Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download ""

Transkripsi

1 Bab II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Sejarah Perkembangan Mutu Mutu telah dikanal sejak empat tahun ribu tahun yang lalu, ketika bangsa mesir kuno mengukur dimensi batu-batu yang digunakan untuk membangun piramida. Menurut Feigenbaum (1991) pada zaman modern fungsi mutu berkembang melalui beberapa tahap yaitu: 1. Inspeksi (Inspection) Konsep mutu modern dimulai pada tahun 1920-an. Kelompok mutu yang utama adalah inspeksi. Selama produksi, para inspektor mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi. Bagian inspeksi independen, biasanya mereka melapor ke pabrik. Hal ini menyebabkan perbedaan pendapat kepentingan. Seandainya inspeksi menolak hasil satu alur produksi yang tidak sesuai maka bagian pabrik berusaha meloloskannya tanpa memperdulikan mutu. Pada masa sekarang ini ada beberapa orang ahli bidang statistik yang menemukan konsep statistik untuk mengendalikan varriabel-variabel produk seperti panjang, lebar, berat, tinggi dan sebagainya. Sedangkan H.F Dodge dan H.G. Romig (akhir 1920) merupakan pelopor dalam pengambilan sampel untuk menguji penerimaan produk (acceptance sampling). 2. Pengendalian Mutu (Quality Control) Pada tahun 1940-an kelompok inspeksi berkembang menjadi bagian pengendalian mutu. Adanya perang dunia II mengharuskan produk militer yang bebas cacat. Hal ini harus dapat diansipasi melalui pengendalian mutu yang dilakukan selama proses produksi. Tanggung jawab mutu dialihkan ke bagian Quality Control yang independen. Bagian ini memiliki otonomi penuh dan terpisah dari bagian pabrik. Para pemeriksa mutu dibekali dengan perangkat statistika seperti diagram kendali dan penarikan sampel. Pada saat ini kegiatan pengendalian mutu merupakan kegiatan yang dimulai dan pengendalian standar mutu bahan, standar proses produksi, barang setengah jadi, barang jadi, sampai standar pengiriman. Secara garis besar pengendalian 7

2 mutu dapat dibagi menjadi pengendalian mutu bahan baku, pengendalian dalam proses pengolahan dan pengendalian produk akhir. 3. Pemastian Mutu (Quality Assurance) Rekomendasi yang dihasilkan dari teknis-teknis statistik sering kali tidak dapat dilayani oleh struktur pengambilan keputusan yang ada. Pengendalian mutu (Quality Control) berkembang menjadi pemastian mutu (Quality Assurance). Bagian pemastian mutu difokuskan untuk memastikan proses dan mutu produk melalui pelaksanaan audit operasi, pelatihan, analisis kinerja teknis dan petunjuk operasi untuk peningkatan mutu. Pemastian mutu bekerja sama dengan bagian-bagian lain yang bertanggungjawab penuh terhadap mutu kinerja masing-masing bagian. 4. Manajemen Mutu (Quality Management) Pemastian mutu bekerja berdasarkan status quo, sehingga upaya yang dilakukan hanyalah memastikan pelaksanaan pengendalian mutu, tatapi sangat sedikit pengaruh untuk meningkatkannya. Karena itu, untuk mengantisipasi persaingan, aspek mutu perlu dievaluasi dan direncanakan perbaikannya melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen mutu. 5. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management) Dalam perkembangannya manajmen mutu, ternyata bukan hanya fungsi produksi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap mutu sehingga tanggung jawab terhadap mutu tidak hanya dibebankan kepada suatu bagian tertentu tetapi menjadi tanggung jawab seluruh individu di perusahaan. Pola inilah yang disebut sebagai Total Quality Management Definisi Qualitas Menurut ISO-8402 (Loh, 2001), kosa kata kualitas adalah totalitas dari fasilitas dan karakteristik suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan, yang tersurat atau tersirat. Definisi juga diberikan oleh Tjiptono (2004) mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan kepada orientasi pemenuhan harapan pelanggan. Kualitas adalah perbaikan terus-menerus. Definisi lain dikemukakan oleh taguchi yang 8

3 menekankan pada kerugian yang harus dibayar oleh konsumen akibat kegagalan suatu produk atau jasa. Kualitas merupakan fungsi dari biaya dimana biaya dapat diturunkan dengan proses perbaikan atau pengurangan variasi dalam produk atau variasi dalam proses. Definisi kualitas dipengaruhi oleh cara pandang yang bersifat subjektif dari setiap orang. Kualitas sendiri sering dianggap sebagai ukuran relative kebaikan suatu produk atau jasa yang terdiri dari kualitas desain atau rancangan dan kualitas kesesuaian atau kecocokan. Kata quality itu sendiri diartikan sebagai pemikiran yang dinamis oleh Edward Sallis. Nilai moral dan emosional yang terkandung dalam kata kualitas menjadikannya sulit didefinisikan secara akurat. (Yuri &Nurcahyo, 2013) Definisi lain mengenai kualitas yaitu dengan mendefinisikan kualitas sebagai kecocokan untuk pemakaian (Tjiptono, 2004). Definisi yang lebih menekankan kepada orientasi pemenuhan harapan pelanggan. Kualitas adalah perbaikan terus-menerus. Definisi lain dikemukakan oleh Taguchi yang menekankan pada kerugian yang harus dibayar oleh konsumen akibat kegagalan suatu produk atau jasa. Kualitas merupakan fungsi dari biaya dimana biaya dapat diturunkan dengan proses perbaikan atau pengurangan variasi dalam produk atau variasi dalam proses. Kualitas adalah suatu tujuan yang sulit dipahami (elusive goal), sebab harapan dari konsumen akan selalu berubah (Kadir, 2001). Setiap ada standar baru yang baik ditemukan, maka konsumen akan menuntut lagi agar diperoleh lagi standar baru yang lebih baru dan lebih baik lagi. Dalam pandangan ini maka kualitas merupakan suatu proses dan bukan merupakan suatu hasil akhir (Continuitas Quality Improvement). Tidak ada satupun definisi kualitas yang sempurna. Akan tetapi setidaknya terdapat tiga aspek kunci yang dapat dijadikan patokan untuk dapat memahami definisi yang diantara ketiganya dapat dikombinasikan oleh suatu perusahaan dalam mendefinisikan suatu kualitas jasa. (Tjiptono, 2004) menyatakan bahwa: a. Karakteristik kualitas yaitu karakteristik output dari suatu proses yang penting bagi pelanggan. Karakteristik ini menuntut pemahaman yang mendalam mengenai pelanggan. 9

4 b. Karakteristik kunci kualitas, yaitu kombinasi pemahaman mengenai pelanggan dengan pemahaman mengenai proses. Variabel kunci proses yang dijadikan sebagai kunci yang dapat dimanipulasi atau dapat dikendalikan Non Conforming Product (NCP) Pengendalian Produk Tidak Sesuai (Non Conforming Product) NC Product Ketidaksesuaian dapat diartikan sebagai suatu penyimpangan yang muncul dari standar yang sudah ditetapkan. Ketidaksesuaian ini paling sering terjadi pada produk atau jasa baik yang berasal dari supplier maupun dari sistem internal. Ketidaksesuain terjadi karena tidak terpenuhinya spesifikasi dan persyaratan yang telah ada. Persyaratan ini bisa datang dari pelanggan, badan pengawas eksternal atau prosedur internal perusahaan sendiri. Dalam mengidentifikasi ketidaksesuain dapat diketahui melalui keluhan pelanggan, audit internal, audit eksternal, pemeriksaan bahan masuk atau selama kegiatan pengujian dan inspeksi. Di dalam standar sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 klausul 8.3 disebutkan: Organisasi harus memastikan bahwa produk yang tidak sesuai dengan persyaratan produk diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah penggunaan atau penyerahan yang tidak dikehendaki. Prosedur terdokumentasi harus ditetapkan untuk mendefinisikan pengendalian dan tanggung jawab terkait kewenangan untuk menangani produk yang tidak sesuai. Pengendalian produk tidak sesuai termasuk salah satu dari enam kegiatan yang harus dibuatkan prosedur kerjanya atau lebih sering dikenal sebagai 6 prosedur wajib ISO Pada prosedur ini harus diatur apa yang perusahaan anda lakukan apabila terjadi produk tidak sesuai. Hal yang harus diperhatikan dalam pengendalian produk tidak sesuai adalah sesuai dengan yang disebutkan dalam klausul produk diidentifikasi dan dikendalikan untuk mencegah penggunaan atau penyerahan yang tidak dikehendaki. Artinya, harus ada mekanisme identifikasi produk tidak sesuai misalkan dengan cara pemberian Tag atau label Not Good (NG), label Non Conforming Product (NCP), label Reject, atau dengan cara disediakan area khusus produk tidak sesuai, atau pada beberapa perusahaan manufaktur dan produksi disediakan keranjang khusus untuk produk tidak sesuai. Semua itu dilakukan untuk menjamin barang rusak tidak sampai ke tangan pelanggan. 10

5 2.1.4 Quality Improvement Quality Improvement adalah suatu metodologi pengumpulan dan analisis datakualitas, serta menentukan dan menginterpretasikan pengukuran-pengukuran yangmenjelaskan tentang proses dalam suatu sistem industri, untuk meningkatkan kualitas produk, guna memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan. Proses peningkatanmutu (Quality Improvement) adalah mengidentifikasi indikator mutu dalam pelayanan, memonitor indikator tersebut dan mengukur hasil dari indikator mututersebut yang tentunya mengarah pada outcome, serta selalu berfokus dalam rangka peningkatan proses, sehinga tingkat mutu dari hasil yang dicapai akan meningkat.tentunya upaya peningkatan mutu (Quality Improvement) dilakukan dengan terlebih dahulu diawali dari jaminan mutu (Quality Assurance), kemudian mengarah pada peningkatan mutu yang proaktif. Hal penting yang menjadi sebuah catatan adalah mutu yang rendah masih dapat kita tingkatkan bila kita berkehendak untuk melakukannya dengan melakukan peningkatan mutu (Quality Improvement ). Peningkatan Sistem Manajemen Kualitas berdasarkan ISO 9001:2000 lebih menekankan pada aspek peningkatan proses industri dengan menggunakan data kualitas yang dikumpulkan menggunakan alat-alat analisis termasuk tehnik statistika. ISO 9001:2000 tidak menetapkan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh manajemen industri ketika menetapkan peningkatan manajemen industri ketika menetapkan pengingkatan terus menerus agar memenuhi persyaratan dari klausul dalam ISO 9001:2000 (peningkatan terus menerus) tetapi menuntut adanya bukti yang menunjukan komitmen keterlibatan manajemen organisasi melalui pengukuran, pemantauan, analisis, dan peningkatan kinerja proses terus menerus dari efektifitas Sistem Manajemen Kualitas (Gazpers, 2001) Filosofi Kaizen Kaizen adalah filosofi kerja yang diturunkan dari hasil sistem pendidikan dan interaksi sosial budaya Jepang yang mengutamakan keharmonisan dan kegiatan bersama. Dampak langsung dari Kaizen adalah produk jepang yang mencirikan, yang disempurnakan secara berkesinambungan sehingga produk makin lama maka baik kualitasnya dan makin murah harganya. 11

6 Kaizen berasal dari bahasa Jepang yang artinya penyempurnaan atau perbaikan berkesinambungan yang melibatkan semua orang, baik manajemen puncak, manajer maupun seluruh karyawan, karena kaizen adalah tanggungjawab setiap individu/orang. Kaizen adalah dalam bahasa Jepang, Kaizen berarti perbaikan berkesinambungan (Imai,1999). Istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang baik manager dan karyawan yang melibatkan biaya dalam jumlah tak seberapa. Filsafat Kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita, apakah itu kehidupan kerja atau kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga hendaknya berfokus pada upaya perbaikan terus menerus (Imai, 1999). Meski perbaikan dalam kaizen bersifat kecil dan berangsur, namun proses Kaizen mampu membawa hasil yang dramatis mengikuti waktu. Menurut Kato dan Smalley (2011), Kaizen dalam bahasa Jepang berarti perbaikan terus menerus. Berasal dari kata kai yang berarti berkelanjutan dan zen yang berarti perbaikan. Sehingga beberapa ada yang menerjemahkan kai yang berarti perubahan dan zen yang berarti baik, atau lebih baik. Menurut Imai (2008), Kaizen atau perbaikan secara berkelanjutan adalah perbaikan proses secara terus menerus untuk selalu meningkatkan mutu dan produktivitas output. Ini berarti bahwa dalam kaizen itu diupayakan menuju tujuan yang telah digariskan secara lambat laun atau sedikit demi sedikit menjadi lebih baik tetapi secara konsisten, sehingga sesudah kurun waktu tertentu dicapai efek total yang besar dalam hal proses.untuk mendapatkan produk yang berkualitas, salah satu cara peningkatan kualitas dan produktivitas yaitu dengan menggunakan program Kaizen. Kaizen yang berarti penyempurnaan atau menjadi lebih sempurna. Pokok strategi kaizen ialah menyadari bahwa manajemen harus berusaha untuk memuaskan pelanggan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Strategi kaizen adalah konsep tunggal dalam Manajemen jepang yang paling penting, sebagai kunci sukses Jepang dalam persaingan. Kaizen dibagi menjadi 3 segmen, tergantung kebutuhan masing-masing perusahaan, yaitu: a) Kaizen yang berorientasi pada Manajemen, memusatkan perhatiannya pada masalah logistik dan strategis yang terpenting dan memberikan momentum untuk mengejar kemajuan dan moral. 12

7 b) Kaizen yang berorientasi pada Kelompok, dilaksanakan oleh gugus kendali mutu, kelompok Jinshu Kansi / manajemen sukarela menggunakan alat statistik untuk memecahkan masalah, menganalisa, melaksanakan dan menetapkan standar/prosedur baru. c) Kaizen yang berorientasi pada individu, dimanifestasikan dalam bentuk saran, di mana seseorang harus bekerja lebih pintar bila tidak mau bekerja keras Prinsip Budaya Kaizen Menurut Wellington (1998), prinsip-prinsip Kaizen yang sering diterapkan dalam perusahaan di Jepang adalah : 1. Memfokuskan pada pelanggan Dalam kaizen semua aktivitas diarahkan pada kepuasan pelanggan dan fokus pandangan jangka panjang pada kebutuhan pelanggan. Perusahaan harus menyediakan produk bermutu tinggi dan pelayanan untuk menyampaikannya ke tangan konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Melakukan perbaikan secara terus menerus Perusahaan tidak akan berhenti setelah perbaikan berhasil diimplementasikan. Setiap kemajuan akan dipersatukan dalam proses desain/manufaktur/ manajemen sebagai standar prestasi kerja yang baru dan formal. 3. Mengakui masalah secara terbuka Pada perusahaan dengan penerapan Kaizen, setiap tim kerja dapat mengemukakan masalahnya secara terbuka. Mereka akan mendapat perhatian dari setiap orang yang ada di tim, departemen atau perusahaan dan menerima ide penyelesaian masalah dari siapapun. 4. Mendorong keterbukaan Pada perusahaan dengan penerapan Kaizen, ruang kerja bersifat terbuka, kebersamaan lebih disukai sehingga membuat kepemimpinan semakin jelas dan komunikasi semakin hidup. 5. Menciptakan Tim Kerja Setiap individu dalam sebuah perusahaan, Kaizen menjadi anggota Tim yang diarahkan oleh seorang pemimpin tim. Keberhasilan tim tergantung sejauh 13

8 mana tujuan tim dan tingkat kemampuan tim. Kegiatan tim dikendalikan dengan pemeriksaan yang memadai dan kesinambungan dalam prestasi kerjanya. 6. Mengelola Proyek Lewat Tim Lintas Fungsional Kaizen menyatakan bahwa tidak seorangpun atau satu tim pun harus mempunyai semua ketrampilan atau ide terbaikuntuk mengelola satu proyek secara efisien, bahkan dalam hal yang menyangkut disiplin ilmunya sendiri. 7. Mengembangkan Proses Hubungan yang tepat Di dalam perusahaan, Kaizen diharapkan dapat terjalin hubungan yang harmonis pada komunikasi dan cara untuk menghindari konfrontasi anatar pribadi. 8. Mengembangkan Disiplin Pribadi Adanya rasa hormat pada diri sendiri dan perusahaan menunjukkan kekuatan dan keutuhan dalam diri seseorang serta kapasitas agar menjadi harmonis dengan rekan dan pelanggan. 9. Memberikan Informasi kepada setiap karyawan Kaizen memberikan syarat agar semua staff mendapatkan informasi lengkap mengenai perusahaan mereka, secara individu (formal, terstruktur, lengkap, berkepanjangan) dan sepanjang mereka menjadi karyawan. 10. Membuat setiap karyawan mampu Membuat karyawan menjadi mampu berani memberi bekal ketrampilan dan peluang untuk menerapkan informasi yang diberikan. Lewat pelatihan berbagai ketrampilan, dorongan, tanggungjawab membuat keputusan, akses dalam sumber data dan anggaran, umpan balik dan imbalan, karyawan mendapatkan wewenang untuk memberikan pengaruh yang cukup besar pada diri sendiri dan kegiatan perusahaan. Pada dasarnya, pokok dari kaizen adalah sederhana dan tepat sasaran. Dalam prinsip kaizen dikatakan bahwa cara hidup kita, kehidupan ditempat kerja kita, atau kehidupan sosial kita harus mengalami perbaikan secara konstan (Imai, 2008). 14

9 2.1.7 Faktor-faktor yang mempengaruhi Budaya Kaizen Kaizen secara harfiah diartikan Penyempurnaan. Pengertian tersebut memberikan makna yang luas terhadap penerapan Kaizen dalam sehari-hari. Didalam penerapan manajerial, Kaizen sendiri lebih mengarah pada Total Quality Management (TQM), Zero Defects (ZD), Just In Time (JIT) dan beberapa kegiatan lain yang mengarah pada pengendalian mutu dan pengembangan mutu melalui berbagai penyempurnaan menuju kesempurnaan sistem. Ada 5 (lima) faktor yang mendukung didalam Budaya Kaizen yaitu : 1. Teamwork (Tim Kerja) Team work bisa diartikan kerja tim atau kerjasama, team work atau kerja sama tim merupakan bentuk kerja kelompok dnegan ketrampilan yang saling melengkapi serta berkomitmen untuk mencapai target yang sudah disepakati sebelumnya untuk mencapai tujuan bersama secara efektif dan efisien. Harus disadari bahwa teamwork merupakan peleburan berbagai pribadi yang menjadi satu pribadi untuk mencapai tujuan bersama. Tujuan tersebut bukanlah tujuan pribadi, bukan tujuan ketua tim, bukan pula tujuan dari pribadi yang paling populer di tim. 2. Personal disipline ( Disiplin waktu) Disiplin tidak ada kaitannya dengan kekerasan atau hukuman. Namun disiplin sangat erat kaitannya dengan motivasi. Pada dasarnya hal yang dapat memotivasi individu dapat dikelompokan menjadi dua : by love dan by fear. Kita dapat termotivasi untuk melakukan suatu pekerjaan jika kita telah menyadari berbagai hal menyenangkan yang dapat kita peroleh setelah/pada saat kita melakukan pekerjaan tersebut. Kita juga dapat termotivasi jika menyadari berbagai hal yang mengancam jika kita tidak melakukan suatu pekerjaan yang harus dilakukan. Umumnya individu akan termotivasi dengan cara yang kedua karena berbagai sistem pendidikannya (formal/non formal) selama ini telah berhasil mengkondisikan nya demikian. Itulah sebabnya mengapa kebanyakan individu menghubungkan disiplin dengan kekerasan atau hukuman. Disiplin pribadi merupakan suatu skill, artinya dapat dilatih. Disiplin dapat dianalogikan seperti otot, semakin kita melatihnya dan disiplin, maka akan semakain baik. 15

10 3. Improved Morale (Peningkatan Moral) Peningkatan kualitas moral sangat berperan penting dalam budaya kaizen, karena budaya yang tidak didukung dengan kualitas moral yang baik maka budaya tersebut dapat dikatakan adalah budaya gagal. Budaya kaizen sangat identik dengan aspek moral yang tetap dijaga dari dahulu sampai sekarang. Budaya yang mencerminkan ketaatan atas moral individu masyarakat yang menganut budaya tersebut. 4. Quality Circle (Kualitas Lingkaran) Orang-orang yang merupakan bagian dari lingkaran kontrol kualitas akan merasakan kepemilikan untuk proyek tersebut. Hasil yang lebih tinggi dan tingkat penolakan juga lebih rendah mengakibatkan peningkatan kepuasan kerja bagi para pekerja, yang pada gilirannya mendorong mereka untuk berkontribusi lebih banyak. Sebuah kontrol kualitas program lingkaran juga membawa peningkatan komunikasi dua arah antara staf dan manajemen. 5. Suggestion For Improvement (Saran Untuk Perbaikan) Penerapan kaizen didalam suatu perusahaan tidak semudah yang diduga sebab memerlukan keterlibatan semua unsur didalam perusahaan. Hal ini dimulai dnegan melakukan studi literatur untuk mendapatkan gambaran penerapan continuous improvement di suatu perusahaan dan mendapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan penerapannya. Berdasarkan literatur dan penelitian-penelitian sebelumnya, faktor yang berpengaruh terhadap pelaksanaan suatu manajemen mutu atau penerapan continuous improvement didalam suatu perusahaan adalah dukungan manajemen, aspek pekerja, dan budaya perusahaan yang sesuai Tools yang digunakan dalam Metode PDCA Berikut ini adalah penjelasan mengenai tools (alat-alat) yang digunakan dalam penelitian antara lain : 1. QC 7 Tools (7 Alat Pengendali Kualitas) Setelah proses peningkatan kualitas dipahami, penambahan alat kualitas dapat membuat proses berjalan secara sistematis. Banyak alat berkualitas yang tersedia bagi para profesional yang berkualitas untuk tujuan ini. Banyak 16

11 organisasi menggunakan Total Manajemen Mutu (TQM) alat untuk mengidentifikasi, menganalisis dan menilai data kuantitatif yang relevan dengan proses mereka. Alat-alat ini secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama yaitu 7 QC Tools, 7 QC tools untuk manajemen dan perencanaan dan alat-alat lainnya. 7 QC Tools adalah alat sederhana yang dapat digunakan oleh profesional manapun untuk memudahkan proses peningkatan kualitas, Aichouni (2012). a) Checksheet: bentuk lembar kerja yang siap untuk mengumpulkan dan menggunalisis data: alat generik yang dapat disesuaikan untuk berbagai macam keperluan b) Diagram pareto: grafik yang digunakan untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurut ukurannya untuk menentukan pentingnya kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab yang dianalisis. c) Histogram: grafik paling umum digunakan untuk menunjukkan distribusi frekuensi atau seberapa sering setiap nilai yang berbeda dalam satu set data terjadi. d) Diagram sebab akibat (Ishikawa atau Fishbond diagram): mengidentifikasi banyak kemungkinan penyebab efek atau masalah dan macam ide-ide dalam kategori berguna. e) Scaterred diagram: grafik pasangan data numrik, satu variabel pada setiap sumbu, untuk mencari hubungan antara variabel proses. f) Control chart: grafik digunakan untuk mempelajari bagaimana proses berubah dari waktu ke waktu. g) Grafik: digunakan untuk memvisualisasikan data yang akan diteliti. 2.2 Siklus PDCA Total Quality Management membutuhkan perbaikan yang terus menerus yang tidak pernah berhenti yang meliputi orang, peralatan, pemasok, bahan dan prosedur. Dasar filosofi ini adalah bahwa setiap aspek operasi dapat diperbaiki. Tujuan akhirnya adalah kesempurnaan, yang tidak akan pernah dapat dicapai, tetapi selalu dicari. Step pertama adalah proses kaizen yaitu menentukan Plan-Do- Check-Action (PDCA) sebagai kendaraan yang menjamin kesinambungan kaizen 17

12 dalam mengejar kebijakan untuk mempertahankan dan meningkatkan standar (Imai, 2008). PDCA adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interaktif yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering juga disebut dengan Siklus Deming. Merujuk metode ini sebagai siklus shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas statistik. Belakangan ini, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA (Plan, Do, Study, Act) untuk lebih menggambarkan rekomendasinya. Pengertian PDCA : Plan (Rencanakan) : a) Menetapkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan spesifikasi. b) Menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan untuk memberikan hasil sesuai dengan output yang diharapkan. c) Mengidentifikasi masalah yang akan diperiksa. Merumuskan pernyataan masalah tertentu dengan jelas mendefinisikan masalah. Tools: a) Pengamatan langsung dari proses b) Proses pemetaan c) Flowcharting d) Penyebab dan diagram Effect e) Analisis Pareto Do (Kerjakan) : a) Melakukan perubahan untuk perbaikan yang direncanakan. b) Melaksanakan rencana, melaksanakan proses, membuat produk. c) Mengumpulkan data untuk charting dan analisis. d) Menetapkan kriteria keberhasilan eksperimen Tools: a) Desain Eksperimen b) Pada pelatihan kerja c) Manajemen pemangku kepentingan & komunikasi 18

13 Check (Cek) : a) Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan spesifikasi dan melaporkan hasilnya. b) Pelajari hasil aktual dan membandingkan terhadap hasil yang diharapkan untuk memastikan perbedaan. c) Kumpulkan / menganalisis data pada solusi d) Evaluasi Hasil e) Validasi hipotesis Mencapai yang diinginkan a) Jika YA pergi untuk bertindak (Act) b) Pergi ke temapt lain untuk merencanakan, merevisi pernyataan hipotesis / masalah Tools: a) Pengamatan langsung dari proses b) Analisis Grafis c) Grafik Kontrol d) Key Performance Indicator Act (Tindak Lanjuti) : a) Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi berikutnya. b) Permintaan tindakan perbaikan pada perbedaan yang signifikan antara hasil aktual dan direncanakan. Menganalisis perbedaan untuk menentukan akar penyebabnya. Tools: a) Pemetaan proses (proses baru) b) Standarisasi kerja dan proses c) Manajemen Visual 19

14 2.3 Kajian Penelitian terdahulu Tabel 2.1 Kajian Penelitian No Penulis dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Chakraborty, et al (2013) 2 Bangar (2013) Kaizen 3 Yacub, et al (2012) 4 Bednarek, et al (2011) 5 Chen, et al (2001) 6 Vesa., (2011) 7 Knechtges, et al (2014) Kaizen, Deming Cycle PDCA Kaizen, TPM, OEE, Pareto Analysis Lean Production, Line Output Improvement, 5 S, Line Time Study Quality Continuous Improvement, PDCA Cycle, RADAR Matrix, DMAIC, DFSS and Six Sigma Kaizen, JIT (Just In Time), TQC, ZD (Zero Defect) Kaizen, 5W1H, Seven Instrument of Quality Control, Poka Yoke, PDCA Cycle. Kaizen merupakan perbaikan terus menerus dengan langkahlangkah kecil yang harus melibatkan masing-masing karyawan. Proses Kaizen dapat mengetahui informasi di semua tingkat organisasi melalui penggabungan kerjasama tim yang kuat. Meningkatkan OEE bisa menggunakan metodologi TPM (Total Productive Maintenance ) dengan mengimplementasikan metodologi Kaizen. TPM diimplementasikan tidak hanya untuk meningkatkan effectiveness dalam sistem manufacture saja tetapi bisa meningkatkan kepedulian seluruh organisasi untuk menerapkan TPM itu sendiri. Mengimplementasikan Kaizen dengan konsep Lean harus dimulai dari metodologi 5 S untuk meningkatkan efisiensi microlevel. PDCA Cycle merupakan konsep dasar dari proses perbaikan terus menerus di dalam budaya organisasi. Kaizen telah membtu peningkatan kualitas produk. Kaizen adalah perbaikan terus menerus dengan langkah-langkah kecil. Harus dilanjutkan tanpa ada tambahan investasi atau melalui investasi kecil. 20

15 Tabel 2.1 Kajian Penelitian (Lanjutan) No Penulis dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 8 Matsuo, et al (2013) 9 Sokovic, M., (2010) 10 Suresh., (2012) Kaizen, PDCA, Programming Learning, TQM. Kaizen, TPM, JIT, Kanban, OEE, Productivity Maintenance. TPM, PDCA Approach, Implementation Factors, TPM Pillars, Corelation. PDCA Cycle menyarankan bahwa sekali tindakan yang sudah direncanakan maka mereka harus lakukan rencana tersebut, lalu memeriksa dan melakukan tindakan yang diambil berdasarkan hasil. Keuntungan menerapkan TPM dengan metodologi Kaizen adalah meningkatkan rasa percaya diri dari seorang karyawan untuk mempunyai rasa memiliki mesin ketika sedang bekerja. TPM ditujukan untuk memfokuskan Improvement dalam ketersediaan peralatan, performance dan kualitas dengan menjamin kesehatan dan keamanan dari karyawan dan lingkungan kerja. 11 Gautam., et al (2012) Kaizen, Productivity, Cycle Time, Takt Time, Muda, Mura, Muri, JIT. Kaizen merupakan filsafat yang membutuhkan keterlibatan semua orang di perusahaan. 12 Ravikumar., et al (2013) 13 Karkoszka.,et al (2009) Kaizen, Muda, Breakdown PDCA, OJT, Empowerment. Kaizen adalah strategi hemat biaya dan ramah konsumen yang menyerukan perbaikan secara terus menerus. PDCA Memiliki efek positif pada pembelajaran ditempat kerja. 14 Vineet., (2011) Kaizen 15 Muruganantham., (2014) Kaizen, Lean, Change Management. Filsafat Kaizen adalah salah satu cara terbaik untuk perbaikan terus menerus Kaizen menambahkan tambahan unsure manusia bahwa pemangku pimpinan bukan hanya manajemen, tetapi semua orang harus terlibat. 21

16 Tabel 2.2 Matrix Metode yang digunakan dalam Penelitian No Metode yang di gunakan Karkoszka, Honorowicz (2009) Vineet Kr (2011) V.R. Muruganantham (2014) Ravikumar, K., Prabhuswamy, M., dan Nagesh, P., (2013) Rajesh Gautam, Sushil Kumar, Dr. Sultan Singh (2012) P.K. Suresh (2012) Penelitian (Tahun) Mirko Sokovic (2010) Matsuo, M., and Nakahara., J., (2013) Knechtges, and Christopher, (2014) Ivica Vesa (2011) Chen, Dugger, dan Hammer, (2001) Bednarek, and Scibiorek, (2011) A. Yacub, Mohd Saman, and M.H. Yusoff (2012) A. Bangar (2013) Abhijit Chakraborty, Madhuri Bhattacharya, Saikat Ghosh, Gourab Penelitian ini (2016) 1 Kaizen 2 5W1H 3 Instrument QC 4 Poka yoke 5 PDCA Cycle 6 JIT 7 ZD (Zero Defect) 8 Kanban 9 OEE 10 Productivity Maintenance 11 TPM 12 Muda 13 Mura 14 Muri 15 Breakdown 16 Cycle Time 17 Takt Time 18 Quality Continous Improvement 19 Radar Matrix 20 DMAIC, DFSS 21 Six Sigma 22 OJT 23 Empowerment. 24 Lean 25 Change Management 26 5S Line Time Study Programming Learning 29 TQM. 30 Pareto Analysis 22

17 2.4. Kerangka Berpikir Kerangka Pemikiran dalam ilustrasinya dapat dilihat pada Gambar 2.1 adalah seperti Input (kondisi awal), Proses Transformasi, Output (hasil akhir), dimana: 1. Kondisi awal Hasil produksi Oflex dan Twinflex Rubber Joint periode Januari Desember 2015 terdapat jumlah produk reject (Non Conforming) di line produksi sebesar 3 hingga 4,89 %. Hal ini dipicu banyak masalah diberbagai bagian line produksi. Target jumlah produk reject (Non Conforming) yang diinginkan manajemen adalah dibawah 2 %. 2. Proses Transformasi Jumlah produk reject (Non Conforming) di line produksi diatas 2 %. Untuk menanggulangi produk reject (Non Conforming) tersebut maka digunakan metode implementasi kaizen dengan PDCA. Berikut ini urutan standar penerimaan kualitas oflex dan twinflex rubber joint di PT. TMP adalah : a. Proses trasformasi dengan penerapan kaizen ( PDCA) b. Feed back dari proses setelah melakukan tindakan improvement c. Studi literatur dan penelitian terdahulu. Setelah mengetahui data-data produk reject (Non Conforming) baik mulai dari bagian mixing, miling, forming dan curing maka cara atau metode untuk mengurangi atau menghilangkan produk reject (Non Conforming) tersebut adalah dengan penerapan implementasi kaizen (PDCA, Diagram tulang ikan, Why Analisis, 5W1H, dan Continous Improvement) 3. Kondisi Akhir Hasil akhir setelah melakukan penelitian dengan menerapkan implemantasi kaizen (siklus PDCA) diharapkan dapat mengurangi jumlah produk reject (Non Conforming) di line produksi dan dapat mencapai target produksi oflex dan twinflex rubber joint sesuai jumlah target yang diinginkan dan tentunya dengan membandingkan kondisi sebelum ada perbaikan dan sesudah ada perbaikan. 23

18 Standar Penerimaan Kualitas Rubber Joint di PT. Tozen Mechanical Kondisi Hasil produksi yang dicapai belum maksimal karena jumlah Plan PROSES TRANSFORMASI Do CHECK Action Kondisi dimana melakukan Akhir sudah 24 Product Reject (Non Conforming) masih tinggi dan hasil produksi yang belum memenuhi target yang diinginkan. Terjadi defect product (Reject pada Twinflex dan Oflex Rubber Joint) yang tinggi sehingga tidak tercapai target produksi dan defect product masih diatas 2 % Menetapkan sasaran dan proses yang dibutuhkan Menetapkan tujuan dan proses yang diperlukan Tools: 1.Pengamata n 2. Proses pemetaan 3. Flow chart Melakukan perubahan untuk perbaikan Lakukan rencana, proses, membuat produk. Menetapk an kriteria Mengump ulkan data Memantau mengevalu asi proses dan hasil Analisa Pareto Masalah Analisa Cause & Effect. Menindaklanjut i hasil untuk membuat perbaikan Tools: 1. Pemetaan proses 2. Standarisasi kerja dan proses 3. Manajemen Visual Implementasi Kaizen dapat mengurangi Product Reject (Non Conforming) pada Twinflex dan Oflex Rubber Joint dan dapat tercapai target produksi dan tentunya dengan membandingkan kondisi sebelum ada perbaikan dan sesudah ada Feed Back perbaikan. STUDI LITERATUR DAN PENELITIAN TETRDAHULU Sumber: Hasil telaah konsep, 2015 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran. 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini penulis menyajikan beberapa teori yang berhubungan dengan tugas akhir untuk dijadikan landasan teori dalam pembahasan selanjutnya. Teori berisi definis-definisi maupun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Budaya Kaizen 2.1.1 Pengertian Budaya Kaizen Suatu keberhasilan kerja, berakar pada nilai-nilai yang dimiliki dan perilaku yang menjadi kebiasaannya. Nilai-nilai tersebut bermula

Lebih terperinci

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian

Nama : Gema Mahardhika NIM : Kelas : A PDCA. a) Pengertian PDCA a) Pengertian Dalam peningkatan mutu dalam kebidanan diperlukan manajemen yang baik agar dalam pelaksanaannya dapat tercapai secara efektif dan efisien. Didalam ilmu manajemen, ada konsep problem

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kualitas Kualitas didefinisikan sebagai konsistensi peningkatan perbaikan dan penurunan variasi karakteristik kualitas dari suatu produk barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan metode Fish bone untuk mencari akar masalah, berikutnya digunakan metode 5W-1H untuk menganalisa lebih lanjut dan dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Dasar dari Kualitas Kata kualitas memiliki banyak definisi yang berbeda, dan bervariasi dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Definisi konvensional dari

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Kualitas merupakan ukuran yang tidak dapat didefinisikan secara umum, karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi perspektif yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Sejarah Pengendalian Kualitas Pada tahun 1924, W.A. Shewart dari Bell Telephone Laboratories mengembangkan diagram atau grafik statistik untuk mengendalikan

Lebih terperinci

Definisi Taufiqur Rachman 1

Definisi Taufiqur Rachman 1 Total Quality Management By: Taufiqur Rachman Definisi Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya adalah Total Quality Management (TQM)

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU TERPADU

MANAJEMEN MUTU TERPADU MUTU? Expectation & Importance MANAJEMEN MUTU TERPADU Standard & Performance KONSEP MUTU Menurut Tjiptono dan Diana (2003): Unjuk kerja terhadap standar yang diharapkan pelanggan Menemukan kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

Statistical Process Control

Statistical Process Control Natasya Christy Mukuan 1701344251 LD21 Statistical Process Control Sejarah Statistical Process Control (SPC) Sebelum tahun 1900-an, industri AS umumnya memiliki karakteristik dengan banyaknya toko kecil

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK

MANAJEMEN KUALITAS PROYEK MANAJEMEN KUALITAS PROYEK 1. Manajemen Mutu Proyek Proyek Manajemen Mutu mencakup proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa proyek akan memenuhi kebutuhan yang dilakukan. Ini mencakup "semua aktivitas

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) 1 TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) EMA503 Manajemen Kualitas Definisi 2 TQM Salah satu ilmu yang berorientasi pada kualitas dan merancang ulang sistem organisasi dalam mencapai tujuannya. Menandakan terjadinya

Lebih terperinci

TESIS SUDALYANTO PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MERCU BUANA

TESIS SUDALYANTO PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MERCU BUANA IMPLEMENTASI KAIZEN-PDCA UNTUK MENURUNKAN PRODUK REJECT (NON CONFORMING) DI PT. TOZEN MECHANICAL PRODUCTS TESIS SUDALYANTO 55314110041 PROGRAM MAGISTER TEKNIK INDUSTRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) PERTEMUAN #2 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu menerapkan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Kualitas Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita mendengar orang membicarakan masalah kualitas, misalnya: mengenai kualitas sebagian besar produk buatan luar negeri

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU

PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU PENGERTIAN DAN SEJARAH MANAJEMEN MUTU Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA MUTU...DEFINISI Tingkat karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengendalian Kualitas. Menurut (Douglas C. Montgomery, 2009:4) mutu atau kualitas sudah menjadi faktor paling penting didalam konsumen mengambil keputusan dalam memilih antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Total Quality Management Total Quality Management (TQM) merupakan suatu pendekatan yang berorientasi pada pelanggan dengan memperkenalkan perubahan manajemen secara

Lebih terperinci

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA

BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA BAB V PERANAN INFORMASI DALAM KUALITAS PRODUK DAN JASA Kualitas didefinisikan dalam banyak cara. Menurut James Martin, konsultan komputer terkenal, mendeskripsikan kualitas perangkat lunak sebagai tepat

Lebih terperinci

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah:

Damper DB2B24SSC, diantaranya adalah: BAB III. METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT.Dulmison Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang hardware energi yang memproduksi alat-alat berat dan aksesoris

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU)

PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) PERTEMUAN : 2 PENGENDALIAN KUALITAS (3 SKS) Oleh : Budi sumartono POKOK BAHASAN : TOTAL QUALITY CONTROL (PENGENDALIAN MUTU TERPADU) DESKRIPSI Pengendalian mutu terpadu (PMT) lebih merupakan sikap dan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Dyck dan Neubert, dalam buku Principles of Management (2011:7-9) management adalah proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pakaian adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia yang berfungsi untuk lindungi tubuh, selain lindungi tubuh pakaian pun saat ini digunakan untuk menunjang fashion,

Lebih terperinci

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN "Veteran" Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

SKRIPSI. Hak Cipta milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ANALISIS DEFECT PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODE QCC (QUALITY CONTROL CIRCLE) DAN SEVEN TOOLS DI PT. HILON SURABAYA (STUDI KASUS FINISHING PRODUK MATRAS) SKRIPSI Oleh : ANDRI HERMAWAN 0532010128 JURUSAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Pengertian Dasar Kualitas Produk dan jasa berkualitas adalah produk dan jasa yang sesuai dengan apa yang diinginkan konsumen ( kepuasan pelanggan). Untuk mengetahui apa yang di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan gambaran dari tahapan yang dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah yang ditemui dalam sebuah penelitian, dimana dibuat berdasarkan latar

Lebih terperinci

QUALITY. Karakteristik produk dan jasa yang memberi kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. (American Society for Quality Control)

QUALITY. Karakteristik produk dan jasa yang memberi kepuasan terhadap kebutuhan konsumen. (American Society for Quality Control) QUALITY Karakteristik produk dan jasa yang memberi kepuasan terhadap kebutuhan konsumen (American Society for Quality Control) 1 Implementasi Quality Marketing people Better performance, nicer features,

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK

BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK BAB 5 ASPEK MUTU PRODUK Desain Produk : Dwi Purnomo www. agroindustry.wordpress.com Setelah membaca bab ini,diharapkan: Memahami arti dan pentingnya peranan mutu suatu produk Mengetahui batasan mutu produk

Lebih terperinci

Quality Management and International Standards

Quality Management and International Standards Chapter 6 Quality Management and International Standards Tujuan membangun sistem TQM yang dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan konsumen. Menjaga kualitas dapat mendukung diferensiasi, low cost,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kualitas Kualitas merupakan aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kualitas merupakan aspek utama yang diperhatikan oleh para konsumen dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 23 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi mengenai Kualitas Saat kata kualitas digunakan, kita mengartikannya sebagai suatu produk atau jasa yang baik yang dapat memenuhi keinginan kita. Menurut ANSI/ASQC Standard

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kualitas 2.1.1. Definisi Kualitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam blog yang ditulis oleh Rosianasfar (2013), kualitas berarti tingkat baik buruknya sesuatu, derajat

Lebih terperinci

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI)

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) #8 CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) Pengertian CPI erupakan sebuah pendekatan sistematis yang dapat digunakan untuk membuat perbaikan yang sifatnya berupa terobosan dan peningkatan pada proses yang

Lebih terperinci

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DALAM UPAYA MENURUNKAN TINGKAT KEGAGALAN PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti putu_hrs@yahoo.com Jurusan Teknik industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhitama

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *)

QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) QUALITY IS FIT FOR USE Retno Djohar Juliani *) Abstrak Dalam perjalanan menuju TQM/ TOTAL QUALITY MANAGEMENT, hingga kini masih ada pihak-pihak yang mempertanyakan konsep tersebut dan bahkan menanggapinya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN # TAUFIQUR RACHMAN EBM503 MANAJEMEN KUALITAS PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL IMPLEMENTASI TQM PERTEMUAN #7 EBM503 MANAJEMEN KUALITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mampu merumuskan program pelaksanaan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU

Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU Manajemen Operasional MANAJEMEN MUTU Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-10 Arti Mutu Tujuan Pengawasan Mutu Organisasi Pengawasan mutu Statistical Proces

Lebih terperinci

Penjelasan Aspek TQM

Penjelasan Aspek TQM 1 EMA503 Manajemen Kualitas Penjelasan Aspek TQM 2 Total Quality Management Menandakan bahwa setiap orang diperusahaan harus dilibatkan (termasuk pelanggan dan para pemasok). Mengidentifikasi bahwa keperluankeperluan

Lebih terperinci

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD

DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Manajemen Mutu Terpadu DWI PURNOMO FTIP - UNPAD Biaya dan Pangsa Pasar Hasil yang diperoleh dari Pasar Perbaikan reputasi Peningkatan volume Peningkatan harga Perbaikan Mutu Peningkatan Laba Biaya yang

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) II YULIATI, SE, MM PRINSIP DASAR JUST IN TIME ( JIT ) 3. Mengurangi pemborosan (Eliminate Waste) Pemborosan (waste) harus dieliminasi dalam setiap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 48 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian perlu dibuat urut-urutan proses pengerjaan yang dilakukan. Urut-urutan proses pengerjaan tersebut disebut Metodologi Penelitian. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan menurut Aritonang dan Lerbin (2005, p2), dapat diartikan sebagai hasil penilaian pelanggan terhadap apa yang diharapkannya dengan membeli

Lebih terperinci

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang 27 2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan Walaupun telah diadakan pengawasan kualitas dalam tingkat-tingkat proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang rusak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PROSES PRODUKSI 2.1.1 Pengertian Proses Produksi Proses produksi adalah metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan

Lebih terperinci

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) DAN GUGUS KENDALI MUTU (GKM)

CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) DAN GUGUS KENDALI MUTU (GKM) #10 CONTINOUS PROCESS IMPROVEMENT (CPI) DAN GUGUS KENDALI MUTU (GKM) Pengertian CPI merupakan sebuah pendekatan sistematis yang dapat digunakan untuk membuat perbaikan yang sifatnya berupa terobosan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendahuluan Six Sigma merupakan konsep yang relatif baru bagi banyak organisasi. Six Sigma bukan merupakan program kualitas yang berpegang pada zero defect (tanpa cacat), tetapi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analistis yakni suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tidak ada yang menyangkal bahwa kualitas menjadi karakteristik utama dalam perusahaan agar tetap survive. Buruknya kualitas ataupun penurunan kualitas akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka berpikir yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Gambar 3.1 Kerangka Penelitian 30 31 3.2 Pengumpulan Data 3.2.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan industri menjadi sangat ketat ketika dibukanya pasar bebas, terlebih lagi diberlakukannya standarisasi-standarisasi kualitas dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Operasi Pada era globalisasi ini semakin marak bemunculan perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur maupun jasa. Perusahaan tersebut melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas 2.1.1 Pengertian Kualitas Kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. Istilah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Globalisasi dan kemudahan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia, membawa perubahan yang sangat besar dalam kehidupan manusia. Perubahan itu juga Mempengaruhi dunia

Lebih terperinci

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1

Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA. deden08m.com 1 Materi 14 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA deden08m.com 1 EVALUASI STRATEGI DAN KINERJA: Posisi Perusahaan dalam Industri (1) Rencana bisnis yang efektif harus mendefinisikan secara jelas di mana posisi perusahaan

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Plastik Plastik mencakup semua bahan sintetik organik yang berubah menjadi plastis setelah dipanaskan dan mampu dibentuk di bawah pengaruh tekanan. Bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Total Quality Management 1. Pengertian Total Quality Management Manajemen mutu terpadu yang biasa dikenal dengan istilah Total Quality Management merupakan

Lebih terperinci

QUALITY ASSURANCE (QA) vs QUALITY CONTROL (QC)

QUALITY ASSURANCE (QA) vs QUALITY CONTROL (QC) QUALITY ASSURANCE (QA) vs QUALITY CONTROL (QC) Filed under: Mechanical jakfarsegaf @ 12:21 am Beberapa tokoh mendefinisikan Quality, yaitu: - Juran : fitness to use, kecocokan penggunaan produk - Crosby

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. kecocokan untuk pemakaian (fitness for use). Definisi lain yang lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi membuat persaingan antar perusahaan terus semakin ketat, sehingga menuntut perusahaan untuk menerapkan standar kualitas pada produk yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management

MANAJEMEN MUTU. Pendekatan Manajemen Mutu: Kaizen Total Quality Management MANAJEMEN MUTU Pentingnya Mutu Pada awal berkembangnya industri pada abad ke-18, kecenderungan pada masa itu bagaimana dapat memproduksi sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan UKM yang bergerak dibidang produksi furniture. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya dan faktor penyebab banyaknya re-work dari proses produksi kursi pada PT. SUBUR MANDIRI, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam Bab ini dikemukakan teori-teori dan penjelasan-penjelasan yang digunakan untuk pengolahan data dan proses analisa terhadap permasalahan yang dihadapi. 2.1. PENGERTIAN TQM/ MANAJEMEN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Tisnowati, et al (2008) memfokuskan penelitiannya pada analisis pengendalian mutu produksi roti dengan menggunakan metode SQC dalam mengamati

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Mutu Kualitas atau mutu merupakan salah satu tujuan penting bagi sebagian besar organisasi mengingat mutu ini menyangkut organisasi secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Perkembangan Mutu Kata mutu memiliki banyak definisi yang berbeda, dari yang konvensional sampai yang lebih strategik. Pengertian mutu dapat ditinjau dari definisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer

BAB II LANDASAN TEORI. Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep SPC dan Pengendalian Kualitas Persyaratan utama untuk mencapai kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dalam dunia industri manufaktur adalah kualitas dari produk maupun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Gambar 3.1 Diagram alir 37 3.2 Langkah Langkah Penelitian Dalam metode penelitian ini merupakan tahapan tahapan yang dibuat untuk memudahkan dan mengarahkan

Lebih terperinci

Pengertian Total Quality Management (TQM)

Pengertian Total Quality Management (TQM) Pengertian Total Quality Management (TQM) Untuk memahami Total Quality Management, terlebih dahulu perlu dijabarkan pengertian kualitas (quality), dan manajemen kualitas terpadu (Total Quality Management).

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain :

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Kualitas. Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : BAB II DASAR TEORI 2.1 Definisi Kualitas Definisi kualitas menurut beberapa ahli yang banyak dikenal antara lain : a. Juran (1962) kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya b. Crosby (1979)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN RANCANGAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Total Quality Management 2.1.1.1 Pengertian Total Quality Management Pendefinisian total quality management mengacu

Lebih terperinci

MATERI TAMBAHAN MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3 By : Dra. Peni Sawitri, MM

MATERI TAMBAHAN MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3 By : Dra. Peni Sawitri, MM MATERI TAMBAHAN MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3 By : Dra. Peni Sawitri, MM Analisis Matrix SWOT Salah satu model perencanaan strategis adalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2016 KELOMPOK 1 1. Apa pengertian dari Audit Manajemen? Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap

Lebih terperinci

MUTU. Disusun: Ida Yustina

MUTU. Disusun: Ida Yustina MUTU Disusun: Ida Yustina 1 PERUBAHAN PARADIGMA DALAM MANAJEMEN (DAFT) Paradigma Lama Organisasi Vertikal Paradigma baru Organisasi Pembelajar Kekuatan-kekuatan Organisasi Pasar Tenaga Kerja Teknologi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Untuk mengelola suatu perusahaan atau organisasi selalu dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat tercapai.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pemimpin. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, system,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pemimpin. Dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, system, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Menurut Coopers Et.Al (2006) : Bahwa Good Corporate Governance terkait dengan pengambilan keputusan yang efektif oleh pemimpin.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem Dari segi Etimologi, kata sistem sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani yaitu Systema, dalam Bahasa Inggris dikenal dengan SYSTEM, yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kajian Teori Teori yang di gunakan adalah : Line Performance (Operational Excellence) dan Losses 3.1.1 OPERATIONAL EXCELLENCE Operational excellence (OE)

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS

MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS MANAJEMEN OPERASIONAL M. KURNIAWAN. DP BAB 3 MANAJEMEN KUALITAS DEFINISI KUALITAS Fitur dan karakteristik produk yang mempengaruhi kepuasan pelanggan, cocok untuk digunakan Pengguna: Apa kata pelanggan

Lebih terperinci

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk Darsini Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo, Jl.

Lebih terperinci

Manajemen Produksi dan Operasi

Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Produksi dan Operasi Dahulu Produk2 yang cacat (yang bisa menyebabkan kecelakaan, kerusakan dan pencemaran) tidak menjadi masalah utama, yang penting bisa memproduksi banyak. Sekarang. Sasaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Mutu ( Quality ) Mutu adalah sesuatu yang diputuskan oleh pelanggan dan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pelanggan. Mutu didasarkan pada pengalaman aktual

Lebih terperinci

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE.

AKUNTANSI MANAJEMEN. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen. Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE. AKUNTANSI MANAJEMEN Dosen : 1. BUDI S. PURNOMO, SE., MM,.MSi. 2. POPPY SUSIANI H, SE, SE. Buku : Akuntansi Manajerial Garrison/Noreen AKMAN BSP 1 Apa yang akan dipelajari? 1. Akuntansi Manajerial dan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang memproduksi kemeja pria dewasa dengan harga Rp. 41.000 Rp. 42.500 perkemeja.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Dalam mengelolah suatu perusahaan atau organisasi dibutuhkan sistem manajemen agar tujuan dari perusahaan atau organisasi dapat tercapai. Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Process Quality Management Manajemen Kualitas Proses merupakan salah satu fungsi dari Total Quality Management (TQM). Manajemen Kualitas Proses merupakan

Lebih terperinci

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas)

Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) Makalah Manajemen Operasional (Manajemen Kualitas) DENNY HARIANTO NIM : 1401026015123456798900- KELAS : XXXIII - D MATA KULIAH : MANAJEMEN OPERASIONAL MAGISTER MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 1. Sistem Manajemen Mutu Saat ini lembaga pendidikan termasuk sekolah perlu mengembangkan sistem mutunya, agar dapat membuktikan

Lebih terperinci

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality

2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Materi ke 2 1. Review 2. 7 Tools of Quality 3. New 7 Tools of Quality Review Apa yang anda ketahui tentang variabilitas? Apa perbedaan konsep antara Pengendalian Kualitas Statistik, Desain Eksperimen dan

Lebih terperinci

Just in time dalam Manajemen Logistik

Just in time dalam Manajemen Logistik Just in time dalam Manajemen Logistik Kerjakan secara benar sejak awal Bambang Shofari 1 JIT Menghasilkan produk/jasa yang dibutuhkan pada saat dibutuhkan oleh customers dalam jumlah sesuai kebutuhan pada

Lebih terperinci

Bab 2 Landasan Teori

Bab 2 Landasan Teori Bab 2 Landasan Teori 2.1. Pengertian Kualitas Kualitas memiliki pengertian yang luas, setiap sudut pandang yang mendefinisikannya pasti memiliki perbedaan. Sebagaian besar orang mempunyai konsep pemahaman

Lebih terperinci

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management) Zaenal. Sugiyanto TQM (Total Quality Management) Total Quality Management Slide 6-5 Total Quality Management Total Quality Management merupakan peningkatan secara terus menerus yang Dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci