BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
|
|
- Budi Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Penelitian merupakan serangkaian aktivitas merumuskan, mengumpulkan, mengolah, menganalisis dan menarik suatu kesimpulan dari suatu permasalahan yang dijadikan objek penelitian. Objek penelitian ini yaitu pekerja MMH bagian gudang Hasil Baru Ngondang PENGUMPULAN DATA Pada bagian ini berisi tentang pengumpulan data dimulai dengan terlebih dahulu menyebarkan kuesioner keluhan posisi kerja. Tujuan kuisioner ini untuk mengetahui adanya keluhan WMSDs pada pekerja MMH bagian gudang Hasil Baru. Pekerja di bagian gudang berjumlah empat belas orang. Pengumpulan data dilakukan selama bulan pertengahan Februari 2013 yang bertujuan untuk memperoleh informasi awal di tempat penelitian. Metode untuk mendapatkan data awal dilakukan dengan pengamatan langsung, pendokumentasian dengan foto dan penyebaran kuesioner dengan tujuan huntuk mengetahui keluhan atau rasa tidak nyaman yang dirasakan pekerja ketika melakukan aktivitas MMH. Data studi pendahuluan yang dikumpulkan, sebagai berikut Dokumentasi Proses MMH Dokumentasi proses MMH dilakukan dengan pengambilan gambar (foto) dan rekaman video. Hasil rekaman diolah dengan teknik split rekaman menggunakan software windows movie maker yang bertujuan mendokumentasikan proses MMH yang dilakukan oleh pekerja dan alat identifikasi awal resiko yang dihadapi pekerja ketika melakukan aktivitas MMH di bagian gudang Hasil Baru. Data selanjutnya dibagi ke dalam fase gerakan untuk memudahkan penilaian dengan metode REBA. Berikut ini gambar 4.1, 4.2, 4.3 pembagian fase gerakan dapat dilihat pada gambar. IV-1
2 Gambar 4.1. Gerakan Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Sumber: Data Primer Gambar 4.2. Gerakan commit Menggendong to user Menuju Truk Sumber: Data Primer IV-2
3 Gambar 4.3. Gerakan Menyusun Beras di Dalam Truk Sumber: Data Primer Data Keluhan Pekerja Data keluhan ini didapat dari menyebarkan kuisioner kepada 14 responden pekerja aktivitas gudang Hasil Baru Ngondang yang bertujuan untuk mengetahui keluhan yang dialami pekerja ketika melakukan aktivitas bongkar muat beras. Kuesioner ini dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini. Rekapitulasi data keluhan pekerja di bagian gudang Hasil Baru Ngondang. Tabel 4.1. Rekapitulasi Data Keluhan Pekerja. No Jenis Keluhan Jumlah Persentase 1 Sakit pada Leher 9 64% 2 Sakit pada Bahu 12 86% 3 Sakit pada Siku 10 71% 4 Sakit pada Punggung Atas % 5 Sakit pada Punggung Bawah % 6 Sakit pada Pergelangan Tangan 9 64% 7 Sakit pada Pinggul 11 79% 8 Sakit pada Paha 8 57% 9 Sakit pada Lutut 12 86% 10 Sakit pada Pergelangan Kaki 8 57% Sumber: Pengolahan data, 2013 IV-3
4 Tabel 4.1 menunjukkan hasil rekapitulasi data keluhan pekerja ketika melakukan aktivitas MMH, dimana diperoleh hasil tingkat keluhan terbesar terjadi pada organ tubuh punggung atas dan bawah 100%. Organ tubuh bahu, lutut 86%. Organ gerak pinggul 79%, siku 71%, leher dan pergelangan tangan 64% Organ gerak paha dan pergelangan kaki 57%. Dari hasil kuesioner didapatkan bahwa untuk sikap kerja statis, sikap memindahkan beban dengan awal membungkuk merupakan sikap kerja yang paling menimbulkan kelelahan. Pada sikap kerja dinamis, sikap kerja memindahkan beban dengan membawa (carrying) PENILAIAN METODE REBA Penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA dilakukan dengan menggunakan bantuan software REBA dan REBA worksheet. Untuk menentukan sudut, digunakan cara pengukuran sudut dengan menggunakan software autocad. Berikut ini pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase gerakan mengangkat ke punggung pekerja kedua pada gambar 4.4. di bawah ini Gambar 4.4. Gerakan Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. commit Sumber: to user Data primer, 2013 IV-4
5 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar 4.4, maka hasil kode REBA dari sikap kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Group A a. Leher (neck position) kode REBA : 2 Keterangan : leher flexion lebih dari 20 0 (2) b. Punggung (trunk position) kode REBA : 4 Keterangan : punggung (4) c. Kaki (legs position) kode REBA : 1 Keterangan : kaki tertopang(1) Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet. Langkah langkah penentuan skor untuk grup A adalah : 1. Kode REBA pada aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua adalah : Leher (neck position) : 2 Punggung (trunk position) : 4 Kaki ( legs position) : 1 2. Pada baris pertama, masukkan kode untuk leher (neck position) yaitu 2. Kemudian tarik garis ke arah bawah. 3. Pada kolom trunk posture score, masukkan kode untuk punggung yaitu 4. Dan dilanjutkan ke baris legs, masukkan kode postur kaki yaitu 1. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk neck. 4. Diketahui skor untuk grup A adalah 5. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A. Tabel 4.2. Penentuan Skor Grup A pada Aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Table A Neck Legs Trunk Posture Score Sumber: Pengolahan data, 2013 IV-5
6 2. Grup B tubuh bagian kanan dan kiri a. Lengan atas (upper arm) Kode REBA: 3 Keterangan : lengan atas 98 0 flexion (3) b. Lengan bawah (lower arm) kode REBA : 1 Keterangan : lengan bawah 10 0 flexion (1), c. Pergelangan tangan (wrist position) kode REBA : 2 Keterangan : pergelangan tangan 26 0 flexion (2) Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Penentuan skor untuk tubuh bagian kanan maupun kiri dilakukan dengan cara yang sama. Langkah langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : 1. Kode REBA pada aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua: Lengan atas (upper arm) : 3 Lengan bawah (lower arm) : 1 Pergelangan tangan (wrist position) : 2 2. Pada kolom pertama, masukkan kode untuk lengan atas (upper arm) yaitu 3. Dilanjutkan pada kolom kedua, masukkan kode untuk lengan bawah (lower arm) yaitu Pada baris wrist, masukkan kode untuk pergelangan tangan yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm maupun lower arm. 4. Diketahui skor untuk grup B adalah 4. Penentuan skor grup B akan diteruskan dengan menambahkan skor untuk gengaman (coupling), dan diteruskan ke Tabel C. Penentuan skor grup A akan diteruskan dengan menambahkan skor beban, dan diteruskan ke Tabel C bersama dengan skor grup B. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan Tabel B. IV-6
7 Tabel 4.3. Penentuan Skor Grup B pada Aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Table B Lower Arm 1 2 Upper Arm Score Wrist Sumber: Pengolahan data, Penggunaan Gengaman (coupling) Kode REBA : 3 Keterangan : Tidak ada gengaman (3) 6. Beban (Load ) Kode REBA : 2 Keterangan : beban lebih dari 10 kg, dan dilakukan berulang-ulang. 7. Penilaian Aktivitas Kode REBA : 2 Keterangan : akitivitas di ulang lebih dari 4 kali/menit Langkah selanjutnya adalah menambahkan skor untuk penggunaan gengaman (coupling), beban (load) dan penilaian aktivitas. Skor grup B adalah 4, ditambah dengan skor gengaman (coupling), (3) sehingga skor menjadi 7 dan skor grup A adalah 5 di tambah beban (2) sehingga skor menjadi 7. Kemudian di hitung menggunakan tabel C dan di peroleh hasil skor 9 lalu di tambah skor Penilaian Aktivitas (2) sehingga total skor menjadi 11. Hasil penilaian skor grup A dan B setelah di tambahkan nilai beban dan genggaman yaitu : IV-7
8 Tabel 4.4. Penentuan Skor Total Aktivitas Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Score A (score form table A +load/force score) Table C Score B, (table B value + coupling score) Sumber: Pengolahan data, 2013 Dari pengkodean diatas didapat penghitungan skor total untuk aktivitas mengangkat ke punggung pekerja kedua adalah 11, artinya postur gerakan tidak aman sehingga harus diinvestigasi dan dilakukan perubahan secepatnya. Penilaian sikap kerja memakai metode REBA dilakukan dengan membagi gerakan kedalam fase fase gerakan. Pengkodean metode REBA memerlukan pengetahuan tentang sudut yang dibentuk tubuh setiap fase gerakan. Penentuan sudut tubuh dilakukan dengan menggunakan software autocad. Selanjutnya, dilakukan penilaian Software REBA. Hasil penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA didapat hasil bahwa sikap kerja pekerja MMH bagian gudang memiliki grand skor 11. Nilai grand skor 11 berarti sikap kerja yang ditunjukkan termasuk dalam level resiko tinggi yang berarti sikap kerja termasuk perlu tindakan sekarang juga. Hasil lengkap dari kategorisasi aktivitas sikap kerja pekerja bagian gudang dengan menggunakan REBA worksheet yang di sertakan di dalam lampiran. IV-8
9 Berikut ini pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase gerakan menggendong menuju truk pada gambar 4.5. di bawah ini: Gambar 4.5. Aktivitas Gerakan Menggendong Menuju Truk. Sumber: Data primer, 2013 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar 4.5, maka hasil kode REBA dari sikap kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Group A d. Leher (neck position) kode REBA : 2 Keterangan : leher flexion lebih dari 20 0 (2) e. Punggung (trunk position) kode REBA : 3 Keterangan : punggung 66 0 (3) f. Kaki (legs position) kode REBA : 2 Keterangan : kaki tidak tertopang atau bobot tubuh tidak tersebar merata(2) Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet. Langkah langkah penentuan skor untuk grup A adalah : 1. Kode REBA pada aktivitas Menggendong Menuju Truk adalah : Leher (neck position) : 2 IV-9
10 Punggung (trunk position) : 3 Kaki ( legs position) : 2 2. Pada baris pertama, masukkan kode untuk leher (neck position) yaitu 2. Kemudian tarik garis ke arah bawah. 3. Pada kolom trunk posture score, masukkan kode untuk punggung yaitu 3. Dan dilanjutkan ke baris legs, masukkan kode postur kaki yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk neck. 4. Diketahui skor untuk grup A adalah 5. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A. Tabel 4.5. Penentuan Skor Grup A pada Aktivitas Menggendong Menuju Truk. Table A Neck Legs Pergelangan tangan (wrist position) commit : 2 to user Trunk Posture Score Grup B tubuh bagian kanan dan kiri Sumber: Pengolahan data, 2013 d. Lengan atas (upper arm) Kode REBA: 3 Keterangan : lengan atas 40 0 flexion dan bahu di tinggikan (3) e. Lengan bawah (lower arm) kode REBA : 2 Keterangan : lengan bawah 25 0 flexion (2), f. Pergelangan tangan (wrist position) kode REBA : 2 Keterangan : pergelangan tangan 26 0 flexion (2) Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Penentuan skor untuk tubuh bagian kanan maupun kiri dilakukan dengan cara yang sama. Langkah langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : 1. Kode REBA pada aktivitas menggendong menuju truk: Lengan atas (upper arm) : 3 Lengan bawah (lower arm) : 2 IV-10
11 2. Pada kolom pertama, masukkan kode untuk lengan atas (upper arm) yaitu 3 Dilanjutkan pada kolom kedua, masukkan kode untuk lengan bawah (lower arm) yaitu Pada baris wrist, masukkan kode untuk pergelangan tangan yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm maupun lower arm. 4. Diketahui skor untuk grup B adalah 5. Penentuan skor grup B akan diteruskan dengan menambahkan skor untuk gengaman (coupling), dan diteruskan ke Tabel C. Penentuan skor grup A akan diteruskan dengan menambahkan skor beban, dan diteruskan ke Tabel C bersama dengan skor grup B. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan Tabel B Tabel 4.6. Penentuan Skor Grup B pada Aktivitas Menggendong Menuju Truk Table B Lower Arm 1 2 Upper Arm Score Wrist Sumber: Pengolahan data, Penggunaan Gengaman (coupling) Kode REBA : 3 Keterangan : Tidak ada gengaman (3) 6. Beban (Load ) Kode REBA : 2 Keterangan : beban lebih dari 10 kg, dan dilakukan berulang-ulang. 7. Penilaian Aktivitas Kode REBA : 2 Keterangan : akitivitas menyebabkan perubahan besar atau pada pijakan tidak stabil Langkah selanjutnya adalah menambahkan skor untuk penggunaan gengaman (coupling), beban (load) dan penilaian aktivitas. Skor grup B adalah 5, ditambah dengan skor gengaman (coupling), (3) sehingga skor menjadi 8 dan skor grup A adalah 6 di tambah commit beban to (2) user sehingga skor menjadi 8. Kemudian IV-11
12 di hitung menggunakan tabel C dan di peroleh hasil skor 10 lalu di tambah skor Penilaian Aktivitas (2) sehingga total skor menjadi 12. Hasil penilaian skor grup A dan B setelah di tambahkan nilai beban dan genggaman yaitu : Tabel 4.7. Penentuan Skor Total Aktivitas Menggendong Menuju Truk Score A (score form table A +load/force score) Table C Score B, (table B value + coupling score) Sumber: Pengolahan data, 2013 Dari pengkodean diatas didapat penghitungan skor total untuk aktivitas gerakan menggendong menuju truk adalah 12, artinya postur gerakan tidak aman sehingga harus diinvestigasi dan dilakukan perubahan secepatnya. Penilaian sikap kerja memakai metode REBA dilakukan dengan membagi gerakan kedalam fase fase gerakan. Pengkodean metode REBA memerlukan pengetahuan tentang sudut yang dibentuk tubuh setiap fase gerakan. Penentuan sudut tubuh dilakukan dengan menggunakan software autocad. Selanjutnya, dilakukan penilaian Software REBA. Hasil penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA didapat hasil bahwa sikap kerja pekerja MMH bagian gudang memiliki grand skor 12. Nilai grand skor 12 berarti sikap kerja yang ditunjukkan termasuk dalam level resiko tinggi yang berarti sikap kerja perlu tindakan sekarang juga. Hasil lengkap dari kategorisasi aktivitas sikap kerja pekerja bagian gudang dengan menggunakan REBA worksheet yang di sertakan di dalam lampiran IV-12
13 Berikut ini pengkodean dengan metode REBA pada salah satu fase gerakan gerakan menyusun beras di dalam truk pada gambar 4.6. di bawah ini Gambar 4.6. Gerakan Menyusun Beras di Dalam Truk. Sumber: Data Primer Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar diatas, maka hasil kode REBA dari sikap kerja tersebut adalah sebagai berikut : 1. Group A a. Leher (neck position) kode REBA : 3 Keterangan : leher flexion lebih dari 20 0 (2), leher memutar ke kanan dan ke kiri(1) b. Punggung (trunk position) kode REBA : 4 Keterangan : punggung 86 0 (4) c. Kaki (limb position) kode REBA : 1 Keterangan : kaki tertopang(1) Penentuan skor untuk grup A dilakukan dengan menggunakan tabel A pada REBA WorkSheet. Langkah langkah penentuan skor untuk grup A adalah : 1) Kode REBA pada aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk adalah : Leher (neck position) : 3 IV-13
14 Punggung (trunk position) : 4 Kaki (limb position) : 1 2) Pada baris pertama, masukkan kode untuk leher (neck position) yaitu 3 Kemudian tarik garis ke arah bawah. 3) Pada kolom trunk posture score, masukkan kode untuk punggung yaitu 4. Dan dilanjutkan ke baris legs, masukkan kode postur kaki yaitu 1. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk neck. 4) Diketahui skor untuk grup A adalah 6. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup A dengan menggunakan Tabel A. Tabel 4.8. Penentuan Skor Grup A pada Aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk. Table A Neck Legs Trunk Posture Score Sumber: Pengolahan data, Grup B tubuh bagian kanan dan kiri g. Lengan atas (upper arm) Kode REBA: 2 Keterangan : lengan atas 13 0 flexion (1), bahu keluar dari sumbu tubuh (1) h. Lengan bawah (lower arm) kode REBA : 2 Keterangan : lengan bawah flexion (2), i. Pergelangan tangan (wrist position) kode REBA : 2 Keterangan : pergelangan tangan 19 0 flexion (2) Penentuan skor untuk grup B dilakukan dengan menggunakan tabel B pada REBA WorkSheet. Penentuan skor untuk tubuh bagian kanan maupun kiri dilakukan dengan cara yang sama. Langkah langkah penentuan skor untuk grup B yaitu : 1. Kode REBA pada aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk : Lengan atas (upper arm) : 2 Lengan bawah (lower arm) : 2 IV-14
15 Pergelangan tangan (wrist position) : 2 2. Pada kolom pertama, masukkan kode untuk lengan atas (upper arm) yaitu 2. Dilanjutkan pada kolom kedua, masukkan kode untuk lengan bawah (lower arm) yaitu Pada baris wrist, masukkan kode untuk pergelangan tangan yaitu 2. Selanjutnya tarik garis kebawah sampai bertemu dengan kode untuk upper arm maupun lower arm. 4. Diketahui skor untuk grup B adalah 3. Penentuan skor grup B akan diteruskan dengan menambahkan skor untuk gengaman (coupling), dan diteruskan ke Tabel C bersama dengan skor grup A. Penentuan skor grup B akan diteruskan dengan menambahkan skor untuk gengaman (coupling) dan beban, dan diteruskan ke Tabel C bersama dengan skor grup A. Berikut ini adalah hasil penentuan skor untuk grup B dengan menggunakan Tabel B. Tabel 4.9. Penentuan Skor Grup B pada Aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk. Table B Lower Arm 1 2 Upper Arm Score Wrist Sumber: Pengolahan data, Penggunaan Gengaman (coupling) Kode REBA : 3 Keterangan : Tidak ada gengaman (3) 6. Beban (Load ) Kode REBA : 2 Keterangan : beban lebih dari 10 kg, dan dilakukan berulang-ulang 7. Penilaian Aktivitas Kode REBA : 2 Keterangan : akitivitas di ulang lebih dari 4 kali/menit Langkah selanjutnya adalah menambahkan skor untuk penggunaan gengaman (coupling), beban (load) dan penilaian aktivitas. Skor grup B adalah 3, ditambah dengan skor gengaman (coupling), (3) sehingga skor menjadi 6 dan skor grup A adalah 6 di tambah beban (2) sehingga skor menjadi 8. IV-15
16 Kemudian di hitung menggunakan tabel C dan di peroleh hasil skor 10 lalu di tambah skor Penilaian Aktivitas (1) sehingga total skor menjadi 11. Hasil penilaian skor grup A dan B setelah di tambahkan nilai beban dan genggaman yaitu : Tabel Penentuan Skor Total Aktivitas Menyusun Beras Dalam Truk Score A (score form table A +load/force score) Table C Score B, (table B value + coupling score) Sumber: Pengolahan data, 2013 Dari pengkodean diatas didapat penghitungan skor total untuk aktivitas Menyusun beras dalam truk adalah 11, artinya postur gerakan tidak aman sehingga harus diinvestigasi dan dilakukan perubahan secepatnya. Penilaian sikap kerja memakai metode REBA dilakukan dengan membagi gerakan kedalam fase fase gerakan. Pengkodean metode REBA memerlukan pengetahuan tentang sudut yang dibentuk tubuh setiap fase gerakan. Penentuan sudut tubuh dilakukan dengan menggunakan software autocad. Selanjutnya, dilakukan penilaian Software REBA. Hasil penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA didapat hasil bahwa sikap kerja pekerja MMH bagian gudang memiliki grand skor 11. Nilai grand skor 11 berarti sikap kerja yang ditunjukkan termasuk dalam level resiko tinggi yang berarti sikap kerja termasuk perlu tindakan sekarang juga. Hasil lengkap dari kategorisasi aktivitas sikap kerja pekerja bagian gudang dengan menggunakan REBA worksheet yang di sertakan di dalam lampiran. IV-16
17 4.4 OVAKO WORKING POSTURE ANALYSIS SYSTEM (OWAS) Analisis postur kerja OWAS merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan pengukuran tubuh dimana prinsip pengukuran yang digunakan adalah keseluruhan aktivitas kerja direkapitulasi, dibagi ke beberapa interval waktu (detik atau menit), sehingga diperoleh beberapa sampling postur kerja dari suatu siklus kerja dan/atau aktivitas lalu diadakan suatu pengukuran terhadap sampling dari siklus kerja tersebut. pada penggunaan metote ini adalah untuk membandingkan antara penilaian metode REBA dengan penilaian metode OWAS. Berikut ini pengkodean dengan metode OWAS pada salah satu fase gerakan mengangkat ke punggung pekerja kedua pada gambar 4.7. di bawah ini Gambar 4.7 Gerakan Mengangkat Ke Punggung Pekerja Kedua. Sumber: Data primer, 2013 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar diatas, adapun penjelasan adalah sebagai berikut : 1. Sikap Punggung (Back) Kode OWAS 2 : Membungkuk ke commit depan. to user IV-17
18 2. Sikap Lengan (Arm) Kode OWAS 1 : kedua lengan berada dibawah bahu. 4. Sikap Kaki (Leg) Kode OWAS 2 : berdiri bertumpu pada kedua kaki lurus. 5. Berat Beban (load) Kode OWAS 3 : berat beban lebih besar dari 20Kg yaitu seberat 40Kg. Sehingga, Kode Sikap OWAS yang di dapat: Tabel penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS LEGS USE BACK ARMS OF FORCE Sumber: Pengolahan data, 2013 kategori Hasil dari analisa sikap kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu perbaikan. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan dimasa yang akan datang. IV-18
19 KATEGORI 3: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu perbaikan segera mungkin. KATEGORI 4: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara langsung/saat ini Pada fase gerakan mengangkat ke punggung pekerja kedua setelah di lakukan penilaian menggunakan metode owas dengan nilai 3 merupakan kategori ke-3 sehingga perlu perbaikan segera mungkin. Berikut ini pengkodean dengan metode OWAS pada salah satu fase gerakan mengangkat ke punggung pekerja kedua pada gambar 4.8. di bawah ini Gambar 4.8. Aktivitas Gerakan Menggendong Menuju Truk. Sumber: Data primer, 2013 Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar diatas, adapun penjelasan adalah sebagai berikut : 1. Sikap Punggung (Back) IV-19
20 Kode OWAS 2 : Membungkuk ke depan. 2. Sikap Lengan (Arm) Kode OWAS 1 : kedua lengan berada dibawah bahu. 4. Sikap Kaki (Leg) Kode OWAS 3 : berdiri dengan beban berada pada salah satu kaki. 6. Berat Beban (load) Kode OWAS 3 : berat beban lebih besar dari 20Kg yaitu seberat 40Kg. Sehingga, Kode Sikap OWAS: Tabel penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS LEGS USE BACK ARMS OF FORCE Sumber: Pengolahan data, 2013 kategori Hasil dari analisa sikap kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu perbaikan. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan dimasa yang akan datang. IV-20
21 KATEGORI 3: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu perbaikan segera mungkin. KATEGORI 4: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara langsung/saat ini Pada fase gerakan menggendong menuju truk di hasilkan dengan nilai 3 merupakan kategori ke-3 sehingga perlu perbaikan segera mungkin. Gerakan Menyusun Beras di Dalam Truk Gambar 4.9 di bawah ini Gambar 4.9. Gerakan Menyusun Beras di Dalam Truk. Sumber: Data Primer Seorang pekerja memiliki sikap kerja seperti gambar diatas, adapun penjelasan adalah sebagai berikut : 1. Sikap Punggung (Back) Kode OWAS 2 : Membungkuk ke depan dan menyamping. 2. Sikap Lengan (Arm) IV-21
22 Kode OWAS 1 : kedua lengan berada dibawah bahu. 4. Sikap Kaki (Leg) Kode OWAS 3 : berdiri dengan beban berada pada salah satu kaki. 7. Berat Beban (load) Kode OWAS 3 : berat beban lebih besar dari 20Kg yaitu seberat 40Kg. Sehingga, Kode Sikap OWAS: Tabel penilaian analisa postur kerja menggunakan metode OWAS LEGS USE BACK ARMS OF FORCE Sumber: Pengolahan data, 2013 kategori Hasil dari analisa sikap kerja OWAS terdiri dari empat level skala sikap kerja yang berbahaya bagi para pekerja. KATEGORI 1 : Pada sikap ini tidak masalah pada sistem muskuloskeletal. Tidak perlu perbaikan. KATEGORI 2 : Pada sikap ini berbahaya pada sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang signifikan). Perlu perbaikan dimasa yang akan datang. KATEGORI 3: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja mengakibatkan pengaruh ketegangan yang sangat signifikan). Perlu perbaikan segera mungkin. IV-22
23 KATEGORI 4: Pada sikap ini berbahaya bagi sistem muskuloskeletal (sikap kerja ini mengakibatkan resiko yang jelas). Perlu perbaikan secara langsung/saat ini Pada fase gerakan menyusun beras dalam truk dengan hasil penilaian 3 menggunakan owas merupakan kategori ke-3 sehingga perlu perbaikan segera mungkin. IV-23
24 4.5. PERANCANGAN SIKAP KERJA METODE REBA Keluhan WMSDs diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya adalah postur kerja yang tidak alamiah. Postur kerja yang tidak alamiah merupakan pergerakan tubuh pekerja yang menjauhi postur alamiah misalnya pergerakan tangan terangkat, punggung terlalu membungkuk, kepala terangkat dan sebagainya. Semakin jauh posisi bagian tubuh jauh dari pusat gravitasi tubuh maka semakin tinggi pula resiko terjadinya keluhan otot. Kondisi ini muncul karena tuntutan pekerjaan, alat kerja maupun stasiun kerja yang tidak sesuai. Berdasar penilaian yang dilakukan dengan metode REBA, maka akan dilakukan perancangan sikap kerja yang lebih baik untuk mengurangi terjadinya rasa nyeri pada organ gerak. Perancangan cara kerja akan mengacu pada penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA. Usulan perancangan sikap kerja kemudian disimulasikan pada pekerja MMH di bagian gudang HASIL BARU. Perbaikan sikap kerja untuk pekerja MMH bagian gudang HASIL BARU berdasar metode REBA adalah sebagai berikut : Gambar 4.10 Gerakan usulan perancangan sikap kerja Penilaian sikap kerja menggunakan metode REBA menunjukkan bahwa sikap kerja pekerja MMH di bagian gudang HASIL BARU termasuk berbahaya dan perlu perbaikan segera. Perbaikan yang dilakukan lebih dititik beratkan pada mengurangi sikap kerja tidak alamiah untuk leher, kaki, punggung, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Perbaikan yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya WMSDs pada pekerja yaitu perbaikan sikap kerja. Perbaikan sikap kerja didasarkan pada usulan perbaikan dari metode yang digunakan untuk menilai sikap kerja commit yaitu to metode user REBA. IV-24
25 Berikut ini rancangan usulan sikap kerja manual material handling di bagian gudang HASIL BARU. 1. Pengangkatan beban dilakukan oleh 1 pekerja dengan posisi awal badan setengah jongkok. Lutut ditekuk di depan beban yang akan di angkat dan bertumpu pada tumit kaki. 2. Geser beban yang akan diangkat ke atas lutut yang bertumpu pada lantai. 3. Genggam beban yang akan diangkat dengan kedua tangan pada sisi beban kiri dan kanan. Kemudian angkat beban diatas lutut dan letakan beban pada pertengahan paha. Posisikan kepala menghadap ke depan, dan punggung pada posisi lurus. 4. Letakkan kedua lengan di bawah beban pada sisi kiri dan kanan beban di tahan pada perut (dengan telapak tangan menghadap ke atas) 5. Angkat beban diatas paha dengan kedua lengan menuju pertengahan dada dan perut. Posisikan kepala menghadap ke depan, dan punggung pada posisi lurus. 6. Persiapkan kedua kaki untuk berdiri dan tangan dalam posisi memeluk beban. 7. Pekerja berdiri dengan posisi punggung lurus dimana beban di tahan pada segmen tubuh perut dan dada. 8. Pekerja berjalan dengan posisi segmen tubuh kepala dalam sikap lurus menghadap ke depan, sikap kaki dalam sikap tertopang serta beban tersebar merata, punggung dalam sikap lurus, pergelangan tangan dalam sikap lurus dan tidak menekuk, sikap lengan bawah dalam sikap lebih flexion, lengan atas dalam sikap lurus dan bahu tidak menekuk. Peletakan beban dapat di lakukan dengan membuka lengan kiri dan kanan kearah samping. Berikut ini fase gerakan rancangan sikap kerja usulan berdasar analisa metode REBA. Usulan rancangan sikap kerja melakukan perbaikan pada leher, kaki, punggung, lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan. Pengurangan beban dilakukan dengan mengangkat beban sebanyak 2 karung beras dengan total 20 kg dan dilakukan oleh 1 orang pekerja, dan usulan Sikap kerja ini memungkinkan beban berada sedekat commit mungkin to user dengan tubuh. Secara garis besar IV-25
26 usulan rancangan sikap kerja ini melakukan perbaikan pada seluruh anggota tubuh berikut ini hasil perbandingan rancangan sikap kerja sebelum dan sesudah berdasar sudut yang di bentuk anggota tubuh Tabel 4.14 Perbandingan Sikap kerja Awal dan Usulan Berdasar Sikap Tubuh Anggota Tubuh Sikap Kerja Awal Sikap Kerja Usulan Leher Posisi Leher ekstension atau flexion lebih dari 20 0 dan menekuk kekiri atau kekanan Kaki Posisi Kaki menekuk Badan Pergelangan Tangan Lengan Atas Lengan Bawah 60 0 dan beban tumpuan tidak tersebar merata Badan membungkuk lebih dari 60 0 dan badan memutar kekiri atau kekanan Pergelangan tangan ekstension atau flexion lebih dari 15 0 dan menekuk kekiri atau kekanan Lengan atas ekstension atau flexion antara dan salah satu bahu terangkat Lengan bawah ekstension atau flexion antara Posisi Leher tegak lurus antara dan tidak menekuk kekiri atau kekanan Posisi Kaki setengah jongkok dan bertumpu pada lutut dan pantat Badan tegak lurus dan tidak menekuk kekiri atau kekanan Pergelangan tangan lurus dan tidak menekuk kekiri atau kekanan Lengan atas sejajar sumbu tubuh antara dan bahu tidak terangkat Lengan bawah flexion antara Dari tabel 4.14 diatas bahwa saat pekerja bekerja dengan sikap kerja yang diusulkan, menghasilkan sikap tubuh yang lebih baik dalam beraktivitas dari sikap kerja awal, hal dapat dilihat dari sudut yang terbentuk saat melakukan aktivitas manual material handling lebih commit kecil dibandingkan to user dengan sikap kerja awal. IV-26
27 Dilihat dari sisi aktivitas dan jumlah pekerja rancangan sikap kerja usulan ini dalam melakukan aktivitasnya lebih efisien, karena dari 3 aktivitas pekerjaan dapat dikurangi menjadi 1 aktivitas pekerjaan pada proses bongkar muat beras. Dengan demikian proses manual manual material handling di bagian gudang HASIL BARU menjadi lebih baik dari sikap kerja awal. IV-27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mendapatkan gambaran tentang langkah-langkah pendekatan yang dilakukan untuk memcahkan masalah dalam penelitian ini, maka dalam bab ini akan dijelaskan secara terperinci
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan
Lebih terperinciMODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan
MODUL 10 REBA 1. Deskripsi Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomic dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Berdasarkan
Lebih terperinciANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS
ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:
Lebih terperinciMetode dan Pengukuran Kerja
Metode dan Pengukuran Kerja Mengadaptasi pekerjaan, stasiun kerja, peralatan dan mesin agar cocok dengan pekerja mengurangi stress fisik pada badan pekerja dan mengurangi resiko cacat kerja yang berhubungan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGAJUAN... ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGAJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT...
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Batu bata Bahan baku batu bata adalah tanah liat atau tanah lempung yang telah dibersihkan dari kerikil dan batu-batu lainnya. Tanah ini banyak ditemui di sekitar kita. Itulah
Lebih terperinciDisusun Oleh: Roni Kurniawan ( ) Pembimbing: Dr. Ina Siti Hasanah, ST., MT.
ANALISIS POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESMENT PADA OPERATOR DALAM PEMBUATAN PEMBERSIH AIR LIMBAH DI PT. KAMIADA LESTARI INDONESIA Disusun Oleh: Roni Kurniawan (36411450) Pembimbing:
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)
ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Muhammad wakhid Mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, beregrak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki
Lebih terperinciMempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang
Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA
BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Analisis Postur Tubuh Dan Pengukuran Skor REBA Sebelum melakukan perancangan perbaikan fasilitas kerja terlebih dahulu menganalisa postur tubuh dengan
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali
Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana
Lebih terperinciLampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire
Lampiran 1. Format Standard Nordic Quetionnaire A. DATA RESPONDEN Nama : Usia : Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan Status Pernikahan : Berat Badan Tinggi Badan : kg : cm Tangan dominan : a. Kanan
Lebih terperinciAnalisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ
Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ Cita Anugrah Adi Prakosa 1), Pringgo Widyo Laksono 2) 1,2) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2) Laboratorium
Lebih terperinciPOSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja
A. Deskripsi POSTUR KERJA Rapid Entire Body Assessment (REBA) merupakan metode yang dikembangkan dalam bidang ergonomi dan dapat digunakan secara cepat untuk menilai postur kerja seorang operator. Rapid
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISA
BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil A. Penilaian Postur Kerja Berdasarkan Metode RULA Hasil pengolahan data postur kerja pengawas radiasi pertama di SDPFPI- DPFRZR-BAPETEN dengan metode RULA, dapat dilihat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Data dan Informasi Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2016. Penelitian
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat langsung pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pada perusahaan yang diteliti. Data yang diambil
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK
ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,
Lebih terperinciANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI
ANALISA RESIKO MANUAL MATERIAL HANDLING PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI UD. CITRA TANI Ade Putri Kinanthi 1, Nur Azizah Rahmadani 2, Rahmaniyah Dwi Astuti 3 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Seiring meningkatnya pertumbuhan perekonomian di Indonesia, membuat pembangunan semakin meningkat pula. Untuk memenuhi kebutuhan pembangunan tersebut banyak orang membuka usaha di bidang bahan
Lebih terperinci19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus
Winda Halim, ST., MT IE-402 Analisis Perancangan Kerja dan Ergonomi 2 Jurusan Teknik Industri Fakutas Teknik Universitas Kristen Maranatha Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet Klasifikasi Skor RULA Penghitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen tepung terigu di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3,6 juta ton per tahun yang merupakan
Lebih terperinciNovena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa
ANALISIS POSTUR KERJA PADA INDUSTRI GERABAH Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI, FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA, Jln.
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR
ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR Iwan Suryadi 1, Siti Rachmawati 2 1,2 Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan yang hendak diteliti, yang disusun berdasarkan latar belakang dan tujuan
Lebih terperinciDAFTAR ISI Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Dosen Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Dosen Penguji... Error! Bookmark not defined. Halaman Persembahan... iii Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi
Lebih terperinciGambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1
Lampiran 1. Form penilaian metode REBA Grup A: b.batang tubuh (trunk) Gambar. Postur Batang Tubuh REBA Tabel. Skor Batang Tubuh REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan Posisi normal 1 0-20 0 (ke depan dan
Lebih terperinciPERANCANGAN FASILITAS KERJA DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING KARYAWAN TOKO MEGA MAS ELEKTRONIK MAKASSAR.
PERANCANGAN FASILITAS KERJA DAN PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING KARYAWAN TOKO MEGA MAS ELEKTRONIK MAKASSAR. Arminas 1 Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciEvaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK
Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan Ery Suhendri¹, Ade Sri Mariawati²,Ani Umiyati³ ¹ ² ³ Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa erysuhendri@yahoo.com¹,adesri77@gmail.com²,
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciCut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak
ANALISA POSTUR KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) PADA PEKERJA BAGIAN MOTHER PLANT DEPARTEMEN NURSERY PT. TOBA PULP LESTARI, TBK PORSEA Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli
Lebih terperinciEVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)
EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA) Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol
Lebih terperinciGambar 3.1 Metodologi Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian. Metodologi penelitian ini akan membantu menyelesaikan penelitian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Pada tinjauan mengenai ergonomi akan dibahas mengenai definisi ergonomi dan metode penilaian risiko MSDs. Kedua hal tersebut dijabarkan seperti berikut ini : 1.1.1
Lebih terperinciPERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI
PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas manual material handling atau penanganan material secara manual masih menjadi sebagian besar aktivitas yang ada di dunia industri seperti aktivitas pengangkatan,
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR
ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR Dewi Mulyati 1 Vera Viena 2 Irhamni 3 dan Baharuddinsyah 4 1 Jurusan Teknik Industri,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian adalah tata cara yang terperinci mengenai tahap-tahap melakukan sebuah penelitian. Metodologi penelitian pada penelitian ini
Lebih terperinciANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak
ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X Krishna Tri Sanjaya 1 Staf Pengajar, Universitas PGRI Ronggolawe, Tuban krishnasanjaya@yahoo.com
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN DODOL DI TANJUNG PURA KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2016 Identitas Umum Responden 1. Nama : 2. Usia (thn) : 3. Jenis Kelamin : L/P
Lebih terperinciperusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr
ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA
60 ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA Friska Pakpahan 1, Wowo S. Kuswana 2, Ridwan A.M. Noor 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciAnalisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.43-54 Analisa Postur Kerja Menggunakan Metode OWAS dan RULA Alfin Nur Bintang *, Shanty Kusuma Dewi Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI
ANALISIS ERGONOMI PADA PEKERJA LAUNDRI Peneliti : Anita Dewi Prahastuti Sujoso 1 Mahasiswa : Melisa Fani 2, Alifatul Fitria 3, Rsikita Ikmala 4 Sumber dana : 1, Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan
Lebih terperinciABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Kursi roda menjadi alat bantu yang sangat penting bagi penyandang cacat fisik khususnya penyandang cacat bagian kaki dari kalangan anak-anak hingga dewasa. Akan tetapi, kursi roda yang digunakan
Lebih terperinciPerkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak
Analisis Tingkat Risiko Cedera MSDs pada Pekerjaan Manual Material Handling dengan Metode REBA dan RULA pada Pekerjaan Area Produksi Butiran PT. Petrokimia Kayaku Reza Rashad Ardiliansyah 1*, Lukman Handoko
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN
Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS
ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (Studi Kasus pada Bagian Bad Stock Warehouse PT. X Surabaya) ANALYSIS IMPROVEMENT OF OPERATOR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ergonomi Aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, teknik, manajemen dan desain / perancangan yang berkenaan pula dengan optimasi,
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA
DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA Etika Muslimah 1*, Dwi Ari Wibowo 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi mengenai analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan
Lebih terperinciLatihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas
Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh
Lebih terperinciRedesain Alat Pemipihan Biji Melinjo Dengan Pendekatan Metode Antropometri Di UD. SARTIKA
Redesain Alat Biji Melinjo Dengan Pendekatan Metode Antropometri Di UD. SARTIKA Wahyu Prasetyo 1, Ade Sri Mariawati 2 1, 2, Jurusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa wahyuprasetyo189@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi
Lebih terperinciPerbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer
Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Maret 0, pp.77-8 ISSN 0-95X Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer Saepul Bahri, Ja far Salim, Wahyu Susihono,, JurusanTeknik
Lebih terperinci1 Pedahuluan. Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN X
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.5 No.1 (2016) 4-10 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Pemindahan Material Secara Manual Pada Pekerja Pengangkut Kayu Dengan Menggunakan Metode
Lebih terperinciPOSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT
POSTURE & MOVEMENT PERTEMUAN 2 DECY SITUNGKIR, SKM, MKKK KESEHATAN MASYARAKAT Model Konsep Interaksi Ergonomi POSTURE??? Postur Kerja & Pergerakan An active process and is the result of a great number
Lebih terperinciABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Pabrik Tahu Cibuntu merupakan salah satu dari sekian banyak perusahaan di Bandung yang memproduksi tahu. Berlokasi di daerah jalan Babakan Ciparay, Kecamatan Bandung Kulon, pabrik ini memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Perusahaan Nai Shoes Collection merupakan home industry yang bergerak di bidang industri sepatu safety dan sepatu boot yang berlokasi di Jl. Cibaduyut Raya Gang Eteh Umi RT. 2 RW 1 kota Bandung.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
I-20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi dan Produktivitas 2.1.1 Ergonomi Ergonomi atau ergonomics (bahasa Inggrisnya) sebenarnya berasal dari kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penilaian REBA nilai action level tertinggi dengan kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manual material handling (MMH) adalah salah satu komponen dari banyak pekerjaan dan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Jenis pekerjaan ini meliputi mengakat, menurunkan,
Lebih terperinciBAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Metode Pengukuran Tingkat Resiko Ergonomi Yang Ada Sekarang Pengukuran tingkat resiko ergonomi merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang atau suatu lembaga,
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS
IDENTIFIKASI POSTUR KERJA SECARA ERGONOMI UNTUK MENGHINDARI MUSCULOSKELETAL DISORDERS Meri Andriani Universitas Samudra, Jl. Meurandeh Prodi Teknik Industri. Email: meri_zulham@yahoo.com Abstrak Postur
Lebih terperinciJurnal Dinamis Vol. II, No. 6, Januari 2010 ISSN
ANALISIS POSTUR KERJA DALAM SISTEM MANUSIA MESIN UNTUK MENGURANGI FATIGUE AKIBAT KERJA PADA BAGIAN AIR TRAFFIC CONTROL (ATC) DI PT. ANGKASA PURA II POLONIA MEDAN Farida Ariani Staff Pengajar Departemen
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu)
PERBANDINGAN PENILAIAN RISIKO ERGONOMI DENGAN METODE REBA DAN QEC (Studi Kasus Pada Kuli Angkut Terigu) Meity Martaleo Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciLAMPIRAN Kajian risiko cummulative..., Dieta Febriyanti, FKM UI, 2008 Universitas Indonesia
LAMPIRAN RULA Employee Assessment Worksheet based on RULA: a survey method for the investigation of work-related upper limb disorders, McAtamney & Corlett, Applied Ergonomics 1993, 24(2), 91-99 A. Arm
Lebih terperinciBAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL
BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas analisis dan interpretasi hasil yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan
Lebih terperinciBAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Keterbatasan Penelitian Penelitian terhadap proses pekerjaan finishing yang terdiri dari pemeriksaan kain, pembungkusan kain, dan pengepakan (mengangkat kain) ini memiliki
Lebih terperinciMetode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja
https://doi.org/10.22219/jtiumm.vol18.no1.19-28 Metode REBA Untuk Pencegahan Musculoskeletal Disorder Tenaga Kerja Dian Palupi Restuputri, M. Lukman, Wibisono Teknik Industri, Teknik, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Yunani yaitu Ergo, yang berarti kerja, dan Nomos yang berarti hukum. Dengan demikian ergonomi dimaksudkan sebagai disiplin keilmuwan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Deskripsi lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pabrik Gula Kwala Madu PTPN II Langkat yang bertempat di Jl. Binjai-Stabat KM 32 Desa Kwala Madu Langkat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tipe masalah ergonomi yang sering dijumpai ditempat kerja khususnya yang berhubungan dengan kekuatan dan ketahanan manusia dalam melakukan pekerjaannya yang
Lebih terperinciPERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN
PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Egonomi Ergonomi atau ergonomis berasal dari kata Yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum. Ergonomi dapat didefenisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
Lebih terperinciGAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013
GAMBARAN RISIKO ERGONOMI PADA OPERATOR MESIN CETAK MANUGRAPH DI PT. MASCOM GRAPHY SEMARANG PADA BULAN MEI 2013 Nama Penulis: Ambar Kusharyadi dan Ridwan Zahdi Sjaaf Fakultas Kesehatan Masyarakat Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat saat ini memunculkan berbagai jenis usaha. Semua kegiatan perindustrian tersebut tidak terlepas dari peran manusia, mesin dan
Lebih terperinciAngkat kedua dumbbell ke depan dengan memutar pergelangan tangan (twist) hingga bertemu satu sama lain.
DADA 1. Breast Twist Fly 1. Posisikan tubuh bersandar incline pada bench dengan kedua tangan terbuka lebar memegang dumbbell. Busungkan dada untuk gerakan yang optimal. Angkat kedua dumbbell ke depan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perusahaan industri di negara Indonesia sedang mengalami peningkatan yang cukup pesat, baik itu dalam bidang jasa atau manufaktur. Persaingan antara
Lebih terperinciPERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA
PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA
ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA Fahmi Sulaiman 1 * & Yossi Purnama Sari 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Politeknik LP3I Medan Tel: 061-7867311
Lebih terperinciDAFTAR ISI. vii. Unisba.Repository.ac.id
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT... ii AYAT AL-QURAN... iii PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR... iv KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xv DAFTAR
Lebih terperinciPDF Compressor Pro. Kata Pengantar
Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi --- 1 Kata Pengantar Alhamdulillahi robbil alamin, puji syukur kami sampaikan ke hadirat Allah SWT, karena Jurnal Tekinfo (Jurnal Ilmiah Teknik Industri
Lebih terperinciBAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang
Lebih terperinciterdiri dari Langkah Berirama terdiri dari Latihan Gerak Berirama Senam Kesegaran Jasmani
Gerak Berirama Gerak berirama disebut juga gerak ritmik. Gerak ini dilakukan dalam gerakan dasar di tempat. Contoh dari gerakan yang berirama adalah gerak jalan, menekuk, mengayun, dan sebagainya. Ayo
Lebih terperinciMODUL I DESAIN ERGONOMI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia
Lebih terperinciLEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG
LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POSISI KERJA DENGAN KELUHAN NYERI PINGGANG BAWAH PADA PEKERJA PEMELIHARAAN TERNAK BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG Saya Widi Nusuci Anugrah, mahasiswi Fakultas Ilmu-ilmu
Lebih terperinciABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT.XYZ merupakan industri yang bergerak di bidang konstruksi dan fabrikasi baja yang berlokasi di Bandung. Peneliti melakukan pengamatan di lantai produksi ragum bangku PT.XYZ. Pada lantai produksi
Lebih terperinci