METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PENELITIAN. Desain Penelitian"

Transkripsi

1 38 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian dilakukan menggunakan metode survai dengan tujuan mencari data dan fakta mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan efektifitas pemberdayaan masyarakat Model Desa Konservasi (MDK) di TNBBS. Penelitian ini menguraikan fakta-fakta dan informasi yang diperoleh di lapangan, baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mendapat gambaran secara faktual dan akurat mengenai fakta-fakta tersebut, hubungan antara fenomena yang diteliti, menguji hipotesis, membuat makna serta implikasi dari hasil yang diperoleh. Data yang digunakan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik observasi, kuesioner dan wawancara dengan unit analisis individu masyarakat peserta program pemberdayaan MDK di TNBBS. Observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap obyek untuk keperluan pencarian data tentang masyarakat kawasan TNBBS. Instrumen berupa kuesioner berisi serangkaian pertanyaan yang dijabarkan dari variabel-variabel penelitian. Kuesioner atau daftar pertanyaan yang digunakan mengarah kepada tingkat partisipasi dan kemandirian masyarakat untuk mengembangkan perilaku (pengetahuan, sikap, tindakan) dalam bidang ekologi, ekonomi, dan sosial budaya. Wawancara dilakukan terhadap responden dan pihak-pihak terkait lainnya dengan tujuan untuk mendukung data yang diperoleh melalui kuesioner. Dengan menggunakan ketiga teknik pengumpulan data ini, diharapkan dapat saling melengkapi sehingga data yang dikumpulkan merupakan data lengkap, akurat dan konsisten (Sugiyono 2011). Selain ketiga teknik tersebut, juga dilakukan dokumentasi untuk memperoleh data-data sekunder. Lokasi dan Waktu Penelitian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) terletak di bagian selatan Pulau Sumatera (gambar 6) yang secara geografis terletak pada 4 o 31-5 o 57 LS dan 103 o o 43 BT. Secara administratif, kawasan ini termasuk dalam Provinsi Lampung dan Provinsi Bengkulu), dimana lokasi penelitian termasuk dalam Provinsi Lampung. Penelitian dilakukan di Pekon Sukaraja dan Pekon Kubu Perahu sebagai desa lokasi pemberdayaan masyarakat MDK. Peta lokasi penelitian sebagaimana dalam Lampiran 3. Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari survei pendahuluan, penyusunan kerangka sampling, penyusunan kuesioner, uji coba kuesioner, pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan dan analisis data dilakukan selama 9 (sembilan) bulan mulai dari bulan Februari sampai dengan November 2012.

2 39 Populasi dan Sampel Populasi penelitian adalah masyarakat sasaran program pemberdayaan Model Desa Konservasi (MDK) di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). Penentuan lokasi desa sebagai lokasi sampel ditentukan berdasarkan kerangka sampel data kegiatan pemberdayaan masyarakat MDK di TNBBS. Terdapat 2 (dua) pekon/desa lokasi kegiatan pemberdayaan MDK di TNBBS yaitu Pekon Sukaraja (daerah penyangga) dan Kubu Perahu (enclave). Penentuan total sampel ditentukan berdasarkan rumus Slovin, sedangkan jumlah sampel di kedua pekon ditentukan mewakili jumlah populasi masyarakat peserta program pemberdayaan MDK di masing-masing desa/pekon. Unit analisis dalam penelitian ini adalah petani anggota kelompok penerima manfaat program pemberdayaan MDK. Secara rinci proses pengambilan sampel adalah sebagai berikut: TNBBS SPTN Wilayah I Sukaraja SPTN Wilayah II Bengkunat SPTN Wilayah III Krui SPTN Wilayah IV Bintuhan Pekon Sukaraja Pekon Kubu Perahu Desa/Pekon ditentukan berdasarkan lokasi program pemberdayaan MDK MDK: 90 orang 67 Responden Dengan rincian: 1. Kel. Wana Lestari 20 orang 2. Kel. Eka Tunggal Makmur 15 orang 3. Kel. Tunas Karya 22 orang 4. SPKP 10 orang Total sampel = 104 MDK: 50 orang 37 Responden Dengan rincian: 1. Kel. Mulya Tani Harapan Maju 8 orang 2. Kel. Pemuda Mandiri 12 orang 3. Kelompok eks penerima manfaaat program MDK 17 orang Keterangan: SPTN: Seksi Pengelolaan Taman Nasional MDK: Model Desa Konservasi SPKP: Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan Gambar 3 Proses pengambilan sampel Jumlah masyarakat sasaran kegiatan MDK pada masingmasing desa Jumlah sampel/responden di masing-masing desa diambil mewakili jumlah populasi masyarakat peserta program pemberdayaan MDK Total sampel ditentukan dengan rumus Slovin: n = N N (α) 2 +1 n = jumlah sampel N = populasi α = 0.05

3 40 Pengembangan Instrumen Penelitian Jenis Data Jenis data adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa hasil kuesioner dan wawancara untuk memperoleh data mengenai karakteristik masyarakat sekitar kawasan, dan kriteria/karakteristik program pemberdayaan yang diduga mempengaruhi efektifitas pemberdayaan masyarakat. Berdasarkan skala pengukuran, data dalam penelitian ini sebagian besar meliputi skala ordinal, seta sebagian kecil skala nominal dan rasio. Data sekunder berupa dokumen-dokumen tentang gambaran umum kawasan TNBBS dan data desa tempat dilaksanakan penelitian dan data terkait yang mendukung, misalnya: (1) Sosial ekonomi secara umum seperti kependudukan, mata pencaharian dan lain-lain; (2) Sejarah pengelolaan hutan TNBBS dan keadaan wilayah hutan seperti letak dan tata batas; (3) Peta lokasi penelitian; dan (4) Keadaan umum daerah penelitian Variabel Penelitian Variabel/peubah penelitian terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan variabel tidak bebas (dependent variable) sebagai berikut: (1). Variabel bebas (x), yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel dependen (y) yaitu efektifitas pemberdayaan masyarakat di TNBBS. Variabel independen terdiri dari: (a). Karakteristik sosio-demografi masyarakat sasaran (x1), yaitu ciri yang melekat dalam diri individu masyarakat yang terdiri dari: umur, pendidikan formal, pelatihan, pekerjaan, pendapatan, kepemilikan lahan, jumlah tanggungan keluarga, asal etnis pemukim, keikutsertaan dalam kelompok dan keterdedahan terdadap informasi; (b). Interaksi dan akses masyarakat terhadap taman nasional (x2), yang terdiri dari: tingkat ketergantungan responden terhadap sumberdaya taman nasional, manfaat langsung keberadaan taman nasional bagi responden, keterlibatan dalam program pemberdayaan MDK dan akses masyarakat dalam kegiatan taman nasional. (c). Faktor pendekatan program pemberdayaan (x2) masyarakat yang meliputi kesepahaman, kelembagaan, fasilitator, pendampingan, bentuk kegiatan pemberdayaan, jejaring kerja dan kemitraan, monitoring dan evaluasi. (2). Variabel tidak bebas (y), terdiri dari: (a). Partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat MDK dalam rangka konservasi TNBBS (y1) baik partisipasi dalam perencanaan, partisipasi dalam pelaksanaan, partisipasi dalam pemanfaatan dan partisipasi dalam monitoring dan evaluasi. (b). Kemandirian masyarakat dalam mengembangkan perilaku (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang meliputi bidang ekologi, ekonomi dan sosial budaya (y2).

4 41 Definisi operasional Untuk memperoleh batasan yang jelas, variabel dan subvariabel yang diteliti didefinisikan secara operasional sehingga dapat dilakukan pengukuran. Parameter pengukuran menggunakan pernyataan dalam skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono 2009). Definisi operasional variabel-variabel dalam kerangka pikir penelitian adalah sebagai berikut: (1). Karakteristik sosio-demografi adalah ciri yang melekat pada individu berupa karakteristik sosial dan kependudukan yang menggambarkan perbedaan masyarakat berdasarkan usia, mata pencaharian, pendidikan, suku bangsa (etnis), pendapatan, keluarga, serta sosial budaya, hubungannya dengan orang lain dan sebagainya. (2). Umur, adalah usia responsen dihitung dari lahir hingga saat penelitian, dinyatakan dalam tahun. (3). Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh/dicapai responden, dinyatakan dalam strata/tingkat pendidikan. (4). Pelatihan, adalah pendidikan di luar pendidikan formal (non formal) berupa kegiatan pelatihan yang pernah atau sedang diikuti responden dalam 3 tahun terakhir, diukur berdasarkan frekuensi mengikuti pelatihan. (5). Mata pencaharian adalah status pekerjaan atau jenis pekerjaan utama responden pada saat dilakukan penelitian. Dalam penelitian ini mata pencaharian dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu petani dan non petani. (6). Pendapatan, adalah penghasilan responden yang diperoleh dari berbagai sumber baik pekerjaan tetap maupun sampingan dalam satu bulan, dinyatakan dalam rupiah dengan kategorisasi berdasarkan pada kondisi eksisting responden (data riil lapangan pada waktu dilakukan penelitian). (7). Kepemilikan lahan adalah luas lahan yang dimiliki oleh responden, dinyatakan dalam satuan hektar per kepala keluarga. (8). Jumlah tanggungan keluarga, adalah jumlah anggota keluarga yang menetap dan menjadi tanggungan kepala keluarga, dinyatakan dalam jiwa/kk. (9). Etnis pemukim adalah kesatuan sosial yang dapat dibedakan dengan kesatuan sosial lainnya berdasarkan budaya, bahasa dan lainnya dan diukur berdasarkan asal etnis responden apakah merupakan etnis asli atau etnis pendatang. (10). Keikutsertaan dalam kelompok/organisasi adalah keikutsertaan yang dinyatakan/diukur melalui keaktifan responden dalam kelompok/organisasi masyarakat berbasis kehutanan maupun diluar kehutanan. (11). Keterdedahan terhadap informasi merupakan proses pada responden untuk mencari informasi yang dapat membantu mereka menentukan perilaku (berkaitan dengan pemberdayaan) yang diukur melalui intensitas masyarakat dalam mencari informasi baik dari teman kelompok, penyuluh, dan pihak lain, kunjungan, membaca, mendengarkan maupun menonton. (12). Interaksi dan akses terhadap taman nasional adalah hubungan positif masyarakat dengan kawasan taman nasional dan tingkat akses masyarakat terdahap sumber daya taman nasional yang tercermin dari tingkat interaksi/ketergantungan masyarakat terhadap taman nasional, manfaat

5 42 langsung taman nasional yang dirasakan dan keterlibatan dalam kegiatan tanam nasional. (13). Tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya taman nasional adalah tingkat ketergantungan responden terhadap sumberdaya TNBBS dalam pemenuhan kebutuhan hidupnya dinyatakan dalam frekuensi interaksi responden dengan kawasan. (14). Tingkat manfaat langsung keberadaan taman nasional yang dirasakan adalah respon masyarakat terhadap keberadaan taman nasional yang dinyatakan dalam seberapa besar manfaat langsung kawasan yang dirasakan oleh responden (baik ekonomi, ekologis, dan sosial budaya). (15). Tingkat keterlibatan dalam program pemberdayaan MDK adalah keikutsertaan responden dalam kegiatan pemberdayaan MDK, diukur dengan lamanya responden terlibat dalam kegian tersebut. (16). Tingkat akses masyarakat dalam kegiatan taman nasional adalah sejauh mana masyarakat memperoleh kesempatan atau terlibat dalam kegiatan taman nasional baik dalam rangka pengelolaan kawasan konservasi. Diukur melalui intensitas keikutsertaan masyarakat (dalam kegiatan apa saja masyarakat terlibat). (17). Pendekatan pemberdayaan dalam konteks ini adalah pelaksanaan kesatuan aspek-aspek tujuan, prinsip, strategi, kriteria dan bentuk atau karakteristik pemberdayaan yang diterapkan oleh program pemberdayaan MDK di TNBBS dalam mendorong patisipasi dan kemandirian masyarakat sasaran. (18). Kesepahaman merupakan suatu proses yang melibatkan unsur-unsur terkait secara terus-menerus agar tercapai kesepahaman atau kesamaan pandangan baik mengenai kegiatan pemberdayaan maupun mengenai manfaat dan fungsi pengelolaan kawasan konservasi. Dalam hal ini termasuk adanya kegiatan sosialisasi intensif dari pihak TNBBS dan tingkat pemahaman masyarakat dengan adanya sosialisasi tersebut. (19). Kelembagaan adalah seperangkat ketentuan yang mengatur masyarakat (baik norma adat, lembaga lokal maupun lembaga eksternal yang menukung pemberdayaan) dimana masyarakat telah mendefinisikan secara mandiri mengenai aturan tersebut, bentuk peran, fungsi dan aktifitas yang jelas, pemberian kesempatan dan tanggung jawab berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan TNBBS. Kelembagaan diuukur melalui keberadaan dan kejelasan aturan aturan setempat dan adanya lembaga lain yang mendukung MDK. (20). Fasilitator adalah orang yang memberikan pendampingan dalam proses pemberdayaan masyarakat, diukur melalui kemampuannya dalam melakukan fungsi/perannya di bidang pemungkinan (enabling), penguatan (empowering), perlindungan (protecting), dan pendukungan (supporting) dalam rangka membantu masyarakat menuju kemandirian. (21). Pendampingan suatu proses atau mekanisme mendampingi masyarakat berupa interaksi dinamis antara fasilitator dengan masyarakat sasaran dalam rangka pemberdayaan yang pengukurannya melibatkan intensitas dan kualitas (kesesuaian tujuan, metode, arah komunikasi, pembelajaran) dalam proses pemberdayaan. (22). Bentuk kegiatan pemberdayaan merupakan kegiatan yang dipilih dalam pemberdayaan yang meliputi (a) peningkatan kapasitas masyarakat

6 43 (kegiatan belajar masyarakat dapat berupa pelatihan dengan substansi pengembangan perilaku masyarakat terutama keterampilan yang bersifat aplikatif dan pelatihan lain yang mendukung kegiatan masyarakat); (b) pengembangan ekonomi usaha produktif (pengembangan usaha produktif masyarakat berdasarkan potensi lokal, penerapan teknologi tepat guna, kerja sama dengan stakeholder dan pasar pengguna hasil usaha masyarakat); (c) penguatan kelembagaan (upaya untuk membentuk, meningkatkan dan memantapkan peran kelembagaan atau organisasi lokal termasuk kelompokkelompok yang ada melalui fasilitasi dan pembinaan); dan (d) bantuan fisik/material. Dalam konteks ini hal tersebut diukur melalui tingkat proporsi berbagai bentuk kegiatan yang sesuai dengan kondisi potensi dan kebutuhan masyarakat setempat. (23). Jejaring kerja dan kemitraan, merupakan upaya pengembangan jejaring kerja dan mencari mitra yang mendukung kepentingan pemberdayaan diukur melalui ada tidaknya mitra dalam pemberdayaan MDK terkait dukungan dan peran di bidang masing-masing yang relevan. (24). Monitoring dan evaluasi adalah kegiatan dalam mengarahkan pelaksanaan kegiatan pemberdayaan masyarakat, menilai, serta tindak lanjut termasuk adanya alternatif pemecahan masalah. Diukur melalui intensitas monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pemberdayaan. (25). Partisipasi adalah peran serta masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan yang diukur berdasarkan tingkat partisipasi dari tingkat terendah sampai dengan tertinggi. (26). Partisipasi dalam perencanaan adalah peran serta masyarakat dalam proses perencanaan kegiatan diukur dengan tingkat partisipasi masyarakat dari tingkat terendah (pasif) sampai tingkat tertinggi. (27). Partisipasi dalam pelaksanaan adalah peran serta masyarakat dalam melaksanakan kegiatan diukur dengan tingkat partisipasi masyarakat dari tingkat terendah (pasif) sampai tingkat tertinggi. (28). Partisipasi dalam pemanfaatan adalah peran serta masyarakat dalam memanfaatkan hasil kegiatan diukur dengan tingkat partisipasi masyarakat dari tingkat terendah (pasif) sampai tingkat tertinggi. (29). Partisipasi dalam evaluasi adalah peran serta masyarakat dalam menilai hasil kegiatan diukur dengan tingkat partisipasi masyarakat dari tingkat terendah (pasif) sampai tingkat tertinggi. (30). Kemandirian adalah kemampuan responden dalam mengembangkan perilaku (aspek kognitif, afektif dan psikomotorik) dalam bidang ekologi, ekonomi dan sosial budaya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kelestarian kawasan. Matriks pengembangan instrumen Matrik pengembangan instrumen menjelaskan secara rinci mengenai variabel, sub variabel, indikator, cara pengukuran serta skala data yang digunakan. Matrik pengembangan instrumen berdasarkan variabel yang telah ditentukan adalah sebagaimana dalam tabel berikut (Tabel 3 Tabel 7):

7 44 Tabel 3 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala karakteristik sosiodemografi responden Sub variabel Indikator Pengukuran Skala (1). Umur Karakteristik umur 1. Tidak produktif (0 15 tahun) Produktif ( 65 tahun) 3. Produktif (50 64 tahun) 4. Sangat produktif (15 49 tahun) Rasio (2). Pendidikan Karakteristik pendidikan (3). Pelatihan Karakteristik pendidikan non formal 1. Tidak tamat SD dan tamat SD/sederajad 2. SLTP, SLTA dan sederajad 3. Diploma (D1, D2 atau D3) 4. Lulus PT (S1, S2, S3) 1. Tidak pernah mengikuti pelatihan 2. Jarang mengikuti pelatihan (1 2 kali) 3. Sering (3-5 kali dalam 3 tahun terakhir) 4. Sangat sering (> 5 kali dalam 3 tahun terakhir (4). Mata pencaharian Karakteristik sosial ekonomi 1. Petani 2. Non Petani Nominal (5). Pendapatan Karakteristik sosial ekonomi 1. Sangat rendah (< Rp ) 2. Rendah (> Rp jt) 3. Tinggi (> Rp 1 jt 1,5 juta) 4. sangat tinggi (> Rp 1,5 juta) Rasio (6). Kepemilikan lahan Karakteristik sosial ekonomi 1. Sangat rendah (tidak mempunyai lahan) 2. Rendah (0,1 0,5 ha) 3. Tinggi (0,51 1 ha) 4. Sangat Tinggi (> 1 ha) Rasio (7). Jumlah tanggungan keluarga Karakteristik demografi 1. Sangat rendah (0-2 jiwa) 2. Rendah (3-4 jiwa) 3. Tinggi (4-5 jiwa) 4. Sangat Tinggi (>5 jiwa) Rasio (8). Etnis pemukim (Status migrasi) Karakteristik sosial budaya 1. Etnis asli 2. Etnis pendatang Nominal (9) Keikutsertaan dalam kelompok/ organisasi Karakteristik kelembagaan responden 1. Tidak aktif dalam kelompok aktif dalam kelompok 3. Aktif dalam kelompok 4. Sangat aktif dalam kelompok (10). Keterdedahan terhadap informasi Karakteristik sosial responden 1. Tidak pernah memperoleh informasi 2. Memperoleh informasi dari 1-2 sumber 3. Memperoleh informasi dari 3-4 sumber 4. Memperoleh informasi dari > 4 sumber

8 45 (1). Tingkat ketergantungan terhadap Tabel 4 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala interaksi dan akses terhadap taman nasional Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala Adanya 1. Sangat sering, semua kebutuhan dipenuhi ketergantungan dengan mengambil sumberdaya kawasan sumberdaya TN terhadap sumber daya kawasan 2. Sering, sebagian besar kebutuhan dipenuhi dengan mengambil sumberdaya kawasan 3. Jarang/sesekali masuk kawasan untuk mengambil sumberdaya 4. Tidak pernah mengambil sumberdaya TN untuk kebutuhan hidupnya (2) Tingkat nanfaat sumberdaya TN yang dirasakan Respon masyarakat terhadap manfaat langsung TNBBS 1. Tidak merasakan manfaat Merasakan satu manfaat saja, (ekonomi, ekologi dan atau sosial budaya) 2. Merasakan paling tidak 2 manfaat 3. Merasakan semua manfaat dari 3 aspek ekologi, ekonomi dan sosial budaya (3) Tingkat keterlibatan dalam program MDK Peran aktif dalam kegiatan/program pemberdayaan 1. Tidak pernah terlibat 2. Jarang terlibat 3. Sering terlibat 4. Sangat sering/selalu terlibat (4) Tingkat akses terhadap kegiatan TNBBS Tingkat keterlibatan masyarakat dalam kegiatan TN Akses dalam perencanaan Akses dalam pelaksanaan Akses dalam pemanfaatan 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi Akses dalam evaluasi 1. Sangat rendah 2. Rendah 3. Tinggi 4. Sangat Tinggi

9 46 Tabel 5 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala pendekatan pemberdayaan Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala (1). Kesepahaman Kejelasan informasi yang disampaikan oleh pihak pengelola dan penyuluh dengan masyarakat untuk mencapai kesepahaman 1. Tidak ada sosialisasi 2. Memberikan informasi, tidak jelas 3. Memberikan informasi, jelas 4. Memberikan informasi dengan sangat jelas (2). Kelembagaan pendukung Pemahaman masyarakat berkaitan informasi mengenai MDK Keberadaan dan kejelasan aturan baik tertulis maupun tidak Keberadaan dan aktifitas organisasi eksternal yang mendukung kegiatan pemberdayaan (3). Fasilitator Kemampuan dalam pendekatan pada masyarakat (kualitas hubungan dengan masyarakat) Kemampuan dalam fungsi enabling yaitu melakukan mediasi, negosiasi, membangun konsensus bersama, serta melakukan manajemen sumber Kemampuan dalam fungsi empowering (memberikan masukan, informasi positif dan terarah berdasarkan pengetahuan, pengalamannya Kemampuan dalam fungsi protecting meliputi interaksi dengan lembaga eksternal (menggunakan media, meningkatkan hubungan dan membangun jejaring kerja) Kemampuan dalam fungsi supporting(keterampilan teknis, kemampuan berkomunikasi, mengelola anggaran, dsb) (4) Pendampingan Intensitas pendampingan memadai Kesesuaian antara tujuan kegiatan pendampingan (MDK) dengan harapan responden. 1. Belum mengerti mengerti 3. Mengerti 4. Mengerti sangat jelas 1. Tidak ada aturan 2. Masih dalam proses pembuatan 3. Ada, tetapi tidak jelas 4. Ada, dan jelas 1. Tidak ada 2. Ada, tidak mempunyai kegiatan 3. Ada, mempunyai kegiatan, tidak sesuai kebutuhan 4. Ada, mempunyai kegiatan, sesuai dengan kebutuhan baik baik baik /memadai /memadai baik /memadai /memadai baik /memadai /memadai 1. Sangat jarang 2. Jarang 3. Sering 4. Sangat sering 1. Sangat tidak sesuai sesuai 3. Sesuai 4. Sangat sesuai

10 47 Tabel 5 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala pendekatan pemberdayaan (lanjutan) Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala Komunikasi/penyampaian informasi yang mendukung program pemberdayaan (5). Bentuk Pemberdayaan (6). Jejaring kerja dan kemitraan (7). Monitoring dan evaluasi Manfaat hasil yang dicapai dalam MDK sesuai dengan harapan masyarakat Keseluruhan proses pembelajaran berjalan baik untuk mendukung tercapainya tujuan Peningkatan kapasitas masyarakat sesuai keterampilan yang diperlukan Pengembangan usaha produktif sesuai dengan potensi yang ada Pengembangan jaringan dan pemasaran mendukung usaha produktif Upaya penguatan kelembagaan (fasilitasi pembentukan kelompok, pembagian tugas dan aturan) perbandingan banyaknya bantuan dalam bentuk materi atau fisik dengan bantuan bentuk lain dalam kegiatan MDK (sesuai kebutuhan) Adanya mitra yang terlibat dan berperan sesuai bidang masingmasing Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam semua kegiatan dalam MDK sehingga program terarah, terdapat penilaian, serta tindak lanjut termasuk adanya alternatif pemecahan masalah. 1. Sangat tidak baik baik 1. Sangat tidak bermanfaat bermanfaat 3. Bermanfaat 4. Sangat bermanfaat 1. Tidak baik baik 1. Tidak ada pelatihan 2. Ada, tidak sesuai kebutuhan 3. Ada, kurang sesuai kebutuhan 4. Ada, sesuai kebutuhan 1. Tidak sesuai sesuai 3. Sesuai 4. Sangat sesuai 1. Tidak ada 2. Ada, tidak mendukung 3. Ada, kurang mendukung 4. Ada dan sangat mendukung 1. Tidak ada 3. Ada, belum berjalan baik 4. Ada, berjalan dengan baik 1. Tidak seimbang, hampir semua berupa bantuan fisik/material saja seimbang 3. Seimbang tetapi belum sesuai kebutuhan 4. Sangat seimbang sesuai kebutuhan 1. Tidak ada mitra 2. Dalam proses mengembangkan 3. Ada mitra, belum berfungsi dengan baik 4. Ada mitra, berfungsi dengan baik 1. Tidak ada 2. Hanya dilakukan pada sebagian kecil kegiatan 3. Dilakukan pada sebagian besar kegiatan 4. Dilakukan pada seluruh kegiatan

11 48 Tabel 6 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel partisipasi Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala (1). Partisipasi dalam perencanaan (2). Partsipasi dalam pelaksanaan (3). Partisipasi dalam pemanfaatan (4). Partisipasi dalam evaluasi Peran serta masyarakat dalam proses perencanaan MDK Peran serta masyarakat dalam melaksanakan MDK Peran serta masyarakat dalam memanfaatkan hasil MDK Peran serta masyarakat dalam menilai hasil kegiatan MDK 1. Tingkat partisipasi sangat rendah (partisipasi manipulatif/pasif dan informasi) 2. Tingkat partisipasi rendah (partisipasi konsultasi dan sumberdaya) 3. Tingkat partisipasi tinggi (partisipasi kolaborasi) 4. Tingkat partisipasi sangat tinggi (partisipasi kendali) 1. Tingkat partisipasi sangat rendah (partisipasi manipulatif/pasif dan informasi) 2. Tingkat partisipasi rendah (partispasi konsultasi dan sumberdaya) 3. Tingkat partisipasi tinggi (partisipasi kolaborasi) 4. Tingkat partisipasi sangat tinggi (partisipasi kendali) 1. Tingkat partisipasi sangat rendah (partisipasi manipulatif/pasif dan informasi) 2. Tingkat partisipasi rendah (partispasi konsultasi dan sumberdaya) 3. Tingkat partisipasi tinggi (partisipasi kolaborasi) 4. Tingkat partisipasi sangat tinggi (partisipasi kendali) 1. Tingkat partisipasi sangat rendah (partisipasi manipulatif/pasif dan informasi) 2. Tingkat partisipasi rendah (partispasi konsultasi dan sumberdaya) 3. Tingkat partisipasi tinggi (partisipasi kolaborasi) 4. Tingkat partisipasi sangat tinggi (partisipasi kendali) Tabel 7 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel kemandirian Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala (1). Kemandirian dalam bidang ekologi/konservasi kawasan Aspek Tingkat pengetahuan/ pemahaman pengetahuan masyarakat taman nasional (kognitif) Tingkat pengetahuan/ pemahaman masyarakat fungsi taman nasional Pengetahuan masyarakat dalam mengidentifikasi manfaat-manfaat kawasan TN (manfaat ekonomi, ekologi dan sosial budaya) Pengetahuan masyarakat tentang akibat tindakan merusak kawasan

12 49 Tabel 7 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel kemandirian (lanjutan) Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala Aspek persepsi dan sikap (afektif) Aspek tindakan/ keterampilan (psikomotorik) Pengetahuan masyarakat tentang aturan dan sanksi bagi tindakan merusak hutan Pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan lahan yang memperhatikan kaidah konservasi Kesadaran akan pentingnya konservasi kawasan TNBBS Kesadaran tentang manfaat penting TNBBS dari segi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya TNBBS Kesadaran terhadap dampak perambahan dan tindak ilegal lain yang merusak hutan Kesadaran tentang pentingnya mematuhi peraturan berkaitan dengan pengelolaan TN Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pentingnya pengelolaan lahan yang memperhatikan kaidah konservasi Kemampuan dalam konservasi kawasan TNBBS yang tercermin dari intensitas keikutsertaan masyarakat dalam mendukung kelestarian kawasan Kemampuan dalam memanfaatkan kawasan TN secara bijaksana tanpa merusak Kemampuan dalam melakukan pencegahan dan mengurangi tindakan yang mengakibatkan kerusakan kawasan Kemampuan dalam mentaati peraturan berkaitan dengan himbauan untuk menjaga kelestarian dan tidak merusak hutan Kemampuan menerapkan pengelolaan lahan sesuai dengan kaidah konservasi 4. sangat baik 4. sangat baik 4. sangat baik 4. sangat baik 4. sangat baik 4. sangat baik 1. Tidak pernah

13 50 Tabel 7 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel kemandirian (lanjutan) Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala (2). Kemandirian dalam bidang ekonomi Aspek persepsi dan sikap (afektif) Mengetahui cara meningkatkan pendapatan tanpa harus masuk(merusak) ke dalam kawasan Mengetahui potensi yang dimiliki untuk dikembangkan Mengetahui cara mengembangkan potensi agar mermanfaat Mengetahui sarana prasarana yang diperlukan bagi pengembangan usaha Mengetahui bagaimana cara memperoleh modal yang diperlukan bagi pengembangan usaha Mengetahui teknologi tepat guna yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha Mengetahui cara mengembangkan jaringan kerja dan pemasaran Mengetahui cara untuk meningkatkan mutu/daya saing Kesadaran untuk mengolah lahan secara optimal tanpa melakukan perambahan atau kegiatan lain dalam kawasan Kesadaran terhadap pentingnya mengenali dan menggali potensi untuk dikembangkan Kesadaran terhadap pentingnya mencari cara untuk mengembangkan potensi Kesadaran terhadap pentingnya sarana prasarana yang diperlukan bagi pengembangan usaha

14 51 Tabel 7 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel kemandirian (lanjutan) Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala Kesadaran terhadap pentingnya modal yang diperlukan bagi pengembangan usaha Kesadaran tentang pentingnya menerapkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktifitas Kesadaran tentang pentingnya mengembangkan jaringan kerja dan pemasaran untuk meningkatkan produktifitas Kesadaran akan pentingnya meningkatkan mutu/daya saing Aspek tindakan/ keterampilan (psikomotorik) Kemampuan dalam meningkatkan pendapatan tanpa merusak kawasan TN Kemampuan mengenali/mengali potensi yang dimiliki untuk dikembangkan Kemampuan mengembangkan potensi agar bermanfaat Kemampuan dalam mengupayakan ketersediaan sarana parsarana bagi pengembangan usaha Kemampuan dalam mengupayakan modal bagi pengembangan usaha Kemampuan dalam menerapkan teknologi tepat guna Kemampuan dalam mengembangkan jaringan kerja Kemampuan meningkatkan mutu/daya saing

15 52 Tabel 7 Sub variabel, indikator, pengukuran dan skala variabel kemandirian (lanjutan) Sub Variabel Indikator Pengukuran Skala (3). Kemandirian dalam bidang sosial budaya Aspek pengetahuan (kognitif) Aspek persepsi dan sikap (afektif) Mengetahui cara mengembangkan kapasitas/kemampuan Mengetahui adanya aturan-aturan berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat Mengetahui tentang kerjasama, pengembangan kelompok dan kelembagaan dalam pemberdayaan Mengetahui pentingnya beradaptasi terhadap perubahan lingkungan Kesadaran akan pentingnya upaya mengembangkan kapasitas diri Kesadaran akan pentingnya mematuhi aturan-aturan Kesadaran akan pentingnya bekerjasama dan mengembangkan kelompok Kesadaran pentingnya beradaptasi terhadap perubahan lingkungan Aspek tindakan/ keterampilan (psikomotorik) Kemampuan melakukan upaya untuk pengembangan kapasitas diri Mampu mematuhi aturan-aturan Mampu bekerja dalam kelompok Mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan

16 53 Kisi-kisi instrumen Instrumen penelitian berupa kuesioner terdiri dari 96 pertanyaan dengan rincian, 13 (tiga belas) pertanyaaan untuk kerakteristik individu; 27 (dua puluh tujuh) pertanyaan untuk faktor pendekatan pemberdayaan; 4 (empat) pertanyaan untuk partisipasi masyarakat; dan kemandirian 52 (lima puluh dua) pertanyaan. Kisi-kisi Instrumen secara rinci diuraikan dalam Lampiran 4. Uji Instrumen Untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel diperlukan instrumen yang valid dan reliabel pula. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur, dan reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal (Sugiyono 2011). Validitas internal merupakan kesahihan penelitian apabila kreiteria dalam instrumen secara teoritis mencerminkan apa yang akan diukur. Sedangkan validitas eksternal merupakan kesahihan penelitian apabila terdapat kesesuaian antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta di lapangan. Hal ini berarti instrumen yang valid harus dikembangkan berdasarkan teori yang mendukung dan fakta empiris di lapangan. Instrumen dalam penelitian ini diuji validitasnya melalui validitas internal dan eksternal. Pengujian tersebut dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut: (a) definisi operasional variabel yang akan diukur; (b) studi literatur (pustaka) sebagai referensi (acuan); (c) konsultasi dengan pembimbing (ahli); (d) uji coba instrumen di lapangan; (e) mempersiapkan format tabulasi jawaban; (f) menghitung korelasi menggunakan pendekatan korelasi item-total dikoreksi (corrected item-total correlation). Model pengujian dengan pendekatan korelasi item-total dikoreksi digunakan untuk menghilangkan spurious overlap, yaitu adanya tumpang tindih atau pengaruh kontribusi masing-masing skor item terhadap skor total. Untuk menghilangkan efek spiruous overlap tersebut maka koefisien korelasi item-total dikoreksi dengan nilai simpangan baku (standard deviation) skor item dengan skor total (Kusnendi, 2008). Untuk menentukan apakah sebuah item dinyatakan valid atau tidak maka para ahli menetapkan besaran koefisien korelasi item total dikoreksi sebesar 0,25 atau 0,30 sebagai batas minimal valid tidaknya sebuah ítem hal ini berarti apabila nilai koefisien korelasi sama atau lebih besar dari 0,25 atau 0,30 mengindikasikan item tersebut memiliki validitas yang memadai (Kusnendi 2008). Reliabilitas diuji menggunakan metode cronbach alpha dengan rumus: α = n n - 1 Vi [ 1 - ] Vt Keterangan: α : Koefisien cronbach alpha n : Jumlah item Vi : Varians skor tiap-tiap item Vi : Jumlah varians skor tiap-tiap item Vt : Varians total

17 54 Alat ukur dinilai cukup reliabel apabila nilai koefisien cronbach alpha (α) lebih besar dari kisaran Menurut Babbie (1989), suatu instrumen dianggap cukup reliabel apabila nilai koefisien alpha 0.6. dengan ukuran kemantapan sebagai berikut: (a). Nilai koefisien alpha berarti kurang reliabel (b). Nilai koefisien alpha berarti agak reliabel (c). Nilai koefisien alpha berarti cukup reliabel (d). Nilai koefisien alpha berarti reliabel (e). Nilai koefisien alpha berarti sangat reliabel Berdasarkan uji instrumen, diperoleh koefisien cronbach alpha (α) untuk uji reliabilitas dan korelasi item-total dikoreksi untuk uji validitas sebagai berikut: Tabel 8 Hasil uji instrumen penelitian Variabel bebas (x) Variabel 1. Karakteristik demografis dan sosial 2. Interaksi dan akses terhadap TNBBS 3. Pendekatan pemberdayaan Jumlah item Skala ordinal Uji reliabilitas (Croanbach Alpha) Ket Sangat reliabe l Uji validitas (corrected item-total correlation) Ket Valid Variabel tidak bebas (y) 1. Partisipasi 2. Kemandirian Sangat reliabe l Valid Berdasarkan uji reliabilitas, instrumen penelitian termasuk dalam kategori sangat reliabel. Dengan demikian instrumen dapat dikatakan memiliki konsistensi terhadap respon atau pengukuran pada fenomena yang sama. Sedangkan pada uji validitas, pada umumnya semua item instrumen valid pada koefisien korelasi item total dikoreksi lebih besar dari koefisien korelasi minimum (0,25). Hal ini berarti bahwa instrumen dapat mengukur apa yang akan diukur. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data untuk keperluan penelitian (Nazir 2009). Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dikumpulkan harus cukup valid dan reliabel, sehingga diperlukan kecermatan dalam memilih teknik yang tepat.

18 55 Dalam penelitian ini, data di peroleh melalui pengamatan di lapangan (observasi), kuesioner, wawancara serta dokumentasi. Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data secara langsung terhadap obyek penelitian. Kuesioner dilakukan dengan mengajukan pertanyaan tertulis kepada sejumlah masyarakat sebagai responden. Sebagian besar kuesioner menggunakan kuesioner tertutup (telah disediakan alternatif-alternatif jawabannya), dimana pertanyaan diarahkan untuk mengetahui karakteristik individu, pendekatan pemberdayaan, partisipasi dan kemandirian masyarakat. Wawancara dilakukan untuk mendukung data penelitian. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat, pihak pengelola TNBBS, penyuluh, serta pihak-pihak terkait lainnya. Dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder melalui pencatatan dan pengumpulan dokumen yang sudah ada tentang gambaran umum kawasan TNBBS, data desa dan data terkait yang mendukung penelitian. Analisis Data Pengolahan dan analisis data merupakan bagian sangat penting dalam penelitian karena data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah dan bermanfaat untuk menguji hipotesis (Nazir 2009). Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik individu, pendekatan pemberdayaan dan efektifitas pemberdayaan MDK di TNBBS. Data hasil penelitian dianalisis untuk memperoleh hubungan berbagai variabel yang diteliti, dan memberikan penjelasan secara kualitatif sebagai pendukung. Data yang diperoleh dari kuesioner dikelompokkan menurut variabel yang telah ditentukan, menggunakan skoring dan pengkategorian. Analisis yang dilakukan adalah: (1) Memberikan skor pada setiap data dan kemudian di tabulasi; (2) Menggolongkan, menghitung jawaban dan memprosentasekan berdasarkan kategori jawaban. Skor yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert yang digunakan terdiri dari 4 (empat) tingkat yang merupakan gradasi dari sangat rendah/jelek sampai sangat tinggi/baik. Kemudian data diolah menggunakan tabulasi distribusi frekuensi dan kemudian dianalisis. Untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata dua populasi yang mewakili lokasi penelitian, yaitu Pekon Sukaraja dan Pekon Kubu Perahu, digunakan uji nonparametrik yaitu uji beda Mann-Whitney. Untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan analisis korelasi Rank Spearman. Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel dengan rumus/persamaan: r s = 1- N 6 Σ di 2 i =1 n (n 2 1) Keterangan: r s = Koefisien korelasi spearman d i = Selisih antar jenjang n = Banyaknya sampel

19 56 Koefesien korelasi merupakan pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara +1 sampai dengan -1, yang berarti koefisien korelasi dapat bernilai positif dan dapat pula negatif. Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan hubungan linear dan arah hubungan dua variabel. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Interpretasi mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel (De Vaus 2002) adalah sebagai berikut: (a). 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel (b). 0,01 0,09 : Korelasi kurang berarti (sangat lemah) (c). 0,10 0,29 : Korelasi lemah (d). 0,30 0,49 : Korelasi cukup (moderat) (e). 0,50 0,69 : Korelasi kuat (f). 0,70 0,89 : Korelasi sangat kuat (g) : Korelasi mendekati sempurna Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat statistik Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20.0.

Lampiran 2 Kerusakan kawasan TNBBS akibat aktivitas ilegal masyarakat

Lampiran 2 Kerusakan kawasan TNBBS akibat aktivitas ilegal masyarakat 117 118 Lampiran 2 Kerusakan kawasan TNBBS akibat aktivitas ilegal masyarakat Sumber: dokumen TNBBS 119 Lampiran 3 Peta lokasi penelitian Pekon Kubu Perahu Pekon Sukaraja Sumber : Master Plan Penanganan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 14 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang titik beratnya diletakkan pada penelitian relasional: yakni mempelajari hubungan variabel-variabel

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 37 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan tujuan untuk mendapatkan data dan informasi tentang faktor-faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survei deskriptif-korelasional. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), penelitian survei mengkaji populasi (universe) yang besar dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) desain penelitian survei adalah penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Jenis dan Teknik Pengambilan Contoh 20 METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study, karena data dikumpulkan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan dengan sampel yang dipilih khusus

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Isaac dan Michael menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan

Lebih terperinci

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir 33 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Adanya fakta bahwa fungsi dan pengelolaan kawasan taman nasional sering dihadapkan pada dilema antara kepentingan konservasi dengan kepentingan masyarakat

Lebih terperinci

Bab 3 METODE PENELITIAN

Bab 3 METODE PENELITIAN Bab 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai perilaku

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian 26 METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini menggunakan metode survai untuk menjelaskan hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui pengujian hipotesis. Penelitian survai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki

BAB III METODA PENELITIAN. diperoleh dari kuesioner dimana data diolah dalam bentuk kata-kata yang memiliki BAB III METODA PENELITIAN III.1 Jenis dan Sumber Data III.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka secara tertulis yang meliputi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari pusat 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Cimanggu yang terletak di sebelah selatan Kota Bandung yang berjarak sekitar ± 50 km dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini tergolong dalam dua variabel, yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Yang menjadi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini mendeskripsikan variabel tunjangan kinerja

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 30 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Program Kejar Paket B memiliki sasaran untuk memberikan pendidikan bagi siswa lulus SD dan sederajat yang tidak melanjutkan ke SLTP, serta siswa putus

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak penghasilan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Kantor

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 39 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian kuantitatif, yang diilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini.

III. METODE PENELITIAN. perusahaan mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan penelitian ini. 25 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: 1. Wawancara, yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah preferensi konsumen smartphone merek Blackberry. Adapun yang menjadi subjek dari penelitian ini, yaitu konsumen smartphone

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan teoritis pada Bab II, maka langkah berikutnya pada Bab III ini adalah menguji

Lebih terperinci

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan.

berdasarkan variabel yang sudah ditentukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian survei, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan gambaran fenomena yang diamati dengan lebih mendetail, misalnya disertai

Lebih terperinci

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS

METODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS 22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 29 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif korelasional. Menurut Rakhmat (2007) metode korelasi bertujuan meneliti sejauh mana variasi pada satu faktor

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif (quantitative research) dengan desain survei deskriptif korelasional. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana menggabungkan antara dua metode, yaitu metode deskriptif yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian guna untuk memperoleh data yang diperlukan. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin Rahmat (000:4), Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada

BAB I PENDAHULUAN. para karyawan, namun pencapaian tujuan belum tentu benar-benar efektif. Jadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Proses manajemen menghendaki adanya keteraturan dalam setiap aktivitas yang dilakukan. Tanpa adanya keteraturan pencapaian tujuan dapat saja diselesaikan oleh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah level of explanation yaitu penelitian deskriptif dan asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2013, p.15)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian

METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian 22 3. Terdapat hubungan nyata positif antara karakteristik personal, karakteristik lingkungan sosial, dan tingkat pengelolaan program dengan tingkat penghargaan masyarakat terhadap PDPT. 4. Terdapat hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Dalam hal ini penelitian dipilih tentang implementasi SAP dalam menghasilkan laporan keuangan. Objek penelitian ini adalah PT Tri Swardana Utama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat.

III. METODE PENELITIAN. untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana. pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cepat. III. METODE PENELITIAN Metode Penelitian memberikan pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk mengatasi masalah dan menghadapi tantangan lingkungan dimana pengambilan keputusan harus dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 56 BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan menyajikan metode yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan cakupan uraian meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan data, populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan 58 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan metode exposed facto. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sugiyono (2009:115).

Lebih terperinci

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89. BAB III METODE PENELITIAN Penelitian hubungan ketersediaan fasilitas perpustakaan dengan minat kunjung siswa ke perpustakaan ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Populasi dan Sampel. Desain Penelitian 36 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah populasi yang homogen yaitu pembudidaya ikan patin yang berada di Desa Tangkit Baru, Kec. Kumpe Ulu Kabupaten Muaro Jambi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dalam menyusun skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah yang berkaitan dengah hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yaitu

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini di desain sebagai suatu penelitian survai yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (2006) penelitian survai adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian merupakan tempat dilaksanakannya penelitian untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode dapat dirumuskan suatu proses atau prosedur yang sistematik berdasarkan prinsip dan teknik ilmiah yang dipakai oleh disiplin (ilmu) untuk mencapai suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan

METODE PENELITIAN. Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian. Selatan, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten. KPH Bandung Selatan METODE PENELITIAN Lokasi, populasi dan Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah Desa Pulosari dan Desa Warnasari Kecamatan Pangalengan yang termasuk dalam wilayah kerja BKPH Pangalengan, KPH Bandung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Banjaran untuk mengambil sampel yang dimulai dari survey pendahuluan sampai 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pengetahuan gizi siswa, sedangkan variabel terikatnya yaitu keputusan pembelian makanan jajanan sekolah.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sub DAS Keduang, daerah hulu DAS Bengawan Solo, dengan mengambil lokasi di sembilan Desa di Kabupaten Wonogiri yang menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel- variabel yang menjadi perhatian penelitian (PPS 2008: 20). Obyek penelitian ini tergolong pada dua variabel yaitu

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan 44 BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Objek penelitian merupakan sumber diperolehnya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 3.1.1 Kerangka Pemikiran Berdasarkan kajian teori yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa keputusan masyarakat untuk ikut serta dalam kegiatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, maka suatu penelitian memerlukan suatu metode penelitian. Menurut Sugiyono (2008:2) Metode penelitan pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepuasan pemakai jasa Warnet. Untuk itu dalam penelitian ini akan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di RM Sederhana Palembang, Sumatra Selatan yang beralamat di Jl. Demang. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di CV. Akar Daya Mandiri yang berlokasi di Jalan Pangeran Emir M. Noor No.4A Bandar Lampung mulai bulan Juli 2011. B. Jenis

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini adalah langkah demi langkah dalam penyusunan Tugas Akhir mulai dari tahap persiapan penelitian hingga pembuatan dokumentasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

METODE PENELITIAN. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data 30 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sensus, menurut Arikunto (1996: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 9 III. METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian dan Sumber Data 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Metode survei deskriptif

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kausal antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis.

III. METODE PENELITIAN. kausal antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis. III. METODE PENELITIAN 3. Jenis Penelitian dan Objek Penelitian 3.. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory. Penelitian explanatory bermaksud

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari

METODE PENELITIAN. merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari 33 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan adalah eksplanatif. Tipe penelitian eksplanatif merupakan suatu jenis penelitian di mana periset menghubungkan atau mencari sebab

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory),

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif (explanatory), dengan verifikatif, yang mana tujuan dari penelitian deskriptif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan perilaku (behavioral anchored rating scales), skala observasi perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan perilaku (behavioral anchored rating scales), skala observasi perilaku BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode untuk menilai kinerja yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan metode prilaku. Terdapat tiga kategori yaitu : skala penilaian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian.

METODE PENELITIAN. Gambar 5 Disain Penelitian. METODE PENELITIAN Disain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey bersifat explanatory, yaitu penelitian yang ditujukan untuk memperoleh kejelasan tentang sesuatu yang terjadi di masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini akan menguraikan dan memaparkan mengenai sikap konsumen terhadap atribut-atribut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di III. METODE PENELITIAN 3.1 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di dalam penelitian. 2. Objek Penelitian Objek penelitian

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan verifikatif. Analisis deskriptif ini menyatakan variabel penyebab, variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan desain penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam skripsi ini penulis menggunakan divisi marketing research pada PT. Herlina Indah yang beralamat di Jl. Rawa Sumur II blok DD no. 16 Kawasan Industri

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian 31 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survai deskriptif dan korelasionel yang terkait dengan Program Ketahanan Pangan di Kecamatan Gandus. Menurut Singarimbun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 25 METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Pasirmulya Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, karena desa ini merupakan binaan Yayasan Damandiri yang paling aktif dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

BAB 3 METODE PENELITIAN. sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya 23 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian Kausal, yaitu hubungan sebab-akibat antara variable-variabel dalam penelitian ini, yaitu antara munculnya

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan survei. Menurut Travers (Umar, 003, p.87), metode ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini memnungkinkan dilakukannya

Lebih terperinci