PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL GENOTIPE JAGUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL GENOTIPE JAGUNG"

Transkripsi

1 PENGARUH CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP HASIL GENOTIPE JAGUNG Suwardi dan M. Azrai Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Pengembangan jagung toleran kekeringan merupakan salah cara dalam meningkatkan produksi jagung di lahan kering.tujuan penelitian adalah untuk mengetahui genotipe jagung hibrida yang toleran terhadap cekaman kekeringan. Penelitian dilaksanakan di rumah kasa beratap plastik di KP. Maros, Balitsereal, pada bulan Januari Mei 2013 menggunakan rancangan acak kelompok 2 faktor, tiga ulangan. Faktor pertama adalah genotipe CY 12/MR 14, CY 7/MR 14, CY 10/MR 14, CY 12/MR 14, CY 15/MR 14, CY 16/MR 14, CY 12/NEI 9008 P, CY 7/NEI 9008 P, CY 10/NEI 9008 P, CY 12/NEI 9008 P, CY 15/NEI 9008 P, CY 16/NEI 9008 P dan sebagai pembanding adalah varietas Bima 11, DK 979, dan NK 33. Faktor kedua adalah pengairan tanaman dengan interval hari dari sejak tanam sampai menjelang masak fisiologi dan perlakuan cekaman kekeringan sedang yaitu dengan menghentikan pemberian air dua minggu sebelum tanaman berbunga dan diairi kembali dua minggu setelah fase berbunga sampai menjelang masak fisiologi. Dosis pupuk Urea 300 kg/ha dan NPK Ponska (15:15:15) 250 kg/ha. Sepertiga takaran N, seluruh NPK Ponska diberikan pada 7 10 hst, dan sisanya N (2/3 dari takaran) diberikan pada 35 hst. Hasil penelitian menunjukkan hasil tertinggi diberikan oleh genotipe CY 10/MR 14 yaitu 10,04 t/ha pada perlakuan normal dan CY 2/MR 14 pada perlakuan cekaman kekeringan sedang. Indek kekeringan terhadap hasil terbaik dengan cekaman kekeringan sedang adalah CY 10/MR 14 (1,27),CY 12/MR 14 (1,26), dan CY 16/MR 14 (1,32). Kata kunci: genotipe jagung, toleran kekeringan PENDAHULUAN Perubahan iklim yang tidak menentu akan mengakibatkan tanaman musiman khususnya jagung sangat terganggu terutama akibat cekaman kekeringan dan cekaman genangan air. Kendala yang dihadapi tanaman pada cekaman kekeringan adalah tidak tercukupinya air dalam tanah untuk pertumbuhan tanaman. Pertumbuhan tanaman jagung pada fase-fase tertentu sangat berpengaruh besar terhadap produksi. Pengembangan pertanian pada kawasan lahan kering yang pada umumnya didominasi oleh ultisol antara lain keterbatasan atau kadar air tanah tersedia rendah. Tanaman jagung yang tumbuh pada kondisi keterbatasan air dapat mengalami defisit air sehingga sulit memberikan hasil sesuai dengan potensi yang dimilikinya, yang berpengaruh secara langsung terhadap berbagai proses fisiologi dalam tanaman, defisit air juga mengurangi daya tanaman dalam menyerap unsur hara (Mapegau 2001). 139

2 Suwardi dan M. Azrai: Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap. Jagung dalam pertumbuhannya tanaman mulai dari berkecambah sampai panen, tanaman membutuhkan air untuk proses metabolism tanaman. Tingkat kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya tidak sama. Hal ini berhubungan dengan proses biologis dan morfologi tanaman (Kramer 1983). Pertanaman jagung yang mendapat cekaman kekeringan secara umum ditandai dengan menggulungnya daun yang terjadi pada siang hari yang bertujuan untuk mengurangi dehidrasi pada daun. Dengan menggulungnya daun laju asimilasi neto berkurang (Ritchie 1980). Kekeringan pada masa vegetatif tidak berakibat langsung terhadap hasil, sedangkan kekeringan menjelang pembungaan, saat berbunga dan setelah pembungaan menurunkan hasil masing-masing 25%, 50% dan 20% (Denmead et al. 1960). Akibat cekaman kekeringan menimbulkan pengaruh yang kompleks terhadap pertumbuhan tanaman. Secara morfologi dan fisiologi pengaruh cekaman air dapat dilihat pada penampilan luas daun individu, kecepatan muncul daun, aktivitas asimilasi CO 2, membuka menutupnya stomata, kecepatan pertumbuhan biji dan pengisian biji (Silair et al. 2001). Stress air menurunkan luas daun, menurunkan kecepatan proses fotosintesis dan alokasi asimilat dari tajuk ke akar (Ear et al. 2003). Pada kondisi stress berat, berat kering akar meningkat 20% sehingga terjadi penurunan produksi biji (Taurchi et al. 2003).Tanaman yang mengalami kekeringan mulai pada fase berbunga sampai panen hasilnya 15-35% dari hasil tanaman yang tidak tercekam kekeringan (Banziger et al. 2000). Hal tersebut diperlukan varietas yang peka terhadap kekeringan pada fase tersebut. Tanaman jagung yang mengalami cekaman kekeringan pada fase pembungaan akan langsung berpengaruh terhadap produksi. Oleh karena itu pada fase pembungaan sangat sesuai seleksi genotipe jagung yang toleran cekaman kekeringan dengan melihat kemampuan mempertahankan atau penurunan potensi hasil. Wahyudi et al. (2006), melaporkan bahwa laju fotosintesis setelah pembungaan tergantung pada efesiensi tanaman dalam menggunakan air yang terbatas selama pengisian biji. Untuk mengetahui tingkat ketahanan kekeringan genotipe-genotipe yaitu dengan menghentikan pemberian air saat 2 (dua) minggu sebelum berbunga dan diairi kembali 2 (dua) minggu setelah fase berbunga sampai panen (Banziger et al. 2000). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui genotype yang toleran terhadap cekaman kekeringan sedang. 140

3 BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan di rumah kaca yang beratap dan berdinding plastik dengan ketebalan 0,6 mm. Lokasi penelitian di Kebun Percobaan Maros, Balai Penelitian Tanaman Serealia. Kegiatan penelitian dilaksanakan bulan Januari sampai Mei Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri 2 (dua) faktor. Faktor pertama yaitu : Perlakuan normal pemberian air dilakukan dengan interval waktu hari sampai menjelang masak fisiologis, perlakuan cekaman kekeringan sedang pada 2 minggu sebelum berbunga tidak diari kemudian diairi kembali 2 minggu setelah fase berbunga sampai menjelang masak fisiologis. Faktor kedua jenis : genotype CY2/MR 14, CY7/MR 14, CY10/MR14, CY12/MR14, CY15/MR14, CY16/MR14, CY2/NEI 9008P, CY7/NEI 9008P, CY10/NEI 9008P, CY12/NEI 9008P, CY15/NEI 9008P, CY16/NEI 9008P, dan Varietas Bima 11, DK 979, NK 33 (sebagai pembanding). Pemberian pupuk Urea 300 kg/ha dan NPK Ponska (15:15:15) 250 kg/ha. Sepertiga takaran N, seluruh NPK Ponska diberikan pada 7 10 hst, dan sisanya N (2/3 dari takaran) diberikan pada 35 hst. Parameter yang diamati adalah umur berbunga, ASI (Anthesis Silking Interval), tinggi tanaman, tinggi letak tongkol, produksi, panjang tongkol, diameter tongkol, jumlah baris, jumlah biji dalam barisdan toleransi kekeringan. Indeks toleransi kekeringan (S) menurut Fischer dan Maurer (1978) : Dimana Yp = Rata-rata suatu genotype yang mendapatkan cekaman kekeringan, Y = rata-rata suatu genotype yang tidak mendapatkan cekaman kekeringan, Xp = rata-rata dari seluruh genotype yang mendapatkan cekaman kekeringan, X = rata-rata dari seluruh genotype yang tidak mendapatkan cekaman kekeringan. Untuk menentukan tingkat toleransi kekeringan yaitu bila genotype nilai S < 0,5 maka genotipe tersebut toleran kekeringan, 0.5 <S<1.0 termasuk genotipe agak toleran dan bila S > 1,0 termasuk peka terhadap kekeringan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman dan Tinggi Letak Tongkol Hasil analisis sidik ragam perlakuan normal menunjukkan bahwa tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol berbeda sangat nyata. Hal ini mengindikasikan 141

4 Suwardi dan M. Azrai: Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap. bahwa masing-masing genotype masih memperlihatkan kemampuannya terhadap tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol. Tabel 1 hasil pengamatan perlakuan normal tinggi tanaman terbesar CY 7/MR14 (218,5 cm) dan terendah CY 12/MR14 (182,0 cm), tinggi letak tongkol tertinggi CY 2/NEI9008P (116,6 cm) terendah CY 12/MR14 (81,2 cm). Hasil analisis sidik ragam perlakuan cekaman kekeringan sedang tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol berbeda sangat nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa masing-masing genotype memperlihatkan tingkat kemampuan yang berbeda dengan adanya cekaman kekeringan menjelang berbunga sampai selesai fase berbunga terhadap tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol. Menurut Dai at al. (1990) bahwa cekaman kekeringan menghambat pertumbuhan dan perkembangan semua varietas jagung hibrida dan pada tahap pertumbuhan yang berbeda. Tabel 1 cekaman kekeringan sedang menunjukkan bahwa nilai tertinggi tinggi tanaman tertinggi CY 2/NEI 9008P (224,5 cm) dan terendah Bima 11 (187,8 cm), tinggi letak tongkol tertinggi CY 10/NEI 9008P (124,5 cm) dan terendah CY 12/MR14 (81,7 cm). Tabel 1. Tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol pada perlakuan normal dan cekaman kekeringan sedang, Maros Genotipe/ varietas Tinggi Tanaman Normal Tinggi Tongkol Cekaman kekeringan sedang Tinggi Tinggi Tongkol Tanaman CY 2/MR ,7 abc 101,2 abc 210,0 abc 106,1 cde CY 7/MR ,5 a 106,2 abc 219,5 ab 109,1 bcd CY 10/MR ,0 abc 116,5 a 207,0 a-d 111,9 abc CY 12/MR ,0 d 81,7 d 190,5 cd 81,7 f CY 15/MR ,6 bcd 90,0 cd 206,6 a-d 96,0 de CY 16/MR ,3 abc 97,6 bc 208,6 abc 93,9 ef CY 2/NEI 9008 P 216,0 ab 116,6 a 224,5 a 115,2 abc CY 7/NEI 9008 P 202,6 abc 101,1 abc 218,2 ab 110,0 a-d CY 10/NEI 9008 P 211,5 abc 115,7 a 209,9 abc 124,5 a CY 12/NEI 9008 P 205,2 abc 110,2 ab 202,9 bcd 96,0 de CY 15/NEI 9008 P 216,6 a 112,5 ab 224,5 a 114,0 abc CY 16/NEI 9008 P 213,9 ab 113,2 ab 221,6 ab 123,0 ab Bima ,0 abc 92,0 cd 187,8 d 100,5 cde DK ,4 cd 100,7 abc 212,0 ab 103,0 cde NK ,5 cd 93,6 cd 202,8 bcd 105,7 cde Rata-rata 205,3 103,3 209,8 106,0 KK (%) 4,9 8,1 5,0 7,3 Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji BNT. 142

5 Umur Berbunga Jantan, Bunga Betina dan ASI (Anthesis Silking Interval) Hasil analisis sidik ragam perlakuan normal menujukkan bahwa umur berbunga jantan, umur berbunga betina dan ASI berbeda sangat nyata. Hal ini mengidikasikan tiap-tiap genotype masih mempertahankan sesuai kemampunya sehingga parameter berbeda sangat nyata. Hasil pengamatan perlakuan normal umur berbunga jantan nilai tertinggi pada CY 10/NEI 9008P (53,3 hari), umur berbunga betina terbesar adalah BIMA 11 (54,3 hari), nilai ASI terkecil CY 10/NEI 9008P (2,3 hari) (Tabel 2). Hasil analisis sidik ragam perlakuan cekaman kekeringan sedang menunjukkan bahwa umur berbunga jantan, umur berbunga betina berbeda sangat nyata dan ASI tidak berbeda nyata. Hal ini menunjukkan bahwa cekaman kekeringan sedang berpengaruh nyata terhadap umur berbunga jantan dan betina namun tidak berpengaruh nyata terhadap ASI dimana dengan adanya cekaman kekeringan tiap genotype nilai ASI mendekati sama. Hal ini disebabkan terjadinya peningkatan ASI pada genotype genjah dan berumur dalam dengan adanya cekaman kekeringan. Kekeringan dapat mempengaruhi kecepatan fotosintesis, dimana dapat menurunkan persediaan aliran asimilat. Aliran asimilat untuk pertumbuhan organ-organ menurun, sejak perkembangan rambut (silk) selama seminggu sebagai sink. Pertumbuhan rambut (silk) akan tertunda, anthesis silking interval (ASI) meningkat, sehingga mempengaruhi polinasi (Wahyudi at al. 2006). Semakin tinggi nilai ASI maka semakin rendah hasilnya, hal ini karena tidak terjadinya sinkronisasi antara bunga jantan dan betina sehingga proses penyerbukan tidak sempurna dan bahkan tidak terbentuk biji dalam janggel. Hasil pengamatan perlakuan cekaman sedang umur berbunga jantan nilai tertinggi pada CY 7/NEI 9008P dan DK 979 (50,6 hari) dan terendah CY 12/MR14 (48,0 hari), umur berbunga betina tertinggi adalah CY 2/MR14, CY 7/MR14, DK 979 (56,0 hari) dan terkecil DK 979 (53.00 hari), nilai ASI terbesar CY 15/NEI 9008P (6.00 hari) sedang nilai terkecil CY 2/NEI 9008P dan CY 7/NEI 9008P (4,0 hari) (Tabel 2). 143

6 Suwardi dan M. Azrai: Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap. Tabel 2. Rata-rata umur berbunga jantan dan betina, ASI pada perlakuan normal, cekaman kekeringansedang, Maros Genotipe/ varietas Normal Cekaman sedang UBJ (hr) UBT (hr) ASI (hr) UBJ (hr) UBT (hr) ASI (hr) CY 2/MR 14 51,0 ab 53,6 abc 2,6 bc 51,0 a 56,0 a 5,0 a CY 7/MR 14 51,0 ab 54,0 ab 3,0 bc 50,3 ab 56,0 a 5,6 a CY 10/MR 14 51,0 ab 53,6 abc 2,6 bc 50,0 abc 55,3 abc 5,3 a CY 12/MR 14 48,0 c 53,0 c 5,0 a 48,0 d 53,6 cd 5,6 a CY 15/MR 14 48,0 c 53,0 c 5,0 a 48,3 d 53,3 d 5,0 a CY 16/MR 14 48,0 c 53,0 c 5,0 a 49,0 bcd 54,3 a-d 5,3 a CY 2/NEI 9008 P 51,0 ab 53,3 bc 2,6 bc 50,6 a 54,6 a-d 4,0 a CY 7/NEI 9008 P 51,0 ab 53,3 bc 2,6 bc 51,3 a 55,3 abc 4,0 a CY 10/NEI 9008 P 52,3 a 53,6 abc 2,3 c 51,0 a 55,6 ab 4,6 a CY 12/NEI 9008 P 48,0 c 53,0 c 5,0 a 48,6 cd 53,3 d 4,6 a CY 15/NEI 9008 P 48,6 c 53,0 c 4,3 a 48,6 cd 54,6 a-d 6,0 a CY 16/NEI 9008 P 48,0 c 53,0 c 5,0 a 48,6 cd 54,0 bcd 5,3 a Bima 11 51,0 ab 54,3 a 3,3 b 50,0 abc 54, a-d 4,3 a DK ,3 b 53,0 c 2,6 bc 50,6 a 56,0 a 5,3 a NK 33 48,3 c 53,0 c 4,6 a 48,6 cd 53,0 d 4,3 a Rata-rata 49,7 53,3 3,7 49,6 54,6 4,9 KK (%) 0,7 0,6 5,3 1,7 1,7 16,2 Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji BNT. Hasil analisis sidik ragam perlakuan normal menunjukkan bahwa produksi tidak berbeda nyata. Panjang tongkol, jumlah baris dan jumlah biji dalam baris berbeda sangat nyata. Pada kondisi normal tiap genotype masih memberikan hasih yang masih maksimal sesuai karakter tanaman itu sendiri. Hasil pengamatan produksi tertinggi pada CY 10/MR14 (10,0 t/ha) dan terendah CY, 12/NEI 9008P (7,2 t/ha), panjang tongkol terpanjang adalah CY 2/MR14 (17.56 cm) jumlah terpendek CY 2/NEI 9008P (13,4 cm),jumlah baris tertinggi CY 12/NEI 9008P (14,1) dan terendah CY 15/MR14 (10,9), jumlah biji dalam baris terbanyak CY 15/MR14 (36,8) dan paling sedikit CY 12/NEI 9008P (24,8) (Tabel 2). Hasil analisis sidik ragam perlakuan cekaman kekeringan sedang menunjukkan bahwa produksi, panjang tongkol, jumlah baris dan jumlah biji dalam baris berbeda sangat nyataberbeda sangat nyata. Hal ini menunjukkan bahwa genotype memiliki faktor pembatas daya toleransi yang berbeda terhadap cekaman kekeringan sedang. Setiap tanaman memiliki faktor pembatas dan daya tolerasi terhadap lingkungan. Potensi tanaman ditentukan seberapa banyaknya biji yang terbentuk. Kekeringan menyebabkan berkurangnya jumlah biji karena proporsi berat kering yang dihasilkan saat pembungaan berkurang (Wahyu et al. 2006). 144

7 Hasil pengamatan produksi tertinggi pada CY 12/MR14 (7,88 t/ha) dan terendah CY 12/MR14 (4,4 t/ha), panjang tongkol terpanjang adalah CY 15/MR14 (15,2 cm), terpendek CY 12/NEI 9008P (11,3 cm), diameter tongkol terbesar CY 12/MR14 (4,7 cm) dan terkecil CY 12/MR14 (3,8 cm), jumlah baris tertinggi DK 979 (14,1) dan terendah CY 16/MR14 (11,0), jumlah biji dalam baris terbanyak CY 7/MR14 (32,7) dan paling sedikit CY 12/NEI 9008P (22,6) (Tabel 3). Tabel 3. Komponen hasil dan karakter hasil pada perlakuan normal dan cekaman kekeringan sedang, Maros Normal Cekaman sedang Genotipe/ varietas Hasil Panjang Jumlah Jumlah biji Produksi Panjang Jumlah Jumlah biji (t/ha) tongkol baris dalam ( t/ha) tongkol baris dalam baris baris CY 2/MR 14 9,96ab 17,5a 13,0 abc 35,6ab 7,88a 14,3 abc 13,7 abc 28,9 ab CY 7/MR 14 8,67a-d 16,3a-d 12,2 cde 34,2abc 6,29b-e 13,8 abc 11,4 efg 32,7 a CY 10/MR 14 10,04a 16,3a-d 12,8 a-d 33,2abc 6,0 b-e 13,4 a-d 12,4 c-g 28,8 ab CY 12/MR 14 7,43cd 15,9a-e 12,6 a-d 31,3bcd 4,48f 12,8 b-e 13,2 a-d 25,7 bc CY 15/MR 14 8,92a-d 16,8abc 10,9 e 36,8a 7,43ab 15,2 a 11,2 ef 32,5 a CY 16/MR 14 8,62a-d 16,9abc 11,4 de 34,8ab 5,04def 13,7 abc 11,0 g 28,4 ab CY 2/NEI 9008 P 9,40abc 13,4f 13,2 abc 32,5abc 6,41bcd 11,7 de 13,7 abc 25,9 bc CY 7/NEI 9008 P 8,75a-d 14,8d-e 13,3 abc 32,1abc 6,11b-e 11,7 de 12,5 b-f 27,0 bc CY 10/NEI 9008 P 9,31a-d 14,0ef 14,0 ab 31,4bc 6,41bcd 12,5 cde 13,8 ab 25,8 bc CY 12/NEI 9008 P 7,21d 14,1def 14,1 a 24,8d 4,80ef 11,3 e 14,0 a 22,6 c CY 15/NEI 9008 P 9,72 ab 15,0a-e 13,6 abc 31,0bcd 6,39bcd 13,0 b-e 12,8 a-e 27,1 bc CY 16/NEI 9008 P 8,27a-d 13,8ef 13,2 abc 29,5cd 5,33c-f 11,7 de 13,8 ab 26,2 bc Bima 11 7,79bcd 17,2ab 12,5 bcd 33,0abc 4,83ef 14,5 ab 12,9 a-d 26,8 bc DK 979 8,33a-d 15,8a-e 13,0 abc 34,3abc 6,63abc 13,5 a-d 14,1 a 28,5 ab NK 33 9,51abc 15,8a-e 13,3 abc 32,0abc 6,16b-e 12,9 b-e 12,2 d-g 27,0 bc Rata-rata 8,80 15,6 12,9 32,4 6,02 13,0 12,8 27,6 KK (%) 12,63 7,4 4,1 6,1 12,97 7,5 3,6 5,7 Angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji BNT. Tabel 4 menujukkan bahwa analisis indeks kekeringan pada cekaman kekeringan sedang tingkat toleransi kekeringannya adalah peka CY 10/MR14, CY 12/MR14, CY 16/MR14, CY 2/NEI 9008 P, CY 12/NEI 9008 P, CY 15/NEI 9008 P, dan CY 16/NEI 9008 P dengan indeks toleransi 1,20 1,32. Genotipe tersebut mampu bertahan terhadap cekaman kekeringan sedang dengan memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding genotipe lain. Terjadinnya kekeringan selama pengisian biji dapat menunda waktu masak dan mobilisasi karbohidrat di dalam batang tanaman (Paliwal 2000 dalam Wayudi 2006). Hal tersebut mengakibatkan terjadinya penurunan hasil yang tergantung dari tingkat ketahanan kekeringan masing-masing genotype. 145

8 Suwardi dan M. Azrai: Pengaruh Cekaman Kekeringan Terhadap. Tabel 4. Indeks dan toleransi kekeringan terhadap produksi pada cekaman sedang Maros Genotipe/varietas Indeks kekeringan Toleransi Kekeringan CY 2/MR 14 0,66 AT CY 7/MR 14 0,87 AT CY 10/MR 14 1,27 P CY 12/MR 14 1,26 P CY 15/MR 14 0,53 AT CY 16/MR 14 1,32 P CY 2/NEI 9008 P 1,01 P CY 7/NEI 9008 P 0,96 AT CY 10/NEI 9008 P 0,99 AT CY 12/NEI 9008 P 1,03 P CY 15/NEI 9008 P 1,09 P CY 16/NEI 9008 P 1,13 P Bima 11 (a) 1,20 P DK 979 (b) 0,65 AT NK 33 (c) 1,12 P Rata-rata 1,00 Keterangan : AT = agak toleran dan P = peka KESIMPULAN Hasil tertinggi pada kondisi normal diberikan oleh CY 10/MR 14 (10,04 t/ha) dan CY 2/MR 14 (9,96 t/ha) dan pada kondisi cekaman kekeringan sedang diberikan oleh CY 2/MR 14 (7,88 t/ha) dan CY 15/MR 14 (7,43 t/ha). Aspek cekaman kekeringan sedang tertinggi CY 2/MR14 (IK 1,27), dan CY 12/MR14 (IK 1,26) dan CY 16/MR14 (IK 1,32) dengan toleransi kekeringan peka lebih tinggi dari pembanding. DAFTAR PUSTAKA Bänziger M, G.O Edmeades, D. Beck, & M. Bellon Breeding for Drought and Nitrogen Stress. Tolerance in Maize. From Theory to Practice. Mexico, CIMMYT. Dai, J.Y., W.L. Gu, X.Y. Shen, B. Zheng, H. Qi and S.F. Cai, Effect of drought on the development and yield of maize at different growth stages. J. Shenyang Agri. Univ., 21: 181 (Field Crop Absts., 44: 7130; 1991). Denmead, 0. T., & R. H. Shaw The effect of soil moisture stress at different stages of growth on the development and yield of corn. Agron. J. 52 :

9 Earl, H. J and R. F. Davis Effect of Drought Stress on Leaf and Whole Canopy Radiation Use Efficiency and Yield of Maize. Agronomy Journal 95: American Society of Agronomy. Fischer R.A and R. Maurer Drought Resistance in Spring Wheath Cultivar : I. Grain Yield Response. Aust J Agric Res (29): Kramer, P. J Water Relations of Plants. Academic Press, London. Mapegau, Pengaruh Pupuk Kalium dan Kadar Air Tanah Tersedia Terhadap Serapan Hara Tanaman Jagung Kultivar Arjuna. Jumal Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 3, No. 2, Hal Sinclair, R. R & Russell C. Muchow System Analysis of Plant Traits to Increase Grain Yield on Limited Water Supplies. Agronomy Journal 93: American Society of Agronomy. Tourchi, M., H. E. Shashidhar&T. M. G. S. Hittalmani Performance of Backcrosses Involving Transgressant Doubled Haploid Lines in Rice under Contrasting Moisture Regimes. Crop Science 43:1448:1456. Wahyudi, M.H., R. Setiamihardja, A. Baihaki & D. Ruswandi Eavluasi daya gabung dan heterosis hibrida hasil persilangan dialel lima genotip jagung pada kondisi cekaman kekeringan. Zuriat. Vol. 17, No. 1, Januari-Juni. 147

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT Baiq Tri Ratna Erawati 1), Awaludin Hipi 1) dan Andi Takdir M. 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida

TINJAUAN PUSTAKA. Pemuliaan Jagung Hibrida TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Jagung Hibrida Kegiatan pemuliaan diawali dengan ketersediaan sumberdaya genetik yang beragam. Keanekaragaman plasma nutfah tanaman jagung merupakan aset penting sebagai sumber

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA Fauziah Koes dan Oom Komalasari Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei s/d September 2012 di lahan kering Kabupaten Bone Bolango dan bulan Oktober 2012 di Laboratorium Balai Karantina

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian, 2013 UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR Amir dan M. Basir Nappu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

SUTORO: SELEKSI TANAMAN JAGUNG PADA LINGKUNGAN PEMUPUKAN BERBEDA

SUTORO: SELEKSI TANAMAN JAGUNG PADA LINGKUNGAN PEMUPUKAN BERBEDA Respon Terkorelasi Karakter Sekunder Tanaman Jagung pada Seleksi di Lingkungan Pemupukan Berbeda Sutoro Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian Jalan Tentara

Lebih terperinci

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di

Lebih terperinci

KERAGAAN KARAKTER AGRONOMIS GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA

KERAGAAN KARAKTER AGRONOMIS GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA KERAGAAN KARAKTER AGRONOMIS GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA Anna Sulistyaningrum, Muzdalifah Isnaini, dan Andi Takdir M. Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Ratulangi 274, Maros, Sulawesi Selatan Email: anna.sulistya@gmail.com

Lebih terperinci

EVALUASI GALUR JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN

EVALUASI GALUR JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN Prosiding Seminar Nasional Serealia, 2015 EVALUASI GALUR JAGUNG TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN Slamet Bambang Priyanto dan Roy Efendi Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274, Maros, Sulawesi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di lahan petani di Dusun Pabuaran, Kelurahan Cilendek Timur, Kecamatan Cimanggu, Kotamadya Bogor. Adapun penimbangan bobot tongkol dan biji dilakukan

Lebih terperinci

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR B.Murdolelono 1), H. da Silva 1), C.Y.Bora 1) dan M. Azrai 2) 1) Balai Penelitian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur, Jl.Timor

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 35 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Indeks Panen dan Produksi Tanaman Indeks panen menunjukkan distribusi bahan kering dalam tanaman yang menunjukkan perimbangan bobot bahan kering yang bernilai ekonomis dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN

ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) PENDAHULUAN P R O S I D I N G 19 ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN DAN HASIL UBI JALAR (Ipomoea batatas (L.) Lam.) Nur Edy Suminarti 1) 1) Dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang 65145 e-mail

Lebih terperinci

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA. Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA. Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua ABSTRAK Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA Fahdiana Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Jarak tanam berhubungan dengan luas atau ruang tumbuh tanaman dan penyediaan

Lebih terperinci

Parameter Genetik Jagung Populasi Bisma pada Pemupukan yang Berbeda. II. Ragam dan Korelasi Genetik Karakter Sekunder

Parameter Genetik Jagung Populasi Bisma pada Pemupukan yang Berbeda. II. Ragam dan Korelasi Genetik Karakter Sekunder Jurnal AgroBiogen 3(1):9-14 Parameter Genetik Jagung Populasi Bisma pada Pemupukan yang Berbeda. II. Ragam dan Korelasi Genetik Karakter Sekunder Sutoro 1, Abdul Bari 2, Subandi 3, dan Sudirman Yahya 2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah. 1. Tinggi Tanaman Hasil pengamatan tinggi tanaman dan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo 26 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Adaptasi Galur Harapan Padi Gogo Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo berpengaruh nyata terhadap elevasi daun umur 60 hst, tinggi tanaman

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pertumbuhan Vegetatif Dosis pupuk kandang berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman (Lampiran 5). Pada umur 2-9 MST, pemberian pupuk kandang menghasilkan nilai lebih

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penanaman dilakukan pada bulan Februari 2011. Tanaman melon selama penelitian secara umum tumbuh dengan baik dan tidak ada mengalami kematian sampai dengan akhir penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membuka sempurna. Pada kondisi tanah yang lembab, tahapan pemunculan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. membuka sempurna. Pada kondisi tanah yang lembab, tahapan pemunculan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fase muncul lapang (Emergence) Fase muncul (emergency) merupakan periode munculnya koleoptil di atas permukaan tanah dimana daun pertama dan kedua telah muncul namun belum

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Panjang Tongkol Berkelobot Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan umur panen memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang tongkol berkelobot. Berikut

Lebih terperinci

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir et al.: Keragaan Pertumbuhan Jagung Dengan. KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P Zubir Marsuni 1), St. Subaedah 1), dan Fauziah Koes 2) 1) Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan penelitian sampai dengan ditulisnya laporan kemajuan ini belum bias penulis selesaikan dengan sempurna. Adapun beberapa hasil dan pembahasan yang berhasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya peningkatan produksi ubi kayu seringkali terhambat karena bibit bermutu kurang tersedia atau tingginya biaya pembelian bibit karena untuk suatu luasan lahan, bibit yang dibutuhkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan

I. PENDAHULUAN. secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemuliaan tanaman telah menghasilkan bibit unggul yang meningkatkan hasil pertanian secara signifikan. Melalui proses seleksi tanaman yang diikuti dengan penyilangan dihasilkan

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA GENOTIP JAGUNG DI LAHAN SAWAH TADAH HUJAN PADA MUSIM KEMARAU DI BANGKALAN Donald Sihombing, Nurul Istiqomah, Wahyu Handayati dan Andi Takdir M. 2 Balai Pengkajian

Lebih terperinci

PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI

PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI PENDUGAAN NILAI DAYA GABUNG DAN HETEROSIS JAGUNG HIBRIDA TOLERAN CEKAMAN KEKERINGAN MUZDALIFAH ISNAINI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Tinggi Tanaman Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh rata-rata tinggi tanaman jagung vareitas bisi-2 pada pengamatan minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-8 disajikan

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rekapitulasi hasil analisis sidik ragam pertumbuhan bibit saninten BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan pemberian pupuk akar NPK dan pupuk daun memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap jenis makhluk hidup termasuk tanaman. Proses ini berlangsung

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1 LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian Blok I Blok II Blok III TS 1 K TS 2 J TS 3 K TS 2 TS 1 J K J TS 3 TS 3 TS 2 TS 1 Keterangan : J : Jagung monokultur K : Kacang tanah monokultur TS 1 :

Lebih terperinci

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik 42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni

Lebih terperinci

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman

Hasil dari tabel sidik ragam parameter tinggi tanaman menunjukkan beda. nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 % (lampiran 8) Hasil rerata tinggi tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Vegetatif Parameter pertumbuhan tanaman terdiri atas tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar tanaman, berat kering tanaman. 1. Tinggi tanaman (cm) Hasil

Lebih terperinci

Tanggap 210 Galur Rekombinan Jagung terhadap Cekaman Kekeringan. R. Neni Iriany, M., Andi Takdir, Marcia B. Pabendon, dan Marsum M.

Tanggap 210 Galur Rekombinan Jagung terhadap Cekaman Kekeringan. R. Neni Iriany, M., Andi Takdir, Marcia B. Pabendon, dan Marsum M. Tanggap 210 Galur Rekombinan Jagung terhadap Cekaman Kekeringan R. Neni Iriany, M., Andi Takdir, Marcia B. Pabendon, dan Marsum M. Dahlan Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi No. 274, Maros,

Lebih terperinci

PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMIS DAN HASIL GALUR HARAPAN JAGUNG KOMPOSIT DI LAHAN KERING PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN

PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMIS DAN HASIL GALUR HARAPAN JAGUNG KOMPOSIT DI LAHAN KERING PROVINSI JAMBI PENDAHULUAN PENAMPILAN KARAKTER AGRONOMIS DAN HASIL GALUR HARAPAN JAGUNG KOMPOSIT DI LAHAN KERING PROVINSI JAMBI Eva Salvia 1, Siti Rosmanah 2, Syafri Edi 1 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi 2 Balai Pengkajian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan proses yang penting dalam siklus kehidupan tanaman. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL 99 PENGARUH JARAK TANAM TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL Effect of Plant Spacing on Yield of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Penelitian yang bertujuan mempelajari pengaruh jarak tanam terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.)

PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.) PENGARUH PEMBERIAN AIR DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt L.) EFFECT OF WATER CONTENT AND COW MANURE ON THE GROWTH AND YIELD OF SWEET

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) Pengaruh Dosis Pupuk Urea dan Macam Varietas (Emmy Hamidah) 105 PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.) Emmy Hamidah Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian A. Tinggi Tanaman Hasil Analisis sidik ragam pada tinggi tanaman terung menunjukan bahwa perlakuan pupuk NPK Pelagi berpengaruh nyata terhadap pertambahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Kualitatif Karakter kualitatif yang diamati pada penelitian ini adalah warna petiol dan penampilan daun. Kedua karakter ini merupakan karakter yang secara kualitatif berbeda

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-

BAB V HASIL PENELITIAN. terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995- 39 BAB V HASIL PENELITIAN Selama penelitian tidak dijumpai adanya permasalahan yang menyebabkan terganggunya pertumbuhan tanaman. Curah hujan dan hari hujan dari tahun 1995-2012 (Lampiran 5). Curah hujan

Lebih terperinci

BAB. IV ABSTRAK. Kata kunci: jagung pulut, komponen hasil, daya gabung umum, daya gabung khusus, dan toleran kekeringan

BAB. IV ABSTRAK. Kata kunci: jagung pulut, komponen hasil, daya gabung umum, daya gabung khusus, dan toleran kekeringan BAB. IV Daya Gabung Karakter Hasil dan Komponen Hasil Galur-galur Jagung Pulut (waxy corn) pada Kondisi Lingkungan Tanpa Cekaman dan Lingkungan Tercekam Kekeringan ABSTRAK Percobaan ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif. menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan hasil sidik ragam IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Vegetatif 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan salah satu parameter pertumbuhan yang menunjukan hasil pertumbuhan pada fase vegetatif. Berdasarkan

Lebih terperinci

STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production

STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN. The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production 47 STUDI TINGGI PEMOTONGAN PANEN TANAMAN UTAMA TERHADAP PRODUKSI RATUN The Study of Cutting Height on Main Crop to Rice Ratoon Production ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tinggi pemotongan

Lebih terperinci

PENAMPILAN FENOTIPIK KARAKTER PENTING PADA GENOTIPE JAGUNG TOLERAN N RENDAH DAN BERUMUR GENJAH DI LAHAN KERING BANTAENG SULAWESI SELATAN

PENAMPILAN FENOTIPIK KARAKTER PENTING PADA GENOTIPE JAGUNG TOLERAN N RENDAH DAN BERUMUR GENJAH DI LAHAN KERING BANTAENG SULAWESI SELATAN PENAMPILAN FENOTIPIK KARAKTER PENTING PADA GENOTIPE JAGUNG TOLERAN N RENDAH DAN BERUMUR GENJAH DI LAHAN KERING BANTAENG SULAWESI SELATAN Ruchjaniningsih dan Muh.Thamrin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL

KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL 35 KARAKTER MORFOLOGI DAN AGRONOMI PADI VARIETAS UNGGUL Morphological and Agronomy Characters Of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari karakter morfologi dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1 Lampiran 1. Bagan Penelitian a Blok I Blok II Blok III V 2 P 0 b V 1 P 1 V c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1 e d V 3 P 1 V 4 P 0 V 3 P 1 V 2 P 1 V 1 P 0 V 2 P 1 V 3 P 0 V 5 P 1 V 5 P 0 V 4 P 1 V 3 P 0 V

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2005 PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN SORGUM ( (L) Moench DAN (Piper) Stafp) YANG MENDAPATKAN KOMBINASI PEMUPUKAN N, P, K DAN CA (The Use Combined Fertilizers of N, P, K and Ca on Growth and Productivity

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian di Rumah Kaca 4.1.1 Tinggi Tanaman Hasil Analisis ragam (Analysis of Variance) terhadap tinggi tanaman jagung (Tabel Lampiran 2-7) menunjukkan bahwa tiga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan

Hasil dan pembahasan. A. Pertumbuhan tanaman. maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan IV. Hasil dan pembahasan A. Pertumbuhan tanaman 1. Tinggi Tanaman (cm) Ukuran tanaman yang sering diamati baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh

Lebih terperinci

HASIL. Tabel 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas aksesi jarak pagar

HASIL. Tabel 2 Pengaruh media terhadap pertumbuhan tajuk dan sistem perakaran pada sebelas aksesi jarak pagar 3 HASIL Respon pertumbuhan tanaman terhadap Media berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, bobot kering akar, panjang akar primer tunggang, panjang akar primer samping, diameter akar primer tunggang,

Lebih terperinci

Penentuan Komposisi Tanaman Induk Jantan dan Betina Terhadap Produktivitas dan Vigor Benih F1 Jagung Hibrida Bima-5

Penentuan Komposisi Tanaman Induk Jantan dan Betina Terhadap Produktivitas dan Vigor Benih F1 Jagung Hibrida Bima-5 Penentuan Tanaman Induk Jantan dan Betina Terhadap Produktivitas dan Vigor Benih F1 Jagung Hibrida Bima-5 Abstrak Sania Saenong dan Rahmawati Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros,

Lebih terperinci

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Prasyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Program

Lebih terperinci

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt)

THE EFFECT OF VARIOUS DOSAGES OF ORGANIC AND ANORGANIC FERTILIZERS ON PLANT GROWTH AND YIELD OF SWEET CORN (Zea mays Saccharata Sturt) JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 3 JULI-2013 ISSN : 2338-3976 PENGARUH BEBERAPA MACAM KOMBINASI PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays Saccharata Sturt)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di UPT Balai Benih Induk (BBI) Palawija Dinas Pertanian Tanjung Selamat, Kecamatan Tuntungan, Kabupaten Deli Serdang Medan,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN Persiapan Lahan Disiapkan lahan dengan panjang 21 m dan lebar 12 m yang kemudian dibersihkan dari gulma. Dalam persiapan lahan dilakukan pembuatan plot dengan 4 baris petakan dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman dosis yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung manis. Rata-rata pertumbuhan tinggi tanaman jagung manis dijelaskan pada Tabel

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN DEPAN... i HALAMAN JUDUL... ii LEMBAR PERSETUJUAN. iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT v UCAPAN TERIMA KASIH vi ABSTRAK viii ABSTRACT. ix RINGKASAN..

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN Jurnal Cendekia Vol 11 Nomor 2 Mei 2013 PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS HARMONY Oleh:

Lebih terperinci

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR Charles Y. Bora 1 dan Buang Abdullah 1.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Timur. Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL Eko Srihartanto et al.: Penerapan Sistem Tanam Jajar PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL Eko Srihartanto 1), Sri Wahyuni

Lebih terperinci

RESPON LIMA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) PADA APLIKASI PYRACLOSTROBIN. RESPONSE OF FIVE MAIZE VARIETIES (Zea mays L.) ON PYRACLOSTROBIN APPLICATION

RESPON LIMA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) PADA APLIKASI PYRACLOSTROBIN. RESPONSE OF FIVE MAIZE VARIETIES (Zea mays L.) ON PYRACLOSTROBIN APPLICATION 80 JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013 RESPON LIMA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) PADA APLIKASI PYRACLOSTROBIN RESPONSE OF FIVE MAIZE VARIETIES (Zea mays L.) ON PYRACLOSTROBIN APPLICATION Adi

Lebih terperinci

RESPON GENOTIPE JAGUNG TERHADAP PERIODE CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE MENJELANG PEMBUNGAAN SAMPAI PENGISIAN BIJI ATAU MASAK FISIOLOGI ABSTRAK

RESPON GENOTIPE JAGUNG TERHADAP PERIODE CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE MENJELANG PEMBUNGAAN SAMPAI PENGISIAN BIJI ATAU MASAK FISIOLOGI ABSTRAK 94 BB VI RESPON GENOTIPE JGUNG TERHDP PERIODE CEKMN KEKERINGN PD FSE MENJELNG PEMBUNGN SMPI PENGISIN BIJI TU MSK FISIOLOGI BSTRK Percobaan yang dilakukan bertujuan mempelajari respon genotipe jagung pada

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Tinggi Tanaman. Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Tinggi Tanaman Hasil penelitian menunjukan berbagai kadar lengas tanah pada stadia pertumbuhan yang berbeda memberikan pengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

II. TINJAUAN PUSTAKA. satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laju Pengisian Biji Laju pengisian biji merupakan laju pertambahan bobot biji tanaman jagung per satuan waktu rata-rata selama periode tertentu. Pengukuran laju pengisian biji

Lebih terperinci

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Jenis Kegiatan Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Persiapan Lahan X Penanaman X Penjarangan X Pemupukan X X Aplikasi Pupuk Hayati X X X X Pembubunan

Lebih terperinci

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41

VI. UBI KAYU. Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi 41 VI. UBI KAYU 6.1. Perbaikan Genetik Sejatinya komoditas ubi kayu memiliki peran cukup penting dalam perekonomian Indonesia. Pada level harga ubi kayu Rp750/kg, maka dengan produksi 25,5 juta ton (tahun

Lebih terperinci

BAHAN METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN BAHAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan penelitian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl, dilaksanakan pada

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) By Muhamad Kalyubi Under supervisied Ir. Jurnawaty Sjofjan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Data penelitian yang diperoleh pada penelitian ini berasal dari beberapa parameter pertumbuhan anakan meranti merah yang diukur selama 3 bulan. Parameter yang diukur

Lebih terperinci

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pranan terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua sesudah padi yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Selain dikonsumsi, jagung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Varietas Kedelai (1) Varietas Burangrang Varietas Burangrang berasal dari segregat silangan alam, diambil dari tanaman petani di Jember, Seleksi lini murni, tiga generasi asal

Lebih terperinci

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan utama. 4.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya tidak diuji

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 14 4.1. Tinggi Tanaman BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil analisis ragam dan uji BNT 5% tinggi tanaman disajikan pada Tabel 1 dan Lampiran (5a 5e) pengamatan tinggi tanaman dilakukan dari 2 MST hingga

Lebih terperinci

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007. 76 Lampiran 1. Deskripsi varietas jagung hibrida Bima3 DESKRIPSI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA BIMA3 Tanggal dilepas : 7 Februari 2007 Asal : Silang tunggal antara galur murni Nei 9008 dengan galur murni Mr14.

Lebih terperinci

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.)

PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.) 378 JURNAL PRODUKSI TANAMAN Vol. 1 No. 4 SEPTEMBER-2013 ISSN: 2338-3976 PENGARUH PENGAPLIKASIAN ZEOLIT DAN PUPUK UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays L. saccharata Sturt.) THE

Lebih terperinci

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK

KACANG HIJAU. 16 Hasil Utama Penelitian Tahun 2013 PERBAIKAN GENETIK KACANG HIJAU PERBAIKAN GENETIK Kacang hijau semakin menjadi pilihan untuk dibudi dayakan, karena secara teknis agronomis efisien terhadap air dibanding padi atau tanaman palawija lain. Masalah utama budi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa

I. PENDAHULUAN. manis dapat mencapai ton/ha (BPS, 2014). Hal ini menandakan bahwa I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau sweet corn ialah salah satu tanaman pangan yang mempunyai prospek penting di Indonesia. Hal ini disebabkan jagung

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Jagung University Farm IPB Jonggol, Bogor. Analisis tanah dilakukan di Laboratorium Tanah, Departemen Tanah, IPB. Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH PENGELOLAAN HARA NITROGEN TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL

PENGARUH PENGELOLAAN HARA NITROGEN TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL 117 PENGARUH PENGELOLAAN HARA NITROGEN TERHADAP HASIL PADI VARIETAS UNGGUL Effects of Nitrogen Management on Yield of Various Types of Rice Cultivars Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari

Lebih terperinci

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara Bahtiar 1), Andi Tenrirawe 2), A.Takdir 2) 1)Balai Pengkajian Teknologi pertanian Sulawesi Utara dan 2)Balai Penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN PERIMBANGAN PEMBENTUKAN ORGAN SOURCE-SINK TANAMAN BABY CORN PADA TLNGKAT PENYIANGAN DAN PEMBERIAN UREA YANG BERBEDA

KAJIAN PERIMBANGAN PEMBENTUKAN ORGAN SOURCE-SINK TANAMAN BABY CORN PADA TLNGKAT PENYIANGAN DAN PEMBERIAN UREA YANG BERBEDA KAJIAN PERIMBANGAN PEMBENTUKAN ORGAN SOURCE-SINK TANAMAN BABY CORN PADA TLNGKAT PENYIANGAN DAN PEMBERIAN UREA YANG BERBEDA Agus Mulyadi Purnawanto dan Oetami D. H. Fakultas Pertanian, Unmuh Purwokerto,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A) IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tanaman 1. Tinggi tanaman Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang mudah untuk diamati dan sering digunakan sebagai parameter untuk mengukur pengaruh dari lingkungan

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) KAJIAN PENAMBAHAN PUPUK KANDANG KAMBING DAN KERAPATAN TANAMAN YANG BERBEDA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt) STUDY OF THE ADDITIONAL GOAT MANURE AND DIFFERENT

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Percobaan Percobaan dilakukan di dusun Dukuh Asem, Kelurahan Sindang Kasih, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka. Pada percobaan ini, digunakan dua varietas bersari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam terhadap pertumbuhan jagung masing-masing menunjukan perbedaan yang nyata terhadap tinggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang ditampilkan pada bab ini terdiri dari hasil pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan selintas terdiri dari curah hujan, suhu udara, serangan

Lebih terperinci