ada tanda indikator ATF penuh Membuat tulisan Batas oli tranmisi tidak takaran ATF dengan terlihat sehingga teknisi Supaya pengisian oli disesuaikan dengan jenis tidak tahu telah menuang oli transmisi tidak luber kendaraan dan tipe ATF transmisi berapa liter (NOT yang digunakan OK) Mengganti galon LLC dengan jerigen berwarna putih
12 70 Pada langkah pelaksanaan penanggulangan, dilakukan pembuatan solusi yaitu pembuatan alat bantu pengisian oli transmisi (ATF) yaitu SST ATF Inlet. SST ATF Inlet berupa jerigen yang disertai dengan selang dan indikator pengisian. Pembuatan alat ini dimaksudkan membantu agar posisi kerja teknisi tidak membungkuk ketika mengisi oli transmisi langsung dari jerigen melalui corong. Alat dibuat sesuai dengan langkah-langkah pembuatan seperti tertera pada tabel 4.6. SST ATF Inlet dibuat sebanyak 8 buah, jumlah ini mengikuti banyaknya stall express maintenance. Adapun cara penggunaan SST ATF Inlet yaitu: a. Tuangkan oli transmisi dari kaleng kemasan sesuai dengan kebutuhan jenis kendaraan yang akan diisi dengan menggunakan bantuan corong plastik untuk mencegah terjadinya tumpah. b. Setelah oli tertuang sesuai kebutuhan kendaraan, maka corong plastik dilepaskan. c. Jerigen yang telah diisi, dibawa menuju bagian depan kendaraan dimana transmisi Inlet tersimpan. Gantungan jerigen dikaitkan ke pengait yang berada pada bagian dalam engine hood. d. Masukkan selang plastik ke Transmisi Inlet dan pastikan selang telah masuk ke bagian dalam transmisi dengan baik (dengan cara mencolok-colokkan selang plastik untuk mengukur dalamnya jangkauan selang). e. Putar kran ke arah kanan, maka oli tranmisi akan mengalir masuk ke dalam ruang tranmisi.
13 71 f. Setelah oli pada jerigen telah habis maka kran kembali diputar sampai sejajar dengan arah sejajar. Kemudian jerigen dilepas dari engine hood dan diletakkan pada caddy. Maka telah selesailah proses pengisian oli transmisi. 4.7 Evaluasi Hasil Perbaikan Tahap ini adalah tahapan dimana dilakukan evaluasi sejauh mana hasil perbaikan dapat menangani masalah yang muncul pada analisa kondisi yang ada dan mengecek apakah target dapat terpenuhi oleh penanggulangan yang dibuat. Grafik Evaluasi Hasil 100% 80% 60% 40% % 0% Sebelum Perbaikan 0 Sesudah perbaikan Sebelum Perbaikan Sesudah perbaikan Grafik 4.2 Evaluasi Hasil Pada tahap ini dilakukan evaluasi dari sudut QCDSMPEE, adapun evalasi tersebut antara lain: Safety Pada evaluasi hasil perbaikan dari segi safety, perbaikan dengan menggunakan indikator pengisian oli transmisi (ATF) menjadikan teknisi
14 72 dapat mengukur jumlah liter oli tranmisi (ATF) yang dibutuhkan sesuai dengan repair manual setiap kendaraan sebelum oli tranmisi (ATF) tersebut dimasukkan ke dalam transmisi Inlet. Selain itu teknisi dapat melakukan pengecekan secara visual ketika jerigen oli transmisi (ATF) telah berkurang, sehingga teknisi dapat mengangkat selang plastik ketika oli transmisi (ATF) telah mencapai tepi dalam transmisi Inlet. Dengan demikian, ceceran oli transmisi (ATF) pada lantai stall dapat dihindarkan seperti ditunjukkan pada gambar berikut. Tabel 4.9 Perbandingan Kondisi Lantai Stall Sebelum dan Sesudah Perbaikan Sebelum perbaikan Sesudah perbaikan Kondisi lantai stall yang dipenuhi ceceran oli transmisi (ATF) Kondisi lantai stall yang bersih Moral Evaluasi yang dilakukan setelah perbaikan dilakukan mendapatkan hasil sebagai berikut:
15 73 Tabel 4.10 Perbandingan Moral Teknisi Sebelum dan Sesudah Perbaikan Sebelum perbaikan Banyak teknisi yang mengeluh kondisi kerja yang tidak nyaman Setelah perbaikan Teknisi merasa nyaman dengan kondisi kerja Ergonomi Hasil penelitian ini dilihat dari aspek ergonomi adalah menghilangkan kondisi kerja dalam posisi membungkuk. Adapun perbandingan kondisi sebelum dan sesudah perbaikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Perbandingan Posisi Kerja Sebelum dan Sesudah Perbaikan Sebelum perbaikan Sesudah perbaikan Teknisi membungkuk selama pengisian oli transmisi (ATF) Teknisi tidak membungkuk ketika pengisian oli transmisi (ATF)
16 Standarisasi dan Tindak Lanjut Standarisasi Pada tahap standarisasi atas hasil perbaikan yang telah dilakukan, yakni pembuatan alat bantu penggantian ATF Inlet maka dibuatlah Service Operational Procedures (SOP) penggunaan alat tersebut. Adapun SOP penggunaan SST ATF Inlet adalah sebagai berikut:
17 75 Tabel 4.12 SOP Penggunaan SST ATF Inlet STANDARD OPERATIONAL PROCEDURE (SOP) PT TOYOTA-ASTRA MOTOR TECHNICAL SERVICE DIVISION TITLE / PROCESS : Penggunaan SST ATF INLET DEPARTMENT : Workshop P. I. C : AREA : Sudirman SOP NO. : S O P W S S D M G R DATE : W/S Head Sec Head SHE Prepared S I G N E D Darma B Agoes S Jamal Krisjianto NO PROCEDURE DURATION ILUSTRATION REMARK 1 AMBIL SST ATF INLET DARI TEMPATNYA DAN CEK BAHWA KERAN ATF INLET PADA POSISI TERTUTUP Min Sec 1 Pilihlah SST ATF Inlet sesuai dengan jenisnya T IV atau DEXTRON II 2 TUANGKAN ATF KEDALAM SST ATF INLET SESUAI DENGAN TIPE ATF DEXTRON II ATAU T IV DAN JUMLAH YANG SUDAH DITENTUKAN LIST YANG TERDAPAT DI SISI JERIGEN ATF INLET 2 Gunakan corong saat penuangan dari galon ATF ke SST ATF Inlet 3 GANTUNGKAN PENGAIT SST ATF INLET DI LOCK KAP MESIN DAN POSISINYA MIRING KE ARAH SELANG 3 4 Pastikan pengait karabiner mengunci sempurna 4 TARIK DEEP STICK AUTOMATIC TRANSMISSION DAN TARUH DI CADDY KEMUDIAN MASUKAN SELANG SST ATF INLET KEDALAM PIPA INLET AUTOMATIC TRANSMISSION 5 PUTAR KERAN SST ATF INLET PADA POSISI MEMBUKA AGAR ATF DAPAT MENGALIR MENUJU AUTOMATIC TRANSMISSION 5 6 Masukkan selang minimal 5 cm ke dalam inlet automatic transmission 6 TUNGGU BEBERAPA SAAT HINGGA ATF YANG BERADA DI DALAM SELANG SST ATF INLET HABIS 7 PUTAR KERAN KE POSISI MENUTUP, BUKA PENGAIT SST DI LOCK KAP MESIN DAN RAPIKAN SELANG SST ATF INLET KEMBALIKAN SST ATF INLET KE TEMPAT SEMULA Gunakanlah tongkat penahan e/g Hood jika penahan e/g Hood sudah lemah. REVISE No No Working Tools Document SAFETY TOOLS APPROVED NO DATE ITEM CHECKED PREPARED SST Pengisian ATF Sarung Tangan 1 Safety Shoes
18 Tindak Lanjut Pada langkah tindak lanjut, hal yang dilakukan adalah membuat tema berikutnya sebagai wujud kesinambungan dari Circle ini. Adapun tema yang diangkat berikutnya adalah menurunkan temperatur workshop dengan jadwal kegiatan QCC pada periode Juli November 2010 adalah sebagai berikut: Tabel 4.13 Jadwal Kegiatan Tema Berikutnya No. Aktifitas 1 Menetukan tema 2 Menetapakan target 3 Analisa kondisi yang ada 4 Analisa sebab akibat 5 Rencana penanggulangan 6 Pelaksanaan penanggulangan 7 Evaluasi hasil 8 Standarisasi dan tindak lanjut Juli Agustus September Oktober November
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi Pustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kondisi yang Ada Dari Target yang telah ditetapkan, untuk mencapai hal tersebut dilakukan analisa terhadap kondisi-kondisi yang ada (genba lapangan) di
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Identifikasi Masalah Studi P ustaka Menentukan Tujuan 8 Langkah dan 7 Tools 1. Menentukan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Berikut adalah metode yang digunakan dalam melakukan penelitian dan pengolahan data : Gambar 3.1 : Diagram Alir Metodologi Penelitian 25 3.1 Observasi Lapangan dan Indentifikasi
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Menentukan Tema PT. Akebono Brake Astra Indonesia (PT. AAIJ) adalah perusahaan yang bergerak dibidang industri otomotif, produk yang diproduksi disini adalah brake
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA. area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut:
BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Postur Kerja Berdasarkan Metode REBA Berdasarkan hasil penilaian postur kerja berdasarkan metode REBA di area Die Casting dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Station Melting
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA. Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk
BAB V ANALISA HASIL 5.1 ANALISA KONDISI YANG ADA Untuk menemukan suatu masalah yang mempengaruhi afkir label pada produk ketorolac 30 mg disini akan menganalisa kondisi yang ada di lapangan dengan mempertimbangkan
Lebih terperinciIII. HASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia diawali dengan mengetahui semua pekerjaan yang dilakukan di pabrik. Setelan itu, dilakukan pengenalan istilah-istilah
Lebih terperinciUPAYA PENURUNAN KEJADIAN KEHILANGAN GELAS BERUKURAN SEDANG MELALUI PENERAPAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) DI UNIT GIZI, RS ABC, JAKARTA
UPAYA PENURUNAN KEJADIAN KEHILANGAN GELAS BERUKURAN SEDANG MELALUI PENERAPAN METODE QUALITY CONTROL CIRCLE (QCC) DI UNIT GIZI, RS ABC, JAKARTA Jonny Department of Industrial Engineering, Faculty of Engineering,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari
Lebih terperinciBAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN
BAB 4 HASIL dan ANALISIS PENELITIAN 4.1 Identifikasi Masalah dan Penetapan Target 4.1.1 Identifikasi Masalah (Problem Identification) Dalam proses identifikasi masalah yang pertama adalah menemukan persoalan,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan diagram pareto untuk mengetahui cacat terbesar yaitu cacat produk salah ukuran yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi
Lebih terperinciDisusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.
ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA OPERATOR DALAM PEMBUATAN PEMBERSIH AIR LIMBAH DI PT. KAMIADA LESTARI INDONESIA Disusun Oleh: Roni Kurniawan (36411450) Pembimbing:
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
61 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1. Model dan Teknik Penyelesaian Masalah Model pengatasan masalah reject dapat digambarkan sebagai berikut: STUDI PUSTAKA TUJUAN PENELITIAN OBSERVASI PERUSAHAAN
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Analisa Hasil Perhitungan Data Berdasarkan hasil dari pengumpulan serta pengolahan data yang sudah dilakukan menggunakan peta kendali p sebelumnya maka diperoleh hasil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH
BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari pengolahan data pada bab sebelumnya diperoleh hasil mengenai jumlah produk, jumlah produk cacat, dan jenis cacat yang ada antara lain : gosong,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Metodologi penelitian ini berguna sebagai acuan dalam melakukan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik. Penulis melakukan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala
84 BAB V ANALISA HASIL 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA
60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan
Lebih terperinci8 Step Aktivitas QCC. Oleh: Toyota Indonesia Institute
8 Step Aktivitas QCC Oleh: Toyota Indonesia Institute Jakarta, 10 Maret 2016 1 Step aktivitas QCC I. Persiapan I-1. Pembentukan Group I-2. Menentukan Nama Group III. Laporan / Persentasi II. QC Step (
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
42 BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Hasil Data Dari hasil pembahasan pada bab pengumpulan dan pengolahan data, dapat diketahui beberapa point penting dalam mengetahui jenis-jenis cacat yang
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Berdasarkan dari hasil pengamatan dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada proses produksi wafer stick selama 3 bulan. Maka diketahui data sebagai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Bengkel Pioneer Motor merupakan bengkel umum di Bandung yang menawarkan jasa cuci mobil, body repair, dan perbaikan mesin mobil. Berdasarkan pengamatan, penulis menemukan bagian perbaikan mesin
Lebih terperinciPT. BRAJA MUKTICAKRA THE PRECISION'S VALUE
QCC LINK RISALAH QCC LINK NAMA PERUSAHAAN : PT BRAJA MUKTI CAKRA ALAMAT : JL. BRAJA MUKTI CAKRA NO.3B BEKASI UTARA 17124 NAMA CIRCLE : LINK TANGGAL DIBENTUK : Feb 2013 THEMA BANYAK PERTEMUAN : PRODUCTION
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Metode Pengukuran Tingkat Resiko Ergonomi Yang Ada Sekarang Pengukuran tingkat resiko ergonomi merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga,
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manual material handling (MMH) dapat diartikan sebagai tugas pemindahan barang, aliran material, produk akhir atau benda-benda lain yang menggunakan manusia sebagai
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan survai ergonomi yang dilakukan pada 3 grup pekerjaan yaitu.
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan survai ergonomi yang dilakukan pada 3 grup pekerjaan yaitu. Group Machining Motor Cashing, Group Rotor Assembling dan Group Pump Final Assembling di
Lebih terperinciErgonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe)
Ergonomic Assessment Pada Home Industri (Studi Kasus Industri Tempe) Company Profile Letak : Pemilik : Pekerja : Jam Kerja : Kapasitas Produksi/hari :... kg kacang kedelai Flowchart Proses Produksi Kacang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PENGUMPULAN DATA : MENURUNKAN RATIO NG. HURT ON HEAD DI MESIN COLD FORGING 1
BAB IV HASIL DAN PENGUMPULAN DATA 4.1 Nama Qcc Berikut ini nama QCC dan Keterangan singkat di pabrik Denso Indonesia: DENSO INDONESIA CERIA 2 NAMA QCC : CERIA 2 TEMA : MENURUNKAN RATIO NG. HURT ON HEAD
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
PERANCANGAN ULANG ALAT PENUANG AIR GALON GUNA MEMINIMALISASI BEBAN PENGANGKATAN DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT Erni Suparti 1), Rosleini Ria PZ 2) 1),2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciMODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan
MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Tahu Sumedang adalah salah satu makanan khas Kota Sumedang. Pabrik Tahu di Sumedang semakin berkembang karena potensi pasar yang tinggi. Salah satu pabrik tahu di Kota Sumedang yaitu pabrik tahu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Setiap tahapan dalam
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN. 7-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 7 KESIMPULAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Aktifitas penyandang cacat kaki dalam menggunakan sepeda motor bebek yang dimodifikasi Berdasarkan hasil pengamatan, didapat gerakan-gerakan yang dilakukan saat menggunakan
Lebih terperinciANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA
Nomor dan Nama Pekerjaan Nomor dan Nama Jabatan 068 & Memeriksa Alat pemadam api ringan (APAR) Tanggal 28 Desember 2008 No JSA : JSA/SHE/068 Safety Officer Disusun Oleh Tanda tangan No Revisi 0 Seksi/Departemen
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Karakteristik Handle. Karakteristik handle kursi roda pada awalnya tidak ergonomis karena handle membentuk sudut siku-siku. dan tinggi handle kursi roda
Lebih terperinciV. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI
V. PENERAPAN SISTEM ERGONOMI DALAM PROSES PRODUKSI A. General Induksi General Induksi merupakan suatu kegiatan pengenalan prinsip-prinsip yang dianut oleh toyota kepada karyawan baru, agar karyawan baru
Lebih terperinciKeselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja
Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciEvaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK
Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun
Lebih terperinciAKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN MACHINE AVAILABILITY
AKTIVITAS UNTUK MENINGKATKAN MACHINE AVAILABILITY Meningkatkan Output 1.03-AM Support-R2 1/20 PERUBAHAN PERAN PERAWATAN PERAN LAMA PERAWATAN PERAN BARU PERAWATAN Peran perawatan sebagai pakar PERAN OPERATOR
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Standard Operational Procedure Flow chart proses honing tersebut disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1. Flow Chart SOP Proses Honing Teknik Industri
Lebih terperinciPengembangan Sistem & Produktivitas
SINOVA Pengembangan Sistem & Produktivitas GUGUS KENDALI MUTU SINOVA DIVISI : PENGEMBANGAN SISTEM & PRODUKTIVITAS NAMA KELOMPOK : SINOVA TEMA : DIBENTUK : 03 SEPTEMBER 2012 FASILITATOR (NIK) : BUNYAMIN
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data Analisa Histogram. Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Hasil Pengolahan Data 5.1.1 Analisa Histogram Apabila dilihat dari hasil pengolahan data, berdasarkan histogram yang terbentuk, ada 2 jenis cacat produksi yang memiliki
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Toko Sinar Mustika, Bandung berdiri sejak tahun 1990, merupakan toko yang bergerak di bidang jual beli kain. Masalah yang dihadapi oleh toko ini adalah mengenai troli yang tidak ergonomis dan tidak
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Sejarah perusahaan PT. Astra International Toyota Sales Operation merupakan salah satu divisi dari PT. Astra International, Inc., yang berkedudukan di Jakarta.
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG Saya Widi Nusuci Anugrah, mahasiswi Fakultas Ilmu-ilmu
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA
DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciMENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA
MENURUNKAN KLAIM MIS-DELIVERY PADA DELIVERY FINISH GOODS YAMAHA EKSPOR AKBT DI PT. AKEBONO BRAKE ASTRA INDONESIA Anas Rachman Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Abstract Pada tahun 2010
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR
ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR Iwan Suryadi 1, Siti Rachmawati 2 1,2 Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat. Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Diagram Sebab Akibat Setelah penulis melakukan observasi ke lapangan serta wawancara secara langsung dan mendapatkan data lengkap. Kemudian penulis melakukan analisa masalah
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Kurios Utama adalah perusahaan yang bergerak pada bidang tekstil. Perusahaan berkembang dengan pesat, sehingga mampu mengembangkan usahanya dengan cara memproduksi benang untuk digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Dalam pengujian ini bahan yang digunakan adalah air. Air dialirkan sling pump melalui selang plastik ukuran 3/4 menuju bak penampung dengan variasi jumlah
Lebih terperinciLampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire
Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 1.1 Tahap Analyze 1.1.1 Diagram Pareto Pada tahapan Analyse diagram pareto berguna untuk membantu mengurutkan prioritas penyelesaian masalah yang harus dilakukan. Yaitu melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. unutk menunjang aktifitas sehari-hari seperti bekerja, mengantar anak pergi sekolah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kebutuhan akan transportasi bagi masyarakat kota amatlah penting unutk menunjang aktifitas sehari-hari seperti bekerja, mengantar anak pergi sekolah dan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi
BAB V ANALISA HASIL Dalam bab ini akan membahas tentang analisa hasil pengendalian proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab sebelumnya (Bab IV). Dimana cacat yang terjadi pada proses powder coating
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab lamanya waktu perbaikan jaringan komputer dan mencari solusi perbaikannya dengan menggunakan pendekatan
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan
Lebih terperinciSumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.
Sumber : PQM Consultant. 2011. 7QC Tools Workshop module. 1. Diagram Pareto 2. Fish Bone Diagram 3. Stratifikasi 4. Check Sheet / Lembar Pengecekan 5. Scatter Diagram / Diagram sebar 6. Histogram 7. Control
Lebih terperinciGambar 3.1 Metodologi Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Ergonomi Nurmianto (2003 : 1) mengatakan istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam dan juga dapat didefinisikan
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Analisa Pembuatan Diagram Sebab Akibat. Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Pembuatan Diagram Sebab Akibat Diagram sebab akibat memperlihatkan hubungan antara permasalahan yang dihadapi dengan kemungkinan penyebabnya serta faktor-faktor yang
Lebih terperinciPERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati)
PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK MEMPERBAIKI POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PEMELITURAN DALAM PROSES FINISHING (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati) Skripsi Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas analisis dan interpretasi hasil yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan
Lebih terperinciContinuous Improvement Culture
Continuous Improvement Culture Execute PDCA consistently for the achievement of company s objective. Do the best to reach the optimal balance between quality and efficiency. Strive to exceed customer expectations.
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
37 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data yang diperlukan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer bertujuan untuk membuktikan adanya
Lebih terperinciPenurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)
Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang) Debora Anne Y. A., Desy Gunawan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
80 N < N, (25.69 < 30 ) maka jumlah data dianggap cukup karena jumlah data atau pengamatan yang teoritis sudah dilampaui oleh jumlah data yang sebenarnya atau aktual. BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5.1.
Lebih terperinci4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
4 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Jenis Cacat PT. Duta Abadi Primantara adalah perusahan yang memproduksi jenis kasur spring bed dengan type King Koil. Pada tipe
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA
USULAN PERBAIKAN KUALITAS PRODUK DUDUKAN MAGNET DENGAN METODE ENAM SIGMA Moh. Umar Sidik Daryanto (Fakultas Teknologi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Gunadarma) ABSTRAK PT. Teknik Makmur
Lebih terperinciBAB V ANALISA PEMBAHASAN
BAB V ANALISA PEMBAHASAN Dalam analisis masalah ini akan dilakukan dengan menggunakan 8 (delapan) langkah pemecahan masalah dengan menggunakan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya. Delapan langkah
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juni di Sunter Plant 1 yang bertempat di PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia,
Lebih terperinciPROFIL PT. KIEC. Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK :
2013 PROFIL PT. KIEC Dibuat Oleh : KAMALLUDIN NIK : 00002046 MENINGKATKAN EFEKTIFITAS DAN KREATIFITAS PENGELOLAAN ARSIP PEMBUAT SARAN : Nama : Kamalludin Dinas : Keuangan & Umum No.reg : 0002046 Divisi
Lebih terperinciTabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN
25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data dengan menggunakan Metode FMEA dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Mengidentifikasi moda kegagalan potensial
Lebih terperinciPerkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak
Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Ergonomi berasal dari bahasa Latin yaitu Ergon (kerja) dan Nomos (hokum alam) dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya
Lebih terperinciBAB V ANALISA DAN HASIL. Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang
BAB V ANALISA DAN HASIL Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis hasil pengamatan proses yang sebelumnya telah dibahas pada bab IV. Dimana ditemukannya adanya kemungkinan terjadinya penyebab khusus
Lebih terperinciDengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.
SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian
Lebih terperinciPENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC. Jl. Glagahsari, Umbulharjo, Yogyakarta *
PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC Yohannes Anton Nugroho 1*, Ari Zaqi Al Faritsy 2 1,2 Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta Jl. Glagahsari,
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Analisa Histogram Histogram pada tahap ini digunakan untuk mengidentifikasi peluang cacat, membandingkan jumlah kecacatan produk proses produksi Lightening Day Cream 30gr dan Lightening
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat
Lebih terperinciRahmat Hidayattullah, Gunawarman Hartono
PERBAIKAN KUALITAS HASIL PROSES PRE TREATMENT COATING ELECTRO DEPOSITION PAINT SETELAH TAKT TIME UP DENGAN MENGGUNAKAN METODE PDCA DAN 7QC TOOLS UNTUK MENGURANGI DEFECT SEED DI DEPARTEMEN PAINTING PT ASTRA
Lebih terperinciPenyebab Buncis Ditolak Eksportir
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. ABOFARM merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertanian yang terletak di Ciwidey, Jawa Barat. Berdasarkan data PT.ABOFARM selama satu tahun jumlah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia industri manufaktur di Indonesia tengah berkembang dengan baik. Tetapi perkembangan ke arah yang baik ini tidak diimbangi dengan kepedulian para pengusaha
Lebih terperinci