BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Sistem Manajemen Mutu Saat ini lembaga pendidikan termasuk sekolah perlu mengembangkan sistem mutunya, agar dapat membuktikan kepada masyarakat bahwa mereka dapat memberikan layanan yang bermutu. Edward Sallis (2008:33) mengungkapkan bahwa Mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan. Prinsip mutu adalah memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Seperti yang diungkapkan oleh Edward Sallis (2008:46) bahwa Fokus terhadap kebutuhan pelanggan, yang notabene merupakan poin inti dari mutu, merupakan salah satu cara paling efektif dalam menghadapi kompetisi dan bertahan di dalamnya. Dalam hal ini, pelanggan dibedakan menjadi dua yaitu pelanggan internal (di dalam organisasi) dan pelanggan eksternal (di luar organisasi). Fokus perhatiannya yaitu pelanggan internal karena apabila personil yang ada di dalam organisasi tersebut dilayani dengan baik, otomatis mereka akan melayani pelanggan eksternal secara baik pula.

2 16 Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam arti bahwa pelanggan internal, misalnya guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari personil sekolah lainnya, kepala sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi keinginan siswa. Sekolah sebagai suatu institusi pendidikan memerlukan rencana strategi dalam mencapai kualitas mutu yang diharapkan masyarakat atau siswa sebagai pelanggan eksternal dan guru maupun personil sekolah sebagai pelanggan internal. Dengan demikian, dalam menentukan atau mengembangkan sistem manajemen mutunya sekolah harus menentukan kebijakan yang jelas tentang mutu sehingga mampu menetapkan standar mutunya sendiri untuk memenuhi harapan dan kepuasan pelanggan, Edward Sallis (2008:230) mengungkapkan bahwa Akan sangat bermanfaat bagi institusi jika mereka menarik sebuah aturan tentang kebijakan mutu tersebut karena hal tersebut merupakan sebuah metode praktis agar sekolah mampu menetapkan standar mutunya sendiri. Selanjutnya Edward Sallis (2008:254) mengemukakan beberapa langkah penting dalam sebuah sistem mutu, yaitu sebagai berikut : a. Mengetahui apa yang anda kerjakan b. Mempertanyakan metode dan prosedur anda c. Mendokumentasikan apa yang anda inginkan untuk dikerjakan d. Mengerjakan apa yang anda katakan e. Memberikan bukti bahwa anda mengerjakan apa yang anda seharusnya anda kerjakan. Hal ini memungkinkan informasi tersebut disebarluaskan pada orang lain. Berdasarkan uraian di atas, sistem manajemen mutu merupakan suatu sistem terintegrasi dalam merencanakan perubahan kearah perbaikan yang

3 17 berkesinambungan, dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan sehingga menciptakan kepuasan pelanggan dari organisasi tersebut. Sebuah sistem mutu seperti yang diuraikan di atas jika dikembangkan sepenuhnya akan menyamai sistem manajemen mutu ISO Namun pengadopsian sistem manajemen mutu tersebut hendaknya menjadi suatu keputusan strategis organisasi. 2. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Kata ISO (The International Organization For Standardization) digunakan oleh organisasi untuk standarisasi sebagai nama dari organisasinya. Tujuan pendiriannya adalah untuk mengembangkan standarisasi di seluruh dunia dengan mempermudah pertukaran internasional barang dan jasa, serta untuk mengembangkan kerja sama dalam berbagai bidang. Berdasarkan SNI tentang Sistem Manajemen Mutu Persyaratan, yang menyatakan bahwa ISO (Organisasi Internasional untuk Standarisasi) adalah federasi dunia badan-badan standar nasional (badan anggota ISO). Dengan misi utamanya adalah mengembangkan standar internasional, menyebarkan informasi tentang standar internasional, dan mempromosikan implementasi standar internasional. Salah satu produk dari ISO yang terkenal antara lain ISO 9000 series yang memuat tentang standar sistem manajemen mutu. Dalam hal ini Iskandar Indranata (2006:8) mengungkapkan bahwa ISO 9000 adalah satu-satunya standar sistem manajemen mutu yang diakui dunia dan bersifat global.

4 18 Adapun kunci dari penerapan ISO 9000 sebagaimana yang dikemukakan oleh Iskandar Indranata (2006:15), diantaranya sebagai berikut : a. Tanggung jawab manajemen : Komitmen Kepemimpinan Manajemen memberi dukungan dan memberdayakan karyawan Membuka dan memelihara komunikasi umpan balik dari karyawan b. Pemahaman ISO 9000 secara benar Melakukan pelatihan untuk seluruh tingkatan c. Alokasi sumber daya Menunjuk seorang wakil manajemen (MR) Menunjuk seorang pengendali dokumen Menunjuk auditor mutu internal Mengalokasikan sumber daya yang diperlukan seperti tenaga kerja yang kompeten, waktu, biaya dan peralatan d. Dokumentasi dan Penerapan yang sesuai Dibuat agar efisien, efektif, fleksibel dan mudah dilaksanakan Sistem mutu dibuat agar mudah untuk diaudit dan disertifikasi Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti e. Penerapan yang sistematik Menjamin seluruh kegiatan operasi telah terlibat Menggambarkan keterkaitan proses antara fungsi organisasi Melakukan uji coba dari sistem mutu yang telah dibuat f. Faktor-faktor manusia Kesadaran, kemauan, kemampuan, disiplin, kerjasama, komunikasi dan proaktif. Dengan demikian, ISO 9000 ini dapat diterapkan untuk berbagai jenis organisasi yang mengutamakan mutu, termasuk lembaga-lembaga pendidikan (sekolah) yang turut mengadopsi sistem manajemen mutu ISO 9000 untuk meningkatkan mutu dan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Iskandar Indranata (2006:14) mengenai keuntungan atau manfaat yang diperoleh suatu organisasi dalam menerapkan standar ISO 9000, yaitu sebagai berikut :

5 19 Manfaat secara eksternal : a. Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan dengan memberikan jaminan manajemen mutu. b. Meningkatkan citra organisasi terutama dikaitkan dengan perubahan persepsi pelanggan dari mutu produk ke mutu proses. c. Menjamin peningkatan mutu organisasi secara terus menerus. d. Meningkatkan kompetisi dengan organisasi lain, sebagai sarana antisipasi terhadap kecenderungan semakin ketatnya persyaratan yang berkaitan dengan keamanan pengunaan di pasaran internasional. Secara internal : e. Memberikan pelatihan secara sistematik kepada seluruh karyawan dan manajer organisasi melalui prosedur-prosedur dan instruksi-instruksi yang terdefinisi secara baik. f. Meningkatkan sistem kerja yang lebih baik dan konsisten, sehingga membuat sistem kerja dalam suatu organisasi menjadi standar kerja yang terdokumentasi. g. Penerapan ISO 9000 yang sesuai, akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi. Dengan adanya ISO 9000, ada jaminan bahwa organisasi itu mempunyai SMM dan produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pelanggan. ISO 9000 dipengaruhi oleh delapan prinsip manajemen mutu sebagaimana yang dikemukakan oleh Iskandar Indranata (2006:13) sebagai berikut : a. Fokus pada pelanggan b. Kepemimpinan c. Keterlibatan personel d. Pendekatan proses e. Pendekatan sistem terhadap manajemen f. Peningkatan berkesinambungan g. Pendekatan faktual untuk mengambil keputusan h. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan Fokus pada pelanggan, dalam hal ini suatu organisasi tergantung kepada para pelanggannya, oleh karena itu sekolah sebagai suatu organisasi dalam sektor pendidikan harus memahami kebutuhan-kebutuhan pelanggan baik itu pelanggan internal maupun pelanggan eksternal untuk masa sekarang dan yang akan datang, memenuhi persyaratan-persyaratan pelanggan, dan berusaha untuk melampaui harapan pelanggannya.

6 20 Kepemimpinan juga sangat mempengaruhi sebuah organisasi. Pemimpin di lingkungan sekolah atau kepala sekolah harus dapat menciptakan dan memelihara kondisi lingkungan internal sekolah tersebut, agar semua personel sekolah dapat terlibat penuh dalam pencapaian sasaran-sasaran sekolah. Keterlibatan personel, personel sekolah adalah inti dari sekolah sebagai suatu organisasi, karena personel yang menjalankan seluruh kegiatan sekolah tersebut. Keterlibatan penuh dengan pemanfaatan kemampuan yang dimiliki setiap personel akan memberikan keuntungan bagi sekolah. Pendekatan proses, dalam hal ini apabila seluruh aktifitas pendidikan dalam sekolah dan sumber daya terkait dikelola sebagai sebuah proses maka suatu hasil yang diharapkan akan dapat tercapai dengan lebih efisien. Proses disini maksudnya adalah sekumpulan aktifitas pendidikan di sekolah yang menggunakan seluruh sumber daya (resources) yang ada untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (output). Untuk dapat berfungsi secara efektif, sekolah harus mengidentifikasi dan mengelola semua proses yang saling berkait dan berinteraksi satu sama lainnya. Pendekatan sistem terhadap manajemen, adanya pengenalan, pemahaman dan pengelolaan proses-proses yang saling berkaitan sebagai sebuah sistem akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pencapaian sasaran-sasaran sekolah. Peningkatan berkesinambungan, dengan peningkatan berkesinambungan terhadap kinerja tiap personel sekolah terlebih lagi guru hendaknya menjadi suatu sasaran permanen dari sekolah. Sehingga sekolah dengan perbaikan

7 21 terus-menerus terhadap kinerja gurunya akan mampu bertahan dan berkembang sesuai tuntutan zaman. Pendekatan faktual untuk mengambil keputusan, keputusan keputusan yang diambil oleh para personel sekolah terlebih lagi kepala sekolah tersebut akan efektif jika berdasarkan hasil analisa data dan informasi yang sebenarnya. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan, adanya hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan pemasoknya atau hubungan ketergantungan satu sama lain. Sehingga akan meningkatkan kemampuan diantara keduanya untuk menghasilkan suatu nilai agar dapat berhasil dalam persaingan diantara organisasi. Prinsip-prinsip manajemen mutu tersebut sebagai dasar model proses yang merupakan konsep dasar dari ISO 9001:2000 dan salah satu keluarga dari ISO 9000 series yang telah diterapkan di sekolah. Hal ini disebabkan karena ISO 9001:2000 berisi persyaratan-persyaratan yang terfokus pada proses-proses yang memberikan keyakinan bahwa persyaratan pelanggan terhadap mutu produk akan terpenuhi. ISO 9001:2000, persyaratan sistem manajemen mutu. Berisi persyaratan standar yang digunakan untuk mengakses kemampuan organisasi dalam memenuhi persyaratan pelanggan dan peraturan yang sesuai (Iskandar Indranata, 2006:9). Berdasarkan Dokumen persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000, terdapat delapan persyaratan (klausul) yaitu sebagai berikut : a. Lingkup b. Acuan yang mengatur c. Istilah dan definisi d. Sistem manajemen mutu

8 22 e. Tanggung jawab manajemen f. Pengelolaan sumber daya g. Realisasi produk h. Pengukuran, analisis dan perbaikan. Di dalam ISO 9001:2000 hanya lima bagian utama yang menjabarkan sistem manajemen organisasi seperti yang diungkapkan oleh Iskandar Indranata (2006:11) yaitu sebagai berikut : a. Sistem manajemen mutu b. Tanggung jawab manajemen c. Manajemen sumber daya d. Realisasi produk, dan e. Pengukuran, analisa dan perbaikan Ke-lima persyaratan tersebut merupakan suatu model proses dari ISO 9001:2000. Berdasarkan SNI tentang Sistem Manajemen Mutu Persyaratan ditunjukkan dalam gambar 2.1 sebagai berikut : Perbaikan Berkesinambungan Sistem Manajemen Mutu Pelanggan Tanggungjawab Manajemen Pelanggan Manajemen Sumber Daya Pengukuran Analisa & Perbaikan Kepuasan Persyaratan Masukan Realisasi Produk Produk Keluaran Gambar 2.1

9 23 Keterangan : Aliran Informasi Kegiatan Penambahan Nilai Gambar di atas menunjukan bahwa pelanggan memiliki peran yang sangat penting dalam penetapan persyaratan sebagai masukan, selanjutanya pemantauan kepuasan pelanggan menghendaki adanya evaluasi informasi yang berkaitan dengan persepsi pelanggan mengenai pemenuhan persyaratan pelanggan suatu organisasi. Manajemen sumber daya merupakan bagaian dari proses perencanaan (plan), realisasi produk merupakan bagian dari melakukan (do), pengukuran, analisa dan perbaikan merupakan bagian dari proses pemerikasaan (check) dan proses tindakan (act). Integrasi proses-proses plan-do-check-act (PDCA) tersebut secara sistematik akan menghasilkan suatu pendekatan sistem manajemen mutu kearah perbaikan kinerja secara berkesinambungan. Seperti yang digambarkan di bawah ini : 2. DO 1. PLAN 3. CHECK 4. ACT Gambar 2.2

10 24 Keterangan : a. Plan : Menetapkan sasaran-sasaran dan proses-proses yang dibutuhkan untuk memberikan hasil-hasil yang sesuai dengan persyaratan pelanggan dan kebijakan organisasi. b. Do : Melaksanakan proses-proses c. Check : Memonitor dan mengukur proses-proses dan produk, kemudian membandingkannya dengan kebijakan-kebijakan sasaran-sasaran dan persyaratan produk yang telah ditetapkan sebelumnya, melakukan analisa data dan melaporkan hasil-hasilnya. d. Act : Melakukan tindakan-tindakan perbaikan untuk memperbaiki kinerja secara kontinu. Ke-empat proses di atas merupakan satu siklus yang tidak terputus dan saling berinteraksi satu sama lain. Terkait dengan masalah yang dikaji dalam penelitian ini, pengelolaan sumber daya sebagai proses perencanaan (plan) yang menjadi salah satu bagian terpenting dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Berdasarkan dokumen persyaratan-persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 persyaratan ke-enam tentang pengelolaan sumber daya menyatakan bahwa : Organisasi harus menetapkan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan. a. Untuk menerapkan dan memelihara sistem manajemen mutu dan terus-menerus memperbaiki keefektifannya, dan b. Untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi persyaratan pelanggan. Selanjutnya penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 tersebut akan memberikan pengaruh yang baik untuk peningkatan dan perbaikan suatu

11 25 organisasi secara efektif dan efisien, sebagaimana yang diungkapkan oleh Iskandar Indranata (2006:15) mengenai dampak dari ISO 9001:2000 sebagai berikut : a. Lebih berorientasi pada pelanggan b. Persyaratan lebih luas c. Pimpinan puncak lebih terlibat d. Pengembangan SDM lebih diperhatikan e. Mendorong peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) f. Kontribusi terhadap efektivitas dan efisiensi lebih besar g. Memacu augmented product h. Menambah kegiatan perbaikan sistem i. Manajemen tradisional semakin tertinggal. Dengan demikian sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 ini bila dijalankan secara penuh dan konsisten akan memberikan dampak positif bagi setiap organisasi yang menerapkannya. 3. Pengelolaan Sumber Daya dalam Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Pengelolaan sumber daya adalah salah satu dari persyaratan (klausul) keenam dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 sebagai suatu proses perencanaan. Berdasarkan artikel mengenai quality plan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 di pergururuan tinggi (Bambang Kesit, 15 Januari 2009) mengemukakan mengenai perencanaan dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yaitu bahwa : Rencana yang baik adalah kunci kesuksesan pelaksanaan. Rencana merupakan jembatan penghubung masa kini dan masa depan atau posisi saat ini dengan posisi yang akan datang yang diharapkan. Melalui perencanaan, manajemen mengkoordinasikan strategi-strategi dan upaya-upaya, mempersiapkan perubahan dan mengelola perkembangan agar memudahkan dan memperlancar implementasi dari sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Perencanaan yang baik merupakan seni membuat hal yang sulit menjadi sederhana sehingga memudahkan untuk mewujud-kan segala

12 26 sesuatunya menjadi mungkin dilaksanakan, mungkin diwujudkan dan mungkin dicapai. Pengelolaan sumber daya dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 berupa sumber daya manusia (staf/guru), prasarana / infrastruktur (bangunan, peralatan proses, alat transportasi, komunikasi), dan lingkungan kerja, sehingga sekolah perlu menetapkan sumber-sumber daya tersebut untuk melaksanakan sistem manajemen mutu dan memenuhi persyaratan pelanggan. Sebagaimana yang diuraikan dalam dokumen persyaratan-persyaratan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yaitu sebagai berikut : a. Penyelidikan sumber daya b. Sumber daya manusia c. Prasarana d. Lingkungan kerja Sumber daya tersebut harus diberikan pada waktu yang tepat, yang berarti bahwa sekolah seharusnya tidak beralasan bahwa beberapa aspek-aspek pengelolaan sumber daya tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan atau kurangnya personil (guru), waktu atau peralatan. Berdasarkan uraian di atas empat hal yang perlu diperhatikan sekolah mengenai pengelolaan sumber daya dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yaitu diantaranya sebagai berikut : a. Penyelidikan sumber daya Adanya identifikasi kebutuhan dan menyediakan sumber daya yang diperlukan sekolah untuk melaksanakan dan meningkatkan kualitas dari keseluruhan proses pendidikan dalam suatu sistem sehingga sekolah dapat memenuhi kepuasan pelanggan serta menerapkan dan meningkatkan kualitas

13 27 sistem manajemen, dan sekolah pun dapat menentukan sumber daya tambahan yang diperlukan untuk mencapai kebutuhan tersebut. b. Sumber Daya manusia Pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi termasuk sekolah perlu mempertimbangkan adanya kebutuhan pelatihan dan kualifikasi personil atau guru. Sekolah yang dapat membandingkan, mengidentifikasi kebutuhan terhadap kinerja personilnya. Hal pertama yang harus dilakukan sekolah adalah menentukan kompetensi kebutuhan, kemudian sekolah dapat merancang, merencanakan dan memberikan pelatihan. Setelah pelatihan dilaksanakan, sekolah harus memiliki mekanisme yang sesuai untuk mengevaluasi hasil pelatihan dan menentukan efektivitas. Terdapatnya perbedaan antara kompetensi dan kualifikasi. Banyak personil yang memenuhi syarat atau kualifikasi pekerjaan tapi tidak maksimal dalam melaksanakan pekerjaan. Sehingga sekolah secara berkala harus menganalisis kompetensi pelatihan dan kebutuhan pada tiap personil, khusunya guru yang diperlukan dalam membangun kepercayaan pelanggan dengan kualitas lulusan dan layanan yang memenuhi atau melebihi harapan dari pelanggan. Karena pada dasarnya pelanggan akan terus berharap lebih, dan sekolah pun harus memastikan bahwa guru tersebut sadar akan pentingnya tugas dan peranan sebagai guru dalam memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan atau sasaran mutu.

14 28 c. Prasarana Sekolah sebagai suatu organisasi bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, menyediakan dan memelihara prasarana atau fasilitas sekolah yang diperlukan sebagai penunjang keseluruhan kegiatan di sekolah yang berorientasikan mutu, serta akan memberikan kemudahan untuk mencapai sasaran mutu yang ditetapkan dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas. Bagian ini meliputi beberapa hal sebagai berikut : Fasilitas kerja Peralatan Layanan pendukung pekerjaan, dalam hal ini perlu adanya pemeliharaan agar fasilitas tetap utuh dan terpelihara dengan baik. d. Lingkungan Kerja Bagian ini menunjukkan bahwa sekolah sebagai suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor fisik setiap personilnya termasuk guru di lingkungan kerja. Sehingga diperlukan suatu kondisi lingkungan kerja yang baik. Faktor fisik tersebut diantaranya termasuk adanya panas, suara, cahaya, aliran udara dan kebersihan. Adapun langkah-langkah perencanaan implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 atau tahapan dalam penerapan ISO 9000, Sebagaimana yang dikemukakan oleh Iskandar Indranata (2006:16) yaitu sebagai berikut : a. Penetapan komitmen manajemen puncak b. Pembentukan tim ISO c. Pelatihan kesadaran mutu dan dokumentasi (sosialisasi ISO 9000) d. Identifikasi proses bisnis e. Desain sistem dan pendokumentasian f. Penerapan

15 29 g. Pelatihan audit mutu internal h. Pelaksanaan audit mutu internal i. Tinjauan manajemen (management review) j. Sertifikasi Penetapan komitmen manajemen puncak, di setiap organisasi termasuk sekolah sebagai organisasi atau lembaga pendidikan, yang menjadi manajemen puncaknya adalah kepala sekolah karena kepala sekolah bertanggungjawab dan harus merencanakan strategi, kebijakan, sasaran dan ukurannya, serta harus meninjaunya pula. Komitmen manajemen terhadap mutu dapat ditunjukkan melalui penandatanganan pernyataan kebijakan mutu sekolah, dan selanjutnya diikuti oleh sikap dan perilaku manajemen yang konsisten dalam menerapkan prosedur-prosedur kerja. Kepala sekolah sebagai manajemen puncak harus memberi bukti komitmennya pada penyusunan dan implementasi sistem manajemen mutu serta perbaikan berkesinambungan dan keefektifannya. Bukti komitmen tersebut dapat ditunjukkan dengan menugaskan atau mengangkat secara resmi seorang wakil manajemen yang tepat, dan mempertimbangkan kemampuan kepemimpinannya, serta pemahamannya tentang sistem yang berlaku pada sekolah untuk menjamin bahwa sistem manajemen mutu yang didokumentasikan secara teknik benar dan sesuai dengan persyaratan standar dari sistem manajemen mutu yang telah ditetapkan. Pembentukan tim ISO dimulai setelah penetapan secara resmi seorang wakil manajemen dan selanjutnya mempersiapkan pembentukan tim ISO yang melibatkan semua pihak. Dalam hal ini penerapan sistem manajemen mutu di sekolah menjadi tanggung jawab seluruh warga sekolah yang ada dalam

16 30 struktur organisasi sekolah tersebut, dimulai dari kepala sekolah yang menunjuk seorang wakil manajemen atau sebagai wakil manajemen mutu, selanjutnya menentukan yang menjadi panel audit, pusat pengendali dokumen, dan personil wakil dari tiap-tiap unit kerja. Pelatihan kesadaran mutu dan dokumentasi (sosialisasi ISO 9000), pelatihan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 ini bertujuan untuk memberikan kesadaran mutu bagi kepala sekolah sebagai manajemen puncak dan memberikan pemahaman persyaratan kepada tim ISO. Pelatihan itu antara lain meliputi pelatihan kesadaran mutu (quality awareness) sehingga dapat memberikan pemahaman mengenai: a. Sejarah sistem manajemen puncak. b. Pemahaman komitmen manajemen, pemahaman pelaksanaan manajemen review, kebijakan mutu, sasaran mutu, perencanaan sistem manajemen mutu dan kriteria, tanggung jawab dari wakil manajemen mutu (WMM). c. Penjelasan delapan (8) prinsip manajemen mutu. d. Manfaat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 bagi sekolah. e. Pengertian umum persyaratan-persyaratan (klausul) yang terdapat dalam sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. f. Faktor-faktor penyebab kegagalan dalam penerapan SMM ISO 9001:2000. g. Penjelasan mengenai sertifikasi sistem manajemen mutu.

17 31 h. Metoda dan teknik pemeliharaan sistem manajemen mutu. i. Metoda evaluasi peningkatan penerapan sistem manajemen mutu Tiap sekolah harus mengembangkan sebuah rencana yang menggambarkan komitmen terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran. Mengembangkan sebuah rencana implementasi sesuai isi dokumen sistem manajemen mutu yang telah disusun dalam organisasi pada level yang relevan. Rencana harus disosialisasikan ke seluruh organisasi, dan harus diperbaharui. Desain sistem dan pendokumentasian, dokumen sistem manajemen mutu tersusun secara hirarki, penyusunan dokumen sistem mutu (DSM) dilakukan oleh tim ISO dengan dibantu oleh masing-masing personil inti dari bagian terkait yaitu manual mutu, prosedur, instruksi kerja, dan rekaman. Penerapan, dokumen sistem manajemen mutu yang sah dan telah disosialisasikan kepada setiap seluruh personil sekolah harus dijalankan secara benar dan konsisten. Apabila menemukan kendala maka dokumentasi tersebut dapat direvisi dan diadakan penyempurnaan sesuai kebutuhan. Pelatihan audit mutu internal, proses audit mutu internal itu dengan menyediakan perangkat untuk memperoleh bukti objektif bahwa persyaratan yang ada telah dipenuhi, karena audit mutu internal menilai keefektifan dan efisiensi sekolah yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Pelaksanaan audit mutu internal, sekolah terlebih dahulu harus memastikan seluruh dokumen sistem mutu telah dibuat dan diterapkan. Selanjutnya pelaksanaan audit mutu internal disesuaikan dengan jadwal yang

18 32 telah direncanakan sebelumnya dan tim audit harus membuat laporan hasil auditnya. Tinjauan manajemen (management review), Dalam pelaksanaan tinjauan manajemen yang menjadikan masukannya yaitu hasil audit, feed back dari pelanggan, kinerja dari proses dan produk, status tindakan koreksi dan pencegahan, tindak lanjut dari tinjauan manajemen sebelumnya, perubahanperubahan terencana yang dapat berakibat terhadap sistem manajemen mutu, rekomendasi untuk perbaikan. Sertifikasi,dimulai dengan memilih lembaga sertifikasi, adapun tahapan sertifikasi yang dikemukakan oleh Iskandar Indranata (2006:18) yaitu sebagai berikut : a. Aplikasi kepada LSSM untuk sertifikasi b. Pre-Audit atau audit awal (boleh dipilih) c. Final audit (dengan waktu pelaksanaan dua sampai tiga hari) d. Tindakan koreksi oleh organisasi (jika ada) e. Audit pengawasan / surveillance (sekali dalam enam bulan) Selanjutnya dalam tahap implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 seringkali terjadi kesalahan-kesalahan yang diantaranya itu tidak menjalankan sistem manajemen mutu tanpa membangun budaya mutu. Mutu itu terletak pada sumber daya manusia yang menjalankan sistem, dicerminkan melalui sikap dan tindakan seluruh personil dalam suatu organisasi. Sistem manajemen mutu yang dirancang tanpa disertai dengan membangun budaya mutu biasanya tidak mencapai manfaat optimal. Dalam hal ini sekolah memiliki banyak cara dalam menentukan sistem pengelolaan sumber dayanya, namun sekolah beserta para personilnya termasuk guru harus memahami secara

19 33 jelas dan menjelaskan rincian sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 agar berhasil dalam menangani persyaratan sistem manajemen mutu ini. Berdasarkan SNI tentang Sistem Manajemen Mutu - Persyaratan menyatakan bahwa : Organisasi harus : a. Menetapkan kompetensi yang diperlukan bagi personel yang melaksanakan pekerjaan yang mempengaruhi mutu produk. b. Menyediakan pelatihan atau melakukan tindakan lain untuk memenuhi kebutuhan ini. c. Menilai keefektifan tindakan yang dilakukan. d. Memastikan bahwa personelnya sadar akan relevansi dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian sasaran mutu, dan e. Memelihara rekaman yang sesuai tentang pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman. Uraian di atas menunjukkan bahwa pengelolaan sumber daya merupakan persyaratan penting bagi sekolah dalam menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Mengacu pada uraian di atas, poin penting bagi sekolah dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Penetapan Kompetensi Personel Sekolah harus memastikan bahwa personel dengan tanggung jawab yang ditetapkan dalam sistem manajemen kualitas harus kompeten, sesuai dengan jenjang pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Iskandar Indranata (2006:36) bahwa : Kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, kemampuan/keterampilan dan sikap kerja ditambah atribut kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang mencakup kemampuan berfikir kreatif, keluasan pengetahuan, kecerdasan emosional, pengalaman daya juang, sikap positif, keterampilan kerja serta kondisi kesehatan yang baik yang bisa dibuktikan atau diperagakan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

20 34 Dengan demikian kompetensi tiap personel harus diidentifikasi sejak awal, sehingga sekolah dapat mengembangkan definisi kompetensi tersebut untuk berbagai posisi dalam organisasi dan untuk menentukan kebutuhan personel, kemajuan dan kesempatan pelatihan, sehingga dapat menjamin kualitas dari setiap pekerjaan yang dilaksanakan dan membantu keberhasilan pencapaian mutu sekolah. b. Pelatihan Pelatihan personil adalah sebuah tantangan bagi sekolah untuk memenuhi tingkat kompetensi yang dibutuhkan personil dalam melakukan kegiatan yang berpengaruh pada kualitas personil tersebut. Sekolah perlu memberikan pelatihan yang dapat mengetahui kecakapan-kecakapan yang ada hubungannya dengan mengembangkan kecakapan-kecakapan yang dimiliki personil, sebab kebutuhan akan latihan tidak hanya pada saat personil tersebut menduduki suatu jabatan yang baru melainkan pada saat personil menjalankan tugas-tugasnya sehari-hari. c. Penilaian Penilaian dalam suatu sekolah yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 perlu dilakukan oleh pimpinan unit untuk menilai organisasinya, sistem mutu dan keefektivitasannya, serta penilaian kesesuaian dengan standar yang telah ditentukan untuk digunakan di sekolah tersebut. Seorang auditor di suatu sekolah yang menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dalam melaksanakan penilaian dapat melihat langsung implementasi sistem manajemen mutu tersebut dengan mengkaji

21 35 dokumentasi yang dimiliki dan digunakan oleh personil sekolah, berdiskusi dengan tiap personil sekolah, observasi pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan penilaian terhadap sumber daya sekolah tersebut baik itu sumber daya manusia, prasarana maupun lingkungan kerja sekolah. d. Penjaminan Kerja Personel Sekolah perlu memastikan bahwa tiap personelnya memiliki kesadaran akan pentingnya relevansi tugas dan peranannya dalam memberikan kontribusi untuk mencapai tujuan atau sasaran mutu sekolah. Sekolah memerlukan bukti kesesuaian setiap pekerjaan personel melalui pengamatan saat melaksanakan pekerjaan oleh pimpinan unit/auditor mutu dan wakil manajemen mutu, penilaian kecukupan sumberdaya dan prasarana sekolah, serta dengan melakukan diskusi, sehingga sekolah dapat memastikan bahwa personelnya melaksanakan tugas pekerjaannya sesuai dengan persyaratan dalam sistem manajemen mutu dan persyaratan pelanggan dalam rangka pencapaian mutu sekolah. e. Pemeliharaan Rekaman Sekolah harus dapat memelihara semua rekaman yang terkait dengan pengembangan personilnya berupa pendidikan, pelatihan, keterampilan, dan pengalaman untuk memberikan bukti kesesuaian persyaratan dan beroperasinya sistem manajemen mutu dilaksanakan oleh personil yang berkualitas dengan cara efektif. Rekaman harus mudah dibaca, siap ditunjukkan dan mudah untuk diambil. Prosedur pengendalian rekaman juga

22 36 berisi tentang identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengambilan, masa simpan dan penghancuran rekaman. Rekaman-rekaman yang menjadi alat untuk menunjukkan operasi yang efektif wajib dibuat guna pelaksanaan peraturan badan sertifikasi dan perbaikan pelanggan jika diperlukan. B. Konsep Dasar Produktivitas Kerja Guru 1. Pengertian Produktivitas Produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input). Sebagaimana yang diungkapkan oleh Malayu. S. P. Hasibuan (2003:126) bahwa : Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan) jika ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan efisiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Sejalan dengan pendapat di atas, Sedarmayanti (2001:58) mengemukakan bahwa Produktivitas secara total atau secara keseluruhan, artinya keluaran yang dihasilkan diperoleh dari keseluruhan masukan yang ada dalam organisasi. Dalam hal ini keluaran adalah orientasi dari efektivitas yang merupakan suatu ukuran dalam menggambarkan pencapaian target, dan masukan adalah orientasi dari efisiensi yang merupakan ukuran dalam membandingkan masukan dengan realisasi pelaksanaannya. Sedangkan yang berorientasi pada masukan, keluaran maupun keduanya disebut sebagai kualitas. Sehingga dapat dikatakan bahwa produktivitas itu mencakup efektifitas, efisiensi dan kualitas.

23 37 berikut : Sedarmayanti (2001:60) menunjukannya dalam gambar 2.3 yaitu sebagai Hasil Utama Masukan Proses Produksi Kualitas & Efisiensi Kualitas Hasil Sampingan Produktivitas Gambar 2.3 Kualitas Efektifitas Secara umum produktivitas itu menurut Muchdarsyah (Malayu. S. P. Hasibuan, 2003:127) mengungkapkan bahwa : Pengukuran produktivitas berarti perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda yaitu : a. Perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara historis yang tidak menunjukan apakah meningkat (berkurang serta tingkatannya). b. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukan pencapaian secara relatif. c. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya. Dan inilah yang terbaik, sebab memusatkan perhatian pada sasaran / tujuan.

24 38 Selanjutnya, Formulasi National Productivity Board (NPB) Singapore (Sedarmayanti, 2001:56) mengemukakan bahwa Produktivitas adalah sikap mental (Atitude of mind) yang mempunyai semangat untuk peningkatan perbaikan. Perwujudan sikap mental tersebut dapat berupa sikap mental yang berkaitan dengan diri sendiri dan pekerjaan. Sikap mental yang berkaitan dengan diri sendiri seperti upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan, kedisiplinan, kerukunan kerja dan upaya pribadi. Sedangkan sikap mental yang berkaitan dengan pekerjaan yaitu upaya perbaikan manajemen dengan metode kerja yang lebih baik, penghematan biaya, ketepatan waktu, sistem dan teknologi yang lebih baik. Dengan demikian sistem manajemen yang tepat di sekolah dapat mendorong tiap personelnya semisal guru untuk memiliki sikap mental yang semangat dalam melakukan peningkatan perbaikan. 2. Produktivitas Kerja Guru Seorang guru dikatakan produktif apabila melaksanakan tugas pekerjaannya secara optimal, yaitu dapat mendorong dirinya untuk kreatif maupun penuh inisiatif pada lingkungan kerjanya. Selain berkaitan dengan tugas utamanya, seorang guru yang produktif itu selalu berupaya untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui pengembangan karier guru semisal dengan mengikuti seminar, penataran, atau kegiatan-kegiatan yang meningkatkan kemampuan dirinya sesuai dengan tuntutan tugas dan perkembangan zaman. Sehingga akan mampu menghasilkan output (lulusan) yang berkualitas baik dari segi akademik maupun non akademik.

25 39 Dalam hal ini, Sedarmayanti (2001:65) mengungkapkan bahwa Produktivitas individu adalah bagaimana seseorang melaksanakan pekerjaannya atau unjuk kerja (Job Performance). Sedangkan produktivitas kerja merupakan cara kerja terbaik yang dilaksanakan oleh individu, Sedarmayanti (2001:81) mengemukakan bahwa Pribadi yang produktif menggambarkan persepsi dan kreatifitas seseorang yang senantiasa ingin menyumbangkan kemampuan agar bermanfaat bagi diri dan lingkungannya. Selanjutnya Gilmore (1974) dan Erich Fromm (1975) (Sedarmayanti, 2001:79) mengungkapkan mengenai individu yang produktif, yaitu bahwa : a. Tindakannya konstruktif b. Percaya pada diri sendiri c. Bertanggungjawab d. Memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan e. Mempunyai pandangan ke depan f. Mampu mengatasi persoalan dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah g. Mempunyai kontribusi positif terhadap lingkungannya (kreatif, imaginatif, dan inovatif) h. Memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya Untuk mencapai produktivitas kerja yang maksimal dari setiap personil di suatu organisasi, perlu adanya kesesuaian antara kebutuhan individual dan kebutuhan organisasi tersebut yang merupakan faktor penting untuk menunjang produktivitas kerja. Sebagaimana menurut pendapat Sadiman. J dalam Majalah Manajemen, Juli Agustus 1983 (Sedarmayanti, 2001:70) mengemukakan

26 40 gambaran perpaduan pemenuhan kepuasan bagi personil maupun bagi organisasi seperti di bawah ini : Tabel 2.1 Ikthisar Perpaduan Pemenuhan Kepuasan Karyawan dan Organisasi No Motivator 1 Tantangan 2 Kebebasan 3 Pengakuan 4 Partisipasi 5 Hasil yang dicapai 6 Pembaruan 7 Perluasan tugas Kebutuhan Organisasi Kebutuhan untuk mencapai hasil yang lebih banyak dan baik. Kebutuhan delegasi wewenang dan tanggung jawab. Kebutuhan untuk mengerjakan pekerjaan yang penting dan bermakna. Kebutuhan untuk mencapai keterkaitan untuk menyelesaikan tugas sebelum pekerjaan dimulai. Kebutuhan untuk memastikan bahwa sumber daya yang dikeluarkan benarbenar dipakai untuk mencapai sasaran organisasi. Kebutuhan adanya gagasan baru, saran dan usulan-usulan untuk memperbaiki proses. Kebutuhan agar sumber daya waktu digunakan secara maksimum Kebutuhan Karyawan Kebutuhan tentang sesuatu yang unik dan mengerjakan sesuatu yang tidak bisa dilakukan orang lain. Kebutuhan akan kebebasan untuk mempertimbangkan. Kebutuhan untuk menyatakan dirinya bernilai kepada rekan sekerja dan keluarga. Kebutuhan untuk mengetahui tentang apa dan mengapa sesuatu terjadi dan ada peluang untuk mempengaruhinya. Kebutuhan untuk mengetahui bahwa upaya dan tenaga menggambarkan langkah maju menuju tujuan jangka panjang. Kebutuhan agar gagasan, dan saran diterima dan dipakai. Kebutuhan untuk menghindari kebosanan dan kelelahan

27 41 8 Perkayaan tugas 9 Keutuhan 10 Perkembangan Kebutuhan agar organisasi bersinambungan dan regenerasi manajemen. Kebutuhan agar karyawan mementingkan organisasi dan bukan individu. Kebutuhan akan karyawan yang dapat menangani tugas tugas baru dan tugas berbeda. Kebutuhan menyadari penugasan merupakan jenjang ke arah kemajuan dalam organisasi. Kebutuhan untuk mengetahui kontribusi tugasnya terhadap organisasi dan keseluruhan. Kebutuhan akan pekerjaan yang menggairahkan dan membangkitkan minat yang kuat. Dengan demikian organisasi harus menjamin dipilihnya personil yang tepat, dengan pekerjaan yang tepat disertai kondisi yang memungkinkan mereka bekerja optimal. Karena pada umumya tiap personil itu akan mengalami kepuasan apabila mempunyai kebebasan untuk menentukan pekerjaan yang disesuaikan dengan keinginannya, tanpa adanya paksaan dan akan meningkatkan motivasi kerja personil yang selanjutnya akan meningkatkan produktivitas kerjanya. Suatu organisasi termasuk organisasi dalam sektor pendidikan yaitu sekolah harus selalu menggali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja personilnya semisal produktivitas kerja guru, karena dengan tercapainya produktivitas kerja guru yang tinggi, berarti terdapat efisiensi pemanfaatan sumber-sumber yang ada dan efektivitas pencapaian hasil yang diinginkan. Sebagaimana menurut Balai Pengembangan Produktivitas Daerah (Sedarmayanti, 2001:71) mengemukakan bahwa ada enam faktor utama yang menentukan produktivitas tenaga kerja, yaitu sebagai berikut :

28 42 a. Sikap kerja, seperti : kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), dapat menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim. b. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri. c. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (quality control circles) dan panitia mengenai kerja unggul. d. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas. e. Efisiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. f. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam berusaha. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan beberapa indikator dari produktivitas kerja guru, yaitu sebagai berikut : Sikap kerja yang berupa kesediaan untuk bekerja secara bergiliran (shift work), serta menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim. Seorang guru apabila memperoleh beban tugas yang berhubungan dengan setiap kegiatan di sekolah, baik itu kesedian dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik secara bergiliran (shif work), atau menerima tambahan tugas yang menuntut untuk dapat bekerja dalam satu tim semisal membantu dalam hal proses manajemen di sekolah, guru tersebut harus berupaya untuk membangun sikap profesional dalam bekerja dengan disiplin tinggi pada suatu proses yang berkala dan akan diperoleh manfaatnya kelak bagi sekolah maupun guru tersebut. Tingkat keterampilan seorang guru diantaranya dapat dilihat dari caranya dalam menghadapi permasalahan yang timbul selama kegiatan pendidikan di sekolah. Seorang guru dituntut untuk terampil dalam berbagai aspek yang

29 43 berhubungan dengan setiap kegiatan di sekolah, dalam hal ini tingkat keterampilan guru ditentukan oleh pendidikan, latihan dalam manajemen dan supervisi serta keterampilan dalam teknik industri. Sehingga dapat memberikan hasil kerja yang optimal dengan inisiatif, imajinasi atau kreatifitas untuk mengantisipasi setiap perubahan dalam membangun suatu institusi pendidikan yang bermutu dengan menghasilkan peserta didik yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan organisasi dan tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas melalui lingkaran pengawasan mutu (quality control circles) dan panitia mengenai kerja unggul. Dalam hal ini pengawasan mutu dilakukan untuk menjamin seluruh kegiatan organisasi atau kegiatan pendidikan di sekolah berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dalam peningkatan mutu sekolah. Sehingga seluruh personil sekolah termasuk guru dengan kepala sekolah berusaha untuk melaksanakan tugasnya secara optimal dan profesional dengan membangun suatu kerjasama dan hubungan timbal balik satu sama lainnya dalam upaya mencapai tujuan sekolah, atau sasaran mutu sekolah. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai sumber dan sistem kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas. Guru harus mampu mengelola dan berupaya untuk lebih efisien menjalankan tugasnya dalam memberikan pembelajaran kepada peserta didik juga memberikan pelayanan kepada peserta didik, sehingga dapat memperoleh hasil kerja yang

30 44 optimal berupa lulusan yang berkualitas melalui keterampilan yang dimiliki guru, kemahiran dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran atau setiap kegaiatan pendidikan di sekolah, dan sumber-sumber daya lainnya, dengan tujuan untuk mencapai hasil yang telah ditetapkan sekolah. Efisiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan tambahan tugas. Sekolah atau kepala sekolah sebagai manajemen puncak dalam menyerahkan kewajiban mengajar dan memberikan tugas tambahan harus mempertimbangkan latar belakang mengajar guru tersebut dengan dilihat dari pengalamnnya. Selanjutnya berdasarkan kualifikasi profesional, dan minat dari guru tersebut. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko, kreativitas dalam berusaha, dan berada pada jalur yang benar dalam berusaha. Guru dalam melaksanakan tugasnya apabila menemukan suatu permasalahan yang harus segera diselesaikan maka guru tersebut dituntut untuk dapat mengambil keputusan terbaiknya, selanjutnya guru pun dituntut untuk memberikan inovasi dalam proses pembelajaran maupun setiap kegiatan yang akan memberikan dampak posif bagi sekolah. Dengan demikian produktivitas kerja guru di sekolah perlu ditingkatkan secara terus menerus, karena hal ini menunjukkan kemampuan dari seorang guru dalam mewujudkan segenap potensi guna mewujudkan kreatifitas, juga sebagai pencapaian kerja guru dalam melaksankan tugasnya untuk memberikan pelayanan kepada peserta didik dengan adanya peningkatan dan perbaikan dalam setiap kegiatan pendidikan di sekolah, sehingga dapat memberikan

31 45 kontribusi terhadap pencapaian sasaran mutu sekolah yang menginginkan hasil lulusan yang berkualitas dan sekolah yang bermutu. C. Pengaruh Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 terhadap Produktivitas Kerja Guru Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 yang berorientasikan kepada kepuasan pelanggan apabila diimplementasikan di sektor pendidikan atau sekolah dimulai dengan adanya masukan berupa penetapan kebijakan mutu oleh kepala sekolah sebagai komitmen manajemen puncak. Sejalan dengan pendapat Iskandar Indranata (2006:13) bahwa...yang sangat penting yakni penekanan pada peranan dan tangung jawab manajemen puncak terhadap SMM. Kebijakan mutu tersebut merupakan pernyataan pusat perhatian kepada pelanggan, arah sekolah di bidang mutu dan dijadikan kerangka dalam penetapan sasaran mutu. Untuk mencapai sasaran mutu yang telah ditetapkan, maka ditetapkan rencana operasi (action plan), proses-proses yang diperlukan untuk merealisasikan produk, proses-proses pengukuran mutu produk, pengendalian mutu produk yang tidak sesuai standar, tindakan perbaikan dan pencegahan terulangnya kesalahan yang sama berdasarkan persyaratan (klausul) ISO 9001:2000. Pada dasarnya mutu itu ada pada sumber daya manusia yang menjalankan sistem, dicerminkan melalui sikap dan tindakan seluruh personil dalam suatu organisasi. Dari kelima persyaratan yakni sistem manajemen kualitas, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk, analisis

32 46 pengukuran dan peningkatan yang merupakan suatu model proses dari ISO 9001:2000 dan menjabarkan sistem manajemen organisasi, pengelolaan sumber daya khususnya sumber daya manusia (Guru) merupakan bagian dari proses perencanaan yang sangat berperan penting dalam implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, selain sebagai penggerak dalam menghasilkan keluaran (siswa) yang berkualitas sehingga menjadikan sekolah yang bermutu juga untuk meningkatkan kredibilitas sekolah tersebut. Berdasarkan SNI tentang Sistem Manajemen Mutu Persyaratan mengemukakan bahwa...memastikan bahwa personelnya sadar akan relevansi dan pentingnya kegiatan mereka dan bagaimana sumbangan mereka bagi pencapaian sasaran mutu... Guru sebagai salah satu sumber daya manusia yang utama merupakan penggerak perubahan dalam peningkatan kualitas peserta didiknya dan berujung pada peningkatan sekolah. Guru dituntut mampu memberikan inovasi untuk perubahan yang positif bagi sekolah, tentunya dengan sikap kerja dan keprofesionalannya dalam bekerja. Melalui sistem kerja yang berorientasi pada mutu di berbagai aspek, secara tidak langsung para personil sekolah akan berupaya untuk melakukan perubahan cara kerja lebih baik yang ditunjukkan para personil sekolah khususnya guru. Perubahan cara kerja kearah yang lebih baik tersebut akan meningkatkan kinerja yang positif untuk keberhasilan dari pekerjaan yang dilakukan, sehingga kinerja guru yang baik dalam menjalankan seluruh tugas pekerjaannya atau profesional dalam bekerja akan menghasilkan dan meningkatkan produktivitas kerjanya.

33 47 Dengan demikian sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 dirasa paling tepat untuk diimplementasikan di sekolah. Dalam hal ini Sedarmayanti (2001:73) mengungkapkan bahwa Apabila manajemennya tepat maka akan menimbulkan semangat yang lebih tinggi sehingga dapat mendorong pegawai untuk melakukan tindakan produktif. Adapun gambarannya sebagai berikut : Manajemen Semangat Produktivitas yang tepat kerja naik meningkat Gambar 2.4 Meskipun pada kenyataannya banyak guru yang tidak bekerja berdasarkan kriteria kecakapan kerja dan tidak berdasarkan kualifikasi atas dasar pendidikan yang sesuai, sehingga manfaat dari implementasi sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 belum dirasakan optimal. Dalam hal ini tindakan perbaikan yang harus dilakukan untuk pencagahan terulangnya kesalahan yang sama sesuai dengan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, sebagaimana menurut pendapat Iskandar Indranata (2006:65) mengungkapkan bahwa Tanggung jawab perbaikan dan pencegahan selanjutnya berada pada personil yang telah ditugaskan untuk menyelesaikan permasalahan. Berdasarkan uraian di atas, sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 tersebut sangat berpengaruh dan memiliki peranan penting dalam peningkatkan produktivitas kerja personil sekolah. Baik secara langsung pada seorang guru yang merupakan salah satu faktor tolok ukur keberhasilan sekolah dengan hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai

34 48 proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi oleh etos kerja, serta disiplin profesional guru dalam menjalankan seluruh tugas pekerjaannya di sekolah, maupun melalui perbaikan organisasi dan tata prosedur untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan sekolah yang bermutu sesuai dengan harapan pelanggan.

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU

-1- DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU -1- LAMPIRAN VII PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR MANAJEMEN MUTU 1. Lingkup Sistem Manajemen

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi I. KESIMPULAN BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan deskripsi hasil penelitian dan pembahasan mengenai implementasi SMM ISO 9001:2000 terhadap penjaminan mutu kinerja sekolah yang dilaksanakan di

Lebih terperinci

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007

ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2000/SNI 19-9001-2001 ZAKIYAH Badan Standardisasi Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum Bandung, 13 Juni 2007 1 OBJEKTIF : Mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu

ISO 9001:2000. Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 Persyaratan-persyaratan Sistem Manajemen Mutu Quality Mangement System ISO 9000 series.. Published by International Organization for Stantardization (ISO) a world wide federation of national

Lebih terperinci

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008

Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Rekapitulasi Persyaratan (Standar) SMM ISO 9001:2008 Klausul 4.0 Sistem Manajemen Mutu 4.1 Persyaratan umum Apakah organisasi telah : (a) Menetapkan proses-proses yang dibutuhkan oleh SMM serta aplikasinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang bermutu agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Oleh karena itu diperlukan pendidikan yang bermutu agar dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam upaya meningkatkan taraf hidup manusia. Pendidikan merupakan program jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha yang semakin kompetitif saat ini, menuntut perusahaan untuk menyadari bahwa pasar terbuka hanya dapat dilayani dengan produk-produk terbaik

Lebih terperinci

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008

Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2000 Checklist Audit Mutu ISO 9001:2008 :2008 4. 4.1 4.1 4.1 Sistem Manajemen Mutu Persyaratan Umum Apakah organisasi menetapkan dan mendokumentasikan sistem manajemen mutu

Lebih terperinci

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya

Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya Q # Pertanyaan Audit Bukti Audit 4 Konteks Organisasi 4.1 Memahami Organisasi dan Konteksnya 4.1q1 Bagaimana organisasi menentukan masalah eksternal dan internal yang relevan dengan tujuan dan arah strategis?

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu

B A B I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan. suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia selalu berperan aktif dalam setiap kegiatan suatu organisasi. Keberadaan sumber daya manusia dalam suatu organisasi sangat penting karena

Lebih terperinci

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN

5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. MANAJEMEN SUMBER DAYA 7. REALISASI PRODUK 8. PENGUKURAN,ANALISA & PERBAIKAN 5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 6. 7. 8. 1.1 UMUM Persyaratan SMM ini untuk organisasi adalah: Yang membutuhkan kemampuan untuk menyediakan produk secara konsisten yang sesuai dengan persyaratan pelanggan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan 112 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1. Kebijakan Manajemen Sekolah Implementasi kebijakan mutu di SMKTI Bandar Lampung dilaksanakan dengan menata ulang aktifitasnya sesuai dengan persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan memiliki beberapa fungsi penting yang menunjang kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam rangka mencapai visi dan misi tertentu, suatu perusahaan memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,

Lebih terperinci

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi

Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008. Memeriksa Ada struktur organisasi Daftar Periksa Audit SMM ISO 9001:2008 Nomor Substansi Persyaratan Yang Diperiksa Klausul 4.1. Persyaratan umum organisasi seperti : struktur organisasi, bisnis proses organisasi, urutan proses, criteria

Lebih terperinci

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA

UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA PELATIHAN BIMTEK dan JABFUNG PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN TERAMPIL UNSUR KEGIATAN PENGEVALUASIAN PENGELOLAAN LABORATORIUM BESERTA JENIS PEKERJAANYA 23-25 OKTOBER 2017 UNSRI PALEMBANG andi.setiawan@fmipa.unila.ac.id

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. sesuai standar ISO 9001 di PT X. dan rekomendasi dari penulis kepada BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan penutup yang berisi simpulan untuk menjawab pertanyaan dengan justifikasi hasil penelitian penerapan sistem manajemen mutu sesuai standar ISO 9001 di PT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berjalannya era globalisasi, sumber daya manusia Indonesia semakin dituntut untuk memiliki keunggulan dan daya saing. Dunia pendidikan, sebagai institusi

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh

Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober Oleh 2017 No. Dok.: PM-WM-01 No. Rev.: 1 Tgl. Berlaku: Oktober 2017 Hal: 1 / 13 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 13 Oktober 2017 Oleh DEKAN Pedoman Mutu ini menguraikan Sistem Manajemen Mutu di Fakultas

Lebih terperinci

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001

KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 KLAUSUL-KLAUSUL DALAM DOKUMEN ISO 9001 Oleh: Dimas Rahadian AM, S.TP. M.Sc Email: rahadiandimas@yahoo.com PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KLAUSUL-KLAUSUL ISO

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1 Umum... vi 0.2 Pendekatan proses...

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Pangan dan Pertanian. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Pangan dan Pertanian. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A KINERJA PERUSAHAAN A.1 Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran. A.1.1 Kepemimpinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa

I. PENDAHULUAN. manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laju globalisasi yang berkembang semakin cepat ini menuntut kebutuhan manusia menjadi semakin beragam dan kompleks sifatnya. Berbagai hal sebisa mungkin tersaji dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi 14 BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi PT. Freshklido Graha Solusi adalah perusahaan jasa kebersihan terkemuka di Indonesia, yang menawarkan solusi cerdas

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Elektroteknika, Logam dan Produk Logam. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan Menengah Barang Sektor Elektroteknika, Logam dan Produk Logam. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A A.1 KINERJA PERUSAHAAN Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran. A.1.1 Kepemimpinan

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 9 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 1 Halaman : 2 dari 9 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai karakteristik dan budaya serta

Lebih terperinci

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian

Kuesioner SNI Award 2013 Kategori Perusahaan/Organisasi Besar Jasa. Nomor/Kode Pertanyaan Panduan Pengisian A A.1 KINERJA PERUSAHAAN/ORGANISASI Kepemimpinan dan Manajemen Klausul ini dimaksudkan untuk menilai bagaimana pimpinan mengelola dan mengarahkan perusahaan/organisasi dalam mengupayakan pencapaian sasaran.

Lebih terperinci

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KELAS I FRANS KAISIEPO BIAK PEDOMAN MUTU PEDOMAN MUTU Halaman : 1 dari 19 Menyetujui untuk diterbitkan Pada Tanggal 19 Agustus 2014 Oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak Luwi Budi Nugroho NIP. 195807231981091001 Pedoman ini menguraikan

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk

BAB I P E N D A H U L U A N. pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah Selama ini ekspansi sekolah tidak menghasilkan lulusan dengan pengetahuan dan keahlian ( skill and knowledge ) yang dibutuhkan untuk membangun masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas tentang: 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, dan 5) definisi istilah penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Proses Menurut Wikipedia proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang terjadi secara alami atau didesain, mungkin menggunakan waktu, ruang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas Kerja International Labour Organization (ILO) yang dikutip oleh Hasibuan (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia menuju ke kehidupan yang lebih baik. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) sistematis terhadap perencanaan dan manajemen aktivitas. TQM dapat diterapkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Total Quality Management (TQM) 1. Pengertian Total Quality Management (TQM) Total Quality Management (TQM) merupakan suatu bukti pendekatan sistematis terhadap perencanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi akan mempertajam persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih kritis atas pemanfaatan secara optimal

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 10 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 DAN BESAR BARANG DAN JASA 1 Halaman : 2 dari 10 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai

Lebih terperinci

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN

BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN BAB V SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN I. Persiapan Penerapan a. Langkah-langkah penerapan SML; Tahap 1 : Pengembangan dan komitmen terhadap kebijakan lingkungan Tahap 2 : Perencanaan Aspek lingkungan dan dampak

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu

BAB II KERANGKA TEORI Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: Pengertian Mutu BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 2.1.1. Pengertian Mutu Menurut Hadiwiardjo & Wibisono (2000 : 17) mutu, sebagaimana yang diinterpretasikan oleh ISO 9000, merupakan perpaduan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6)

PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6) #3 - Klausul 4-6 ISO 9001:2008 1 PERSYARATAN ISO 9001:2008 (KLAUSUL 4 6) TIN420 Sistem Manajemen Kualitas #4 Sistem Manajemen Mutu 2 #4.1 Persyaratan Umum #4.2 Persyaratan Dokumen #4.2.1 #4.2.2 #4.2.3

Lebih terperinci

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu

Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Pengelolaan Keluhan Pelanggan/E-Complaint Dalam Perspektif Manajemen Mutu Milestone Pencapaian Visi-Misi UB VISI UB Menjadi universitas unggul yang berstandar internasional dan mampu berperan aktif dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang. masa mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat dilakukan melalui pengelolaan strategi pendidikan dan pelatihan, karena itu pembangunan

Lebih terperinci

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN

PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN PERSYARATAN ISO 9001 REVISI 2008 HANYA DIGUNAKAN UNTUK PELATIHAN 4. Sistem Manajemen Mutu (=SMM) 4.1 Persyaratan Umum Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu SMM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana

BAB I PENDAHULUAN. setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mutu merupakan kebutuhan utama setiap orang, setiap institusi bahkan setiap negara sehingga muncul slogan Quality is everybody business, dimana usaha untuk

Lebih terperinci

ISO 1001 By: Ryan Torinaga

ISO 1001 By: Ryan Torinaga ISO 1001 By: Ryan Torinaga Daftar Isi Arti ISO Tujuan ISO 9001 Klausul ISO 9001 Kunci Penerapan ISO Cara Penerapan ISO Arti dari ISO Berarti Sama Badan standarisasi dunia Didirikan sejak tahun 1947 Terdiri

Lebih terperinci

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN

PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN PENGALAMAN KONSULTAN MANAJEMEN MUTU DALAM MENINGKATKAN MUTU SARANA PELAYANAN KESEHATAN Outline Bahasan Pendahuluan Akreditasi RS & ISO 9000 Penerapan Continual Improvement Penutup PENDAHULUAN Bagian 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, termasuk satuan pendidikan menengah kejuruan yang bertujuan

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan wadah bagi orang-orang yang memiliki pandangan dan visi dengan tujuan untuk menampung aktivitas dan interaksi yang dilakukan oleh beberapa

Lebih terperinci

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BADAN PENJAMINAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU PERGURUAN TINGGI POKOK BAHASAN 1. Perlunya PT Melaksanakan Manajemen Kualitas 2. Pemahaman dan Landasan PMPT 3. Bentuk Dasar PMPT 4. Perkembangan Penerapan Konsep PMPT 5. Tuntutan

Lebih terperinci

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI

PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI PENDEKATAN SISTIM MANAJEMEN MUTU BAGI ORGANISASI Budiman Kusumah Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Krida Wacana Abstract: To achieve and organize the organization need guidance and evaluation which

Lebih terperinci

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2018 KATEGORI ORGANISASI PENDIDIKAN Pusat Pendidikan dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional Gedung BPPT I Lantai 11 Jl. MH Thamrin No. 8 Jakarta 10340

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 113 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan a. Terdapat 6 tahapan sistem informasi sumber daya manusia dalam departemen HRD, dimana di dalamnya terdapat SOP (di dalam SOP tertuang persyaratanpersyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus

Lebih terperinci

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM

PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM PROSES PERUBAHAN DAN PENGOPERASIAN TQM STIE Dewantara MKUAL-02 Pendahuluan Dewasa ini iklim perekonomian dunia tampak semakin kurang menentu, dan perubahan yang terjadi akhir-akhir ini justru banyak yang

Lebih terperinci

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak

Analisis Sistem Manajemen Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Abstrak Analisis Sistem Mutu dalam Upaya Mempertahankan ISO 9001 : 2000 (Studi Kasus PT. Mertex Indonesia-Mojokerto) Farida Pulansari Teknik Industri FTI-UP Veteran Jawa Timur Abstrak Sertifikasi ISO 9000 mutlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. namun juga karena kualitas yang lebih baik (Gisella H.G Bella, 2010) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat sekarang ini telah menciptakan persaingan bisnis yang semakin ketat. Tiap perusahaan dituntut untuk mampu meningkatkan keunggulannya

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN

IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2015 Di PPID LAPAN ADE IMAN SANTOSO 1 Maret 2017 PT. CATUR DAYA SOLUSI 1 SIKLUS P-D-C-A Organization and its context (4) Plan Support & Operation (7, 8) Do Customer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di segala bidang. Hal ini juga berdampak pada kondisi lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di segala bidang. Hal ini juga berdampak pada kondisi lingkungan bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi yang terus berkembang dengan pesat telah menyebabkan perubahan di segala bidang. Hal ini juga berdampak pada kondisi lingkungan bisnis

Lebih terperinci

K E B I J A K A N M U T U A K ADEMIK FAKULTAS AGAMA ISLAM

K E B I J A K A N M U T U A K ADEMIK FAKULTAS AGAMA ISLAM K E B I J A K A N M U T U A K ADEMIK FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA TENGGARONG PENGESAHAN Nama Dokumen: KEBIJAKAN MUTU FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA No Dokumen:

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU SNI ISO 9001: 2008 DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU SNI ISO 9001: 2008 DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU SNI ISO 9001: 2008 DI PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI Ismanto Pustakawan Universitas Islam Indonesia 861002112@uii.ac.id Abstrak Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan yang siap berkompetisi harus memiliki manajemen yang efektif. Untuk meningkatkan kinerja karyawan dalam manajemen yang efektif memerlukan dukungan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management

BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management BAB 2 Landasan Teori 2.1 Total Quality Management Total Quality Management (TQM) adalah suatu filosofi manajemen untuk meningkatkan kinerja bisnis perusahaan secara keseluruhan dimana pendekatan manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi ini komunikasi merupakan sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan manusia yang dilakukan sehari-hari untuk berinteraksi dan bersosialisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masukan selama periode tersebut (Dossett dan Greenberg, 1981). a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Secara umum, produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya dimana

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku organisasi yang merupakan pencerminan dari perilaku dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan dianggap sebagai sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa. Seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh dari harapan masyarakat. Laporan terbaru United Nation Development Programme (UNDP) tahun 2013 menyatakan, Indeks

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1 Kajian Teori 3.1.1 Sistem manajemen kualitas ISO 9001:2008 Salah satu standar manajemen mutu yang digunakan oleh perusahaanperusahaan di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan dan sasaran mutu ditetapkan untuk mengarahkan organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan merupakan komitmen pemerintah yang diimplementasikan melalui berbagai kebijakan. Terlaksananya sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

MIA APRIANTHY ( )

MIA APRIANTHY ( ) OLEH: I PUTU WIDHARMADI (122080050) ACHMAD ANWARUDIN (122080002) MIA APRIANTHY (122080076) KELOMPOK II PENDAHULUAN Seri ISO 9000 adalah suatu system terpadu untuk mengoptimalkan efektifitas mutu suatu

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan

Lampiran 1. Perancangan Sistem Manajemen Mutu. Pada PT. Garuda Indonesia. Pedoman Mutu. Sistem Manajemen Mutu Perusahaan 180 Lampiran 1 Perancangan Sistem Manajemen Mutu Pada PT. Garuda Indonesia Pedoman Mutu Sistem Manajemen Mutu Perusahaan Dalam menjalankan proses bisnisnya, PT. Garuda Indonesia harus menerapkan sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Saat ini peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia terus diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman. Pendidikan yang merupakan

Lebih terperinci

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU

PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 SISTEM MANAJEMEN MUTU 1 PELATIHAN PELAKSANA BENDUNGAN MODUL DCE 10 JUDUL MODUL SISTEM MANAJEMEN MUTU 2 NO KODE JUDUL MODUL 1. DCE - 01 UUJK Profesi dan Etos Kerja 2. DCE 02a Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja DCE 02b

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN 5.1 Audit Internal Audit ini meliputi semua departemen. Coordinator audit/ketua tim audit ditentukan oleh Manajemen Representative dan kemudian ketua tim audit menunjuk tim

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bagian ini merupakan tahap akhir dalam penulisan karya ilmiah. Dalam bagian ini akan dipaparkan kesimpulan dan beberapa rekomendasi dari hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

Manual Mutu Pengabdian

Manual Mutu Pengabdian Manual Mutu Pengabdian MM 03 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Kehidupan dan perkembangan akademik di Perguruan

Lebih terperinci

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2

PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2 PROSEDUR KERJA Tanggal Revisi : 19 April 2011 Pengendalian Dokumen Tanggal Berlaku : 26 April 2011 Kode Dokumen : PK STEKPI PPMA 001/R2 HALAMAN PENGESAHAN Dibuat oleh: Diperiksa oleh: Disahkan oleh: Nama

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 39 BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN 4.1 Analisa terhadap Fungsi Personalia Pada bagian ini, akan dipaparkan hasil analisa atas fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam arah dan perubahan organisasi. Tanpa manusia sebagai penggeraknya, organisasi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di suatu negara, maka tentu saja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI

KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI KEBIJAKAN ALKOHOL DAN OBAT TERLARANG PT BENING TUNGGAL MANDIRI Kami PT Bening Tunggal Mandiri berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan bisnis perusahaan berdasarkan aspek HSE. PT Bening Tunggal Mandiri

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. manajemen mutu di SMK Negeri 13 Bandung sudah berjalan efektif, yaitu BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil deskripsi dan analisa data pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa : Pertama, implementasi SMM ISO 9001 : 2008 melalui 8 prinsip

Lebih terperinci

KEMAMPUAN YANG PERLU DIMILIKI SUPERVISOR

KEMAMPUAN YANG PERLU DIMILIKI SUPERVISOR KEMAMPUAN YANG PERLU DIMILIKI SUPERVISOR A. PENTINGNYA MASALAH Supervisor pasti mengetahui bahwa tanpa kualitas kompetensi staf yang sesuai dengan karakter pekerjaan akan sulit untuk mencapai sebuah keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

OLEH : PROF. DR. IR. MOHAMMAD BISRI, MS. REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

OLEH : PROF. DR. IR. MOHAMMAD BISRI, MS. REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA OLEH : PROF. DR. IR. MOHAMMAD BISRI, MS. REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA 1 Bisnis Utama Perguruan Tinggi Tantangan Pendidikan Tinggi 1. Angka pengangguran lulusan PT atau serapan lulusan 2. Relevansi pendidikan

Lebih terperinci

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL

MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL POLITEKNIK LP3I JAKARTA TAHUN 2016 ii iii DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv Bab I Penjelasan Umum... 2 A. Definisi dan

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN TERHADAP EFEKTIFITAS LAYANAN PENERBITAN AKTA KELAHIRAN DAN PERKAWINAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA SURAKARTA TESIS Oleh Oleh : Edy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, persaingan bisnis semakin ketat baik persaingan dengan kompetitor lokal maupun asing. Hal tersebut dapat dilihat dengan ada-nya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat

Lebih terperinci