VII TOLERANSI TEMBAKAU TRANSGENIK GENERASI R2 YANG MENGEKSPRESIKAN GEN P5CS TERHADAP CEKAMAN AKIBAT PENYIRAMAN POLIETILEN GLIKOL (PEG)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII TOLERANSI TEMBAKAU TRANSGENIK GENERASI R2 YANG MENGEKSPRESIKAN GEN P5CS TERHADAP CEKAMAN AKIBAT PENYIRAMAN POLIETILEN GLIKOL (PEG)"

Transkripsi

1 VII TOLERANSI TEMBAKAU TRANSGENIK GENERASI R2 YANG MENGEKSPRESIKAN GEN P5CS TERHADAP CEKAMAN AKIBAT PENYIRAMAN POLIETILEN GLIKOL (PEG) Abstrak Percobaan yang dilakukan bertujuan untuk (i) menentukan pengaruh penyiraman polietilena glikol (PEG) selama fase pertumbuhan vegetatif (15-60 hari sesudah tanam [hst]) terhadap pertumbuhan tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS, (ii) mengevaluasi toleransi lima tembakau GS transgenik terhadap cekaman akibat perlakuan PEG, dan (iii) menentukan kandungan prolina daun lima tembakau GS transgenik dalam kondisi non-cekaman dan cekaman dengan penyiraman larutan PEG dan hubungan antara akumulasi prolina dengan respons tembakau transgenik terhadap cekaman PEG. Bibit tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R0 ditumbuhkan dalam pot plastik (500 ml) yang berisi medium campuran arang sekam:coco pit (1:1). Setelah 15 hari sesudah tanam (HST), bibit diberi perlakuan cekaman dengan penyiraman larutan PEG 6000 pada konsentrasi 0%, 2.5%, 5%, 7.5%, 10%, 12.5% dan 15% selama periode antara HST dan tanaman dipanen umur 55 dan 65 HST. Contoh daun untuk analisis kandungan prolina dipanen pada umur 78 HST. Hasil penelitian menunjukkan cekaman dengan penyiraman larutan PEG, dapat menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot kering daun, tajuk, biomasa dan akar tembakau GS non-transgenik maupun tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R0. Kata kunci : Cekaman kekeringan, biosintesis dan akumulasi prolina, indeks sensitivitas terhadap cekaman PEG

2 VII TOLERANCE OF TRANSGENIC TOBACCO EXPRESSING GENE P5CS OF R2 GENERATION AGAINST STRESS DUE TO POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) Abstract The objectives of this experiment were (i) to determine the effects of sress due to polyethylene glycol (PEG) treatment during the period of days after planting (DAP) on growth of R2 plants derived from transgenic GS tobacco carrying P5CS transgene, (ii) to evaluate tolerance of R2 plants derived from five line of transgenic GS tobacco against drought stress, and (iii) to determine their leaf proline content under optimum and under PEG induced stress conditions and their correlation to stress responses. The R2 seedlings derived from five transgenic GS tobacco P5CS were grown individually in plastic pot (500 ml) containing a mixture of rice hull: coco pit medium (1:1). After 15 DAP, seedlings were subjected to stress conditions by drenching them with solution of PEG 6000 at 0%, 2.5%,5%, 7.5%, 10%, 12.5% or 15% concentration for the period of DAP. The plants were harvested at 78 DAP. Leaf samples for proline content analysis were collected at 78 DAP. Results of the experiment indicated stress due to PEG treatment reduced plant height, leaf number, total leaf width, leaf, shoot, biomass, and root dry weight of all tobacco plants. The R2 plants derived from P5CS transgenic GS tobacco showed better growth and higher plant height, leaf, biomass and root dry weight than that of non-transgenic under stress or non-stress condition. Increased leaf proline content after drought stress was observed in all tobacco transgenic, while less was observed in tobacco non-transgenic. Keywords: Dehydration cekamans, Proline biosynthesis and accumulation, sensitivity index against PEG induced stres

3 PENDAHULUAN Ketersediaan air merupakan faktor pembatas utama dalam budi daya tanaman. Pada genotipe tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan, penurunan daya hasil akibat cekaman tidak sebesar yang terjadi pada genotipe peka sehingga penggunaan genotipe yang toleran mempunyai arti penting dalam budidaya tanaman di lahan kering. Kondisi cekaman kekeringan dengan potensial air jaringan tanaman rendah mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pada kenampakan morfologi dan perkembangan tanaman, perkembangan sel, fisiologi dan biokimia (Yoshiba et al. 1997). Pengurangan pemberian air menyebabkan perubahan pola perkembangan daun bunga matahari. Pada keadaan defisit air menyebabkan luas daun berkurang dibanding kondisi optimum. Pengurangan luas daun ini dipengaruhi oleh pengurangan kecepatan pembelahan dan luas areal sel sampai 40 % dibanding tanaman kontrol. Cekaman air menyebabkan pengurangan biomasa daun dan polong kering kacang tanah (Collino et al. 2000) dan penurunan bobot kering polong diduga disebabkan oleh proses terhambatnya inisiasi dan pemanjangan ginofor (Chapman et al. 1993). Pada tanaman kedelai, defisit air menurunkan luas area dan kandungan klorofil daun (Shimada et al. 1992), menurunkan ukuran polong, biji, dan bobot kering polong (Pookpadi et al. 1990), dan menurunkan kualitas biji (Franca-Neto et al. 1993). Cekaman kekeringan mempengaruhi pula sistem reproduksi tanaman. Herrero dan Johnson (1981) mempelajari pengaruh cekaman kekeringan pada sistem reproduksi tanaman jagung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanjangan rambut jagung (silk) terhenti pertumbuhan pada potensial air daun kira-kira -9 bar. Gejala morfologi yang biasa nampak pada tanaman kekurangan air adalah tanaman layu, daun menggulung, dan kerdil. Karakter toleransi / ketahanan terhadap kekeringan pada prinsipnya berkait dengan upaya tanaman untuk menjaga keseimbangan osmotik dengan meningkatkan penyerapan air dan menurunkan kehilangan air. Penurunan luas daun merupakan salah satu cara adaptasi tanaman untuk menekan kehilangan air melalui proses transpirasi (White dan Singh, 1993) dan merupakan salah satu bentuk respons tanaman menghadapi cekaman kekeringan. Penurunan luas daun

4 dapat berpengaruh negatif terhadap area fotosintesis sehingga tidak menguntungkan tanaman. Lebih lanjut, cekaman kekeringan dapat menyebabkan menurunnya bobot daun segar hingga 12% (Popova et al. 1996). Pengembangan ketahanan potensial osmotik sel daun dan akar serta penurunan densitas stomata per luasan permukaan daun merupakan adaptasi terhadap cekaman kekeringan yang paling menguntungkan (Blum 2004). Dengan membatasi kehilangan air melalui transpirasi dan menjaga tekanan turgor sel melalui pengaturan potensial osmotik jaringan, tanaman tetap mampu menyerap air dalam kondisi cekaman kekeringan dan mampu menjaga pertumbuhan dan perkembangannya (Gupta 1997). Cekaman kekeringan menyebabkan respons biokimia atau metabolik pada tanaman. Karakter metabolik berupa akumulasi prolin pada jaringan tanaman merupakan karakter untuk toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Peningkatan kandungan prolina yang berfungsi sebagai solut dalam osmotic adjustment dilaporkan mempunyai peranan penting dalam respons tanaman terhadap cekaman kekeringan (Slee et al. 1990; Bao et al. 1991). Dengan osmotic adjustment, tanaman dapat menjaga potensial air daun dan akar yang lebih rendah dan mempertahankan turgor sel dalam kondisi cekaman kekeringan. Kedua kemampuan tersebut merupakan indikator sifat tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan (Cellier et al. 1998). Berdasarkan hal tersebut, peningkatan kandungan prolina daun dalam kondisi cekaman kekeringan dapat digunakan sebagai penduga toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan (Gupta 1997). Senyawa polietilena glikol (PEG) merupakan senyawa yang dapat menurunkan potensial osmotik larutan melalui aktivitas matriks sub-unit etilena oksida yang mampu mengikat molekul air dengan ikatan hidrogen. Penyiraman larutan PEG ke dalam media tanam diharapkan dapat menciptakan kondisi cekaman karena ketersediaan air bagi tanaman menjadi berkurang. Senyawa osmotikum polietilena glikol (PEG) dapat menurunkan potensial air medium dan penyiraman PEG dalam medium tanam dapat mensimulasikan kondisi cekaman kekeringan (Saint-Clair 1976). Penggunaan PEG dilaporkan efektif untuk menapis respons plasma nutfah tanaman terhadap cekaman kekeringan (Asay dan Johnson 1983). PEG juga telah digunakan untuk menapis

5 respon tanaman anggur, kacang tanah, kedelai, kubis-kubisan, padi dan sorghum terhadap cekaman kekeringan (Duncan et al. 1995; Adkins et al. 1995; Dami dan Hughes 1995; Sunaryo et al. 2002; Adisyahputra 2006). Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara toleransi tanaman terhadap cekaman akibat perlakuan PEG dengan toleransi terhadap cekaman kekeringan (Sunaryo et al. 2002; Adisyahputra 2006). Percobaan ini secara umum bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R1. Secara khusus, percobaan ini bertujuan untuk: (1) menguji pengaruh penyiraman PEG terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R1, (2) menganalisis akumulasi prolina dalam daun tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R1 pada kondisi cekaman dengan penyiraman larutan PEG 6000, dan (3) menganalisis hubungan antara akumulasi prolina daun dengan pertumbuhan dan hasil tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R1.

6 BAHAN DAN METODE Bibit tembakau transgenik. Benih dari lima nomor tembakau transgenik P5CS generasi R1 dipanen dari masing-masing nomor tembakau transgenik P5CS generasi R0 (GS-1, GS-2, GS-3, GS-4, dan GS-5) ditanam dalam medium MS (Murashige dan Skoog, 1962) dengan penambahan kanamisin 100 mg/l. Jumlah bibit yang mampu tumbuh dari benih dan yang mati dalam medium dengan penambahan kanamisin diamati dan digunakan untuk menentukan jumlah transgen yang terintegrasi dalam genom masing-masing tanaman transgenik R0. Hanya bibit tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R1 yang tumbuh dalam medium yang mengandung kanamisin yang digunakan dalam percobaan. Penyiapan bibit tembakau. Bibit tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R1 dan tembakau GS non-transgenik ditanam dalam pot plastik (250 ml) berisi medium campuran tanah:pasir:pupuk kandang (2:1:1) dan diaklimatisasi dalam ruangan yang terkontrol kelembaban (100%) dan penyinarannya (1000 lux) selama satu minggu. Setelah periode aklimatisasi, tanaman tembakau dipindah kedalam pot plastik (500 ml) yang berisi medium campuran arang sekam:coco peat (1:1) dan dipelihara di rumah kaca sampai umur 2 minggu (14 hari). Pemeliharaan yang dilakukan meliputi penyiraman hingga jenuh setiap pagi dan sore hari. Pengaruh cekaman PEG terhadap pertumbuhan dan hasil. Setelah bibit tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R1 yang resisten terhadap kanamisin dan bibit tembakau GS non-transgenik disiram dengan larutan PEG 2.5%,5%, 7.5%, 10%, 12,5% atau 15% hingga 60 HST. Larutan PEG disiramkan setiap dua hari sekali sebanyak 20 ml per tanaman. Sebagian tanaman transgenik R2 yang lain disiram setiap hari dengan air (PEG 0%) hingga saat panen dan dijadikan sebagai kontrol.

7 Unit percobaan terdiri atas 5 bibit tembakau dan untuk setiap perlakuan diulang 3 kali. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan perlakuan faktorial dan rancangan lingkungan acak kelompok. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, jumlah dan luas daun, rataan panjang buku, bobot daun, bobot tajuk, bobot akar, dan bobot biomasa kering, serta panjang akar. Analisis kandungan prolina. Bibit tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS generasi R1 dengan atau tanpa penyiraman PEG dipanen daunnya pada umur 78 HST dan dianalisis kandungan prolinanya. Analisis kandungan prolina daun dilakukan dengan menggunakan metode yang dikembangkan oleh Bates et al, (1973). Kandungan prolina daun tanaman tembakau GS non-transgenik dengan atau tanpa penyiraman PEG digunakan sebagai kontrol. HASIL Bibit tembakau transgenik. Populasi tanaman R2 yang diuji dalam percobaan ini dikecambahkan dari benih R1 yang dipanen dari tanaman transgenik R0 setelah ditumbuhkan pada medium selektif MS0 yang mengandung antibiotik kanamisin 100 mg/l. Setelah ditumbuhkan pada medium MS0 selektif selama 3 minggu, hanya bibit tembakau yang tahan terhadap antibiotik kanamisin yang digunakan dalam percobaan ini. Hasil analisis segregasi antara bibit yang resisten dan rentan terhadap kanamisin mengindikasikan bahwa tanaman transgenik R0 yang didapat mengintrograsikan paling tidak satu lokus nptii fungsional didalam genomnya (Tabel 17). Pengaruh cekaman PEG terhadap pertumbuhan dan hasil. Semua tanaman tembakau yang diuji mampu tumbuh normal pada media coco piet dan

8 arang sekam. Terdapat beberapa tanaman yang mati, namun kematian tanaman ini bukan disebabkan oleh kondisi media tumbuh maupun perlakuan PEG, tetapi lebih disebabkan proses adaptasi tanaman yang kurang maksimal pada tahapan aklimatisasi dari ruang kultur ke kondisi iklim rumah kaca. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa penyiraman larutan PEG pada konsentrasi 2.5%,5%, 7.5%. 10%, 12.5% atau 15% sudah memberikan kondisi cekaman pada tanaman tembakau yang diuji. Penyiraman PEG 2.5%,5%, 7.5%. 10%, 12.5% atau 15% secara umum menurunkan pertumbuhan tanaman tembakau non-transgenik maupun tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS. Tabel 17 Segregasi fenotipe bibit R2 yang ditanam dalam medium MS selektif dengan penambahan antibiotika kanamisin 100 mg/l, hasil analisis χ2, dan pendugaan jumlah lokus nptii fungsional yang terintegrasi dalam genom tembakau transgenik. Nomor genotipe Segregasi fenotipe bibit Probabilitas χ2, untuk Lokus R2 dalam MS selektif: model segregasi: Kan R Kan S nptii 3 : 1 13 : 3 Transgenik GS Transgenik GS Transgenik GS Transgenik GS Transgenik GS Keterangan: Penghitungan χ2, dilakukan dengan menggunakan koreksi Yates dan pada α = Kandungan Prolina % PEG Akar Daun Gambar 27 Menunjukkan bahwa ekspresi pembentukan senyawa prolina lebih banyak di daun daripada di akar tanamn.

9 Tabel 18 Pengaruh penyiraman polietilena glikol (PEG) dengan konsentrasi 0%,2.5%, 5%,7.5%, 10%,12.5% dan 15% pada umur 35 HST terhadap tinggi tanaman,bobot akar kering, bobot kering daun,dan panjang akar dari tanaman R1 zuriat tembakau GS transgenik P5CS generasi R2 dan tembakau GS non-transgenik. Peubah dan genotipe Nilai peubah pada konsentrasi penyiraman PEG: yang diuji 0% 2.5% 5% 7.5% 10% 12.5% 15% Tinggi Tanaman (cm): Nontransgenik GS A 3.00 ED 2.16DEF 2.33 EF 2.20DEF 2.33DEF Transgenik GS B 2.16DEF 2.06DEF 1.90DEF 1.33DEF 1.80 EF 1.93 EF Transgenik GS C 1.63 EF 1.86DEF 1.46DEF 1.73DEF 1.83 EF 1.85 EF Transgenik GS BC 2.33DEF 1.13 EF 1.73DEF 1.50DEF 1.16DEF 1.100DEF Transgenik GS C 1.06DEF 1.16 EF 0.66 F 0.60 F EF Transgenik GS D 1.83 EF 1.83DEF 1.73DEF 1.16DEF DEF Bobot akar kering (g): Nontransgenik GS E 0.30E 0.10E 0.20BCDE 0.15DE 0.15DE 0.15DE Transgenik GS BCDE 0.08 E 0.10 E 0.10 E 0.08 E 0.08 E Transgenik GS E 0.12 E 0.10 E 0.05 E 0.05 E Transgenik GS E E E 0.06 E C E Transgenik GS E 0.21 BCDE 0.81 A 0.09 E E E Transgenik GS BCDE 0.05 E E 0.23BCDE 0.02E CDE Bobot kering daun (g): Nontransgenik GS BC 0.43 BC 0.08 C 0.02 C 0.05 C 0.04C 0.08 C Transgenik GS BC 0.27 C 0.06 C 0.01 C 0.05 C 0.07C 0.10 C Transgenik GS BC 0.58 BC 0.06C 3.01A 0.08 C 0.09C 0.72 BC Transgenik GS BC 0.08 C 0.03 C 0.008C 0.05 C 0.03C 0.08 C Transgenik GS BC 0.09 C C C C BC Transgenik GS BC C C C C C Nontransgenik GS Transgenik GS Transgenik GS Transgenik GS Transgenik GS Transgenik GS Panjang akar (cm): C E BCE DE 29.67A D C E CDE E Keterangan: Data rataan pada kolom dengan huruf kapital yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada α =0.05.

10 Tabel 19 Pengaruh penyiraman polietilena glikol (PEG) dengan konsentrasi 0%,2.5%, 5%,7.5%, 10%,12.5% dan 15% pada umur 55 HST terhadap tinggi tanaman, bobot akar kering, jumlah daun, berat kering daun,dan panjang akar dari tanaman R2 zuriat tembakau GS transgenik P5CS R2 dan tembakau GS non-transgenik. Peubah dan genotipe Nilai peubah pada konsentrasi penyiraman PEG: yang diuji 0% 2.5% 5% 7.5% 10% 12.5% 15% Tinggi Tanaman (cm): Nontransgenik GS B 1.73 C 2.90 C 3.00 C 2.66 C 1.73 C 2.23 C Transgenik GS C 1.50 C 1.50 C 2.27 C 2.17 C 2.50 C Transgenik GS A 2.13 C 1.63 C 2.50 C 1.63 C 1.70 C 2.03 C Transgenik GS C 1.33 C 1.07 C 1.73 C 1.00 C 1.07 C Transgenik GS C 1.53 C 1.10 C 1.23 C 1.20 C 1.10 C Transgenik GS C 2.13 C 2.00 C 1.90 C 1.77 C Bobot akar kering (g): Nontransgenik GS BC 0.04 E 0.12 DE 0.09 DE 0.06DE 0.08 DE 0.12 DE Transgenik GS A 0.04 E 0.05 DE 0.06 DE 0.05DE 0.10 DE 0.01 E Transgenik GS DE 0.06 DE 0.03 E 0.03E 0.04 E 0.12 DE Transgenik GS E 0.03 E 0.03 E 0.08DE 0.06 D 0.06 DE Transgenik GS CD 0.03 E 0.02 E 0.02 E 0.04E 0.02 E Transgenik GS BC 0.15 DE 0.11 DE 0.08 DE 0.07DE 0.08 DE Jumlah Daun (lembar): Nontransgenik GS C 8.00DEF 7.00DEF 7.66 DEF 7.33DEF 7.66DEF 7.00EF Transgenik GS CDE 8.33CDE 7.33 DEF 7.33DEF 8.33CDE 7.00DEF Transgenik GS A 7.67DEF 7.67DEF 7.33 DEF 7.33DEF 8.00CDEF 7.00DEF Transgenik GS C 7.33DEF 7.00DEF 7.00 DEF 7.33DEF 7.33DEF 7.67DEF Transgenik GS DEF 5.17F 6.33DEF 7.17 DEF 6.00EF 12.50A 6.33DEF Transgenik GS BCD 7.33DEF 8.00CDEF 6.67DEF 7.67DEF Berat Kering Daun (g): Nontransgenik GS BC 0.16EF 0.300EF 0.23 EF 0.13 EF 0.26EF 0.26EF Transgenik GS EF 0.133EF 0.17 EF 0.10 EF 0.27EF 0.10EF Transgenik GS A 0.27EF 0.133EF 0.10 EF 0.17 EF 0.13EF 0.23EF Transgenik GS BC 0.13EF 0.100EF 0.10 EF 0.20 EF 0.13EF 0.10F Transgenik GS CD 1.07DE 0.100F 0.43 EF 0.13 EF 2.00BC 0.10F Transgenik GS BC 0.35EF 0.300EF 0.25 EF 0.20 EF 0.20EF Panjang Akar cm): Nontransgenik GS E EF Transgenik GS C EF Transgenik GS EF Transgenik GS C EF Transgenik GS EF FG Transgenik GS A C EF EF EF BCDEFG EF EF EF 81.67EFG DEFG 36.67CD EFG EF EF EF CDEFG C DEFG Keterangan: Data rataan pada kolom dengan huruf kapital yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji jarak berganda Duncan pada α = EF EF BCDEFG EF EF 10.00G EF C

11 PEMBAHASAN Adanya perbedaan respon terhadap penyiraman PEG antara tanaman tembakau transgenik P5CS R2 zuriat dengan tanaman tembakau non transgenik. Tanaman tembakau transgenik P5CS cenderung menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman tembakau non transgenik akibat perlakuan penyiraman PEG. Kemampuan untuk menjaga pertumbuhan vegetatif dalam kondisi cekaman kekeringan juga dikaitkan dengan kemampuan tanaman untuk menjaga turgor pucuk selama terjadinya cekaman melalui akumulasi senyawa osmolit tertentu seperti prolina. Terdapat tanaman tembakau transgenik yang pertumbuhannya lebih terhambat dibandingkan dengan tanaman tembakau non transgenik akibat penyiraman dengan PEG, hal ini diduga karena adanya feedback inhibition pada gen P5CS dari sel tanaman tembakau transgenik. Perlakuan cekaman kekeringan secara terkontrol pada tanaman dapat dilakukan dengan penyiraman PEG, karena di dalam air, PEG dapat larut dan dapat menyebabkan penurunan potensial air secara homogen sehingga dapat menimbulkan cekaman kekeringan bagi tanaman. Salah satu respon tanaman terhadap cekaman kekeringan adalah meningkatkan kandungan osmolit dalam sel, antara lain dengan mengakumulasi senyawa prolina (Mundree et al. 2002). Ekspresi pembentukan prolina antara masing-masing organ tanaman berbeda-beda. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ekspresi pembentukan prolina pertama terjadi di akar, dimana konsentrasi prolina yang terbentuk di akar lebih tinggi dibandingkan di daun akibat penyiraman PEG 2.5%, dengan semakin meningkatnya konsentrasi PEG yang diberikan sampai 15% terjadi ekspresi pembentukan prolina yang lebih tinggi pada daun ( Gambar 27). Hal ini di duga sampai pemberian PEG 7.5% akar masih mampu menjaga agar potensial osmotik jaringan tetap berada pada batas-batas optimum, dengan memproduksi senyawa prolina yang lebih tinggi di bandingkan prolina yang terbentuk di daun. Kondisi ini menunjukkan bahwa untuk menjaga keseimbangan osmotik dalam jangka panjang maka tanaman harus mampu

12 menurunkan laju transpirasi dengan mereduksi biomassa tajuk dan memakasimalkan penyerapan air melalui peningkatan pertumbuhan akar (Blum et al. 1997). Akumulasi prolina bersama senyawa osmolit yang lain dalam sel tanaman dilaporkan dapat menurunkan potensial osmotik sel ketika tanaman mengalami cekaman kekeringan (Blum 1996). Dengan demikian tanaman dapat tetap mempertahankan tekanan turgor sel, penyerapan air dan kelangsungan berbagai proses fisiologis dalam sel. Akumulasi senyawa osmolit dilaporkan merupakan respon adaptif terhadap cekaman kekeringan pada berbagai jenis tanaman dan diyakini berperan dalam proses adaptasi pada lingkungan yang tercekam kekeringan (Serraj dan Sinclair 2002). Tanaman tembakau transgenik lebih mampu mempertahankan pertumbuhannya pada kondisi cekaman kekeringan sampai umur 55 HST, juga berhubungan dengan panjang akar. SIMPULAN Dari hasil pengamatan dan uraian di atas dapat ditarik simpulannya sebagai berikut: 1. Cekaman kekeringan yang diberikan dengan penyiraman larutan PEG dapat menghambat pertumbuhan tanaman R2 zuriat dari tembakau GS transgenik P5CS maupun tembakau non transgenik. 2. Pembentukan senyawa prolina yang tertinggi terjadi di organ daun tanaman tembakau

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin bertambah pesat setiap tahunnya justru semakin memperparah permasalahan di bidang pertanian. Bukan hanya dari tingkat kebutuhan beras yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v UCAPAN TERIMA KASIH vi ABSTRAK viii ABSTRACT. ix RINGKASAN..

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah satu tanaman buah tropis yang dapat tumbuh baik pada dataran tinggi dengan kisaran ketinggian

Lebih terperinci

Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC

Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC LAMPIRAN 38 38 Lampiran 1 Pengaruh perlakuan terhadap pertambahan tinggi tanaman kedelai dan nilai AUHPGC Perlakuan Laju pertambahan tinggi (cm) kedelai pada minggu ke- a 1 2 3 4 5 6 7 AUHPGC (cmhari)

Lebih terperinci

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG

PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG A. DEFINISI PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN TANAMAN JAGUNG Pengairan dilakukan untuk membuat keadaan kandungan air dalam tanah pada kapasitas lapang, yaitu tetap lembab tetapi tidak becek.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Hijau Kacang hijau termasuk dalam keluarga Leguminosae. Klasifikasi botani tanman kacang hijau sebagai berikut: Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Classis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman kedelai merupakan tanaman hari pendek dan memerlukan intensitas cahaya yang tinggi. Penurunan radiasi matahari selama 5 hari atau pada stadium pertumbuhan akan mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemanasan global yang terjadi pada beberapa tahun terakhir ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang ekstrim yang disertai peningkatan temperatur dunia yang mengakibatkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo 3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted

Lebih terperinci

Halimursyadah et al. (2013) J. Floratek 8: 73-79

Halimursyadah et al. (2013) J. Floratek 8: 73-79 Halimursyadah et al. (213) J. Floratek 8: 73-79 PENGGUNAAN POLYETHYLENE GLYCOLE SEBAGAI MEDIA SIMULASI CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BEBERAPA VARIETAS BENIH KACANG TANAH (Arachis hypogaea

Lebih terperinci

TOLERANSI TEMBAKAU TRANSGENIK YANG MENGEKSPRESIKAN GEN P5CS TERHADAP STRES KEKERINGAN

TOLERANSI TEMBAKAU TRANSGENIK YANG MENGEKSPRESIKAN GEN P5CS TERHADAP STRES KEKERINGAN TOLERANSI TEMBAKAU TRANSGENIK YANG MENGEKSPRESIKAN GEN P5CS TERHADAP STRES KEKERINGAN Ahmad Riduan 1 *, Hajrial Aswidinnoor 2, Sudarsono 2, Djoko Santoso 3, Endrizal 4 1) Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al.

HASIL. memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al. 2 memindahkan kecambah ke larutan hara tanpa Al. Analisis Root re-growth (RRG) Pengukuran Root Regrowth (RRG) dilakukan dengan cara mengukur panjang akar pada saat akhir perlakuan cekaman Al dan pada saat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN

PENGAIRAN KEDELAI PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PUSAT PELATIHAN PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGAIRAN KEDELAI BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PENGAIRAN KEDELAI Tujuan Berlatih

Lebih terperinci

Oleh : Gatot Subroto * Abstrak

Oleh : Gatot Subroto * Abstrak Kajian Metode Penyaringan Ketahanan Beberapa Genotipe Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) Terhadap Kekeringan Dengan Menggunakan Larutan PEG Pada Stadia Perkecanbahan Study The Filtering of The Resistence

Lebih terperinci

RESPON VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA TINGKAT KELENGASAN TANAH YANG BERBEDA

RESPON VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA TINGKAT KELENGASAN TANAH YANG BERBEDA RESPON VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA TINGKAT KELENGASAN TANAH YANG BERBEDA (Soy Variety Response (Glycine Max L. Merr) at a Different Level of Human Kelingan) Aminah 1, Nirwana 1, Marlyana

Lebih terperinci

PENGARUH TIMBAL DAN KADMIUM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI GLYCINE MAX (L.) MERR. )

PENGARUH TIMBAL DAN KADMIUM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI GLYCINE MAX (L.) MERR. ) PENGARUH TIMBAL DAN KADMIUM TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI GLYCINE MAX (L.) MERR. ) A B S T R A K Telah diteliti pengaruh timbal (Pb) dan kadmium (Cd) terhadap pertumbuhan tanaman kedelai ( Glycine

Lebih terperinci

RESPON VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA TINGKAT KELENGASAN TANAH YANG BERBEDA

RESPON VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA TINGKAT KELENGASAN TANAH YANG BERBEDA RESPON VARIETAS KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA TINGKAT KELENGASAN TANAH YANG BERBEDA Aminah 1, Nirwana 1, Marlyana S. Palad 2 1) Fakultas Pertanian Universitas Muslim Indonesia 2.) Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan kebutuhan makanan yang bernilai gizi tinggi. Bahan makanan yang bernilai gizi tinggi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Perbanyakan tanaman cabai secara in vitro dapat dilakukan melalui organogenesis ataupun embriogenesis. Perbanyakan in vitro melalui organogenesis dilakukan dalam media MS dengan penambahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas

BAB I PENDAHULUAN. letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kedelai (G. max L.) dapat dibudidayakan di daerah katulistiwa sampai letak lintang 55º U atau 55º S dan pada ketinggian sampai 2000 m di atas permukaan laut. Suhu di

Lebih terperinci

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK 864. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337-6597 RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA

Lebih terperinci

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) EFFECT OF DENSITY AND PLANTING DEPTH ON THE GROWTH AND RESULTS GREEN BEAN (Vigna radiata L.) Arif Sutono

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Informasi umum mengenai kondisi awal benih sebelum digunakan dalam penelitian ini penting diketahui agar tidak terjadi kekeliruan dalam penarikan kesimpulan (misleading

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman tomat memiliki daerah penyebaran yang cukup luas, mulai dataran tinggi sampai dataran rendah. Data dari BPS menunjukkan rata-rata pertumbuhan luas panen, produktivitas,

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

METODE DAN KARAKTER SELEKSI TOLERANSI GENOTIPE JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

METODE DAN KARAKTER SELEKSI TOLERANSI GENOTIPE JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN i METODE DAN KARAKTER SELEKSI TOLERANSI GENOTIPE JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN ROY EFENDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sebagian besar petani menjadikan tanaman padi sebagai pilihan utama untuk dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak dibutuhkan oleh

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

Lebih terperinci

IV. SELEKSI IN VITRO EMBRIO SOMATIK KACANG TANAH PADA MEDIA DENGAN POLIETILENA GLIKOL YANG MENSIMULASIKAN CEKAMAN KEKERINGAN*)

IV. SELEKSI IN VITRO EMBRIO SOMATIK KACANG TANAH PADA MEDIA DENGAN POLIETILENA GLIKOL YANG MENSIMULASIKAN CEKAMAN KEKERINGAN*) IV. SELEKSI IN VITRO EMBRIO SOMATIK KACANG TANAH PADA MEDIA DENGAN POLIETILENA GLIKOL YANG MENSIMULASIKAN CEKAMAN KEKERINGAN*) Abstrak Pengembangan kultivar kacang tanah yang toleran terhadap cekaman kekeringan

Lebih terperinci

Dosen Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Mataram

Dosen Program Studi Pemuliaan Tanaman, Fakultas Pertanian Universitas Mataram PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG TANAH HASIL SELEKSI IN VITRO PADA MEDIA POLIETILENA GLIKOL TERHADAP CEKAMAN LARUTAN POLIETILENA GLIKOL 1 (THE PEANUT PLANT GROWTH REGENERATED FROM IN VITRO SELECTION ON POLYETHYLENE

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

Analisis stomata Analisis stomata dilakukan dengan cara mengambil sampel daun nilam yang diambil dari masing-masing nomor somaklon yang dikategorikan peka dan toleran. Daun yang diambil adalah daun ketiga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Viabilitas yang tinggi ditunjukkan dengan tolok ukur persentase daya berkecambah yang tinggi mengindikasikan bahwa benih yang digunakan masih berkualitas baik. Benih kedelai

Lebih terperinci

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Hasil sidik ragam variabel pertumbuhan vegetatif tanaman yang meliputi tinggi tanaman dan jumlah anakan menunjukkan tidak ada beda nyata antar

Lebih terperinci

tanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya

tanaman pada fase perkembangan reproduktif sangat peka terhadap cekaman kekeringan. Kondisi cekaman kekeringan dapat menyebabkan gugurnya 55 5 DISKUSI UMUM Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor lingkungan terpenting yang menjadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman yang menghambat aktivitas fotosintesis dan translokasi fotosintat

Lebih terperinci

Charloq 1) Hot Setiado 2)

Charloq 1) Hot Setiado 2) ANALISIS STRES AIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET UNGGUL (Hevea brasiliensis Muell. Arg) (Water Stress Analysis on the Growth of the Excellent Rubber Varieties) Charloq 1) 2) 1) Staf pengajar PS Agronomi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1. Pengaruh Perendaman Benih dengan Isolat spp. terhadap Viabilitas Benih Kedelai. Aplikasi isolat TD-J7 dan TD-TPB3 pada benih kedelai diharapkan dapat meningkatkan perkecambahan

Lebih terperinci

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN SALURAN PENGAIRAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 39 PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENGAIRAN DAN PEMELIHARAAN

Lebih terperinci

METODE DAN KARAKTER SELEKSI TOLERANSI GENOTIPE JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

METODE DAN KARAKTER SELEKSI TOLERANSI GENOTIPE JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN i METODE DAN KARAKTER SELEKSI TOLERANSI GENOTIPE JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN ROY EFENDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 009 ii PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai 9 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai berikut : Regnum Divisio Sub Divisio Class Ordo Family Genus : Plantae

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilakukan dalam dua tahapan pelaksanaan, yaitu tahap kultur in vitro dan aklimatisasi. Tahap kultur in vitro dilakukan di dalam Laboratorium Kultur Jaringan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kedelai (1) Varietas Burangrang Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil dari tanaman petani di Jember, Seleksi lini murni, tiga generasi asal

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 18 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Respon Umur Tanaman Pada Cekaman Kekeringan Cekaman kekeringan merupakan salah satu faktor pembatas yang memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Lebih terperinci

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang

Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang Respon Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Mutan (M2) Kacang Hijau terhadap Pemberian Air 40% Kapasitas Lapang Growth Response And Yield of Some Mutants (M2) Mungbean to Water Supply of 40% Field Capacity.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Jagung Hibrida Kegiatan pemuliaan diawali dengan ketersediaan sumberdaya genetik yang beragam. Keanekaragaman plasma nutfah tanaman jagung merupakan aset penting sebagai sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kedelai (Glycine max (L.) Merril) merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sudah lama dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia sebagai sumber utama

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa 1. Tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan memberikan pengaruh yang berbeda nyata. Hasil Uji

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam 4 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam Definisi lahan kering adalah lahan yang pernah digenangi atau tergenang air pada sebagian besar waktu dalam setahun (Mulyani et al., 2004). Menurut Mulyani

Lebih terperinci

PENGARUH PbEDTA PADA TANAMAN PADI (Oeryza sativa.l ) YANG DITUMBUHKAN DI DALAM LARUTAN NUTRISI

PENGARUH PbEDTA PADA TANAMAN PADI (Oeryza sativa.l ) YANG DITUMBUHKAN DI DALAM LARUTAN NUTRISI PENGARUH PbEDTA PADA TANAMAN PADI (Oeryza sativa.l ) YANG DITUMBUHKAN DI DALAM LARUTAN NUTRISI ABSTRAK Telah diteliti mengenai pengaruh perlakuan PbEDTA pada pertumbuhan vegetatif tanaman padi COryza

Lebih terperinci

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI

PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI PENGARUH AKSESI GULMA Echinochloa crus-galli TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI ABSTRAK Aksesi gulma E. crus-galli dari beberapa habitat padi sawah di Jawa Barat diduga memiliki potensi yang berbeda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Kacang Hijau secara Umum Tanaman kacang hijau termasuk famili Leguminosae yang banyak varietasnya. Secara morfologi tanaman kacang hijau tumbuh tegak. Batang kacang hijau berbentuk

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 KAJIAN KETAHANAN TERHADAP CEKAMAN PADA PADI HITAM DAN PADI MERAH TESIS Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Megister Pertanian Pada Program Studi Agronomi Oleh: Intan Rohma Nurmalasari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Penelitian Pada penelitian ini semua jenis tanaman legum yang akan diamati (Desmodium sp, Indigofera sp, L. leucocephala dan S. scabra) ditanam dengan menggunakan anakan/pols

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun 16 1. Tinggi Tanaman (cm) I. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman Hasil sidik ragam tinggi tanaman ( lampiran 6 ) menunjukkan perlakuan kombinasi limbah cair industri tempe dan urea memberikan pengaruh

Lebih terperinci

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor

Jl. Raya Kendalpayak Km.8 Malang Jl. Merdeka 147, Bogor PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN AIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL UBI JALAR Effect Of Water Frequency On The Growth And Yield Of Sweet Potato Ratri Tri Hapsari 1 dan I Made Jana Mejaya 2 1 Balai Penelitian

Lebih terperinci

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif). PEMBAHASAN UMUM Sorgum merupakan salah satu tanaman serealia yang memiliki toleransi yang tinggi terhadap kekeringan sehingga berpotensi untuk dikembangkan di lahan kering masam di Indonesia. Tantangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam 23 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Percobaan 4.1.1 Tinggi Tanaman Umur 35 Hari Setelah Tanam Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa pemberian pupuk daun berbeda konsentrasi berpengaruh nyata terhadap

Lebih terperinci

yang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara

yang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. Indonesia merupakan salah satu negara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Vanili (Vanilla planifolia Andrews) merupakan salah satu tanaman rempah yang memiliki kandungan flavor, sehingga menyebabkan vanili mempunyai nilai ekonomi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Keadaan tanaman cabai selama di persemaian secara umum tergolong cukup baik. Serangan hama dan penyakit pada tanaman di semaian tidak terlalu banyak. Hanya ada beberapa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk dalam famili Graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas ini merupakan bumbung kosong

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5. Tanaman Mengugurkan Daun dan Mati Sumber: Dokumentasi Peneitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 5. Tanaman Mengugurkan Daun dan Mati Sumber: Dokumentasi Peneitian HASIL DAN PEMBAHASAN Respon Tanaman terhadap Cekaman Kekeringan Dua jenis legum yang digunakan pada penelitian ini setelah diberikan perlakuan atau cekaman kekeringan menyebabkan terjadinya banyak perubahan

Lebih terperinci

TOLERANSI HOTONG (Setaria italica L. Beauv) PADA BERBAGAI CEKAMAN KEKERINGAN: PENDEKATAN ANATOMI DAN FISIOLOGI YATI TUASAMU

TOLERANSI HOTONG (Setaria italica L. Beauv) PADA BERBAGAI CEKAMAN KEKERINGAN: PENDEKATAN ANATOMI DAN FISIOLOGI YATI TUASAMU 0 TOLERANSI HOTONG (Setaria italica L. Beauv) PADA BERBAGAI CEKAMAN KEKERINGAN: PENDEKATAN ANATOMI DAN FISIOLOGI YATI TUASAMU SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 1 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum 77 Buana Sains Vol 11 No 1: 77-82, 2011 PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum Eka Riana Sari, Cicik Udayana dan Tatik

Lebih terperinci

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Prasyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Program

Lebih terperinci

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Hubungan air tanah dan Tanaman Fungsi air bagi tanaman Menjaga tekanan sel Menjaga keseimbangan suhu Pelarut unsur hara Bahan fotosintesis

Lebih terperinci

RESPON FISIOLOGI BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP CEKAMAN BESI A M N A L

RESPON FISIOLOGI BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP CEKAMAN BESI A M N A L RESPON FISIOLOGI BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP CEKAMAN BESI A M N A L SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM ABSTRACT RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG SABRANG (Eleutherine americana Merr) TERHADAP PEMBELAHAN UMBI DAN PERBANDINGAN MEDIA TANAM Response in Growth and Yield Bawang Sabrang ( Eleutherine americana Merr)

Lebih terperinci

PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL GENOTIPE JAGUNG

PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL GENOTIPE JAGUNG PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL GENOTIPE JAGUNG Suwardi dan M. Azrai Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengembangan jagung toleran kekeringan merupakan salah cara dalam meningkatkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kondisi Umum Percobaan studi populasi tanaman terhadap produktivitas dilakukan pada dua kali musim tanam, karena keterbatasan lahan. Pada musim pertama dilakukan penanaman bayam

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yakni perbanyakan inokulum cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1. Perbanyakan inokulum

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Umumnya lahan kering di Indonesia didominasi oleh tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisol). Masalah utama yang dihadapi pada t

PENDAHULUAN Latar Belakang Umumnya lahan kering di Indonesia didominasi oleh tanah Podsolik Merah Kuning (Ultisol). Masalah utama yang dihadapi pada t TOLERANSI SORGUM (Sorghum bicolor L. Moench) TERHADAP CEKAMAN ALUMINIUM DI LARUTAN HARA Abstrak Percobaan mengenai tanggap toleransi sorgum terhadap cekaman aluminium di larutan hara telah dilaksanakan

Lebih terperinci

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI

RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI RESPONS PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK VERMIKOMPOS DAN INTERVAL PENYIRAMAN PADA TANAH SUBSOIL SKRIPSI OLEH: RIZKI RINALDI DALIMUNTHE 080301018 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian

METODOLOGI Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Bahan tanaman Bahan kimia Peralatan Metode Penelitian METODOLOGI Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Rumah Plastik di Kebun Percobaan Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Leuwikopo, Dramaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Maret sampai

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil)

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH. (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil) PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT JABON MERAH (Anthocephalus macrophyllus (Roxb) Havil) EFFECT OF PLANTING MEDIA ON RED JABON (Anthocephalus macrophyllus (Roxb)Havil) Yusran Ilyas ¹, J. A.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Karakter Morfologi Penciri Ketahanan Kekeringan Pada Beberapa Varietas Kedelai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penentuan Karakter Morfologi Penciri Ketahanan Kekeringan Pada Beberapa Varietas Kedelai BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penentuan Karakter Morfologi Penciri Ketahanan Kekeringan Pada Beberapa Varietas Kedelai Hasil pengamatan morfologi pada beberapa varietas kedelai yang selanjutnya diuji

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. divisio: Spermatophyta, subdivisio: Angiospermae, class: Dycotyledonae, subclass:

TINJAUAN PUSTAKA. divisio: Spermatophyta, subdivisio: Angiospermae, class: Dycotyledonae, subclass: TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Cabai Sistematika tanaman cabai dalam botani tanaman yaitu, kingdom: Plantae, divisio: Spermatophyta, subdivisio: Angiospermae, class: Dycotyledonae, subclass: Metachlamydeae,

Lebih terperinci

APLIKASI PACLOBUTRAZOL PADA TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN TANAMAN HIAS POT

APLIKASI PACLOBUTRAZOL PADA TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN TANAMAN HIAS POT APLIKASI PACLOBUTRAZOL PADA TANAMAN BUNGA MATAHARI (Helianthus annuus L. cv. Teddy Bear) SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN TANAMAN HIAS POT Eko Widaryanto, Medha Baskara dan Agus Suryanto Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TOLERANSI VARIETAS PADI HITAM (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI TINGKAT CEKAMAN KEKERINGAN. Tesis Program Studi Agronomi

TOLERANSI VARIETAS PADI HITAM (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI TINGKAT CEKAMAN KEKERINGAN. Tesis Program Studi Agronomi TOLERANSI VARIETAS PADI HITAM (Oryza sativa L.) PADA BERBAGAI TINGKAT CEKAMAN KEKERINGAN Tesis Program Studi Agronomi Oleh Samyuni S611308012 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DENGAN PEMBERIAN POLIMER PENYIMPAN AIR PADA SAWAH BUKAAN BARU SKRIPSI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DENGAN PEMBERIAN POLIMER PENYIMPAN AIR PADA SAWAH BUKAAN BARU SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI DENGAN PEMBERIAN POLIMER PENYIMPAN AIR PADA SAWAH BUKAAN BARU SKRIPSI RYAN ISKANDAR 060301050 DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan

Lebih terperinci

EFFECT OF SOIL AMELIORANT ON SOYBEAN (Glycine max L.) GROWTH AT SALINITY CONDITIONS

EFFECT OF SOIL AMELIORANT ON SOYBEAN (Glycine max L.) GROWTH AT SALINITY CONDITIONS 232 Jurnal Produksi Tanaman Vol. 5 No. 2, Februari 2017: 232 239 ISSN: 2527-8452 PENGARUH AMELIORAN TANAH PADA PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.) PADA KONDISI SALINITAS EFFECT OF SOIL AMELIORANT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Padi merupakan tanaman yang memiliki nilai ekonomi sangat penting, dan merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan nilai ekonomi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertanaman Musim Pertama

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pertanaman Musim Pertama HASIL DAN PEMBAHASAN Per Musim Pertama Tinggi Tanaman Tinggi untuk musim pertama terbagi menjadi dua kategori berdasarkan kriteria Deptan (2007) yaitu tinggi (>68 86 cm) untuk Tanggamus, KH 71, Wilis,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

(Some Morphological and Physiological Characteristics of Tolerant and Sensitive Soybean to Drought Stress)

(Some Morphological and Physiological Characteristics of Tolerant and Sensitive Soybean to Drought Stress) Hayati, Juni 1996, hlm. 30-34 ISSN 0854-8587 Vol. 3, No. 1 Beberapa Karakteristik Morfologi dan Fisiologi Kedelai Toleran dan Peka tcrhadap Cekaman Kekeringan (Some Morphological and Physiological Characteristics

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Berdasarkan data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah Dramaga, keadaan iklim secara umum selama penelitian (Maret Mei 2011) ditunjukkan dengan curah

Lebih terperinci

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli

KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli KAJIAN FISIOLOGI KOMPETISI ANTARA TANAMAN PADI SAWAH DENGAN GULMA Echinochloa crus-galli ABSTRAK Tiap varietas padi memiliki pertumbuhan dan produksi serta kemampuan kompetisi yang berbeda terhadap gulma

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyimpanan In Vitro Bobot Basah

HASIL DAN PEMBAHASAN Penyimpanan In Vitro Bobot Basah 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Penyimpanan In Vitro Hasil penelitian sebelumnya tentang penyimpanan in vitro kultur purwoceng menunjukkan bahwa pemberian ancimidol 1.5 ppm maupun paklobutrazol 5 ppm dalam media

Lebih terperinci

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK KACANG HIJAU PERBAIKAN GENETIK Kacang hijau semakin menjadi pilihan untuk dibudi dayakan, karena secara teknis agronomis efisien terhadap air dibanding padi atau tanaman palawija lain. Masalah utama budi

Lebih terperinci