BAB II TINJAUAN LITERATUR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN LITERATUR"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Media Media telah memiliki sejarah yang panjang sebagai pendukung komunikasi. Dalam konteks ekonomi, media sangat erat kaitannya dengan bisnis dan industri. Media juga telah membaur dalam kehidupan bermasyarakat serta memiliki beragam fungsi yang mampu mempengaruhi aktifitas masyarakat secara menyeluruh. (Straubhaar & LaRose, 2003, p33) Fungsi Media Menurut Wright (1974) media memiliki 4 fungsi di antaranya yaitu: a. Pengamatan (surveillance) Ini terkait dengan fungsi media dalam hal pemberitaan, memberikan informasi terhadap masyarakat serta memperingatkan mereka akan apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya, baik dalam maupun luar negeri. b. Interpretasi (interpretation) Berhubungan dengan fungsi media dalam menafsirkan, memberikan pandangan teoritis maupun pendapat terhadap kejadian dan 11

2 12 trend di masyarakat. Halaman editorial yang umumnya ada di setiap media cetak merupakan salah satu contohnya. c. Sosialisasi (values transmission / socialization) Salah satu fungsi media yang juga penting yaitu sebagai penyalur ide antar generasi. Mensosialisasikan kebijakan maupun ilmu pengetahuan yang bersifat dinamis dari waktu ke waktu. d. Hiburan (entertainment) Dengan media masyarakat dapat memperoleh hiburan seperti mendengarkan musik melalui radio, menyaksikan tayangan hiburan melalui TV dan internet, membaca informasi mengenai lifestyle, olahraga, dan lain sebagainya di media cetak seperti majalah, tabloid maupun koran. (Straubhaar & LaRose, 2003, p52) Klasifikasi Media Secara umum media terbagi atas media cetak, media elektronik (broadcast), media luar griya (out-of-home), dan media interaktif. Medium adalah contoh spesifik jenis dari masing-masing media. Contohnya koran, majalah dan tabloid adalah medium dari media cetak, radio dan televisi adalah medium dari media elektronik. Vehicle adalah publikasi khusus dari masingmasing medium. Contohnya adalah nama stasiun radio atau saluran televisi (TV channel) (Duncan, 2005, p.346)

3 13 Gambar 2.1: Klasifikasi Media MEDIA MEDIUM VEHICLE Koran Kompas, Media Indonesia Cetak Majalah PC Plus Radio RRI, Elshinta, Gen FM, Trax FM Broadcast Televisi TVRI Luar Griya Billboards, Shelter bus, Baliho Rainbow Advertising, Warna-Warni Advertising Internet Detik.com, Okezone.com Interactive Telepon Tele- Marketing Agency

4 Konvergensi Media Adalah berbaurnya media masa konvensional (majalah, buku, koran, radio, film, dan televisi) dengan media non konvensional (tv cable, satelit, komputer, tv interaktif, internet dan komunikasi digital). (Straubhaar & LaRose, 2003, p4) Televisi Menurut Tom Ducan, televisi sebagai media elektronik memiliki keunggulan dan kelemahan diantaranya yaitu: (Duncan, 2005, p.349) Tabel 2.1 : Keunggulan dan Kelemahan TV Medium Keunggulan TV Dapat memberikan pengaruh yang kuat melalui gambar, suara dan gerakan Jangkauan sangat baik Cakupan wilayah luas (lokal dan nasional) Memiliki sasaran program tayangan tertentu (news, entertaiment, sport, khusus untuk saluran tv cable) Kelemahan Audiens yang terlalu besar Biaya produksi mahal Bersifat intrusive (timbul gangguan yang disebabkan oleh banyaknya pesan-pesan dari sponsor) Pesan-pesan yang disampaikan memiliki durasi tayang yang relatif singkat Rating dan Audience Share 2.1.4a Rating Rating adalah rata-rata jumlah pemirsa (audience) selama berlangsungnya program televisi, terhadap total populasi TV (universe) yang

5 15 dinyatakan dalam presentase. (The Global Leader in TV Audience Measurement Book AGB Nielsen Media Research, 2007, p14) Ratings (%) = Audience Universe X 100% Sedangkan menurut Belch (2007, p 357), program rating adalah presentase TV household yang menyaksikan program tertentu di suatu daerah selama periode tertentu. Program rating dihitung dengan membagi TV household dengan total seluruh household yang berada di area itu. Ratings = HH pemirsa program Total HH di suatu daerah 2.1.4b Audience Share (Share) Share adalah adalah rata-rata jumlah pemirsa televisi pada channel tv tertentu (Channel Audience) terhadap total pemirsa yang sedang menonton (Total Audience) per periode waktu tertentu Channel Audience Sahre (%) = X 100% Universe (The Global Leader in TV Audience Measurement Book AGB Nielsen Media Research, 2007, p14)

6 Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran adalah kumpulan langkah-langkah menyampaikan pesan yang sudah dipersiapkan untuk membangun sebuah merek. Kegiatan komunikasi pemasaran meliputi periklanan, hubungan masyarakat, promosi penjualan, pemasaran langsung, packaging, sponsorship dan pengadaan acara-acara dan layanan konsumen. (Duncan, 2005, p7) 2.3 Keterkaitan Media dan Komunikasi Pemasaran Menurut Tom Duncan fungsi komunikasi pemasaran bagaimana pun juga tidak akan berarti banyak tanpa peran serta media di dalamnya.(duncan, 2005, p7) Semua pesan komunikasi pemasaran disampaikan kepada khalayak sasaran melalui media. Pada kenyataannya perusahaan tidak cukup terpuaskan apabila pesan hanya sekedar disampaikan namun perusahaan juga berharap agar media mampu memberikan nilai tambah dengan memberikan pengaruh kuat terhadap perilaku khalayak sasaran yang dituju (Duncan, 2005, p 341) 2.4 Segmentasi, Targeting, Positioning Segmentasi Segmentasi pasar terdiri atas sekumpulan masyarakat yang memiliki kesamaan kebutuhan dan keinginan. Segmentasi pasar tidak diciptakan oleh marketer akan tetapi diidentifikasikan di awal, kemudian setelah diidentifikasi

7 17 langkah berikutnya adalah memutuskan yang mana yang akan di tetapkan sebagai target audience. Secara garis besar segmentasi pasar dapat diklasifikasikan berdasarkan deskripsi dari karakter konsumen yang ada di masyarakat. Pengklasifikasian segmentasi pasar tersebut yaitu dilihat dari sudut pandang geographic, demographic, psychographic dan behaviour Geographic, demographic, psychographic dan behaviour untuk selanjutnya dapat disebut sebagai variabel utama dari suatu segmentasi pasar. (Kotler & Keller, 2006, p. 231) a. Segmentasi Geografis Segmentasi geografis diidentifikasikan berdasarkan kondisi unit geografis dari wilayah pemasaran seperti Negara, propinsi, wilayah, kota, dan wilayah sekitarnya. Hal yang paling utama dan perlu diperhatikan dalam segmentasi geografis adalah bagaimana cara mengelola, meng-costumize dan men-treatment masing-masing unit geografis tersebut. (Kotler & Keller, 2006, p. 231) 2.4.1b. Segmentasi Demografis Segmentasi demografis mengidentifikasi market berdasarkan variabelvariabel berikut: umur, family size, family lifecyle, jenis kelamin, income, profesi pekerjaan, pendidikan, agama, RAS, generasi, kelas sosial atau biasa dikenal dengan SES (Social Economic status) (Kotler & Keller, 2006, p. 233).

8 c. Segmentasi Psikografis Segmentasi psikografis sebenarnya merupakan gabungan antara ilmu psikologi dan demografis untuk dapat memahami konsumen (consumer insight). Pada segmentasi psikografis, market dibagi menjadi kelompokkelompok berdasarkan karakter individu, life style, dan value dari masingmasing individu tersebut (Kotler & Keller, 2006, p. 236) d. Segmentasi berdasarkan Behaviour Segmentasi berdasarkan tingkah laku konsumen yaitu diidentifikasi dengan membagi market berdasarkan tingkat pengetahuan, sikap dan respon terhadap produk yang ditawarkan oleh marketer. (Kotler & Keller, 2006, p. 236) Targeting Targeting adalah aktifitas yang dilakukan setelah market segmentation. Targeting pada dasarnya adalah menentukan segmentasi pasar yang mana yang akan menjadi tujuan pemasaran yang potensial. (Kotler & Keller, 2006, p. 245) Positioning Positioning is the act of designing the company s offering and image to occupy a distinctive place in the mind of the target market. (Kotler & Keller, p.288)

9 19 Menurut Al Ries dan Jack Trout : Positioning bukanlah merupakan tindakan yang kita lakukan terhadap produk. Positioning ialah segala tindakan yang kita lakukan terhadap pola pikir prospect customer. Itu adalah tindakan kita memposiskan produk didalam benak atau pemikiran prospect customer (Kotler & Keller, 2006, p.289). Dengan membangun positioning yang kuat, perusahaan telah membangun pagar yang kokoh dari rongrongan persaingan, dan melindungi pangsa pasar melalui mindshare, presepsi yang kuat di benak konsumen. Sekali sebuah merek menguasai mindshare, maka pelanggan secara otomatis akan pertama berpikir mengenai merek itu dibanding produk pesaing dalam kategori yang sama. (Alif, 2006, p11) Strategic Positioning Initiative Strategic positioning merupakan suatu siklus yang terdiri atas tiga komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Ketiga komponen tersebut yaitu : 1. Positioning Concept Konsep positioning merupakan ide yang berasal dari cita-cita yang diinginkan oleh manajemen terhadap suatu produk yang akan diterima oleh market yang memang menjadi target pemasaran. 2. Positioning Strategy Strategi positioning merupakan sebuah kombinasi dari aktifitas bauran pemasaran (marketing mix) yang digunakan untuk

10 20 mengkomunikasikan konsep positioning yang dicita-citakan oleh manajemen perusahaan kepada target market yang potensial. Strategi positioning meliputi strategi produk, strategi service pendukung, strategi saluran pendistribusian, pricing strategy, dan aktifitas promosi yang dilakukan oleh perusahaan. 3. Positioning Effectiveness Efektifitas positioning menunjukan sejauh mana tujuan positioning yang berhasil diraih oleh perusahaan terhadap target market. (Cravens, Niegel, 2006, p.168) Gambar 2.2: Strategic Positioning Initiative Positioning Concept Target Market Positioning Effectiveness Positioning Strategy 2.5 Diferensiasi Menurut Hermawan Kartajaya, diferensiasi adalah upaya mengintegrasikan konten, konteks, dan infrastruktur produk dan layanan yang ditawarkan kepada pelanggan. Untuk dapat menciptakan diferensiasi yang

11 21 kukuh, ada tiga dimensi diferensiasi yang harus diperhatikan yaitu: konten (what to offer), konteks (how to offer), dan infrastruktur (enabler). 1. Konten Adalah dimensi diferensiasi yang menunjuk pada apa value yang ditawarkan kepada pelanggan. Ini merupakan bagian tangible dari diferensiasi. Konten biasanya merupakan offering utama produk dan perusahaan kepada pelanggan. 2. Konteks Merupakan dimensi yang menunjuk pada cara perusahaan menawarkan value kepada pelanggan. Ini merupakan bagian intangible dari diferensiasi. 3. Infrastruktur Adalah faktor-faktor pemungkin (enabler) terealisasikannya diferensiasi konten maupun konteks. Diferensiasi haruslah customer-focused dalam artian bahwa perbedaan yang diciptakan tersebut haruslah mampu memberikan manfaat yang sangat tinggi di mata pelanggan. Untuk dapt melakukannya, langkah awal yang harus dilakukan dalam menyusun diferensiasi yaitu bahwa perusahaan harus mampu secara jeli mengurai needs, wants, dan expectations dari setiap pelanggan. (Kartajaya, 2007, p 12-16)

12 Five Forces Model of Competition Michael E Porter membuat kerangka untuk memahami lima kekuatan persaingan pokok dalam suatu industri. Substitute Products Bargaining Power of Suppliers Rivalry among Competing Firms Bargaining Power of Buyers Potential New Entrants Gambar 2.3: Five Forces Model of Competition Rivalry among Competing Firms Persaingan di antara perusahaan yang ada berbentuk perlombaan untuk mendapatkan posisi dengan menggunakan taktik-taktik seperti persaingan harga, introduksi produk, dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi. (Porter, 1994, p 16)

13 23 Bilamana pemain di dalam suatu industri sudah banyak, kuat dan agresif maka segmen pasar tersebut sudah tidak menarik lagi untuk dimasuki, apalagi ditambah dengan kondisi perolehan marjin yang stabil (stagnant) atau cenderung menurun. 1. Kondisi persaingan secara umum menguat ketika: Para kompetitor aktif dalam membuat gerakan baru guna meningkatkan performa bisnis dan posisi mereka di dalam pasar. Permintaan pembeli tumbuh secara perlahan. Permintaan pembeli menurun drastis dan para penjual memiliki kelebihan kapasitas dan persediaan (inventory). Jumlah kompetitor meningkat dan mereka memiliki ukuran dan kemampuan bersaing yang hampir sama antara satu dengan yang lainnya. Produk-produk kompetitor bersifat komuditas atau dengan kata lain perbedaannya tidak terlalu terlihat jelas satu sama lain. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk beralih ke merek lain adalah rendah. Beberapa kompetitor merasa tidak puas dengan posisi dan market share mereka saat ini, dan mereka membuat gerakan agresif untuk menarik lebih banyak pelanggan.

14 24 Kompetitor memiliki strategi dan tujuan yang berbeda-beda satu sama lain serta memiliki lokasi di beberapa negara. Pihak luar mengakusisi kompetitor yang lemah serta mencoba untuk merubahnya menjadi kompetitor yang utama. Beberapa kompetitor memiliki strategi kuat dan kompetitorkompetitor lainnya bertarung untuk tetap tinggal di dalam permainan. 2. Kondisi persaingan secara umum melemah ketika: Para anggota industri ini jarang sekali melakukan pergerakan dan tidak agresif dalam berjualan dan meraih market share pesaing lainnya. Permintaan pembeli tumbuh dengan cepat Produk-produk yang ditawarkan kompetitor memiliki diferensiasi yang kuat serta loyalitas konsumen menjadi sangat tinggi. Biaya yang dikeluarkan oleh pembeli untuk beralih ke merek lain adalah tinggi. Hanya terdapat kurang dari lima pemain atau yang lainnya begitu banyak kompetitor sehingga tindakan dari suatu perusahaan memiliki dampak langsung yang kecil terhadap bisnis pesaingnya. 3. Senjata khas guna melawan kompetitor dan menarik pembeli di antaranya yaitu:

15 25 Harga yang lebih rendah Fitur yang lebih banyak atau beragam Performa produk yang lebih baik Kualitas yang lebih tinggi Daya tarik brand image yang lebih kuat Lebih luas dalam hal pemilihan model dan gaya Jaringan dealer yang lebih besar atau lebih baik Pembiayaan dengan tingkat bunga yang rendah Periklanan yang lebih tinggi levelnya Kemapuan inovasi produk yang lebih kuat Kemampuan melayani pelanggan dengan lebih baik Kemampuan untuk menyediakan pembeli dengan produk custommade yang lebih kuat. (Thompson, Strickland, Gamble, 2008, p 57) Potential New Entrants Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, dan keinginan untuk merebut market share serta sumber daya yang besar. Proses akuisi kedalam suatu industri dengan tujuan membangun posisi pasar juga harus dipandang sebagai pendatang baru meskipun tidak menciptakan suatu lingkungan yang benar-benar baru.

16 26 Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk (barriers to entry) yang ada. Ada beberapa sumber utama rintangan masuk, diantaranya yaitu: 1. Skala Ekonomis (Economic of Scale). Skala ekonomis menggambarkan turunnya unit cost suatu produk (operasi atau funsi produksi) apabila volume absolute per periode meningkat. Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru yaitu dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala besar dan mengambil resiko menghadapi reaksi yang keras dari pesaing yang ada atau masuk dengan skala kecil dan beroperasi dengan tingkat biaya yang tidak menguntungkan. Keduanya merupakan pilihan yang tidak menyenangkan bagi pendatang baru. 2. Diferensiasi Produk yang Berdampak pada Loyalitas Pelanggan terhadap Merek. Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang besar untuk mengganti kesetiaan pelanggan yang ada. Usaha ini biasanya menyebabkan kerugian di awal (start-up losses) dan sering kali bertahan untuk waktu yang cukup panjang. Investasi sedemikian untuk membina merek khususnya sangat riskan karena investasi ini tidak mempunyai nilai sisa jika usaha tersebut gagal.

17 27 3. Kebutuhan Modal Kebutuhan untuk menanamkan sumber daya keuangan yang besar agar dapat bersaing menciptakan hambatan masuk, khususnya jika modal tersebut diperlukan untuk periklanan garis depan yang tidak dapat langsung kembali atau untuk kegiatan penelitian dan pengembangan yang penuh resiko. Modal mungkin diperlukan bukan hanya untuk fasilitas prosuksi tapi juga untuk hal-hal seperti kredit pelanggan, persediaan, atau untuk menutup start-up losses. 4. Biaya Beralih Pemasok (Switching Cost) Hambatan masuk tercipta dengan adanya switching cost, yaitu biaya satu kali yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok satu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan ini dapat meliputi biaya melatih kembali karyawan, biaya peralatan pelengkap yang baru, biaya desain ulang produk 5. Akses ke Saluran Distribusi Hambatan masuk dapat ditimbulkan dengan adanya kebutuhan dari pendatang baru untuk mengamankan distribusi produk oleh perusahaan yang sudah mapan, perusahaan baru harus membujuk saluran tersebut agar menerima produkya melalui cara-cara penurunan harga, kerja sama periklanan, dan sebagainya yang akan mengurangi laba. Makin terbatas saluran distribusi suatu produk dan makin banyak pesaing yang telah mengikat saluran ini, jelas akan makin berat usaha untuk masuk kedalam industri. Pesaing yang ada mungkin telah

18 28 mempunyai ikatan dengan saluran distribusi karena hubungan yang telah lama, pelayanan bermutu tinggi atau bahkan hubungan ekslusif yang mengikat. Kadang-kadang hambatan masuk ini begitu tinggi sehingga untuk mengatasinya perusahaan baru harus membentuk saluran yang sama sekali baru. 6. Biaya Tak Menguntungkan Terlepas dari Skala Operasional Perusahaan yang telah mapan mungkin mempunyai keunggulan biaya yang tidak dapat ditiru oleh pendatang baru yang akan masuk tidak peduli berapapun besarnya pencapaian skala ekonomis dari pendatang baru tersebut. Keunggulan-keunggulan yang paling penting adalah sebagai berikut: Teknologi produk milik sendiri: pengetahuan produk atau karakteristik rancangan yang dilindungi kepemilikannya melalui hak paten atau kerahasiaan. Penguasaan yang menguntungkan atas bahan baku yang diperlukan dalam industri. Lokasi yang menguntungkan: perusahaan-perusahaan yang telah mapan mungkin telah memonopoli lokasi yang menguntungkan sebelum kekuatan pasar mendorong kenaikan harga untuk memanfaatkan nilai lokasi itu sepenuhnya. Subsidi dari pemerintah terhadap perusahaan tertentu.

19 29 Pengalaman dalam menjalankan usaha yang berdampak pada proses efisiensi biaya dibidang produksi, distribusi, pemasaran maupun operasional. Jika pengalaman ini dapat dijaga kerahasiaannya oleh perusahaan, maka pengaruh ini akan mengakibatkan timbulnya hambatan masuk bagi pendatang baru. 7. Kebijakan Pemerintah Sumber utama hambatan masuk yang terakhir adalah kebijakan pemerintah. Pemerintah dapat membatasi atau bahkan menutup kemungkinan masuk ke dalam industri dengan peraturan-peraturan perizinan. (Porter, 1994, p 6-12) Menurut Thompson, Strickland, dan Gamble ancaman pendatan baru akan menjadi lebih kuat ketika: Kumpulan kandidat pendatang baru berjumlah besar dan beberapa diantara mereka memiliki sumber daya yang dapat membuat mereka menjadi pesaing hebat di pasar yang sudah ada. Hambatan masuk rendah atau dapat segera dilalui oleh kandidat pendatang baru tersebut. Para pelaku industri yang sudah ada mencoba untuk memperluas pasar mereka dengan meraih segmen produk atau area geografis yang mana sebelumnya tidak terjamah oleh kehadiran pesaing lainnya. Pendatang baru berharap untuk meraih keuntungan yang menarik.

20 30 Permintaan pembeli tumbuh dengan cepat. Para pelaku industri tidak dapat (ataupun tidak bersedia) untuk bersaing dengan pendatang baru. Ancaman pendatang baru akan melemah ketika: Kumpulan kandidat pendatang baru berjumlah sedikit Terdapat hambatan masuk yang tinggi Kompetitor yang sudah ada berjuang untuk memperoleh keuntungan yang sehat Industri yang akan dimasuki terlihat beresiko atau tidak memiliki kepastian. Permintaan pembeli tumbuh perlahan atau cenderung berada di kondisi stabil (stagnant). Para pelaku industri akan secara kuat menguji usaha pendatang baru untuk mendapatkan kedudukan di dalam suatu pasar. (Thompson, Strickland, Gamble, 2008, p 57) Substitute Products Semua perusahaan dalam suatu industri akan menghadapi persaingan dengan industri-industri penghasil produk pengganti (substitute product). Mengenali produk-produk pengganti adalah persoalan mencari produk lain yang dapat menjalankan fungsi yang sama seperti produk dalam industri. (Porter, 1994, p 21)

21 31 Kuatnya ancaman produk pengganti dipengaruhi oleh tiga faktor di antaranya yaitu: 1. Tersedianya produk pengganti dengan harga yang lebih menarik. 2. Pembeli melihat bahwa produk pengganti yang ada hadir dengan kualitas dan performa yang lebih baik. 3. Besarnya biaya peralihan (switching cost) produk yang harus di tanggung pembeli. Menurut Thompson, Strickland, Gamble tekanan yang berasal dari produk pengganti bisa dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut: 1. Tekanan kompetitif produk pengganti akan menguat ketika: Produk pengganti telah tersedia ataupun baru saja muncul. Produk pengganti menawarkan harga yang lebih menarik. Produk pengganti menawarkan performa fitur yang sebanding atau bahkan lebih baik. Besarnya biaya peralihan ke produk pengganti yang ditanggung oleh konsumen rendah. Konsumen merasa nyaman dengan produk pengganti. 2. Tekanan kompetitif produk pengganti akan melemah ketika: Produk pengganti belum tersedia atau belum ada. Produk pengganti menawarkan harga yang relatif lebih tinggi terhadap performa yang diberikan.

22 32 Tingginya biaya peralihan ke produk pengganti yang harus di tanggung oleh konsumen. (Thompson, Strickland, Gamble, 2008, p 65) Bargaining Power Of Suppliers Supplier (pemasok) dapat menggunakan kekuatan tawar-menawar terhadap para pelaku industri dengan memberikan pilihan akan menaikan harga atau menurunkan kualitas produk yang di-supply. (Porter, 1994, p 16) 1. Kekuatan tawar-menawar supplier akan menguat ketika: Pelaku industri harus mengeluarkan biaya tinggi untuk menggalihkan pembelian ke supplier lain. Sumber daya yang dipasok oleh supplier sangat dibutuhkan oleh perusahaan (sehingga supplier dapat lebih leluasa dalam menentukan harga). Supplier memiliki produk yang unik serta produk tersebut dapat meningkatkan kualitas dan performa perusahaan. Dengan kata lain produk yang dipasok supplier merupakan bagian yang kritis dalam proses produksi. Hanya terdapat beberapa supplier sumber daya khusus Sebagian supplier mengancam akan bersatu dan masuk ke dalam bisnis sehingga besar kemungkinan mereka akan menjadi pesaing tangguh bagi pelaku industri yang sudah ada.

23 33 2. Kekuatan tawar-menawar supplier akan melemah ketika: Produk yang disupply adalah barang komoditas yang sudah disediakan oleh banyak supplier dengan harga pasar saat itu. Biaya perusahaan dalam beralih ke supplier lain tergolong rendah. Produk pengganti untuk pasokan sumber daya telah tersedia ataupun baru saja muncul. Terjadi peningkatan ketersediaan barang yang dipasok (sehingga melemahkan kekuatan supplier dalam menentukan harga) Pesanan dari para pelaku industri tergolong besar terhadap total penjualan supplier dan pesanan ulang dalam jumlah besar sangat penting bagi kesejahteraan supplier. Pelaku industri merupakan sebuah ancaman terhadap supplier ketika mereka mulai memanufaktur sendiri barang kebutuhannya. Kolaborasi antara perusahaan dengan supplier terpilih memberikan kesempatan mutualisme yang menarik. (Thompson, Strickland, Gamble, 2008, p 69) Bargaining Power Of Buyers Pembeli bersaing dengan industri dengan cara memaksa harga turun, tawar-menawar untuk mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik serta berperan sebagai pesaing antara pembeli satu dengan lainnya. Semuanya

24 34 itu tentu saja akan mengorbankan potensi laba dalam industri. (Porter, 1994, p 22) 1. Kekuatan tawar-menawar pembeli akan menguat ketika: Pembeli menanggung biaya peralihan ke merek kompetitor atau ke produk pengganti yang rendah. Banyak pembeli dan mereka dapat meminta kelonggaran ketika melakukan pembelian dalam jumlah besar. Transaksi bervolume besar menjadi begitu penting bagi perusahaan. Permintaan pembeli melemah atau dalam kondisi yang menurun. Jumlah pembeli hanya sedikit, sehingga setiap transaksi menjadi bernilai bagi perusahaan. Identitas pembeli menambah gengsi bagi daftar konsumen suatu perusahaan. Jumlah dan kualitas informasi yang tersedia bagi pembeli mengalami peningkatan. Pembeli berkemampuan untuk menunda transaksi apabila mereka tidak menyukai penawaran yang diberikan perusahaan. Sebagian pembeli menjadi ancama ketika mereka bersatu dan menarik diri kebelakang dari aktifitas bisnis yang terjadi sehingga menjadi pesaing yang penting. 2. Kekuatan tawar-menawar pembeli akan melemah ketika: Transaksi produk berjumlah sedikit atau jarang

25 35 Pembeli menanggung biaya peralihan yang tinggi ke merek kompetitor. Terdapat gelombang permintaan yang menciptakan pasar bagi perusahaan. Reputasi brand perusahaan menjadi sesuatu yang penting bagi pembeli. Kualitas dan performa produk yang begitu bernilai bagi pembeli yang tidak tergantikan oleh merek lainnya. Kolaborasi antara pembeli dengan perusahaan terpilih memberikan kesempatan mutualisme yang menarik. (Thompson, Strickland, Gamble, 2008, p 72)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Pemasaran Selain perencanaan, suatu perusahaan memerlukan pemasaran yang efektif untuk mencapai sasaran dan tujuan. Pemasaran yang efektif meliputi kombinasi dari elemen-elemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian kualitatif yang telah dilakukan serta analisa pada bab sebelumnya, penulis menyimpulkan bahwa: a. Strategi positioning televisi berita telah

Lebih terperinci

Jakarta, 28 Februari Penulis

Jakarta, 28 Februari Penulis KATA PENGANTAR Dengan menghaturkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat anugerah dan kasih-nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis yang berjudul Strategi Metro TV: Menghadapi Persaingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Teori Ritel Ritel adalah sebuah rangkaian dari kegiatan usaha yang dapat memberikan nilai tambah pada produk dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk kepentingan pribadi

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pemasaran 2.1.1 Kebutuhan, Keinginan dan Permintaan Pembahasan konsep pemasaran dimulai dari adanya kebutuhan manusia. Kebutuhan dasar manusia bisa dibedakan berupa fisik seperti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Definisi Strategi Sebuah strategi perusahaan terdiri dari tindakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang digunakan oleh para manajer untuk (Thompson, A. A. dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada Bab IV dan diperoleh hasilnya, maka kesimpulannya adalah sebagai berikut di bawah ini: 1. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Kata pemasaran saat ini ada diterapkan di mana-mana. Secara formal dan informal, manusia dan organisasi berbaur dalam sejumlah kegiatan yang dapat disebut pemasaran.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

STRATEGI METRO TV: MENGHADAPI PERSAINGAN DI INDUSTRI PERTELEVISIAN NASIONAL (SEBUAH STUDI KASUS) Risa Ayuningtyas 1 ELO Digital Office Indonesia

STRATEGI METRO TV: MENGHADAPI PERSAINGAN DI INDUSTRI PERTELEVISIAN NASIONAL (SEBUAH STUDI KASUS) Risa Ayuningtyas 1 ELO Digital Office Indonesia STRATEGI METRO TV: MENGHADAPI PERSAINGAN DI INDUSTRI PERTELEVISIAN NASIONAL (SEBUAH STUDI KASUS) Risa Ayuningtyas 1 ELO Digital Office Indonesia M. Gunawan Alif 2 PT Duta Cakrawala Komunika ABSTRACT Due

Lebih terperinci

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6 Pemasaran Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si Definisi Pemasaran Kotler dan Lane (2007): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Real Estate Real Estate didefinisikan sebagai lahan dan semua peningkatan alami dan yang dibuat oleh manusia yang secara permanen terikat kepadanya (Sirota, 2006, p1). Perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion

BAB III METODOLOGI. Market Assessment. Marketing Strategy. Business Plan. Conclusion 40 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pikir Market Assessment SWOT Porter s Five Forces Marketing Strategy Business Plan Conclusion Gambar 3.1 Kerangka Pikir 41 3.2. Penjelasan Kerangka Pikir Pertama-tama,

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN PROMOSI Pokok Bahasan 1. Tujuan Promosi 2. Tipe Promosi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Program Pascasarjana Magister Ilmu 52024 Komunikasi 05 Abstrak Promosi sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Market Segmenting, Targeting dan Positioning Para pembeli yang berada di suatu pasar terdiri dari berbagai macam orang dengan tipe, kebutuhan dan kemampuan yang berbeda - beda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 RUMAH Rumah adalah salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan pangan. Rumah biasanya digunakan manusia sebagai tempat berlindung dari panas matahari dan hujan. Selain

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Konsep Produk Konsep produk berpendapat bahwa konsumen menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja atau fitur inovatif terbaik. Manajer dari organisasi ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing 2.1.1 Definisi Marketing Menurut Kurtz, marketing adalah fungsi organisasi dan suatu kumpulan dari proses pembuatan, komunikasi, dan pemberian nilai kepada konsumen

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial politik memberi perubahaan besar pada industri media masa di Indonesia. Fungsi media masa sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Munculnya persaingan dalam dunia bisnis merupakan hal yang tak dapat dihindari, hal ini disebabkan oleh berkembangnya kegiatan ekonomi hampir diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pasar Pasar dapat didefinisikan dengan berbagai cara. Awalnya, sebuah pasar didefinisikan sebagai sebuah tempat fisik di mana pembeli dan penjual bertemu.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Media massa merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan dan banyak dipercaya oleh masyarakat. Masyarakat dapat melihat dunia tanpa harus keluar rumah,

Lebih terperinci

Entrepreneurship and Inovation Management

Entrepreneurship and Inovation Management Modul ke: 10 Entrepreneurship and Inovation Management Berisi : SEGMENTATION TARGETING - POSITIONING Fakultas Ekonomi Dr. Tukhas Shilul Imaroh,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id Pengertian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Segmentation, Targeting, dan Positioning (STP) Dalam sebuah proses pemasaran produk, terdapat 3 hal penting yang harus diperhatikan yaitu segmentation, targeting, dan positioning.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing Definisi Marketing menurut Kotler & Keller (2006, p. 6), adalah sebuah fungsi dari organisasi dan merupakan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyampaikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran adalah proses untuk merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari ide, barang, dan layanan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah

I PENDAHULUAN. barang, dan jasa. Pengusaha tidak hanya menerapkan strategi positioning sebuah I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya media cetak dan media elektronik tidak saja memunculkan sikap serius dari pengusaha lokal, tetapi juga memaksa mereka untuk memperbaiki kualitas produk, barang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PT. HM. Sampoerna,Tbk. di masa yang akan datang akan tetap fokus pada bisnis rokok di segmen kretek dan mild dengan brand-nya yang sudah popular yaitu Dji Sam Soe dan

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Boutique Hotel Sejak awal abad ke-21, industri penginapan menjadi semakin besar, fasilitas penginapan mempublikasikan arti dari "hotel" melalui definisi yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Sesuai dengan tujuan penelitian, maka terlebih dahulu akan dibahas mengenai persaingan usaha di bidang minuman isotonik ini melalui analisa teori Five Competitive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pemain dilihat dari munculnya berbagai merek baru yang menawarkan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah pemain dilihat dari munculnya berbagai merek baru yang menawarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri deterjen pada saat ini serasa penuh sesak dengan semakin banyaknya jumlah pemain dilihat dari munculnya berbagai merek baru yang menawarkan berbagai

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan. mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pemasaran Pemasaran menurut American Marketing Association (AMA) merupakan suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide,

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN

KEWIRAUSAHAAN - 2 STRATEGI PEMASARAN KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: STRATEGI PEMASARAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN MASALAH

BAB II TINJAUAN MASALAH BAB II TINJAUAN MASALAH 2.1 Tinjauan Teori Rumus Pembatasan Masalah dari obyek proyek akhir telah dibahas, maka pada pembahasan ini akan dikupas segala latar belakang dan teori yang mendasari branding

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat pengguna telepon genggam atau handphone. Fenomena yang muncul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan alat komunikasi telepon genggam saat ini telah mengalami peningkatan yang sangat tajam. Ada beberapa perusahaan operator telepon genggam yang menawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Seperti halnya dengan dunia industri komunikasi massa yang terus

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Seperti halnya dengan dunia industri komunikasi massa yang terus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Majunya perkembangan dunia ilmu pengetahuan dan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia informasi dan komunikasi saat ini. Seperti halnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah bekerja untuk orang lain untuk menyelesaikan tugas tugas yang membantu pencapaian sasaran organisasi seefisien mungkin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Produk Produk adalah penawaran nyata perusahaan pada dasarnya mereknya dan penyajiannya (Kotler, 2001:126). Produk adalah suatu sifat yang kompleks

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Pasta Gigi Pasta gigi adalah sejenis pasta atau gel yang digunakan untuk membersihkan dan menambah penampilan serta kesehatan dari sebuah gigi. Menjaga kebersihan

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan masyarakat untuk mengakses informasi melalui internet. Namun Koran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media cetak semakin tergerus dan bersaing dengan media digital, dengan semakin meluasnya pasar tablet dan koneksi internet yang semakin banyak, tentu memudahkan masyarakat

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication 2

Integrated Marketing Communication 2 Modul ke: 03Fakultas Eppstian Fakultas Ilmu Komunikasi Integrated Marketing Communication 2 Analisis Situasi Pasar dengan Model Michael Porter, GE Matrix, dan Product Life Cycle (PLC) Syah As ari, M.Si

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagian dari kuesioner yang dilakukan masih mengadaptasi STP dari perusahaan perusahaan yang memakai metoda product-centric. Orientasi tersebut kemudian diarahkan

Lebih terperinci

Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning

Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning MARKETING MANAGEMENT Pertemuan 8 Segmenting Targeting Positioning Kotler Keller Tahapan dalam Market Segmentation, Targeting, dan Positioning Market Segmentation 1. Identifikasi dasar segmentasi pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada zaman globalilasi saat ini, manusia tidak akan pernah lepas dari kegiatan komunikasi. Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi dimana di dalamnya

Lebih terperinci

06FTPD. Marketing. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

06FTPD. Marketing. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Marketing Fakultas 06FTPD Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta Mandra

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Strategic Company Strategy merupakan kombinasi dari pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk melayani pelanggan, dapat memenangkan

Lebih terperinci

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII RESEARCH BY Ricky Herdiyansyah SP, MSc Ricky Herdiyansyah SP., MSc rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII PEMASARAN : Aliran produk secara fisis dan ekonomik dari produsen melalui pedagang

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13

PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 PERTEMUAN 12 STRATEGI PEMASARAN 2/13/13 1 PEMASARAN Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi atas ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 126 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis mendalam tentang PT. Asuransi Wahana Tata serta melakukan perhitungan terhadap setiap aspek yang berkaitan dengan pengembangan strategi

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Market segmentation membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah: 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pengertian Pemasaran pada mulanya difokuskan pada produk barang, kemudian pada lembaga-lembaga yang melaksanakan proses pemasaran dan terakhir yang dilaksanakan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran

Studi Kelayakan Bisnis. Aspek Pasar dan Pemasaran Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Pemasaran Pengertian Suatu proses sosial dan manajerial dengan mana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan

Lebih terperinci

Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media

Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media Modul ke: Modul Perkuliahan II Ekonomi Politik Media 2 PenSumber-Sumber Ekonomi Media dan Pasar Media Fakultas PASCA SARJANA Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm., PhD Program Studi Magister Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal segmentasi, targeting dan Positioning lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal segmentasi, targeting dan Positioning lebih BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Pengertian Jasa Sebelum mengenal segmentasi, targeting dan Positioning lebih jauh kita harus terlebih dahulu mengenal dan memahami apa itu jasa, jasa yaitu

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. analisis lingkungan eksternal industri peyiaran televisi FTA analog terrestrial di

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. analisis lingkungan eksternal industri peyiaran televisi FTA analog terrestrial di BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Simpulan Dari hasil evaluasi strategi dan analisis lingkungan internal inewstv serta analisis lingkungan eksternal industri peyiaran televisi FTA analog terrestrial

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Segmenting, Targeting, Positioning Menurut Kotler (2001, p244), karena begitu banyaknya jenis konsumen yang berbeda-beda dengan beragam kebutuhan yang berbeda, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Industri Definisi industri dalam arti sempit adalah kumpulan perusahaan yang menghasilkan produk sejenis dimana terdapat kesamaan dalam bahan baku yang digunakan, proses,

Lebih terperinci

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A

TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL. Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi. Morissan, M.A TANTANGAN PENGEMBANGAN INDUSTRI MAJALAH PADA ERA DIGITAL Oleh: Tri Diah Cahyowati, MSi Morissan, M.A Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Mercu Buana, 2011 Abstrak: Industri majalah di Indonesia dewasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Strategi pemasaran merupakan salah satu cara dalam mengenalkan produk kepada konsumen, dan hal ini menjadi penting karena akan berhubungan dengan laba yang akan dicapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah dapat meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan dapat dilaksanakan dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Segmentasi, Targetting, dan Positioning Segmentasi, targeting dan positioning bertujuan untuk menetapkan dan membidik pasar sasaran serta memprediksi kecenderungan perilaku konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran media massa memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi. Berita mengenai sesuatu yang terjadi di daerah-daerah dapat dengan mudah dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan 14 II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh laba, meningkatkan volume penjualan dan menjaga kesinambungan

Lebih terperinci

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21 Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21 Ruang Lingkup Definisi pemasaran : Fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan berkembangnya industri dan usaha kecil menengah yang ada di negara tersebut, semakin meningkat maka semakin

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. KARYA ILMIAH E-BISNIS MANAJEMEN PEMASARAN Nama disusun oleh : : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : 08.11.1884 Kelas : S1-TI-6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Marketing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemuas kebutuhan yang tidak berwujud tetapi dapat dirasakan dan dapat. adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemuas kebutuhan yang tidak berwujud tetapi dapat dirasakan dan dapat. adalah sebagai berikut : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Jasa Sebelum mengenal segmentasi, targeting, dan positioning lebih jauh terlebih dahulu mengenal dan memahami apa itu jasa. Jasa yaitu pemuas kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran Kegiatan pemasaran sudah diketahui semenjak manusia mulai mengenal sistem pembagian kerja dalam masyarakat, sehingga kelompok masyarakat hanya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di

II. LANDASAN TEORI. Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di II. LANDASAN TEORI A. Strategi Pemasaran 1. Pengertian Manajemen Pemasaran Menurut Phillip Kotler (2002:9): Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

Lebih terperinci

Akhir kata, penulis berharap agar nantinya tesis ini dapat memberikan manfaat bagi Metro TV, pembaca dan bagi penulisan selanjutnya.

Akhir kata, penulis berharap agar nantinya tesis ini dapat memberikan manfaat bagi Metro TV, pembaca dan bagi penulisan selanjutnya. KATA PENGANTAR Dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia Nya sehingga proses penyusunan tugas ini dapat terselesaikan. Penulisan tugas dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Merek Didalam suatu produk yang dijual ke pasar oleh produsen terdapat nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi. Komunikasi dapat di lakukan secara verbal yaitu suatu bentuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi pada dasarnya terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Komunikasi yang merupakan sebagai syarat dalam kehidupan manusia itu sangat penting, hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dielakkan lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai

Lebih terperinci

Pertemuan Pertemuan 7 3

Pertemuan Pertemuan 7 3 FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA Pertemuan Pertemuan 7 3 MODUL Strategi Image/Soft Sell (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani POKOK BAHASAN Merek, Citra Merek dan Loyalitas merek DESKRIPSI

Lebih terperinci

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang 5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Strategic Strategy dalam sebuah perusahaan terdiri dari beberapa pergerakan kompetitif dan pendekatan bisnis yang manager lakukan untuk mengembangkan bisnis, menarik dan melayani

Lebih terperinci

Template Standar Powerpoint

Template Standar Powerpoint Modul ke: Template Standar Powerpoint Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Fakultas FEB www.mercubuana.ac.id Ali Akbar Gayo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya jumlah penjualan mobil dari tahun ke tahun. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, para pelaku 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan industri otomotif di Indonesia dalam beberapa tahun ini berkembang dengan sangat pesat dan diperkirakan akan terus bertambah dalam beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lokal tetapi juga dengan perusahaan multinasional.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lokal tetapi juga dengan perusahaan multinasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini kita sedang menghadapi suatu era baru yang di tandai oleh adanya kecendrungan globalisasi dunia, perkembangan teknologi dan reformasi ekonomi dilakukan negara-negara

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan

BAB 3 METODOLOGI. 1. Identifikasi business model saat ini : dimana penulis akan malakukan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Business Plan Kerangka pikir penulis untuk model bisnis ini terdiri dari delapan langkah yaitu diantaranya berupa : 1. Identifikasi business model saat ini : dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting

Lebih terperinci

PORTER 5 FORCES. Analisis potensi..., Dian Lestari, FT UI, 2007

PORTER 5 FORCES. Analisis potensi..., Dian Lestari, FT UI, 2007 BAB 3. PORTER 5 FORCES Pemodelan Porter 5 Forces dikembangkan pertama kali oleh Michael Porter. Porter 5 Forces adalah tool yang digunakan untuk menganalisis bagaimana lingkungan yang kompetitif akan berpengaruh

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit

LANDASAN TEORI. banyak ahli mengemukakan definisi tentang pemasaran yang terlihat memiliki sedikit II. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam siklus yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan konsumen. Sejak orang mengenal kegitan pemasaran, telah banyak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkomunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak dapat lepas dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial. Komunikasi yang baik bukanlah sekedar gagasan atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN PROMOSI DAN BAURAN PROMOSI 1. Pengertian Promosi Menurut Lupiyodadi(2001 :108), promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi dan Konsepsi Pemasaran Pengertian dari pemasaran menurut Philip Kotler (Kotler 2006: 6) dibagi menjadi dua aspek yaitu sosial dan manajerial. Definisi sosial lebih

Lebih terperinci