POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH BOGOR. Oleh Yuliana G

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH BOGOR. Oleh Yuliana G"

Transkripsi

1 POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH BOGOR Oleh Yuliana G DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

2 ABSTRAK YULIANA. Pola Pertumbuhan Anak Usia 1-5 Tahun di Wilayah Bogor. Dibimbing oleh BAMBANG SURYOBROTO dan TARUNI SRI PRAWASTI. Setiap anak mempunyai pola pertumbuhan badan dengan besar dan lajunya sendiri. Pengukuran secara antropometri dapat menilai status kesehatan dengan membandingkan terhadap pola pertumbuhan yang umum. Oleh karena itu sangat penting bagi Indonesia memiliki acuan pertumbuhan sendiri sebagai referensi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pertumbuhan anak usia 1-5 tahun di wilayah Bogor. Probandus adalah anak berusia 1-5 tahun yang berasal dari wilayah Bogor. Data yang diambil adalah data antropometri yang meliputi berat badan dan tinggi badan. Pengambilan data dilakukan secara horisontal, artinya pengukuran dilakukan pada probandus yang didapatkan pada satu kali kesempatan di posyandu-posyandu, Rumah Sakit, Play group dan TK. Pola pertumbuhan anak laki-laki dan perempuan dilihat pada persentil 50. Pertumbuhan anak laki-laki dan anak perempuan usia 1-5 tahun terus mangalami peningkatan. Rata-rata kenaikan tinggi badan anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan. Demikian pula rata-rata kenaikan berat badan anak laki-laki lebih besar dari anak perempuan ABSTRACT YULIANA. Growth Pattern of children Aged 1 to 5 Year Old in Bogor. Under the supervision of BAMBANG SURYOBROTO and TARUNI SRI PRAWASTI. Every children have their own growth pattern. Anthropometri measurements can assess health status through a general growth pattern. Thus, it is important for Indonesia to have their own growth pattern description as reference.the purpose is this research is to know growth pattern of children aged 1 to 5 year old in Bogor. Probands are children aged 1 to 5 year old from Bogor. Anthropometric data taken are weight, and height. Data is taken horizontally, meaning that measurement to probands is done at once opportunity in Posyandu, Hospital, Play Group and Nursery School. Boys and girls growth pattern are showed at 50th percentile. Growth of boys and girls aged 1 to 5 years tends to increase. Height increases in boys is higher than girls. Weight increases in boys is bigger than girls.

3 POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH BOGOR Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Biologi Yuliana G DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

4 Judul : POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH BOGOR Nama : Yuliana NRP : G Menyetujui : Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Bambang Suryobroto Dra. Taruni Sri Prawasti NIP NIP Mengetahui : Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS NIP Tanggal lulus:

5 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-nya, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Maret 2005 sampai September 2005 bertempat di wilayah Bogor dan Laboratorium zoologi FMIPA IPB. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Pola Pertumbuhan dengan judul Pola Pertumbuhan Anak Usia 1-5 Tahun di Wilayah Bogor. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Bambang Suryobroto dan Ibu Dra Taruni Sri Prawasti atas bimbingan dan saran selama penelitian.terima kasih kepada Ibu Dr.dr Sri Budiarti atas kesediaannya sebagai penguji karya ilmiah pada ujian sidang. Terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kotamadya Bogor, Puskesmas Bogor Timur, Puskesmas Bogor Cikaret, Puskesmas Pulo Armin, Puskesmas Rangga Mekar, Puskesmas Sindang Rasa, Puskesmas Tanah Sareal, TK kartika III. TK Kartika III Yonif 36/GRD. Ungkapan terima kasih juga penulis haturkan kepada seluruh staf laboratorium Zoologi, teman-teman Biologi Angkatan 38 terutama Ane S, Evi, Fitri, Atik, Duty, Ane Empunk, Chynthia sp, WT, Hijrah, Ae, Rusdi, Sinyo, Kak Andre, Mas Kuncung, Mba Kanthi, Mba Ani dan Mba Titis atas saran, diskusi serta bantuannya dalam pengolahan data. Akhirnya, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ayah, Ama, Da Hen, Da Las, Nici, Ni Opuk, Ni oyuk, Ni Putri, Nisfa, Padly, Rey, tiara, anak-anak kos Permata Bunda, anak-anak kos Kiarvi, serta Bang Eddy atas dukungan, doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Februari 2006 Yuliana

6 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sungai Penuh pada tanggal 1 Oktober 1982 sebagai anak ke enam dari enam bersaudara, dari pasangan H. Arsil dan Rukiani. Tahun 2001 penulis lulus dari SMU Negeri 2 Sungai Penuh, Kerinci, Jambi dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Fakultas MIPA Departemen Biologi. Penulis melakukan Studi Lapang pada tahun 2003 mengenai Pemeliharaan dan Reproduksi Sapi Perah di PT. Fajar Taurus, bertempat di PT Fajar Taurus, Cicurug, Sukabumi. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum untuk mata kuliah Avertebrata pada tahun ajaran 2003/2004, Pada tahun 2003/2004 penulis sempat menjabat sebagai Sekretaris Himpunan Mahasiswa Biologi IPB (HIMABIO), dan sebagai anggota di BioWorld. Pada tahun yang sama penulis menjadi anggota kelompok pencinta alam OWA. Penulis aktif di bidang Organisasi BEM FMIPA IPB pada tahun 2002/2003 sebagai anggota. Beasiswa pendidikan pernah penulis peroleh dari PPA dan BBM.

7 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL...Viii DAFTAR GAMBAR... Viii DAFTAR LAMPIRAN...Viii PENDAHULUAN... 1 BAHAN DAN METODE... 1 Probandus... 1 Prosedur Antropometri... 1 Analisis Data... 2 HASIL... 2 Tinggi Badan... 2 Berat Badan... 4 PEMBAHASAN... 5 SIMPULAN... 6 SARAN... 6 DAFTAR PUSTAKA... 6 LAMPIRAN... 8

8 DAFTAR TABEL Halaman 1 Wilayah tempat tinggal probandus Jumlah probandus per kelompok per jenis kelamin Perbandingan tinggi badan anak Amerika dan anak Bogor pada persentil ke Perbandingan berat badan anak Amerika dan anak Bogor pada persentil DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Pola pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Perbandingan pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan Pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan perempuan Perbandingan pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan... 4 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Kuisioner penelitian (halaman pertama) Kuisioner penelitian (halaman kedua) Contoh formulir data pribadi dan hasil pengukuran pada data-base Lotus Approach Rincian jumlah probandus yang dianalisis berdasarkan lokasi pengambilan data Distribusi pekerjaan orang tua subyek Perbandingan data persentil berat badan anak perempuan hasil pengukuran dengan anak Amerika Perbandingan data persentil berat badan anak laki-laki hasil pengukuran dengan anak Amerika Perbandingan data persentil tinggi badan anak perempuan hasil pengukuran dengan anak Amerika Perbandingan data persentil tinggi badan anak laki-laki hasil pengukuran dengan Amerika Data sasaran puskesmas per kelurahan di kabupaten Bogor pada tahun

9 PENDAHULUAN Masa anak-anak merupakan salah satu tahap kehidupan setelah lahir yang dicapai lewat pertumbuhan dan perkembangan. Setiap anak mengikuti pola umum pertumbuhan badan di mana besar dan laju pertumbuhannya bisa saja berbeda karena faktor pertumbuhan yang mempengaruhi, seperti gen, hormon, kondisi lingkungan dan faktor sosial ekonomi berbeda. Penambahan massa tubuh berhubungan dengan peningkatan densitas tulang, peningkatan cardio-pulmonari, penambahan volume darah dan semakin bertambahnya jumlah sel darah merah (Bogin 1999). Sampai sekarang belum ada pola pertumbuhan yang dibuat berdasarkan data yang mewakili anak Indonesia (Jacob 1981). Jahari et al (1990) menambahkan acuan pola pertumbuhan anak Indonesia sejak pertengahan 1980-an menggunakan pola pertumbuhan anak Amerika (baku Harvard dan baku National Center for Health Statistics). Ayumi (2002) menjelaskan adanya perbedaan pola pertumbuhan anak Bogor dengan anak Amerika. Maka penting bagi Indonesia untuk memiliki pola pertumbuhan sendiri sebagai referensi. Puspita (2004) meneliti pola pertumbuhan anak usia 5-15 tahun di wilayah Bogor sedangkan data pola pertumbuhan anak usia 1-5 tahun di wilayah Bogor belum diketahui. Penelitian serupa oleh Husaini et al (1985) mengenai pertumbuhan anak sehat usia bulan berdasarkan berat dan tinggi badan mungkin telah usang karena perubahan sekular. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pola pertumbuhan anak usia 1-5 tahun di wilayah Bogor. METODE Pola pertumbuhan didapat lewat pengukuran secara antropometri dan dilukiskan dalam kurva pertumbuhan. Probandus Penelitian ini dilakukan terhadap 247 anak berusi 1-5 tahun, terdiri atas 111 anak lakilaki dan 136 anak perempuan. Probandus adalah anak TK Kartika III, TK Kartika Yonif 36/GRD, play group Lab school di kotamadya Bogor, dan posyandu-posyandu yang tersebar di wilayah Bogor. Pola pertumbuhan normal sebagai referensi diperoleh dari probandus yang sehat dan mendapatkan kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan optimal. Artinya diperlukan probandus dengan latar belakang sosial ekonomi di atas rata-rata. Pengeluaran rata-rata orang tua untuk makan per bulan adalah Rp ,00 Pengeluaran ini lebih besar daripada Upah Minimum Regional (UMR) bagi Kota dan Kabupaten Bogor yang digunakan sebagai rata-rata. Merujuk pada Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/ kep.1132/bangsos/2004 tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun Besar Upah Minimum Regional kota Bogor adalah Rp ,00. Sedangkan besar upah minimum regional kabupaten Bogor adalah Rp ,00. Tabel 1 Wilayah tempat tinggal probandus Jumlah Probandus Persentase (%) Wilayah Kotamadya Bogor Bogor Barat Bogor Selatan Bogor Tengah Bogor Timur Bogor Utara Tanah Sareal Kabupaten Bogor Ciomas Sukaraja Lainnya* Jumlah *) Kecamatan tidak diketahui Prosedur Antropometri Pengambilan data dilakukan dengan metode horizontal yang berarti pengukuran hanya dilakukan satu saat pada sejumlah besar probandus (Bogin 1999). Berat badan diukur dengan menggunakan timbangan badan berskala 0.5 kg. Probandus berdiri tanpa bantuan di tengah timbangan, santai tetapi tidak bergerak, dan pandangan lurus ke depan (Gibson 1993). Pengukuran tinggi badan menggunakan tongkat pengukur dan bidang vertikal sebagai bidang proyeksi. Probandus berdiri tegak, kaki rapat, lutut diluruskan, tumit, bokong, dan bahu menyentuh bidang vertikal, dan bidang Frankfurt berada dalam posisi horizontal. Bidang Frankfurt adalah garis khayal yang melintasi meatus auditory dan puncak tulang pembentuk rongga mata bagian bawah. Kemudian proyeksi puncak kepala ke bidang vertikal ditandai. Tanda

10 tersebut diukur dengan tongkat pengukur ke lantai. Usia probandus dicatat sebagai usia ketika pengukuran dan dimasukkan ke dalam satu kelompok usia berdasarkan ulang tahun terdekat. Dalam penelitian ini kisaran kelompok usia probandus adalah 1-5 tahun. Jumlah probandus per kelompok usia dan per jenis kelamin terangkum pada Tabel 2. Tabel 2 Jumlah probandus per kelompok dan per jenis kelamin Jenis Kelamin Kelompok usia Laki-laki Perempuan (tahun) (orang) (orang) Jumlah Pengumpulan data dilakukan pada bulan Februari 2005 hingga Juni pertumbuhan tinggi badan dari usia 3 tahun ke usia 4 tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 9.62 cm/tahun. Selanjutnya laju pertumbuhan tinggi badan dari usia 4 tahun ke usia 5 tahun turun menjadi 7.61 cm/tahun. Rata-rata tinggi badan anak laki-laki pada usia 1 tahun sebesar cm, usia 2 tahun sebesar cm, usia 3 tahun sebesar cm, usia 4 tahun sebesar cm dan usia 5 tahun sebesar cm. Pada anak laki-laki pertumbuhan tinggi badan dari usia 3 tahun ke usia 4 tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 9.56 cm/tahun. Kemudian laju pertumbuhan tinggi badan dari usia 4 tahun ke usia 5 tahun turun menjadi 8.94 cm/tahun (Gambar 1). Rata-rata tinggi badan anak laki-laki pada usia yang sama berada di atas anak perempuan. Jika dibandingkan rata-rata laju pertumbuhan anak perempuan dan laju petumbuhan anak laki-laki adalah hampir sama (Gambar 2). Analisis Data AVAS (Tibshirani 1988 & Tango 1998) digunakan untuk menentukan nilai-nilai persentil tinggi badan dan berat badan untuk setiap kelompok usia. Pola pertumbuhan diperoleh dengan cara menghubungkan nilai median dari tahun ke tahun. Analisis dilakukan dengan menggunakan program R (R Development Core Team 2004). Analisis data dilakukan di Laboratorium Zoologi, Departemen Biologi, FMIPA, IPB. HASIL Tinggi Badan Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan dan anak laki-laki usia 1 sampai dengan 5 tahun terdapat pada gambar 1. Gambar 2 menunjukkan perbandingan tinggi badan keduanya. Rata-rata tinggi badan anak perempuan pada usia 1 tahun sebesar cm, usia 2 tahun sebesar cm, usia 3 tahun sebesar cm, usia 4 tahun sebesar cm dan usia 5 tahun sebesar cm (Gambar 1). Pada anak perempuan

11 Anak Perempuan Anak Laki-laki Tinggi Badan (cm) Tinggi Badan (cm) Umur (tahun) Umur (tahun) 5 Gambar 1 Pola pertumbuhan tinggi badan anak perempuan dan anak laki-laki Anak Balita Tinggi Badan (cm) Laki-laki.50 Perempuan Umur (tahun) Gambar 2 Perbandingan pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan anak perempuan

12 Berat Badan Pola pertumbuhan berat badan anak lakilaki dan perempuan dilukiskan pada gambar 3. Gambar 4 menunjukkan perbandingan keduanya. Pada gambar 3 terlihat bahwa ratarata berat badan anak perempuan pada usia 1 tahun sebesar 9.02 kg, usia 2 tahun sebesar kg, usia 3 tahun sebesar kg, usia 4 tahun sebesar kg dan usia 5 tahun sebesar kg. Pada anak perempuan peningkatan berat badan dari usia 1 tahun ke usia 2 tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 1.49 kg/tahun. Kemudian laju pertumbuhan berat badan dari usia 2 tahun ke usia 3 tahun naik menjadi 2.05 kg/tahun. Pada usia 3 tahun ke usia 4 tahun pertumbuhan berat badan meningkat pesat dengan laju pertumbuhan Anak Perempuan sebesar 2.78 kg/tahun. Selanjutnya laju pertumbuhan berat badan dari usia 4 tahun ke usia 5 tahun turun menjadi 2.53 kg/tahun. Rata-rata berat badan anak laki-laki pada usia 1 tahun sebesar 9.64 kg, usia 2 tahun sebesar kg, usia 3 tahun sebesar kg, usia 4 tahun sebesar kg dan usia 5 tahun sebesar kg (Gambar 3). Pada anak laki-laki peningkatan berat badan dari usia 3 tahun ke usia 4 tahun dengan laju pertumbuhan sebesar 2.43 kg/tahun. Selanjutnya dari usia 4 tahun ke usia 5 tahun kurva ini terus meningkat dengan laju pertumbuhan menjadi 3.29 kg/tahun. Gambar 4 menunjukkan bahwa rata-rata berat badan anak laki-laki pada setiap usia lebih besar dibandingkan dengan anak perempuan. Anak Laki-laki Berat Badan (kg) Berat Badan (kg) Umur (tahun) Umur (tahun) Gambar 3 Pola pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan perempuan Anak Balita Berat Badan (kg) Laki-laki.50 Perempuan Umur (tahun) Gambar 4 Perbandingan pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak perempuan

13 Perbandingan tinggi badan dan berat badan anak Bogor dengan anak Amerika Data berat badan dan tinggi badan anak laki-laki hasil pengukuran dengan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) 2000 terdapat pada tabel 3 dan tabel 4 Berdasarkan persentil 50 tinggi badan anak Bogor lebih rendah dibandingkan dengan anak Amerika. Sama halnya dengan tinggi badan, berat badan anak Bogor berada di bawah anak Amerika Serikat. Tabel 3 Perbandingan tinggi badan anak Amerika dan anak Bogor pada persentil ke-50 Persentil ke 50 Umur Anak Amerika Anak Bogor L P L P Tabel 4 Perbandingan berat badan anak Amerika dan anak Bogor pada persentil ke-50 Persentil ke 50 Umur Anak Amerika Anak Bogor L P L P PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan suatu fenomena kompleks yang dipengaruhi bukan saja oleh hormon pertumbuhan dan somatomedin tetapi juga oleh hormon tiroid, androgen, estrogen, glukokortikoid dan insulin. Sedangkan makanan merupakan faktor ekstrinsik berupa protein, vitamin dan mineral. Menurut Puspita (2004) pada anak usia 5 sampai 15, pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki dan perempuan melaju secara konstan sampai usia 12 tahun. dengan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 6.14 cm/tahun terjadi menjelang umur 15 tahun. Setelah itu anak laki-laki mengalami peningkatan pertumbuhan sementara anak perempuan pertumbuhannya melambat. Pada penelitian ini laju pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki melebihi anak perempuan yang digambarkan pada persentil 50. Abunain (1990) melaporkan bahwa anak laki-laki lebih tinggi dibandingkan anak perempuan. Tinggi badan sangat berhubungan dengan panjang tulang di mana hipotalamus mengontrol pituitari anterior untuk menskresikan hormon pertumbuhan dan hati untuk mensekresikan IGF-I (insuline-like growth faktor I). GH (Growth Hormon) bekerja di permukaan membran sel karena berupa peptida dengan reseptornya yang disebut Growth Hormon Reseptor (GHR). Oleh karena GH (Growth Hormon) adalah hormon peptida, maka reseptornya ada di permukaan sel yang merupakan superfamili dari reseptor sitokinin. Pada prinsipnya, ikatan antara GH dengan reseptornya mengakibatkan aktivasi enzim seperti fosforilasi yang dilakukan oleh enzim kinase dengan cara memindahkan gugus fosfat atau menambahkan gugus fosfat. Hal ini mengakibatkan timbulnya reaksi intrasel sehingga berpengaruh terhadap metabolisme dan fungsi sel (Granner 2003). Laju pertumbuhan berat badan anak lakilaki usia 4-5 tahun mengalami peningkatan sementara anak perempuan mengalami penurunan pada usia yang sama. Hal ini disebabkan oleh anak laki-laki mempunyai rata-rata laju metabolisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan (Watson & Lowrey 1951) dan massa jaringan termasuk cairan tubuh anak laki-laki lebih besar daripada anak perempuan (Abunain 1980). Selain itu hormon tiroksin yang dihasilkan dari kelenjar tiroid secara langsung mempengaruhi enzim-enzim yang berhubungan dengan proses metabolisme makanan. Peranan tiroksin dapat terlihat bila anak yang mengalami kelainan kelenjar tiroid akan mengalami gangguan pertumbuhan (Ganong 2002). Epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenalis berfungsi membantu mobilisasi glikogen untuk menyediakan energi serta efek-efeknya juga mempengaruhi metabolisme protein dan lemak serta hormon lain sehingga berpengaruh pada berat badan (Guyton 1995). Tinggi badan yang kurang pada anak dapat disebabkan gizi kurang yang berhubungan dengan penurunan massa tubuh tanpa lemak, dan berkurangnya massa otot. Tinggi badan berlebih dapat disebabkan gangguan endokrin karena hormon pertumbuhan yang berlebihan. Kurva pertumbuhan berat anak laki-laki dan perempuan menunjukkan adanya beberapa probandus yang mempunyai berat di atas persentil Hal ini berarti probandus

14 tersebut mempunyai berat badan paling besar diantara anak dalam kelompok usianya. Obesitas berkaitan dengan kondisi akumulasi lemak dalam tubuh dimana besarnya jumlah sel lebih tinggi daripada kondisi normal. Aktivitas fisik anak-anak meningkat pada masa ini, sehingga apabila pemasukan kalori yang berlebih dan tidak diimbangi kegiatan fisik akan mempermudah terjadinya kelebihan berat badan akibat menumpuknya lemak (Wirakusumah ES 1994). Obesitas berkaitan dengan frekuensi makan di mana insulin dapat berperan sebagai penghambat enzim lipase yang memecah lemak, sehingga makin banyak insulin yang disekresikan makin besar hambatan pada aktivitas enzim lipase. Akibatnya makin banyak lemak yang ditimbun. Berdasarkan hasil penelitian terdapat juga beberapa probandus yang berada di bawah 0.03 merupakan individu yang mempunyai berat badan paling kecil di antara individu dalam kelompok usianya. Hal ini diakibatkan oleh masukan kalori yang lebih kecil dibandingkan kalori yang digunakan sehingga menyebabkan berat badan berkurang. Selain itu juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lain, seperti aktivitas fisik, penyakit dan hormonal. CDC (Centers for Disease Control and Prevention) 2000 merupakan hasil revisi dari NCHS 1997 menyediakan perkiraan pertumbuhan dan ukuran yang lebih baik, penggunaannya lebih menyeluruh, secara klinis dapat digunakan untuk mengakses suatu populasi, observasi data secara statistik dan digunakan untuk memperoleh data antropometrik (Kuczmarski et al 2002). Berdasarkan perbandingan data persentil hasil pengukuran dengan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) 2000, pada persentil 50 menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan dan berat badan anak Bogor lebih rendah dibandingkan dengan anak Amerika. Hal ini berarti anak usia 1-5 tahun hasil penelitian ini mempunyai berat badan dan tinggi badan yang lebih kecil dari berat badan dan tinggi badan anak Amerika pada persentil yang sama. Perbedaan besar perumbuhan ini disebabkan besar oleh faktor nutrisi, ras, genetik, pola hidup dan paling dominan adalah tingkat sosial ekonomi. Pertumbuhan berat badan dan tinggi badan anak Bogor lebih rendah dibandingkan pertumbuhan berat badan dan tinggi badan anak Amerika Serikat. Sesuai dengan Abunain (1980) bahwa grafik pertumbuhan anak-anak Indonesia dari hasil pengukuran yang di anggap normal mempunyai pola yang sama sekalipun berada di bawah standar Amerika Serikat. Dalam penelitian ini rata-rata pengeluaran orang tua untuk makan lebih besar daripada upah minimum bagi Kota dan Kabupaten Bogor. Hal ini berarti probandus mempunyai latar belakang sosial ekonomi yang cukup untuk pertumbuhan optimal. Karena itu pola pertumbuhan mereka dapat dijadikan sebagai referensi untuk menilai status gizi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Rata-rata berat badan anak perempuan pada usia 1 tahun sebesar 9.02 kg, usia 2 tahun sebesar kg, usia 3 tahun sebesar kg, usia 4 tahun sebesar kg dan usia 5 tahun sebesar kg. Laju pertumbuhan tinggi badan anak perempuan sebesar 9.62 cm/tahun terjadi dari usia 3-4 tahun. Sementara pertumbuhan tinggi badan anak laki-laki pada usia yang sama terus meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi sebesar 9.56 cm/tahun. Dari usia 4 tahun ke usia 5 tahun baik anak laki-laki maupun anak perempuan mengalami penurunan laju pertumbuhan tinggi badan. Rata-rata berat badan anak laki-laki pada usia 1 tahun sebesar 9.64 kg, usia 2 tahun sebesar kg, usia 3 tahun sebesar kg, usia 4 tahun sebesar kg dan usia 5 tahun sebesar kg. Pertumbuhan berat badan anak laki-laki dan anak-anak perempuan usia 1-5 tahun Bogor relatif sama. Terdapat perbedaan pada anak perempuan usia 4-5 laju pertumbuhan turun menjadi 2.53 kg/tahun. Sementara anak laki-laki pada usia yang sama mengalami peningkatan laju pertumbuhan menjadi 3.29 kg/tahun. Saran Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan penambahan jumlah probandus agar didapat data lebih representatif dan akurat. DAFTAR PUSTAKA [Anonim].2004.Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/kep.1132/ Bangsos/2004 tentang penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Barat Tahun Abunain D.1980.Penggunaan Antropometri untuk Penilaian Keadaan Gizi di Indonesia. Bogor:Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

15 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Abunain D.1990.Aplikasi antropometri sebagai alat ukur status gizi di Indonesia. Gizi Indonesia 14(2): Ayumi NA.2002.Pola pertumbuhan tinggi badan, berat badan dan indeks massa tubuh anak Bogor usia 5 sampai 15 tahun [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Bogin B Patterns of Human Growth. Ed ke-2. Cambridge:Cambridge University Press. Cunningham JG.2002.Textbook of Veterinary physiology Third edition. W.B. Saunders Company. Philadelphia Ganong WF Fisiologi Kedokteran. Irawati et al,+ penerjemah: Widjajakusumah, editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. Terjemahan: Review of Medical Physiology. Gibson RS Nutritional Assesment: A Laboratory Manual. New York: Oxford University Press. Granner DK.2003.Biokimia Harper. Ed ke-25. EGC Jakarta. Husaini YK et al Pertumbuhan anak sehat berumur 12 sampai 60 bulan berdasarkan berat dan tinggi badan. Gizi Indonesia X(1): Jacob Norma Pertumbuhan untuk Indonesia. Berkala I lmu Kedokteran Gadjah Mada Jilid 13.Cetak ulang dalam Antropologi Biologis. Indriati E,editor. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jahari et al Perbandingan baku Harvard dan baku WHO-NCHS: suatu kajian aplikasi analisis terhadap subset data PSG. Gizi Indonesia 14(2): Jalal F, Soekirman Pemanfaatan antropometri sebagai indikator sosial ekonomi. Gizi Indonesia 14(2): Kuczmarski et al CDC growth charts for the United States: metods an development. Vital Health Stat 11(246). Puspita T Pola pertumbuhan tinggi badan, berat badan dan indeks massa tubuh anak bogor usia 5 sampai 15 tahun [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Tango T Estimation of age spesific reference ranges via smoother AVAS. Statistics in Medicine 17 : Tibshirani R Estimating optimal transformation for regression via additivity and variance stabilization. J Am Statist Assoc 83: Watson EH, Lowrey GH Growth and Development of Children. Ed ke-2. USA: Year Book. Wirakusumah ES Cara aman dan efektif menurunkan berat badan. Jakarta : Gramedia Pustak Utama.

16 LAMPIRAN

17 Lampiran 1 Kuisioner penelitian (halaman pertama) DATA PRIBADI Nama : Jenis Kelamin : Tempat & Tanggal Lahir : Anak ke- : dari bersaudara Alamat Lengkap : Kelurahan : Kecamatan : Telepon : Pemberian asi sampai usia : bulan Penyakit (jika ada) : Frekuensi makan per hari : kali Nama ayah : Tempat & Tanggal lahir ayah/umur ayah : Suku ayah : Pekerjaan ayah : Pendidikan tertinggi ayah : Penyakit ayah (jika ada) : Tinggi badan ayah : Berat badan ayah : Suku kakek dari pihak ayah : Tempat lahir/asal kakek dari pihak ayah : Suku nenek dari pihak ayah : Tempat lahir/asal nenek dari pihak ayah : Nama ibu : Tempat & Tanggal lahir ibu/umur ibu : Suku ibu : Pekerjaan ibu : Pendidikan tertinggi ibu : Penyakit ibu (jika ada) : Tinggi badan ibu : Berat badan ibu : Suku kakek dari pihak ibu : Tempat lahir/asal kakek dari pihak ibu : Suku nenek dari pihak ibu : Tempat lahir/asal nenek dari pihak ibu : Pengeluaran keluarga per bulan untuk makan : Tanda tangan orang tua *) coret yang tidak perlu

18 Lampiran 2 Kuisioner penelitian (halaman kedua) DATA HASIL PENGUKURAN Pengukur : Fnum : Pencatat : ID num : Tanggal : Waktu : Berat Badan (BB) : Tinggi Badan (TB) : Tinggi Duduk (TD) : Panjang Lengan Atas (PLA) : Panjang Lengan Bawah (PLB) : Panjang Paha (PP) : Panjang Betis (PB) : Lingkar Lengan Atas (LLA) : Tebal Lipatan Kulit Trisep (TLKT) : Lebar Siku (LS) : Memo :

19 Lampiran 3 Contoh formulir data pribadi dan hasil pengukuran pada data-base Lotus Approach DATA PRIBADI IDNUM FNUM 1 PA01 Nama Jenis Kelamin Ananda Maulana L Anak ke Dari Bersaudara 1 1 Tgl Pengukuran 2/12/2005 Tempat Lahir Tanggal Lahir Bogor 12/20/2002 Usia akhir pemberian as 24 Penyakit - Tempat pengukuran Pusk. Pulo Armin Frekuensi makan per hari (kali) 3 Alamat Gg. Limus Kelurahan Tajur Kecamatan Bogor Timur Telepon - Nama ayah Kurnia Tempat lahir aya Bogor Tanggal Lahir ayah 7/19/1971 Pekerjaan ayah Buruh Suku ayah Sunda Pendidikan Tertinggi ayah SMP Penyakit ayah (jika ada) - Tinggi Badan ayah (cm) 170 Berat Badan ayah (kg) 70 Suku nenek dari pihak ayah Sunda Asal nenek dari pihak ayah Bogor Suku kakek dari pihak ayah Sunda Asal kakek dari pihak ayah Bogor Nama Ibu Holisoh Tempat lahir ibu Bogor Tanggal lahir ibu 7/9/1980 Pekerjaan ibu Rumah Tangga Suku Ibu Sunda Pendidikan tertinggi ibu SD Penyakit ibu (jika ada) - Tinggi badan ibu (cm) 160 Berat badan ibu (kg) 60 Suku kakek dari pihak ibu Sunda Asal kakek dari pihak ibu Bogor Suku nenek dari pihak ibu Sunda Asal nenek dari pihak ibu Bogor pengeluaran keluarga per bulan DATA HASIL PENGUKURAN Tinggi Badan (cm) 85.2 Panjang Paha 24.6 Berat Badan (kg) 11 Tinggi Duduk 48.6 Panjang Betis 18.1 Lingkar Lengan Atas 15 Panjang Lengan Atas 16 Tebal Lipatan Kulit 8.5 Panjang Lengan Bawah 13 Lebar Siku 4.5

20 Lampiran 4 Rincian jumlah probandus yang dianalisis berdasarkan lokasi pengambilan data Jenis Kelamin Lokasi Laki-laki Perempuan Pengukuran (orang) (orang) Puskesmas Pulo Armin 12 9 Puskesmas Cikaret 6 10 RS Melania 2 4 TK Kartika III TK Kartika Yonif 36/GRD Lab School 8 8 Puskesmas Bogor Timur Puskesmas Rangga Mekar 3 5 Puskesmas Sindang Rasa 9 4 Puskesmas Tanah Sareal 4 12 Jumlah

21 Lampiran 5 Distribusi pekerjaan orang tua subyek. Pekerjaan Jumlah Persentase Swasta dan pegawai swasta Buruh Wiraswasta TNI AD Karyawan PNS Dosen ABRI Guru POLRI Salesman Pengemudi Lainnya* Jumlah *Pekerjaan tidak diketahui

22 Lampiran 6 Perbandingan data persentil berat badan anak perempuan hasil pengukuran dengan anak Amerika Berat badan anak perempuan hasil pengukuran Percentile Age Berat badan anak perempuan Amerika (Kuczmarski et al.2002) Percentile Age

23 Lampiran 7 Perbandingan data persentil berat badan anak laki-laki hasil pengukuran dengan anak Amerika Berat badan anak laki-laki hasil pengukuran Percentile Age Berat badan anak laki-laki Amerika (Kuczmarski et al.2002) Percentile Age

24 Lampiran 8 Perbandingan data persentil tinggi badan anak perempuan hasil pengukuran dengan anak Amerika Tinggi badan anak perempuan hasil pengukuran Percentile Age Tinggi badan anak perempuan Amerika (Kuczmarski et al.2002) Percentile Age

25 Lampiran 9 Perbandingan data persentil tinggi badan anak laki-laki hasil pengukuran dengan anak Amerika Tinggi badan anak laki-laki hasil pengukuran Percentile Age Tinggi badan anak laki-laki Amerika (Kuczmarski et al.2002) Percentile Age

26 Lampiran 10 Data sasaran puskesmas per kelurahan di kabupaten Bogor pada tahun 2005 DATA SASARAN TAHUN 2005 No PUSKESMAS KELURAHAN BALITA BAYI BUMIL BULIN NEO NATAL 1 Tanah Sareal Tanah Sareal Pondok Rumput Kebon Pedes Kedung Badak Kedung Badak Kedung Waringin Kedung Jaya PKM BADAK Kayu Manis Kayu Manis Kencana Cibadak Pusk Kayu Manis Mekarwangi Mekarwangi Sukaresmi Sukadamai Pusk Mekarwangi KEC TANAH SAREAL Bogor Timur Baranang Siang Katulampa Pusk Bogor Timur Pulo Armin Tajur Sindang Sari Sindang Rasa Sukasari Pusk Pulo Armin KEC BOGOR TIMUR Boteng Pabaton Cibogor Pusk Bogor Tengah Sempur Sempur Babakan Tegallega Pusk Sempur Gudang Paledang Pusk Gang Aut Belong Babakan Pasar Merdeka Ciwaringin Panaragan Kebon Kelapa Pusk Merdeka KEC BOGOR TENGAH Bogor Selatan Batutulis Mulyahardja Ranggamekar Pamoyanan PUSK BOSEL Cipaku Cipaku Genteng Rancamaya Kertamaya Bojokerta

27 No PUSKESMAS KELURAHAN BALITA BAYI BUMIL BULIN NEO NATAL 15 Lawang Gintung Lw Gintung Pakuan Muarasari Harjasari PUSK LW GINTUNG Bondongan Bondongan Empang Cikaret PUSK BONDONGAN KEC BOGOR SELATAN Gang Kelor Menteng Cilendek Barat Cilendek Timur PUSK GANG KELOR Semplak Semplak Curug Curug Mekar PUSK SEMPLAK Pancasan Psr Jaya Psr Kuda PANCASAN Psr Mulya Psr Mulya Gng Batu Loji PUSK PASIR MULYA Sindang Barang Sd Barang Margajaya Blb Jaya Bubulak Situ Gede PUSK SINDANG BARANG KEC BOGOR BARAT Bogor Utara Tanah Baru Cimahpar Cibuluh PUSK BOUT Tegal Gundil Bantarjati Tegal Gundil PUSK TEGAL GUNDIL Warung Jambu Ciparigi Kedung Halang Ciluar PUSK WARUNG JAMBU KEC BOGOR UTARA KOTA BOGOR

REKAPITULASI KARTU INVENTARIS BARANG PEMERINTAH KOTA BOGOR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 AUDITED

REKAPITULASI KARTU INVENTARIS BARANG PEMERINTAH KOTA BOGOR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 AUDITED REKAPITULASI KARTU INVENTARIS BARANG PEMERINTAH KOTA BOGOR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2016 AUDITED GOLONGAN ASET TETAP NO NAMA OPD TANAH PERALATAN DAN MESIN GEDUNG DAN BANGUNAN JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN

Lebih terperinci

Penduduk dan Ketenagakerjaan/Population and Employment Penduduk dan Ketenagakerjaan/ Population and Employment

Penduduk dan Ketenagakerjaan/Population and Employment Penduduk dan Ketenagakerjaan/ Population and Employment 3 Penduduk dan Ketenagakerjaan/ Population and Employment Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 2013 71 72 Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 2013 PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Penduduk Kota

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BOGOR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA PENDUDUK DAN TENAGA KERJA Penduduk Kota Bogor pada tahun terdapat sebanyak 1.004.831 orang yang terdiri atas 510.884 orang laki-laki dan sebanyak 493.947 perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2011 jumlah

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN REMAJA USIA 15 SAMPAI 20 TAHUN DI WILAYAH BOGOR. Oleh : Hijrah Satria Eka Putra G

POLA PERTUMBUHAN REMAJA USIA 15 SAMPAI 20 TAHUN DI WILAYAH BOGOR. Oleh : Hijrah Satria Eka Putra G POLA PERTUMBUHAN REMAJA USIA 15 SAMPAI 20 TAHUN DI WILAYAH BOGOR Oleh : Hijrah Satria Eka Putra G34101022 PROGRAM STUDI BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005

Lebih terperinci

LAPORAN TAHAPAN REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

LAPORAN TAHAPAN REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 LAPORAN TAHAPAN REKAPITULASI PENGHITUNGAN PEROLEHAN SUARA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR Jl. Loader No. 7 Bogor Hal. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN DI WILAYAH KARAWANG CARWAN HERMAWAN

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN DI WILAYAH KARAWANG CARWAN HERMAWAN POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 4 SAMPAI 13 TAHUN DI WILAYAH KARAWANG CARWAN HERMAWAN DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 ABSTRAK CARWAN HERMAWAN.

Lebih terperinci

PP 2/1995, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BOGOR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR. Presiden Republik Indonesia,

PP 2/1995, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BOGOR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR. Presiden Republik Indonesia, PP 2/1995, PERUBAHAN BATAS WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BOGOR DAN KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BOGOR Menimbang: Presiden Republik Indonesia, a. bahwa meningkatnya perkembangan pembangunan di Propinsi

Lebih terperinci

ANALISIS POLA PENYEBARAN SPASIAL PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (Studi Kasus: Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor tahun )

ANALISIS POLA PENYEBARAN SPASIAL PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (Studi Kasus: Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor tahun ) ANALISIS POLA PENYEBARAN SPASIAL PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (Studi Kasus: Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor tahun 27-211) WISNU PANATA PRAJA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN DI WILAYAH BOGOR

POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN DI WILAYAH BOGOR POLA PERTUMBUHAN BADAN BAYI USIA 0 HINGGA 12 BULAN DI WILAYAH BOGOR Oleh : Adisty Wulandari G34102043 DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 ABSTRAK

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 1 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 1 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 1 SERI D PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a.

Lebih terperinci

Sumberdaya Air dan Irigasi/Water Resources and Irrigation Sumberdaya Air dan Irigasi/ Water Resources and Irrigation

Sumberdaya Air dan Irigasi/Water Resources and Irrigation Sumberdaya Air dan Irigasi/ Water Resources and Irrigation 8 Sumberdaya Air dan Irigasi/ Water Resources and Irrigation Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 2013 307 308 Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 2013 SUMBERDAYA AIR DAN IRIGASI PDAM

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN HANNA WIDIASTUTY

POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN HANNA WIDIASTUTY 1 POLA PERTUMBUHAN ANAK USIA 1-5 TAHUN DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN JAKARTA SELATAN HANNA WIDIASTUTY DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuisioner jangka reproduksi (probandus usia tahun)

Lampiran 1 Kuisioner jangka reproduksi (probandus usia tahun) LAMPIRAN 34 35 Lampiran 1 Kuisioner jangka reproduksi (probandus usia 35 70 tahun) KUISIONER JANGKA REPRODUKSI PADA WANITA DI KAB. CIREBON DATA PRIBADI Tgl :... FNUM:... Nama Lengkap :... Tempat dan Tanggal

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 56 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 56 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BOGOR Nomor 56 Tahun 2016 Seri D Nomor 1 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Z = HASIL DAN PEMBAHASAN

Z = HASIL DAN PEMBAHASAN 1 D adalah himpunan daerah Bogor yang terdiri dari 68 desa/kelurahan di Kota Bogor. 2 Mengonversi himpunan daerah tersebut ke dalam matriks di MATLAB. 3 Menentukan daerah R menggunakan MBR (Minimum Bounding

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR,

PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Larnpiran 1 Nama kelurahanldesa di Kota Bogor pada tahun 2005 No. Nama Kecamatan Nama Kelurahan 1 Bogor Selatan 1. Mulyaharia 2. pamoya"an 3.

Larnpiran 1 Nama kelurahanldesa di Kota Bogor pada tahun 2005 No. Nama Kecamatan Nama Kelurahan 1 Bogor Selatan 1. Mulyaharia 2. pamoyaan 3. Larnpiran 1 Nama kelurahanldesa di Kota Bogor pada tahun 2005 No. Nama Kecamatan Nama Kelurahan 1 Bogor Selatan 1. Mulyaharia 2. pamoya"an 3. Ranggamekar 4. Genteng 5. Kertamaya 6. Rancamaya 7. Bojongkerta

Lebih terperinci

DATA PRIBADI :... :... bulan

DATA PRIBADI :... :... bulan LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner data pribadi probandus INSTITUT PERTANIAN BOGOR Gedung Fapet Lt. 5 Wing 1 Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga, 16680 Telp/fax. (0251) 8622833 PENELITIAN JANGKA REPRODUKSI PADA

Lebih terperinci

Rencana Tahun Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif. total 5.9 km, sisa 2.1 km x ROW 35 = m2. 55,125,000,000 APBD Kota

Rencana Tahun Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif. total 5.9 km, sisa 2.1 km x ROW 35 = m2. 55,125,000,000 APBD Kota RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN 2014 DAN PERKIRAAN MAJU TAHUN 2015 KOTA BOGOR Urusan / Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan URUSAN PEKERJAAN UMUM Program Pembangunan Jalan, Jembatan dan Drainase Pembebasan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR Nomor 4 Tahun 2014 Seri D Nomor 2 PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BOGOR. Laporan. Survey Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT (EHRA) Kota Bogor.

PEMERINTAH KOTA BOGOR. Laporan. Survey Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT (EHRA) Kota Bogor. PEMERINTAH KOTA BOGOR Laporan Survey Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT (EHRA) Kota Bogor Desember 2014 Oleh : 1 KATA PENGANTAR Sanitasi sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Overweight Overweight (kelebihan berat badan atau kegemukan) didefinisikan sebagai berat badan di atas standar. Pengertian lainnya overweight adalah kelebihan berat

Lebih terperinci

(M.4) KLUSTERING DATA SPASIAL MULTIVARIAT DENGAN MODEL BASED CLUSTERING

(M.4) KLUSTERING DATA SPASIAL MULTIVARIAT DENGAN MODEL BASED CLUSTERING (M.4) KLUSTERING DATA SPASIAL MULTIVARIAT DENGAN MODEL BASED CLUSTERING I GedeNyomanMindra Jaya 1) Bertho Tantular 1) SiskaAriani Efendi 2) 1)Dosen Program Studi StatistikaFMIPA UNPAD 2)Alumnus Program

Lebih terperinci

Energi/Energy Energi/ Energy

Energi/Energy Energi/ Energy 7 Energi/ Energy Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 287 288 Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures E N E R G I Sampai dengan tahun 2011 jumlah trafo yang terpasang di Kota Bogor ada sebanyak

Lebih terperinci

HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR

HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR HUBUNGAN MORBIDITAS DAN STIMULASI DENGAN TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA BERSTATUS GIZI BAIK DAN PENDERITA KURANG ENERGI PROTEIN (KEP) DI KOTA BOGOR Yulia Rimawati PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

Non e-proc 15Pemb. Saluran Pembuangan Air Hujan Permukiman Kel. Bantarjati Bantarjati Non e-proo

Non e-proc 15Pemb. Saluran Pembuangan Air Hujan Permukiman Kel. Bantarjati Bantarjati Non e-proo RENCANA UMUM PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2011 DINAS PENGAWASAN BANGUNAN DAN PERMUKIMAN No. Kecamatan Bogor Utara Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan { Kelurahan ) Prakiraan Biaya (Rp.) Keterangan 1 Perbaikan'Jalan

Lebih terperinci

SPATIAL OUTLIER DETECTION BERDASARKAN POLIGON DESA PADA DATA PEMILIHAN WALIKOTA BOGOR HUDANUL HAFIIZH

SPATIAL OUTLIER DETECTION BERDASARKAN POLIGON DESA PADA DATA PEMILIHAN WALIKOTA BOGOR HUDANUL HAFIIZH SPATIAL OUTLIER DETECTION BERDASARKAN POLIGON DESA PADA DATA PEMILIHAN WALIKOTA BOGOR HUDANUL HAFIIZH DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

Penentuan Pusat-pusat Kegiatan Baru sebagai Alternatif untuk Mengurangi Kemacetan Kota Bogor

Penentuan Pusat-pusat Kegiatan Baru sebagai Alternatif untuk Mengurangi Kemacetan Kota Bogor ISSN 2549-3922 EISSN 2549-3930 Journal of Regional and Rural Development Planning Oktober 2017, 1 (3): 287-297 DOI: http://dx.doi.org/10.29244/jp2wd.2017.1.3.287-297 Penentuan Pusat-pusat Kegiatan Baru

Lebih terperinci

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc

MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc MENGENAL PARAMETER PENILAIAN PERTUMBUHAN FISIK PADA ANAK Oleh: dr. Kartika Ratna Pertiwi, M. Biomed. Sc Pendahuluan Pernahkah anda mengamati hal-hal penting apa sajakah yang ditulis oleh dokter pada saat

Lebih terperinci

LAPORAN TAHAPAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DITEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

LAPORAN TAHAPAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DITEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 LAPORAN TAHAPAN PEMUNGUTAN DAN PENGHITUNGAN SUARA DITEMPAT PEMUNGUTAN SUARA PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014 KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR Jl. Loader No. 7 Bogor Hal. 1 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menimbulkan peningkatan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menimbulkan peningkatan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Peningkatan jumlah penduduk di perkotaan menimbulkan peningkatan kebutuhan perumahan, yang berakibat juga pada harga tanah di perkotaan yang semakin tinggi. Selama ini

Lebih terperinci

Geografis/ Geographical

Geografis/ Geographical 1 Geografis/ Geographical Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 2013 1 2 Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 2013 GEOGRAFIS Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106 o 48 BT dan

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN PRIA USIA 4 SAMPAI 21 TAHUN DI SUKU BADUY, DESA KANEKES, KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK, BANTEN I N D R A

POLA PERTUMBUHAN PRIA USIA 4 SAMPAI 21 TAHUN DI SUKU BADUY, DESA KANEKES, KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK, BANTEN I N D R A POLA PERTUMBUHAN PRIA USIA 4 SAMPAI 21 TAHUN DI SUKU BADUY, DESA KANEKES, KECAMATAN LEUWIDAMAR, KABUPATEN LEBAK, BANTEN I N D R A DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini adalah anak yang sedang berada dalam rentang usia 0-8 tahun yang merupakan sosok individu yang sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.

Lebih terperinci

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI 1 KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI Oleh: FRISKA AMELIA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 1.5 Manfaat Penelitian 1. Di bidang akademik / ilmiah : meningkatkan pengetahuan dengan memberikan informasi bahwa ada hubungan antara kadar serum ferritin terhadap gangguan pertumbuhan pada talasemia

Lebih terperinci

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN

ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN ANTROPOMETRI pada ANAK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antropometri merupakan ukuran dari tubuh. Pengukuran antropometri merupakan data referensi untuk mengevaluasi dan mencatat pertumbuhan anak. Hal

Lebih terperinci

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA

ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA ANALISIS AKTIVITAS FISIK, KONSUMSI PANGAN, DAN STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PEKERJA WANITA DI INDUSTRI KONVEKSI FARAH AZIIZA PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA Rp NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp.

DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN ALOKASI HIBAH YANG DITERIMA Rp NO NAMA PENERIMA ALAMAT PENERIMA JUMLAH (Rp. LAMPIRAN III PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR : 5 Tahun 2016 TANGGAL : 08 Januari 2016 TENTANG : PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR NAMA PENERIMA, ALAMAT DAN BESARAN

Lebih terperinci

POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA.

POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA. POLA PEMBERIAN SUSU FORMULA DAN KONSUMSI ZAT GIZI ANAK USIA DI BAWAH DUA TAHUN (BADUTA) PADA KELUARGA IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA Djuwita Andini PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE

ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 6-12 TAHUN DI SD SUKASARI I BANDUNG PERIODE 2006-2007 Silvia Susanti, 2008. Pembimbing I : Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : July Ivone, dr., MS.

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI STUDI

IV. KEADAAN UMUM LOKASI STUDI IV. KEADAAN UMUM LOKASI STUDI 4.1. Batas Administrasi Kota Bogor terletak pada 106º43 30-106º51 00 Bujur Timur dan 6º30 30-6º41 00 Lintang Selatan. Kota Bogor berjarak sekitar 60 km dari Ibu Kota Negara

Lebih terperinci

POLA PERTUMBUHAN BESAR TUBUH ANAK ARFAK

POLA PERTUMBUHAN BESAR TUBUH ANAK ARFAK POLA PERTUMBUHAN BESAR TUBUH ANAK ARFAK Abstrak Pola pertumbuhan tinggi dan berat badan merefleksikan status nutrisi dan kondisi kesehatan suatu populasi. Penilaian pola pertumbuhan dan status nutrisi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI MASA LALU ANAK DAN PARTISIPASI IBU DI POSYANDU DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PADA MURID TAMAN KANAK-KANAK NINA TRIANA PROGRAM STUDI S1 GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KONSEP DASAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN APA PERBEDAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN (GROWTH) BERKAITAN DG. PERUBAHAN DALAM BESAR, JUMLAH, UKURAN DAN FUNGSI TINGKAT SEL, ORGAN MAUPUN INDIVIDU

Lebih terperinci

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari

PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari PERBEDAAN PADA PROPORSI TUBUH ETNIS BALI DENGAN ETNIS MADURA DI SURABAYA Rini Linasari rinilina1@gmail.com Departemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya Abstrak

Lebih terperinci

Pemerintahan/Government Pemerintahan/ Government

Pemerintahan/Government Pemerintahan/ Government 2 Pemerintahan/ Government Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 2013 37 38 Kota Bogor Dalam Angka/Bogor City in Figures 2013 PEMERINTAHAN Dalam menjalankan pemerintahannya, Kota Bogor terbagi menjadi

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1 BATASAN ADMINISTRASI WILAYAH Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106º 43 30-106º 51.00 Bujur Timur dan 6º 30 30-6º 41 00 Lintang Selatan. Kota ini berjarak lebih

Lebih terperinci

Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar

Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Waode sitti asfiah udu *Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/Kedokteran Komunitas FK UHO ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK SPASIAL (Studi Kasus: Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor Tahun 2008) UMI MAHTUMAH

PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK SPASIAL (Studi Kasus: Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Bogor Tahun 2008) UMI MAHTUMAH 1 PENERAPAN MODEL REGRESI LOGISTIK SPASIAL (Studi Kasus: Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kota Tahun 2008) UMI MAHTUMAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RANCANGAN GRAFIK ACUAN PERTUMBUHAN BERAT BADAN BALITA DENGAN PENDEKATAN MODEL SPLINE TRUNCATED SEBAGAI ACUAN PENENTUAN STATUS GIZI BALITA (STUDI KASUS BALITA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG) SKRIPSI DIAJUKAN

Lebih terperinci

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI

PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI PENGGEROMBOLAN DUA TAHAP DESA-DESA DI JAWA TENGAH ALIFTA DIAH AYU RETNANI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 RINGKASAN ALIFTA DIAH AYU RETNANI.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi 2.1.1 Pengertian Status Gizi Status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok-kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi

Lebih terperinci

Batutulis Bojong-kerta Bondongan Cikaret Cipaku Empang Genteng Harjasari A. Data Pemilih

Batutulis Bojong-kerta Bondongan Cikaret Cipaku Empang Genteng Harjasari A. Data Pemilih Rekapitulasi Catatan Hasil Penghitungan Suara untuk Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Bogor di TPS dalam Wilayah Kecamatan Diisi berdasarkan formulir D1KWK KPU Model DA1KWK.KPU PEMILUKADA : Walikota

Lebih terperinci

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013

GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013 GAMBARAN KEJADIAN GIZI BURUK PADA BALITA DI PUSKESMAS CARINGIN BANDUNG PERIODE SEPTEMBER 2012 SEPTEMBER 2013 PROFILE OF TODDLER MALNUTRITION AT PRIMARY HEALTH CENTER CARINGIN BANDUNG AT SEPTEMBER 2012

Lebih terperinci

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

METODE. Tempat dan Waktu Penelitian METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanah Sareal, Kotamadya Bogor. Contoh diambil dari 11 kelurahan yang ada di Kecamatan Tanah Sareal, meliputi kelurahan Tanah Sareal,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Saat ini V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kecamatan Bogor Barat Wilayah administrasi Kecamatan Bogor Barat hingga akhir Desember 2008 yaitu terdiri dari 16 kelurahan dengan luas wilayah 3.174,00

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Anak a. Definisi Banyak perbedaan definisi dan batasan usia anak, menurut Depkes RI tahun 2009, kategori umur anak ialah usia 5-11 tahun. Undang- undang nomor

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar

ABSTRAK. Kata kunci: anak balita, perkembangan, indeks antropometri, pertumbuhan, motorik kasar OPTIMALISASI PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR DAN UKURAN ANTROPOMETRI ANAK BALITA DI POSYANDU BALITAKU SAYANG KELURAHAN JANGLI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG Ali Rosidi, Agustin Syamsianah Prodi S1 Gizi Fakultas

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMEKARAN KOTA BOGOR DAN EVALUASINYA TERHADAP POLA RUANG PUBLIKASI ILMIAH

KARAKTERISTIK PEMEKARAN KOTA BOGOR DAN EVALUASINYA TERHADAP POLA RUANG PUBLIKASI ILMIAH KARAKTERISTIK PEMEKARAN KOTA BOGOR DAN EVALUASINYA TERHADAP POLA RUANG PUBLIKASI ILMIAH Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: Muhammad Azzam NIM : E

Lebih terperinci

MODEL PENDUGA BERAT BAYI LAHIR BERDASARKAN PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG IBU HAMIL CHAIRUNITA

MODEL PENDUGA BERAT BAYI LAHIR BERDASARKAN PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG IBU HAMIL CHAIRUNITA MODEL PENDUGA BERAT BAYI LAHIR BERDASARKAN PENGUKURAN LINGKAR PINGGANG IBU HAMIL CHAIRUNITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH KOTA BOGOR RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016 Urusan Pemerintahan : 1. 20 Urusan Wajib Otonomi Daerah,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Kesehatan (2000) menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di antaranya adalah

Lebih terperinci

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH KOTA BOGOR RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2016 Urusan Pemerintahan : 1. 20 Urusan Wajib Otonomi Daerah,

Lebih terperinci

PENGARUH KADAR RESIN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU AHMAD FIRMAN ALGHIFFARI

PENGARUH KADAR RESIN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU AHMAD FIRMAN ALGHIFFARI PENGARUH KADAR RESIN PEREKAT UREA FORMALDEHIDA TERHADAP SIFAT-SIFAT PAPAN PARTIKEL DARI AMPAS TEBU AHMAD FIRMAN ALGHIFFARI DEPARTEMEN HASIL HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PENGARUH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Akne vulgaris adalah suatu peradangan yang bersifat menahun pada unit pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan predileksi di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Gizi lebih adalah suatu keadaan berat badan yang lebih atau diatas normal. Anak tergolong overweight (berat badan lebih) dan risk of overweight (risiko untuk berat

Lebih terperinci

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG Dwi Novrianda Fakultas Keperawatan Universitas Andalas e-mail: dwinov_82@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Dinas Kesehatan Kota Bogor Jl. Kesehatan No.3, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, Jawa Barat Telp/Fax : (0251)

Dinas Kesehatan Kota Bogor Jl. Kesehatan No.3, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, Jawa Barat Telp/Fax : (0251) Dinas Kesehatan Kota Bogor Jl. Kesehatan No.3, Kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor, Jawa Barat Telp/Fax : (0251) 8331753 Email : dinkes@kotabogor.go.id Website : dinkes.kotabogor.go.id Menjadikan Bogor,

Lebih terperinci

PEMBUATAN KARAMEL DARI SUSU SAPI (KEMASAN) DAN KARAKTERISASI FISIK SERTA phnya. oleh: EUIS HANDAYANI G

PEMBUATAN KARAMEL DARI SUSU SAPI (KEMASAN) DAN KARAKTERISASI FISIK SERTA phnya. oleh: EUIS HANDAYANI G PEMBUATAN KARAMEL DARI SUSU SAPI (KEMASAN) DAN KARAKTERISASI FISIK SERTA phnya oleh: EUIS HANDAYANI G74103034 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007

Lebih terperinci

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO

APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO APLIKASI HEC-HMS UNTUK PERKIRAAN HIDROGRAF ALIRAN DI DAS CILIWUNG BAGIAN HULU RISYANTO DEPARTEMEN GEOFISIKA DAN METEOROLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO

USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO i USIA MATURASI SEKSUAL DAN PERTUMBUHAN BADAN LAKI-LAKI KABUPATEN SRAGEN SURATNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 i i PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

Kata kunci : Body Mass Index (BMI), Lingkar Lengan Atas (LLA)

Kata kunci : Body Mass Index (BMI), Lingkar Lengan Atas (LLA) ABSTRAK HUBUNGAN PENILAIAN STATUS GIZI DENGAN METODE BMI (Body Mass Index) DAN METODE LLA (Lingkar Lengan Atas) PADA ANAK PEREMPUAN USIA 6-10 TAHUN Asyer, 2009 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr., MS.,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,

Lebih terperinci

POLA PENYEBARAN SPASIAL DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BOGOR TAHUN 2005 YOLI KARTIKA

POLA PENYEBARAN SPASIAL DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BOGOR TAHUN 2005 YOLI KARTIKA POLA PENYEBARAN SPASIAL DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BOGOR TAHUN 5 YOLI KARTIKA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 7 SESUATU YANG TERJADI

Lebih terperinci

PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME

PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME PAPARAN MEDAN LISTRIK 10 VOLT SELAMA 0, 2, 4, DAN 6 MENIT TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN GURAME (Osphronemous gouramy Lac.) PADA MEDIA PEMELIHARAAN BERSALINITAS 3 ppt ADHI KURNIAWAN

Lebih terperinci

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS

Lebih terperinci

INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp.

INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp. INTRODUKSI DAN PERSENTASE IKAN YANG MEMBAWA GEN GH Growth Hormone IKAN NILA Oreochromis niloticus PADA IKAN LELE DUMBO Clarias sp. GENERASI F0 BAMBANG KUSMAYADI GUNAWAN SKRIPSI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN. Oleh: MUKHAMAD FARIED

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN. Oleh: MUKHAMAD FARIED HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SISWI KELAS 5 SD YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN Oleh: MUKHAMAD FARIED 110100351 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MEAT AND BONE MEAL (MBM) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UTAMA DALAM PAKAN UNTUK PEMBESARAN IKAN NILA Oreochromis niloticus

PENGGUNAAN MEAT AND BONE MEAL (MBM) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UTAMA DALAM PAKAN UNTUK PEMBESARAN IKAN NILA Oreochromis niloticus PENGGUNAAN MEAT AND BONE MEAL (MBM) SEBAGAI SUMBER PROTEIN UTAMA DALAM PAKAN UNTUK PEMBESARAN IKAN NILA Oreochromis niloticus DYAH KESWARA MULYANING TYAS PROGRAM STUDI TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

: 68/Kpts/KPU-Kota /X/2013

: 68/Kpts/KPU-Kota /X/2013 LAMPIRAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA BOGOR NOMOR : 68/Kpts/KPU-Kota-01132941/X/2013 TANGGAL TENTANG : 08-Oktober-2013 : PENETAPAN ZONA ATAU WILAYAH PEMASANGAN ALAT PERAGA KAMPANYE DI TEMPAT UMUM

Lebih terperinci

GAYA HIDUP PRIA DEWASA DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN BOGOR, KAITANNYA DENGAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER. Shinta Monica Permana

GAYA HIDUP PRIA DEWASA DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN BOGOR, KAITANNYA DENGAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER. Shinta Monica Permana GAYA HIDUP PRIA DEWASA DI PEDESAAN DAN PERKOTAAN BOGOR, KAITANNYA DENGAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER Shinta Monica Permana PROGRAM STUD1 GlZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

JUMLAH (Rp) Belanja Pegawai ( Bel. Tidak Langsung ) , ,00 ( ,00) (9,30) 1212

JUMLAH (Rp) Belanja Pegawai ( Bel. Tidak Langsung ) , ,00 ( ,00) (9,30) 1212 PEMERINTAH KOTA BOGOR RINCIAN RANCANGAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN Urusan Pemerintahan : 1. 20 Urusan Wajib Otonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu makanan yang dikonsumsi dan kesehatan anak itu sendiri. Kualitas dan kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi

Lebih terperinci

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA KONDISI KERJA KARYAWAN PEREMPUAN PERKEBUNAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Kasus pada PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VI Kebun Kayu Aro, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Obesitas 2.1.1. Definisi Obesitas adalah penumpukan jaringan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang dapat mengganggu kesehatan (WHO,2011). Batas yang tidak wajar untuk

Lebih terperinci

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono

PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono PENILAIAN STATUS GIZI BALITA (ANTROPOMETRI) Saptawati Bardosono PENDAHULUAN Masalah gizi di Indonesia masih merupakan masalah nasional Kelompok usia yang rentan masalah gizi antara lain usia balita: Bayi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pertumbuhan manusia merupakan proses dimana manusia. meningkatkan ukuran dan perkembangan kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Pertumbuhan manusia merupakan proses dimana manusia. meningkatkan ukuran dan perkembangan kedewasaan dan BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pertumbuhan manusia merupakan proses dimana manusia meningkatkan ukuran dan perkembangan kedewasaan dan fungsi. Pertumbuhan manusia dipengaruhi oleh banyak faktor

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN

BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN BAB III KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP PENELITIAN 3.1. Kerangka Teori Status Gizi Pendidikan ibu Pekerjaan ibu Pendapatan keluarga Jumlah anggota keluarga Langsung Tidak Langsung Biokimia Klinis Antropometri

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR

STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR STRATEGI PEMASARAN PRODUK JUS JAMBU MERAH JJM KELOMPOK WANITA TANI TURI, KELURAHAN SUKARESMI, KECAMATAN TANAH SAREAL, KOTA BOGOR Oleh PITRI YULIAN SARI H 34066100 PROGRAM SARJANA AGRIBISNIS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG

GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK GAMBARAN STATUS GIZI BALITA UMUR 3-5 TAHUN DI DESA PUTON KECAMATAN DIWEK KABUPATEN JOMBANG (The Description of Nutritional Status for 0-5 Years in Puton Village Jombang) Luki Indrawan, Mumpuni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu faktor genetik dan non genetik, seperti lingkungan, nutrisi, dan penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu faktor genetik dan non genetik, seperti lingkungan, nutrisi, dan penyakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita khususnya dibawah dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Pertumbuhan berat badan

Lebih terperinci